Upload
britanni-hyde
View
207
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PERKEMBANGAN KRIMINOLOGI dan Kebijakan Kepolisian Dalam Penanggulangan Kejahatan. FAROUK MUHAMMAD Guru Besar Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidana pada STIK-PTIK dan UI. - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
FAROUK MUHAMMAD Guru Besar Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidana
pada STIK-PTIK dan UI
Bahan Kuliah Kriminologi Mahasiswa STIK Angkatan 63, Tanggal 18 September 2013. Bahan Kuliah Serupa Pernah Disampaikan Pada Kuliah Umum (Stadium Generale)
Mahasiswa/Sivitas Akademika Dep. Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI dan Mahasiswa STIK, Tanggal 21 Februari 2011.
3
Gambaran Umum (Lap. Bermain)
Masalah (manusia) dlm kehidupan sosial
Kejahatan
Kemiskinan pengangguran
(Perebutan) kekuasaan (indiv./Pok)
Perhatian Akademisi Pakar-2 Sosiologi Univ. Chicago (US)
4
Shaw & Mckay(1920-an)
Statistik kriminilQuetelet & Guerry
(Perancis)
Sutherland
(“Criminology “, 1924)
Perbuatan jahat juga dipelajari melalui proses interaksi simbolik terlebih
dgn orang-2 dekatDIFFERENTIAL ASSOCIATION THEORY
(Social Learning Theory)
Awal Perkembangan
Kota ChicagoProses Industrialisasi/Urbanisasi/
Perub. Sosial Awal Abad XX
Angka kenakln/kej. zona lain < zona transisi (antara kawsn permukmn dan bisnis: perumahan kumuh, kel. perceraian, kelahiran tdk sah, penduduk beraneka, penghasln dan pendidikan rendah & penganggrn)
SOCIAL DISORGANIZATION THEORY
5
Paham Filosofis (Klasik)
● C. Beccaria (“Dei Delitie Dele Pene” )● J. Bentham (an Introduction to the Principles of Morals and Legislation)
PEMBARUAN HK. PIDANA
● Perb. jahat = kehendak bebas (freewill) ● Kalkulasi rasional atas resiko
kerugian/rasa sakit vs manfaat/ kenikmatan.
● Hukuman hrs beri efek jera : - certainty, severity & celerity
KEBIJAKAN : - pemberatan hukuman - penambahan kekuatan polisi
Sistem penghukuman di penjara-2 (Italia dan Inggris) tidak berperikemanusiaan dan tanpa melalui proses perad. yg fair & manusiawi
6
Positivistic
Criminology
(biology, psikology, sociology)
A. Comte (Bapak Sosiologi/Positivis)Evolusi pemikiran : pernyataan-2 teologis/ metafisik positiv/prinsip-2 keilmuan
Paham Positivis
- Prajurit Militer
- Narapidana
C. Lombroso(“L’Uomo Delinquente”)
Dokter tentara Itali
Keabnormalan bawaan (bentuk fisik mempengaruhi
perilaku jahat)
MENENTANG FREEWILL/ DETERRENCE (tingkah laku berdasarkan pertimb. rasionalitas kec. dicegah ancaman yg sesuai hukuman)
7
Brain - Environment Interaction
● Brain = menjembatani lingkungan dan tingkah laku
● Permasalahan t. laku = umumnya sbg akibat hemispheric dysfunction
● Psikopat = tidak mampu : merasa bersalah/empati, memahami definisi dan mematuhi norma sosial (Hare, 1987) - left hemisphere damage cq. frontal & temporal cortical- limbic system (Yeudal, et all, 1982)
● Carrier crim : autonomic nervous system disorders, dominan otak kanan, brain injuries dan temporal frontal damage
Genetic - Environment Interaction
● T. laku = produk interaksi genetik- lingkungan (nature and nurture)
● Family studies: pewarisan/feeblemindedness (Goddard, 1912 ; R. Dugdale,1877)● Twin studies : kembar (T. Bouchard, 1984)● Adoption studies : anak angkat (Hutchings & Mednichk)● Pengaruh genes pada t. laku abnormal :
schizophrenia, depresi, alkoholik, perilaku kriminal (BANYAK PENENTANGAN)
Biological Criminology
Modern Biological Theories
8
T. laku krim. = perilaku mengadaptasi lingk. melalui proses hub. stimuli – respon yg didasarkan atas kalkulasi pain - pleasure
I. Pavlov
- Uji coba anjing : reaksi saraf dan t. laku menangkap makanan ketika dibunyikan bel.
