27
1 Laporan Skill Lab Family Folder Blok 26 Yogie Rinaldi 102011213/ A1 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna Utara no. 6, Jakarta 11510 Email: [email protected] Pendahuluan Rabu, 22 Juli 2015, saya berserta kelompok Family Folder 01 diberi tugas melakukan kunjungan rumah pasien Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat didampingi dosen pembimbing kami Dr. William. Family Folder merupakan dokumen lengkap suatu keluarga terutama dalam hubungannya dengan derajat kesehatan. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor utama menurut Blum, keempat faktor tersebut adalah genetik, pelayanan kesehatan, perilaku manusia, dan lingkungan. a) Factor genetik: Paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau masyarakat. b) Faktor pelayanan kesehatan: Ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan yang berkualitas akan berpengaruh pada derajat kesehatan masyarakat. c) faktor perilaku: di negara berkembang faktor ini paling besar pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan atau masalah kesehatan masyarakat. Perilaku individu atau kelompok masyarakat yang kurang sehat juga akan berpengaruh pada faktor lingkungan yang memudahkan timbulnya suatu penyakit. d) faktor lingkungan: lingkungan yang terkendali akibat sikap

DocumentFF

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Blok 26

Citation preview

Page 1: DocumentFF

1

Laporan Skill Lab Family Folder Blok 26Yogie Rinaldi

102011213/ A1

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan

Terusan Arjuna Utara no. 6, Jakarta 11510

Email: [email protected]

Pendahuluan

Rabu, 22 Juli 2015, saya berserta kelompok Family Folder 01 diberi tugas melakukan

kunjungan rumah pasien Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

didampingi dosen pembimbing kami Dr. William. Family Folder merupakan dokumen

lengkap suatu keluarga terutama dalam hubungannya dengan derajat kesehatan. Derajat

kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor utama menurut Blum, keempat faktor tersebut

adalah genetik, pelayanan kesehatan, perilaku manusia, dan lingkungan. a) Factor

genetik: Paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau masyarakat. b)

Faktor pelayanan kesehatan: Ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, tenaga

kesehatan, pelayanan kesehatan yang berkualitas akan berpengaruh pada derajat

kesehatan masyarakat. c) faktor perilaku: di negara berkembang faktor ini paling besar

pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan atau masalah kesehatan masyarakat. Perilaku

individu atau kelompok masyarakat yang kurang sehat juga akan berpengaruh pada faktor

lingkungan yang memudahkan timbulnya suatu penyakit. d) faktor lingkungan:

lingkungan yang terkendali akibat sikap hidup dan perilaku masyarakat yang baik akan

menekan berkembangnya masalah kesehatan.

Makalah ini dibuat dengan tujuan mengkaji dan membahas penyakit hipertensi dan

asam urat pada masyarakat dan kaedah tatalaksana terhadap penyakit tersebut dengan

berbasiskan pendekatan kedokteran keluarga. Kedokteran keluarga adalah dokter praktek

umum yang dalam prakteknya melayani pasien menerapkan prinsip-prinsip kedokteran

keluarga. Kompetensi dokter keluarga tercermin dalam profile the five stars doctor.

Pelayanan kedokteran yang menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga meliputi:

komprehensif (pelayanan kedokteran yang menyeluruh/integral yaitu meliputi usaha

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dengan mengutamakan pencegahan,

kontinyu (dalam proses dan waktu), kolaboratif dan koordinatif dengan pasien dalam

Page 2: DocumentFF

2

menentukan keputusan untuk kepentingan pasien, berdasarkan evidence based medicine

misalnya dengan cara mengikuti seminar/pendidikan kedokteran berkelanjutan. Pasien

yang dilayani adalah peribadi/perorangan seutuhnya (bio-psiko-sosial) yang unik serta

harus dipandang sebagai satu kesatuan dengan keluarganya dalam segala aspek

(keturunan, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, keamanan dan

lingkungannya). Pelayanan dokter keluarga menunjang setiap orang sadar, mau dan

mampu hidup sehat dalam arti sejahtera jasmani, rohani dan sosial yang memungkinkan

setiap orang bekerja produktif secara sosial dan ekonomi (UU no. 23/92 tentang

kesehatan).

Seorang dokter berkompetensi dengan profil yang direkomendasikan WHO yaitu

‘five stars doctor’ yang dijabarkan sebagai berikut:

Health provider: Memberikan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan pasien

sebagai manusia yang utuh (holistic) baik individu, maupun sebagai bagian integral

keluarga dan masyarakat, layanan berkualitas, menyeluruh, berkesinambungan dan

layanan secara perseorangan jangka panjang dan hubungan saling percaya.

