30
Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia Oleh: PANDHU SAKUMALA NPM : 0541031120 Tlpn : 081279134333 Email : [email protected] Pembimbing I : Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing II : Basuki Wibowo, S.E., Akt. Penelitian ini menganalisis apakah terdapat pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, dan likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan 2008-2011 serta bertujuan untuk mengestimasi seberapa jauh pengaruh variabel struktur aktiva, profitabilitas, dan likuiditas, terhadap struktur modal perusahaan makanan dan minuman di Indonesia. Pengujian pengaruh variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat digunakan Uji Fisher (Uji F) dengan tingkat kepercayaan 95% atau α sebesar 0,05. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS didapat nilai F hitung (125,672) F tabel (2,76) sehingga dapat dinyatakan bahwa menolak H 0 dan menerima H 1. Nilai F- hitung menunjukkan bahwa secara statistik Struktur Modal dipengaruhi oleh variabel Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Likuiditas. Secara parsial pengaruh variabel independen yaitu Struktur Aktiva secara positif dan signifikan mempengaruhi Struktur Modal, secara statitistik variabel Profitabilitas berpengaruh negatif atau berlawanan arah terhadap variabel terikat Struktur Modal.. Dengan taraf nyata (α) = 5%, dengan siginifikan sebesar 0.122 > 0.05 (α), hasil ini membuktikan bahwa variabel Likuiditas (X 3 ) secara statitistik tidak mempengaruhi Struktur modal. Hal ini menunjukan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Penelitian ini hanya terbatas pada kajian empiris tentang faktor faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan makanan dan minuman go public di BEI tetapi tidak sampai kepada pemecahan masalah tentang bagaimana dampak struktur modal itu sendiri terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena itu, peneliti lain yang berminat terhadap permasalahan struktur modal perusahaan manufaktur dapat mengembangkan penelitian ini dalam rangka mengetahui dampak dari struktur modal yang digunakan perusahaan terhadap kinerja perusahaan.

Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

  • Upload
    ngokhue

  • View
    219

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Abstrak

Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Struktur Modal pada Perusahaan Makanan dan Minuman

di Bursa Efek Indonesia

Oleh:

PANDHU SAKUMALA

NPM : 0541031120

Tlpn : 081279134333

Email : [email protected]

Pembimbing I : Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt.

Pembimbing II : Basuki Wibowo, S.E., Akt.

Penelitian ini menganalisis apakah terdapat pengaruh struktur aktiva,

profitabilitas, dan likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan makanan

dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan

2008-2011 serta bertujuan untuk mengestimasi seberapa jauh pengaruh variabel

struktur aktiva, profitabilitas, dan likuiditas, terhadap struktur modal perusahaan

makanan dan minuman di Indonesia.

Pengujian pengaruh variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat

digunakan Uji Fisher (Uji F) dengan tingkat kepercayaan 95% atau α sebesar

0,05. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS didapat nilai Fhitung (125,672)

Ftabel (2,76) sehingga dapat dinyatakan bahwa menolak H0 dan menerima H1. Nilai F-

hitung menunjukkan bahwa secara statistik Struktur Modal dipengaruhi oleh variabel

Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Likuiditas.

Secara parsial pengaruh variabel independen yaitu Struktur Aktiva secara positif dan

signifikan mempengaruhi Struktur Modal, secara statitistik variabel Profitabilitas

berpengaruh negatif atau berlawanan arah terhadap variabel terikat Struktur Modal..

Dengan taraf nyata (α) = 5%, dengan siginifikan sebesar 0.122 > 0.05 (α), hasil ini

membuktikan bahwa variabel Likuiditas (X3) secara statitistik tidak mempengaruhi

Struktur modal. Hal ini menunjukan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Penelitian ini

hanya terbatas pada kajian empiris tentang faktor–faktor yang mempengaruhi struktur

modal perusahaan makanan dan minuman go public di BEI tetapi tidak sampai kepada

pemecahan masalah tentang bagaimana dampak struktur modal itu sendiri terhadap

kinerja perusahaan. Oleh karena itu, peneliti lain yang berminat terhadap permasalahan

struktur modal perusahaan manufaktur dapat mengembangkan penelitian ini dalam

rangka mengetahui dampak dari struktur modal yang digunakan perusahaan terhadap

kinerja perusahaan.

Page 2: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang

semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu

dilakukan baik oleh perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Upaya tersebut

merupakan permasalahan tersendiri bagi perusahaan, karena menyangkut

pemenuhan dananya yang diperlukan.

Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan

sumber dari dalam perusahaan, maka akan sangat mengurangi ketergantungannya

kepada pihak luar. Apabila kebutuhan dana sudah sedemikian meningkatnya

karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber internal sudah digunakan

semua, maka tidak ada pilihan lain, selain menggunakan dana yang berasal dari

luar perusahaan baik dari hutang (debt financing) maupun dengan mengeluarkan

saham baru (external equity financing) dalam memenuhi kebutuhan dananya.

Oleh karena itu, pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk

pengembangan bisnisnya. Pemenuhan dana tersebut berasal dari sumber internal

ataupun sumber eksternal. Karena itu, para manajer keuangan dengan tetap

memperhatikan cost of capital perlu menentukan struktur modal dalam upaya

menetapkan apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri

ataukah dipenuhi dengan modal asing. Dalam melakukan keputusan pendanaan,

perusahaan juga perlu mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber-

sumber dana ekonomis guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta

kegiatan usahanya.

Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat

pengembalian-penambahan hutang dapat memperbesar risiko perusahaan tetapi

sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan (Weston dan

Brigham, 1990). Risiko yang semakin tinggi akibat membesarnya hutang

cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian

yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Struktur modal yang

optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko

dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham. Untuk itu, dalam

Page 3: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

penetapan struktur modal suatu perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai

variabel yang mempengaruhinya.

Menurut (Weston dan Brigham, 1990), setiap perusahaan menganalisis sejumlah

faktor, dan kemudian menetapkan struktur modal yang ditargetkan. Target ini

selalu berubah sesuai dengan perubahan kondisi, tetapi pada setiap saat dibenak

manajemen perusahaan terdapat bayangan dari struktur modal yang ditargetkan

tersebut. Jika tingkat hutang yang sesungguhnya berada dibawah target, mungkin

perlu dilakukan ekspansi dengan melakukan pinjaman, sementara jika rasio

hutang sudah melampaui target, barangkali saham perlu dijual.

