Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SSesuai PP 30/2006 pasal 14, dinyatakanbahwa ”organ pelaksana universitas
untuk melaksanakan pendidikan adalahfakultas”. Barangkali berdasar pertimban-gan inilah mengapa pengelolaan dan akti-fitas proses belajar mengajar mahasiswapascasarjana dialihkan ke fakultas. Bolehjadi hal ini memang beralasan, oleh karenafaktor linieritas pengelolaan program pen-didikan sarjana (S1), magister (S2) dandoktor (S3).
Program magister atau program studiS2 Ilmu Ilmu Sosial (PS S2 IIS) pun perta-makali berdiri tahun 1993 dikelola olehProgram Pascasarjana. Namun, sejak 4tahun terakhir pengelolaannya telah dial-ihkan ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poli-tik. Nama Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) dipilihdengan maksud untuk menunjukkan sub-stansi keilmuan ilmu-ilmu sosial (sepertisosiologi, politik, antropologi, komunikasi,dan administrasi negara) yang tidak salingterpisah, parsial dan segmentatif;melainkan saling mendukung dan salingmelengkapi: saling menyapa. Dengandemikian para lulusan magister IIS dihara-pkan mampu menjelaskan dan mencari so-
lusi atas berbagai fenomena sosial, politikdan budaya secara komprehensif danberwawasan luas.
Satu dasawarsa lebih program magisterIIS di fakultas ini berjalan dan sudah ratu-san magister diluluskan. Sudah sejak 15tahun pula program magister IIS ini mem-berikan sumbangan signifikan terhadap ke-butuhan para pemangku kepentingan.Dan, setelah 17 tahun pula disadari ten-tang pentingnya dilakukan berbagai pem-benahan dan perbaikan-perbaikan karenabeberapa alasan berikut, (i) semakinbanyaknya peminat yang tertarik masukmenjadi mahasiswa program magister dilingkungan fakultas ini, (ii) keinginan dankebutuhan masyarakat terhadap kualifikasidan kompetensi lulusan yang keilmuannyalebih spesifik (profesional), (iii) pentingnyaketerbukaan kualifikasi keilmuan dan ataukejelasan kompetensi yang akan dihasilkanoleh suatu program studi.
Kesadaran untuk meningkatkan kuali-tas lulusan melalui perbaikan kinerja insti-tusional program magister semakin kuatketika kekuatan sumber daya (dosen)fakultas ini semakin baik. Hingga Februari
2010, fakultas ini telah mempunyai 7 gurubesar (profesor) dan 18 doktor. Beberapatahun lagi, jumlah dosen bergelar doktorakan bertambah 28 orang dan yang berge-lar magister bertambah 15 orang. Denganlatar belakang itulah, kini, jumlah programmagister yang ada di fakultas oranye inimenjadi 6 Program Magister: (i) Mediadan Komunikasi, (ii) Pengembangan Sum-ber Daya Manusia, (iii) Sosiologi, (iv) Poli-tik, (v) Kebijakan Publik dan (vi) HubunganInternasional.
Semangat meningkatkan dan menyem-purnakan program magister akan terus di-lakukan meski dalam prosesnya akanselalu ditemukan kendala-kendala.Namun, berkat kesadaran semua civitasacademika fakultas ini - yang tinggi dan se-mangat kuat menuju kebaikan dan pen-ingkatan tanggungjawab sosial yang besarkepada para pemangku kepentingan - al-hamdulillah, semua persoalan, kendala,tantangan dan situasi problematic dancomplicated dapat dilalui dengan baik.Terimakasih dan sukses untuk segenapwarga civitas academica Fisip Unair.
(Prof. Dr.Musta’in - Wadek I FISIP)
FISIP Terus Benahi Program S2FISIP Terus Benahi Program S2
edisi: 13/Maret 2010
Jendela02 edisi: 13/Maret 2010
editorial
REKAMAN ACARA BERDUKA CITA
l PENANGGUNG JAWAB: I. Basis Susilo (Dekan FISIP) l PEMIMPIN UMUM: V. DUGIS (Wakil Dekan III) l PIMPINAN REDAKSI: Yayan Sakti Suryandaru
l JURNALIS: Debrina Tedjawidjaja ; Intan Fitranisa ; Putri Rizkl Pramadhani, Muhammad Zaki Ath. T; Puspita Adiyani C.l FOTOGRAFER: Yanuar Satria Putra, Prima Kirtti Utomo l LAY-OUT/PRODUKSI: Irfan Wahyudi, S.Sosl Alamat Redaksi: Gedung FISIP Kampus B Universitas Airlangga Jl. Dharmawangsa Dalam SurabayaTelp.(031) 5034 015, 5047 754, 5011 744, 5017 429. Fax.(031) 5012 442 l e-mail: [email protected]
Telah berpulang ke Rahmattullohayahanda Pingky Saptandari (dosen Antropologi),
KRMH Yonosoepoetro Handayaningrat (87 tahun)
pada 13 Pebruari 2010 pukul 04.00 WIB. Jenazah dimakamkan di makam keluarga
Astana Oetara Surakarta
PENGABDIAN MASYARAKATPriyatmoko (Politik)
narasumber “Pembangunan Politik Demokrasi dan Stabilitas”oleh Bakesbanglinmas Pemprov Jatim pada Forum
Komunikasi dan Konsultasi bagi Fungsionaris Parpol,Ormas/LSM Jatim, 10 Pebruari 2010
di Hotel Satelit Surabaya
Yayan Sakti Suryandaru & Liestianingsih (Komunikasi)narasumber
Workshop Jurnalisme Gender bagi Jurnalis Media Cetakdan Elektronik,
oleh Bapemas dan KB Pemkot Surabaya, 16 Pebruari 2010
di Graha Sawunggaling Pemkot Surabaya
Liestianingsih (Komunikasi) narasumber
“Model Promosi Kesehatan Terkini Melalui MediaMassa” oleh Dinas Kesehatan Pemprov Jatim,
18 Pebruari 2010
Bambang Budiono (Antropologi)narasumber
Seminar “Strategi dan Implementasi PemolisianMasyarakat”
oleh Polres Lumajang, 24 Pebruari 2010
di Pendopo Kabupaten Lumajang
Yayan Sakti Suryandaru (Komunikasi)narasumber
Hari Pers Nasional PWI Kediri, 24 Pebruari 2010
di Hotel Insumo Palace Kediri
WAKTU ACARA TEMPAT
29 Januari Pelantikan BEM Fisip
Unair Masa Jabatan
2010
ruang Adi Sukadana
2 Februari 2010 Sidang Ujian Doktor
Terbuka Drs. Henry
Subiakto, S.H, M.A,
Dosen Departemen
Komunikasi
Gedung Pascasarjana
Kampus B Unair
1-28 Februari 2010 Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Mahasiswa
Unair
di Kabupaten Sidoarjo
dan Kabupaten Bo-
jonegoro
5 Februari 2010 Pelantikan Drs. Moh.
Imron, MM, Kepala
Bagian Sumber Daya
FISIP Unair
Kantor Manajemen
Unair
11 Februari 2010 Rapat Kerja Himadep
Komunikasi FISIP
Unair
Ruang Adi Sukadana
12-14 Februari 2010 Penggodokan rancan-
gan program kerja
BEM FISIP
Villa Cemara, Pacet
Mojokerto
15-18 Februari 2010 Pameran Lomba Cipta
Iklan Cetak Anti Ko-
rupsi Himadep Komu-
nikasi FISIP Unair
Ruang Lobi A gedung
FISIP Unair
15 Februari 2010 - Diskusi jurnalistik
“Dibalik Langit
Berita TVOne”
- lomba Presenter
TVOne
Auditorium Gedung C
16 Februari 2010 Kunjungan Komunikasi
UI ke FISIP Unair
Kampus FISIP
24 Februari 2010 Rapat Kerja Sie Kero-
hanian Islam (SKI)
FISIP
ruang Adi Sukadana
24 Februari 2010 Kunjungan enam ma-
hasiswa beserta seo-
rang dosen dari
Universitas Tadulako
(Untad), Palu
Kampus FISIP
edisi: 13/Maret 2010 Jendela 03
mahasiswa
“Hidup mahasiswa! hiduprakyat!” Kalimat ter -
se but terus diteriakkan ba -risan mahasiswa peserta aksiseratus hari kerja SBY-Boe-diono selama long marchmenuju Grahadi. Tak keting-galan dalam barisan tersebutkawan-kawan BEM Fisip Unairikut berunjuk rasa. Total tigapuluh orang mahasiswa BEMFisip Unair berpartisipasi padaaksi tanggal 28 Januari terse-but.
BEM Fisip Unair yang sudahberkumpul sejak pukul 08.00pagi di depan Gedung SerbaGuna (GSG) kampus B Unairmenunggu peserta aksi lain-nya, yaitu kawan-kawan dariFakultas Kesehatan Masya ra -kat Unair, dan juga BEM ITS.Mereka lalu bergerak menujukantor kesekretariatan Per-himpunan Mahasiswa KatholikRepublik Indonesia (PMKRI)dua jam berikutnya.
