34
BAB I STATUS PASIEN A. LAPORAN KASUS Tanggal Pemeriksaan : 27 Juli 2015 Identitas Pasien : Nama : Ny. A Usia : 44 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jl. Imam Bonjol Kademangan Pekerjaan : IRT Pendidikan : SMA Agama : Islam Suku : Madura Subjektif : K eluhan U tama : Nyeri kepala R iwayat P enyakit S ekarang : Nyeri kepala dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Nyeri kepala seperti ditekan benda berat, disekitar 1

Fortopolio Saraf Imon

Embed Size (px)

DESCRIPTION

portofolio bagian poli dan rawat jalan internship

Citation preview

Page 1: Fortopolio Saraf Imon

BAB I

STATUS PASIEN

A. LAPORAN KASUS

Tanggal Pemeriksaan : 27 Juli 2015

Identitas Pasien :

• Nama : Ny. A

• Usia : 44 tahun

• Jenis Kelamin : Perempuan

• Alamat : Jl. Imam Bonjol Kademangan

• Pekerjaan : IRT

• Pendidikan : SMA

• Agama : Islam

• Suku : Madura

Subjektif :

K eluhan U tama :

Nyeri kepala

R iwayat P enyakit S ekarang :

Nyeri kepala dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Nyeri kepala seperti ditekan

benda berat, disekitar dahi hingga belakang kepala. Daerah tengkuk, leher dan

pundak terasa berat dan kaku. Nyeri dirasakan terus menerus dan tidak hanya

pada satu sisi kepala.

Tidak ada muntah, kadang merasa mual dan tidak enak makan. Pasien juga

tidak mengeluhkan pandangan ganda ataupun fotophobia dan mata juga tidak

sering berair. Tidak ada gangguan pada pendengaran, tidak ada telinga

1

Page 2: Fortopolio Saraf Imon

berdengung, tidak ada fonophobia. Pasien sedang tidak menstruasi dan nyeri

kepala tidak berhubungan dengan siklus menstruasi.

Pasien mengaku keluhan ini sering dirasakan sejak 1 tahun yang lalu sejak

suaminya meninggal. Hampir tiap bulan nyeri kepala seperti ini muncul 2-3 kali

dan lamanya antara 2-4 hari. Pasien mengaku hilang dengan mengkonsumsi obat

penghilang nyeri tapi sering kambuh lagi. Pasien juga mengaku sering susah tidur

dan tidak nafsu makan sejak suaminya meninggal.

Riwayat penyakit dahulu :

• Riwayat keluhan serupa sejak ± 1 tahun yang lalu

• Riwayat trauma (-)

• Riwayat Hipertensi (-) gastritis (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :

• Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa

Riwayat Pengobatan :

o Ibuprofen

Objektif :

o Status Generalis

o Keadaan Umum : Cukup

o Vital sign :

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Suhu : 36.5˚C

Pernafasan : 20 x/menit

2

Page 3: Fortopolio Saraf Imon

o Kepala & Leher :

Bentuk normal, simetris

Mata : Pupil (bentuk, refleks cahaya langsung, konsekuil) : isokor +/+,

3mm/3mm

Konjungtiva anemis : (-/-)

Sklera ikterik : (-/-)

Sianosis : (-)

Dyspneu : (-)

Pembesaran KGB : (-)

o Thorax :

Paru :

- I : simetris kanan dan kiri, retraksi (-)

- P : gerakan nafas hemithorax kanan dan kiri simetris

- P : perkusi paru sonor kanan dan kiri

- A : suara nafas dasar vesikuler, wheezing -/-, rhonki -/-

Jantung :

- I : iktus kordis tidak terlihat

- P : iktus kordis teraba dan kuat angkat

- P : batas jantung dalam batas normal

- A : bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)

o Abdomen :

I : soefl

A : bising usus (+) normal

P : nyeri tekan ulu hati (+), hepar dan lien tidak teraba

P : timpani

o Ekstremitas :

- Edema ekst superior -/-

- Edema ekst inferior -/-

- Akral hangat ekst superior +/+

- Akral hangat ekst inferior +/+

3

Page 4: Fortopolio Saraf Imon

o Status Neurologis

o Kesadaran / GCS : Compos Mentis E4V5M6

o Meningeal sign :

Kaku kuduk (-)

Kernig (-)

