8
1 A. Hasil Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami, pada kegiatan….. Kegiatan 1: Korelasi Berat Tubuh dan Frekuensi Denyut Jantung Ketika data semua kelompok telah dikumpulkan, berat tubuh dengan frekuensi denyut jantung yang didapatkan sebagai berikut: Kelompok 1 2 3 4 5 7 8 9 X 59,8 119 68,5 44,4 5 94,6 92 82 55,5 Y 18,1 18,5 13,8 19,3 18 3 3 19,7 Keterangan: Data X menunjukan berat badan katak. Data Y menunjukan denyut jantung permenit. Dari tabel di atas, terlihat bahwa katak dengan berat di atas 80 gram memiliki denyut jantuung dengan rentang 3 hingga 18 permenit. Kegiatan 2: Pengaruh Suhu terhadap Denyut Jantung Hasil yang didapat, dapat dilihat pada tabel berikut: X Suhu Ruangan (27º) Suhu Dingin (7º) Suhu Panas (37º) Y 14 9 14 13 10 13 13 10 13 14 11 12 15 12 11 Rata-rata, denyut jantung permenit 14 10 13 Keterangan:

fishew

Embed Size (px)

DESCRIPTION

v

Citation preview

2

A. Hasil PengamatanBerdasarkan hasil pengamatan kelompok kami, pada kegiatan..

Kegiatan 1: Korelasi Berat Tubuh dan Frekuensi Denyut JantungKetika data semua kelompok telah dikumpulkan, berat tubuh dengan frekuensi denyut jantung yang didapatkan sebagai berikut:

Kelompok

12345789

X59,811968,544,4594,6928255,5

Y18,118,513,819,3183319,7

Keterangan:Data X menunjukan berat badan katak.Data Y menunjukan denyut jantung permenit.

Dari tabel di atas, terlihat bahwa katak dengan berat di atas 80 gram memiliki denyut jantuung dengan rentang 3 hingga 18 permenit. Kegiatan 2: Pengaruh Suhu terhadap Denyut JantungHasil yang didapat, dapat dilihat pada tabel berikut:

XSuhu Ruangan (27)Suhu Dingin (7)Suhu Panas (37)

Y14914

131013

131013

141112

151211

Rata-rata, denyut jantung permenit141013

Keterangan:Data X menunjukan suhu yang digunakan.Data Y menunjukan denyut jantung permenit pada setiap suhu yang digunakan.

Ketika denyut jantung pada suhu ruangan. Rata-rata denyut jantung permenit pada katak kelompok kami adalah 14/menit. Pada suhu 7, denyut jantung katak permenit adalah 10/menit. Dan pada suhu 37, denyut jantung katak permenit adalah 13/menit.

Kegiatan 3: Percobaan StaniusKetika ikatan stanius I dengan ikat longgar digunakan benang antara sinus venosus dan atrium kontraksi terlihat frekuensi denyut jantung melambat dari denyut jantung normal, sedangkan pada ikatan stanius II dengan ikatan benang antara atrium dan ventrikel terlihat frekuensi denyut jantung menjadi lebih cepat dari denyut jantung normal.

Kegiatan 4: Automasi JantungKetika diletakan pada larutan ringer, jantung pada katak terlihat masih berdenyut.

Kegiatan 5: Pengaruh Garam Anorganik terhadap Denyut Jantung KatakHasil yang didapat pada kegiatan ini, dapat dilihat pada tabel berikut:

LarutanNaClRingerKCLCaCl2

Detak jantung katak permenit1514510

87411

8859

91179

Rata-rata detak jantung permenit1010510

Terlihat bahwa rata-rata detak jantung permenit pada larutan NaCl, ringer, CaCl2 memiliki rata-rata yang sama yaitu 10/menit, sedangkan detak jantung permenit pada larutan KCL adalah 5/menit.