B. F. Skinner
- Uji coba tikus : respon saraf thdp stimuli dari lingk.
Psychological Criminology
● Psychoanalis : Freudian Model
• Manusia : id, ego dan super ego (Personality)• A. Aichhorn : perawatan pelaku kenakalan remaja atas asumsi konflik id, ego, dan super ego
● Teori Perilaku (Behaviorsm) Psikologi “Lockean” : manusia sbg “tabularasa” (tablet kosong)
9
Individual
● Anomie/Strain T : E. Durkheim (1897) dan R. Merton (1938)● Delinquent Subculture T : A. K. Cohen (1955)● Differential Opportunity T : R. Cloward & L. Ohlin (1959)
Lingkungan/Komunitas
● Social Disorg. T : Shaw & Mc. Kay C● Control T : A. J. Reiss (personal & social) (1951) dan I. F. Nye (direct, indirect & internal) (1958)● Containment T : W. Reckkss (1956) ● Social Bonding T : T. Hirschi (1969)● Self-control (General) T : Hirschi & Gottfredson (1990) ● Social Learning T : R. L. Akers (1977)
Structural Functionalist
- Fokus : proses sosialisasi indiv. thdp nilai-2 sosial melalui lembaga-2 sosial (keluarga, sekolah, dll)- Kejahatan/kenakalan = kegagalan menyesuaikan diri dgn nilai-2 sosial setempat (conformity)
Sociological Criminology
10
Lingkungan Dekat● Differential Association : Sutherland (1924) & D. Cressey (1971)● Neutralization T : D. Matza & G. M. Sykes (1961)
Agen-2 Sis. Perad. Pidana ● Labeling T : - F. Tannenbaum (1938) - E. Lemert (1957/61) - H.S. Becker (1963)
Symbolic Interactionist
- Pertukaran dari pengertian simbol yg dikom.kan scr lgsg melalui bahasa, ungkapan-2 verbal/bhs isyarat dan pengaruh interaksi tsb thdp penjatidirian individu- Simbol: bukan fisik/aspek-2 perilaku konkrit nilai/arti dr suatu simbol (locking-glass self = we are/become what we think others think we are)
Soc. Criminology : lanjutan
11
W. Bonger (1876-1940)- Kejahatan /kenakalan/prostitusi/ alcoholism: kondisi ekonomi dlm sistem kapitalis
Group Conflict G. Vold
- Masy. bukan diikat oleh konsensus/ kesepakatan thdp nilais umum- Kumpulan dr Pok-2 yg terikat dlm suatu keseimbangan dinamis dr kpntgn oposisi- Kejahatan/Perilaku menympng = normal (oleh individu yg terperangkap dlm
konflik Pok & Bud.
“Class, State & Crime” R. Quinney- Kejahatan kelas pekerja = sikap pembangkgn thdp sistem kapitalis- Kejahatan kaum kapitalis utk melind. kepentgn (korporasi, penegak hukum & pejabat pem.)
Radical T (Neo- Marxist)1. Taylor, P. Walton2. J. Young: pengaruh eksploitasi/opresi kaum kapitalis yg kuasai mesinII produksi dan mesinII politik & hukum
Critical Crimology
Conflict Theories- Sistem ekonomi kapitalis melahirkan struktur masy.: borjuis vs proletar- Sumber penyebab keseluruhan mslh sosial (K. Marx)
Soc. Criminology : lanjutan
12
Feminis TheoriesK. Daly & M. Chesney-Lind (1988)
● Bersandar pd teori-2 umum (radikal, marxis, labeling, dll)
● Mempersoalkan generalisasi dlm teori-2 krim. yg berlaku serta merta
utk laki-2 & perempuan
● Mencari jawaban mengapa terdpt kecend. pelaku kej. perempuan
lebih sedikit daripada laki-2
● Jumlah anak perempuan lebih banyak daripada laki-2 yg dibawa
pengadilan (melarikan diri dr rumah, bolos, incorrigibility)
• Pejabat penegak hukum laki-2 lbh lunak memperlakukan pelaku kej.
