FIX KALA 2

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKehamilan dan persalinan merupakan hal yang wajar terjadi pada seorang perempuan. Kedua hal tersebut berperan penting dalam proses reproduksi guna mempertahankan kelestarian spesies manusia. Meskipun merupakan suatu hal yang fisiologis, kehamilan dan persalinan memiliki banyak resiko yang dapat membahayakan nyawa ibu dan janinnya.Seorang ibu ketika akan mendekati waktu kelahiran bayi perlu untuk mempersiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin. Persiapan yang perlu dilakukan adalah memilih tempat bersalin yang memadai dan nyaman, dan memilih tenaga kesehatan yang akan menolong proses bersalin. Tenaga kesehatan yang dianjurkan pemerintah dalam menolong persalinan misalnya dukun beranak terlatih, bidan dan dokter. Permasalahan ketersediaan tenaga kesehatan tersebut tidak menjadi masalah pada daerah kota atau desa yang mudah terjangkau tetapi menjadi masalah bagi desa-desa yang terpencil atau terisolir dimana tenaga penolong persalinan tidak memiliki pengetahuan persalinan yang cukup baik dalam hal teknik persalinan maupun kebersihan proses persalinan. Pada masa sekarang pemerintah mengusahakan seiring dengan semakin banyaknya lulusan tenaga terlatih menyebarkan secara merata ke daerah-daerah terpencil para tenaga penolong persalinan tersebut.Angka kematian ibu di Indonesia pada saat persalinan tergolong tinggi diantara negara berkembang. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena angka kematian ibu adalah satu parameter yang menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan suatu negara. Hal ini mengakibatkan pentingnya bagi seorang tenaga kesehatan khususnya dokter dalam memandu suatu pimpinan persalinan. Seorang dokter dituntut memiliki kompetensi untuk mendiagnosis dan melakukan tindakan penanganan suatu persalinan normal.Dengan semakin berkembangnya ilmu kedokteran khususnya ilmu mengenai obstetri dan ginekologi maka semakin berkembang pula teknik-teknik dalam persalinan untuk mencegah kematian dan komplikasi akibat persalinan.

B. Rumusan masalah1. Apa Pengertian kala II ?2. Apa tanda dan gejala kala II ?3. Bagaimana persiapan penolong kala II ?4. Bagaimana penatalaksanaan kala II ?5. Bagaimana asuhan keperawatan kala II ?

C. Tujuan1. Untuk mengetahui Pengertian kala II2. Untuk mengetahui tanda dan gejala kala II3. Untuk mengetahuipersiapan penolong kala II4. Untuk mengetahui penatalaksanaan kala II5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan kala II

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke alam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001) Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Sarwono Prawirohardjo, 2002) Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu ( Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003)

Kesimpulan:Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin, plasenta dan selaput ketuban) yang sudah/ hampir cukup bulan melalui jalan lahir atau jalan lain baik secara spontan maupun abnormal (dengan bantuan alat atau tindakan operatif)

B. Batasan1. Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dgn lahirnya bayi2. Kala dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran

C. Tanda Dan Gejala Kala Dua Persalinan1. Beberapa tanda dan kala dua persalinana. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dgn terjadinya kontraksib. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pd rektum dan/atau vaginanyac. Perineum terlihat menonjold. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membukae. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah2. Diagnosis kala dua persalinan dpt ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dlm yg menunjukkan :a. Pembukaan serviks telah lengkap,b. Terlihatnya bagian kepala bayi pd introitus vagina

D. Patofisiologi Kala II (pengluaran)Menurut winkjosastro (2002), di mulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Pada primigravida berlangsung 2 jam dan pada multigravida berlangsung 1 jam. Pada kala pengluaran, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira kira 2 -3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air bersih, dengan tanda anus terbuka.Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan maksimal kepala janin di lahirkan dengan suboksiput di bawah simpisis dan dahi, muka, dagu melewati perineum. Setelah his istriadat sebentar, maka his akan mulai lagi untuk meneluarkan anggota badan bayi.

