Upload
metya-astari
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Format Laporan Modul 2 Arus Upwelling
1/4
I. PENDAHULUANI.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan Praktikum
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kloroil ! a
Klorofil merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan produktivitas
primer di laut. Sebaran dan tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a sangat terkait dengan
kondisi oseanografi suatu perairan. Beberapa parameter fisika kimia yang mempengaruhi
sebaran klorofil-a adalah intensitas cahaya dan nutrien. Perbedaan parameter tersebut
menjadi penyebab bervariasinya produktivitas primer di beberapa tempat di laut
(Samawi, 2007) dalam Sihombing (2013).Klorofil merupakan pigmen hijau yang terdapat pada tumbuhan. Klorofil-a adalah
salah satu tipe klorofil yang paling umum yang terdapat pada tumbuhan. Dalam
invertarisasi dan pemetaan sumberdaya alam dan pesisir laut, klorofil-a digunakan untuk
mengetahui keberadaan fitoplankton dalam air. Fitoplakton adalah tumbuhan berukuran
sangat kecil dan hidupnya terapung atau melayang-layang dalam kolom perairan,
sehingga pergerakannya dipengaruhi oleh pergerakan air laut (Odum,1971).
Pengukuran klorofil sangat penting dilakukan karena kadar klorofil dalam suatuvolume air laut tertentu merupakan suatu ukuran bagi biomassa tumbuhan yang
terdapat dalam air laut tersebut. Klorofil dapat diukur dengan memanfaatkan sifatnya
yang dapat berpijar bila dirangsang dengan panjang gelombang cahaya tertentu atau
mengekstraksi klorofil dari tumbuhan dengan menggunakan aseton untuk menghitung
produktivitas primernya(Sihombing,2013).
Pengukuran kandungan klorofil-a fitoplankton dilakukan pada saat surut, hal ini
dilakukan karena pada saat air surut, air sungai secara besar-besaran akan masuk ke laut,
sehingga muara didominasi oleh air sungai yang relatif lebih keruh dan kaya akan
nutrien. Kandungan nutrien yang tinggi di perairan muara akan dimanfaatkan olehfitoplankton untuk tumbuh dan berkembang (Wenno, 2007) dalam (Sihombing,2013).
II.2 SST
II." U#$elling
8/18/2019 Format Laporan Modul 2 Arus Upwelling
2/4
Mulyadi (2007) dalam Setyohadi (2011), menjelaskan bahwa upwelling
adalah proses yang terjadi di arus permukaan yang sangat penting bagi produksi
biota planktonik ini dapat terjadi pada waktu tertentu (sekurang-kurangnya dalam
hitungan minggu) Seperti diketahui arus air tidak hanya bergerak se!ara mendatar
(hori"ontal), tetapi dapat pula bergerak se!ara menegak (#ertikal) dalam beberapa
sebab $adar hara yang tinggi pada saat terjadi upwelling di permukaan perairan
dipadukan dengan intensitas !ahaya matahari yang tinggi, akan mema!u laju
%otosintesa %itoplankton (plankton nabati) kemudian %itoplankton ini akan dimakan
oleh kopepoda dan "ooplankton lain yang bersi%at plankton feeder yang
merupakan pakan utama bagi berbagai jenis ikan pelagis ke!il
Upwelling merupakan %enomena laut akibat adanya interaksi antara tekanan
angin di atas permukaan laut dan gaya geostropik, air dipompa ke permukaan
untuk mengisi kekosongan akibat arus di#ergensi di permukaan &pwelling
membawa serta air yang lebih dingin dan lebih kaya akan nutrien &pwelling
mengakibatkan produkti%itas primer meningkat yang pada akhirnya produksi
biologis meningkat pula hingga ke semua tropik le#el ('obinson, 2010) dalam
('aditya,201)
&pwelling terjadi di beberapa perairan di ndonesia, misalnya upwelling yang
terjadi di *erairan +anda dan *erairan ra%ura, seperti yang diteliti oleh yrtki
pada tahun 1./ Selain itu, upwelling juga terjadi di sepanjang perairan selatan
*ulau awa dan *ulau +ali serta di sebelah selatan dan barat *ulau Sumatra
(Susanto et al, 2001) dalam ('aditya,201)
Salah satu indikator adanya upwelling ialah suhu permukaan laut (S*) Suhu
permukaan laut merupakan tolak ukur intensitas upwelling di suatu perairan 3al
ini dikarenakan upwelling yang membawa massa air dari perairan dalam dengan
suhu permukaan laut yang rendah ('aditya,201)
II.% I&entiika'i u#$elling &engan kloroil(a &an SST
II.) So$are En*i
II.+ Sot$are Sea&a'
8/18/2019 Format Laporan Modul 2 Arus Upwelling
3/4
$onsentrasi kloro%il-a di permukaan laut dapat dideteksi melalui Satelit
4seanogra%i, seperti Satelit Seai5S dan 6ua-M4S Salah satu keunggulan
penggunaan teknologi satelit adalah dapat melakukan pemantauan untuk wilayah
yang luas dalam waktu yang hampir bersamaan ata Satelit Seai5S sudah
tersedia sejak tahun 1..7 sedangkan data Satelit 6ua-M4S sejak tahun 2002,
sehingga dapat dilakukan pemantauan guna mengetahui pola sebaran kesuburan
perairan permukaan laut di ndonesia 8ulisan ini akan membahas data sebaran
kloro%il-a yang dihasilkan dari data Satelit 6ua-M4S yang dapat di-download
dengan gratis ('ealino,2009)
*engolahan data satelit dilakukan dengan menggunakan so%tware SeaS
(Sea i5S ata nalysis System) untuk mengetahui tingkat kesuburan perairan
yang dapat diketahui dari konsentrasi koro%il-a Selanjutnya dari hasil olahan data
tersebut dilakukan pengolahan komposit untuk menghasilkan !itra komposit
mingguan, bulanan dan musiman, yaitu Musim +arat (esember, anuari,
5ebruari), Musim *eralihan (Maret, pril, Mei), Musim 8imur (uni, uli,
gustus) dan Musim *eralihan (September, 4ktober, :o#ember)
('ealino,2009)
ata yang digunakan bersumber dari wwwo!ean!olorgs%!nasago# atau
melalui %tp;io!eansgs%!nasago#
8/18/2019 Format Laporan Modul 2 Arus Upwelling
4/4
%.2 Pem3aa'an
. KESIPULAN
DA4TA/ PUSTAKA