30
Pemecahan Masalah Pemecahan masalah selalu melingkupi setiap sudut aktivitas manusia, baik dalam bidang ilmu pengetahuan, hukum, pendidikan bisnis, olah raga, kesehatan, industri, literatur, dan sebagainya. Dan jika tidak ada aktivitas pemecahan masalaha yang dirasa cukup dalam kehidupan profesional dan vokasional hidup kita, kita bisa melakukan berbagai macam penyegaran. Manusia, monyet, dan beberapa jenis mamalia lainnya adalah jenis makhluk hidup yang mempunyai rasa keingintahuan, di antaranya keingintahuan yang berkaitan dengan cara bertahan hidup, mencari stimulasi, juga mengatasi konflik dalam kehidupan dengan kreativitas, intelegensi, dan kemampuan memecahkan masalah. Pemecahan Masalah sendiri artinya adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi/jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Kita banyak sekali menemukan masalah dalam kehidupan sehari – hari, dengan begitu kita akan membuat suatu cara untuk menanggapi, memilih, menguji respons yang kita dapat untuk memecahkan masalah suatu masalah tersebut. Masalah (Problem) Masalah atau problem merupakan bagian dari kehidupan manusia. Suatu persoalan dapat bersumber dari dalam diri seseorang atau dari lingkungannya, bergerak dari yang mudah sampai yang sulit, dan dari masalah yang sudah jelas (defined 1

Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah selalu melingkupi setiap sudut aktivitas manusia, baik dalam

bidang ilmu pengetahuan, hukum, pendidikan bisnis, olah raga, kesehatan, industri, literatur,

dan sebagainya. Dan jika tidak ada aktivitas pemecahan masalaha yang dirasa cukup dalam

kehidupan profesional dan vokasional hidup kita, kita bisa melakukan berbagai macam

penyegaran. Manusia, monyet, dan beberapa jenis mamalia lainnya adalah jenis makhluk

hidup yang mempunyai rasa keingintahuan, di antaranya keingintahuan yang berkaitan

dengan cara bertahan hidup, mencari stimulasi, juga mengatasi konflik dalam kehidupan

dengan kreativitas, intelegensi, dan kemampuan memecahkan masalah.

Pemecahan Masalah sendiri artinya adalah suatu pemikiran yang terarah secara

langsung untuk menemukan suatu solusi/jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Kita

banyak sekali menemukan masalah dalam kehidupan sehari – hari, dengan begitu kita akan

membuat suatu cara untuk menanggapi, memilih, menguji respons yang kita dapat untuk

memecahkan masalah suatu masalah tersebut.

Masalah (Problem)

Masalah atau problem merupakan bagian dari kehidupan manusia. Suatu persoalan

dapat bersumber dari dalam diri seseorang atau dari lingkungannya, bergerak dari yang

mudah sampai yang sulit, dan dari masalah yang sudah jelas (defined problem) sampai

masalah yang tidak jelas (ill defined problem). Psikologi kognitif memusatkan perhatiannya

kepada masalah-masalah yang memiliki tingkat kesulitan sedang. Alasannya ialah agar dapat

dipelajari proses-proses kognisi yang terlibat dalam pencarian pemecahan yang benar.

Masalah juga seringkali disebut orang sebagai kesulitan, hambatan, gangguan,

ketidakpuasan, atau kesenjangan. Menurut para ahli psikologi kognitif seperti Anderson

(1980), Evans (1991), Hayes (1978), dan Ellis dan Hunt (1993) sepakat bahwa masalah

adalah suatu kesenjangan antara situasi sekarang dengan situasi yang akan atau tujuan yang

diinginkan (problem is a gap or discrepancy between present state and future state or desired

goal). Keadaan sekarang sering pula disebut original state, sedangkan keadaan yang

diharapkan sering pula disebut final state. Jadi, suatu masalah muncul apabila ada halangan

atau hambatan yang memisahkan antara present state dengan goal state.

1

Page 2: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

Secara visual suatu masalah melibatkan paling sedikit tiga komponen. (1) adalah suatu

keadaan sekarang atau tengah dihadapi (strart). (2) adalah keadaan atau tujuan yang

diinginkan (goal). (3) adalah prosedur atau aturan yang akan ditempuh apakah menurut

pendekatan algoritma atau heuristik.

Jenis Masalah

Masalah dapat digolongkan menjadi berbagai jenis, tergantung dari sudut mana para

ahli memandangnya. Sebagian ahli membedakan masalah menurut pengetahuan seseorang,

sehingga masalah digolongkan menjadi :

a. Masalah yang Jelas dan Tidak Jelas.

Berdasarkan tingkat pengetahuan seseorang mengenai masalah yang dihadapi, Evans

(1991) membagi masalah menjadi 4 macam :

1. Masalah – masalah yang baik situasi sekarang maupun situasi yang

diinginkan, keduanya diketahui. Jenis ini merupakan masalah – maslaah yang

paling mudah dipecahkan, termasuk masalah yang memiliki struktur jelas atau

structured problem.

2. Masalah yang hanya diketahui pada situasi sekarang, tetapi situasi yang

diinginkan tidak diketahui.

3. Masalah yang situasi yang diinginkan diketahui

4. Masalah – masalah yang baik situasi sekarang maupun situasi yang

diinginkan, keduanya tidak diketahui. Jenis ini adalah masalah – masalah yang

kompleksatau sulit untuk dipecahkan, termasuk unstructured problem.