Di kantor sekre PMKRI, me -reka lalu menghimpun keku-atan yang lebih besar lagibersama Organisasi Mahasiswa(Ormas) ekstra kampus lain-nya. Diantaranya HimpunanMahasiswa Islam (HMI), Perg-
erakan Mahasiswa Islam In-donesia (PMII), Gerakan Maha-siswa Nasional Indonesia(GMNI), dan PMKRI sendiriyang tergabung dalam kelom-pok Cipayung. Baru sekitarpukul 11.00, total tujuh puluhlebih mahasiswa yang ikutdalam barisan tersebut tiba digedung negara Grahadi.
Sejenak jalan raya antaragedung negara Grahadi dantaman Apsari tumpah ruaholeh para demonstran. Haltersebut memaksa aparatyang bertugas menutup aksesjalan tersebut sekitar pukul12.00. Terlihat barisan BEMFisip Unair datang paling akhirdan disambut oleh demon-stran lainnya. Yaitu dari BEMUNESA, UPN, serta beberapaOrmas ekstra ITS.
Membawa bendera oranyeFisip, para demonstran FisipUnair siang itu mengangkattema Selamatkan Indonesia.“Di sini kami bermaksudmenyampaikan aspirasi kamiagar Indonesia tidak terjebakdalam Neoliberalisme.” tuturAbdul Chodir, PresBEM sekali-gus Asisten Teritori (Aster)barisan BEM Fisip Unair dalam
aksi siang itu.Tuntutan yang diserukan an-
tara lain benahi sistem pen-didikan nasional, segera bentukpengadilan HAM, tuntaskanpelanggaran HAM, cabut perjan-jian AFTA, serta reformasibirokrasi. Tak ketinggalan jugarapor 100 hari SBY-Boedionoversi mereka ditulis dan diben-tangkan di atas kertas kartonputih. Dalam rapor tersebutbidang kesehatan mendapatkanangka yang paling kecil daripada bidang lain sepertiekonomi, hukum, pendidikan,dan good governance.
“Gejolak aksi yang hari initerjadi adalah bentuk kepedu-lian mahasiswa untuk tetapmengawal pemerintahan SBY-Boediono. Sehingga di sinikami tergerak untuk mengajakseluruh elemen masya rakatmenge valuasi kritis jani SBY-Boediono sebagai suatu kri-tikan pembangun bangsa.”jelas Chodir, yang juga maha-siswa Sosiologi 2007.
Beruntung aksi para maha-siswa tidak sia-sia. Karena ste-lah sekitar dua jam melakukanaksi, Gubernur Jatim H.
Soekarwo turun ke lapangan.Berorasi di atas mobil pick-upputih, gubernur yang akrabdisapa Pakde Karwo itu men-jawab tuntutan para demon-stran. “Tolong perca ya kanlahsemua itu pada negara, padaKPK. Di sini saya tidak berwe-nang berjanji pada andasemua,” seru Pakde Karwopada para demonstran.
Usai menjawab tuntutandemonstran, Pakde Karwoyang hanya muncul beberapamenit saja langsung kembalike kantor. Sempat terdapataksi anarki penyembelihanangsa oleh ormas lain sebagaisimbol kekecewaan rakyat.Namun aksi siang itu pun be-rakhir dengan damai juga.
Berlangsung selama kuranglebih tiga jam tanpa terdapatbentrok antara demonstrandan aparat. “Kita upayakanaksi damai. Janganlah sampaiada bentrok atau aksi-aksianarki. Apalagi seperti pe -nyem belihan angsa tadi sayaagak kurang setuju sebe-narnya.” tutur Ruri, salah satudemonstran BEM Fisip Unair.(zaq)
BEM FISIP turut unjuk rasa pada 28 Januari lalu
Segera Bentuk Pengadilan HAM!
BEM Fisip : Selamatkan Indonesiadari Neoliberalisme!
Jendela04 edisi: 13/Maret 2010
diskusi & seminar
Memasuki usia dua tahun,
TVOne, untuk kedua
kalinya, kembali menyapa para
pemirsa setianya di kampus
oranye, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP), Senin (15/2).
Kunjungan TVOne kali ini sedikit
berbeda dari sebelumnya. Selain
mengadakan diskusi jurnalistik
“Dibalik Langit Berita TVOne”,
stasiun televisi yang identik den-
gan karikatur Bang One ini juga
menggelar lomba Presenter
TVOne. Nantinya, peserta yang
menjadi pemenang akan mewak-
ili Surabaya pada malam Final
Lomba Presenter di Jakarta.
Kunjungan TVOne dibuka
dengan diskusi jurnalistik “Diba-
lik Langit Berita TVOne” di Au-
ditorium Gedung C FISIP.
Dis kusi ini menghadirkan Totok
Suryanto (GM News&Sports)
dan Rahma Sarita (Host&Pre-
senter TVOne) sebagai pem-
bicara. Diskusi ini dibagi dalam
dua sesi. Sesi pertama men-
gangkat tema era baru pertele-
visian, sedangkan sesi kedua
lebih membahas teknik-teknik
menjadi presenter berita terde-
pan.
Sebelum membahas menge-
nai perkembangan dunia
pertelevisian terkini, Totok
memaparkan sedikit keberhasi-
lan yang telah dicapai TVOne di
usianya yang kedua. Menurut
Totok, selama dua tahun mengu-
dara, TVOne menunjukkan pen-
ingkatan yang signifikan.
Peningkatan itu tampak dari
share atau rating TVOne yang
terus bertambah dan mampu
bersaing dengan stasiun televisi
berita yang lebih dulu eksis,
Metro TV. “Karena keberhasilan
ini, Pak Ishadi (Dirut Trans Corp-
red) menjuluki TVOne dengan
istilah Si Bayi Ajaib!” ujar Totok.
Kemampuan TVOne sebagai
televisi berita dalam meraih
banyak penonton juga membuk-
tikan masyarakat Indonesia
mulai cerdas dan terpelajar.
Totok mengungkapkan, ber da-
sarkan hasil survei Kompas
tahun 2009 silam, jumlah penon-
ton tayangan hiburan mengalami
penurunan. Sebaliknya, jumlah
penonton tayangan berita terus
mengalami peningkatan. “Fakta
ini tentu menggembirakan.
Akhir nya, news bisa bersaing
dengan tayangan entertainment,”ucap Totok.
Selain menyajikan berita-
berita yang terdepan, TVOne
tentu perlu melakukan tero-
bosan-terobosan agar tetap
eksis. Apalagi perkembangan
teknologi kian hari kian tidak
terbendung. Karena itu, TVOne
akan terus melakukan peruba-
han agar selalu tampil beda,
terutama dalam aspek teknologi
yang digunakan. Totok berharap,
ke depan, TVOne mampu mem-
buat suatu tayangan berita den-
gan teknologi yang inovatif tapi
simpel. Murah tapi canggih.
Namun, perwujudan impian
tersebut tentu membutuhkan
waktu sembari terus memper-
baiki tiap kekurangan yang ada.
Suasana diskusi semakin
“segar” saat Rahma Sarita me-
mandu sesi kedua, Menjadi Pre-
senter Terdepan. Dengan penuh
semangat, Rahma mengurai satu
demi satu teknik menjadi pre-
senter berita yang baik. Menurut
Rahma, ketika ingin menyam-
paikan suatu informasi, seorang
presenter harus eye catching,
penuh semangat. “Apalagi pas di
depan kamera, seorang presen-
ter harus yakin kalo informasi
yang disampaikan itu penting
bagi masyarakat,” ungkap Rah -
ma. Rahma pun menegaskan
bahwa penampilan bukanlah fak-
tor utama sukses menjadi seo-
rang presenter. Meski, dia tidak
memungkiri penampilan juga
merupakan faktor yang penting.
“Yang penting, untuk menjadi
presenter berita yang handal,
harus punya karakter dan berani
tampil beda dari yang lain,” tam-
bah Rahma.(int)
Si ‘Bayi Ajaib’ Kembali Kunjungi FISIP
Rahma Sarita on the stage
SEORANG laki-laki bertelan-
jang dada. Kedua pergelangan tan-
gannya diikat dengan kain
berwarna merah dan putih. Di
bagian bawah gambar, tertulis “Ikat
Hati Negeri Ini Demi Sebuah
Harga Diri Tanpa Korupsi”
Itu adalah salah satu poster
peserta dalam Pameran Karya
Cipta Iklan Antikorupsi yang dige-
lar di lobi A gedung FISIP Unair,
15-18 Februari 2010. Poster nye-lentik itu berjudul “Ikat Hati”,
karya Annurdy Lukmono yang
berhasil menyabet juara harapan
pertama. Selain milik Annurdy, ada
65 karya lainnya yang dipamerkan
dalam eksibisi tersebut.
Sebagai bentuk apresiasi, pani-
tia mengundang seluruh peserta
lomba untuk hadir pada pameran
tersebut. Panitia juga telah menyi-
apkan sertifikat untuk seluruh pe-
serta. Bagi peserta yang berasal
dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik,
dan sekitarnya, sertifikat dapat
langsung diambil di venue pam-
eran. Namun, untuk peserta dari
luar kota, sertifikat akan dikir-
imkan ke alamat masing-masing.