Brudzinsky I, II, III, IV (-)

o Nervus Kranialis

Pemeriksaan Kanan Kiri

N. Olfaktorius

Subjektif + N +N

N Optikus

Tajam Penglihatan

Lapangan Pandang

Melihat Warna

+ N

+ N

+ N

+ N

+ N

+ N

N. Occulomotorius

Refleks cahaya + N + N

N. Trochlearis

Pergerakan mata (kebawah-keluar) + N + N

N. Trigeminus

Membuka mulut

Mengunyah

Menggigit

Sensibilitas muka

+ N

+ N

+ N

+ N

+ N

+ N

+ N

+ N

N. Abducens

Pergerakan mata kelateral + N + N

N. Fasialis

Mengerut dahi + N + N

4

Page 5: Fortopolio Saraf Imon

Menutup mata

Memperlihatkan gigi

Bersiul

Pengecapan 2/3 ant lidah

+ N

+ N

+ N

Tdk dilakukan

+ N

+ N

+ N

Tdk dilakukan

N. Vestibulokoklearis

Detik arloji

Suara berbisik

Tes Garputala, Tes kalori

+ N

+ N

Tdk dilakukan

+ N

+ N

Tdk dilakukan

N. Glosopharingeus

Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang

Tdk dilakukan Tdk dilakukan

N. Vagus

Bicara

Menelan

Nadi

+ N

+ N

+ N

+ N

+ N

+ N

N. Accesorius

Mengangkat bahu

Memalingkan kepala

+ N

+ N

+ N

+ N

N. Hipoglossus

Pergerakan lidah

Tremor lidah

Artikulasi

+ N

+ N

+ N

+ N

+ N

+ N

5

Page 6: Fortopolio Saraf Imon

o Badan dan Anggota Gerak

Motorik, Sensibilitas, dan Reflek Anggota Gerak Atas (Lengan)

Kanan Kiri

Motorik

Pergerakan

Kekuatan

Tonus

+ N

5-5-5-5

+ N

+ N

5-5-5-5

+ N

Refleks

Biceps

Triceps

Hoffman

Tromner

+ N

+ N

-

-

+ N

+ N

-

-

Sensibilitas

Sensibilitas taktil

Sensibilitas nyeri

+ N

+ N

+ N

+ N

Anggota Gerak Bawah (Kaki)

Kanan Kiri

Motorik

Pergerakan

Kekuatan

Tonus

+N

5-5-5-5

+N

+N

5-5-5-5

+N

Refleks

Patella + +

6

Page 7: Fortopolio Saraf Imon

Achilles

Babinski

Chaddock

Oppenheim

Gordon

Schaeffer

Gonda

+

-

-

-

-

-

-

+

-

-

-

-

-

-

Sensibilitas

Sensibilitas taktil

Sensibilitas nyeri

+N

+N

+N

+N

o Koordinasi Gait/Keseimbangan

Cara berjalan : Normal

o Gerakan Abnormal

Tremor : -

o Alat Vegetatif

Miksi : +

Defekasi : +

o Pemeriksaan fungsi luhur

Afasia : -

Alexia : -

Apraksia : -

Agraphia : -

Akalkulia : -

Right left disorentation : -

Fingeragnosia : -

Status Psikiatri

Cara Berfikir : Baik

Tingkah Laku : Baik

7

Page 8: Fortopolio Saraf Imon

Kecerdasan : Baik

Perasaan Hati : Agak cemas

Ingatan : Baik

Assessment :

– Diagnosa Klinis : Frequent episodic tension type headache

– Diagnosa Topis : Myofascial

– Diagnosa Etiologi : Psikis

– Diagnosa Penyerta : Gastritis

Planning :

Planning edukasi (Non Farmakologi) :

o Regulasi lifestyle

Mengatur dan tidur yang cukup

Makan dan diet yang baik

Berolahraga teratur

o Hindari stres

Menghindari lingkungan sosial yang dapat menyebabkan stres

Berlibur dan melakukan aktifitas yang bisa mengalihkan stress

o Pertimbangan Fisioterapi

Terapi panas, ultrasound

Pijat dan traksi leher

Peregangan otot-otot leher

Planning Terapi :

o Parasetamol 3 x 500 mg

o Amitriptilin 1 x 25 mg

o Diazepam 3 x 2 mg

o Lorazepam 2mg 2 x 1/2 tab

o Antasida syr 3 x CI

8

Page 9: Fortopolio Saraf Imon

Planning Monitoring :

