Upload
zimzim-fauziah
View
281
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GEREJA
A. Arti Umum Gereja
Hakikat gereja adalah bahwa gereja berasal dari Tuhan , gereja bukan
suatu lembaga buatan manusia, sungguhpun manusia dipercaya
menyelenggarakannya Di bawah ini penulis mencoba memaparkan beberapa
pendapat mengenai arti Gereja secara umum.
Dalam artian bahasa , Gereja didalam bahasa inggris disebut “Church”
(Kirche – Bahasa Jerman ) berasal dari bahasa Yunani – Kuriakos yang berarti
“milik Tuhan “. Istilah ini dipakai oleh orang-orang Yunani untuk menunjukkan
pada tempat ibadah, secara hurufiah istilah gereja berarti “tempat ibadah’ atau
“rumah Tuhan “. Istilah gereja, pada umumnya juga dipakai -baik dahulu maupun
sekarang- untuk mengacu kepada :
1) Gereja Lokal
2) Gereja Universal
3) Tempat dimana orang-orang bertemu/ beribadah
4) Suatu badan atau denominasi; ataupu organisasi Kristen yang mempunyai
doktrin, organisasi dan sejarah yang sama.
Gereja selanjutnya secara artian sederhana dibagi menjadi dua:
- Gereja Universal : Kumpulan orang- orang yang menjadi pengikut Kristus,
dipanggil keluar dari kegelapan dan hidup dalam terang Kristus di seluruh dunia.
- Gereja Lokal : Kumpulan orang yang bersatu dalam suatu wadah yang bersifat
lokal .
1
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
Dan juga E. Troeltsch mengatakan , gereja adalah lembaga yang dianugrahi
kemuliaan dan keselamatan sebagai hasil karya penebusan ; ia mampu menerima
masa dan menyesuaikan dirinya dengan dunia.
B. Arti Gereja menurut St. Augustinus
Filsafat Agustinus ditopang oleh keyakinannya kepada kesatuan gereja
katolik. Baginya gereja bukanlah hanya suatu alat dalam penyelamatan; gereja
menunjukan tujuan dan mengisi keyakinan jiwa. Karena itulah ia menyimpulkan
bahwa diluar Gereja tidak ada keselamatan. Gereja Katholik tidak dibatasi oleh
batas nasional, pengaruhnya mencakup seluruh dunia. Dalam pandangan
Augustinus, bishop Roma menjadi kekuasaan tertinggi. Mengingkari kekuasaan
Gereja berarti mengingkari Tuhan. Mengikuti jalan kristus secara sendirian tidak
cukup; kita tidak dapat menemukan diri kita tanpa gereja.
Konsep pemikiran Augustinus mengenai Gereja memiliki pandangan yang
berbeda tentang gereja pada masyarakat Kristiani pada umumnya, kita
membayangkan gereja secara institusi dan dalam bentuk ideal sedangkan St.
Augustinus memandang gereja dari segi riil dan memiliki wujud yang kompleks
dan bertumpuk-tumpuk , diantaranya St . Augustinus melihat gereja adalah
kumpulan orang beriman, yang juga tempat orang berdosa yang bertobat serta
menjadi gereja yang mengundang semua umat manusia secara universal.
a) Gereja Habel (Abil)
Bagi St. Augustinus peristiwa Pentakosta memang mempunyai arti khusus,
tetapi tidak merupakan awal Gereja secara mutlak , menurut St.
Augustinus bahwa Roh Kudus melampaui perbatasan sejarah. Roh memang
2
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
berkarya dalam sejarah tetapi tidak dicakup olehnya, dan juga pemikiran beliau
berdasarkan logika, kalau orang benar dari Perjanjian Lama dibenarkan oleh Roh
Kudus, dengan sendirinya mereka memiliki Kristus juga.