Decision maker: Mampu membuat keputusan secara ilmiah berkaitan dengan

pemeriksaan, pengobatan, dan penggunaan teknologi tepat guna sesuai dengan

harapan pasien, etis, pertimbangan cost effective dan adanya kemungkinan layanan

yang terbaik.

Communicator: Mampu menjelaskan dan memberikan nasehat untuk berperilaku

sehat dengan cara yang efektif sehingga kelompok atau individu dapat meningkatkan

dan melindungi kesehatan mereka.

Community leader: Sebagai orang yang dipercaya oleh masyarakat ditempat

bekerjanya, dan dapat mempersatukan kebutuhan-kebutuhan akan kesehatan baik

pada perseorangan maupun kelompok, melakukan sesuatu dengan mengatasnamakan

masyarakat.

Manager: Dapat bekerja sacara harmonis dengan individu dan organisasi baik di

dalam maupun diluar system kesehatan untuk mempertemukan kebutuhan pasien

secara individu dan masyarakat, menggunakan data-data kesehatan secara tepat.

Prinsip pokok dari dokter keluarga adalah untuk dapat menyelenggarakan pelayanan

kedokteran menyeluruh. Oleh karena itu perlu diketahui berbagai latar belakang pasien

Page 3: DocumentFF

3

yang menjadi tanggungannya. Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan seperti itu

diperlukan adanya kunjungan rumah. Manfaat yang didapatkan dari kunjungan ke rumah

pasien antara lain:

1. Meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien

2. Meningkatkan hubungan dokter pasien

3. Menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien

Manfaat kunjungan ke puskesmas dan bertemu sendiri dengan pasien adalah agar

mahasiswa dapat mengaplikasikan sendiri praktek pendekatan kedokteran keluarga.

Latar Belakang

Saat ini umumnya masih banyak gaya hidup masyarakat yang masih belum

memahami tentang pentingnya kesehatan. Mereka pada umumnya mengkonsumsi segala

jenis makanan, seperti : makanan tinggi lemak dan kolesterol tanpa diimbangi dengan

olahraga atau aktifitas fisik untuk membakar lemak dan gaya hidup yang salah, seperti :

kebiasaan merokok dan minum - minuman keras ataupun mengkonsumsi narkoba yang

kesemuanya itu dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi kesehatan. Diantara

masalah kesehatan tersebut akan mengakibatkan timbulnya penyakit Asam Urat, Diabetes

Mellitus, Jantung, Hipertensi, Ginjal dan sebagainya. Hipertensi dan asam urat

merupakan penyakit yang paling sering terjadi di masyarakat yang dikarenakan pola

makan yang tidak baik, seperti makan tinggi lemak dan kolesterol. Penyakit ini jika tidak

ditangani dengan baik serta tidak mengubah pola makan akan menyebabkan berbagai

macam komplikasi, seperti stroke dan penyakit jantung koroner. Metode yang dipakai

untuk meninjau kasus hipertensi dan asam urat ini adalah dengan observasi kerumah-

rumah pasien yang terdaftar dalam data Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan.

Definisi

1. Hipertensi sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140

mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.1 Menurut WHO, penyakit hipertensi

merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan

atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg.2

2. Asam Urat atau Gout merupakan kelompok penyakit heterogen sebagai akibat

deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di

Page 4: DocumentFF

4

dalam cairan ekstraseluler.3

Klasifikasi

1. Hipertensi

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan

darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi

derajat I, dan derajat II.1

Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal < 120 < 80

Prahipertensi 120 – 139 80 – 89

Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99

Hipertensi derajat 2 >160 >100

Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 72

2. Asam Urat

Kriteria Klasifikasi Gout Akut4

Ditemukan kristal urat yang karakteristik dalam cairan sendi.

Tofus yang terbukti mengandung kristal urat dengan cara kimia atau mikroskop

polarisasi.

Ditemukan 6 hingga 12 fenomena klinis, laboratories dan radiologis

1. Inflamasi maksimal terjadi dalam waktu 1 hari

2. Melebihi 1 kali serangan arthritis akut.

3. Serangan arthritis monoartikular

4. Sendi yang terkena berwarna kemerahan

5. Nyeri atau bengkak pada sendi metatarsalphalanges (MTP-1)

6. Serangan unilateral yang melibatkan sendi MTP-1

Page 5: DocumentFF

5

7. Serangan sendi unilateral yang melibatkan sendi tarsal

8. Dugaan adanya tofus

9. Hiperurikemia

10. Pada foto sinar-x tampak pembengkakan tidak simetris di antara sendi, tampak

kista sucortical tanpa erosi.