Seperti yang sudah dimuat di
blog khusus kompetisi ini, tiga pe-
menang telah terpilih, yaitu
Muhammad Fahmi Annas dengan
karyanya yang berjudul “Sumpah
Budaya Korupsi” (Jogjakarta),
Resyifah Syah Azza dengan
karyanya yang berjudul “Poster
Korupsi” (Surabaya), dan Retno
Untari dengan karyanya yang
berjudul “It’s Not Just Killers”(Surabaya). Masing-masing berhak
mendapatkan uang tunai sebesar
5 juta, 3 juta, dan 2 juta rupiah.
Dari seluruh karya yang
terkumpul dalam Lomba Cipta
Iklan Cetak Anti Korupsi, akan
dipilih empat buah poster untuk
ditawarkan kepada instansi-in-
stansi pemerintah sebagai materi
iklan antikorupsi. Poster-poster
tersebut adalah “And The Winneris...” karya Pandu Wicaksono,
“Bukan untuk Suap” karya M
Sunni Akbar, “Corupsi de Redoxon”
karya Fauzen dan Fiki Aditya, serta
“Korupsi dimulai dari Hal-Hal
yang Kecil” karya Maria Chitra.
Pemilihan tersebut didasarkan
pada beberapa kriteria penjurian,
yaitu originalitas karya, kesesuaian
karya dengan tema, pesan yang
ingin disampaikan, serta penggu-
naan unsur desain dalam iklan
cetak. “Dengan diselenggarakan-
nya even semacam ini, kami
berharap kesadaran untuk tidak
melakukan tindak korupsi dapat
tertanam sejak dini. Kalau mental
antikorupsi itu sudah terbentuk,
hal-hal positif lainnya tentu akan
mengikuti.” jelas Agustino
Sasongko, Ketua Himadep Komu-
nikasi FISIP Unair.
Lomba Cipta Iklan Cetak Anti
Korupsi ini merupakan gelaran Hi-
madep Komunikasi FISIP Unair
yang terbuka untuk umum, den-
gan materi berupa iklan layanan
masyarakat yang mendukung ger-
akan antikorupsi. Pengumpulan
karya ditutup pada 5 Desember
2009 lalu. (put)
Slentik Koruptor Lewat Poster
edisi: 13/Maret 2010 Jendela 05
kunjungan
Kampus boleh berbeda,
namun visi tetap sama. Saat
menyebut tanah air Indonesia,
nama alamamater mahasiswa
nomor dua. Tanggung jawab
membangun bangsa dipikul
bersama. Paling tidak, semangat
inilah yang dibawa mahasiswa ko-
munikasi Universitas Indonesia
(UI) saat berkunjung ke FISIP
Unair, Selasa, 16 Februari lalu.
Chyntia Monica Fabella, Ajie
Artotian dan Melliana Dwi Utami
adalah tiga mahasiswa komunikasi
UI yang kemarin mewakili komu-
nikasi UI untuk roadshow mem-
perkenalkan Pekan Komunikasi
UI. Ajang yang diharapkan untuk
membunyikan gaung bidang ko-
munikasi di Indonesia, khususnya
di bidang adverdtising.
”Kita sebisa mungkin, menjadi
SDM bidang komunikasi yang
kompeten. Salah satunya dengan
mengikuti berbagai kompetisi,
yang nantinya akan membuka
jalur untuk kita mengasah potensi
diri seluas-luasnya,” ungkap Bella,
panggilan akrab Chyntia Monica
Fabella. Kompetisi yang ditawar-
kan Pekan Komunikasi UI adalah
kompetisi di bidang advertising
dan fotografi.
Meskipun dalam Pekan Ko-
munikasi UI banyak rangkaian
acara yang memasukkan unsur bi-
dang kajian komunikasi seperti
Public Relation, film dan lain-lain,
namun advertising menjadi pilihan
karena punya isu yang menarik.
”Kita harusnya prihatin dong ya,
kalau semua yang ada di negeri
kita ini dibanjiri produk asing, bu-
kannya malah bangga,” ungkap
Melliana.
Keprihatinan inilah, dengan
semangat atas nama Indonesia,
harusnya membuat kita sebagai
mahasiswa bertindak. Di bidang
komunikasi, kita bisa mengkampa-
nyekan kecintaan terhadap pro-
duk lokal. ”Nah, karena itu tema
lomba advertising kami kali ini
adalah Vokal dengan Produk
Lokal. Tahapan pertama poster
dulu, finalisnya nanti akan diadu
lewat adu strategi IMC (IntegratedMarketing Communicati on),” jelas-
nya. Untuk kompetisi foto-
grafi, tema yang diangkat adalah
When East Meet West. Bagaimana
alkulturasi kebudayaan harusnya
berjalan seimbang.
Selain menjelaskan tentang
Pekan Komunikasi UI, mereka
juga berbagi pengalaman dengan
mahasiswa komunikasi Unair.
Mulai dari hal kecil seputar kehi-
dupan perkuliahan, magang, men-
gelola himpunan hingga
permasalahan bangsa. Kondisi so-
siologis yang berbeda antara Su-
rabaya dan Depok yang dekat
dengan Jakarta, Ibukota negara,
menyebabkan banyak ”fasilitas”
berbeda yang didapat.
”Kami minta tolong dong,
untuk channel magang. Disini ter-
batas kan akses dan perusahaan,
kalau kalian gimana? Caranya gi-
mana?,” celetuk Chitra Ardyatna,
salah satu mahasiswa komunikasi
Unair. Pertanyaan ini disambut
hangat yang lain. Jangan pernah
takut untuk mencoba, begitulah
pesan mereka. Karena biasanya
takut untuk mencoba apply selalu
jadi hambatan. Padahal banyak
yang terbuka untuk menerima
mahasiswa magang. Dan mereka
berjanji membantu mengenalkan,
karena kebanyakan mereka pun
mendapatkan ”jalur”nya dari
kakak kelas mereka.
”Kami harap hasil kunjungan-
nya nggak sampai sini ya. Kerja sa-
manya kita harapkan terus
terjalin. Formal ataupun nggak,
UI-Unair ke depannya tetep saling
bantu ya,” ujar Agustino Sa-
songko, Kahima Departemen Ko-
munikasi Unair. Harapan yang
sama juga disampaikan mereka,
berikut undangan untuk kun-
jungan ke UI. ”Ayo main-main ke
UI, datang ya ke Pekom UI,” pung-
kas Ajie. (puz)
Kunjungan Komunikasi UI ke FISIPDiskusi mahasiswa Komunikasi UI dengan mahasiswa FISIP
FISIP Universitas Airlangga kedatangan enam
mahasiswa beserta seorang dosen dari Uni-
versitas Tadulako (Untad), Palu. Tujuh orang
tersebut adalah civitas akademika jurusan So-
siologi, program studi Ilmu Komunikasi. Kun-
jungan mereka pada 24 Februari 2010 ke
Unair merupakan salah satu dari serangkaian
studi tour. Selain mengunjungi Unair, mereka
mengunjungi Jogjakarta (UGM), Bandung (ITB),
Dan Jakarta (Universitas Indonesia).
Mahasiswa beserta dosen Untad tersebut
disambut dan diantar Agustino Sasongko,
Kahima Ilmu komunikasi FISIP Unair menuju
kantor Departemen Ilmu Komunikasi Unair.
Sesampainya di kantor Departemen, para
tamu disambut oleh Liestya Dayanti selaku
sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP
Unair dan Sri Moerdijati, Dosen. Herman,
Dosen Ilmu Komunikasi Untad berdialog den-
gan dua dosen Ilmu Komunikasi Unair. Mereka
juga sempat bertukar Satuan Acara Perkulia-
han (SAP) dan bercerita tentang kegiatan
perkuliahan di masing-masing universitas.
Setelah berdialog tujuh orang civitas Untad
dipandu oleh Agustino untuk mengunjungi be-
berapa fasilitas yang berhubungan dengan De-
partemen Ilmu Komunikasi seperti
Laboratorium Audio Visual, Mini Theater, dan
Student Center. “Ilmu Komunikasi di Untad re-
latif masih baru, terbentuk pada tahun 2003
dan kami berada di bawah jurusan Sosiologi.
Maka dari itu kami berharap dengan adanya
studi tour ini dapat membuka wawasan kami
tentang jurusan Ilmu Komunikasi” ucap Her-
man saat berada di Ruang desain grafis.
Kunjungan mereka ditutup dengan men-
gunjungi Ruang Himakom yang dihiasi poster-
poster anti korupsi hasil dari kompetisi
pembuatan poster layanan masyarakat beber-
apa bulan lalu. Mereka berencana menuju kota
Malang untuk sekedar mengunjungi tempat-
tempat menarik disana. (Prima)
Berfoto di depan papan nama FISIP, buat oleh-oleh di Palu
Airlangga Bertemu Tadulako
Jendela06 edisi: 13/Maret 2010
mahasiswa
Seperti yang telah dijanjikan
dalam masa kampanyenya, BEM
akan lebih menjalankan peran
serta eksekutif mahasiswa yang
berdaya saing tinggi, integratif, ako-
modatif, progresif dan sesuai den-
gan tri dharma perguruan tinggi
dan Pancasila. Kali ini realisasi janji
ini menjadi tentangan bagi kepen-
gurusan BEM periode 2009-2010.