Sumber pendanaan di dalam suatu perusahaan dibagi kedalam dua kategori yaitu

pendanaan internal dan pendanaan ekternal. Pendanaan internal dapat diperoleh

dari sumber laba ditahan sedangkan pendanaan eksternal dapat diperoleh para

kreditor atau yang disebut dengan hutang dari pemilik, peserta atau pengambil

bagian dalam perusahaan atau yang disebut sebagai modal. Proporsi atau bauran

dari penggunaan modal sendiri dan hutang dalam memenuhi kebutuhan dana

perusahaan disebut struktur modal perusahaan.

Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan,

karena baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang

langsung terhadap posisi finansialnya. Suatu perusahaan yang mempunyai

struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai hutang yang sangat besar

akan memberikan beban yang berat kepada perusahaan tersebut.

Pengetahuan tentang faktor-faktor yang paling mempengaruhi struktur modal

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, dapat membantu khususnya

pihak manajemen perusahaan yang ada dalam perusahaan tersebut dalam

menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan kebutuhan dana untuk mencapai

struktur modal yang optimal harus dilakukan dan juga para investor di pasar

modal pada umumnya. Dengan demikian tujuan pihak manajemen perusahaan

untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham (pemilik) dapat tercapai.

Sedangkan menurut (Riyanto, 1995), struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi

oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor yang utama adalah :

1. Tingkat bunga

2. Stabilitas dari earnings

Page 4: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

3. Susunan dari aktiva

4. Kadar risiko dari aktiva

5. Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan

6. Keadaan pasar modal

7. Sifat manajemen

8. Besarnya suatu perusahaan

Selain teori diatas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal,

masih banyak lagi yang mengemukakan pendapatnya tentang hal tersebut. Dari

beberapa faktor yang dipilih oleh mereka, pada umumnya mempunyai kesamaan

dengan latar belakang alasan yang hampir sama pula.

Oleh karena faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal cukup banyak dan

tidak mudah untuk mengukurnya, serta data yang diperlukan juga tidak mudah

diperoleh, maka dalam penelitian ini penulis hanya mengambil beberapa faktor

yang diduga berpengaruh terhadap stuktur modal, antara lain: Struktur Aktiva,

Profitabilitas, dan Likuiditas.

Mengingat keputusan pendanaan merupakan keputusan penting yang secara

langsung akan menentukan kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan hidup

dan berkembang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap

faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur

dan diterjemahkan kedalam karya tulis yang berjudul: “Studi Empiris Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Makanan dan

Minuman di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Pokok Permasalahan

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, permasalahan

yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah struktur modal perusahaan makanan dan minuman

dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: struktur aktiva,

profitabilitas, dan likuiditas?

2. Dari keseluruhan variabel struktur aktiva, profitabilitas, dan

likuiditas, variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap

struktur modal makanan dan minuman?

Page 5: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Likuiditas

Struktur Aktiva

Profitabilitas Struktur Modal

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Untuk mengestimasi seberapa jauh pengaruh variabel struktur aktiva,

profitabilitas, dan likuiditas, terhadap struktur modal perusahaan

makanan dan minuman di Indonesia.

1.3.2 Adapun Kegunaan Penelitian ini adalah :

a. Untuk memberikan tambahan pengetahuan dan menguji pengetahuan

yang telah didapatkan ketika kuliah untuk dapat diaplikasikan dalam

menyusun penelitian dan mengolah data yang ada untuk mencapai

hasil yang diharapkan.

b. Menambah referensi bukti empiris sebagai rekomendasi penelitian

yang dilakukan di Indonesia di masa yang akan datang.

1.4 Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

1.5 Hipotesis

A. Struktur Aktiva (TA)

Ha1: Struktur Aktiva (TA) berpengaruh positif terhadap struktur modal.

B. Profitabilitas (NPM)

Ha2: Profitabilitas (NPM) berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

C. Likuiditas (CR)

Ha3: Likuiditas (CR) berpengaruh negatif terhadap struktur modal

Page 6: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Struktur Modal

Salah satu isu penting yang harus dihadapi oleh para manajer keuangan menurut

(Sartono, 2000) adalah hubungan antara struktur modal dengan nilai perusahaan.

Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat

permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa.

Menurut (Weston dan Brigham, 1990), setiap perusahaan menganalisis sejumlah

faktor, dan kemudian menetapkan struktur modal yang ditargetkan. Target ini selalu

berubah sesuai dengan perubahan kondisi, tetapi pada setiap saat dibenak manajemen

perusahaan terdapat bayangan dari struktur modal yang ditargetkan tersebut. Jika

tingkat hutang yang sesungguhnya berada dibawah target, mungkin perlu dilakukan

ekspansi dengan melakukan pinjaman, sementara jika rasio hutang sudah melampaui

target, barangkali saham perlu dijual.

Sumber pendanaan di dalam suatu perusahaan dibagi kedalam dua kategori yaitu

pendanaan internal dan pendanaan ekternal. Pendanaan internal dapat diperoleh dari

sumber laba ditahan sedangkan pendanaan eksternal dapat diperoleh para kreditor atau

yang disebut dengan hutang dari pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam

perusahaan atau yang disebut sebagai modal. Proporsi atau bauran dari penggunaan

modal sendiri dan hutang dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan disebut struktur

modal perusahaan.

Teori struktur modal ini penting karena (1) setiap ada perubahan struktur modal akan

mempengaruhi biaya modal secara keseluruhan, hal ini disebabkan masing-masing

jenis modal mempunyai biaya modal sendiri-sendiri, (2) besarnya biaya modal secara

keseluruhan ini, nantinya akan digunakan sebagai cut of rate pada pengambilan

keputusan investasi. Oleh karena itu struktur modal akan mempengaruhi keputusan

investasi (Sutrisno, 2000).

Sedangkan menurut (Awat dan Mulyadi, 1989), berdasarkan sumbernya, ada tiga jenis

dana yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, yaitu: penerbitan

saham (equity financing), penerbitan obligasi sering disebut dengan pembelanjaan dari

luar (external financing). Sedangkan penggunaan laba ditahan (retained earnings)

disebut dengan pembelanjaan dari dalam perusahaan (internal financing). Dalam

Page 7: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

keputusan pembelanjaan ini akan ditentukan perimbangan yang optimal dari berbagai

sumber dana yang akan digunakan. Yang dimaksud dengan struktur modal (capital

structure) adalah perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri

(saham).

Ada beberapa teori struktur modal yang dikembangkan oleh beberapa ahli, yaitu antara

lain pendekatan Tradisional, pendekatan Modigliani dan Miller (MM), pendekatan

Laba Bersih atau Net Income (NI), pendekatan Laba Operasi atau Net Operating

Income (NOI), Balanced Theory dan Pecking Order.

