Upload
yuni-shara-simanjuntak
View
7
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kultur khamir
Citation preview
Materi 1
Penentuan Fase Logaritmik Khamir Laut
Khamir adalah organisme eukariota, uniseluler, heterototrof, yang termasuk dalam
kingdom Eumycota dan keberadaanya tersebar pada berbagai habitat. Salah satu habitat
khamir adalah perairan. Khamir dapat ditemukan pada perairan tawar, perairan
mangrove, maupun perairan laut. Biodiversitas atau keanekaragaman khamir di dunia
belum banyak diketahui, terutama pada habitat perairan laut dan mangrove (Retno, 2008).
Khamir Laut (marine yeast) atau lebih dikenal dengan ragi laut merupakan
mikroorganisme yang diisolasi dari laut lalu dikembangkan untuk menghasilkan massa sel.
Proses kultur khamir laut, ini dapat dimulai dengan mengisolasi mikroorganisme tersebut
dari laut untuk kemudian ditumbuhkan dalam media. Fungsi khamir adalah membantu
proses fermentasi pakan dan sebagai penambah sumber protein yang dapat memberikan
respon positif (Sugoro, 2006).
Menurut Noverita (2009) khamir merupakan kelompok mikroorganisme yang
termasuk filum Fungi. Kehadiran mikroorganisme di lingkungan terutama di perairan dapat
bersifat menguntungkan, karena kemampuannya dalam merombak senyawa organik
komplek menjadi senyawa sederhana yang sangat dibutuhkan tanaman sebagai sumber
nutriennya. Fungsi lain dari fungi adalah menghasilkan berbagai jenis enzim, vitamin,
hormon tumbuh, asam-asam organik dan antibiotik. Sementara itu dari segi merugikan,
kehadiran fungi ini dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang membahayakan bagi
organisme lain terutama manusia.
Toleransi khamir laut untuk hidup sangat luas, yaitu pada pH 2-11 dan suhu 20-45°C.
Selama pertumbuhannya, sel khamir menghasilkan senyawa seperti nukleotida, asam
amino, faktor tumbuh yang belum teridentifikasi (unidentified growth factor), yang
menstimulir pertumbuhan dan enzim. Khamir mengandung vitamin B kompleks (thiamin,
riboflavin, nicotinat dan biotin). Sebagai sumber protein, khamir memiliki keunggulan, yaitu:
laju pertumbuhan tinggi, dapat tumbuh pada media sederhana tanpa membutuhkan bahan-
bahan tambahan yang mahal, mampu tumbuh pada kepadatan sel yang tinggi, tetap tumbuh
dalam kultur secara sinambung, daya cerna tinggi, kandungan nutrisi tinggi, tidak bersifat
racun, mudah diperoleh dan tidak berdampak negatif (Febriani, 2006).
Daftar Pustaka
Febriani, Mivida. 2006. Subsitusi Protein Hewani Dengan Tepung Kedelai Dan
Khamir Laut Untuk Pakan Patin (Pangasius sp.) Dan Kerapu Tikus
(Cromileptes altivelis). Jurnal Perikanan VIII (2) hlm. 169-176. ISBN:
0853-6384.
Noverita. 2009. Identifikasi Kapang Dan Khamir Penyebab Penyakit Manusia
Pada Sumber Air Minum Penduduk Pada Sungai Ciliwung Dan Sumber
Air Sekitarnya. Fakultas Biologi Universitas Nasional. Vol. 02 No. 2
Retno, E.A. 2008. Identifikasi Khamir dari Perairan Mangrove dan Laut
Cagar Alam Pulau Rambut Berdasarkan Daerah Internal
Transcibed Spacer (ITS). Depok: Universitas Indonesia
Sugoro. 2006. Pertumbuhan Khamir Pada Tapioka Iradiasi. Jurnal Imiah
Aplikasi Isotop dan Radiasi vol. 2 no. 1 Juni. UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta. ISSN 1907-0322.