10
FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM PERSPEKTF DESAIN PRODUK (FURNITURE) Boike Janus Anshory Staf Program Studi Desain Produk, Podomoro University Email: [email protected] Abstract In the modern era and the development of technology today, there is a tendency of human activity that are faced with the practical cultural phenomenon in the sense of many human activities are permitted to make ends meet. Human activity will be smooth if it is complemented by the completeness of the activities referred to as "Product". Along with the dense community activities and also the traffic situation, especially in urban areas and as well as the lifestyle of consumerism today, in general, people will think and decide on a purpose/desire him to be practical and fast in determining the specific product. There are a variety of needs and human activities, such as trade / school / organization / health / government and so on, of course, will require a product of furniture as the main products to complement the activity within a building. A wide variety of product design and selection of furniture offered by some conventional and modern retail stores, consumers will be free to pick and choose the products that will be purchased in accordance with the visual perception and price instantly. Keywords: The phenomenon, consumerism practical, produk design. Abstrak Dalam era modern dan perkembangan teknologi saat ini, terdapat kecenderungan aktivitas manusia yang dihadapkan pada fenomena budaya praktis yang dalam arti aktivitas manusia banyak dimudahkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Aktivitas manusia akan menjadi lancar jika dilengkapi oleh kelengkapan aktivitas yang disebut sebagai “Product”. Seiring dengan padatnya aktivitas masyarakat dan juga situasi lalu lintas khususnya di daerah perkotaan dan seiring pula dengan gaya hidup konsumerisme saat ini, pada umumnya masyarakat akan berpikir dan memutuskan suatu tujuan/keinginan yang arahnya bersifat praktis dan cepat di dalam menentukan produk tertentu. Kita mengetahui adaberagam kebutuhan dan aktivitas masyarakat, seperti berdagang/sekolah/organisasi/kesehatan/ pemerintahan dan sebagainya, tentunya aktivitas tersebut akan membutuhkan suatu product furniture sebagai produk utama untuk melengkapi aktivitas di dalam suatu bangunan. Banyak ragam dan pilihan design product furniture yang ditawarkan oleh beberapa toko retail konvensional danmodern, konsumen akan leluasa untuk memilih dan menentukan produk yang akan dibeli sesuai dengan persepsi visual dan harga secara instan. Kata kunci: fenomena, konsumerisme praktis, desain produk. 131 Dimensi, Vol.13- No.2, Februari 2017

FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM …

FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM PERSPEKTF DESAIN PRODUK (FURNITURE)

Boike Janus Anshory

Staf Program Studi Desain Produk, Podomoro University

Email: [email protected]

Abstract

In the modern era and the development of technology today, there is a tendency of

human activity that are faced with the practical cultural phenomenon in the sense of

many human activities are permitted to make ends meet. Human activity will be

smooth if it is complemented by the completeness of the activities referred to as

"Product". Along with the dense community activities and also the traffic situation,

especially in urban areas and as well as the lifestyle of consumerism today, in general,

people will think and decide on a purpose/desire him to be practical and fast in

determining the specific product. There are a variety of needs and human activities,

such as trade / school / organization / health / government and so on, of course, will

require a product of furniture as the main products to complement the activity within a

building. A wide variety of product design and selection of furniture offered by some

conventional and modern retail stores, consumers will be free to pick and choose the

products that will be purchased in accordance with the visual perception and price

instantly.

Keywords: The phenomenon, consumerism practical, produk design.

