Upload
muhammad-hamid
View
211
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
filsafat ilmu dan logika
Citation preview
TUGAS FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA
“JENIS-JENIS PENGETAHUAN”
(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dan Logika)
Disusun oleh :
Yona Adila Pratama
(I 10050109)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2006
JENIS-JENIS PENGETAHUAN
Pengetahuan merupakan suatu kekayaan mental yang secara langsung ataupun
tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Pengetahuan merupakan sumber
jawaban bagi berbagai pertanyaan yang muncul dalam kehidupan kita. Berdasarkan
perbedaan cara kerja yang dipakai untuk memperoleh dan mempertanggungjawabkan
kebenarannya, serta berdasarkan perbedaan objek yang menjadi bahan kajiannya,
sekurang-kurangnya dapat kita bedakan ada lima jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan
sehari-hari atau common sense, pengetahuan filsafat, pengetahuan agama dan teologis,
pengetahuan mistik, dan pengetahuan ilmiah.
Tiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontology),
bagaimana (epistemology), dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun.
Ketiga landasan ini saling berkaitan, jadi ontology adalah ilmu terkait dengan
epistemology ilmu dan epistemology ilmu terkait dengan aksiologi ilmu dan seterusnya.
1. PENGETAHUAN SEHARI-HARI
Teori
Pengetahuan sehari-hari (knowledge). Dasarnya adalah empiris, pengalaman
langsung, dugaan, prasangka, opini, subjektif, rumor, dan lain-lain.
Ciri-ciri pengetahuan sehari-hari adalah :
1. Bersifat individual dan personal.
2. Berpusat pada pengalaman hidup manusia.
3. Bersifat penuh dan rumit, tetapi tidak sistematik.
4. Jarang atau tidak dilakukan verifikasi, kalaupun dilakukan verifikasi, maka akan
bersifat selektif, baik untuk justifikasi maupun untuk menunjukan kesalahan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada alasan yang masuk akal untuk
berfikir bahwa bukan hanya ada pengetahuan ilmiah, tetapi juga ada pengetahuan
moral, religius dan pengetahuan sehari-hari.
Contoh Pengetahuan Sehari-hari
Sumber :
http://www.suaramerdeka.com/cybernews/entertainmen/gosip/index.html
Pop diva AS, Madonna, mengumumkan tanggal tur dunianya, 'Confession', pada Senin
(03/04), dan menjanjikan akan mengubah dunia menjadi satu lantai dansa besar.
Penyanyi berusia 47 tahun itu, yang telah menetap di Inggris, akan berkeliling ke
kawasan Amerika Utara mulai Mei hingga Juli, sebelum menuju Eropa selama Agustus.
Jepang juga masuk dalam daftarnya.
Analisis
Berita diatas dapat digolongkan menjadi pengetahuan sehari-hari, karena berita
di atas mencangkup semua ciri-ciri dari pengetahuan sehari-hari, yaitu bersifat individual
dan personal, berpusat pada pengalaman hidup manusia, bersifat penuh dan rumit
tetapi tidak sistematik, jarang atau tidak dilakukan verifikasi. Berita di atas pun berasal
dari pengalaman dan pendapat sehingga termasuk ke dalam pengetahuan sehari-hari.
2. PENGETAHUAN FILSAFAT
Teori
Filsafat merupakan suatu wacana, argumentasi, atau perbincangan radikal
sampai konsekuensi-konskuensi terakhir mengenai segala sesuatu hal atau disebut
sarwa sekalian alam.
Tujuan filsafat adalah :
1. Mencari kebenaran yang bersifat universal, sebagai lawan dari kebenaran yang
bersifat relatif dan subjektif (kebenaran menurut kaum sofis).
2. Menemukan cara atau metode untuk menemukan kebenaran. Menurut Socrates,
Kebenaran dapat dicapai melalui perenungan dan dialog dengan orang lain.
Periode-periode filsafat :
1. Periode filsafat yunani kuno, tokoh-tokohnya adalah sokrates, plato, aristoteles,
dan lain-lain.
2. Filsafat abad pertengahan, disebut jaman kegelapan filsafat. Filsafat berfungsi
sebagai alat untuk pembenaran atau jastifikasi atas ajaran agama.
3. Filsafat Modern, intinya manusia pada prinsipnya merupakan pusat dari alam
semesta, sehingga memiliki kebebasan untuk mencari kebenarannya sendiri.
4. Filsafat Kontemporer, ciri-cirinya tema bervariasi, aliran-alirannya adalah
fenomenologi, eksistensialisme, filsafat ilmu, strukturalisme, postmodernisme,
filsafat tentang perempuan.