11. Hasil negatif pada kultur cairan sendi untuk mikroorganisme

Etiologi

1. Hipertensi

Pada 90-95% orang mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi esensial) yang

sebabnya tidak diketahui yang ditingkatkan oleh gaya hidup yang kurang aktif, merokok,

berat badan berlebih, diet tinggi lemak, konsumsi alcohol dan stress.1 Pada 5-10% orang

(hipertensi sekunder) mempunyai penyakit lain yang mendasari menyebabkan tingginya

tekanan darah dan memerlukan pengobatan segera.2

Terdapat faktor-faktor risiko yang berperan dalam hipertensi. Faktor resiko yang dapat

diubah dan tidak dapat diubah.

Faktor-Faktor yang dapat diubah termasuk gaya hidup, antara lain :

Merokok dan konsumsi alkohol yang berlebih

Kurang aktivitas fisik dan kelebihan berat badan

Diet tinggi lemak

Asupan garam berlebih

Faktor-Faktor yang tidak dapat diubah, antara lain :

Riwayat keluarga dengan hipertensi

Usia > 45 tahun pada pria dan >55 tahun pada wanita

Etnik / suku bangsa

2. Asam Urat

Faktor-faktor yang berpengaruh sebagai penyebab gout adalah:3

a. Faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah keluarga

b. Meningkatnya kadar asam urat karena diet tinggi protein dan makanan kaya senyawa

Page 6: DocumentFF

6

purin lainnya.

c. Konsumsi alkohol berlebih, karena alkohol merupakan salah satu sumber purin yang

juga dapat menghambat pembuangan urin melalui ginjal.

d. Hambatan dari pembuangan asam urat karena penyakit tertentu, terutama gangguan

ginjal. Pasien disarankan meminum cairan dalam jumlah banyak. Minum air

sebanyak 2 liter atau lebih tiap harinya membantu pembuangan urat, dan

meminimalkan pengendapan urat dalam saluran kemih.

e. Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat, terutama diuretika

(furosemid dan hidroklorotiazida)

f. Faktor lain seperti stress, diet ketat, cidera sendi, darah tinggi dan olahraga berlebihan

Epidemiologi

1. Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena

dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun Negara

berkembang. Menurut survey yang dilakukan oleh Word Health Organization (WHO)

pada tahun 2000, jumlah penduduk dunia yang menderita hipertensi untuk pria sekitar

26,6% dan wanita sekitar 26,1% dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan

meningkat menjadi 29,2%.1,2 Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia terus terjadi

peningkatan. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000 sebesar

21% menjadi 26,4% dan 27,5% pada tahun 2001 dan 2004. Selanjutnya, diperkirakan

meningkat lagi menjadi 37% pada tahun 2015 dan menjadi 42% pada tahun 2025.

Menurut data Kementrian Kesehatan RI tahun 2009 menunjukkan bahwa prevalensi

hipertensi sebesar 29,6% dan meningkat menjadi 34,1% tahun 2010.2

2. Asam Urat merupakan penyakit dominan pada pria dewasa. Sebagaimana yang

disampaikan oleh Hippocrates bahwa gout jarang pada pria sebelum remaja (adolescens)

sedangkan pada perempuan jarang sebelum menopause. Pada tahun 1986 dilaporkan

prevalansi gout di Amerika Serikat adalaah 13,6/1000 pria dan 6,4/1000 perempuan.

Prevalensi penyakit ini bertambah seiring dengan meningkatnya taraf hidup. Di Indonesia

belum banyak publikasi epidemiologi tentang arthritis pirai. Pada tahun 1935 seorang

dokter kebangsaan Belanda bernama Van der Horst telah melaporkan 15 pasien arthritis

pirai dengan kecacatan (lumpuh anggota gerak) dari suatu daerah di Jawa Tengah.