Augustinus berkata , “ Saudara – saudara , jangan menganggap hanya
mereka yang termasuk Gereja yang di kuduskan sesudah kelahiran Yesus, tetapi
semua orang kudus dari masa apapun juga termasuk umat Gereja . Tidak dapat
dikatakan bahwa bapa kita Abraham tidak tergolong pada kita, sebab ia hidup
sebelum Kristus dilahirkan Perawan…Itu dibantah rasul Paulus yang mengatakan
bahwa kita adalah anak-anak Abraham dengan mengikuti iman Abraham . Jadi
dengan meneladani Abraham kita diterima dalam Gereja. Bagaimana mungkin
mengucilkan Abraham dari Gereja?…Gereja ini hadir juga dalam nabi-nabi yang
kudus.”. Bagi Augustinus dasar “Gereja- sejak Abraham” ialah iman yaitu
imanakan Kristus yang mendatang. Tidak dalam arti : iman yang jelas dan
eksplisit, tetapi implisit: iman akan Allah , iman akan janji-janji Allah dan iman
akan kesetiaan untuk mewujudkannya. Justru karena sikap iman itulah, Abraham
adalah bapa kita semua ( Rom 4 : 16 ) . Mereka yang hidup dari iman , mereka
itulah anak-anak Abraham ( Gal 3:7 ) . Dengan haluan pemikiran demikian ,
Augustinus tidak berhenti pada Abraham , seakan –akan sebelum Abraham tidak
terdapat iman yang sejati, kebenaran dan kesucian . Augustinus menyebutnya:
gereja –sejak- Habel (Abil) . Karena iman Habel (Abil) telah mempersembahkan
kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Memang benar ,
Augustinus beranggapan bahwa diluar Gereja tidak ada keselamatan sesuai
dengan pendirian Siprianus, namun arti tersebut jangan diartikan dalam artian
sempit karena mungkin dalam hal ini arti Gereja melampaui Gereja yang tampak.
3
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
b) Gereja orang berdosa
Visi Gereja sebagaimana dianut St. Augustinus berkisar pada Kristus,
dalam arti : persatuan bangsa manusia dalam Kristus. Begitu Yesus diikuti dalam
iman , harapan, dan cinta kasih, maka lahirlah Gereja. Gereja merupakan sejarah
antara Allah dan manusia ; Gereja ialah berlangsungnya peristiwa Kristus. Oleh
karena itu Gereja adalah gerakan dinamis bukan kenyataan statis. St Augustinus
mempergunakan gambaran yang berani tentang Gereja , Gereja disebutnya Yakub
yang pincang (Kej 32:31) dan juga memandang gereja sebagai “domba yang satu
tersesat”, “ Gereja adalah kota di atas gunung, tetapi juga domba yang satu
itu yang tersesat yang dicari gembala untuk membawanya diatas pundaknya.” St.
Augustinus juga berkata “ Segala macam orang berdosa terdapat didalam Gereja
tercampur dengan orang yang baik dan suci.” Dan juga beliau menyatakan
bahwa bahaya terbesarbagi Gereja, itu bukan dari luar , bukan dari orang kafir ,
orang Yahudi, pengikut Donatus, orang bidaah dan pemecah melainkan dari
dalam. Musuh-musuh gereja yang paling berbahaya ialah orang Kristen sendiri.
Yang baik dan yang jahat, Allah dan berhala-berhala buatan manusia sendiri. St.
Augustinus pun menasihati..”terbatasnya kemampuan manusia bahwa ia tidak
dapat melihat hati orang lain dan tidak dapat menyelami rahasia-rahasia hati orang
lain , sehingga kita sering menilai seseorang secara tidak tepat.Oleh karena itu ,
seharusnya kita menjauhkan diri dari pendapat dan penilaian yang pasti, sampai
Tuhan yang akan menerangi seluk-beluk kegelapan hati kita dating dan membuka
pikiran sanubari setiap manusia”. St. Augustinus juga menasihati kita supaya kita
tidak meremehkan hal duniawi sebab menurutnya ..Kita tidak mempunyai jalan ke
4
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
Sorga selain dunia ini . Apa yang kita buat di dunia ini menentukan nasib kita di
akhirat.
St Augustinus juga berpendapat bahwa . Gereja dinamai kudus , sebab
persekutuannya di bentuk oleh orang yang di karuniai Tuhan dengan hadiah-
hadiah yang kudus, yaitu Firman-Nya dan Sakramennya. Jadi kekudusan gereja
bukanlah subjektif ( terdapat dalam sifatnya sendiri), melainkan objektif
( dasarnya terdapat di luarnya ). Dalam perlawanan terhadap Donaitis St .
Augustinus berpendapat bahwa Gereja adalah tempat menebah di mana gandum
dan jerami terhambur. Kematian dan hukuman terakhir belum memisahkan
keduanya. Manusia tidak berhak menghukum dan menggantikan Allah . Gereja
harus memberi tumpangan kepada semua orang Kristen , bukan hanya orang suci ,
melainkan juga kepada orang berdosa.