perempuan diband. laki-2
Critical Criminology (Kontemporer)
13
Pengujian EmpirikDoktrin Efek Jera
(1960, an) J. P. Gibs, C. R. Titles, T. G. Chiricos & G. P. Waldo
Indikator Obyektif (factual research)
Memprediksi hub. terbalik jml kej. dgn :
- Arest rate (certainty)
- Rata-2 lama vonis pidana utk kej. tertentu (severity)
Indikator Subyektif (Perceptual Research)
Menanyakan resp. : “sejauhmana kemungkinan tertangkap“ (kalkulasi keyakinannya ttg certainty, severity & celerity)
● Rational Choice T : Perhit. keuntungan yg akan diperoleh vs resiko kemungkinan tertangkap dan hukumannya
(D. B. Cornish dan R. V. Clarke)
● Routine Activities T : Perpaduan pd suatu waktu & tempat : calon pelaku yg termotivasi, target yg menarik dan ketiadaan penjaga yg mampu
(L. Cohen dan M. Filson)
Neo Klasik
14
● Elliot dkk (1985): memadukan strain, control dan social learning dlm mempelajari kenakalan remaja
● Hirschi dan Gottfredson (1990): self-control sbg faktor tunggal (diantara sejmlh faktor yg diterangkan teori lain) yg menerangkan semua perilaku jahat/menyimpang untuk semua teori, suku bangsa dan sepanjang waktu (General T)
● Akers (1989): “conceptual-absorption” menggarisbawahi konsep suatu teori sbg suatu masalah khusus, yg didefinisikan dgn konsep-2 dari teori lain (social bonding, labeling, conflict, anomi dan deterrence)
● Braithwaite (1989): “reintegrative shaming” menyatukan elemen-2 dari teori-2: control, labeling, subcultural, opportunity (strain) dan social learning; bahwa angka kejahatan pd level indiv. dan level agregasi dipengaruhi scr lngsg oleh “shaming”
● C.R. Jeffery (1990): kriminologi harus merupakan ilmu penget. yg inter disiplinaritas yg mencakup ilmu-ilmu biologi dan perilaku (Biologi, Psikologi, Psikiatris, Sosiologi, Ilmu Politik, Ekonomi, dan Antropologi) dan ilmu-2 kebijakan (H. Pidana, Administrasi Publik, Falsafah, Etika dan Sejarah)
● H.D. Barlow (1995): teori-2 yg ada kurang menekankan perbedaan “propensity to commit crime” (tendensi/motivasi) atau perilaku jahat (criminality) dan peristiwa/perbuatan jahat itu sendiri (crime)
Theory Integration
Perkembangan Mutakhir
16
• Pada awal masa jabnya (Juni 2006), Kapolri Jend. Sutanto membuat kebijakan keras (though policy); Pemberantasan Perjudian termasuk Pungli, Illegal Logging, dll.
• Pd tahun-2 awal penerapannya hampir tidak terlihat perjudian secara kasat mata. Artinya, tindakan kepol. yang tegas (certainty) menjamin pencegahan kejahatan.
• Perubahan modus (elektronik) dan lokasi (Malaysia dan Singapura).
• Survey “Dampak Kebijakan Tegas Pemerintah/Pimpinan Polri Terhadap Dinamika Operasional Di Kesatuan Kewilayahan” di 10 Polda yg mencakup Dit. Opsnal, 2 Polwil, 39 Polres, dan 86 Polsek: mengungkap penyusutan pendapatan kesatuan-2 kewil. antara 15% sampai 80% dari sumber tidak resmi selama bulan Juli sampai Agustus 2005, sehingga menimbulkan dampak, a.l. penurunan dinamika ops. dan “slow down” peningkatan peranan biro-biro jasa dan calo serta kecenderungan pengalihan sumber pendapatan dgn memanfaatkan kewenangan dlm penanganan kasus-2 tanpa korban (PTIK cq. Pokja Kajian Masukan & Kebijakan dan Strategi).