Kontrol poli 1 munggu lagi

9

Page 10: Fortopolio Saraf Imon

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Definisi

Tension Type Headache (TTH) adalah nyeri kepala yang disebabkan

oleh tegangnya otot pada wajah, leher atau kulit kepala. Disebut juga muscle-

contraction headache. TTH merupakan sakit kepala yang paling sering terjadi.3,4

TTH ini timbul karena adanya kontraksi yang terus menerus dari otot-otot

kepala, wajah, kuduk dan bahu. Kontraksi yang terus menerus ini akan

menimbulkan nyeri otot yang di “referred” ke kepala (“muscle contraction

headache”). “Muscle contraction” ini timbul oleh karena adanya ketegangan jiwa

anxietas, tension, atau depresi).5

TTH adalah nyeri kepala bilateral yang menekan (pressing/sequeezing),

mengikat, tidak berdenyut, tidak dipengaruhi dan tidak diperburuk oleh aktivitas

fisik, bersifat ringan hingga sedang, tidak disertai (atau minimal) mual dan/atau

muntah, serta disertai fotofobia atau fonofobia.3

Prevalensi TTH pada wanita lebih tinggi dibandingkan pria. Nyeri kepala

biasanya dimulai pada usia dewasa dan peningkatannya terjadi pada usia 30 tahun.

Nyeri kepala ini tidak berhubungan dengan kadar hormon maupun herediter.3

TTH dibedakan menjadi tiga subklasifikasi (Tabel 2.1)3 :

TTH episodik yang jarang (infrequent episodic): 1 serangan per bulan

atau kurang dari 12 sakit kepala per tahun.

TTH episodik yang sering (frequent episodic): 1-14 serangan per

bulan atau antara 12 dan180 hari per tahun.

TTH menahun (chronic): lebih dari 15 serangan atau sekurangnya 180

hari per tahun.

10

Page 11: Fortopolio Saraf Imon

Pada Headache Classification Commite of the Internasional Headache Society

2013, TTH diklasifikasikan menjadi 4 subklasifikasi yaitu menambahkan

probable tension-type headache sebagai subklasifikasi ke empat. Berikut

subklasifikasi sesuai IHS1 :

(1) Infrequent episodic TTH

(2) Frequent episodic TTH

(3) Chronic TTH

(4) Probable TTH

1

11

Page 12: Fortopolio Saraf Imon

b. Penyebab

Otot wajah, leher dan kulit kepala menjadi tegang karena:3

Anxietas atau stress

Bertahan pada satu posisi dalam waktu lama

Injury, seperti kecelakaan mobil

Depresi

Nyeri kepala juga dapat dipicu oleh:3

Tidur yang terlalu sedikt atau terlalu banyak

Makan yang terlalu sedikt atau terlalu banyak

Minum alkohol berlebihan

Bekerja keras indoor atau outdoor

Kondisi medis tertentu

c. Epidemiologi6,7

Frekuensi : Di Amerika Serikat, TTH merupakan sindrom nyeri

kepala primer yang paling sering

Internasional : Rasmussen et al melaporkan prevalensi seumur hidup

TTH 69% laki-laki dan 88% perempuan pada populasi Danish. Pasien

memiliki pengalaman lebih dari satu sindrom nyeri kepala primer. Pada

satu studi oleh Ulrich et al, prevalensi 1 tahun TTH adalah sama diantara

individu dengan dan tanpa migraine.

Jenis Kelamin: Perempuan lebih sering daripada laki-laki. Ratio TTH

perempuan dan laki-laki sekitar 1,4:1. Pada Chronic type tension headache

1,9:1.

Usia : TTH dapat terjadi pada semua usia, tetapi onset remaja

hingga dewasa muda lebih sering.

d. Patofisiologi Tension Type Headache8

Pada penderita TTH didapati gejala yang menonjol yaitu nyeri tekan

yang bertambah pada palpasi jaringan miofascial perikranial. Impuls nosiseptif

12

Page 13: Fortopolio Saraf Imon

dari otot perikranial yang menjalar ke kepala mengakibatkan timbulnya nyeri

kepala dan nyeri yang bertambah pada daerah otot maupun tendon tempat

insersinya.