Ciri-ciri pengetahuan filsafat adalah :
1. radikal
2. kritis
3. ekstensif (universal)
4. rasional (lebih mengandalkan pemikiran rasional dibandingkan fakta empiris).
Contoh Pengetahuan Filsafat
Sumber : http://filsafatkita.f2g.net/sine1.htm
Gerak — Waktu — Imaji
Gilles Deleuze Dalam Sinema.
Deleuze menerapkan teknik montage sebagai penentu bentukan relasi antara waktu dan
gerak dalam sinema. Dalam teknik montage klasik waktu menjadi subordinasi gerak
(imaji-gerak) sedang dalam teknik non-klasik waktu merupakan entitas yang terpisah
dari gerak (imaji-waktu). Dalam teknik yang pertama, film tidak semata sebagai
potongan-potongan gambar yang diam, tetapi imaji-imaji yang secara linier bergerak
seirama dengan aliran pergantian-pergantian shot. Hal ini menjadikan dunia sebagai
imaji karena imaji disusun atas gerak, meski tidak secara alamiah. Di sisi lain, dalam
teknik montage non-klasik tidak ada aliran linier imaji-imaji. Waktu terfragmentasi dan
seolah seluruhnya menjadi ‘masa sekarang’. Gerak dan waktu yang dihasilkan bukan
gerak-waktu yang sebenarnya. Di atas segalanya, prinsip-prinsip sinematografi yang
dipakai Deleuze ini hendak mengafirmasi kehidupan, dan melepaskannya dari
kekaburan kebenaran absolut dari pengetahuan.
Analisis
Pernyataan Deleuze di atas termasuk kedalam pengetahuan filsafat, karena
pernyataan tersebut mempunyai ciri-ciri pengetahuan filsafat, yaitu radikal, kritis,
universal, dan lebih mengandalkan pemikiran rasional dibandingkan fakta empiris.
Pernyataan di atas juga merupakan suatu usaha untuk mencari kebenaran dan
kebenaran itu adalah kebenaran yang universal, bersifat untuk umum. Sehingga jelaslah
bahwa pernyataan diatas termasuk kedalam pengetahuan filsafat.
3. PENGETAHUAN AGAMA ATAU TEOLOGIS
Teori
Pengetahuan religius, termasuk didalamnya adalah pengetahuan kita tentang
Tuhan. Sesungguhnya berada di luar lingkup pengetahuan manusia. Pernyataan bahwa
Tuhan itu ada dan memiliki sifat-sifat tertentu seperti Mahakuasa, Maharahim, Maha
Pengasih dan Penyayang, dan sebagainya merupakan pokok iman dan bukan materi
pengetahuan manusia. Benar-salahnya pernyataan tersebut tidak dapat ditentukan, baik
secara apriori berdasarkan penalaran logis maupun secara aposteriori berdasarkan
pengalaman. Dengan kata lain, baik tolak ukur kebenaran rasio (the truth of reason)
maupun kebenaran faktual atau empiris (the truth of fact/empirical truth) tidak berlaku
untuk pernyataan-pernyataan religius.
Dasar pengetahuan agama adalah keyakinan, kepercayaan, dan iman. Cirinya
adalah mengacu pada sesuatu yang bersifat Illahi.
Contoh Pengetahuan Agama dan Teologis
Sumber : Al-Qur’an, QS. An Nuur ayat 39 dan QS. Al Furqan ayat 23 (tentang
perbedaan amal setiap manusia)
QS An Nuur : 39
“Dan orang-orang kafir, amal-amal mereka laksana fatamorgana di tanah yang datar,
disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatangi air itu, dia tidak
mendapati sesuatu apapun...”
QS. Al Furqan : 23
”Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan
amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.”
Analisis
Pernyataan diatas termasuk kedalam pengetahuan agama. Karena pernyataan
tersebut mengacu pada sesuatu yang bersifat Ilahi. Pernyataan diatas adalah suatu
pengetahuan tentang Tuhan dan bersumber langsung dari Tuhan sehingga
kebenarannya tidak diragukan lagi. Kebenaran pernyataan tersebut tergantung individu
itu meyakininya dan mempercayainya. Dan untuk mempercayai dan meyakini
kebenaran tersebut tergantung keyakinan dan keimanan dari masing-masing diri
individu itu sendiri.
4. PENGETAHUAN MISTIK
Teori
Dasar pengetahuan mistik adalah kepercayaan subjektif tentang sesuatu yang
gaib. Ciri-ciri dari pengetahuan mistik adalah sering tanpa pertimbangan rasional dan
empiris.