E. Persiapan Penolong Persalinan1. Menerapkan upaya pencegahan infeksia. Cuci tangan,b. Memakai sarung tangan danc. Perlengkapan pelindung pribadid. Persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahane. Persiapan tempat dan lingkungan utk kelahiran bayif. Persipan ibu dan keluarga2. Asuhan sayang ibua. Anjurkan keluarga utk mendampingi ibu selama persalinanb. Anjurkan keluarga utk terlibat dlm asuhan ibuc. Berikan dukungan dan semangat pd ibu dan anggota keluarganyad. Tentramkan hati ibu selama kala dua persalinane. Saat pembukaan lengkap, jelaskan pd ibu utk hanya meneran apabila ada dorongan kuat utk meneranf. Anjurkan ibu utk minum selama kala dua persalinan3. Membersihkan perineum ibuBersihkan vulva dan perineum ibu secara lembut dgn menggunakan air matang (Disenfeksi tingkat tinggi), dan gulungan kapas atau kassa yg bersih4. Pengosongan kandung kemiha. Anjurkan ibu utk berkemih sedikitnya setiap 2 jam, atau lebihsering atau bila kandung kemih terasa ibu penuhb. Jangan melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin sebelum / setelah kelahiran bayi dan/atau plasenta

F. Amniotomi1. Jika selaput ketuban belum pecah dan pembukaan telah lengkap lakukan amniotomi2. Perhatikan warna air ketuban saat dilakukan amniotomi3. Jika ada pewarna mekonium pd air ketuban, perlu dilakukan persiapan dan upaya antisipatif utk melahirkan bayi dgn cairan ketuban yg mengandung mekonium

G. Penatalaksanaan Fisiologi Kala Dua Persalinan1. Penatalaksanaan fisiologi kala dua persalinan peristiwa normal yg akan diakhiri dgn kelahiran normal tanpa adanya intervensi2. Saat pembukaan sudah lengkap, anjurkan ibu utk meneran sesuai dgn dorongan alamiahnya, dan beristirahat di antara kontraksi.3. Kontraksi uterus yg mendorong bayi keluar dari jalan lahir dan meneran upaya bantuan terhadap kontraksi uterus utk melahirkan bayi4. Memulai Meneran5. Bila sudah mendapatkan tanda pasti kala dua persalinan, tunggu sampai ibu merasakan adanya dorongan spontan utk meneran6. Teruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi

H. Memantau Selama Penatalaksanaan Kala Dua Persalinan1. Lanjutkan penilaian kondisi ibu dan janin serta kemajuan persalinan selama kala dua persalinan secara berkala2. Periksa dan catat:a. Nadi bu setiap 30 mntb. Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 mntc. DJJ setiap selesai menerand. Penurunan kepala dlm setiap 60 mnt atau kalau ada indikasie. Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah (jernih atau bercampur mekonium atau darah)f. Apakah ada presentasi mejemuk (misalnya tangan) atau tali pusat berada di samping atau di atas kepalag. Putaran paksi luas segera setelah kepala bayi lahirh. Adanya kehamilan kembar yg tdk diketahui sebelumnya3. Semua pemeriksaan dan intervensi yg dilakukan pd catatan persalinan

BAB III ADAPTASI FISIOLOGI DAN FSIKOLOGI TERHADAP PERSALINANA. ADAPTASI FISIOLOGI TERHADAP PERSALINAN

1. Adaptasi JaninPerawat / petugas kesehatan harus mengetahui perubahan perubahan yang akan terjadi terkait dengan denyut jantung janin, sirkulasi janin, gerakan napas dan perilaku lain.a. Denyut Jantung JaninPemantauan Denyut Jantung Janin memberi informasi yang dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk memprediksi keadaan janin yang berkaitan dengan oksigenasi. Rata rata denyut jantung janin pada aterm = 140 denyut/menit. Batas normal = 110 160 denyut/menit. Semakin matangnya janin saat mencapai aterm laju denyut akan menurun. Akan tetapi, percepatan sementara dan diselarasi denyut jantung janin yang sedikit dini dapat terjadi sebagai respon terhadap gerakan janin yang spontan, pemeriksa dalam, tekanan fundus, kontrasi uterus, palpasi abdomen.b. Sirkulasi JaninDipengaruhi oleh posisi ibu, kontraksi uterus, tekanan darah, dan aliran darah tali pusat. Kontraksi uterus selama persalinancenderung mengurangi sirkulasimelalkui arteriol spiralis, sehingga mengurangi perfusi Melalui ruang intervilosa.c. Pernapasan dan Perilaku janinPerubahan perubahan tertentu menstimulasi kemoreseptor pada aorta dan badan karotid guna mempersiapkan janin untuk mulai pernafasan setelah lahir. Perubahan perubahan ini meliputi :1. 7 42 ml air ketuban diperas keluar dari paru paru (selama persalinan pervaginam)2. Tekanan Oksigen (PO2) janin menurun3. Tekanan Karbondioksida (PCO2) arteri meningkat4. PH arteri menurunGerakan janin masih sama seperti pada masa hamil tapi menurun setelah ketuban pecah