B. PembahasanJantung katak maupun mamalia mempunya centrum automasi sendiri artinya tetap berdenyut meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf atau di keluarkan dari tubuh. Secara anatomis jantung katak terbagi menjadi tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium dan satu ventrikel. Secara garis besar peredaran darah katak sama seperti peredaran darah manusia namun saat darah dialirkan kembali melalui vena darah terlebih dahulu mengisi sinus venosus.Kontraksi jantung terdiri dari kontraksi atrium dan kontraksi ventrikel. Kedua macam kontraksi jantung menunjukkan bahwa siklus jantung terdiri dari systole dan diastole. Systole merupakan periode kontraksi ventrikel saat jantung memompakan darahnya dari ventrikel ke sirkulasi pulmonal ( A pulmonalis) dan ke sirkulasi sistemik (aorta). Pada saat systole katub-katubatrioventrikularis(mitralis dan bikuspidalis) menutup sedangkan katub-katub semilunaris (katub aorta dan katub pilmonal) membuka sehingga ventrikel yang berkontraksi (tekanannya meningkat) memompakan darahnya ke aorta dan A pulmonalis. Sedangkan diastole menunjukkan periode relaksasi ventrikel (kontraksi atrium) saat ventrikel menerima darah dari atrium yang sebelumnya telah menerima darah dari paru-paru (V Pulmonalis) dan dari seluruh tubuh (vena cava). Pada saat distole katub-katub semilunaris(katub aorta dan katub pulmonal) menutup sedangkan katub-katubatrioventrikularis(mitralis dan bikuspidalis) membuka sehingga atrium yang berkontraksi (tekanannya meningkat) memompakan darahnya ke ventrikel.Kontraksi atrium terjadi hampir bersamaandengan relaksasi ventrikel, walaupun pada saat ventrikel relaksasi, atrium berkontraksi namun besarnya tekanan kedua ruangan ini hampir sama. Sedangkan pada saat atrium relaksasi juga tak tampak karena tertutup oleh besarnya tekanan pada ventrikel yang sedang berkontraksi, dimana proses berkontraksi dan relaksasi (systole dan diastole) dari atrium maupun ventrikel pada keadaan normal akan terjadi terus menerus. Kontraksi jantung tidak semata-mata tergantung dari impuls yang di hantarkan oleh syaraf. Jantung mempunyai kemampuan untuk self excitation sehingga dapat berkontraksi secara otomatis walaupun telah di lepas dari tubuh dan semua syaraf menuju jantung telah di potong.Menurut Supripto (1998) bahwa meskipun jantung berkontraksi dengan sendirinya, namun kuat kontraksi, frekuensi denyut jantung, dan perambatan impuls pada jantung dipengaruhi oleh saraf otonom, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Pasangan kedua saraf ini kerjanya adalah saling berlawanan yaitu:saraf simpatik bekerja meningkatkan baik kuat kontraksi maupun frekuensi denyut jantung dan mempercepat perambatan impuls pada jantung, sedangkan saraf parasimpatik bekerja menurunkan naik kuat kontraksi maupun frekuensi denyut jantung dan melambatkan perambatan impuls pada jantung.

1. Korelasi Berat Tubuh dan Frekuensi Denyut JantungBerat tubuh katak memengaruhi terhadap frekuensi denyut jantung, hal ini disebabkan karena komposisi darah dalam tubuh sebesar 1/13 dari berat tubuh, hal ini berkaitan pula dengan mekanisme jantung memompa darah ke seluruh tubuh.Maka bila berat tubuh semakin besar maka kemungkinan kerja jantung akan semakin besar, namun frekuensi detak jantung menjadi lambat (karena waktu untuk memompa darah pada seluruh tubuh menjadi lebih besar pula). 2. Pengaruh Suhu terhadap Denyut JantungAdanya penurunan denyut jantung pada suhu tinggi dan peningkatan denyut janung pada suhu tinggi disebabkan karena jantung katak memiliki respon yang kurang lebih sama dengan jantung manusia, yaitu denyut jantung akan meningkat saat panas dan melambat saat dingin. Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan frekuensi jantung yang besar, dan penurunan suhu sangat mengurangi frekuensi. Efek ini mungkin sebagai akibat peningkatan permebialitas membran otot terhadap berbagai ion, mengakibatkan percepatan self excitation. Kekuatan kontraksi jantung dapat di ubah secara temporer dengan peningkatan suhu moderat, tetapi peningkatan suhu yang lama melelahkan jantung dan menyebabkan kelemahan pada denyut jantung.Pada suhu rendah, denyut jantung melambat karena mengalami penurungan kebutuhan oksigen sehingga denyut jantung menurun. Guyton menyatakan bahwa kontraksi otot jantung meningkat dengan pemanasan global pada jantung akibat kerja dan aktifitas tubuh berlebihan, sehingga kebutuhan oksigen meningkat.

3. Percobaan StaniusAdanya perbedaan frekuensi denyut janting antara ikatan longgar stanius I dan ikatan stanius II dikarenakan ikatan longgar lebih lama dalam menghalangi terjadinya peredaran darah sehingga frekuensinya lebih besar sehingga bisa disebut output jantung, dimana output jantung merupakan sejumlah darah yang dipompa per unit waktu tergantung pada frekuensi denyut jantung Hal ini sesuai bahwa output jantung merupakan jumlah darah dipompa per unit waktu yang dipengaruhi oleh faktor volume adanya jantung lebih besar dalam peningkatan output jantung.

