13
PRESENTASI KASUS I. IDENTITAS Nama : Tn.A Umur : 52 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pekerjaan : Buruh Alamat : Ujung Semi Tanggal masuk : 14 Januari 2011 I. ANAMNESIS Keluhan Utama : Keluar cairan pada luka operasi Keluhan Tambahan : Perut kembung, mual, lemes, batuk-batuk Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien dirawat di RSUD Arjawinangun dengan keluhan keluar cairan pada luka operasi. Rembesan dari cairan tersebut terlihat bewarna kuning kehijauan dan sedikit keruh. Cairan yang keluar kurang lebih berjumlah ¼ botol aqua. Pada daerah tersebut juga terlihat jahitan luka yang belum mengering. Pasien juga mengeluh perutnya kembung, mual dan merasa lemes dan batuk-batuk. Sebelumnya pasien dirawat karena mengeluh tidak bisa BAB dan kentut selama 6 hari. Kemudian pasien dirawat dan direncanakan operasi. 1

Fistula enterokutan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fistula enterokutan

PRESENTASI KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Tn.A

Umur : 52 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Ujung Semi

Tanggal masuk : 14 Januari 2011

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Keluar cairan pada luka operasi

Keluhan Tambahan : Perut kembung, mual, lemes, batuk-batuk

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien dirawat di RSUD Arjawinangun dengan keluhan keluar cairan pada

luka operasi. Rembesan dari cairan tersebut terlihat bewarna kuning kehijauan

dan sedikit keruh. Cairan yang keluar kurang lebih berjumlah ¼ botol aqua.

Pada daerah tersebut juga terlihat jahitan luka yang belum mengering. Pasien

juga mengeluh perutnya kembung, mual dan merasa lemes dan batuk-batuk.

Sebelumnya pasien dirawat karena mengeluh tidak bisa BAB dan kentut selama

6 hari. Kemudian pasien dirawat dan direncanakan operasi.

Setelah 5 hari pasca operasi, pada saat mengganti verban pada luka operasi

terlihat rembesan cairan keluar dari luka operasi tersebut.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Pasien tidak pernah mengalam keluhan yang sama sebelumnya.

- Riwayat HT,DM, maag disangkal

Riwayat Penyakit keluarga :

- Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit dengan gejala yang

sama.

1

Page 2: Fistula enterokutan

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital : N : 84 x/menit

RR : 24 x/menit

S : 36,5 ºC

TD : 100/70 mmHg

Kepala : Normocephal.

Mata : Konjungtiva : Anemis -/-

Sklera : Ikterik -/-

Pupil : Bulat isokor

Refleks cahaya : +/+

Kelopak mata cekung

Thorak

Cor : Inspeksi : Iktus kordis terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba

Perkusi : Redup, batas jantung normal

Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Inspeksi : Simetris, dalam keadaan statis dan

dinamis.

Palpasi : Vocal fremitus pada hemitoraks sebelah

kiri teraba simetris.

Perkusi : Sonor pada kedua hemitoraks.

Auskultasi : Bronkial, ronki -/-, wheezing -/-

Abdomen : Inspeksi : Permukaan datar,

Palpasi : Supel, NT/NK/NL -/-/-, hepar dan lien

tidak teraba membesar

Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen

Auskultasi : BU (-)

2

Page 3: Fistula enterokutan

Ekstremitas : Atas : Ikterik -/-, Edema -/-, Sianosis -/-

Bawah : Ikterik -/-, Edema -/-, Sianosis -/-

STATUS LOKALIS

Abdomen : terlihat rembesan cairan bewarna kuning kehijauan dan keruh pada

bekas luka operasi, jumlah cairan tersebut kurang lebih berjumlah ¼

botol aqua dan terlihat bekas jahitan operasi yang belum mengering

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lab oratorium

Darah rutin

- Leukosit : 14700/mm3

- Eritrosit : 4,106 x 106/mm3

- Hemoglobin : 11,1 gr/dl

- Hematokrit : 34,8 %

- Tromboit : 269.000/mm3

Fungsi hati

- Protein total : 4,87 g/dl

- Albumin : 2,31 g/dl

- Globulin : 2,60 g/dl

V. DIAGNOSIS BANDING

Fistula EnterokutanBurst abdomen

VI. DIAGNOSIS KERJA

Fistula Enterokutaneus

3

Page 4: Fistula enterokutan

VII. TERAPI

- Konservatif :

- antibiotik

- analgetik

- Total parenteral nutrisi

- Monitor output cairan : - < 500 cc/hari konservatif

- > 500 cc/hari Tindakan

VIII.PROGNOSIS

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad functionam : Dubia ad bonam

4

Page 5: Fistula enterokutan

PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN

Definisi

Fistula enterokutaneus adalah adanya hubungan antara saluran cerna dengan

kulit, baik antara small intestine dengan kulit maupun large intestinal dengan kulit.

• Fistula adalah hubungan abnormal yang terjadi antara dua pemukaan ber-

epitel

• Hubungan antara kedua permukaan tersebut sebagian besar berupa jaringan

granulasi

• High output fistula : produksi >500 cc/h

Etiologi

Kebanyakan oleh infeksi rongga perut, post operatif, cancer ataupun lisis dari

anastomosis intestine dan radiasi. Pada sebagian kasus dapat terjadi spontan

enterokutaneus fistel pada kasus appendiktomi patofisio;ogi dapat terjadi oleh

karena adanya mikroperforasi yang menyebabkan adanya koleksi abses yang

selanjutnya menjadi fistel.