TTH adalah kondisi stress mental, non-physiological motor stress, dan

miofasial lokal yang melepaskan zat iritatif ataupun kombinasi dari ke tiganya

yang menstimuli perifer kemudian berlanjut mengaktivasi struktur persepsi

supraspinal pain, kemudian berlanjut lagi ke sentral modulasi yang masing-

masing individu mempunyai sifat self limiting yang berbeda-beda dalam hal

intensitas nyeri kepalanya.

Pengukuran tekanan palpasi terhadap otot perikranial dilakukan dengan

alat palporneter (yang diketemukan oleh Atkins, 1992) sehingga dapat

mendapatkan skor nyeri tekan terhadap otot tersebut.

Langemark & Olesen tahun 1987 (yang dikutip oleh Bendtsen) telah

menemukan metode palpasi manual untuk penelitian nyeri kepala dengan cara

palpasi secara cepat bilateral dengan cara memutar jari ke 2 dan ke 3 ke otot yang

diperiksa, nyeri tekan yang terinduksi dinilai dengan skor Total Tenderness

Scoring system. Yaitu suatu sistem skor dengan 4 point penilaian kombinasi

antara reaksibehaviour dengan reaksi verbal dari penderita.

Pada penelitian Bendtsen tahun 1996 terhadap penderita chronic tension

type headache (yang dikutip oleh Bendtsen) ternyata otot yang mempunyai nilai

Local tenderness score tertinggi adalah otot Trapezeus, insersi otot leher dan otot

sternocleidomastoid. Nyeri tekan otot perikranial secara signifikan berkorelasi

dengan intensitas maupun frekwensi serangan tension type headache kronik.

Belum diketahui secara jelas apakah nyeri tekan otot tersebut mendahului atau

sebab akibat daripada nyeri kepala, atau nyeri kepala yang timbul dahulu baru

timbul nyeri tekan otot. Pada migren dapat juga terjadi nyeri tekan otot, akan

tetapi tidak selalu berkorelasi dengan intensitas maupun frekwensi serangan

migren.

Nyeri miofascial adalah suatu nyeri pada otot bergaris termasuk juga

struktur fascia dan tendonnya. Dalam keadaan normal nyeri miofascial di mediasi

oleh serabut kecil bermyelin (Aoc) dan serabut tak bermyelin (C), sedangkan

serabut tebal yang bermyelin (Aα dan Aβ) dalam keadaan normal mengantarkan

13

Page 14: Fortopolio Saraf Imon

sensasi yang ringan / tidak merusak (inocuous). Pada rangsang noxious dan

inocuous event, seperti misalnya proses iskemik, stimuli mekanik, maka mediator

kimiawi terangsang dan timbul proses sensitisasi serabut Aα dan serabut C yang

berperan menambah rasa nyeri tekan pada tension type headache.

Pada zaman dekade sebelum ini dianggap bahwa kontraksi dari otot

kepala dan leher yang dapat menimbulkan iskemik otot sangatlah berperan

penting dalam tension type headache sehingga pada masa itu sering juga disebut

muscle contraction headache. Akan tetapi pada akhir-akhir ini pada beberapa

penelitian yang menggunakan EMG (elektromiografi) pada penderita tension type

headache ternyata hanya menunjukkan sedikit sekali terjadi aktifitas otot, yang

tidak mengakibatkan iskemik otot, jika meskipun terjadi kenaikan aktifitas otot

maka akan terjadi pula adaptasi protektif terhadap nyeri. Peninggian aktifitas otot

itupun bisa juga terjadi tanpa adanya nyeri kepala.

Nyeri myofascial dapat di dideteksi dengan EMG jarum pada miofascial

trigger point yang berukuran kecil beberapa milimeter saja (tidak terdapat pada

semua otot) Mediator kimiawi substansi endogen seperti serotonin (dilepas dari

platelet), bradikinin (dilepas dari belahan precursor plasma molekul kallin) dan

Kalium (yang dilepas dari sel otot), SP dan CGRP dari aferens otot berperan

sebagai stimulant sensitisasi terhadap nosiseptor otot skelet. Jadi dianggap yang

lebih sahih pada saat ini adalah peran miofascial terhadap timbulnya tension type

headache.