Abstrak

Dalam era modern dan perkembangan teknologi saat ini, terdapat

kecenderungan aktivitas manusia yang dihadapkan pada fenomena budaya

praktis yang dalam arti aktivitas manusia banyak dimudahkan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Aktivitas manusia akan menjadi lancar jika

dilengkapi oleh kelengkapan aktivitas yang disebut sebagai “Product”. Seiring

dengan padatnya aktivitas masyarakat dan juga situasi lalu lintas khususnya

di daerah perkotaan dan seiring pula dengan gaya hidup konsumerisme saat

ini, pada umumnya masyarakat akan berpikir dan memutuskan suatu

tujuan/keinginan yang arahnya bersifat praktis dan cepat di dalam

menentukan produk tertentu. Kita mengetahui adaberagam kebutuhan dan

aktivitas masyarakat, seperti berdagang/sekolah/organisasi/kesehatan/

pemerintahan dan sebagainya, tentunya aktivitas tersebut akan

membutuhkan suatu product furniture sebagai produk utama untuk

melengkapi aktivitas di dalam suatu bangunan. Banyak ragam dan pilihan

design product furniture yang ditawarkan oleh beberapa toko retail

konvensional danmodern, konsumen akan leluasa untuk memilih dan

menentukan produk yang akan dibeli sesuai dengan persepsi visual dan

harga secara instan.

Kata kunci: fenomena, konsumerisme praktis, desain produk.

131

Dimensi, Vol.13- No.2, Februari 2017

Page 2: FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM …

Pendahuluan

Pemahaman Perspektif Global

Dalam era perkembangan pembangunan ekonomi pada saat ini, khususnya di

awal tahun 2017, masyarakat dihadapkan pada suatu kondisi yang bersifat

konsumtif pada segala bidang kehidupan, mulai dari pembangunan yang bersifat

fisik dan non fisik. Dalam hal pembangunan fisik yang paling terlihat jelas adalah

pembangunan kebutuhan primer yang salah satunya biasa kita sebut sebagai

kebutuhan “papan” atau hunian. Akan tetapi dengan keterbatasan lahan yang ada

di beberapa kota besar ada pengkondisian dimana dapat dibangun fasilitas

perumahan yang berkonsep vertikal atau sering disebut “rumah susun”/

apartemen.

Pada awal tahun 1990, disamping tumbuhnya pembangunan perumahan mewah,

gaya hidup masyarakat perkotaan juga telah berkembang ke arah kebutuhan

apartemen/kondominium yang dekat dengan lokasi kerja. Hal ini juga merupakan

fenomena yang bertumbuh di ibu kota Jakarta dan beberapa kota besar yang

mencoba memenuhi kebutuhan gaya hidup para eksekutif dan manajer muda.

Pertumbuhan fasilitas hunian dan perkantoran tersebut juga merambah ke bidang

desain modern yang telah mengantarkan masyarakat Indonesia ke arah gaya

hidup yang merefleksikan masyarakat negara maju. Adanya hubungan antara

manusia (desainer), kebijakan pembangunan, masyarakat, alam, dan dunia

kebendaannya harus dapat bersinergi untuk mengantisipasi dampak sosial yang

sangat rentan pada saat ini.

Dengan adanya kebutuhan masyarakat di dalam usaha untuk memenuhi

kebutuhan papan ini sangat besar seiring dengan kondisi perbaikan ekonomi di

segala bidang. Pembangunan property yang bersifat “landed concept” atau

bangunan rumah sederhana juga banyak ditawarkan di sekitar area Jabodetabek.

Bagi para pemilik unit apartemen, perumahan, perkantoran yang telah memiliki

fisik fasilitas tersebut dapat langsung menggunakannya, dan tentunya untuk

menunjang melengkapi aktivitas yang dibutuhkan di unit atau rumah tersebut di

perlukan suatu produk tertentu yang tepat guna. Jika dicermati dari bisnis produk

furniture dan perlengkapannya, tentu saja hal ini merupakan kesempatan yang

baik untuk menjawab kebutuhan masyarakat didalam memenuhi dan melengkapi

suatu perlengkapan kebutuhan interior. Dapat diasumsikan dalam perhitungan

bisnis, jika dalam satu bangunan apartemen terdapat ratusan unit, maka dapat

diterjemahkan bahwa pemilik unit apartemen atau perkantoran tersebut tidak

akan membiarkan unitnya kosong begitu saja, mereka akan berusaha untuk

melengkapinya dengan menggunakan jasa desainer interior ataupun melakukan

improvisasi sendiri sesuai dengan pemahaman visual desain interior.