Berdasarkan proses terjadinya 2 jenis :

–        spontan

–        komplikasi pasca operasi ( 70 – 95 % )

1.FEK Spontan

Penyebab:

•         Inflamatory Bowel Disease ( 5% -50%),

•         Radiasi (5% - 10%),

•         Keganasan ( 2% -15%),

•         Divertikulitis,

5

Page 6: Fistula enterokutan

•         Apendisitis

2.Penyebab FEK Pasca Operasi

•         Operasi kegananasan saluran cerna, inflamatory bowel disease dan

adhesiolisis

•         Faktor predisposisi :

•         leakage anastomosis, abses,obstruksi pada distal

•         Pasca apendektomi àjarang

•         sering akibat penyakit yang mendasarinya à Tb, IBD(inflamatory bowel

deseases)

•         Sebab lain: erosi sekum  atau nekrosis sekum

Faktor anatomi yang mengakibatkan kecil kemungkinan menutup spontan

antara lain:

•         Abses yang besar

•         Defek dinding usus >  1 cm,

•         intestinal discontinuity

•         Obstruksi distal,

•         Penyakit usus di sebelahnya

•         Panjang trak < 2 cm

•         Trak yang pendek bukan kendala  untuk menutup bila epitel usus tidak

tumbuh ke permukaan

•         Bila epitel tumbuh ke permukaan , seperti enterostomy ( tidak akan menutup

spontan)

•         Trak yang pendek bukan kendala  untuk menutup bila epitel usus tidak

6

Page 7: Fistula enterokutan

tumbuh ke permukaan

•         Bila epitel tumbuh ke permukaan , seperti enterostomy ( tidak akan menutup

spontan)

Diagnosa dan Evaluasi radiologis:

• Charcoal per oral• Fistulografi : mengetahui arah fistula dan pasase distal

• CT scan:mengetahui underlying disease

Proses penyembuhan fistula enterokutaneus

Penutupan spontan dari fistula dapat terjadi pada low output kurang lebih 8 minggu.dimana asupan makanan dan elektrolit seimbang. Pada pasien dengan high output akan sulit diharapkan untuk menutup spontan. Pada kasus yang didapati kondisi usus yang tidak ideal untuk dilakukan anastomosis dimana terdapat usus yang udem dan cavum abdomen yang terkontaminasi dari cairan fistula.

Evaluasi, dan Manajemen

Tujuan penanganan fistula

Ø  Mengembalikan kontinuitas usus

Ø  Mencapai pemberian nutrisi oral

Ø  Penutupan fistula.

Merawat FEK terbagi menjadi beberapa fase

1. Pengenalan dan stabilisasi

2. Investigasi

3. Keputusan

4. Definitif manajemen

5. Penyembuhan

Penatalaksanaan

7

Page 8: Fistula enterokutan

• Non operative management

• Surgical

Non operative management:

• Terutama untuk low output fistula• Kunci: Kontrol infeksi dan pencegahan malnutrisi

• Sebagian besar fistula enterokutan akan menutup secara spontan, kecuali jika ada faktor-faktor yang mengganggu proses penutupan

• Balance cairan dan elektrolit (terutama untuk fistula di daerah proksimal)

• Obat-obatan untuk meminimalkan produksi fistula

• Perawatan stoma untuk mencegah iritasi kulit

• Jika > 6 minggu, perlu dipikirkan tindakan bedah

Faktor-faktor pengganggu penutupan fistula enterokutan :

• Obstruksi di bagian distal• Keganasan

• Benda asing

• Abses yang tidak terdrainase

• Radiasi

• Underlying inflamation condition (eq:Chron’s)

Terapi bedah:

• Luka lama dibuka lagi • Usus harus bisa dimobilisasi

• Fistula diangkat bersamaan dengan jaringan usus yang sakit

• Jika didapatkan abses atau lesi terlalu luas, lakukan enterostomi proksimal

Komplikasi:

• Sepsis• Gangguan cairan dan elektrolit

8

Page 9: Fistula enterokutan

• Nekrosis pada kulit

• Malnutrisi

DAFTAR PUSTAKA

1. Sabiston, Buku Ajar Ilmu Bedah, bagian I, cetakan ke-dua, EGC, Jakarta,

1995.

2. Henry MM, Thompson JN , 2005, Principles of Surgery, 2nd edition, Elsevier

Saunders, page 431-445.

3. Sjamsuhidayat R, Wim de Jong, 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2,

Jakarta, EGC, Hal: 683-684.

4. Reksoprodjo S, Pusponegoro AD, Kartono D, Hutagalaung EU, Sumardi R,

Lutfia C, Ramli M, Rachmat KB, Dachlan M, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah

Bagian Bedah Staf Pengajar Fakultas KEdokteran, Universitas Indonesia,

1995, Jakarta:Binarupa Aksara Hal: 364-365.

5. Schwartz, Shires, Spencer, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6, EGC,

Jakarta, Hal : 554.

9

Page 10: Fistula enterokutan

10