PEMBERANTASAN PERJUDIAN
Kebijakan “Judi”
17
2004 2005 2006 2007 2009 2010
Partai
politik
4,4 4,2 4,1 4,0 4,0 3.5
(79%)
Legislatif 4,4 4,0 4,2 4,1 4,4 3.6
(60%)
Kepolisia
n
4,2 4,0 4,2 4,2 - 3.5
(58%)
Lembaga
peradilan
4,2 3,8 4,2 4,1 4,1 3.6(43%)
CORRUPTION PERSEPTION INDEX (GLOBAL CORRUPTION BAROMATER)
Data 2010 : Masih dlm konfirmasiSumber : Transparancy International Indonesia
Kebijakan “Judi”
18
NO. TINDAKAN TAHUN 2008 TAHUN 2009 TAHUN 2010
1 Kasus Ditangani 1591 665 229
2 Pelaku Ditangkap 1291 1513 419
3 Pelaku Ditahan 474 878 356
4 Pelaku Dibina 817 635 63
Tahun 2008 : Ops. Berantas Jaya I 12/03 - 10/04 Ops. Berantas Jaya II 18 - 13/12
Tahun 2009 : Ops. Berantas Jaya 26/06 - 5/07 Ops. Sikat Jaya 19/11 - 20/12
Tahun 2010 : Ops. Berantas Jaya I 30/01 - 12/02 Ops. Berantas Jaya II 20 - 29/05 Ops. Pekat Jaya 8 - 28/11
OPS. PENINDAKAN “PREMAN” POLDA METRO JAYA
Sumber : Biro Ops. Polda Metro Jaya
Kebijakan “Preman”
19
● Landasan teoritik : Crime as a Choice ● Sejumlah riset terhadap “Persistent Thieves” - Bennet & Wright (1984) : 49 % (n=83) tidak memikirkan peluang tertangkap. - Wright & Rossi (1985) : 47 % (n=1038) jarang tdk pernah mempertimb. tertangkap
resikonya dan 72 % tdk khawatir tertangkap. - Feeney (1986): 60 % (n=113) belum pernah berpikir tertangkap dan 17 % memikirkan ttp tdk masalah. - Walsh (1986) : wawancara mendalam terhadap 77 perampok dan 45 pencuri berat
juga tdk pernah memikirkan tertangkap.
“The only thing you’re thingking about in looking and acting and trying not to get caught” (H. D. Barlow, 1955)
● Kebijakan pengendalian kej. yg didasarkan atas interprestasi “Crime as a Choice” umumnya didasarkan atas asumsi bahwa ancaman-2 legal memiliki arti yg konstan pd semua kontek dan situasi. Asumsi tsb tdk berlaku bagi mereka yg melakukan kej. di bwh pengaruh “moods” (depretion/arrogance) serta drugs dan pelaku pembantu. Ancaman-2 pidana legal tdk mempunyai pengaruh efek jera, kecuali dlm hal-2 tertentu.
TINJAUAN AKADEMIS
ATAS KEBIJAKAN MENGHADAPI “PREMAN”
Kebijakan “Preman”
• “Preventive detention does not reduce violent crime” (S.Walker, 1994)
20
PERKEMBANGAN KEJAHATAN JALANAN POLDA METRO JAYA
TAHUN 2008 - 2010
3 0 9 0 22 7 9 1 8 2 6 5 2 9
1 2 5 2 21 3 9 0 61 5 7 9 5
0
1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
3 0 0 0 0
4 0 0 0 0
2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0
L A P O R S E L E S A I
Sumber : Biro Ops. Polda Metro JayaKonfirmasi: Polda Jatim
Kebijakan “Preman”
21
PERKEMBANGAN KEKUATAN PERSONEL POLRITAHUN 2001 - 2011
Sumber : SDE SDM Polri
Kebijakan “Kekuatan”
22
PERKEMBANGAN KEJAHATAN TAHUN 2001 S/D 2010 (Nasional)
Sumber : Sops Polri
Kebijakan “Kekuatan”
187244 184360 196931220886
256543
299168330354 326752
344942 332490
103831 103040 110653 120982146263
180752210538 208824
223282
165314
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
400000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
LaporSelesai
187244 184360 196931220886
256543
299168330354 326752
344942 332490
103831 103040 110653 120982146263
180752210538 208824
223282
165314
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
400000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
23Sumber : Sops Polri
Jenis : pencurian, penggelapan/penipuan, pemerasan dan perampokan.