2. Adaptasi IbuPemahaman yang mendalam tentang adaptasi ibu selama masa hamil akan membantu perawat mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan wanita selama bersalin. Perubahan perubahan yang sering terjadi yaitu:1. Perubahan KardiovaskulerDalam sebuah persalinan akan ditemukan beberapa perubahan pada sistem kardiovaskuler, pada setiap kontraksi 400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke dalam sistem vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10 15 % pada tahap pertama persalinan dan sekitar30% - 50% pada tahap kedua persalinan. Perawat dapat mengantisipasi perubahan tekanan darah . Beberapa faktor yang mengubah tekanan darah ibu.:a. Aliran darah yang menurun pada arteri uterus akibat kontraksib. Jika wanita melakukan manuver valsalva (menahan napas dengan menegangkan otot abdomen)c. Adanya rasa cemas dan nyeri serta penggunaan analgesik dan anestetik dapat menyebaabkan hipotensi2. Perubahan PernafasanPeningkatan aktivitas fisik dan peningkatan penahanan O2terlihat dari peningkatan frekuensi pernapasan. Hoiperventilasi dapat menyebabkan alkolisis respiratorik (PH meningkat), hipoksia dan hipokapnea (CO2menurun). Pada tahap kedua persalinan, jika wanita tidak diberi obat obatan, maka ia akan mengkonsumsi O2hampir 2x lipat. Kecemasan juga meningkatkan pemakaian O2.3. Perubahan Pada GinjalSelama persalinan, wanita dapat mengalami kesulitan berkamih secara spontan akibat berbagai alasan : edema jaringan karena tekanan bagian presentasi, rasa tidak nyaman, sedasi, malu. Proteinuria = +1dikatakan N dan hasil ini merupakan respons rusaknya jaringan otot akibat kerja fisik selama persalinan.4. Perubahan IntegumenAdaptasi sistem integumen jelas terlihat khususnya pada daya distensibilitas daerah introitus vagina (muara vagina). Tingkat distensibilitas ini berbeda beda pada tiap individu. Meskipun daerah itu dapat meregang, namun dapat terjadi robekan robekan kecil pada kulit sekitar introitus vagina sekalipun tak dilakukan episiotomi / tidak terjadi laserasi.5. Perubahan MuskuloskeletalSistem muskoloskeletal mengalami stres selama persalinan. Diaforesis, keletihan, proteinuria, (+1), dan kemungkinan peningkatan suhu menyertai peningkatan aktivitas otot yang menyolok. Nyeri punggung dan nyeri sendi (tidak berkaitan dengan posisi janin) terjadi sebagai akibat meregangnya sendi pada masa aterm. Proses persalinan itu sendiri dan gerakan melurusnya jari jari dapat menimbulkan kram tungkai.6. Perubahan NeurologiSistem neurologi menunjukkan bahwa timbul stres dan rasa tidak nyaman selama persalinan selama persalinan. Mula mula wanita bersalin mungkin merasa euforia yang mana membuat wanita menjadi serius, kemudian mengalami amnesia di antara fraksi selama tahap kedua. Akhirnya, wanita merasa sangat senang atau merasa letih setelah melahirkan. Endofrin endogen (senyawa mirip morfin yang diproduksi tubuh secara alami) meningkatkan ambang nyeri dan menimbulkan sedasi. Anastesia fisiologis jaringan perineum yang ditimbulkan tekanan bagian presentasi menurunkan presepsi nyeri.7. Perubahan PencernaanBibir dan mulut dapat menjadi kering akibat wanita hamil bernapas melalui mulut, dehidrasi, respon emosi terhadap persalinan. Selama persalinan, mortilitas dan absorpsi saluran cerna menurun dan waktu pengosongan lambung menjadi lambat. Wanita hamil seringkali mual dan memuntahkan makanannya ysng belum dicerna setelah bersalin. Mual dan sendawa juga terjadi sebagai respon refleks terhadap dilatasi serviks lengkap. Ibu dapat mengalami diare pada awal persalinan.8. Perubahan EndokrinPersalinan dapat diakibatkan oleh penurunan kadar progesteron dan peningkatan kadar esterogen, prostaglandin dan oksitosin . metabolisme meningkat dan kadar glukosa darah dapat menurun akibat proses persalinan. (bobak, keperawata maternitas, 2005. Hal. 248. EGC)9. Perubahan Sistem ReproduksiPada Servik Pembukaan servik didahului oleh pendataran dari servik

