11
BAB I PENDAHULUAN Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif.Pterigium berbentuk membran segitiga dengan puncak di daerah kornea dan basisnya terletak pada celah kelopak (fisura palpebra) bagian nasal ataupun temporal dari konjungtiva. 1 Pterigium ini lebih seringtumbuh di bagian nasal daripada dibagian temporal. Dapat juga terjadi pertumbuhan nasal dan temporal pada satu mata disebut double pterigium. Pterigium dapat mengenai kedua mata dengan derajat pertumbuhannya yang berbeda. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang, atau degenerasi. Pterigium diduga disebabkan iritasi yang terus menerus dari angin, sinar matahari, udara yang panas dan debu. Pada tahap awal pterigium penderita sering matanya terasa panas, perasaan menganjal seperti ada benda asing, sering merah dan terjadi kemunduran tajam penglihatan akibat astigmat kornea. 1,2,3 Pterigium lebih sering ditemui di daerah beriklim tropis dan subtropis.Umumnya angka prevalensi pterigium padadaerah

finale 1

  • Upload
    deo

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

final

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif.Pterigium berbentuk membran segitiga dengan puncak di daerah kornea dan basisnya terletak pada celah kelopak (fisura palpebra) bagian nasal ataupun temporal dari konjungtiva.1Pterigium ini lebih seringtumbuh di bagian nasal daripada dibagian temporal. Dapat juga terjadi pertumbuhan nasal dan temporal pada satu mata disebut double pterigium. Pterigium dapat mengenai kedua mata dengan derajat pertumbuhannya yang berbeda. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang, atau degenerasi. Pterigium diduga disebabkan iritasi yang terus menerus dari angin, sinar matahari, udara yang panas dan debu. Pada tahap awal pterigium penderita sering matanya terasa panas, perasaan menganjal seperti ada benda asing, sering merah dan terjadi kemunduran tajam penglihatan akibat astigmat kornea.1,2,3Pterigium lebih sering ditemui di daerah beriklim tropis dan subtropis.Umumnya angka prevalensi pterigium padadaerah tropis lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya. Prevalensi ini berbeda-beda di antara jenis ras, luas dan lamanya paparansinar matahari.2,4,5Secara geografis ada beberapa daerah di Indonesia yang terletak diekuator. Di daerah tropis seperti Indonesia, dengan paparan sinar matahari tinggi, risiko timbulnya pterigium 44 kali lebih tinggi dibandingkan daerah non-tropis, dengan prevalensi untuk orang dewasa lebih dari 40 tahun adalah 16,8%: laki-laki 16,1%dan perempuan 17,6%.Pterigium jarang terjadi pada usia awal 20. Prevalensi tertinggi terjadinya pterigium yaitu pada pasien yang berusia lebih dari 40 tahun. Pterigium terjadi dua kali lipat lebih banyak pada pria daripada wanita.2,4,5Di Indonesia, hasil survei Departemen Kesehatan RI tahun 1982, pterigium menempati urutan ketiga terbesar (8,79%) dari penyakit mata. Bustani dan Mangindaan melaporkan 21,35% pterigium di dua desa di Kabupaten Minahasa Utara, dengan hasil 12,92% pada pria dan 8,43% pada wanita, 9,55% berusia di atas 50 tahun, dengan pekerjaan petani sebesar 10,11% terbanyak adalah pterigium stadium 3 yaitu 42,11% yang tumbuh di bagian nasal sebesar 55,26%.6Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus dengan diagnosis pterigium grade II okulus sinistra pada pasien yang datang berobat ke Poliklinik Mata RSU Prof. dr. R. D. Kandou Manado.

BAB IILAPORAN KASUS1. Identitas PasienNama : Ny. T JUmur : 80 tahun Jenis kelamin: PerempuanAgama : Kristen ProtestanBangsa : IndonesiaPekerjaan : -Alamat : Treman, KauditanKunjungan : 4 Juni 2015

2. AnamnesisA. Keluhan Utama: Mata kanan dan kiri terasa gatal dan merah sejak 6 bulan yang laluB. Riwayat Penyakit Sekarang:Mata kiri merah berulang sejak sekitar enam bulan yang lalu. Penderita merasa matanya perih dan panas terutama bila mata kena cahaya matahari, debu, atau angin. Penderita juga merasakan seperti ada sesuatu yang mengganjal ketika menutup mata kirinya. Awalnya penderita merasa gatal pada kedua mata, kemudian penderita mengucek-ngucek matanya. Rasa gatal kemudian diikuti dengan rasa perih dan panas yang disertai dengan pengeluaran air mata dan mata menjadi merah. Keluhan-keluhan ini terutama timbul saat penderita sedang beraktifitas di luar rumah yaitu saat mata penderita kena debu, angin, dan sinar matahari. C. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit mataPasien menyangkal belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya dan menyangkal riwayat trauma pada mata. Pasien mengaku bahwa sering mengalami mata merah sebelumnya. Riwayat penyakit sistemikRiwayat hipertensi dan diabetes disangkal oleh pasien.