4. Automasi JantungAutomasi artinyajantung ini masih dapat melakukan fungsinya tanpa dipengaruhi saraf. Dibuktikan dengan cara merusak otak atau sumsum punggung. Jantung tetap normal melakukan fungsinya untuk beberapa saat.Jantung katak maupun mamalia mempunya centrum automasi sendiri artinya tetap berdenyut meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf atau di keluarkan dari tubuh.Pada katak frekuensi jantung diatur oleh salah satu dari ketiga pasang ganglionnya.Peranan centrum automasi pada katak itu menyebabkan jantung tetap berdenyut setelah seluruh persarafannya dipotong.Bahkan bila jantung dipotong-potong, setiap potongan jaringan jantung masih berdenyut. Hal ini disebakan oleh adanya jaringan khusus pemicu di jantung yang mampu mencetuskan potensial aksi berulang-ulang. Jaringan picu jantung membentuk sistem hantaran yang dalam keadaan normal menyebarkan impuls ke seluruh jantung.Jantung mengandung serat-serat jantung yang termodifikasi yangberfungsi untuk mengkoordinasikan detak jantung dengan mengatur waktu kontraksi dari atrium dan ventrikel, secara normal berawal pada nodus sinoatrium(SA) yang berlokasi dalam atrium kanan pada pintu masuk vena kava superior.Berawal dari nodus sino atrium sampai nodus antrio ventrikulum, terletak dibagian belakang septum inter ventrikulum dan mulai dari titik ini, seberkas sel-sel otot jantung yangtermodifikasi (serat-serat purkinje) bercabang dua dan cabang yang terpisah berjalan melalui jaringan subendokardial dari ventrikel kanan dankiri. Sel-sel dalam dua daerah nodus itu berbentuk simpul, sel-sel yang sangatbercabang yang dipisahkan satu sama lain oleh sedikit jaringan penyambung (Guyton,1995).

5. Pengaruh Garam Anorganik terhadap Denyut Jantung KatakKetika jantung katak dimasukan pada larutan NaCl denyut jantung pada katak menjadi melambat, hal ini disebabkan karena larutan NaCl bersifat hipotonis dan mempengaruhi regulasi tekanan osmotis pada sel-sel otot jantung sehingga kontraksi otot jantung menjadi lemah.Disaat jantung dicelupkan ke larutan ringer denyut jantung pada katak kembali menjadi cepat, hal ini disebabkan karena larutan ringer bersifat hipertonis, sehingga konsentrasi cairan di dalam sel-sel otot jantung meningkat yang menyebabkan otot jantung akan lebih cepat berkontraksi dari frekuensi denyut jantung normal.Jantung dicelupkan pada larutan KCL denyut jantung pada katak kembali melambat hingga berhenti, hal ini karena KCL termasuk dalam larutan yang hipotonis dan mempengaruhi regulasi tekanan osmotis pada sel-sel otot jantung sehingga kontraksi otot jantung menjadi lemah.Kemudian jantung dicelupkan pada larutan CaCl2 membuat denyut jantung pada katak kembali menjadi cepat, karena larutan ini bersifat hipertonis, sehingga konsentrasi cairan di dalam sel-sel otot jantung meningkat yang menyebabkan otot jantung akan lebih cepat berkontraksi.

C. Kesimpulan Secara umum jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium, dan satu ventrikel. Suhu dan zat kimia dapat mempengaruhi frekuensi denyut jantung. Suhu rendah (dingin) akan menurunkan frekuensi denyut jantung, sedangkan suhu tinggi akan meningkatkat frekuensi denyut jantung. Jantung katak masih bisa berdenyut diluar tubuhnya karena jantung katak terdapat serabut purkinje dan serabut his Kontraksi otot jantung pada katak dipengaruhi oleh bahan kimia seperti larutan NaCl, ringer, KCl, dan CaCl2 yang memperlambat atau mempercepat kontraksi otot jantung karena bersifat hipotonis atau hipertonis..

DAFTAR PUSTAKACampbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2004. Biologi edisi kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga.Kimbal, J. W. 1988. Biologi II. Erlangga, Jakarta.Ganaie,AH., Ghasura, N.A. Mir, N.A. Bumla, Sankar, Wani. 2013. Biochemical and Physiological Changes during Thermal Stress in Bovines. Iranian Journal of Animal Science (2013) Vol 3.p.423-430.Guyton, A. C . 1983 . Fisiologi Manusia dan Mekanismenya terhadap Penyakit. Jakarta: EGC.Guyton, A. C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.Natalie, JES., BT. Santos, VH. Rodrigue. 2014. Analysis of heart rate control to assess thermal sensitivity responses in Brazilian Toads. Brazilian Journal of Medical and Biological Research. SciELO Brazil.Supripto. 1998. Fisiologi Hewan. Bandung: ITB.