Pada reproduksi :1. (Segmen atas rahim dan segmen bawah rahim)Dalam persalinan, perbedaan antara segmen atas rahim dan segmen bawah rahim lebih jelas lagi. Segmen atas rahim memegang peran aktifkarena berkontraksi dandindingnya bertambah tebal dan mendorong anak keluar. Segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin tipis karena mengadakan relaksasi dan dilatasi dan menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui bayi.

2. Rahim (uterus)Tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedang ukuran melintang maupun ukuran muka belakang berkurang. Tiap kontraksi uterus mengalami retraksi.3. Ligamentum RotundumOtot otot ligamentum rotundum ikut berkontraksi hingga menjadi pendek jika uterus berkontraksi.4. ServikPembukaan servik didahului oleh pendataran. Pendataran dari serviks ini terjadi dari atas ke bawah. Mula mula bagian servik di daerah ostium internum ditarik ke atas dan menjadi lanjutan dari segmen bawah rahim, sedang ostium externum sementara tak berubah.Servik mengalami dilatasi penuh.5. Vaginaa) Dalam kala I, ketuban ikut meregangkan bagian vaginab) Dilatasi vagina yang cukup luas.6. Vulvaa) Penonjolan vulvab) Penipisan dan pemanjangan perineumc) Dilatasi orifisium uretra eksterna7. Anus menonjol dan terbuka8. Tekanan DarahTekanan darah dapat meningkat lagi 15 25 mmHg selama kontraksi pada kala II. Rata rata peningkatan tekanan darah 10 mmHg diantara kontraksi9. MetabolismePeningkatan metabolisme yang terus menerus berlanjut sampai kala II disertai upaya mendorong pada ibu menambah otot otot rangka untuk memperbesar peningkatan metabolisme10. Denyut NadiFrekuensi denyut nadi ibu bervariasi pada tiap kali upaya mendorong. Secara keseluruhan, frekuensi nadi meningkat selama kala II persalinan disertai takikardiyang nyata ketika mencapai puncak pada saat pelahiran.11. SuhuPeningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat pelahiran dan saat setelahnya. Peningkatan N adalah 1 2(F) / 0,5 1(C)12. PernafasanKebutuhan O2naik sampai 100 %a) Curah JantungNaik 80 % diatas nilai sebelum proses persalinanb) Tekanan Vena SentralNaik 4 6 cm H2O akibat kenaikan sementara volume darah ibu

B. ADAPTASI PSIKOLOGIS TERHADAP PERSALINANKegiatan komunikasi terapiutik pada ibu melahirkan merupakanpemberian bantuan pada ibu yang akan melahirkan dengan kegiatan bimbingan proses persalinan.

1. Tujuan komunikasi terapiutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat persalinana) Membantu pasien memperjelas serta mengurangi beban, perasaan dan pikiran selama proses persalinanb) Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasienc) Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.