Bila melihat pemikiran St. Augustinus ini , hal inipun telah dilakukan
Tuhan Yesus tehadapwanita Samaria, perempuan berdosa yang mengurapi Yesus,
Zakeus si pemungut cukai , perempuan yang berzinah, dan masih banyak
lagi orang berdosa , bahkan dosa penyangkalan St.Petrus-pun diberikan
kesempatan bahkan untuk membangun gereja mula-mula dan di percaya sebagai
bapak gereja mula-mula.
c) Gereja yang mengundang semua manusia secara Universal
St. Augustius sangat mementingkan persekutuan (communion) , dan
menurut nya tujuan Gereja bukan terus-menerus menghakimi orang tetapi
mengumpulkan mereka di dalam Kristus. Gereja yang dipikirkan St. Augustinus
adalah suatu gereja yang tidak introvert, sempit ataupun fanatik, tetapi membuka
5
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
jendelanya lebar-lebar. Gereja yang ideal adalah Gereja yang tidak mendewakan
lembaganya , melainkan yang hidup dari sumber satu-satunya, yakni Kristus yang
adalah jalan, kebenaran , dan kehidupan. Pendeknya, Augustinus menganut Gereja
yang mengundang, yang meneguhkan , dan yang meyakinkan.
d) Pemikiran St.Augustinus tentang gereja yang tertuang di dalam Konsili
Vatikan II
St.Augustinus diakui sebagai bapak patriakis yang sangat tersohor dan
kerap kali hasil pemikiran beliau di pergunakan oleh umat Kristiani , tak
terkecuali dalam Konsili Vatikan II khususnya Lumen Gentium
(selanjutnya penulis akan menyingkatnya menjadi LG ) . Kita bisa melihat dalam
Bab I Misteri Gereja (LG) banyak dikutip pemikiran –pemikiran tentang Gereja
diantaranya LG 2 ; LG 4; LG 7 ; dan LG 8 tentang Gereja, untuk lebih dekat lagi
melihat hal tersebut di bawah ini beberapa kutipan :
LG 2 menyatakan : “Bapa menetapkan untuk menghimpun mereka yang
beriman akan Kristus dalam Gereja Kudus. Gereja itu sejak awal dunia
telah diperlambangkan , serta disiapkan dalam sejarah bangsa Israel dan dalam
perjanjian lama. Gereja dididirikan pada zaman terakhir, ditampilkan berkat
pencurahan Roh, dan akan di sempurnakan pada akhir zaman . Dan pada saat itu,
seperti tercantum dalam karya tulis para Bapa yang suci, semua orang yang benar
sejak Adam, dari Abil (Habel . pen )yang saleh hingga orang terpilih yang
terakhir ” .
LG 4 menyatakan : “ Demikianlah seluruh Gereja tampak sebagai “Umat
yang disatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan Putra dan Roh Kudus” .
6
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
LG 7 menyatakan : “Supaya kita tiada hentinya di perbaharui dalam
Kristus ( Lih Ef 4 : 23), Ia mengaruniakan Roh-Nya kepada kita. Roh itu satu dan
sama dalam Kepala maupun dalam para anggota-Nya dan menghidupkan,
menyatukan, serta menggerakkan seluruh Tubuh sedemikian rupa sehingga peran-
Nya oleh para Bapa Suci dapat dibandingkan dengan fungsi, yang dijalankan oleh
asas kehidupan atau jiwa dalam tubuh manusia.
LG 8 menyatakan: “….Kristus , yang “suci , tanpa kesalahan , tanpa noda”
(Ibr 7:26), tidak mengenal dosa ( lih. Ibr 2 : 217), Gereja merangkum pendosa-
pendosa dalam pangkuannya sendiri. Gereja itu suci, dan sekaligus harus selalu
dibersihkan , serta terus-menerus menjalankan pertobatan dan
pembaharuan. “Dengan mengembara di antara penganiayaan dunia dan hiburan
yang diterimanya dari Allah, Gereja maju”.
Dari beberapa kutipan inilah kita menyadari pemaknaan Gereja yang
mendalam dari pemikiran St. Augustinus di dalam LG bahwa gereja adalah semua
orang yang benar sejak Adam, dari Abil (Habel . pen ) yang saleh hingga orang
terpilih yang terakhir, Umat yang disatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan Putra
dan Roh Kudus, dan merangkum pendosa-pendosa dalam pangkuannya sendiri.
Gereja itu suci, dan sekaligus harus selalu dibersihkan , serta terus-menerus
menjalankan pertobatan dan pembaharuan. “Dengan mengembara di antara
penganiayaan dunia dan hiburan yang diterimanya dari Allah, Gereja maju”.
