Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2
FORUM FAKULTAS BAHASA DAN SENI INDONESIA
TAHUN 2017
Komite Program
Dekan FBS Universitas Pendidikan Ganesha
Dekan FBS Universitas Negeri Padang
Dekan FSB Universitas Negeri Gorontalo
Dekan FBS Universitas Negeri Medan
Dekan FBS Universitas Negeri Makasar
Dekan FSD Universitas Negeri Makasar
Dekan FPSD Universitas Pendidikan Indonesia
Dekan FPBS Universitas Pendidikan Indonesia
Dekan FS Universitas Negeri Malang
Dekan FBS Universitas Negeri Surabaya
Dekan FBS Universitas Negeri Manado
Dekan FBS Universitas Negeri Semarang
Dekan FBS Universitas Negeri Yogyakarta
Dekan FBS Universitas Negeri Jakarta
Komite Pelaksana
Ketua Pelaksana : Prof. Dr. Ni Nyoman Padmadewi, M.A.
Wakil Ketua : Prof. Dr.I Nyoman Adi Jaya Putra, M.A.
Bendahara : Dra. Sang Ayu Putu Sriasih,M.Pd
Sekretaris : Ni Made Rai Wisudariani, S.Pd.,M.Pd.
Koor. Sie Kesekretariatan : I Made Darmana, S.Pd.
Koor. Sie Acara : Dr. I Gede Budasi, M.Ed.
Koor. Sie Konsumsi : Rima Andriani Sari, S.Pd., M.Hum
Koor. Sie Perlengkapan : I Ketut Ngurah Arintasuta, ST
Koor. Sie Penggalian Dana : Nyoman Doddy Widhiastana, ST.
Koor. Sie Dokumentasi : I Nyoman Rediasa, S.Sn, M,.Si.
Koor. Sie Transportasi : Ketut Adi Artana
Koor. Sie Pameran : Dr. Drs. I Ketut Supir, M.Hum.
3
SAMBUTAN REKTOR UNDIKSHA
Om Swastiastu
Yang saya hormati, para Dekan, Wakil/Pembantu Dekan, Ketua
Jurusan/Departemen, Sekretaris Jurusan/Departemen, dan Ketua Prodi FBS,
FPBS, FPSD, FS, FSB, FSD LPTK se-Indonesia, dan para peserta forum
lainnya yang berbahagia. Selamat datang saya ucapkan di Bali, tepatnya di Hotel
Grand Bali Beach Sanur dalam rangka Forum Fakultas Bahasa dan Seni 2017
yang diselenggarakan pada tanggal 29 – 30 September 2017. Pada forum tahun
ini, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha)
mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah atau panitia penyelenggara
kegiatan. Ijinkan saya menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang telah
diberikan kepada kami.
Dewasa ini permasalahan yang dihadapi oleh perguruan tinggi di Indonesia
semakin kompleks, utamanya yang dihadapi oleh universitas eks LPTK yang
mengemban mandat utama sebagai pencetak guru. Permasalahan yang dimaksud
berhubungan dengan kewajiban yang harus diembannya terutama yang menyangkut
Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sejumlah masalah dapat dikemukakan, seperti
masalah inovasi dalam bidang pembelajaran, pengelolaan PPG, kurikulum berbasis
KKNI, standarisasi capaian pembelajaran, asesmen sesuai dengan KKNI,
peningkatan kualitas publikasi ilmiah dosen dari penelitian dan pengabdian
masyarakat, manajemen jurnal ilmiah, penjaminan mutu, akreditasi Prodi dan
AIPT, manajemen PK BLU, remunerasi, Resource Sharing, pengembangan dan
pembinaan SDM di fakultas, belanegara dan anti radikalisme, manajemen
Ormawa, dan masalah lainnya yang berhubungan dengan kerja sama di bidang
pengelolaan kegiatan kemahasiswaan. Masalah-masalah ini harus segera dicarikan
upaya pemecahannya yang idealnya dilakukan secara bersama-sama. Dalam era
global sekarang ini, keterbukaan, kesediaan untuk berbagi dan bekerja sama melalui
jejaring merupakan suatu keniscayaan. Salah satu jejaring yang dimaksud dapat
berupa forum seperti yang dilaksanakan tahun ini. Setiap Perguruan Tinggi
seyogyanya membuat forum-forum, baik untuk prodi sejenis, fakultas, maupun
universitas yang memiliki mandat beserta visi dan misi yang sama seperti sejumlah
perguruan tinggi negeri eks LPTK. Melalui forum, berbagai pemikiran dan ide-ide
baru terkait isu strategis yang menyangkut inovasi pengelolaan Fakultas Bahasa
dan Seni dapat dibahas. Forum juga merupakan event yang sangat strategis yang
dapat dimanfaatkan sebagai arena untuk berbagi pengalaman, best practices, di
samping juga menyampaikan masalah-masalah yang ditemui baik pada tingkat
fakultas, jurusan, maupun program studi sehingga permasalahan tersebut dapat
dicarikan solusi terbaik. Seluruh potensi institusi peserta dalam rangka mengelola
dan menghasilkan lulusan yang berkualitas dapat ditingkatkan melalui ide-ide
kreatif dan inovatif yang dibagi dalam forum ini.
4
Kami mengucapkan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya kegiatan
forum FBS ini dan berharap agar pelaksanaan forum ini berjalan dengan lancar
sesuai rencana dan harapan. Selamat berbagi dan semoga pikiran baik datang dari
segala penjuru. Om Ano Badrah Kratavo Yanthu Visvatah
Om Shanti Shanti Shanti Om
Singaraja, 25 September 2017
Rektor Universitas Pendidikan Ganesha,
Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd.
NIP 195910101986031003
5
DAFTAR ISI
Judul Halaman
Sambutan Rektor Undiksha...................................................................................... 3 Daftar Isi…………………………………………………………………………...5
Peningkatan Pengelolaan Fakultas Bidang Akademik Berbasis Mutu……………7
(Maman Suryaman/Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta)
Managemen Pengelolaan Keuangan BLU, Remunerasi, Resource Sharing, Dan
Pengembangan SDM .............................................................................................. 17
(Slamet Setiawan/Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya)
Bidang 3 (Kemahasiswaan).................................................................................... 33
(Syahrul Syah Sinaga/Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang)
Peningkatan Mutu Dan Penguatan Kelembagaan Program Studi Pendidikan
Bahasa Dan Sastra Indonesia ................................................................................. 41
(Supriyadi/Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Negeri Gorontalo)
Selayang Pandang Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Jakarta ..................................................................................... 62
(Miftahulkhairah A./Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta)
Inovasi Pengelolaan Program Studi Sastra Inggris Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Semarang ................................................................................. 74
(Rudi Hartono/Program Studi Sastra Inggris, Universitas Negeri Semarang)
Inovasi Pengelolaan Kegiatan Akademik Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas
Sastra Universitas Negeri Malang………………………………………………..95
(Hanik Mahliatussikah/Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Universitas
Negeri Malang)
Urgensi Standardisasi Pembelajaran Bahasa Jerman Bagi Peningkatan Mutu
Layanan Prodi Jerman di Indonesia ..................................................................... 115
(Setiawan/Program Studi Bahasa Jerman, Universitas Pendidikan Indonesia)
Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Manado Berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI)………………………………………………………………………….127
(Sherly F. Lensun/Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Universitas Negeri
Manado)
Kesiapan Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin Universitas Negeri Malang
Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).................................................. 160
(Tiksno Widyatmoko/Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin,Universitas
Negeri Malang)
6
Inovasi Dalam Pengembangan Kurikulum Jurusan Pendidikan Bahasa Bali
Berorientasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia ....................................... 171
(Ida Bagus Rai/Jurusan Pendidikan Bahasa Bali, Universitas Pendidikan Ganesha)
Membangun Infrastruktur Kurikulum Prodi DKV Berbasis Core Busines
Competencies Rumusan Asosiasi Prodi-Asosiasi Profesi-Pengguna Lulusan
Berdasarkan Pemetaan Okupasi Bidang DKV ..................................................... 187
(Dian Cahyadi/Program Studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Negeri
Makassar)
Optimalisasi Kinerja Prodi Pendidikan Seni Rupa Melalui Pemberdayaan Potensi
Sumber Daya Yang Berstandar ............................................................................ 214
(Bandi Sobandi/Departemen Pendidikan Seni Rupa, Universitas Pendidikan
Indonesia)
Meningkatkan Kualitas Lulusan Program Studi Seni (Tari Drama Dan Musik)
…………………………………………………………………………………..233
(Rien Safrina/Program Studi Pendidikan Sendratasik, Universitas Negeri Jakarta)
7
PENINGKATAN PENGELOLAAN FAKULTAS
BIDANG AKADEMIK BERBASIS MUTU
Maman Suryaman
(Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] dan [email protected]
081321775597)
Abstrak
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk membahas mutu pengelolaan fakultas
bidang akademik dan upaya peningkatannya. Fokus bahasan mencakup
kelembagaan fakultas dan program studi, berbagai kebijakan terkait dengan
Pendidikan tinggi, kelembagaan fakultas dan program studi, akreditasi program
studi berbasis fakultas, belajar pada praktik-praktik terbaik. Beberapa simpulan
dapat dikemukakan bahwa pengelolaan bidang akademik merupakan sinergi
antara fakultas dengan program studi. Akreditasi program studi ke depan akan
dilaksanakan oleh LAM sehingga fakultas perlu mendorong program studi agar
mendirikan asosiasi bagi yang belum dan menguatakan bagi yang sudah ada.
Fakultas dan program studi harus terus belajar pada praktik-praktik terbaik dalam
pengelolaannya.
Kata kunci: pengelolaan fakultas, program studi, akreditasi, praktik terbaik
Abstract
The purpose of writing this article is to discuss the quality of academic faculty
management and improvement efforts. The focus includes institutional and study
programs, policies related to higher education, faculty and study institutes,
faculty-based study program accreditation, learning on best practices. Some
conclusions can be stated that the management of the academic field is a synergy
between the faculty and the study programs. Accreditation of future study
programs will be undertaken by LAM. The faculty needs to encourage study
programs to establish associations for those who have not and reinforce for the
existing ones. Faculties and study programs must continue to learn on best
practices in their management.
Keywords: faculty management, study program, accreditation, best practice
8
A. Pendahuluan
Universitas tidak steril dari tuntutan dan perkembangan zaman.
Kemampuan menyikapi tantangan dan kecenderungan zaman menjadi standar
mutu bagi sebuah universitas untuk tetap kompetitif. Menurut Baedowi (2008)
tantangan dan kecenderungan memaksa dan mengharuskan universitas untuk
menerapkan logika korporasi dengan mengedepankan prinsip-prinsip efisiensi
pembiayaan, perhitungan resiko, dan kemampuan prediktif. Untuk itulah,
diperlukan pengerahan segenap potensi sumber daya universitas untuk melakukan
pembaharuan.
Pembaharuan merupakan bagian dari validasi dan perluasan keilmuan
yang bermanfaat. Paradigma baru pendidikan tinggi dalam rangka pembaharuan
perguruan tinggi adalah penjaminan mutu dan akreditasi. Implementasi yang
konsisten atas paradigma ini dalam penyelenggaraan fakultas dan program studi
akan menopang pencapaian peningkatan mutu secara berkelanjutan. Artinya,
bagaimana meningkatkan pengelolaan fakultas bidang akademik berbasis mutu?
B. Pembahasan
Fokus bahasan untuk menjawab upaya peningkatanb pengelolaan fakultas
bidang akademik berbasis mutu. Beberapa poin yang diajukan mencakup
kelembagaan fakultas dan program studi, berbagai kebijakan terkait dengan
Pendidikan tinggi, akreditasi berbasis mutu, dan praktik-praktik terbaik.
1. Kelembagaan Fakultas dan Program Studi
Pembaharuan biasanya dilakukan oleh karena munculnya perkembangan
baru dalam masyarakat, tuntutan zaman, tuntutan pengguna. Perkembangan
tersebut dapat dilihat dari kaca mata relevansi, efektivitas dan efisiensi, masa
studi, percepatan, peningkatan kualitas, pengaturan beban studi, persyaratan
penyusunan tugas akhir, dan sebagainya. Persoalan lain yang seringkali dilupakan
adalah relevansinya dengan visi, misi, dan strategi yang sudah usang. Tentulah
kelembagaan fakultas dan program studi harus selalu melakukan pembaharuan.
Fakultas merupakan instistusi yang berperan sebagai tempat berkumpulnya
jurusan dalam lingkup sejenis atau memiliki karakteristik yang sama dan memadai
9
untuk dijadikan satu badan, misalnya untuk Fakultas Bahasa dan Seni terdiri atas
beberapa Jurusan, antara lain: PBSI, PBI, PSR, PSM, dan PST. Seperi dapat
dilihat bahwa Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Seni Rupa, Seni Musik, dan Seni
Tari memiliki karakteristik sama, yakni tergolong ke dalam bidang bahasa dan
seni Nama Fakultas sendiri berbeda-beda tergantung masing-masing perguruan
tinggi dalam memberi nama badan-badan di organisasinya.
Program studi merupakan penataan program akademik bagi bidang studi
tertentu yang didedikasikan untuk menguasai, memanfaatkan, mendiseminasikan,
mentransformasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(Ipteks) dalam bidang studi tertentu; mempelajari, mengklarifikasikan dan
melestarikan budaya yang berkaitan dengan bidang studi tertentu; serta
meningkatkan mutu kehidupan masyarakat dalam kaitannya dengan bidang studi
tertentu. Oleh karena itu, program studi sebagai lembaga wajib melaksanakan
fungsi Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, serta mengelola Ipteks selaras dengan bidang studi yang
dikelolanya. Untuk menopang dedikasi dan fungsi tersebut, program studi harus
mampu mengatur diri sendiri dalam upaya meningkatkan dan menjamin mutu
secara berkelanjutan, baik yang berkenaan dengan masukan, proses maupun
keluaran program akademik dan layanan yang diberikan kepada masyarakat
selaras dengan bidang studi yang dikelolanya.
Dengan diberlakukannya Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Permendikbud No.73 Tahun 2013
tentang Penerapan KKNI di Perguruan Tinggi, Peraturan Pemerintah No. 4
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan
Perguruan Tinggi, serta Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendididikan Tinggi,
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuayaan Nomor 81 Tahun 2014 tentang
Ijazah, Sertifikat Kompetensi dan Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi
merupakan landasan yuridis yang menjadi dasar sehingga diperlukannya penataan
ulang seluruh sistem pendidikan tinggi termasuk program studi baik pada
jenjang S1, S2 dan S3. Alasan inilah yang mendorong perguruan tinggi di
10
Indonesia untuk melakukan perubahan paradigma dalam pengelolaan
kelembagaan.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44
Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendididikan Tinggi memuat bahwa
Standar Nasional Pendidikan menjadi acuan dalam menyusun, menyelenggarakan,
dan mengevaluasi kurikulum. Di samping itu, regulasi ini juga menyatakan bahwa
rumusan pengetahuan dan keterampilan khusus sebagai bagian dari capaian
pembelajaran lulusan yang termuat dalam kurikulum wajib disusun oleh forum
program studi sejenis atau nama lain yang setara. Dengan demikian, diperlukan
adanya forum yang melibatkan program studi untuk membahas standar
pendidikan tinggi yang mencakup standar kompetensi lulusan; standar isi
pembelajaran; standar proses pembelajaran; standar penilaian pembelajaran;
standar penelitian dan PPM; standar dosen dan tenaga kependidikan; standar
sarana dan prasarana pembelajaran; standar pengelolaan pembelajaran; dan
standar pembiayaan pembelajaran.
Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi seluruh mata kuliah dan
pengelompokannya, termasuk di dalamnya unsur sikap, pengetahuan, dan
keterampilan agar tidak terlepas dari standar isi pembelajaran. Fakultas melalui
penjaminan mutu internal harus memastikan bahwa setiap Program Studi sudah
merumuskan standar kompetensi lulusan berdasarkan spesifikasi Program Studi
melalui implementasi kurikulum yang mengacu pada KKNI dan menciptakan
atmosfer akademik yang sesuai dengan standar mutu kompetensi lulusan yang
ditetapkan.
Fakultas juga harus memastikan bahwa kurikulum program studi sesuai
dan mendukung visi dan misi program studi dan fakultas serta perguruan tinggi.
Lembaga penjaminan mutu internal fakultas harus memastikan bahwa
implementasi kurikulum ditandai dengan lahirnya dokumen-dokumen kurikulum
yang selalu dimutakhirkan secara periodik dan kebijakan untuk meningkatkan
suasana akademik yang baik melalui penyelenggaraan seminar, simposium,
lokakarya sesuai dengan rumpun ilmu. Dalam konteks ini, diperlukan panduan
implementasi dan panduan evaluasi kurikulum.
11
Standar proses pembelajaran meliputi perencanaan pembelajaraan,
pelaksanaan pembelajaran, penggunaan model dan metode pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran. Dalam hal ini SPMI berfungsi untuk memastikan bahwa
proses pembelajaran bersifat interaktif, holistik, saintifik, tematik, efektif,
kolaboratif, integratif, dan kontekstual sesuai dengan KKNI dengan beban belajar
mahasiswa sesuai dengan SN Dikti No. 44 Tahun 2015 dalam setiap semesternya.
Standar penilaian pembelajaran meliputi penilaian oleh dosen terhadap
mahasiswa berupa nilai dalam KHS mahasiswa dan penilaian mahasiswa terhadap
dosen akan dievaluasi oleh penjaminan mutu dan hasilnya berupa laporan hasil
penilaian per dosen, per program studi, dan fakultas secara umum yang hasilnya
diteruskan kepada setiap dosen, pimpinan fakultas, dan pimpinan universitas.
Oleh karena itu, fakultas harus mendorong program studi untuk mengembangkan
standar, teknik dan instrumen, mekanisme, prosedur, dan pelaporan penilaian agar
penilaian berhasil guna dan secara berkelanjutan mengalami peningkatan.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan mencakup pengembangan
dosen dan tenaga kependidikan yang mengacu pada Permendikbud No. 49 Tahun
2014 mengenai Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan. Sistem rekrutmen,
penempatan, dan pemberhentian harus didasari oleh aturan-aturan dan pedoman
yang berlaku, baik nasional maupun lokal. Dalam hal pengadaan, dosen yang
sudah memenuhi kualifikasi akademik dan profesional dapat diajukan sebagai
dosen tetap dan/atau dosen tidak tetap. Hal ini sangat tergantung pada kebutuhan.
Proporsi dosen tetap harus lebih tinggi daripada dosen tidak tetap. Pendayagunaan
tenaga kependidikan seperti pustakawan, laboran, analis, teknisi, operator, dan
staf pada masing-masing bagian harus dilakukan untuk pengembangan Program
Studi.
Pokok persoalan lain yang seringkali diabaikan adalah masalah Standar
Sarana dan Prasarana untuk mendukung proses belajar mengajar dengan merujuk
kepada Permendikbud No. 49 Tahun 2014: 1) Lahan; 2) Ruang Kelas; 3)
Perpustakaan; 4) Laboratorium/Studio/Bengkel Kerja/Unit Produksi; 5) Sarana
Olahraga; 6) Ruang Kesenian; 7) Ruang Unit Kegiatan Mahasiswa; 8) Ruang
Pimpinan Perguruan Tinggi; 9) Ruang Dosen; 10) Ruang Tata Usaha; 11) Fasilitas
12
Umum yang terdiri atas jalan, air, listrik, jaringan komunikasi dan sistem
informasi.
Standar Pengelolaan Pembelajaran mencakup standar proses perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan
belajar mengajar dalam Program Studi yang harus dipantau dan dievaluasi secara
periodik untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran serta menciptakan
suasana akademik dan budaya mutu yang baik. Fakultas sangat berperan dalam
setiap pengelolaan tersebut.
Komponen-komponen standar dalam lingkup standar mutu pendidikan
harus dikembangkan dalam rangka mencapai mutu. Kepemimpinan dan
manajemen perguruan tinggi dan fakultas menjadi fasilitator utama untuk
mencapai mutu serta meningkatkan etos kerja dan kinerja sivitas akademika demi
terciptanya lingkungan akademik yang kondusif. Dalam konteks ini, fakultas
harus mampu mengoordinasikan penjaminan mutu internal dalam bentuk
penetapan lingkup dengan parameter mutu yang jelas dan terukur sehingga
evaluasi dapat dijalankan.
Standar–standar tersebut di atas memuat karakteristik program studi yang
harus dipenuhi oleh program studi. Oleh karena itu, forum program studi
diperlukan untuk membahas batasan konten standar tersebut sebagai studi awal
dalam penyusunan standar. Perlulah disepakati agar kerja sama ini diapresiasi
dengan serius.
Forum program studi ini melibatkan program studi dari perguruan tinggi
se-Indonesia, baik dari perguruan tinggi negeri maupun swasta akan mengawal
program studi untuk melakukan revitalisasi kurikulum, proses pembelajaran,
penilaian, tenaga pendidik, dan sarana prasana sehingga program studi dapat
memenuhi standar yang ditetapkan.
2. Akreditasi Berbasis Mutu
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal
1 Ayat 22, akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan
pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan akreditasi adalah
untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur
13
pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan (Pasal
60 Ayat 1). Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh
Pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk
akuntabilitas publik (Pasal 60 ayat 2).
Di dalam tataran teori, terdapat beberapa manfaat akreditasi. Dari sudut
pandang Pemerintah, akreditasi sebagai bagian dari penjaminan mutu PT/PS,
penjaminan mutu SDM, dan sebagai informasi untuk pembinaan PT/PS
(penentuan beasiswa, hibah, pendirian prodi magister dan doctor, pendirian prodi
PPG). Dari sudut pandang calon mahasiswa atau orang tua, akreditasi menjadi
pijakan terkait dengan informasi mengenai kualitas PT/PS dan lulusannya. Dari
sudut pandang pasar kerja nasional maupun internasional, akreditasi sebagai
sumber informasi mengenai kualitas PT/PS dan lulusannya. Dari segi penyandang
dana, akreditasi sebagai informasi mengenai kualitas PT/PS dan lulusannya. Dari
sudut pandang lembaga PT/PS, akreditasi sebagai informasi untuk peningkatan
kualitas dan perencanaan serta informasi untuk kemitraan dalam dan luar negeri.
Pelaksanaan akreditasi pada program dan/atau satuan pendidikan tinggi
dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali. Pelaksanaan akreditasi dapat dilakukan
kurang dari 5 (lima) tahun apabila perguruan tinggi yang bersangkutan
mengajukan permohonan untuk diakreditasi ulang.
Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas publik, program studi harus
secara aktif membangun sistem penjaminan mutu internal. Universitas dan
fakultas harus memiliki sistem penjaminan mutu universitas dan fakultas sampai
dengan program studi. Untuk membuktikan bahwa sistem penjaminan mutu
internal telah dilaksanakan dengan baik dan benar, program studi harus
diakreditasi oleh lembaga penjaminan mutu eksternal. Dengan sistem penjaminan
mutu yang baik dan benar, program studi akan mampu meningkatkan mutu,
menegakkan otonomi, dan mengembangkan diri sebagai penyelenggara program
akademik/profesional sesuai dengan bidang studi yang dikelolanya, dan turut serta
dalam meningkatkan kekuatan moral masyarakat secara berkelanjutan.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan, penjaminan mutu eksternal
program studi dilakukan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) untuk program
14
studi dan Badan Akresitasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) untuk akreditasi
bagi semua institusi perguruan tinggi di seluruh Indonesia (AIPT).
Akreditasi program studi merupakan proses evaluasi dan penilaian secara
komprehensif atas komitmen program studi terhadap mutu dan kapasitas
penyelenggaraan program tridarma perguruan tinggi, guna menentukan kelayakan
program studi untuk menyelenggarakan program akademiknya. Kriteria untuk
mengevaluasi dan menilai komitmen tersebut dijabarkan dalam sejumlah standar
akreditasi beserta parameternya. Fakultas sebagai lembaga pengelola program
studi berperan strategi untuk memantau, mengkoordinasi, memfasilitas,
menyediakan data program studi dalam fakultas, dan mendorong penjaminan
mutu.
Standar akreditasi adalah tolok ukur yang harus dipenuhi oleh program
studi. Standar akreditasi terdiri atas beberapa parameter (indikator kunci) yang
dapat digunakan sebagai dasar penyajian data dan informasi mengenai kinerja,
keadaan dan perangkat kependidikan program studi, yang dituangkan dalam
instrumen akreditasi; evaluasi dan penilaian mutu kinerja, keadaan dan perangkat
kependidikan program studi; penetapan kelayakan program studi untuk
menyelenggarakan program-programnya; dan perumusan rekomendasi perbaikan
dan pembinaan mutu program studi. Standar akreditasi program studi mencakup
standar tentang komitmen program studi terhadap kapasitas institusional dan
komitmen terhadap efektivitas program pendidikan, yang dikemas dalam tujuh
standar akreditasi. Ketujuh strandar tersebut meliputi standar 1 visi-misi- tujuan-
sasaran-strategi pencapaian; standar 2 tata pamong, kepemimpinan, sistem
pengelolaan, dan penjaminan mutu; standar 3 mahasiswa dan lulusan; standar 4
sumber daya manusia; standar 5 kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik;
standar 6 pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi; serta standar
7 penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerja sama.
Asesmen kinerja program studi didasarkan pada pemenuhan tuntutan standar
akreditasi. Dokumen akreditasi program studi yang dapat diproses harus telah
memenuhi persyaratan awal (eligibilitas) yang ditandai dengan adanya izin yang
sah dan berlaku dalam penyelenggaraan program studi dari pejabat yang
berwenang; memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga/statuta dan
15
dokumen-dokumen rencana strategis atau rencana induk pengembangan yang
menunjukkan dengan jelas visi, misi, tujuan dan sasaran program studi sarjana;
nilai-nilai dasar yang dianut dan berbagai aspek mengenai organisasi dan
pengelolaan program studi sarjana, proses pengambilan keputusan
penyelenggaraan program, dan sistem jaminan mutu.
3. Praktik-Praktik Terbaik
Problematika dalam pengelolaan lembaga dan penjaminan mutu
bersumber pada sudut pandang yang belum didasari pemahaman yang memadai
tentang pentingnya profesionalitas dalam manajemen kelembagaan. Pada
umumnya para pengelola masih menggunakan filosofi “seperti air mengalir”
belum mengunakan model terencana (by design).
Problematika tersebut tampak pada semua standar borang. Misalnya,
setiap lembaga prodi harus memiliki dokumen utama. Namun, dokumen-dokumen
belum tersedia. Jika pun ada, sifatnya baru dibuat hanya dalam rangka akreditasi,
belum ada implementasi dan apalagi tindak lanjut. Dokumen-dokumen seperti
Statuta, Renstra, Renop, Standar Murtu, Peraturan Akademik, Pedoman
Akademik, Database Akademik, Pedoman Penjaminan Mutu, Pedoman
rekruitmen dosen, Pedoman PMB, Pedoman Pemberdayaan Alumni, Pedoman
Monev, Pedoman Beban Kerja Dosen, Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Tri
Dharma PT, Pedoman Pengembangan Kurikulum, Pedoman Implementasi
Kurikulum, Pedoman Evaluasi Implementasi Kurikulum, Pedoman Penyusunan
Materi Kuliah, Pedoman Tracer Study, Pedoman PA, Pedoman TA, Pedoman
Pembimbingan TA, Pedoman Ujian TA, Pedoman Penciptaan Suasana Akademik,
Pedoman Penggunaan Sarpras, dan sebagainya pada umumnya jika sudah ada
belum pernah dibaca oleh fakultas atau pun oleh program studi.
Berdasarkan problematika tersebut, perlulah diambil sebagai pembelajaran
bagi pengelolaan lembaga dengan sistem penjaminan mutu internal dan eksternal
yang baik. Dengan demikian, raihan akreditasi yang optimal dapat dicapai tanpa
harus munculnya ungkapan “demi akreditasi, kami adakan semuanya”.
16
C. Simpulan dan Saran
Beberapa simpulan dapat dikemukakan bahwa pengelolaan bidang
akademik merupakan sinergi antara fakultas dengan program studi. Akreditasi
program studi ke depan akan dilaksanakan oleh LAM sehingga fakultas perlu
mendorong program studi agar mendirikan asosiasi bagi yang belum dan
menguatkan asosiasi bagi yang sudah ada. Pengelolaan yang terbaik adalah
pengelolaan yang dirancang dengan baik dan selalu belajar pada praktik-praktik
terbaik sehingga fakultas harus terus belajar merancang pada praktik-praktik
terbaik.
Daftar Pustaka
Baedowi, A. 2010. “Tantangan dan Tren Pendidikan Tinggi” dalam Nasionalnya
Pendidikan Kita. Jakarta: Kemdiknas.
BAN-PT. 2008. Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Sarjana. Jakarta:
BAN-PT.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Jakarta: Fokus Media.
Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Permendikbud No.73 Tahun 2013 tentang Penerapan KKNI di Perguruan Tinggi.
Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun
2015 tentang Standar Nasional Pendididikan Tinggi.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 Tahun 2014 tentang
Ijazah, Sertifikat Kompetensi dan Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi.
17
MANAGEMEN PENGELOLAAN KEUANGAN BLU, REMUNERASI,
RESOURCE SHARING, DAN PENGEMBANGAN SDM
Slamet Setiawan
Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta tuntutan masyarakat di era global,
Perguruan Tinggi (PT) yang dilabeli sebagai center of excellence dituntut untuk
melakukan reposisi terhadap kondisi eksternal saat ini yang bergerak sangat dinamis.
Untuk itu, PT harus melakukan serangkaian proses mulai perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, sampai pemutakhiran berkala dan berkelanjutan. Selanjutnya, PT
seharusnya mencari dan melakukan terobosan-terobosan jitu untuk mencapai sasaran
strategis yang telah dicanangkan. Tulisan ini bertujuan memaparkan kebijakan dan hal-
hal yang telah, sedang, dan akan dilakukan FBS/Unesa sebagai perwujudan reposisi PT
dalam upaya mencapai sasaran strategisnya. Di bidang keuangan, Unesa berhasil
mencapai status PTN-PKBLU yang memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan
keuangan. Status ini berdampak pada kesejahteraan pegawai Unesa melalui pemberian
remunerasi atas prestasi kinerjanya. Untuk menjaga kelancaran semua kegiatan dan
sistem remunerasi, Unesa menggali dana dari berbagai sumber potensial dengan
mendirikan Badan Pengelola Usaha (BPU) termasuk melakukan kebijakan efisiensi
melalui resource sharing. Di samping itu, SDM tidak luput dari target pengembangan
melalui berbagai kegiatan dan pelatihan. FBS/Unesa bertekad menjadikan dosen, pegawai
administrasi, dan mahasiswanya memiliki kompetensi profesi yang dijamin oleh Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Kata-kata kunci: pengelolaan keuangan
Abstract
In line with the advancement of science and technology as well as the demand from
society in this global era, university with “center of excellence” label is required to do
“repositioning” towards recent external condition which develops very dynamically. For
this reason, university must execute serial processes of key activities from planning,
actuating, controlling, and regular and continues updating. Following these activities,
university should look for and perform accurate breakthrough to achieve decided strategic
plans. This paper aims to provide explanation of policies and actions which have been
done, are being done, and are going to be done by FBS/Unesa as the real action of
repositioning to accomplish their strategic plans. In financial management, Unesa has
succeeded to grant PTN-PKBLU status with which Unesa is given authority to manage
their finance more flexible. This status implicates that Unesa is allowed to increase their
employees‟ prosperity by giving them remuneration upon their achievement in working
performance. To secure sustainability of all activities remuneration system, FBS/Unesa
activates potent sources by establishing Business Management Board as well as
implementing “resource sharing” policy to meet efficient principle. Besides, improving
quality of human resources is not negotiable target. They are pushed to join any activities
and trainings possible. FBS/Unesa strives to make their lectures, administrative staffs,
and students possess professional competence which is guaranteed by National Board of
Professional Certification (BNSP).
Keywords: financial management
18
A. Pendahuluan
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dituntut mengubah cara pandangnya
seiring dengan perubahan yang sangat cepat, kompetitif, dan global di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini sejalan pula dengan tuntutan masyarakat lokal,
nasional, maupun internasional. Semua tuntutan ini mengacu pada kualitas sumber
daya manusia yang didokumenkan dalam 21st Century skills (Trilling & Fadel,
2009). Kondisi semacam ini menuntut respon proaktif PT/PTN sebagai center of
excellence dengan melakukan repositioning terhadap konteks lingkungan
eksternal melalui upaya restructuring internal yang terencana dengan baik (well-
planned), dilaksanakan dengan baik (well-actuated), dan dievaluasi dengan baik
(well-evaluated/cotrolled) dan berkesinambungan (continous updating)
(Suharsaputra, 2017).
Dari tuntutan di atas serta merujuk kebijakan Unesa, yang telah menjadi
kontrak dengan Kemristekdikti 2017, Unesa dan unit-unit kerja di dalamnya harus
bersinergi mengupayakan terwujudnya Sasaran Strategis Unesa (Renstra 2016-
2020) sebagai berikut.
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia;
2. Peningkatan mutu layanan akademik;
3. Peningkatan program kependidikan dan keilmuan yang unggul;
4. Pengembangan penataan organisasi kelembagaan dan fasilitas berorientasi eco
dan cyber campus;
5. Pengembangan sistem manajeman keuangan dan barang milik negara yang
transparan dan akuntabel;
6. Peningkatan mutu pembinaan mahasiswa;
7. Peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
Tulisan ini akan membahas sebagian dari beberapa butir tersebut di atas
yang dikemas menjadi beberapa bagian. Setelah Pendahuluan, di bagian (1),
dilanjutkan bagian pembahasan tentang Managemen PK-BLU, (2) Remunerasi,
(3) Sumber Pemerolehan Dana, (4) Resource Sharing, (5) Peningkatan SDM, (6)
Lembaga Sertifikasi Profesi, dan diakhiri dengan bagian Penutup.
19
B. Pembahasan
1. Managemen PK BLU
Diberlakukannya Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara menunjukkan adanya perubahan sistem penganggaran
dari sistem tradisional menjadi sistem berbasis kinerja atau performance based
budgeting. Dengan sistem ini, penyusunan dan pelaksanaan anggaran tidak hanya
berdasarkan input dan proses saja, melainkan berorientasi pada output (hasil
kinerja). PTN yang dijinkan secara penuh menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (PK-BLU), pengelolaan keuangannya dapat dilakukan
lebih fleksibel, dengan mengutamakan produktifitas, efisiensi dan efektifitas.
Dengan pola pengelolaan keuangan BLU diharapkan agar PTN sebagai instansi
pemerintah dapat meningkatkan layananannya kepada para stake holders. Seluruh
dana PNBP yang didapatkan dari mahasiswa, masyarakat, pemberdayaan fasilitas,
dan sumber lainnya dapat dikelola secara langsung tanpa harus setor terlebih
dahulu ke KPPN. Namun, KPPN menerima laporan penerimaan dan
pembelanjaan (Wibawa, 2012).
1.1 Definisi Badan Layanan Umum menurut Pasal 1 PP No. 23 tahun 2005
adalah,
Instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.
Dari batasan di atas dapat diketahui bahwa label BLU tidak hanya diberikan
kepada perguruan tinggi, namun diberikan juga kepada instansi pemerintah
lainnya. Untuk PT diberi label khusus PTN PK-BLU atau Perguruan Tinggi
Pelaksana Keputusan Badan Layanan Umum.
1.2 Dasar Hukum PTN PK-BLU adalah:
1. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
2. PP No. 23/2005 tentang PK BLU;
20
3. PP No. 66/2010 tentang Perubahan Atas PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
4. Peraturan-peraturan Menteri Keuangan:
Persyaratan Administratif Penetapan Satker PK-BLU;
Pengadaan Barang/Jasa pada BLU;
Dewas/SPI pada BLU;
Penetapan Remunerasi BLU;
RBA dan DIPA BLU;
Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan BLU; dan lain-lain.
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/02/M.PAN/1/2007 tentang pedoman Organisai Satuan Kerja di
Lingkungan Instansi Pemerintah yang menerapkan PK-BLU
6. Pedoman penyusunan SPM Pendidikan Tinggi
7. Pedoman Pengangkatan Dewan Pengawas pada PTN yang menerapkan PK
BLU
1.3 Tujuan BLU
1. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
2. fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi
dan produktivitas, dan
3. penerapan praktek bisnis yang sehat.
1.4 Jumlah & jenis PTN di bawah Kemenristekdikti berdasar pola
pengelolaannya.
Rincian jumlah:
11 PTN-BH yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerniah
24 PTN-BLU yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan
86 PTN Satker diantaranya :
– 35 PTN Baru
– 3 Akademi Komunitas
21
1.5 Dasar Hukum
UU no. 12 Tahun 2012 Pasal 65 dan PP no. 4 Tahun 2014 pasal 27 membagi pola
pengelolaan PTN menjadi:
1. PTN dengan pola pengelolaan keuangan negara pada umumnya atau
dikenali dengan PTN satker atau PTN pola PNBP (Penerimaan Negara
Bukan Pajak)
2. PTN dengan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum atau PTN
PK-BLU atau PTN BLU.
3. PTN sebagai badan hukum atau PTN-BH
Dari 12 PTN eks-LPTK, hanya satu yang sudah berstatus PTN-BH, yaitu UPI.
Lainnya berstatus PTN-BLU sebagiamana terlihat pada Tabel 1, dan PTN Satuan
Kerja (PTN Satker). Unesa mendapatkan status PTN PK-BLU 27 Februari 2009
dengan dasar Nomor 50/KMK.05/2009.
Tabel 1: Daftar PT PK-BLU*)
No. Nama BLU Kode
BLU Nomor KMK Tanggal Penetapan
1 Universitas Negeri
Semarang
189822 362/KMK.05/2008 17 Desember 2008
2 Universitas Negeri
Surabaya
414970 50/KMK.05/2009 27 Februari 2009
3 Universitas Negeri
Yogyakarta
189946 130/KMK.05/2009 21 April 2009
4 Universitas Negeri
Gorontalo
415196 131/KMK.05/2009 21 April 2009
5 Universitas Negeri
Malang
415009 279/KMK.05/2009 24 September 2009
6 Universitas Negeri
Jakarta
189662 440/KMK.05/2009 18 November 2009
7 Universitas Negeri
Padang
415077/
400085
335/KMK.05/2015 17 Februari 2015
Catatan *): Jumlah PTN eks LPTK yang berstatus BLU mungkin bertambah saat penulisan
makalah ini.
Konsekwensi atas status PT BLU adalah pemberlakuan remunerasi sebagaimana
dijelaskan di bagian berikut ini.
22
2. Remunerasi
Bagian ini merupakan penjelasan singkat tentang remunerasi yang terdiri
dari bagian pengertian & penerapan remunerasi, tujuan umum & khusus, alasan
diterapkan remunerasi, komponen remunerasi & insentif kinerja dan metode
penyusunan remunerasi.
2.1 Pengertian dan Penerapan
Remunerasi merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan
tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon, dan/atau pensiun yang
dapat diberikan kepada Pejabat Pengelola, dewan pengawas, dan pegawai Badan
Layanan Umum (BLU) berdasarkan tingkat tanggung jawab dan tuntutan
profesionalisme. Remunerasi di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di dasarkan
pada Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 746/KMK.05/2015 tanggal 8
Juli 2015 tentang Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan
Pengawas, dan Pegawai BLU Universitas Negeri Surabaya pada Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Remunerasi Unesa bersifat single salary, artinya tidak memperkenankan
pembayaran berbagai honorarium atas berbagai kegiatan di luar skema
remunerasi. Honorarium yang dimaksud termasuk pembayaran kepada pegawai
yang berhubungan dengan tunjangan jabatan/manajerial yang bersifat bulanan,
misalnya tunjangan manajerial Ketua Jurusan, Sekretaris Jurusan, Ketua Program
Studi, Badan, dan jabatan-jabatan lain yang sumber pembayaran berasal dari
PNBP. Jabatan yang tidak termasuk dalam kategori itu adalah jabatan pengelola
keuangan dan pejabat pengadaan sebagaimana diatur dalam Satuan Biaya
Maksimal (SBM) sesuai PMK 72/2013.
Remunerasi Unesa bersumber pada dana Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) yang diberikan kepada pegawai BLU (dosen maupun tenaga
kependidikan) atas capaian kinerja selama periode tertentu sebagai bentuk
peningkatan kesejahteraan tanpa memperhitungkan penerimaan penghasilan
pegawai yang bersumber dari Rupiah Murni (gaji dan tunjangan). Besaran
remunerasi untuk setiap jabatan adalah perkalian antara skor jabatan dengan harga
jabatan. Skor jabatan diperoleh melalui proses evaluasi jabatan. Harga per poin
atau Point Index Rupiah (PIR) diperoleh berdasarkan alokasi PNBP untuk
23
remunerasi (maksimal 40% dari total PNBP BLU) dibagi dengan total skor
jabatan untuk seluruh pegawai yang ada di Universitas Negeri Surabaya. Harga
PIR remunerasi Unesa pada tahap ini sebesar Rp 3.200 (tiga ribu dua ratus
rupiah).
2.2 Tujuan Umum dan Khusus Remunerasi
Tujuan Umum
1. Memacu prestasi dan memotivasi prestasi kerja Pegawai tetap BLU di
lingkungan Unesa.
2. Pengembangan sistem remunerasi Unesa memperhatikan prinsip-prinsip
merit, equity, dan kompetensi guna meningkatkan profesionalisme dan
memacu kinerja pegawai serta mencegah praktik kolusi, korupsi, dan
nepotisme.
3. Daya Saing (world rangking) dan Kinerja (key performance index, KPI)
Unesa meningkat.
Tujuan Khusus
1. Mewujudkan birokrasi yang efisien, efektif, bersih dan transparan.
2. Meningkatkan produktivitas yang tinggi dan bertanggungjawab;
3. Meningkatkan kemampuan memberikan pelayanan prima.
4. Menjamin kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan (welfare);
5. Membangun citra yang baik dari organisasi (building good image).
2.3 Mengapa harus Remunerasi?
Alasan mengapa remunerasi diberlakukan adalah:
1. Penerapan tata kelola keuangan BLU merupakan salah satu bentuk
reformasi birokrasi dalam sektor publik untuk melayani kebutuhan
masyarakat.
2. Keberhasilan sebuah reformasi birokrasi sangat dipengaruhi oleh
bagaimana kinerja SDM di dalamnya, karena kinerja SDM berbanding
lurus dengan kinerja sebuah organisasi.
3. Unesa sebagai BLU harus memberikan pelayanan prima di bidang
pendidikan kepada masyarakat.
24
4. Unesa harus membuat kebijakan-kebijakan strategis yang mampu
mendorong produktivitas dan kinerja SDM hingga menjadi semakin lebih
baik.
5. Produktivitas dan kinerja SDM bisa tercapai jika diimbangi dengan
peningkatan kesejahteraan.
6. Dengan melihat tren kenaikan PNBP Unesa selama tiga tahun terakhir yang
cukup signifikan, maka peningkatan kesejahteraan pegawai sangat mungkin
untuk dilaksanakan.
7. Peningkatan kesejahteraan dapat dilakukan melalui sistem remunerasi.
8. Sebagai konsekuensi PTN PK-BLU maka Unesa wajib
mengimplementasikan remunerasi, jika tidak maka turun statusnya menjadi
PTN Satker (SE Kemenristekdikti tanggal 6 Februari 2015).
9. Dengan sistem remunerasi ini diharapkan terdapat model kompensasi yang
bukan hanya memenuhi prinsip kelayakan dan keadilan, tetapi juga
akuntanbel dan transparan dalam pengelolaan keuangan, terutama belanja
pegawai.
2.4 Komponen Remunerasi dan Insentif Kinerja
Remunerasi Universitas Negeri Surabaya terdiri atas tiga komponen, yaitu:
1. Pay for Position (P1)
Penghargaan kepada pegawai karena ditugaskan menduduki jabatan pegawai
BLU untuk melakukan pekerjaan. Penghargaan ini diperhitungankan
berdasarkan nilai pekerjaan (job value) sesuai prinsip “equal pay for jobs of
equal value” yaitu untuk nilai pekerjaan yang sama remunerasinya juga
dihargai dengan nilai yang sama pula. Penghargaan atas pay for position
disebut gaji PNBP, bersifat tetap dan rutin (fixed cost). Komponen ini
merupakan penghargaan atas kesediaan pegawai untuk bekerja pada peran
jabatannya, taat terhadap segala peraturan organisasi yang ditunjukkan melalui
perilaku kerja sehari-hari. Besaran pay for position adalah 30% dari nilai
remunerasi per jabatan dengan pemenuhan persyaratan kinerja minimal yaitu
sebesar 12 poin, dan dibayarkan pada setiap awal bulan.
25
2. Pay for Performance
Pay for Performancemerupakan penghargaan kepada pegawai atas kinerjanya
di atas kinerja minimal yang disebut insentif kinerja, dan bersifat variabel.
Insentif kinerja diberikan kepada pegawai jika telah melampaui kinerja
minimal (12 poin) dan besarannya bervariasi sesuai dengan capaian
kinerja.Remunerasi 100% akan diperoleh jika pegawai memperoleh kinerja
sebesar 40 poin. Dengan demikian insentif kinerja 70% setara dengan capaian
kinerja 28 poin di atas minimal.
Besaran insentif dapat mencapai maksimal 1,5 x (70% dari nilai remunerasi)
atau setara dengan capaian kinerja 54 poin bagi dosen dengan tugas tambahan
(DT) dan tenaga kependidikan (tendik), serta 2 x (70% dari nilai remunerasi)
atau setara dengan capaian kinerja 68 poin bagi dosen biasa (DB). Insentif
kinerja dibayarkan di akhir semester.
3. Pay for People
Penghargaan secara perorangan yang dapat berupa premi asuransi, pesangon,
dan pensiun.
Sesuai dengan KMK remunerasi Unesa, insentif kinerja selain diberikan
kepada pejabat pengelola/pegawai BLU, diberikan juga kepada Dewan Pengawas
(Dewas) dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Ketua Dewas sebesar 40% dari insentif yang diterima Rektor;
2. Anggota Dewas sebesar 36% dari insentif yang diterima Rektor;
3. Sekretaris Dewas sebesar 15% dari insentif yang diterima Rektor.
Insentif kinerja Rektor yang menjadi dasar perhitungan pemberian insentif
kinerja Dewas dibatasi paling tinggi sebesar insentif kinerja yang diterima Rektor
dengan capaian kinerja Rektor 100% (seratus persen). Metodologi yang
digunakan untuk menentukan kelas jabatan (grade) setiap jabatan adalah
menggunakan metode kombinasi antara metode FES (factor Evaluation System)
yang dikembangkan Kementerian PAN-RB dengan Metode Hay Point yang
diterapkan oleh Kementerian Keuangan. Berdasarkan kesepakatan PTN-BLU,
grade tertinggi di PTN adalah 17, sedangkan grade tenaga kependidikan untuk
masing-masing jabatan mengacu pada grade yang telah ditetapkan Kementerian
PAN-RB.
26
Berdasarkan kombinasi metode tersebut, maka dihasilkan kelas jabatan sebagai
tertera pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2: Grading Dosen Biasa (DB)
No. Nama Jabatan Dosen Biasa (DB) Grade Skor jabatan
1 Guru Besar 11 1.458
2 Lektor Kepala 10 1.099
3 Lektor 9 923
4 Asisten Ahli 8 821
5 Tenaga Pengajar 8 800
Tabel 3 menggambarkan grading (tingkatan) untuk dosen berstatus dosen
memiliki jabatan struktural.
Tabel 3: Grading Dosen dengan Tugas Tambahan (DT)
No. Nama jabatan DT Grade
Skor
jabatan
terendah
Skor
jabatan
tertinggi
1 Pimpinan BLU (Rektor) 17 6.017 6.685
2 Wakil Rektor 16 4.781 6.016
3 Dekan/Direktur Pascasarjana/Kepala
Lembaga
15 2.713 4.780
4 Wakil Dekan/Wakil Direktur Pascasarjana/
Ketua Senat Universitas/Sekretaris
Lembaga
14 2.252 2.712
5 Kepala SPI/Kepala PPTI/ Kepala
BPU/Kepala ULP/Sekretaris Senat
Universitas/Ketua Jurusan/Ketua Prodi S2,
S3/Kepala Pusat di Lembaga
13 1.774 2.251
Penjelasan lebih lanjut tentang tata cara penyelenggaraan dan hitungan remunerasi
dapat dirujuk di Panduan Remunerasi Unesa. Selanjutnya akan disampaikan
bagaimana Unesa dan FBS menggali dana penunjang RM.
3. Sumber Pemerolehan Dana
Untuk menyelenggarakan kegiatan, Unesa tidak dapat mengandalkan dana
murni dari pemerintah sepenuhnya. Berbagai kegiatan yang memungkinkan
menghasilkan pemasukan dana dikembangkan. Kegiatan usaha yang ada sebagai
berikut.
1. Air mineral Unesa = Aquanesa
27
2. Foodcourt = Penyewaan stan
3. Kolam Renang
4. Percetakan
5. Pusat Bahasa
6. Sekolah Laboratorium Unesa
7. Klinik Kesehatan = Unesa Medical Care
8. Asrama Mahasiswa
9. Persewaan Gedung dan aset Unesa
10. Kerjasama
Semua unit usaha ini dikelola di bawah kendali Badan Pengelola Usaha (BPU).
Untuk menjamin transparansi managemen, SPI senantiasa melakukan audit secara
rutin dan berkala. Bagan BPU dapat dilihat di Gambar 1.
Gambar 1: Struktur Badan Pengelola Usaha (BPU)
Dana fakultas diperoleh dari beberapa sumber diantaranya:
1. Stan Kantin fakultas
2. Kegiatan Laboratorium
3. Penyewaan aula/auditorium, ruang kelas, dan aset di fakultas
28
4. Pusat-pusat di tingkat fakultas
5. Kerjasama
Tentu saja, penggunaan dana fakulas mengikuti aturan yang berlaku di tingkat
universitas.
4. Resource Sharing
Resource sharing atau pemanfaatan sarana bersama dilakukan oleh FBS
Unesa. Tujuannya, memanfaatkan aset dengan sangkil (efisien) dan mangkus
(efektif). Ada beberapa hal penting yang melatari penerapan ini.
1. Jumlah prodi relatif besar: terdiri dari 9 jurusan atau 15 program studi.
Sementara jumlah ruangan kelas yang tersedia tidak mencukupi bila gedung
dikaveling-kaveling per jurusan.
2. Jam pembelajaran tidak efisien karena ada jurusan yang perkuliahannya
selesai jam ke- 7-8 (13.00-14.40), sementara ada yang jam ke-11-12 (16.40-
18.20) karena keterbatasan ruangan.
3. Jumlah laboratorium bahasa tidak imbang dengan jumlah tenaga teknisi atau
laboratorium.
4. Setelah bangunan Fakultas Seni dan Desain selesai, pemanfaatan aset bersama
tetap dipertahankan.
Perpustakaan antara Fakultas Bahasa dan Sastra dan Fakultas Seni dan
Desain dijadikan satu di Lantai 4;
Sekretariat Ormawa terpadu dua fakultas diletakkan di Lantai 1.
5. Pengembangan dan Pembinaan SDM
Unesa bertekad meningkatkan kualitas SDM secara menyeluruh. Berbagai
kegiatan dan pelatihan dilaksanakan untuk tujuan tersebut, antar lain:
1. Manuscript Clinic
2. IELTS Camp
3. International Seminar/Conference
29
Gambar 2: Kegiatan Konferensi Internasional Unesa 2017 dengan Prosiding terindeks
Gambar 3: Kegiatan Seminar dan Konferensi FBS Unesa 2017
4. Beasiswa Izin Belajar
5. Visiting Professor
6. Evaluasi Kepangkatan setiap semester
7. Pelatihan
8. Abstract on the Spot
9. Layanan Prima
10. Pelatihan K3
11. Kearsipan
12. LKPP
13. Bahasa Inggris
30
6. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
6.1 Pengertian
Sertifikasi kompetensi adalah proses pemberian sertifikasi kompetensi
yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang
mengacu pada standar kompetensi kerja baik yang bersifat nasional maupun
internasional. Dengan memiliki sertifikasi kompetensi maka seseorang akan
mendapatkan bukti pengakuan tertulis atas kompetensi yang dikuasainya.
6.2 Manfaat bagi Perusahaan
1. Memudahkan rekrutmen dan seleksi personil
2. Memudahkan penempatan dan penugasan
3. Memudahkan pengaturan remunesasi dan kompensasi
4. Memudahkan pengaturan pengembangan karier dan diklat
5. Meningkatkan produktivitas perusahaan
6. Meningkatkan keselamatan ditempat kerja Bagi Tenaga Kerja
7. Meningkatkan mobilitas dan daya-saing
8. Meningkatkan pengakuan atas kompetensi
9. Meningkatkan prospek karier
10. Meningkatkan keselamatan pribadi tenaga kerja
11. Meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan
12. Bagi Pemerintah Dan Masyarakat
13. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi bursa kerja
6.3 Manfaat Tenaga Kerja
1. Membantu tenaga profesi meyakinkan kepada organisasi/industri/ kliennya
bahwa dirinya kompeten dalam bekerja atau menghasilkan produk atau jasa
dan meningkatkan percaya diri tenaga profesi
2. Membantu tenaga profesi dalam merencanakan karirnya dan mengukur tingkat
pencapaian kompetensi dalam proses belajar di lembaga formal maupun
secara mandiri
3. Membantu tenaga profesi dalam memenuhi persyaratan regulasi.
31
4. Membantu pengakuan kompetensi lintas sektor dan lintas negara. Hal ini
berkait dengan keterampilan abad 21/21st Century Skills (Trilling & Fadel,
2009).
5. Membantu tenaga profesi dalam promosi Profesinya dipasar tenaga kerja
Manfaat lebih lanjut tentang sertifikasi dapat dilihat lebih lanjut di Sumpeno
(2017).
6.4 Jejak LSP Unesa
1. Surat Dekan Fakutas Teknik Univ. Negeri Surabaya, Nomor
0822/UN38.5/KP/2013 perihal: Permohonan Ijin Pendirian LSP dan
Penerbitan Surat Keputusan tanggal:n 6 Maret 2013.
2. SK Rektor Unesa Nomor 138/UN38/HK/DL/2013, tentang : Pendirian
Badan Sertifikasi -1 Unesa, tanggal: 15 Maret 2013.
3. SK Rektor Unesa No. 291/UN38/HK/DL/2013, Tentang: Perubahan SK
Rektor Unesa No. 138/UN38/HK/DL/2013 tentang : Pendirian Badan
Sertifikasi -1 Unesa, tanggal: 21 Oktober 2013, menjadi Lembaga Sertifikasi
Profesi-1 Univ. Negeri Surabaya.
4. SK Rektor Unesa No. 357/UN38/HK/DL/2015, Tentang: Pemberhentian dan
Pengangkatan Restrukturisasi LSP-1 Unesa, tanggal 1 Juli 2015
6.5 Unsur Pengarah LSP Unesa
Gambar 4: Struktur Dewan Pengarah LSP Unesa
32
C. Penutup
FBS/Unesa sebagai salah satu eks LPTK telah melakukan reposisi
terhadap kondisi eksternal yang menuntut tanggapan cepat. Kajian telah
dilaksanakan yang didokumentasikan dalam Rencana Induk Pengembangan
(RENIP), Rencana Strategis (RENSTRA 2016-2020), dan Rencana Operasional
(RENOP). Untuk mencapai sasaran strategis, pemimpin universitas dan unit-unit
kerja dan seluruh warga kampus diajak menyosialisasikan dan melaksanakan
kebijakan-kebijakan dan kegiata-kegiatan yang ditetapkan. Kebijakan dan
kegiatan tersebut meliputi: menerapkan managemen PK-BLU, mengawal
remunerasi, menggali sumber dana potensial, pemanafaatan aset bersama,
peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pemebekalan kepada tenaga
pendidik, tenaga kependidikan, dan mahasiswa agar mempunyai kompetensi
profesi yang disahkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Referensi
Rencana Operasional Fakultas Bahasa dan Seni Unesa 2016-2020.
Rencana Strategis Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya 2016-
2020.
Rencana Strategis Univeritas Negeri Surabaya 2016-2020.
Saputra, Uhar. Pendidikan dan Peran Perguruan Tinggi.
https://uharsputra.wordpress.com/pendidikan/pend-tinggi/pendidikan-dan-peran-
perguruan-tinggi/; diambil 27 Agustus 2017, 09.00 WIB.
Sumpeno, Wahjudin. Sertifikasi Profesi.
https://wahjudinsumpeno.wordpress.com/2012/07/16/sertifikasi-profesi/; diambil
27 Agustus 2017, 12.00 WIB.
Tim Lembaga Sertifikasi Profesi. Panduan Lembaga Sertfikasi Profesi Universitas
Negeri Surabaya.
Tim Remunerasi Unesa. 2016. Panduan Remunerasi Unesa Edisi 2 (Revisi).
Trilling, B., & Fadel, C. 2009. 21st Century Skills: Learning for Life in Our
Times. San Francisco: Jossey-Bass.
Wibawa, Sutrisna. 2012. Implementasi Pengelolaan BLU Di Perguruan Tinggi
(Pengalaman UNY). Disampaikan dalam Workshop Persiapan Menuju PK
BLU UGM sebagai Upaya Mewujudkan Good University Governance
Tahap II Kamis, 8 Maret 2012.
33
BIDANG 3 (KEMAHASISWAAN)
Syahrul Syah Sinaga
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang)
Permasalahan yang akan dibahas dalam forum FBSI bidang Kemahasiswaan
adalah :
1. PEKAN SENI MAHASISWA NASIONAL ( Peksiminas)
Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS) bertujuan untuk
meningkatkan kualitas dan kemampuan praktis mahasiswa dalam menumbuhkan
apresiasi terhadap seni, baik seni suara, seni pertunjukan, penulisan sastra,dan
seni rupa. Pekan Seni Mahasiswa Nasional diselenggarakan setiap 2 (dua) tahun
sekali oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEKDIKTI) dalam hal ini Badan Pembina
Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) dengan menunjuk salah satu Pengurus
Daerah BPSMI sebagai panitia penyelenggara kegiatan. Peserta adalah
mahasiswa yang mewakili daerah berdasarkan hasil seleksi Pekan Seni
Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA).
a. Bentuk Kegiatan
Lomba: Seni yang diperlombakan terdiri atas 15 tangkai lomba dan 1
tangkai eksebisi, adapun tangkai seni yang diperlombakan adalah sebagai berikut:
1. Tari Group
2. Baca Puisi Perorangan
3. Monolog Perorangan
4. Vokal Group Group
5. Nyanyi Tunggal Pop Putra/Putri Perorangan
6. Nyanyi Tunggal Dangdut Putra/Putri Perorangan
7. Nyanyi Tunggal Keroncong Putra/Putri Perorangan
8. Nyanyi Tunggal Seriosa Putra/Putri Perorangan
9. Penulisan Puisi Perorangan
10. Penulisan Cerpen Perorangan
11. Penulisan Lakon Perorangan
34
12. Lukis Perorangan
13. Desain Poster Perorangan
14. Komik Strip Perorangan
15. Fotografi Perorangan
16. Group Band (Eksebisi) Group
b. Rekomendasi ( ada kepanitiaan)
Panitia pelaksana PEKSIMINAS FPBS I dibentuk berdasarkan keputusan
forum Eks FPBS 2017
1. Penyusunan Panitia PEKSIMINAS FPBS I Tahun 2018.
2. Ada Penanggung jawab atas terselenggaranya PEKSIMINAS FPBS ini
adalah Pengurus forum FPBS yang pelaksanaannya didelegasikan
kepada Pengurus Bidang kemahasiswaan .
3. Masing-masing anggota dan pengurus yang tergabung dalam kepanitiaan
bertanggung jawab terhadap suksesnya penyelenggaraan
c. Bisa diprogramkan untuk penyelenggaraan tangkai lomba di PT yang bersedia
sebagai tuan rumah lomba seni (setiap satu tahun sekali) dengan kelompok
tangkai lomba
1. Seni Tari
2. Seni Musik
3. Seni Rupa
4. Sastra
d. Tujuan
1. Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler kemahasiswaan di perguruan
tinggi melalui pembinaan minat, bakat dan kemempuan para mahasiswa,
khususnya di bidang seni.