Langkah awal BEM FISIP yang baru
saja dilantik ini, sudah membuat
rancangan program kerja.
Selama tiga hari berturut-
turut, 12-14 Februari lalu Badan
Eksekutif Mahasiswa ini menggo-
dok rancangan program kerjanya
di Villa Cemara, Pacet Mojokerto.
Fokus utama program kerja BEM
kali ini adalah peningkatan Sumber
Daya Manusia (SDM) di FISIP, khu-
susnya mahasiswa.
”Program kerja tiap departe-
men banyak sekali ya. Masing-ma-
sing punya acuan apa yang akan
dilakukan. Tapi semuanya terinte-
grasi untuk meningkatkan SDM
mahasiswa FISIP sendiri,” terang
Abdul Chodir, presiden BEM. Me-
nurutnya, selama ini banyak sekali
potensi mahasiswa FISIP yang
belum diwadahi dengan baik. Po-
tensi yang ada ini kemudian tidak
bisa disalurkan, pada akhirnya
membuat FISIP mandul prestasi.
Mahasiswa FISIP yang dikenal
kritis, seharusnya fasih menyampai-
kan kritik konstruktifnya sacara
lisan maupun tulisan. Apakah yang
secara lisan itu lewat debat ter-
buka, atau yang tulisan lewat artikel
di surat kabar. Kekritisan dalam
bentuk ilmiah, seharusnya bisa pula
disalurkan dengan melahirkan se-
buah karya tulis ilmiah atau paper.
Mahasiswa menjadi tidak pro-
duktif, manakala itu semua tidak di-
wadahi.
”Sadar akan hal itu, departe-
men PSDM sedang merealisasikan
adanya semacam kelompok studi
penalaran,” ungkap Chodir. Dengan
hadirnya kelompok studi penalaran
ini, wacana kampus akan lebih
hidup. Pengembangan akademik
mahasiswa juga bisa tercapai mela-
lui program ini. Lomba-lomba
karya tulis yang ditawarkan pun di-
harapkan tidak kering peminat lagi.
Chodir mengaku gagasan BEM
ini disambut hangat oleh pihak fa-
kultas, bahkan mereka sudah mulai
akan meminang beberapa dosen
untuk dijadikan pembimbing ke-
lompok studi ini. ”Rencanya yang
kita mintai tolong adalah Pak Hari
dan Pak Fahrul dari Ilmu Politik,
dan Pak Joko dari HI, ” tuturnya.
Potensi mahasiswa FISIP untuk
teamwork bisa disalurkan lewat pe-
nyelenggaraan sebuah even. Renca-
nanya Dep. Seni dan Budaya bakal
mengadakan FISIP Open Air (FOA)
maupun Fisip Fiesta untuk mencit-
rakan FISIP pada masyarakat luas.
Perubahan rencana kerja pen-
ting lainnya adalah untuk Departe-
men Infokom. Berdasarkan
evaluasi tahun lalu, sebagian besar
program BEM seringkali kurang
berhasil karena kurangnya sosiali-
sasi. Proses informasi dan komuni-
kasi antara BEM, Mahasiswa dan
pihak fakultas, tahun ini diharapkan
terjalin dengan lancar
dan jelas.
Rencananya bakal
ada buletin BEM yang
terbit tiga bulan sekali
untuk mensosialisasi-
kan kinerja BEM. Den-
gan adanya sosialisasi
ini, bisa dianggap me-
rupakan pertanggung-
jawaban BEM akan
kepengurusannya, se-
kaligus usaha me -
rangkul mahasiswa untuk berpar-
tisipasi. ”Tabloid ini juga bakal me-
wadahi ide-ide temen-temen
semua yang suka nulis. Juga kegia-
tan dari kelompok studi penalaran
itu tadi,” jelasnya.
Sebelum rapat kerja penggo-
dokan program ini diadakan di
Pacet, sudah ada pra raker untuk
menyusun draft-draft rancangan
program kerja tiap departemen.
Bahkan, juga ada perubahan struk-
tur karena adanya evaluasi kepen-
gurusan BEM yang lalu, yaitu
pemecahan Dep. Minat dan Bakat
menjadi Dep. Seni dan Budaya
serta Dep. Olahraga. (puz)
Pengurus BEM FISIP periode 2010
Fokus Pengembangan SDM Mahasiswa
Pengurus BEM periode 2009-2010
Presiden BEM : Abdul Chodir (Sosiologi 07)
Wapres BEM : Ayu Irene S (AN 07)
Bendahara : Nur Faizatul (AN 07)
Sekretaris : Deni Wahyu ( Athro 07)
Dep. Agama : Daniel Susilo (Komunikasi 08)
Dep. Sosial Politik : Muh. Mizen (Ilmu Politik 07)
Dep. PSDM : Nora Titaning (Sosiologi 07)
Dep. Olahraga : Hirzy (HI 07)
Dep. Seni & Budaya : Ghea (Anthro 08)
Dep. Kesejahteraan Mhsw: Rian Falah (Ilmu Politik 08)
Dep. Infokom : Niken Febrina (Komunikasi 08)
SETAHUN sudah era kepe mim -
pinan Aswin Bahar pada Badan Ek-
sekutif Mahasiswa (BEM) Fisip
Unair. Kini giliran Abdul Chodir
menjalankan roda pemerintahan
BEM di kampus Oranye ini. Per-
gantian kepengurusan tersebut di-
tandai dengan pelantikan BEM pada
Jum’at, 29 Januari lalu di ruang Adi
Sukadana.
Hadir pada pelantikan siang itu
I Basis Susilo, Dekan Fisip Unair;
Musta’in Mashud, Wakil Dekan I,
dan Punari dari Kemahasiswaan. Se-
lain para pengurus BEM, juga dilan-
tik pada acara tersebut para
pengurus Badan Legislatif Maha-
siswa (BLM) dan Himpunan Maha-
siswa (HIMA) beberapa prodi. Di-
antaranya HIMA Sosiologi,
Antropologi, dan Ilmu Komunikasi.
“Semoga dari BEM yang ter-
dahulu bisa memberi masukan pada
BEM yang sekarang. Hal-hal yang
perlu dibenahi pada masa kepengu-
rusan Aswin semoga dapat dibenahi
pada era Chodir,” tutur I Basis
Susilo dalam sambutannya pada
pelantikan.
Berbeda dengan I Basis Susilo
yang memberi sambutan normatif,
Wadek I, Musta’in Mashud malah
mewarning para peserta pelantikan
terhadap pengumpulan Laporan
Pertanggung Jawaban (LPJ) BEM
tahun lalu dan Program Kerja (Pro-
ker) bagi BEM kepengurusan 2010.
“Saya ingatkan untuk LPJ bagi
pengurus tahun lalu segera di -
kumpulkan. Kalau sudah ter kumpul
nantinya akan memudahkan BEM
tahun ini dalam mengumpulkan
Prokernya,” ungkap Musta’in.
Ia menambahkan bahwa pe -
ngum pulan LPJ tidak hanya berlaku
pada BEM saja. Melainkan juga pada
HIMA sebagai Ormawa yang
bernaung di bawah masing-masing
prodi. “Jika sudah ada LPJ dan Pro-
ker bisa turun maka dana dari
Fakultas dan IKOMA pun juga ikut
turun. Hal tersebut tentunya akan
memudahkan masing-masing Or-
mawa dalam menjalankan program
kerjanya.” jelas Wadek I.
Memang pada prosedurnya
dana dari fakultas dan IKOMA akan
turun jika telah ada proker dari
tiap-tiap Ormawa. Besaran dana
tiap-tiap ormawa pun telah dis-
esuaikan sesuai porsinya. Misal
Hima tiap-tiap prodi sudah tentu
akan mendapat jatah sesuai prodi
masing-masing. Asal proker terse-
but dinilai realistis oleh fakultas.
“Proker adalah semacam kon-
trak ormawa dengan fakultas.
Dibuat sebanyak tiga copy yaitu
untuk fakultas, IKOMA, dan doku-
men pribadi tiap-tiap Ormawa.”
jelas Musta’in yang merupakan
dosen dari prodi Sosiologi.
Pada pukul 15.00 acara diakhiri
foto bersama para pengurus BEM
dengan Dekan dan Wadek I. (zaq)
Wadek I : Jangan Terlambat Kumpulkan LPJ
Wadek 1 - Prof. Musta’in
edisi: 13/Maret 2010 Jendela 07
mahasiswa
Ada yang berbeda di Ruang Adi
Sukadana, Kamis 11 Februari
2010. Ruangan yang langganan jadi
tempat gelaran seminar itu ruah
dalam atmosfer kekeluargaan nan
akrab. Beberapa kali canda dan
tawa meluncur, menghangatkan
suasana. Namun, acap pula ter-
dengar obrolan-obrolan serius. Ya,
hari itu pengurus Himadep Komu-
nikasi FISIP Unair menggelar rapat
kerja. Agendanya, membahas pro-
gram kerja Hima dalam setahun.