Untuk jenis TTH episodik biasanya terjadi sensitisasi perifer terhadap

nosiseptor, sedang yang jenis kronik berlaku sensitisasi sentral. Proses kontraksi

otot sefalik secara involunter, berkurangnya supraspinal descending pain

inhibitory activity, dan hipersensitivitas supraspinal terhadap stimuli nosiseptif

amat berperan terhadap timbulnya nyeri pada Tension type Headache. Semua nilai

ambang pressure pain detection, thermal & electrical detection stimuli akan

menurun di sefalik maupun ekstrasefalik.

Stress dan depresi pada umumnya berperan sebagai faktor pencetus

(87%), exacerbasi maupun mempertahankan lamanya nyeri kepala. Prevalensi life

time depresi pada penduduk adalah sekitar 17%. Pada penderita depresi dijumpai

adanya defisit kadar serotonin dan noradrenalin di otaknya.

14

Page 15: Fortopolio Saraf Imon

Pada suatu penelitian dengan PET Scan, ternyata membuktikan bahwa

kecepatan biosintesa serotonin pada pria jauh lebih cepat 52% dibandingkan

dengan wanita. Dengan bukti tersebut di asumsikan bahwa memang terbukti

bahwa angka kejadian depresi pada wanita lebih tinggi 2- 3 kali dari pria.

e. Gambaran Klinis6,7

Anamnesa

Onset nyeri dari TTH dapat memberikan gambaran seperti berdenyut dan

terkadang seperti gambaran klinis dari migren. Kombinasi dari migren dan TTH

dapat memberikan durasi nyeri yang lebih lama, menetap dan lebih berat.

HIS (The International Headache Society) kriteria diagnostik dari TTH adalah 2

dari 4 point di bawah ini :

o Ditekan atau seperti di ikat

o Lokasi Frontal-occipital

o Bilateral – intensitas yang ringan atau sedang

o Tidak bertambah berat dengan aktivitas fisik

Anamnesa pada TTH sering ditemukan:

o Durasi 30 menit sampai 7 hari

o Tidak ada mual muntah (kadang terjadi anorexia)

o Photophobia dan phonophobia

o Minimal 10 kali muncul sakit kepala dalam sekali serangan; dan serangan

sakit kepala terjadi lebih dari 180 kali per tahun

o Bilateral dan occipitonuchal atau nyeri bifrontal

o Dengan gambaran nyeri seperti "fullness," "tightness/squeezing,"

"pressure," or "bandlike/viselike"

o Kadang disertai stress emosional dan rasa cemas berlebihan

o Insomnia

o Setelah serangan kadang perasaan seperti keatas ataupun ke bawah

o Otot tegang dan seperti terikat pada region leher, occipital serta frontal

o Terdapat pada 75% pasien yang mengalami nyeri kepala kronis selama 5

tahun

o Sulit berkonsentrasi

15

Page 16: Fortopolio Saraf Imon

o Tidak ada gejala prodormal

Onset nyeri kepala yang baru pada pasien usia muda dapat dipikirkan

penyebabnya adalah TTH

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik sulit ditemukan penyebab dari nyeri kepala dari TTH.

Vital sign normal

Pemeriksaan neurologis normal

Otot tegang dan nyeri pada daerah perikranial atau leher (tidak selalu)

Nyeri pada penekanan arteri temporalis dan daerah trigger zone (tidak selalu)

Nyeri bertambah dengan fleksi leher dan pergangan dari otot leher

f. Diagnosis6,9

Diagnosis Primer

Dua dari point di bawah ini :

o Nyeri bilateral

o Nyeri seperti di tekan

o Nyeri ringan atau sedang

o Nyeri tidak berhubungan dengan aktivitas fisik

Satu atau lebih dari gejala di bawah ini :

o Sensitif terhadap cahaya

o Sensitif terhadap suara

Terkadang tidak disertai gejala :

16

Page 17: Fortopolio Saraf Imon

o Nausea

o Vomitus

Durasi nyeri 30 menit – 7 hari

Diagnosis Subdivisi

TTH episodik yang jarang (infrequent episodic): 1 serangan per bulan atau

kurang dari 12 sakit kepala per tahun.

TTH episodik yang sering (frequent episodic): 1-14 serangan per bulan atau

antara 12 dan180 hari per tahun.

TTH menahun (chronic): lebih dari 15 serangan atau sekurangnya 180 hari

per tahun.