2.1.1 Pendekatan Tradisional

Pendekatan tradisional berpendapat bahwa dalam pasar modal yang sempurna dan

tidak ada pajak, nilai perusahaan (atau biaya modal perusahaan) dapat diubah dengan

merubah struktur modalnya. Pendapat ini dominan sampai dengan awal tahun 1950-

an. Menurut (Husnan, 1998) keadaan perusahaan menjadi lebih baik setelah perusahaan

menggunakan hutang karena nilai perusahaan meningkat (atau biaya modal perusahaan

menurun).

Menurut (Sartono, 2000), pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga tingkat

leverage tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga baik biaya

modal sendiri maupun biaya hutang relatif konstan. Namun demikian setelah leverage

rasio hutang tertentu, biaya hutang dan biaya modal sendiri meningkat. Peningkatan

biaya modal sendiri ini akan semakin besar dan bahkan akan semakin besar daripada

penurunan biaya karena penggunaan hutang yang lebih murah. Akibatnya biaya modal

rata-rata tertimbang pada awalnya menurun dan setelah leverage tertentu akan

meningkat. Oleh karena itu nilai perusahaan mula-mula meningkat dan akan menurun

sebagai akibat dari penggunaan hutang yang semakin besar. Dengan demikian menurut

pendekatan tradisional ini, terdapat struktur modal yang optimal untuk setiap

perusahaan. Struktur modal yang optimal tersebut terjadi pada saat nilai perusahaan

maksimum atau struktur modal yang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang

minimum.

Page 8: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

2.1.2 Pendekatan Modigliani dan Miller

Modigliani dan Miller (MM) dalam (Husnan, 1998), menyebutkan bahwa

dimungkinkan munculnya proses arbitrase yang akan membuat harga saham (nilai

perusahaan) yang tidak menggunakan hutang maupun yang menggunakan hutang,

akhirnya sama. Proses arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai investasi

yang memerlukan dana yang lebih sedikit tetapi memberikan penghasilan bersih yang

sama dengan tingkat resiko yang sama pula. Dalam keadaan pasar modal sempurna dan

tidak ada pajak, maka keputusan pendanaan menjadi tidak relevan, artinya penggunaan

hutang maupun modal sendiri akan memberikan dampak yang sama bagi kemakmuran

pemilik perusahaan. Dalam keadaan ada pajak, MM berpendapat bahwa keputusan

pendanaan menjadi tidak relevan. Karena pada umumnya bunga yang dibayarkan dapat

dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak (bersifat tax

deductible).

Dengan kata lain apabila ada dua perusahaan yang memperoleh laba operasi yang

sama, tetapi yang satu menggunakan hutang sedangkan yang satunya tidak, maka

perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan yang lebih kecil.

Penghematan membayar pajak merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan, maka

sudah tentu nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih besar daripada

perusahaan yang tidak menggunakan hutang.

2.1.3 Pendekatan Laba Operasi Bersih atau Net Operating Income (NOI)

Pendekatan NOI ini mengasumsikan bahwa investor memiliki reaksi yang berbeda

terhadap penggunaan hutang oleh perusahaan. Pendekatan ini melihat bahwa biaya

modal rata-rata tertimbang konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan oleh

perusahaan. Pertama diasumsikan bahwa biaya hutang konstan seperti halnya dalam

pendekatan laba bersih. Kedua, penggunaan hutang yang semakin besar oleh pemilik

modal sendiri dilihat sebagai peningkatan risiko perusahaan. Oleh karenya tingkat

keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai

akibat meningkatnya risiko perusahaan. Konsekuensinya biaya modal rata-rata

tertimbang tidak mengalami perubahan dan keputusan struktur modal menjadi tidak

penting (Sartono, 2000).

Page 9: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

2.1.4 Pendekatan Balanced Theory dan Pecking Order Theory

Asimetrik informasi, biaya transaksi dan biaya emisi merupakan faktor- faktor yang

mempengaruhi pendanaan berdasarkan pecking order theory, sehingga cenderung

mendorong perilaku pecking order theory (Myers, 1984) yang dikutip dari (Rio,

2002). Untuk mengurangi berbagai biaya yang timbul dari pemilihan dana antara

hutang atau ekuitas, para manajer akan menerbitkan sekuritas yang beresiko paling

kecil. Pecking order cenderung memilih pendanaan sesuai dengan urutan risiko.

Menurut (Myers, 1984), dalam (Rio, 2002), bahwa pecking order theory menyatakan

beberapa hal antara lain:

1. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi)

2. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang ditargetkan

dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran deviden secara drastis.

3. Kebijakan deviden yang relatif segan untuk diubah, disertai untuk fluktuasi

profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga, mengakibatkan

bahwa dana hasil operasi kadang-kadang melebihi kebutuhan dana untuk investasi,

meskipun dalam kesempatan lain mungkin kurang.

4. Apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka perusahaan

akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu. Yaitu dimulai

dengan menerbitkan obligasi terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan sekuritas

yang berkarakteritik opsi (seperti obligasi konversi), baru kemudian bila masih

belum mencukupi saham baru diterbitkan.

5. Dalam teori pecking order, tidak ada satu target debt to equity ratio, karena ada dua

jenis modal sendiri, yaitu internal dan eksternal. Modal sendiri berasal dari dalam

perusahaan lebih disukai daripada modal yang berasal dari luar perusahaan.

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Menurut (Houston dan Bringham, 2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

penentuan struktur modal yang optimal, yaitu :

1. Stabilitas Penjualan

2. Struktur Aktiva

3. Leverage Operasi

4. Tingkat Pertumbuhan

Page 10: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

5. Profitabilitas

6. Pajak

7. Pengendalian

8. Sikap manajemen

9. Sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi peringkat

10. Kondisi pasar

11. Kondisi internal perusahaan

12. Fleksibilitas keuangan

Sedangkan menurut (Riyanto, 1995), struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi

oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor yang utama adalah :

1. Tingkat bunga

2. Stabilitas dari earnings

3. Susunan dari aktiva

4. Kadar risiko dari aktiva

5. Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan

6. Keadaan pasar modal

7. Sifat manajemen

8. Besarnya suatu perusahaan

Selain teori diatas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, masih

banyak lagi yang mengemukakan pendapatnya tentang hal tersebut. Dari beberapa

faktor yang dipilih oleh mereka, pada umumnya mempunyai kesamaan dengan latar

belakang alasan yang hampir sama pula.

Oleh karena faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal cukup banyak dan tidak

mudah untuk mengukurnya, serta data yang diperlukan juga tidak mudah diperoleh,

maka dalam penelitian ini penulis hanya mengambil beberapa faktor yang diduga

berpengaruh terhadap stuktur modal, antara lain: struktur aktiva, profitabilitas dan

likuiditas. Selain itu dalam penelitian-penelitian terdahulu faktor-faktor tersebut

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal yang pengertiannya akan dijelaskan

sebagai berikut.