D. Riwayat PengobatanBelum pernah diobati sebelumnya.

E. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada keluarganya yang mengalami hal serupa dengan pasien.

F. Riwayat AlergiPasien menyangkal riwayat alergi obat.Pasien menyangkal alergi makananPasien menyangkal alergi debu/bulu binatang

G. Riwayat PsikososialPasien bekerja sebagai pedagang pakaian yang sering terpapar sinar matahari dan debu dari lingkungan sekitar, pasien jarang memakai kacamata dan topi saat keluar rumah.

PEMERIKSAAN FISIKStatus GeneralisKeadaan umum penderita baik dengan kesadaran kompos mentis. Tekanan darah penderita yaitu 130/80 mmHg, nadi 76 kali per menit, respirasi 20 kali per menit, dan suhu badan (aksila) 36,9oC. Pemeriksaan Khusus (Status Oftalmikus)1. Pemeriksaan SubjektifDengan snellen chart didapatkan visus okulus dekstra et sinistra (VODS) = 6/6. Penglihatan dekat didapatkan ODS yaitu N 14yang dikoreksi dengan lensa add + 1,75 D menjadi N 8.Form sense:Sentral -distance vision (snellen chart): ODS 6/6Light sense pen light : N/ NLight projection pen light: N/ N2. Pemeriksaan Objektif

a. Inspeksi ODSPalpebra normal, lakrimasi (-), konjungtiva dan sklera normal. Pada okulus sinistra terdapat benjolan di konjungtiva bulbi bagian nasal (+) berwarna putih kelabu bentuk segitiga dengan puncak belum melewati setengah jarak antara limbus dan pupil. Permukaan kornea tidak rata, tertutup oleh lipatan jaringan konjungtiva. Camera oculi anterior (COA) dalam, iris normal, pupil bulat, refleks cahaya (+) normal, lensa jernih, kornea jernih.Inspeksi umum :a. Edema: / b. Hiperemi: / c. Sekret: / d. Lakrimasi: / e. Fotofobia: / f. Blefarospasme: / g. Posisi bola mata: ortoforia h. Benjolan/ tonjolan: / b. PalpasiODSTidak ada nyeri tekan dan massa. Palpasi tekanan intra okuler normal. Tekanan intra okuler diukur dengan tonometri Schiotz yaitu OD 11,2 mmHg dan OS 11,2 mmHg.c. Pemeriksaan funduskopi ODSRefleks fundus mata kiri dan kanan (+) uniform.d. Pemeriksaan slit lamp ODSKornea ditutupi oleh membran berbentuk segitiga yang puncaknya belum melewati setengah jarak antara limbus dan pupil. COA dalam, lensa jernih.JENIS PEMERIKSAANODOS

Obliqus IluminationKorneaJernihMembran berbentuk segitiga

COADalamDalam

IrisNormalNormal

Lensa (kekeruhan)JernihJernih

Direct OpthalmoscopeKorneaJernihMembran berbentuk segitiga

COADalamDalam

LensaJernihJernih

Badan kacaJernihJernih

Refleks fundus(+) uniform(+) uniform

P. darahNormalNormal

Makula luteaRefleks fovea (+) NormalRefleks fovea (+)Normal

Slit LampKorneaJernihMembran berbentuk segitiga

COADalamDalam

IrisNormalNormal

LensaJernihJernih

Konjungtiva bulbiNormalJaringan fibrovaskular (+)

RESUME Seorang penderita perempuan, 80 tahun datang ke Poliklinik Mata RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dengan keluhan utama mata kiri sering merah berulang. Mata juga terasa seperti terganjal sesuatu sejak sekitar enam bulan lalu. Perih (+), panas (+), mata merah (+), gatal (+), lakrimasi (+). Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan VODS yaitu 6/6 dan TIODS 11,2. Penglihatan dekat didapatkan ODS N 14 dan kemudian dikoreksi dengan lensa add + 1,75 D menjadi N 8. Pemeriksaan slit lamp yaitu kornea murni ditutupi oleh membran berbentuk segitiga yang puncaknya belum melewati setengah jarak antara limbus dan pupil.

DIAGNOSISPterigium grade II Okulus Dextra et Sinistra Presbiopia Okulus Dekstra et Sinistra

PENANGANAN1. Penatalaksaan bersifat non bedah yaitu diberikan penyuluhan untuk mengurangi iritasi atau paparan terhadap sinar ultraviolet, debu, dan angin. Jika pterigium mengalami inflamasi dapat berobat dan diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali tetes per hari selama 5 7 hari.2. Lubricant Eyedrops 3 kali tetes per hari. 3. Kacamata OD: PlanoOS: Planoadd + 1,75 N8add + 1,75 N8

PROGNOSISDubia ad bonam.ANJURANPasien dianjurkan memakai kacamata atau topi pelindung bila sedang bekerja membersihkan dan beraktivitas di luar rumah.