Page 7: DocumentFF

7

Penelitian lain mendapatkan bahwa pasien gout berobat, rata-rata sudah mengidap

penyakit ini selama lebih dari 5 tahun. Hal ini mungkin disebabkan banyak pasien gout

yang mengobati sendiri (self medication).3

Gejala Klinis

1. Hipertensi

Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada

hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala yang

timbul dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan

baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata,

otak dan jantung. Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi

bertahun-tahun, dan berupa :1,2

Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat

peningkatan tekanan darah intrakranium

Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi

Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat

Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus

Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler

2. Asam Urat

Gambaran klinik gout disebabkan adanya deposisi kristal asam urat dalam berbagai

jaringan. Pada sendi, suatu arthritis akut yang nyeri sebagai hasil dari fagositosis kristal

oleh neutrofil polimorf, yang sebaliknya mengakibatkan pelepasan enzim lisosom di

sepanjang kristal yang dicerna, sehingga meningkatkan dan merangsang terjadinya reaksi

radang. Khas yang pertama terpengaruh ialah sendi metatarsofaringeal 1 yaitu ibu jari

kaki sebanyak 75% kasus, pergelangan kaki atau tarsus sebanyak 35%, dan lutut

sebanyak 20%. Pada 40% kasus terdapat lebih dari satu sendi yang terkena. Onsetnya

biasanya mendadak dan sendi tampak kemerahan, panas, mengkilat, sensitif, dan nyeri

tekan hebat. Pasien mengalami demam, mudah tersinggung, dan anoreksik. Serangan

yang awalnya monoartikular pada sebagian besar pasien, cenderung rekuren dan

kemudian berkembang menjadi poliartikulaar. Bisa dipicu oleh trauma (termasuk

pembedahan), olahraga, kelebihan makanan, alcohol, dan kelaparan. Artritis gout kronis

tetap asimetris dan timbul tofi, khususnya pada kartilago telinga dan dekat sendi pada

Page 8: DocumentFF

8

20% pasien yang tidak diobati.5

Pengumpulan data

Tempat : Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan

Identitas Pasien

Nama Pasien : Ibu Panem

Tanggal lahir : Solo, 2 Maret 1952

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Kampung Gusti RT.009 RW.005

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan terakhir : SD

Nama Anggota Keluarga yang serumah

No Nama TTL Status Pendidikan Pekerjaan Imunisasi

1 Alm Bpk.Sugiatno Solo, 03-07-1947

Suami Tamat SMP Buruh Tidak tahu

2 Ibu Panem Solo, 02-03-1952

Istri Tamat SD Ibu rumah tangga

Tidak tahu

3 Ibu Sa’ama Solo, 25-05-1952

Adik Ipar

Tamat SD Ibu Rumah Tangga

Tidak tahu

4 An. Iqbal Jakarta,07-09-1993

Anak SMA Karyawan Swasta

Lengkap

Tingkat ekonomi : Penghasilan sebulan Rp.2.000.000, standar UMR

Status imunisasi dasar pasien : Pasien lupa

Status imunisasi keluarga : Anak-anaknya imunisasi lengkap (tapi kartu

imunisasi lupa taruh dimana)

Status gizi keluarga : Gizi cukup

Jaminan pemeliharaan kesehatan: BPJS dan KJS (kartu Jakarta Sehat)

Page 9: DocumentFF

9

2. Anamnesis

Keluhan utama pasien : tangan kaku dan pegal-pegal pada kedua kaki, Asam urat

dan Hipertensi terkontrol

Riwayat penyakit sekarang :

- Tangan kaku dan Pegal-pegal terjadi pada kaki jika ia berjalan terlalu jauh hingga

menyebabkan nyeri.

-Pasien dulu senang makan asin, emping, santan (makanan padang), namun sejak

terdiagnosis hipertensi oleh dokter puskesmas ia mengurangi dan menghindari makanan-

makanan pemicu serta tidak minum air es terlalu sering.

- Pasien teratur berobat ke puskesmas jika ada keluhan tidak enak badan, sejak

terdiagnosis hipertensi (145/100 mmHg) pasien sudah sering ke puskemas dan minum

obat selalu rutin sehingga sekarang tekanan darahnya menjadi terkontrol yakni 130/80

mmHg.