2. Pendekatan komunikasi terapiutika. Menjalin hubungan yang mengenakkan (rapport) dengan klien.Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan verbal yang positif

b. KehadiranKehadiran merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang meliputi mengawasi semua kekacauan/kebingungan, memberikan perhatian total pada klien. Bila memungkinkan, anjurkan pendamping untuk mengambil peran aktif dalam asuhan.

c. MendengarkanBidan selalu mendengarkandan memperhatikan keluhan klien.

d. Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalinKomunikasi non verbal kadang kadang lebih bernilai daripada kata kata. Sentuhan bidan terhadap klien akan memberi rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi.

e. Memberi informasi tentang kemajuan persalinanHal ini diupayakan untuk memberi rasa percaya diri bahwa klien dapat menyelesaikan persalinan. Pemahaman dapat mengurangi kecemasan dan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi apa yang akan terjadi. Informasi yang diberikan diulang beberapa kali dan jika mungkin diberikan secara tertulis.

f. Memandu persalinan dengan memandu instruksi khusus tentang bernafas, berelaksasi dan posisi postur tubuh.

g. Mengadakan kontak fisik dengan klienKontak fisik dapat dilakukan dengan menggosok punggung, memeluk dan menyeka keringat serta membersihkan wajah klien.

h. Memberikan pujianPujian diberikan pada klien atas usaha yang telah dilakukannya.

i. Memberikan ucapan selamat pada klien atas kelahiran putranya dan menyatakan ikut berbahagia.Komunikasi terapeutik pada ibu dengan gangguan psikologi saat persalinan dilaksanakan oleh bidan dengan sikap sebagai seorang tua dewasa, karena suatu ketika bidan harus memberikan perimbangan.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian1. Aktivitas /istirahata) adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan sendiri/ relaksasi.b) Letargi.c) Lingkaran hitam di bawah mata.2. Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi.3. Integritas Egoa) Respon emosional dapat meningkat.b) Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat ini klien terlibat mengejan secara aktif.4. Eleminasi.a) Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan tekanan uterus.b) Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.c) Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine dikeluarkan selama upaya mendorong.5. Nyeri/ Ketidak nyamanana) Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.b) Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.c) Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.d) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.e) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 2 mnt masing-masing dan berakhir 60-90 dtk.f) Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi dalam kelas kelahiran anak.6. Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.7. Keamanana) Diaforesis sering terjadi.b) Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi8. Sexualitasa) Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.b) Peningkatan penampakan perdarahan vagina.c) Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.d) Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.e) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.f) Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada presentasi vertexB. Diagnosa Keperawatana. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi , dilatasi/ peregangan jaringan , kompresi saraf, pola kontraksi semakin intense lama, hiperventilasi maternal.b. Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan, pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketubanC. Perencanaana. Nyeri b/d tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/ peregangan jaringan, kompresi saraf, pola kontraksi semakin intensifTujuan : diharapkan klien dapat mengontrol rasa nyeri dengan kriteria evaluasi : Mengungkapkan penurunan nyeri Menggunakan tehnik yang tepat untuk mempertahan kan control.nyeri. Istirahat diantara kontraksiIntervensi : Identifikasi derajat ketidak nyamanan dan sumbernya. R/ Mengklarifikasi kebutuhan memungkinkan intervensi yang tepat. Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi. R/ Memberikan informasi tentangkemajuan kontinu, membantu identifikasi pola kontraksi abnormal Berikan dukungan dan informasi yang berhubungan dengan persalinan. R/ Informasi tentang perkiraan kelahiran menguatkan upaya yang telah dilakukan berarti. Anjurkan klien untuk mengatur upaya untuk mengejan. R/ Upaya mengejan spontan yang tidak terus menerus menghindari efeknegatif berkenaandenganpenurunan kadar oksigen ibu dan janin. Bantu ibu untuk memilih posisi optimal untuk mengejan R/ Posisi yang tepat dengan relaksasi memudahkan kemajuan persalinan. Kaji pemenuhan kandung kemih, kateterisasi bila terlihat distensi. R/ Meningkatkan kenyamanan, memudahkan turunnya janin, menurunkan resiko trauma kantung kencing. Dukung dan posisikan blok sadel / anastesi spinal, local sesuai indikasi. R/ Posisi yang tepat menjamin penempatan yang tepat dari obat-obatan dan mencegah komplikasi.b. Risiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan, pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketubanTujuan : diharapkan tidak terjadi infeksi dengan kriteria evaluasi : Tidak ditemukan tanda-tanda adanya infeksi.Intervensi : Lakukan perawatan parienal setiap 4 jam. R/ Membantu meningkatkan kebersihan , mencegah terjadinya infeksi uterus asenden dan kemungkinan sepsis.ah kliendan janin rentan pada infeksi saluran asenden dan kemungkinan sepsis. Catat tanggal dan waktu pecah ketuban. R/ Dalam 4 jam setelah ketuban pecah akan terjadi infeksi . Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu, dengan menggunakan tehnik aseptik R/ Pemeriksaan vagina berulang meningkatkan resiko infeksi endometrial. Pantau suhu, nadi dan sel darah putih. R/ Peningkatan suhu atau nadi > 100 dpm dapat menandakan infeksi. Gunakan tehnik asepsis bedah pada persiapan peralatan. R/ Menurunkan resiko kontaminasi.Kolaborasi : Berikan antibiotik sesuai indikasi R/ Digunakan dengan kewaspadaan karena pemakaian antibiotic dapat merangsang pertumbuhan yang berlebih dari organisme resistenD. Evaluasi klien dapat mengontrol rasa nyeri dengan Mengungkapkan penurunan nyeri Tidak ditemukan tanda-tanda adanya infeksi. Intervensi selesai pasien boleh pulang