129096 121573 121133136650
154783 166441 180283 180950 192525 181209
0
50000
100000
150000
200000
250000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
PERKEMBANGAN KEJAHATAN “PROSPERITY” TAHUN 2001 S/D 2010 (Nasional)
Kebijakan
24
33395 3167535492 38652
42148 4514449397 46604 47476 44116
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Sumber : Sops Polri
Jenis : penganiayaan, pembunuhan, ancaman, perkosaan, penculikan, senpi/handak, pengrusakan, peledakan, pembunuhan dan penyerangan Mako Polri.
PERKEMBANGAN KEJAHATAN “VIOLENCE” TAHUN 2001 S/D 2010 (Nasional)
Kebijakan
25
PERKEMBANGAN KEJAHATAN (Kualitatif)
Kebijakan “Kekuatan”
Figur Pelaku:
• “pendekar” “parlente”
• Berkerah biru berkerah putih
Lokus:
• Tempat tinggal tempat usaha/kerja
• Jalan pasar modal
• Kampung/desa antar kota antar negara
Sifat:
• Individual kelompok terorganisir
Jenis:
• Kekayaan negara: korupsi, illegal logging, illegal minning, illegal fishing
• Kekerasan/kemanusiaan antar negara: terrorisme internasional, narkotika, people smugling, fire arms smugling
26
Landasan Teoritik; Deterrence (certainty & celerity) Kansas City Preventive Patrol Experinment (1972-73) A. Proactive Beats: 2 – 3 kali Kuat Pers B. Reactive Beats: tidak ada patroli rutin C. Control Beats: patroli normal
Hasil Eksperimen: - Tingkatan aktivitas patroli tdk pengaruhi jumlah kejahatan atau persepsi publik - Kejahatan tdk bertambah pd B dan tdk berkurang pd A - Publik tdk merasa ada perbedaan atau perub. rasa takut/aman
Konfirmasi: Hasil Kansas dibenarkan di Inggris dan Newark, AS (sedikit mengurangi rasa takut)
“Adding more police officers will not reduce crime” (S. Walker, 1994: Sense and Non-sense About Crime and Drugs)
Tinjauan Akademis Atas Kebijakan Penambahan Kekuatan
Kebijakan “Kekuatan”
27
132 142 147172 167
215 214 207 218239
0
50
100
150
200
250
300
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
PERKEMBANGAN JUMLAH JENDERAL TAHUN 2001 S/D 2010
Sumber : SDE SDM Polri
Kebijakan “Kekuatan”
28
PERKEMBANGAN ALOKASI DUKUNGAN ANGGARAN POLRI TAHUN 2005 S.D. 2012
Sumber : Srenbang Polri
Kebijakan “Kekuatan”
1316
2021
2427
29
39
29
KEBIJAKAN POLMAS
(Skep Kapolri No. Pol. : Skep/737/XI/2005)
Nilai-2Civil Police
POLMAS
(Perpolisian Masy.)
Sbg Falsafah
Merasuk dlm sikap & perilaku setiap anggota Polri dgn menjunjung tinggi nilai-2 sosial/kemanusian dan menampilkan sikap serta saling menghargai antara polisi dgn warga masy. dlm rangka menciptkn kondisi yg menjunjung kelancrn peningktn kualitas hidup masy.
