Upload
rahmatajii
View
31
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Fito air tawar
Citation preview
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Fitoplankton. Makalah ini dibuat
berdasarkan tugas Planktonologi dan sebagai referensi bahan pembelajaran.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penyajian data, bahasa maupun sistematika
pembahasannya. Penulis juga mengharpkan masukan atau kritikan maupun saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaannya di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................
1.2 Perumusan Masalah..........................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistematika Kelompok Fitoplankton Air Tawar.............................................
2.2 Morfologi Kelompok Fitopalnkton Air Tawar ....................................................
2.3 Reproduksi Fitoplankton Air Tawar...................................................................
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan…....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistematika Kelompok Fitoplankton Air Tawar
Dalam hal sistematika kelompok Fitoplankton, semua fitoplankton termasuk kedalam
kelompok Algae, namun tidak semua Algae termasuk Fitoplankton. Sistematika kelompok
Fitoplankton termasuk kedalam lima bagian, yaitu :
a. Cyanophyta (Alga Biru)
- Hidup di air tawar, ada juga yang di air laut.
b. Chlorophyta (Alga Hijau)
- Hidup di air tawar dan sedikit di air laut.
c. Chrysophyta (Alga Kuning)
- Hidup di air tawar dan air laut
d. Pyrrophyta
- Hidup sebagai plankton di air tawar dan air laut, namun lebih banyak terdapat di air
laut.
e. Euglenophyta
- Terdapat di air tawar dan air payau
2.2 Morfologi Kelompok Fitopalnkton Air Tawar
A. Cyanophyta
Cyanophyta adalah salah satu yang dianggap sebagai penghidupan terpenting di dunia,
serta merupakan tumbuhan pertama yang bisa berfotosintesis. Cynaophyta tergolong sel yang
prokariotik dan strukturnya mirip dengan sel bakteri. Pada klasifsikasi tumbuhan digolongkan
pada golongan yang sama yaitu Schyzomycetes. Struktur morfologi ganggang biru bermacam-
macam ada yang bersel tunggal, berbentuk benang ada juga yang berkelompok membentuk
kelompok sel yang prokarion. Struktur ganggang biru terdiri atas lapisan penutup yang berupa
selubung gelatin, dinding sel dan membran sitoplasma. Bahan kimia pembangun dinding sel
yaitu molekul lipoprotein, lipopolisakharida dan mukoprotein. Sitoplasma ganggang biru tidak
mengandung endoplasmik retikulum, badan golgi, mitokondria dan lisosom tetapi mengandung
ribosom. Cyanophyta memiliki cara hidup secara fotoautotrof dengan mengasimilasi senyawa
sederhana seperti CO2, ion nitrat dan ammonium. Cyanophyta memiliki beberapa cirri umum dan
cirri khusus yang termasuk kedalam morfologinya.
Ciri-ciri Umum
1. Sering disebut dengan Blue Green Algae
2. Cyanophyta memiliki ukuran sekitar 1-60µm
3. Setrukutur tubuhnya berupa thallus, yaitu suatu struktur yang belum dapat dibedakan
antara batang, akar dan daun.
4. Terdapat pigmen penyerap cahaya yang berupa kloroplas atau kromatofor.
5. Ada yang berupa filament, koloni dan uniseluler.
6. Dapat hidup pada rentan lingkungan yang lebar.
7. Strukutur dan fungsi sel Cynaophyta mirip dengan struktur dan fungsi sel bakteri.
8. Habitat Cynophyta dapat ditemukan di berbagai perairan air tawar sepeti danau, rawa,
sungai dan kolam.
Ciri-ciri Khusus
1. Terdapat Heterocysta, yaitu sel yang berdinding lebih tebal yang berbeda dengan sel-
sel lainnya pada Cyanobacteria yang berbentuk benang/filamen. Heterocysta dapat
memfiksasi nitrogen dlm bentuk gas (N2) sehingga dapat dimanfaatkan oleh
cyanobacteria tersebut. Heterokist dapat tumbuh menjadi individu baru jika
memisahkan diri dari sel-sel lain.
2. Terdapat Akineta, Akineta disebut juga spora istirahat yang fungsinya hampir mirip
dengan endospora pada bakteri.Akinet memiliki dinding tebal dan kuat sehingga tahan
terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti kekeringan, panas, dingin, atau
kurang makanan. Pada keadaan yang kurang menguntungkan akan terbentuk akinet
yang sebenarnya merupakan sel vegetatif. Akinet membesar dan tebal karena
penimbunan zat makanan. Pada kondisi yang cocok, akinet akan pecah dan tumbuh
menjadi individu baru.