2. Meningkatkan dan mengembangkan apresiasi seni di kalangan mahasiswa
untuk memperkaya seni budaya bangsa Indonesia yang dapat memperkuat
daya saing bangsa.
3. Menjalin kerjasama antara mahasiswa dari berbagai daerah untuk
mempererat rasa persaudaraan dalam rangka keutuhan NKRI.
35
2. PENDIDIKAN KARAKTER MAHASISWA ( Bela Negara)
Pembinaan Karakter Mahasiswa Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain (KBBI,
2008). Karakter yang dimiliki oleh seseorang pada dasarnya terbentuk melalui
proses pembelajaran yang cukup panjang. Karakter manusia bukanlah sesuatu
yang dibawa sejak lahir.
a. Rasionalitas dan Penguatan Program
Pedoman Pembinaan Kesadaran Bela Negara dalam Kegiatan Pengenalan
Kampus Bagi Mahasiswa Baru (surat Menham RI Nomor B/443/M/III/2017 27
Maret 2017
1. Bela Negara sebagai kewajiban dasar setiap warga Negara dengan penuh
kesadaran , tanggung jawab & rela berkorban kepada negara & bangsa
Indonesia. Dimana mahasiswa merupakan bagian warga negara sehingga
memiliki kewajiban untuk melakukan pembelaan negara yang sesuai
dengan peran sebagai mahasiswa.
2. Kegiatan Bela Negara bagi mahasiswa diperlukan untuk pembinaan
karakter, penguatan revolusi mental & mempersiapkan mahasiswa dalam
menghadapi ancaman seperti penyalahgunaan narkoba, paham
radikalisme, bencana alam, konflik antar mahasiswa & penyebaran
penyakit menular
3. Didasari adanya kenyataan potensi ancaman yang dihadapi negara
diantaranya disintegrasi, keresahan sosial, upaya penggantian Idiologi
Pancasila& potensi konflik antar golongan
b. Tujuan Bela Negara
1. Menumbuhkan cinta tanah air, kesadaran berbangsa &bernegara.
2. Menyakini Pancasila sebagai idiologi negara
3. Menumbuhkan jiwa rela berkorban bagi bangsa & negara
4. Menumbuhkan disiplin pribadi, kelompok& disiplin nasional
5. Memiliki etos belajar &etos kerja yang tinggi
6. Mempersiapkan dalam menghadapi ancaman: narkoba, paham
radikalisme, bencana alam sertas penyakit menular
36
7. Mencibtai produk nasional, menghargai sesama & menumbuhkan
semangat gotong royong
c. Materi Bela Negara
1. Wawasan Kebangsaan.
2. Ideologi Pancasila.
3. Bela Negara.
4. AGHT (Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan) NKRI.
5. Kedisiplinan, Etos Belajar, dan Etos Kerja.
6. Narkoba.
7. PUDD, PBB dan PPM.
3. KIAT SUKSES MENUJU PIMNAS
a. Program Kreativitas Mahasiswa (Mapres)
1. Persiapkan hasil Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) sebaik
mungkin pada saat Monev.
2. Ikuti semua petunjuk dan persyaratan PKM dan Monev.
3. Hasil PKM diusahakan Maksimal.
4. Persiapkan Monev sebaik mungkin untuk produk, hasil penelitian,
pengabdian pada masyarakat, penerapan teknologi, kewirausahaan
b. Monev PKM
1. Pelaksanaan Monev PKM merupakan bagian tak terpisahkan dari
Hibah PKM.
2. Monev PKM dijalankan untuk mengetahui sejauhmana penerima
Hibah PKM telah menjalankan kegiatan sesuai dengan yang telah
37
direncanakan dan untuk mengetahui apakah kegiatan tersebut dapat
diselesaikan tepat waktu.
3. Penerima hibah akan dimonitor dan sekaligus dievaluasi sampai
sejauhmana capaian kegiatan yang sudah dilakukan. Monitoring dan
evaluasiterhadap PKM juga merupakan bentuk akuntabilitas dari
penerima hibah, baik yang terkait dengan aspek input, proses, maupun
output kegiatan.
c. Pelaksanaan Monev
1. Perguruan tinggi yang ditunjuk sebagai koordinator tempat
pelaksanaan monev wajib menyediakan semua peralatan pendukung
kegiatan Monev (Laptop, LCD projector, printer, kertas, tinta, dan
lain-lain) yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan monev.
2. Bagi perguruan tinggi yang tidak dikunjungi untuk pelaksanaan monev
karena alasan tertentu, penilaian dilakukan berdasar Laporan
Kemajuan
d. Penilaian Monev
1. Ketercapaian Target Luaran (kesesuaian dengan Logbook dan IKJP)
bobot 20
2. Kesesuaian pelaksanaan (Waktu pelaksanaan,bahan dan alat serta
metode yang digunakan,personalia, biaya) bobot 10
3. Kekompakan Tim Pelaksana (kerjasama,pembagian tugas) bobot 10
4. Peranan Pembimbing (mengoreksi usulan,memantau pelaksanaan,
melayani konsultasi) bobot 15
5. Target Luaran (kesesuaian luaran dan permasalahan mitra) bobot 10
6. Potensi Khusus (Peluang Paten, peluang komersial, kemanfaatan bagi
mitra 25
7. Metode (keberhasilan metode) 10
e. Penilaian Laporan Akhir
1. Kreativitas: bobot 40
a. Orisinalitas
b. Keunikan
38
c. Inovasi
d. Kemanfaatan
e. Kemandirian
2. Kesesuaian dengan Usulan: bobot 10
a. Metode pelaksanaan program
b. Luaran
3. Kegunaan Hasil:bobot 25
Kontribusi untuk khalayak sasaran sesuai bidang PKM
4. Penulisan Laporan bobot 25
a. Ringkasan
b. Pendahuluan
c. Metode pelaksanaan program
d. Hasil pelaksanaan dan pembahasan
e. Kesimpulan dan saran
f. Daftar Pustaka (untuk PKMP dan PKMT)
g. Lampiran
f. Penilaian Presentasi PIMNAS
1. Pemaparan :Sistematika penyajian dan isi, Kemutakhiran alat bantu,
Penggunaan bahasa yang baku, Cara dan sikap presentasi, Ketepatan
waktu 20 %
2. Gagasan: - Kreativitas gagasan (keunikan,manfaat dan dampak)-
Kelayakan implementasi 50 %
3. Diskusi:- Tingkat pemahaman gagasan- Kontribusi anggota tim 30 %
g. Penilaian Poster
1. Substansi Kreativitas Inovasi Kemanfaatan 40 %
2. Kejelasan InformasiTerbaca (visible)Terstruktur (structured) 35 %
3. Penyajian Daya Tarik Teliti Praktis (simple) Display produk 25 %
h. Kata Kunci PKM
1. Ide Nyentrik
2. Ide Evolutif
3. Ide Seksi
39
4. Ide Menggoda
5. Ide Menantang
6. SOLUSI KREATIF
KATA KUNCI PKM: KREATIF. BERPIKIR KREATIF DALAM
MENUANGKAN GAGASAN
4. ETIKA MAHASISWA
Bersikap dan berlaku jujur; Tidak menyontek;
1. Menghormati hak-hak sesama mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan,
maupun orang lain;
2. Tidak mengeluarkan kata-kata atau melakukan perbuatan yang
merendahkan derajat kemanusiaan, mengancam keselamatan fisik
maupun psikologis;
3. Menghargai barang milik orang lain dengan tidak merusak atau
menyalahgunakan termasuk barang dan fasilitas yang disediakan UNNES;
4. Memenuhi kewajiban keuangan dan kewajiban administrasi yang lain
terhadap UNNES;
5. Berbusana dan berperilaku sesuai etika sopan santun, norma, dan agama
dalam mengikuti kegiatan di dalam kampus.
40
Pemira On Line
41
PENINGKATAN MUTU DAN PENGUATAN KELEMBAGAAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Supriyadi
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Universitas Negeri Gorontalo
email: [email protected]
Abstrak
Peningkatan mutu Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
dapat dilakukan dengan penyesuaian perkembangan kurikulum (KKNI) dengan
cara merumuskan profil lulusan dan menentukan learning outcomes atau capaian
pembelajaran. Profil lulusan harus ditentukan terlebih dahulu ditentukan sebelum
menetapkan learning outcomes atau capaian pembelajaran. Hal itu dimaksudkan
supaya tidak terjadi kesalahan dalam menetapkan dan merumuskan learning
outcomes atau capaian pembelajaran, karena learning outcomes atau capaian
pembelajaran yang akan memberikan isi atau kompetensi pada profil lulusan.
Penetapan profil lulusan dan perumusan learning outcomes atau capaian
pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan lapangan kerja di
masyarakat akan dapat meningkatkan kualitas atau mutu dan daya saing lulusan
dan program studi. Di sisi lain, unsur-unsur penunjang seperti Program Permata,
akreditasi prodi, kerja sama, penguatan asosiasi, dan penyelenggaraan PPG dapat
memperkuat kelembagaan prodi menuju program studi yang bermutu.
Kata-kata Kunci: KKNI, Kurikulum 2013, Permata, kerja sama, asosiasi, PPG
Abstract
Improving the quality of Indonesian Language and Literature Education Study
Program can be done by adjusting curriculum development (National
Qualification Framework of Indonesia known as KKNI) by formulating graduate
profile and determining learning outcomes or learning achievement. Graduate
profiles must be determined in advance before determining learning outcomes. It
is intended to avoid errors in determining and formulating learning outcomes,
because learning outcomes will provide the contents or competencies in the
profile of graduates. The determination of graduates profile and formulation of
learning outcomes in accordance with the development of employment needs in
the community will be able to improve the quality and competitiveness of
graduates and study programs. On the other hand, the quality of the study program
can also be strengthened by the existing supporting elements such as students
exchange program Permata, accreditation program, cooperation, strengthening of
association, and PPG implementation.
Key Words: KKNI, Curriculum 2013, Gems, cooperation, association, PPG
42
A. Pendahuluan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, (KKNI) adalah kerangka
penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan,
dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja, serta
pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai
dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Dengan adanya KKNI, LPTK harus
merancang kurikulumnya. Dalam kurikulum LPTK ke depan harus diperhatikan
daya tampung tenaga kerja di bidang program studi tertentu.
Dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja pada program tertentu, pihak
LPTK harus membuka keran agar lulusannya dapat bekerja pada dunia kerja yang
tidak terbatas. Oleh karena itu, LPTK harus merancang matakuliah-matakuliah
yang dapat mengkaver kebutuhan yang disesuaikan dengan tuntutan lapangan
kerja. Khususnya program studi bahasa dan sastra Indonesia misalnya tidak hanya
menyediakan matakuliah-matakuliah kebahasaan dan kesastraan saja. Program
Studi Bahasa dan Sastra Indonesia juga harus memprogramkan matakuliah-
matakuliah kewirausahaan, dan matakuliah-matakuliah manajerial. Dalam upaya
memenuhi kebutuhan tersebut tidak tertutup kemungkinan pada program studi
Bahasa dan Sastra Indonesia diprogramkan matakuliah, jurnalistik, BIPA,
kewirausahaan, dan lain lain.
Selain itu, dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di LPTK juga
harus diperhatikan muatan-muatan dari matakuliah kebahasaan dan kesastraan.
Artinya, dalam matakulia-matakuliah tersebut juga diperhatikan kemandirian
lulusan sebagai program learning outcomes/capaian pembelajaran
prodi/kompetensi utamanya. Untuk mencapai kompetensi tersebut, KKNI
mewajibkan dalam kurikulum setiap program studi harus memiki elemen
kompetensi sebagai berikut (1) nasionalisme dan karakter bangsa (kompetensi
kepribadian), (2) penguasaan akademik dan kepribadian (kompetensi
pedagogic), (3) penguasaan ilmu pengetahuan, logika, teknologi, seni dan
olahraga (kompetensi professional), (4) kemampuan dan keterampilan bekarya
(kopetensi professional), (5) sikap dan prilaku bekarya menurut tingkat keahlian
berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai (kompetensi kepribadian),
(6) penguasaan kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan
keahlian berkarya (kompetensi sosial dan professional) (KKNI 2011).
Secara garis besar pembelajaran berbasis nilai yang dikembangkan oleh
Art-ong (dalam Herawati, dkk. 2007:14-15) bahwa dalam praktik pembelajaran,
43
guru bukan saja memberikan informasi yang dapat diterima melalui lima
pancaindra yang dimiliki oleh siswa, namun juga indera keenam, yaitu hati. Guru
mengajar dengan hati (rasa), sehingga pembelajaran berdasarkan nilai merupakan
kesatuan dari kepala (berpikir), hati (kesadaran), dan tangan (kegiatan dan
pengucapan/berbicara). Dengan adanya KKNI, pembentukan sikap dan
profesionalisme akan mudah terwujud.
Kualifikasi Karakteristik Nasional Indonesia merupakan perwujudan mutu
dan jati diri bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan dan pelatihan
nasional yang dimiliki Indonesia. Dalam rangka mewujudkan mutu dan jati diri
tersebut dalam pembelajaran di LPTK, Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya
akan diterapkan model kurikulum terintergrasi. Artinya dalam pembelajaran di
LPTK direncanakan akan diterapkan PPG sebagai identitas profesional dalam
bidang studi kesarjanaannya.
Kualifikasi Karakteristik Nasional Indonesia terdiri dari 9 (sembilan)
jenjang kualifikasi, dimulai dari Kualifikasi 1 sebagai kualifikasi terendah dan
Kualifikasi 9 sebagai kualifikasi tertinggi. Berdasarkan model KKNI tersebut,
dapat diperhatikan bahwa Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia mempunyai
ketentuan yang ketat dan klasifikasi yang tetap. Pendidikan di Indonesia telah
ditetapkan secara bertahap dan silmultan. Setiap jenjang mendapat kedudukan dan
level tersendiri. Setiap jenjang juga mempunyai peran dan keahlian sesuai
bidangnya.
Hal-hal tersebut perlu diperhatikan oleh LPTK, khususnya Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pogram studi harus memperhatikan
perkembangan dan kebutuhan lapangan yang nanti dapat diisi oleh alumninya.
Salah komponen yang perlu dicermati adalah ada perkembangan kurikulum yang
dijadikan dasar dalam memproses input program studi, yakni mahasiswa harus
diproses dengan menggunakan kurikulum terkini untuk menjaga mutu lulusan.
Lulusan yang bermutu, mereka sanggup berkompetisi di mana saja di dalam
maupun di luar negeri.
Di sisi lain, terdapat unsur-unsur lainnya yang kalah pentingnya untuk
menunjang program studi dalam menjaga kualitas mutu lulusannya. Di sini dapat
disebutkan bahwa penyelenggaraan Program Permata, akreditasi program studi,
kerja sama, penguatan asosiasi, dan Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan
unsur-unsur yang dapat memperkuat kelembagaan dalam rangka meningkatkan
mutu para lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
LPTK.
44
Apapun kurikulumnya, dalam pembelajaran bahasa dan satra Indonesia
selalu mempunyai perspektif tersendiri. Apalagi pada Juni 2013 telah diluncurkan
kurikulum baru yakni kurikulum 2013. Tentu dalam pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia mempunyai perspektif tersendiri. Pembelajaran kurikulum 2013
ini mempunyai persfektif pembelajaran yang berbasis teks. Dengan berbasis teks,
pembelajaran akan terakomodir berdasarkan bagian-bagian pengetahuan yang
ingin disampaikan.
Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, Ghazali, (2010:6-27)
mengungkapkan berbagai perspektif pengajaran bahasa, perspektif itu, yakni
perspektif berbasis komunikasi, perspektif berbasis kecakapan, perspektif berbasis
interaksi. Beberapa perspektif yang dikemukakan beliau sangat mendukung
dengan munculnya Kurikulum 2013.
Satu hal yang sangat mengembirakan, dalam Kurikulum 2013 bahasa dan
sastra Indonesia tampil di depan. Dalam Kurikulum 2013 mempunyai motto
“Bahasa Indonesia Penghela dan Pembawa Pengetahuan” (Zubadi, dkk., 2013:
iii). Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam kurikulum
2013 telah mendapat tempat yang sangat mulia, bahasa Indonesia tampil di depan.
Dalam pembelajaran bahasa dan sastra banyak konteks yang ditampilkan. Teks-
teks itu memuat berbagai ilmu pengetahuan. Tentunya dalam pembelajaran itu
harus mengunakan pendekatan yang dapat mencerahkan teks-teks yang
digunakan.
Kurikulum 2013 menyadari peran pentingnya bahasa sebagai wahana
menyebarkan ilmu dari seseorang ke orang-orang lain. Penerima akan dapat
menyerap pengetahuan yang disebarkan terebut hanya bila menguasai bahasa
yang dipergunakan dengan baik, dan demikian juga berlaku untuk pengirim.
Ketidaksempurnaan pemahaman bahasa akan menyebabkkan terjadinya distorsi
dalam proses pemahaman terhadap pengetahuan. Apapun yang akan disampaikan
pendidik kepada peserta didiknya hanya akan dapat dipahami dengan baik apabila
bahasa yang digunakan dapat dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak.
Dalam Kurikulum 2013 yang dirancang untuk menyongsong model
pembelajaran Abad 21, di dalamnya akan terdapat pergeseran dari siswa diberi
tahu menjadi siswa mencari tahu dari berbagai sumber belajar melampaui batas
pendidik dan satuan pendidikan, peran bahasa menjadi sangat sentral. Kurikulum
2013 menempatkan bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain dan
karenanya harus berada di depan semua mata pelajaran lain. Apabila peserta didik
tidak menguasai mata pelajaran tertentu harus dipastikan bahwa yang tidak
45
dikuasainya adalah substansi mata pelajaran tersebut, bukan karena kelemahan
penguasaan bahasa pengantar yang dipergunakan.
Sejalan dengan peran di atas, pembelajaran bahasa Indonesia untuk
SMP/SMA sederajat yang disajikan dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis,
dengan menempatkan bahasa Indonesia sebagai wahana pengetahuan. Di
dalamnya dijelaskan berbagai cara penyajian pengetahuan dengan berbagai
macam jenis teks. Pemahaman terhadap jenis, kaidah dan konteks suatu teks
ditekankan sehingga memudahkan peserta didik menangkap makna yang
terkandung dalam suatu teks maupun menyajikan gagasan dalam bentuk teks yang
sesuai sehingga memudahkan orang lain memahami gagasan yang ingin
disampaikan.
Sebagai bagian dari kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya
keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan, kemampuan
berbahasa yang dituntut tersebut dibentuk melalui pembelajaran berkelanjutan,
dimulai dengan meningkatkan kompetensi pengetahuan tentang jenis, kaidah dan
konteks suatu teks, dilanjutkan dengan kompetensi keterampilan menyajikan suatu
teks tulis dan lisan baik terencana maupun spontan, dan bermuara pada
pembentukan sikap kesantunan berbahasa dan penghargaan terhadap bahasa
Indonesia sebagai warisan budaya bangsa.
Kurikulum 2013 menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang
digunakan dalam kurikulum 2013, siswa diajak menjadi berani untuk mencari
sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru
dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan
kegiatan sangat penting. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk
kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan
sosial dan alam sekitar (Zabadi, dkk. 2013: iv).
Dalam pembelajaran kurikulum 2013, dianjurkan untuk menggunakan
pendekatan scientifik. Pembelajaran tersebut dianjurkan pembelajaran yang nyata.
Dalam pembelajaran diharapkan siswa melakukan/mempraktekkan sesuatu yang
dipelajarinya. Untuk mendukung model pembelajaran tersebut di atas,
Kemendikbud mempersiapkan KKNI. Tugas dan tanggung jawab proses belajar
mengajar, khususnya proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang diatur
dalam KKNI dengan melakukan penjenjangan.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mencapai lima tujuan berikut.
46
a. Memperoleh deskripsi tentang profil lulusan Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan KKNI.
b. Memperoleh deskripsi tentang capaian pembelajaran Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan KKNI.
c. Memperoleh deskripsi tentang konversi matakuliah untuk Program Permata
dan transfer kredit pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
d. Memperoleh deskripsi tentang proses akreditasi Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
e. Memperoleh deskripsi tentang penguatan kerja sama pada Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
f. Memperoleh deskripsi tentang penguatan asosiasi pada Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
g. Memperoleh deskripsi tentang penyelenggaraan PPG pada Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
B. Pembahasan
Secara berturut-turut pada bagian pembahasan ini dipaparkan hal-hal
berikut (1) profil lulusan program studi berdasarkan KKNI, (2) capaian
pembelajaran (LO), (3) konversi matakuliah untuk program Permata dan transfer
kredit, (4) akreditasi program studi, (5) kerja sama, (6) penguatan asosiasi, dan (7)
program PPG. Paparan selengkapnya adalah sebagai berikut.
1. Profil Lulusan Program Studi Berdasarkan KKNI
Lulusan diharapkan mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan
memanfaatkan IPTEKS pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta
mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi. Sehubungan dengan itu,
seorang sarjana harus benar-benar menguasai konsep/profesional) dalam
meneyelesaikan amanat yang dibebankan padanya. Selain itu, seorang satjana juga
harus menguasai konsep teoretis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan
konsep teoretis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara
mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
Setelah langkah di atas dilaluinya, tamatan S1 juga harus mampu
mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan
mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara
mandiri dan kelompok, serta bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat
diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi. Agar dapat
47
mengaplikasi dan menguasai berbagai konsep dan mampu mengambil keputusan
serta bertanggung jawab terhadap bidangnya, program studi pendidikan bahasa
dan sastra Indonesia menawarkan sejumlah profil lulusan program studi
pendidikan bahasa dan satra Indonesia, dan profil lulusan level sarjana, yang dapat
diperhatikan pada uraian berikut.
1. Program Sarjana (S1)
a. Pendidik pemula bahasa Indonesia.
b. Peneliti pemula bidang pendidikan bahasa Indonesia.
c. Wirausahawan bidang bahasa Indonesia dan pembelajarannya.
2. Program Magister (S2)
a. Pendidik Madia bahasa Indonesia.
b. Peneliti Madia bahas Indonesia
3. Program Doktor (S3)
a. Pendidik utama bahasa Indonesia.
b. Peneliti utama bahasa Indonesia.
c. Perancang dan pengembang pendidikan bahasa Indonesia.
Sehubungan dengan itu, sejumlah capaian pembelajaran (LO/CP) yang
dikuasai oleh para calon sarjana meliputi empat kompetensi berikut.
1. Kompetensi sikap dan tata nilai.
2. Kompetensi pengetahuan.
3. Kompetensi keterampilan umum.
4. Kompetensi keterampilan khusus.
No. Parameter Capaian Belajar
I. Sikap dan
Tata Nilai
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa dan mampu
menunjukkan sikap religius.
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam
menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika.
3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban
berdasarkan Pancasila.
4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan
cintatanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada
negara dan bangsa.
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,
agama,dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang
lain.
6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta
kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
8. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
9. Memiliki kepedulian dalam menjaga dan merawat
48
kesehatan diri dan lingkungan.
10. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di
bidang keahliannya secara mandiri.
11. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan,
dan kewirausahaan
12. Mempunyai ketulusan, komitmen, kesungguhan
hatiuntuk mengembangkan sikap, nilai, dan kemampuan peserta didik
II. Penguasaan
Pengetahuan Program Sarjana Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Mengusai konsep-konsep dasar kebahasaan dan kesastraan,
keterampilan berbahasan dan bersastra, pembelajaran bahasa dan
sastra, penelitian bahasa dan sastra, serta penelitian pendidikan
bahasa dan sastra.
2. Menguasai prinsip-prinsip pedagogi dan psikologi pendidikan.
3. Menguasai konsep teori pengembangan pembelajaran bahasa dan
sastra.
4. Menguasai prinsip dan manajemen kewirausahaan bidang bahasa
dan sastra Indonesia, serta pembelajarannya.
Program Magister Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Menguasai filsafat ilmu serta konsep-konsep teoretis kebahasaan,
kesastraan, pembelajaran, dan metodologi penelitian pendidikan
bahasa dan sastra.
2. Menguasai konsep teoretis keterampilan berbahasa dan bersastra
Indonesia.
3. Menguasai konsep pengembangan dan pembinaan bahasa dan
sastra, serta pembelajarannya.
4. Menguasai konsep pengembangan kurikulum pendidikan bahasa
dan sastra Indonesia.
Program Doktor Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Menguasai filsafat pendidikan, filsafat bahasa dan sastra, serta
teori-teori mutakhir tentang bahasa dan sastra, serta pembelajarannya.
2. Menguasai kebijakan dan pengelolaan bidang pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia.
3. Menguasai pembinaan dan pengembangan bidang bahasa
Indonesia untuk kepentingan ilmu pengetahuan, komunikasi dalam
level nasional dan internasional.
4. Menguasai metodologi penelitian dan perkembangan ilmu
bahasa dan sastra Indonesia, serta pembelajarannya.
49
III. Keterampil-
an Umum
1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan
inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan dan/atau teknologi yang memperhatikan dan menerapkan
nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya.
2. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur.
3. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi
ilmu pengetahuan, teknologi yang memperhatikan dan menerapkan
nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata
cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan,
desain atau kritik seni.
4. menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi
atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan
tinggi.
5. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks
penyelesaian masalah di bidang keahliannya berdasarkan hasil analisis
informasi dan data.
6. Mampu memelihara dan mengembangkan dan memelihara
jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam
maupun di luar lembaganya.
7. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok
dan melakukan supervise dan evaluasi terhadap penyelesaian
pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah
tanggung jawabnya.
8. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja
yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola
pembelajaran secara mandiri.
9. Mampu mendokumantasikan, menyimpan, mengamankan, dan
menemukan kembali data untuk menjamin kesahihah dan mencegah
plagiasi.
IV. Keterampilan
Khusus
1. Mampu mengaplikasikan teori-teori linguistik dalam analisis
kebahasaan.
2. Mampu mengaplikasikan teori-teori sastra dalam analisis
kesastraan.
3. Mampu mengaplikasikan ilmu-ilmu dasar yang relevan dengan
bidang linguistik dan sastra untuk mendapatkan kajian linguistik dan
sastra yang mendalam dan komprehensif.
4. Mampu mengaplikasikan teori belajar dan pembelajaran dalam
pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
5. Mampu mengaplikasikan prinsip psikologi pendidikan serta
sosiologi dan antropologi pendidikan dalam pelaksanaan
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
6. Mampu mengaplikasikan prinsip manajemen pendidikan untuk
melakukan supervisi dan monitoring.
7. Mampu mengaplikasikan konsep dan teknik pengembangan
program pembelajaran, penyajian (metode, prosedur, dan teknologi
informasi), pengelolaan kelas, serta evaluasi pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia.
8. Mampu mengaplikasikan konsep teoritik kebahasaan dan
kesastraan untuk pengembangan kemampuan berkomunikasi lisan dan
tulisan dalam berbagai keperluan.
9. Mampu mengaplikasikan konsep teoretik tentang kesastraan,
literasi, serta pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk
pengembangan kemampuan mengajar.
10. Mampu mengaplikasikan metodologi penelitian dalam bidang
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dalam praktik penelitian dan
pengkajian pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
11. Mampu mengaplikasikan teori jurnalistik dalam bidang
kewartawanan.
50
12. Mampu mengaplikasikan teori dasar BIPA dalam pembelajaran
bahasa Indonesia bagi penutur asing.
13. Mampu mengaplikasikan teori penulisan buku dalam
pengembangan buku teks dan nonteks pelajaran.
2. Program Permata
Program Permata (Program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara)
diluncurkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Program
Permata memiliki sejumlah tujuan berikut.
a. Meningkatkan wawasan kebangsaan.
b. Mempersiapkan pemimpin bangsa yang berwawasan kebangsaaan.
c. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk merasakan dan memanfaatkan
fasilitas pendidikan dan suasana akademik di PT tujuan.
d. Memperkecil kesenjangan mutu pendidikan antar PT
Agar memiliki nilai manfaat yang tinggi, Program Permata harus
diimplementasikan di tingkat perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai lembaga
secara operasional melaksanakan kegiatan terbut. Tahapan-tahapan pelaksanaan
Program Permata tersebut adalah sebagai berikut.
1. Perguruan tinggi menerbitkan daftar program studi dan matakuliah yang dapat
diambil oleh calon peserta beserta silabusnya, kuota serta jadwal perkuliahan
melalui website masing masing perguruan tinggi.
2. Program PERMATA diupayakan terlaksana secara resiprokal pada tingkat
perguruan tinggi dengan program studi yang sama atau berbeda.
3. Kurikulum yang ditawarkan adalah matakuliah, termasuk tugas akhir/skripsi,
praktek kerja lapangan/industri, magang/internship atau praktek pengalaman
lapangan (PPL) dengan mengutamakan pembimbingan bersama antar PT
4. Transfer sks dilaksanakan dalam satu semester penuh sesuai kalender
akademik yang ditetapkan oleh Program Studi/Perguruan Tinggi Penerima
5. Jumlah sks yang dapat diambil dan diakui dalam satu semester untuk program
sarjana berkisar 6-16 sks.
6. Selain kredit transfer, setiap peserta Program Permata diwajibkan mempelajari
adat istiadat, budaya, dan kahrakteristik masyarakat di lingkungan PT
penerima baik secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan merupakan
bagian dalam penilaian atas pemahaman wawasan kebangsaan peserta
Program Permata.
51
7. Seorang mahasiswa hanya memiliki kesempatan satu kali untuk mengambil
dan mendapat pengakuan nilai transfer sks selama satu semester pada
Perguruan Tinggi Penerima.
8. Peserta PERMATA diwajibkan mengikuti kegiatan ko-kurikuler di PT
penerima bersama mahasiswa setempat
9. Selama mengikuti transfer sks mahasiswa berhak mendapat pelayanan
administrasi dan akademik dari Perguruan Tinggi Penerima, mencakup:
a. Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dari Perguruan Tinggi Penerima yang berlaku
selama satu semester,
b. Pelayanan perpustakaan,
c. Dosen pembimbing akademik (PA)/Dosen wali,
d. Kegiatan kemahasiswaan di Perguruan Tinggi Penerima.
10. Sistem penilaian bagi mahasiswa peserta Program Permata dilakukan dengan
mengikuti sistem yang berlaku di Program Studi/Perguruan Tinggi Penerima.
11. Pada akhir Program Permata, mahasiswa berhak mendapat transkrip nilai
untuk mata kuliah yang telah diambilnya yang ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang di Perguruan Tinggi
12. Penerima dan sertifikat kegiatan lainnya sebagai Surat Keterangan
Pendamping Ijazah (SKPI).
13. Matakuliah yang diambil di perguruan tinggi penerima dapat diakui sebagai
transfer kredit dan atau perolehan kredit.
3. Akreditasi Program Studi
Akreditasi program studi merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu
program studi dalam meningkatkan mutu program studi yang berada pada suatu
perguruan tinggi tertentu. Akreditasi program studi dimaksudkan untuk (1)
melakukan rekonsepsi prodi, (2) mewujudkan akuntabilitas publik (penjaminan
mutu), (3) mengokohkan standar akreditasi, (4) mewujudkan standar akreditasi,
dan (5) melakukan asesmen kinerja program studi. Penjelasan selengkapnya
sebagai berikut.
3.1 Melakukan Rekonsepsi Program Studi
a. Penataan program akademik bagi bidang studi yang didedikasikan untuk
menguasai, memanfaatkan, mendiseminasikan, mentransformasikan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam bidang studi
PBSI/BSI
52
b. Mempelajari, mengklarifikasikan dan melestarikan budaya yang berkaitan
dengan bidang studi PBSI/BSI
c. Meningkatkan mutu kehidupan masyarakat dalam kaitannya dengan bidang
studi PBSI/BSI
d. Mengatur diri sendiri dalam upaya meningkatkan dan menjamin mutu secara
berkelanjutan (masukan, proses, keluaran) program akademik dan layanan
yang diberikan kepada masyarakat selaras dengan bidang studi yang
dikelolanya
3.2 Mewujudkan Akuntabitas Publik (Penjaminan Mutu)
a. Prodi harus secara aktif membangun sistem penjaminan mutu internal
b. Penjamu internal yang efektif akan tergambarkan melalui penjaminan mutu
eksternal (BAN-PT)
c. Dampaknya: Prodi mampu meningkatkan mutu, menegakkan otonomi, dan
mengembangkan diri sebagai penyelenggara program akademik/profesional
sesuai dengan bidang studi yang dikelolanya, dan turut serta dalam
meningkatkan kekuatan moral masyarakat secara berkelanjutan
3.4 Standar akreditasi
Standarisasi akreditasi program studi meliputi (1) tolok ukur yang harus
dipenuhi prodi dan (2) standar akreditasi, yang meliputi (a) dasar penyajian data
dan informasi mengenai kinerja, (b) keadaan dan perangkat kependidikan
program studi, yang dituangkan dalam instrumen akreditasi, (c) evaluasi dan
penilaian mutu kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan program studi, (d)
penetapan kelayakan program studi untuk menyelenggarakan program-
programnya, dan () perumusan rekomendasi perbaikan dan pembinaan mutu
program studi. Terdapat tujuh standar akreditasi yang ditetapkan oleh BAN-PT
untuk mengukur kinerja program studi sebagai berikut.
1. Standar 1 Visi-misi-tujuan-sasaran-strategi pencapaian.
2. Standar 2 tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan
mutu.
3. Standar 3 Mahasiswa dan lulusan.
4. Standar 4 Sumber daya manusia.
5. Standar 5 Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik,
6. Standar 6 Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi,
53
7. Standar 7 Penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerja
sama
3.5 Asesmen kinerja program studi
Dalam melakukan akreditasi pihak BAN-PT akan melakukan asesmen
kinerja program studi. Hal-hal yang diases adalah sebagai berikut.
a. Pemenuhan tuntutan standar akreditasi.
a. Persyaratan awal: izin yang sah.
b. Memiliki AD dan ART/statuta dan dokumen-dokumen Renstra.
c. Nilai-nilai dasar yang dianut dan berbagai aspek mengenai organisasi dan
pengelolaan, proses pengambilan keputusan penyelenggaraan program, dan
sistem jaminan mutu.
3.6 Problematika
Terdapat sejumlah problem yang muncul pada saat pelaksanaan visitasi
akreditasi program studi. Sejumlah problem tersebut adalah sebagai berikut.
a. Dokumen jurusan kurang memadai.
b. Kekayaan prodi: produk akademik, berita acara, karya dosen dan mhswa,
notulen, income dosen, prestasi, inovasi, renstra, POB kurang memadai.
c. Peran mahasiswa dan alumni belum terlalu tampak.
d. Pengetahuan penyusun borang kurang memadai.
e. Mutu boring kurang memadai.
f. Sikap dan kesadaran kurang memadai.
g. Pembiayaan kurang memadai.
h. Asesmen lapangan kurang memadai.
3.7 Kerja sama
Program kerja sama dilakukan untuk memperkuat sisi kelembagaan program
studi. Program kerja sama dilakukan melalui tiga kegiatan berikut.
a. Pembentukan forum program studi.
b. Pengembangan program.
c. Penguatan program.
3.7.1 Pembentukan forum program studi
a. Melanjutkan forum Asosiasi Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia (APROBSI) yang sekarang menjadi IKAPROBSI (Ikatan Program
Studi Bahasa dan Sastra
54
b. Membahas batasan konten standar sebagai studi awal dalam penyusunan
standar
3.7.2 Pengembangan program
a. Merumuskan standar dalam SNPT (Pendidikan, Penelitian, dan PkM).
b. Pendidikan (kompetensi lulusan, isi, proses, penilaian, dosen dan tendik,
sarpras, pengelolaan, pembiayaan.
c. Penelitian (hasil, isi, proses, penilaian, peneliti, sarpras, pengelolaan,
pendanaan dan pembiayaan).
d. PkM (hasil, isi, proses, penilaian, pelaksana, sarpras, pengelolaan, pendanaan
dan pembiayaan).
3.7.3 Penguatan program
a. Capaian belajar harus segera dirumuskan melalui asosiasi.
b. Struktur dan distribusi mata kuliah sama sehingga memungkinkan transfer
kredit dalam negeri. Contoh: kasus Permata bermasalah dalam paket mata
kuliah dan distribusinya, guest lecture.
c. Akreditasi prodi belum optimal, perlu upaya serius
4. Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Dalam berbagai survei yang dilakukan, menunjukkan bahwa kualitas pendidikan
di Indonesia masih rendah. Hal itupun bisa dilihat oleh orang awam, bahwa
pendidikan di Indonesia masih menyimpan berbagai permasalahan yang perlu
secepatnya mendapatkan pemecahan masalah, karena dikhawatirkan akan terus
mengakar dan semakin sulit untuk diatasi. Permasalahan itu dipaparkan sebagai
berikut.
a. Permasalahan dan Isu Strategis Kualifikasi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, sebagai berikut:Masih besarnya jumlah guru yang belum
berkualifikasi S1/D IV;
1. Keterbatasan dana pemerintah serta belum adanya mekanisme pemberian
subsidi kualifikasi yang efektif;
2. Belum terwujudnya pemetaan guru untuk keperluan “pengendalian”
pemilihan jurusan dalam peningkatan kualifikasi;
3. Proses peningkatan kualifikasi belum sepenuhnya mendukung peningkatan
kompetensi;
4. Belum dapat dipenuhinya kualifikasi S1/DIV dari lulusan LPTK untuk
jurusan tertentu (sosiologi, antropologi);
55
5. Rekruitmen guru di daerah (terutama sekolah swasta) belum semua
memenuhi standar kualifikasi yang ditentukan;
6. Belum terwujudnya mekanisme sharing budged antar tataran birokrasi
pendidikan untuk peningkatan kualifikasi.
b. Permasalahan dan Isu Strategis Sertifikasi-Kompetensi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, sebagai berikut:
1. Terbatasnya dana-kuota sertifikasi untuk memenuhi target selesai 2015;
2. Beberapa mata pelajaran tertentu masih terjadi mismatch;
3. Tingkat ketercukupan guru produktif SMK masih rendah;
4. Belum ada formulasi monev guru pasca sertifikasi;
5. Persebaran guru belum merata (keperluan perhitungan beban kerja);
6. Sertifikasi belum mampu menjamin peningkatan kompetensi guru;
7. Masih banyak jumlah guru yang belum tersertifikasi.
c. Permasalahan dan Isu Strategis Peningkatan Kesejahteraan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, sebagai berikut;
1. Masih adanya sejumlah PTK yang belum memperoleh jaminan
kesejahteraan dengan layak;
2. Keterbatasan dukungan dana pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan PTK;
3. Belum terselenggara formulasi peningkatan kesejahteraan PTK yang
sinkron antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota;
4. Perbedaan kebijakan tiap daerah mengenai kesejahteraan guru;
d. Permasalahan dan Isu Strategis Penghargaan dan Perlindungan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, sebagai berikut:
1. Belum optimalnya penegakan etika profesi guru.
2. Belum optimalnya komitmen terhadap pentingnya penghargaan dan
perlindungan profesi guru;
3. Belum ada formulasi yang baik terhadap sistem atau mekanisme
penghargaan dan perlindungan profesi guru;
4. Belum optimalnya peran organisasi profesi guru;
e. Permasalahan Kebutuhan dan Penempatan
1. Belum tersedia data based berbasis satuan pendidikan yang valid;
2. Persebaran PTK belum merata;
3. Kesulitan mutasi guru antar Kota/Kabupaten/Provinsi;
4. Perbedaan kebijakan tiap daerah dalam upaya pemerataan PTK.
56
f. Permasalahan dan Isu Strategis Pengembangan Profesi Guru
1. Kesulitan pengembangan profesi, naik pangkat dari Gol IV/a ke atas;
2. Kenaikan pangkat belum sebanding dengan kenaikan kesejahteraan;
3. Pemalsuan PAK, berkembang sebagai fenomena gunung es;
4. Pada proses pendidikan prajabatan, calon guru belum dapat bekal
pengetahuan dan ketrampilan yang memadai;
5. Dipersepsikan sebagai kegiatan yang berdiri sendiri dan bahkan seolah-
olah terlepas dari pelaksanaan TUPOKSI Guru;
6. Belum ada upaya yang sifatnya sistemik untuk fasilitasi peningkatan
kompetensi Guru, yang diperlukan untuk pengembangan profesi;
7. Pelaksanaan mekanisme reward dan punishment belum optimal;
8. Belum sepenuhnya menjadi kebutuhan dan kewajiban bagi semua guru.
4. Kriteria Guru Ideal untuk Pendidikan Indonesia
Guru yang Ideal sebagai sentral pendidikan di Indonesia, harusnya
memiliki kompetensi yang dibutuhkan, yaitu Kompetensi Pedagogik, Kompetensi
Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional. Hal ini sesuai
dengan PP No 19 Tahun 2005 yang diperbaharui dengan PP No 32 Tahun 2013
tentang SNP, didalamnya dijelaskan tentang Kompetensi Guru sebagai berikut.
a. Kompetensi Pedagogik
1. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
sosial, kultural, emosional dan intelektual;
2. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang
pengembangan yang diampu;
3. Penguasaan akan teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik;
4. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik;
5. Memanfaatkan teknologi informasi komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik;
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki;
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik;
8. Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran;
9. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran;
b. Kompetensi Kepribadian
57
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan Kebudayaan
Nasional Indonesia;
2. Menampilkan sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat;
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, dewasa, arif, dan wibawa;
4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri.
c. Kompetensi Sosial
1. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status
sosial ekonomi;
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat;
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya;
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain.
d. Kompetensi Profesional
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu;
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu;
3. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif;
4. Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif;
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri.
5. Penyelenggaraan Program PPG Sebagai Strategi Pengembangan
Profesionalisme Guru
a. Pengertian Pendidikan Profesi Guru
Pendidikan Profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan
keahlian khusus. Program Pendidikan Profesi Guru sendiri merupakan program
pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan
dan S1/DIV non-kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar
58
menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional
pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan menengah.
b. Landasan Hukum Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru
Landasan penyelenggaraan PPG sebagai berikut.
1. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
2. PP No. 19 Tahun 2003 perubahan PP No 32 Tahun 2013 tentang Standar
Pendidikan Nasional;
3. PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru;
4. Permendiknas No. 8 Tahun 2009 perubahan Permendikbud No. 87 Tahun
2013 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.
5. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru
Tujuan dari penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru, antara lain:
1. Untuk menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam
merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran;
2. Menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan, dan
pelatihan peserta didik;
3. Mampu melakukan penelitian dan mengembangkan profesionalitas secara
berkala dan berkelanjutan.
c. Kurikulum Pendidikan Profesi Guru
Struktur kurikulum program PPG berisi lokakarya pengembangan
perangkat pembelajaran, latihan mengajar melalui pembelajaran mikro,
pembelajaran pada teman sejawat, dan Program Pengalaman Lapangan (PPL), dan
program pengayaan bidang studi dan atau pedagogi. Sistem pembelajaran pada
program PPG mencakup lokakarya pengembangan perangkat pembelajaran dan
program pengalaman lapangan yang diselenggarakan dengan pemantauan
langsung secara intensif oleh dosen pembimbing dan guru pamong yang
ditugaskan khusus untuk kegiatan tersebut.Lokakarya pengembangan perangkat
pembelajaran dan program pengalaman lapangan dilaksanakan dengan
berorientasi pada pencapaian kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian, serta
melakukan pembimbingan dan pelatihan.
6. Capaian Pembelajaran/LO PPG
a. Sikap
1. Sesuai norma agama, hokum, social, dan kebudayaan nasional Indonesia.
59
2. Berakhlak mulia, jujur, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3. Mantab, stabil, dewasa, arif, loyal, berdediksi,dan berwibawa.
4. Inovatif dan kreatif dalam mengembangkan proses pendidikan.
5. Sabar dalam berinteraksi dengan peserta didik.
6. dst.
b. Penguasaan Pengetahuan
1. Memahami kompetensi dan tujuan pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia dalam kurikulum.
2. Menguasai prinsip desain kurikulum bahasa dan sastra Indonesia.
3. Menguasai teori model pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
4. Menguasai konsep pengembangan perangkat pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia.
5. Menguasai konsep penilaian proses dan hasil pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia.
6. dst.
c. Keterampilan Umum
1. Mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang
spesifik dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan
standar kompetensi kerja profesinya.
2. Mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan
pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan
kreatif.
3. Mampu mengomunikasikan pemkiran/argumentasi atau karya inovasi
yang bermanfaat bagi pengembangan profesi dan kewirausahaan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi kepada
masyarakat terutama masyarakat profesinya.
4. Mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan
keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaaanya oleh diri sendiri
dan sejawat.
5. Mampu meningkatkan kehlian keprofesiannya pada bidang yang khusus
melalui pelatihan dan pengalaman kerja.
6. dst.
d. Keterampilan Khusus
1. Mampu menganalisis kurikulum bidang studi bahasa dan sastra Indonesia
yang mencakup tujuan pembelajaran, desain isi kurikulum, model, dan
60
pengelolaan pembelajaran, pengembangan materi ajar, serta penilaian
proses dan hasil pembelajaran.
2. Mampu mengembangkan perangkat pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia dengan memanfaatkan teknologi informasi.
3. Mampu mengelola sumber pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
dengan memanfaatkan teknologi informasi.
4. Mampu melaksanakan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia secara
professional.
5. Mampu mengevaluasi secara komprehensif proses dan hasil pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia dengan memanfaatkan teknologi informasi.
6. Mampu melaksanakan penelitian untuk pengembangan pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia dengan memanfaatkan teknologi informasi.
C. Simpulan
Peningkatan mutu dan penguatan kelembagaan Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia harus secara terus-menerus diupayakan oleh para
civitas akademika dan para stakeholdernya. Peningkatan mutu dapat dilakukan
dengan terus-menerus dan berkelanjutan menyesuaikan diri dengan perkembangan
kurikulum yang dapat berdampak penesuaian profil lulusan dan perumusan atau
penentuan learning outcomes atau capaian pembelajaran. Di sisi lain, peningkatan
mutu program studi juga dapat dilakukan dengan memperkuat sisi kelembagaan
progam studi. Hal-hal seperti akreditasi, penyelenggaraan Program Permata,
peningkatan kerja sama, penguatan asosiasi, dan penyelenggaraan PPG akan
memperkuat sisi kelembagaan program studi yang muaranya akan meningkatkan
mutu penyelenggaraan program studi.
REFERENSI
Anonim. 2012. PPG Guru, Pengertian PPG, dalam
http://ppgguru.blogspot.com/2012 /10/pengertian-ppg.html, diakses pada 29
Maret 2014, pukul 13.00 WIB
Arifah, Nur, dkk. 2013. Pendidikan Profesi Guru, dalam
http://www.scribd.com/doc/ 117744350/makalah-pendidikan-profesi-guru-
PPG, diakses pada 29 Maret 2014, pukul 12.00 WIB.
Armia. 2013. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berdasarkan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia. Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 1 No. 1, Juli-
Desember 2013, pp 56-70.
Djamaris, Edwar. 1993. Nilai Budaya dalam Beberapa Karya Nusantara: Satra
Daerah di Sumatera. Jakarta: Pusat
61
Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa (Dengan
Pendekatan Komukatif-Interaktid). Bandung: Refika Aditama.
Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta: Bumi Aksara
Herawati, dkk. 2007. Seri Program Kurikulum Intergratif (untuk Provinsi
Nangroe Aceh Darussalam). Jakarta: SEOMEO SEAMOLEC.
Kemendiknas, 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta:
Kemendiknas.
Kemendiknas, 2011. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Jakarta: Badan
KKNI.
Koentjoroningrat. 1982. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
Maryani, Luh Anik. dkk. 2008. Lentera Indonesia 1: Penerang untuk
Memahami Masyarakat dan Budaya Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Observasi dan Diskusi Seminar Nasional Pendidikan “PPG: Jalan Pintas Menjadi
Guru Profesional” oleh LPM Motivasi FKIP UNS, pada 5 Maret 2014 di
Aula Gedung F FKIP UNS.
Priatna, Nanang. 2013. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Sagala, Syaiful. 2013. Kemampuan Profesional Guru dan
Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta
Suryaman, Maman. 2015. Peningkatan Mutu Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia/Bahasa dan Sastra Indonesia. Materi Presentasi pada Forum
Fakultas Bahasa dan Seni Se-Indonesia di Bukittinggi tanggal 28-29
September 2015.
62
SELAYANG PANDANG PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Dr. Miftahulkhairah A., M,Hum.
(Ketua Program Studi Sastra Indonesia )
Perguruan tinggi dituntut untuk menghasilkan lulusan yang mampu
memenangkan persaingan dalam dunia global. Orientasi pendidikan tinggi tidak
lagi sekadar menghasilkan manusia cerdas berilmu, tetapi juga mampu
menerapkan keilmuannya dalam kehidupan di masyarakat yang lebih berbudaya.
Oleh karena itu, diperlukan dominasi softskills di samping hardskills. Konstelasi
tersebut pada gilirannya mengharuskan suatu inovasi dan kreativitas tinggi.
Program Studi Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta berdiri karena
adanya perluasan mandat Universitas Negeri Jakarta untuk menyelenggarakan
Program Studi Sastra Indonesia. Program Studi Sastra Indonesia FBS UNJ
mendapat izin operasional sejak 2002 dengan Surat Keputusan Dirjen Dikti
Depdikas No 1059/D/T/2002 dengan nama Program Studi Bahasa dan Sastra
Indonesia. Pada tahun 2008, melalui SK Menteri Pendidikan Nasional no.
1066/D/T/2008, program studi ini mendapat perpanjangan ulang izin
penyelenggaraan program studi dengan nama Program Studi Sastra Indonesia.
Penamaan Program Studi Sastra Indonesia mengacu pada SK Dirjen Dikti
Depdikas no. 163/DIKTI/KEP/2007 tentang Penataan dan Kodifikasi Program
Studi pada Perguruan Tinggi. Meskipun bernama Program Studi Sastra Indonesia,
tetapi tetap memuat keilmuan bahasa Indonesia. Bila mengacu pada Kepmen
Ristekdikti Nomor 257/M/KPT/2017, penamaan Prodi Sastra Indonesia
berimplikasi pada kesesuaian Capaian Pembelajaran Program Studi. Oleh karena
itu, diperlukan peninjauan ulang terhadap seluruh perangkat yang ada di program
studi.
A. VISI, MISI, DAN SASARAN PROGRAM STUDI
Visi Prodi Sastra Indonesia FBS UNJ: “Pada tahun 2019 menjadi pusat
kajian ilmu bahasa dan sastra Indonesia yang menghasilkan lulusan unggul dan
mampu bersaing di era globalisasi”.
63
Untuk mewujudkan visi tersebut, Prodi Sastra Indonesia menetapkan
misinya sebagai berikut:
1. menyelenggarakan pendidikan akademik tingkat sarjana dalam bidang
bahasa dan sastra Indonesia yang berorientasi pada keunggulan,
berbasis TIK, dan berjiwa entrepreneurship;
2. menyelenggarakan kegiatan penelitian untuk mengembangkan,
menghasilkan, dan mengaplikasikan berbagai teori dan inovasi
mutakhir di bidang bahasa dan sastra Indonesia;
3. menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk
mengaplikasikan dan melestarikan temuan ilmu bahasa dan sastra
Indonesia sebagai bentuk partisipasi aktif di dalam masyarakat;
4. menyelenggarakan kerja sama dengan lembaga mitra di dalam maupun
luar negeri dalam bidang penelitian, SDM, dan publikasi keilmuan
bahasa dan sastra Indonesia.
Dengan mengacu pada Rencana Strategi UNJ 2006-2017, Renstra BLU UNJ
2007-2018, Renstra FBS, dan analisis SWOT, Prodi Sastra Indonesia menyusun
sasaran umum: menjadikan Prodi Sastra Indonesia sebagai pusat kajian
Bahasa dan Sastra Indonesia yang unggul dan mampu bersaing di era
globalisasi. Mengacu pada sasaran umum tersebut, ditetapkan enam sasaran
khusus sebagai berikut.:
1) peningkatan kualitas dan relevansi lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia
yang berdaya saing global;
2) peningkatan kuantitas, kualitas, dan variabilitas penelitian serta P2M
untuk mewujudkan Prodi Sastra Indonesia sebagai pusat kajian ilmu
Bahasa dan Sastra Indonesia yang mampu bersaing di era globalisasi;
3) peningkatan keahlian dosen dan tenaga kependidikan;
4) peningkatan Prodi Sastra Indonesia sebagai prodi bermutu yang mampu
bersaing di era global;
5) peningkatan jumlah kerjasama dengan institusi regional, nasional, dan
internasional;
6) pengoptimalan pemanfaatan dan peningkatan sarana pembelajaran
berbasis TIK.
64
Keenam sasaran tersebut dicapai melalui langkah strategis sebagai berikut.
1. Strategi pencapaian dalam rangka meningkatkan kualitas dan relevansi
lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang berdaya saing global:
a. mengembangkan kurikulum sesuai dengan perkembangan IPTEKS
berdasarkan tracer study dan kebutuhan stakeholder;
b. melaksanakan siklus penjaminan mutu pembelajaran secara
berkelanjutan;
c. mengembangkan dan memutakhirkan perangkat pembelajaran di
setiap semester;
d. melibatkan mahasiswa dalam penelitian dalam rangka percepatan masa
studi;
e. meningkatkan prestasi mahasiswa di bidang karya ilmiah dan seni
tingkat nasional maupun internasional;
f. mengupayakan terlaksananya Tes Uji Kemahiran Bahasa Indonesia
(UKBI) sebagai prasyarat kelulusan mahasiswa S1;
g. mengembangkan model PKL yang berorientasi pada profil dan
kompetensi lulusan;
h. mengupayakan keterserapan lulusan oleh lapangan kerja sesuai dengan
bidangnya.
2. Strategi pencapaian dalam rangka meningkatkan kuantitas, kualitas, dan
variabilitas penelitian serta P2M untuk mewujudkan Prodi Sastra
Indonesia sebagai pusat kajian ilmu Bahasa dan Sastra Indonesia yang
mampu bersaing di era globalisasi:
a. mengembangkan payung penelitian dan P2M berdasarkan prioritas
kebutuhan pada pembentukan Pusat kajian Bahasa dan Sastra
Indonesia;
b. menerbitkan Jurnal Prodi Sastra Indonesia “Arkhais” berbasis
penelitian 2 edisi dalam setahun;
c. Mengupayakan akreditasi Jurnal Prodi Sastra Indonesia “Arkhais”
d. meningkatkan kualitas publikasi ilmiah tingkat nasional dan
internasional;
65
e. melakukan penelitian kemitraan dengan perguruan tinggi lain baik di
dalam maupun di luar negeri;
f. meningkatkan perolehan hibah penelitian dan P2M;
g. melakukan pemetaan dan pembinaan untuk menghasilkan karya
penelitian yang layak diusulkan untuk mendapat HAKI;
3. Strategi pencapaian dalam rangka meningkatkan keahlian dosen dan
tenaga kependidikan;
a. meningkatkan kualitas dosen dan tenaga kependidikan melalui studi
lanjut, workshop, pelatihan, seminar, penelitian/publikasi ilmiah
tingkat nasional/internasional, dan sistem rekruitmen;
b. melakukan penilaian kinerja dosen secara berkala dengan mengacu
pada format isian Sistem Informasi Peningkatan Karir Dosen (SIPKD),
SIPEG, dan SIDOS;
c. meningkatkan mutu dan jumlah kegiatan yang dapat dilakukan
bersama di antara staf, mahasiswa, lulusan, dan pengguna lulusan;
4. Strategi pencapaian dalam rangka menjadikan Prodi Sastra Indonesia
sebagai prodi bermutu yang mampu bersaing di era global:
a. melaksanakan sistem penjaminan mutu internal dan eksternal secara
optimal;
b. menertibkan tata kelola administrasi dengan meninjau dan
merumuskan kembali tupoksi dan SOP;
c. meningkatkan kemampuan manajerial unit-unit pengelola yang ada di
Prodi Sastra Indonesia;
d. melakukan rujuk mutu prodi di dalam negeri maupun di laur negeri;
e. Menyelenggarakan Tri Darma PT dengan acuan standar penilaian
BAN PT dan sistem ISO
5. Strategi pencapaian dalam rangka meningkatkan jumlah kerjasama
dengan institusi nasional/regoinal/ internasional:
a. meningkatkan jalinan kemitraan dengan Ikatan Alumni Bahasa dan
Sastra Indonesia, khususnya dalam bursa kerja;
b. menjalin kerja sama dengan instansi pemerintah maupun swasta yang
releven dengan Prodi Sastra Indonesia;
66
c. menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga kewirausahaan yang
relevan dengan visi misi Prodi Sastra Indonesia;
d. menjalin kerja sama dengan universitas luar negeri dalam rangka
membangun kemitraan serta dalam upaya membangun pencitraan
kualitas di tingkat internasional;
6. Strategi Pencapaian dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan dan
peningkatan kenyamanan sarana pembelajaran:
a. mengoptimalkan pemanfaatan sarana prasarana pembelajaran berbasis
IT;
b. memperbanyak koleksi perpustakaan, aksesibilitas termasuk
ketersediaan dan kemudahan akses e-library untuk setiap bahan
pustaka yang meliputi buku teks, jurnal internasional, jurnal nasional
terakreditasi, dan prosiding.
B. PROFIL LULUSAN
Lulusan Prodi Sastra Indonesia adalah sarjana bahasa dan sastra Indonesia
yang memiliki kompetensi dan dapat memasuki profesi:
- Ahli Bahasa dan Sastra Indonesia
- Praktisi Bahasa
- Pegiat Industri Kreatif Bahasa dan Sastra Indonesia
PROFIL LULUSAN DESKRIPSI PROFIL LULUSAN
1 Ahli Bahasa dan Sastra
Indonesia
Profil ini memiliki bidang profesi:
peneliti bahasa dan sastra Indonesia,
kritikus bahasa dan sastra Indonesia,
leksikograf, linguis forensik.
2 Praktisi Bahasa Profil ini memiliki bidang profesi: editor
bahasa Indonesia, terapis bahasa
Indonesia, dan jurnalis.
3 Pegiat Industri Kreatif
Bahasa dan Sastra
Indonesia
Profil ini memiliki bidang profesi:
penulis, sutradara, pegiat media cetak
dan elektronik.
C. TATA KELOLA PROGRAM STUDI
67
Berdasarkan struktur organisasi, pengelolaan program studi dipimpin oleh
seorang koordinator program studi (Koorprodi). Koorprodi diangkat dan
diberhentikan oleh Rektor atas usulan Dekan, setelah melalui proses pemilihan di
prodi dan disetujui oleh Senat Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). Koorprodi
bertanggung jawab secara langsung kepada Dekan. Dalam menjalankan
fungsinya, Koordinator Prodi didampingi oleh beberapa tim.
Koordinator Prodi Sastra
Indonesia
Dr. Miftahul Khairah, M.Hum.
Tim Penjaminan Mutu Prodi Drs. Krisanjaya, M.Hum.,
Venus Khasanah, S.S.
Ketua Tim Keahlian
Kebahasaan
Drs. Krisanjaya, M.Hum.
Ketua Tim Keahlian
Kesastraan
Krisanjaya, M.Hum.
Ketua Tim Keahlian
Kemahiran
Asep Supriyana, M.Pd.
Ketua Tim Keahlian
Penelitian
Dr. Irsyad Ridha
Tim Pengembang Prodi Prof. Dr. Endry Boeriswati, Dr. Liliana
Muliastuti, Dr. Fathiaty Murtadho
Koordinator Pengelola
Hibah
Dr. Siti Gomo Attas, M.Hum.
Koordinator Skripsi/Tugas
Akhir
Dr. Gress Grasia Azmin
Pengelola Laboratorium Asisda Wahyu, M.Hum.
Pengelola Perpustakaan Aulia Rahmawati, M. Hum.
Pengelola Jurnal Arkhais Asep Supriyana, M.Pd.
Koordinator Bengkel Sastra
Helvy Tiana Rosa, M.Hum
Koordinator Teater Zat Dr. Irsyad Ridha
Koordinator Lifosa Erfi Firmansyah, M.A.