7
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
e) Pemikiran St. Augustinus tentang gereja sepanjang masa
Dari pemikiran – pemikiran St. Augustinus mengenai Gereja diatas, kita
mendapatkan kesimpulan bahwa beliau memandang gereja sebagai kumpulan
(communion) orang beriman ( Gereja Abil/ Habel ), yang bukan hanya terdiri dari
orang suci , melainkan orang- orang yang berdosa ( Gereja Orang Berdosa ) , yang
juga mengundang, meneguhkan, dan meyakinkan manusia akan arti anugerah
Allahdan cinta kasih Allah terhadap dunia ini dan juga gereja yang adalah umat
yang disatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan Putra dan Roh Kudus, dan
merangkum pendosa-pendosa dalam pangkuannya sendiri. Gereja itu suci, dan
sekaligus harus selalu dibersihkan , serta terus-menerus menjalankan pertobatan
dan pembaharuan. “Dengan mengembara di antara penganiayaan dunia dan
hiburan yang diterimanya dari Allah, Gereja maju”.
Berangkat dari pemikiran St. Augustinus , kita dapat merenungkan
kembali makna gereja pada masa sekarang ini , maupun sesudah masa ini. Gereja
sebagai perwakilan Kristus di dunia pada sekarang ini diliputi
suatu keterkukungan sikap eklusifitas dan narsime akan anugerah Allah
melaluipengorbanan Kristus dan kebaikan Allah yang mengangkat gereja
sebagai anak-anak Allah, sehingga gereja bergumul selalu akan perpecahan
didalam dirinya sendiri, bukannya mengundang umat manusia secara universal
guna menikmati bersama-sama kasih karunia Tuhan , hal ini terbuktibila kita
melihat sejarah Gereja (mulai dari skisma barat ;skisma timur; reformasi ; kontra-
reformasi; protestan – pantekosta/ panteskosta – dan neo- pantekosta /
kharismatik ), dapatlah kita simpulkan bahwa apa yang di cetuskan St Augustinus
adalah benar bahwa musuh-musuh gereja yang paling berbahaya ialah orang
8
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
Kristen sendiri, dimana perselisihan gereja masih berlangsung sampai saat ini ,
walaupun disamping itu kita dapat menarik hal positif dari keterpecahan gereja
yang mengakibatkan gereja kembali merenung akan kondisi masing-masing dan
mulai memiliki kerinduan untuk menjawab doa Yesus tentang kesatuan gereja,
akan tetapi memang hal ini masih merupakan jalan panjangyang harus di tempuh
masih-masing gereja baik secara individu maupun institusi guna menggenapi doa
tersebut.
Kelemahan pengetahuan akan sejarah gereja pun mengakibatkan apa yang
di sebut St. Augustinus“Musuh gereja” ( dalam artian orang Kristen tersebut)
semakin menjamur dengan terjadinya perpecahan- perpecahan baru yang
sebenarnya merupakan reproduksi sejarah, dan hal ini menjadikan apa
yang dijanjikan Tuhan akan umatnya mengenai adanya “Roh Elia” untuk hari-hari
terakhir ini terhambat dengan “narsisme kesucian “ gereja yang masing –
masing mengangap institusi atau dirinya pun lebih suci dari gereja
lainnya, walaupun usaha untuk memperbaiki gereja, diusahakan gereja Katolik
lewat Konsili Vatikan II yang mengimpikan adanya gereja yang utuh dan bersatu
serta adanya dialog yang setara antar gereja , tetapi memang dalam
realitasnya kaum protestanik- pantekostanis – kharismatik , masih belum
mengetahui secara jauh maksud dari butir-butir Konsili Vatikan II . Dibutuhkan
bukan hanya sekedar kerendahan hati dan kemauan untuk mewujudkan “Umat
yang disatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan Putra dan Roh Kudus” , setidak-
tidaknya kita dapat berdoa seperti Yesus untuk kemudian tertidur dan bermimpi
serta terbangun dan mendapatkan perwujudan doa Yesus dan doa kita bersama.