BAB IVASUHAN PERSALINAN

A. Asuhan Sayang Ibu Kala IIAsuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan ibu.Berikut Asuhan Sayang Ibu pada kala II :1. Pendampingan keluargaSelama proses persalinan berlangsung, ibu membutuhkan teman dari keluarga. Biasa dilakukan oleh suami, orang tua, atau kerabat yang disukai oleh ibu. Dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan sangat membantu mewujudkan persalinan yang lancar.

2. Libatkan keluargaKeterlibatan keluarga dalam asuhan antara lain membantu ibu berganti posisi, teman bicara, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan da minuman, membantu dalam mengatasi nyeridengan memijat bagian lumbal/pinggang belakang. Bila persalinan dilakukan dirumah, keluarga dapat membantu menyiapkan tempat dan peralatan yang digunakan dalam persalinan.

3. KIE proses persalinanMemberikan pengertian tentang tahapan dan kemajuan proses persalinan atau kelahiran janin pada ibu dan keluarga agar ibu tidak cemas menghadapi persalinan. Mengurangi rasa cemas dengan cara memberi penjelasan tentang prosedur dan maksud dari setiap tindakan yang akan dilakukan, memberi kesempatan ibu dan keluarga untuk bertanya tentang hal yang belum jelas, menjelaskan setiap pertanyaan yang diajukan bila perlu dengan alat peraga, memberi informasi apa yang dialami oleh ibu dan janinnya dalam hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

4. Dukungan psikologi.Dukungan psikologi dapat diberikan dengan bimbingan dan menanyakan apakah ibu perlu pertolongan. Meningkatkan perasaan aman dengan memberikan dukungan dan memupuk rasa kepercayaan dan keyakinan pada diri ibu bahwa ia mampu untuk melahirkan. Berikan kenyamanan, berusaha menenangkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani proses persalinan. Memberikan perhatian agar dapat menurunkan rasa tegang sehingga dapat membantu kelancaran proses persalinan.

5. Membantu ibu memilih posisi.Posisi pada saat meneran tergantung pada keinginan ibu dalam memilih posisi yang paling nyaman dirasakan ibu. Adapun posisi-posisi meneran, yaitu:1. Duduk atau setengah dudukDengan posisi ini penolong persalinan lebih leluasa dalam membantu kelahiran kepala janin serta lebih leluasa untuk dapat memperhatikan perineum.

2. MerangkakPosisi merangkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit pada punggung, mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta peregangan pada perineum berkurang.

3. Jongkok atau berdiriPosisi jongkok atau berdiri memudahkan penurunan kepala janin, memperluas panggul sebesar 28% lebih besar pada pintu bawah panggul, memperkuat dorongan meneran. Namun posisi ini berisiko terjadinya laserasi (perlukaan jalan lahir).