Menurut pendapat Greeno (dalam Ellis and Hunt, 1993) masalah atau problem dapat

dikelompokkan menjadi tiga macam berdasarkan proses- proses kognitif yang terlibat dalam

pemecahan masalah :

a. Inducing Structured Problem

Jenis masalah ini meminta seseorang untuk menemukan pola yang akan

menghubungkan elemen – elemen masalah, antara satu elemen dengan yang

lain. Salah satu contoh adalah analogi verbal: Garam : Asin :: Gula : ...? untuk

dapat memecahkan masalah ini orang harus menemukan bagaimana pola

hubungan antara garam dan asin (yaitu rasa), kemudian bagaimana jika

hubungan rasa ini diterapkan pada gula (jawabannya adalah manis).

2

Page 3: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

b. Transformation Problem

Jenis masalah ini ialah seseorang harus memanipulasi atau mengubah objek –

objek dan simbol – simbol menurut aturan tertentu agar diperoleh suatu

pemecahan. Contoh masalah tersebut adalah memecahkan soal aljabar orang

harus mengubah kalimat – kalimat dalam bentuk persamaan (simbol dan

bilangan) tertentu. Contoh : untuk memecahkan masalah soal ini orang harus

mengubahnya sebagai berikut :

(jumlah pelamar) = 2 x (jumlah pekerjaan)

Jumlah pekerjaan = 5

Y = 2 x 5

Y = 10.

c. Arrangement Problem

Jenis masalah ini adalah seseorang harus mengatur atau menyusun ulang

elemen – elemen suatu tugas agar diperoleh pemecahan. Semua elemen tugas

disebutkan kemudian seseorang harus menyusun kembali menurut cara – cara

tertentu yang dapat mencapai pemecahan. Contoh soal angram kata :

mengubah susunan huruf “D-A-U-K” menjadi nama seekor binatang. Untuk

menemukan kata yang sebenarnya, orang harus menyusun ulang huruf – huruf

yang ada itu, sehingga dapat diperoleh kata KUDA.

Psikologi Gestalt dan Pemecahan Masalah

Gestalt terkenal dengan pemahaman “Insight” dalam memecahkan masalah. Gestalt

kurang lebih dapat diterjemahkan sebagai “konfigurasi” atau keseluruhan yang “terorganisir”.

Menurut para penganut psikologi Gestalt (Gestaltis), suatu permasalahn (khususnya masalah

– masalah perseptual) ada ketika ketegangan atau stres muncul sebagai hasil dari interaksi

antara persepsi dan memori. Dengan memikirkan suatu permasalahan atau dengan

menelitinya dari berbagai sudut yang berbeda, pandangan yang benar dapat muncul saat kita

pada saat kita memikirkannya lebih jauh. Psikolog Gestalt awal seperti (Max Wertheimer,

Kart Koffka, Wolfgang Kohler) mendemonstrasikan sudut pandang presepsi reorganisasi

dalam aktivitas pemecahan masalah. Dari sudut pandang tersebut, kemudian muncul konsep

“functional fixedness” yang dikemukakan oleh Karl Duncker (1945). Konsep ini mempunyai

pengaruh dalam penelitian pemecahan masalah, yaitu adanya kecenderungan untuk

mempersepikan suatu barang sesuai dengan fungsi pada umumnya, maka kecenderungan

3

Page 4: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

tersebut dapat mempersulit kita ketika kita diminta untuk menggunakan barang tersebut

untuk hal – hal yang kurang lazim.

Tahapan Pemecahan Masalah

1. Pemahaman Masalah/

2. Penemuan berbagai hipotesis mengenai cara pemecahan, dan memilih salah

satu di antara hipotesis – hipotesis itu.

3. Menguji hipotesis yang dipiliha itu dan mengevaluasi hasil – hasilnya. (Ellis

dan Hunt, 1989).

Glass dan Holyoak (1986) mengusulkan proses atau alur pemecahan masalah secara lebih

rinci, ada 4 langkah :

1. Membentuk representasi masalah.

2. Merencanakan pemecahan yang paling mungkin.

3. Mencoba merumuskan kembali pokok permasalahn.

4. Dilaksankan dan dievaluasi hasil – hasilnya.

Pemahaman Masalah (Problem Understanding ) : agar diperoleh pemecahan yang

benar, seseorang harus terlebih dahulu memahami dan engenali gambar pokokpersoalan

secara jelas.

Representasi Mental : salah satu kunci sukses dalam pemecahan masalah ialah

bagaimanasuatu masalah direpresentasikan didalam pikiran (mental representation).

Contoh, anak – anak sampai dengan usia sekolah dasar, ketika kepada mereka diajukan

sebuah pertanyaan secara lisan beriku : “berat mana kapas 1kilo dengan gula denga

gula 1 kilo?” mereka umumnya menjawab: “gula”. Padahal sama – sama 1 kilo, tentu

tidak berbeda berat keduanya. Namun, mereka memiliki gambaran mental bahwa kapas

itu ringan, sedangkan gula itu berat

Ruang Masalah (Problem Space) : ruang masalah juga sangat menentukan tingkat

kemudahan atau kesulitan seseorang untuk mencari pemecahannya. Sebagai pegangan

bahwa makin luas ruang suatu masalah maka makin sulit mencari jalan keluar atau

pemecahannya. Jika seseorang diminta mencari atau menemukan satu objek yang aneh,

ia akan dengan mudah menemukan objek itu pada ruang yang lebih sempit (kotak

semit) daripada yang lebih luas (kotak besar).