Koordinator Forum Dr. Saifur Rahman
68
Akademika
Pembimbing BEMJ Venus Khasanah, M.Pd.
Koordinator Kerjasama Erfi Firmansyah, M.A.
Koordinator Akreditasi Venus Khasanah
Gress Grasia Azmin
Koordinator Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat
Saifur Rahman
Aulia Rahmawati
Sumber Daya Manusia di Prodi Sastra Indonesia terdiri terdiri atas 12 dosen tetap
PNS dan 1 dosen tetap non-PNS dengan tingkat pendidikan seperti yang
tercantum di dalam grafik berikut ini.
Rasio antara dosen dan mahasiswa di Prodi Sastra Indonesia adalah 1 : 25
dengan jumlah mahasiswa 20–25 orang setiap kelas. Prodi Sastra Indonesia
memiliki 2 peminatan keilmuan: peminatan linguistik dan peminatan sastra.
Sebanyak 6 dosen mengajar pada kelompok mata kuliah peminatan linguistik dan
7 dosen mengajar mata kuliah peminatan sastra.
D. KURIKULUM PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA UNJ
Program Studi Sastra Indonesia FBS UNJ memiliki 2 konstentrasi:
Linguistik dan Sastra. Kedua konsetrasi ini memiliki muatan kurikulum yang
berbeda. Penerapan kurikulum di Prodi Sastra Indonesia mengacu kepada
pemenuhan kompetensi utama sebagaimana ditetapkan pada pasal 2
Kepmendiknas No. 045/U/2002, Visi dan Misi Prodi Sastra Indonesia FBS UNJ,
hasil tracer study, dan hasil analisis kebutuhan masyarakat pemangku kepentingan
pengguna lulusan yang dilakukan oleh Program Studi Sastra Indonesia. Adapun
scientific vision bidang bahasa dan sastra Indonesia secara internal ditentukan oleh
69
KBI Linguistik dan KBI Susastra, sedangkan secara eksternal diputuskan
bersama-sama dengan Asosiasi Forum Program Studi Sastra Indonesia
(Forprossi) dan Asosiasi Perkumpulan Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (Ikaprobsi) yang di dalamnya juga berkepentingan dengan
konten bidang linguistik dan susastra. Pada hakikatnya luaran hasil pendidikan di
Prodi Sastra Indonesia adalah kompetensi seseorang untuk dapat melakukan
seperangkat tindakan cerdas dalam bidang penelitian bahasa dan sastra
Indonesia, secara penuh tanggung jawab sebagai syarat untuk dianggap mampu
oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan bahasa
maupun sastra Indonesia.
Selain membekali dengan kompetensi utama peneliti, Prodi Sastra
Indonesia juga membekali lulusan dengan kompetensi pendukung sebagai
leksikograf, editor, kritikus sastra Indonesia, jurnalis, terapis bahasa Indonesia,
dan pegiat BIPA. Dalam hal pemutakhiran kurikulum, terakhir kali pada tahun
2014 dilakukan pemutakhiran kurikulum berbasis KKNI dengan memberi
penguatan pada bahan kajian yang berorientasi pada ketercapaian visi, misi,
tujuan, dan sasaran PSSI sebagai pusat kajian ilmu bahasa dan sastra Indonesia.
Bahan kajian tersebut di antaranya adalah linguistik komputasional, teori dan
aplikasi jurnalistik, manajemen publikasi, manajemen pertunjukan, linguistik
forensik, terapi bahasa, sastra dunia, serta entrepreneur bahasa dan sastra
Indonesia. Mahasiswa dibekali dengan berbagai bahan kajian yang menunjang
pada pencapaian kompetensi lulusan.
Untuk memberikan jaminan kesesuaian dengan kebutuhan di lapangan,
kurikulum yang berlaku di Program Studi Sastra Indonesia selalu dievaluasi
secara periodik. Perbaikan kurikulum dilakukan berdasarkan hasil evaluasi
internal dari mahasiswa dan dosen maupun masukan dari stakeholder lainnya
seperti lulusan dan pengguna lulusan. Kurikulum yang dikembangkan memiliki
relevansi dengan kebutuhan stakeholder, misalnya untuk menjadi peneliti,
mahasiswa dibekali dengan mata kuliah kebahasaan, kesastraan, Dasar-Dasar
Filsafat, Metode Penelitian, Metode Penelitian Lingusitik/Sastra, Statistik, Filsafat
Bahasa, linguistik komputasional. Untuk menjadi editor bahasa pada penerbitan,
mahasiswa dibekali mata kuliah linguistik, kemahiran bahasa, dan mata kuliah
70
penyuntingan yang diperkuat oleh magang di penerbitan selama minimal 1 bulan.
Profesi sebagai terapis bahasa di rumah sakit, dilakukan dengan membekali
mahasiswa dengan ilmu linguistik, psikolinguistik, neurolinguistik, dan terapi
bahasa yang diperkuat oleh magang di rumah sakit bagian neurologi dan
psikiater. Profesi sebagai pegiat dalam bidang industri kreatif bahasa dan sastra
dibekali dengan mata kuliah penulisan kreatif, manajemen pertunjukan, teater,
dan keterampilan berbahasa yang dilengkapi dengan praktik lapangan dalam
bentuk kegiatan mewawancara tokoh nasional dan rekaman audio-visual reportase
kejadian/peristiwa dan pertunjukan bahasa dan sastra Indonesia.
Meskipun saat ini kurikulum yang diterapkan di Prodi Sastra Indonesia
sesuai dengan apa yang dibutuhkan pasar kerja, namun kurikulum di Prodi Sastra
Indonesia harus tetap dievaluasi secara periodik. Evaluasi terhadap kurikulum
mutlak diperlukan karena ilmu terus mengalami perkembangan dan kebutuhan
stakeholder juga terus berubah. Selama 5 tahun terakhir, Prodi Sastra Indonesia
telah 3 kali melakukan pemutakhiran kurikulum, yaitu pada tahun 2009, 2012, dan
2014. Pemutakhiran kurikulum 2012 dilakukan untuk merespon SK Dirjen Dikti
Nomor 267/Dikti tentang MKU. Pemutakhiran kurikulum 2013 dilakukan untuk
merespon Peraturan Presiden RI Nomor 8. Pemutakhiran kurikulum tahun 2014
dilakukan untuk merespon kebijakan tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI). Oleh karena itu, tahun 2017 sedang dilakukan penyesuaian
sebagai bentuk respon terhadap kebijakan yang tertuang di dalam Peraturan
Menteri Ristekdikti No 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Perguruan
Tinggi.
Selain itu, terbitnya draf nomenklatur baru Tahun 2017 tentang penamaan
program studi berimplikasi pada muatan kurikulum. Bila mengacu pada
nomenklatur tersebut, kurikulum Program Studi Sastra Indonesia seharusnya
hanya memuat konsentrasi sastra. Oleh karena itu, perlu penyesuaian antara nama
program studi dengan capaian pembelajaran prodi. Tentu, dengan
mempertimbangkan seluruh perangkat pendukung yang ada di prodi.
71
E. SISTEM MONITORING PERKULIAHAN
1. Sistem kehadiran dosen
Sistem kehadiran dosen dipantau melalui mekanisme monitoring dan evaluasi
sebagai berikut.
a. Monitoring kehadiran dosen dipantau bersamaan dengan monev perkuliahan.
Monev ini dilakukan oleh Gugus Penjaminan Mutu Fakultas bekerja sama
dengan Tim Penjamin Mutu Prodi sebanyak 3 kali dalam satu semester.
Monev pertama adalah Monitoring Awal Perkuliahan (MAP) dilakukan
untuk memantau kehadiran dosen setelah dua minggu perkuliahan
berlangsung. Tim Penjamin Mutu Prodi mengidentifikasi jumlah pertemuan
yang telah dilakukan. Hasil MAP tersebut menjadi rujukan untuk tindakan
Koorprodi selanjutnya. Jika jumlah pertemuan belum sesuai dengan yang
seharusnya, Koorpordi menindaklanjuti dengan teguran agar perkuliahan
dilakukan sesuai jadwal. Selanjutnya, tahap kedua dari monev dilakukan
pada pertengahan semester. Dan tahap ketiga dilakukan pada akhir
semester. Monev dilakukan dengan memberikan kuesioner kinerja dosen
kepada mahasiswa, termasuk kehadiran. Setiap mahasiswa akan memberikan
nilai kinerja dosen untuk perkuliahan yang diambilnya. Hasil kuesioner akan
diolah oleh Puskom untuk diberikan kepada dosen yang bersangkutan.
Sebelumnya, hasil monev dikirim ke fakultas untuk diketahui oleh Wakil
Dekan 1. Pengisian kuesioner tersebut dilakukan secara daring (on line).
b. Selain dengan MAP dan kuesioner kinerja dosen, monitoring kehadiran dosen
juga dilakukan secara struktur, yaitu melalui Daftar Hadir Perkuliahan
Dosen (Form 05). Dalam format tersebut tertera jam pertemuan, tanggal dan
hari, pokok bahasan, jumlah mahasiswa yang hadir, tanda tangan dosen, tanda
tangan mahasiswa (ketua kelas) sebagai kontrol dilaksanakannya perkuliahan.
Form ini dikumpulkan sebulan sekali dengan pengesahan Koorprodi. Selama
satu semester, jumlah pertemuan tatap muka tidak boleh kurang dari 16 kali
pertemuan untuk mata kuliah yang berbobot 2 SKS, 24 pertemuan untuk 3
SKS, dan 32 pertemuan untuk 4 SKS.
c. Selain form 05, kehadiran dosen juga dipantau melalui Buku Kendali Mutu
yang harus diisi oleh setiap dosen saat mereka selesai mengajar. Buku
72
Kendali Mutu ini memuat topik perkuliahan dan jumlah mahasiswa yang
hadir. Buku kendali mutu ini dipegang oleh penanggung jawab kelas dan
diserahkan ke Kaprodi setiap selesai perkuliahan. Jumlah tatap muka dosen
akan diumumkan pada rapat dosen.
d. Kehadiran dosen juga dipantau melalui petugas piket. Petugas piket
melakukan pemeriksaan terhadap kehadiran dosen mengajar sesuai dengan
jadwal atau waktu pengganti yang ditetapkan. Setelah dapat dipastikan bahwa
dosen telah hadir mengajar, baik secara fisik mapun melalui daftar hadir
dosen, petugas piket mengisi kehadiran dosen mengajar pada Daftar Laporan
Perkuliahan.
e. Kehadiran dosen juga dipantau melalui sistem finger print yang disediakan
oleh UNJ. Hasil dari finger print ini diserahkan ke prodi setiap bulannya.
2. Sistem Kehadiran Mahasiswa
Monitoring kehadiran mahasiswa dilakukan melalui Daftar Hadir Mahasiswa
yang harus diisi oleh dosen untuk setiap kegiatan tatap muka (kuliah/praktik)
agar tujuan kegiatan dapat berjalan efektif. Setiap pertemuan mahasiswa wajib
dicek kehadirannya melalui presensi mahasiswa, yaitu Form 06. Kehadiran
mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan sesuai dengan peraturan dalm Buku
Akademik UNJ, mahasiswa wajib mengikuti ketetapan minimal kehadiran
80%. Sesuai dengan peraturan UNJ, apabila kurang dari 80% mahasiswa tidak
diperbolehkan untuk mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS).
F. AKREDITASI PROGRAM STUDI
Program Studi Sastra Indonesia FBS UNJ telah melakukan akreditasi
sebanyak dua kali, yaitu tahun 2009 dan tahun 2014. Pada tahun 2009, Program
Studi Sastra Indonesia berhasil memperoleh akreditasi A (sangat baik)
berdasarkan Keputusan BAN PT Nomor 001/BAN PT/Ak-XIII/S1/V/2010. Pada
tahun 2014, Program Studi Sastra Indonesia kembali berhasil memperoleh
akreditasi A (sangat baik) berdasarkan Keputusan BAN PT Nomor
032/SK/BAN-PT/Akred/S/I/2015.
73
G. JURNAL PRODI: OJS “ARKHAIS”
Program studi Sastra Indonesia telah menerbitkan jurnal bernama
ARKHAIS berissin dan . Jurnal ini memuat artikel tentang kajian bahasa, sastra,
dan budaya Indonesia. Terbit dua tahun sekali, yaitu edisi Januari-Juni dan edisi
Juli-Agustus. Jurnal ini dapat diakses di laman
journal.unj.ac.id/unj/index.php/arkhais. Edisi terakhir adalah volume 8 Nomor
1 Tahun 2017 Januari-Juni; memuat 8 artikel: 6 artikel ditulis oleh penulis dari
luar Prodi Sastra Indonesia, dan 2 dari dosen Prodi Sastra Indonesia.
74
INOVASI PENGELOLAAN PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Rudi Hartono
Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Program studi adalah garda terdepan dan manajemen paling dasar yang harus
mendukung dan menopang semua program akademik yang dicanangkan dan
dimiliki oleh jurusan, fakultas, dan universitas. Program studi adalah garis
terdepan yang harus menyukseskan semua program kerja yang digulirkan oleh
struktur tata pamong yang ada di atasnya. Dengan demikian maka program studi
harus melakukan banyak inovasi taktis dan strategis untuk melaksanakas
semuanya. Program Studi Sastra Inggris telah melakukan itu semua mulai dari
penyusunan kurikulum berbasis KKNI (menentukan profil lulusan, capaian
pembelajaran lulusan), melakukan kerjasama, dan ikut serta dalam asosiasi
profesi, sehingga kami memperoleh nilai akreditasi A.
Kata Kunci: Inovasi, Prodi Sastra Inggris, KKNI, Akreditasi, Kerjasama,
Asosiasi
ABSTRACT
The study program is the foremost guard and the most basic management that
should support and sustain all academic programs proclaimed and owned by the
department, faculty and university. The study program is the foremost line that
must succeed all the work programs rolled out by the existing structure of
university. Thus the study program must do a lot of tactical and strategic
innovations to execute everything. The English Literature Program has done all
from the preparation of KKNI-based curriculum (determining the profile of
graduates and graduate learning outcomes), cooperating, and participating in
professional associations, so we get A value of the study program accreditation.
Keywords: Inovation, English Literature Studi Program, Indonesian Qualification
Framework, Accreditation, Collaboration/Cooperation, Association
75
A. PENDAHULUAN
Berikut adalah beberapa upaya dan inovasi penting yang sudah Program
Studi Sastra Inggris lakukan dalam rangka meningkatkan kualitas program studi
dan meningkat nilai akreditasi. Program Studi Sastra Inggris FBS UNNES sudah
memulainya dengan menyusun kurikulum berbasis KKNI (visi, misi, struktur
kurikulum, profil lulusan, capaian pembelajaran lulusan), melakukan kerjasama
antar institusi/perguruan tinggi di dalam dan luar negeri, serta mengikuti dan
menjadi anggota asosiasi.
1. KKNI
a) Profil Lulusan Program Studi Sastra Inggris FBS UNNES
Profil
Penerjemah Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia
Jurubahasa Indonesia-Inggris dan Inggris-Indonesia
Pengamat dan kritikus sastra Inggris
Editor karya sastra Inggris
Konsultan bahasa Inggris
Penulis karya-karya sastra berbahasa Inggris
Wartawan berbahasa Inggris
Pemandu Wisata
Penyiar radio/TV berbahasa Inggris
Pewara dalam bahasa Inggris
Wirausahawan dalam bidang jasa dan layanan bahasa, sastra dan seni
Ahli Multimedia dan TIK dalam bidang bahasa, seni, dan sastra
b) Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi Sastra Inggris
Sesuai dengan KKNI, capaian pembelajaran pada Program Studi Sastra
Inggris meliputi capaian sikap, pengetahuan, keterampilan umum dan
keterampilan khusus. Semua capaian tersebut memiliki kekhasan sesuai
dengan capaian yang kami targetkan.
2. Konversi Mata Kuliah untuk Program Transfer Kredit
Prodi Sastra Inggris sampai saat ini belum memiliki program Transfer Kredit.
Namun demikian kami memiliki rancangan kurikulum untuk Program
Transfer Kredit dengan prediksi Struktur Kurikulumnya.
76
3. Akreditasi Prodi
Lama : B, S.K. BAN PT No 018/BAN-PT/Ak-XIII/S1/IX/2010
Baru : A, 2586/SK/BAN-PT/Akred/VIII/2017. Berlaku s.d. 01 Agustus
2022
4. Kerjasama
a) Kerjasama antara Instansi/PT Dalam Negeri
No Nama Instansi
(1) (2)
1. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kab. Pati
2. Kementerian Luar Negeri
3. The De Javato Foundation Semarang
4. Akademi Kepolisian
5. Radio Republik Indonesia (RRI)
6. Balai Bahasa Provinsi Bali
7. Kantor Imigrasi Kelas I Renon Denpasar Bali
8. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai Bali
9. J Jawa Pos Radar Semarang
10. Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah
11. Seputar Indonesia Surabaya
12. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah
13. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang
14. Suara Merdeka
15. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta
16. Dinas Perhubungan Komunikasi Kebudayaan dan Pariwisata
17. Taman Wisata Candi Prambanan
18. PT. Terminal Peti Kemas Surabaya
19. Himpunan Pramuwisata Indonesia (Candi Borobudur)
20. Kantor Imigrasi Kelas II Pati
21. Humas Setda Kabupaten Kudus
22. Dinas Perindustrian Kudus
23. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara
24. Kantor Gubernur Jawa Tengah
25. Dinas Pariwisata Provinsi DIY
26. Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Sekretariat Provinsi Jawa Tengah
27. Balai Pelayanan Informasi dan Pengembangan Usaha Sarana Pariwisata
28. AMINEF
29. US Embassy
30. Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC)
31. Lembaga Bahasa dan Pendidikan Profesional (LBPP) LIA Semarang
Candi
32. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
77
b) Kerjasama antara Instansi/PT Luar Negeri
No Nama Instansi Jenis
Kegiatan
(1) (2) (3)
1. University of Edinburgh, UK Pengadaan pembicara Utama kegiatan
seminar IATIS dan guest lecture
2. University of Sao Paulo,
Brazil
Kerjasama bantuan pembicara utama
kegiatan seminar IATIS
3. University of Hamburg,
Germany
Pengadaan pembicara Utama kegiatan
Seminar IATIS
4. International Association for
Translation and Intercultural
Studies (IATIS)
Pengadaan Seminar Regional Workshop dan
Keynote Speakers
5. AWEJ (Arab World English
journal)
Kerjasama pengadaan pembicara kegiatan
Seminar 2nd
ELTLT
6. RELO, US Embassy Pengadaan ELF (dosen Tamu)
7. University of Edinburgh, UK Pengadaan pembicara kegiatan Guest Lecture
8. University of Tazmania,
Australia
Kerjasama bantuan pembicara kegiatan
Guest Lecture
9.
University of Sao Paulo,
Brazil
Kerjasama bantuan pembicara kegiatan guest
lecture
10. University of Tazmania,
Australia
Pengadaan Keynote Speaker kegiatan
Seminar 3rd
ELTLT
11. University of Southampton,
UK
Pengadaan pembicara kegiatan guest lecture
12. RELO US Embassy Pengadaan ELF (dosen tamu)
13. Joseph G Mallia, Ph.D
University of Malta
Pengadaan Plenary Speaker/ Guest Lecture
5. Penguatan Asosiasi
No Nama Organisasi Keilmuan atau Organisasi Profesi
(1) (3)
1. MLI
2. HISKI
3. TEFLIN
4. IATIS
5. ASIATEFL
B. PEMBAHASAN
1) Profil Lulusan Program Studi Sastra Inggris FBS UNNES
Profil lulusan Program Studi Sastra Inggris Jurusan Bahasa dan Sastra
Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang adalah
78
bahwa semua lulusan ditargetkan menjadi sarjana siap pakai yang
memiliki profesionalisme dalam berbagai macam bidang yang sesuai
dengan kebutuhan stake holders. Diantara profesi dan kegiatan yang dapat
mereka lakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Profil dan Deskripsi Profesi
Profil Deskripsi Profil
Penerjemah Indonesia-
Inggris dan Inggris-
Indonesia
Mampu menerjemahkan/mengalihbahasakan
berbagai jenis teks dari bahasa Inggris ke
bahasa Indonesia dan sebaliknya dengan
menjunjung tinggi nilai kejujuran dan tanggung
jawab.
Jurubahasa Indonesia-
Inggris dan Inggris-
Indonesia
Mampu memandu wisatawan berpengantar
bahasa Inggris dengan menjunjung tinggi
nasionalisme dan religiusitas
Pengamat dan kritikus
sastra Inggris
Mampu mengapresiasi dan menganalisis karya
sastra berbahasa Inggris dengan menggunakan
berbagai pendekatan secara cerdas, bijak dan
mendalam
Editor karya sastra
Inggris
Mampu menjelaskan dan menelaah penggunaan
bahasa Inggris dengan tepat, profesional
Konsultan bahasa
Inggris
Mampu memberikan bimbingan dalam
pembelajaran bahasa Inggris.
Penulis karya-karya
sastra berbahasa Inggris
Mampu menulis/menyunting naskah jurnalisme
berbahasa Inggris berdasarkan prinsip
religiusitas dan nasionalisme
Wartawan berbahasa
Inggris
Mampu menulis/menyunting naskah jurnalisme
berbahasa Inggris berdasarkan prinsip
religiusitas dan nasionalisme
Pemandu Wisata Mampu memandu wisatawan berpengantar
bahasa Inggris dengan menjunjung tinggi
nasionalisme dan religiusitas
Penyiar radio/TV
berbahasa Inggris
Mampu mengelola tugas komunikasi publik
dalam tugas sebagai penyiar radio/TV dengan
menjunjung tinggi nilai toleransi, kejujuran dan
demokrasi.
Pewara dalam bahasa
Inggris
Mampu mengelola tugas komunikasi publik
dalam tugas sebagai pewara dengan
menjunjung tinggi nilai toleransi, perilaku, dan
sikap positif.
Wirausahawan dalam
bidang jasa dan layanan
bahasa, sastra dan seni
Mampu mengaplikasikan pengetahuan
kewirausahaan dan mengembangkannya
menjadi lahan/lapangan pekerjaan baru yang
ramah lingkungan, jujur dan religious.
Ahli Multimedia dan
TIK dalam bidang
Mampu mengaplikasikan wahana Teknologi
Informasi Komunikasi (TIK) untuk mendukung
79
bahasa, seni, dan sastra kelancaran pelaksanaan tugas dan peranannya
yang mendukung pelestarian alam dan nilai-
nilai budaya yang luhur, serta menjaga
keseimbangan lingkungan.
2) Analisis Profil lulusan Prodi Sastra Inggris FBS UNNES
Dari penelusuran data alumni Prodi Sastra Inggris, sebagian besar alumni
bekerja sesuai bidangnya yaitu di bidang bahasa dan sastra Inggris. Selain itu,
ditemukan juga sebagian alumni bekerja di bidang lain. Dalam bidang bahasa
dan sastra Inggris, para alumni bekerja sebagai penerjemah (translator),
pengalih bahasa (interpreter), konsultan bahasa, sedangkan sebagian yang
lain bekerja sebagai penulis, wartawan, dan kritikus sastra. Selain dalam
bidang bahasa dan sastra, ada sebagian alumni mengembangkan karir di
bidang wirausaha, perbankan, periklanan dan bisnis. Prodi Sastra Inggris
terus berupaya mengedepankan kualitas lulusan, membekali lulusan dengan
berbagai kepakaran sebagai dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
magister. Kedalaman penguasaan ilmu kesusastraan, linguistik, kebudayaan,
kewirausahaan, multimedia dan teknologi informasi, serta penguasaan
metodologi riset yang memadai, dan wawasan kelimuan multidisiplin yang
dimiliki para alumni menjadi keunggulan program Sastra Inggris FBS Unnes.
3) Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi Sastra Inggris
Berikut adalah penjelasan capaian sikap, pengetahuan, keterampilan
umum, dan keterampilan khusus yang kami susun berdasarkan KKNI
untuk Prodi Sastra Inggris:
SIKAP
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius;
b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas
berdasarkan agama, moral dan etika;
c. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila;
80
d. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
e. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan
kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
f. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
g. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara
h. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
i. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri;
j. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.
PENGETAHUAN
a. menguasai konsep teoritis kebahasaan dan teknik berkomunikasi lisan dan
tulisan umum (English for general purposes) dalam konteks keseharian
umum, akademis, dan pekerjaan setara tingkat post-intermediate;
b. menguasai konsep teoretis kebahasaan dan teknik berkomunikasi lisan dan
tulisan Bahasa Inggris untuk tujuan tertentu (English for specific purposes)
dalam konteks bisnis perkantoran, jurnalistik, dan pengajaran setara
tingkat post-intermediate;
c. menguasai konsep teoretis dan metodologis tentang kebahasaan dan
kesastraan Inggris;
d. menguasai konsep dan teknik pengembangan, penyajian (metode dan
prosedur), pengelolaan, dan evaluasi program pembelajaran bahasa dan
sastra Inggris yang mendidik;
e. menguasai konsep teoretis tentang apresiasi dan kritik sastra dengan
menggunakan berbagai pendekatan;
f. menguasai konsep teoretis tentang kesejarahan dan kebudayaan karya
sastra berbahasa Inggris.
81
KETERAMPILAN UMUM
a. mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan
bidang keahliannya;
b. mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
c. mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai
humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan
etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik
seni, menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi
atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan
tinggi;
d. menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk
skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman
perguruan tinggi;
e. mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan
datar;
f. mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan
pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya;
g. mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang
ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya;
h. mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang
berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran
secara mandiri;
i. mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan
menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah
plagiarisme.
KETERAMPILAN KHUSUS
82
a. mahir menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan atau
teknologi sesuai dengan bidang bahasa dan sastra Inggris;
b. mahir mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan, teknologi atau seni sesuai dengan keahliannya berdasarkan
kaidah, tata cara dan etika ilmiah untuk menghasilkan solusi, gagasan,
desain, atau kritik seni serta menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya
dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir;
c. mahir mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah di bidang bahasa dan sastra Inggris, berdasarkan hasil analisis
terhadap informasi dan data;
d. mahir mengelola pembelajaran secara mandiri;
e. mahir mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan
pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya;
f. mahir menerapkan konsep teoretis kebahasaan dan teknik berkomunikasi
lisan dan tulisan umum (English for general purposes) dalam konteks
keseharian umum, akademis, dan pekerjaan setara tingkat post-
intermediate;
g. mahir menerapkan konsep teoretis kebahasaan dan teknik berkomunikasi
lisan dan tulisan bahasa Inggris untuk tujuan tertentu (English for specific
purposes) dalam konteks bisnis perkantoran, jurnalistik, dan pengajaran
setara tingkat post-intermediate;
h. mahir menerapkan konsep teoretis dan metodologis tentang kebahasaan
dan kesastraan;
i. mahir menerapkan konsep dan teknik pengembangan, penyajian (metode
dan prosedur), pengelolaan, dan evaluasi program pembelajaran bahasa
dan sastra Inggris yang mendidik;
j. mahir menganalisis karya sastra dalam bentuk apresiasi dan kritik sastra
dengan menggunakan berbagai pendekatan;
k. mahir menganalisis kesejarahan dan kebudayaan karya sastra berbahasa
Inggris;
83
l. mahir menerjemahkan teks berbahasa Inggris ke dalam teks berbahasa
Indonesia dan sebaliknya baik secara lisan maupun tulis; mahir
menerapkan pengetahuan dan keterampilan menulis kreatif teks bahasa
dan sastra Inggris di media massa.
(a) Konversi Mata Kuliah untuk Program Transfer Kredit
Prodi Sastra Inggris sampai saat ini belum memiliki program Transfer Kredit.
Namun demikian kami memiliki rancangan kurikulum untuk Program
Transfer Kredit dengan prediksi Struktur Kurikulumnya sebagai berikut:
Tabel 2. Struktur Kurikulum Transfer Kredit
Prodi Sastra Inggris Fbs Unnes
Nama Prodi : Program Studi Sastra Inggris
Jurusan : Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris
Fakultas : Fakultas Bahasa dan Seni
Jenjang : S1
No. KODE
MK MATA KULIAH P/T
Semester
(SKS) Wajib
4 5 6
1. 15J00190 Debate P 2 W
2. 15J00188 Advanced Reading Comprehension P 2 W
3. 15J00194 Genre-based Writing T 2 W
4. 15J00206 Introduction to Linguistics T 2 W
5. 15J00186 Advanced Grammar T 2 W
6. 15J00208 Listening for General Purposes T 2 W
7. 15P00944 Theatre P 4 W
8. 15P00942 Prose Analysis T 2 W
9. 15P00943 Poetry Analysis T 2 W
10. 15P00946 World Literature T 2 W
11. 15J00207 Listening for English Proficiency Test T 2 W
12. 15J00193 English Syntax T 2 W
13. 15P00951 Translation T 2 W
14. 15P00945 Literary Criticism P 2 W
15. 15P00947 History of English Literature T 2 W
16. 15P00948 American/British/Australian Studies T 2 W
17. 15P00949 English Morphology T 2 W
18. 15P00950 English Semantics T 2 W
19. 15J00195 Grammar, Meaning and Discourse T 2 W
20. 15P00953 Research in Linguistics T 2 W
84
21. 15P00954 Research in Literature and Culture T 2 W
22. 15P00955 Drama Analysis T 2 W
23. 15P00956 Styles and Structure in Literature T 2 W
24. 15P00958 Interpreting T 2 W
25. 15P00959 Public Speaking T 2 W
Jumlah 20 18 14
Jumlah Total 52
(b) Akreditasi Prodi
Berjalan kurang lebih dua tahun Prodi Sastra Inggris FBS UNNES
memperoleh nilai akreditasi B dengan poin 357 yaitu kurang 3 poin untuk
mencapai akreditasi A dengan S.K. BAN PT No 018/BAN-PT/Ak-
XIII/S1/IX/2010. Dengan kondisi semacam itu maka kami berupaya naik banding,
yaitu mengusulkan kembali untuk dinilai ulang dengan memperbaiki beberapa
bagian dari borang sesuai dengan kekurangan. Akan tetapi sesuai dengan aturan
yang berlaku kami mengajukan akreditasi baru, yaitu menyusun ulang sesuai
dengan format yang berlaku untuk dilakukan penilaian baru dengan susunan
reviewer baru. Setelah berupaya keras dengan kesungguhan mempersiapkan
borang dengan kelengkapan tertentu dengan menambah data sesuai dengan
perubahan tahun, Alhamdulillah akhirnya Prodi Sastra Inggris kami memperoleh
nilai akreditasi A berdasarkan 2586/SK/BAN-PT/Akred/VIII/2017 yang berlakau
sampai dengan 01 Agustus 2022
(c) Kerjasama
1) Kerjasama antara Instansi/PT Dalam Negeri
Berikut adalah daftar kerjasama Prodi Sastra Inggris FBS UNNES dengan
PT Dalam Negeri dengan cakupan jenis kegiatan dan manfaatnya bagi
program studi kami.
Tabel 3. Kerjasama Prodi Sasing FBS UNNES dengan PT Dalam
Negeri
No Nama
Instansi
Jenis
Kegiatan
Kurun Waktu
Kerja Sama Manfaat yang Telah
Diperoleh Mulai
Ber-
akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
85
1. Dinas
Pariwisata dan
Kebudayaan,
Kab. Pati
Kerjasama
penyediaan tempat
PKL (praktik kerja
lapangan)
2012 sekara
ng
Peningkatan kompetensi
mahasiswa pada tugas-
tugas yang berhubungan
dengan pariwisata
seperti mendampingi
turis asing dan lain-lain
2. Kementerian
Luar Negeri
Perjanjian
kerjasama untuk
tempat PKL
(Praktik Kerja
Lapangan)
2013 sekara
ng
Penambahan wawasan
mahasiswa magang
mengenai hubungan
internasional
3. The De Javato
Foundation
Semarang
Perjanjian
kerjasama untuk
tempat magang
2007 sekara
ng
Peningkatan
kemampuan sebagai
tour guide
padamahasiswa magang
prodi Sastra Inggris
4. Akademi
Kepolisian
Bekerja sama dalam
penerjemahan dan
pengajaran
2012 sekara
ng
Penyediaan dosen prodi
Sastra Inggris untuk
mengajar dan
menerjemahkan
dokumen Akpol (dalam
bahasa Inggris)
5. Radio
Republik
Indonesia
(RRI)
Pelaksanaan
sosialisasi,
pendidikan dan
pelatihan, magang
dalam rangka
peningkatan sumber
daya manusia
2011 sekara
ng
Penambahan
pengetahuan dalam
berkomunikasi terkait
dengan kepenyiaran
6. Balai Bahasa
Provinsi Bali
Penyelenggaraan
Studi Banding
2013 2013 Penambahan
pengetahuan terkait
penyelenggaraan
pendidikan Bahasa
Indonesia bagi penutur
asing
7. Kantor
Imigrasi Kelas
I Renon
Denpasar Bali
Penyelenggaraan
Studi Banding
Penyediaan tempat
untuk PKL
2013 sekara
ng
a) Penambahan
pengetahuan terkait
keimigrasian
b) Peningkatan
kemampuan
keimigrasian
padamahasiswa
magang prodi Sastra
Inggris
8. K
a
n
t
Kantor
Imigrasi Kelas
I Khusus
Ngurah Rai
Penyediaan tempat
untuk PKL
2014 Sekara
ng
a) Penambahan
pengetahuan terkait
keimigrasian
b) Peningkatan
86
o
p
r
Bali kemampuan
keimigrasian
padamahasiswa
magang prodi Sastra
Inggris
9. J Jawa Pos
Radar
Semarang
Kerjasama
penyediaan tempat
praktik kerja
lapangan
2013 2014 Peningkatan kompetensi
mahasiswa dalam
bidang jurnalistik
10. Badan
Penanaman
Modal Daerah
Provinsi Jawa
Tengah
Kerjasama
penyediaan tempat
praktik kerja
lapangan
2005 sekara
ng
Peningkatan
kemampuan mahasiswa
dalam bidang
penerjemahan dokumen
11. Seputar
Indonesia
Surabaya
Kerjasama
penyediaan tempat
praktik kerja
lapangan
2013 2013 Optimalisasi kompetensi
mahasiswa dalam
bidang jurnalistik
12. Dinas
Kebudayaan
dan Pariwisata
Provinsi Jawa
Tengah
Kerjasama
penyediaan tempat
praktik kerja
lapangan
2008 sekara
ng
Peningkatan kompetensi
mahasiswa dalam
bidang budaya dan
pariwisata
13. Dinas
Kebudayaan
dan Pariwisata
Kota
Semarang
Kerjasama
penyediaan tempat
praktik kerja
lapangan
2013 2014 Peningkatan kompetensi
mahasiswa dalam
berkomunikasi kepada
tamu asing dalam bidang
budaya dan pariwisata
14. Suara
Merdeka
Kerjasama
penyediaan tempat
praktik kerja
lapangan
2014 2014 Peningkatan kompetensi
mahasiswa dalam
bidang jurnalistik
15. Dinas
Kebudayaan
dan Pariwisata
Kota
Surakarta
Kerjasama
penyediaan tempat
praktik kerja
lapangan
2014 2014 Pengoptimalan
kompetensi mahasiswa
pada tugas-tugas yang
berhubungan dengan
pariwisata seperti
mendampingi turis asing
dan lain-lain
16. Dinas
Perhubungan
Komunikasi
Kebudayaan
dan Pariwisata
Kerjasama
penyediaan tempat
praktik kerja
lapangan
2014 2014 Pengoptimalan
kompetensi mahasiswa
pada tugas-tugas yang
berhubungan dengan
pariwisata seperti
mendampingi turis asing
dan lain-lain
17. Taman Wisata
Candi
Kerjasama
penyediaan tempat
2014 sekara
ng
Peningkatan komunikasi
mahasiswa dalam
87
Prambanan praktik kerja
lapangan
menjadi tour guide
untuk pengunjung
mancanegara
18. PT. Terminal
Peti Kemas
Surabaya
Kerjasama
penyediaan tempat
praktik kerja
lapangan
2014 2014 Peningkatan
kemampuan mahasiswa
dalam penerjemahan
dokumen dan
administrasi dalam
bahasa Inggris
19. Himpunan
Pramuwisata
Indonesia
(Candi
Borobudur)
Kerjasama
penyediaan tempat
praktik kerja
lapangan
2014 Sekara
ng
Peningkatan
kemampuan mahasiswa
berkomunikasi dalam
memandu turis
mancanegara
20. Kantor
Imigrasi Kelas
II Pati
Kerjasama
penyediaan tempat
praktik kerja
lapangan
2014 sekara
ng
Peningkatan
kemampuan
keimigrasian
padamahasiswa magang
prodi Sastra Inggris
21. Humas Setda
Kabupaten
Kudus
Kerjasama
penyediaan tempat
praktik kerja
lapangan
2014 2014 Peningkatan
kemampuan mahasiswa
dalam hubungan dengan
masyarakat/public
relation
22. Dinas
Perindustrian
Kudus
Kerjasama
penyediaan tempat
PKL (praktik kerja
lapangan)
2014 sekara
ng
Penambahan wawasan
bagi mahasiswa dalam
mengerjakan tugas-tugas
administrasi dalam
bidang trading
23. Dinas
Pariwisata dan
Kebudayaan
Jepara
Kerjasama
penyediaan tempat
PKL (praktik kerja
lapangan)
2014 sekara
ng
Pengoptimalan
kompetensi mahasiswa
pada tugas-tugas yang
berhubungan dengan
pariwisata seperti
mendampingi turis asing
dan lain-lain
24. Kantor
Gubernur
Jawa Tengah
Kerjasama tempat
magang mahasiswa
prodi
2014 sekara
ng
Penambahan wawasan
kepada mahasiswa
dalam tugas-tugas
penerjemahan dan
keadministrasian dalam
Bahasa Inggris di
perkantoran gubernur
88
Jawa Tengah
25. Dinas
Pariwisata
Provinsi DIY
Kerjasama
penyediaan tempat
PKL
2014 sekara
ng
Peningkatan
kemampuan mahasiswa
dalam promosi tourism
spots dan menjadi guide
untuk turis mancanegara
26. Biro Otonomi
Daerah dan
Kerjasama
Sekretariat
Provinsi Jawa
Tengah
Kerjasama
penyediaan tempat
PKL
2014 sekara
ng
Peningkatan
kemampuan mahasiswa
dalam bidang
penerjemahan dokumen
27. Balai
Pelayanan
Informasi dan
Pengembanga
n Usaha
Sarana
Pariwisata
Kerjasama
penyediaan tempat
PKL
2014 sekara
ng
Peningkatan
kemampuan mahasiswa
dalam berkomunikasi
dalam Bahasa Inggris
untuk public services
28. AMINEF Penyelenggaraan
akses informasi
studi luar negeri
2014 2014 Penambahan wawasan
dan akses untuk studi
lanjut di luar negeri
29. US Embassy Penyediaan tenaga
ahli dan online
course
2014 sekara
ng
a. Penambahan wawasan
dan kompetensi
mahasiswa dalam
pengetahuan budaya
yang diberikan
langsung oleh native
speaker
b. Peningkatan
kompetensi dosen
prodi yang berkaitan
dengan keilmuan yang
diampu
30. Yayasan
Pembinaan
Anak Cacat
(YPAC)
Kerja sama dalam
hal pembinaan anak
difabel dan
penyediaan tempat
magang.
2015 sekara
ng
Mahasiswa Unnes
memiliki kesempatan
melayani anak
penyandang cacat
(difabel)
31.
Lembaga
Bahasa dan
Pendidikan
Profesional
(LBPP) LIA
Semarang
Candi
Kerja sama
pelatihan bahasa
Inggris bagi calon
lulusan Unnes
2015 sekara
ng
Calon lulusan Unnes
menjadi lebih siap
menghadapi test TOEFL
dan wawancara kerja
dalam bahasa Inggris
32.
Universitas
Rintisan
penyusunan
2015 sekara
ng
Kolaborasi dalam
merancang struktur
89
Pendidikan
Indonesia
Bandung
kurikulum berbasis
KKNI
kurikulum Prodi Sastra
Inggris
2) Kerjasama antara Instansi/PT Luar Negeri
Berikut adalah daftar kerjasama Prodi Sastra Inggris FBS UNNES dengan
PT Luar Negeri dengan cakupan jenis kegiatan dan manfaatnya bagi
program studi kami.
Tabel 4. Kerjasama Prodi Sasing FBS UNNES dengan PT Luar Negeri
No Nama
Instansi
Jenis
Kegiatan
Kurun Waktu
Kerja Sama Manfaat yang Telah
Diperoleh Mulai
Bera
khir
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
14. University of
Edinburgh,
UK
Pengadaan
pembicara Utama
kegiatan seminar
IATIS dan guest
lecture
2013 2013 1. Terselenggaranya
seminar IATIS untuk
pengembangan prodi
2. Pelaksanaan guest
lecture dengan tema
translation and
cultural identity
3. Pengembangan
konservasi budaya
terutama dalam
bidang bahasa
15. University of
Sao Paulo,
Brazil
Kerjasama bantuan
pembicara utama
kegiatan seminar
IATIS
2013 2013 1. Terselenggaranya
seminar IATIS untuk
pengembangan prodi
2. Pengembangan
konservasi budaya
terutama dalam
bidang bahasa
16. University of
Hamburg,
Germany
Pengadaan
pembicara Utama
kegiatan Seminar
IATIS
2013 2013 1. Terselenggaranya
seminar IATIS untuk
pengembangan prodi
2. Pengembangan
konservasi budaya
terutama dalam
bidang bahasa
3. Pengiriman dosen
prodi untuk
presentasi pada
seminar IATIS
17. International Pengadaan Seminar 2013 2013 1. Pelaksanaan regional
90
Association
for
Translation
and
Intercultural
Studies
(IATIS)
Regional Workshop
dan Keynote
Speakers
workshop dengan
tema translation and
cultural identity
2. Terselenggaranya
diskusi ilmiah dalam
perencanaan
publikasi
internasional
3. Pengiriman dosen
untuk
mempublikasikan
artikel ilmiah pada
prosiding seminar
internasional IATIS
18. AWEJ (Arab
World English
journal)
Kerjasama
pengadaan
pembicara kegiatan
Seminar 2nd
ELTLT
2013 2013 1. Penyelenggaraan
seminar 2nd
ELTLT
dengan tema issues
and challenges in
English language
teaching, literature,
and translation
dengan lancar
2. Perencanaan
penerbitan artikel
ilmiah dalam jurnal
ilmiah
19. RELO, US
Embassy
Pengadaan ELF
(dosen Tamu)
2013 sekara
ng
1. Pelaksanaan
pelatihan bagi IELTS
bagi dosen dan
mahasiswa yang
hendak studi lanjut di
luar negeri.
2. Pendampingan
mahasiswa
dalam English
Conversation
Club dan English
Writing Club.
3. Penyediaan fasilitator
dan narasumber
dalam berbagai
workshop.
4. Pengiriman dosen
untuk studi lanjut ke
luar negeri
5. Perencanaan dan
pengiriman
91
mahasiswa untuk
studi lanjut di USA
20. University of
Edinburgh,
UK
Pengadaan
pembicara kegiatan
Guest Lecture
2013 2013 Pengembangan bahan
perkuliahan dan
penelitian dalam kajian
penerjemahan sastra
Inggris
21. University of
Tazmania,
Australia
Kerjasama bantuan
pembicara kegiatan
Guest Lecture
2013 2013 1. Terselenggaranya
kegiatan guest
lecture sebagai
inspirasi mahasiswa
dalam penentuan
topic skripsi
2. Pengembangan
bahan ajar dalam
penerjemahan sastra
22.
University of
Sao Paulo,
Brazil
Kerjasama bantuan
pembicara kegiatan
guest lecture
2014 2014 1. Eksplorasi ilmu
dalam bidang
penerjemahan
2. Pengembangan
artikel jurnal tentang
kajian penerjemahan
23. University of
Tazmania,
Australia
Pengadaan Keynote
Speaker kegiatan
Seminar 3rd
ELTLT
2014 2014 1. Terselenggaranya
seminar 3rd
ELTLT
dengan tema “the
global trends in
English language
teaching, literature,
and translation”
2. Pengiriman dosen
prodi untuk
mengikuti seminar
3rd
ELTLT
3. Pemberdayaan dosen
prodi dalam
penulisan karya
ilmiah
24. University of
Southampton,
UK
Pengadaan
pembicara kegiatan
guest lecture
2014 2014 Pengembangan materi
ajar berdasarkan
kurikulum yang
disesuaikan dengan
situasi di Indonesia
92
25. RELO US
Embassy
Pengadaan ELF
(dosen tamu)
2013 2015 1. Pelaksanaan
pelatihan IELTS
bagi dosen &
mahasiswa yang
hendak studi lanjut.
2. Pendampingan
mahasiswa dalam
kegiatan ECC dan
English Writing
Club
3. Penyediaan
fasilitator dan
narasumber dalam
workshop dan online
courses
4. Perencanaan dan
pengiriman
mahasiswa untuk
study lanjut di USA
26. Joseph G
Mallia, Ph.D
University of
Malta
Pengadaan Plenary
Speaker/ Guest
Lecture
2015 2015 1. Seminar ELTLT
2. Guest Lecture
3. Lecture
(d) Penguatan Asosiasi
Dalam rangka memperkuat jejaring Program Studi Sastra Inggris FBS
UNNES dengan asosiasi terkait untuk meningkatkan pengetahuan SDM dan
managemen program studi serta memperoleh informasi dan isu terbaru
seputar Program Studi Sastra Inggris, maka kami melakukan hubungan baik
dengan beberapa asosiasi dengan cara menjadi anggota asosiasi atau profesi
serta mengikuti beberapa kegiatannya. Berikut adalah daftar asosiasi yang
berkaitan dengan Prodi Sastra Inggris FBS UNNES.
Tabel 5. Daftar Asosiasi Yang Diikuti Program Studi Sastra Inggris FBS
UNNES
No Nama Dosen Nama
Organisasi
Keilmuan
atau
Organisasi
Profesi
Kurun
Waktu
Tingkat
(Lokal,
Nasional,
internasiona
l)
93
(1) (2) (3) (4) (5)
6. Prof. Dr. Januarius Mujiyanto,
M.Hum.
MLI
TEFLIN
1990-Skrg
2015-Skrg
Nasional
Nasional
7. Dr. Rudi Hartono, S.S., M.Pd.
MLI
HISKI
TEFLIN
2002-Skrg
2015-Skrg
2015-Skrg
Nasional
Nasional
Nasional
8. Dr. Alim Sukrisno, M.A. MLI 1990-Skrg Nasional
9. Dr. Issy Yuliasri, M.Pd. TEFLIN
IATIS
2015-Skrg
2015-Skrg
Nasional
Internasional
10. Rahayu Puji H, M.Hum. HISKI
TEFLIN
1997-Skrg
2015-Skrg
Nasional
Nasional
11. Frimadhona Syafri, S.S.,
M.Hum.
MLI
HISKI
AsiaTefl
2002-Skrg
2015-Skrg
2014-Skrg
Nasional
Nasional
Internasional
12. Rini Susanti, S.S., M.Hum.
HISKI
TEFLIN
AsiaTefl
2001-Skrg
2015-Skrg
2014-Skrg
Nasional
Nasional
Internasional
13. Fatma Hetami, S.S., M.Hum. HISKI
AsiaTefl
2010-Skrg
2014-Skrg
Nasional
Internasional
14. Bambang Purwanto, S.S.,
M.Hum.
HISKI
TEFLIN
AsiaTefl
2010-Skrg
2015-Skrg
2014-Skrg
Nasional
Nasional
Internasional
15. Prayudias Margawati, S.Pd.,
M.Hum.
HISKI 2010-Skrg Nasional
16. M. Ikhwan Rosyidi, S.S., M.A. HISKI 2007-Skrg Nasional
17. Yuliati, S.Pd., M.Ed., M.A. MLI 2013-Skrg Nasional
C. SIMPULAN
Program Studi Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Semarang telah berupaya melakukan banyak inovasi akademik mulai dari
penyusunan kurikulum berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) mulai dari penyusunan Visi, Misi, Profil Lulusan, Capai Pembelajaran,
melakukan kerjasama antara institusi atau Perguruan Tinggi Dalam dan Luar
Negeri, dan mengikuti serta menjadi anggota asosiasi profesi untuk meningkatkan
akreditasinya menjadi A.
DAFTAR RUJUKAN
DPK Dirjendikti Kemdikbud. 2014. Panduan Penyusunan Capaian Lulusan
Program Studi. Jakarta: Kemdikbud.
Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. 2015. Kurikulum Sastra Inggris Inggris FBS
UNNES Berbasis KKNI. Semarang: FBS Universitas Negeri Semarang.
94
Kemenristekdikti. 2015. Dokumen KKNI. Diunduh dari http://kkni-
kemenristekdikti.org/pendidikan. 21 September 2017
Universitas Negeri Semarang. 2016. Rencana Strategis Universitas Negeri
Semarang. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
95
INOVASI PENGELOLAAN KEGIATAN AKADEMIK
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Hanik Mahliatussikah
Prodi Pendidikan Bahasa Arab-FS-UM
Abstrak
Indonesia telah memasuki era revolusi industri keempat. Era ini menuntut prodi
Pendidikan Bahasa Arab untuk cepat tanggap dalam merespons berbagai
perubahan, merespons kebutuhan publik dan berjalan seiring dengan pesatnya
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Lulusan perguruan tinggi tidak
hanya dituntut memiliki kompetensi tertentu, melainkan juga harus memiliki
kapabilitas yang memadai sehingga dapat bekerja di mana saja dan dalam
berbagai suasana apa saja. Kebutuhan mahasiswa pada era ini tidak lagi pada
monodisiplin keilmuan, melainkan sudah bergeser pada multidisiplin,
interdisiplin, dan transdisiplin. Pengembangan kapabilitas ini menjadikan
mahasiswa memiliki keberdayaan memilih kerja yang tersedia dan yang akan
tersedia dan tidak hanya terampil melaksanakan kerja yang sudah ditentukan.
Perubahan dunia abad XXI yang cepat akibat adanya revolusi digital menuntut
lulusan prodi Pendidikan Bahasa Arab memiliki keilmuan, kreativitas, dan
inovasi yang akan menjadi penentu eksistensi diri, organisasi, dan masyarakat.
Inovasi pengelolaan kegiatan akademik prodi Pendidikan Bahasa Arab
merupakan upaya untuk mewujudkan lulusan yang memiliki pribadi yang utuh
sebagaimana dikehendaki oleh tujuan pendidikan.
kata kunci: inovasi, bahasa arab, akademik
Abstract
Indonesia has arrived in the fourth industrial revolution era. In this period of time,
there is a demand for Arabic Language Teaching department to be able to respond
quickly to all kinds of changes, to give a quick response to public needs and to
stand in line with the vast development of information and communication
technology. Graduates from universities are not only expected to possess certain
skills, but also to have the capability to work everywhere and under any kind of
circumstances. What needed by students today is not merely monodisciplinary,
but rather multidisciplinary, interdisciplinary, and trans-disciplinary. By having
these capabilities, not only will they be able of doing what they are told, but they
also will have the freedom to choose the kind of work available today or will be
available in the future. The digital revolution in the 21st century challenges the
graduates from Arabic Language Teaching department to have knowledge,
creativity, and innovation, which will become decision makers of themselves,
organizations, and society. Innovation in the academic program in the department
of Arabic Language Teaching is one of our efforts to create competent alumni as
expected by the goals of teaching.
key words: innovation, arabic language, academic
96
A. Pendahuluan
Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi merupakan prioritas pertama dari
rencana strategis Dikti 2015 – 2019 (http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/10/KEBIJAKAN-KERMA-PT.pdf. diunduh 26 Agustus
2017). Kerangka kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang termaktub dalam
Peraturan Presiden RI No 8 Tahun 2012 merupakan rujukan dalam kurikulum dan
penjaminan mutu pendidikan. Untuk itu, capaian belajar lulusan atau learning
outcomes dari proses pendidikan harus mengacu pada KKNI sebagai panduan
pendidikan (Napitupulu, 2013; http://edukasi.kompas.com/read/2013
/04/02/1917141 /KKNI.Jadi.Acuan.Pendidikan. diunduh 26 Agustus 2017) dan
akan meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi. Ia dapat menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang
pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sector.
Latar belakang dibentuknya kurikulum berbasis KKNI dibagi menjadi dua,
yaitu secara eksternal dan internal. Secara eksternal meliputi tantangan dan
persaingan global serta adanya ratifikasi berbagai konvensi. Sedangkan secara
internal meliputi kesenjangan (mutu, jumlah, dan kemampuan), pengangguran,
beragam aturan atau kualifikasi, dan beragam pendidikan. Dengan disusunnya
kurikulum berbasis KKNI ini diharapkan ada penyetaraan kualitas pendidikan.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan me-rekonstruksi kurikulum,
metode yang digunakan dan ada evaluasi dari penerapannya.
Dalam rangka kerjasama antar perguruan tinggi, dikti mengadakan
program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara yang di kenal dengan
PERMATA. Program ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada
para mahasiswa di seluruh tanah air untuk mengikuti perkuliahan yang relevan di
perguruan tinggi lainnya di seluruh wilayah nusantara, dalam kegiatan akademik
dalam bentuk pemerolehan angka kredit dan pengalihan kredit dan kegiatan non-
akademik berupa kegiatan ekstra-kurikuler, termasuk kegitan pemahaman lintas
budaya sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Program PERMATA bertujuan untuk meningkatkan wawasan kebangsaan,
integritas, solidaritas, perekat kebangsaan antar mahasiswa se-Indonesia, melalui
97
pembelajaran antar budaya; mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan
softskill mahasiswa yang memiliki karakter Pancasila agar siap bergaul secara
kooperatif dan kompetitif dengan bangsa-bangsa lain di dunia demi martabat
bangsa melalui pembelajaran terpadu; memberi kesempatan kepada mahasiswa
untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi lain melalui transfer
kredit dan perolehan kredit; dan meningkatkan mutu pendidikan tinggi melalui
penguatan keunggulan komparatif masing-masing perguruan tinggi
(http://www.kopertis9.or.id/xdoc/nfile/news/9d6d8-pedoman-permata-2016.pdf.
diunduh 24 Agustus 2017).
Program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (PERMATA) juga
bertujuan untuk membangun dan memperkuat nasionalisme mahasiswa,
meningkatkan komunikasi mahasiswa lintas perguruan tinggi dan lintas budaya,
serta memberi kesempatan mahasiswa mengambil perkuliahan di perguruan tinggi
yang memiliki keunggulan dan kekhasan keilmuan tertentu dengan bidang ilmu
yang dipelajari oleh mahasiswa yang bersangkutan (http://belmawa.ristekdikti
.go.id/wp-content/uploads/2016/05/Surat-Edaran-ke-Pimpinan-Perguruan-
Tinggi.pdf. diunduh 24 Agustus 2017). Mutu suatu perguruan tinggi di antaranya
dapat dilihat dari perolehan nilai akreditasi BAN-PT yang saat ini pengusulannya
dilakukan secara online, yang dikenal dengan istilah Sapto (Sistem Akreditasi
Perguruan Tinggi Online). Dengan adanya Sapto ini, terjadi peningkatan
produktivitas, akuntabilitas dan akurasi asesmen. (http://sapto.banpt.or.id diunduh
27 Agustus 2017).
Dalam rangka peningkatan daya saing, kemenristek dikti juga
menyelenggarakan kerjasama antar perguruan tinggi, baik di dalam negeri
maupun di luar negeri. Pada tahun 2017, Universitas Negeri Malang mengirim 45
mahasiswa transfer kredit ke berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Adapun
kerjasama dengan luar negeri, setiap perguruan tinggi melalui ditjen belmawa
hanya diperkenankan untuk mengusulkan maksimal sebanyak 3 (tiga) orang
mahasiswa dengan mengajukan proposal bantuan Program Transfer Kredit Luar
Negeri. Kerjasama ini telah memiliki landasan hukum, yaitu Permendikbud No.
14 Tahun 2014 tentang kerja sama Perguruan Tinggi di Indonesia. Kerja sama ini
bertujuan meningkatkan efektivitas, efisiensi, produktivitas, kreativitas, inovasi,
98
mutu, dan relevansi pelaksanaan Tri Dharma peruntuk meningkatkan daya saing
(http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/10/KEBIJAKAN-
KERMA-PT.pdf. diunduh 26 Agustus 2017).
Pada peringatan hardiknas tahun 2017, Menristek Dikti meluncurkan
program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Program ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas guru dan menghasilkan lulusan calon guru yang
profesional dan siap menghadapi tantangan di era persaingan yang ketat ini.
Program PPG diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan
dan S1/D-IV Non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru
agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan (http://www.dikti.go.id/menristekdikti-luncurkan-program-
pendidikan-profesi-guru-pada-peringatan-hardiknas-2017/ diunduh 28 Agustus
2017).
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, perlu adanya inovasi
pengelolaan kegiatan akademik di prodi pendidikan bahasa Arab agar lulusan
prodi ini memiliki kapabilitas yang memadai sehingga dapat bersaing dalam dunia
yang tanpa batas akibat pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
global. Inovasi pengelolaan akademik yang dimaksud dalam makalah ini meliputi
profil lulusan dan capaian pembelajaran dalam kurikulum KKNI, Program
Permata, transfer Kredit, dan kerjasama, Akreditasi Prodi, dan Penguatan asosiasi,
serta Program Profesi Guru.
B. Pembahasan
Pembahasan dalam makalah ini meliputi Profil Lulusan dan Capaian
Pembelajaran dalam kurikulum KKNI, Program Permata, transfer Kredit dan
kerjasama, Akreditasi Prodi, Penguatan asosiasi, dan Program Profesi Guru.
1. Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran dalam Kurikulum KKNI
Pendidikan merupakan investasi yang akan menghasilkan manusia-
manusia yang berpengetahuan, memiliki sikap, dan ketrampilan yang dibutuhkan
dalam pembangunan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh
seberapa maju pendidikannya. Scheffer (dalam Sukmadinata, 2006: 60)
mengemukakan bahwa melalui pendidikan, manusia akan mengenal peradaban
99
masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa
yang akan datang.
Salah satu aspek penting dalam pendidikan itu adalah kurikulum.
Berdasarkan SK Mendiknas 232/U/2000, kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta
cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi
(http://fib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/MP-FIB.05.Kurikulum-R..xx_.pdf diunduh
28 Agustus 2017). Kurikulum pendidikan selalu berubah lantaran kesempatan dan
tantangan perubahan dunia yang semakin luas. Zaman berubah, maka kurikulum
pun ikut berubah mengiringinya.
Prinsip umum pengembangan kurikulum sebagaimana penjelasan Olivia
(1992) dan Tayler (1975) meliputi relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, efisiensi,
dan efektivitas. Oliva (1992: 28) mengemukakan bahwa prinsip pengembangan
kurikulum paling tidak meliputi 4 (empat) sumber, yaitu data empiris (empirical
data), data hasil penelitian (experimental data), kisah rakyat (folkfore curriculum)
yang menyangkut tentang keyakinan masyarakat dan nilai-nilai yang ada di
dalamnya, serta pemahaman bersama atau pengertian umum yang ada dalam suatu
masyarakat (common sense).
Acuan kurikulum pendidikan tinggi yang ditetapkan pemerintah adalah
kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI). Ukuran kemampuan dalam
KKNI meliputi penguasaan sikap dan tata nilai, pengetahuan, wewenang dan
tanggung jawab, serta kemampuan kerja. Hal ini kemudian terdeskripsikan dalam
SN Dikti menjadi sikap, pengetahuan, ketrampilan umum, dan ketrampilan
khusus. Inilah yang kemudian dikenal dengan capaian pembelajaran (learning
outcomes). Capaian yang ditetapkan SN Dikti tersebut adalah capaian minimal
yang masih bisa dikembangkan untuk memberi ciri lulusan prodi pada suatu
perguruan tinggi. Oleh karena itu, capaian pembelajaran (CP) pendidikan bahasa
Arab akan menentukan profil lulusannya. Sejauh mana CP dikembangkan akan
berdampak pada kualitas lulusan.
