Click here to load reader
Upload
hendro-prasetyo
View
63
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
MAKALAH
ANALISIS PENELITIAN
PERBEDAAN TINGKAT NYERI PADA IBU INPARTU KALA I YANG DI BERI TEKNIK GUIDED IMAGERY DAN TANPA TEKNIK GUIDED IMAGERY DI BPS NY “S” KABUPATEN
JEMBER
Disusun Guna Memenuhi Tugas Perkuliahan Statistik Non Parametrik 1Dosen : Dr. Arief Wibowo, dr., MS
Disusun Oleh :
HENDRO PRASETYONIM. 101141008
MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
MINAT BIOSTATISTIKA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
serta hidayah-Nya penulisan dapat menyelesaikan tugas perkuliahan Biostatistika
Non Parametrik 1 dengan pokok bahasan “ANALISIS PENELITIAN
PERBEDAAN TINGKAT NYERI PADA IBU INPARTU KALA I YANG DI
BERI TEKNIK GUIDED IMAGERY DAN TANPA TEKNIK GUIDED
IMAGERY DI BPS NY “S” KABUPATEN JEMBER”
Dengan selesainya penugasan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Arief Wibowo, dr., MS, dosen mata kuliah Biostatistika Non
Parametrik 1 Fakultas Kesehatan Masyarakat universitas Airlangga
2. Istriku tercinta, anak-anakku yang telah memberikan dukungan penuh dan
semangat untuk belajar di S-2 FKM Universitas Airlangga
3. Teman-teman seperjuangan di S-2 FKM dan semua pihak yang membantu
penulis dalam penyusunan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca khususnya
bapak Dr. Arief Wibowo, dr., MS guna perbaikan dan pengembangan dari
makalah ini selanjutnya. Semoga tugas ini bermanfaat bagi penulis di masa
mendatang.
Surabaya, 21 November 2012
Penyusun,
2
3
ANALISIS PENELITIAN
PERBEDAAN TINGKAT NYERI PADA IBU INPARTU KALA I YANG DI BERI TEKNIK GUIDED IMAGERY DAN TANPA TEKNIK GUIDED
IMAGERY DI BPS NY “S” KABUPATEN JEMBER
I. PENDAHULUAN
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Secara
fisiologis nyeri persalinan mulai timbul pada persalinan kala I fase laten dan
fase aktif, pada fase laten terjadi pembukaan sampai 3 cm, bisa berlangsung
selama 8 jam. Nyeri berasal dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks.
Dengan makin bertambahnya frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang
dirasakan akan bertambah kuat. Nyeri yang terjadi dapat mempengaruhi
kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir dan menimbulkan stress.
Stress dapat menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat pada
persalinan yang lama (Rina, 2008).
Tetapi persalinan juga disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan
yang didambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pada masyarakat primitif, persalinannya lebih lama
dan nyeri, sedangkan masyarakat yang telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa
nyeri dan sebagian besar (90%) persalinan disertai rasa nyeri
(Prawirohardjo, 2002).
Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat 70% sampai 80% wanita
yang melahirkan mengharapkan persalinan berlangsung tanpa rasa nyeri. Di
Brazil angka ini mencapai lebih dari 50% dari angka kelahiran di suatu
4
rumah sakit yang merupakan persentase tertinggi diseluruh dunia. Berbagai
cara dilakukan agar ibu melahirkan tidak selalu merasa sakit dan merasa
nyaman. Saat di Indonesia diperkirakan 20% hingga 50% persalinan di
rumah sakit swasta dilakukan dengan operasi caesar, tingginya operasi
caesar disebabkan para ibu yang hendak bersalin lebih memilih operasi yang
relatif tidak nyeri. (Suara Merdeka, 2007).
Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran, para ahli
menemukan cara untuk mengurangi rasa nyeri pada persalinan, yaitu cara
farmakologis dan non-farmakologis. Cara farmakologi yaitu dengan
pemberian obat analgesik, namun ada beberapa obat analgesik yang
memiliki efek tidak baik pada janin. Oleh karena itu, banyak dikembangkan
cara non-farmakologis untuk mengatasi nyeri pada persalinan. Salah satu
penelitian dilakukan oleh Lamaze (1959) tentang analgesik psikologis
dimana ibu diberikan persiapan psikologis pada saat kehamilan dengan cara
pemberian sugesti dan motivasi. Salah satu metode tersebut adalah teknik
Guided Imagery (Imajinasi terbimbing). Yaitu sebuah teknik relaksasi yang
bertujuan untuk mengurangi stress dan meningkatkan perasaan tenang dan
damai serta merupakan obat penenang untuk situasi yang sulit dalam
kehidupan. Imajinasi terbimbing merupakan salah satu jenis dari teknik
relaksasi sehingga manfaat dari teknik ini pada umumnya sama dengan
manfaat dari teknik relaksasi yang lain (Rina, 2008).