4

Page 5: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

Kesenjangan antara Keadaan Sekarang dengan yang Diinginkan : jarak kesenjangan

antara keadaan yang sedang dihadapi sekarang (present state) dengan keadaan yang

diinginkan (desired goal) juga mempengaruhi tingkat kemudahan atau kesulitan orang

dalam memecahkan masalah. Contoh, mengubah bentuk setengah lingkaran menjadi

sebuah lingkaran (penuh) akan lebih mudah daripada menguah bentuk segitiga menjadi

lingkaran itu. Sebab, dari setengah lingkaran ke bentuk lingkaran penuh memiliki

perbedaan (kesenjangan ) yang lebih sedikit daripada bentuk segitiga ke lingkaran.

Representasi Permasalahan

Pada hal ini pekerjaan para psikolog Gestalt berfokus pada sifat dari suatu tugas dan

pengaruhnya pada kemampuan seseorang untuk memecahkannya. Informasi yang

direpresentasikan dalam pemecahan masalah sebenarnya mempunyai pola yang berurutan.

Contoh pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Hayes (1989) :

N

O

Tindakan Kognitif Sifat Permasalahan

1. Mengidentifikasikan Permasalahan Bulan Mei depan saya akan lulus dari perguruan

tinggi. Ini adalah akhir dari satu tahapan dalam

hidup saya (waktunya untuk berkembang.

2. Representasi Masalah Saya akan menjadi pengangguran dan tidak

mempunyai pendapatan. Saya harus

mendapatkan pekerjaan (tidak bisa lagi

meminta pada ayah dan ibu).

3. Merencanakan sebuah solusi Saya akan membuat lamaran, melihat lowongan

pekerjaan yang ada, dan meminta pendapat dari

teman dan guru.

4. Merealisasikan rencana Saya akan membuat janji dengan perusahaan

yang menarik. Saya akan diwawancara oleh

mereka (berspekulasi).

5. Mengevaluasi rencana Saya akan mempertimbangkan setiap

penawaran sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan saya dan kemudian membuat

keputusan (siapa yang menawarkan gaji yang

besar, liburang yang panjang, dan pensiun yang

5

Page 6: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

awal).

6. Mengevaluasi solusi Saya akan merefleksikan proses pemecahan

masalah ini dan menggunakan pengetahuan ini

sebagai cara pemecahan masalah di masa depan

(dibagian mana kesalahan saya).

Walaupun semua tahapan sangat penting, representasi dari suatu permasalahan adalah hal

yang paling penting, khususnya bagaimana informasi disajikan dalam istilah – istilah visual

imajinatif. sebagai contoh, anda diberi pertanyaan perkalian 43 dengan 3, soal tersebut

bukanlah hal yang sulit bagi anda. Anda dapat mengatakan bahwa anda dapat menemukan

jawabannya secara mudah dengan beberapa operasi mental. Dan bagaimana jika saya

menanyakan pada anda perkalian antara 563 dengan 26 secara mental, bagaimana anda

menyelesaikan soal tersebut? Jika anda seperti kebanyakan yang lainnya, anda melihat

permasalahan, bahwa anda memiliki proses dengan mengalikan 3 x 6 “lihat” 8, ambil angka

1, kemudian kalikan 6 x 6, tambahkan 1 dan seterusnya. Semua proses ini diselesaikan

dengan informasi yang direpresentasikan dalam imajinasi. Sebagian besar informasi yang kita

peroleh adalah melalui sistem visual kita. Dapat dilihat bahwa penulis menggaris bawahi

kecenderungan untuk mempresentasikan sesuatu secara visual dengan menggunakan prosa

yang kaya imajinasi.

Cara – cara Merepresentasikan Masalah

1. Simbol : salah satu cara yang dianggap paling efektif untuk merepresentasikan

persoalan yang abstrak ialah melalui simbol, seperti mahasiswa memecahkan

soal – soal aljabar.mahasiswa dapat menerjemahkan dan mengubah kalimat –

kalimat aljabar ke dalam simbol – simbol matematika.

2. Daftar : banyak masalah yang tidak dapat direpresentasikan dengan cara

mengubah kedalam simbol – simbol. Sebagai alternatif lain ialah digunakan

cara menyusun daftar sifat – sifatmasalah. Contoh : seseorang tukang

membuat mainan anak – anak ingin meciptakan berbagai macam boneka yang

ditangannya memegang bola. Boneka yang berukuran sedang memegang bola

kecil, bola yang kecil memegang bola yang besar, dan boneka yang besar

memegang bola berukuran sedang. Rencana tersebut dapat dibuat daftar

berikut :

6

Page 7: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

Representasi masalah dalam bentuk daftar sifat :

Boneka kecil memegang bola besar

Boneka sedang memegang bola kecil

Boneka besar memegang bola sedang.