Tidak seperti tahun-tahun se-
belumnya, ada yang berbeda dari
program kerja Himadep Komuni-
kasi kali ini. Kalau Hima yang lalu
terdiri atas divisi-divisi, tahun ini
susunan Hima ‘dirombak’ jadi
wadah bagi klub-klub peminatan
Departemen Komunikasi. Sebe-
lumnya, Himadep Komunikasi ter-
bentuk atas divisi Informasi dan
Komunikasi, Sosial, Minat dan
Bakat, Pengembangan Sumber
Daya Manusia, dan Agama. Seka-
rang, Hima bukan lagi terdiri atas
divisi-divisi seperti, melainkan
klub-klub. Total, ada delapan klub
yang berada di bawah naungan Hi-
madep Komunikasi plus satu divisi
yaitu Pengembangan Sumber Daya
Manusia (PSDM).
Klub-klub tersebut adalah
Klub Jurnalistik, Public Relations,Kajian Sinema, Fotografi, Audio Vi-
sual, Desain Grafis, dan Radio. Se-
tiap klub dan divisi di bawah Hima
mempunyai program kerja ma-
sing-masing. Tanggung jawab Klub
Jurnalistik antara lain adalah me-
nerbitkan media cetak dan meng -
a dakan pelatihan jurnalistik. Untuk
Klub Public Relations, akan ada dis-
kusi mengenai PR writing dan
media monitoring hingga media re-lations. Sementara untuk Klub Ka-
jian Sinema, setiap minggunya akan
ada acara nonton film bareng dan
diskusi untuk mengupas film ter-
sebut dari berbagai sudut pan-
dang.
Divisi PSDM, sementara itu,
agak berbeda. Divisi inilah yang
meng-handle dan menyelenggara-
kan event gelaran Departemen
Komunikasi. Rangkaian kegiatan
ulang tahun Departemen Komu-
nikasi, seminar, workshop, dan se-
bagainya.
Meskipun setiap klub dan di-
visi memiliki program masing-ma-
sing, semuanya tidak berjalan
sendiri-sendiri melainkan saling
bersinergi. Misalnya, dalam pem-
buatan media cetak yang dipegang
oleh Klub Jurnalistik. Untuk foto,
Klub Jurnalistik akan bekerja sama
dengan Klub Fotografi, layout dan
grafis halaman dengan Klub De-
sain Grafis, naskah film dengan
Klub Kajian Sinema, dan sebagai-
nya.
Ketua Himadep Komunikasi,
Agustino Sasongko, mengatakan
bahwa susunan Hima yang terdiri
atas klub-klub ini bertujuan untuk
mewadahi minat dan kreativitas
mahasiswa. “Selain itu, klub juga
dapat menjadi titik mula yang baik
bagi mahasiswa untuk memprak-
tikkan secara langsung ilmu dan
teori yang mereka dapatkan di
dalam kelas.” jelas Tino, mahasiswa
yang tengah menempuh semester
6 ini. (put)
Rapat kerja yang serius sekaligus santai
BISA dipastikan, setiap organisasi
formal selalu mengadakan rapat
kerja (raker) di awal masa kepengu-
rusan. Tidak terkecuali Sie Kerohan-
ian Islam (SKI). Rabu, (24/2),
bertempat di ruang Adi Sukadana
Gedung A FISIP, SKI menggelar
raker untuk membahas program
kerja yang telah disusun oleh tiap
departemen. Raker tersebut, selain
dihadiri perwakilan dari tiap de-
partemen di SKI, juga dihadiri per-
wakilan SKI-SKI lain yang ada di
Unair.
Raker yang dimulai dari pukul
09.00-16.00 WIB itu, tiap departe-
men dan biro di SKI memaparkan
program kerja mereka selama se-
tahun kedepan. “Ada lima departe-
men di SKI. Kemuslimahan, Riset
dan Keilmuan (RisKel), Kade r isasi,
Infokom (informasi dan komu-
nikasi), dan Syiar. Sedangkan biro
SKI ada tiga, Danus (dana usaha),
ART (anggaran rumah tangga), dan
PBA (pelatihan baca Al-quran),”
jelas Siti Aisyah, Ketua Dep. Riskel.
Menurut Siti, untuk masa
kepengurusan kali ini, SKI akan lebih
fokus meningkatkan performa Dep.
Riskel dan Dep. Kemuslimahan.
Sebab, berdasarkan hasil rapat pem-
bahasan laporan pertanggungjawa-
ban (lpj), diketa hui bahwa performa
dua departemen ini kurang diband-
ingkan departemen-depar temen
yang lain. “Padahal, program-pro-
gram riskel dan kemus limahan itu
bagus lho,” ucap Siti. Karena itulah,
di kepengurusan yang baru ini, diha -
rapkan performa Dep. Riskel dan
Kemuslimahan lebih diting katkan.
Hal itu beru saha diwujudkan den-
gan menyisipkan program baru
tanpa harus menghilangkan pro-
gram yang telah menjadi ciri kedua
departemen tersebut.
Dep. Riskel telah menyusun be-
berapa program, antara lain B3
Grup (Berteman, Berwawasan dan
Berilmu Pengetahuan), menyusun
database aka de mik SKI’ers, work-shop penelitian, dan diskusi profesi.
Siti mengung kapkan, Dep. Riskel se-
lama setahun ini akan lebih fokus
pada penelitian ilmiah. Hal ini dida -
sari fakta masih rendahnya jumlah
mahasiswa FISIP yang mengikuti
lomba karya tulis ilmiah. “Maha-
siswa FISIP jarang ikut lomba bukan
karena mereka nggak bisa. Tapi, ku-
rangnya informasi penyebab mere -
ka jarang mengikuti lomba,” ungkap
Siti. Karena itu, Dep. Riskel
berusaha semaksimal mungkin
menjadi fasilitator bagi semua ma-
hasiswa FISIP, khususnya informasi
tentang ajang penulisan ilmiah.
Sedangkan Dep. Kemus limahan
yang anggotanya diperuntukkan
khusus bagi para akhwat ini
menyusun program-program yang
bertujuan membentuk muslimah
FISIP yang tangguh, cerdas, dan
berwawasan islam. Selain tetap
menjalankan program SMILE UP(Smart Muslimah In Live Up To Date)
yang berisi kegiatan-kegiatan seper -
ti handycraft class dan beauty class,riyadhoh (kegiatan olahraga) serta
rihlah (rekreasi), Departemen Ke-
muslimahan menawarkan MuslimahTeladan Award, namanya. Melalui
ajang ini, diharapkan dapat muncul
sosok mahasiswi FISIP yang selain
ber mo dal 3B (Brain, Beauty, and Be-havior) namun juga berwawasan
keislaman yang baik. (int)
Tingkatkan Riskel dan Kemuslimahan
Dari Raker Himadep Komunikasi
Bentuk Klub PR sampai Kajian Sinema
Suasana Raker SKI di ruang Adi Sukadana
Jendela08 edisi: 13/Maret 2010
kuliah
Beberapa mahasiswa tampak
duduk di sepanjang bangku
galeri baru. Mereka terlihat se-
rius berdiskusi sambil terus
membolak-balik lembar demi
lembar panduan kurikulum serta
jadwal mata kuliah yang diterima
dari sub bagian Akademik. Tidak
ketinggalan, Kartu Rencana Studi
(KRS) berwarna putih, hijau, dan
kuning turut menemani diskusi
mereka siang itu. Dari hasil men-
dengar percakapan para maha-
siswa tersebut, tampaknya
mereka mengalami kesulitan
menentukan mata kuliah apa
yang sebaiknya diambil di semes-
ter genap ini. Hal tersebut tim-
bul karena banyaknya perubahan
pada kurikulum, meliputi nama,
kode hingga jumlah SKS mata
kuliah yang berbeda dari buku
pedoman kurikulum tahun
2004. Buku pedoman kurikulum
terakhir yang berlaku di Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP).
Masalah kurikulum seperti-
nya menjadi hal yang cukup
rumit di tahun ajaran
2009/2010. Sebab, tahun ajaran
2009/2010 bertepatan dengan
periode peninjauan kembali
(evaluasi) pedoman kurikulum
tahun 2004. Peninjuaun kembali
ini didasarkan pada pasal 6 ayat
(2) tahun 2009 Peraturan Pendi-
dikan FISIP, yang menyatakan
bahwa peninjauan kembali (eva-
luasi) kurikulum dapat dilakukan
sekurang-kurangnya sekali dalam
lima tahun. Belum lagi, adanya
permintaan dari pihak rektorat
kepada semua fakultas di Unair
untuk melakukan penyesuian
kode mata kuliah. Alhasil, peru-
bahan kebijakan pada aspek ku-
rikulum ini cukup menimbulkan
kebingungan, terutama di ka-
langan mahasiswa yang mengu-
nakan buku pedoman akademik
tahun 2004 sebagai acuan me-
reka memilih mata kuliah.