Dalam menegakan diagnosis tidak semua gejala dan pemeriksaan fisik di

dapatkan kelainan, yang penting adalah keriteria dari IHS. Kadang nyeri kepala

TTH ini tidak berdiri sendiri, tapi juga sering disertai dengan nyeri kepala tipe

yang lain (migren).

g. Diagnosis Banding6,9

Differential diagnostic considerations in tension-type headache

Primary diagnosis

Nonvascular: Tension-type

Vascular: Migraine or cluster

Secondary (organic) diagnosis

Vascular disorders

   Subarachnoid hemorrhage

   Subdural hematoma

   Unruptured arteriovenous malformation or aneurysm

   Ischemic cerebrovascular disease

   Temporal arteritis

   Arterial hypertension

   Cerebral venous thrombosis

Nonvascular intracranial disorders

   Benign intracranial hypertension

   Intracranial hypotension after lumbar puncture

17

Page 18: Fortopolio Saraf Imon

   Intracranial neoplasm

   Intracranial infection or meningitis

Substances that act as triggers

   Medications (eg, nitrates, over-the-counter drugs)

   Foods (eg, monosodium glutamate, alcohol)

   Exposures (eg, carbon monoxide)

   Rebound (eg, caffeine, analgesic, ergot)

Metabolic disorders

   Hypoxia (eg, chronic obstructive pulmonary disease, sleep apnea)

   Hypercapnia

   Hypoglycemia

Abnormalities of extracranial structures

   Eyes (eg, glaucoma, refractive errors)

   Ears and sinuses (eg, infectious sinusitis, barosinusitis)

   Teeth and jaws (eg, temporomandibular joint disorder)

   Skull (eg, Paget's disease, multiple myeloma)

   Neck (eg, spondylosis, cervical disk disease)

h. Pemeriksaan Penunjang6

Laboratorium

Diagnosis tension headache adalah dari klinis. Seperti nyeri kepala primer

lainnya, tidak ada test diagnostik spesifik untuk tension headache.

Studi Imaging

Studi neuroimaging penting untuk mengesampingkan penyebab sekunder nyeri

kepala, termasuk neoplasma dan cerebral hemorrhage.

MRI imaging menunjukkan struktur cerebral yang detail dan khususnya

dalam mengevaluasi fossa posterior

CT scan dengan kontras merupakan alternatif lain tetapi lebih rendah

daripada MRI dalam memperlihatkan struktur fosa posterior.

Indikasi neuroimaging jika nyeri kepala atipikal atau berhubungan dengan

abnormalitas pada pemeriksaan neurologis.

18

Page 19: Fortopolio Saraf Imon

i. Penatalaksanaan

Prinsip pengobatan adalah pedekatan psiklogik (psikoterapi), fisiologik

(relaksasi) dan farmakologik (analgesik, sedativa dan minor transquilizers).

Dalam praktek, diperlukan penjelasan yang cukup mengenai latar belakang

munculnya nyeri agar penderita mengerti tentang permasalahan yang selama ini

kurang atau tidak disadarinya. Penjelasan tentang berbagai macam pemeriksaan

tambahan yang perlu dan yang tidak perlu akan sangat bermanfaat bagi penderita.1

Analgesik seperti aspirin atau acetaminophen atau NSAID lain yang

sangat membantu, tetapi hanya untuk waktu yang singkat. Tension headache

memberi respon terbaik terhadap penggunaan hati-hati salah satu dari beberapa

obat yang mengurangi kecemasan atau depresi, ketika gejala terakhir timbul.10

Beberapa pasien memberi respon terhadap ancillary measure seperti

massase, meditasi dan teknik biofeedback. Pengobatan analgesik yang lebih kuat

sebaiknya dihindari. Raski melaporkan berhasilnya terapi dengan calcium channel

blocker, phenelzine atau cyproheptadine. Ergotamin dan propanolol tidak efektif

kecuali jika terdapat gejala migren dan tension headache. Teknik relaksasi sangat

menolong pasien bagaimana cara menghadapi anxietas dan stress.10

Segera ke dokter bila:

o Sakit kepala yang lebih sakit dari biasanya

o Muntah berulang.

o Numbness or tingling wajah, lengan atau kaki.

o Lengan dan kaki lemah.