3. Metrik : Simon dan Hayes (dalam Matlin, 1988) menemukan bahwa lebih dari

50% subjek eksperimen secara spontan menggunakan cara metrik untuk

merepresentasikan masalah. Metrik adalh suatu bagan (chart) yang

menunjukkan kemungkinan sejumlah kombinasi. Contoh, seseorang ingin

menciptakan alat penjepit kertas (klips) dari kemungkinan – kemungkinan

antara bahan logam dan plastik, dan berbentuk segita dan segiempat.

4. Grafik : beberapa masalah mungkin tidak dapat direpresentasikan dalam

bentuk simbol, daftar sifat, metrik, dan diagram pohon bercabang, namun

harus digunakan bentuk representasi yang lain karena dianggap lebih cocok.

Barangkali cara lain yang dapat ditempuh ialah memakai grafik.

Metode Pemecahan Masalah

Pada dasarnya tata cara, prosedur atau strategi yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah ada dua macam; algoritma dan heuristik (Anderson, 1980, Ellis dan

Hunt, 1993). Alogaritma adalah suatu perangkat aturan atau tata cara yang dapat

menjaminpemecahan suatu masalah. Heuristik ialah suatu perangkat yang menggunakan

hukum kedekatan, sehingga tidak menjamin perolehan pemecahan meskipun kemungkinan

besar dapat berhasil. Strategi algoritmik bersifat deterministik, sementara heuristik bersifat

probabilistik. Contoh, seseorang ingin mencari nomor telpon temannya dibuku daftar nama

pelanggan telpon. Jika menggunakan cara algoritmik, maka orang harus mencari pada buku

daftar nama nama pelanggan telpon; dimulai dari nomor urut pertama, kedua, dan seterusnya

sampai ia menemukan nama orang yang dicari, baru kemudian mencatat nomor telpon yang

dimaksudkan. Sebaliknya, jika digunakan cara heuristik, maka orang dapat langsung mencari

nama yang dimaksudkan hanya dalam wilayah tertentu saja (misalnya, wilayah Surabaya

Utara atau Jakarta Pusat). Hal ini juga tidak dimulai dari daftar paling awal tetapi dapat

langsung memeriksa pada daftar nama yang memiliki huruf depan sama. Jika sudah

ditemukan nama orang yang dicari, baru kemudian dilanjutkan dengan mencatat nomor

telponnya.

7

Page 8: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

Menurut pendapat Hayes (1978) strategi penemuan jalan pemecahan dapat dibedakan

menjadi dua : penemuan secara acak (random search) yang sering disebut algoritmik dan

penemuan secara heuristik. Perbedaan penting dari keduanya ialah, pada strategi heuristik

seseorang menggunakan informasi tentang permasalahn guna membantu menemukan jalan

keluar yang mungkin benar bagi suatu pemecahan. Sementara, pada cara acak (algoritmik),

semua jalan keluar ditempuh atau dicari tanpa menggunakan pengetahuan khusus untuk

membantu menemukan pemecahan. Contoh, seseorang mencari seekor kucing

kesayangannya yang hilang. Jika seseorang menggunakan strategi acak, maka orang itu akan

mecari kucing itu kesana kemari, keluar masuk halaman rumah tetangga dan masuk lorong

kecil atau gang. Sebaliknya, jika digunakan strategi heuristik, maka orang tersebut akan

mencari kucing itu ditempat – tempat tertentu saja berdasarkan pengetahuannya mengenai

kebiasaan kucing itu mangkal, misalnya ditempat sampah, warung terdekat, dan halaman

rumah tetangga.

Penemuan dengan Strategi Acak (Algoritmik)

Penemuan secara acak adalah cara yang dianggap paling primitif. Strategi ini

dijalankan tanpa pengetahuan khusus yang dapat membimbing seseorang ke arah

pemecahan masalah. Cara ini dapat dikatakan trial and error secara buta, karena

disamping semua jalan atau cara dicoba, juga dapat terjadi pencarian dua kali atau

lebih pada jalan atau cara yang sama. Hal ini disebut cara penemuan acak tidak

sistematis. Cara lain disebut acak sistematis (systematic random search), yaitu setiap

jalan / cara yang pernah ditempuh dicatat, sehingga tidak akan terjadi pengulangan

pada cara yang sama yang dianggap tidak berhasil.

Penemuan melalui Strategi Heuristik

Pendekatan heuristik dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan pengetahuan

seseorang untuk mengidentifikasisejumlah jalan atau cara yang akan ditempuh dan

dianggap menjanjikan bagi penemuan pemecahan suatu masalah (Hayes, 1978).

8

Page 9: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

KREATIVITAS

Kreativitas (creativity) adalah salah satu kemampuan intelektual manusia yang sangat

penting, dan oleh kebanyakan ahli psikologi kognitif dimasukkan ke dalam kemampuan

memecahkan masalah. Kreativitas sering juga disebut berpikir kreatif (creative thinking), dan

kedua istilah ini akan digunakan secara bergantian di dalam tulisan ini.

Kreativitas dapat didefinisikan sebagai aktivitas kognitif atau proses berpikir untuk

menghasilkan gagasan-gagasan yang baru dan berguna atau new ideas and useful

(Halpern,1996; Suharnan, 1998, 200a).