B. Chlorophyta
Phytoplankton dari kelompok Chloropyta ini memiliki peranan penting di perairan tawar,
Chlorohyta merupakan salah satu kelas dari ganggang berdasarkan zat warna atau
pigmentasinya.Ganggang hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel banyak
berupa benang, lembaran atau membentuk koloni spesies ganggang hijau yang bersel tunggal
ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap.
Alga hijau merupakan phylum alga terbesar di air tawar, artinya terdiri dari banyak
golongan mulai dari ordo, famili, spesies dan sebagainya. Chlorophyta terdapat 500 genus dan
8000 spesies.chlorophyta memiliki 1 kelas, yaitu chlorophyceae dan ada empat ordo.
1. Susunan Tubuh
Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran maupun
dalam bentuk dan susunanya. Ada Chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang
merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang
membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Dari banyaknya
variasi tersebut alga hijau dikelompokan sebagai berikut
- Sel tunggal (uniseluler) dan motil, contoh: Chlamidomonas
- Sel Tunggal dan non motil, contoh: Chlorella
- Koloni senobium yaitu koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga
mempunyai bentuk yang relatif tetap, contoh: Volvox, Pandorina.
- Koloni tidak bertauran, contoh: Tetraspora
- Berbentuk - filamen tidak bercabang, contoh: Ulothrix, Oedogonium
- Filamen bercabang, contoh: Chladhopora, Pithopora
- Hetemtrikus, yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagi menjadi bagian yang
rebah (prostrate) dan bagian yang tegak, contoh: Stigeoclonium
- Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan sel vegetatisnya terjadi
lebih dari satu bidang, contoh: Ulva
- Tubular, yaitu talus yang memilik banyak inti tanpa sekat melintang,
contoh: Caulerpa
2. Susunan Sel
- Dinding sel
Dinding sel tersusun atas 2 lapisan, lapisan dalam yang tersusun atas selulosa dan
lapisan luar tersusun atas pektin tetapi beberapa ordo Volvocales dindingnya tidak
mengandung selulosa, melainkan tersusun oleh glikoprotein.Dinding sel caulerpales
mengandung xylan atau mannan.Banyak jenis chlorophyceae mempunyai tipe
ornamentasi dinding yang berguna dalam klasifikasi.
- Inti Sel
Inti pada Chlorophyta ada yang berinti prokariota dan ada yang sebagian besar berinti
eukariot. Intinya diselubungi membrane inti yang terdapat nucleus dan kromatin. Inti
umumnya tunggal tetapi ada yang memiliki inti lebih dari satu.
- Kloroplas
Kloroplas terbungkus oleh sistem membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam
kloroplas yaitu klorofil a dan klorofil b, beta karoten serta berbagai macam xantofil
(lutein, violaxanthin, zeaxanthin) kloroplas dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding
sel. Pada umumnya satu kloroplas setiap sel tetapi pada Siponoles zygnemales terdapat
lebih dari satu kloroplas setiap sel. Bentuk kloroplas sangat bervariasi
3. Alat Gerak
Ada dua tipe pergerakan pada chlorophyta, yaitu:
1. Flagela
Flagela pada kelas chlorohyceae selalu bertipe whiplash (akronematik) dan sama
panjang (isokon), kecuali pada bangsa oedogoniales, memiliki tipe stefanokon.
Flagela dihubungkan dengan struktur yang sangat halus yang disebut aparatus
neuromotor. Tiap flagela terdiri dari axonema yang tersusun oleh 9 dupklet
mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat 2 singlet mikrotubula. Struktur
semacam ini dikenal sebagai susunan 9 + 2. Flagela tersebut dikelilingi oleh
selubung plasma.
2. Sekresi lendir
Pada chlorophyta terjadi pergerakan yang disebabkan adanya stimulus cahaya
yang di duga oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal
dari sel. Selama pergerakan ke depan bagian kutub berayun dari satu sisi ke sisi yang
lain sehingga lendir bagaian belakang seperti berkelok-kelok.