132

FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM PERSPEKTIF DESAIN PRODUK

(FURNITURE) (Boike Janus Anshory)

Page 3: FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM …

Skema 1. Unsur-unsur yang mempengaruhi terbangunnya gaya hidup

dan dampaknya terhadap masyarakat (Sumber: Anshory, 2016)

Jika dilihat dari skema diatas dapat diartikan bahwa ada kecenderungan yang

dapat dirasakan oleh masyarakat saat menjadi pelaku dalam aktivitas pola gaya

hidup modern pada saat ini. Kecenderungan gaya modern juga identik dengan

gaya kebendaan yang terjadi pada masing-masing individu dan dirasakan dalam

kehidupan bersosialisasi. Tentu saja apa yang akan dibutuhkan oleh masyarakat

dalam hal pemenuhan produk akan menjadi suatu pola konsumsi instant yang

akan dirasakan. Pola konsumtif tersebut akan ditangkap oleh pelaku bisnis yang

menyediakan semua fasilitas kebutuhan masyarakat di dalam satu area dan

penyediaan produk furniture dengan harga terjangkau, yang pada saat ini banyak

kita jumpai.

Di beberapa kota besar di Indonesia, dapat kita temukan beberapa brand store

furniture yang berada didalam mall ataupun di lokasi landed building tersendiri,

beberapa brand store antara lain : Informa, Ace Hardware, IKEA, dan yang terbaru

di kawasan BSD ada brand Qbig yang baru launching di bulan Desember 2016.

Selain adanya brand store tersebut, masih ada pelaku bisnis furniture yang bersifat

konvensional yang berada didalam suatu kawasan tertentu di suatu daerah,

seperti kawasan Roxy di Jakarta Barat yang terkenal dengan pusat furniture nya.

133

Dimensi, Vol.13- No.2, Februari 2017

Page 4: FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM …

Gambar 1. Brand Store Furniture

(Sumber: Website)

Fenomena konsumerisme jika dihubungkan dengan istilah sosiologi desain harus

dapat dipergunakan dengan cermat, karena berbagai riset yang berkaitan dengan

desain dan fenomena sosial masih terbatas, umumnya masih berkisar tentang gaya

hidup, dampak sosial karya desain, budaya massa, sejarah sosial, komunikasi

sosial, persoalan gender, dan perubahan sosial akibat penggunaan teknologi

khususnya terhadap kebutuhan produk.

Ada banyak cara untuk mendapatkan kebutuhan produk tersebut, salah satunya

yang paling mudah dan banyak pilihan dengan mengunjungi toko furniture atau

store brand furniture yang telah banyak kita lihat di beberapa mall dan kawasan

tertentu. Penawaran dan ragam furniture dan accesories dari toko tersebut sangat

menguntungkan customer untuk menentukan pilihan produk mana yang tepat dan

sesuai budget. Fasilitas yang ditawarkan dari toko atau brand furniture tersebut telah

menjadi tujuan kedua dari para pengunjung mall, yang dapat diartikan customer

akan lebih menikmati waktu luangnya untuk berjalan melihat berbagai ragam

produk yang di display.

Gambar 2. Pusat Penjualan Furniture di Roxy, Jakarta Barat

(Sumber: Website)

134

FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM PERSPEKTIF DESAIN PRODUK

(FURNITURE) (Boike Janus Anshory)

Page 5: FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM …

Ada kecenderungan jika customer sudah berkeliling di dalam area toko atau store

brand furniture tersebut dan sudah menemukan produk yang sesuai dengan

kebutuhan, dapat langsung membeli dengan cepat dan membawa pulang produk

pada saat itu juga. Sebelum menentukan produk yang akan dibeli, customer juga

dapat merasakan, meraba, mengukur produk tersebut apakah sudah sesuai

dengan yang diharapkan. Fasilitas dan kelengkapan produk Furniture yang

terdapat di dalam toko tersebut telah menjadikan suatu solusi instant untuk dapat

segera merealisasikannya sesuai kebutuhan.