Pemahaman yang Salah tentang Kreativitas

Selama ini kreativitas terkesan lebih dekat dengan orang-orang yang bekerja di bidang

perancang atau perekayasa, ilmuwan-peneliti, dan seniman. Pandangan ini adalah tidak benar

atau misconception tentang kreativitas. Setiap orang dapat berpikir dan bertindak kreatif pada

bidang masing-masing. Hampir semua bidang kehidupan manusia dapat dijangkau oleh

kreativitas. Di samping itu, juga suatu anggapan yang salah bahwa kreativitas hanya

berhubungan dengan karya-karya monumental (mahakarya) sebagaimana dihasilkan para

ilmuwan, perancang, atau seniman kenamaan. Kreativitas tidak hanya dilakukan oleh orang-

orang yang memang pekerjaannya menuntut pemikiran kreatif (sebagai suatu profesi), tetapi

juga dapat dilakukan oleh orang-orang biasa di dalam menyelesaikan tugas-tugas dan

mengatasi masalah sehari-hari, misalnya membuat resep makanan baru.

Berpikir Diverjen dan Konverjen

Beberapa istilah kreativitas atau bepikir kreatif yang digunakan oleh para ahli antara

lain adalah “berpikir diverjen”, sebagai lawan dari berpikir konverjen. Istilah berpikir

diverjen dan konverjen pertamakali diajukan oleh Guilford (1967, 1985). Berpikir konverjen

berorientasi pada satu jawaban yang baik atau benar sebagaimana yang dituntut oleh soal-soal

ujian pada umumnya. Sementara itu, beroikir diverjen adalah proses berpikir yang

berorientasi pada penemuan jawaban atau alternatif yang banyak. Misalnya, “apa saja

kegunaan koran bekas?” seseorang akan dapat menemukan jawaban yang banyak mengenai

penggunaan koran bekas, misalnya pembungkus makanan, sampul buku, layang-layang,

9

Page 10: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

lukisan yang dibuat dari potongan koran bekas, alas tidur, dan masih banyak lagi penggunaan

koran bekas.

Berpikir Lateral dan Vertikal

Berpikir kreatif adalah sama dengan “berpikir lateral”. Istilah berpikir lateral

pertamakali diperkenalkan oleh de Bono (1970). Berpikir lateral adalah berpikir di sekitar

masalah (around problem) atau berpikir dengan bergerak ke samping, bukan bergerak ke

depan dan meneruskan apa yang sudah ada. Perbedaan antara berpikir lateral dengan vertikal

ini oleh De Bono diibaratkan di dalam usaha eksplorasi sumber minyak bumi berikut: untuk

mencari sumber minyak maka seorang pemikir lateral akan menggali lubang di tempat yang

lain, sedangkan pemikir vertikal akan menggali lubang di sumur yang sama atau tempat yang

sudah ada sehingga sumur itu menjadi lebih dalam. Jadi, berpikir lateral selalu mencari

alternatif lain di dalam memandang sesuatu atau memecahkan suatu masalah, dan tidak

terpaku pada cara-cara yang sudah ada untuk memperbaikinya.

Sensitivitas, Sinergi, dan Sirendipitas

Proses-proses kreatif dapat digambarkan sebagai: sensitivity (kepekaan), synergi

(penggabungan), dan serendipity (keberuntungan).

Sensitivitas (Kepekaan)

Kepekaan adalah penggunaan alat-alat indera misalnya penglihatan, pendengaran, dan

penciuman sebagai jendela untuk mengetahui dan menguasai dunia atau lingkungan.

Sinergi

Menggabungkan bersama bagian-bagian yang terpisah ke dalam totalitas fungsi yang

berguna. Proses menggabungkan antara dua kawasan, bidang ilmu, atau pendekata nmenjadi

suatu bentuk yang lain atau baru.

Serendipity (Keberuntungan)

Keberuntungan adalah suatu penemuan yang terjadi secara kebetulan atau tanpa

direncanakan akibat adanya suatu kejadian atau kesempatan.

10

Page 11: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

Kreativitas sebagai Proses Kognitif

Tahap-tahapKreativitas

Proses kreatif dianggap menyerupai proses pemecahan masalah oleh para ahli

psikologi kognitif, menurut perspektif ini berpikir kreatif melibatkan proses mengidentifikasi

masalah, memutuskan pentingnya masalah, perumusan pokok masalah, dan pencapaian suatu

cara baru bagi pemecahan masalah. MenurutWallas (dalam Hayes, 1978) langkah-langkah

berpikir kreatif meliputi: persiapan, inkubasi, iluminasi, danverifikasi.

Persiapan

Pada tahap persiapan ini seseorang berusaha untuk mengumpulkan berbagai macam

informasi yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi.

Inkubasi

Pada tahap inkubasi seseorang dengan sengaja untuk sementara waktu tidak

memikirkan masalah yang tengah dicari pemecahan itu. Meski demikian, sebenarnya di

dalam pikiran tidak sadar orang itu tetap berlangsung proses pencarian pemecahan.

Iluminasi

Suatu gagasan atau rencana pemecahan telah ditemukan. Namun, gagasan ini

biasanya masih berupa gagasan pokok atau garis besar. Tahapan ini sering disebut tahapan

munculnya ilham secara tiba-tiba, berupa kilatan imajinasi yang melahirkan jawaban atas

permasalahan.

Verifikasi

Pada tahapa khir proses berpikir kreatif adalah melaksanakan gagasan yang

ditemukan itu untuk telah berhasil maka proses berpikir kreatif selesai.