-Pasien selain terdiagnosis hipertensi juga terdiagnosis asam urat

Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan keadaan penyakit sekarang

Pasien pada tahun 2013 pernah menderita stroke

Perilaku pasien yang berhubungan dengan penyakitnya sekarang

Pasien dulunya senang makan makanan padang, jeroan, emping, minum air es. Tapi

setelah terdiagnosis penyakit hipertensi dan asam urat pasien mengatakan mengontrol

pola makannya

Perilaku keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien sekarang

Keluarga menyukai makanan asin-asin dan sedap (mecin), jadi mempengarui timbulnya

hipertensi

Riwayat penyakit dahulu yang tidak berhubungan dengan penyakit sekarang: -

Riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien sekarang

Tidak ada, keluarga pasien dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan, keluhan yang

biasanya terjadi hanya masuk angin dan demam serta flu biasa

Riwayat penyakit keluarga yang tidak berhubungan dengan penyakit sekarang

Suami dari Ibu Panem meninggal karena menderita penyakit Diabetes Melitus

3. Perilaku sosial pasien dan keluarga

Page 10: DocumentFF

10

Merokok: Anaknya yang bernama Iqbal, 22 th. Perhari bisa menghabiskan 9-10 batang

Minum yang mengandung alcohol: Tidak

Pola jajan (yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga):

Pasien sering membeli lauk dan sayuran matang untuk dikonsumsi

Pola makan (yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga)

Pola makan teratur 2 kali sehari

Pola penyimpanan atau memasak makanan

Tidak pernah menyimpan atau memasak makanan, selalu memberi dari warteg

Pola minuman sehari hari

Banyak minum, sumbernya dari air pam yang dimasak sendiri

Olahraga (yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga): -

Kebersihan hygiene:

Kebersihan cukup baik, karena pasien sadar akan kebersihan diri dan lingkungan. Pasien

mandi 2 kali sehari, cuci tangan sebelum makan dan kukunya pendek

Rekreasi : Jarang

Ibadah : Rajin dan aktif ke masjid

Pola membersihkan rumah/ lingkungan : Setiap hari lantai di sapu dan di pel

Pola pengobatan (tradisional, puskesmas dll): -

Pola hubungan sosial: Hubungan sosial baik, beliau bertetangga dengan baik. Ketika

mencari alamat pasien pun banyak tetangga dan warga sekitar mengenali beliau

Pola aktifitas kemasyarakata: Cukup aktif jika ada kegiatan kemasyarakatan. Suka ikut

gotong royong dan kerja bakti

Pola kunjungan ke Posyandu: Rutin memeriksakan diri ke Puskemas

4. Keadaan psikologis pasien dan keluarga yang mempengaruhi atau dipengaruhi

penyakit dalam keluarga : Keadaan psikologis pasien dalam keadaan baik, tidak stress.

5. Adat istiadat/ social budaya yang mempengaruhi : Jawa

6.Keadaan rumah yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga atau dapat

menimbulkan penyakit di kemudian hari

Kebersihan rumah : Cukup bersih, namun keadaan dapur agak sedikit berantakan.

Vector penyakit : Nyamuk dan lalat

Keadaan udara/ polusi dalam rumah: Agak pengap, karena sirkulasi udara di rumah

Page 11: DocumentFF

11

pasien kurang baik, ada ventilasi namun jarang sekali dibuka.

Luas rumah/bangunan : 10x5 m2

Luas tanah : 10x5 m2

Jumlah orang yang tinggal dalam rumah : 3 orang

Luas kamar pasien atau yang sakit: 2x2 m2

Jumlah orang yang tinggal sekamar dengan yang sakit : 1 orang

Jenis lantai : Keramik

Jenis tembok : Bata + semen

Jenis atap : Genteng + asbes

Perbandingan Ventilasi rumah (udara, sinar matahari dll): Tidak memadai, ada

ventilasi akan tetapi jarang dibuka

Perbandingan Ventilasi kamar (udara, sinar matahari dll): Tidak memadai, tidak ada

ventilasi di kamar

Keadaan dapur dan kebersihan: Kurang bersih, dan alat masak berantakan, dapur agak

kotor dan dekat kamar mandi

Tempat penyimpanan makanan (tercemar debu, kotoran, vector dll): -

Tempat penyimpanan alat makan: Disimpan di lemari kecil

Tempat cuci tangan (air mengalir, sabun dan lap tangan bersih dll) : Air mengalir

Keadaan kamar mandi ( kebersihan, sabun, air, bak,dll): Ada bak mandi dan ember

untuk tempat menampung air. Keadaan air dan bak mandi cukup bersih

Tipe kakus dan system pembuangan : Menggunakan WC pribadi

Keadaan wc : cukup bersih

Sumber air sehari hari : Air PAM

Tempat penyimpanan air : Di dalam bak dan ember

Sumber air minum : Air PAM yg dimasak sendiri

Kebersihan tempat penyimpanan air minum : Cukup

Tempat sampah di dalam rumah (tertutup atau terbuka , vector, bau dll)