Menurut Karnaji, S.Sos, M.Si
selaku Kepala Bagian Akademik
dan Kemahasiswaan, mahasiswa
yang menggunakan buku pedo-
man tahun 2004 tidak perlu
bingung dengan adanya pedo-
man kurikulum baru yang dibe-
rikan tiap departemen. Sebab,
saat yudisium, mereka akan
tetap menggunakan buku pedo-
man kurikulum tahun 2004,
buku pedoman yang mereka te-
rima saat masuk menjadi maha-
siswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP). “Walaupun
begitu, mereka juga diperbo-
lehkan mengambil mata kuliah
yang ditawarkan di pedoman ku-
rikulum yang baru sekalipun di
kurikulum yang lama tidak ada,”
terang Karnaji.
Karnaji mengakui, masih ran-
cunya pemberlakuan panduan
kurikulum baru tersebut karena
belum turunnya surat keputusan
(SK) dari rektor. Meskipun de-
mikian, panduan kurikulum baru
berlaku surut hukumnya. Hal ini
menandakan bahwa panduan
kurikulum yang baru sudah ber-
laku meski belum ada SK rektor.
“Sebenarnya, pedoman kuriku-
lum baru FISIP sudah jadi. Tinggal
menunggu SK rektor,” ucap Kar-
naji. Sekarang, kita tunggu saja
kapan resminya SK rektor ter-
sebut turun. Dengan adanya SK
tersebut diharapkan kerancuan
yang timbul mengenai masalah
kurikulum dapat teratasi dan
tidak terulang kembali di semes-
ter-semester tahun ajaran men-
datang.(int)
Mahasiswa bingung dengan pedoman kurikulum yang berlaku
Pedoman Kurikulum BaruTinggal Tunggu SK Rektor
Sebagai wujud nyata dharma
ketiga Perguruan Tinggi, yakni
pengabdian kepada masyarakat,
dari tanggal 1-28 Februari 2010,
Unair melaksanakan program
Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Kabupaten Sidoarjo dan Kabu-
paten Bojonegoro. Hampir selu-
ruh mahasiswa Unair yang telah
menempuh pendidikan minimal
110 SKS mengikuti kegiatan ini.
Tak terkecuali para mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP).
Menurut Febriyani Hilda, ma-
hasiswi Ilmu Politik ’06, kegiatan-
kegiatan yang mereka lakukan
selama KKN didasarkan pada
hasil survei sebelum berangkat
ke daerah sasaran. “Kelompokku
kan kebagian di Kecamatan
Ngasem, Bojonegoro. Sebelum
KKN, beberapa anggota pergi ke-
sana buat survei. Jadi, kita tahu
apa yang dibutuhkan sama
masyarakat disana,” jelas Hilda.
Dari hasil survei, Hilda dan
kelompoknya tahu bahwa ting kat
kesadaran masyarakat Keca-
matan Ngasem terhadap kese -
hatan masih rendah. Karena itu,
mereka menjadikan program
pembangunan MCK umum
(Mandi, Cuci, Kakus) sebagai pro-
gram utama mereka. Selain pem-
bangunan MCK, mereka juga
menanam tanaman toga, pemba-
gian abate gratis, imunisasi, dan
sosialisasi pengelolaan sampah.
Meski fokus pada aspek kese-
hatan, mereka tidak melupakan
aspek-aspek lain yang juga perlu
mendapat perhatian. Pendidikan,
misalnya. Hilda menuturkan, dari
hari senin hingga jumat, mereka
memberi les tambahan pelajaran
bagi anak-anak usia SD dan SMP
serta mendirikan taman baca
sederhana.
Walau harus tinggal jauh dari
hiruk pikuk kota besar, tidak lan-
tas membuat Hilda merasa
bosan. Sebaliknya, Hilda malah
betah dan nyaman berinteraksi
dengan masyarakat sekitar. Hilda
mengaku, dari awal dia memang
sangat bersemangat mengikuti
KKN. Sebab, melalui kegiatan ini,
dia bisa mengenal teman-teman
dari fakultas lain sekaligus belajar
hidup ber masyarakat. “Tapi, ada
nggak enaknya juga sih. Di Nga -
sem, jarang ada orang jual
makanan atau jajanan gitu. Nggakkayak di Surabaya,” ungkap Hilda,
tertawa.
Berbeda dengan Hilda, Titik
Wulandari, mahasiswi Sosiologi
’06, awalnya tidak bersemangat
mengikuti KKN. Namun, lambat
laun, Titik mulai nyaman bahkan
kerasan tinggal di lokasi KKN.
“Selain karena temen sekelom-
pokku yang kooperatif, warga di
tempat aku KKN juga welcomesama program-program kita,”
ucap mahasiswi yang KKN di
Tlasih, Kabupaten Sidoarjo ini.
Dari beberapa program yang
dilakukan Titik dan kelompok nya,
program Limbah Jadi Uang cukup
menarik antusiasme war ga Tlasih.
Mereka turut mengundang seo-
rang trainer dari Jam bangan
untuk menularkan ilmunya se-
cara langsung kepada warga
Tlasih mengenai teknik pengola-
han sampah, daur ulang, serta
membuat kerajinan dari sampah
kering. Titik berharap, selain men-
gurangi sampah, program Limbah
Jadi Uang ini nanti nya dapat
meningkatkan penda patan warga
Tlasih. “ Jadi, sampah berkurang,
uang bertambah,” kata Titik,
tersenyum.(int)
Awalnya Nggak Betah
edisi: 13/Maret 2010 Jendela 09
dosen & karyawan
Februari lalu, seluruh dosen dan
karyawan FISIP diberi tabungan
Bank Mandiri atas nama masing-ma-
sing. Pastilah banyak yang bertanya-
tanya, ada apa tiba-tiba diberi buku
tabungan? Siapa yang membuka re-
kening? Untuk apa buku tabungan
ini? Bagaimana sistem kerjanya? Ser-
buan pertanyaan ini wajar saja hing-
gap dibenak karyawan maupun
dosen yang mendapatkannya.
Pembagian buku tabungan Bank
Mandiri ini merupakan langkah awal
untuk perubahan sistem pembaya-
ran gaji dan intensif lainnya kepada
dosen dan karyawan Universitas
Airlangga. Pembayaran gaji yang ta-
dinya manual, akan dibayarkan se-
cara giral melalui Bank Mandiri, yang
ditunjuk sebagai mitra kerja.
Perubahan sistem ini bukannya
tanpa alasan dan pertimbangan yang
matang. Berdasarkan surat pembe-
ritahuan dari rektor terkait giralisasi
pembayaran gaji, hal ini dilakukan te-
rutama dikarenakan kebijakan baru
Departemen Keuangan Republik In-
donesia mengenai pembayaran be-
lanja pegawai. Kebijakan itu
menyebutkan bahwa pembayaran
belanja pegawai dilaksanan langsung
oleh KPPN kepada pegawai melalui
rekening masing-masing pegawai se-
cara giral.
Dengan begitu, secara tidak
langsung, tiap pegawai disyaratkan
untuk mempunyai rekening atas
nama masing-masing untuk menam-
pung gaji, honor, tunjangan dan in-
sentif. Untuk memudahkan proses
dan mengurangi kesalahan, rekening
tersebut sebaiknya berada dalam
satu bank. Lantas, Universitas Air-
langga menggandeng Bank Mandiri
untuk bermitra dengan saldo awal
adalah pemberian intensif akhir
tahun 2009.
Perubahan sistem ini tentu me-
merlukan beberapa penyesuaian
dari pihak keuangan masing-masing
fakultas maupun per individu. Den-
gan berubahnya sistem ini, tentu saja
perlu disusun ulang sistem pemot-
ongan gaji bagi dosen atau pegawai
yang mempunyai tanggungan angs-
uran di bank atau badan usaha lain.
”Ini yang sedikit sulit memang.
Belum ada titik temu bagaimana
pengaturannya. Saya mengusulkan
nantinya tiap orang potongan gajinya
dihitung global, dan kami yang mem-
bantu menyalurkannya,” ungkap Su-
manto.
Hal ini dilakukan karena khawa-
tir barangkali pihak bank tidak me-
nyediakan jasa tersebut, atau
kemungkinan dikenakan biaya jasa.
Untuk honorarium dan intensif fa-
kultas sendiri, apakah akan dibayar-
kan secara giral juga atau tetap, juga
belum ada teknisnya. ”Masih banyak
yang harus disosialisasikan dan disu-
sun lebih lanjut teknis pelaksanaan-
nya bagaiamana,” ungkap H.
Sumanto, Drs.,MM. Untuk itu Unair
sendiri, baru akan benar-benar me-
laksanakan sistem baru ini Juni 2010
mendatang. Setelah teknis di tingkat
fakultas sudah dimatangkan dan di-
buat persetujuannya.
