2
Fisiologi Pembentukan Bilirubin FISIOLOGI PEMBENTUKAN BILIRUBIN 1. produksi/pembe!uk" bi#irubi $. !r"spor! bi#irubu %. "sup" bi#irubi &. ko'u("si bi#irubi ). ekskresi bi#irubi Produksi : Seb"(i"bes"rbi#irubi !erbe!uk seb"("i "kib"! de(r"d"si *emo(#obi p"d" sis!em re!iku#oedo!e#i"#. Ti(k"! pe(*"+ur" *emo(#obi ii p"d" eo"!os #ebi* !i( b",i ,"( #ebi* !u". S"!u (r *emo(#obi d"p"! me(*"si#k" %)m( bi#irubi idirek. Bi#irubi idirek ,"i!u bi#irubi ,"( bere"ksi !id"k #"(su( de(" -"! "r" bersi0"! !id"k #"ru! d"#"m "ir !e!"pi #"ru! d"#"m #em"k. Transportasi : Bi#irubi idirek kemudi" di+!" o#e* "#bumi. Se# p"rekim *ep"r mempu,"i +"r" d" e0ek!i0 me("mbi# bi#irubi d"ri p#"sm". Bi#irubi di!r"s0er me#"#ui membr" d"#"m *ep"!osi! sed"(k" "#bumi !id"k. id"#"m se# bi#irubi "k" !erik"! p"d d" seb"(i" ke+i# p"d" (#u!"!io S2!r"s0er"se #"i d" pro!ei 3. Proses ii m proses $ "r"* !er("!u( d"ri kose!r"si d" "0ii!"s "#bumi d"#"m p#"sm" d"#"m *ep"!osi!. Seb"(i" bes"r bi#irubi ,"( m"suk *ep"!osi! diko'u("si d" d d"#"m empedu. e(" "d"," si!oso# *ep"r #i("di me(ik"! bi#irubi sed"(k" !id"k. Pemberi" 0eob"rbi!"# memper!i((i kose!r"si #i("di d" memberi !emp"! pe(ik"!" ,"( #ebi* b","k u!uk bi#irubi. Konjugasi : "#"m se# *ep"r bi#irubi kemudi" diko'u("si me'"di bi#irubi di(#ukoroide "d" seb"(i" ke+i# d"#"m be!uk moo(#ukoroide. G#ukoroide !r"s0er"se merub"* moo(#ukoroide me'"di di(#ukoroide. Ad" $ e-im ,"( !er#ib"! d"#"m s4!esis di(#ukoroide. Per!"m"2!"m" "*i#" uridi di0os0"! (#ukoroide !r"s0er"se me(k"!"#is"si pembe!uk" bi#irubi moo(#ukoroide. S4!esis d" ekskresi di(# !er'"di di membr" k"#iku#us. Isomer bi#irubi ,"( d"p"! membe!uk ik seper!i bi#irubi "!ur"# I7 d"p"! diekskresi #"(su( ke d"#"m empedu !"p" ko mis"#," isomer ,"( !er'"di sesud"* !er"pi si"r. Ekskresi : Sesud"* ko'u("si bi#irubi ii me'"di direk ,"( #"ru! d"#"m "ir d" diekskres +ep"! ke sis!em empedu kemudi" ke usus. "#"m usu bi#irubi direk ii !id"k di seb"(i" kes+i# bi#irubi direk di*idro#isis me'"di bi#irubi idirek d" dire" ii disebu! sik#us e!ero*ep"!is. Metabolisme bilirubin pada janin dan neonatus : P"d" #ikuor "mio ,"( orm"# d"p"! di!emuk" bi#irubi p"d" ke*"mi#" 1$ mi(( kemudi" me(*i#"( p"d" ke*"mi#" %82%9 mi((u p"d" ikomp"!ibi#i!"s d"r"* R* bi#irubi d"#"m +"ir" "mio d"p"! dip"k"i u!uk medu(" ber"!," *emo#isis. P bi#irubi "mio 'u(" !erd"p"! p"d" obs!ruksi usus 0e!us. B"("im"" bi #ikuor "mio be#um dike!"*ui de(" 'e#"s !e!"pi kemu(ki" bes"r m s"#ur" "0"s d" s"#ur" +er". Produksi bi#irubi p"d" 0e!us d" eo"!os didu bes"r," !e!"pi kes"((up" *ep"r me("mbi# bi#irubi d"ri sirku#"si S"(", !erb"!"s. emiki" kes"((up"," u!uk me(ko'u("si. e(" demiki" *"mpir semu" bi#i

Fisiologi Pembentukan Bilirubin.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Fisiologi Pembentukan Bilirubin FISIOLOGI PEMBENTUKAN BILIRUBIN1. produksi/pembentukan bilirubin2. transport bilirubun3. asupan bilirubin4. konjugasi bilirubin5. ekskresi bilirubin