Page 11: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

A. Struktur Aktiva (TA)

Berdasarkan cara dan lamanya perputaran, kekayaan suatu perusahaan dapat dibedakan

antara aktiva lancar dan aktiva tetap. Perbandingan atau perimbangan antara kedua

aktiva tersebut akan menentukan struktur kekayaan atau lebih dikenal dengan struktur

aktiva. Struktur aktiva menurut (Riyanto, 2001) adalah perimbangan atau perbandingan

baik dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan

aktiva tetap.

Sedangkan (Ghosh et al., 2005) mendefinisikan struktur aktiva sebagai

perbandingan antara hutang jangka panjang perusahaan (long term debt) dengan

total aktiva (total assets). Pengukuran struktur aktiva dilakukan dengan

melakukan perbandingan antara total hutang perusahaan dengan total aktiva yang

dimiliki.

Pemenuhan kebutuhan dana akan diutamakan dari modal sendiri jika perusahaan

menggunakan sumber pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan sedangkan

modal asing hanya sebagai pelengkap (Mayangsari, 1996). Hal ini disebabkan

oleh penggunaan aktiva tetap akan menimbulkan adanya beban tetap yang berupa

fixed cost. Apabila perusahaan memakai modal asing, untuk membelanjakan

aktiva tetapnya maka cost tetap yang akan ditanggungnya juga akan besar.

(Mayangsari, 1996).

Struktur aktiva dalam perusahaan mempunyai pengaruh terhadap sumber-sumber

pembiayaan. Menurut (Riyanto, 1995), kebanyakan perusahaan industri dimana

sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan

modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri sedangkan hutang sifatnya

hanya sebagai pelengkap. Dengan demikian, semakin tinggi struktur aktiva (yang

berarti semakin besar jumlah aktiva tetap), maka penggunaan modal sendiri akan

semakin tinggi (penggunaan modal asing semakn sedikit) atau dengan kata lain struktur

modalnya akan semakin rendah.

(Haris dan Raviv, 1991) menyatakan bahwa perusahaan dengan level fixed assets

yang rendah mempunyai lebih banyak masalah asymmetric information

dibandingkan perusahaan dengan level fixed asset yang tinggi. Perusahaan dengan

level fixed assets yang tinggi umumnya adalah perusahaan yang besar, yang dapat

Page 12: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

menerbitkan saham dengan harga yang fair sehingga tidak menggunakan hutang

untuk mendanai investasinya.

B. Profitabilitas (NPM)

Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal

perusahaan adalah profitabilitas. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki

profitabilitas tinggi cenderung menggunakan hutang relatif kecil karena

keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan tidak semua dibayarkan pada

investor dalam bentuk dividen tetapi juga disimpan dalam bentuk laba ditahan

yang merupakan sumber pendanaan internal bagi perusahaan. Sesuai dengan

Pecking Order Theory, yang menjelaskan bahwa perusahaan akan lebih memilih

sumber pendanaan yang berasal dari internal perusahaan dibandingkan dengan

eksternal perusahaan.

Menurut (Brigham dan Houston, 2001) perusahaan dengan tingkat pengembalian

yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil karena tingkat

pengembalian tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar

pendanaan dengan dan interal. (Arifin, 2001) juga menyatakan bahwa

profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.

Tetapi hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan

(Sawitri, 2001) yang menunjukkan bahwa profitabilitas tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.

Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi perusahaan. Hal

ini dilihat dengan laba yang dihasilkan perusahaan akan terlebih dahulu

diprioritaskan untuk membayar bunga serta angsuran hutang perusahaan. Semakin

besar hutang perusahaan maka semakin besar pula kewajiban yang akan dibayar

oleh perusahaan. Sehingga setiap pertumbuhan laba yang terjadi pada perusahaan

tumbuh tidak terlalu cepat. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi

atas investasi, menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian

yang tinggi, memungkinkan untuk membiayai sebagaian besar kebutuhan

pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Perusahaan yang

profitable cenderung untuk memiliki hutang yang lebih kecil. Disamping itu,

perusahaan dengan aliran kas yang bebas atau profitabilitas yang tinggi, hutang

Page 13: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

yang besar dapat membatasi kebebasan manajemen. Semakin tinggi keuntungan

yang diperoleh, berarti semakin rendah kebutuhan dana eksternal (hutang),

sehingga semakin rendah pula struktur modalnya.

Perusahaan dengan tingkat keuntungan yang lebih besar memiliki sumber

pendanaan internal yang lebih besar dan memiliki kebutuhan untuk melakukan

pembiayaan investasi melalui pendanaan eksternal yang lebih kecil. Karena itu,

pecking order theory memprediksi hubungan yang berkebalikan antara

profitabilitas dengan tingkat hutang jangka panjang. Sehingga penelitian ini

mengganggap bahwa terdapat pengaruh negatif antara profitability dengan

leverage untuk Pecking Order Theory. Artinya, perusahaan dengan tingkat

profitabilitas yang rendah mempunyai tingkat leverage yang tinggi. Sebaliknya

(Sofiati, 2001) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa profitabilitas

mempengaruhi struktur modal secara positif signifikan dan juga menyatakan

bahwa hutang mempengaruhi ekuitas secara positif signifikan. Penelitian yang

dilakukan oleh (Arifin, 2001) untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi

struktur modal pada perusahaan elektronika yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

sejak tahun 1992 sampai tahun 1999. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.

Karena perusahaan yang mempunyai profit yang tinggi akan lebih menyimpan

labanya sebagai laba ditahan yang akan digunakan sebagai sumber pendanaan

internal perusahaan.

E. Likuiditas (CR)

Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo (Lancaster, 1998:14). Sedangkan

menurut Munawir (2002:93), likuiditas diartikan sebagai kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajibannya jangka pendek (current obligation). Secara khusus

jika ditinjau dari kebijakan yang dilakukan manajer dalam mengatur aktiva

perusahaan, maka likuiditas dapat diartikan sebagai proporsi dari aktiva

perusahaan yang diinvestasikan ke dalam kas dan marketable securities (surat

berharga) (Kim et al, 1998). Rasio antara cash ditambah marketable securities

terhadap total assets ini pada dasarnya merupakan rasio yang menunjukkan cash

Page 14: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

position (Munawir, 2002:98). Dalam penelitian ini, pengertian mengenai konsep

likuiditas mengacu pada pengertian khusus tersebut. Kas (cash) adalah jumlah

uang tunai yang ada di perusahaan (cash on hand) dan rekening giro atau

simpanan di bank yang pengambilannya tidakdibatasi baik waktu maupun

jumlahnya (cash in bank) dan investasi jangka pendek, yang secara formal

disebut kas dan setara kas (cash equivalent) (Munawir, 2002:115).

