14
Fiqh Ringkasan qaul Syafi’iyyah dari Kitab “Mazahib Arba’ah” Abdurrahman Al Jazairi 1. Muqaddimah 2. Kitab Taharah Ta’rif taharah Taharah secara bahasa adalah bersih dari kotoran baik yang bersifat terindera (hissiyah) atau yang tidak terindera (ma’nawiyah). Adapun ta’rif (definisi) taharah menurut istilah fuqaha’ ada beberapa, di antaranya : 1) melakukan perbuatan yang dengannya membolehkan melakukan sholat. Perbuatan itu meliputi wudhu, tayammum, menghilangkan najis, atau perbuatan yang serupa dengan ituseperti tayammum dan mandi sunnah, dan wudhu yang dilakukan dalam keadaan sudah berwudhu. 2) menghilangkan hadats dan najis atau hal yang serupa dengan itu. 3. Najis dan macam-macamnya Najis, atau najas atau najasah secara bahas adalah nama untuk segala sesuatu yang kotor. (Akan tetapi dalam istilah fiqh yang dimaksudkan bukan segala yang kotor tetapi segala yang menghalangi sahnya sholat jika dia terbawa dalam sholat baik di badan, pakaian, atau di tempat dilakukannya sholat*). Para fuqaha membagi najis menjadi najis hukmiyah dan haqiqiyah. Najis haqiqiyah adalah sesuatu yang memiliki bentuk, rasa, warna, dan bau, disebut juga dengan najis ainiyah. Adapun najis hukmiyah adalah najis yang tidak memiliki sifat-sifat tersebut,( tetapi belum disucikan secara syar’iiy*), misalnya kencing yang sudah kering dan tidak didapati lagi adanya bau atau warnanya. Benda najis adalah benda-benda yang ditunjukkan oleh syara’ akan kenajisanya, karena hokum asal semua benda adalah suci*. Adapun macam-macam benda najis di antaranya adalah bangkai binatang darat yang memiliki darah yang mengalir, akan tetapi bukan manusia. Adapun bangkai binatang laut adalah suci berdasarkan hadits “..air laut itu suci airnya dan halal bangkainya” HR Bukhori. Begitu juga seluruh bagian dari bangkai ini juga najis seperti tulang, kulit, dsb.

fiqh talkhis madzahib

  • Upload
    tindyop

  • View
    27

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: fiqh talkhis madzahib

Fiqh Ringkasan qaul Syafi’iyyah dari Kitab “Mazahib Arba’ah” Abdurrahman Al Jazairi

1. Muqaddimah

2. Kitab Taharah Ta’rif taharahTaharah secara bahasa adalah bersih dari kotoran baik yang bersifat terindera (hissiyah) atau yang tidak terindera (ma’nawiyah).Adapun ta’rif (definisi) taharah menurut istilah fuqaha’ ada beberapa, di antaranya : 1) melakukan perbuatan yang dengannya membolehkan melakukan sholat. Perbuatan itu meliputi wudhu, tayammum, menghilangkan najis, atau perbuatan yang serupa dengan ituseperti tayammum dan mandi sunnah, dan wudhu yang dilakukan dalam keadaan sudah berwudhu. 2) menghilangkan hadats dan najis atau hal yang serupa dengan itu.