o Perubahan visual yang tidak segera hilang

Terapi Farmakologik:Drugs effective in the treatment of tension type headache11

Drug Trade name Dosage

Nonsteroidal Anti Inflammatory Agents

Acetaminophen

Aspirin

Diclofenac

Tylenol, generic

Generic

Cataflam, generic

650 mg PO q4-6h

650 mg PO q4-6h

50-100 mg q4-6h (max

19

Page 20: Fortopolio Saraf Imon

Ibuprofen

Naproxen sodium

Advil, Motrin, Nuprin,

generic

Aleve, Anaprox,

generic

200mg/dl)

400 mg PO q3-4h

220-550 mg bid

Combination Analgesics

Acetaminophen, 325 mg, plus

butalbital, 50 mg

Acetaminophen, 650 mg, plus

butalbital, 50 mg

Acetaminophen, 325 mg, plus

butalbital, 50 mg, plus caffeine, 40

mg

Acetaminophen, 500 mg, plus

butalbital, 50 mg, plus caffeine, 40

mg

Acetaminophen, 325 mg, plus

butalbital, 50 mg, plus caffeine, 40

mg

Acetaminophen, 650 mg, plus

butalbital, 50 mg

Phrenilin, generic

Phrenilin Forte

Fiocert; Esgic, generic

Esgic-plus

Fiorinal

Axotal

1-2 tablets; max 6 per

day

1 tablet; max 6 per day

1-2 tablets; max 6 per

day

1-2 tablets; max 6 per

day

1-2 tablets; max 6 per

day

1 tablet q4h; max 6 per

day

Prophylactic Medications

Amitriptyline

Doxepin

Nortriptyline

Elavil, generic

Sinequan, generic

Pamelor, generic

10-50 mg at bedtime

10-75 mg at bedtime

25-75 mg at bedtime

20

Page 21: Fortopolio Saraf Imon

Terapi non-farmakologik9

Regulasi lifestyle

o mengatur dan tidur yang cukup

o makan terapi dan diet yang baik

o mengetahui dan menghindari makanan yang dapat memicu nyeri kepala

berolahraga teratur (seperti aerobik)

Hindari Stres

o Menghindari lingkungan sosial yang dapat menyebabkan stress

o Meditasi

o melakukan hobi, rekreasi

o relaksasi otot (dengan latihan-latihan)

o psikoterapi

Fisioterapi

o panas, dingin, ultrasound, transcutaneous electrical nerve stimulation (tens)

o Pijat dan traksi leher

o peregangan otot-otot leher

Manipulasi osteopathic atau chiropractic

Terapi alternatif

o Akupuntur

o Acupressure

o Therapeutic touch

o Aromatherapy (contoh : peppermint, green apple)

salep topikal (contoh : salicylic acid, piroxicam [Feldene], ketoprofen [Orudis,

Oruvail])

j. Prognosis

TTH merupakan nyeri kepala yang selalu kambuh, akan tetapi nyeri

kepala ini tidak berbahaya. Terapinya hanya bersifat simptomatis tetapi kadang

juga dapat hilang total. TTH dapat sembuh sempurna bila penyebabnya di

hilangkan. Pengunaan obat TTH yang lama dapat menyebabkan nyeri kepala

bertambah berat atau rebound headache.12

21

Page 22: Fortopolio Saraf Imon

BAB III

PEMBAHASAN

Pasien dengan nama Ny. A usia 44 tahun datang dengan keluhan nyeri

kepala. Pasien didiagnosa dengan Frequent Episodic Tension Type Headache

dengan Gastritis. Berikut adalah pembahasan mengenai perbandingan antara teori

dan fakta yang terjadi pada perjalanan penyakit pasien tersebut.

Anamnesa

Fakta Teori

Nyeri kepala dirasakan sejak 4 hari

sebelum periksa ke poli

Nyeri dirasakan seperti ditekan-

tekan.

Nyeri dimulai dari dahi hingga

kepala belakang dan terasa berat

terutama di daerah tengkuk, leher

dan pundak.

Nyeri dirasakan terus menerus dan

tidak hanya pada satu sisi kepala.