C. Chrisophyta
Chrysophyta atau ganggang keemasan memiliki pigmen dominan karoten berupa
xantofil yang memberikan warna keemasan. Pigmen lainnya adalah fukoxantin, klorofil a
dan klorofil c. Bentuk tubuh ganggang keemasan ada yang uniseluler soliter (ochromonas)
atau ada juga yang berkoloni tidak berflagellum, dan ada juga yang multiseluler
(vaucheria). Dinding sel chrysophyta mengandung hemiselulose, silica yang berperan
sebagai cadangan minyak bumi dan pectin. Inti sel pada chrysophyta sebagian besar adalah
besifat eukariota dan sebagian lagi bersifat prokariota. Pada diatom (navicula) dinding
selnya berbentuk seperti cangkang yang tediri atas bagian dasar atau hipoteca dan bagian
penutup atau epiteca. Cadangan makanan pada hrysophyta berupa lemak dan karbohidrat.
1. Struktur Tubuh
Bentuk tubuh Chrysophyta kebanyakan bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak
(multiseluler) dan tubuhnya biasanya berbentuk seperti benang. Pigmen Chrysophyta
berwarna keemasan, warna keemasan pada Chrysophyta disebabkan oleh karoten dan
xantofil. Di samping itu Chrysophyta mempunyai pigmen fotosintesis termasuk
klorofil dan karotenoid seperti fukoxantin dan diadinoxantin. Chrysophyta memiliki
klorofil A dan C dan klorofil tersebut tersimpan didalam kloroplas yang berbentuk
cakram atau lembaran.
2. Susunan tubuh:
- Xantophyceae ada 3 bentuk, yaitu berbentuk sel tunggal (botrydiopsis), berbentuk
filamen (tribonema), berbentuk tubular/tidak terbatas (vaucheria).
- Chrysophyceae ada 2 bentuk, yaitu berbentuk sel tunggal (ochroi), berbentuk
koloni (synura d).
- Bacillariophyceae: berbentuk sel tunggal dan berbentuk koloni dengan bentuk
tubuh simetri bilateral (pennales) dan simetri radial (centrales).
3. Susunan Sel
Dinding sel
Chrysophyta umumnya tidak berdinding sel. Bila ada dinding selnya maka terdiri
dari lorika (ex.Dinobryon dan kephryon). Atau tersusun dari lempengan silicon (ex.
Sinura dan mallomonas) atau tersusun dari cakram kalsium karbonat (ex.
Syracospoera). Struktur selnya tidak mempunyai dinding selulosa dan membrannya
menunjukkan kewujudan silica.
Inti sel
> Xantophyceae
Terdapat inti sel: berentuk tunggal dan berbentuk banyak inti. Terdapat plastid
berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen : klorofil a dan b, β karoten, xantofil.
> Chrysophyceae
Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa klorofil a, b, c, β
karotin, xantofil, berupa lutein, diadinoxantin, fukoxantin dan dinoxantin.
> Bacillariophyceae
Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c, β karotin,
xantofil.
Kloroplas
Kloroplas pada Chrysophyta berwarna coklat keemasan. Chrysophyta menunjukkan perbedaan struktur kloroplas dan sering kali terdapat tiga thylakoids disekitar periphery kloroplas (girdle lamina). Kloroplas terdiri dari dua membrane (CER), jarak periplastida antara dua kloroplas dan retikulumendoplasma sempit dan kurang adanya perbedaan struktur.
4. Alat Gerak
Chrysophyta memiliki alat gerak yang terdiri dari flagel dan jumlahnya tidak sama
tiap marga (struktur dasar flagel pada alga mirip dengan flagel pada mahluk hidup
lain. Susunan benang flagel menunjukkan pola 9+2 dengan tipe akronematik
(whiplash) dan pantonematik (tinsei). Contoh: synura dan syracospaera mempunyai 2
flagel yang sama panjangnya, dinobryon dan ocromonas, mempunyai 2 flagel yang
tidak sama panjangnya, chrysamoeba, memiliki 1 flagel. Kedudukan dan keadaan
flagelumnya berbeda, selnya boleh menjadi uniflagerum atau biflagerum. Jika
biflagelat, flagelumnya mungkin sama panjang atau tidak. Tingkat flagenta yang
paling tinggi yaitu heterokontois. Susunan tubuhnya ada yang berbentuk sel tunggal
dan berbentuk koloni. Sel heterokontous mempunyai 2 flagel yaitu flagel licin dengan
bulu kaku seperti pipa atau mastigonema dalam dua baris.