3. Najis dan macam-macamnyaNajis, atau najas atau najasah secara bahas adalah nama untuk segala sesuatu yang kotor. (Akan tetapi dalam istilah fiqh yang dimaksudkan bukan segala yang kotor tetapi segala yang menghalangi sahnya sholat jika dia terbawa dalam sholat baik di badan, pakaian, atau di tempat dilakukannya sholat*). Para fuqaha membagi najis menjadi najis hukmiyah dan haqiqiyah. Najis haqiqiyah adalah sesuatu yang memiliki bentuk, rasa, warna, dan bau, disebut juga dengan najis ainiyah. Adapun najis hukmiyah adalah najis yang tidak memiliki sifat-sifat tersebut,( tetapi belum disucikan secara syar’iiy*), misalnya kencing yang sudah kering dan tidak didapati lagi adanya bau atau warnanya.Benda najis adalah benda-benda yang ditunjukkan oleh syara’ akan kenajisanya, karena hokum asal semua benda adalah suci*. Adapun macam-macam benda najis di antaranya adalah bangkai binatang darat yang memiliki darah yang mengalir, akan tetapi bukan manusia. Adapun bangkai binatang laut adalah suci berdasarkan hadits “..air laut itu suci airnya dan halal bangkainya” HR Bukhori. Begitu juga seluruh bagian dari bangkai ini juga najis seperti tulang, kulit, dsb.Binatang yang disebutkan kenajisannya adalah anjing berdasarkan hadits ..”jika anjing menjilat wadah (bejana)milik kalian maka tumpahkanlah lalu cucilah tujuh kali” HR MuslimAdapun babi menurut para ulama adalah najis karena diqiyaskan dengan anjing yang keberadaannya lebih buruk dari anjing dan disebutkan oleh nash Qur’an akan keharamannya.Di antara benda najis adalah darah. Baik darah binatang ataupun manusia*. Begitu pula nanah karea dia adalah darah yang telah rusak.Benda najis yang lain adalah kotoran manusia dan juga kencingnya. Begitu pula kotoran seluruh binatang baik binatang yang halal dimakan maupun yang haram, kotorannya adalah najis. Demikian menurut mazhab Syafi’ie, meskipun dalam masalah kotoran binatang ini ada khilaf yang banyak dalam madzhab*.Muntah-muntahan juga termasuk benda najis.Termasuk benda najis adalah khomr.

4. Najis yang dima’afkan (ma’fu)

Page 2: fiqh talkhis madzahib

Menghilangkan najis dari badan orang yang sholat, juga paklaiannya dan juga tempat sholatnya adalah wajib. Akan tetapi dikecualikan darinya adalah najis-najis yang dimaafkan karena menghilangkan kesulitan, dan adanya masyaqqah (hal yang memberatkan)Di antara najis yang ma’fu adalah : najis yang tidak tampak oleh mata telanjangkarena sedikitnya meskipun dia najis mughalladhoh. Misalnya lalat yang hinggap di baju sseorang setelah sebelumnya dia hinggap di kotoran. Cipratan air-air jalanan yang dimungkinkan pernah tercampur najis maka dia dianggap sebagai suci.

5. Cara menghilangkan najisNajis mugholadzoh disucikan dengan tujuh kali basuhan yang salah satunya dicampur dengan debu.Sedangkan untuk najis mukhofafah yaitu air kencing bayi laki-laki yang belum berumur 2 tahun dan belum makan dan minum apapun selain ASI maka dia cukup diciprati air saja.Adapun najis sedang (mutawasithoh) yaitu selain dua jenis najis di atas maka dia harus dihilangkan ain najisnya lalu dicuci dengan air sampai hilang sifat-sifat najisnya. Adapun untuk najis hukmiyah maka menghilangkannya dengan cara diguyur dengan air pada tempat tersebut meskipun hanya sekali guyuran dan meskipun tidak ada kesengajaan untuk menghilangkan najisnya.

6. Macam-macam Aira. Air thohur

Ta’rif air thohur adalah semua air yang turun dari langit atau muncul dari bumi dan belum berubah salah satu dari sifatnya yang tiga (bau, warna, dan rasa) karena tercampuri sesuatu, dan belum musta’mal (dipakai untuk menghilangkan hadats atau najis *)Air thohuur ini berbeda dengan air thohiir, air thohur bia dugunakan dalam ibadah yaitu wudhu, mandi, atau menghilangkan najis. Sedangkan air thahiir tidak doleh digunakan dalam ibadah dan tidak bisa juga digunakan untuk menghilangkan najis. Air thohir hanya dapat digunakan dalam urusan kebiasaan sehari-hari seperti minum dan membersihkan badan.

b. Air thohir ghoiru thohur (suci tapi tidak mensucikan)Air ini ada tiga macam:- Air tercampuri oleh suatu yang suci dan mengubah salah satu dari sifat-sifat air.- Air sedikit (kurang dari dua qullah/ 216 litr*) yang musta’mal (sudah digunakan untuk

menghilangkan hadats dan najis).-

c. Air mutanajjis7. Wudhu

a. Ta’rif (definisi)b. Hukum wudhuc. Syarat-syarat wudhu ( syarat wujub, syarat sah)d. Fardhu-fardhu wudhue. Sunnah-sunnah wudhuf. Makruhat wudhu

Page 3: fiqh talkhis madzahib

g. Nawaqidl (yang membatalkan) wudhu8. Istinja’

a. Ta,rif b. Hukum istinja’c. Syarat sahnya

9. Adab qadha al hajat (BAB)10. Mandi

a. Ta’rif dan hukumb. Hal-hal yang mewajibkan mandic. Syarat-syarat mandid. Fardhu-fardhu mandie. Sunah-sunnah mandif. Hal-hal yang diharamkan bagi orang yang junub

11. Haidla. Ta’rifb. Masa haid dan masa sucic. Istihadlohd. Nifase. Hal-hal yang diharamkan bagi wanita haidl dan nifas

12. Mengusap khufa. Ta’rifb. Dalil kebolehanc. Syarat-syarat dan tatacarad. Masanya dan hal-hal yang membatalkannya

13. Tayammuma. Ta’rifb. Dalilc. Syarat dan fardhu

14. Jabirah (perban)15. Kitab sholat

a. Hikmah disyariatkannya sholatb. Ta’rif sholatc. Syarat sholat ( syarat wujub dan syarat sah)

Syarat wujub sholat ada 6:- Sampainya dakwah Nabi kepadanya.- Islam- Orang yang murtad dari Islam- Beraqal- Balightelah suci dari darah haid dan nifas- Memiliki indera yang lengkap meski hanya pendengaran dan penglihatan

d. Dalil kefardhuan sholatDalil-dalil kefardhuannya adalah banyak, di antaranya QS an Nisa’ :103

Page 4: fiqh talkhis madzahib

103. Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

e. Mawaqhit (waktu-waktu) sholatf. Waktu-waktu yang tidak dibolehkan melakukan sholatg. Satrul aurat h. Qiblati. Sholat fardhu di kendaraanj. Fardhu-fardhu sholatk. Sunnah-sunnah sholatl. Makruhat sholatm. Mubthilat (hal-hal yang membatalkan) sholat

16. Beberapa hal terkait adab di masjid17. Azan

a. Lafaz dan Makna azanb. Dalil azanc. Hukum mengambil upah dengan azan

18. Iqamata. Ta’rif, sifat, dan hukum iqamatb. Syarat iqamatc. Sunnah-sunnah iqamat

19. Sholat tathowwu’a. Ta’rif sholat tathowwu’b. Sholat duhac. Sholat tahiyyat masjidd. Sholat dua rokaat setelah wudhue. Sholat dua rokat ketika hendak safar dan ketika kembali dari safarf. Sholattahajjudg. Sholat istikhorohh. Sholat hajati. Sholat witirj. Sholat tarawihk. Sholat Iedainl. Sholat istisqa’m. Sholat kusuf dan khusuf

Page 5: fiqh talkhis madzahib

20. Sholat jumuaha. Hukum dan dalil sholat jumu’ah

Hukum sholat jumu’ah adalah fardhu ain bagi setiap muslim laki-laki yang mukallaf. Dalil atas kewajiban ini adalah Qur’an surat al Jumu’ah :9.

9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.

Begitu juga bberapa riwayat hadits di antaranya HR Imam Muslim “…aku bermaksud…..”. begitu juga telah menjadi ijma’ bahwa sholat jumu’ah adalah fardhu ain.

b. Waktu sholat jumu’ahWaktu sholat jumu’ah adalah waktu sholat zuhur yaitu dari tergelincirnya matahari (sesudah istiwa”) sampai bayangan benda sama dengan bendanya.

c. Syarat sholat jumu’ahSyarat shlat jumu’ah terbagi menjadi dua yaitu syarat wujub dan syarat sah. Adapun syarat wujub adalah sama dengan syarat wujub sholat ditambah beberapa hal di antaranya:- Tidak wajib pergi ke sholat jumu’ah bagi orang yang takut akan terdzolimi bak oleh

musuh atau penguasa jahat sehingga dia tidak berani keluar rumah.- Begitu juga tidak wajib bagi orang yang takut kehilangan hartanya karena harus dia jaga- Tidak wajib juga bagi wanita dan budak- Wajib bagi penduduk di tempat didirikannya jumuah atau yang tinggal dekat dan dia

mendengar seruan azan jumuah- Jumlah ahlul jumu’ah mencapai minimal 40 orang* sehingga tidak wajib mendirikan

jumu’ah jika penduduk setempat (mustauthin) kurang dari jumlah tersebut.

Adapun syarat sah shalat jumu’ah adalah:

- Sholat jumu’ah dan khutbahnya berada di wktu zuhur- Sholat dilakukan di tempat yang memang dikhususkan untuk pelaksanaan jumu’ah- Sholat dilakukan secara berjamaah- Jumlah jamaahnya (penduduk ahlu jumu’ah) mencapai minimal 40 orang*- Hendaknya sholat jumu’ah dilakukan paling awal dari semua tempat di daerah itu (jika

terjadi berbilangnya jumlah jama’ah jumuah)- Didahului oleh dua khutbah.

d. Berbilangnya jumlah masjid yang mengadakan jumuahSalah satu tujuan dari shlat jumuah adalah berkumpulnya manusia di satu tempat dengan khusyu’ di hadapan Rabb, dengan demikian diharapkan terjalin ikatan yang kuat di antara kaum muslimin. Menurut imam syafi’I bahwa jamaah jumuah harus diadakan satu tempat

Page 6: fiqh talkhis madzahib

dalam atu negeri ( kota/ desa/ kawasan tertentu*) sehingga tidak boleh mengadakan di selain tempat jami’ tersebut jika tanpa uzur. Jika terpaksa di beberapa tempat kerena uzur (misalnya terlalu penuhnya masjid dan tidak muat lagi*) maka tetap sah.

e. Hadirnya wanita di sholat jumuahSalah satu syarat wajib untuk melaksanakan jumuah adalah laki-laki, sedangkan wanita tidak wajib. Akan tetapi jika wanita hadir dalam sholat jumuah maka tetap dianggap sah. Menurut pendapat syafi’iyah hadirnya wanita di sholat jumuah adalah makruh. Tetapi tidak makruh bagi wanita yang telah berusia dan tidak berhias dan tidak menimbulkan hasrat apapun bagi laki-laki. Alan tetapi tetap harus mendapatkan ijin dari walinya atau suaminya dan tidak akan menimbulkan fitnah dengan keluarnya wanita tersebut.

f. Rukun dua khutbah jumu’ahRukun khutbah jumuah ada 5 yaitu:- Mengucapkan tahmid (memuji allah) hendaknya dengan lafadz “hamdu” dan juga lafadz

“jalalah”. Hal ini dilakukan di kedua khutbah- Membaca sholawat nabi di kedua khutbah. Harus menggunakan lafadz “sholat” dan

menzohirkan nama “muhammad” tidak boleh diganti dzomir.- Washiyat taqwa di kedua khutbah- Membaca ayat al Qur’an di salah satu dari dua khutbah, akan tetapi di khutbah yang

pertama lebih utama- Berdo’a untuk mukminin dan mukminat di khutbah kedua.

g. Syarat syarat sah khutbahSyarat sah khutbah ada beberapa hal:- Dilakukan sebelum sholat- Dilakukan di waktu nya ( waktu zuhur)- Dilakukan dengan bahas Arab (pada rukun-rukunnya*)- Muwalah(terus menerus tanpa jeda) antara dua khutbah dan sholat.- Khotib dalam keadaan suci dari hadats- Khotib tidak terkena najis kecuali yang ma’fu- Khotib dalam keadaan tertutup aurot- Dilakukan dalam keadaan berdiri jika mampu- Mengeraskan suaranya sehingga terdengar minimal oleh 40 ahlul jumuah- Khotib adalah laki-laki- Khotib adalah orang yang sah “imamah”nya, (boleh menjadi imam)- Dia meyakini yang rukun sebagai rukun, dan yang sunnah sebagai sunnah

h. Hukum Safar pada hari jum’atDalam qoul syafi’iyyah, adalah haram bagi ahlul jumuah untuk melakukan safar pada hari jumuah setelah fajar kecuali safar yang wajib seperti untuk perjalanan haji karena waktu mendesak dan dia takut akan terlewat, atau karena hal yang dlarurat, dll. Adapun keluar untuk safar sebelum fajar maka hal itu makruh.

i. Hukum-hukum bagi orang yang ketinggalan sholat jumuah

Page 7: fiqh talkhis madzahib

Orang yang wajib baginya sholat jumuah, dan dia tertinggal dari pelaksanaannya dengan tanpa uzur maka tidak sah baginya untuk sholat zuhur sebelum imam selesai salam pada sholat jumuah.Dia berkewajiban untuk sholat zuhur dengan empat rakaat, karena sholat jumuah wajib dilaksanakan secara berjamaah dengan ketentuan-ketentuan nya.

j. Sunnah-sunnah khutbahDi antara sunnah –sunnah jumuah adalah memotong kuku, kumis dll, mandi dan memakai wangi-wangian, membaca surat Kahfi pada hari jumat, memperbanyak membaca shalawat, memperbanyak doa. Berdasarkan hadits riwayat Bukhory….

21. Imamah (imam) dalam sholata. Ta’rif imamah dalam sholat dan jumlah minmal sholat berjamaahb. Hukum imamah dalam sholat fardhu dan dalilnyac. Hukuym imamah dalam sholat jumuah dan janazahd. Hukum imamah dalam sholat sunnahe. Syarat-syarat imamf. Hukum-hukum iqtida’ (menjadi ma’mum)g. Beberapa hukum terkait pelaksanaan jamaahh. Istikhlaf (penggantian imam)

22. Sujud sahwi23. Sujud tilawah24. Sujud syukur25. Mengqashar sholat

a. Dalil sholat qasharb. Syarat sholat qasharc. Sifat sholat qashard. Hal-hal yang menghilangkan kebolehan qashar

26. Menjamak sholata. Ta’rif sholat jamakb. Hukum dan sebab c. Udzur-udzur yang membolehkan mengakhirkan sholat

27. Mengqadha sholat dan hukum-hukumnya28. Janazah

a. Hal-hal yang dilakukan terhadap orang yang sakaratul mautb. Memandikan janazahc. Mengkafanid. Sholat janazah dan hukum-hukumnyae. Orang yang mati syahid dan hukum-hukumnyaf. Menguburkan janazahg. Hukum-hukum seputar makam

29. Ta’ziyaha. Definisi dan hukum-hukumnyab. Ziyarah qubur

Page 8: fiqh talkhis madzahib

30. Kitab shiyam (puasa) a. Ta’rif shiyamb. Puasa fardhu (Ramadhan)c. Dalil-dalil puasa Ramadahnd. Syarat dan rukun puasae. Menetapkan masuknya Ramadhanf. Hukum puasa pada hari syakg. Mubthilat shaumh. Qadha dan kafarati. Hal-hal yang membatalkan puasaj. Puasa-puasa sunnahk. Puasa-puasa yang makruhl. Udzur-udzur yang membolehkan berbuka

31. I’tikafa. Ta’rif b. Rukun I’tikafc. Hal-hal yang membatalkan I’tikaf

32. Kitab zakat a. Ta’rif zakatb. Hukum dan dalil zakatc. Syarat wajib zakatd. Zakat onta, sapi dan kambinge. Zakat emas dan perakf. Zakat dain (piutang)g. Zakat uangh. Zakat harta dagangani. Zakat harta temuan (rikaz)j. Zakat tanaman dan buah-buahank. Zakat fithril. Yang berhak menerima zakat