Likuiditas adalah seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar likuiditas (asset) perusahaan maka

struktur modalnya (dalam hal ini hutang) akan semakin berkurang, karena

perusahaan yang mempunyai total aktiva yang besar kemampuan untuk membayar

hutangnya pun lebih besar. Dengan total aktiva yang besar ini, perusahaan

akan lebih memilih untuk mendanai kegiatan usahanya dengan modal sendiri.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

jenis makanan dan minuman (foods and beverages) yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011

yang memiliki laporan keuangan yang lengkap dan dipublikasikan dalam

Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Pemilihan sampel dilakukan

berdasarkan metode Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel saham

perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Adapun

tujuan dari metode ini untuk mendapatkan sampel yang reprensentatif sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan. Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk

memperoleh sampel sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur jenis makanan dan minuman (foods and

beverages) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode

penelitian yaitu tahun 2008 sampai dengan 2011.

2. Perusahaan sampel telah menerbitkan laporan keuangan selama 4

(empat) tahun, yaitu tahun 2008 sampai dengan 2011.

Page 15: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

3. Perusahaan yang memiliki data yang lengkap selama periode penelitian

untuk faktor-faktor yang diteliti, yaitu struktur aktiva (TA),

profitabilitas (NPM), dan likuiditas (CR).

3.2 Sumber Data dan Pengambilan Data

Data dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder (secondary data)

dimana data tersebut adalah data yang berasal dari Laporan Keuangan

Perusahaan Manufaktur yang dipublikasikan dari Indonesian Capital Market

Direktory tahun 2008-2011. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Cross

Section Pooling Data dari perusahaan manufaktur. Cross Section Pooling data

dilakukan dengan cara menjumlahkan perusahaan-perusahaan manufaktur

jenis makanan dan minuman (foods and beverages) yang mampu memenuhi

kriteria sampel yang telah ditentukan selama periode penelitian yaitu dari

tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

3.3 Identifikasi dan Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan variabel dependen dan

variabel independen.

3.3.1 Variabel Dependen

Rasio Debt to Total Assets = Jumlah Hutang

Jumlah Aktiva

3.3.2 Variabel Independen

Dalam penelitian ini akan digunakan 3 (Tiga) variabel independen yaitu :

1. Struktur Aktiva (TA)

Rasio Tangible Assets = Aktiva Tetap

Jumlah Aktiva

2. Profitabilitas (NPM)

Net Profitx Margin = Laba Bersih

Penjualan Bersih

Page 16: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

3 . Likuiditas (CR)

Current Ratio = Aktiva lancar

Hutang Lancar

3.4 Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan menggunakan metode Multiple Regression untuk analisis

impact dari variabel independen terhadap variabel dependen. Model yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + et

Keterangan:

Y = Variabel Dependen (Struktur Modal)

X1 = Variabel Independen (Struktur Aktiva (TA))

X2 = Variabel Independen (Profitabilitas (NPM))

X3 = Variabel Independen (Likuiditas (CR))

a = Intercept

b = Koefisien Regresi (I=1,2,3,4)

et = Pengganggu (error)

1. Pengujian Determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya untuk mengukur proporsi atau persentase

sumbangan variabel bebas terhadap variasi naik, turunnya variabel terikat (Y)

secara bersama-sama, dimana: 0 ≤ R2

≤ 0. Jika R2 semakin besar (mendekati satu),

maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

(Y) adalah besar. Berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan

pengaruh variabel bebas terhadap (Y). Sebaliknya jika R2

semakin mengecil

(mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Berarti model yang digunakan

tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap

variabel terikat.

2. Pengujian hipotesis secara simultan

Pengujian secara simultan dilakukan untuk mengetahui apakah variabel

independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel

Page 17: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

dependen. Pengujian ini dilakukan dengan uji F pada tingkat kepercayaan 95%

dengan derajat kebebasan (dfi) = k – 1 dan (df2) = n – k.

Kriteria pengujiannya :

Ho ditolak dan Ha diterima jika F hitung > F tabel

Ho diterima dan Ha ditolak jika F hitung F tabel

3. Pengujian hipotesis secara parsial

Pengujian secara parsial dilakukan oleh untuk mengetahui pengaruh signifikan

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini

dilakukan dengan menggunakan uji t pada tingkat kepercayaan 95% dengan

derajat kebebasan (df) = n – k – 1

Hipotesis :

Ho : bi = 0 (tidak ada pengaruh nyata)

Kriteria pengujiannya :

Ho ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel

Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung t tabel

3.5 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik harus dilakukan dalam penelitian ini, untuk menguji apakah data

memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias

mengingat tidak pada semua data dapat diterapkan regresi. Pengujian yang

dilakukan adalah uji Normalitas, uji Multikolinieritas, uji Heteroskedastisitas, dan

uji Autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam metode regresi, variabel terikat

dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, (Ghozali,

2007). Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau

mendekati normal. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi apakah data

berdistribusi normal atau tidak mengunakan analisis statistik non-parametrik One-

Sample Kolmogorov-Smirnov. Jika pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan p-value lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi normal dan

Page 18: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

sebaliknya, jika p-value lebih kecil dari 0,05, maka data tersebut berdistribusi

tidak normal.

b. Uji Multikolineraritas

Multikolonieritas terjadi jika ada hubungan linear yang sempurna atau hampir

sempurna antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi.

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas, (Ghozali, 2007). Untuk

menguji adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis korelasi

antar variabel dan perhitungan nilai tolerance serta variance inflation factor

(VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berarti

tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Dan

nilai VIF lebih besar dari 10, apabila VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa

variabel independen yang digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan

objektif.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas, (Ghozali, 2007). Untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang

telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya)

yang telah di-studentized. Dasar analisisnya adalah:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) akan

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi homokedastisitas.

Page 19: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam satu model regresi ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini (t) dengan kesalahan pada

periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi, (Ghozali, 2007).

Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson (DW test).

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka koefisien

autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi.

2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (dls), maka koefisien

autokorelasi lebih dari nol berarti ada autokorelasi positif.

3. Bila nilai DW lebih dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih

kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif.

Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW

terletak antara (4-du) dan (dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif

Pada bab ini membahas sejumlah analisis berkaitan dengan data-data keuangan

yang diperoleh dari penelitian, berdasarkan pengamatan sejumlah variabel yang

dipakai dalam model regresi. Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, bahwa penelitian ini melibatkan satu variabel dependen yaitu

struktur modal (DTA) dan 3 (Tiga) variabel independen yaitu struktur aktiva

(TA), profitabilitas (NPM), dan likuiditas (CR).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur jenis makanan

dan minuman (foods and beverages) yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) sebelum 1 Januari 2008 dan tetap terdaftar sampai 31 desember 2011.