Selalu ada pro-kontra mengenai
minus ataupun positifnya sebuah si-
stem baru. Sebagian menganggap si-
stem ini merupakan terobosan
untuk meningkatkan kesadaran akan
melek perbankan dan menjadi tidak
boros, karena uang langsung tersim-
pan di bank. Faktor keamanan juga
menjadi salah satu hal positifnya.
Untuk sebagian lainnya, pembe-
rian gaji melalui bank ini masih di-
anggap tidak biasa. Selain tidak
praktis, karena mengambil gaji harus
ke bank atau ke mesin ATM dulu,
dikhawatirkan banyak potongan se-
perti jika mengambil di mesin ATM
yang berbeda, potongan administ-
rasi, dan lainnya, meskipun tergolong
rendah.
”Barangkali bisa saja kan kita
berfikir, halah, wong gaji sedikit saja
kok masuk bank. Kalau manual kan
langsung dibagi-bagi per kebutuhan
pada istri,” ujar Sumanto menduga-
duga. Namun yang terutama dikha-
watirkan adalah semakin rumitnya
pembayaran tanggungan angsuran.
Perlu dipikirkan penyesuaian sistem
supaya lebih efisien. ”Pada dasarnya
semua ini mungkin hanya masalah
kebiasaan, butuh penyesuaian itu
saja,” pungkasnya.
(puz)
Buku tabungan yagn baru diterimakan karyawan FISIP
Giralisasi Pembayaran Gaji
BANYAK yang tidak tahu
bahwa setiap pengajar FISIP yang
bersekolah baik di dalam
maupun luar negeri akan menda-
patkan dana dari fakultas.
Namun, lebih banyak lagi yang
salah kaprah menyebut bahwa
dana yang selama ini cair itu
adalah beasiswa. Istilah itu
mungkin tidak salah, tetapi lebih
tepat bila disebut sebagai ban-
tuan sekolah. Sebab, fakultas se-
jatinya tidak membiayai
pendidikan pengajar melainkan
memberikan bantuan uang tunai.
Skema bantuan sekolah ini
mulai diterapkan di FISIP sejak
tahun anggaran 2008. Jadi, kebi-
jakan tersebut boleh dibilang
cukup anyar karena tahun 2010
ini baru masuk tahun ketiga.
Untuk program studi S2 baik di
dalam dan luar negeri, bantuan
sekolah diberikan maksimal se-
lama dua tahun. Lebih dari itu,
fakultas tidak dapat melanjutkan
kucuran dana. Untuk program
studi S3, sementara itu, bantuan
sekolah diberikan maksimal se-
lama tiga tahun. Khusus untuk
mereka yang studi S3 di dalam
negeri, ada tambahan berupa
bantuan dana penulisan thesis.
Berapa nominal yang diku-
curkan fakultas untuk bantuan
sekolah ini? Bagi mereka yang
menempuh program studi S2 di
dalam negeri, bantuan pen-
didikan yang diberikan sebesar 3
juta rupiah per bulan. Untuk S3,
jumlahnya lebih besar lagi yaitu 4
juta rupiah per tahun. Sedangkan
untuk mereka yang menempuh
S2 dan S3 di luar negeri,
diberikan bantuan pendidikan
sebesar 6 juta per tahun. Ini
tentu masuk akal mengingat
biaya hidup di luar negeri yang
memang lebih tinggi ketimbang
di dalam negeri.
Mengenai total anggaran
yang dialokasikan untuk bantuan
sekolah ini, fakultas mengaku
tidak memberikan batasan.
“Namun, tentu saja, disesuaikan
dengan kekuatan anggaran fakul-
tas.” jelas drs. Vincensio Dugis,
MA., Ph.D., Wakil Dekan III FISIP
Unair. Prosedurnya pun tidak
rumit, asalkan ada bukti berupa
surat penugasan. Jadi, apabila
fakultas telah memiliki data men-
genai para pengajar yang men-
empuh pendidikan S2 atau S3 di
dalam dan luar negeri, pasti dana
untuk bantuan sekolah akan di-
anggarkan. Namun, bantuan pen-
didikan dari fakultas ini baru akan
cair setelah bulan ketujuh, sete-
lah tunjangan fungsional pengajar
dihentikan.
Namun, aturan itu dapat
bersifat fleksibel apabila ada pen-
gajar yang benar-benar membu-
tuhkan di awal sekolah. “Bantuan
memang bisa turun di awal,
namun untuk setahun pertama
dulu.” kata Vincensio Dugis.
Kabar baiknya, mulai tahun
ini, fakultas juga menyediakan
bantuan tunai pendidikan bagi
tenaga kependidikan atau
karyawan FISIP yang bersekolah
baik di dalam maupun luar
negeri. “Prinsip kami, semua
pihak yang memang berhak
menerima bantuan pasti akan
kami upayakan untuk memper-
oleh dana dari fakultas ini.”
ungkap Vincensio Dugis. (put)
Bantuan Sekolah bagi Dosen FISIP
Jendela10 edisi: 13/Maret 2010
mahasiswa
Kabar mengejutkan datangdari prodi Ilmu Politik. Pa-salnya Himpunan Maha-
siswa (Hima) prodi yangmahasiswanya gemar berpolitikdan berorganisasi ini dibekukanselama satu tahun ke depan.Tidak diterimanya Laporan Per-tanggung Jawaban (LPJ) kepen-gurusan Hima tahun olehsebagian besar peserta SidangLPJ Januari lalu santer menjadipenyebab kabar mengejutkanini.
“Jangan dibilang dibekukanlah, terlalu dini untuk menyebutseperti itu. Kami cuma vakummenunggu masa perkuliahanaktif.” ungkap Nato Nagara,salah satu dari tiga Presidium Si-dang LPJ Himapol. Keputusantersebut diambil karena me-nunggu momen yang tepat di-mana semua mahasiswa IlmuPolitik berkumpul. Hal tersebutpastinnya ditemui di kala masaperkuliahan aktif telah dimulai.
Semua bermula dari SidangLPJ dan Suksesi Pemilihan Kahi-mapol pada 16 Januari lalu. Si-dang yang diadakan di ruang307 tersebut memiliki agendapresentasi LPJ Kahima tahun lalubeserta penentuan jumlah Daf-tar Pemilih Tetap (DPT) untukPemilihan Kahimapol tahun ini
Semula mekanisme persi-dangan berjalan lancar. Namuntidak diterimanya LPJ yang dia-
jukan Ketua Himapol tahun ke-pengurusan 2009 oleh sebagianbesar peserta sidang membuatgeram beberapa pihak. Se-hingga Sidang siang itu terpaksadihentikan. Pencalonan Kahima-pol tahun 2010 dan Suksesiuntuk menentukan jumlah DPTharus ditunda di lain waktu.
Tidak diketahui pasti apa pe-nyebab penolakan LPJ tersebut.Yang jelas akibat penolakan ter-sebut, Himapol untuk semen-tara belum dapat melanjutkanHima mereka di tahun ini. “Ren-cananya kami akan mengadakansosialisasi kembali kepada selu-ruh warga prodi Ilmu Politikakan adanya Suksesi lanjutan.Kami optimis Himapol dapattetap berlanjut,” tutur Nato.
Suksesi sendiri sengaja diun-dur hingga masa perkuliahanaktif dengan alasan penetralandari isu-isu yang miring terha-dap pemilihan Kahimapol sela-njutnya.”Kami ingin pemilihanini berlangsung damai dan ber-sih. Jika dulu kami bersikukuhmengadakannya pada saat itujuga kami takut bakal munculisu-isu yang tidak diinginkan, se-perti kesan pemilihan yang ter-buru-buru karena berdempetandengan hari libur dan lain seba-
gainya.” jelas mahasiswa Politikangkatan 2008 ini.
Kabar vakumnya Himapolmembuat Musta’in Mashud,Wakil Dekan I Fisip Unair ikutangkat bicara. Menurut WakilDekan yang berperan menguruskemahasiswaan di Fisip ini Himasebenarnya adalah ranah kepro-dian. Di sini prodi diberi kebeba-san penuh dalam mengaturbagaimana Himanya berjalan.Termasuk ketika Hima dalamkeadaan vakum seperti ini.Namun segala program kerjadan aktifitas Hima harus melaluipersetujuan Fakultas.
“Jika Hima tersebut tidak se-gera membenahi diri jelas akanmembuat tidak adanya penda-naan Hima tersebut selama se-tahun ini. Akibatnya Himatersebut juga tidak dapat mela-kukan kegiatan apa-apa.” kataMusta’in.
(zaq)
Salah satu kegiatan Hima tahun lalu.
Vakumkan HIMA,Tunggu Masa Kuliah Aktif
TTak terasa setahun sudah
Jendela menyapa civitas
akademika FISIP Unair. Be-
ragam aktivitas telah terekam
lewat media 16 halaman ini.
Kadang redaksi sampai harus
memilih aktivitas mana yang
wajib ditampilkan. Kadang pula
kami harus menunda penayan-
gan karena padatnya aktivitas
pada bulan tersebut.
Beragam komentar, kami
terima selama setahun ini. Ada
yang menganggap media ini tak
lebih dari corong dekanat.