9
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
Dalam pemikiran St. Augustinus juga perlu di garis bawahi
mengenai orang berdosa dan orang beriman ( Habel/ Abil ) dari
sini kita mendapati bahwa kesatuan ini yang dalam pemikiran St. Augustinus
tidak bisa dipisahkan , gereja memang terdiri dari orang ataupun orang-orang
berdosa yang telah beriman dan bertobat dalam realitas kehidupannya , dari acuan
inilah kita dapat menjawab pertanyaan – pertanyaan zaman, bahwa sekalipun
seseorang di masa lalunya telah melakukan operasi transeksual ataupun telah
bercerai , dia semestinya diberikan tempat di dalam gereja bilamana dalam
pertobatan dan imannya akan janji Allah telah timbul di dalam realitas kehidupan
individu dan sosialnya, sehingga imannya dapat terlihat didalam perbuatan .
C. Gereja menurut Thomas Aquinas
Aquinas menngatakan bahwa manusia tidak akan selamat tanpa perantaraan
gereja. Sama halnya dengan augustinus yang mengungkapkan outside the church no
salvation can be found diperlukan pula sakramen-sakramen gereja, sakramen itu
mempunyai 2 tujuan:
1) Menyempurnakan manusai, dalam penyembahan kepada tuhan,
2) Menjaga manusia dari dosa.
Baptis mengatur permlaan hidup, penyesalan (confirmation) untuk keperluan
pertumbuhan manusia, dan sakramen mahakudus (eucharist) untuk menguatkan
jiwa. Dosa dapat dihilangkan dengan dua cara yaitu; dengan penebusan dosa
(penance), dengan ini kita mengadakan penyesalan terhadap dosa-dosa kita, dan
juga dengan perminyakan suci (extreme unction) yang mempersiapkan untuk
kehidupan abadi. Lebih jauh lagi, sakramen mepunyai pengertian kemasyarakatan.
10
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
Pentasbihan (ordination) diperlukan untuk memperkuat jiwa para pendeta,
sedangkan sakramen perkawianan diadakan tidak sekedar sebagai sakramen tetapi
juga merupakan suatu hukum alam. Sakramen ini mennjkan kesadaran kita tentang
pengaturan tuhan mengenai reproduksi manusia.
Aquinas juga membicarakan pekerjaan kristus. Yesus melayani sebagi
seoran perantara antara tuhan dan manusai, pendamai antara tuhan dan manusia.
Kita tidak akan dapat mencapai kebahagiaan bila terpisah dari katholik; demikian
Aquinas. Karunia tidak diberikan kepadaseseorang secar individual, tetapi diberikan
kepada kristus sebagai kepala gereja. Itu diatur oeleh para pendeta yang merupakan
wakil-wakil tuhan di bumi.
D. Sejarah gereja
Kristen sepanjang dua ribu tahun mulai dari negara Israel hingga
ke Eropa, Amerika, dan Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sejarah gereja
dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terbilang banyaknya, dan juga
menimbulkan kejadian-kejadian yang mengubah alur sejarah dunia. Tanggal-
tanggal terpenting dalam sejarah gereja dan kekristenan.
a) Sejarah gereja mula-mula
Periode ini dimulai sejak dimulainya pelayanan rasul Petrus, Paulus dan
lain-lainnya dalam memberitakan kisah Yesus hingga bertobatnya
Kaisar Konstantinus I, kurang lebih tahun 33 hingga 325. Pada periode
ini gereja dan orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, terutama
penganiayaan fisik, namun bapak-bapak gereja mulai menulis tulisan-tulisan
Kristen yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan
diatasi.
11
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
b) Sejarah gereja pada era Romawi
.Periode ini dimulai sejak pertobatan Kaisar Konstantinus I dan
menjadikan Kristen sebagai agama resmi Romawi, hingga dimulainya Abad
Pertengahan, yaitu ketika Kaisar Romawi terakhir, Romulus Agustus dijatuhkan,
kira-kira tahun 313 hingga 476. Pada periode ini Kepausan mulai berkembang,
orang-orang Kristen tidak dianiaya sekejam dulu lagi, agama dan politik mulai
bercampur jadi satu, dan Alkitab bahasa Latin yang memuat Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru dikanonisasi
c) Sejarah gereja pada Abad Pertengahan
Periode ini dimulai sejak berakhirnya kekuasaan Kaisar Romawi Barat
hingga dimahkotainya Charlemagne menjadi Kaisar Eropa Barat, kira-kira
tahun 476 hingga hari Natal tahun 800. Pada periode ini gereja, terutama
Kepausan, mengalami kemunduran moral. Para Paus dipaksa untuk terlibat lebih
dalam lagi dalam politik, yang seringkali kotor, dan harus mengimbangi keinginan
Kekaisaran Romawi Timur dan pemerintahan bangsa barbar di Barat. Meskipun
kebanyakan orang Kristen pada periode ini bermukim di Asia Minor, namun
penyebaran Injil terus dilakukan ke berbagai pelosok Eropa yang akan
mempengaruhi sejarah Abad Pertengahan.
d) Sejarah gereja di Eropa
Periode ini dimulai sejak penahbisan Karel Agung sebagai Kaisar Eropa
Barat hingga kejatuhan Kekaisaran Romawi Timur dengan direbutnya
Konstantinopel oleh bangsa Turki (1453) dan Reformasi Protestan, kira-kira
tahun 800 hingga 1500. Pada mulanya, hampir seluruh Eropa Barat di bawah
kekuasaan Kaisar Kristen, Karel Agung. Misionaris-misionaris mulai dikirim ke
12
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
Eropa Timur dan Rusia, biarawan-biarawan mulai membuat perubahan dari dasar
setelah melihat keadaan gereja yang memburuk, dan Perang Salib dengan bangsa
Asia dimulai, namun universitas mulai dibuka sehingga tidak hanya para rahib
namun rakyat biasa juga dapat membaca dan menulis. Selain itu terjadi perpisahan
antara gereja Katolik Barat di Eropa Barat dan gereja Ortodoks Timur di Asia
Kecil.
e) Sejarah gereja setelah Reformasi Gereja
Periode ini diwarnai oleh tokoh-tokoh yang membawa pembaruan dalam
gereja Katolik Roma, kira-kira tahun 1517 hingga 1600. Tokoh-tokoh Reformasi
seperti Martin Luther, Yohanes Calvin, John Knox, pada akhirnya mengakhiri
dominasi para uskup dan biarawan dalam mempelajari Alkitab. Reformasi
Protestan menyebabkan Kontra-Reformasi dan reformasi lainnya di Eropa Barat,
sementara penemuan benua Amerika menyebabkan kaum Protestan yang dianiaya
di Eropa, terutama Inggris, melarikan diri ke Amerika dan memulai negara baru
yang berlandaskan kekristenan. Dalam waktu seratus tahun, terjadi lebih banyak
peristiwa-peristiwa penting dari abad-abad sebelumnya, dan seluruh Eropa Barat
terancam perang saudara. Di Inggris, Perancis, Spanyol, Swiss, Skotlandia,
pertentangan antara bangsawan dan penguasa Kristen dan Katolik menyebabkan
pertumpahan darah.
f) Gereja pada Abad Penjelajahan dan Abad Penerangan
Sejak abad ke-17, penjelajah-penjelajah dari Eropa menjelajahi seluruh
dunia dan pada saat yang bersamaan membawa iman mereka ke seluruh dunia.
Terkadang penduduk asli yang mereka datangi dipaksa menerima iman mereka di
bawah ancaman senapan, namun mayoritas pertobatan yang terjadi di luar Eropa
13
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
adalah berkat jasa-jasa para misionaris tak bernama baik Kristen maupun Katolik,
yang tinggal dan mengajar masyarakat setempat.
g) Gereja Abad Pertengahan
Memang pada saat itu tindakan gereja sangat membelenggu manusia,
sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi
yang terdapat dalam dirinya. Juga para ahli fikir pada saat itu tidak memiliki
kebebasan berfikir apabila terdapat pemikiran – pemikiran yang bertentangan
dengan agama ajaran gereja oarang yang mengemukakan akan mendapat
hukuman berat pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan – penyelidikan
berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu kajian terhadap agama ( teologi )
yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapatkan larangan yang ketat.
Yang berhak mengadakan penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja.
Walaupun demikian, ada juga yang melanggar larangan tersebut dan mereka
dianggap orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran ( inkuisisi ).
Sedangkan ciri – ciri pemikiran filsafat pada abad pertengahan adalah :
Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja
Bersifat didalam lingkungan ajaran Aristoteles
Bersifat dengan pertolongan Agustinus dan lain – lain.
Masa abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masalah
yang penuh dengan upaya mengiringi manusia kedalam kehidupan sistem
kepercayaan yang picik dan panatik, dengan menerima ajaran gereja secara
membabi buta. Karena itu perkembangan ilmu pengetehuan terhebat. Masa ini
penuh dengan dominasi gereja yang tujuannya untuk membimbing umat kearah
hidup yang saleh. Tetapi disini lain dominasi gereja ini tanpa memikirkan
14
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
martabat dan kebebasan manusia yang mempunyai perasaan, fikiran, keinginan
dan cita – cita untuk memenuhi keinginan masa depannya sendiri.