Berdasarkan data-data tersebut diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
perbedaan tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I yang di beri teknik Guided
Imagery dan tanpa teknik Guided Imagery di BPS Ny “S” desa Puger Kulon
Kecamatan Puger Tahun 2011.
1.1 RUMUSAN MASALAH
Apakah ada perbedaan tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I yang di
beri teknik Guided Imagery dan tanpa teknik Guided Imagery di BPS Ny
“S” Kabupaten Jember ?
5
1.2 TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui perbedaan tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I yang di
beri teknik Guided Imagery dan tanpa teknik Guided Imagery di BPS Ny
“S” Kabupaten Jember.
1.3 MANFAAT PENELITIAN
Sebagai salah satu alternatif manajemen nyeri dengan pemberian
teknik guided imagery untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu inpartu kala I.
Dan sebagai masukan bagi petugas kesehatan dalam menetapkan protap
pemberian teknik guided imagery pada ibu inpartu kala I dalam mengurangi
nyeri.
II. KONSEP TEORI
2.1 KONSEP GUIDED IMAGERY (IMAJINASI TERBIMBING)
1) Pengertian
Imajinasi terbimbing adalah sebuah teknik relaksasi yang bertujuan
untuk mengurangi stress dan meningkatkan perasaan tenang dan damai
serta merupakan obat penenang untuk situasi yang sulit dalam kehidupan.
Imajinasi terbimbing atau imajinasi mental merupakan suatu teknik untuk
mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak sadar untuk
menciptakan bayangan gambar yang membawa ketenangan dan
keheningan (National Safety Council, 2004:326).
2) Dasar Imajinasi Terbimbing
Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk
berkomunikasi dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita lakukan akan
diproses oleh tubuh melalui bayangan. Imajinasi terbentuk melalui
6
rangasangan yang diterima oleh berbagai indera seperti gambar aroma,
rasa suara dan sentuhan (Holistic-online, 2006).
Respon tersebut timbul karena otak tidak mengetahui perbedaan antara
bayangan dan aktifitas nyata. Penelitian membuktikan bahwa dengan
menstimulasi otak melalui imajinasi dapat menimbulkan pengaruh
langsung pada system saraf dan endokrin.
(http://indonesiannursing.com/konsepimajinasiterbimbing.html, 2008 ).
2.2 Konsep Nyeri Persalinan
1) Pengertian
Nyeri menurut International Association For Study Of Pain
adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang
didapat terkait dengan kerusakan kondisi terjadinya kerusakan
(Tamsuri, 2008:191). Nyeri merupakan bagian integral dari pesalinan
dan melahirkan (Mander, 2004:167)
Nyeri persalinan adalah sensasi tidak enak / rasa sakit selama
masa persalinan dan melahirkan akibat ketegangan emosional, tekanan
pada ujung syaraf, tegangan pada jaringan dan persendian serta hipoksia
otot uterus selama dan setelah kontraksi yang panjang dan dapat
menimbulkan rasa sakit dan kekhawatiran. (Hamilton, 1995:245)
2) Klasifikasi Nyeri
Menurut tempatnya definisi nyeri (Hamilton, 1995:249) antara lain :
a. Periferal Pain
1) Superfisial Pain (nyeri permukaan)
2) Deep Pain (nyeri dalam)
3) Reffered Pain (Nyeri alihan) nyeri yang dirasakan pada area
yang bukan merupakan sumber nyerinya
7
b. Central Pain
Terjadinya karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinal
cord, batang otak dan lain – lain
1) Psycogenic Pain
Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari
trauma psikologis
2) Phantom Pain
Phantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang
sudah tak ada lagi, contohnya pada amputasi. Phantom Pain
timbul akibat dari stimulasi dendrti yang berat dibandingkan
dengan stimulasi reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang
tersebut akan merasa nyeri pada area yang telah diangkat
3) Rediating Pain
Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringan
sekitar
Sedangkan menurut sifatnya (Hamilton , 1995:251) atara lain
1) Insidentil : timbul sewaktu – waktu dan kemudian menghilang
2) Steady : nyeri timbul menetap dan dirasakan dalam waktu yang
lama
3) Paroxysmal : nyeri dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali
dan biasanya menetap 10-15 menit, lalu menghilang dan
kemudian timbul kembali.