- Mereka tidak memiliki tempat sampah, hanya mengunakan plastik yang digantung di

depan rumah, nanti ada petugas yang mengambil sampah nya

Sumber Pencahayaan dalam rumah (jenis dan keadaan pencahayaan)

Pencahayaan berasal dari lampu, namun untuk sinar matahari jarang masuk karena

Page 12: DocumentFF

12

ventilasi rumah merekajarang dibuka

Sistem pembuangan air limbah: Air limbah dibuang lagsung ke selokan, mereka

mencuci baju dan piring di kamar mandi

Kebersihan sekitar rumah: agak sedikit kotor pada sisi sebelah kanan rumah dimana

terdapat gang kecil terdapat sedikit sampah dan untuk kebersihan lingkungan sekitar

cukup bersih

Tempat sampah di luar rumah: Tidak ada tempat sampah, hanya menggunakan plastik

Keadaan udara/ polusi luar rumah: Sirkulasi udara cukup baik dimana ada beberapa

tempat ditanami pohon dan tidak ada pabrik disekitar wilayah rumah

Keadaan pekarangan (tanaman, keb ersihan, tanah dll) : Tidak ada pekarangan

8. Pemeriksaan kesehatan pasien dan keluarga oleh mahasiswa

Keadaan umum : Baik

Tanda vital : - TD = 130/80 mmHg

- Nadi = 76x/menit

- Pernafasan = 18 x/menit

- Suhu = 36,5oC

Status gizi : Cukup

Pemeriksaan fisik : Inspeksi = kaki tidak udem dan pada ibu jari didapatkan tofus

Palpasi = Tidak ada nyeri tekan

Pemeriksaan hygiene : Hygiene cukup baik pasien mandi 2x sehari, kuku terpotong

pendek, namun kebersihan pakaian kurang

9. Hasil pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan

- Hasil lab Asam urat : 4,7 (sudah terkontrol dengan minum obat dan pola makan)

- Hasil pemeriksaan golongan darah = O

- Pasien belum memeriksakan kadar gula darah dan kolestrol

10.Diagnosis pasien : Asam urat/ gout + Hipertensi terkontrol

11. Diagnosis banding : Hiperkolestrol dan Diabetes melitus

12. Diagnosis keluarga: Tidak ada

13. Usulan pemeriksaan penunjang untuk pasien dan keluarga mulai tingkat

pelayanan primer (pemeriksaan di puskesmas) hingga rujukan

Pemeriksaan Penunjang : -Darah rutin

Page 13: DocumentFF

13

- Pemeriksaan gula darah dan kolestrol

14. Resume masalah kesehatan keluarga dan factor risikonya

Kesehatan keluarga Ibu Panem cukup baik, istri dan anak-anaknya jarang sakit dan

tidak memiliki penyakit kronis maupun penyakit keturunan. Penyakit yang pernah di

alami oleh keluarga Ibu Panem tidak pernah yang berat hanya sesekali demam, flu

ataupun masuk angin.

Untuk Ibu Panem sendiri sudah menjaga pola makan sesuai anjuran dimana ia

mengurangi makanan asin-asin, emping, jeroan dan yang lain karena, beliau sadar akan

pentingnya kesehatan. Pasien juga rutin memeriksakan diri ke puskemas akan

penyakitnya untuk mengontrol hipertensi dan asam urat yang di deritanya

15. Prognosis penyakit pasien dan keluarga

Prognosis hipertensi dan asam urat pasien baik jika pasien mengontrol pola makan

dan minum obat sesuai anjuran dokter.

Prognosis keluarga baik jika pakaian-pakaian yang digantung dapat rapikan karena

hal tersebut dapat mengudang nyamuk DBD, lalu alat makan di bersihkan dan ditutup

dengan baik agar menhindari kontaminasi dari lalat serta makan makanan yang bersih

sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya diare.

16. Perkiraan akan timbulnya keadaan penyakit ditinjau dari perilaku dan

lingkungan

1. DBD : Karena rumah pasien banyak sekali tergantung pakaian-pakaian, sarung, tas di

dalam rumah serta ada ember terbuka di dalam kamar mandi yang merupakan tempat

hidup vektor nyamuk Aedes Aegepty

2. Diare : Karena hygiene di dapur kurang bersih dan tidak memiliki bak sampah dan

hanya digantung di plastik yang pastinya akan mengundang lalat untuk berkumpul.