D. Pyrrophyta
Pyrrophyta sering disebut juga Dinoflagellata karena memiliki dua buah flagela. Sebagian
besar anggotanya bersifat uniseluler dan memiliki pigmen klorofil a dan c, karotenoid, serta
xantofil. Dinding
selnya berupa lempengan selulosa berbentuk poligonal, mempunyai pigmen klorofil,
karotenoid, dan xantofil. Tubuh Algae api berwarna cokelat. Reproduksi aseksual Pyrrophyta
dilakukan dengan cara membelah diri. Sebagian besar Pyrrophyta hidup di laut dan sebagian
kecil di air tawar.
1. Struktur Tubuh
Berbentuk Sel Tunggal, contoh : Peridinium dan Ceratium. Berbentuk Filamen yang
bercabang. contoh : Dinotrix dan Dinoclammn Susunan Sel :Anggota Pyrrophyta banyak
yang ditemukan tanpa adanya dinding sel, sedangkan anggota yang memiliki dinding sel
terdiri dari selulosa dan lempeng-lempeng. Contoh : Glenodinium dan Peridinium Terdapat
lekukan pada tubuh selnya
Terdapat butir-butir kromatin yang berupa untaian (hal ini merupakan ciri khas dari alga
api), Pigmen ; Kloroul a, b Karoten, Xantofil: Berupa Peridinin, Dinoxantin, Diadinoxandn
dan Neodinoxantin.
2. Susunan Sel
Typical Sell
Sel dinoflagelata memiliki beberapa sifat yang tidak umum, yang mana akan kita
pertimbangkan :. Isi sel : Terdapat inti berbentuk tunggal
1. Theca dan berhubungan dengan struktur (amphiesma)
2. Nucleus, dan
3. Kloroplast,
Dinding Sel
Dinding sel pada umumnya mengandung selulose, hal ini akan memberikan struktur
karakteristik dari teka amfisema adalah nama yang digunakan untuk lapisan terluar khusus
dari sel Dinophyceae. Semua tipe mempunyai membran plasa yang berkesinambungan
dengan membran flagel pada bagian luar. Pada umumnya terdapat sejumlah pori dalam
amfisema dengan trikosit dalam tipe pori.
3. Alat Gerak
Berupa flagel, sebanya 2 (dua) buah, satu buah melingkar sedangkun satu bagiaji lainnya
berada di posterio Ada juga falgel yang terletak di bagian lateral Bila flagel yang melingkar
bergerak, maka sel akan berputar dan bila flagel bagian posterior yang bergerak maka sel
akan maju.
E. Euglenophyta
1. Susunan tubuh
Pada umunya susunan tubuh dari kelompok ini adalah sel tunggal, tetapi ada juga
yang hidup berkoloni contohnya Colacium.
2. Susunan sel
Susunan tubuhnya dibatasi oleh perikel yang merupakan membran plasma yang
menebal, ada yang kaku contohnya Phacus dan ada yang lentur contohnya Euglena
danParanema. Pada yang bersifat lentur periplas juga sebagai alat gerak, gerak periplas
ini juga disebut dengan gerak euglenoid.
Organisme ini mempunyai tingkat perkembangan lebih tinggi daripada Cyanophyta
karena sudah mempunyai inti yang tetap dan mempunyai khloroplast seperti pada
tumbuhan tinggi, karena itu Euglena dapat melangsungkan fotosintesis dan tumbuh
seperti halnya pada tumbuhan tinggi. Beberapa euglenoid berfotosintesis dan yang lain
tidak. Anggota-anggota yang berpigmen memiliki kloroplas yang berisi klorofil a dan b.
Hasil fotosintesis disimpan sebagai paramilon, sebuah polimer glukosa yang berbentuk
butiran dalam sitoplasma.
Dinding sel tidak dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel
berprotein, yang berada didalam plasmalema.Pada kebanyakan Euglenoid, perikel itu
bersifat lentur sehingga memungkinkan perubahan bentuk sel, tetapi pada beberapa
jenis, perikel ini kaku sehingga sel memiliki bentuk tetap.