4) Intractable Pain: nyeri yang resisten dengan diobati atau
dikurangi. Contoh pada arthritis, pemberian analgetik narkotik
merupakan kontraindikasi akibat lamanya penyakit yang dapat
mengakibatkan kecanduan.
8
Menurut Berat Ringannya, klasifikasi nyeri dibagi menjadi
1) Nyeri ringan : dalam intensitas rendah
2) Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan
psikologis
3) Nyeri berat : dalam intensitas tinggi
Berdasarkan Lama / Durasi, klasifikasi nyeri dibagi menjadi : Akut :
kurang dari 1 bulan, Sub Akut : 1-2 bulan, Kronis : lebih dari 2-3 bulan
Nyeri merupakan respon personal yang bersifat subjektif, karena
itu individu itu sendiri harus diminta untuk menggambarkan dan
membuat tingkat nyeri yang dirasakan (Smeltzer & Bare, 2002:156).
1) Intensitas nyeri dapat dibuat dengan tingkatan nyeri secara skala
verbal (tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat atau dengan skala 0
sampai 10).
2) Karakteristik nyeri meliputi letak, durasi (lama nyeri), irama (terus
menerus atau hilang timbul) dan kualitas nyeri (terbakar, perih,
tertusuk, tumpul dan sebagainya) yang dialami individu.
3) Faktor yang memperberat dan memperingan nyeri seperti gerakan,
posisi, pengerahan tenaga dan sebagainya.
4) Efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari seperti tidur,
bergerak, nafsu makan dan lain-lain.
5) Kekhawatiran terhadap nyeri yang meliputi berbagai masalah yang
luas seperti beban ekonomi, pengaruh terhadap peran, citra diri dan
lain-lain (Smeltzer & Bare, 2002).
9
2.3 Kerangka Konseptual
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
2.4 Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak ada perbedaan tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I yang di
beri teknik guided imagery dan yang tanpa teknik guided imegery di
BPS Ny “S” di Kabupaten Jember
Ha : Ada perbedaan tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I yang di beri
teknik guided imagery dan yang tanpa teknik guided imegery di BPS
Ny “S” di Kabupaten Jember
Nyeri selama persalinan
- Faktor Lingkungan
- Faktor Psikologis
- Faktor Fisik
Non farmakologis :
- Stimulasi Kutaneus
- Distraksi- Biofeedback - Hipnosis- Relaksasi
Farmakologis :- NSAID- Opioid/
analgesik narkotik
- Obat
- Guided Imagery
Rasa nyaman
Kala IVKala II Kala IIIKala I
Tingkat Nyeri
dengan
Tingkat Nyeri tanpa
10
III. METODELOGI PENELITIAN
3.1 DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Pra Eksperimen dengan rancangan One
Group Pretest-Postest, yang memungkinkan untuk membandingkan hasil
intervensi yang diberikan (Notoatmodjo, 2005). Rancangan penelitian
digambarkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Pengaruh Tingkat Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I Yang Di Beri Teknik Guided Imagery Dan Tanpa Teknik Guided Imagery
Subjek Pre-test Perlakuan Post-test
Klien dengan nyeri
pesalinan
O X O
Keterangan :
Pre tes : Sebelum perlakuan
Perlakuan : Metode Teknik Guided Imagery
Post test : Segera setelah adanya perlakuan
3.2 POPULASI SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING
1) Populasi
Pada penelitian ini populasinya adalah ibu inpartu kala I di BPS
Ny. “S” di Kabupaten Jember yaitu 18 orang.
2) Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu inpartu
kala I di BPS Ny. “S” di Kabupaten Jember sebesar 15 orang yang
diperoleh dengan rumus :
n= N
1+N (d )2
11
Keterangan :
N : Besar populasi
n : Besar sampel
d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang ingin dicapai (0,05)
3) Teknik Sampling
Dalam sampling ini pengambilan sampel secara accidental
yaitu pengambilan sampel dengan mengambil kasus atau responden
yang kebetulan ada atau tersedia (Notoadmodjo, 2005:89)
3.3 KRITERIA SAMPEL
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Ibu inpartu kala I (fase aktif akselerasi)
2) Ibu inpartu dalam intensitas nyeri ringan dan sedang
3) Ibu inpartu di BPS Ny. “S”
4) Ibu yang bersedia menjadi responden
3.4 VARIABEL PENELITIAN
Variabel independen dari penelitian ini adalah teknik Guided Imagery
(Imajinasi Terbimbing). Dan Variabel dependennya adalah nyeri
persalinan.
