3
Materi 1 Penentuan Fase Logaritmik Khamir Laut Khamir adalah organisme eukariota, uniseluler, heterototrof, yang termasuk dalam kingdom Eumycota dan keberadaanya tersebar pada berbagai habitat. Salah satu habitat khamir adalah perairan. Khamir dapat ditemukan pada perairan tawar, perairan mangrove, maupun perairan laut. Biodiversitas atau keanekaragaman khamir di dunia belum banyak diketahui, terutama pada habitat perairan laut dan mangrove (Retno, 2008). Khamir Laut (marine yeast) atau lebih dikenal dengan ragi laut merupakan mikroorganisme yang diisolasi dari laut lalu dikembangkan untuk menghasilkan massa sel. Proses kultur khamir laut, ini dapat dimulai dengan mengisolasi mikroorganisme tersebut dari laut untuk kemudian ditumbuhkan dalam media. Fungsi khamir adalah membantu proses fermentasi pakan dan sebagai penambah sumber protein yang dapat memberikan respon positif (Sugoro, 2006). Menurut Noverita (2009) khamir merupakan kelompok mikroorganisme yang termasuk filum Fungi. Kehadiran mikroorganisme di lingkungan terutama di perairan dapat bersifat menguntungkan, karena kemampuannya dalam merombak senyawa organik komplek menjadi senyawa sederhana yang sangat dibutuhkan tanaman sebagai sumber nutriennya. Fungsi lain dari fungi adalah menghasilkan berbagai jenis enzim, vitamin, hormon tumbuh, asam-asam organik dan antibiotik. Sementara itu dari segi merugikan, kehadiran fungi ini dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang membahayakan bagi organisme lain terutama manusia. Toleransi khamir laut untuk hidup sangat luas, yaitu pada pH 2- 11 dan suhu 20-45°C. Selama pertumbuhannya, sel khamir menghasilkan senyawa seperti nukleotida, asam amino, faktor tumbuh yang belum teridentifikasi (unidentified growth factor), yang menstimulir pertumbuhan

ferment khamir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kultur khamir

Citation preview

Page 1: ferment khamir

Materi 1

Penentuan Fase Logaritmik Khamir Laut

Khamir adalah organisme eukariota, uniseluler, heterototrof, yang termasuk dalam

kingdom Eumycota dan keberadaanya tersebar pada berbagai habitat. Salah satu habitat

khamir adalah perairan. Khamir dapat ditemukan pada perairan tawar, perairan

mangrove, maupun perairan laut. Biodiversitas atau keanekaragaman khamir di dunia

belum banyak diketahui, terutama pada habitat perairan laut dan mangrove (Retno, 2008).

Khamir Laut (marine yeast) atau lebih dikenal dengan ragi laut merupakan

mikroorganisme yang diisolasi dari laut lalu dikembangkan untuk menghasilkan massa sel.

Proses kultur khamir laut, ini dapat dimulai dengan mengisolasi mikroorganisme tersebut

dari laut untuk kemudian ditumbuhkan dalam media. Fungsi khamir adalah membantu

proses fermentasi pakan dan sebagai penambah sumber protein yang dapat memberikan

respon positif (Sugoro, 2006).

Menurut Noverita (2009) khamir merupakan kelompok mikroorganisme yang

termasuk filum Fungi. Kehadiran mikroorganisme di lingkungan terutama di perairan dapat

bersifat menguntungkan, karena kemampuannya dalam merombak senyawa organik

komplek menjadi senyawa sederhana yang sangat dibutuhkan tanaman sebagai sumber

nutriennya. Fungsi lain dari fungi adalah menghasilkan berbagai jenis enzim, vitamin,

hormon tumbuh, asam-asam organik dan antibiotik. Sementara itu dari segi merugikan,

kehadiran fungi ini dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang membahayakan bagi

organisme lain terutama manusia.

Toleransi khamir laut untuk hidup sangat luas, yaitu pada pH 2-11 dan suhu 20-45°C.

Selama pertumbuhannya, sel khamir menghasilkan senyawa seperti nukleotida, asam

amino, faktor tumbuh yang belum teridentifikasi (unidentified growth factor), yang

menstimulir pertumbuhan dan enzim. Khamir mengandung vitamin B kompleks (thiamin,

riboflavin, nicotinat dan biotin). Sebagai sumber protein, khamir memiliki keunggulan, yaitu:

laju pertumbuhan tinggi, dapat tumbuh pada media sederhana tanpa membutuhkan bahan-

bahan tambahan yang mahal, mampu tumbuh pada kepadatan sel yang tinggi, tetap tumbuh

dalam kultur secara sinambung, daya cerna tinggi, kandungan nutrisi tinggi, tidak bersifat

racun, mudah diperoleh dan tidak berdampak negatif (Febriani, 2006).

Page 2: ferment khamir

Daftar Pustaka

Febriani, Mivida. 2006. Subsitusi Protein Hewani Dengan Tepung Kedelai Dan

Khamir Laut Untuk Pakan Patin (Pangasius sp.) Dan Kerapu Tikus

(Cromileptes altivelis). Jurnal Perikanan VIII (2) hlm. 169-176. ISBN:

0853-6384.

Noverita. 2009. Identifikasi Kapang Dan Khamir Penyebab Penyakit Manusia

Pada Sumber Air Minum Penduduk Pada Sungai Ciliwung Dan Sumber

Air Sekitarnya. Fakultas Biologi Universitas Nasional. Vol. 02 No. 2

Retno, E.A. 2008. Identifikasi Khamir dari Perairan Mangrove dan Laut

Cagar Alam Pulau Rambut Berdasarkan Daerah Internal

Transcibed Spacer (ITS). Depok: Universitas Indonesia

Sugoro. 2006. Pertumbuhan Khamir Pada Tapioka Iradiasi. Jurnal Imiah

Aplikasi Isotop dan Radiasi vol. 2 no. 1 Juni. UIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta. ISSN 1907-0322.