Contoh Pengetahuan Mistik
Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/042006/05/0106.htm
AKHIR-AKHIR ini kesurupan massal seperti menjadi berita biasa karena
peristiwa itu hampir setiap pekan terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya kesurupan massal. Di kalangan ulama, kesurupan massal
berkaitan dengan dunia gaib. Namun, sebaliknya di kalangan psikiater, kesurupan
massal tidak ada hubungannya dengan alam gaib.
Kesurupan, menurut Ustaz Aminuddin, bisa disebabkan oleh lemahnya
keimanan seseorang hingga mudah dimasuki oleh makhluk gaib semacam jin. "Bisa
juga karena orang tersebut sedang lemah fisik atau kejiwaannya seperti sedang
melamun, stres, frustrasi, atau sejenisnya. Kondisi fisik dan kejiwaan yang lemah
membuat seseorang akan mudah terasuki hingga kesurupan," katanya.
Mengenai kiat menangkal kesurupan, Nabi Muhammad saw. mengajarkan kiat-
kiat menangkalnya dan menyembuhkan orang kesurupan dalam bentuk rukiyah (jampi-
jampi). "Namun harus hati-hati menerapkannya karena khawatir terjebak dalam
kemusyrikan. Kita harus bedakan apakah seseorang yang kesurupan akibat penyakit
medis atau nonmedis, yakni kemasukan jin," katanya.
Setelah diketahui kesurupan tersebut masuk kategori medis atau nonmedis,
maka penyembuhannya bisa segera dilakukan. "Kalau medis, berarti diserahkan ke
dokter, sedangkan nonmedis akibat kemasukan jin bisa dengan mengalirkan tenaga
dalam dan alat seperti korek api atau alat lainnya. Dengan memakai rukiyah seperti
diajarkan oleh Nabi Muhammad, kita bisa menyembuhkan orang yang kesurupan,"
katanya.
Sedangkan menurut K.H. Tengku Maulana, kesurupan lebih banyak disebabkan
kelemahan iman dan kekosongan jiwa sehingga setan atau jin mudah masuk.
"Kebanyakan korban kesurupan adalah perempuan karena dari segi kejiwaan lebih
lemah dibandingkan laki-laki. Apalagi perempuan sering berlebihan dalam mengeks-
presikan masalah sehingga mudah kesurupan," katanya.
Tengku Maulana menyarankan agar dibacakan zikir atau ayat-ayat Alquran di
dekat telinga korban seperti Q.S. Al-Mu'minun: 97. "Bisa juga dengan memijat bagian
tubuh seperti tangan dari pijatan lembut sampai keras," katanya.
Sementara dari kalangan paranormal, Dion D.A. mengatakan, peristiwa
kesurupan massal merupakan akibat dari bergesernya alam gaib karena fenomena
alam. Gunung meletus, bencana tsunami, banjir di mana-mana, dibabatnya hutan
mempercepat transformasi makhluk gaib singgah ke tubuh manusia. Dan manusia yang
paling sensitif adalah perempuan mengingat tingkat kepekaan dan imajinasinya cukup
tinggi.
Analisis
Pernyataan-pernyataan diatas dapat digolongkan kedalam pengetahuan mistik.
Karena ciri-cirinya sesuai dengan ciri-ciri pengetahuan mistik yaitu tidak didasari dengan
pikiran yang rasional juga tidak ada faktor empirisnya. Pernyataan-pernyataan diatas
sebenarnya termasuk kedalam kepercayaan individu terhadap sesuatu yang gaib, oleh
karena itu kebenarannya tidak dapat dibuktikan secara empiris.
5. PENGETAHUAN ILMIAH
Teori
Pengetahuan ilmiah adalah jenis pengetahuan yang diperoleh dan
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah atau dengan menerapkan cara
kerja atau metode ilmiah. Pengetahuan ilmiah ini, mempelajari alam sebagaimana
adanya dan terbatas pada lingkup pengalaman kita, pengetahuan dikumpulkan secara
ilmiah dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan yang sehari-hari
dihadapi manusia.
Metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-langkah sistematis yang perlu
diambil guna memperoleh pengetahuan yang didasarkan atas persepsi inderawi dan
melibatkan uji coba hipotesis serta teori secara terkendali. Berpangkal pada
pengamatan kejadian-kejadian, baik dari pengalaman akan alam langsung atau dari
hasil percobaan yang didesain melalui induksi dapat dirumuskan hipotesis yang dapat
menjelaskan persoalan yang dihadapi. Hipotesis tersebut diuji coba kebenarannya, bila
terbukti benar dalam berbagai pengujian dan ditemukan pola yang berulang, dapat
dirumuskan hukum empiris dan bentuk putusan universal. Kumpulan hukum yang
serumpun dan tertata secara sistematis membentuk suatu teori ilmiah. Metode ilmiah ini,
melibatkan perpaduan antara cara kerja induktif, deduktif, dan abduktif.
Ciri-ciri pengetahuan ilmiah :
1. Mencari dan berusaha mengetahui ciri-ciri pokok dan perilaku jenis-jenis benda
yang sedang diamati.
2. Pengetahuan ilmiah itu pertama-tama memperoleh pendasaran secara induktif
bukan secara deduktif.
3. Harus ada hipotesis, sebagai bahan mentah untuk pengetahuan ilmiah.
4. Pengetahuan ilmiah tidak selalu berkembang dengan merentang penyimpulan
berdasarkan apa yang telah kita ketahui. Untuk dapat berkembang dibutuhkan
imajinasi, baik dalam merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menyusun
hipotesis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
5. Pengetahuan ilmiah tidak selalu diperoleh melalui proses generalisasi.
6. Menggunakan metode deduksi yang berfungsi untuk membawa orang dari
hukum-hukum yang umum atau prinsip-prinsip teoritis yang berlingkup luas ke
hukum-hukum yang kurang umum atau prinsip-prinsip teoritis yang lebih sempit
lingkupnya. Selain itu, deduksi membantu mempersatukan pengetahuan ilmiah.
7. Pengetahuan ilmiah bukanlah pengetahuan yang pasti benar, melainkan
pengetahuan yang mendekati kebenaran.
Dasar dari pengetahuan ilmiah adalah pengamatan empiris dan pemikiran logis.
Contoh Pengetahuan Ilmiah
Sumber :
http://www.cifor.cgiar.org/publications/Html/AR-1999/Indonesian/Content-5.htm
ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DAN "PRAKTEK TERBAIK" UNTUK HUTAN LESTARI
Wawasan yang lebih mendalam tentang kebakaran hutan.
Kebakaran yang terjadi baru-baru ini yang melahap sebagian besar kawasan
hutan di Indonesia telah memacu timbulnya keinginan untuk menangani masalah
tersebut secara luas. Pada tahun 1999, CIFOR dan mitra anggota CGIAR yang juga
berlokasi di Bogor, International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF), memulai
proyek riset kerjasama yang mengamati berbagai pendekatan dari kebanyakan upaya
menghadapi kebakaran yang secara dramatis berbeda.
Para ilmuwan bekerja untuk benar-benar menuju pada pangkal permasalahan:
Siapa yang menyulut api, dan mengapa? Pemecahan masalah penyebab utamanya
akan memudahkan para pengambil kebijakan regional dan nasional untuk membuat
konsep awal peraturan dan reformasi pemanfaatan lahan yang bertujuan mencegah
bencana kebakaran besar yang biasanya menjalar di luar kontrol seperti yang terjadi
pada tahun 1997-1998 dan permulaan awal tahun 1999.
Kegiatan lapangan untuk riset ini yang dibiayai sebagian besar oleh U.S. Forest
Service dan dikoordinasikan oleh Graham Applegate dari CIFOR, dimulai pada tahun
1999 pada 8 lokasi di Sumatra dan Kalimantan - dua buah kawasan yang mengalami
kebakaran hebat di tahun 1997-1998. Metodologi yang digunakan mengkombinasikan
riset ilmu pengetahuan sosial dengan penginderaan jarak jauh dan GIS untuk
memberikan analisa yang komprehensif menyangkut asal kebakaran, motivasi
masyarakat yang melakukan pembakaran, dan dampak sosial dan lingkungannya.
Sepuluh lokasi untuk studi yang mendalam telah dipilih untuk mewakili berbagai tipe
hutan dan pemanfaatan lahan yang berbeda, susunan sosial ekonomi dan kemungkinan
faktor pendukung lainnya yang menciptakan kebakaran hebat seperti sistem status
kepemilikan lahan yang ada saat ini.
Hasil pendahuluan menunjukkan bahwa permasalahannya ternyata sangat rumit
dan sangat bervariasi antar satu propinsi dengan propinsi lainnya. "Riset menunjukkan
bahwa api mungkin digunakan sebagai alat yang membantu atau sebagai senjata dalam
berbagai skenario yang berbeda," menurut Rona Dennis, koordinator proyek
GIS/penginderaan jarak jauh.