Perusahaan yang diperoleh adalah 20 perusahaan manufaktur jenis makanan dan

minuman (foods and beverages). Penentuan sampel dari penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling. Atas dasar kriteria-kriteria yang telah

ditetapkan pada bab sebelumnya, maka diperoleh jumlah sampel dari penelitian

Page 20: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

selama periode 2008 sampai 2011 adalah sebanyak 18 perusahaan manufaktur

jenis makanan dan minuman. Dapat dilihat pada lampiran 1.

Berdasarkan data yang telah diolah dapat dilihat nilai maksimum, minimum, mean

dan standar deviation tiap-tiap variabel disajikan dalam lampiran 2.

Berdasarkan lampiran 2 dapat diketahui bahwa mean debt to total asset tertinggi

pada tahun 2009 yaitu sebesar 961163.5, dan mean profitabilitas tertinggi pada

tahun 2010. Untuk mean likuiditas yang diukur dengan current rasio perusahaan

tertinggi pada tahun 2008. Untuk nilai maximum, minimum dan standar deviasi

dapat dilihat pada tabel tersebut.

4.2 Pengujian Asumsi Klasik

Dalam analisis regresi berganda perlu dihindari penyimpangan asumsi klasik

supaya tidak timbul masalah dalam penggunaan analisis regresi berganda

(Gujarati, 1995). Persyaratan untuk bisa menggunakan persamaan regresi

berganda adalah terpenuhinya asumsi klasik. Untuk mendapatkan nilai yang

efisien dan tidak bias atau BLUE (Best Linear Unbias Estimator) dari satu

persamaan regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui

model regresi yang dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik. Apabila

terjadi pelanggaran terhadap asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih

dahulu. Pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

Dependent Variable: Struktur_Modal

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber : Data Lampiran Hasil Output Regresi, 2011

Page 21: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Dari analisis kurva dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar diagram dan

mengikuti model regresi sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diolah

merupakan data yang berdistribusi normal sehingga uji normalitas terpenuhi.

b. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 2. Hasil Uji Heterokedastisitas

210-1-2-3-4

Regression Studentized Residual

2

1

0

-1

-2

-3

Regr

essi

on S

tand

ardi

zed

Pred

icte

dVa

lue

Dependent Variable: Struktur_Modal

Scatterplot

Sumber : Data Lampiran Hasil Output Regresi, 2011

Dari gambar 2. dapat diketahui bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sebab

tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka

0 pada sumbu Y. sehingga dapat dikatakan uji heteroskedastisitas terpenuhi.

c. Uji Autokorelasi

Metode deteksi terhadap autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin-

Watson. Dari hasil output regresi didapatkan nilai Durbin-Watson (DW

hitung) sebesar 1,901 atau 2. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan DW

hitung berada diantara -2 dan 2, yakni -2 ≤ 2 ≤ 2 maka ini berarti tidak terjadi

autokorelasi. Sehingga kesimpulannya adalah Uji Autokorelasi terpenuhi.

Page 22: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

d. Uji Multikolinearitas

Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF

Struktur Aktiva (X1) 0,985 1,015

Profitabilitas (X2) 0,998 1,002

Likuiditas (X3) 0,985 1,016

Sumber: Data Primer diolah, Lampiran 8

Dari hasil output data didapatkan bahwa nilai semua nilai VIF<10 ini berarti

tidak terjadi multikolonieritas. Dan menyimpulkan bahwa uji multikolonieritas

terpenuhi. Berdasarkan berbagai macam pengujian di atas dapat disimpulkan

bahwa syarat asumsi klasik telah terpenuhi semua sehingga analisis data

dengan menggunakan persamaan regresi berganda dapat dilakukan.

4.3 Pengujian Regresi Berganda

Berdasarkan hasil perhitungan Dengan program SPSS 16 For Windows diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Perhitungan Signifikan dan t-hitung Pada Masing-Masing Variabel

Variabel Koefisien t-hitung Sig

Konstanta 1,516 4,366 0,000

Struktur Aktiva (X1) 2,839 3,318 0,002

Profitabilitas (X2) -0,071 -2,134 0,039

Likuiditas (X3) -0,486 -0,694 0,122

Sumber: Data Primer diolah, Lampiran 8

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai

berikut :

Y = 1,516 + 2,839X1 - 0,071X2 - 0,486X3

Dari model regresi yang terbentuk tersebut maka diperoleh hubungan antara

masing-masing variabel independen (Struktur Aktiva (X1), Profitabilitas (X2) dan

Likuiditas (X3)) dengan variabel dependen (Struktur Modal). yang dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Page 23: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

1. Nilai konstanta bertanda positif menyatakan, bahwa jika tidak ada kegiatan

dari ke-tiga variabel bebas tersebut yang mempengaruhi struktur modal, maka

struktur modal adalah positif.

2. Koefisien regresi X1 bertanda postif sebesar 2,839 menyatakan, bahwa

variabel struktur aktiva memiliki pengaruh yang positif terhadap struktur

modal.

3. Koefisien regresi X2 bertanda negatif sebesar - 0,071 menyatakan, bahwa

variabel profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif terhadap struktur

modal.

4. Koefisien regresi X3 bertanda negatif sebesar - 0,486 menyatakan, bahwa

variabel likuiditas memiliki pengaruh yang negatif terhadap struktur modal.

5. Ternyata variabel struktur aktiva dengan koefisien regresinya sebesar 2,839,

yang berarti mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan dengan variabel

profitabilitas dan variabel likuiditas.

4.4 Pengujian Hipotesis Statistik Secara Keseluruhan

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh semua variabel

independen bersama-sama terhadap variabel dependen. Metode yang digunakan

adalah uji F terhadap signifikansi model regresi yang menunjukkan mampu

tidaknya model atau persamaan yang terbentuk dalam memprediksi nilai variabel

dependen dengan tepat. Pengujian bersifat satu arah dengan level of significant

sebesar 0,05 dan jumlah sampel sebanyak 18 dengan 4 tahun penelitian (2008

sapai dengan 2011) melibatkan 4 parameter yaitu 1 konstanta 0 dan 3 koefisien

yaitu 1,2, 3, ,. (df1= 72– 3 = 69)

Hipotesis statistik:

a. Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada

pengaruh secara keseluruhan antara variabel bebas terhadap variabel terikat)

b. Jika F hitung ≤ F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti tidak

ada pengaruh secara keseluruhan antara variabel bebas terhadap variabel

terikat).

Page 24: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Uji Signifikan Secara Simultan

ANOVAb

171,322 3 34,774 125,672 ,001a

25,138 68 2,061

196,461 71

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predic tors: (Constant), Likuiditas, Prof itabili tas, Tangible_Asseta.