Produksi :Sebagian besar bilirubin terbentuk sebagai akibat degradasi hemoglobin pada sistem retikuloendotelial. Tingkat penghancuran hemoglobin ini pada neonatos lebih tinggi daripada bayi yang lebih tua. Satu gr hemoglobin dapat menghasilkan 35mg bilirubin indirek. Bilirubin indirek yaitu bilirubin yang bereaksi tidak langsung dengan zat warna diazo, yang bersifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak.Transportasi :Bilirubin indirek kemudian dicta oleh albumin. Sel parenkim hepar mempunyai cara selektif dan efektif mengambil bilirubin dari plasma. Bilirubin ditransfer melalui membran sel ke dalam hepatosit sedangkan albumin tidak. Didalam sel bilirubin akan terikat pada ligandin dan sebagian kecil pada glutation S-transferase lain dan protein Z. Proses ini merupakan proses 2 arah, tergantung dari konsentrasi dan afinitas albumin dalam plasma dan ligandin dalam hepatosit. Sebagian besar bilirubin yang masuk hepatosit dikonjugasi dan diekskresi ke dalam empedu. Dengan adanya sitosol hepar, ligandin mengikat bilirubin sedangkan albumin tidak. Pemberian fenobarbital mempertinggi konsentrasi ligandin dan memberi tempat pengikatan yang lebih banyak untuk bilirubin.Konjugasi :Dalam sel hepar bilirubin kemudian dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronide walaupun ada sebagian kecil dalam bentuk monoglukoronide. Glukoronide transferase merubah bentuk monoglukoronide menjadi diglukoronide. Ada 2 enzim yang terlibat dalam sntesis bilirubin diglukoronide. Pertama-tama ahila uridin difosfat glukoronide transferase (UDPG) yang mengkatalisasi pembentukan bilirubin monoglukoronide. Sntesis dan ekskresi diglukoronide terjadi di membran kanlikulus. Isomer bilirubin yang dapat membentuk ikatan hidrogen seperti bilirubin natural IX dapat diekskresi langsung ke dalam empedu tanpa konjugasi misalnya isomer yang terjadi sesudah terapi sinar.Ekskresi :Sesudah konjugasi bilirubin ini menjadi direk yang larut dalam air dan diekskresi dengan cepat ke sistem empedu kemudian ke usus. Dalam usu bilirubin direk ini tidak diabsorbsi, sebagian kescil bilirubin direk dihidrolisis menjadi bilirubin indirek dan direabsorbsi. Siklus ini disebut siklus enterohepatis.

Metabolisme bilirubin pada janin dan neonatus :Pada likuor amnion yang normal dapat ditemukan bilirubin pada kehamilan 12 minggu, kemudian menghilang pada kehamilan 36-37 minggu, pada inkompatibilitas darah Rh, kadar bilirubin dalam cairan amnion dapat dipakai untuk menduga beratnya hemolisis. Peningkatan bilirubin amnion juga terdapat pada obstruksi usus fetus. Bagaimana bilirubin sampai ke likuor amnion belum diketahui dengan jelas, tetapi kemungkinan besar melalui mucosa saluran nafas dan saluran cerna. Produksi bilirubin pada fetus dan neonatos diduga sama besarnya tetapi kesanggupan hepar mengambil bilirubin dari sirkulasi Sangay terbatas. Demikian kesanggupannya untuk mengkonjugasi. Dengan demikian hampir semua bilirubin pada janin dalam bentuk bilirubin indirek dan mudah melalui placenta ke sirkulasi ibu dan disekresi oleh hepar ibunya. Dalam keadaan fisiologis tanpa gejala pada hampir semua neonatos dapat terjadi kumulasi bilirubin indirek sampai 2mg%. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakmampuan fatus mengolah bilirubin berlanjut pada masa neonatos. Pada masa janin hal ini diselesaikan oleh hepar ibunya, tetapi pada masa neonatus hal ini beakibat penumpukan bilirubin dan disertai gejala ikterus. Pada bayi baru lahir karena fungs hati belum matang atau bila terdapat gangguan dalam fungs hepar akibat hipokasi, asidosis atau bila terdapat kekurangan enzim glukoronil transferase atau kekurangan glucosa, kadar bilirubin indirek dalam darah dapat meninggi. Bilirubin indirek yang terikat pada albumin sangat tergantung pada kadar albumin dalam serum. Pada bayi kurang bulan biasanya kadar albuminnya rendah sehingga dapat dimengerti bila kadar bilirubin indirek yang bebas itu dapat meningkat dan sangat berbahaya karena bilirubin indirek yang bebas inilah yang dapat melekat pada sel otak. Inilah yang menjadi dasar pencegahan kernicterus dengan pemberian albumin atau plasma. Bila kadar bilirubin indirek mencapai 20mg% pada umumnya capacitas maksimal pengikatan bilirubin oleh neonatus yang mempunyai kadar albumin normal telah tercapai