5
PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA Engineering and Management Consultants FINAL LAPORAN AKHIR Bab 11 Bab 11 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan Saran 11.1. KESIMPULAN Dari hasil Detail Desain Rehabilitasi DI. Glapan dapat disimpulkan bahwa: a. Pada bangunan utama yaitu Bendung Glapan perlu penanganan khusus sehubungan dengan tata letak Bendung Glapan. Dimana sampai saat ini masih saja terjadi sedimentasi dibagian hulu sisi kiri bendung karena posisi bendung terletak disebelah hilir daerah tikungan sungai Glapan, yang mengakibatkan bangunan pembilas bendung sisi kanan tidak dapat bekerja efektif karena sedimen menumpuk di daerah tikungan dalam di hulu dari bangunan pembilas bendung. Sistem pembilas bendung dengan type under sluice (pembilas bawah) yang ada sekarang tidak mampu sepenuhnya menguras sedimen yang ada, terutama yang sisi kanan akibat banyaknya sedimen dan sampah yang terbawa oleh aliran sungai dapat tersangkut didalam lubang under sluice, hal ini mengakibatkan aliran pembilasan tidak dapat berjalan sempurna (terganggu). Pada bagian hilir sisi kanan bendung terjadi local scouring yang mengakibatkan dinding sayap sebelah kanan hilir bendung pernah ambrol dan sekarang diperbaiki dengan pasangan batu bronjong. b. Terjadi degradasi sungai Tuntang di hilir bendung Glapan, akibat masih banyak kegiatan penambangan di bagian hilir bendung Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak XI-1

FLA- Bab 11 Kesimpulan Dan Saran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kesimpulan Irigasi

Citation preview

BAB I

PT. MAXITECH UTAMA INDONESIA

Engineering and Management Consultants

FINAL LAPORAN AKHIR

Bab 11

Kesimpulan dan Saran

11.1. KESIMPULAN

Dari hasil Detail Desain Rehabilitasi DI. Glapan dapat disimpulkan bahwa:

a. Pada bangunan utama yaitu Bendung Glapan perlu penanganan khusus sehubungan dengan tata letak Bendung Glapan. Dimana sampai saat ini masih saja terjadi sedimentasi dibagian hulu sisi kiri bendung karena posisi bendung terletak disebelah hilir daerah tikungan sungai Glapan, yang mengakibatkan bangunan pembilas bendung sisi kanan tidak dapat bekerja efektif karena sedimen menumpuk di daerah tikungan dalam di hulu dari bangunan pembilas bendung.

Sistem pembilas bendung dengan type under sluice (pembilas bawah) yang ada sekarang tidak mampu sepenuhnya menguras sedimen yang ada, terutama yang sisi kanan akibat banyaknya sedimen dan sampah yang terbawa oleh aliran sungai dapat tersangkut didalam lubang under sluice, hal ini mengakibatkan aliran pembilasan tidak dapat berjalan sempurna (terganggu). Pada bagian hilir sisi kanan bendung terjadi local scouring yang mengakibatkan dinding sayap sebelah kanan hilir bendung pernah ambrol dan sekarang diperbaiki dengan pasangan batu bronjong.

b. Terjadi degradasi sungai Tuntang di hilir bendung Glapan, akibat masih banyak kegiatan penambangan di bagian hilir bendung

c. Terjadinya kerusakan saluran irigasi selain karena faktor alam juga karena aktifitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya air, yang berdampak pada perubahan keseimbangan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan fungsinya dan melampaui batas kemampuan sehingga berakibat buruk bagi kelestarian sumber daya air.

d. Kebutuhan masyarakat akan keberadaan jaringan irigasi yang merupakan suatu ekosistem dimana jasad hidup dan lingkungannya berinteraksi secara dinamis atau dapat juga dikatakan bahwa jaringan irigasi secara ilmiah adalah suatu kondisi hidrologi yang dapat digunakan sebagai suatu pengelolaan sumber daya alam yang lestari dan berkeadilan dimana dalam pengembangan dan pengelolaannya diperlukan adanya suatu sistem.

e. Pada Musim Tanam 1 dari awal bulan Oktober sampai dengan awal Desamber kekurangan air, sehingga perlu diadakan pembagian air dengan dibagi menjadi 5 Golongan.

f. Kondisi di daerah hulu dari Sungai Glapan terjadi proses degradasi lingkungan (termasuk daerah lahan kritis) yang seharusnya dihutankan, akan tetapi banyak yang dibuka akibat penggundulan atau untuk lahan tegalan/ kebun, yang mengakibatkan tingkat erosinya cukup besar.

11.2. SARAN

Dari hal tersebut di atas, saran langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Untuk mengurangi sedimen dibagian hulu sisi kanan bendung perlu pola operasi pembilasan bendung yang sesuai dengan pedoman operasi dan pemeliharaan bendung serta dilakukan pengerukan secara rutin, hal tersebut akan mengurangi penumpukan sedimen seperti yang ada sekarang supaya sediment tidak mengganggu intake dan pembilas bendung sisi kanan.

Perlu pengkajian secara menyeluruh baik teknis maupun non teknis terkait dengan terjadinya degradasi di hilir bendung, hal ini dapat mengancam kestabilan dari bendung itu sendiri terkait dengan masih banyaknya penambangan di sebelah hilir bendung. Untuk itu kegiatan penggalian pasir (penambangan) di sepanjang Kali Glapan di bagian hilir Bendung Glapan agar dilarang.

Merubah sistem pola tanam, disesuaikan dengan kapasitas/ kemampuan Bendung Glapan

Adanya suatu partisipasi masyarakat secara aktif mutlak diperlukan dalam pelaksanaan konservasi sumber daya air di hulu Sungai Glapan maupun pada Daerah Irigasi Glapan. Dan perlu juga ditempuh hal-hal yang terkait dengan upaya pemberdayaan masyarakat yang berdomisili di sekitar sepanjang jaringan irigasi tersebut melalui kegiatan- kegiatan :

Pendampingan

Kegiatan yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat dalam mencermati persoalan nyata yang dihadapi di lapangan selanjutnya mendiskusikan bersama untuk mencari alternatif pemecahan ke arah peningkatan kapasitas dan produktivitas masyarakat.

Pemberdayaan Masyarakat

Upaya untuk menguatkan dan mengembangkan kelembagaan masyarakat serta pendampingan untuk meningkatkan penguasaan teknologi, kapasitas, produktivitas, dan kemampuan berusaha ke arah kemandirian secara berkelanjutan.

Kelompok Masyarakat Produktif Mandiri (KMPM)

Suatu lembaga masyarakat yang dibentuk dan dikembangkan secara partisipatif, bergerak di bidang usaha kehutanan yangh bersifat produktif berbasis ekonomi, lingkungan, sosial, budaya dan agama.

Masyarakat Mandiri Berbasis Pembangunan Kehutanan

Masyarakat yang memiliki kelembagaan yang kuat, produktivitas, kemampuan dan kemandirian secara sosial budaya, ekonomi dan lingkungan berbasis sumber daya hutan lestari, serta memiliki pemahaman tentang fungsi dan manfaat hutan sebagai penyangga kehidupan, sehingga berpartisipasi aktif dalam pelestarian sumber daya hutan dan lingkungan.

XI-4

Desain Rinci Rehabilitasi D.I Glapan (18.740 ha) di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak
_1272887670.doc