4. Berbaring miring ke kiriPosisi berbaring miring ke kiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplay oksigen tidak terganggu, dapat member suasana relaksasi bagi ibu yang mengalami kecapekandan dapat pencegahan terjadinya laserasi/robekan jalan lahir.5. Hindari posisi terlentangPada posisi terlentang dapat menyebabkan:a) Hipotensi dapat berisiko terjadinya syok dan berkurangnya suplay oksigen dalam sirkulasi uteroplacenta sehingga dapat menyebabkan hipoksia pada janin.b) Rasa nyeri yang bertambah.c) Kemajuan persalinan bertambah lama.d) Ibu mengalami gangguan untuk bernafas.e) Buang air kecil terganggu.f) Mobilisasi ibu kurang bebas.g) Ibu kurang semangat.h) Resiko laserasi jalan lahir bertambah.i) Dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.

6. Bimbingan cara meneran (mengejan)Penolong persalinan menganjurkan ibu untuk meneran bila ada dorongan yang kuat dan spontan untuk meneran. Membimbing pernafasan yang adekuat, penolong tidak diperkenankan meminta ibu untuk meneran secara terus-menerus tanpa mengambil nafas saat meneran atau tidak boleh meneran sambil menahan nafas. Penolong sebaiknya menyarankan ibu untuk beistirahat dalam waktu relaksasi kontraksi. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi agar ibu tidak kelelahan dan menghindari resiko asfiksia karena suplay oksigen melalui plasenta berkurang.

7. Pemberian nutrisiIbu bersalin perlu diperhatikan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan nutrisi. Hal ini untuk mengantisipasi ibu mengalami dehidrasi. Dehidrasi pada ibu bersalin dapat berpengaruh terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang penting artinya dalam menimbulkan kontraksi uterus.

8. Menjalankan prinsip pencegahan infeksi.

9. Mengusahakan kandung kencing kosongDengan cara membantu dan memacu ibu mengosongkan kandung kencing secara teratur. Pemantauan terhadap kesejahteraan ibu :a) Mengevaluasi his (kontraksi uterus) berapa kali terjadi dalam 10 menit (frekuensi his), lamanya his dan kekuatan his serta kaitan antara ketiga hal tersebut dengan kemajuan persalinan.b) Mengkaji keadaan kandung kencing dengan menganamnese ibu dan melakukan palpasi kandung kencing untuk memastikan kandung kencing kosong.c) Mengevaluasi upaya meneran ibu efektif atau tidak.d) Pengeluaran pervaginam serta penilaian serviks meliputi effasment (pendataran serviks) dan dilatasi serviks (pembukaan).

10. Observasi terhadap kesejahteraan janin.a) Penurunan kepala, presentasi dan sikap.b) Mengkaji kepala janin adakah caput atau moulage.c) Denyut jantung janin (DJJ) meliputi frekuensi, ritmenya dan kekuatannya.d) Air ketuban meliputi warna, baud an volume.11. Saat bayi lahirNilai kondisi bayi (0-30 detik) dengan menjawab 2 pertanyaan, apakah bayi menangis kuat dan atau tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak aktif atau lemas?

12. Kondisi yang harus diatasi sebelum penatalaksanaan kala II1. Syok2. Dehidrasi3. Infeksi4. Preeklampsia/eklampsia5. Inersia uteri6. Gawat janin7. Penurunan kepala terhenti8. Adanya gejala dan tanda distosia bahu9. Pewarnaan mekonium pada cairan ketuban10. Kehamilan ganda/kembar11. Tali pusat menumbung/lilitan tali pusat13. Standar Pelayanan Standar Pelayanan Kebidanan yang berisi mengenai persalinan Kala II yang aman, terdapat pada standar 10.Hal yang perlu diperhatikan dalam persalinan Kala II yang aman yaitu 3 Bersih:a) Tangan Bersih,b) Tempat pertolongan persalinan bersih,c) Pengikatan dan pemotongan tali pusat dilakukan secara bersih.

BAB VPENUTUPA. Kesimpulan Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

B. Saran Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh darin kata sempurna untuk itu kami memohon dari para pembaca sekiranya memberikan beberapa masukan terkait penyempurnaan isi makalah

DAFTAR PUSTAKA

Anfasa, Farid M, dkk. 2003. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: POGI

Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana perawatan maternal/bayi : Pedoman untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta:EGC

Llewellyn, Jones.2001. Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates

Prawirohardjo. (2001). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Tridasa Printer

Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

28