Filsafat abad pertengahan lazim disebut dengan filsafat scholastik diambil
dari kata schuler berarti ajaran atau sekolahan. Pada kemudiannya kata scholastik
menjadi istilah bagi filsafat pada abad 9-15 yang mempunyai corak khusus yaitu
filsafat yng mempengaruhi agama. Secara garis besar filsafat abad pertengahan
dapat dibagi dua peroide yaitu: periode scholastik Islam dan periode scholastik
kristen.
h) Gereja pada Zaman Keemasan Patristik Yunani
Dalam abad pertama, gereja kristen mengalami penganiayaan terus
menerus dari pihak penguasa – penguasa romawi. Keadaanini berubah secara
radikal. Ketika pada tahun 313 kaisar Constantinus Agung mengeluarkan
pernyataan yang biasany adisebut “Edik Melano” dimana kebebasan beragama
untuk semua orang kristen terjamin sesudah kejadian itu agana kristen
berkembang pesat dalam semua propinsi kekaisaran romawi. Jumlah pengarang
kristen bertambah pula.
Sejak saat itu mulai lah zaman keemasan patristik, baik dalam wilayah
yang berbahasa yunani maupun dalam wilayah yang berbahasa latin. Masa
patristik yunani berakhir dengan Johannes Damascenus ( Awal abad 8 ). Ia
mengarang suatu karya yang berjudul sumber pengetahuan dimana dengan cara
sistematis diuraikan seluruh patristik yunani karya ini terdiri dari tiga jilid pertama
peningkatkan logika dan metafisika Aristoteles.
15
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
E. Beberapa Pandangan Yang Salah Tentang Gereja
1. Gereja itu adalah Gedung/Bangunan.
Diterima atau tidak, pandangan ini sudah mengakar di hati banyak orang
baik itu non Kristen, denominasi bahkan kalangan gereja Tuhan sendiri. Bila
melihat definisi dari kata Ekklesia, jelas sekali kalau gereja itu tidak ditujukan
kepada bangunan fisik. Gereja itu adalah bait Allah yaitu yang tidak dibuat
dengan tangan manusia (1 Korintus 3:16, 17; Kisah Rasul 7:48). Gereja itu adalah
rumah tetapi bukanlah bangunan. Gereja adalah rumah tempat Allah bertahta.
Gereja itu adalah sebuah keluarga Allah yang dibangun atas landasan batu yang
hidup yaitu Yesus Kristus. Jadi ketika berbicara tentang gereja, yang kita
maksudkan adalah manusianya baik secara universal, lokal maupun individual.
Pandangan yang menyebut bahwa gereja itu adalah bangunan sebuah pandangan
yang salah dan keliru. Bangunan itu adalah tempat gereja berbakti atau bertemu.
Orang sering bertanya “Dimana gerejamu?” Tidak akan ada jawabannya yang
benar untuk pertanyaan ini, karena pertanyaan ini sendiri salah. Gereja itu adalah
saya, Anda, mereka. Kita tidak pernah memiliki gereja, karena pemilik gereja itu
adalah Kristus.
2. Gereja itu adalah denominasi.
Gereja itu adalah mereka yang dipanggil keluar oleh Injil (2 Tesalonika
2:14). Sebab itu gereja itu bukanlah denominasi. Denominasi itu sendiri berarti
pembagian sekte secara keseluruhan. Denominasi adalah hasil dari kejatuhan dari
iman. Sebenarnya kalau ditilik dari sudut pandang Alkitab hal ini sama saja
dengan perpecahan. Paulus sebagai rasul Yesus pernah menyalahkan perpecahan
atau divisi itu. Kristus itu adalah satu dan tidak pernah dibagi-bagi (1 Korintus
16
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
1:10). Tidak ada ayat dalam Perjanjian Baru yang membuktikan bahwa
denominasi itu adalah Alkitabiah. Denominasi tercipta atas dasar pemikiran
manusia dan dengan memakai nama manusia. Yesus tidak pernah merencanakan
gerejaNya untuk terbagi menjadi denominasi.
3. Gereja adalah sebuah badan sosial yang bertujuan untuk menghibur orang.
Banyak kegiatan yang saat ini dilakukan beberapa jemaat lokal semata-
mata untuk menghibur orang. Mereka akan menyediakan sarana-sarana sosial
yang bisa dipakai untuk menghibur sekaligus mencari jiwa. Misalnya dengan
menyediakan sarana olah-raga, rekreasi, musik dan lain-lain.