Dalam hal ini pola pikir dan perspektif customer untuk menentukan produk yang

akan dibeli secara tidak langsung juga dapat di akomodir dan terwakili didalam

suatu display produk yang telah ditata sedemikian rupa oleh management brand

retail furniture. Hal ini merupakan suatu strategi pihak manajemen toko atau brand

furniture untuk dapat membantu dan memberikan edukasi yang tepat bagi

customer didalam memenuhi dan merealisasikan suatu konsep ambience product

yang sesuai dengan tema ruangan. Diharapkan customer dapat langsung

merasakan dan melakukan simulasi produk pada suatu tema ruangan yang telah

dilengkapi dengan fasilitas product furniture tersebut, selain itu customer juga dapat

langsung melakukan perhitungan biaya yang dibutuhkan dengan melihat price tag

yang sudah menempel pada produk furniture tersebut.

Gambar 3. Label harga yang menempel pada furniture

(Sumber: Website)

Di negara Inggris telah berkembang kajian- kajian sosial yang memiliki keterkaitan

dengan program pembangunan dan perubahan sosial, salah seorang tokohnya

adalah LR Hobhouse (1864-1929). Hobhouse kemudian dikenal sebagai seorang

pelopor psikologi sosial karena banyak kajiannya yang berkaitan dengan kondisi

psikologis dan kehidupan sosial masyarakat. Dalam hal ini masyarakat perkotaan

dihadapkan pada situasi yang mau tak mau diharuskan mengikuti perkembangan

teknologi dan pembangunan, tentunya hal tersebut akan membawa dampak sosial

bagi masyarakat. Masyarakat perkotaan akan merasakan suatu pengkondisian

fenomena sosial yang mempunyai arah dan terbentuk suatu situasi yang disebut

135

Dimensi, Vol.13- No.2, Februari 2017

Page 6: FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM …

dinamika sosial masyarakat. Bagi masyarakat yang tidak dapat mengikuti

keadaan ini tentu saja akan berdampak kurang menguntungkan dan tidak akan

berkembang. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi pada saat ini secara otomatis

akan mendorong daya beli masyarakat secara bertahap sesuai dengan

kapasitasnya. Barang-barang hasil industri khususnya produk furniture dan juga

gencarnya pemakaian iklan mengenai produk tersebut, akan memunculkan suatu

pergeseran dalam selera dan gaya hidup masyarakat secara keseluruhan dengan

konteks orientasi nilai-nilai populer dari aneka desain produk yang ada. Apakah

hal tersebut dapat dikatakan sebuah fenomena budaya konsumerisme praktis ?

Pembahasan

Masalah desain di negara berkembang merupakan masalah yang meliputi

berbagai fenomena aktivitas manusia sehari-hari. Demikian pula bobot

permasalahnnya dapat disimak dari berbagai strata sosial yang ada, hierarki

sosial, maupun sistem nilai yang menyertainya. (Agus Sachari,2002 : 13a)

Ada kondisi yang saling diuntungkan dengan sistem nilai yang mengarah ke

fenomena budaya konsumerisme ini, antara lain adalah: produsen, penjual dan

konsumen. Dari sisi produsen tentunya akan terbantu didalam melakukan

development product design yang akan menentukan biaya dan efektivitas produksi

dapat dihemat dengan konsep desain yang bersifat simple, minimalis, modern

konsep dan menarik secara ragam tampilan visual. Tentu saja efektifitas tersebut

akan memberikan added value dalam hal harga jual produk lebih terjangkau untuk

customer.