CP di prodi Pendidikan Bahasa Arab telah disepakati pada pertemuan
asosiasi prodi PBA di UIN Sunan Ampel Surabaya. Namun demikian, masing-
100
masing prodi masih dimungkinkan untuk menambah CP tersebut karena CP yang
telah ditetapkan adalah CP standar minimal. Artinya prodi yang ingin
menambahkan capaian lebih dari yang telah ditetapkan masih dimungkinkan. Hal
ini karena kondisi kemampuan capaian masing-masing prodi berbeda-beda dan
memiliki kekhasan masing-masing. Berikut redaksi capaian pembelajaran di Prodi
PBA UM.
1. Sikap dan Tata Nilai
a. Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan menunjukkan sikap religius;
b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas
berdasarkan agama, moral, dan etika;
c. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa;
e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama dan kepercayaan,
serta pendapat, atau temuan orisinal orang lain;
f. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
g. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
h. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
i. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan dan kewirausahaan;
j. Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang
pendidikan bahasa Arab secara mandiri.
2. Penguasaan Pengetahuan
a. Menguasai konsep-konsep teoretis ilmu bahasa secara umum ataupun
dalam kaitannya dengan ilmu bahasa Arab, utamanya konsep-konsep
linguistik, fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik melalui
pembelajaran berbasis pada mahasiswa;
b. Menguasai konsep-konsep teoretis kesastraan Arab, dan menikmati karya
sastra Arab, dan menguasai dasar-dasar kebudayaan Arab secara umum;
101
c. Menguasai konsep-konsep teoretis ilmu kebahasaan Arab secara
mendalam utamanya, gramatika (nahwu-sharaf) dan sistem tulisan (khat-
imla’);
d. Menguasai konsep-konsep teoretis tentang komponen-komponen
pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing yang mencakup: tujuan,
materi, metode, media, dan evaluasi melalui pembelajaran yang berpusat
pada mahasiswa;
e. Menguasai konsep-konsep teoretis tentang perencanaan pembelajaran
bahasa Arab sebagai bahasa asing yang mencakup: kurikulum, silabus,
dan RPP melalui pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa;
f. Menguasai konsep-konsep teoretis pengelolaan pembelajaran bahasa Arab
sebagai bahasa asing mencakup: pengelolaan kelas, model pembelajaran
(individual, kelompok, dan kelasikal), melalui pembelajaran yang berpusat
pada mahasiswa;
g. Menguasai konsep-konsep teoretis salah satu keahlian tambahan bahasa
Arab, yaitu, penerjemahan, PAI, Kaligrafi, Bahasa Arab untuk Anak,
Komputer dan Internet, dan Bahasa Arab untuk Tujuan Khusus;
h. Mampu memformulasikan penyelesaian suatu masalah bidang pendidikan
bahasa Arab berbentuk laporan penelitian berbasis kelas;
i. Mampu memformulasikan penyelesaian suatu masalah penguasaan
pengetahuan dan keterampilan bahasa Arab berbentuk laporan penelitian
kebahasaan Arab; dan
j. Mampu memformulasikan penyelesaian suatu masalah bidang
kewirausahaan berbasis keahlian bahasa Arab dalam bentuk laporan
penelitian.
3. Keterampilan Umum
a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora bidang pendidikan
bahasa Arab;
b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
102
c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai
humaniora dalam pendidikan bahasa Arab berdasarkan kaidah, tata cara,
dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau
kritik seni, menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk
skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman
perguruan tinggi;
d. Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian bahasa Arab dan
pembelajarannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan
mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;
e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah di bidang bahasa Arab serta pembelajarannya, berdasarkan hasil
analisis informasi dan data;
f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan
pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya;
g. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang
ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya;
h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang
berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu melaksanakan tugas
secara mandiri;
i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan
menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah
plagiasi;
j. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi
dan data dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai
alternatif solusi secara mandiri dan kelompok; dan
k. Mampu bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggungjawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.
103
4. Keterampilan Khusus
a. Mampu berbahasa Arab lisan tingkat lanjut baik reseptif maupun produktif
dalam bentuk komunikasi dengan penutur asli, memahami isi berita
radio/TV, presentasi satu arah, dan multi arah melalui pembelajaran
berbasis tugas, proyek, dan simulasi;
b. Mampu berbahasa Arab tulis tingkat lanjut secara reseptif dalam bentuk:
memahami referensi ilmiah dan popular kebahasaan, kesastraan,
kependidikan, dan secara produktif dalam bentuk menulis surat resmi dan
karya ilmiah;
c. Mampu menyusun perencanaan dan perangkat pembelajaran bahasa Arab
di sekolah/madrasah, memecahkan masalah yang timbul, serta beradaptasi
terhadap situasi yang dihadapi sesuai dengan perkembangan IPTEKS;
d. Mampu melaksanakan pembelajaran bahasa Arab di sekolah/madrasah,
memecahkan masalah yang timbul, serta beradaptasi terhadap situasi yang
dihadapi dengan memanfaatkan perkembangan IPTEKS;
e. Mampu melaksanakan evaluasi pembelajaran bahasa Arab, memecahkan
masalah, dan beradaptasi terhadap situasi dengan memanfaatkan
perkembangan IPTEKS; dan
f. Mampu mengaplikasikan keahlian tambahan sebagai
praktisi/wirausahawan yang berbasis pada keahlian berbahasa Arab, yaitu,
penerjemahan, PAI, Kaligrafi, Bahasa Arab untuk Anak, Komputer dan
Internet, dan Bahasa Arab Tujuan Khusus.
(Katalog Jurusan Sastra Arab UM, 2017 hal 11-12)
Capaian pembelajaran yang telah ditetapkan SN-Dikti dan kemudian
diikuti oleh prodi PBA UM adalah ranah sikap dan tata nilai serta ranah
ketrampilan umum. Adapun ranah pengetahuan dan ketrampilan khusus disepakati
pada asosiasi prodi PBA. Namun demikian ranah pengetahuan dan ketrampilan
khusus ini masih dibuka ruang untuk pengayaan dari standar minimal yang telah
ditetapkan. Prodi PBA UM menambahkan pada ranah penguasaan pengetahuan
berupa penguasaan konsep-konsep teoretis salah satu keahlian tambahan bahasa
Arab, yaitu, penerjemahan, PAI, Kaligrafi, Bahasa Arab untuk Anak, Komputer
dan Internet, dan Bahasa Arab untuk Tujuan Khusus. Hal ini berkaitan dengan
104
paket keahlian khusus yang terdapat dalam kurikulum prodi PBA UM. Adapun
pada ranah penguasaan ketrampilan khusus, prodi PBA UM menambahkan
kemampuan mengaplikasikan keahlian tambahan sebagai praktisi/wirausahawan
yang berbasis pada keahlian berbahasa Arab, yaitu, penerjemahan, PAI, Kaligrafi,
Bahasa Arab untuk Anak, Komputer dan Internet, dan Bahasa Arab Tujuan
Khusus.
Penambahan pada ranah pengetahuan dan ketrampilan khusus ini berimbas
pula pada profil lulusan PBA UM, yaitu memiliki kewenangan tambahan sesuai
dengan paket khusus yang dipilih, yakni:
1. Penerjemah dan/atau editor karya terjemahan bahasa Arab-Indonesia atau
sebaliknya (bagi pengambil Paket Penerjemahan);
2. Guru Pendidikan Agama Islam (bagi pengambil Paket PAI);
3. Kaligrafer (bagi pengambil Paket Kaligrafi);
4. Guru bahasa Arab untuk anak pada jenjang pendidikan formal dan non formal
tingkat dasar dan pra-sekolah (bagi pengambil Paket Bahasa Arab untuk
Anak/ Al-`Arabiyyah Li Al-Athfal);
5. Programer atau desainer media pembelajaran berbasis multimedia (bagi
pengambil Paket Komputer dan Internet); dan
6. Pemandu wisata dan haji, serta instruktur di berbagai pelatihan
kebahasaaraban (bagi pengambil Paket Bahasa Arab untuk Tujuan Khusus).
(katalog jurusan Sastra Arab, 2017: 9)
Di samping capaian pembelajaran prodi (programme learning outcome/
PLO) yang berpijak pada SN-DIKTI, KKNI, dan asosiasi, prodi PBA UM juga
menetapkan capaian pembelajaran yang didasarkan pada acuan standar ASEAN
University Network-Quality Assurance (AUN-QA), yaitu meliputi 3 aspek (1)
pengetahuan dan keterampilan bahasa Arab, (2) pengetahuan dan keterampilan
pedagogis, dan (3) pengetahuan dan keterampilan intrapersonal dan interpersonal
yang berlandaskan iman dan taqwa. Jabaran masing-masing sebagai berikut.
1. Pengetahuan dan Keterampilan Bahasa Arab
a. Menganalisis dan mengevaluasi konsep-konsep dalam beragam teks
lisan berbahasa Arab;
b. Mengkomunikasikan ide-ide secara efektif dan tepat dalam bentuk
lisan baik dalam situasi formal maupun informal;
105
c. Menganalisis dan mengevaluasi konsep-konsep dalam beragam teks
tulis berbahasa Arab;
d. Mengkomunikasikan ide-ide secara efektif dan tepat dalam bentuk
tulis baik dalam konteks akademik maupun non akademik;
e. Menerapkan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar linguistik
dalam pembelajaran bahasa Arab;
f. Menerapkan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar sastra dalam
pembelajaran bahasa Arab; dan
g. Menerapkan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar mata kuliah
paket keahlian khusus dalam pembelajaran.
2. Pengetahuan dan Keterampilan Pedagogis
a. Mendisain dan mengimplementasikan rencana pembelajaran dalam
kelas yang mencerminkan prinsip-prinsip pendidikan mandiri dan
seumur hidup, efektif dan menyenangkan, serta prinsip pemerolehan
bahasa kedua;
b. Memilih dan mengadaptasi materi dan media pengajaran yang tepat
dan relevan dengan karakteristik mahasiswa (fisik, psikis, moral,
spiritual, dan latar sosial budaya) dalam berbagai konteks
pembelajaran;
c. Menerapkan strategi pembelajaran yang prinsipil dan manajemen kelas
dengan mempertimbangkan kondisi mahasiswa;
d. Mengembangkan dan menerapkan prosedur penilaian yang prinsipil;
e. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara efektif dan
kreatif dalam merancang dan menerapkan perencanaan pembelajaran;
f. Mengidentifikasi berbagai persoalan dalam pembelajaran bahasa Arab
dan memberikan solusi melalui kegiatan refleksi pengajaran dan
penelitian;
g. Menerapkan keahlian dalam bidang paket keahlian khusus sesuai
perkembangan zaman.
3. Pengetahuan dan Keterampilan Intrapersonal dan Interpersonal yang
Berlandaskan Iman dan Taqwa
106
a. Menunjukkan sikap yang mencerminkan nasionalisme, inklusifisme,
obyektivitas, dan tindakan non-diskriminatif;
b. Bersikap dan bermoral yang baik;
c. Mewujudkan prinsip-prinsip etika kerja yang meliputi disiplin,
tanggungjawab, harga diri dan kepercayaan diri, dan kerjasama tim;
d. Menunjukkan kompetensi komunikasi yang efektif dalam konteks
akademis dan sosial;
e. Menunjukkan pemikiran kreatif dan inovasi dalam kehidupan
akademik dan sosial;
f. Menunjukkan kebiasaan belajar berkesinambungan dan mandiri untuk
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan pengajaran bahasa
Arab yang sesuai dengan perkembangan global; dan
g. Menunjukkan kompetensi bidang paket keahlian khusus dalam konteks
akademik dan kewirausahaan.
(katalog Jurusan Sastra Arab UM, 2017 hal 12-13)
Jika dicermati antara CP yang ada pada prodi PBA, antara yang
berdasarkan KKNI dan berdasarkan pada standar Aun-QA maka sebenarnya
keduanya memiliki kesamaan dan hanya beda format dan rincian masing-
masing. Jika KKNI mengacu pada SN-Dikti dan terdiri atas 4 point CP, maka
dalam standar Aun-Qa hal itu diringkas menjadi aspek pengetahuan dan
keterampilan, dengan berfokus pada 3 ranah, yaitu pengetahuan dan
keterampilan bahasa Arab, pengetahuan dan keterampilan intrapersonal dan
interpersonal yang berlandaskan iman dan taqwa.
Pada saat ini, prodi PBA UM juga sedang merekonstruksi profil
lulusan dan CP yang telah tersusun dengan menambahkan muatan kurikulum
berbasis kehidupan (life based learning). Pengembangan kurikulum berbasis
kehidupan ini didasari oleh fenomena abad XXI, yaitu adanya revolusi
industri ke-IV, revolusi digital, dunia yang terintegrasi, dunia yang berubah
cepat, dan dunia yang menuntut kreativitas dan inovasi. Revolusi industri ke-
IV menuntut adanya visi-visi baru kehidupan bersama, seperti visi baru
pembangunan, pendidikan, dan kebudayaan (Saryono, 2017). Kurikulum dan
107
pembelajaran tentunya juga dituntut untuk memiliki visi baru mengiringi
perkembangan zaman tersebut.
Kurikulum berbasis kehidupan, tidak hanya kurikulum berbasis
kompetensi, melainkan kurikulum berbasis kapabilitas dengan orientasi pada
pilihan hidup dan bukan berbasis kerja. Pengembangan kapabilitas diwadahi
dalam bentuk matakuliah pilihan dari luar prodi sesuai minat masing-masing
mahasiswa dengan kisaran 15-20% dari kisaran 146 SKS. Kurikulum berbasis
kehidupan menggunakan pendekatan kompetensi dan transdisipliner yang
mampu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan
kepribadiannya secara utuh. Keberhasilan pendidikan menurut UNESCO
hendaknya dibangun atas empat pilar, yaitu belajar mengetahui, belajar
berbuat, belajar hidup bersama, dan belajar menjadi seseorang. Kurikulum
prodi hendaknya bersifat multidisipliner, interdisipliner, dan transdisipliner.
2. Program Permata, Transfer Kredit, dan Kerjasama
Program PERMATA (Program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air
Nusantara) dilakukan oleh Perguruan tinggi di bawah Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan
wawasan kebangsaan, integritas, solidaritas, dan perekat kebangsaan antar
mahasiswa. Program permata ini juga dalam rangka memperkecil
kesenjangan mutu pendidikan antar perguruan tinggi. Persyaratan mahasiswa
yang mengukuti Permata adalah mereka yang berada pada semester 5-7 bagi
program sarjana/sarjana terapan dan memiliki IPK sekurang-kurangnya 2,75
atau berprestasi sekurangkurangnya di tingkat provinsi (ristekdikti.2017
dalam http://dev2.kopertis7.go.id/uploadmateri_pedoman/Pedoman_
Permata_Tahun_2017.pdf diunduh 28 Agustus 2017). Berkaitan dengan
program permata ini, antar prodi PBA di bawah naungan menristek dikti
harus saling berkomunikasi dan menyepakati matakuliah apa saja yang akan
disajikan.
Adapun istilah Pengalihan Angka Kredit sudah diatur dalam
Permendikbud no 14, yaitu pengakuan hasil proses pendidikan yang
dinyatakan dalam satuan kredit semester atau ukuran lain untuk mencapai
kompetensi pembelajaran sesuai dengan kurikulum dan untuk memperkaya
108
capaian pembelajaran sesuai dengan kurikulum. Pengalihan Angka Kredit dan
Pemerolehan Angka Kredit dapat dilakukan antar Program studi yang sama
atau yang berbeda.
Berdasarkan PP no 17 tahun 2010, pemerintah melalui Ditjen
Pendidikan Tinggi selalu mendorong dan mendukung setiap upaya yang
dilakukan perguruan tinggi untuk melakukan kerja sama dengan perguruan
tinggi lain, dan dunia usaha, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Kerjasama antar prodi PBA eks-IKIP masih belum dilakukan secara
maksimal. Kerjasama ini sebenarnya memiliki banyak manfaat dari kedua
belah pihak. Kerjasama dalam program permata dan transfer kredit akan
memberikan pengalaman berharga kepada mahasiswa dan dapat
meningkatkan rating lembaga masing-masing.
Di samping kerjasama dalam program permata dan transfer kredit,
sesama prodi PBA juga perlu meningkatkan inovasi kerjasama, berupa
kerjasama dalam bidang penelitian, penulisan buku, serta saling tukar artikel
jurnal. Dengan demikian akan terjadi komunikasi antar prodi PBA secara
akademis. Perguruan Tinggi dapat melakukan kerjasama bidang akademik
dan/atau bidang non-akademik dengan perguruan tinggi lain, dunia usaha,
atau pihak lain, baik dalam maupun luar negeri. Kerjasama dapat dilakukan
dengan modus penawaran dan/atau permintaan yang diselenggarakan dengan
pola pembimbing-dibimbing dan atau kolaborasi. (http://kelembagaan
.ristekdikti.go.id) /wp-content/uploads/2016/10/ KEBIJAKAN-KERMA-
PT.pdf diunduh 26 Agustus 2017).
3. Akreditasi Prodi dan Penguatan Asosiasi
BAN-PT telah menetapkan sistem akreditasi prodi secara online mulai
tahun 2017. Akreditasi prodi secara online ini dikenal dengan istilah SAPTO
(Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online). Di samping Sapto, berbagai
prodi saat ini mengejar sertifikasi Aun-QA, AUN merupakan sertifikasi,
yaitu berupa assesment process; untuk mendapatkan feedback posisi Prodi
terhadap Standar AUN. Aun-Qa disusun mengacu ke standar akreditasi
internasional, disusun oleh pakar-pakar QA ASEAN dimotori oleh NUS
(national university of singapore). Standar Aun-Qa ini bertujuan untuk
109
meningkatkan/menyamakan kualitas standar Universitas di ASEAN. Hal ini
juga untuk kemudahan proses credit earning/credit transfer. Prodi yang telah
di-asses AUN, mahasiswanya bisa mengikuti program kredit transfer dengan
universitas-universitas sesama anggota AUN. Aun merupakan jembatan
untuk menuju ke level internasional (www.dlsu.edu.ph/offices/qao/_pdf
diunduh 16 Agustus 2017).
Kualitas lulusan perguruan tinggi di Indonesia dinilai belum siap untuk
bersaing dengan tenaga profesional asing. Keadaan ini disebabkan oleh tidak
semua perguruan tinggi memiliki asosiasi program studi yang berfungsi
sebagai pengawal pengembangan dan kontrol kualitas pendidikan dari lulusan
program studi program studi terkait. Perguruan tinggi dituntut menjadi pilar
yang akuntabel untuk menghasilkan kompetensi yang sesuai dengan
kebutuhan kerja utamanya di era MEA (masyarakat Ekonomi Asean) seperti
saat ini. Program studi diharapkan mampu menghasilkan human capital yang
unggul, membuka diri terhadap perubahan dan memiliki sikap antisipatif serta
mampu menghasilkan tenaga kerja non formal yang tangguh dan kreatif.
Untuk itu, perlu adanya penguatan asosiasi program studi untuk mengawal
kualitas lulusan, memperjuangkan dan mendukung pengembangan standar
pendidikan.
Asosiasi program studi di perguruan tinggi memiliki peran sebagai
penentu kurikulum (pendidikan), pemberdayaam masyarakat (pengabdian),
dan penelitian. Dengan adanya penguatan asosiasi, standar mutu sumber daya
akan bisa dikontrol, mutu program studi suatu perguruan tinggi dapat
ditingkatkan, dan kerja sama untuk melaksanakan tri dharma perguruan
tinggi dapat dijalin. Inovasi yang dapat dilakukan untuk penguatan asosiasi
program studi PBA adalah pengadaan program yang dapat diakui bersama,
digunakan bersama sebagai standar mutu sumber daya manusia. Hal ini
misalnya adanya tes bahasa Arab terstandar yang nantinya akan digunakan
untuk mengukur kemampuan berbahasa Arab mahasiswa pada level tertentu.
4. Program Profesi Guru (PPG)
Dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi pasal 17 ayat (1) dinyatakan bahwa pendidikan profesi merupakan
110
pendididkan tinggi setelah program sarjana yang menyiapkan mahasiswa
dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus. Penyiapan
Guru sebagai pendidik profesional dinyatakan pula pada Peraturan
Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang guru. Regulasi tersebut melandasi
terjadinya reformasi guru di Indonesia di mana guru harus disiapkan melalui
pendidikan profesi setelah program sarjana (http://kelembagaan.
ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2017/08/Pedoman-Penyelenggaraan-
PPG.pdf diunduh 25 Agustus 2017).
Mengacu pada UU No. 20/2003 Pasal 3, tujuan umum program PPG
adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Adapun tujuan khusus
program PPG sesuai yang tercantum dalam Permendiknas No. 8 Tahun 2009
Pasal 2 adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam
merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, menindaklanjuti
hasil penilaian, melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik serta
melakukan penelitian secara berkelanjutan (naskah penyelenggaraan PPG-
UM, 2015).
Perguruan tinggi yang ditetapkan menjadi penyelenggara Studi PPG
harus memenuhi persyaratan, di antaranya memiliki akreditasi institusi dari
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), diutamakan
peringkat Unggul (A), atau minimal Baik Sekali (B) dan memiliki program
studi kependidikan strata satu (S-1) yang terakreditas A untuk program PPG
yang akan diselenggarakan, kecuali ditetapkan lain oleh Kemenristekdikti.
Berdasarkan persyaratan tersebut, maka prodi PBA eks ikip telah memenuhi
persyaratan. PBA UM juga sudah mengajukan dan tinggal menunggu
turunnya SK penyelenggaraan operasional.
Program Studi PPG dapat diselenggarakan dalam bentuk PPG
Bersubsidi dan PPG Swadana. Kurikulum PPG dikembangkan dengan
mengacu pada prinsip acitivity based curriculum atau experience based
111
curriculum bukan subject matter curriculum seperti pada pendidikan
akademik. Implikasi dari prinsip ini, pembelajaran dalam Program PPG
berbentuk aktivitas/kegiatan, yaitu berupa lokakarya pengembangan
perangkat pembelajaran sebagai wujud implementasi dari konsep TPACK
yaitu technological pedagogical content knowledge (Koehler & Mishra, 2008
dalam http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2017
/08/Pedoman-Penyelenggaraan-PPG.pdf diunduh 25 Agustus 2017).
Kurikulum Program PPG dirancang dengan masa studi selama 2
semester, beban sks 36 sampai dengan 38 sks. Adapun capaian pembelajaran
lulusan atau kompetensi yang harus dimiliki lulusan meliputi 4 kompetensi,
yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Capaian
pembelajaran yang harus dicapai tetap mengacu pada KKNI SN Dikti yang
meliputi tata sikap dan perilaku, pengetahuan, ketrampilan umum, dan
ketrampilan khusus. Adapun kurikulum PPG prodi PBA UM adalah sebagai
berikut.
Tabel 1: kurikulum PPG prodi PBA UM
Masukan Matri
kulasi
BS
Matrik
ulasi
Kepen.
Subject
Enrichment
Subject Specific Pedagogy
PSPBA &
BSA
berakta
mengajar
BA
36 sks
(PPL 8)
Istima‟ Lanjut
(2)
Pengembangan Model-model
Pembelajaran (2)
Kalam Lanjut (4) Pengembangan Bahan Ajar (3)
Qira‟ah Lanjut
(4)
Pengembangan K13 (2)
Kitabah Lanjut
(2)
Pengembangan Media Berbasis TIK
(2)
Seminar
Kebahasaan (2)
Pengembangan Alat Asesmen (2)
Penelitian Pengembangan dan
Tindakan Kelas (PPTK) (3)
BSA 40
(PPL 12)
Pengem
bangan
Profesio
nalitas
Guru
28 sks
Metodologi PBA (3)
Pengant
ar
Kependi
dikan
Media PBA (2)
Evaluasi PBA (2)
112
Pengembangan Kurikulum & Buku
Teks (3)
Metodologi Penelitian Pendidikan
(2)
Belajar dan Pembelajaran (2)
Pengembangan Model-model
Pembelajaran (2)
Pengembangan Bahan Ajar (3)
Pengembangan K13 (2)
Pengembangan Media Berbasis TIK
(2)
Pengembangan Alat Asesmen (2)
Penelitian Pengembangan dan
Tindakan Kelas (PPTK) (3)
PAI 40 sks
(PPL 12)
Bahas
a Arab
Intensi
f I
Istima‟ Lanjut
(2)
Pengembangan Model-model
Pembelajaran (2)
Bahas
a Arab
Intensi
f II
Kalam Lanjut (4) Pengembangan Bahan Ajar (3)
Qira‟ah Lanjut
(4)
Pengembangan K13 (2)
Kitabah Lanjut
(2)
Pengembangan Media Berbasis TIK
(2)
Seminar
Kebahasaan (2)
Pengembangan Alat Asesmen (2)
Penelitian Pengembangan dan
Tindakan Kelas (PPTK) (3)
C. Penutup
Inovasi kegiatan akademik prodi pendidikan bahasa Arab dapat dilakukan
melalui pengembangan capaian pembelajaran dan profil lulusan. Meskipun
capaian pembelajaran telah ditetapkan oleh SN-Dikti dan juga telah disepakati
bersama dalam Asosiasi prodi PBA, tetapi masing-masing prodi masih dapat
mengembangkannya dari standar minimal tersebut. Pengembangan itu di prodi
PBA dilakukan dengan pengembangan mata kuliah paket khusus serta
pengembangan pembelajaran berbasis kehidupan dengan kurikulum yang
transdisipliner, interdisipliner dan multidisipliner yang nantinya akan
menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompeten, melainkan juga memiliki
113
kapabilitas. Kerjasama antar prodi seperti program permata dan alih kredit perlu
disiapkan secara serius untuk menjalin kerjasama antar prodi dalam negeri.
Adapun kerjasama luar negeri tetap terus diupayakan dengan memanfaatkan
peluang-peluang yang disediakan oleh menristek dikti.
Dalam rangka berkompetisi dan berkoopetisi dengan lembaga di luar prodi
serta lembaga luar negeri, akreditasi prodi yang sekarang ini menggunakan Sapto
perlu terus ditingkatkan kualitasnya. Prodi PBA juga harus menyiapkan diri untuk
tersertifikasi oleh Aun-Qa sehingga memiliki peluang yang lebih luas bagi civitas
akademika untuk bersaing dalam kancah asean dan berstandar internasional.
Asosiasi prodi perlu menyusun program-program yang akan dijalani bersama
sebagai suatu kebijakan, misalnya penyelenggaraan tes masuk dengan
menggunakan tes bahasa Arab berstandar atau tes tersebut dijadikan prasyarat
kelulusan. Penguatan asosiasi ini penting untuk meningkatkan kualitas prodi.
Pelaksanaan program PPG juga perlu dirancang sedemikian rupa sehingga prodi
PBA eks IKIP yang dipercaya oleh dikti sebagai penyelenggara PPG dapat
memaksimalkan perannya dengan layanan prima dan tetap berlandaskan pada
mutu pendidikan.
Daftar Rujukan Asean University Network. 2017. dalam www.dlsu.edu.ph/offices/qao/_pdf
diunduh 16 Agustus 2017.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi
Guru, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Kompas. 2017. http://edukasi.kompas.com/read/2013/04/02/1917141/
KKNI.Jadi.Acuan.Pendidikan. diunduh 26 Agustus 2017
Kopertis. 2016. Pedoman Permata 2016. (online) dalam http://www.kopertis9
.or.id/xdoc/nfile/news/9d6d8-pedoman-permata-2016.pdf. diunduh 24
Agustus 2017.
Napitupulu, Ester Lince. 2013. KKNI Jadi Acuan Pendidikan, dalam
http://edukasi.kompas.com/read/2013/04/02/1917141/KKNI.Jadi.Acuan.
Pendidikan. diunduh 26 Agustus 2017
Oliva, Peter F. 1992. Developing The Curriculum (Third edition). Harper Collins
Publishers: United States
114
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru (online) dalam
http://unnes.ac.id/wp-content/uploads/PP_74_Tahun_2008.pdf diunduh
25 Agustus 2017
Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI).
Ristekdikti. 2016. Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi. (online)
dalam http://www.upi.edu/main/file/akademik/63f58-panduan-
penyusunan-kurikulum-pt.pdf diunduh 25 Agustus 2017
Ristekdikti. 2016. Pengembangan kerjasama perguruan tinggi (online) dalam
http://kelembagaan.ristekdikti.go.id /wp-content/uploads
/2016/10/KEBIJAKAN-KERMA-PT.pdf, diunduh pada tanggal 20
Agustus 2017
Ristekdikti. 2016. Surat edaran ke pimpinan perguruan tinggi (online) via
http://belmawa.ristekdikti .go.id/wp-content/uploads/2016/05/Surat-
Edaran-ke-Pimpinan-Perguruan-Tinggi.pdf. diunduh 24 Agustus 2017.
Ristekdikti. 2016.Kebijakan Permata (online) dalam http://kelembagaan.
ristekdikti.go.id) /wp-content/uploads/2016/10/KEBIJAKAN-KERMA-
PT.pdf diunduh pada tanggal 20 Agustus 2017
Ristekdikti. 2017. Menristekdikti luncurkan program pendidikan profesi guru
pada peringatan hardiknas (online) dalam http://www.dikti.go.id
/menristekdikti-luncurkan-program-pendidikan-profesi-guru-pada-
peringatan-hardiknas-2017/#2K0Yuq2Bkb2twl3z.99. Diunduh 22
Agustus 2017.
Ristekdikti. 2017. Pedoman penyelenggaraan pendidikan profesi guru. (online)
dalam http://kelembagaan. ristekdikti.go.id/wp-content/uploads
/2017/08/Pedoman-Penyelenggaraan-PPG.pdf diunduh 25 Agustus
2017).
Ristekdikti.2017 Panduan Permata (Online) dalam http://dev2.kopertis7.go.id/
uploadmateri_pedoman/Pedoman_Permata_Tahun_2017.pdf. diunduh
28 Agustus 2017
SAPTO. 2017. Sistem Akreditasi perguruan tinggi online. Dalam
http://sapto.banpt.or.id diunduh 27 Agustus 2017.
Saryono, Djoko. 2017. Paradigma Belajar berbasis kehidupan. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Pengembangan Kurikulum; Teori dan
Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya
Tayler, Ralph, W. 1975. Basic principles of Curriculum and instruction. Chicago:
The University of Chicago Publishing.
Universitas Brawijaya. 2013.Manual Prosedur Pengembangan Kurikulum. 2013.
dalam http://fib.ub.ac.id/wrp-con/uploads/MP-FIB.05.Kurikulum-
R..xx_.pdf diunduh 28 Agustus 2017
Universitas negeri Malang. 2015. Naskah penyelenggaraan PPG-UM
Universitas Negeri Malang. 2017. Katalog Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang 2017
115
URGENSI STANDARDISASI PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN
BAGI PENINGKATAN MUTU LAYANAN PRODI JERMAN DI
INDONESIA
SETIAWAN
Program Studi Bahasa Jerman
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak
Pengembangan disiplin ilmu dan mutu lembaga penyelenggaranya saat ini sedang
gencar diupayakan melalui standardisasi mutu yang diterapkan dalam berbagai
aspek. Kondisi ini tampaknya juga didorong oleh semakin intensnya interaksi
lintas negara sebagai wujud globalisasi di berbagai bidang, termasuk ekonomi,
pendidikan dan lingkungan. Sebagai imbasnya, kebijakan standardisasi mutu ini
mendorong terjadinya penyetaraan capaian pembelajar dan profil lulusan dari
berbagai lembaga penyelenggara pendidikan yang sejenis. Penyetaraan ini pada
gilirannya akan membuka berbagai peluang kerjasama yang secara kondusif
menunjang peningkatan mutu layanan akademis.
Kata kunci: standardisasi mutu, capaian pembelajaran, profil lulusan
Abstract
The development of science and the quality of its organizers is being intensively
pursued through the standardization of quality applied in various aspects. This
condition also seems to be driven by the intensity of cross-country interaction as a
manifestation of globalization in various fields, including economics, education
and environment. As a result, this standardization policy of quality encourages
equalization of learner achievements and the profile of graduates from various
institutions of similar education organizations. This equalization will in turn open
up opportunities for cooperation that are conducive to improving the quality of
academic services.
Keywords: quality standardization, learning achievements, graduate profiles
116
A. Pendahuluan
Standardisasi pendidikan akan berkaitan erat secara historis dengan
semakin kecilnya dunia dalam era globalisasi. Mungkin tidak banyak yang
menyadari, namun dunia sepertinya mengarah kepada satu wilayah besar mondial
dengan satu sistem yang berlaku di semua bagian wilayahnya. Setidaknya inilah
yang ramai didiskusikan berbagai peradaban di dunia saat ini. Tahapan ke arah itu
sudah tampak dalam bersatunya negara-negara di Eropa dalam wadah Uni Eropa.
Satu organisasi wilayah besar dengan satu mata uang dan satu sistem bersama
yang mengatur arus perpindahan penduduk di negara-negara anggotanya. Di
belahan lain ada Uni Afrika, ada AFTA, ada OKI, ada Pan Amerika dan banyak
lagi organisasi yang membuat mudah interaksi antara satu negara dengan negara
lainnya. Globalisasi dengan kata dasar global adalah starting point upaya
standardisasi pendidikan di dunia. Setidaknya inilah yang termuat dalam dokumen
kemenristek sekait Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Hubungan antarnegara yang semakin erat pada gilirannya berimbas
langsung pada akses dunia kerja lintas negara. Kemudahan-kemudahan yang
dibangun dalam berbagai lini untuk meningkatkan interaksi antar negara telah
membuka pasar kerja domestik bagi dunia luar, dan juga sebaliknya membuka
pasar kerja luar negeri bagi SDM Indonesia. Di satu sisi hal ini merupakan
peluang besar bagi sektor ekonomi Indonesia, namun di sisi lain globalisasi juga
mengandung sirat ancaman jika Indonesia tidak mampu mengimbangi mutu calon
tenaga kerja asing. Salah satu imbas konkrit dari kondisi ini adalah munculnya
kebutuhan dunia kerja internasional terhadap dokumen yang bisa mengidentifikasi
kemampuan dan pengetahuan seseorang. Dokumen ini mencakup gambaran
kompetensi seseorang, mudah difahami dan benar-benar mewakili realitas yang
sebenarnya. Melalui dokumen ini, penyedia lapangan pekerjaan akan mampu
melakukan identifikasi kemampuan calon pekerjanya meskipun ia berasal dari
negara yang berbeda. Sebuah dokumen yang memuat standardisasi kemampuan
seseorang. Standardisasi inilah yang kemudian menjadi bahasan utama kita saat
ini. Hal ini juga berarti bahwa ijazah yang menunjukkan level pendidikan
seseorang tidak lagi menjadi satu-satunya dokumen yang digunakan dunia kerja
untuk mengidenrtifikasi kemampuan seseorang.
117
Sekait dengan kondisi disebut di atas, dibangunlah sistem-sistem
deskriptor keahlian dan kompetensi (demikian Kemenristek istilahnya) di
berbagai negara. Di Jerman sistem ini dikenal dengan sebutan
“Kompetenzenkatalog”, di Perancis dikenal dengan “ROME”, di Amerika dengan
nama “O*NET”, di Swedia dinamai Taxonomy-DB, dan di Eropa disebut “Job
Mobility Portal” (sumber: dokumen KKNI Kemenristek). Sistem yang sama
dibangun di Indonesia dengan istilah Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
atau sering dikenal dengan singkatan KKNI. Meskipun jenjang dalam deskriptor
keahlian dan kompetensi ini berbeda-beda antar negara di dunia, namun
hakikatnya adalah sama. Beberapa negara lebih bersifat umum dibandung
klasifikasi KKNI yang berjumlah 9 tingkatan, seperti misalnya “Job Mobility
Portal” yang memiliki 8 tingkatan. Namun ada juga negara yang tampaknya lebih
spesifik membagi tingkatannya seperti di Selandia Baru, dimana sistem
deskriptornya memiliki 10 tingkatan.
Dokumen KKNI yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pembelajaran
dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada
tahun 2015 menyatakan dengan jelas, bahwa pengklasifikasian pekerjaan
berkembang pesat untuk menciptakan keselarasan antara permintaan dan
penyediaan tenaga kerja yang berkompetensi (competence) sebagai faktor yang
sangat penting. Dalam dokumen tersebut, KKNI dimaknai sebagai kerangka
penjenjangan kualifikasi sumber daya manusia Indonesia yang menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan
dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang
disesuaikan dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan. Dari definisi ini bisa
kita cermati tiga kata kunci yang laik dibahas mendalam, yaitu menyandingkan,
menyetarakan dan mengintegrasikan. Kata-kata kunci ini tidak lagi hanya
berbicara pendidikan sebagai satu-satunya variabel dalam berbagai levelnya,
namun mulai mengenali aspek pelatihan dan pengalaman. Dengan demikian,
deskriptor yang ada dalam KKNI tidak lagi hanya membahas nilai dalam capaian
akademis, namun juga maknanya dalam tataran kemampuan dan pengalaman.
Untuk lebih memahaminya secara sederhana bisa kita lihat contoh program
learning outcomes berikut.
118
1. Menguasai keilmuan dasar pendidikan bahasa Jerman.
2. Mampu menemukenali karakter peserta didik bahasa Jerman.
Outcome nomor satu berkaitan dengan keilmuan dan nomor dua berkaitan dengan
kemampuan. Tampaknya inilah salah satu urgensi yang menyebabkan kata
pendidikan dalam definisi KKNI di atas tidak lagi menjadi Oberbegriff bagi
semua hal yang berkaitan dengannya seperti keterampilan dan kemampuan,
namun secara tegas dipisahkan dan menjadi variabel yang memiliki makna yang
berdiri sendiri, namun tetap berkaitan satu sama lain.
B. Pembahasan
1. Kaitan KKNI dengan Prodi Pendidikan Bahasa Jerman
Standardisasi yang tengah digaungkan dengan gencar oleh pemerintah
pada akhirnya sampai di depan pintu rumah kita. Betapa strategisnya kedatangan
KKNI ini secara timing karena selaras waktunya dengan pembentukan Asosiasi
Prodi Jerman se-Indonesia dan wacana perubahan ujian Zertifikat Deutsch für
indonesische Deutschstudierende (ZIDS) menjadi ujian B1. Secara strategis,
sebelum Forum FBS 2017 ini dilaksanakan, Asosiasi Program Studi Jerman
bahkan sudah didirikan dan sudah membahas profil lulusan dalam pertemuan di
Bandung pada tahun 2016. Namun demikian, tampakya masih ada PR
permasalahan yang harus dibahas oleh asosiasi, yaitu sekait capaian pembelajaran
bagi lulusan yang tampaknya masih berbeda dalam niveau. Hal ini terungkap
dalam pertemuan dalam Forum FBS di Padang pada tahun 2015. Selain itu
Asosiasi juga diharapkan mampu mendiskusikan peluang kerjasama yang bisa
dibangun antar anggotanya. Untuk tema kedua ini beberapa permasalahan yang
harus dibahas bersama muncul dalam pertemuan antara Universitas Pendidikan
Yogyakarta dengan Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2016 lalu, ketika
UNY berkesempatan mengunjungi UPI dalam rangka membuka peluang
kerjasama dua Universitas.
Dalam pertemuan antara UNY dan UPI yang pada awalnya bertujuan
untuk menelaah kemungkinan kerjasama berupa pertukaran mahasiswa terungkap
permasalahan yang cukup menarik untuk dikaji lebih mendalam. Proses
pertukaran mahasiswa antara UNY dan UPI tidak dapat dilaksanakan dengan
119
mudah karena adanya perbedaan dalam struktur kurikulum masing-masing
universitas. Dalam hal ini kurikulum menjadi salah satu kunci pentingnya.
Dengan demikian, arah aktifitas setiap pengampu kebijakan di prodi Jerman
dalam hal ini tampaknya akan terfokus pada dua hal sebagai berikut.
1. Pembahasan Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran sesuai dengan KKNI
2. Peluang kerjasama dan pengembangan mutu prodi
Kedua hal ini tampaknya merupakan dua dari beberapa kebijakan besar lain yang
juga harus dibicarakan sekait pengembangan prodi Jerman ke depan. Dalam
Forum FBS 2017 di Bali ini hakikatnya memang ada beberapa tema bahasan lain
yang juga harus dibahas dalam sidang komisi prodi Jerman, yaitu Akreditasi Prodi
dan Pembentukan Asosiasi. Namun demikian, alhamdulillah bahasan
pembentukan asosiasi telah berhasil dilakukan oleh segenap prodi Jerman
sehingga dalam pertemuan FBS di Bali ini pembahasan bisa dilakukan lebih
mendalam mengenai kedua point di atas.
2. Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran Bahasa Jerman
Prodi Jerman tersebar secara strategis di seluruh bagian Indonesia. Hal ini
menjadi modal bagi prodi Jerman untuk melayani kebutuhan masyarakat akan
pembelajaran bahasa Jerman yang bermutu dan ajeg dalam menghasilkan lulusan
yang unggul. Hal lain yang harus dibicarakan sekait pelayanan berkualitas pada
masyarakat adalah adanya baku mutu yang standar bagi pembelajaran bahasa
Jerman di seluruh prodi Jerman. Sekait dengan hal tersebut, maka pembicaraan
akan mengarah pada pembahasan kurikulum yang setara sehingga menghasilkan
lulusan dengan capaian yang juga setara. Setara dalam hal ini harus dimaknai
sebagai kondisi yang memiliki level yang sepadan dan bukan bermakna sama.
Dengan demikian, masing-masing prodi masih bisa memasukkan potensi dan
keunggulan masing masing ke dalam kurikulum. Sebagai ilustrasi, sebuah
lembaga pendidikan tinggi mungkin lebih cenderung menjadikan bidang
pariwisata sebagai konsentrasinya sedangkan lembaga lainnya lebih memilih
industri. Meskipun berbeda konsentrasi, kemampuan bahasa Jerman masing-
masing lulusan berada dalam Niveau yang sama.
120
Pada dasarnya profil lulusan dan capaian pembelajaran dipengaruhi oleh
banyak hal, termasuk input mahasiswa, ketersediaan sarana yang baik,
pemanfaatan TIK yang optimal, keterlibatan pendidik yang unggul, kurikulum
yang digunakan dan banyak faktor lain. Namun demikian, pengembangan
keseluruhan faktor tersebut tidak semuanya ada dalam kewenangan prodi. Seperti
misalnya sarana. Pengembangan sarana serat kaitannya dengan kebijakan lembaga
dan dana yang tersedia. Oleh sebab itu, pembahasan hanya bisa dilakukan secara
efektif apabila membicarakan aspek-aspek yang masih ada dalam lingkar
kewenangan dan kemampuan prodi.
Salah satu hal teramat penting yang bisa dirubah sesuai kebijakan yang ada
di level prodi adalah kurikulum. Sebagaimana telah diungkapkan di atas,
Kurikulum prodi Jerman yang berlaku saat ini ternyata memang berbeda antara
satu Universitas dengan universitas lainnya. “Keragaman” mungkin baik bila
ditilik dari beberapa aspek, namun bila diteropong melalui kacamata penyetaraan,
maka perbedaan yang terlalu besar akan berimbas pada dua hal, yaitu sulitnya
membuka kerjasama antara dua prodi di universitas yang berbeda, dan kedua
adalah terbukanya potensi berbedanya capaian pembelajaran dan profil lulusan.
Sebagaimana terungkap dalam diskusi di Padang pada forum FBS 2015, ada prodi
Jerman yang capaian pembelajaran akhirnya B2 dan ada pula yang B1. Hal ini
tentu merupakan hasil dari struktur kurikulum yang berbeda, dimana satu prodi
menerapkan pembelajaran bahasa Jerman sampai level B1 sedangkan prodi lain
menerapkan kurikulum yang memuat pembelajaran bahasa Jerman sampai level
B2.
Di sisi lain, adanya program PPG yang akhir-akhir ini marak
disosialisasikan seiring kebijakan baru pemerintah semakin mengingatkan kita
untuk mencermati adanya tahap penguasaan bahasa yang berbeda antara lulusan
S1 dan lulusan Profesi. S1 dalam jenjang KKNI masuk ke dalam level 6,
sedangkan level profesi masuk ke jenjang 7. Bila di KKNI 6 capaian pembelajaran
lulusan sudah B2, maka idealnya lulusan PPG adalah C1 sebagai wujud jenjang
KKNI yang lebih tinggi, yaitu 7. Dan hal ini mungkin agak sulit untuk dilakukan
mengingat C1 bukan lagi level menengah dalam Gemainsamen Europäischen
Referenzrahmen (GER). Sebagaimana ditentukan dalam GER, B1 adalah
121
kompetensi forgeschrittene Sprachverwendung, B2 adalah selbstänige
Sprachverwendung dan C1 adalah Fachkundige Sprachvermittlung. Dalam
pembicaraan di Padang terungkap bahwa goal B2 sulit untuk dicapai, maka
berdasarkan asumsi itu C1 tentu bukan merupakan tujuan yang bisa dicapai
dengan mudah, bahkan dalam program PPG sekalipun. Akan berbeda halnya bila
level S1 memiliki capaian setara Niveau B1 sedangkan PPG B2.
Gambar 1. Jenjang KKNI (dokumen KKNI kemenristek)
Untuk itulah dibutuhkan penyetaraan dan mungkin saja penyeragaman
kurikulum diantara prodi-prodi bahasa Jerman yang ada. Penyetaraan dilakukan
agar profil lulusan dan capaian pembelajaran juga bisa sepadan. Setidaknya
kegiatan ini diberlakukan terhadap mata kuliah-mata kuliah keterampilan bahasa
Jerman yang diberikan pada 4 semester awal. Sedangkan pendalamannya bisa
diserahkan pada masing-masing prodi, tergantung kecenderungan peminatan dan
potensi yang ada. Kurikulum yang setara juga akan secara otomatis menjadi
Benchmarking bagi mutu seluruh prodi yang ada dalam asosiasi, sehingga lulusan
S1 bahasa Jerman dari universitas manapun asalnya akan memiliki kompetensi
yang setara dan sesuai dengan KKNI jenjang 6.
Di samping itu, berbekal kurikulum yang memuat kesetaraan kemampuan
dalam pembelajaran bahasa Jerman akan menjadi modal bagi pelaksanaan transisi
ujian ZIDS menjadi ujian B1. Waktu pelaksanaan dan jenjang pelaksanaan yang
sama bagi seluruh universitas akan menjadikan ujian B1 sebagai ajang
benchmarking yang lebih baik. Keseragaman kurikulum juga akan membantu
memotong berbagai permasalahan yang ada dalam persiapan pelaksanaan ujian
122
B1 nasional, meskipun tentu tidak menghilangkan seluruh masalah yang masih
harus dijawab sekait ujian ini.
Urgensi penyeragaman ini dimulai dari gambaran lulusan “ideal” yang
menjadi target output proses pembelajaran prodi Jerman. Secara administratif,
gambaran ideal lulusan dipetakan dalam bentuk profil lulusan dan capaian
pembelajaran yang sudah dimiliki oleh asosiasi prodi bahasa Jerman dalam
pertemuan di Bandung. Selanjutnya baru kemudian diturunkan ke dalam bentuk
rencana pengajaran berupa kurikulum.
3. Peluang kerjasama dan pengembangan mutu prodi
Peluang kerjasama antarprodi sejenis sebenarnya sudah terbuka bahkan
ketika standardisasi masih hanya berupa pewacanaan. Namun bila prodi Jerman
seluruh Indonesia memiliki kesepakatan dalam Profil Lulusan, Capaian
Pembelajaran dan Kurikulum, maka peluang kerjasama dalam bidang-bidang yang
sebelumnya tidak mungkin menjadi sangat mungkin untuk diadakan. Diantaranya
adalah sebagai berikut.
a. Students Exchange
Program pertukaran pelajar menjadi sebuah fenomena yang marak dalam
dunia pendidikan internasional. Di Jerman program ini bahkan melembaga dan
nama lemaganya dikenal sebagai salah satu lembaga pertukaran pelajar terbaik di
dunia, yaitu Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD). Kegiatan
pertukaran pelajar diyakini sejak lama memberikan keuntungan bagi pembelajar
dan lembaga pendidikan yang terlibat didalamnya. Keuntungan yang utama dari
kegiatan ini berupa luasnya wawasan dan pengalaman pembelajar karena
berinteraksi dengan lingkungan baru dalam kesehariannya. Pengkondisian ini
memberikan implikasi pada pembentukan karakter sosial yang mapan dan
kemampuan adaptasi yang dibutuhkan setiap mahasiswa sebagai persiapan pasca
lulus memasuki dunia kerja atau bermasyarakat. Aspek pengalaman ternyata juga
diakomodir dalam KKNI.
123
Gambar 2. Berbagai alur pencapaian level kualifikasi
(dokumen KKNI Kemenristek)
Dalam dokumen Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran Prodi S1
Bahasa Jerman yang disepakati dalam pertemuan Asosiasi Prodi Jerman di
Bandung 2016 lalu terdapat beberapa point dalam Capaian Pembelajaran Sikap
dan Tata nilai sebagai berikut:
- Memiliki kepedulian dalam menjaga dan merawat kesehatan diri dan
lingkungan;
- Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama dan kepercayaan,
serta pendapat, atau temuan orisinal orang lain;
- Kerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
Point-point menjadi capaian pembelajaran yang wajib diupayakan proses
pencapaiannya. Bila kita cermati kata-kata kunci di atas, seperti diantaranya
kepedulian lingkungan, menghargai keanekaragaman, kepekaan sosial dan lain-
lain maka kita akan langsung fahami bahwa point point tersebut merupakan
perwujudan sikap manusia sebagai makhluk sosial yang beradab. Ia bukan tentang
ilmu atau keterampilan, ia tentang kecerdasan emosional sosial. Upaya
pembentukan karakter unggul ini bisa dilakukan melalui program student
exchange. Program ini tentu bukan satu-satunya namun ia merupakan program
yang baik untuk mencapai sifat sifat ini.
Implementasi program ini pernah dijajaki oleh UNY dan UPI, namun sejak
pertemuan pertama para pengambil kebijakan di kedua lembaga pendidikan tinggi
ini sudah menemukan hambatan yang sulit ditangani tanpa adanya kesepakatan
124
bersama yang cukup mendasar dalam bidang kurikulum. Perbedaan bobot mata
kuliah dan juga bahkan nama mata kuliah berimbas pada sulitnya dilakukan
penyelerasan nilai ketika mahasiswa yang mengikuti program ini kembali ke
universitas induk. Melalui penyelarasan kurikulum di antara prodi Jerman se-
Indonesia, program Student exchange tidak lagi menjadi sesuatu yang mustahil.
Mahasiswa dari prodi Jerman di satu universitas bisa belajar dalam kurun waktu
tertentu di universitas lain denganprodi sejenis. Hal ini tentunya menjadi sebuah
fitur yang akan memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa, juga bagi
lembaga pendidikan yang terkait.
b. Benchmarking
Menurut Camp (1989) benchmarking adalah proses pengukuran yang
kontinyu menyangkut produk, jasa dan praktek-praktek perusahaan terhadap
kompetitor terbaik. Dari definisi Camp ini bisa kita cermati bahwa upaya
peningkatan mutu diri dilakukan melalui refleksi organisasi lain yang unggul
untuk kemudian diterapkan dalam organisasi sendiri. Istilah kompetitor digunakan
oleh Camp karena ia membahas istilah ini dalam dunia bisnis dimana produsen
satu dan lain saling berlomba menjual produk. Namun inti makna benchmarking
yang hakikatnya mencari teladan untuk meningkatkan mutu diri merupakan hal
yang umum dilakukan dalam dunia pendidikan, umumnya melalui kegiatan
semacan study komparatif.
Garvin (1993) menguatkan urgensi benchmarking ini melalui pernyataan
sebagai berikut.
a disciplined process that begins with a thorough search to
identify best-practice organizations, continues with the
careful study of one's own practices and performance,
progresses through systematic site visits and interviews, and
concludes with an analysis of results, development of
recommendations, and implementation.
Garvin menegaskan bahwa benchmarking merupakan sebuah proses perbaikan
diri melalui langkah-langkah sebagai berikut:
- Pencarian yang utuh akan organisasi dengan kinerja terbaik.
- Menelaah secara hati-hati performansi dan kinerja organisasi sendiri.
125
- Dilanjutkan dengan serangkaian kunjungan dan interview sistematis.
- Penyimpulan melalui analisa hasil, program pengembangan dan
implementasinya.
Penyetaraan Profil Lulusan, Capaian Pembelajaran dan Kurikulum bukan
merupakan jaminan bahwa ouput yang dihasilkan akan sepadan. Sangat mungkin
dalam prosesnya kita menemukan permasalahan atau mungkin kekhilafan
sehingga output yang dihasilakn kurang sesuai dengan yang direncanakan. Untuk
inilah kita membutuh proses benchmarking. Prodi satu bisa melakukan kunjungan
kepada prodi lain untuk mengenali kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya.
Mengenali diri melalui berkaca pada kegiatan serupa yang dilakukan oleh
organisasi lain yang sejenis akan memberikan kita pijakan untuk melakukan
pengembangan mutu secara lebih efektif dan terarah. Banyak kegiatan yang bisa
mengarah pada proses benchmarking. Salah satunya yang mungkin dilaksanakan
bila kita memiliki kesepadanan kuikulum adalah Lomba Bahasa Jerman se-
Indonesia.
C. Penutup
Pemerataan pendidikan sudah semestinya juga bermakna pemerataan
mutu pendidikan. Seluruh wilayah di Indonesia berhak mendapatkan akses
terhadap pendidikan yang mutunya sama antara satu wilayah dengan wilayah
lainnya. Dengan demikian, ketika dikatakan bahwa SDM Indonesia unggul, maka
itu berarti SDM di seluruh wilayah Indonesia unggul dan bukan hanya di wilayah-
wilayah tertentu saja. Penyetaraan Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran yang
berangkat dari penyetaraan kurikulum bisa menjadi awal dari sebuah upaya besar
mewujudkan keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam bidang
pendidikan.
Daftar Pustaka
Camp, Robert.c. (1989). Benchmarking: the search for Industry Best Practices
that Lead to Superior Performance. Milwaukee, WI: ASQC Quality Press
Garvin, David A. (1993) Building a Learning Organization. Harvard Business
Review 71, no. 4 (July–August 1993): 78–91.
126
http://www.europaeischer-referenzrahmen.de/ (diakses pada tanggal 25 Agustus
2017)
http://www.kkni-kemenristekdikti.org/ (diakses pada tanggal 25 Agustus 2017)
127
KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MANADO
BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA
(KKNI)
Dr. Sherly F. Lensun,M.Pd
Pendidikan Bahasa Jepang FBS Universitas Negeri Manado
Abstrak
Makalah ini bertujuan untuk memberikan paparan tentang upaya yang dilakukan
untuk mencapai peningkatan kualitas program studi pendidikan Bahasa Jepang
Universitas Negeri Manado yang terdiri atas penguatan asosiasi profesi,
peningkatan kualitas program studi dalam akreditasi BAN-PT, termasuk di
dalamnya penyesuaian kurikulum sesuai KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia). Rasionalisasi perubahan kurikulum serta paradigma penyusunannya
termasuk perubahan kurikulum Program Studi Pendidikan bahasa Jepang,
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Manado, didasarkan pada landasan
Yuridis berikut: (1) Undang-undang No. 12 tahun 2012 tentang pendidikan
Tinggi; (2) Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI); (3) Permendikbud No.73 tahun 2013 tentang
penyelenggaraan pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi; (5)
Peraturan menteri serta (6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.81
tahun 2014 tentang ijazah, sertifikat Kompetensi, dan Sertifikat Profesi
Pendidikan Tinggi. Program studi pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Bahasa dan
Seni Universitas Negeri Manado didirikan pada tanggal 11 Juli 1996 dan
mendapatkan SK Pendirian Program Studi No. 249/DIKTI/96 tertanggal 11 Juli
1996.
Kata kunci: kurikulum, program studi, pendidikan Bahasa Jepang, KKNI
Abstract
improvement of study program quality in BAN-PT accreditation, including
curriculum adjustment according to KKNI (National Qualification Framework
Indonesia). The rationalization of the curriculum changes and the drafting
paradigm including the curriculum change of the Japanese Language Education
Program, the Language and Arts Faculty of Manado State University, is based on
the following Juridical foundations: (1) Law no. 12 of 2012 on Higher education;
(2) of Presidential Regulation no. 8 of 2012 on the Indonesian National
Qualification Framework (KKNI); (3) Education and Culture ministerial
regulations No.73 of 2013 on the implementation of Higher Education and
Management of Universities; (5) Ministerial Regulation and (6) Regulation of the
Minister of Education and Culture No.81 of 2014 on diploma, Competency
certificate, and Certificate of Higher Education Profession. The Japanese
Language Education Program Faculty of Arts and Language Faculty of Manado
State University was established on July 11, 1996 and obtained SK Establishment
of Study Program No. 249 / DIKTI / 96 dated July 11, 1996.
Keywords: curriculum, study program, Japanese language education, KKNI
A. Pendahuluan
128
Program studi pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Manado berdiri sejak tahun 1962 sebagai Jurusan Asia Timur,
kemudian pada tahun 1966 berubah menjadi Jurusan Bahasa Jepang. Pada tahun
1987 berubah status menjadi Program Studi Bahasa Jepang di bawah Jurusan
Pendidikan Bahasa Asing bersama dengan Program Studi Bahasa Prancis dan
Program Studi Bahasa Jerman pada FKSS IKIP Manado yang kemudian menjadi
FPBS IKIP Manado. Pada awalnya Jurusan Bahasa Jepang melaksanakan jenjang
pendidikan S1 tetapi pada tahun 1987 hanya menyelenggarakan Program Study
D3 dan pada tahun 1993 kembali menyelenggarakan program S1. Tahun 1996
tepatnya terhitung tanggal 11 Juli 1996 berdasarkan SK DIRJEN DIKTI
No.249/DIKTI/KEP/96 oleh karena penyederhanaan kelembagaan, maka Jurusan
Bahasa Jepang menjadi Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang dengan
menyelenggarakan program pendidikan S1.
Sejalan dengan itu pula pada tahun 2000 terjadi perubahan status IKIP
menjadi Universitas Negeri Manado (UNIMA) di Tondano berdasarkan Surat
Keputusan Presiden RI Nomor 127 Tahun 2000 tertanggal 13 September 2000,
secara otomatis program studi Pendidikan Bahasa Jepang mengikuti penyesuaian
tersebut. Berikut ini akan diuraikan identitas program studi:
1. IDENTITAS PROGRAM STUDI
1 Nama Program Studi: Pendidikan Bahasa Jepang
2 Izin 249/DIKTI/KEP/96 Tanggal 11 JULI 1996
3 Telepon 0431-321845 / 0431-321866
3 Akreditasi B (Baik) S.K. BAN Nomor 0248/SK/BAN-
PT/Akred/S/I/2017
4 Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
5 Deskripsi
Program Studi ini menyelenggarakan pendidikan Bahasa
Jepang dengan tujuan menghasilkan lulusan dalam bidang
Pendidikan dan pengajaran Bahasa Jepang dengan kualifikasi
sarjana pendidikan (S1) yang unggul, profesional, cerdas,
bermartabat dan berjiwa Entrepreneurship. Lulusan Program
Studi Pendidikan Bahsa Jepang juga dibekali keterampilan
sebagai pengajar Bahasa Jepang yang menguasai teori belajar,
karateristik peserta didik, strategi, perencanaan dan evaluasi
pembelajaran Bahasa Jepang. kewirausahaan dibidang Bisnis
Bahasa Jepang antara lain; mendirikan kursus Bahasa
Jepang/LPK, tour guide, travel agen. Prodi ini hampir setiap
tahun melahirkan juara dalam bebagai kompetisi musik baik
tingkat universitas, tingkat daerah dan tingkat Nasional.
129
6 Visi
“Pada tahun 2020 Menjadi Program Studi Pendidikan Bahasa
Jepang FBS UNIMA berstandarisasi Nasional dalam
penguasaan ilmu dan keterampilan Bahasa Jepang yang
professional dan berdaya saing serta menghasilkan lulusan
yang unggul, professional, cerdas, bermartabat dan berjiwa
Entrepreneurship”
7 Misi 1. Mengembangkan budaya kerja yang berwawasan Nasional
yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama, moral, dan etika
2. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara
profesional dengan penyelenggarakan pengajaran,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam
bidang pendidikan dan pengajaran bahasa Jepang yang
berkualitas.