17
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
KESIMPULAN
Dalam artian bahasa , Gereja didalam bahasa inggris disebut “Church”
(Kirche – Bahasa Jerman ) berasal dari bahasa Yunani – Kuriakos yang berarti
“milik Tuhan “. Istilah ini dipakai oleh orang-orang Yunani untuk menunjukkan
pada tempat ibadah, secara hurufiah istilah gereja berarti “tempat ibadah’ atau
“rumah Tuhan”.
Gereja selanjutnya secara artian sederhana dibagi menjadi dua:
- Gereja Universal
- Gereja Lokal
E. Troeltsch mengatakan , gereja adalah lembaga yang dianugrahi
kemuliaan dan keselamatan sebagai hasil karya penebusan ; ia mampu menerima
masa dan menyesuaikan dirinya dengan dunia.
Konsep pemikiran Augustinus mengenai Gereja memiliki pandangan yang
berbeda tentang gereja pada masyarakat Kristiani pada umumnya. Augustinus
memandang gereja dari segi riil dan memiliki wujud yang kompleks dan
bertumpuk-tumpuk , diantaranya St . Augustinus melihat gereja adalah kumpulan
orang beriman, yang juga tempat orang berdosa yang bertobat serta menjadi
gereja yang mengundang semua umat manusia secara universal. Bagi St.
Augustinus peristiwa Pentakosta memang mempunyai arti khusus, tetapi tidak
merupakan awal Gereja secara mutlak , menurut St. Augustinus bahwa Roh
Kudus melampaui perbatasan sejarah. Visi Gereja sebagaimana dianut St.
Augustinus berkisar pada Kristus, dalam arti : persatuan bangsa manusia dalam
Kristus. Begitu Yesus diikuti dalam iman , harapan, dan cinta kasih, maka lahirlah
Gereja. St. Augustius sangat mementingkan persekutuan (communion) , dan
18
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
menurut nya tujuan Gereja bukan terus-menerus menghakimi orang tetapi
mengumpulkan mereka di dalam Kristus.
Aquinas menngatakan bahwa manusia tidak akan selamat tanpa perantaraan
gereja. Sama halnya dengan augustinus yang mengungkapkan outside the church no
salvation can be found diperlukan pula sakramen-sakramen gereja, sakramen itu
mempunyai 2 tujuan:
1) Menyempurnakan manusai, dalam penyembahan kepada tuhan,
2) Menjaga manusia dari dosa.
Kristen sepanjang dua ribu tahun mulai dari negara Israel hingga
ke Eropa, Amerika, dan Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Sejarah gereja
dipengaruhi oleh tokoh-tokoh gereja yang tidak terbilang banyaknya, dan juga
menimbulkan kejadian-kejadian yang mengubah alur sejarah dunia.
19
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
DAFTAR PUSTAKA
Berkhof , H. 1991. Sejarah Gereja, disadur oleh Dr. I.H Enklaar , PT BPK
Gunung Mulia: Jakarta
Hardawiryana, R.SJ. 2004. Dokumen Konsili Vatikan II, Obor , Jakarta.
http://wikipedia.org.id/Gereja-abad-pertengahan
http://wikipedia.org.id/Sejarah-Gereja
Prof. K.Bertenes. 1988.Ringkasan Sejarah Filsafat. Kasinius : yogyakarta
Prof. Tafsir, Ahmad. 2005.Filsafat Umum. PT. Remaja rosdakarya: Bandung
Syadali, Ahmad. 1997. Filsafat Umum. Pustaka Setia: Bandung
Rapar J.H. 1989. Filsafat Politik Augustinus (Seri Filsafat Politik No.3) ,
Jakarta, C.V Rajawali
Van Diepen , Piet OSA. 2000. Augustinus Tahanan Tuhan , Yogjakarta ,
Kanisius
20
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F
GEREJA(Makalah)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Matakuliah : Filsafat UmumDosen : Anda , M.Pd
Oleh:
Ade Aenurrahmah (58461157)
Anggi Fitriyani (58461162)
Euis Sartika (58461169)
Yugie Puji Lestari (58461197)
Zimzim Fauziah (58461199)
Tarbiyah / IPA- Biologi A / VI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON2010
21
Gereja by; Ade A, Anggi F, Euis S, Yugie P L, Zimzim F