12
3.5 DEFINISI OPERASIONAL
VARIABELDEFINISI
OPERASIONALINDIKATOR
ALAT UKUR
SKALA HASIL
Nyeri persalinan tanpa diberi teknik Guided Imagery (Imajinasi Terbimbing)
sensasi tidak enak / rasa sakit selama masa persalinan dan melahirkan akibat ketegangan emosional, tekanan pada ujung syaraf, tegangan pada jaringan dan persendian serta hipoksia otot uterus selama dan setelah kontraksi yang panjang dan dapat menimbulkan rasa sakit dan kekhawatiran.
Laporan atau pernyataan pasien yang dinyatakan secara verbal dan dikombinasikan dengan skala nyeri numerik, yaitu: Nyeri ringan (1-3)
Nyeri sedang (4-6)
Nyeri berat (7-9)
Nyeri hebat (10)
Lembar observasi Skala nyeri menurut Smeltzer S.C Bare
Ordinal Nyeri ringan
Nyeri sedang
Nyeri berat
Nyeri hebat
Nyeri persalinan yang diberi teknik Guided Imagery (Imajinasi Terbimbing)
sensasi tidak enak / rasa sakit selama masa persalinan dan melahirkan akibat ketegangan emosional, tekanan pada ujung syaraf, tegangan pada jaringan dan persendian serta hipoksia otot uterus selama dan setelah kontraksi yang panjang dan dapat menimbulkan rasa sakit dan kekhawatiran. Nyeri berubah setelah diberi teknik Guided Imagery.
Laporan atau pernyataan pasien yang dinyatakan secara verbal dan dikombinasikan dengan skala nyeri numerik, yaitu: Nyeri ringan (1-3)
Nyeri sedang (4-6)
Nyeri berat (7-9)
Nyeri hebat (10)
Lembar observasi Skala nyeri menurut Smeltzer S.C Bare
Ordinal Nyeri ringan
Nyeri sedang
Nyeri berat
Nyeri hebat
13
3.6 ALAT UKUR
Alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi disertai gambar skala
nyeri.
3.7 TEKNIK PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA
Setelah data diolah, kemudian dimasukkan dalam bentuk table, yang
selanjutnya dianalisa. Karena sampel berpasangan dengan Skala berbentuk
ordinal ordinal dan skor kuantitatif maka rumus yang digunakan Wilcoxon
Signed Ranks Test.
Ζ= τ−μτδτ
Dimana : T = Jumlah jenjang / ranking yang kecil
μτ=n(n+1)
4
δτ=√ n(n+1 )(2n+1)24
Dengan demikian,
Ζ=T−μTδτ
=T
n(n+1 )4
√ n(n+1 )(2 n+1)24
Kemudian menetapkan taraf kesalahan (0,025) kemudian
dibandingkan dengan harga Z. Jika harga Z lebih kecil dari taraf
kesalahan, maka H0 diterima.