3. Mengembangkan budaya akademis yang kondusif bagi
dosen untuk senantiasa meningkatkan profesionalisme dan
karirnya sebagai tenaga fungsional di tingkat pendidikan
tinggi;
4. Mengembangkan program-program kewirausahaan untuk
meningkatkan kesejahteraan staf dan mahasiswa serta
untuk menunjang kemajuan Prodi dan
menumbuhkembangkan jiwa enterpreneur/kewirausahawan
5. Menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga pada skala
nasional maupun Internasional di bidang keilmuan dan
kependidikan Bahasa Jepang
6. Mengembangkan penelaahan lulusan yang dihasilkan
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang melalui
pendekatan Alumni Bahasa Jepang FBS/ABJ IKIP/FBS
UNIMA.
8 Tujuan 1. Melaksanakan budaya kerja yang menjunjung tinggi nilai-
nilai agama, moral, dan etika;
2. Memperkuat jejaring dan kemitraan pada tingkat nasional,
regional.
3. Menggiatkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
di bidang pendidikan dan dan pengajaran Bahasa Jepang
yang bermanfaat bagi pengembangan masyarakat;
4. Menggiatkan pengabdian kepada masyarakat untuk
mewujudkan masyarakat yang cerdas, kreatif, dan sejahtera;
5. Melaksanakan program peningkatan kinerja layanan
berbasis mutu secara berkelanjutan menuju peningkatan
efisiensi dan produktivitas disertai peningkatan
kesejahteraan dan mutu sumber daya manusia;
6. Menghasilkan lulusan yang:
6.1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, bermartabat, bertanggung jawab,
berwawasan luas, dan siap melaksanakan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya;
6.2. berkompetensi akademik yang profesional dan
unggul dalam bidang pendidikan Bahasa Jepang;
130
6.3. memiliki kemampuan dan keterampilan
berwirausaha, berkolaborasi, dan berkompetisi
dalam masyarakat madani;
6.4. mengikuti perkembangan ilmu yang up to date dan
melakukan penelitian dalam bidang pendidikan
Jepang untuk meningkatkan mutu pembelajaran serta
berkontribusi dalam melaksanakan pengabdian
kepada masyarakat.
6.5. Memperkuat jejaring baik pada skala nasional dan
Internasional untuk meningkatkan potensi keilmuan
mahasiswa pendidikan Bahasa Jepang
2. PROFIL DAN KOMPETENSI LULUSAN
a. Profil Lulusan
No. Deskripsi Profil
1 Memiliki pengetahuan kependidikan
2 Memiliki pengetahuan kebahasaan
3 Memiliki pengetahuan budaya dan sastra
4 Memiliki keterampilan berbahasa Jepang
5 Memiliki kemampuan mengembangkan pembelajaran
6 Memiliki kemampuan menilai hasil belajar bahasa Jepang
7 Memiliki kemampuan meneliti kegiatanpembelajaran bahasa Jepang
8 Memiliki kemampuan menciptakan solusi kesulitan belajar bahasa
Jepang peserta didik
9 Memiliki kemampuan dalam pembinaan dan pengembangan bahasa
Jepang
Lulusan Program studi pendiidkan Bahasa Jepang mempunyai kualifikasi
Sarjana pendidikan, diharapkan dapat bekerja sebagai:
1. 1. Guru Bahasa Jepang di SMU/SMK/MA
1. 2. Instruktur Bahasa Jepang
1. 3. Penerjemah Bahasa Jepang lisan dan tulisan
1. 4. Bisnis dalam bidang kejepangan
b. Capaian pembelajaran Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang
terdiri atas :
2.1. Sikap dan tatanilai;
2.2. Pengetahuan;
2.3. Keterampilan umum; dan
2.4. Keterampilan khusus
SIKAP
131
1. Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan menunjukan sikap religius.
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama, moral, dan etika;
3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan kemajuan perubahan berdasarkan Pancasila;
4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa;
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama dan kepercayaan,
serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
6. Kerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
8. Menginsternalisasi nilai norma dan etika akademik;
9. Memiliki kepedulian dalam menjaga dan merawat kesehatan diri dan
lingkungan ;
10. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang pendidikan
bahasa Jepang secara mandiri; dan
11. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan dan kewirausahaan.
PENGUASAAN PENGETAHUAN
1. Menguasai konsep-konsep dasar kebahasaan, keterampilan berbahasa,
pembelajaran bahasa, penelitian bahasa, serta penelitian pendidikan bahasa;
2. Menguasai prinsip-prinsip pedagogi dan psikologi pendidikan;
3. Menguasai teori dan konsep pengembangan pembelajaran bahasa;
4. Menguasai teori dan konsep penerjemahan bahasa Jepang; dan
5. Menguasai prinsip dan manajemen kewirausahaan bidang bahasa Jepang,
serta pembelajarannya.
KETERAMPILAN UMUM
1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan
bidang keahliannya;
2. Mampu mengambil keputsan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data;
3. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humoniora
sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan estetika ilmiah
dalam rangka menghasilkan solusi dan gagasan
4. Menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau
laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;
5. Menyusun deskripsisaintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk skripsi
atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;
6. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing,
kolega, sejawat baik di dalam atau di luar lembaganya;
7. Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang
ditugaskan kepada pekerja yang di bawah tanggung jawabnya;
132
c. Kompetensi Lulusan
Kompetensi Utama
Kompetensi utama lulusan pendidikan program Studi
pendidikan Bahasa Jepang FBS UNIMA terbagi menjadi tiga
kompetensi sebagai berikut:
(a) Kompetensi Ilmu Pengetahuan:
1. Mampu memahami teori-teori dan praktek kependidikan
bahasa Jepang
2. Mampu memahami fakta, prinsip, konsep dan teoritis dasar
bahasa Jepang dan mengimplementasikannya dalam prosedur
pendidikan dan pembelajaran bahasa Jepang sesuai dengan
konteks
3. Menguasai teori belajar, karakeristik peserta didik, strategi,
perencanaan, dan evaluasi pembelajaran dalam bahasa Jepang
4. Menguasai konsep teoritis pemecahan masalah dalam
pendidikan, guna menginterpretasikan tingkah laku peserta
didik baik perseorangan maupun kelompok secara prosedural
melalui pendekatan ilmiah
8. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada
di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara
mandiri;
9. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan
kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.
KETERAMPILAN KHUSUS
1. Mampu berbahasa Jepang, secara lisan dan tulisan dalam konteks
keseharian/umum, akademis, dan pekerjaan;
2. Mampu menganalisis dan menerapkan teori, konsep, pendekatan dalam
pembelajaran bahasa Jepang; serta menghasilkan desain pembelajaran yang
inovatif untuk pembelajaran bahasa Jepang;
3. Mampu merencanakan dan melakukan kajian terhadap implementasi
pendidikan bahasa Jepang melalui pendekatan secara terintegrasi;
4. Mampu menerapkan teori, konsep dalam proses penerjemahan dari bahasa
Jepang ke bahasa Indonesia atau sebaliknya; dan
5. Mampu menghasilkan layanan jasa dan produk kreatif dalam bidang bahasa
Jepang serta pembelajarannya.
133
(b) Kompetensi Keterampilan
1. Mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
dalam pembelajaran bahasa Jepang, ilmu bahasa dan sastra,
ilmu pendidikan, dan ilmu penelitian yang berorientasi pada
standar proses
2. Mampu melakukan perencanaan penelitian dan menulis karya
ilmiah tentang bahasa Jepang dan mempunyai keterampilan
berbahasa Jepang aktif maupun pasif pada level (minimal) N3
untuk dijadikan bekal dalam memasuki dunia kerja, baik
kependidikan maupun Non-kependidikan.
3. Mampu menggunakan sumber belajar dan media pembelajaran
bahasa Jepang berbasis IPTEKS untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan ekstra
kurikuler
4. Memahami pengetahuan dan wawasan tentang ke-Jepang-an
yang meliputi budaya, sastra, adat istiadat dan kebiasaan
bangsa Jepang agar dapat dijadikan bekal untuk meningkatkan
jiwa enterpreneur individu lulusan
5. Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis
informasi dan data dalam kaidah keilmuan bahasa Jepang untuk
mengaplikasikan pendidikan dan pembelajaran bahasa Jepang
menggunakan metode penelitian kuantitatif maupun kualitatif,
memberikan saran kepada teman sejawat, serta
menginformasikan kepada publik sesuai ketentuan yang
berlaku
d. Kompetensi Pendukung
Kompetensi pendukung lulusan program pendidikan bahasa Jepang
adalah :
1. Mampu sebagai tour guide/pemandu wisata individu maupun
kelompok
134
2. Mampu sebagai instruktur di kursus-kursus/LPK bahasa Jepang
non formal
3. Mampu sebagai instruktur pengenalan budaya Jepang (memakai
kimono, membuat makanan Jepang, Shodo, dan Ikebana.
e. Kompetensi Lainnya
1. Mampu sebagai penyelenggara kegiatan-kegiatan pertunjukan
budaya khususnya budaya Jepang/Bunkazai
2. Mampu sebagai pengelola kursus bahasa Jepang/Lembaga
penerjemahan bahasa Jepang
3. Mampu sebagai manajer kelompok-kelompok belajar keterampilan
ikebana/merangkai bunga, membuat macam-macam origami
4. Mampu mengaplikasikan wahana Teknologi Informasi
Komunikasi (TIK) untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
tugas/peranannya sebagai akademisi maupun guru bahasa Jepang
f. Matriks Profil dan Kompetensi Lulusan
Profil/Peranan
Lulusan KOMPETENSI YANG SEHARUSNYA DIMILIKI
1. Guru Bahasa
Jepang di
SMU/SMK/MA
2. Instruktur
Bahasa Jepang
3. Penerjemah
Bahasa Jepang
lisan dan tulisan
4. Bisnis dalam
bidang
keJepangan
a.Kompetensi
UTAMA
1) Mampu memahami teori-teori dan
praktek kependidikan bahasa Jepang
2) Mampu memahami fakta, prinsip,
konsep dan teoritis dasar bahasa Jepang
dan mengimplementasikannya dalam
prosedur pendidikan dan pembelajaran
bahasa Jepang sesuai dengan konteks
3) Mampu memahami teori belajar,
karakeristik peserta didik, strategi,
perencanaan, dan evaluasi pembelajaran
dalam bahasa Jepang
4) Menguasai konsep teoritis pemecahan
masalah dalam pendidikan, guna
menginterpretasikan tingkah laku
peserta didik baik perseorangan maupun
kelompok secara prosedural melalui
pendekatan ilmiah
5) Mampu melakukan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi dalam
pembelajaran bahasa Jepang, ilmu
bahasa dan sastra, ilmu pendidikan, dan
ilmu penelitian yang berorientasi pada
standar proses
135
6)
Mampu melakukan perencanaan
penelitian dan menulis karya ilmiah
tentang bahasa Jepang dan mempunyai
keterampilan berbahasa Jepang aktif
maupun pasif pada level (minimal) N3
untuk dijadikan bekal dalam memasuki
dunia kerja, baik kependidikan maupun
Non-kependidikan.
7)
Mampu menggunakan sumber belajar
dan media pembelajaran bahasa Jepang
berbasis IPTEKS untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran dalam
kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan
ekstra kurikuler
8)
Memahami pengetahuan dan wawasan
tentang ke-Jepang-an yang meliputi
budaya, sastra, adat istiadat dan
kebiasaan bangsa Jepang agar dapat
dijadikan bekal untuk meningkatkan
jiwa enterpreneur individu lulusan
9)
Mampu mengambil keputusan strategis
berdasarkan analisis informasi dan data
dalam kaidah keilmuan bahasa Jepang
untuk mengaplikasikan pendidikan dan
pembelajaran bahasa Jepang
menggunakan metode penelitian
kuantitatif maupun kualitatif,
memberikan saran kepada teman
sejawat, serta menginformasikan kepada
publik sesuai ketentuan yang berlaku
b. Kompetensi
PENDUKU
NG
1) Mampu sebagai tour guide/pemandu
wisata individu maupun kelompok
2) Mampu sebagai instruktur di kursus-
kursus/LPK bahasa Jepang non formal
3) Mampu sebagai instruktur pengenalan
budaya Jepang (memakai kimono,
membuat makanan Jepang, Shodo, dan
Ikebana.
c. Kompetens
i LAIN
1) Mampu sebagai penyelenggara
kegiatan-kegiatan pertunjukan budaya
khususnya budaya Jepang/Bunkazai
2) Mampu sebagai pengelola kursus bahasa
Jepang
3) Mampu sebagai manajer kelompok-
kelompok belajar keterampilan
136
ikebana/merangkai bunga, membuat
macam-macam origami
4) Mampu mengaplikasikan wahana
Teknologi Informasi Komunikasi (TIK)
untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas/peranannya sebagai
akademisi maupun guru bahasa Jepang
g. Matriks Rumusan Kompetensi dan Elemen Kompetensi
KELOMPOK
KOMPETENSI RUMUSAN KOMPETENSI
ELEMEN
KOMPETENSI
1 2 3 4 5
1. Kompetensi
UTAMA
1) Mampu memahami teori-teori dan
praktek kependidikan bahasa Jepang
2) Mampu memahami fakta, prinsip,
konsep dan teoritis dasar bahasa
Jepang dan mengimplementasikannya
dalam prosedur pendidikan dan
pembelajaran bahasa Jepang sesuai
dengan konteks
3) Mampu memahami teori belajar,
karakeristik peserta didik, strategi,
perencanaan, dan evaluasi
pembelajaran dalam bahasa Jepang
4) Menguasai konsep teoritis pemecahan
masalah dalam pendidikan, guna
menginterpretasikan tingkah laku
peserta didik baik perseorangan
maupun kelompok secara prosedural
melalui pendekatan ilmiah
5) Mampu melakukan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi dalam
pembelajaran bahasa Jepang, ilmu
bahasa dan sastra, ilmu pendidikan,
dan ilmu penelitian yang berorientasi
pada standar proses
6) Mampu melakukan perencanaan
penelitian dan menulis karya ilmiah
tentang bahasa Jepang dan
mempunyai keterampilan berbahasa
Jepang aktif maupun pasif pada level
(minimal) N3 untuk dijadikan bekal
dalam memasuki dunia kerja, baik
kependidikan maupun Non-
kependidikan.
137
7) Mampu menggunakan sumber belajar
dan media pembelajaran bahasa
Jepang berbasis IPTEKS untuk
mendukung pelaksanaan pembelajaran
dalam kegiatan kurikuler, kokurikuler,
dan ekstra kurikuler
8) Memahami pengetahuan dan wawasan
tentang ke-Jepang-an yang meliputi
budaya, sastra, adat istiadat dan
kebiasaan bangsa Jepang agar dapat
dijadikan bekal untuk meningkatkan
jiwa enterpreneur individu lulusan
9) Mampu mengambil keputusan
strategis berdasarkan analisis
informasi dan data dalam kaidah
keilmuan bahasa Jepang untuk
mengaplikasikan pendidikan dan
pembelajaran bahasa Jepang
menggunakan metode penelitian
kuantitatif maupun kualitatif,
memberikan saran kepada teman
sejawat, serta menginformasikan
kepada publik sesuai ketentuan yang
berlaku
2. Kompetensi
PENDUKUN
G
1) Mampu sebagai tour guide/pemandu
wisata individu maupun kelompok
2) Mampu sebagai instruktur di kursus-
kursus/LPK bahasa Jepang non
formal
3) Mampu sebagai instruktur pengenalan
budaya Jepang (memakai kimono,
membuat makanan Jepang, Shodo,
dan Ikebana.
3. Kompetensi
LAIN
1) Mampu sebagai penyelenggara
kegiatan-kegiatan pertunjukan budaya
khususnya budaya Jepang/Bunkazai
2) Mampu sebagai pengelola kursus
bahasa Jepang/Lembaga
penerjemahan bahasa Jepang
3) Mampu sebagai manajer kelompok-
kelompok belajar keterampilan
ikebana/merangkai bunga, membuat
macam-macam origami
4) Mampu mengaplikasikan wahana
Teknologi Informasi Komunikasi
138
(TIK) untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas/peranannya sebagai
akademisi maupun guru bahasa
Jepang
Keterangan Elemen Kompetensi
1. Landasan Kepribadian
2. Penguasaan ilmu dan keterampilan
3. Kemampuan berkarya
4. Sikap dan perilaku menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan
yang dikuasainya
5. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian
dalam berkarya
h. Matriks Kaitan Kompetensi Lulusan dan Bahan Kajian
Rumusan Kompetensi Bahan Kajian
1. Kompetensi Utama
1. Mampu memahami teori-teori
dan praktek kependidikan
bahasa Jepang
2. Mampu memahami fakta,
prinsip, konsep dan teoritis
dasar bahasa Jepang dan
mengimplementasikannya
dalam prosedur pendidikan dan
pembelajaran bahasa Jepang
sesuai dengan konteks
3. Menguasai teori belajar,
karakeristik peserta didik,
strategi, perencanaan, dan
evaluasi pembelajaran dalam
bahasa Jepang
4. Menguasai konsep teoritis
pemecahan masalah dalam
pendidikan, guna
menginterpretasikan tingkah
laku peserta didik baik
perseorangan maupun
kelompok secara prosedural
melalui pendekatan ilmiah
5. Mampu melakukan
perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi dalam pembelajaran
bahasa Jepang, ilmu bahasa dan
sastra, ilmu pendidikan, dan
Inti Keilmuan
a) Pengetahuan dan
Kemampuan
memahami macam-
macam konsep
dasar ilmu
bahasa,hakikat
bahasa, fungsi
bahasa sebagai
penunjang profesi
guru bahasa Jepang
b) Keterampilan
Praktek Mengajar
bahasa Jepang
karakeristik peserta
didik, strategi,
perencanaan, dan
evaluasi
pembelajaran
dalam bahasa
Jepang
c) Keterampilan
penguasaan
keterampilan
berbahasa Jepang
secara
komprehensif
d) Pengetahuan dan
139
ilmu penelitian yang
berorientasi pada standar proses
6. Mampu melakukan
perencanaan penelitian dan
menulis karya ilmiah tentang
bahasa Jepang dan mempunyai
keterampilan berbahasa Jepang
aktif maupun pasif pada level
(minimal) N3 untuk dijadikan
bekal dalam memasuki dunia
kerja, baik kependidikan
maupun Non-kependidikan.
7. Mampu menggunakan sumber
belajar dan media pembelajaran
bahasa Jepang berbasis IPTEKS
untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran dalam kegiatan
kurikuler, kokurikuler, dan
ekstra kurikuler
8. Memahami pengetahuan dan
wawasan tentang ke-Jepang-an
yang meliputi budaya, sastra,
adat istiadat dan kebiasaan
bangsa Jepang agar dapat
dijadikan bekal untuk
meningkatkan jiwa enterpreneur
individu lulusan
9. Mampu mengambil keputusan
strategis berdasarkan analisis
informasi dan data dalam
kaidah keilmuan bahasa Jepang
untuk mengaplikasikan
pendidikan dan pembelajaran
bahasa Jepang menggunakan
metode penelitian kuantitatif
maupun kualitatif, memberikan
saran kepada teman sejawat,
serta menginformasikan kepada
publik sesuai ketentuan yang
berlaku
Keterampilan
dalam
Keterampilan
berbicara
e) Pengetahuan dan
Keterampilan
dalam
Keterampilan
membaca
f) Pengetahuan dan
Keterampilan
dalam
Keterampilan
Menulis
f) Pengetahuan dan
Keterampilan
dalam
Keterampilan
menyimak
g) Pengantar Ilmu
Pembentukan
Kepribadian
IPTEKS Pendukung
h) Pengetahuan dan
Keterampilan
tentang Media
Pembelajaran
Bahasa Jepang
berbasis ICT
i) Pengetahuan dan
Keterampilan
membuat inovasi
pembelajaran
berbasis
kontekstual
IPTEKS Perlengkapan
IPTEKS yang Dikembangkan
IPTEKS untuk Masa Depan
j) Pengetahuan dan
Keterampilan
bahasa Jepang
berbasis ICT
Inti Keilmuan Ciri Unima/Fakultas
140
k)
i)
j)
PLH
TIK
Ilmu Kebudayaan
dan Lingkungan
2. Kompetensi Pendukung
1. Mampu sebagai tour
guide/pemandu wisata individu
maupun kelompok
2. Mampu sebagai
instruktur di kursus-kursus/LPK
bahasa Jepang non formal
3. Mampu sebagai
instruktur pengenalan budaya
Jepang (memakai kimono,
membuat makanan Jepang,
Shodo, dan seni merangkai
bunga/Ikebana.
Inti Keilmuan
l) Pengetahuan dan
Keterampilan
Kewirausahaan
3. Kompetensi Lain
1. Mampu sebagai penyelenggara
kegiatan-kegiatan pertunjukan
budaya khususnya budaya
Jepang/Bunkazai
2. Mampu sebagai pengelola
kursus bahasa Jepang/Lembaga
penerjemahan bahasa Jepang
3. Mampu sebagai manajer
kelompok-kelompok belajar
keterampilan
ikebana/merangkai bunga,
membuat macam-macam
origami
Inti Keilmuan
m)
n)
Pengetahuan dan
Keterampilan
Statistik
Pengetahuan dan
Keterampilan
guiding di Tour
travel/ hotel
i. Penetapan Bahan Kajian dan Mata Kuliah
No. Bahan Kajian Mata Kuliah
Kompetensi Utama
a)
1. Inti Keilmuan
Pengetahuan dan Kemampuan
Dasar-dasar Bahasa Jepang
(1)
(2)
(3)
(4)
Nihongo 1
Bunpo 1
Chokai 1
Kaiwa 1
b) Pengetahuan dan Keterampilan
Bahasa Jepang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Nihongo 2-4
Bunpo 2-4
Chokai 2-4
Kaiwa 2-4
Dokkai 1-2
Goi Moji 2-4
141
c) Keterampilan Berkarya Bahasa
Jepang
(1)
(2)
(3
Sakubun 1-2
Honyaku 1-2
Bun-bunseki
d) Pengetahuan dan Keterampilan
dalam Pembelajaran Bahasa Jepang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Profesi Pendidikan
Belajar dan Pembelajaran
Starategi belajar dan Mengajar
Bahasa
Interaksi Belajar Mengajar
PPL 1
PPL 2
e) Pengetahuan dan Keterampilan
dalam Pengkajian bahasa Jepang
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Metodologi Penelitian
Skripsi
Penelitian (pendidikan, bahasa, sastra
dan budaya)
Gengogaku Gairon
Nihongogaku
f) Pengetahuan dan Keterampilan
Sejarah Jepang
(1)
(2)
(3)
Nihon bunka
Nihonshi
Nihonjijo
g) Pengantar Ilmu Pembentukan
Kepribadian
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Pendidikan Pancasila
Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Agama
Perkembangan Peserta Dididk
Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
2. IPTEKS Pendukung
Pengetahuan dan Keterampilan
tentang Media Pembelajaran Bahasa
Jepang
(1)
Media Pembelajaran
h) Pengetahuan dan Keterampilan
(1)
(2)
Nihongo Gaido
Nihongo Supichi
3. IPTEKS Perlengkapan
i) 4. IPTEKS yang dikembangkan
Inovasi Pembelajaran Bahasa Jepang
k) 1. Inti Keilmuan Ciri
Unima/Fakultas bahasa dan
seni
(1)
(2)
(3)
PKLH
ISBD
IAD
Kompetensi Pendukung
l) Pengetahuan dan Keterampilan
Kewirausahaan
(1)
Bijinesu Nihongo
Kompetensi Lain
n) Pengetahuan dan Keterampilan
dalam bidang Tour-guide bahasa
(1)
Kanko Nihongo
142
Jepang
j. KURIKULUM
Rumpun Kompetensi
No. Rumpun Kompetensi Jumlah sks
1 Pengembangan Kepribadian 18
2 Keilmuan dan Keterampilan 15
3 Keahlian Berkarya 64
4 Perilaku Berkarya 16
5 Berkehidupan Bermasyarakat 34
Jumlah 147
Struktur Kurikulum
No Kode MK Nama Matakuliah SK
S
Smt P/T W/P MK
Prasyarat
1 MPK0212 Pendidikan Agama
Kristen
2 1 - 2 T W
Pendidikan Agama
Katolik
2 1 - 2 T W
Pendidikan Agama
Islam
2 1 T W
2 MPK0112 Pendidikan Pancasila 2 2 - 3 T W
3 MPK0322 Pendidikan
Kewarganegaraan
2 2 - 3 T W
4 MPK0722 Bahasa Indonesia 2 2 - 3 T/P W
5 MPK0812 Bahasa Inggris 2 2 - 3 T/P W
6 MPK0512 Ilmu Sosial/Budaya
Dasar (ISBD)
2 2 - 3 T/P W
7 MPK0622 Ilmu Alamiah Dasar
(IAD)
2 4 T/P W
10 MKK0133 Pengantar Pendidikan 2 4- 5 P W
11 MKK0243 Perkembangan Peserta
Didik
2 2 - 3 T/P W
12 MKK0532 Profesi Kependidikan 2 4 T/P W
13 MKK0325 Belajar dan
Pembelajaran
2 5-6 T/P W
14 MKK0442 Evaluasi Pendidikan 2 4 T/P W
15 MKK0642 Pengembangan
Perangkat Pembelajaran
2 1 T/P W
16 MKK0947 Media Pembelajaran 2 4 T/P W
17 MKB0112 Goi Moji 1 2 5 T/P W
18 MKB0222 Goi Moji 2 2 3 - 4 T/P W Lulus
Goi Moji
143
1
19 MKB0332 Goi Moji 3 2 5 T/P W Lulus
Goi Moji
2
20 MKB0442 Goi Moji 4 2 6 T/P W Lulus
Goi Moji
3
21 MKB0732 Bunpo 1 2 5 T/P W
22 MKB0622 Bunpo 2 2 3 T/P W Lulus
Bunpo 1
23 MKB0732 Bunpo 3 2 4 T/P W Lulus
Bunpo 2
24 MKB0842 Bunpo 4 2 6 T/P W Lulus
Bunpo 3
25 MKB1512 Kaiwa 1 2 6 T/P W
26 MKB1662 Kaiwa 2 2 6 T/P W Lulus
Kaiwa 1
27 MKB1732 Kaiwa 3 2 7 T/P W Lulus
Kaiwa 2
28 MKB1842 Kaiwa 4 2 3 T/P W Lulus
Kaiwa 3
29 MKB1952 Kaiwa Enshuu 2 1 T/P W Lulus
Kaiwa 4
30 MKB0912 Choukai 1 2 5 T/P W
31 MKB1022 Choukai 2 2 7 T/P W Lulus
Choukai
1
32 MKB1132 Choukai 3 2 4 T/P W Lulus
Choukai
2
33 MKB1242 Choukai 4 2 6 T/P W Lulus
Choukai
3
34 MKB1352 Choukai 5 2 1 T/P W Lulus
Choukai
4
35 MKB1462 Choukai 6 2 6 T/P W Lulus
Choukai
5
36 MKB2012 Nihongo 1 2 6 T/P W
37 MKB2122 Nihongo 2 2 5 T/P P Lulus
Nihongo
1
38 MKB2232 Nihongo 3 2 2 T/P W Lulus
Nihongo
2
39 MKB2342 Nihongo 4 2 6 T/P W Lulus
144
Nihongo
3
40 MKB3032 Gengogaku Gairon 2 1 T/P W
41 MKB2752 Sakubun 1 2 3 T/P W
42 MKB2662 Sakubun 2 2 5 T/P W Lulus
Sakubun
1
43 MKB2552 Dokkai 1 2 7 T/P W
44 MKB2662 Dokkai 2 2 5 T/P P Lulus
Dokkai 1
45 MKB2962 Honyaku 1 2 5 T/P P
46 MKB3472 Honyaku 2 2 1 T/P W Lulus
Honyaku
1
47 MKB2442 Bun Bunseki 2 2 T/P W Lulus
Honyaku
2
48 MKB3142 Nihongogaku 2 2 T/P W
49 MPB0552 Mengkaji Kurikulum 2 3 T/P W
50 MPB0452 Metodologi Penelitian 2 1 T/P W
51 MPB0532 Metodologi Pengajaran
Bahasa
2 4 T/P W
52 MPB0937 Media Pembelajaran 2 4 T/P W
53 MPB0662 Mengkaji Buku Teks 2 1 T/P W
54 MPB0262 Pengelolahan
Pembelajaran
2 4 T W
55 MPB0762 Penelitian
(Pendidikan,Bahasa,
Budaya)
2 2 T W Lulus
Metlit
56 MPB0262 Statistik 2 6 T/P W Lulus
Metlit
57 MBB0552 Nihongo Supichii 2 5 T/P W Lulus
Kaiwa
Enshuu
58 MBB0332 Nihon Bungaku 2 1 T/P W
59 MBB0652 Kanko Nihongo 2 7 T/P W
60 MBB0442 Nihonshi 2 1 T/P W MK
Prasyarat
61 MBB0112 Nihonjijo 2 4 P W
62 MBB0752 Bijinesu Nihongo 2 4 T W
63 MBB0752 Ibunka
Komunikeshion(P)*
2 1 T W
64 MBB0752 Shakai Gengogaku(P)* 2 4 T/P W
65 MBB0752 Tsuyaku(P)* 2 2 T/P W
66 MBB0752 Nihongo Gaido(P)* 2 6 T W
67 MBB0222 Nihon Bunka 2 2 T/P W
68 MPB0872 Seminar 2 5 T W
145
69 MBB0862 PPL 1 2 1 T W
70 MBB0974 PPL 2 2 1 T W
71 MBB1084 KKN 4 T/P W
72 MBB1184 Skripsi 4 T/P W
14
7
SK
S
147
SKS
Catatan: T = Teori P = Praktek W = MK.Wajib P= MK. Pilihan
k. Deskripsi Mata Kuliah
No Kode
MK
Nama
Matakuliah Deskripsi
1 MPK
0212
Pendidikan
Agama Kristen
Mata kuliah ini bertujuan melengkapi mahasiswa
agar mengembangkan diri menjadi wujud gambar
Tuhan Allah yang menyatakan diri di dalam Tuhan
Yesus Kristus. Dewasa sebagai seorang pribadi
yang utuh dan bertanggungjawab.
Pendidikan
Agama Katolik
Mata kuliah ini bertujuan meningkatkan
pemahaman tentang dasar-dasar ajaran agama
Katolik sebagai calon sarjana beriman dan
bertakwa.
Pendidikan
Agama Islam
Mata kuliah ini merupakan kajian mengenai
realitas Islam sepanjang sejarah, konsep- konsep
dasar, sumber-sumber ajaran, afiliasi ajaran Islam
dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.
2 MPK
0112
Pendidikan
Pancasila
Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa
memahami Pancasila, menghayati ilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila, menghayati dan
mengamalkan sistem kenegaraan Republik
Indonesia berdasar UUD 45, memahami dan
menghayati nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa
serta memahami usaha mewujudkan cita-cita
bangsa Indonesia.
3 MPK
0322
Pendidikan
Kewarganegar
aan
Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa
memiliki kemampuan menerapkan nilai-nilai
dalam kehidupan sehari-hari; memiliki kepribadian
yang mantap; berpikir kritis; bersikap rasional,
etis, estetis, dan dinamis; berpandangan luas; dan
bersikap demokratis yang beradab. Sehingga
menjadi warga negara yang memiliki daya saing;
berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam
membangun kehidupan yang damai berdasarkan
sistem nilai Pancasila
4 MPK
0722
Bahasa
Indonesia
Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa
memiliki pengetahuan dasar-dasar ketrampilan
menulis karangan ilmiah dan penerapannya
146
sebagai sebuah karya ilmiah. Mata kuliah ini
mencakup pembahasan Bahasa sebagai sarana
komunikasi ilmiah; Kata, istilah, definisi;
Perencanaan karangan; Pengembangan karangan
ilmiah dengan memperhatikan pengembangan
paragraf, keefektifan kalimat, pilihan kata,
penalaran dalam karangan, kata tulis dan ejaan,
teknik-teknik notasi, teknik penulisan ilmiah.
5 MPK
0812
Bahasa Inggris Tujuan Mata Kuliah ini adalah memberikan
wawasan dan ketrampilan menulis dan berbicara
menggunakan bahasa Inggris yang baik dan benar
agar mampu menerima dan memberi pengetahuan
di bidangnya
6 MPK
0512
Ilmu
Sosial/Budaya
Dasar (ISBD)
Mata kuliah ini merupakan Mata kuliah yang
memberikan pemahaman mengenai hubungan
timbal balik antara manusia dengan
lingkungannya, masalah-masalah sosial yang ada
dalam masyarakat, dan usaha untuk
menanggulanginya.
7 MPK
0622
Ilmu Alamiah
Dasar (IAD)
Mata kuliah ini merupakan Mata kuliah
pembentukan dan pengembangan kepribadian serta
perluasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran
mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul
dalam lingkungan khususnya gejala-gejala
berkenaan dengan lingkungan alam dapat
ditingkatkan.
8 MPK
0422
Filsafat Ilmu Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami kaidah-kaidah pendidikan dan cara
berpikir ilmiah. Mata kuliah ini mencakup
karakteristik ilmu; perbedaan ilmu dengan
pengetahuan lainnya; kekurangan dan kelebihan
ilmu; sejarah dan perkembangan ilmu; hakikat
bahasa, logika, matematika, dan statistika; etika
dan ilmu; peranan ilmu dalam perkembangan
peradaban manusia
9 MPK
0712
P K L H Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami memahami hakekat, konsep, ruang
lingkup, metode dan sasaran PKLH,
mengembangkan wawasan dan sikap serta analisis
dalam memecahkan permasalahan kependudukan
dan lingkungan. PKLH merupakan program
pendidikan tingkat dunia dalam rangka
menyelamatkan bumi beserta seluruh kehidupan
dan sumber daya yang ada dari ancaman bahaya
kelebihan pendudukan dan kerusakan lingkungan,
melalui pembinaan kesadaran, sikap, dan perilaku
yang positif (umat manusia) terhadap masalah-
masalah kependudukan dan lingkungan yang
147
terjadi baik dalam lingkup lokal, nasional,
regional, maupun global
10 MK
K013
3
Pengantar
Pendidikan
Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami kaidah-kaidah pendidikan di
Indonesia. Mata kuliah ini membahas pengkajian
tentang hakikat, landasan, komponen, sistem,
aliran-aliran pendidikan, serta sejarah pendidikan
di Indonesia, harapan masyarakat terhadap
pendidikan, pendidikan inklusif, dan arah baru
dalam pendidikan dalam kerangka sistem
pendidikan nasional.
11 MK
K024
3
Perkembangan
Peserta Didik
Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami teori-teori perkembangan individu
secara psikologis dalam hubungannya dengan
proses pendidikan. Mata kuliah ini membahas
konsep dasar, prinsip-prinsip perkembangan,
psikologi perkembangan dan teori-teori psikologi
perkembangan, perbedaan individu, fase-fase dan
karakteristik perkembangan serta implikasinya
terhadap pendidikan dengan menekankan pada
perkembangan usia remaja
12 MK
K053
2
Profesi
Kependidikan
Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami tugas dan fungsi guru secara
profesional. Mata kuliah ini membahas sikap, kode
etik dan refleksi profesional guru terhadap
tugasnya, serta membahas konsep dasar
Bimbingan dan Konseling, Administrasi
Pendidikan, Pendidikan Luar Sekolah beserta
pengembangan dan implikasinya.
13 MK
K032
5
Belajar dan
Pembelajaran
Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa
memahami teori-teori belajar dan faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Mata
kuliah ini membahas tentang hakikat, faktor-
faktor, kondisi, prinsip-prinsip, motivasi dan
evaluasi belajar; serta kurikulum dan pengaruhnya
terhadap proses belajar mengajar.
14 MK
K044
2
Evaluasi
Pendidikan
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang
ditempuh setelah lulus mata kuliah statistik. Mata
kuliah ini membahas tentang pentingnya evaluasi
dalam pendidikan, bagaimana merancang model
evaluasi sampai mengolah nilai dan membuat
laporan akhir. Mata kuliah ini bertujuan agar
mahasiswa dapat merancang dan membuat
instrument evaluasi yang baik, baik tes maupun
non-tes, hingga membuat laporan akhir tentang
kondisi kelas.
15 MK
K064
Pengembangan
Perangkat
Mata kuliah ini membahas tentang keterkaitan
fungsional antara substansi ilmu bahasa Jepang
148
2 Pembelajaran dengan pembelajarannya, pemilihan materi bahasa
Jepang sesuai dengan kurikulum dan alokasi
waktu, perencanaan pembelajaran bahasa Jepang
yang kontekstual, prinsip-prinsip dasar
pembelajaran bahasa Jepang yang mendidik
berbagai model skenario pembelajaran yang
memper- timbangkan karakteristik peserta didik,
penganalisisan kesulitan belajar bahasa Jepang
yang dihadapi peserta didik, penyiapan solusi
terhadap kesulitan belajar bahasa Jepang peserta
didik, instrumen penilaian proses dan hasil
pembelajaran bahasa Jepang yang mengacu pada
proses belajar mengajar dan kompetensi yang
akan dicapai kemudian secara konkrit
diaplikasikan ke dalam latihan penyusunan silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran.Pengkajian
dilakukan lewat pemaparan konsep, penyajian
contoh rencana pembelajaran dalam bentuk
perangkat pembelajaran, workshop pengembangan
perangkat pembelajaran oleh mahasiswa
berorientasi tiap-tiap model dan strategi
belajar.Kegiatan pengkajian diakhiri dengan
latihan implementasi model pembelajaran tertentu
oleh setiap mahasiswa dalam forum peer teaching
diikuti dengan kegiatan diskusi dan refleksi.
16 MK
K094
7
Media
Pembelajaran
Mata kuliah ini membahas tentang Pengembangan
kompetensi mahasiswa dalam bidang perancangan,
pembuatan dan pengembangan media
pembelajaran bahasa Jepang baik yang berjenis
cetak maupun elektronik,berbasis IT maupun non
IT. Diawali dengan pengenalan konsep belajar
untuk memberikan pengetahuan dasar dalam
pengembangan media pembelajaran yang memuat
tujuan belajar dan kompetensi yang akan
dimunculkan dalam media tersebut. Setelah
memahami konsep belajar, maka mahasiswa
diperkenalkan pada media secara umum sampai
pada jenis dan karakteristik media pembelajaran.
Pada akhirnya, mahasiswa akan belajar mengenai
pengembangan media pembelajaran bahasa Jepang
meliputi model dan prosedur pengembangannya.
17 MKB
0112
Goi Moji 1 Mata kuliah ini merupakan mata kuliah
kebahasaan yang bertujuan agar mahasiswa dapat
menulis dan menguasai Kanji tingkat dasar I (500
huruf Kanji).
18 MKB
0222
Goi Moji 2 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Kanji I yang bertujuan agar mahasiswa dapat
149
menulis dan menguasai Kanji tingkat dasar II (500
huruf Kanji).
19 MKB
0332
Goi Moji 3 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Kanji II yang bertujuan agar mahasiswa dapat
menulis dan menguasai Kanji tingkat
menengahI(1000 huruf Kanji).
20 MKB
0442
Goi Moji 4 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Kanji III yang bertujuan agar mahasiswa dapat
menulis dan menguasai Kanji tingkat menengah
II(1000 huruf Kanji).
21 MKB
0732
Bunpo 1 Mata kuliah ini merupakan mata kuliah
kebahasaan yang bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami dan menguasai tata bahasa dasar
22 MKB
0622
Bunpo 2 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Bunpou I yang bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami dan menguasai tata bahasa dasar
23 MKB
0732
Bunpo 3 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Bunpou II yang bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami dan menguasai tata bahasa tingkat
menengah
24 MKB
0842
Bunpo 4 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Bunpou III yang bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami dan menguasai tata bahasa tingkat atas
25 MKB
1512
Kaiwa 1 Mata kuliah ini merupakan mata kuliah
kebahasaan yang bertujuan agar mahasiswa dapat
berbicara dengan menggunakan kalimat sederhana
tingkat dasar
26 MKB
1662
Kaiwa 2 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Kaiwa I yang bertujuan agar mahasiswa dapat
berbicara dengan menggunakan kalimat sederhana
tingkat dasar II
27 MKB
1732
Kaiwa 3 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Kaiwa II yang bertujuan agar mahasiswa dapat
berbicara dengan menggunakan ungkapan dan tata
bahasa tingkat menengah awal
28 MKB
1842
Kaiwa 4 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Kaiwa III yang bertujuan agar mahasiswa dapat
berbicara dengan menggunakan ungkapan dan tata
bahasa tingkat menengah. Tingkat kemampuan
yang hendak dicapai ialah agar mahasiswa mampu
berbicara bahasa Jepang yang sederhana baik
dengan orang Indonesia maupun terutama dengan
orang Jepang (Native Speaker).
Materi perkuliahan ini mencakup pembicaraan
menanyakan kata-kata yang tidak mengerti,
pembicaraan di kantor, di telepon, dan cara
150
meminta izin.
29 MKB
1952
Kaiwa Enshuu Mata kuliah Kaiwa Enshu diberikan di semester
VI, Tingkat kemampuan yang hendak dicapai ialah
agar mahasiswa mampu berbicara bahasa Jepang
dengan lancar, baik dan benar sebgaimana
layaknya orang Jepang (Native Speaker) berbicara.
Materi perkuliahan mencakup diskusi, pidato, tata
cara mengantar tamu Jepang (Guide).
30 MKB
0912
Choukai 1 Mata kuliah ini merupakan mata kuliah
kebahasaan yang bertujuan agar mahasiswa dapat
menyimak wacana tingkat dasar I
31 MKB
1022
Choukai 2 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Choukai I yang bertujuan agar mahasiswa dapat
menyimak wacana tingkat dasar II
32 MKB
1132
Choukai 3 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Choukai II yang bertujuan agar mahasiswa dapat
menyimak wacana tingkat menengah awal
33 MKB
1242
Choukai 4 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Choukai III yang bertujuan agar mahasiswa dapat
menyimak wacana tingkat menengah
34 MKB
1352
Choukai 5 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Choukai IV yang bertujuan agar mahasiswa dapat
menyimak wacana tingkat atas awal
35 MKB
1462
Choukai 6 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Choukai V yang bertujuan agar mahasiswa dapat
menyimak wacana tingkat atas
36 MKB
2012
Nihongo 1 Mata kuliah ini Memberikan dasar-dasar
kemampuan berbahasa Jepang yang mencakup
dasar-dasar mendengar, berbicara, membaca dan
menulis dengan mempergunakan pola-pola dasar
bahasa Jepang.
37 MKB
2122
Nihongo 2 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Nihongo 1 memberikan bimbingan kepada para
mahasiswa untuk menyadari pentingnya kegiatan
membaca, menulis, mendengar dan berbicara
dengan menggunakan pola-pola kalimat
sederhana.Melatih struktur kalimat mulai secara
lisan maupun tulisan.
38 MKB
2232
Nihongo 3 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Nihongo 2 tingkat atas awal
39 MKB
2342
Nihongo 4 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Nihongo 3 tingkat atas atas menengah
40 MKB
3032
Gengogaku
Gairon
Mata kuliah Pengantar Linguistik umum
merupakan mata kuliah pengantar bagi
pengetahuan umum tentang linguistik. Cakupan
mata kuliah ini meliputi definisi linguistik,
konsepsi bahasa, bahasa dan faktor luar bahasa,
151
klasifikasi bahasa, bahasa lisan dan tulisan, bahasa
dalam konteks sosial dan kebudayaan, sejarah dan
aliran linguistik, serta kajian-kajian yang terkait
dengan bidang fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik dan pragmatik sejarah perkembangannya
serta fenomena masa kini.
41 MKB
2752
Sakubun 1 Mata kuliah ini merupakan mata kuliah
kebahasaan yang bertujuan agar mahasiswa dapat
menulis wacana tingkat menengah awal.
Perkuliahan ini bertujuan memberi bimbingan
kepada calon mahasiswa untuk menyadari
pentingnya kegiatan membaca, menulis,
mendengar dan berbicara dengan menggunakan
pola-pola kalimat sederhana, menguasai kosakata
kanji dasar dan kanji majemuk. Melatih struktur
kalimat mulai secara lisan kemudian secara
tertulis, melatih membaca nyaring untuk latihan
ucapan, aksen, intonasi.
42 MKB
2662
Sakubun 2 Sakubun II diberikan di semester IV sebagai
lanjutan dari Sakubun I. Tingkat kemampuan yang
hendak dicapai ialah agar mahasiwa mampu
mengutarakan maksud, pikiran dan perasaan dalam
kalimat majemuk dengan pola kalimat lanjutan 1
lebih kurang 500 kanji, dan kira-kira 2500
kosakata. Karangan dengan judul tertentu
diberikan sebagai latihan yang mencakup
lingkungan kehidupan dan pengalaman siswa
sehari-hari dengan rung lingkup yang lebih luas.
Materi perkuliahan dimulai dengan cara penulisan
genkooyoshi dan dipusatkan pada latihan membuat
karangan berdasarkan pada kosa kata, pola
kalimat, menjawab pertanyaan dan contoh
karangan yang ditentukan. Kesalahan karangan
mahasiswa diberikan komentar khusus pada kertas
latihannya, atau dibahas secara umum.
43 MKB
2552
Dokkai 1 Mata kuliah ini merupakan mata kuliah
kebahasaan yang bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami wacana tingkat menengah
44 MKB
2662
Dokkai 2 Mata kuliah ini merupakan lanjutan mata kuliah
Dokkai II yang bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami wacana tingkat atas
45 MKB
2962
Honyaku 1 Mata kuliah ini merupakan Mata kuliahyang
mempelajari teori dan caramenerjemahkan
beragam teks tulis bahasa Jepang ke dalam bahasa
Indonesia dengan makna yang baik dan bahasa
yang benar sesuai konteks serta
mempraktikkannya. Bertujuan agar mahasiswa
152
mampu menganalisis teks berbahasa Jepang dan
hasil terjemahan bahasaIndonesia yang
dihasilkannya.
46 MKB
3472
Honyaku 2 Matakuliah ini merupakan matakuliah lanjutan
Honyaku I (Nihongo-Indonesiago), mempelajari
cara menerjemahkan beragam teks tulis bahasa
Indonesia ke dalam bahasa Jepang dengan makna
yang baik dan bahasa yang benar sesuai konteks
serta mempraktikkannya. Bertujuan agar
mahasiswa mampu menganalisis teks berbahasa
Indonesia dan hasil terjemahan bahasa Jepang
yang dihasilkannya.
47 MKB
2442
Bun Bunseki Mata kuliah ini dibahas cara menganalisa
kesalahan-kesalahan dalam penggunaan bahasa
Jepang. Mata kuliah ini mencakup antara lain
pengertian, fungsi kosa kata, dan struktur kalimat
berdasarkan kesalahan berbahasa pembelajar
bahasa Jepang baik secara lisan maupun tulisan.
48 MKB
3142
Nihongogaku Mata kuliah ini merupakan lanjutan dari
Gengogaku Nyuumon. Dalam mata kuliah ini
dipelajari aspek-aspek yang linguistik Bahasa
Jepang. Mata kuliah ini mencakup fonologi,
morfologi, semantik dan sintaksis bahasa Jepang.
49 MPB
0552
Mengkaji
Kurikulum
Mata kuliah ini diberikan pada semester VIII, dng
tujuan mahasiswa dapat mengetahui, memahami
dan mengkaji serta menelaah kurikulum
Pendidikan Bahasa Jepang untuk SMTA, dan
mampu menemukan suatu pemikiran untuk
menanggulangi masalah yang akan terjadi di
lapangan nanti. Untuk mengikuti mata kuliah ini
mahasiswa harus lulus mata kuliah Dasar-Dasar
Pendidikan Bahasa Jepang untuk SMTA.
50 MPB
0452
Metodologi
Penelitian Mata kuliah ini dibahas tentang konsep dasar
penelitian yang meliputi rumusan masalah,
manfaat dan hipotesis; Memahami dan memiliki
pengetahuan tentang konsep dasar penelitian yang
meliputi rumusan masalah, tujuan, manfaat,
hipotesis. Memahami metode dan aneka teknik
analisis data dalam penyususnan rancangan
penelitian pendidikan bahasa. Memahami metode
dan aneka teknik analisis data dalam penyusunan
rancangan penelitian pendidikan sastra; Mampu
membuat keputusan dalam menentukan metode
dan aneka teknik analisis data dalam penyusunan
rancangan penelitian pendidikan bahasa atau
sastra; dan Memiliki tanggun jawab dalam
153
menerapkan metode dan aneka teknik analisis data
dalam penyusunan rancangan penelitian
pendidikan bahasa atau sastra.
51 MPB
0532
Metodologi
Pengajaran
Bahasa
Mata kuliah ini membahas model pembelajaran
bahasa Jepang yang berorientasi pada siswa dan
karakteristik siswa dengan menerapkan
pendekatan saintifik. Mengkaji masalah-masalah
yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa
Jepang, refleksi terhadap proses pembelajaran yang
telah dilakukan dan hasil belajar dengan mengacu
pada kompetensi yang dapat dicapai dalam
pembelajaran untuk perbaikan mutu pembelajaran
bahasa Jepang dan kerkaitan fungsional antara
substansi ilmu bahasa Jepang dengan
pembelajaran. Pembelajaran dilakukan melalui
pengkajian berbagai strategi, teknik, metode,
model pembelajaran dalam Kurikulum 2013
dilanjutkan dengan penugasan berupa penyusunan
model-model pembelajaran beroreintasi
pendekatan saintifik, simulasi sederhana, diskusi,
dan presentasi.
52 MPB
0937
Media
Pembelajaran
Mata kuliah ini membahas Pengembangan
kompetensi mahasiswa dalam bidang
perancangan, pembuatan dan pengembangan
media pembelajaran bahasa Jepang baik yang
berjenis cetak maupun elektronik,berbasis IT
maupun non IT. Mata kuliah ini diawali dengan
pengenalan konsep belajar untuk memberikan
pengetahuan dasar dalam pengembangan media
pembelajaran yang memuat tujuan belajar dan
kompetensi yang akan dimunculkan dalam
media tersebut. Setelah memahami konsep
belajar, maka mahasiswa diperkenalkan pada
media secara umum sampai pada jenis dan
karakteristik media pembelajaran. Pada akhirnya,
mahasiswa akan belajar mengenai
pengembangan media pembelajaran bahasa
Jepang meliputi model dan prosedur
pengembangannya.Perkuliahan ini dilakukan
dengan metode ceramah, diskusi dan Tanya
jawab. Mahasiswa juga diberikan tugas untuk
presentasi dan melakukan project pengembangan
media pembelajaran bahasa Jepang sebagai tugas
akhir mata kuliah ini.
53 MPB
0662
Mengkaji
Buku Teks
Mata kuliah ini diberikan di semester VII, untuk
mengikuti mata kuliah ini mahasiswa harus sudah
154
lulus mata kuliah Evaluasi Pendidikan, Strategi
Belajar Mengajar dan Perencanaan. Tujuan mata
kuliah, mahasiswa diharapkan dapat mengkaji dan
menelaah buku Teks Bahasa Jepang SMTA,
sekaligus memikirkan dan mencari jalan keluar
untuk memecahkan masalah yang terdapat dalam
buku tersbut guna praktek pengajuan dilapangan
nanti. Materi perkuliahan ini mencakup gambaran
umum tentang buku teks, korelasi antara buku eks
dan kurikulum, langkah daalam menelaah buku
teks bahasa Jepng SMTA, penelaah buku teks
bahasa Jepang I dan II
54 MPB
0262
Pengelolahan
Pembelajaran
Mata kuliah ini membahas tentang hakikat, faktor-
faktor, kondisi, prinsip-prinsip, motivasi dan
evaluasi belajar; serta kurikulum dan pengaruhnya
terhadap proses belajar mengajar.
55 MPB
0762
Penelitian
(Pendidikan,
Bahasa, sastra
dan Budaya)
Mata kuliah ini dapat ditempuh setelah lulus mata
kuliah kebahasaan semester 7 (Bunpou IV, Kanji
IV, Choukai IV, Kaiwa IV, Dokkai II dan Sakubun
II). Dalam perkuliahan ini di antaranya dibahas
tentang: (a) dasar-dasar metode ilmiah dan metode
penelitian, (b) pendekatan, metode, teknik, dan
prosedur berbagai jenis penelitian, (c) sumber data,
(d) instrumen penelitian, (e) pengolahan data, dan
(f) penyusunan laporan hasil penelitian.
56 MPB
0262
Statistik Mata kuliah ini merupakan mata kuliah bidang
keahlian dan penujang yang wajib diambil oleh
mahasiswa pada semester IV. Mata kuliah ini
membahas pengertian, jenis, prinsip, konsep, dan
fungsi statistik dalam kehidupan sehari-hari, serta
teknik dalam pengolahan dan penyajian data
secara kuantitatif berupa: pengukuran data statistik
dan penggunaan sertapenafsiran hasilnya dalam
bentuk grafik, tabel, ukuran dispersi dan variasi,
perhitungan regresi linier, korelasi linier, distribusi
normal, statistika inferensial, dan pengujian
hipotesis dalam kegiatan penelitian pendidikan
bahasa. Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa
mengetahui pengertian, jenis, prinsip, konsep, dan
fungsi statistik dalam kehidupan sehari-hari, serta
menggunakan teknik dalam pengolahan dan
penyajian data secara kuantitatif.
57 MBB
0552
Nihongo
Supichii
Mata kuliah ini di semester V, Tingkat
kemampuan yang hendak dicapai ialah mahasiswa
dapat menyusun pidato bahasa Jepang dan
mempresentasikan disepan kelas juga dalam lomba
Pidato/benron taikai
58 MBB Nihon Mata kuliah ini membahas sejarah perkembangan
155
0332 Bungaku kesusasteraan Jepang, bentuk-bentuk karya sastra
dan cirinya, serta bagaimana apresiasinya.Mata
kuliah ini bertujuan agar mahasiswa memahami
perkembangan kesusastraan Jepang secara umum
dan mampu menganalisis unsur-unsur dalam karya
sastra untuk mengapresiasinya.
59 MBB
0652
Kanko
Nihongo
Mata kuliah ini merupakan Mata kuliah yang
membahas tentang keterampilan guiding bahasa
Jepang dan travel biro
60 MBB
0442
Nihonshi Mata kuliah ini merupakan Mata kuliah yang
membahas kronologis perjalanan sejarah Jepang
dari zaman prasejarah hingga Perang Dunia II,
Mencakup aspek politik dan ekonomi secara
spesifik serta sosial dan budaya secara umum.
Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa mampu
memahami dan menganalisis sejarah Jepang.
61 MBB
0112
Nihonjijo Mata kuliah ini merupakan Mata kuliah yang
membahas tentang Nihonjijo (Keadaan Jepang)
diberikan pada semester 1 (satu). Mata kuliah ini
bertujuan agar siswa selain mengetahui tentang
kedaan Jepang dari mulai letak geografi, ekonomi
dan industri, seni, kebudayaan, pendidikan,
kependudukan, politik juga mengetahui tentang
cara berpikir orang Jepang serta perkembangan
hubungan negara Jepang dengan dunia luar,
terutama dengan negara Indonesia.
62 MBB
0752
Bijinesu
Nihongo
Mata kuliah ini merupakan Mata kuliah yang
mencakup etika bisnis Jepang, baik dalam
berkomunikasi lisan maupun tulisan. Mata kuliah
ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
berkomunikasi bahasa Jepang dalam situasi bisnis
di lingkungan kerja. Mampu menjelaskan secara
lisan dengan belajar memahami mengenai
kehidupan dalam pekerjaan, dunia kerja, dan etika
sebagai makhluk sosial yang hidup
bermasyarakat; kemampuan membuat keputusan
dan merancang sebuah percakapan menggunakan
impresi dan bahasa sopan yang benar, saat
diskusi, percakapan sederhana di telepon,
wawancara dan lain sebagainya;
Memiliki tanggung jawab menerapkan bentuk-
bentuk penulisan CV, dokumen kerja lainnya,
memo, e-mail, form perjanjian bisnis, dan
penulisan lainnya yang berhubungan dengan
bisnis
63 MBB
0752
Ibunka
Komunikeshio
n(P)*
Mata kuliah ini ini bertujuan untuk memberikan
bekal kompetensi kepada mahasiswa mengenai
komunikasi dalam pemahaman lintas budaya,
156
teori penelitian dalam ruang lingkup yang luas.
Pengkajian dilakukan dari dua sudut pandang
terhadap permasalahan yang terjadi. Tidak
hanya dari segi kebahasaan saja seperti
ketepatan berbahasa, ataupunsosiolinguistik
yang diperlukan ketika memecahkan permasa-
lahan tetapi juga diutamakan pemahaman yang
bersifat sosial budaya yang dipelajari melalui
study kasus diikuti dengan kegiatan diskusi dan
refleksi. Pembelajaran dilakukan melalui
ceramah dan diskusi, serta membuat artikel yang
berhubungan dengan gengogaku gairon.
64 MBB
0752
Shakai
Gengogaku(P)
*
Mata kuliah ini ini bertujuan untuk memberikan
bekal kompetensi kepada mahasiswa mengenai
hakikat dan objek kajian sosiolinguistik,
hubungan antara bahasa dan faktor sosial, kontak
bahasa, variasi bahasa dan analisisnya. Mata
kuliah yang membahas konsepsi istilah, objek,
manfaat dan ruang lingkup, hubungan antara
sosiolinguistik dengan ilmu lain, hubungan antara
bahasa dan faktor sosial, variasi bahasa, fungsi
bahasa, bahasa dan tuturan, kontak bahasa,
bilingualisme dan diglosia, analisis praktis
65 MBB
0752
Tsuyaku(P)* Mata kuliah ini merupakan Mata kuliah yang
mempelajari cara menerjemahkan beragam teks
lisan bahasa Jepang bertema kehidupan sehari-
hari, kampus dan kerja ke dalam bahasa Indonesia
dan sebaliknya dengan makna yang baik dan
bahasa yang benar sesuai konteks serta
mempraktikannya. Bertujuan agar mahasiswa
mampu mengaplikasikan pengetahuan dan
pengalamannya dalam kegiatan penerjemahan.
66 MBB
0752
Nihongo
Gaido(P)*
Mata kuliah ini merupakan mata kuliah pilihan,
mempelajari teknik pemanduan wisata dan
keterampilan bahasa Jepang yang dipergunakan
dalam kegiatan pemanduan wisata dan
mempraktikkannya. Bertujuan agar mahasiswa
dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pengalamannya dalam kegiatan pemanduan wisata
dalam bahasa Jepang.
67 MPB
0222
NihonBunka Mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang
membahas budaya Jepang yang berhubungan
dengan kegiatan kehidupan yang dilakukan oleh
masyarakat Jepang serta masalah sosial budaya
yang kontemporer. Mata kuliah ini mencakup
antara lain kegiatan yang dilakukan oleh
157
masyarakat Jepang sehubungan dengan musim
dan siklus kehidupan, masalah keluarga, dan
pendidikan. Mata kuliah ini bertujuan agar
mahasiswa mampu memahami dan menganalisis
budaya Jepang.
68 MPB
0872
Seminar Pembahasan berbagai problematik
pendidikan bahasa dan sastra Jepang
dalam implementasi penelitian guna
penyusunan proposal dan skripsi.
69 MBB
0862
PPL 1 Mata kuliah ini merupakan mata kuliah
pembelajaran yang wajib diambil oleh mahasiswa
pada semester V. Mata kuliah ini membahas peran
dan tugas guru, course design, metode pengajaran
bahasa, media pembelajaran, rencana pengajaran,
dan praktek mengajar.Mata kuliah ini bertujuan
agar mahasiswa mengetahui peran dan tugas guru,
memahami course design, menggunakan metode
pengajaran bahasa dan media pembelajaran,
menyusun rencana pengajaran, serta memberikan
pelatihan microteaching.