Gambar 4. Kemudahan mendapatkan furniture di dalam satu lokasi

(Sumber: Website)

Dari sisi brand retail akan terus melakukan development marketing yang lebih

menarik dari sisi kemudahan konsumen untuk memilih dan menentukan ragam

produk yang akan dipilih dan dibeli, juga diimbangi dengan fasilitas penunjang

untuk memberikan kenyamanan konsumen jika berada didalam area toko

tersebut. Target pemilik brand retail adalah bagaimana caranya agar konsumen

136

FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM PERSPEKTIF DESAIN PRODUK

(FURNITURE) (Boike Janus Anshory)

Page 7: FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM …

dapat menentukan produk yang dipilih dengan adanya fasilitas yang dapat

mengakomodir kebutuhan konsumen. Dari sisi konsumen, tentunya akan

menentukan toko atau brand retail mana yang akan dikunjungi untuk membeli

produk yang dibutuhkan. Konsumen berharap dapat menemukan pilihan produk

didalam suatu toko yang pelayanannya secara praktis dan lengkap dapat

memberikan beberapa ragam produk. Efisiensi waktu konsumen akan sangat

terbantu dengan adanya penawaran dari beberapa store brand furniture tersebut.

Melihat fenomena yang sering terjadi saat ini, ada satu pemahaman yang di

hadapkan pada perilaku sosial masyarakat akan terbentuk secara natural karena

adanya impact dari pembangunan sarana dan prasarana di berbagai bidang bisnis

yang terjadi di kota besar. Dalam pemahaman sosial hal tersebut dapat berjalan

bertahap sesuai dengan perkembangan pembangunan di beberapa kota besar di

Indonesia, dan juga akan mempengaruhi dinamika sosial masyarakat dalam hal

konsumerisme yang secara tak sadar sudah terbentuk fenomena tersebut dari hari

ke hari, memunculkan suatu sikap psikologis yang dapat disebut sebagai

mentalitas masyarakat modern. Sikap dan perilaku masyarakat terhadap

lingkungan modern inilah yang menimbulkan suatu gambaran budaya

konsumerisme yang dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara yang cepat dan

instant, dapat menghemat waktu adalah hal yang sangat penting pada kondisi saat

ini.

Skema 2. Kajian Sosiologi Desain dan kaitannya dengan fenomena perilaku sosial

(Sumber: Anshory, 2016)

Gaya hidup modern masyarakat perkotaan di Indonesia, telah mengalami

beberapa tahapan proses pemantapan (ketergantungan) sejalan dengan

perkembangan ekonomi dari berbagai bidang dan percepatan informasi

kebudayaan dunia yang mempengaruhinya. Demikian pula dengan

perkembangan nilai-nilai estetik produk yang telah menjadi kebudayaan massa

137

Dimensi, Vol.13- No.2, Februari 2017

Page 8: FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM …

juga telah mengalami pemantaban yang tak terpisahkan dari cita rasa masyarakat

modern. Pertanyaan berikutnya yang akan timbul adalah apakah hal tersebut akan

berlaku juga buat masyarakat yang jauh dari kehidupan perkotaan? Tentu saja

harus dapat dipisahkan pemahaman antara budaya industri yang banyak

dilakukan di kota besar dan budaya daerah yang sebagian besar masih banyak

tersebar di seluruh wilayah Indonesia

Dari beberapa penjelasan diatas, terdapat konteks ekonomi yang secara tidak

sadar masyarakat telah masuk kedalam fenomena konsumerisme ini. Ada suatu

pemahaman dalam tuntutan aktualisasi diri yang tidak selalu identik dengan pola

gaya hidup mewah, kerap tidak dapat diikuti oleh kemampuan ekonomis yang

memadai, dan jika dihubungkan dengan konteks pemenuhan kebutuhan produk

furniture maka masyarakat perkotaan dihadapkan pada suatu jalan pintas untuk

memperoleh produk furniture tersebut dengan harga yang terjangkau, tetapi juga

dapat memenuhi kriteria produk furniture yang diinginkan. Fenomena tersebut

dapat juga diartikan sebagai suatu jawaban atas beberapa keinginan customer

yang ingin mendapat perlengkapan furniture dengan harga terjangkau.