Pada salah satu lokasi di Sumatra, contohnya, studi menemukan adanya konflik
lama yang cukup mendalam antara penduduk lokal dengan perusahaan yang
membangun tanaman industri serta perusahaan minyak kelapa sawit - ketegangan yang
semakin meningkat karena lemahnya kebijakan dalam perencanaan pemanfaatan
lahan. Riset mendokumentasikan insiden dimana penduduk lokal dengan sengaja
menyulut api untuk membalas dendam atas lahan yang telah diambil alih yang
sebelumnya digunakan untuk pertanian. Di Kalimantan Barat, salah satu lokasi studi
terletak di dalam Taman Nasional dimana penduduk lokal sudah biasa menggunakan
api selama ratusan tahun untuk membakar sedikit areal hutan rawa untuk memancing.
Tetapi hasil riset saat ini menunjukkan, dengan semakin bertambah banyaknya
penduduk dan kondisi udara yang sangat kering ditambah dengan El Nino diantaranya,
menjadikan bencana kebakaran sebagai masalah terbesar di kawasan ini.
Kegiatan CIFOR-ICRAF dituangkan berdasarkan temuan pelengkap dari proyek
riset kebakaran yang dilakukan oleh beberapa lembaga lainnya. Para ilmuwan pada
akhirnya akan mengintegrasikan studi yang "site-specific" (spesifik pada lokasi tertentu)
dengan penilaian dari keseluruhan pulau untuk memberikan landasan yang kokoh bagi
analisa dan rekomendasi kebijakan yang berorientasi pemerintahan.
Pekerjaan ini sangat memakan waktu dan relevan bagi Indonesia sebagaimana
demokratisasi dan kemajuan menuju devolusi kekuatan membuka jendela peluang bagi
perubahan kebijakan. Informasi seperti ini juga akan membantu lembaga seperti
Association of South East Asian Nation (ASEAN) yang sudah mengajukan permohonan
untuk mencegah asap keluar melewati perbatasan akibat terulangnya perisiwa
kebakaran hutan.
Riset dipersiapkan untuk dilanjutkan dengan biaya tambahan dari European
Union. Langkah berikutnya akan meliputi pelatihan dan bimbingan teknis untuk
memperkuat kemampuan Indonesia dalam mengerjakan riset dan analisa yang
berkaitan dengan kebakaran.
"Para ahli setuju bahwa kebakaran hutan hebat yang terjadi pada tahun 1997-1998 di
Indonesia merupakan sebuah bencana global."
Analisis
Pembahasan di atas termasuk ke dalam pengetahuan ilmiah karena
menggunakan metode-metode ilmiah seperti adanya dasar pemikiran, adanya
permasalahan, adanya hipotesis, dan juga dilakukan percobaan. Dan kebenarannya
pun dapat dipertanggungjawabkan karena para ilmuwan ini melakukan beberapa
percobaan terlebih dahulu sebelum mereka menyimpulkan suatu teori untuk dijadikan
sebagai pengetahuan.
KESIMPULAN
Dari contoh-contoh diatas, telah jelas pula bahwa pengetahuan terbagi menjadi
lima. Yaitu ada yang disebut dengan pengetahuan sehari-hari, pengetahuan filsafat,
pengetahuan mistik, pengetahuan agama dan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan-
pengetahuan tersebut mempunyai ciri-ciri dan tujuan masing-masing. Begitupula dengan
perbedaan dari masing-masing pengetahuan. Baik dari cara memperoleh pengetahuan
tersebut, objek yang diteliti, metode yang digunakan, teori-teori yang menjadi sumber
dari ilmu pengetahuan tersebut, serta ukuran dari objek yang diteliti sampai kepada cara
menentukan kebenaran dari tiap pengetahuan tesebut. Setiap pengetahuan mempunyai
ciri-ciri yang khas dari masing-masing pengetahuan tersebut. Dan juga, setiap
pengetahuan tersebut tidak dibandingkan mana yang benar mana yang salah, karena
masing-masing dari pengetahuan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Ilmu pengetahuan juga tidak dapat disimpulkan menjadi ilmu yang lebih unggul
dibandingkan dengan pengetahuan lainnya. Karena setiap pengetahuan itu mempunyai
keunggulannya dan kelemahannya masing-masing. Dan juga pengetahuan-
pengetahuan tersebut pada dasarnya memiliki karakteristik yang berbeda, objek
penelitian yang berbeda, dasar teori yang berbeda, dan metode-metode yang berbeda-
beda.