Community Policing
Siskamswakarsa
Siskamling
Sbg Program/Strategi
Model perpolisian yg menekankan kemitraan yg sejajar antara Petugas Polmas dgn masy. lokal dlm menyelesaikan & mengatasi setiap permasalhn sosial yg mengancam kehidpn masy. setempat dgn tujuan mengurangi kej. & rasa takut akan kej. serta meningkatkan kualitas hidup warga setempat.
UNSUR UTAMA : kemitraan dan pemecahan masalah.
Kebijakan Kepolisian
30
•Kegagalan program-2 penanggulangan kej. (Polmas):
“the failure of neighborhoods to integrate themselves into the political, economic and social systems in which they are embeded may account persimoniously for the presence of apparently organized communities that have traditions of high crime and delinquency rates nonetheles” (R.J. Bursik, Jr dan H.G. Grasmick, 1995)
Rekomendasi:
reformulasi pendekatan sistemik atas program penanggulangan kej. (Polmas):• Teraktualisasikan dlm suatu sistem permukiman (kerumahtanggaan) yg memadukan sistem formal dan sistem informal• Pencakupan jaringan hubungan yg menyebar atas aneka Pok-2 masy. setempat• Penjalinan hubungan antara warga dan rukun-2 keluarga masy. setempat dan lembaga-2 publik dan privat tertentu khususnya di wil. kota terkait pendistrib. sumber daya (R.J. Bursik, Jr dan H.G. Grasmick, 1995)
Kebijakan Polmas
Tinjauan Akademis Atas Kebijakan Polmas
(Social Disorganization Theory)
32
PERKEMBANGAN KRIMINOLOGI
● Pemikiran krim. : irrasional rasional : filosofis positivis.
● Sumber/pot. kej. : bentuk fisik keturunan - genes – brain/nerveous system - personality/behaviorism – lingk sosial lingk politik.
● Ruang lingkup/cakupan : Diri/Indivlingk. dekat komunitas masy pem./kebijakan
● Validitas Teori : “No single theory, no single strategy and no single concept” kejahatan.
● Pergeseran Pendekatan : Individual Integral : Interdisciplinary Approach dan Theory Integration “Propensity to commit crime “(criminality) dan “the event of crime” (crime).
Catatan Akhir
33
KEBIJAKAN KEPOLISIAN
Pemberantasan judi/pungli : tidak komprehensif menyelesaikan masalah
(dampak penyalahgunaan kekuasaan/corruption)
Pemberantasan “Preman”
- konseptual :
• Preventive detention does not reduce violent crime.
• Persistent thieves (crime as a choice)
Peran & Kekuatan Kepol.
- Penambahan Kekuatan vs Trend Kej.
(kuantitatif, kualitatif dan perkemb. masy.)
- Peran : Crime prevention – crime control – public service.
- Polisi : Enforcing Law – Solving Social Problems
Polmas :
- Pemahaman : Pemolisian vs Perpolisian
- Kebijakan : Skep 737 /2005 vs Perkap 7/2008
- Implementasi : Kebijakan vs Praktek
- Posisi lembaga : Unit Kepol. vs Pranata Sosial
Catatan Akhir
34
Penambahan kekuatan pers.
Penambahan anggaran
Uji coba program/perub. pendekatan
Manfaat tilang (kecelakaan)
Ancaman hukuman (ancaman pidana/vonis)
Rasio penangkapan (arrest rate)
Polisi pria vs perempuan
Pelaku perempuan
Razia narkoba
Certainty vs serverity (persepsi & fakta)
Polmas (kaitan dgn teori-2)
Kalkulasi untung rugi
Perilaku penjahat tertentu (teror, pembunuhan sadis, dll)
Victimization survey
Aspek moral (Soc. Control, Soc. Bonding, Shaming)
OBYEK PENELITIAN
Catatan Akhir
35
Program Pendidikan : Bagian dari “faculty of social
sciences/sociology” school of crim school of Crim. & CJS.
Manfaat : “putting theory to work” (H. D. Barlow, 1995).
Asosiasi: menyamakan persepsi & langkah utk mempengaruhi
kebijakan.
PERAN MASY. KRIMINOLOGI
Catatan Akhir