70 MBB
0974
PPL 2 Mata kuliah ini merupakan Praktek Kegiatan
Mengajar bertujuan melatih mahasiswa agar
memiliki pengalaman faktual tentang proses
pembelajaran dan kependidikan ke dalam situasi
yang sebenarnya serta melatih mahasiswa agar
menguasai berbagai ketrampilan dasar mengajar.
Program ini antara lain mencakup kegiatan
pengenalan lingkungan dan administrasi sekolah
serta praktek mengajar.
71 MBB
1084
KKN KKN merupakan mata kuliah yang bertujuan
untuk mendewasakan alam pikiran mahasiswa
serta meningkatkan keterampilan untuk dapat
berperan serta melaksanakan program-program
pembangunan di daerah dengan harapan terbentuk
sikap dan rasa tanggungjawab terhadap
pembangunan masyarakat lingkungannya.
72 MBB
1184
Skripsi Mata kuliah ini terdiri dari 6 sks yang merupakan
penyelesaian tugas akhir berupa penulisan skripsi
dibawah bimbingan dosen pembimbing satu dan
dua. Mahasiswa yang telah menyelesaikan tugas
akhir ini serta dinyatakan layak mengikuti sidang
skripsi, berhak mengikuti ujian sidang skripsi
untuk mendapatkan nilai yudisium.
KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI MANADO
158
N0 MATA KULIAH / KELOMPOK MK KODE MK SKS SEMESTER
1 2 3 4 5 6 7 8
I. MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (MPK)
1 Pendidikan Agama Kristen MPK0212
2
√
Pendidikan Agama Katolik
√
Pendidikan Agama Islam
√
2 Pendidikan Pancasila MPK0112 2 √
3 Pendidikan Kewarganegaraan MPK0322 2 √
4 Bahasa Indonesia MPK0722 2 √
5 Bahasa Inggris MPK0812 2 √
6 Ilmu Sosial/Budaya Dasar (ISBD) MPK0512 2 √
7 Ilmu Alamiah Dasar (IAD) MPK0622 2 √
8 Filsafat Ilmu MPK0422 2 √
9 P K L H MPK0712 2 √
J U M L A H 18
II. MATA KULIAH KEILMUAN DAN KETERAMPILAN (MKK)
10 Pengantar Pendidikan MKK0133 3 √
11 Perkembangan Peserta Didik MKK0243 2 √
12 Profesi Kependidikan MKK0532 2 √
13 Belajar dan Pembelajaran MKK0325 2 √
14 Evaluasi Pendidikan MKK0442 2 √
15 Pengembangan Perangkat Pembelajaran MKK0642 2 √
16 Media Pembelajaran MKK0947 2 √
J U M L A H 15
III. MATA KULIAH KEAHLIAN BERKARYA (MKB)
17 Goi Moji 1 MKB0112 2 √
18 Goi Moji 2 MKB0222 2 √
19 Goi Moji 3 MKB0332 2 √
20 Goi Moji 4 MKB0442 2 √
21 Bunpo 1 MKB0732 2 √
22 Bunpo 2 MKB0622 2 √
23 Bunpo 3 MKB0732 2 √
24 Bunpo 4 MKB0842 2 √
25 Kaiwa 1 MKB1512 2 √
26 Kaiwa 2 MKB1662 2 √
27 Kaiwa 3 MKB1732 2 √
28 Kaiwa 4 MKB1842 2 √
29 Kaiwa Enshuu MKB1952 2 √
30 Choukai 1 MKB0912 2 √
31 Choukai 2 MKB1022 2 √
32 Choukai 3 MKB1132 2 √
33 Choukai 4 MKB1242 2 √
34 Choukai 5 MKB1352 2 √
35 Choukai 6 MKB1462 2
36 Nihongo 1 MKB2012 2 √
37 Nihongo 2 MKB2122 2 √
38 Nihongo 3 MKB2232 2 √
39 Nihongo 4 MKB2342 2 √
40 Gengogaku Gairon MKB3032 2 √
41 Sakubun 1 MKB2752 2 √
42 Sakubun 2 MKB2662 2 √
43 Dokkai 1 MKB2552 2 √
44 Dokkai 2 MKB2662 2 √
45 Honyaku 1 MKB2962 2 √
46 Honyaku 2 MKB3472 2 √
159
47 Bun Bunseki MKB2442 2 √
48 Nihongogaku MKB3142 2 √
J U M L A H 64
IV. MATA KULIAH PERILAKU BERKARYA (MPB)
49 Mengkaji Kurikulum MPB0552 2
√
50 Metodologi Penelitian MPB0452 2
√
51 Metodologi Pengajaran Bahasa MPB0532 2 √
52 Media Pembelajaran MPB0937 2 √
53 Mengkaji Buku Teks MPB0662 2 √
54 Pengelolahan Pembelajaran MPB0262 2 √
55 Penelitian (Pendiidkan,Bahasa,Budaya) MPB0762 2 √
56 Statistik MPB0262 2
√
J U M L A H 16
V. MATA KULIAH BERKEHIDUPAN BERMASYARAKAT (MBB)
57 Nihongo Supichii MBB0552 2
√
58 Nihon Bungaku MBB0332 2 √
59 Kanko Nihongo MBB0652 2
√
60 Nihonshi MBB0442 2 √
61 Nihonjijo MBB0112 2 √
62 Bijinesu Nihongo MBB0752 2 √
63 Ibunka Komunikeshion(P)* MBB0752 2
64 Shakai Gengogaku(P)* MBB0752 2 √
65 Tsuyaku(P)* MBB0752 2 √
66 Nihongo Gaido(P)* MBB0752 2 √
67 Nihon Bunka MBB0222 2 √
68 Seminar MPB0872 2
69 PPL 1 MBB0862 2
√
70 PPL 2 MBB0974 4 √
71 KKN MBB1084 4 √
72 Skripsi MBB1184 6 √
JUMLAH 34
TOTAL SKS 147
Keterangan:
(P)* = Mata Kuliah Pilihan
160
KESIAPAN PRODI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN UNIVERSITAS
NEGERI MALANG MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASIA
(MEA)
Tiksno Widyatmoko
(Koorprodi Pendidikan Bahasa Mandarin FS UM)
Alamat surel: [email protected]
Abstrak
Pada Semester Gasal Tahun Akademik 2017/2018 Prodi PBM memiliki
mahasiswa baru sebanyak dua offering dan berkekuatan 11 dosen. Lima
diantaranya lulusan magister Guangxi Normal University (GXNU) dan dibantu
oleh lima tenaga relawan dari Pusat Bahasa Mandarin Malang. Kurikulum yang
digunakan adalah kurikulum yang memiliki Profil, Capaian Pembelajaran, dan
Pemetaan Bahan Kajian yang telah sesuai dengan KKNI yang telah disepakati
oleh seluruh anggota APSMI. Kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi
swasta dan negeri sebagai anggota APSMI, Pusat Bahasa Mandarin Malang dan
Surabaya, Confusius Institute, Hanban, GXNU, beberapa dinas pemerintah,
lembaga swasta, pelaku pariwisata, pelaku usaha terjemahan, dan lain-lain
memberikan kontribusi positif terhadap kualitas luaran prodi. Akreditasi oleh
BAN-PT telah dilakukan dan akan diperbarui pada tahun 2019. Prodi PBM belum
memiliki Program Permata dan Transfer Kredit dan belum melaksanakan PPG.
Kata kunci: Prodi PBM, Profil, Capaian Pembelajaran, kerjasama.
Abstract
In the Odd Semester Academic Year 2017/2018 PBM Study Program has new
students as many as two offering and been powered by 11 lecturers. Five of them
are Guangxi Normal University (GXNU) graduates and assisted by five
volunteers from the Mandarin Language Center of Malang. Curriculum used is a
curriculum that has a Learning Profile, Achievements, and Mapping of Materials
Studies that have been in accordance with the KKNI that has been agreed by all
members of APSMI. The cooperation with several private and state universities as
APSMI members, Mandarin Language Center of Malang and Surabaya, Confusius
Institute, Hanban, GXNU, some government agencies, private institutions,
tourism actors, business actors and others contributed positively to the output
quality of the study program. Accreditation by BAN-PT has been done and will be
updated in 2019. PBM study program does not have Permata Program and
Transfer Program and has not implemented PPG.
Keywords: PBM Study Program, Profile, Learning Achievement, cooperation.
161
A. PENDAHULUAN
Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin (Prodi PBM) Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang didirikan atas mandat mandat dari Direktorat Pendidikan
Tinggi (DIKTI) dengan SK No.754/E/T2011 tanggal 26 Mei 2011 sebagai tindak
lanjut dari kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Tiongkok. Oleh
karena itu, sejak tahun 2011 PSPBM mulai menerima mahasiswa baru. Pada tahun
2012 dikeluarkanlah Ijin Pendirian PSPBM dari Dirjen Dikti dengan SK No.
314/E/O2012, tanggal 13 September 2012. Sejak berdiri hingga saat ini, PSPBM
masih menginduk kepada Jurusan Sastra Jerman Fakultas Sastra Universitas Negeri
Malang.
Adapun visi dan misi Prodi PBM adalah menjadi program studi unggul dan
rujukan dalam penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi di bidang pengajaran
bahasa Mandarin, dengan misi sebagai berikut: (a) menyelenggarakan pendidikan dan
pembelajaran bahasa Mandarin yang berpusat pada peserta didik, menggunakan
pendekatan pembelajaran yang efektif, dan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran; (b) menyelenggarakan penelitian dalam bidang pengajaran
bahasa Mandarin yang temuannya bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan
kesejahteraan masyarakat; (c) menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat
yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat; (d) menyelenggarakan tata
pamong prodi yang akuntabel dan transparan untuk menjamin peningkatan kualitas
yang berkelanjutan. Adapun rumusan tujuan Prodi sebagai berikut: (a) menghasilkan
lulusan yang cerdas, religius, berakhlak mulia, mandiri, dan mampu berkembang
secara profesional dalam bidang pengajaran bahasa dan sastra Mandarin; (b)
menghasilkan karya ilmiah dan karya kreatif yang unggul dalam bidang pengajaran
bahasa Mandarin; (c) menghasilkan karya pengabdian kepada masyarakat dalam
bidang pengajaran bahasa Mandarin untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri,
produktif, dan sejahtera; (d) menghasilkan kinerja Prodi PBM yang efektif dan efisien
dan akuntabel dalam penyelenggaraan Tridarma Perguruan Tinggi.
Hingga saat ini Prodi PBM memiliki 11 dosen dan 5 tenaga asing.
Kehadiran tenaga asing tersebut dimanfaatkan oleh prodi secara optimal untuk
menjadi tenaga relawan yang berfungsi mendampingi mahasiswa dalam
penguatan pembelajaran bahasa Mandarin. Kehadiran para relawan tersebut
162
merupakan wujud jalinan kerjasama antara UM dengan Pusat Bahasa Mandarin
Malang dan Konfusius Institute Tiongkok.
Sejak rekrutmen mahasiswa baru untuk pertama kali pada tahun 2011
hingga tahun ajaran ini (2017/2018) Prodi PBM telah meluluskan tiga angkatan
(2011, 2012, dan 2013) sebanyak lebih dari 80% dari jumlah input sebanyak 106
mahasiswa aktif. Mahasiswa yang belum lulus berasal dari angkatan 2013 dan
sedang menyelesaikan skripsi pada semester ini. Adapun hasil pelacakan lulusan
menunjukkan bahwa para lulusan telah memiliki pekerjaan yang relevan dengan
ijasah yang dimiliki, antara lain sebagai guru, dosen, dan pegiat usaha di berbagai
bidang wirausaha.
Kerjasama telah dilakukan oleh Prodi PBM dengan beberapa perguruan
tinggi yang memiliki prodi sejenis, dengan beberapa perguruan tinggi di Tiongkok
dan Taiwan yang telah dikuatkan dengan MoU melalui APSMI, yaitu dengan
CYCU, TCSL, WCLA, NTOU, dan HI UM yaitu dengan HANBAN, dengan
Guangxi Normal University (GXNU), dengan Confusius Institute Tiongkok,
menjadi anggota aktif APSMI, dan dengan banyak pihak yang terkait dengan
penempatan mahasiswa melakukan praktik kerja.
Pada saat ini Prodi PBM masih melakukan penataan dan penyempurnaan
secara internal, antara lain penambahan tenaga pengajar berkualifikasi S-2,
pembinaan dosen muda, peningkatan mutu dosen melalui kebijakan studi lanjut
dan pelatihan-pelatihan, pengadaan media pembelajaran, revisi kurikulum, dan
pelacakan lulusan. Kurikulum berbasis KKNI yang telah disahkan pada bulan Juli
2017 dalam Munas APSMI II telah dirampungkan secara internal oleh prodi dan
telah diterapkan kepada mahasiswa baru angkatan pada semester gasal 2017/2018
ini di UM. Bersamaan dengan itu Prodi PBM sedang mengembangkan kurikulum
berbasis kehidupan (KBK = life based curriculum). Pengembangan KBK ini
merupakan program hibah dari IDB (Islamic Development Bank) bergandengan
dengan Kemenristek DIKTI yang dimandatkan kepada UM dalam kurun waktu
tiga tahun bersama dengan tiga perguruan tinggi lain di Indonesia, yaitu
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Jember, dan Unniversitas
Mulawarman. UM dipercaya untuk mengembangkan kurikulum bidang
163
pendidikan, dan diharapkan nantinya UM dapat menjadi universitas center of
excellence (kampus rujukan untuk pendidikan) di Indonesia.
B. PEMBAHASAN
1. Profil Lulusan Prodi Berdasarkan KKNI dan CP
Munas APSMI ke-2 di Universitas Petra Surabaya telah mencapai
kesepakatan dalam menentukan profil lulusan untuk prodi-prodi pendidikan, yaitu
sbb:
1. Pendidik bahasa Mandarin
2. Peneliti pemula bidang pendidikan bahasa Mandarin
3. Tenaga terampil dan atau wirausaha dalam bidang yang berkaitan dengan
bahasa Mandarin
Dengan penjelasan penguasaan kedalaman pengetahuan lulusan sbb:
Tabel 1. Penguasaan kedalaman pengetahuan lulusan
1 Kebahasaan dan
Sinologi
1. Menguasai konsep
teoritis tentang ilmu
bahasa Mandarin
(fonologi, morfologi,
sintaksis dan semantik)
2. Menguasai pengetahuan
tentang negara Tiongkok
secara umum (sejarah,
geografi, dan budaya),
serta memiliki
pemahaman lintas
budaya.
1. Mampu mengaplikasikan
keterampilan berbahasa Mandarin
(menyimak, berbicara, membaca,
menulis) baik lisan dan/atau tulis
setara HSK 4 dan HSKK
menengah.
2. Mampu memanfaatkan
pengetahuan tentang Negara
Tiongkok secara umum (sejarah,
geografi, dan budaya) serta
pemahaman lintas budaya dalam
dalam praktik berbahasa Mandarin
dan pembelajaran bahasa
Mandarin.
2 Pedagogi Menguasai konsep teoritis
ilmu pedagogi. (perencanaan
pembelajaran, strategi
belajar mengajar, media
pembelajaran, penilaian
pembelajaran, psikologi
pendidikan).
Mampu memanfaatkan pengetahuan
pedagogi untuk merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran bahasa Mandarin.
3 Penelitian Menguasai konsep
metodologi penelitian.
Mampu memanfaatkan pengetahuan
metodologi penelitian pendidikan
untuk merancang, melaksanakan, dan
melaporkan hasil penelitian bahasa,
sastra, budaya, dan pembelajaran
bahasa Mandarin.
4 Kewirausahaan Menguasai konsep
kewirausahaan yang
berkaitan dengan bahasa
Mandarin
Mampu memanfaatkan IPTEKS dan
keterampilan berbahasa Mandarin
untuk mewujudkan tenaga terampil dan
wirausahawan yang berkaitan dengan
bahasa Mandarin.
164
Adapun kurikulum versi terbaru yang sedang diolah oleh Universitas
Negeri Malang (UM) untuk mewujudkan KBK, Prodi Pendidikan Bahasa
Mandarin (PBM) mengubah sedikit redaksi profil lulusan yang tidak melenceng
jauh dari KKNI menjadi, sbb:
“Lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa Mandarin mampu menjadi pendidik bahasa
Mandarin yang menguasai metodik-didaktik, dasar-dasar linguistik dan sastra Mandarin
yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Mandarin di lembaga pendidikan
formal ataupun nonformal serta mampu menjadi pelaku kegiatan di sektor terjemahan,
pariwisata, dan sektor lain yang relevan, dengan deskripsi sbb.:
Tabel 2. Profil Prodi PBM dengan deskripsi
PROFIL DESKRIPSI
Pendidik bahasa
Mandarin Mampu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran bahasa Mandarin pada jenjang pendidikan
dasar, menengah, dan atas dan di lembaga pendidikan
nonformal. Pegiat usaha di sektor
penerjemah Mampu menerjemahkan berbagai jenis teks dari bahasa
Mandarin ke bahasa Indonesia dan sebaliknya lisan maupun
tulisan, serta mampu menganalisis hasil terjemahan.. Pegiat usaha di sektor
pariwisata Mampu memberikan layanan jasa berbahasa Mandarin dalam
sektor pariwisata. Profesi lain yang
relevan Mampu berkarya dalam berbagai bidang profesi dengan
memanfaatkan wawasan keilmuan yang terkait dengan
bahasa Mandarin.
dan dengan CPL sbb.:
Tabel 3. Capaian Pembelajaran Lulusan
No. Profil
Lulusan Unsur Afektif Unsur Kognitif
Unsur
Keterampilan
Umum
Unsur
Keterampilan
Khusus
1 Pendidik
Bahasa
Mandarin
Mampu
bekerja
baik secara
mandiri
maupun di
dalam tim.
Memiliki
jiwa
kepemimpi
nan.
Mampu
menyampai
kan ide
secara
spontan dan
Menguasai
konsep
metodologi
pengajaran
bahasa
Mandarin.
Menguasai
konsep
dasar
linguistik
bahasa
Mandarin.
Menguasai
konsep
dasar sastra
SN DIKTI
Nomor 44
tahun 2015
Mampu
berbahasa
Mandarin baik
secara lisan
maupun tulisan
minimal setara
HSK 4
Mampu
merencanakan,
melaksanakan,
dan
mengevaluasi
pembelajaran
bahasa
Mandarin pada
165
No. Profil
Lulusan Unsur Afektif Unsur Kognitif
Unsur
Keterampilan
Umum
Unsur
Keterampilan
Khusus
sistematis
Memegang
tinggi
norma, tata
nilai, moral,
agama,
etika, dan
tanggung
jawab
profesional.
dan budaya
Mandarin.
jenjang
pendidikan
dasar,
menengah, dan
atas dan di
lembaga
pendidikan
nonformal. 2 Pegiat
Usaha di
sektor
Penerjema
h
Menguasai
teori
terjemahan
dari bahasa
Mandarin
ke bahasa
Indonesia
dan
sebaliknya.
Menguasai
teori
mengenai
pengelolaan
industri
penerjemah
an.
Mampu
berbahasa
Mandarin baik
secara lisan
maupun tulisan
minimal
memiliki
kualifikasi
setara HSK 4
Mampu
menerapkan
teori
terjemahan,
menganalis
hasil
terjemahan, dan
menghasilkan
karya
terjemahan dari
bahasa
Mandarin ke
bahasa
Indonesia dan
sebaliknya. 3 Pelaku
Kegiatan
di Sektor
Pariwisata
Menguasai
teori
mengenai
pengelolaan
pariwisata.
Mampu
berbahasa
Mandarin baik
secara lisan
maupun tulisan
minimal setara
HSK 4
Mampu
memberikan
layanan jasa
bahasa
Mandarin
166
No. Profil
Lulusan Unsur Afektif Unsur Kognitif
Unsur
Keterampilan
Umum
Unsur
Keterampilan
Khusus
dengan
memanfaatkan
IT dalam bidang
pariwisata. 4 Profesi
Lain yang
Relevan
Menguasai
konsep
dasar
pengemban
gan
kepribadian
.
Menguasai
konsep
dasar
keilmuan
dan
keterampila
n.
Menguasai
konsep
dasar
perilaku
berkarya.
Mampu
berbahasa
Mandarin baik
secara lisan
maupun tulisan
minimal setara
HSK 4
Mampu
berkarya dalam
berbagai bidang
profesi dengan
memanfaatkan
wawasan
keilmuan yang
terkait dengan
bahasa
Mandarin.
2. Konversi Matakuliah untuk Program Permata dan Transfer Kredit
Prodi PBM belum memiliki kerjasama dengan perguruan tinggi lain untuk
Program Permata dan Transfer Kredit. Keinginan melakukan kerjasama tersebut
masih ada sampai adanya Inpres Nomor 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja
Barang Lembaga dalam Pelaksanaan APBN Tahun 2017 di Lingkungan
Kemenristek dan PT yang mengharuskan penjadwalan ulang upaya tersebut.
Meskipun demikian hampir pada tiap semester prodi menerima input non SLTA,
yaitu lulusan program diploma (Diploma III) dari beberapa perguruan tinggi.
Pada semester ini Prodi PBM memiliki dua mahasiswa input dari Diploma
III Universitas Gajahmada Yogyakarta dan satu mahasiswa Diploma III
Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto. Dari hasil konversi nilai, rata-rata
matakuliah yang dapat dikonversi sejumlah 80 -- 90 sks, sedangkan sejumlah 56 –
66 sks masih harus ditempuh oleh mahasiswa input tersebut. Rata-rata matakuliah
167
yang ditempuh tersebar mulai dari sajian semester 1 hingga semester 8, karena
input Diploma III harus menambah jumlah sks untuk matakuliah keterampilan,
metodik-didaktik, dan metodologi penelitian.
3. Areditasi Prodi
Sejak dibuka pada tahun 2011 hingga tahun akademik 2017/2018, Prodi
PBM di Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang menerima mahasiswa
sebanyak dua offering pada tiap tahun penerimaan mahasiswa baru. Jumlah
mahasiswa pada tiap offering sebanyak 25 orang. Hingga tahun akademik ini
Prodi PBM telah meluluskan tiga angkatan, yaitu mahasiswa tahun masuk 2011,
2012, dan 2013.
Saat ini, Prodi PBM menginduk kepada Jurusan Sastra Jerman (JSJ)
Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pada tahun 2015 prodi telah
melakukan akreditasi dan mendapat predikat B, sehingga pada tahun 2019 prodi
harus mengajukan usulan akreditasi baru. Untuk hal tersebut prodi telah
membentuk tim penyusun berkas akreditasi yang akan segera efektif bekerja pada
semester genap 2017/2018 depan.
Upaya memperkuat proses pembelajaran dan ketercapaian tujuan
pembelajaran di prodi yang efektif, efisien, dan akuntabel, pada semester gasal
tahun akademik 2017/2018 ini prodi didukung oleh enam dosen JSJ yang
dialihhome basekan sementara dari JSJ dan lima dosen tetap non PNS (tiga
magister lulusan Pendidikan Bahasa Mandarin dari Guangxi Normal University
(GXNU) dan dua magister Pendidikan Kebahasaan UM). Tiga di antara mereka
adalah dosen alumni. Di samping itu, sebagai wujud dari kerjasama Prodi PBM
dengan Pusat Bahasa Mandarin Malang, prodi secara rutin dibantu oleh beberapa
(5 - 10 orang) mahasiswa relawan dari Tiongkok sebagai praktikan untuk
peningkatan keterampilan berbahasa mahasiswa.
Untuk percepatan kemandirian Prodi PBM, pemenuhan jumlah dosen
minimal adalah target pertama yang perlu disegerakan. Bekerjasama dengan
GXNU dan Pusat bahasa Mandarin Malang, Prodi PBM menyekolahkan enam
lulusan ke program magister di Tiongkok. Empat di antaranya akan selesai pada
semester depan dan akan mendapat gelar magister MTCSOL (magister pendidikan
bahasa Mandarin) dan dua orang memasuki semester ke-2 pada tahun ajaran ini),
168
sedangkan alumni yang melanjutkan studi jenjang S2 di UM ada 2 orang. Di
samping itu, Prodi memberangkatkan sepuluh mahasiswa untuk mengikuti short
course dan pengenalan budaya Tiongkok selama satu tahun atas beasiswa dari
Confusius Institute.
4. Kerjasama
Hingga saat ini Prodi PBM telah menjalin kerjasama dengan beberapa
pihak, antara lain dengan semua perguruan tinggi swasta dan negeri di Indonesia
yang memiliki prodi Mandarin dalam wadah APSMI, Pusat Bahasa Mandarin
Malang, Pusat Bahasa Mandarin Surabaya, Confusius Institute Tiongkok, GXNU,
Hanban, beberapa dinas pariwisata dan dinas kebudayaan di beberapa kota, Balai
Bahasa Yogyakarta, BPW dan hotel di bawah naungan PHRI Yogyakarta, Jawa
Tengah, dan Jawa Timur, beberapa museum di Yogyakarta, Surakarta, dan
Malang, JTV Graha Pena, dan lain-lain.
Kerjasama dalam wadah APSMI bertujuan untuk (1) pembahasan
kebijakan dan isu-isu terkini yang terkait dengan perkembangan prodi Mandarin
di perguruan tinggi dalam berbagai aspek, (2) meningkatkan peran aktif
keanggotaan dalam kegiatan-kegiatan seminar bagi dosen muda. Kerjasama lain
dilakukan dalam bentuk kuliah tamu dengan menghadirkan beberapa pakar
kebahasaan, metodik-didaktik, sastra, praktisi, dari beberapa universitas, kepala
dinas, PHRI, dan lain-lain, Kuliah tamu menjadi agenda rutin prodi yang
dilaksanakan sebanyak dua kali dalam setahun. Kerjasama dengan Pusat Bahasa
Mandari Malang secara rutin dilakukan dalam kegiatan perkuliahan sebagai
relawan pengajar, dan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan rutin kemandarinan
lainnya (pemberian beasiswa short course selama satu semester dan atau satu
tahun, pemutaran film, lomba, peringatan hari-hari besar Tiongkok, dll).
Kerjasama dengan Pusat Bahasa Mandarin Surabaya baru saja dilakukan
(20 September 2017) dengan menghadirkan direkturnya (Xiao Ren Fei) sebagai
dosen tamu yang dihadiri oleh 97 mahasiswa dari jumlah 100 yang ditargetkan.
Kerjasama dengan GXNU dilakukan untuk tiga hal, yaitu (1) program perkuliahan
magister, dan (2) program student exchange 3 + 1 bagi mahasiswa UM untuk
belajar bahasa Mandarin tingkat lanjut di Tiongkok dan mahasiswa GXNU untuk
belajar bahasa Indonesia di FS UM. Kerjasama dengan Hanban dilakukan dalam
169
program Teaching Practicum Program dimana pada semester ini Prodi PBM
menerima dua praktikan selama satu tahun. Adapun kerjasama dengan beberapa
pihak lainnya di atas adalah untuk penempatan mahasiswa dalam melaksanakan
matakuliah PKL pada saat mereka berada pada semester 7.
5. Penguatan Asosiasi
Asosiasi Program Studi Mandarin Indonesia (APSMI) telah melaksanakan
Munas ke-2 di Universitas Petra Surabaya pada bulan Juli 2017 yang lalu. Agenda
yang dibawakan pada kegiatan munas tersebut adalah pematangan usulan audiensi
dengan Belmawa, pengajuan kesesuaian nomenklatur untuk beberapa prodi di
perguruan tinggi tertentu kepada Kemenristek Dikti, pembahasan dan finalisasi
Profil Lulusan dan dan Capaian CPL, kegiatan seminar bagi dosen muda. Pada
akhir Munas ke-2 tersebut telah disepakati untuk Munas ke-3 diadakan di USU
Medan pada tahun 2019.
6. PPG
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) belum dimiliki oleh Prodi PBM.
Hal ini dapat dipahami, karena usia prodi yang masih relatif muda (tujuh tahun)
dengan jumlah dan kualifikasi dosen berbahasa Mandarin yang masih minimalis.
Jumlah lulusan masih dapat menjawab persaingan lokal dan di asia yang
mengglobal. Mereka masih mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya, karena peluang mengajar lulusan tidak terbatas menjadi guru di
SLTA, tetapi bahasa Mandarin juga diajarkan di tingkat dasar dan menengah (SD
dan SLTP), bahkan di beberapa tempat bahasa Mandarin telah diajarkan sejak
anak usia dini.
C. PEMBAHASAN
Kecepatan perubahan dari era satu ke era berikutnya terjadi dengan
cepatnya. Manusia dituntut mampu melakukan penyesuaian terhadap kecepatan
perubahan tersebut. Teknologi informasi berkembang begitu pesatnya sebagai
dampak nyata dari perubahan menuju era globalisasi, sehingga banyak sektor
sudah mulai meninggalkan pola-pola tradisional. Sektor pendidikan juga
mengalami hal yang sama. Inovasi, kreativitas, ketekunan, kecermatan, dan alih
170
teknologi telah dilakukan oleh banyak perguruan tinggi untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran, mulai dari SDM, kurikulum, metode pembelajaran, media
pembelajaran, sistem rekrutmen mahasiswa baru, pemberian beasiswa, dan
lainnya. Hal-hal tersebut tidak akan berhasil dengan optimal tanpa adanya
kerjasama dengan pihak lain yang relevan.
Penguatan kerjasama dengan pihak luar perlu ditingkatkan untuk
menghasilkan lulusan yang lebih handal dan lengkap. Perumusan kurikulum
mengajarkan mahasiswa bersikap arif dan santun, memberikan pengetahuan yang
mumpuni, dan melatih keterampilan yang cekatan, agar supaya mereka dapat
mengisi peluang kerja yang tersedia di lapangan dengan lebih mudah. Selain itu,
keahlian tambahan lulusan diharapkan mampu membuka usaha baru mandiri
dalam peluang penciptaan lapangan kerja.
Xie xie.
DAFTAR RUJUKAN
Katalog Jurusan Sastra Jerman. ed. 2015. Malang: UM Press.
171
INOVASI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA BALI BERORIENTASI KERANGKA
KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA
Ida Bagus Rai
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
Abstrak
Pendidikan tidak hanya menjadi “gerakan pendidikan untuk semua” tetapi
program pendidikan sudah saatnya ditekankan pada “pendidikan bermutu untuk
semua”. Konsepsinya adalah pada mutu pendidikan sebagai jalan perbaikan untuk
masa depan. Sebagai respons terhadap situasi mutu pendidikan dewasa ini,
pemerintah memberlakukan kurikulum berorientasi Kerangka Kualifikasi
Nasional sebagai jaminan lulusan perguruan tinggi yang siap kerja. Kebijakan ini
membawa konsekuensi pada implementasi kurikulum yang berlaku. Hal ini harus
disikapi oleh jurusan melalui pengembangan kurikulum yang didasarkan pada
analisis kebutuhan pasar dan berbagai pihak pengguna lulusan. Setakat dengan hal
ini, Jurusan Pendidikan Bahasa Bali selalu berinovasi menjaring pemikiran
peningkatan kualitas penjaminan mutu lulusan yang meliputi pengembangan dan
penyelenggaraan kurikulum berorientasi KKNI, serta peningkatan status
akreditasi jurusan/program studi.
Kata-kata kunci: pengembangan kurikulum, KKNI
Abstract
Ideally, education should not becomes “education movement for all”. It is time to
emphasized “qualified education for all”. The concept is laid on the quality of
education as a way to improve the future. As a response to the recent situation of
educational quality, the government imposes a curriculum orientating to National
Qualification Frame (Kerangka Kualifikasi Nasional) as a guarantee of graduates
who are ready to work. The consequence of this policy leads to the
implementation of prevailing curriculum. This matter should be addressed by a
department through curriculum development based on need analysis and other
stakeholders. In connection to this matter, Balinese Education Department always
innovates to encompass thought to enrich the quality of its graduates‟ level
including the development and the implementation of the curriculum orientating
to KKNI, as well as accreditation enhancement of the department.
Key words: curriculum development, KKNI
172
A. Pendahuluan
Era persaingan global menuntut lulusan yang dihasilkan oleh perguruan
tinggi haruslah bermutu dan siap kerja. Namun, kenyataan yang ada menunjukkan
bahwa mutu perguruan tinggi dan program studi di Indonesia saat ini belum pada
kondisi yang ideal. Banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak selalu dapat
diterima dan mampu untuk bekerja sebagaimana yang diharapkan dunia kerja
(Asmawi, 2005; Purwanto, 2010; dan Sumarno, 2016). Menyikapi hal ini,
perguruan tinggi harus berani melakukan perubahan dan inovasi. Salah satu
terobosan untuk mengikuti perkembangan zaman dan permintaan di lapangan
yakni menjadikan kurikulum di perguruan tinggi lebih fleksibel, sesuai
perkembangan zaman sehingga lulusan yang dihasilkan benar-benar memiliki
kualifikasi sesuai kebutuhan pasar.
Dalam upaya melakukan kualifikasi terhadap lulusan perguruan tinggi di
Indonesia, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun
2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang
menjadi acuan dalam penyusunan capaian pembelajaran lulusan dari setiap
jenjang pendidikan secara nasional. Peraturan ini berdampak pada kurikulum dan
pengelolaan kurikulum pada setiap program. Kurikulum yang pada awalnya
mengacu pada pencapaian kompetensi menjadi mengacu pada capaian
pembelajaran (learning outcomes).
Dengan adanya KKNI ini diharapkan akan mengubah cara melihat
kompetensi seseorang, tidak lagi semata ijazah tapi dengan melihat kepada
kerangka kualifikasi yang disepakati secara nasional sebagai dasar pengakuan
terhadap hasil pendidikan seseorang secara luas (formal, nonformal, atau
informal) yang akuntanbel dan transparan. Sebagai konsekuensinya implementasi
kurikulum yang berlaku sebelumnya harus pula dibenahi atau dirombak (Miller,
2007; Wijatno, 2009; Dantes, 2016).
Berpegang pada kebijakan pemerintah dan kebutuhan berbagai pihak
terhadap mutu lulusan perguruan tinggi, Jurusan Pendidikan Bahasa Bali sebagai
salah satu garda pencetak calon guru Bahasa Bali dan penyuluh bahasa Bali telah
melakukan inovasi dalam pengembangan kurikulum Jurusan yang berorientasi
pada KKNI. Kurikulum dirancang dan dikembangkan dalam semua lini mata
173
kuliah yang diprogramkan. Berdasarkan latar belakang tersebut, tulisan ini
memfokuskan kajian pada (1) Profil Lulusan Jurusan berdasarkan KKNI, (2)
Capaian Pembelajaran, (3) Akreditasi Jurusan, dan (4) Kerjasama.
B. Pembahasan
1. Profil Lulusan Jurusan Pendidikan Bahasa Bali
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja
mengasuh 7 Jurusan. Salah satunya adalah Jurusan Pendidikan Bahasa Bali
(PBB). Visi dari Jurusan Pendidikan Bahasa Bali adalah menjadi jurusan yang
unggul dalam bidang kependidikan bahasa, sastra, dan budaya Bali berlandaskan
Tri Hita Karana. Ini artinya Jurusan PBB mampu menyiapkan tenaga pendidik
yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam bidang pendidikan
dan pengajaran bahasa Bali, sehingga mampu berperan serta dalam
pengembangan dan pelastarian bahasa, sastra, dan budaya Bali. Intinya, Jurusan
Pendidikan Bahasa Bali harus mampu menghasilkan tenaga pendidik yang
kompeten dan profesional.
Sejalan dengan visi di atas, maka misi Jurusan Pendidikan Bahasa Bali
adalah (1) menyelenggarakan pendidikan bahasa, sastra, dan budaya Bali untuk
menghasilkan lulusan yang bermutu dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sehingga dapat mengaplikasikan dalam kerangka kehidupan keluarga, masyarakat,
dan bernegara, (2) menyelenggarakan penelitian dan pengabdian pada bidang
bahasa, sastra, dan budaya Bali untuk pengembangan keilmuan bahasa, sastra, dan
budaya Bali dan memanfaatkan hasil penelitian tersebut untuk penyelesaian
permasalahan kehidupan keluarga, masyarakat, dan negara.
Untuk terwujudnya misi di atas, perlu adanya kompetensi akademik yang
menghendaki agar mahasiswa (a) menguasai materi bidang bahasa, sastra, dan
aksara Bali dengan mendalam untuk pembelajaran bahasa dan sastra Bali, (b)
memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar assesmen dan evaluasi hasil belajar (c)
memahami teori belajar dan pembelajaran, perkembangan peserta didik, dan
profesi keguruan, (d) memiliki wawasan bahasa dan budaya yang luas untuk
membentuk pribadi yang mantap, stabil, dan dewasa, (e) memiliki pengetahuan
kependidikan untuk mengemban tugas-tugas kependidikan.
174
Kompetensi pedagogik/profesional menghendaki agar mahasiswa (a)
memiliki pengetahuan tentang cara-cara merancang dan melaksanakan
pembelajaran bidang studi bahasa dan sastra Bali, (b) mampu merancang,
melaksanakan, dan melakukan evaluasi pembelajaran bahasa, sastra, dan aksara
Bali secara efektif, efisien, dan menyenangkan, (c) mampu memanfaatkan budaya
dan bahasa bantu dalam pembelajaran bahasa Bali, (d) terampil menggunakan dan
memanfaatkan komputer sebagai alat informasi dan komunikasi, serta alat bantu
pembelajaran, dan (e) mampu melaksanakan penelitian dan penulisan karya
ilmiah bidang pendidikan dan pengajaran bahasa dan sastra, untuk mendukung
pembelajaran bahasa dan sastra Bali.
Kompetensi individual/pribadi menghendaki agar mahasiswa (a) memiliki
kecerdasan, ahlak, dan budi pekerti yang luhur, (b) menjungjung tinggi falsafah
dan nilai-nilai yang dimuliakan bersama, (c) memiliki wawasan dan kesadaran
dalam kehidupan bermasyarakat dan bemegara, (d) menghargai dan
mengutamakan kemandirian serta beretos kerja yang tinggi. Kompetensi sosial
menghendaki agar mahasiswa (a) mengenal dan menghargai peserta didik sebagai
pribadi yang berpotensi, (b) mampu melakukan komunikasi secara efektif, (c)
mampu melaksanakan kerjasama dengan baik, (d) dapat memberi dan menerima
saran, pendapat, dan kritik.
Kompetensi akademiki dibentuk dengan memberikan kelompok mata
kuliah yang berbasis bidang studi bahasa Bali (MKBS). Kompetensi pedagogik
dibentuk dengan memberikan mata kuliah dasar kependidikan (MKDK) dan
proses belajar mengajar (MKPBM). Kompetensi individual/pribadi dibentuk
dcngan memberikan kelompok mata kuliah umum (MKU). Kompetensi sosial
dibentuk dengan memberikan kelempok mata kuliah dasar kependidikan (MKDK)
dan mata kuliah umum (MKU).
Selain itu, Jurusan Pendidikan Bahasa Bali diharapkan mampu (a)
menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan melakukan penelitian bidang
pendidikan, pengajaran, dan bahasa Bali untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran bahasa Bali, dan (b) menghasilkan tenaga pendidik yang mampu
mengkomunikasikan, mentransfer, dan menerapkan bidang pendidikan dan
pengajaran bahasa Bali untuk pengabdian kepada masyarakat. Semua kompetensi
175
yang disebut di atas menjadi Standar Kompetensi Lulusan mahasiswa Jurusan
Pendidikan Bahasa Bali. Profil lulusan Jurusan Pendidikan Bahasa Bali disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 2.1 Profil Lulusan Jurusan Pendidikan Bahasa Bali Berorientasi KKNI
Profil Lulusan Deskripsi Profil
Pendidik Bahasa
Bali
Pendidik, Fasilitator, dan Instruktur yang mendidik dengan penguasaan
bahasa, Sastra, dan Budaya Bali dan penguasaan pedagogik yang baik,
memiliki kemampuan menggunakan teknologi informasi yang sesuai
dengan tuntutan zaman.
Peneliti Bahasa
Bali
Mampu menemukan permasalahan, mendeskripsikan dan menafsirkan
hasil penemuan yang ada dalam bahasa, sastra, dan budaya Bali, dan
melakukan publikasi dalam berbagai forum ilmiah.
Tenaga ahli
Penulis bahasa
Bali
Penulis lontar, fiksi/non-fiksi, bahan ajar, dan berita bahasa Bali. Dalam
usaha yang lain menjadi penulis bahasa Bali menggunakan program Bali
Simbar. Menghasilkan karya tulis yang bersumber pada pengetahuan
bahasa, sastra, dan budaya Bali.
Tenaga ahli
Penerjemah dan
alih aksara
Bahasa Bali
Sebagai penerjemah naskah berbahasa Jawa Kuno ke dalam bahasa Bali,
bahasa Indonesia dan sebaliknya.
Tenaga Ahli
Penyuluh dan
Pewara Bahasa
Bali
Memiliki kemampuan/keterampilan berkarya menjadi penyuluh, dan
Pewara berbahasa Bali.
2.1 Capaian Pembelajaran
Salah satu kunci penting dalam tercapainya kurikulum berorientasi KKNI
terletak pada capaian pembelajarannya. Konsekuensi logis implementasi suatu
kurikulum terletak pada capaian pembelajarannya. Capaian pembelajaran harus
dirancang secara baik. Capaian pembelajaran berdampak pada langkah strategis
dalam penyiapan dan pengelolaan proses pembelajaran untuk mencapai capaian
pembelajaran lulusan secara optimal. Capaian pembelajaran menjadi panduan
yang memberi arah bagi jurusan dalam memetakan langkah para dosen dalam
proses belajar-mengajar. Capaian Pembelajaran Jurusan pendidikan bahasa bali
disajikan dalam tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Capaian Pembelajaran Jurusan Pendidikan Bahasa Bali
No. Profil lulusan Capaian Pembelajaran (CP) Elemen Kompetensi
A B C D E
1. Pendidik Bahasa
Bali
A. CP Sikap
1. Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa.
√
2. Memiliki moral, etika, dan √
176
kepribadian yang baik dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai
pendidik bahasa Bali
3. Berperan sebagai warga negara
yang bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia
√
4. Menghargai alam dan
keanekaragaman budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta pendapat
umum.
√
5. Menjunjung tinggi penegakan
hukum dan memiliki semangat
mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara serta masyarakat luas.
√
6. Mampu menginternalisasi nilai-nilai
yang terkait dengan kejujuran dan
etika.
√
7. Mampu menunjukkan jiwa
kewirausahaan.
√
B. CP Pengetahuan
1. Menguasai konsep dasar teoritik
dalam bidang pendidikan
√
2. Menguasai konsep dasar
profesionalisme kerja sebagai
pendidik.
√
3. Memahami perkembangan dan
karakter peserta didik
√
4. Memiliki kemampuan bahasa Bali
dengan menunjukkan penguasaan yang
baik pada empat keterampilan
berbahasa secara berimbang.
√
5. menguasai konsep dibidang ilmu
sastra
√
C. CP Keterampilan Umum
1. Mampu menerapkan pengetahuan
pedagogik yang terkait dengan
pengajaran bahasa dan sastra Bali
√ √ √
2. Mampu merancang, melaksanakan,
dan melalukan evaluasi pembelajaran
√ √ √
3. Terampil memanfaatkan teknologi
sebagai alat bantu pembelajaran
√ √ √
D. CP Keterampilan Khusus
1. Memiliki kemampuan dalam
merancang dan mendesain
pembelajaran bahasa dan sastra Bali
yang ditujukan untuk berbagai
kelompok belajar tertentu.
√ √
2. Terampil melaksanakan
pembelajaran bahasa dan sastra Bali
yang inovatif .
√ √
3. Mampu mengenali masalah-masalah
pembelajaran bahasa dan sastra Bali
dan memberikan solusi perbaikan bagi
masalah.
√ √
4. Mampu menghasilkan karya ilmiah √ √
177
terkait dengan pembelajaran bahasa
Bali.
5. Memanfaatkan alam sebagai sumber
pembelajaran.
√ √
2. Peneliti bahasa Bali A. CP Sikap
1. Bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa.
√
2. Memiliki moral, etika, dan
kepribadian yang baik dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai
peneliti bahasa Bali seta
pembelajarannya.
√
3. Berperan sebagai warga negara
yang bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia
√
4. Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan, kepercayaan, dan
agama serta pendapat umum.
√
5. Menjunjung tinggi penegakan
hukum dan memiliki semangat
mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara serta masyarakat luas.
√
6. Mampu menginternalisasi nilai-nilai
yang terkait dengan kejujuran dan
etika.
√
7. Mampu menunjukkan jiwa
kewirausahan.
√
B. CP Pengetahuan
1. Menguasai konsep dasar teoritik
penelitian secara kualitatif dan
kuantitatif
√
2. Memiliki pengetahuan dasar-dasar
sosial dan budaya Bali
√
3. Menguasai metodologi penelitian
kuantitatif, kualitatif, dan penelitian
bahasa Bali.
√
4. Menguasai bahasa Bali dan aksara
Bali dengan baik.
√
5. menguasai konsep penelitian
dibidang bahasa dan sastra
√
C. CP Keterampilan Umum
1. Terampil dalam memetakan
berbagai masalah penelitian bahasa
Bali dan pendidikan bahasa Bali.
√ √ √
2. mampu memanfaatkan hasil
temuan/kajian pendidikan bahasa Bali
untuk proses belajar-mengajar.
√ √ √
3. mampu menerapkan konsep
penelitian dibidang bahasa dan sastra.
√ √ √
D. CP Keterampilan Khusus
1. Terampil untuk merancang desain
penelitian bidang pendidikan bahasa
Bali.
√ √
2. Mampu melakukan riset tingkat
pemula dengan menggunakan logika
berfikir ilmiah dalam bidang bahasa,
sastra, budaya dan pembelajarannya.
√ √
178
3. Mampu menuliskan hasil penelitian
dan mempresentasikannya dalam
kegiatan ilmiah.
√ √
3. Tenaga Ahli Penulis
bahasa Bali
A. CP Sikap
1. Bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa.
√
2. Memiliki moral, etika, dan
kepribadian yang baik dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai
penulis bahasa Bali.
√
3. Berperan sebagai warga negara
yang bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia
√
4. Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan, kepercayaan, dan
agama serta pendapat umum.
√
5. Menjunjung tinggi penegakan
hukum dan memiliki semangat
mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara serta masyarakat luas.
√
6. Mampu menginternalisasi nilai-nilai
yang terkait dengan kejujuran dan etika
√
7. Mampu menunjukkan jiwa
kewirausahaan.
√
B. CP Pengetahuan
1. Menguasai konsep dasar teoritik
terkait penggunaan bahasa Bali dalam
menulis dan kaitannya dengan konsep
bahasa Bali
√
2. menguasai konsep menulis aksara
Bali di lontar dan komputer
√
3. menguasai dan memahamikonsep
dalam menulis fiksi dan non fiksi.
√
C. CP Keterampilan Umum
1. Terampil menulis bahasa Bali
dalam aksara Bali dan aksara latin.
√ √ √
2. Terampil dalam menulis fiksi dan
non fiksi bahasa Bali
√ √ √
D. CP Keterampilan Khusus
1. Terampil menulis aksara Bali di
lontar dan dalam program Bali Simbar.
√ √
2. Terampil menulis fiksi dan non
fiksi berbahasa Bali.
√ √
4. Tenaga Ahli
Penerjemah dan
alih Aksara Bahasa
Bali
A. CP Sikap
1. Bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa.
√
2. Memiliki moral, etika, dan
kepribadian yang baik dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai
penerjemah dan alih aksara bahasa
Bali.
√
3. Berperan sebagai warga negara
yang bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia
√
4. Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan, kepercayaan, dan
agama serta pendapat umum.
√
179
5. Menjunjung tinggi penegakan
hukum dan memiliki semangat
mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara serta masyarakat luas.
√
6. Mampu menginternalisasi nilai-nilai
yang terkait dengan kejujuran dan
etika.
√
7. Mampu menunjukkan jiwa
kewirausahaan
√
B. CP Pengetahuan
1. Menguasai teori-teori dan konsep
dasar penerjemahan
√
2. Menguasai aksara dan bahasa Bali
dengan baik.
√
3.menguasai konsep dasar dalam
mentransliterasi naskah.
√
C. CP Keterampilan Umum
1. mampu menerapka pemikiran logis,
kritis, sistematis, dan inovatif dalam
menterjemahkan berbagai jenis naskah
√ √ √
2. mampu menterjemahkn secara
mandiri, bermutu dan teratur.
√ √ √
3. mampu mentransliterasi aksara Bali
ke aksara latin dengan baik.
D. CP Keterampilan Khusus
1. Terampil dalam menerjemahkan
teks dari bahasa Indonesia ke dalam
bahasa Bali
√ √
2. Terampil dalam menerjemahkan
teks berbahasa Bali ke dalam bahasa
Indonsia.
√ √
3. Terampil dalam menerjemahkan dari
bahasa Jawa Kuna/Kawi ke dalam
Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia.
√ √
4. terampil dalam mentranslit aksara
bali ke latin.
√ √
5. Tenaga Ahli
Penyuluh dan
Pewara Bahasa Bali
A. CP Sikap
1. Bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa.
√
2. Memiliki moral, etika, dan
kepribadian yang baik dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai
tenaga Ahli penyuluh dan Pewara
bahasa Bali.
√
3. Berperan sebagai warga negara
yang bangga dan cinta tanah air serta
mendukung perdamaian dunia
√
4. Menghargai keanekaragaman
budaya, pandangan, kepercayaan, dan
agama serta pendapat umum.
√
5. Menjunjung tinggi penegakan
hukum dan memiliki semangat
mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara serta masyarakat luas.
√
6. Mampu menginternalisasi nilai-nilai
yang terkait dengan kejujuran dan
etika.
√
180
3. Akreditasi Jurusan Pendidikan Bahasa Bali
Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas publik, Jurusan Pendidikan
Bahasa Bali dan Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha juga secara aktif
membangun sistem penjaminan mutu internal. Semua pelaksanaan penjaminan
mutu lulusan Prodi Pendidikan Bahasa Bali ini dilakukan audit intemalnya oleh
Kantor Jaminan Mutu (KJM) Universitas, sebagai persiapan untuk akreditasi
ekstemal oleh BAN-PT. Selain itu, Fakultas Basa dan Seni juga memiliki Tim
Pusat Penjamin Mutu Fakultas Bahasa dan Seni yang bertugas menjamin mutu
pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi di lingkungan fakultas.
Untuk membuktikan bahwa sistem penjaminan mutu internal telah
dilaksanakan dengan baik dan benar, jurusan harus diakreditasi oleh lembaga
penjaminan mutu eksternal. Dengan sistem penjaminan mutu yang baik dan benar,
jurusan akan mampu meningkatkan mutu, menegakkan otonomi, dan
mengembangkan diri sebagai penyelenggara program akademik/profesional sesuai
dengan bidang studi yang dikelola, dan turut serta dalam meningkatkan kekuatan
moral masyarakat secara berkelanjutan. Pada tahun 2017, Jurusan Pendidikan
Bahasa Bali telah diakreditasi oleh BAN-PT dan sudah terakreditasi B. Berikut
dipaparkan hasil akreditasi Jurusan Pendidikan Bahasa Bali, Undiksha.
7. Mampu menunjukkan jiwa
kewirausahaan.
√
B. CP Pengetahuan
1. Menguasai konsep dasar teoritik
penyuluh dan kepewaraan
√
2. Menguasai teknik sebagai penyuluh
dan pewara.
√
3. menguasi konsep, prinsip, dan
penerapan berbagai pendekatan dalam
penyuluihan bahasa Bali di
masyarakat.
√
C. CP Keterampilan Umum
1. Terampil menggunakan bahasa Bali
yang baik berbagai konteks seremoni
dan siaran
√ √ √
D. CP Keterampilan Khusus
1. Terampil menjadi penyuluh, dan
pewara berbahasa Bali.
√ √ √
2. mampu berkomunikasi secara lisan
dan tertulis serta membngun hubungan
interpersonal yang produktif berbasis
iptek dan potensi lingkungan setempat,
sesuai standar proses dan mutu dalam
penyuluhan.
181
Tabel 2.3 Hasil Akreditasi Jurusan Pendidikan Bahasa Bali
No Jurusan Strata No SK Tahun
SK
Peringkat Tahun
Kedaluarsa
1 Pendidikan
Bahasa Bali
S1 0231/SK/BAN-
PT/Akred/S/I/2
017
2017 B 10-01-2022
4. Kerja Sama Jurusan Pendidikan Bahasa Bali
Sebagai lembaga pendidikan tinggi negeri, Jurusan Pendidikan Bahasa
Bali mengemban tugas pokok tridharma perguruan tinggi, yaitu
menyelenggarakan pendidikan jenjang pendidikan tinggi, menyelenggarakan
penelitian dan pengembangan ilmu, serta menyelenggarakan pengabdian kepada
masyarakat. Oleh karena itu ruang lingkup bidang kerja sama jurusan diutamakan
pada tiga bidang tridharma perguruan tinggi tersebut.
Kerjasama bidang pendidikan dirancang untuk melaksanakan kerjasama
yang saling menguntungkan dalam proses pendidikan dan pengajaran yang
meliputi: (1) penyusunan kurikulum, (2) darmasiswa, pertukaran mahasiswa, dan
mobility program, (3) praktik mahasiswa, (4) studi lanjut S-2 dan S-3. Kerjasama
bidang penelitian dirancang untuk melaksanakan kerjasama yang saling
menguntungkan dalam penelitian yang meliputi: (1) penyediaan dana penelitian,
(2) penyediaan sarana penelitian, (3) penelitian bersama (joint research), (4)
publikasi bersama (joint publication), dan (5) seminar dan workshop bersama
(joint seminar and workshop).
Kerja sama bidang pengabdian kepada masyarakat dirancang untuk
melaksanakan kerja sama yang saling menguntungkan dalam pengadian kepada
masyarakat yang meliputi: (1) layanan kepada masyarakat bersama, pelestarian
budaya dan bahasa Bali, (2) wirausaha bersama, (3) penyediaan sistem penyaluran
lulusan, dan (4) kegiatan alumni. Kerja sama tidak hanya dilakukan di dalam
negeri, Jurusan Pendidikan Bahasa bali juga melakukan kerja sama dengan
universitas di luar negeri. Berikut disajikan data kerja sama Jurusan Pendidikan
Bahasa Bali baik kerja sama di dalam maupun di luar negeri.
182
Tabel 2.4 Kerjasama Dalam Negeri
N
o Nama Instansi
Jenis
Kegiatan
Kurun
Waktu Manfaat yang Telah
Diperoleh Mul
ai
Bera
khir
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Radio Citra Bali
FM, Singaraja
Pelestarian
budaya.
2016 2021 - Penunjang kuliah
kepewaraan, sarana belajar
mahasiswa.
- Peningkatan mutu budaya
pendidikan, keterampilan,
aktivitas seni.
2 Radio Singaraja
FM
Siaran on air
praktek
mawirama,
pembacaan sloka,
matembang.
2014 2019 - Memadukan teori dan
- praktik dalam mewirama
- Ajang latihan untuk
- memantapkan ilmu yang
diproleh di kampus dalam
masyarakat
- Sosialisasi Jurusan
- Pendidikan Bahasa Bali
3 Sanggar Seni
Nong-nongkling
Latihan bermain
drama, menari,
mawirama
2014 2019 - Dapat mempaktikkan
ilmu
- yang didapat pada
- perkuliaan, seperti:
- bermain drama
- tradisional Bali.
- Dapat menembangkan
- kidung dan kekawin
4 Bali TV Program Dharma
Gita (Pesantian)
2015 2019 - Mempraktekkan mata
kuliah wirama.
- Promosi secara langsung
lewat kegiatan pesantian.
5 UNNES Tri Dharma
Perguruan
Tinggi,
Pendidikan,
penelitian,
pengabdian.
2016 2020 - Kerjasama bidang, artikel
jurnal kurikulum,
penelitian, penataran, loka
karya.
- Pertukaran mahasiswa,
KKL, studi banding.
6 UNY,
Yogyakarta
Undiksha dalam
hal pendidikan,
penelitian, dan
pengabdian
kepada
masyarakat
bidang bahasa,
sastra, dan
budaya daerah
2016 2021 - Kerjasama bidang, artikel
jurnal kurikulum,
penelitian, penataran, loka
karya.
- Pertukaran mahasiswa,
KKL, studi banding.
183
7 UNESA
Surabaya
Undiksha dalam
hal pendidikan,
penelitian, dan
pengabdian
kepada
masyarakat
bidang bahasa,
sastra, dan
budaya daerah.
2016 2020 - Kerjasama bidang
kurikulum, penelitian,
penataran, loka karya.
- Pertukaran mahasiswa,
KKL, studi banding.
8 FPBS UPI
Bandung
Undiksha dalam
hal pendidikan,
penelitian, dan
pengabdian
kepada
masyarakat
bidang bahasa,
sastra, dan
budaya daerah
2016 2021 - Kerjasama bidang
kurikulum, penelitian,
penataran, loka karya.
- Pertukaran mahasiswa,
KKL, studi banding.
9 IKIP PGRI Bali Undiksha dalam
hal pendidikan,
penelitian, dan
pengabdian
kepada
masyarakat
bidang bahasa,
sastra, dan
budaya daerah
2016 2021 - Kerjasama bidang
kurikulum, penelitian,
penataran, loka karya,
pelatihan-pelatihan.
- Pertukaran mahasiswa,
KKL, studi banding.
10 Universitas
Negeri Makasar
Tri Dharma
Perguruan
Tinggi,
Pendidikan,
penelitian,
pengabdian.
2016 2020 - Pembinaan lembaga,
kurikulum, program studi,
penataran, loka karya,
pelatihan-pelatihan.
- Kuliah kerja lapangan, studi
banding, kegiatan
kemahasiswaan.
11 Universitas
Negeri Malang
Tri Dharma
Perguruan
Tinggi,
Pendidikan,
penelitian,
pengabdian.
2016 2020 - Pembinaan lembaga,
kurikulum, program studi,
penataran, loka karya,
pelatihan-pelatihan.
- Kuliah kerja lapangan, studi
banding, kegiatan
kemahasiswaan.
12 Universitas
Negeri Gorontalo
Tri Dharma
Perguruan
Tinggi,
Pendidikan,
penelitian,
pengabdian.
2016 2020 - Pembinaan lembaga,
kurikulum, program studi,
penataran, loka karya,
pelatihan-pelatihan.
- Kuliah kerja lapangan, studi
banding, kegiatan
kemahasiswaan.
184
13 Universitas
Negeri Padang
Tri Dharma
Perguruan
Tinggi,
Pendidikan,
penelitian,
pengabdian.
2016 2020 - Pembinaan lembaga,
kurikulum, program studi,
penataran, loka karya,
pelatihan-pelatihan.
- Kuliah kerja lapangan, studi
banding, kegiatan
kemahasiswaan.
14 Universitas
Negeri Manado
Tri Dharma
Perguruan
Tinggi,
Pendidikan,
penelitian,
pengabdian.
2016 2020 - Pembinaan lembaga,
kurikulum, program studi,
penataran, loka karya,
pelatihan-pelatihan.
- Kuliah kerja lapangan, studi
banding, kegiatan
kemahasiswaan.
15 Universitas
Negeri Medan
Tri Dharma
Perguruan
Tinggi,
Pendidikan,
penelitian,
pengabdian.
2016 2020 - Pembinaan lembaga,
kurikulum, program studi,
penataran, loka karya,
pelatihan-pelatihan.
- Kuliah kerja lapangan, studi
banding, kegiatan
kemahasiswaan.
Tabel 2.5 Kerjasama Luar Negeri
No Nama Instansi Jenis
Kegiatan
Kurun
Waktu
Kerja Sama Manfaat yang Telah
Diperoleh Mula
i
Berak
hir
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 UNIVERSITY
OF LA
ROCHELLE
Bidang
Pendidikan
19-
09-
2014
Batas
yang
tidak
ditentu
kan.
- Memfasilitasi pendaftaran
staf akademik Undiksha
kuliah S2 (magister) dan
doctoral.