Menghasilkan Gagasan, Eksplorasi, dan Evaluasi

11

Page 12: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

Evaluasi juga diperlukan di dalam proses kreatif, sebab seseorang harus mampu

mengendalikan suatu pemecahan yang telah diperoleh. Evaluasi yang efektif diperlukan

untuk memastikan bahwa proses kreatif telah selesai atau belum, atau apakah seseorang perlu

merumuskan kembali permasalahan.

Perilaku Kreatif (Creative Behaviors)

Hasil penelitian Sternberg menunjukkan bahwa perilaku kreatif memiliki tiga

dimensi: pertama adalah dimensi tanpa kubu (nonentrachment), kedua adalah dimensi rasa

keindahan dan imajinasi, ketiga adalah dimensi kecerdasan atau ketajaman pandangan, dan

keempat adalah dimensi rasa ingin tahu (coriousity).

Dimensi Perilaku Kreatif (Sternberg, 1985b)

Dimensi 1: Nonentranchment (tanpa buku, dan bebas masuk)

a. Memperbaiki atau menyempurnakan aturan-aturan sepanjang waktu

b. Impulsif (memperturutkan kehendak hati)

c. Mengambil peluang atau memanfaatkan kesempatan

d. Cenderung mengetahui keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki dan mencobaapa

yang menurut orang lain dianggap tidak mungkin

e. Emosional (kepekaan emosi)

f. Memiliki semangat bebas

g. Membangun istana di langit (angan-angan yang tinggi)

h. Tidak konformis

i. Tidak ortodok (tidakkonvensional)

Dimensi 2: Rasa keindahan dan imajinasi

a. Memiliki apresiasi terhadap seni, musik, dan seterusnya

b. Suka sendirian ketika sedang menciptakan sesuatu yang baru

c. Dapat menulis, menggambar, dan membuat komposisi music

d. Memiliki cita-rasa yang baik

e. Menggunakan (memanfaatkan) bahan-bahan di sekitarnya dan dibuat sesuatu yang

unik dari bahan-bahan atau benda-benda itu

12

Page 13: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

f. Terjadi harmonisasi antara material dengan proses-proses ekspresi

g. Imajinatif (memiliki daya khayal yang tinggi)

Dimesi 3: Kecerdasan atau ketajaman pandangan

a. Mempertanyakan norma-norma sosial, dogma-dogma, atau asumsi-asumsi

b. Cepat mengerti atau tanggap

c. Berpegang teguh pada suatu pendirian

Dimensi 4: Rasa ingintahu (curiousity)

a. Memiliki rasa ingin tahu ketika usia dini

b. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

Intelegensi (IQ) dan Kreativitas

Kreativitas merupakan aktivitas berpikir untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru,

tindakan-tindakan baru, atau pemecahan-pemecahan baru bagi suatu masalah. Sudah tentu

kreativitas memerlukan peran intelegensi pada tingkatan tertentu. Sebab, meski baik

intelegensi maupun kreativitas merupakan kemampuan intelektual, namun keduanya

memiliki dimensi berbeda. Intelegensi lebih dekat dengan dimensi berpikir konverjen –

mencari dan memilih satu jawaban yang terbaik atau paling cocok, sedangkan kreativitas

lebih dekat dengan dimensi berpikir diverjen – menghasilkan (produce) alternative jawaban

yang banyak (Hattie, danRogers, 1986; Munandar, 1982; Thorndike, 1968). Namun

demikian, di dalam proses kreatif sudah tentu terdapat tahapan-tahapan dari proses ini yang

melibatkan berpikir konverjen, sehingga intelegensi sampai saat ini dianggap sebagai salah

satu variable penting bagi penelitian-penelitian di bidang kreativitas. Dapat disimpulkan,

bahwa orang-orang yang memilikiintelegensitinggicenderunglebihkreatifdaripadamereka

yang memilikiintelegensirendah.Tetapihalinitidakberartibahwadenganmakintinggiintelegensi

(IQ) seseorangmakadengansendirinyaakanmenjadikanialebihkreatifdaripada yang lain. Sebab,

antara intelegensi dengan kreativitas menunjukkan korelasi yang tidak sempurna (Halpern,

1996).

13

Page 14: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

14

Page 15: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

Cara-cara Meningkatkan Berpikir Kreatif

Sebagian besar ahli kreativitas berpendapat bahwa kreativitas dapat dikembangkan

dengan banyak cara seperti teknik atau strategi yang dapat ditempuh seseorang untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Di antara cara-cara yang penting akan

dikemukakan pada bagian ini seperti:

Mengembangkan pangkalan pengetahuan

Mempertanyakan kembali asumsi-asumsi

Analisis komponen (fragmentation)

Berpikir kebalikan

Analogi

Sumbangsaran

Inkubasi

Berpikir visual

Berpikir global dan perspektif masa depan jauh

Kesimpulan1. Kreativitas atau berpikir kreatif adalah proses kognitif untuk menghasilkan gagasan-

gagasan baru yang berguna. Bidang-bidang kreativitas sangat luas dan menjangkau

hampir semua kehidupan manusia, mulai dari gagasan-gagasan yang bersifat

mahakarya (monumental) sampai pada kebutuhan hidup sehari-hari, dari gagasan-

gagasan yang rasional dan ilmiah sampai pada hal-hal yang lucu dan liar.

15

Page 16: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

INTELEGENSI

Intelegensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau intelektual manusia.