“Yang baik-baik” saja yang dita-
mpilkan, kira-kira begitulah ko-
mentarnya. Ada pula yang
menyangsikan media ini berani
mengritisi kebijakan dekanat.
Apapun komentar ter-
hadap media ini, redaksi terima
dengan senang hati. Memang
Jendela diterbitkan sebagai
dokumentasi kegiatan warga
FISIP selama bulanan. Semua di-
harapkan bisa direkam, untuk
pengingat kampus ini tak akan
sepi dari kegiatan ilmiah
maupun budaya. Yang sedang
punya hajat, naik pangkat, jadi
doktor atau profesor, bahkan
yang sedang berduka cita, tak
luput dari pantauan Jendela.
Kami selaku redaksi Jen-
dela, tetap berharap media ini
manjadi jembatan bagi seluruh
warga FISIP. Kritik Anda tetap
akan kami tampilkan. Bahkan,
masukan Anda terhadap kema-
juan kampus ini akan kami
kemas. Tidak ada keinginan
untuk menjadikan media ini
bukan milik Anda. Andalah yang
akan mengisi lembar per lem-
bar Jendela. Maka, sampaikanlah
kepada kami apa yang menjadi
program, kegiatan, atau ma-
sukan Anda. Bahkan, kami terus
menunggu bagi mahasiswa yang
mau menjadi awak redaksi Jen-
dela, pintu terbuka lebar bagi
Anda. Akhirnya, di Ulang Tahun
Pertama Jendela ini, kami tetap
bersemangat ‘mengabarkan
FISIP setiap saat. Kepada selu-
ruh keluarga besar FISIP
maupun Unair. (yss)
Setahun JENDELA : Bukan Sekedar Album Kegiatan
Sampul JENDELA edisi perdana
edisi: 13/Maret 2010 Jendela 11
dosen
Suasana Gedung Pascasar-jana Kampus B Unair pagi
itu, Selasa (2/2), agak lain daribiasanya. Beberapa papan sty-roform ukuran sedang berisiucapan selamat tampak berje-jer di sepanjang sisi ruanganmenuju lantai 3 gedung yangterletak di seberang FIB itu. Ya,di salah satu ruang sidang ge-dung itulah, Unair kembali me-lahirkan lulusan terbaiknya,doktor ke-1.172, Drs. Henry Su-biakto, S.H, M.A, dosen Depar-temen Komunikasi FakultasIlmu Sosial dan Ilmu Politik(FISIP).
Di hari bersejarah itu,Henry menjalani sidang ujiandoktor terbuka untuk memper-tahankan disertasinya yangberjudul “Kontestasi WacanaSistem Penyiaran yang Demo-kratis: Analisis Konstruksi SosialRelasi Negara, Industri Penyia-ran dan Civil Society” dihada-pan tim penyanggah. Tim yangdiketuai oleh Prof. Dr. L. DysonP, Drs., M.A terdiri dari sembi-
lan orang, antara lain Prof.Ramlan Surbakti, Drs., M.A.,Ph.D (promotor), Prof. DedyNur Hidayat, Ph. D (Ko-Promo-tor I), dan Prof . H. Kacung Ma-rijan, Drs., M.A., Ph.D.
Kurang lebih satu jam,Henry, yang juga Staf Ahli Men-kominfo RI Bidang MediaMassa sejak tahun 2007 ini,menjawab satu demi satu per-tanyaan dari para anggota timpenyanggah mengenai hasilpenelitiannya. Sebagai contoh,saat Ramlan mempertanyakanpernyataan Henry bahwa kek-hawatiran berlebihan terhadapmonopoli dan oligopoli perluditinjau kembali. “Saya kira kitatidak perlu merasa khawatirdengan hal itu. Sebab, itudapat menghambat perkem-bangan industri media penyia-ran menjadi perusahaan yangmampu berkompetisi secaraglobal,” terang pria kelahiranYogyakarta empat puluh tujuhtahun yang lalu itu.
Henry pun mengungkapkan
bahwa sebenarnya tidak adakontrol yang sempurna terha-dap konten media, termasukoleh pemiliknya sendiri. Sebab,isi media selalu mempertim-bangkan kepentingan pasardan kehendak khalayak. Alha-sil, rating tidak hanya berperansebagai ukuran penetrasimedia, tetapi juga pedoman isiuntuk kelangsungan hidupmedia itu sendiri. “Dengan katalain, rating bukan sekedar ba-rometer, melainkan juga filterbagi ownership control terha-dap isi media. Jadi, demokrasitidak sepenuhnya terancamoleh kepemilikan media karenamasih ada kekuatan pengon-trol,” ucap Henry.
Sejam berlalu, namun per-juangan Henry belum usai. Se-lama tiga puluh menitberikutnya, dia masih harusmenghadapi beberapa perta-nyaan dari 13 anggota penanyaakademik, antara lain Dr. IshadiSK, M.Sc (Dirut TransCorp),Djoko W. Tjahjono, S.E., M. Si,
dan Ratih Puspa, S.Sos, M.A.Baru kemudian, tim penyang-gah berunding selama sepuluhmenit untuk menentukan nilaikelulusan Henry. Suasana te-gang seketika mencair ketikaHenry dinyatakan lulus denganpredikat Sangat Memuaskan.
Selepas sidang terbuka,Henry bersama para dosen De-partemen Komunikasi menga-dakan acara ramah tamah(syukuran-red) bagi para tamuundangan, termasuk pararekan media, di Auditorium Ge-dung C FISIP. Menariknya, paratamu undangan tidak hanya di-suguhi sajian menu masakanyang beragam, tetapi juga dihi-bur dengan penampilan tariremo dan hiburan musik. Kos-tum para dosen DepartemenKomunikasi serta hiasan-hiasandi dalam ruangan yang bernu-ansa etnik pun semakin mem-buat acara syukuran tersebuttampak begitu spesial. Sela-mat!
(int)
Bersama kru Komunikasi usai sidang ujian terbuka
Sidang Ujian Doktor Terbuka Drs. Henry Subiakto, S.H, M.A, Dosen Departemen Komunikasi
Tidak Perlu Khawatir dengan Monopolidan Oligopoli Industri Media Massa
Jendela12 edisi: 13/Maret 2010
profil
Kampus Oranye kita ke-datangan warga baru.Beliau adalah Drs. Moh.
Imron, MM, Kepala BagianSumber Daya. Imron dilantikpada 5 Februari lalu di kantormanajemen Unair. Sebelum di-rotasi hingga menempati posisisaat ini, Imron menduduki jaba-tan yang sama di Fakultas IlmuBudaya Unair pada periode1999-2009. Ketika duduk se-bagai Kepala Bagian SumberDaya FISIP Unair yang baru,Imron mengaku seperti pulangke rumah lama. Sebab, sebe-lum menjabat sebagai Kepala
Bagian Sum-ber Daya
Fakul-tas
Ilmu Budaya Unair, Imron men-jabat sebagai Kepala Sub Ba-gian Kemahasiswaan FISIPUnair pada tahun 1993-1999.
Setelah hampir sepuluhtahun hengkang dari FISIP,Imron belum melihat adanyaperubahan yang cukup signifi-kan. Namun, saat ditanya ten-tang langkah apa yang akandilakukan untuk mengubahwajah FISIP, Imron mengakubelum akan membuat peruba-han drastis. “Tentu harus adapengamatan, pembuatan kon-sep yang matang, baru kemu-dian melangkah. Jadi, jangangegabah agar hasilnya lebihmaksimal.” kata Imron.
Oleh sebab itu, dalamjangka waktu dekat ini langkahyang akan diambil adalah men-gerjakan pekerjaan rutin danmeneruskan program kerja ter-dahulu. Tugas-tugas tersebut diantaranya adalah mengatur si-stem kerja karyawan yang efek-tif serta menata dan mencatatdaftar barang setiap ruangan
untuk mengontrol sarana be-lajar-mengajar agar tidak
hilang atau berpindah
tempat.Imron berharap, ada dana
APBN yang cukup untuk mem-perbaiki fasilitas dan saranapendidikan di ruangan kelas,seperti LCD, microfon, dan se-bagainya. Pengecatan ruangan,menurut Imron, akan menjadiprioritas kedua. “Sebab, saranapendidikan yang ada di dalamkelas akan sangat berpengaruhterhadap kenyamanan danefektivitas belajar-mengajar.”ungkapnya.
Untuk menampung ke-luhan-keluhan dari warga FISIP,Imron merencanakan suatu si-stem baru, yaitu menyediakanformulir keluhan dan kotaksaran. Jadi, setiap keluhandapat terfasilitasi dengan baik.“Semua formulir berisi keluhan-keluhan tertulis itu akan masukke meja saya.” jelas Imron.
Imron juga berharap, dirinyadapat mengerahkan usahamaksimal untuk memfasilitasimahasiswa, dosen, dan tenagakependidikan. Tak lupa, selaluberupaya untuk lebih proaktifsehingga informasi dapat terse-rap secara langsung. (put)
Drs. Moh. Imron, MM, Kepala Bagian Sumber Daya FISIP Unair yang Baru
Fasilitasi Keluhan melalui Formulirdan Kotak Saran