Ujung anterior dari sel berupa sitostoma, sel terbentuk dari ujung depan sel euglenoid
melekuk kedalam membentuk saluran yang ujung dalamnya meluas menjadi rongga
membulat membentuk reservoar. Saluran dan reservoar itu walaupun dianggap sebagai
terusan tempat partikel makanan padat masuk kedalam sel dan dibawahnya berupa
“kerongkongan” atau gullet.Pada beberapa jenis celah ini berguna untuk memasukkan
makanan berbentuk padat, tetapi pada beberapa jenis tidak demikian.Gullet terdiri atas
leher yang sempit (cytopharynx) dan bagian posterior yang membesar berupa waduk
(reservoir).Waduk berhubungan dengan vakoula kontraktil. Pada genera tertentu pada
gulletnya terdapat batang farink, terletak parallel dengan panjang gullet, dan ujung
bawahnya sampai setinggi dasar waduk atau memanjang ke ujung posterior dari sel.
Fungsi organ ini untuk menyokong sitostoma waktu menelan makanan padat.
Flagella dari Euglena pangkalnya tertanam pada dasar waduk dan keluar sepanjang
sitofarinx dan sitostoma.Yang mempunyai satu flagella, tumbuh ke muka dan yang
mempunyai dua flagella. Jika flagellanya sama panjang tumbuh ke arah depan.
Flagelanya mempunyai rumbai-rumbai sepanjang batang (tipe tinsel).
3. Sistem Pergerakan
flagella pada prinsipnya sama dengan pergerakan baling-baling. Pergerakan
flagellum pada 1 atau 2 bidang digunakan untuk dorongan.Gelombang dari sistem
undulatori ini lewatnya dari dasar ke ujung dan langsung mengendalikan organisme
dalam arah yang berlawanan atau pergerakan gelombang lewat dari ujung ke dasar dan
ini gerakan sentakan organisme.
Sel mempunyai sebuah pigmen merah menyerupai bintik mata.Pigmen merah ini
merupakan astaxanthin yang hanya dijumpai pada golongan Crustaceae.Cadangan
makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari polisakharida, jadi bukan berupa
amilum seperti pada tumbuhan tinggi atau glycogen seperti pada binatang.
Euglenophyta dapat hidup secara autotrof tetapi juga secara saprofit tidak dapat
hidup dalam medium yang hanya mengandung garam-garam anorganik, tetapi akan
cepat tumbuh bila dalam medium ditambah dengan sejumlah asam amino. Beberapa
jenis hidup secara obligat saprofit sedang yang lain obligat autotrof.
2.3 Metode Reproduksi
a. Cyanophyta
1. Pembelahan Sel
Sel membelah menjadi 2 yang saling terpisah sehingga membentuk sel – sel
tunggal, pada beberapa generasi sel – sel membelah searah dan tidak saling terpisah
sehingga membentuk filamen yang terdiri atas deretan mata rantai sel yang disebut
trikom.Tempat – tempat tertentu dari filamen baru setelah mengalami
dormansi.Heterokist dapat mengikat nitrogen bebas di udara contoh pada
Gleocapsa.Heterokist adalah sel yang pucat, kandungan selnya terlihat homogen
(terlihat dengan mikroskop cahaya) dan memiliki dinding yang transparan.Heterokist
terbentuk oleh penebalan dinding sel vegetatif.Sedangkan akinet terbentuk dari
penebalan sel vegetatif sehingga menjadi besar dan penuh dengan cadangan makanan
(granula cyanophycin) dan penebalan-penabalan eksternal oleh tambahan zat yang
kompleks.
2. Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian
membentuk individu baru. Fragmentasi terjadi pada cyanophyta yang berbentuk
benang (filamen).Fragmentasi terutama pada ganggang Oscillatoria.Pada filamen
yang panjang, bila salah satu selnya mati, maka sel mati itu membagi filamen
menjadi dua bagian atau lebih.Masing-masing bagian disebut Hormogonium. Bila
hormogonium terlepas dari filament induk maka akan menjadi individu baru,
misalnya pada plectonema boryanum.
3. Pembentukan Akineta
Akineta disebut juga spora istirahat yang fungsinya hampir mirip dengan
endospora pada bakteri.Akinet memiliki dinding tebal dan kuat sehingga tahan
terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti kekeringan, panas, dingin, atau
kurang makanan. Pada keadaan yang kurang menguntungkan akan terbentuk akinet
yang sebenarnya merupakan sel vegetatif. Akinet membesar dan tebal karena
penimbunan zat makanan. Pada kondisi yang cocok, akinet akan pecah dan tumbuh
menjadi individu baru. Contoh: Chamaesiphon comfervicolus
b. Chlorophyta
1. Secara Seksual
- Melalui konjugasi yaitu perkembangbiakan secara kawin contohnya spirogyra.