14
IV. DATA ANALISIS PENELITIAN
4.1 Data Umum
1) Karateristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Karateristik Responden Berdasarkan Umur di BPS Ny. “S” di Kabupaten Jeember
Usia Jumlah Persentase
<20 th
20 – 35 th
>35 th
1
12
2
7%
80%
13%
Total 15 100%
2) Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di BPS Ny. “S” di Kabupaten Jember
Pekerjaan Jumlah Persentase
IRT
Swasta
Buruh
PNS
11
3
0
1
73%
20%
0%
7%
Total 15 100%
15
4.2 Data Khusus
1) Karateristik tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I tanpa menggunakan
teknik guided imagery di BPS Ny “S” di Kabupaten Jember
Tabel 4.3 Karateristik tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I tanpa menggunakan teknik guided imagery di BPS Ny “S” di Kabupaten Jember
Tanpa menggunakan teknik guided
imagery
Jumlah Persentase
5 nyeri sedang
6 nyeri sedang
4
11
26,6%
73,3%
Total 15 100%
2) Karateristik tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I dengan menggunakan
teknik guided imagery di BPS Ny “S” di Kabupaten Jember
Tabel 4.4 Karateristik tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I dengan menggunakan teknik guided imagery di BPS Ny “S” di Kabupaten Jember
Menggunakan teknik guided
imageryJumlah Persentase
1 nyeri ringan
2 nyeri ringan
8
7
53,3%
46,7%
Total 15 100%
16
V. PERHITUNGAN MANUAL UJI STATISTIK WILCOXON
Tabel Penolong Untuk Test Wilcoxon
NoTingkat Nyeri
BedaTanda Jenjang
Pre Post Jenjang + -1 6 2 -4 4,4 0 4,42 6 2 -4 4,4 0 4,43 6 2 -4 4,4 0 4,44 5 1 -4 4,4 0 4,45 6 1 -5 3,6 0 3,66 6 2 -4 4,4 0 4,47 6 2 -4 4,4 0 4,48 6 1 -5 3,6 0 3,69 5 1 -4 4,4 0 4,410 6 2 -4 4,4 0 4,411 6 1 -5 3,6 0 3,612 5 1 -4 4,4 0 4,413 6 1 -5 3,6 0 3,614 5 1 -4 4,4 0 4,415 6 2 -4 4,4 0 4,4
62,8
Z=T−σT
σT
=T−
N (N+1)4
√ N ( N+1 )(2. N+1)24
Z=T−σT
σT
=T−
15(15+1)4
√ 15 (15+1 )(2.15+1)24
Z=T−σT
σT
=0−240
4
√ 240.3124
17
Z=T−σT
σT
= 0−60
√ 744024
Z=T−σT
σT
= −60√310
Z= −6017.607
Z=−3,4091
Setelah dilakukan uji statistik Wilcoxon dengan taraf kesalahan 0,025
maka harga Z tabel = 1,96. Didapatkan harga Z hitung -3,4091 ternyata
lebih besar dari -1,96 (harga negatif tidak diperhitungkan karena harga
mutlak). Dengan demikian Ho ditolak. Yang berarti ada perbedaan tingkat
nyeri pada ibu inpartu kala I yang di beri teknik Guided Imagery dan tanpa
teknik Guided Imagery di BPS Ny “S” Kabupaten Jember.
VI. UJI STATISTIK MENGGUNAKAN SPSS
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum MaximumPre Teknik Guided Imagery 15 5,73 ,458 5 6
Post Teknik Guided Imagery 15 1,47 ,516 1 2
Wilcoxon Signed Ranks TestRanks
N Mean Rank Sum of RanksPost Teknik Guided Imagery - Pre Teknik Guided Imagery
Negative Ranks 15(a) 8,00 120,00
Positive Ranks 0(b) ,00 ,00Ties 0(c)Total 15
a Post Teknik Guided Imagery < Pre Teknik Guided Imageryb Post Teknik Guided Imagery > Pre Teknik Guided Imageryc Post Teknik Guided Imagery = Pre Teknik Guided Imagery
18
Test Statistics(b)
Post Teknik Guided Imagery - Pre Teknik
Guided ImageryZ -3,578(a)Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a Based on positive ranks.b Wilcoxon Signed Ranks Test
Hasilnya sig = 0,000 0,025, maka Ho di tolak dan Ha diterima
yang artinya teknik Guided Imagery (Imajinasi Terbimbing) berpengaruh
terhadap perubahan nyeri pada ibu inpartu kala I. Atau ada perbedaan
tingkat nyeri pada ibu inpartu kala I yang di beri teknik Guided Imagery dan
tanpa teknik Guided Imagery di BPS Ny “S” Kabupaten Jember.
19
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kesehatan.
Hamilton, Persis Mary. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, Alih Bahasa Ni Luh Gede Yasmin Asih, Edisi 6. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mander. (2004). Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC.
National Safety Council. (2004). Manajemen Stres. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005) Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. (2003) Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Potter dan Perry. (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. (2006) Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Indonesia
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Stoppard. (2002) Kehamilan dan Kelahiran. Jakarta : Mitra Media
Sugiyono. (2008) Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Tamsuri, Anas. (2008) Konsep dan Penantalaksanaan nyeri (cet. I). Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Supriyanto. (2010)., Asuhan Persalinan Normal. http://askep-askeb.c2.cc/2010/01/asuhan-persalinan-normal.html (diakses tanggal 7 Februari 2011)
Rina. (2008). Karakteristik Nyeri Persalinan. http://etd.eprints. ums.ac.id/4451/1/J20070094.pdf (diakses 17 Januari, 201).