- Mengembangkan
kesempatan kepada staf
akademik dan
administrasi partisipasi
pertukaran program
- Mengadakan pertukaran
pelajar
- Pengembangan akademik
yang lebih baik pada
program double degree
antara lain mengikuti
berbagai program
akademik.
185
C. Simpulan
Jurusan Pendidikan Bahasa Bali mampu menyiapkan tenaga pendidik yang
memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran bahasa Bali, sehingga mampu berperan serta dalam pengembangan
dan pelestarian bahasa, sastra, dan budaya Bali. Untuk terwujudnya hal di atas,
perlu adanya kompetensi akademik agar mahasiswa (a) menguasai materi bidang
bahasa, sastra, dan aksara Bali dengan mendalam untuk pembelajaran bahasa dan
sastra Bali, (b) memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar assesmen dan evaluasi
hasil belajar, (c) memahami teori belajar dan pembelajaran, perkembangan peserta
didik, dan profesi keguruan, (d) memiliki wawasan bahasa dan budaya yang luas
untuk membentuk pribadi yang mantap, stabil, dan dewasa, (e) memiliki
pengetahuan kependidikan untuk mengemban tugas-tugas kependidikan. Profil
lulusan Jurusan pendidikan bahasa Bali adalah; pendidik bahasa Bali, peneliti
bahasa Bali, tenaga ahli penulis bahasa Bali, tenaga ahli penerjemah dan alih
aksara bahasa Bali, dan tenaga ahli penyuluh dan pewara bahasa Bali. Masing-
masing profil lulusan ini didukung oleh Capaian Pembelajaran seperti; CP Sikap,
pengetahuan, keterampilan umum, keterampilan khusus. Dengan ditunjang oleh
Status Akreditasi Jurusan Pendidikan Bahasa Bali berkategori B dan hubungan
kerja sama yang baik yang telah dilakukan Jurusan Pendidikan Bahasa Bali
dengan Universitas dalam Negeri dan luar negeri, Jurusan berkomitmen mampu
menjadi jurusan yang unggul dalam bidang kependidikan bahasa, sastra, dan
budaya Bali berlandaskan Tri Hita Karana.
Daftar Rujukan
Asmawi, M. Rosul. 2005. Strategi Meningkatkan Lulusan Bermutu di Perguruan
Tinggi. Sosial Humaniora, Vol. 9, No. 2, Desember 2005: 66-71.
BAN-PT. 2017. Hasil Akreditasi BAN-PT untuk Jurusan Pendidikan Bahasa Bali.
Tersedia pada https://www.banpt.or.id/direktori/prodi/pencarian_prodi
diunduh pada 28 Agustus 2017.
Dantes, Nyoman. 2016. Panduan Pengembangan Perangkat Pembelajaran.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, makalah disampaikan dalam
Penyamaan Persepsi MKU, 2016.
Miller, Barbara A. 2007. Assessing Organizational Performance in Higher
Education. San Fransisco: John Wiley & Sons.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 49 tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (dokumen pada media elektronik). Diunduh
pada http://qa.its.ac.id/id/wp-content/uploads/Lampiran-8-2012-KKNI.pdf.
186
Purwanto. 2010. Daya Saing Pendidikan Tinggi Indonesia. Tersedia pada
http://elibrary.mb.ipb.ac.id/download.php? id=17374. Diunduh pada 20
Agustus 2017.
Sumarno. 2016. Rendahnya Mutu Pendidikan Tinggi Indonesia: Penyebab dan
Strategi Peningkatannya. Tersedia dalam
file:///C:/Users/toshiba/Downloads/1008-2016-1-SM.pdf diunduh pada 24
Agustus 2017.
Tim Penyusun Pedoman Studi. 2016. Pedoman Studi: Program Sarjana dan
Diploma Universitas Pendidikan Ganesha. Singaraja: Udiksha.
Wijatno, Serian. 2009. Pengelolaan Perguruan Tinggi Secara Efisien, Efektif, dan
Ekonomis: Untuk Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan dan
Mutu Lulusan. Jakarta: Salemba Empat.
187
MEMBANGUN INFRASTRUKTUR KURIKULUM PRODI DKV
BERBASIS CORE BUSINES COMPETENCIES RUMUSAN ASOSIASI
PRODI-ASOSIASI PROFESI-PENGGUNA LULUSAN BERDASARKAN
PEMETAAN OKUPASI BIDANG DKV
Dian Cahyadi
Ketua Prodi DKV Fakultas Seni dan Desain UNM
Abstrak
Menyitir dari pernyataan Presiden republik Indonesia dalam sambutan pada
Kongres HIPIIS di Solo pada 9 agustus 2017 yang menyatakan bahwa ingin
dunia pendidikan Indonesia menyesuaikan diri dengan inovasi teknologi yang kini
sedang bekembang pesat, khususnya keilmuan desain grafis dan komunikasi
visual sebagai contoh ekstrim yang sampaikannya. Oleh sebab itu lembaga-
lembaga pendidikan tinggi mesti memiliki persiapan dalam wacana
perkembangan global yang sangat melaju cepat. Prodi DKV perlu segera
bersikap( flexiblities) melalui pernyataan tersebut melalui sejumlah penyesuaian-
penyesuaian dalam bentuk revisi-revisi yang bersesuaian dengan kebutuhan dan
tuntutan pasar global dengan mengacu pada KKNI dan SKKNI melalui rumusan-
rumusan ideal dalam menghasilkan learning outcomes sebagai desainer global
yang kompetitif dan berdaya saing tinggi melalui rancangan struktur kurikulum
yang dibangun.
Kata kunci: revisi kurikulum DKV, KKNI, SKKNI, desainer global.
188
A. PENDAHULUAN
“Jenis Pekerjaan apa sajakah yang bisa diperoleh sebagai kompetensi
lulusan/learning outcomes ketika mahasiswa memilih menimba ilmu pada
Program Studi Desain Komunikasi Visual ?”
Tentunya pertanyaan ini yang sering ditanyakan oleh orangtua mahasiswa
yang menjadi tanggungjawab mereka atas nasib dan masa depan anak-anak
mereka.
Desain Grafis merupakan bidang profesi yang berkembang pesat sejak
Revolusi Industri (abad ke-19) saat di mana informasi melalui berbagai media
semakin luas digunakan untuk mendukung perdagangan. Bidang Desain Grafis di
dunia internasional juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti Desain
Komunikasi Visual, Desain Komunikasi, Komunikasi Visual dan Komunikasi
Grafis. Di Indonesia istilah yang digunakan yaitu Desain Grafis atau Desain
Komunikasi Visual (DKV).
Sebelum digunakan juga istilah Desain Komunikasi Visual, Desain Grafis
ditinjau dari arti katanya: desain memiliki arti merancang atau merencanakan.
Kata grafis sendiri mengandung dua pengertian: (1) Graphien (lt.=garis, marka)
yang kemudian menjadi Graphic Arts atau Komunikasi Grafis, (2) Graphise
Vakken (bld=pekerjaan cetak) yang di Indonesia menjadi Grafika, diartikan
sebagai percetakan. Jadi pengertian Desain Grafis adalah pekerjaan dalam bidang
komunikasi visual yang berhubungan dengan grafika (cetakan) dan/atau pada
bidang dua dimensi, dan statis (tidak bergerak dan bukan time-based image).
Pengertian tersebut akhirnya berkembang karena meningkatnya kesadaran akan
manfaat yang dapat dipetik dari keakuratan dalam penyampaian informasi pada
masyarakat. Hal tersebut juga didukung dengan perkembangan teknologi
informasi dalam bidang pengembangan perangkat lunak aplikasi desain grafis,
internet, mobile dan teknologi digital lainnya.
Dengan demikian, secara khusus Desainer Grafis/Komunikasi Visual
adalah seseorang yang mempunyai keahlian merancang solusi komunikasi visual
melalui program identitas, informasi dan persuasi yang sesuai tujuan yang
ditetapkan pemberi tugas kepada khalayak sasarannya dengan menggunakan
media konvensional (berbasis cetak) maupun non konvensional (non cetak).
Seorang Desainer Grafis/Komunikasi Visual mengemas informasi menjadi media
189
visual yang dimengerti khalayak sasarannya. Desainer Grafis/Komunikasi Visual
membuat konsep komunikasi grafis, merancang dan meyelaraskan elemen-elemen
desain sesuai dengan prinsip-prinsip desain. Untuk mencapai tujuan komunikasi
yang diharapkan.(1)
B. Permasalahan
Perkembangan teknologi telah memunculkan media baru yang lahan
garapan baru para desainer grafis/komunikasi visual, sehingga memunculkan para
spesialis di bawah bidang Desain Grafis/Desain Komunikasi Visual. Bidang
Desain Grafis/Desain Komunikasi Visual tidak terbatas pada desain untuk media
yang dicetak melainkan juga pada media digital yang berbasis waktu (time-based
image).
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, memungkinkan
diterapkannya cara cara yang lebih efisien untuk produksi, distribusi dan
konsumsi barang dan jasa. Pada era informasi ini, jarak geografis tidak lagi faktor
penentu dalam hubungan antar manusia atau antar lembaga usaha, sehingga dunia
ini menjadi suatu kampong global atau disebut Globak Village.
Kehadiran teknologi internet yang semakin pesar telah merubah kehidupan
gaya masyarakat dan tuntutan pada kompetensi manusia. Pada masa kini,
kehidupan manusia semakin bergantung pada sebuah komputer yang bagaimana
merupakan media perangkat keras yang digunakan untuk mengakses dan juga
mengolah sebuah informasi yang bermanfaat bagi para pembaca nya.
Berdasarkan fenomena tersebut kemudian menjadi tantangan bagi institusi
pendidikan tinggi sebagai lembaga pendidikan penyedia sumber daya manusia
(SDM) dalam hal ini adalah PS DKV di Indonesia.
1. STUDI
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980). Teknologi telah dikenal manusia
sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman,
lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada
teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi”
berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah
190
teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri
menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia
dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat
atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi
sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri
efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia”
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan
manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta
sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang
teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-
inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini.(2)
Presiden Republik Indonesia dalam sambutannya pada pembukaan
Kongres ke-10 Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial di
Solo menyatakan keseriusannya dengan pernyataan dalam sambutannya terkait
perubahan global, khususnya teknologi, dan berharap lembaga pendidikan tinggi
serius melakukan persiapan agar Indonesia tidak jadi negara tertinggal
dibandingkan negara lainnya. Berikut konten berita terkait hal tersebut:
[Presiden Joko Widodo ingin dunia pendidikan Indonesia menyesuaikan diri
dengan inovasi teknologi yang kini sedang bekembang pesat. Jokowi melihat
dunia pendidikan di Indonesia sama sekali tidak berkembang. Hal itu dilihat dari
jurusan pendidikan tidak ada yang berubah dari tahun ke tahun.
"Kenapa di universitas kita dari dulu sampai sekarang hanya ada fakultas
ekonomi, hukum, sosial politik, teknik. Padahal ini perubahan global sudah cepat
sekali," ujar Jokowi ketika jadi pembicara dalam pembukaan Kongres ke-10
Himpunan Indonesia Untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS) di Solo,
Jawa Tengah, Rabu (9/8/2017).
"Kenapa tidak ada fakultasi retail manajemen? Kenapa tidak ada
fakultas resources management? Kenapa tidak ada fakultas green building?"
lanjut dia.
Bahkan, Jokowi memberikan contoh ekstrem dalam hal pendidikan
pengembangan dari desain grafis, yakni animasi.
"Kenapa tidak ada fakultas animasi, nanti jurusannya meme juga bisa
misalnya," lanjut Jokowi. Jokowi melanjutkan, dirinya tidak main-main dengan
pernyataan itu. Perubahan global, khususnya teknologi, memang semestinya
191
diikuti dengan persiapan agar Indonesia tidak jadi negara tertinggal
dibandingkan negara lainnya.
"Jangan kita terlewatkan melakukan antisipasi ini sehingga tak bisa lagi
mengejar perubahan yang ada dan akhirnya kita ini ditinggal," ujar Jokowi.](3)
Menarik dari pernyataan presiden, tentunya menjadi perhatian dari
lembaga-lembaga penyedia SDM bidang Desain Grafis dan Komunikasi Visual
untuk segera menyikapi perubahan global agar lulusan dapat diserap oleh pasar
internasional.
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Kepmen Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 301 Tahun
2016, tentang penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
kategori aktivitas profesional, ilmiah dan teknis lainya bidang Desain Grafis dan
Komunikasi Visual.
Bahwa era perdagangan bebas, baik dalam lingkup regional AFTA dalam
kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 31 Desember 2015 maupun dalam
skala perdagangan bebas yang lebih luas dalam kerangka WTO, daya saing
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci untuk memenangkan persaingan.
Era pasar bebas tidak hanya mengenai perdagangan barang dan jasa saja, namun
juga menyangkut kebebasan mobilitas tenaga kerja antar negara. Situasi ini dapat
menjadi peluang sekaligus tantangan, di satu sisi membuka kesempatan bekerja
seluas-luasnya melintas negara dengan lebih mudah, di sisi lainnya persaingan
tenaga kerja akan semakin tajam. Mempersiapkan SDM berdaya saing tinggi agar
mampu berkompetisi secara global merupakan tantangan yang harus dihadapi.(1)
Upaya menyiapkan SDM yang berkualitas sesuai dengan tuntutan pasar
kerja tentunya dilakukan melalui pendidikan formal, nonformal, maupun informal.
PS DKV dalam hal ini sebagai institusi pendidikan formal selama ini telah
melakukan membangun struktur kurikulumnya yang terstruktur berdasarkan
standar Kualifikasi Kurikulum Nasional Indonesia (KKNI). Dimana dalam
penyusunan struktur kurikulum yang sesuai kualifikasi dan mengacu pada
ketetapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka
penjenjangan kualifikasi sumber daya manusia Indonesia yang menyandingkan,
menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan
192
dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang
disesuaikan dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan.
Hal ini merupakan perwujudan mutu dan jati diri bangsa Indonesia terkait
dengan sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional, dan sistem
penilaian kesetaraan pada capaian pembelajaran (learning outcomes) nasional,
yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan sumber daya manusia nasional yang
bermutu dan produktif.
Secara umum KKNI diharapkan dapat melahirkan suatu sistem
penyetaraan kualifikasi ketenagakerjaan di Indonesia dan memiliki peran yang ; a)
komprehensif dan berkeadilan; b) memiliki jumlah jenjang dan deskripsi
kualifikasi yang jelas dan terukur; c) bersifat lentur (flexible); d) pendorong
program-program peningkatan mutu; e) mencakup pengembangan sistem
penjaminan mutu yang memiliki fungsi pemantauan (monitoring) dan pengkajian
(assessment) terhadap badan atau lembaga ; f) secara akuntabel dapat memberikan
peluang pergerakan tenaga kerja; g) dapat menjadi panduan bagi para pencari
kerja yang baru maupun lama; h) dapat menguatkan integrasi dan koordinasi
badan atau lembaga penjaminan atau peningkatan mutu yang telah ada; i)
diharapkan mencakup sistem Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Konsep dasar KKNI tersebut mengandung makna kesetaraan dan
pengakuan yang disepakati bersama antar pemangku kepentingan. Oleh karena itu
KKNI harus dilengkapi dengan mekanisme dan aturan-aturan yang diperlukan
untuk mewujudkan kesetaraan dan adanya saling pengakuan. Dalam ranah
pendidikan, dunia kerja dan keprofesian, mekanisme dan aturan-aturan tersebut
mungkin telah ada dan disusun dengan baik, akan tetapi untuk ranah masyarakat
luas hal ini memerlukan panataan yang komprehensif dengan memperhatikan
unsur-unsur mutu, akuntabilitas dan integritas. (4)
3. Level dan penjenjangan KKNI
KKNI menyediakan sembilan jenjang kualifikasi yang ditetapkan dan
dilakukan melalui pemetaan komprehensif kondisi ketenagakerjaan di Indonesia
ditinjau dari sisi penghasil (supply push) maupun pengguna (demand pull) tenaga
kerja. Diskripsi setiap jenjang kualifikasi juga disesuaikan dengan
mempertimbangkan kondisi negara secara menyeluruh, termasuk perkembangan
193
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, perkembangan sektor-sektor pendukung
perekonomian dan kesejahteraan rakyat seperti perindustrian, pertanian,
kesehatan, hukum, dan lain-lain, serta aspek-aspek pembangun jati diri bangsa
yang tercermin dalam Bhineka Tunggal Ika, yaitu komitmen untuk tetap
mengakui keragaman agama, suku, budaya, bahasa dan seni sebagai ciri khas
bangsa Indonesia. Penjenjangan kualifikasi pada KKNI dengan jenjang sembilan
sebagai jenjang tertinggi tidak serta-merta berarti bahwa jenjang tertinggi KKNI
tersebut lebih tinggi dari jenjang kualifikasi yang berlaku di Eropa (8 jenjang) dan
Hongkong (7 jenjang) atau sebaliknya lebih rendah dari jenjang kualifikasi yang
berlaku di Selandia Baru (10 jenjang). Hal ini lebih tepat dimaknai bahwa jenis
kualifikasi pada KKNI dirancang untuk memungkinkan setiap jenjang
kualifikasinya bersesuaian dengan kebutuhan bersama antara penghasil dan
pengguna lulusan, kultur pendidikan/pelatihan/kursus di Indonesia saat ini dan
gelar lulusan setiap jalur pendidikan yang berlaku di Indonesia.
Berikut Penjenjangan KKNI melalui 4 jejak jalan (pathways) serta
kombinasi ke-empatnya:
Gambar . Penjenjangan KKNI melalui 4 jejak jalan (pathways) serta kombinasi
ke-empatnya.
Sumber: Dokumen unduh 001_KKNI Kemeristekdikti (Ilustrasi oleh : Rudy
Handojo – PII)
194
Secara konseptual, setiap jenjang kualifikasi dalam KKNI disusun oleh
enam parameter utama yaitu (a) Ilmu pengetahuan (science), (b) pengetahuan
(knowledge), (c) pengetahuan prakatis (know-how), (d) keterampilan (skill), (e)
afeksi (affection) dan (f) kompetensi (competency) 2 . Ke-enam parameter yang
terkandung dalam masing-masing jenjang disusun dalam bentuk deskripsi yang
disebut Deskriptor Kualifikasi. Dengan demikian ke-9 jenjang kualifikasi dalam
KKNI memuat deskriptor-deskriptor yang menjelaskan kemampuan di bidang
kerja, lingkup kerja berdasarkan pengetahuan yang dikuasai dan kemampuan
manjerial. Uraian tentang parameter pembentuk setiap Deskriptor KKNI adalah
sebagai berikut:
a. Kemampuan di bidang kerja. Komponen ini menjelaskan kemampuan
seseorang yang sesuai dengan bidang kerja terkait, mampu menggunakan
metode/cara yang sesuai dan mencapai hasil dengan tingkat mutu yang
sesuai dan memahami kondisi atau standar proses pelaksanaan pekerjaan
tersebut.
b. Lingkup kerja berdasarkan pengetahuan yang dikuasai, dimaksudkan
bahwa deskriptor kualifikasi harus menjelaskan cabang keilmuan yang
dikuasai seseorang dan mampu mendemonstrasikan kemampuan
berdasarkan cabang ilmu yang dikuasainya tersebut.
c. Kemampuan manajerial, menunjukkan bahwa deskriptor kualifikasi harus
menjelaskan lingkup tanggung jawab seseorang dan standar sikap yang
dimilikinya untuk melaksanakan pekerjaan di bawah tanggung jawabnya
tersebut.
Penjenjangan dalam KKNI memiliki karakteristik. dimana dalam setiap
deskriptor KKNI untuk pada jenjang kualifikasi yang sama dapat mengandung
atau terdiri dari komposisi unsur-unsur keilmuan (science), pengetahuan
(knowledge), pemahaman (know-how atau understanding) dan keterampilan
(skill) yang bervariasi satu dengan yang lain. Hal ini berarti pula bahwa setiap
capaian pembelajaran suatu pendidikan dapat memiliki kandungan keterampilan
(skill) yang lebih menonjol dibandingkan dengan keilmuan-nya (science), akan
tetapi diberikan pengakuan penjenjangan kualifikasi yang setara. Karakteristik
lainnya adalah jenjang kualifikasi yang semakin tinggi akan memiliki deskriptor
195
KKNI yang semakin berkarakter keilmuan (science), sedangkan semakin rendah
suatu kualifikasi akan semakin menekankan pada penguasaan keterampilan
(skill).(4)
4. Pemetaan SKKNI Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Desain Grafis merupakan bidang profesi yang berkembang pesat sejak Revolusi
Industri (abad ke-19) saat di mana informasi melalui berbagai media semakin luas
digunakan untuk mendukung perdagangan. Bidang Desain Grafis di dunia
internasional juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti Desain Komunikasi
Visual, Desain Komunikasi, Komunikasi Visual dan Komunikasi Grafis. Di
Indonesia istilah yang digunakan yaitu Desain Grafis atau Desain Komunikasi
Visual.
Gambar . Peta profesi desain grafis dan komunikasi visual
berdasarkan SKKNI 2016
Sumber: (1)
Berdasarkan peta okupasi profesi desain grafis dan komunikasi visual
(SKKNI 2016). Kemudian dijabarkan secara detail berdasarkan
„Sektor/Subsektor/Area Fungsi Tujuan Utama Bisnis: Desain Grafis dan
Komunikasi Visual‟ dengan menetapkan „Sub-bidang/Sub-disiplin/Area Fungsi
Kunci‟ lalu kemudian menetapkan „Sub-bidang/Sub-disiplin/Area Fungsi mayor‟,
sehingga detail cakupan okupasi profesi „DG & DKV‟ didetailkan pada „Okupasi /
jabatan Kerja‟ sebagaimana dijabarkan pada tabel dibawah ini.
196
Sektor/Subsektor/
Area Fungsi
Tujuan Utama
Bisnis
DESAIN GRAFIS & KOMUNIKASI VISUAL
Sub-bidang/Sub-
disiplin/Area
Fungsi Kunci
PENDUKU
NG DESAIN
DESAIN
IDENTITAS
&
PUBLIKASI
DESAIN
MEDIA
DIGITAL
DESAIN MEDIA
LINGKUNGAN/ENVI
RONMENT
Sub-bidang/Sub-
disiplin/Area
Fungsi mayor
Visualisasi,
Pra-cetak
Indentitas
Visual,
Iklan,
Publikasi,
Kemasan,
Branding,
UX
Multimedia,
Animasi/Film,
UI,
Games/Interak
tif, Website,
Motion
Graphic
Pameran,
POS/POP/Kiosk,
Sistem Rambu,
Wayfinding, Grafis
Lingkungan
Okupasi/Jabatan
Kerja
Visualiser Desainer
Grafis Desainer Web
Desainer Grafis
Lingkungan
Fotografer Desainer
Branding Desainer Apps
Desainer
marka/Signage
Designer
Ilustrator
2D/3D
Desainer
Publikasi
Desainer User
Interface/UI Desainer ekshibisi
Storyboard
Artist
Desainer
Kemasan
Desainer
Game
Desainer Visual
Merchandising
Digital
Imaging
Artist
Desainer
User
Experience/
UX
Desainer
Multimedia
Photo/Image
Editor/Colori
ng Artist
Desainer
Infografis
Desainer
Motion
Graphic
Desainer
Huruf/Type
Designer
Pengarah
Seni/Art
Director
Desainer
Konten Media
Sosial
Operator
Pracetak
197
Tabel 1. Uraian Okupasi/Jabatan Kerja dalam lingkup profesi DG & DKV
sesuai acuan SKKNI 2016
Sumber: AIDIA dan (1)
5. Kurikulum PS DKV saat ini
Secara umum, struktur kurikulum yang terbangun saat ini masih
didudukan secara umum dan menyeluruh pada wilayah cakupan dan kajian
keilmuan DKV yang didominasi oleh karakter keterampilan (skill) berbobot 40%,
kemudian diikuti dengan karakter pengetahuan (knowledge) berbobot 30%,
kemudian karakter pemahaman (know-how atau understanding) berbobot 20%
dan terakhir dengan karakter unsur-unsur keilmuan (science) berbobot 10%.
Dengan mendudukkan komposisi bobot dengan porsi terbesar pada
karakter keterampilan (skill) sebesar 40% jika disesuaikan dengan realitas
kesesuai berdasarkan acuan KKNI tentunya memberikan gambaran level KKNI
berada pada posisi setara dengan level KKNI yang menjadi acuan lembaga
pendidikan setara D3/D4 (level 4 dan level 5). Artinya, PS DKV yang tersebar di
Indonesia saat ini dapat dikatakan memiliki kekeliruan dalam membangun
struktur kurikulumnya. Sehingga terjadi ketidak sesuaian jika mengacu pada
sistim penjenjangan KKNI.
Namun jika disesuaikan dengan pasar bagi lulusan, beberapa pendapat
mengatakan telah sesuai dengan kebutuhan. Pendapat tersebut tentunnya ada
benarnya jika berdasarkan kebutuhan industri, namun yang jadi pertanyaan adalah
apakah PS DKV sebagai lembaga pendidikan yang menyiapkan lulusan memiliki
atau telah dibekali sesuai acuan KKNI dan SKNNI yang telah menjadi standar
acuan normatif? Tentunya ini menjadi pertimbangan bagi PS DKV sebagai
lembaga pendidikan tinggi untuk kembali merevisi kurikulumnya dan
menyesuaikan dengan acuan yang terkini. PS DKV sebagai sumber penyedia
SDM untuk memenuhi kebutuhan dunia industri, untuk itu diperlukan hubungan
Operator
Setting/Layo
ut
Animator
198
timbal balik antara keduanya. Dunia Pendidikan dituntut untuk mampu
menyediakan SDM yang sesuai dengan kualifikasi kebutuhan industri. SDM yang
berkualitas akan menjamin kesinambungan dari industri. Untuk itu diperlukan
rumusan standar kualifikasi SDM yang dibutuhkan industri. PS DKV dituntut
untuk dapat memenuhi standar kebutuhan kualifikasi SDM tersebut yang telah
diwujudkan ke dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
yang merupakan refleksi atas kompetensi yang diharapkan dimiliki orang-orang
atau seseorang yang akan bekerja di bidang tersebut. Di samping itu, standar
tersebut harus juga memiliki kesetaraan dan relevansinya terhadap standar yang
berlaku pada sektor industri di negara lain, bahkan berlaku secara internasional.
Berikut beberapa sapel pemetaan kurikulum PS DKV:
Gambar . Tabel kurikulum PS DKV Unika Soegijapranata
Sumber: (5)
199
Gambar . Sebaran kurikulum PS DKV Petra 2012
Sumber: Eko Bayu Kusumo, diupload tanggal 25 april 2013,
https://id.scribd.com/document/137947388/KURIKULUM-DKV-2012-rev3b,
diakses 20 september 2017
200
Gambar . Sebaran kurikulum PS DKV Petra 2013
Sumber: https://id.scribd.com/document/154653795/KURIKULUM-2013, diakses
20 September 2017.
201
Berdasarkan materi komponen mata kuliah pada sebaran pemetaan kurikulum
2008, 2012, dan 2013 yang masih digunakan, terlihat bahwa kurikulum belum
dikelompokan berdasarkan konseptual parameter kualifikasi sesuai KKNI 2015,
dimana setiap jenjang kualifikasi dalam KKNI disusun oleh enam parameter
utama yaitu (a) Ilmu pengetahuan (science), (b) pengetahuan (knowledge), (c)
pengetahuan prakatis (know-how), (d) keterampilan (skill), (e) afeksi (affection)
dan (f) kompetensi (competency). Kurikulum tersebut masih dikelompokan
berdasarkan acuan standar kurikulum lama dengan mengelompokkan berdasarkan
acuan mata kuliah (makul) utama, makul pendukung dan makul umum.
Berdasarkan sebaran kurikulum tercermin bobotnya yakni; a) makul utama, 36,11
%; b) makul pendukung, 56,94 %; c) makul umum, 6,94 %.
Jika pengelompokan makul dikonversikan berdasarkan parameter
kurikulum berbasis KKNI 2015, maka;
makul utama mengandung parameter; (a), (c), dan (e)
makul pendukung mengandung parameter; (b), (c), (d), dan (f)
makul umum mengandung parameter; (b) dan (e)
Dari gambaran di atas diperoleh informasi bahwa kurikulum tersebut masih
bersifat umum. Namun uraian di atas belum sepenuhnya akurat sebab belum
terlihat pada cerminan RPSnya.
Berdasarkan KKNI 2015, sebaran makul dibagi atas empat kompetensi, yakni; a)
kompetensi inti; b) komepetensi pendukung; c) kompetensi pelengkap; d)
kompetensi umum. Dimana pada seluruh kompetensi mengandung sebaran
parameter merata pada ke-empat kompetensi.
202
Sebaran dan uraian kurikulum PS DKV FSD UNM
Berikut sebaran dan uraian kurikulum PS DKV UNM dijelaskan sebagai berikut:
STUDI PEMETAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KURIKULUM TAHUN 2010
TAHU
N
SM
S MK.1 MK.2 MK.3 MK.4 MK.5 MK.6 MK.7 MK.8 MK.9
SK
S
IV
8
KKN/KKA
(KerjaProfe
si)
Proyek Akhir
(Skripsi)
4 6 10
7 Teknik
Presentasi Seminar
Periklana
n II
Desain
Komunikas
i Visual V
2 2 3 4 11
203
III
6 Audio
Visual II Animasi II
Digital
Desain
Visual
Merchandi
se
Desain
Komunika
si Visual
IV
3 3 3 3 4 16
5 Metodologi
Penelitian Periklanan I
Fotografi
Desain
Audio
Visual I Animasi I
Komputer
Grafis
Desain
Komunikas
i Visual III
2 3 3 3 3 3 4 21
II
4 Tinjauan
Desain II
Manajemen
Deskomvis
Psikologi
Persepsi
dan
Persuasi
Sejarah
Desain
Grafis
Fotografi
II Ilustrasi II Komik
Desain
Komunika
si Visual
II
2 2 2 2 3 3 2 4 20
3
Tinjauan
Desain
I
Filsafat Seni Nirmana
II
Menggamb
ar III Fotografi I Ilustrasi I Grafika II
Desain
Komunika
si Visual I
2 2 3 3 3 3 3 4 23
I 2 Pendidikan
Agama
Pendidikan
Kewarganegara
an
Bahasa
Indonesi
a
Bahasa
Inggris
Metodolog
i Desain
Menggamb
ar II Grafika I
Tipografi
II
204
3 3 3 3 2 3 3 3 23
1
Ilmu
Kealaman
Dasar
Filsafat Ilmu
Sejarah
Seni
Rupa
Indonesi
a
Ilmu
Komunikas
i
Pengetahu
an HaKI
Naskah
Iklan
Menggamb
ar I Nirmana I
Tipogra
fi I
2 2 2 2 2 3 3 3 3 22
TOTAL SKS 146
Keterangan:
KOMPETENSI
INTI 59 43.06 Jumlah MK Kompetensi Inti 17 MK 33.33 %
KOMPETENSI PENDUKUNG 47 31.94 Jumlah MK Kompetensi Pendukung 17 MK 33.33 %
KOMPETENSI PELENGKAP 18 9.72 Jumlah MK Kompetensi Pelengkap 9 MK 17.65 %
KEMPETENSI
UMUM 22 15.28 Jumlah MK Kompetensi Umum 8 MK 15.69 %
TOTAL SKS 146 100.00% Persentase Jumlah Mata Kuliah 100.00 %
Tabel Studi Pemetaan Kerangka Kurikulum Lama (2009-2012)
205
STUDI PEMETAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
SEMESTER AWAL TAHUN AJARAN 2012 – 2013
TAHU
N
SM
S MK.1 MK.2 MK.3 MK.4 MK.5 MK.6 MK.7 MK.8 MK.9
SK
S
IV
8 Proyek Akhir
(Skripsi)
6 6
7 KKN / KKA
(Kerja Profesi) Seminar
Desain
Komunika
si Visual
V
4 2 4 10
III 6
Metodologi
Penelitian
Teknik
Presentasi
Eksperim
en Kreatif
Audio
Visual II Animasi II
Desain
Komunikas
i Visual IV
2 2 4 3 3 4 18
206
5 Ilustrasi II
Visual
Merchandisi
ng
Periklana
n II
Fotografi
Desain
Audio
Visual I Animasi I
Desain
Komunikas
i Visual III
3 3 3 3 3 3 4 22
II
4
Pend.
Kewarganegara
an
Psikologi
Persepsi dan
Persuasi
Manajeme
n
Deskomvi
s
Storyboard Fotografi
II Ilustrasi I
Periklanan
I
Desain
Komunika
si Visual
II
2 2 2 3 3 3 3 4 22
3 Pend. Agama Tinjauan
Deskomvis
Filsafat
Seni
Menggamb
ar III Fotografi I
Komputer
Grafis I Grafika II
Desain
Komunika
si Visual I
2 2 2 3 3 3 3 4 22
I
2
Pengantar
Studi Seni
Rupa dan
Desain
Semiotika
Visual
Bahasa
Indonesia
Sejarah
Deskomvis
Metodolog
i Desain
Menggamb
ar II Nirmana II Grafika I
Tipogra
fi II
2 2 2 2 2 3 3 3 3 22
1 Pancasila Filsafat Ilmu Bahasa
Inggris
Ilmu
Komunikas
i
Pengetahu
an HKI
Naskah
Iklan
Menggamb
ar I Nirmana I
Tipogra
fi I
207
2 2 2 2 2 3 3 3 3 22
TOTAL SKS 144
Keterangan:
KOMPETENSI INTI 62 43,06 Jumlah MK Kompetensi Inti 18 MK 35,29 %
KOMPETENSI PENDUKUNG 46 31,94 Jumlah MK Kompetensi Pendukung 16 MK 31,37 %
KOMPETENSI PELENGKAP 14 9,72 Jumlah MK Kompetensi Pelengkap 7 MK 13,73 %
KEMPETENSI
UMUM 22 15,28 Jumlah MK Kompetensi Umum 10 MK 19,61 %
TOTAL
SKS 144 100,00% Persentase Jumlah Mata Kuliah 100,00 %
Tabel Studi Pemetaan Kerangka Kurikulum Baru 2014
208
Dari struktur bangunan kurikulum yang dibangun dapat di lihat besaran
komposisi persentasi kompetensi kurikulum, jumlah mata kuliah (MK), serta
besaran SKS menunjukkan bahwa kurikulum hasil work shop semester awal tahun
2012-2013 menunjang kepada upaya pembekalan kompetensi secara optimal
disertai bekalan kompetensi umum yang rasio persentasi pada rancangan struktur
kurikulum dinaikkan rasionya dibandingkan pemenuhan kompetensi pelengkap.
Adapun maksud tujuan merubah komposisi dengan menempatkan rasio
kompetensi umum lebih tinggi dibandingkan dengan kompetensi pelengkap
adalah agar lulusan PS. DKV tidak hanya kompetitif pada keahlian tetapi juga
kompetitif dengan bekalan wawasan, moral, sikap, dan etis secara akademik dan
dalam berkehidupan, berwawawasan lingkungan dengan nilai kearifan sosial
budaya konten lokal.
Pada kurikulum lama kemudian menjadi perhatian adalah pada
penempatan Mata Kuliah (MK) ditempatkan secara tidak secara runtut sehingga
ketika mahasiswa mengikuti program MK Komputer Grafis I semester 5, seluruh
mahasiswa telah menguasai materi yang diajarkan pada MK tersebut. Idealnya,
pembekalan kemampuan computer grafis diberikan di semester 3.
Acuan level kemampuan pada kurikulum lama (2010) menjadi acak
sehingga tidak dapat dipastikan kemampuan dasar keahlian (manual) yang
seharusnya diberikan di tahun pertama beberapa MK justru ditempatkan di tahun
kedua. Dampaknya adalah pada hasil capaian pada MK tertentu tidak maksimal
disebabkan pada level dasar mahasiswa belum menguasai keahlian dasar
(manual).
Maka pengaturan dan penempatan MK pada workshop ini dinyatakan
perlu untuk mendapatkan perhatian agar tercipta sebuah struktur yang benar
berdasarkan level tingkat pembinaan.
Berdasarkan studi pemetaan kerangka kurikulum ini pula mata kuliah yang
memiliki kemiripan fungsi, tujuan, dan sasaran pembelajaran kemudian
dipadatkan menjadi satu mata kuliah dan kemudian diprogramkan mata kuliah
yang tepat dan sesuai berdasarkan kebutuhan standar kompetensi lulusan. Contoh,
pada program mata kuliah baru Eksperimen Kreatif dipandang perlu untuk
diprogramkan untuk melatih kepekaan mahasiswa pada intuisi-intuisi olah
209
kemampuan karya kreatif yang visioner. Juga diprogrmkan mata kuliah Semantika
Visual dipandang perlu untuk diprogramkan di semester 2 sebagai bekal pada
kompetensi kemampuan analisa dan interpretasi tentang tanda, ikon, symbol dan
lain sebagainya yang sangat berperan dan menjadi dasar bagi kemampuan
kompetensi dasar perancangan deskomvis.
6. Arah Pengembangan Kurikulum PS DKV
Kurikulum PSDKV FSD UNM 2014 yang saat ini diterapkan kemudian
kembali dikaji (2016-2017) untuk dipersiapkan kepada konsep kurikulum yang
disesuaikan dengan acuan berbasis KKNI dan SKKNI, yakni merujuk dan
mengarah pada sistim kurikulum dengan metode „konsentrasi‟ yang sesuai dengan
bangunan struktur;
(1) Konsentrasi Pendukung Desain, dengan sebaran area fungsi mayor
Visualisasi, Pra-cetak dengan okupasi profesi sebagai; Visualiser,
Fotografer, Ilustrator 2D/3D, Storyboard Artist, Digital Imaging
Artist, Photo/Image Editor/Coloring Artist, Desainer Huruf/Type
Designer, Operator Pracetak, Operator Setting/Layout, Animator
(2) Konsentrasi „DESAIN IDENTITAS & PUBLIKASI‟, dengan sebaran
area fungsi mayor Indentitas Visual, Iklan, Publikasi, Kemasan,
Branding, UX, dengan okupasi profesi sebagai ; Desainer Grafis,
Desainer Branding, Desainer Publikasi, Desainer Kemasan, Desainer
User Experience (UX), Desainer Infografis, Pengarah Seni/Art
Director.
(3) Konsentrasi „DESAIN MEDIA DIGITAL‟ dengan sebaran area fungsi
mayor Multimedia, Animasi/Film, UI, Games/Interaktif, Website,
Motion Graphic, dengan okupasi profesi sebagai ; Desainer Web,
Desainer Apps, Desainer User Interface (UI), Desainer Game,
Desainer Multimedia, Desainer Motion Graphic, Desainer Konten
Media Sosial.
(4) Konsentrasi „DESAIN MEDIA LINGKUNGAN/ENVIRONMENT‟,
dengan sebaran area fungsi mayor Pameran, POS/POP/Kiosk, Sistem
Rambu, Wayfinding, Grafis Lingkungan, dengan okupasi profesi
210
sebagai; Desainer Grafis Lingkungan, Desainer marka/Signage
Designer, Desainer ekshibisi, Desainer Visual Merchandising.
Perumusan materi kurikuum PS DKV di atas merupakan rujukan dari
persepsi asosiasi profesi (AIDIA) yang kemudian diolah berdasarkan interpretasi
dan persepsi oleh sivitas PS DKV dalam memperoleh format baku yang memeiliki
relevansi terhadap potensi serapan dunia kerja baik dalam lingkup nasional
maupun dalam lingkup internasional pada workshop kurikulum dalam lingkup PS
DKV FSD UNM.
Perumusan Kurikulum berbasis rumusan kombinasi antara End User (EU),
Asprodi (KKNI) dan Asprofesi (SKKNI)
Peta Okupasi bidang DKV menurut EU
Profesi DKV merupakan profesi yang memiliki irisan dengan banyak
bidang, sehingga LO sangat memiliki banyak peluang untuk diserap dipasar kerja,
sebagai mana dicerminkan pada gambar skema berikut:
Gambar . Skema Peta Industri terkait bidang Desain Grafis/Desain Komunikasi
Visual
Sumber: (1)
211
Sayangnya, perumusan kurikulum PS DKV hingga saat ini belum
menemukan sebuah format yang sinkron dengan rumusan yang dihasilkan oleh
Asosiasi Profesi. Hal ini disebabkan belum terbentuknya Asosiasi Program Studi
DKV yang berdiri dan telah memiliki aspek legal kelembagaan. Sehingga
perumusan SKKNI bidang Desain Grafis dan Komunikasi Visual masih memiliki
banyak kelemahan. Meskipun SKKNI yang dihasilkan saat ini yang dirumuskan
oleh Asosiasi Profesi DG & DKV berupaya menyesuaikan dengan pertimbangan
dari aspek pendidikan.
Belum terbentuknya Asosiasi Program Studi sangat memiliki dampak bagi
pemerintah untuk menentukan muatan dalam setiap level dengan kaitan lain
sinkronisasi muatan level antara Learning Outcomes (LO) yang dihasilkan oleh
lembaga pendidikan dengan muatan level yang ditetapkan oleh Asosiasi Profesi
dalam merumuskan SKKNI untuk dijdikan rekomendasi. Dalam hal ini, pihak
Asprofesi sangat berhati-hati untuk menentukan mekanisme pemeringkatan dalam
profesi yang dihasilkan dapat disesuaikan dengan pemeringkatan pada level KKNI
yang dalam menterjemahkannya pihak Asprofesi memiliki kendala sebab mereka
dituntut untuk bekerja dengan mengambil porsi yang seharusnya menjadi
tanggung jawab asosiasi prodi.
7. Perumusan SKKNI oleh Asosiasi Profesi
Asosiasi Profesi Desain Komunikasi Visual selama ini merumuskan
SKKNI selalu bersinergi dengan end user (EU) atau pengguna lulusan dan
membangun komunikasi dengan asosiasi profesi lainnya yang memiliki irisan
dengan PS DKV. Dalam hal ini adalah perumusan area mayor, area kunci detail
jenis pekerjaan (okupasi). Tentunya dibutuhkan kualifikasi data yang valid dan
berdasar dari rumusan pihak penggunan (EU).
Pada konvensi perumusan SKKNI di sektor IT Multimedia, dipetakan
bahwa kedudukan Desainer Grafis Senior berada pada level 8 KKNI, ahli desain
grafis (graphic designer expert) pada level 7. Jike merujuk demikian, artinya LO
PS DKV adalah menghasilkan LO pada level 7, sementara jika berdasarkan KKNI
yang jadi rujukan semesti berada pada level 6. Jika demikian terbukti SKKNI dan
KKNI untuk PS DKV belum sinkron satu sama lainnya.
212
Sehingga dari permasalahan yang tampak semestinya diperlukan formulasi
sebagaimana pada skema di bawah ini:
Gambar . Skema perumusan kurikulum DKV berbasis SKKNI dan
KKNI
Oleh sebab itu, Asprodi yang telah terlembaga dan legal dari aspek hukum
kelembagaan sangat urgen untuk segera diwujudkan agar segera dapat turut
memikirkan peta kurikulum yang sinkron dengan pemetaan yang telah disusun
oleh asprofesi dan stake-holder pengguna lulusan. Sehingga mutu LO benar-benar
kompetitif dan sesuai harapan pasar. Baik pasar nasional maupun internasional.
C. KESIMPULAN
Merumuskan kurikulum PS DKV yang memiliki kompetensi kerja sesuai
kebutuhan pengguna (End-User) dan berkemampuan adaptasi terhadap
perkembangan global, dibutuhkan kehadiran lembaga-lembaga (stake-holder)
perumus yang benar-benar mampu meletakkan pondasi keilmuan (KKNI)
didasarkan kepada acuan kompetensi sesuai core competencies (SKKNI), yakni
sinkronisasi antara rumusan asosiasi profesi dalam merumuskan SKKNI bersama
Asosiasi Prodi DKV dan rumusan Asosiasi Prodi DKV dalam merumuskan KKNI
PS DKV bersama Asosiasi Profesi. Sehinggadiharapka dapat dihasilkan suatu
rancangan struktur kurikulum yang sangat adaptif oleh perkembangan global dan
sangat dibutuhkan oleh pasar, diasmping menghasilkan LO yang memiliki potensi
enterpreneurship yang berdaya saing tinggi baik dilevel nasional maupun dilevel
internasional.
213
REFERENSI
1. SKKNI, Tim Pengembang. Kepmen Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 301
Tahun 2016, tentang penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
kategori aktivitas profesional, ilmiah dan teknis lainya bidang Desain Grafis dan
Komunikasi Visual. Jakarta : Kementerian Ketenaga Kerjaan Republik Indonesia, 2016.
2. Ikhsan, Maulana. http://maulsan.blogspot.co.id. [Online] 4 3, 2016. [Cited: 9 19,
2017.] http://maulsan.blogspot.co.id/2016/04/perkembangan-teknologi-informasi-
yang.html.
3. KUWADO, FABIAN JANUARIUS. http://nasional.kompas.com/. [Online] 8 9, 2017.
[Cited: 9 19, 2017.] http://nasional.kompas.com/read/2017/08/09/22024441/jokowi--
kenapa-tidak-ada-fakultas-animasi-jurusan-meme--.
4. KKNI, Tim. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA: Dokumen 001. Jakarta :
Kemenristekdikti, 2015.
5. http://akademik.unika.ac.id. [Online] [Cited: 9 20, 2017.]
http://akademik.unika.ac.id/dkv/mata-kuliah/.
214
OPTIMALISASI KINERJA PRODI PENDIDIKAN SENI RUPA MELALUI
PEMBERDAYAAN POTENSI SUMBER DAYA YANG BERSTANDAR
Bandi Sobandi
Departemen Pendidikan Seni Rupa FPSD UPI
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Keberadaan dan peran Program Studi Pendidikan Seni Rupa sebagai unit akademik dasar sangat
strategis dalam merealisasikan visi dan misi universitas untuk mewujudkan berbagai program,
baik internal maupun eksternal. Pengelolaan program internal meliputi: peningkatan layanan
akademik dengan mengimplementasikan kurkulum berbasis KKNI dan penyelenggaraan Program
Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk meningkatkan kualitas lulusan; pemberdayaan dosen dalam
berbagai program tridharma perguruan tinggi yang terencana, terkendali dan terukur; serta
pengembangan potensi mahasiswa berdasarkan penalaran, minat dan bakatnya serta program
pemberdayaan alumni. Terealisasinya program internal dengan memadukan kepemimpinan prodi,
peran kaprodi dan pemberdayaan sumber daya manusia akan mendukung kesiapan prodi untuk
mencapai akreditasi prodi yang unggul dan berstandar. Wujud pengelolaan program eksternal
terkait dengan pengembangan kerjasama prodi dalam bidang akademik dan non akademik dengan
pemerintah, dunia usaha/industri. Bentuk kerjasama dengan prodi-prodi dan asosiasi prodi,
seminar/workshop, pameran bersama, penelitian dan publikasi ilmiah, penulisan bahan ajar,
konversi mata kuliah untuk program Permata dan transfer kredit. Dengan demikian, ketercapaian
program tersebut diyakini akan mendukung pencapaian pengembangan kinerja Prodi Pendidikan
Seni Rupa melalui pemberdayaan potensi sumber daya yang berstandar.
Kata Kunci: KKNI, Capaian Pembelajaran, Kerjasama Akademik, Akreditasi Prodi, Pendidikan
Profesi.
ABSTRACT
The position and role of Visual Arts Education Department as the executor of basic academic
activity in fulfilling the university vision and mission can be done through internal and external
program. The internal program consist of improving the quality of academic services by
implementing KKNI based Curriculum and administering Teacher Professional Education
Program (PPG) to create good outcomes of the graduates; empowering lecturers in some planned,
controlled, and measurable Tridharma programs; developing students‟ potential based on their
reasoning, talents, and interests as well as an alumni empowerment program. The realization of all
internal programs which is synergized with a good leadership of the head of department, and the
involvement of all lecturers will strongly contribute in achieving the outstanding and standardized
accreditation program. Meanwhile, the external one can be realized by establishing good
networking, either in academic or non-academic affairs with the government, business company
and industry. It can be manifested in joining some department and professional associations,
seminars, workshops, collaborative exhibitions, joint research, collaborative textbook writings,
and publication as well as Permata program and transfer credits. Therefore, good internal and
external program realization supported by standardized resources plays an important role to
optimize working performance of all potentials in Visual Arts Education Department.
Keywords: KKNI, Learning Outcomes, Academic Cooperation, KKNI, Learning Achievements,
Study Program Accreditation Professional Education
215
A. Pendahuluan
Keberhasilan dalam pengelolaan prodi mencerminkan kemampuan dalam
memadukan kepemimpinan prodi, peran kaprodi serta partisipasi dosen dalam
berbagai program yang telah ditetapkan. Muhammad (2014) menegaskan bahwa
inti dari kepemimpinan Kaprodi adalah sejauhmana kesungguhannya dalam
meyakinkan, mengarahkan, memberdayakan, membangkitkan rasa percaya diri,
dan memberikan dukungan kepada seluruh dosen pada prodinya agar dapat
bekerja maksimal untuk mencapai visi dan misi program studi yang telah
ditetapkan. Peningkatan kinerja dosen menurut Purwanto (2015), diperkuat oleh
kepemimpinan yang mampu memberikan teladan, mengambil keputusan dengan
cepat, memberikan delegasi wewenang dengan baik serta tingkat optimisme yang
tinggi. Sementara menurut Idayanti (2012) peningkatan kinerja dosen dipengaruhi
melalui program pemberdayaan, program pemberdayaan ini berdampak kepada
kemampuan dosen secara profesional dalam mengembangkan kapabilitasnya.
Mengelola prodi memang pekerjaan berat karena berbagai permasalahan
akademik, kepegawaian, dan kemahasiswaan menjadi pusat perhatian yang harus
dikelola dengan baik melalui kemampuan manerial kepemimpinan prodi.
Keberadaan prodi sebagai unit akademik dasar memiliki peran strategis untuk
menjabarkan visi dan misi universitas. Oleh karena itu, sistem pengelolaan prodi
perlu dilakukan secara profesional dengan memadukan kepemimpinan prodi,
peran kaprodi dan partisipasi dosen serta mahasiswa melalui serangkaian program
yang terarah, terkendali, dan terukur.
Dalam proses pengelolaan prodi, Kaprodi memiliki tugas untuk: (a)
menerjemahkan visi dan misi prodi berdasarkan visi dan misi perguruan tinggi;
(b) menetapkan program/kegiatan yang akan dilaksanakan; (c) menentukan
sasaran dan program; (d) melaksanakan program; (e) mengevaluasi pelaksanaan
program; dan (f) menindaklanjuti program berdasarkan hasil capaian yang telah
diperoleh.
Persoalan yang sedang hangat dibicarakan pada pengelolaan prodi di
antaranya: pemberlakukan kurikulum KKNI, akreditasi prodi dengan sistem
SAPTO, dan penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Selain itu,
beberapa peluang dalam pengelolaan prodi secara eksternal melalui: pelaksanaan
216
konversi mata kuliah melalui program Permata dan transfer kredit, peningkatan
kerja sama akademik, dan penguatan asosiasi prodi. Untuk menghadapi
permasalahan tersebut maka perlu optimalisasi kinerja Prodi Pendidikan Seni
Rupa melalui pemberdayaan potensi sumber daya yang berstandar melalui
penjaminan mutu baik secara internal maupun eksternal untuk meraih kualitas
prodi yang unggul.
Tujuan atau ruang lingkup dalam tulisan ini mencakup: (a) KKNI,
berkaitan dengan profil lulusan dan capaian pembelajaran; (b) konversi mata
kuliah untuk Program Permata dan transfer kredit; (c) akreditasi prodi; (d) kerja
sama; (e) penguatan asosiasi; dan (f) PPG.
B. Pembahasan
Pengelolaan program prodi dapat diklasifikasikan menjadi program
internal dan eksternal. Pengelolaan program internal meliputi: a) peningkatan
layanan akademik dengan mengimplementasikan kurkulum KKNI dan
penyelenggaraan PPG untuk meningkatkan kualitas lulusan; b) pemberdayaan
dosen dalam berbagai program Tridharma Perguruan Tinggi yang terencana,
terkendali dan terukur; dan c) pengembangan potensi mahasiswa berdasarkan
penalaran, minat dan bakatnya. Sementara pengelolaan program eksternal terkait
dengan pengembangan kerjasama prodi dalam bidang akademik dan non
akademik dengan pemerintah, dunia usaha/industri. Bentuk kerjasama akademik
antarprodi dan asosiasi prodi seperti: penulisan bahan ajar, seminar/workshop,
pameran bersama, penelitian dan publikasi ilmiah, konversi mata kuliah untuk
program Permata dan transfer kredit. Dengan demikian, ketercapaian program
dalam pengelolaan internal tersebut diyakini akan mendukung pencapaian
pengembangan kinerja Prodi Pendidikan Seni Rupa melalui pemberdayaan
potensi sumber daya yang berstandar.
217
Gambar 1. Mekanisme Pengelolaan Program Studi untuk Meraih Program Studi yang Unggul
Sejalan dengan latar belakang masalah dan tujuan atau ruang lingkup
dalam penulisan makalah ini maka penulis mencoba untuk melakukan analisis dan
pembahasan berkaitan dengan pengelolaan prodi serta isu-isu yang dihadapi oleh
Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang ada di Indonesia.
1. KKNI: Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran
Kurikulum senantiasa merespons dan diubah oleh kekuatan sosial, posisi
filosofis, prinsip psikologis, akumulasi pengetahuan, dan kepemimpinan
pendidikan. Hal ini ditegaskan Oliva (1992: 32) bahwa: “Curriculum is a product
of its time. ... curriculum responds to and is changed by social forces,
philosophical positions, psychological principles, accumulating knowledge, and
educational leadership at its moment in history” Proses perubahan kurikulum
pada berbagai jenjang pendidikan perlu dilakukan dengan matang secara
terencana dan sistemik karena kurikulum sebagai jantungnya pendidikan. Hal ini
ditegaskan Null (2011: 1) bahwa: “Curriculum is the heart of education. The
reason is twofold. First, curriculum is about what should be taught. Second, it
combines thought, action, and purpose…”.
Banyak definisi tentang kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli. Dari
berbagai definisi tersebut dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu: curriculum as
Pengelolaan
Internal - Kepemimpinan Prodi
- Peran Kaprodi
Partisipasi Dosen
Pengelolaan
Eksternal
PRODI
SDM
Kemahasiswaan &
alumni
Kerjasama Akademik
Asosiasi Prodi
Kerjasama Kelembagaan
Akademik
Akreditasi
Prodi
yang
Unggul
KKNI
PPG
Permata
218
a product; curriculum as a program; curriculum as intended learnings dan
curriculum as the experiences of learner (Beane, Dkk., 1986). Secara khusus,
definisi kurikulum pendidikan tinggi menurut UU Nomor 12 tahun 2012 Pasal 35
ayat 1 merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan Pendidikan Tinggi. Definisi tersebut senada
dengan definisi SN-DIKTI (Permen Ristek Dikti Nomor 44 Tahun 2015 Pasal 1
ayat 6) bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan program studi”.
Pengembangan kurikulum perguruan tinggi dengan Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) merupakan implementasi dari Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012. Untuk mengimplementasikannya maka
terbit Permen Dikbud RI Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi, dan Permen Ristek
Dikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Selanjutnya, konsep KKNI berdasarkan UU No.12/2012 Pasal 29 ayat 1 dan 2,
dijelaskan sebagai berikut:
(1) Kerangka Kualifikasi Nasional merupakan penjenjangan capaian
pembelajaran yang menyetarakan luaran bidang pendidikan formal,
nonformal, informal, atau pengalaman kerja dalam rangka pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
(2) Kerangka Kualifikasi Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjadi acuan pokok dalam penetapan kompetensi lulusan pendidikan
akademik, pendidikan vokasi, dan pendidikan profesi.
Berdasarkan rujukan di atas, proses pengembangan dan implementasi
kurikulum di perguruan tinggi mengisyaratkan pemberlakuan terhadap pengakuan
atau penyetaraan pengalaman dengan kemampuan dan atau keahlian yang dimiliki
seorang peserta didik pada jenjang pendidikan sebelumnya. Menurut Tim KKNI
(2015: 10), secara khusus, RPL di sektor pendidikan tinggi merupakan pengakuan
atau penyetaraan pengalaman dengan kemampuan dan atau keahlian yang dimiliki
seorang peserta didik pada jenjang pendidikan sebelumnya. Pengakuan terhadap
RPL tidak sama dengan pengakuan terhadap perolehan gelar (degree). Di berbagai
negara RPL digunakan sebagai pertimbangan memasuki sebuah program
219
pendidikan (entry requirement) pada jenjang yang lebih tinggi dalam bentuk
pengurangan jumlah SKS, transfer kredit atau pembebasan sebagian SKS mata
kuliah tertentu (exemption).
Implementasi kurikulum KKNI pada pendidikan tinggi belum sepenuhnya
dilakukan dengan optimal. Saat ini universitas sedang mengembangkan kurikulum
“KKNI versi masing-masing”. Begitu juga pada tingkat prodi, saat ini masing-
masing prodi dan atau asosiasi prodi sedang mengajukan CP ke Ditjen Belmawa
Kemristek Dikti, untuk selanjutnya menunggu validasi pakar yang kompeten dan
ditetapkannya sebagai standar yang digunakan secara Nasional.
Ada dua hal pokok yang menjadi perhatian dalam pengembangan
kurikulum KKNI, yaitu: perumusan profil lulusan dan CP. Penentuan profil dan
CP prodi sebaiknya disusun oleh kelompok prodi sejenis atau asosiasi prodi
berdasarkan hasil tracer study terhadap kebutuhan pasar kerja untuk memperoleh
kesepakatan yang dapat diterima dan dijadikan rujukan secara nasional. Proses
penetapan profil lulusan merupakan titik awal sebelum menentukan rumusan CP.
Secara konseptual, analisis profil lulusan prodi menjelaskan kesesuaian antara
profil lulusan yang ditetapkan dengan tuntutan perkembangan keahlian khusus
dan kebutuhan pengguna serta perkembangan keilmuan. Profil lulusan
seyogyanya menggambarkan peran yang dapat dilakukan oleh lulusan di bidang
keahlian atau bidang kerja tertentu setelah menyelesaikan studinya.
Rumusan profil lulusan pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa
berdasarkan hasil koordinasi selama ini telah disepakati bahwa profil utama
lulusan adalah pendidik/guru seni rupa. Sementara profil pendukung lulusan yang
dikembangkan beberapa prodi, antara lain sebagai: pencipta/praktisi,
pengkaji/peneliti, dan pengelola/manejerial seni rupa (Jurdik Seni Rupa FBS
UNP); instruktur/pelatih, widyaiswara, pencipta, penyaji dan menajer/pengelola
seni rupa (Jurdik Seni Rupa FBS UNJ); pelatih/tutor, pengelola lembaga/satuan
pendidikan, praktisi, dan pengkaji seni rupa (Jurdik Seni Rupa FBS Unnes);
pencipta dan kritikus seni rupa (Jurdik Seni Rupa FBS Unesa).
Menurut Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 2
menjelaskan bahwa: “Capaian pembelajaran adalah kemampuan yang diperoleh
melalui internalisasi pengetahuan, sikap, keterampilan, kompetensi, dan
220
akumulasi pengalaman kerja”. Sementara itu, menurut Tim KKNI (2015)
mendefinisikan capaian pembelajaran, sebagai berikut:
Capaian pembelajaran (learning outcomes) adalah suatu ungkapan tujuan
pendidikan, yang merupakan suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan
diketahui, dipahami, dan dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah
menyelesaikan suatu periode belajar. Capaian pembelajaran adalah
kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap,
keterampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja.
Praktek perumusan CP lulusan prodi perlu merujuk pada ketentuan KKNI
dan SN-Dikti. Rumusan CP yang merujuk kepada jenjang kualifikasi KKNI
terutama yang berkaitan dengan unsur keterampilan khusus (kemampuan kerja)
dan penguasaan pengetahuan. Sementara itu, rumusan CP yang mencakup sikap
dan keterampilan umum dapat mengacu pada rumusan yang telah ditetapkan
dalam SN-Dikti sebagai standar minimal, yang memungkinkan ditambah sendiri
untuk memberi ciri lulusan perguruan tinggi (Gambar 2).