- Isogami yaitu peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama.
Contohnya Chlorococcum, Chlamydomonos, Hydrodictyon. Anisogami yaitu
peleburan dua gamet yang ukurannya tidak sama. Contohnya Chlamydomonas,
Ulva.
- Oogami yaitu peleburan dua gamet yang satu kecil dan bergerak (sebagai
sperma) yang lain besar tidak bergerak (sebagai sel telur). Contohnya
Chlamydomonas, Valva, Spirogya, Aedogonium.
2. SecaraAseksual
- Pembelahan sel biasa yaitu membelah diri.
- Dengan cara membentuk macam-macam spora :
- Sel-sel vegetative membuat zoospore, dalam jumlah satu sampai banyak.
Contoh: genusOedogonium dan genus Hydrodiction.
- Tiap sel dapat membuat aplanospora yang mempunyai dinding tebal, dan tidak
mempunyai flagel. Contoh : genus Microspora.
- Beberapa genus dapat membuat hypnospora, dimana dindingnya lebih tebal
daripada dinding aplanospora. Contoh: genus Pediastrum.
- Beberapa spora juga dapat membuat autospora, bila spora-spora ini masih
dalam sel, berkelompok dan bentuknya sepeti bentuk induknya. Contoh : genus
Hydrodiction.
- Beberapa genus juga dapat membuat spora, yang bentuknya seperti bentuk
selnya sendiri.
c. Chrysophyta
Secara umum perkembangbiakan pada Chrysophyta terjadi secara generatif dan
vegetatif. Perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dengan pembelahan sel, fragmentasi,
pemisahan koloni, dan pembentukan spora (aplanospora atau zoospora).
Perkembangbiakan generatif (seksual) dengan konjugasi, isogami, anisogami, dan
oogami.
d. Phyrrophyta
Pyrrophyta memiliki 2 cara perkembangbiakan, yaitu secara:
Vegetatif, yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki panser, maka
selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah membujur, lalu
keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing – masing
membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding
mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang
Sexual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat mengadakan
perkawinan dengan isogamet dari individu lain
Sporik, yaitu dengan zoospora (contohnya Gloeonidium) dan aplanospora (contohnya
Glenodinium)
Pada Alexandrium sp, cara perkembangbiakannya yaitu:
· Kista-kista tidur dalam dasar laut, tertimbun oleh sedimen. Jika tak terganggu oleh
kekuatan fisik atau alam, mereka dapat berada di dasar laut dalam kondisi tertidur untuk
waktu bertahun-tahun. Jika terdapat kandungan oksigen dan kondisi memungkinkan,
mereka daapt melakukan proses perkecambahan.
· Jika suhu hangat dan banyak cahaya yang merangsang perkecambahan ini, kista akan
pecah dan mengeluarkan sel yang dapat berenang. Sel ini direproduksi oleh pembelahan
sederhana dalam beberapa hari pengeraman.
· Jika kondisi tetap optimal, sel akan terus membelah diri secara berlipat, dari dua
menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya. Setiap satu sel dapat
menghasilkan beberapa ratus sel dalam se minggu.
· Pada saat nutrisi telah habis, pertumbuhan sel berhenti dan terbentuklah sel-sel gamet.
Setiap dua sel gamet yang berbeda bersatu membentuk satu sel baru yang berkembang
menjadi sebuah zigot dan akhirnya menjadi kista. Kista ini lalu jatuh ke dasar laut dan
dapat berbiak pada tahun berikutnya.
e. Euglenophyta
1. Aseksual
- Pembelahan biner, pembelahan membran secara longitudinal dimulai dari ujung
anterior
- Membentuk kista (sel vegetative membulat dan berdinding tebal)
- Autogami (fusi antara nucleus anak-anak sel)
2.Seksual
- Adanya konjugasi tetapi ini sangat jarang ditemukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSATAKA
Sachlan, M. 1980 “Planktonologi”
http://www.scribd.com/fullscreen/94190930?access_key=key-29yo1rk7t4bk2qmp5kr
http://www.academia.edu/5249777/Fitoplankton_Air_Tawar