Film Robinson Crusoe

Embed Size (px)

DESCRIPTION

telaah antropologi film RobinsoN Cruse

Citation preview

Dalam film Robinson Crusoe (1997) ini menceritakan tentang Robinson Crusoe yang terdampar di sebuah pulau bersama anjing yang bernama Skipper, dia kemudian menyelamatkan seorang pribumi yang akan di korbankan melalui sebuah ritual. Crusoe mencoba berteman dengan orang pribumi itu, tetapi mempunyai masalah karena mereka tidak mengerti bahasa satu sama lain. Beberapa saat kemudian mereka membunuh 3 orang pengejar dan orang pribumi yang diselamatkan oleh Crusoe mengambil jantung dari salah satu mayat pengejar dan mencoba memakannya tetapi dikarenakan aksi itu mencerminkan aksi seseorang yang kafir, Crusoe sebagai orang yang beragama kristen menghentikan aksi itu dengan menembakkan pistol nya. Dengan berbedanya pandangan moral ini, Crusoe berpikir bahwa orang pribumi itu adalah musuh nya dan menyiapkan senjata untuk membunuh orang pribumi itu. Tetapi Crusoe tertangkap di dalam perangkap orang pribumi itu dan berpikir bahwa dia akan di bunuh. Berbeda dengan yang di pikirkannya, orang pribumi itu melepaskan Crusoe. Crusoe pun mencoba menunjukan kekuatan nya dengan menembak seekor kelelawar, aksi ini dilakukan untuk memberi peringatan kepada orang pribumi itu bahwa dia lebih kuat dari nya. Orang pribumi yang melihat Crusoe membunuh seekor kelelawar berpikir Crusoe ingin mendapatkan makanan dan dia pun membunuh seekor kelelawar dengan sebatang pohon kemudian membawa kedua kelelawar yang mati ke pada Crusoe menawarkan untuk makan bersama. Aksi ini menunjukan bahwa orang pribumi ini mempunyai keinginan untuk berteman dengan Crusoe. Mereka makan bersama dan Crusoe mencoba membuat sistem perbudakkan dengan menamakan orang Pribumi itu Friday dan memanggil dirinya Master. Sistem perbudakan ini terbentuk karena Crusoe merasa lebih berkuasa dari Friday.Dikarenakan Friday seorang pribumi dia mempunyai pengetahuan yang tinggi soal bercocok tanam di pulau itu. Merasa terbantu, Crusoe pun mencoba mengajari bahasa inggris kepada Friday yang dikuasai oleh Friday dalam 6 bulan. Tetapi dikarenakan perbedaan agama, Crusoe dan Friday kembali menjadi musuh. Merasa sendiri, Crusoe mencoba berdamai dengan Friday, dan keduanya kembali berteman. Mereka berdua memasang sebuah perangkap untuk suku pribumi yang mencoba mengorbankan Friday sebelumnya. Semuanya berjalan sesuai yang direncanakan sampai Skipper lari ke daerah perangkap yang di buat dan meninggal. Friday melakukan sebuah ritual agar jiwa Skipper di jaga oleh tuhannya yang bernama Pokya, aksi ini membuat Crusoe menghargai agama yang dianut oleh Friday. Crusoe pun memberi tahu Friday bahwa nama nya bukan Master tetapi Robinson Crusoe, Friday merasa dia telah dibohongi dan diperbudak oleh Crusoe meninggalkan Crusoe yang mencoba meninggalkan pulau itu dengan membuat sebuah perahu. Ketika Crusoe hampir selesai membuat perahu, Friday kembali menemui Crusoe karena dia berpikir Crusoe tidak mempunyai keinginan untuk memperbudak Friday. Badai yang besar merusak perahu yang dibuat oleh Crusoe, dan suku pribumi yang ingin membunuh Crusoe dan Friday pun muncul memaksa mereka untuk melawan suku itu. Di pertempuran ini Crusoe menerima luka panah yang berbahaya. Friday pun membawa Crusoe ke pulau asalnya untuk mengobati luka Crusoe, tetapi setelah Crusoe sembuh dari lukanya pemimpin suku Friday memaksa agar Crusoe dan Friday bertarung sampai salah seorang dari mereka mati. Mereka pun bertarung dan keduanya enggan membunuh yang lainnya sampai sebuah tembakan dari pasukan pengintai eropa membunuh Friday dan mereka pun memperbudak suku Friday. Crusoe merasa marah kepada pasukan pengintai yang membunuh temannya tetapi dia juga bersyukur akan kedatangan mereka. Crusoe pun kembali ke inggris dengan rasa kehilangan seorang teman. Hal ini menjelaskan bahwa pemerintah yang memimpin sebuah komunitas masyarakat perlu mendengarkan apa yang diinginkan oleh masyarakat sebagai dasar suatu keputusan dan tidak membuat keputusan yang semena mena karena sebuah komunitas masyarakat dibuat untuk mempermudah hidup dan melindungi setiap masyarakat yang menjadi anggota nya, bukan membuat mereka merasa terancam oleh pimpinanya seperti yang dirasakan oleh Crusoe dan Friday.