Gambar 2. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Program Studi
Sumber: Nurwardani, Dkk (2016: 9)
Perumusan CP prodi dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, bagi
prodi yang telah beroperasi, tahap ini merupakan tahap evaluasi kurikulum lama
untuk mengkaji seberapa jauh capaian pembelajaran telah terbukti dimiliki oleh
lulusan dan dapat beradaptasi terhadap perkembangan kehidupan. Informasi
pengkajian didapat dari hasil penelusuran lulusan, masukan stakeholder, asosiasi
profesi, dan kecenderungan perkembangan keilmuan/keahlian ke depan. Kedua,
221
bagi prodi baru tahap pertama ini akan dimulai dengan analisis SWOT, penetapan
visi keilmuan prodi, melalui kebijakan perguruan tinggi dalam pengembangan
prodi, di samping juga melakukan analisis kebutuhan, serta mempertimbangkan
masukan pemangku kepentingan, asosiasi profesi/keilmuan.
Rumusan CP Prodi Pendidikan Seni Rupa pada unsur Sikap dan
Keterampilan Umum menggunakan rumusan yang ditetapkan Ditjen Belmawa.
Rumusan CP bagian Pengetahuan dan Keterampilan Khusus sudah disusun oleh
Asosiasi Prodi Pendidikan Seni Rupa (AP2SR) seperti tersaji pada Tabel 1. Saat
ini dokumen tersebut sedang diajukan ke Ditjen Belmawa Kemristek Dikti.
Tabel 1
Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Aspek Penguasaan Pengetahuan dan Keterampilan Khusus
Penguasaan Pengetahuan
1. konsep teoretis sejarah perkembangan seni rupa Nusantara dan Mancanegara secara umum;
2. konsep ilmu seni rupa Nusantara dan Mancanegara secara umum;
3. konsep dan prosedur kritik seni sebagai alat untuk mengapresiasi karya seni rupa rupa
Nusantara dan Mancanegara secara umum;
4. konsep manajemen dan kurasi karya seni rupa untuk penyelenggaraan pameran karya seni
rupa;
5. teori pengetahuan pedagogis (pedagogical content knowledge) minimal teori belajar,
kurikulum, model dan metode pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran, evaluasi proses dan
hasil belajar, bidang Seni Rupa yang mendidik;
6. konsep umum, prinsip, metode, dan teknik penelitian kependidikan dalam bidang Pendidikan
Seni Rupa untuk menyelesaikan masalah seni rupa dan pembelajarannya;
7. teori pengantar praktek dasar seni rupa untuk digunakan sebagai landasan berkarya seni rupa;
8. prinsip dan teknik penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di dalam pembelajaran
Seni Rupa;
9. melakukan pengelolaan program pendidikan dan pelatihan; dan
10. pengetahuan faktual tentang peraturan perundangan pendidikan dan keguruan yang berlaku.
Keterampilan Khusus
1. mampu merencanakan pembelajaran yang mendidik sesuai dengan karakteristik pembelajaran
Seni Rupa pada sekolah umum dan kejuruan yang diampu untuk menetapkan indikator
kompetensi dan capaian belajar, materi, proses, sumber, media, penilaian, dan evaluasi
pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan
silabus pada kurikulum yang berlaku;
2. mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dan proses pembelajaran
Seni Rupa pada sekolah umum dan kejuruan yang sesuai dengan kaidah pedagogik untuk
memfasilitasi pengembangan karakter dan potensi diri siswa sebagai pembelajar mandiri (self-
regulated learner);
3. mampu menilai dan mengevaluasi pembelajaran melalui penilaian autentik yang mencakup
ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam
bidang Seni Rupa pada sekolah umum dan kejuruan;
4. mampu merancang dan melaksanakan penelitian yang relevan dengan masalah seni rupa dan
pembelajarannya di sekolah umum dan kejuruan sesuai kaidah penelitian ilmiah untuk
dipublikasikan dalam bentuk karya ilmiah;
5. mampu menerapkan konsep, teknik, media, dan prosedur dalam mengekspresi dan mengkreasi
karya seni rupa untuk dikomunikasikan kepada mayarakat;
6. mampu mengadaptasi dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sebagai alat,
sumber dan media dalam mengembangkan seni rupa dan pembelajarannya untuk mendukung
222
tugas profesionalnya;
7. mampu menghasilkan layanan jasa dan produk kreatif dalam bidang seni rupa serta
pembelajarannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat;
8. menelaah dan mengembangkan program pembelajaran serta penilaian hasil belajar seni rupa
untuk sekolah umum dan kejuruan;
9. mampu mengapresiasi keragaman karya seni rupa Nusantara dan Mancanegara melalui
berbagai pendekatan dan metode untuk mengkomunikasikannya kepada peserta didik,
komunitas seni, dan masyarakat;
10. melakukan pengelolaan penyajian karya seni rupa dalam bentuk pameran dan bentuk publikasi
karya seni rupa lainnya; dan
11. mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik, rekan sejawat, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat secara lisan dan tulisan dengan santun, efektif, dan
produktif.
Untuk mengkaji rumusan CP yang dihasilkan, kita bisa menganalisisnya
dengan menggunakan beberapa indikator acuan di bawah ini:
a. Kelengkapan unsur deskripsi.
b. Kesesuaian dengan jenjang kualifikasi:
gradasi keterampilan khusus
gradasi penguasaan pengetahuan;
b. Kejelasan batas bidang keilmuan/keahlian program studi;
c. Tingkat penguasaan, kedalaman, dan keluasan bahan kajian yang harus
dikuasai;
d. Referensi program studi sejenis sebagai pembanding;
e. Kejelasan rumusan, adanya kesamaan arti bila dibaca awam/pemangku
kepentingan. (Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, 2014)
CP yang dirumuskan harus jelas, dapat diamati, dapat diukur dan dapat
dicapai dalam proses pembelajaran, serta dapat didemonstrasikan dan dinilai
pencapaiannya. Perumusan CP yang baik dapat dipandu dengan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan diagnostik sebagai berikut:
- What is the purpose of the study programme?
- What are the expected learning outcomes?
- How are the expected learning outcomes formulated?
- Do the learning outcomes reflect the vision and mission of the university,
faculty or department?
- Does the labour market set any specific requirements for graduates to
meet?
- To what extent is the content of the programme tuned to the labour
market?
- Is there a well-defined job profile?
- How are the learning outcomes made known to staff and students?
- Are the learning outcomes measurable and achievable? How?
- To what extent have the learning outcomes been achieved?
- Are learning outcomes being reviewed periodically?
223
- How are the learning outcomes translated into concrete requirements of
the graduate (i.e. knowledge, skills and attitudes including habits of
mind)? (AUN-QA, 2015: 17).
Rumusan CP memiliki fungsi untuk menentukan proses dan hasil
pengembangan kurikulum dan pembelajaran di perguruan tinggi. Direktorat
Pembelajaran dan Kemahasiswaan (2014) menjelaskan fungsi CP sebagai: a)
komponen kurikulum dan penera kualitas lulusan; b) penciri spesifikasi program
studi; c) ukuran level kualifikasi; d) rujukan untuk evaluasi kurikulum; e) rujukan
untuk melakukan pengakuan kesetaraan; f) pembanding capaian jenjang
pendidikan; dan g) kelengkapan utama deskripsi dalam Surat Keterangan
Pendamping Ijazah (SKPI).
2. Konversi Mata Kuliah untuk Program Permata dan Transfer Kredit
Program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (PERMATA) telah
diselenggarakan Kemristek Dikti yang berkolaborasi dengan Majelis Rektor
Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) sejak tahun 2014. Program ini
telah dilaksanakan pada universitas umum, LPTK maupun politeknik.
Pelaksanaan program dilatarbelakangi oleh munculnya berbagai tantangan dalam
proses penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia baik yang bersifat internal
dan eksternal. Tantangan internal dalam penyelenggaraan pendidikan di perguruan
tinggi, di antaranya: a) masih belum sesuainya dengan standar tata kelola
perguruan tinggi yang baik (good university governance) yang didasarkan oleh
suatu perencanaan strategis yang bersinergi dengan kebutuhan pemangku
kepentingan; b) disparitas kualitas pendidikan di antara perguruan tinggi masih
sangat tajam; c) pola pembinaan yang melibatkan perguruan tinggi yang kuat
terhadap yang lebih lemah belum berjalan dengan baik. Sementara itu, tantangan
eksternal meliputi: a) semakin kritisnya masyarakat terhadap perguruan tinggi; b)
jumlah perguruan tinggi yang terus bertambah; c) perkembangan teknologi yang
mempengaruhi sistem pembelajaran mahasiswa; d) dukungan politik dan
keuangan terhadap pendidikan tinggi semakin berkurang.
Penyelenggaraan program Permata menurut Direktorat Pembelajaran
(2017: 7-8) bertujuan untuk:
224
1. meningkatkan wawasan kebangsaan, integritas, solidaritas, perekat
kebangsaan antar mahasiswa se-Indonesia, melalui pembelajaran antar
budaya;
2. mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan softskill mahasiswa yang
memiliki karakter Pancasila agar siap bergaul secara kooperatif dan
kompetitif dengan bangsa-bangsa lain di dunia demi martabat bangsa
melalui pembelajaran terpadu;
3. memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman
belajar di perguruan tinggi lain melalui transfer kredit dan perolehan kredit;
4. meningkatkan mutu pendidikan tinggi melalui penguatan keunggulan
komparatif masing-masing perguruan tinggi.
Berdasarkan tujuan di atas maka penyelenggaraan program Permata akan
memberi peluang dan kesempatan kepada para mahasiwa untuk mengikuti
perkuliahan yang relevan di perguruan tinggi lainnya di seluruh wilayah tanah air.
Melalui program ini, para mahasiswa berkesempatan mengikuti kegiatan
akademik dalam bentuk pemerolehan angka kredit dan pengalihan kredit antara 6
- 12 SKS dan kegiatan non-akademik berupa kegiatan ekstra-kurikuler, termasuk
kegiatan pemahaman lintas budaya sepanjang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan.
Seiring dengan program di atas, keterlibatan prodi sejenis yang diwadahi
Asosiasi Prodi Pendidikan Seni Rupa memendang perlu untuk memfasilitasi
pelaksanaan program tersebut. Adanya kesamaan profil lulusan, CP dan struktur
kurikulum antarprodi dalam bingkai KKNI akan memberi peluang dan
kemudahan untuk penyelenggaraan program tersebut. Secara empiris, pada tahun
2016 yang lalu Departemen Pendidikan Seni Rupa FPSD UPI telah menerima
mahasiswa program ini dari Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS Unimed yang
berjalan dengan lancar. Berdasarkan pengalaman, penulis merekomendasikan
penyelenggaraan program ini untuk semakin diperluas penyelenggaraanya.
3. Akreditasi Prodi
Kegiatan akreditasi prodi merupakan sebuah upaya konkret untuk
mempertahankan penjaminan mutu prodi. Bentuk kegiatan tersebut bisa dilakukan
melalui akreditasi oleh Satuan Penjamin Mutu Internal (SPMI) perguruan tinggi
dan Satuan Penjamin Mutu Ekternal (SPME) oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN PT) melalui desk evaluation dan visitasi lapangan untuk
mencocokan keseuaian data dengan kondisi nyata.
225
Proses penyusunan borang akreditasi dan evaluasi diri prodi pada jenjang
sarjana (S1) pada saat ini masih menggunakan tujuh standar seperti dalam Buku
IIIA. Namun demikian, Sistem pengajuan borang akreditasi atau reakreditasi prodi
sejak 1 April 2017 berdasarkan surat BAN PT Nomor 2914/BAN-PT/LL/2017
tanggal 28 April 2017 sudah berubah dengan menggunakan Sistem Akreditasi
Online Perguruan Tinggi (SAPTO).
Pemberlakuan kebijakan ini menurut Dr. Agus Setiabudi, M.Si., Sekretaris
Dewan Eksekutif BAN PT, pada saat sosialisasi akreditasi prodi dengan sistem
SAPTO yang diselenggarakan SPM UPI dipandang lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan model pengajuan dokumen borang akreditasi sebelumnya.
Namun demikian, ada hal yang harus diperhatikan dalam proses pengisian
dokumen khususnya data kuantitatif yang berbasis aplikasi excel perlu dilakukan
secara cermat dan teliti. Hal lain juga yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
dokumen borang akreditasi adalah persyaratan minimal enam orang dosen tetap
prodi perlu terpenuhi sesuai yang tertera dalam situs forlap.dikti, bila kurang maka
sistem akan menolak saat upload data borang akreditasi.
4. Kerja Sama
Penguatan kerjasama akademik antar Prodi Pendidikan Seni Rupa pada
saat sangat diperlukan guna meningkatkan kualitas akademik dan pengelolaan
kelembagaan yang professional guna menghasilkan lulusan yang kompeten dan
unggul. Bentuk kerjasama akademik dapat dilakukan melalui berbagai modus dan
program kerjasama dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
Bentuk kerjasama dalam bidang pendidikan dapat dilakukan melalui: a)
penulisan dan atau pertukaran bahan ajar bersama, b) penyelenggaraan
seminar/workshop pada tingkat nasional/internasional, c) pertukaran dosen tamu,
pertukaran mahasiswa melalui program Permata, d) pameran bersama. Pada
bidang penelitian, peluang kerjasama dapat dilakukan dalam bentuk penelitian
bersama yang dilakukan oleh para dosen dari masing-masing prodi serta publikasi
karya tulis ilmiah. Kerjasama dalam bidang pengabdian kepada masyarakat dapat
dilaksanakan melalui pengembangan paket-paket pelatihan untuk pemberdayaan
226
masyarakat yang dapat dilaksanakan kolaborasi dengan alumni atau stakeholder
lain.
5. Penguatan Asosiasi
Asosiasi prodi dibentuk untuk memperkokoh pengelolaan kelembagaan
dan akademik antarprodi sejenis. Bentuk kerjasama ini bermanfaat untuk: a)
menetapkan Standarisasi Nasional Program Studi (SNPS); b) mengembangkan
model kurikulum KKNI yang terstandar berdasarkan kesepakatan prodi; c)
menentukan rumusan profil utama lulusan yang dihasilkan prodi; d) menetapkan
rumusan CP sehingga kualitas lulusan memiliki kompetensi yang relatif lebih
terstandar; d) membina kerjasama prodi dalam bidang pendidikan, penelitian dan
publikasi ilmiah dalam bentuk karya ilmiah dan penciptaan karya seni serta
pengabdian kepada masyarakat.
Laporan Hasil Rapat Koordinasi Nasional Tanggal 28 Otober 2006 di
Malang tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Asosiasi Prodi
Pendidikan Seni Rupa (AP2SR) pada Bab III Pasal 3 disebutkan tujuan asosiasi
prodi, yaitu:
a. mengembangkan kerjasama akademik dalam bidang ilmu pendidikan seni
rupa untuk kepentingan bangsa, negara dan umat manusia.
b. Mengembangkan konsep, teori, dan praksis pendidikan seni untuk program
pendidikan seni rupa di Indonesia.
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan keterampilan para anggota asosiasi
untuk meningkatkan kinerja dan keprofesionalannya.
d. Mempublikasikan hasil karya ilmiah dan penciptaan karya seni rupa.
e. Mendesiminasikan hasil penelitian untuk pengabdian kepada masyarakat.
f. Mengembangkan jejaring kemitraan dengan pihak pemerintah dan
stakeholder lainnya.
Selanjutnya untuk merealisasikan tujuan asosiasi maka disepakati dan
ditetapkan bentuk kegiatan asosiasi prodi, yaitu:
1. Mengkaji dan mengembangkan konsep, teori, dan praksis pendidikan seni
rupa di Indonesia.
2. Mengembangkan standarisasi kurikulum Pendidikan Seni Rupa.
3. Menghasilkan karya ilmiah dan karya seni rupa berdasarkan tema dan
keunggulan muatan lokal masing-masing prodi/jurusan/departemen.
4. Menyelenggarakan program pertukaran dosen dan mahasiswa.
5. Meningkatkan kompetensi dosen, guru, dan masyarakat melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan.
227
6. Menyebarluaskan hasil pemikiran untuk mengedukasi anggota asosiasi dan
masyarakat
7. Memberikan layanan advokasi dan mediasi bagi anggota asosiasi.
8. Meningkatkan peranan asosiasi prodi dalam mensikapi permasalahan dan
isu-isu sentral dalam perkembangan pendidikan seni rupa secara nasional
dan internasional. (AD/ART AP2SR Bab III Pasal 5)
Pengembangan kerja sama akademik antar Prodi Pendidikan Seni Rupa
dipandang sangat strategis guna menjalin kerjasama kelembagaan untuk
mengembangkan kualitas proses dan hasil Pendidikan Seni Rupa di Indonesia.
Pembentukan AP2SR dapat memperkuat keilmuan secara spesifik dalam proses
pendidikan dan pembelajaran seni rupa. Melalui asosiasi ini diharapkan dapat
terjadi sharing wawasan, sumber belajar dan berbagai pengalaman akademik
sehingga kultur akademik dalam bidang pendidikan seni rupa semakin meningkat.
Selain itu melalui asosiasi prodi dapat dijadikan wahana untuk meningkatkan
kinerja kelembagaan dan profesi pendidik masing-masing prodi.
5. Pendidikan Profesi Guru (PPG)
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan isu yang
menarik untuk dikaji oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Kebijakan
ini menuai pro dan kontra. Pada satu pihak, pelaksanaan PPG dipandang sebagai
upaya konkret yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu
guru yang profesional. Namun demikian, di pihak lain penyelenggaraan program
ini dirasakan menurunkan kredibilitas universitas keguruan di mata masyarakat.
“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah” (UU Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 1).
Selanjutnya, menurut PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru ditegaskan bahwa
selain guru harus berkualifikasi S1, guru juga harus memiliki sertifikat profesi
pendidik yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Penyelenggaraan PPG
menurut PP Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 4 (1) diselenggarakan oleh perguruan
tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi,
baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun Masyarakat, dan ditetapkan
oleh Pemerintah.
228
Pada awalnya penyelenggaraan PPG dilaksanakan melalui penugasan
Pemerintah kepada beberapa Prodi dari berbagai LPTK di Indonesia. Secara
khusus, penyelenggaraan PPG dalam bidang Pendidikan Seni Rupa telah
dilaksanakan oleh Universitas Negeri Jakarta dan Universitas Sebelas Maret yang
diperuntukan bagi alumni Program Sarjana Mendidik di daerah Terluar, Terdepan
dan Tertinggal (SM3T).
Pada saat ini Belmawa Dikti memberi kesempatan kepada LPTK untuk
mengajukan pembukaan Prodi PPG. Persyaratan pembukaan Prodi PPG bagi
LPTK menurut Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (2017), di
antaranya: Akreditasi AIPT berkategori A atau B; Prodi berakreditasi A atau
dalam kondisi khusus minimal B; Rencana penambahan Prodi PPG telah disetujui
Senat Perguruan Tinggi Pengusul; dan dosen tetap paling sedikit 6.
Prinsip pengembangan kurikulum PPG mengacu pada prinsip acitivity
based curriculum atau experience based curriculum bukan subject matter
curriculum seperti pada pendidikan akademik. Implikasi dari prinsip ini,
pembelajaran dalam Program PPG berbentuk aktivitas/kegiatan, yaitu berupa
lokakarya pengembangan perangkat pembelajaran sebagai wujud implementasi
dari konsep TPACK yaitu technological pedagogical content knowledge (Koehler
& Mishra, 2009).
Tabel 2. Model Kurikulum Program PPG
No Isi Kurikulum Proporsi
1 Pemantapan akademik pedagogik atau bidang studi dan
keprofesian; dan lokakarya pengembangan perangkat
pembelajaran dan rencana penelitian tindakan
60%
2 Praktik Pengalaman Lapangan 40% Sumber: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (2017: 13)
Kurikulum pada Prodi PPG dilaksanakan dalam dua semester dalam
bentuk kegiatan akademik maupun non-akademik. Kegiatan akademik semester
pertama berupa lokakarya pengembangan perangkat pembelajaran, presentasi
hasil pengembangan perangkat pembelajaran, dan peerteaching, serta pendalaman
atau penguatan materi bidang studi/keahlian. Sementara itu, kegiatan akademik
pada semester kedua berupa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), dan bagi PPG kejuruan ada kegiatan praktik di industri.
229
Pengembangan kurikulum PPG mengikuti deskriptor generik KKNI
jenjang 7. Proses pengembang kurikulum harus dilaksanakan melalui prosedur
yang sistematis, sistemis, dan realistis. Secara operasional pengembangan
kurikulum PPG menurut Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
(2017: 18) dilaksanakan melalui prosedur:
1. Telaah bidang keilmuan dan keahlian,
2. Kajian kebutuhan masyarakat dan stakeholders,
3. Evaluasi kurikulum yang sedang berjalan,
4. Perumusan profil lulusan,
5. Perumusan capaian pembelajaran,
6. Pemilihan dan penetapan bobot bahan kajian,
7. Pembentukan kegiatan PPG, bobot sks dan deskripsinya,
8. Penyusunan struktur kurikulum tiap jenjang program studi, dan
9. Penyusunan rencana pembelajaran semester (RPS).
Dalam tataran praktis, pengembangan kurikulum Program Studi PPG
dilakukan melalui analisis SWOT untuk menelaah bidang keilmuan dan keahlian,
kajian kebutuhan masyarakat dan stakeholders, evaluasi kurikulum yang sedang
berjalan, maka selanjutnya dapat dilanjutkan untuk tahapan tertentu. Tahapan
yang dimaksud mencakup: 1) Penetapan Profil Lulusan Bidang Studi PPG (CPL
BS PPG); 2) Perumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Bidang Studi (CPBS); 3)
Pembentukan Mata Kuliah/Mata kegiatan melalui krgiatan Pemilihan Bahan
Kajian Dan Penyusunan Matriks CPBS dan Bahan Kajian dan Penetapan mata
kuliah; 4) Penetapan besarnya sks mata kuliah; 5) Penyusunan Struktur
Kurikulum: Menyusun mata kuliah dalam semester dan Menyusun rencana
pembelajaran semester (RPS)
Struktur kurikulum Program Studi PPG berupa kegiatan-kegiatan
akademik Prodi PPG diatur dengan bobot atau beban studi yang proporsional
sesuai dengan tujuan dan target capaian masing-masing kegiatan ini. Seperti pada
Tabel 2 di atas, proporsi kegiatan akademik pada semester pertama dan kedua
adalah sekitar 60:40 dari total beban belajar Program Studi PPG.
Tabel 3. Struktur Umum Kurikulum Program Studi PPG
No Isi Kurikulum Proporsi Sem
1 Lokakarya pengembangan perangkat
pembelajaran (termasuk presentasi perangkat
pembelajaran dan peerteaching)
37% I
2 Pendalaman materi bidang studi dan pedagogik 21%
230
3 Praktik Pengalaman Lapangan 39% II
4 Penelitian Tindakan Kelas 3% Sumber: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (2017: 38)
C. Penutup
Sejalan dengan tujuan atau ruang lingkup tulisan dan pembahasan maka
dapat disimpulkan:
1. Pengembangan kurikulum prodi yang berbasis KKNI perlu dilakukan untuk
meningkatkan kompetensi lulusan yang diawali oleh kesamaan dan
kesepakatan profil lulusan, capaian pembelajaran, serta struktur kurikulum
masing-masing prodi sehingga membuka peluang untuk pengembangan
kerjasama akademik seperti Program Permata dan kredit transfer.
2. Akreditasi prodi dilakukan untuk menjamin mutu pengelolaan prodi yang
tercermin dari kualitas layanan akademik yang bermutu, pengembangan
sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing global, serta
pengembangan potensi mahasiswa dalam penalaran, minat dan bakatnya serta
pengembangan kerjasama dengan alumni. Pencapaian akreditasi prodi yang
unggul perlu ditopang oleh kemampuan kepemimpinan prodi, peran prodi
sebagai manajerial, serta yang paling penting adalah pemberdayaan dosen
untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai program tridharma perguruan tinggi
yang telah ditetapkan secara bersama-sama.
3. Pengembangan kerjasama akademik dan kelembagaan sangat diperlukan prodi
untuk mensinergikan berbagai potensi sumberdaya secara internal dan
eksternal dalam berbagai bentuk kerjasama baik akademik maupun non
akademik dengan program studi sejenis, pemerintah/swasta serta dunia
usaha/dunia industri. Secara kelembagaan, pengembangan kerjasama dapat
dikoordinasikan melalui Asosiasi Program Studi Pendidikan Seni Rupa
(AP2SR) dalam merespons berbagai isu-isu dan tantangan yang dihadapi.
Untuk meningkatkan daya saing prodi penyelenggaraan kerjasama tidak hanya
dilakukan di dalam negeri tapi perlu dilakukan terobosan dengan berbagai
pihak di luar negeri.
4. Dalam menyikapi kebijakan pemerintah berkaitan dengan penyelenggaraan
PPG, Prodi Pendidikan Seni Rupa hendaknya melakukan langkah konkrit
231
untuk menyiapkan dokumen kurikulum PPG serta mengawal dan
melaksanakan PPG secara professional.
Daftar Rujukan
AUN-QA. (2015). Guide to AUN-QA Assessment at Programme Level Version
3.0. Bangkok: ASEAN University Network.
Beane, J. A, at all. (1986). Curriculum Planning and Development.
Massachusetts: Allyn an Bacon Inc.
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2017). Pedoman
Pembukaan Program Studi Pendidikan Profesi Guru di Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2014). Panduan Penyusunan
Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. (2017). Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan Profesi Guru. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Direktorat Jendral Kelembagaan (IPTEKDIKTI)
Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Direktorat Pembelajaran. (2017). Panduan Program Pertukaran Mahasiswa
Tanah Air Nusantara (PERMATA). Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
Idayanti, N. (2012). “Pengaruh Kepemimpinan, Pemberdayaan, dan Stres Kerja
Terhadap Komitmen Organisasional serta dampaknya terhadap Kinerja
Dosen”. Proceedings, Conference In Business, Accounting, And
Management (CBAM) 2012 Vol 1, No 2 (2012). Makasar: Conference In
Business, Accounting And Management (Cbam) 2012 page. 405-423.
Tersedia di: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/cbam/article/view/147/ 123
Koehler, M. J., & Mishra, P. (2009). What is technological pedagogical content
knowledge? Contemporary Issues in Technology and Teacher Education,
9(1), 60-70.
Laporan Hasil Rapat Koordinasi Nasional Tanggal 28 Otober 2006 di Malang
tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Asosiasi Prodi
Pendidikan Seni Rupa (AP2SR)
Muhammad, S. (2014). “Kepemimpinan dalam Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi”. Jurnal Ilmiah WIDYA 56 Volume 2 Nomor 3 Agustus-
Desember 2014. Hal 56 - 67.
Null, W. (2011). Curriculum From Theory to Practice. Maryland: Rowman &
Littlefield Publishers, Inc.
Nurwardani, P. Dkk. (2016). Buku Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Oliva, P.F. (1992). Developing the Curriculum.Third Edition. New York: Harper
ColinsPublishers Inc.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
232
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
Purwanto. (2015). “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Dosen di
Perguruan Tinggi”. Jurnal Manajemen Volume XIX, No. 01, Februari 2015:
47-58.
Tim KKNI (2015). Paradigma Capaian Pembelajaran. Dokumen 005. Jakarta:
Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
Tim KKNI. (2015). Rekognisi Pembelajaran Lampau, Dokumen 007. Jakarta:
Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
233
MENINGKATKAN KUALITAS LULUSAN
PROGRAM STUDI SENI (TARI DRAMA DAN MUSIK)
Rien Safrina, Ph.D
(Ketua Program Studi Pendidikan Sendratasik Universitas Negeri Jakarta)
A. Pendahuluan
Peran pendidikan seni sangat penting dalam mecerdaskan bangsa
Indonesia. Indonesia yang kaya akan ragam kesenian memerlukan pendidik seni
yang berkualitas untuk dapat terus menempatkan Indonesia sebagai bangsa yang
bermartabat. Seperti diketahui, kesenian bersifat universal dan mempunyai
kemampuan untuk memperkaya, memberdayakan, dan menopang kehidupan
individu dan masyarakat.
Kita memahami bahwa pendidikan seni sebagai aspek pendidikan budaya
yang melibatkan semua bentuk seni, baik seni barat dan tradisional sangat
diperlukan jika kita ingin memberikan kesempatan kepada calon pendidik seni
sebuah pendidikan yang holistik dan seumur hidup bagi individu mahasiswa yang
beragam. Selain itu, proses pendidikan seni melibatkan apresiasi, ekspresi dan
kreasi, di mana mahasiswa diberikan pengalaman untuk merenungkan dan
menghargai karya seni, mempelajari sejarah seni dan diharapkan terlibat dalam
proses pembuatan seni karya seni.
Sebagai lembaga penghasil calon pendidik, universitas yang mempunyai
program pendidikan seni drama, tari dan music (Sendratasik) berkewajiban terus
meningkatkan kualitas lulusannya dengan terus melakukan inovasi kurikulum dan
pembelajaran seni yang dapat menjawab tantangan masa depan pendidikan yang
menyiapkan lulusannya untuk dapat memiliki keterampilan abad ke 21, yang
diantaranya kompetensi berpikir kritis, berkomunikasi, berkreasi sesuai dengan
bakat dan minat, dan berkolaborasi untuk dapat hidup dalam masyarakat yang
global.
Sebagai lembaga yang menghasilkan calon pendidik seni, program studi
Sendratasik juga harus selalu mengikuti perkembangan pengetahuan dan
pedagogy yang sudah memasukkan neurologi pendidikan , dan berbagai model
pembelajaran seperti discovery learning, collaborative learning dan model
234
pembelajaran yang menggunakan pedagogical content knowledge. Namun
demikian, belum adanya standard kurikulum Sendratasik di Indonesia,
menyebabkan terjadinya disparitas mutu lulusan untuk jenjang pendidikan yang
sama. Hal ini juga menyebabkan ketidaksetaraan profil lulusan dan capaian
pembelajaran untuk program studi Sendratasik.
Untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi, Pemerintah mengeluarkan
kebijakan tentang standard nasional pendidikan yang dituangkan dalam
Permenristek Dikti no. 44 tahun 2015, dimana diatur di dalamnya tentang standard
minimal yang harus dicapai oleh lulusan sebuah program studi. Untuk itu
digunakan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), yang diharapkan
dapat menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang
pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberi pengakuan
kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerja di berbagai sector.
Selain itu, Direktoral Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
(BELMAWA) sejak tahun 2014 meluncurkan program Pertukaran Mahasiswa
Tanah Air Nusantara (PERMATA) yang salah satu tujuannya adalah memperkecil
kesenjangan mutu pendidikan antar Perguruan Tinggi. Hal ini menjadi tantangan
bagi Program Studi Sendratasik untuk turut berpartisipasi dalam program
PERMATA untuk meningkatkan kualitas lulusan terutama dalam meningkatkan
wawasan kebangsaannya.
Untuk memenuhi standard nasional pendidikan tinggi sesuai KKNI,
program studi Sendratasik telah membentuk Asosiasi Program Studi Pendidikan
Sendratasik (AP2Seni) di mana dalam program kerjanya telah menghasilkan
kesepakatan profil lulusan dan capaian pembelajaran. Program terobosan baru
yang sudah direncanakan juga adalah Festival Parade Seni Mahasiswa
Sendratasik, dimana dalam kesempatan ini AP2Seni ingin memberikan
pengalaman kepada mahasiswa untuk berkesenian dengan seluruh mahasiswa
Sendratasik di Indonesia. Diharapkan program ini juga dapat meningkatkan
kualitas lulusan dalam berapresiasi, berkekspresi dan berkreasi, serta juga
meningkatkan wawasan keberagaman seni di Indonesia.
Akhirnya, Prodi Pendidikan Sendratasik harus selalu melakukan
pengembangan kurikulum dan model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
235
lulusannya. Oleh karena itu, dalam paper ini, selain akan menyampaikan hasil
kesepakatan tentang profil lulusan dan capaian pembelajaran, penulis juga ingin
mendiskusikan tentang pendekatan content pedagogical knowledge (PCK) dalam
proses pembelajaran seni, dan implementasi program PERMATA pada Program
Studi Sendratasik.
B. Pembahasan
1. Hasil kesepakatan forum AP2Seni tentang Profil Lulusan dan
Capaian Pembelajaran
Untuk menjawab persoalan kesenjangan kualitas lulusan yang terjadi antar
Perguruan Tinggi, froum AP2Seni telah menghasilakn kesepakatan tentang
profil lulusan dan capaian pembelajaran lulusan untuk program studi drama,
tari dan music. Hasilnya dijelaskan di bawah ini.
RUMUSAN PROFIL LULUSAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN
LULUSAN (CPL) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DRAMA
(Sesuai Permenristek dikti 44/2015)
PROFIL LULUSAN
Profil Deskripsi Profil
Calon Pendidik
Drama
Calon pendidik drama yang kreatif dan inovatif, menguasai
kompetensi pedagogik, professional, sosial, dan kepribadian.
Asisten Peneliti
Pendidikan
Drama
Pengkaji dalam penelitian pendidikan drama serta dapat
mempublikasikan hasilnya dalam forum ilmiah, jurnal ilmiah
nasional/internasional, dan mengintegrasikannya melalui
pembelajaran.
Pengelola
sanggar seni
Pengelola sanggar seni yang terkait dengan bidang drama
berbasis kewirausahaan.
A. Sikap dan Tata Nilai
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius;
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama,moral, dan etika;
3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,
serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
236
6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
8. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
9. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri;
10. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan;
11. Memahami dirinya secara utuh sebagai pendidik.
B. Pengetahuan
1. Memahami landasan filosofis, yuridis, historis, sosiologis, psikologis, dan
empiris pendidikan;
2. Memahami konsep, instrumentasi, dan praksis psikologi pendidikan
3. Menguasai teori belajar dan pembelajaran;
4. Menguasai tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian dalam kurikulum
drama pada setiap satuan pendidikan;
5. Menguasai konsep dan metode keilmuan (inter dan multi disiplin) yang
yang menaungi substansi bidang kajian dan penelitian pendidikan drama;
6. Menguasai ilmu pengetahuan dan tekonologi dalam mengembangkan
media pembelajaran drama.
7. Menguasai pengetahuan dan prosedur kerja dan manajemen
studio/laboratorium seni di setiap satuan pendidikan;
8. Menguasai pengetahuan dan prosedur kerja manajemen sanggar seni.
C. Keterampilan
1. Ketrampilan Khusus
a. Mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangan
pembelajaran drama berdasarkan ilmu pendidikan pada konsep-konsep drama
secara komprehensip dan berorientasi life skil, baik pada pendidikan formal
dan non formal;
b. Mampu menggunakan dan mengembangkan berbagai sumber belajar dan
media pembelajaran drama terkini untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler;
c. Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi dan
data drama dalam pendidikan drama, yang dapat digunakan dalam
memberikan alternatif penyelesaian di pendidikan drama;
d. Mampu menjadi model guru pembelajar yang bertakwa, toleran,
bertanggungjawab, kreatif, dan inovatif;
e. Mampu merancang, mengimplementasi, dan mengevaluasi pengelolaan
penyelenggaraan kegiatan pertunjukan drama baik lokal, nasional, maupun
internasional berbasis kewirausahaan; dan
f. Mampu memanfaatkan tekniologi informasi dan komunikasi, baik secara
mandiri maupun kelompok;
g. ……….
h. ………. dst*
*Keterampilan khusus bisa ditambah oleh setiap prodi sesuai karakteristik dan
kebutuhan yang memiliki relevansikan pada keterampilan umum
237
2. Keterampilan Umum
a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora dalam bidang
pendidikan drama;
b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur dalam bidang
pendidikan drama;
c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora
sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah
dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, dan kritik bidang pendidikan
drama;
d. Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam
bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman
perguruan tinggi;
e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah di bidang pendidikan drama, berdasarkan hasil analisis informasi dan
data;
f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing,
kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya;
g. Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang
ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya;
h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada
dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara
mandiri; dan
i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan
kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.
RUMUSAN PROFIL LULUSAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN
LULUSAN (CPL) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TARI
(Sesuai Permenristek dikti 44/2015)
PROFIL LULUSAN
Profil Deskripsi Profil
Calon Pendidik
Tari
Calon pendidik tari yang kreatif dan inovatif, menguasai
kompetensi pedagogik, professional, sosial, dan kepribadian.
Asisten Peneliti
Pendidikan Tari
Pengkaji dalam penelitian pendidikan tari serta dapat
mempublikasikan hasilnya dalam forum ilmiah, jurnal ilmiah
nasional/internasional, dan mengintegrasikannya melalui
pembelajaran.
Pengelola
sanggar seni
Pengelola sanggar seni yang terkait dengan bidang tari
berbasis kewirausahaan.
A. Sikap dan Tata Nilai
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius;
238
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas
berdasarkan agama,moral, dan etika;
3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan
kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
8. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
9. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri;
10. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan;
11. Memahami dirinya secara utuh sebagai pendidik.
B. Pengetahuan
1. Memahami landasan filosofis, yuridis, historis, sosiologis, psikologis, dan
empiris pendidikan;
2. Memahami konsep, instrumentasi, dan praksis psikologi pendidikan
3. Menguasai teori belajar dan pembelajaran;
4. Menguasai tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian dalam kurikulum tari
pada setiap satuan pendidikan;
5. Menguasai metodologi penelitian pendidikan tari;
6. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengembangkan
pembelajaran tari;
7. Menguasai pengetahuan dan prosedur kerja dan manajemen
studio/laboratorium seni di setiap satuan pendidikan;
8. Menguasai pengetahuan dan prosedur kerja manajemen sanggar seni.
C. Keterampilan
1. Keterampilan Khusus
a. Mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangan
pembelajaran seni tari berdasarkan ilmu pendidikan pada konsep-konsep seni
tari secara komprehensip dan berorientasi life skil, baik pada pendidikan
formal dan non formal;
b. Mampu menggunakan dan mengembangkan berbagai sumber belajar dan
media pembelajaran seni tari terkini untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler;
c. Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi dan
data seni tari dalam pendidikan tari, yang dapat digunakan dalam memberikan
alternatif penyelesaian di pendidikan tari;
d. Mampu menjadi model guru pembelajar yang bertakwa, toleran,
bertanggungjawab, kreatif, dan inovatif;
239
e. Mampu merancang, mengimplementasi, dan mengevaluasi pengelolaan
penyelenggaraan kegiatan pertunjukan seni tari baik lokal, nasional, maupun
internasional berbasis kewirausahaan; dan
f. Mampu memanfaatkan tekniologi informasi dan komunikasi, baik secara
mandiri maupun kelompok;
*Keterampilan khusus bisa ditambah oleh setiap prodi sesuai karakteristik dan
kebutuhan yang memiliki relevansikan pada keterampilan umum
2. Keterampilan Umum
a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora dalam bidang
pendidikan tari;
b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur dalam bidang
pendidikan tari;
c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora
sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah
dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, dan kritik bidang pendidikan tari
;
d. Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam
bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman
perguruan tinggi;
e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah di bidang pendidikan tari, berdasarkan hasil analisis informasi dan
data;
f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing,
kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya;
g. Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang
ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya;
h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada
dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara
mandiri; dan
i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan
kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.
RUMUSAN PROFIL LULUSAN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN
LULUSAN (CPL) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK
(Sesuai Permenristek dikti 44/2015)
PROFIL LULUSAN
Profil Deskripsi Profil
Calon Pendidik
Musik
Calon pendidik musik yang kreatif dan inovatif, menguasai
kompetensi pedagogik, professional, sosial, dan kepribadian.
240
Asisten Peneliti
Pendidikan
Musik
Pengkaji dalam penelitian pendidikan musik serta dapat
mempublikasikan hasilnya dalam forum ilmiah, jurnal ilmiah
nasional/internasional, dan mengintegrasikannya melalui
pembelajaran.
Pengelola
sanggar seni
Pengelola sanggar seni yang terkait dengan bidang musik
berbasis kewirausahaan.
A. SIKAP DAN TATA NILAI
1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius;
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan
agama,moral, dan etika;
3. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila;
4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,
serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
6. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
8. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
9. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri;
10. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan; dan
11. Memahami dirinya secara utuh sebagai pendidik.
A. Pengetahuan
1. Memahami landasan filosofis, yuridis, historis, sosiologis, psikologis, dan
empiris pendidikan;
2. Memahami konsep, instrumentasi, dan praksis psikologi pendidikan
3. Menguasai teori belajar dan pembelajaran;
4. Menguasai tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian dalam kurikulum
musik pada setiap satuan pendidikan;
5. Menguasai konsep dan metode keilmuan (inter dan multi disiplin) yang yang
menaungi substansi bidang kajian dan penelitian pendidikan musik;
6. Menguasai ilmu pengetahuan dan tekonologi dalam mengembangkan media
pembelajaran musik;
7. Menguasai pengetahuan dan prosedur kerja dan manajemen
studio/laboratorium seni di setiap satuan pendidikan;
8. Menguasai pengetahuan dan prosedur kerja manajemen sanggar seni.
A. Keterampilan
1. Keterampilan Khusus
a. Mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangan
pembelajaran seni musik berdasarkan ilmu pendidikan pada konsep-konsep
241
musik secara komprehensip dan berorientasi life skil, baik pada pendidikan
formal dan non formal;
b. Mampu menggunakan dan mengembangkan berbagai sumber belajar dan
media pembelajaran musik terkini untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler;
c. Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi dan
data seni musik dalam pendidikan musik, yang dapat digunakan dalam
memberikan alternatif penyelesaian di pendidikan musik;
d. Mampu menjadi model guru pembelajar yang bertakwa, toleran,
bertanggungjawab, kreatif, dan inovatif;
e. Mampu merancang, mengimplementasi, dan mengevaluasi pengelolaan
penyelenggaraan kegiatan pertunjukan musik baik lokal, nasional, maupun
internasional berbasis kewirausahaan; dan
f. Mampu memanfaatkan tekniologi informasi dan komunikasi, baik secara
mandiri maupun kelompok;
*Keterampilan khusus bisa ditambah oleh setiap prodi sesuai karakteristik dan
kebutuhan yang memiliki relevansikan pada keterampilan umum
2. Keterampilan Umum
a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam
konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi
yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora dalam bidang
pendidikan musik;
b. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur dalam bidang
pendidikan musik;
c. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora
sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah
dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, dan kritik bidang pendidikan
musik ;
d. Mampu menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam
bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman
perguruan tinggi;
e. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian
masalah di bidang pendidikan musik, berdasarkan hasil analisis informasi dan
data;
f. Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing,
kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya;
g. Mampu bertanggungjawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan
melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang
ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggungjawabnya;
h. Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada
dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara
mandiri; dan
i. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan
kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.
242
Profil Lulusan dari setiap Program Studi Pendidikan Sendratsik tentu tidak
harus seragam. Setiap daerah mempunyai keunikan masing-masing. Tetapi
substansi minimal Capaian Pembelajaran memang harus tercermin pada
lulusannya. Karena tujuan membuat profil lulusan dan capaian pembelajaran
adalah untuk mengatasi disparitas atau kesenjangan kompetensi lulusan Program
Pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia.
2. Kompetensi Pendidik Seni dan Pendekatan Pedagogical Content
Knowledge dalam pembelajaran seni
Kompetensi guru dan dosen menurut Undang-Undang Guru dan Dosen
no.14/2005 menetapkan bahwa guru dan dosen harus memiliki kompetensi 1)
Kompetensi Pedagogik; 2) Kompetensi Subject Matter (content); 3) Kompetensi
Kepribadian/Sikap; 4) Kompetensi Profesional.
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan memahami peserta didik,
merancang dan melaksanakan pembelajaran, evaluasi belajar dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi Subject Matter (content) adalah kemampuan menguasai pengetahuan
dan keterampilan materi seni, struktur, konsep apresiasi, ekspresi dan kreasi, yang
mendukung pembelajaran seni. Guru juga harus dapat menganalisis materi seni,
struktur, konsep apresiasi, ekspresi dan kreasi. Kompetensi Kepribadian/Sikap
adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia. Sedangkan Kompetensi Profesional adalah kemampuan guru meningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Guru/Dosen harus dapat
menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hokum dank ode etik, serta
nilai-nilai agama dan etika, dan kemampuan memelihara dan memupuk persatuan
dan kesatuan bangsa.
Oleh karena itu, kompetensi pendidik seni pun menuntut pendidik seni
untuk dapat menguasai dan menganalisis materi seni, struktur seni dan konsep
apresiasi dan kreasi yang mendukung pembelajaran seni. Pendidik Seni tidak
hanya dituntut menguasai conten atau subject matter bidang ilmunya, tetapi juga
243
kemampuan “mendeliver” content sehingga mahasiswa dapat mengerti yang
diajarkan dan dapat mengimplementasikan bila mereka mengajar nanti. Selain itu,
kompetensi pendidik seni diharapkan juga dapat mengembangkan
multikecerdasan bidang seni, mengembangkan kemampuan imajinatif, dan
mengembangan kemampuan mahasiswa/siswa untuk mengenal diri mereka
sendiri.
Sehubungan kompetensi, penelitian tentang mengajar di Amerika
menemukan bahwa banyak guru pemula mempunyai pengetahuan yang terbatas
tentang ilmu yang dipelajarinya (Blomeke & Delaney, 2012; Shulman, 1987;
Schmidt & Huang, 2011). Padahal kompetensi guru professional menuntut mereka
untuk dapat menguasai tidak hanya content, tetapi juga pedagogynya.
Pengetahuan guru akan content bidang study sangat menentukan dalam
pembuatan rencana pembelajaran dan model2 pembelajaran yang akan digunakan,
begitu juga evaluasinya. Sebaliknya juga, pengetahuan guru akan ilmu pedagogy,
sangat menentukan keberhasilan sebuah proses belajar-mengajar (Ausen, 1995;
National Academy of Science, 2012).
Kemampuan guru professional ditentukan oleh beberapa factor,
diantaranya 1) pengetahuan umum tentang pedagogy; 2) pengetahuan tentang
bidang studi; 3) kombinasi pengetahuan pedagogy dan bidang study; serta 4)
pengetahuan tentang konteks (Darling- Hammond, 2000; Grossman, 1990). Lee
Schulman (1987) menawarkan model penggabungan kompetensi subject matter
dan kompetensi pedagogy, yang kemudian disebut Pedagogical Content
Knowledge. Illustrasi seperti di bawah ini:
244
Jadi, Pedagogical Content Knowledge (PCK) atau Pengetahuan Konten
Pedagogik, adalah kombinasi kompetensi yang harus dimiliki calon pendidik seni.
Mahasiswa membutuhkan dosen yang tidak hanya menguasai content atau subject
matter. Mereka juga memerlukan seseorang yang dapat mengajarkan mereka
“cara mengajar” content yang efektif dan mudah dimengerti. Shulman (1987)
menyebutkan kombinasi pengetahuan content dan pedagogic sebagai pedagogical
content knowledge (Schulman, 1987).
PCK bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan. Sejak tahun 1990,
banyak model dari pengetahuan guru ditawarkan oleh para ahli. Salah satunya
adalah, dari Grossman (1990), menawarkan Model of Teacher Knowledge yang
menggabungkan pengetahuan content dan pengetahuan pedagogic dapat dilihat di
bawah ini.
CONTENT KNOWLEDGE GENERAL PEDAGOGICAL
KNOWLEDGE
Structure Content Sub.
Structure
Murid &
Pembeljaran
Classroom
Management
Curriculum
&
Instruction
PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE
Conceptions of purposes for teaching subject matter
Knowledge of
students
understanding
Curricular Knowledge Knowledge of Instructional
Strategies
KNOWLEDGE OF CONTEXT
STUDENTS
Community District School
Grossman, 1990
Persoalan yang muncul bila model ini diterapkan adalah, dalam konstelasi
kurikulum S1 Pendidikan, matakuliah Pedagogi (Kependidikan) diberikan oleh
245
Dosen yang berlatar Ilmu Pendidikan, yang tidak menguasai Seni. Jadi, ilmu
pedagogi diberikan secara terpisah. Nampaknya bila kita ingin meningkatkan
kualitas guru pendidikan seni agar lebih menguasai cara mengajar content secara
jelas dan efektif, maka keduanya tidak bisa dipisahkan. Contend dan Pedagogi
harus diberikan secara bersamaan. Sebagai contoh, di Universitas Negeri Jakarta,
bekal kemampuan mahasiswa untuk dapat mengajar dikelompokkan dalam
Matakuliah Dasar Kependidikan (MKDK) berkisar antar 12-14 SKS, diampu oleh
dosen yang berasal dari Fakultas Ilmu Pendidikan. Sedangkan matakuliah content
dikelompokkan dalam Mata Kuliah Keahlian (MKK) berkisar 100-120 SKS,
diampu oleh dosen bidang studi. Idealnya bila kita ingin menerapkan model PCK,
maka tidak adalagi MKDK yang diajar oleh Dosen yang tidak menguasai seni,
karena, matakuliah harus langsung kombinasi antara content dan pedagogy.
Contoh : mata kuliah Landasan Pendidikan, jadi Landasan Pendidikan Seni
Drama, Tari atau Musik. Mata kuliah Teori belajar pendidikan, menjadi teori
belajar pendidikan Seni Drama, Tari, atau Musik. Jadi, mata kuliah pendidikan
dan mata kuliah bidang studi diberikan secara terintegrasi.
Tentu saja merubah ini semua bukanlah hal yang mudah, karena, di UNJ
misalnya, kebijakan pemisahan antara MKDK dan MKK sudah berjalan sejak
lama. Namun demikian, bukan tidak mungkin bahwa model PCK ini diterapkan di
Prodi Sendratasik. Diperlukan dialog yang intens dan mendalam tentang
penyatuan MKDK dan MKK dalam satu mata kuliah, seperti contoh yang
disebutkan terdahulu.
Masalah “mencetak” guru yang professional memang tidaklah mudah.
Tetapi, untuk program S1, dimana profil lulusan adalah calon guru atau calon
pendidik pemula, maka nampaknya penguatan memang harus pada content atau
penguasaan subject matter yang dikombinasikan dengan penguasaan pedagogic.
Bila mereka sudah menyelesaikan S1 dan ingin menjadi guru professional, maka
mereka diwajibkan mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG), dimana muatan
mata kuliah adalah pada meningkatkan atau mengembangkan kemampuan
pedagogic lulusan S1, sehingga mereka berhak menyandang sebutan “Guru
Profesional”.
Di bawah ini mungkin bisa jadi gambaran kompetensi professional
246
seorang guru setelah mengikuti PPG.
3. Implementasi Program PERMATA pada Prodi Sendratasik
Program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara (PERMATA) diprakarsai
oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswan (BELMAWA) dan
sudah dimulai sejak tahun 2014. Tujuan dari program ini adalah:
1. Meningkatkan wawasan kebangsaan
2. Meningkatkan integritas, solidaritas, dan perekat kebangsaan antar-
mahasiswa
3. Mempersiapkan pemimpin bangsa yang berwawasan kebangsaan
4. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk merasakan dan
memanfaatkan fasilitas pendidikan dan suasana akademik
5. Memperkecil kesenjangan mutu pendidikan antar PT
Persyaratan mahasiswa peserta program PERMATA :
1. Mahasiswa aktif semester 5 sampai dengan 7
2. Memiliki IP minimal 2,75
3. Tidak pernah kena sanksi akademik
4. Memperoleh surat ijin tertulis dari orang tua/wali
5. Mengisi dan menandatangani formulir pendaftaran Program Permata
6. Surat keterangan sehat dari dokter
Sedangkan pelaksanaannya mengharuskan :
1. PT menerbitkan daftar program studi dan matakuliah yang dapat diambil
247
oleh calon peserta berserta silabusnya, kuota serta jadwal perkuliahan
melalui website masing2 PT
2. Program PERMATA diupayakan terlaksana secara resiprokal pada tingkat
perguruan tinggi dengan program studi yang sama atau berbeda
3. Kurikulum yang ditawarkan adalah matakuliah, tugas akhir/skripsi, PKL
dengan mengutamakan pembimbingan kerjasama antar PT
4. Transfer sks dilaksanakan dalam satu semester penuh sesuai kalender
akademik yang ditetapkan oleh Prodi PT penerima
5. Jumlah SKS yang dapat diambil dan diakui dalam satu semester untuk
program sarjana berkisar 6-16 sks
6. Peserta diwajibkan mempelajari adat istiadat, budaya dan karakteristik
masyarakat di lingkungan PT penerima, baik secara terstruktur maupun
tidak, dan merupakan bagian dalam penilaian atas pemahaman wawasan
kebangsaan peserta Program PERMATA
7. Seorang mahasiswa hanya mempunyai kesempatan satu kali untuk
mengambil dan mendapatkan pengakuan nilai transfer sks selama satu
semester pada PT pernerima
8. Peserta PERMATA diwajibkan mengikuti kegiatan ko-kurikuler di PT
penerima bersama mahasiswa setempat.
9. Mahasiswa Permata berhak mendapat pelayanan yang sama dengan
mahasiswa setempat
10. Sistem penilaian mengikuti sitem penilaian PT penerima
11. Pada akhir program mahasiswa PERMATA berhak mendapat transkrip
nilai dan sertifikat lainnya sebagai SKPI
12. Matakuliah yang diikuti pada PT penerima dapat diakui sebagai transfer
kredit atau peroleh kredit (credit earning)
Mengenai pembiayaan Program PERMATA ini sudah diatur oleh pemerintah.
Skema sebagai berikut:
Kemenristek Rp. 7.5 juta/mhs/smt, utk biaya tiket,
biaya hidup dan asuransi
PT Pengirim Transportasi local
Pembekalan
248
PT Penerima Biaya asrama//kos
Biaya PKL/kegiatan mahasiswa
Mahasiswa Peserta SPP di PT masing2
Biaya hidup
Sumber lain Bantuan lain yang tidak
mengikat
Sponsorhip
Program PERMATA sangat tepat dipersiapkan oleh Program Studi
Pendidikan Sendratasik, mengingat keberagaman seni dan budaya yang ada pada
setiap PT yang terpencar di berbagai daerah, sehigga mahasiswa yang
berpartisipasi sudah dapat dipastikan akan mempelajari seni yang dikembangkan
di Prodi Sendratasik daerah tertentu. Jadi yang bersangkutan akan mendapat
pengetahuan dan keterampilan seni yang berbeda dari PT tempat dia belajar.
Namun demikian, banyak hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan
untuk dapat mengeksekusi Program Permata ini. Beberapa diantaranya:
1. Prodi Pendidikan Sendratasik harus menyiapkan silabus yang dapat
diakses secar online
2. Menentukan apakah peserta hanya mengambil matakuliah atau boleh juga
dengan skripsi. Mengingat proses pembimbingan dilakukan secara
kerjasama, dimana hal ini juga perlu koordinasi waktu yang mungkin
relative lebih lama
3. Peserta harus mengikuti kuliah selama satu semester penuh
4. Memastikan system penilaian yang mungkin berbeda tidak akan
merugikan mahasiswa peserta
5. Menentukan matakuliah yang bisa diambil sebesar 6-16 SKS
Untuk poin nomor satu, Permenristek DIKTI memang sedang melakukan
pemutahkiran data dan meminta semua PT untuk menyiapkan kurikulum beserta
Silabus yang dapat diakses online oleh siapa saja.
Untuk poin nomor 2, AP2Seni harus mendiskusikannya secara mendalam
dan melihat peluang dan tantangan yang akan dihadapi.
Poin nomor tiga mengatakan bahwa peserta harus mengikuti perkuliahan
249
selama satu semester. Berarti, program harus disiapkan betul, misalnya penetapan
waktu semester berapa mahasiswa peserta akan berpartisipasi. Karena biasanya
prodi sudah punya distribusi matakuliah dengan penyebaran matakuliah yang
sudah diatur sedemikan rupa. Apakah kita boleh membuka matakuliah khusus
untuk program Permata ini? Pada semester berapa idealnya mahasiswa peserta
program Permata “bergabung” pada prodi Sendratasik penerima? Hal inilah yang
masih harus kita jawab dan didiskusikan lebih lanjuta lagi.
Poin nomor 4 memastikan apakah system penilaian sudah sama di semua
PT. Misalnya, Universitas Negeri Jakarta memakai system penilaian A, A-, B+,
B-, dst. Dimana penghitungan indeksnya tentu berbeda dengan PT yang memakai
sistim nilai A, B, C, dan D.
Akhirnya, penentuan matakuliah dengan rentangan 6-16 sks bukanlah hal
yang mudah. Belum lagi, sebaran matakuliah di PT penerima biasanya sudah
“fix”. Oleh karena itu, prodi pendidikan Sendratasik harus mulai melihat kekuatan
kurikulum dan keunikannya, sehingga bisa ditawarkan kepada mahasiswa
program Permata.
C. Kesimpulan
Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran yang telah dibuat dan disepakati
oleh Asosiasi Program Studi Pendidikan Sendratasik harus menjadi panduan
seluruh program studi pendidikan Sendratasik dalam mengembangkan kurikulum
dan innovasi pembelajaran. Selain itu, setiap program studi juga harus
mengidentifikasi kekuatan kurikulumnya untuk dapat menentukan karakteristik
atau pembeda lulusan antar lulusan Prodi Sendratasik. Hal ini diharapkan dapat
menjadi daya tarik bagi mahasiswa yang ingin mengikuti Program Permata.
Agar dapat membekali secara optimal calon pendidik seni, pendekatan
model Pedagogical Content Knowledge dapat diimplementasikan di Program
Studi masing-masing. Pengetahuan dan keterampilan tentang content bidang studi
harus lebih dikembangankan di kurikulum S1. Pengetahuan pedagogy diberikan
secara terintegrasi, sehingga calon pendidikan memahami bahwa mengajar yang
jelas dan efektif adalah menguasai apa yang akan diajar dan bagaimana
mengajarkannya.
250
Sehubungan dengan Program Permata yang diluncurkan pemerintah,
Asosiasi Program Pendidikan Sendratasik diharapkan membuat panduan teknis
pertukaran mahasiswa Sendratasik, terutama yang mencakup matakuliah yang
akan diambil dan jumlah SKS. Secara umum, kurikulum masing-masing prodi
harus sudah mulai bisa diakses secara online.
Akhirnya, untuk meningkatkan akreditasi dan menjaga standard kualitas
lulusan, peran Asosiasi sangat diperlukan dalam merumuskan pengembangan
kurikulum dan inovasi pembelajaran yang harus terus dilakukan, terutama dalam
menyiapkan lulusan yang trampil menghadapai persoalan pendidikan abad ke 21.
Daftar Pustaka
Bl meke, S. & Delaney, S. (2012). Assessment of teacher knowledge across
countries: A review of the state of research. ZDM Mathematics Education,
44, 223-247.
Darling-Hammond, L. (2000). Teacher quality and student achievement: A review
of state policy evidence. Education Policy Analysis Archives, 8(1), 1-44.
Grossman, P.L. (1990). The making of a teacher: teacher knowledge and teacher
education. NY: Columbia University, Teachers College Pers
National Research Council (2010). Preparing teachers: building evidence for
social policy. Washington DC: The National Academy Press.
Schmidt, W.H, Cogan, L., & Houang, R. (2011). The role of opportunity to learn
in teacher preparation: An international context. Journal of Teacher
Education, 62 (2), 138-153
Schulman, L.S. (1987). Knowledge and teaching: foundation of the new reform.
Harvard Educational Review, 57 (1), 1-22
The National Academy Keck Futures Initiative. (2015). Art, design, & science.
Washington DC: National Academy of Science.
Dokumen :
Asosiasi Program Studi Pendidikan Sendratasik : Profil Lulusan dan Capaian
Pembelajaran (2017).
Buku Pedoman Akademik, Universitas Negeri Jakarta 2016-2017.
Permenristekdikti no. 44/2015 tentang Standard Nasional Pendidikan Tinggi.
Undang-Undang no. 14/2005 tentang Guru dan Dosen.
Website:
belmawa.ristekdikti.go.id : Program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara
(April, 2017).
www.p21.org : P21 Partnership for 21st century learning (September, 2017).