Dependent Variable: Struktur_Modalb.

Pengujian keberartian pengaruh variabel bebas secara keseluruhan terhadap

variabel terikat digunakan Uji Fisher (Uji F) dengan tingkat kepercayaan 95%

atau α sebesar 0,05.

Fhitung = 125,672

Ftabel 0,05 (4:72) = 2,76

Nilai signifikan = 0,001

Karena Fhitung (125,672) Ftabel (2,76) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Angka

tersebut menunjukkan bahwa secara statistik struktur modal (Y) dipengaruhi oleh

variabel struktur aktiva (TA), profitabilitas (NPM), dan likuiditas (CR).

4.5 Pengujian Pengaruh Masing-masing (Parsial) Variabel Bebas

Terhadap Variabel Terikat (Y1)

Untuk melihat besarnya pengaruh variabel struktur aktiva (TA), profitabilitas

(NPM), dan likuiditas (CR) terhadap struktur modal (Y) secara sendiri-sendiri atau

parsial, digunakan uji t. Sedangkan untuk menghitung besarnya angka t tabel dengan

taraf signifikan 95% atau α sebesar 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n – k – 1 =

72 – 4– 1 = 67.

Nilai t tabel = 1,667.

Hipotesis statistik Dengan kriteria :

a. Uji Positif

Ho ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel

Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung ≤ t table

b. Uji Negatif

Ho ditolak dan Ha diterima jika t hitung negatif < t tabel negatif

Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung negatif ≥ t tabel negatif

Page 25: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Ho : bi = 0 (tidak ada pengaruh nyata)

Ha : bi 0 (ada pengaruh nyata)

t-hitung > t-tabel Ho ditolak, Ha diterima

t-hitung < t-tabel Ho diterima, Ha ditolak

(Sarwono, 2006:188).

Uji Signifikan Nilai t hitung:

Tabel 3. Nilai Sig dan t-hitung untuk masing-masing variable bebas

Variabel Bebas t-hitung Sig

X1 3,318 0,002

X2 -2,134 0,039

X3 -0,694 0,122

Sumber: Data Primer diolah, Lampiran 8

1. Pengujian Koefisien Parsial X1 (Struktur Aktiva – X1)

Berdasarkan hasil SPSS, ternyata didapat nilai:

t hitung = 3,318 Nilai Signifikan 0,002

ttabel = 1.667

Ternyata t hitung = 3,318 > ttabel = 1.667, dan angka signifikansi 0,002 < 0,05, maka

H0 ditolak dan Ha diterima pada tingkat kepercayaan 95 %. Artinya secara parsial

ada pengaruh antara variabel Struktur Aktiva (X1) terhadap Struktur Modal. Ini

berarti dapat dinyatakan bahwa, secara statitistik variabel Struktur Aktiva (X1)

berpengaruh positif atau searah terhadap variabel terikat Struktur Modal.

Pengujian yang pertama dilakukan terhadap variabel Struktur Aktiva (TA),

pengaruhnya terhadap Struktur Modal (DTA). Dari hasil perhitungan dapat

diketahui bahwa dengan taraf nyata (α) = 5%, TA memiliki nilai koefisien regresi

sebesar 2,839 tingkat siginifikan sebesar 0.002 < 0.05 hasil ini membuktikan

bahwa variabel Struktur Aktiva (TA) secara positif dan signifikan

mempengaruhi Struktur Modal (DTA). Berdasarkan pembahasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa hasil penelitian ini mendukung hipotesa yang telah

ditetapkan dalam awal bahwa Struktur Aktiva (TA) berpengaruh secara positif

terhadap Struktur Modal.

Page 26: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

2. Pengujian Koefisien Parsial X2 (profitabilitas – X2)

Berdasarkan hasil SPSS, ternyata didapat nilai:

t hitung = -2,134 Nilai Signifikan 0,039

ttabel = -1.667

Ternyata t hitung = -2,134 < ttabel = -1.667, dan angka signifikansi 0,039 < 0,05,

maka H0 ditolak dan Ha diterima pada tingkat kepercayaan 95 %. Artinya secara

parsial ada pengaruh antara Profitabilitas (X2) terhadap Struktur Modal dan

pengaruh tersebut bersifat negatif. Ini berarti dapat dinyatakan bahwa, secara

statitistik variabel Profitabilitas (X2) berpengaruh negatif atau berlawanan arah

terhadap variabel terikat Struktur Modal.

Hasil regresi dari pengujian berikutnya terhadap Profitabilitas (NPM). Hasil yang

diperoleh dari pengujian regresi tersebut didapatkan nilai koefisien regresi sebesar

-0,071 dengan nilai siginifikan sebesar 0.039, hasil ini membuktikan bahwa

pengaruh variabel Profitabilitas (NPM) secara negatif mempengaruhi Struktur

Modal (DTA) (Ho ditolak dan Ha diterima). Dengan mendasarkan pada

pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mendukung hipotesa

yang telah diterapkan bahwa Profitabilitas (NPM) mempunyai pengaruh yang

negatif terhadap Struktur Modal (DTA). Hal ini berarti bahwa semakin besar

Profitabilitas (dalam hal ini Net Profit) maka Struktur Modal perusahaan tersebut

juga semakin menurun.

3. Pengujian Koefisien Parsial X3 (Likuiditas – X3)

Berdasarkan hasil SPSS, ternyata didapat nilai:

t hitung = -0,694 Nilai Signifikan 0,122

ttabel = -1.667

Ternyata Nilai Signifikan Koefisien Parsial X3 (Likuiditas) adalah 0,122 nilai ini

lebih besar dari α yang ditentukan yaitu 0,05 dengan kata lain Likuiditas tidak

mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat Struktur Modal. Dengan taraf

nyata (α) = 5%, dengan signifikan sebesar 0.122 > 0.05 (α), hasil ini

membuktikan bahwa variabel Likuiditas (CR) secara statistik tidak

mempengaruhi Struktur Modal (DTA). Hal ini menunjukan bahwa Ho diterima

dan Ha ditolak.

Page 27: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Dengan mendasarkan pada pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini tidak mendukung hipotesa yang telah ditetapkan pada bab awal

bahwa Likuiditas (CR) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap Struktur

Modal. Secara teoritis hal ini berarti bahwa semakin besar Likuiditas (asset)

perusahaan maka Struktur Modalnya (dalam hal ini hutang) akan semakin

berkurang, karena perusahaan yang mempunyai total aktiva yang besar

kemampuan untuk membayar hutangnya pun lebih besar.

Rekapitulasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel Struktur Aktiva (TA) dengan koefisien regresinya sebesar 2,839,

yang berarti mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan dengan

variabel Profitabilitas (NPM) dan variabel Likuiditas (CR).