Intelegensi merupakan bagian dari proses – proses kognitif pada urutan yang lebih tinggi

(higher order cognition). Secara umum intelegensi sering disebut kecerdasan, sehingga orang

yang memiliki intelegensi tinggi sering disebut pula sebagai orang cerdas atau jenisu. Solso

mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan memperoleh dan menggali pengetahuan;

menggunakan pengetahuan untuk memahami konsep – konsep konkret dan abstrak, dan

menghubungkan diantara objek – objek dan gagasan – gagasan; menggunakan

pengetahuandengan cara – cara yang lebih berguna (in a maningful way) atau efektif.

Intelegensi sebagai Kemampuan

Berdasarkan pengetahuan mengenai intelegensi buatan ini, Nickerson, Perkins, dan

Smith (dalam Solso, 1988) membuat daftar kemampuan yang mereka percayain sebagai

representasi dari intelegensi manusia sebagaimana berikut.

Kemampuan Mengklasifikasi Pola – pola Objek

Semua orang yang memiliki intelegensi normal mampu mengenali dan

mengklasifikasikan stimulus – stimulus yang tidak identik ke dalam satu kelas atau

rumpun.

Kemampuan Beradabtasi

Kemampuan belajar dan memodifikasi perilaku agar dapat beradaptasi dengan

lingkungan merupakan hal yang penting bagi intelegensi manusia. Orang yang

memiliki intelegensi tinggi mampu beradaptasi dengan tuntutan lingkungan dimana ia

berada. Orang yang memiliki intelegensi rendah sering mengalami kesulitan untuk

menyesuaikan diri dengan tuntutan – tuntutan lingkungan baik alam maupun sosial

budaya.

Kemampuan Menalara secara Deduktif

Orang yang intelegen mampu menalar secara logika deduktif; menarik kesimpulan

tertentu berdasarkan premis – premis yang mendahului.

Kemampuan Menalar secara Induktif

Penalar induktif meminta seseorang menarik kesimpulan di balik informasi yang

diberikan atau terbatas. Penalaran ini meminta seseorang menemukan aturan – aturan

atau prinsip – prinsip tertentu berdasarkan contoh – contoh khusus.

16

Page 17: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

Kemampuan mengembangkan dan menggunakan konsep

Kemampuan ini meliputi bagaimana seseorang membentuk suatu kesan – pemahaman

mengenai cara – cara suatu objek bekerja atau berfungsi, dan bagaimana

menggunakan model itu untuk memahami dan menginterpretasi kejadian – kejadian.

Kemampuan memahami

Kemampuan melihat adanya hubungan atau relasi didalam suatu masalah, dan

kegunaan – kegunaan hubungan ini bagi pemecahan masalah itu.

Karakteristik Perilaku Intelegen

Menurut pendapat Wechsler (1975), ada tiga karakteristik perilaku intelegen

(Intelligent Behaviour) :

a. Adanya Kesadaran (condition of awarness). Orang yang intelegen menyadari

tindakan – tindakannya dan cara – cara yang ditempuh, yang hal ini berbeda

dengan perilaku instink dan reflek.

b. Perilaku intelegen selalu mempunyai tujuan atau diarahkan pada sasaran

tertentu (goal direceted), bukan dilakukan secara acak (random).

c. Perilaku intelegen adalah rasional; kemampuan untuk berpikir logis dan

konsisten, sehingga dapat dipahami.

d. Perilaku intelegen harus memiliki nilai (makna) dan kegunaan, paling sedikit

hal ini menurut kesepakatan pendapat kelompok.

Hasil – hasil penelitian ini menemukan sejumlah karakteristik perilaku intelegen yang

dibedakan menjadi tiga dimensi : kemampuan memecahkan masalah praktis, keseimbangan

dan integrasi intelektual, dan intelegensi kontekstual.

Teori teori Intelegensi

Teori Faktor

Spearman mengembangkan teori dua faktor dalam kemampuan mental manusia.

1. Faktor kemampuan umum yang disebut faktor “g”; kemampuan menyelesaikan

tugas atau masalah secara umum, misalnya kemampuan mengerjakan soal – soal

matematika.

17

Page 18: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

2. Kemampuan khusus yang disebut faktor “s”; kemampuan menyelesaikan

masalah atau tugas – tugas khusus, misalnya mengerjakan soal – soal perkalian

atau penambahan didalam matematika.

Cattel (dalam Hakstian dan Cattel, 1978) mengembangkan teori triadik tentang struktur

kemampuan mental, yang meliputi :

a) Kapabilitas umum

b) Kemampuan provinsial

c) Kemampuan agensi

Teori Struktur Intelektual

Dikembangkan oleh Guilford (1967, 1985). Menurut teori SOI (Structure Of Intelect),

intelegen didefinisikan sebagai suatu kumpulan yang sistematik mengenai kemampuan

– kemampuan atau fungsi – fungsi intelektual untuk memproses informasi yang

beraneka macam didalam berbagai bentuk.

Teori Kognitif

Stenberg (1985a) menggunakan teori komponen berdasarkan alur proses – proses

kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering disebut teori pemrosesan

informasi. Menurut teori Sternberg intelegensi dapat dianalisis kedalam lima komponen

: metakomponen, komponen performansi, komponen akuisisi, komponen transfer.