33. Kitab hajji a. Definisi, hukum dan dalilnyab. Kapan diwajibkannyac. Syarat wajib hajid. Rukun hajie. Wajibat hajif. Sunah-sunah hajig. Hal-hal yang membatalkan haji

34. Umroha. Hukum dan dalilnyab. Rukun umrah

Page 9: fiqh talkhis madzahib

c. Wajib, sunnah, dan mufsidat (yang membatalkan)nya35. Qiron, Tamattu’, dan Ifrod36. Hadyu (binatang sembelihan pada waktu haji )37. Menghajikan orang lain38. Udhiyah (qurban)

a. Ta,rif, Dalil, hukum b. syarat-syaratnyac. sunnah-sunnah dan makruhnya qurban

39. Makanan dan minuman yang halal dan haram a. Benda yang boleh dimakan dan yang tidak bolehb. Benda yang boleh diminum dan yang dilarangc. Benda yang boleh dan tidak boleh untuk dipakai dan dipergunakand. Menggunakan benda dari emas dan perake. Buruan dan sembelihanf. Syarat-syarat terkait buruang. Syarat-syarat terkait alat berburu

40. Walimah a. Ta’rif walimahb. Hukum dan waktu walimahc. Hukum memenuhi undangan walimah

41. Menebar salama. Makna salamb. Hukum memulai mengucapkan salam dan menjawabnyac. Mendoakan orang yang bersin

42. Kitab tentang sumpah (yamin) a. Ta’rif, hukum, dan dalilnya.b. Macam-macamnyac. Syarat-syaratnyad. Kafarat yamin dan tatacaranya

43. Nadzara. Dalil dan hukumnyab. Macam-macam nadzar

44. Kitab bai’ (jual beli) a. Ta’rifb. Hukum bai’ dan dalilnyac. Rukun-rukun bai’d. Khiyare. Jual beli yang tidak sah

45. Riba dan macam-macamnyaa. Tarif riba dan macamnyab. Hukum riba nasi’ah dan dalilnya

Page 10: fiqh talkhis madzahib

c. Hukum riba fadhl46. Murabahah 47. Jual beli buah-buahan48. Jual beli salam

a. Ta’rif dan dalil-dalil salamb. Rukun dan syarat-syaratnya

49. Rohn (gadai)a. Ta’rif rohnb. Dalil-dalilnyac. Rukun rohnd. Syarat-syarat rohne. Intifa’ (mengambil manfaat) dari barang gadaian (marhun)

50. Qordl (hutang)a. Ta’rif qordb. Hukum-hukum qord

51. Al hijr (larangan berjual beli)a. Ta’rifb. Sebab-sebab hijr

52. Muzara’aha. Ta’rifb. Rukun dan syarat

53. Mutsaqaha. Syarat rukun dan hukum-hukum yang terkait

54. Mudlorobaha. Syarat rukun dan hukum-hukumnyab. Dalil dan hikmahnyac. Rabbul mal dan amild. Pembagian keuntungan

55. Syirkaha. Ta’rifb. Rukun dan syarat syirkahc. Penasharufan harta oleh anggota syirkah

56. Ijaraha. Ta’rifb. Rukun dan macam-macamnyac. Syarat ijarahd. Hal-hal yang boleh dan tidak boleh diijarahkane. Hal-hal yang ditanggung dan tidak ditanggung oleh amilf. Hal-hal yang merusakkan dan tidak merusakkan aqad ijarah

57. Wakalaha. Ta’rifb. Dalil dan rukun wakalah

Page 11: fiqh talkhis madzahib

c. Syarat-syarat wakalahd. Hukum-hukum tentang wakil

58. Hawalaha. Ta’rifb. Rukun hawalah dan syarat-syaratnya

59. Dlomana. Ta’rifb. Rukun dan syarat

60. Kafalah dan hukum-hukumnya61. Wadi’ah

a. Ta’rifb. Rukun dan syarat

62. Ariyaha. Hukum ariyahb. Rukun dan syaratnyac. Macam-macam ariyah

63. Hibaha. Ta’rifb. Rukun dan syarat

64. Washiyata. Ta’rif dan dalilnyab. Rukun dan syaratnyac. Hukum washiyat