3. ISPA : Jika anggota keluarga di rumah mengalami influenza/ batuk/ penyakit yang bisa

menular akan menjadi mudah untuk menularkan ke anggota keluarga lainnya karena tidak

adanya ventilasi di rumah.

17. Strategi intervensi mahasiswa ke pasien dan keluarga:

Psikobiologi: Pasien diharapkan lebih merilekskan diri dengan berolahraga, senam,

berinteraksi dnegan tetangga serta mendekatkan diri ke Tuhan. Jangan sampai stress

karena nanti akan mengundang penyakit datang, serta istirahat yang cukup.

Page 14: DocumentFF

14

Sosial: Pasien diharapkan menjaga hubungan sosial dengan tetangga, melakukan kegiatan

kemasyarakatan bersama-sama, menjaga kesatuan, saling gotong royong dalam segala

aspek seperti membersihkan lingkungan sekitar

Gaya hidup dan perilaku: Menjaga pola makan yang bersih dan seimbang, melalukan

perilaku hidup bersih dan sehat seperti mandi teratur, cuci tangan dengan sabun,

mengenakan pakaian yang bersih, serta memotong kuku.

Lingkungan rumah dan sekitar rumah: Pasien diharapkan menjaga kebersihan rumah

dan lingkungan, membuat bak sampah selain plastik di lingkungan rumah dan jangan ada

sampah yang berserakan di lingkungan.

Pelayanan kesehatan: Pasien diharapkan rutin mengontrol/ check up ke puskemas, bila

merasa badan kurang enak/ fit

Pendekatan Keluarga

Dokter keluarga merupakan dokter yang memiliki tanggung jawab

menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama serta pelayanan kesehatan yang

menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga, dan

apabila berhadapan dengan suatu masalah kesehatan khusus yang tidak mampu

ditanggulangi , meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang sesuai. Sedangkan

Praktek dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang

memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit pada mana tanggung jawab

dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak di batasi oleh golongan umur atau jenis

kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit. Dokter keluarga

mempunyai peranan yang unik dan terpadu dalam menyelenggarakan peantalaksanaan

pasien , penyelesaian masalah , pelayanan konseling serta dapat bertidank sebagai dokter

pribadi yang mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan.

Prinsip dasar pelayanan Dokter Keluarga (DK):

1. Memberikan pelayanan secara komprehensif adalah pelayanan yang paripurna. DK

menggunakan segenap kemampuan ilmunya, serta sarana dan prasarana medis yang

tersedia untuk sebesar-besarnya kepentingan pasien. Dokter keluarga bukan hanya

menyembuhkan pasien dari sakitnya, tetapi juga menyehatkannya serta menjadi mitra,

konsultan, atau penasihat di kala sakit dan sehat. Jika masalahnya dinilai memerlukan

Page 15: DocumentFF

15

pendapat atau penanganan spesialistis, DK akan mengkonsultasikan atau bahkan merujuk

pasien ke dokter spesialis yang tepat.

2. Memberikan pelayanan secara bersinambung(kontinu) berarti pasien harus

dipantau secara terus menerus, boleh dikatakan mulai dari konsepsi (pembuahan/dalam

rahim) sampai mati dan tentu saja selama sakit sampai sembuh dan sehat kembali. Wujud

kontinuitas pelayanannya itu berupa pemantauan bersinambung, antara lain melalui

penyelenggaraan rekam medis yang handal dan kerjasama profesional dengan

“naramedik” (medical professionals) lainnya.

3. Memberikan pelayanan yang koordinatif.

DK akan mengkoordinasikan keperluan pasien dengan DK yang lain, dengan para

spesialis yang diperlukan, dengan paramedik, dengan fasilitas kesehatan yang diperlukan,

dan bahkan dengan keluarganya. Koordinasi ini pun merupakan salah satu bentuk

kesinambungan pelayanannya. Dengan koordinasi yang baik dapat dihindari tumpang-

tindih penggunaan obat, duplikasi pemeriksaan penunjang, atau perbedaan pendapat

mengenai manajemen pasien.

4. Memberikan pelayanan yang kolaboratif.

Kerjasama dengan para spesialis yang dikoordinasikan oleh DK ini akan menjadikan

kolaborasi saintifik yang handal untuk meningkatkan kepercayaan pasien kepada

pelayanan medis yang disediakan. Dengan demikian terjadi saling kontrol sehingga

efektivitas pengobatan dan efisiensi biaya dapat terwujud.