Teori Intelegensi Majemuk (Multiple Intelligences)

Teori ini dikembangkan oleh Howard Gardner pada awal 1980-an. Menurut Gardner

intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyelesaikan atau memecahkan

masalah dan menciptakan produk (karya). Terdapat tujuh jenis intelegensi:

a) Intelegensi bahasa (verbal or linguistic intelligence) : kemampuan

memanipulasi kata – kata didalam bentuk lisan atau tulisan, misalnya, membuat

puisi.

b) Intelegensi matematika – logika (mathematical – logical intelligence) :

kemampuan memanipulasi sitem – sitem angka dan konsep – konsep menurut

logika, disamping juga kemampuan ilmu pengetahuan. Misalnya, para ilmuwan

bidang matematika, fisika, filsafat, dll.

c) Intelegensi ruang (spatial intelligence) : kemampuan untuk melihat dan

memanipulasi pola – pola dan rancangan – rancangan. Misalnya, seorang pelaut,

insinyur, dokter bedah, dll.

18

Page 19: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

d) Intelegensi musik (musical intelegence) : kemampuan memahami dan

memanipulasi konsep = konsep musik. Misalnya, intonasi, irama, dan harmoni.

e) Intelegensi gerak tubuh (bodily-kinesthetic-intelligence) : kemampuan untuk

menggunakan tubuh dan gerak. Misalnya, dalam dunia olah raga, menari.

f) Intelegensi intrapersonal : kemampuan untuk memahami perasaan – perasaan

sendiri, refleksi pengetahuan batin, dan filosofinya. Misalnya ahli sufu, dan

agamawan.

g) Intelegensi interpersonal : kemampuan memahami orang lain, pikiran maupun

perasaannya. Misalnya, memotivasi orang lain, dll.

Intelegensi dan pemrosesan informasi

Berdasarkan hasil hasil penelitian mengenai kemampuan memproses informasi, maka

indikator – indikator yang penting adalah :

1) Ingatan jangka pendek : orang – orang yang memiliki intelegensi tinggi

cenderung lebih cepat dan akurat didalam memproses informasi jika

dibandingkan dengan mereka yang memiliki intelegensi rendah. Hal ini

berlaku pada proses menggali kembali / me-recall pengetahuan dari ingatan.

Yang memiliki intelegensi tinggi lebih efisien atau baik dalam encoding

informasi daripada mereka yang memiliki intelegensi rendah.

2) Pengetahuan umum (general knowledge) : sejak awal pengembangan tes – tes

intelegensi, pengetahuan umum merupakan bagian penting dari intelegensi

manusia.

3) Penalaran dan pemecahan manusia ( reasoning and problem solving) :

kemampuan penalaran dan pemecahan masalah merupakan komponen penting

dari intelegensi manusia. Penalaran dicirikan adanya usaha mengkombinasikan

elemen – elemen informasi yang diketahui untuk menghasilkan informasi

baru. Informasi dapat datang dari eksternal, misalnya buku, televisi, dll atau

internal yakni pengetahuan yang telah disimpan didalam ingatan.

4) Adaptasi (adaptiveness) : tingkat intelegensi seseorang juga dapat dilihat dari

kemampuan beradaptasi. Kemampuan beradaptasi merupakan suatu perilaku

yang sangat kompleks, karena didalamnya melibatkan fungsi intelektual

misalnya, penalaran, ingatan kerja, dan belajar keterampilan. Dalam hal ini,

19

Page 20: Web viewPsikologi kognitif memusatkan perhatiannya kepada ... proses kognitif yang terlibat didalamnya. Teori komponen ini sering ... Dalam perspektif perkembangan,

adaptasi didefinisikan sebagai kemampuan menyesuaikan strategi dengan

perubahan tuntutan tugas atau lingkungan.

Peran Intelegensi Bagi Kehidupan Manusia

Hasil – hasil penelitian yang dihimpun oleh Schmidt dan Hunter (2004) menunjukkan

bahwa intelegensi umum (GMT General Mental Ability) dapat memprediksi pencapaian

jabatandan kinerja seseorang dalam dunia kerja. Dan juga, hasil penelitian yang dihimpun

oleh Kuncel, Hezlett, dan Ones (2004) yang menggunakan Miller Analogies Test (MAT)

menunujukkan bahwa intelegensi umum merupakan prediktor yang andal bagi prestasi

akademik, potensi karir, kreativitas, dan kinerja seseorang. Dengan demikian, intelegensi

sebagai kemampuan kognitif atau intelektual merupakan sesuatu yang esensial bagi

keberhasilan hidup manusia.

Intelegensi Sebagai Faktor Genetik Atau Lingkungan

Kecenderungan hasil – hasil penelitian genetik menunjukkan bahwa baik faktor genetik atau

keturunan (hereditas) maupun lingkungan memberi andil terhadap intelegensi yang dimiliki

seseorang. Meski demikian, faktor genetik memberi andil yang lebih besar (berkisar antara

50% - 80%) terhadap intelegensi seseorang daripada faktor lingkungan. Dalam perspektif

perkembangan, pengaruh terbesar dari lingkungan terhadap intelegensi terjadi ketika masa

anak – anak (childhood), kemudian mengalami penurunan setelah umur mereka bertambah

dewasa. Sebaliknya, makin bertambah dewasa usia anak maka faktor genetik makin besar

pengaruhnya terhadap intelegensi (Plomin dan Spinath, 2004).

20