Gambar 5. Loose Furniture dengan inovasi desain minimalis tetapi

eye catching yang di kemas dalam warna, harga terjangkau

(Sumber: Website)

138

FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM PERSPEKTIF DESAIN PRODUK

(FURNITURE) (Boike Janus Anshory)

Page 9: FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM …

Kondisi perekonomian Indonesia saat ini dapat dikatakan masih belum seutuhnya

membaik, akan tetapi dalam menjawab kebutuhan tersebut, para produsen

produk furniture juga harus dapat menangkap peluang untuk dapat berkontribusi

kepada masyarakat yang membutuhkan, selain itu industri produk furniture juga

dapat memberdayakan masyarakat untuk bekerja di perusahaan.

Kesimpulan

Fenomena budaya konsumerisme praktis sebenarnya adalah sebuah pemahaman

yang timbul atas dasar kondisi dimana masyarakat pada era saat ini dihadapkan

pada suatu tatanan kehidupan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan

primer dan sekunder. Adapun pada kebutuhan primer yang salah satunya berupa

papan tentunya akan menunjang aktivitas sosial dan profesi yang mutlak

diperlukan secara cepat dan tepat. Opini konsumerisme menjadi luas

pemahamannya pada saat pelaku bisnis produk barang jadi khususnya furniture

yang dapat menyediakan fasilitas dan ragam produk secara lengkap pada satu

tempat (showroom), dan dapat bersamaan pula dengan pertumbuhan

pembangunan fisik perumahan, apartemen, office atau public facilites lainnya yang

sedang berpacu menawarkan produk papan kepada masyarakat yang

membutuhkan.

Sehingga terdapat dua kondisi dimana ada demand and supply yang saling

berinteraksi pada satu dasawarsa dipenghujung tahun ini. Hal ini dapat disebut

sebagai fenomena budaya konsumerisme praktis dalam pemenuhan kebutuhan

desain produk furniture, sejalan dengan hal tersebut ada pemahaman yang

mengarah ke sebuah trend gaya hidup masyarakat baik di kawasan kota besar dan

kawasan pendukung daerah terluar dari kota besar. Aktifitas masyarakat

perkotaan yang padat membuat kondisi dimana waktu adalah sangat berharga,

sehingga untuk memenuhi kebutuhan produk tertentu akan terkondisikan

dimana customer akan mencari suatu tempat yang menjual ragam produk lengkap

dalam satu area dengan harga yang terjangkau. Efisiensi dalam segala aspek akan

terjawab dengan munculnya beberapa retail store furniture pada saat ini.

Pemakaian kalimat “Fenomena” secara tidak langsung akan terbaca dan terbentuk

dengan sendirinya jika terjadi kondisi dimana masyarakat yang dihadapkan pada

besarnya permintaan kebutuhan produk dan pihak produsen harus dapat

mengimbangi dalam proses produksi produk baru yang mempunyai nilai inovasi.

Pihak produsen juga mempunyai peran besar di dalam memberikan

partisipasinya untuk menjawab fenomena konsumerisme pada saat ini dan

diharapkan dapat terjadi keseimbangan kehidupan sosial yang lebih baik.

***

139

Dimensi, Vol.13- No.2, Februari 2017

Page 10: FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM …

Referensi

Sachari, Agus. 2002. Sosiologi Desain. Penerbit: Institut Teknologi Bandung.

Susilo, Budi. 1994. Mentalitas Dalam Pembangunan Masyarakat Modern.

Kanisius: Yogyakarta.

Syarief, Achmad Drs.1980. Pengantar Kajian Desain dan Gaya Hidup.

Urban, Glen L. Hauser, Iohn R. 1980. Design and Marketing of New Products.

140

FENOMENA BUDAYA KONSUMERISME PRAKTIS DALAM PERSPEKTIF DESAIN PRODUK

(FURNITURE) (Boike Janus Anshory)