5. Mengutamakan pencegahan.

Pencegahan di sini berarti luas; DK harus melakukan upaya peningkatan kesehatan

misalnya melalui ceramah kesehatan. Selain itu DK juga akan melakukan upaya

pencegahan penyakit melalui vaksinasi. Jika pasien datang dalam keadaan sakit, DK

harus dapat membuat diagnosis dini dan memberikan pengobatan yang cepat dan tepat

agar penyakit tidak semakin parah. Jika penyakit sudah parah, DK harus segera bertindak

cepat misalnya dengan segera merujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih tinggi dengan

persiapan yang memadai, agar jangan sampai terjadi cacat permanen. Seandainya

diperkirakan akan terjadi cacat, DK harus berusaha agar jangan sampai kecacatan itu

menjadi penghalang besar bagi pasien nantinya. Di sini juga dituntut partisipasi DK untuk

membantu upaya rehabilitasi bagi pasien penyandang cacat, baik secara fisik, psikologik,

Page 16: DocumentFF

16

maupun sosial, agar keterbatasannya dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.

6. Mempertimbangkan keluarganya.

Sekalipun unit terkecil pasiennya adalah individu, artinya pekerjaan DK berawal dari

keluhan individu setiap pasien, DK tidak pernah mengabaikan bahwa pasien adalah

bagian dari keluarganya.Saling-aruh (interaksi) antara pasien dan keluarganya merupakan

salah satu fokus perhatian DK.

7. Evidence Based Medicine merupakan keterpaduan antara bukti-bukti ilmiah yang

berasal dari studi yang terpercaya (best research evidence); dengan keahlian klinis

(clinical expertise) dan nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values). Suatu

sistem atau cara untuk menyaring semua data dan informasi dalam bidang kesehatan.

Sehingga seorang  dokter hanya memperoleh informasi yang sahih dan mutakhir untuk

mengobati pasiennya.

Pada prinsipnya, pelayanan dokter keluarga mencakup 4 hal yakni :

1. Promotif

Promotif merupakan suatu tindakan yang lebih memberikan informasi - informasi sebagai

edukasi mengenai kesehatan, termasuk masalah penyakit, sehingga keluarga mengetahui

bahaya-bahaya dari suatu penyakit dan bagaimana cara menghindari dan mengatasinya

termasuk tindakan preventifnya yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan

anggota keluarga.

1. Jaga kebersihan diri dan lingkungan

2. Olah raga teratur

3. Kurangi makan garam atau daging kambing

4. Rutin cek kesehatan ke puskesmas

5. Hindari stress

6. Hindari makanan mengandung kolesterol dan lemak tinggi

2. Preventif

Tindakan preventif merupakan tindakan atau program yang dilakukan untuk mencegah

agar tidak terjadi penyakit.

1. Pola makan sehat

2. Mengurangi minum air es, makan emping, jeroan

Page 17: DocumentFF

17

3. Aktif secara fisik

3. Kuratif:- Minum obat anti hipertensi ( Captopril 12,5 mg / Amlodipin )

- Minum obat nyeri karena asam urat ( Piroxicam )

Kesimpulan

Kunjungan ke rumah penduduk yang dilakukan pada hari Rabu, 22 Juli 2015, dengan

pasien atas nama Ibu Panem. Terdiagnosis hipertensi terkontrol dan asam urat (Gout).

Pasien telah mendapatkan pengobatan yang teratur dari upaya kesehatan Puskesmas dan

pasien juga sudah mulai mengubah pola hidup dan pola makan sesuai anjuran dokter

puskesmas. Karena itu, perlu juga peninjauan pasien dari sisi keluarga dan lingkungan

sekitar dalam menentukan prognosis pasien ini.

Daftar Pustaka

1. Yogiantoro, Mohammad. Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Edisi V Jilid III. Jakarta : Interna Publishing, 2009.

2. Perhimpunan Hipertensi Indonesia. Konsesus Penatalaksanaan Hipertensi Dengan

Modifikasi Gaya Hidup. Jakarta : InaSH, 2011.

3. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit

dalam. Jakarta: InternaPublishing; 2009. h.2556-73.

4. Robbins & Cotran. Buku saku dasar patologis penyakit. Ed 7. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC; 2009. h.747-8.

5. Rubenstein D, Wayne D, Bradley J. Kedokteran klinis. Ed 6. Jakarta: Erlangga; 2005.

h.212-3.