Tidak ada muntah, namun kadang

mual dan penurunan nafsu makan

Tidak ada fotophobia ataupun

fonophobia

Susah tidur

Pasien mengaku sering seperti ini

sejak suaminya meninggal 1 tahun

yang lalu

Anamnesa pada TTH sering ditemukan:

o Durasi 30 menit sampai 7 hari

o Dengan gambaran nyeri seperti "fullness,"

"tightness/squeezing," "pressure," or

"bandlike/viselike”

o Bilateral dan occipitonuchal atau nyeri bifrontal

o Otot tegang dan seperti terikat pada region leher,

occipital serta frontal

o Tidak ada mual muntah (kadang terjadi anorexia)

o Photophobia dan phonophobia

o

o Insomnia

o Sering disertai stress emosional dan rasa cemas

berlebihan

22

Page 23: Fortopolio Saraf Imon

Pemeriksaan fisik

Fakta Teori

• Tidak ditemukan adanya kelainan

• Vital sign dalam batas normal, kecuali

TD= 110/70

• Tidak ada kelainan dalam reflek

fisiologis maupun reflek patologis

Pada pemeriksaan fisik sulit ditemukan penyebab

dari nyeri kepala dari TTH.

Vital sign normal

Pemeriksaan neurologis normal

Otot tegang dan nyeri pada daerah perikranial atau

leher (tidak selalu)

Nyeri pada penekanan arteri temporalis dan daerah

trigger zone (tidak selalu)

Penatalaksanaan

Fakta Teori

Paracetamol 3 x 500

Amitriptilin 1 x 25 mg

Diazepam 3 x 2mg

Lorazepam 2mg 2 x 1/2 tab

Antasida syr 3 x CI

Prinsip pengobatan adalah pedekatan psiklogik

(psikoterapi), fisiologik (relaksasi) dan

farmakologik (analgesik, sedativa dan minor

transquilizers).

Analgesik seperti aspirin atau acetaminophen atau

NSAID lain yang sangat membantu, tetapi hanya

untuk waktu yang singkat

Pengobatan juga efektif dengan pemberian

antidepressant dan anti anxietas

Prognosa

Fakta Teori

Dubia ad bonam TTH merupakan nyeri kepala yang selalu kambuh,

akan tetapi nyeri kepala ini tidak berbahaya. TTH

dapat sembuh sempurna bila penyebabnya di

hilangkan

23

Page 24: Fortopolio Saraf Imon

DAFTAR PUSTAKA

1. Harsono. Buku ajar Neurologi Klinis. Perhimpunan Dokter Spesialis

Saraf Indonesia. Jakarta: Gajah Mada University Press; 2005: pp. 285-8

2. World Health Organization. Headache Disorder. (Online) 2004. Available from:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs277/en/ (Accessed: 07 Juli 2011)

3. Adult Health Advisor. Tension Headache. University of Michigan Health

System. McKesson Corporation. (Online) 2005. Available from: http://www.med

umich edu (Accessed: 07 Juli 2011)

4. Friedman H. Problem Oriented Medical Diagosis. Sixth edition. USA:

Little, Brown and Company; 1996: pp. 398-9.

5. Ngoerah G. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Syaraf. Denpasar: Airlangga

University Press; 1990: pp. 203.

6. Singh MK. Muscle Contraction Tension Headache. Department of

Neurology, Pain Management, Medical College of Pennsylvania, Hahnemann

University. (Online) 2007. Available from: http://www. emedicine.com (Accessed:

07 Juli 2011)

7. Gilroy J. Basic Neurology. Third edition. USA: McGraw Hill companies;

2000: pp. 124-138

8. Sjahrir H. Mekanisme Terjadinya Nyeri Kepala Primer dan Prospek

Pengobatannya. USU Digital Library. Medan : Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara; 2004.

9. Mueller L. Tension-type, The Forgotten Headache How to Recognize This

Common but Undertreated Condition. Postgraduate Medicine, Vol. III No. 4.

(Online) 2002. Available from:

http://www.postgradmed.com/issues/2002/04_02/mueller.htm (Accessed: 07 Juli

2011)

10. Victor M, Ropper AH. Principles of Neurology seventh edition. USA:

McGraw-Hill; 2001: pp. 175-181

11. Hauser SL. Harrison’s Neurology in Clinical Medicine. USA: McGraw

Hill; 2006: pp. 57

24

Page 25: Fortopolio Saraf Imon

12. National Headache Foundation. Tension Type Headache, The Complete Guide

to Headache. (Online) 2005. Available from:

http://www.headaches.org/consumer/educationalmodules/completeguide/

tensiontype.html). (Accessed: 07 Juli 2011)

25