2. Pengujian Hipotesis Statistik Secara Keseluruhan menunjukkan bahwa

secara statistik Struktur Modal (Y) dipengaruhi oleh variabel Struktur

Aktiva (TA), Profitabilitas (NPM), dan Likuiditas (CR).

3. Secara parsial pengaruh variabel independen yaitu Struktur Aktiva (TA),

dan Profitabilitas (NPM) telah sejalan dengan teori yang telah

dikemukakan pada bab sebelumnya yaitu Struktur Aktiva (TA) secara

positif dan signifikan mempengaruhi Struktur Modal (DTA), secara

statistik variabel Profitabilitas (X2) berpengaruh negatif atau berlawanan

arah terhadap variabel terikat Struktur Modal.

4. Dari hasil statistik dapat dilihat bahwa Likuiditas (CR) sebagai variabel

independen yang mempunyai nilai t-hitung dan nilai signifikansinya lebih

besar dari 0,05. Dengan demikian, pada α= 5%, variabel Likuiditas (X3)

tidak signifikan secara statistik dan secara individual tidak berpengaruh

terhadap variabel Struktur Modal.

Page 28: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini menganalisis apakah terdapat pengaruh struktur aktiva,

profitabilitas, dan likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan makanan

dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan

2008-2011. Berdasarkan hasil analisis, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pengaruh variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat digunakan Uji

Fisher (Uji F) dengan tingkat kepercayaan 95% atau α sebesar 0,05. Hasil

perhitungan dengan menggunakan SPSS bahwa Fhitung (125,672) Ftabel (2,76)

sehingga dapat dinyatakan bahwa menolak H0 dan menerima H1. Nilai F-hitung

menunjukkan bahwa secara statistik Struktur Modal dipengaruhi oleh variabel

Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Likuiditas.

2. Secara parsial pengaruh variabel independen yaitu Struktur Aktiva dan

Profitabilitas telah sejalan dengan teori yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya yaitu Struktur Aktiva secara positif dan signifikan mempengaruhi

Struktur Modal, secara statitistik variabel Profitabilitas berpengaruh negatif

atau berlawanan arah terhadap variabel terikat Struktur Modal.

3. Dengan taraf nyata (α) = 5%, dengan siginifikan sebesar 0.122 > 0.05 (α),

hasil ini membuktikan bahwa variabel Likuiditas (X3) secara statitistik tidak

mempengaruhi Struktur modal. Hal ini menunjukan bahwa Ho diterima dan

Ha ditolak.

5.2 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini menggunakan sampel yang terlalu sedikit sehingga sangat besar

kemungkinan tidak mampu merepresentasikan populasi dengan baik.

Sedikitnya sampel merupakan salah satu kelemahan penelitian ini.

2. Penelitian ini hanya dilakukan dengan periode selama 4 tahun, sehingga hasil

penelitian ini belum tentu reliabel untuk digunakan sebagai bahan justifikasi

untuk jangka panjang

Page 29: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

3. Variabel yang digunakan hanya meliputi faktor fundamental dan tidak

memperhitungkan faktor teknikal dan makro, sebaiknya dapat menggunakan

faktor teknikal dan makro dalam mempengaruhi struktur modal perusahaan.

5.3 Saran

Beberapa saran yang bisa dikemukakan dengan adanya Kesimpulan dan

keterbatasan penelitian ini antara lain:

1. Penelitian ini hanya terbatas pada kajian empiris tentang faktor–faktor yang

mempengaruhi struktur modal perusahaan makanan dan minuman go public

di BEI tetapi tidak sampai kepada pemecahan masalah tentang bagaimana

dampak struktur modal itu sendiri terhadap kinerja perusahaan. Oleh karena

itu, peneliti lain yang berminat terhadap permasalahan struktur modal

perusahaan manufaktur dapat mengembangkan penelitian ini dalam rangka

mengetahui dampak dari struktur modal yang digunakan perusahaan terhadap

kinerja perusahaan.

2. Disarankan kepada perusahaan, penentuan struktur modal dengan menggunakan

hutang pada tingkat tertentu (sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih

diperkenankan) sebagai sumber pendanaanya dapat meningkatkan profitabilitas

dan nilai perusahaan. Sedangkan dari pertumbuhan perusahaan yang positif

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam peningkatan aset memiliki potensi

yang tinggi untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang.

3. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data tahun 2008–2011,

sehingga untuk tahun–tahun yang lain atau tahun–tahun mendatang, hasil

penelitian ini masih perlu diuji kembali.

4. Penelitian yang akan datang juga sebaiknya menambah variable independen

yang masih berbasis pada data laporan keuangan selain yang digunakan

dalam penelitian ini dengan tetap berlandaskan pada penelitian-penelitian

sebelumnya, seperti growth opportunities, corporate tax, tingkat bunga dan

variabel lainnya.

Page 30: Fisher - Jurusan Akuntansi FEB UNILAfe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/07082012-054103112… ·  · 2015-08-07Abstrak Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2005. Pengantar Pasar Modal. PT Rineka Cipta.

Jakarta.

Arifin, Ali. 2002. Membaca Saham. Edisi Pertama. Andi. Yogyakarta.

Baridwan, Zaki. 1997. Intermediate Accounting. Edisi tujuh. BPFE Press.

Yogyakarta.

Brigham, F. Eugene, Gapenski C.Louis, Philip R.Daves, (1999), Intermediate

Financial Management, Sixth Edition, The Dryden Press.

Bringham, & Houston, (2006), “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, Edisi

Kesepuluh, Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Safri. 2005. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja

Grafindo. Jakarta.

Husnan, Suad. 1998. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. UPP

AMP YKPN. Yogyakarta

Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE.

Yogyakarta

Sakti, Rio Bahtianan, (2002), “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan,

Operating Leverage, Profitabilitas, Likuiditas, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Jakarta”, Tesis Magister Ekonomi Universitas Gajah Mada, Tidak dipublikasikan.

Sartono, Agus, Ragil sriharto, (1999), “Faktor-faktor Penentu Struktur Modal

Perusahaan Manufaktur diIndonesia”, Sinergi Vol 2 No.2.

Sudarmanto, Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS. Graha

Ilmu. Yogyakarta

The Institute For Economic and Financial Research (ECFIN). 2004. Indonesian

Capital Market Directory.

Usman, Marzuki. Riphat Singgih, Ika Syahrir. 1997. Pengetahuan Dasar Pasar

Modal. Institute Bankir Indonesia bekerjasama dengan Jurnal Keuangan dan

Moneter, Departemen Keuangan Republik Indonesia. Jakarta.

Weston, J. Fred, Eugene F. Brigham, (1990), Manajemen Keuangan Edisi

Sembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta.