Click here to load reader
Upload
cindy-damei
View
1.188
Download
28
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Friability Tester Berbasis Mikrocontroller AT 89s52
Citation preview
1
FRIABILITY TESTER
BERBASIS MIKROKONTROLER AT89s52
Oleh:
CINDY DAMEI YANTIP27 838 007 010
KEMENTERIAN KESEHATANPOLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIKSURABAYA
2011
2
FRIABILITY TESTER
BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89s52
Karya Tulis Ini Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Politeknik Kesehatan kemenkes SurabayaJurusan Teknik Elektromedik
Oleh :
CINDY DAMEI YANTI
P27 838 007 010
KEMENTERIAN KESEHATANPOLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIKSURABAYA
2011
3
LEMBAR PERSETUJUAN
FRIABILITY TESTER
BERBASIS MIKROKONTROLER AT89s52
Disahkan Dan Telah Diuji Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Pada Politeknik Kesehatan Surabaya
Jurusan Teknik Elektromedik
2011
Menyetujui,
Mengetahui,Ketua Jurusan Teknik Elektromedik
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
Hj. Her Gumiwang Ariswati , ST. MT
Pembimbing I
Dr. Ir. H. Bambang Guruh I, AIM, MMNIP. 19580109 198010 1 001
Pembimbing II
Andjar Pudji, ST.MTNIP. 19650517 198903 2 001
4
NIP. 19591128 198401 2 001LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI TEORI
FRIABILITY TESTERBERBASIS MIKROKONTROLER AT89s52
Disahkan Dan Telah Diuji Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Pada Politeknik Kesehatan Surabaya
Jurusan Teknik Elektromedik
2011
Mengesahkan :
1. Ketua Penguji
Nama : Hj. Her Gumiwang Ariswati, ST. MT
NIP : 19591128 198401 2 001
Tanda Tangan :
2. Anggota Penguji I
Nama : Triwiyanto,S.Si. MT
NIP : 19670910 200604 1 001
Tanda Tangan :
3. Anggota Penguji II
Nama : Dr. Ir. H. Bambang Guruh I, AIM, MM
NIP : 19580109 198010 1 001
Tanda Tangan :
5
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI PRAKTEK
FRIABILITY TESTERBERBASIS MIKROKONTROLER AT89s52
Disahkan Dan Telah Diuji Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Pada Politeknik Kesehatan Surabaya
Jurusan Teknik Elektromedik
2011
Mengesahkan :
1. Ketua Penguji
Nama : Hj. Her Gumiwang Ariswati, ST. MT
NIP : 19591128 198401 2 001
Tanda Tangan :
2. Anggota Penguji I
Nama : Andjar Pudji, ST.MT
NIP : 19650517 198903 2 001
Tanda Tangan :
3. Anggota Penguji II
Nama : Torib Hamzah,S.Pd
NIP : 19670910 200604 1 001
Tanda Tangan :
6
ABSTRAK
Dalam pengujian tablet memerlukan beberapa tahapan untuk memenuhi kriteria tablet yang standart, antara lain: (1 ) uji keseragaman ukuran; (2) uji keseragaman sediaan; (3) uji kekerasan; (4) uji keregasan; (5) uji waktu hancur; (6) penetapan kadar. Friability tester adalah alat laboratorium farmasi yang digunakan untuk uji keregasan pada tablet. Tablet memenuhi standar jika tablet renggas tidak lebih dalam 1%.
Pada laboratorium farmasi masih banyak terdapat cara pengujian pada tablet yang masih menggunakan proses secara manual. Pada proses secara manual adalah kecepatan putaran pada chamber tidak dipantau, sehingga kita tidak dapat memantau putaran pada saat alat bekerja. Karena pada pengujian tersebut terdapat dua hal yang mempengaruhi proses pengujian yaitu pengaturan kecepatan putaran dan waktu. Oleh karena itu penulis akan membuat Friability tester yang dilengkapi setting kecepatan dan tampilan rpm. Sehingga kita dapat memilih secara langsung kebutuhan berapa rpm yang kita butuhkan, setelah dipilih kita juga dapat melihat apakah chamber tersebut putar sesuai dengan yang telah kita setting agar user bekerja lebih efektif dan efisien
Proses yang utama adalah pada pengaturan kecepatan pada chamber yang akan di isi dengan tablet yaitu dengan ketentuan kecepatan yang telah ditentukan apabila kecepatan motor tidak sesuai akan mempengaruhi hasil dari uji tablet tersebut.
Setelah friability tester di uji maka dari hasil pengukuran rpm, menunjukan kesalahan untuk rpm yang di kehendaki tidak melebihi 5%, untuk rpm 25 tingkat kesalahan 0,99%, dan untuk rpm 30 sebesar 1,63%, untuk waktu 4 menit tingkat kesalahan 0,83%, dan untuk waktu 3 menit tingkat kesalahan 0,67%.
Berdasarkan dari hasil-hasil percobaan maka friability tester layak untuk digunakan, karena system telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan yaitu pengukuran sudah memenuhi standart karena nilai eror kurang dari 5%.
Kata kunci : Friability Tester, Optokopler,, Mikrokontroller AT89s52, LCD.
7
ABSTRACT
In testing the tablet requires several steps to meet the standard criteria of tablets,
among other things: (1) test the uniformity of size, (2) uniformity test preparation, (3) hardness, (4) keregasan test, (5) disintegration time test; (6) determination. Friability tester is a pharmaceutical laboratory equipment used to test keregasan on the tablet. Tablet meet the standard if not more renggas tablets in 1%.
In pharmaceutical laboratories there are still many ways of testing the tablets are still using manual processes. In the process manually is the speed of rotation in the chamber was not monitored, so that we can not monitor turns on when the appliance works. Because the test there are two things that affect the testing process that is setting the spin speed and time. Therefore, the author will make Friability tester equipped with setting the speed and rpm display. So that we can choose how many rpm directly to the needs that we need, once elected we can also see if the chamber is rotating in accordance with which we have been setting for users to work more effectively and efficiently
The main process is the speed setting on the chamber will be filled with a tablet that is provided at a specified speed when the motor speed does not fit will affect the outcome of the test tablet
After friability tester in the test of rpm measurements, showed errors for which the desired rpm does not exceed 5%, to 25 rpm error rate 0.99%, and 30 rpm for 1.63%, for 4 minutes 0 error rate , 83%, and for a time of 3 minutes 0.67% error rate.
Based on the experimental results, the friability tester feasible to use, because the system has been running as expected which already meet the standard for measurement error value is less than 5%.
Keywords: Friability Tester, Optokopler,, Microcontroller AT89S52, LCD
8
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala anugerah, rahmat serta hidayah – NYA sehingga penulis
dapat menyelesaikan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ( KTI ) dengan judul :
“FRIABILITY TESTER
BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52”
Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk
menyelesaikan studi Diploma III jurusan Teknik Elektromedik Politeknik
Kesehatan Surabaya. Di dalamnya akan dibahas mengenai Friability tester
Berbasis Mikrokontroler AT89s52, dan penulis menyadari bahwa segala sesuatu
yang telah penulis lakukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang dapat berguna bagi penyempurnaan KTI ini di masa yang akan datang.
Semoga segala sesuatu yang telah penulis kerjakan selama ini dapat bermanfaat
bagi pembaca atau pihak lain yang bersangkutan.
Surabaya,Januari 2011
\
Penulis
9
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur ALHAMDULILLAH kehadirat Allah SWT Yang tak akan
pernah berhenti sampai kapanpun karena berkat Rahmad taufik dan Hidayah –
NYA lah penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Serta
Sholawat dan Salam kita panjatkan pada junjungan kita baginda Rosul Nabi
Muhammad SAW karena tuntunannya penulis mendapat kecerahan rohani dan
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul,
“FRIABILITY TESTER
BERBASIS MIKROKONTROLER AT89s52”
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Ini merupakan akhir dari proses belajar mengajar
yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa guna menyelesaikan pendidikan
Diploma III Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Surabaya.
Pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini baik secara moril maupun spirituil, ucapan terima kasih kepada :
1. Mama, Papa kuw tercinta…, tiada kata yang sanggup untuk mengucapkan
rasa terima kasihku untuk mama dan papa, yang selalu memberi dukungan
dan semangat untuk aku. (Salut atas ketegaran kalian, maafin cindy belum
bisa membuat kalian bangga. I love you forever mommy and daddy ).
2. Terima kasih juga buat saudara”ku tercinta ( Mba’ Nova, Mba’ Devi n
Deden ) yang selalu memberi dukungan dan semangat buat cindy.
10
3. Ibu Hj. Her Gumiwang Ariswati, ST. MT selaku ketua Jurusan Teknik
Elektomedik Kesehatan Surabaya.
4. Bapak Dr. Ir. H. Bambang Guruh I, AIM,MM selaku dosen pembimbing
Tugas Akhir, terima kasih atas bimbingan dan bantuannya selama
pembuatan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Ibu Andjar Pudji,ST,MT selaku dosen pembimbing Tugas Akhir, terima
kasih atas bimbingan dan bantuannya selama pembuatan Tugas Akhir ini
dapat terselesaikan dengan baik.
6. Rekan-rekan Juruasan Teknik Elektromedik pada umumnya dan EM13
khususnya…maaf atas segala hilaf yang telah tertoreh pada lembaran
cerita kehidupan kita selama perkulihan di kampus tercinta kita ini.
7. Terima kasih buat sOelmate kuw dia satu”nya cowok yang selalu ada
untukku, selalu memberikan semangat disaat akuw rapuh dan lemah,
semoga dengan kita lulus ada kehidupan selanjutnya kita lebih beruntung
dan sukses lagi.. amin1000x,
Harapan penulis semoga Allah SWT membalas jasa baik mereka dengan
pahala yang berlipat ganda dan mendapat Ridho-Nya “Amin”
11
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI TEORI.....................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI PRAKTEK..............................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................viii
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................................ix
DAFTAR ISI..........................................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................xv
DAFTAR TABEL..................................................................................................................xvi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Identifikasi masalah.............................................................................................2
1.3 Pembatasan masalah............................................................................................3
1.4 Rumusan masalah................................................................................................3
1.5 Tujuan..................................................................................................................3
1.6 Manfaat................................................................................................................4
BAB II : TELAAH PUSTAKA
2.1 Teori Dasar...........................................................................................................5
2.2 Prinsip dasar Friability Tester.............................................................................6
12
2.3 Komponen dasar Friability Tester.......................................................................6
2.3.1 Motor DC..............................................................................................6
2.3.2 Rangkain Mikrokontroller....................................................................7
2.3.3 Rangkain LCD Character 2 x 16...........................................................13
2.3.4 Keypad 4 x 4.........................................................................................18
2.3.5 Rangkaian Saklar..................................................................................18
2.3.6 Rangkain Komparator...........................................................................19
2.3.7 Rangkaian Optocopler sebagai sensor..................................................20
2.3.8 Rangkaian Counter Monostabil NE555................................................20
BAB III : KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Diagram Mekanik................................................................................................23
3.2 Diagram Blok.......................................................................................................23
3.3 Cara Kerja Blok Diagram....................................................................................24
3.4 Diagram alir.........................................................................................................25
3.5 Cara Kerja Diagram alir.......................................................................................26
BAB IV : METEDOLOGI PENELITIAN
4.1 Urutan Kegiatan................................................................................................27
4.2 Jenis Kegiatan..................................................................................................27
4.3 Analisa Data.....................................................................................................27
4.3.1 Variabel bebas.........................................................................................27
4.3.2 Variabel terikat........................................................................................27
4.3.3 Variabel Terkendali.................................................................................28
4.4 Devinisi Operasional Variabel.........................................................................28
13
4.4.1 Perencanaan Pembuatan Box................................................................28
4.5 Daftar Komponen.............................................................................................29
4.6 Peralatan yang digunakan................................................................................29
4.7 Jadwal Kegiatan...............................................................................................30
BAB V : HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS
5.1 Hasil pengukuran pada friability tester.............................................................31
5.2 Analisis Data....................................................................................................32
5.2.1 Analisis data pada pengukuran rpm 25 dengan tachometer....................32
5.2.2 Analisis data pada pengukuran rpm 25 dengan optocopler....................33
5.3 Analisis Data....................................................................................................35
5.3.1 Analisis data pada pengukuran rpm 30 dengan tachometer....................35
5.3.2 Analisis data pada pengukuran rpm 25 dengan optocopler....................36
5.4 Pengukuran Waktu dengan Stopwacht............................................................38
5.4.1 Analisis data pada pengukuran waktu 4 menit........................................38
5.4.2 Analisis data pada pengukuran waktu 3 menit........................................39
5.5 Timing Diagram RPM.....................................................................................41
BAB Vl : PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan Rangkaian ...................................................................................46
6.1.1 Rangkaian Keseluruhan ..........................................................................46
6.1.2 Rangkaian Driver Motor .........................................................................48
6.1.2.1. Rangkaian Driver Relay .............................................................48
6.1.2.2. Rangkaian Variable Supply .......................................................48
6.1.3 Listing Program Driver Motor ................................................................49
14
6.1.4 Rangkain Counter dengan NE555 ..........................................................50
6.1.5 Listing Program Counter dengan NE555 ................................................52
BAB Vll : KESIMPULAN AND SARAN............................................................................56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
15
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1 Motor Dc........................................................................................................7
Gambar 2.2 Rangkaian Mikrokontroler At89s52..............................................................8
Gambar 2.3 Rangkaian Lcd 2 X 16...................................................................................16
Gambar 2.4 Rangkaian Interface Keypad 4x4...................................................................18
Gambar 2.5 Rangkain Transistor Sebagai Saklar..............................................................19
Gambar 2.6 Rangkaian Komparator..................................................................................19
Gambar 2.7 Rangkaian Sensor Rpm..................................................................................20
Gambar 2.8 Rangkaian Monostable Pada Lm 555............................................................21
Gambar 2.9 Bentuk Gelombang Monostable....................................................................22
Gambar 3.1 Diagram Blok.................................................................................................23
Gambar 4.1 Desain Chamber.............................................................................................29
Gambar 6.1 Rangkaian Keseluruhan.................................................................................46
Gambar 6.2 Rangkaian Driver Relay.................................................................................48
Gambar 6.3 Rangkaian Driver Motor................................................................................48
Gambar 6.4 Rangkain Komparator....................................................................................50
Gambar 6.5 Rangkaian Monostabil Ne555........................................................................51
16
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1 Fungsi Pin Pada Lcd......................................................................................13
Tabel 2.2 Penunjukkan Cursor.......................................................................................17
Tabel 2.3 Posisi Karakter Pada Lcd Karakter 2 X 16....................................................17
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan.............................................................................................30
Tabel 5.1 Tachometer Sebagai Acuan...........................................................................32
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Rpm 25 Rpm Dengan Tahcometer...................................32
Tabel 5.3 Optocopler Sebagai Acuan............................................................................33
Tabel 5.4 Optocopler Sebagai Acuan............................................................................33
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Rpm 30 Dengan Tachometer Sebagai Acuan..................35
Tabel 5.6 Tachometer Sebagai Acuan...........................................................................35
Tabel 5.7 Optocopler Sebagai Acuan............................................................................36
Tabel 5.8 Hasil Pengukuran rpm 30 Optocopler sebagai acuan....................................36
Tabel 5.9 Hasil Pengukuran Waktu Dengan Stopwacht................................................38
Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Waktu Dengan Stopwacht................................................40
Tabel 5.11 Tabel Kecepatan 25 Rpm...............................................................................40
Tabel 5.12 Tabel Kecepatan 30 Rpm...............................................................................41
Tabel 6.1 Tegangan Pada Kecepatan 25 Dan 30...........................................................49
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dan kemajuan sarana dan alat-alat kesehatan dewasa ini sudah
sedemikian pesatnya. Hampir semua Rumah Sakit, klinik – klinik dibidang kesehatan
mengalami dan merasakan adanya dampak perubahan kemajuan instrumentasi medis.
Peningkatan mutu instrumen medis tersebut disebabkan karena perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sangat signifikan grafik peningkatannya, hingga
tersebar mengimbangi kemajuan IPTEK tersebut, maka para tenaga – tenaga kesehatan
hendaknya memiliki kemampuan yang lebih dalam melakukan dan melaksanakan fungsi
operasionalnya agar tercapainya suatu tujuan kesehatan yang optimal.
Salah satu ujung tombak pembangunan kesehatan adalah bidang pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
efektif dan efisien. Hampir diseluruh pelayanan kesehatan seperti rumah sakit
maupun klinik-klinik telah banyak menggunakan peralatan kesehatan yang
canggih.
Dari latar belakang diatas maka peralatan kesehatan menjadi sangat penting,
karena bagian yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan bahkan saling
membutuhkan. Dari berbagai macam alat kesehatan salah satu contohnya adalah
alat friability tester yang sering digunakan atau dibutuhkan dalam bidang
kesehatan khususnya farmasi.
18
Friability adalah persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. Fungsi
friability tester adalah penentuan keregasan, kerapuhan atau kepadatan tablet
dilakukan terutama pada waktu tablet akan dilapisi (coating). Oleh karena itu
penulis merencanakan dan membuat alat dengan judul, friability Tester Berbasis
Mikrokontroler AT 89S52, dimana alat ini sangat penting sebagai alat untuk
menguji keregasan suatu tablet. Dari beberapa obat khususnya tablet yang baru di
produksi ada kalanya kadar atau berat tablet tersebut berbeda, sehingga
mengurangi keefisienan tablet tersebut. Dengan membuat friability tester tersebut
maka penulis mengharapkan kerja alat tersebut dapat optimal, efisien, dan akurat.
1.2 Identifikasi Masalah
Pada kesempatan ini penulis akan membahas tentang friability tester yang
dimana fungsinya untuk mengetahui keregasan tablet yang akan di konsumsi oleh
pasien. Tablet sebelum di konsumsi harus diukur beratnya sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan, yaitu dengan cara tablet ditimbang terlebih dahulu, setelah
ditimbang kemudian tablet dimasukkan pada chamber yang akan diputar secara
manual. Hal ini sangat tidak efektif dan efisien bagi tenaga kesehatan.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut,penulis akan membuat suatu alat
yang dapat difungsikan untuk tes keregasan pada tablet dengan cara membuat
friability tester berbasis mikrokontroller yang dimana alat ini akan bekerja
otomatis dan dipantau RPM (Radian Per Menit ) sesuai yang telah ditentukan
dari berbagai jenis tablet.
19
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam hal ini penulis membatasi masalah pada :
- Penggunaan motor DC dengan sistem mikrokontroller untuk memutar
chamber.
- Kecepatan perputaran chamber yaitu 25 rpm dan 30 rpm.
- Penggunaan sensor putaran (rpm).
- Penggunaan display LCD sebagai tampilan dari waktu dan RPM.
1.4 Rumusan Masalah
Pada pembuatan modul ini, penulis menetapkan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1.Bagaimana kerja dari Mikrokontroller AT89S52 dalam mengontrol dari keseluruhan
rangkaian hingga proses akhir dari friability ?
2.Mampukah chamber berputar dengan kecepatan 25 dan 30 rpm?
3. Dapatkah sensor menangkap
banyaknya putaran dalam satu menit ?
1.5 Tujuan
1.5.1 Tujuan Umum
Dibuatnya Alat Friability Tester Berbasis Mikrokontroller AT89S52.
1.5.2 Tujuan Khusus
1. Membuat rangkaian driver motor DC.
2. Membuat rangkaian mikrokontroler AT89s52.
3. Membuat rangkaian LCD Character untuk menampilkan waktu dan RPM.
20
4. Membuat rangkaian kecepatan 25 rpm dan 30 rpm.
5. Membuat rangkaian pewaktu.
1.6 Manfaat
1.6.1 Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang alat-alat kesehatan dalam
kampus Jurusan teknik elektromedik Surabaya khususnya pada alat friability
tester.
1.6.2 Manfaat Praktis
Dengan adanya alat ini diharapkan dapat memudahkan user dalam
melakukan pekerjaannya dan dapat menyelesaikan tugas fungsionalnya dengan
cepat, efisien, dan akurat.
21
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Pengertian Tablet
Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan
(Anonim, 1979).
Untuk mendapatkan tablet dengan kualitas yang baik, ada beberapa kriteria
yang harus dipenuhi, antara lain: (1) mempunyai kekerasan yang cukup dan
tidak rapuh, sehingga kondisinya baik selama fabrikasi, pengemasan,
pengangkutan sampai pada konsumen; (2) dapat melepaskan obatnya; (3)
memenuhi persyaratan keseragaman bobot tablet dan kandungan obatnya (Sheth
et al., 1980). Pada dasarnya bahan pembantu tablet harus bersifat netral, tidak
berbau, tidak berasa dan sedapat mungkin tidak berwarna (Voigt, 1984).
Bentuk sediaan tablet mempunyai keuntungan antara lain: (1) merupakan
bentuk sediaan yang utuh dan mempunyai ketepatan ukuran serta variabilitas
kandungan yang paling rendah daripada bentuk yang lain; (2) merupakan bentuk
sediaan oral yang paling ringan dan kompak; (3) merupakan bentuk sediaan
yang mudah dan murah dalam pembuatan,pengemasan dan pengiriman; (4)
merupakan sediaan oral yang paling mudah pemakaiannya (Banker and
Anderson, 1986).
22
2.2 Prinsip dasar Friability Tester
Pesawat Friability Tester merupakan salah satu peralatan kesehatan khususnya
farmasi yang digunakan untuk mengetahui keregasan atau kerapuhan suatu obat
khususnya tablet, yaitu dengan cara mengatur kecepatan putaran pada alat
tersebut.
Friabilitas diukur dengan friabilator. Prinsipnya adalah menetapkan bobot
yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu
tertentu. Pada proses pengukuran friabilitas, alat diputar dengan kecepatan 25
(RPM) dan waktu yang digunakan adalah 4 menit. Jadi penggunaan kecepatan 25
ada 100 putaran dalam 4 menit. Dan kecepatan 30 (RPM) waktu yang digunakan
adalah 3 menit, jadi ada 90 putaran dalam 3 menit. Proses tersebut sesuai dengan
ketentuan pada pengujian kerenggasan pada tablet nutwuri andayana
(pharmacist).
.
2.3 Komponen dasar untuk friability tester
Sebelum merencanakan pembuatan modul, terlebih dahulu akan dibahas
secara singkat komponen-komponen dasarnya, antara lain :
2.3.1 Motor DC
Motor DC adalah motor yang mempunyai dua arah putaran, yang tergantung
dari fase yang diberikan. Sumber tegangan yang digunakan adalah DC, putaran
motor dapat dikendalikan dengan pengaturan besar kecilnya tegangan melalui
23
resistansi. Prinsip dasar dari motor DC adalah terdapatnya kumparan yang
bergerak terhadap medan magnet.
Gambar 2.1. Motor DC
Motor DC ini merupakan komponen utama pada pesawat friability tester.
Dimana motor akan bekerja setelah tombol start ditekan (motor berputarCW),
setelah motor berputar dan akan di control oleh optotriac sebagai sensor
kecepatan, motor ini akan berputar selama waktu yang telah ditentukan.
2.3.2 Rangkaian Mikrokontroler AT89s52
IC Mikrokontroler AT89S52 adalah komponen produksi Atmel yang
berorientasi pada kontrol dengan level logika CMOS. Komponen ini
termasuk keluarga MCS-51.
W
S
N
E
24
Gambar 2.2. Rangkaian Mikrokontroler AT89s52
Rangkaian integrasi tersebut memiliki perlengkapan single chip
mikrokomputer. Perlengkapan yang dimaksud adalah CPU (Central
Processing Unit) yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan
dengan komponen yang lain. Diantaranya Register, ALU (Arithmatic
Logic Unit), Unit Pengendali. Masing-masing mempunyai fungsi yang
berbeda-beda, antara lain :
Register
Sebagai memori sementara di dalam CPU. Beberapa register
mempunyai fungsi tertentu, seperti program counter dan code register,
yang lain bersifat lebih umum akumulator,B registerTiap-tiap komputer
memiliki panjang kata yang merupakan karakteristik dari CPU. Seperti
pada keluarga MCS-51 memiliki kemampuan menyimpan data 8 bit.
ALU (Arithmatic Logic Unit)
Dari namanya dapat diketahui bahwa ALU mampu menjalankan
operasi aritmatika dan logika dengan bilangan-bilangan biner. Dalam
25
keluarga MCS ’51 operasi ALU datanya terbatas pada jumlah bilangan
biner 8 bit, tidak sampai pada operasi floating point (angka mengambang).
Unit Pengendali
Unit pengendali digunakan untuk menyerempakkan kerja yang
sangat diperlukan oleh setiap prosessor. Sebuah instruksi di ambil dan di
dekode, setelah prosessor mengetahui apa yang dimaksud dengan
instruksi, maka unit pengendali akan memberikan signal pada aksi yang
dimaksud.
Memori data RAM internal sebesar 256 Byte.
Kemampuan kerja clock internal dari 0 hingga 24 M Hz.
Terdapat 3 buah timer/counter yang dapat dipakai hingga 16 Bit.
Kemampuan mengalamati memori program dan data maksimum 64 Kbyte
eksternal.
Dua buah tingkat prioritas interupsi.
Lima buah interupsi, yaitu 2 buah interupsi eksternal dan 3 buah interupsi
internal.
Empat buah I/O masing-masing 8 Bit.
Port serial full duplex UART (Universal Asincronous Receive Transmit),
dengan kemampuan pendeteksian kesalahan.
Mode pengontrolan daya, yaitu :
Mode Idle (daya akan berkurang jika CPU dikehendaki stand by).
Mode Power Down (oscillator berhenti yang berarti daya akan berkurang
karena intruksi yang dieksekusi menghendaki power down).
26
Pengembalian ke mode normal setelah power down karena adanya
interupsi.
Dapat diprogram per bit sehingga pemrograman akan lebih leluasa dan
efektif.
Dalam IC program AT89S52 terdapat beberapa port dan program-program
lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Port 0.
Port 0 adalah 8 bit open drain bi-directional port 1/0. Pada saat sebagai
port out, tiap pin dapat dilewatkan ke 8 input TTL. Ketika logika 1
dituliskan pada port 0, maka pin-pin ini dapat digunakan sebagai input
yang berimpedansi tinggi. Port 0 dapat dikonfigurasikan untuk dimultiplex
sebagai jalur data/address bus selama membaca program external dan
memori data. Pada mode ini P0 mempunyai internal pull up. Port 0 juga
menerima kode bit selama pemrograman flash. Dan megeluarkan kode bit
selama verifikasi program.
Port 1.
Port 1 adalah 8-bit bi-directional Port 1/0 denga internal pull up. Port 1
mempunyai buffer output yang dapat dihubungkan dengan 4 TTL input.
Ketika logika 1 dituliskan ke port 1, pin ini dipull high dengan
menggunakan internal pull up dan dapat digunakan sebagai input. Ketika
sebagai input, pin port 1 yang secara eksternal dipull low akan
mengalirkan arus 1 L karena internal pull up. Port 1 juga menerima
address bawa selama pemrograman flash dan verifikasi.
27
Port 2.
Port 2 adalah 8 bit bi-directional port 1/0 dengan internal pull up. Port 2
output buffer dapat melewatkan 4 TTL input. Ketika logika 1 dituliskan ke
port 2, maka mereka dipull high dengan internal pull up dan dapat
digunakan sebagai input.
Port 3.
Port 3 adalah 8 bit bi-directional port 1/0 dengan internal pull up. Output
buffer dari port 3 dapat dilewati 4 input TTL. Ketika logika 1 dituliskan ke
port 3 maka mereka akan dipull high dengan internal pull up dan dapat
digunakan sebagai input. Port 3 juga mempunyai berbagai macam fungsi
atau fasilitas. Port 3 juga menerima beberapa sinyal kontrol untuk
pemrograman flash dan verifikasi.
RST.
Input reset. Logika high pada pin ini akan mereset siklus mesin.
ALE/PROG.
Pulsa Output Address Latch Enable digunakan untuk lacthing bit bawah
dari address selama mengakses ke eksternal memori. Pin ini juga
merupakan input pulsa program selama pemrograman flash. Operasi
normal dari ALE dikeluarkan pada laju konstan 1/6 dari frekuensi
oscilator, dan dapat digunakan untuk pewaktu eksternal atau pemberian
pulsa. Jika dikehendaki, operasi ALE dapat di disable dengan memberikan
setting bit 0 dari SFR pada lokasi 8 EH. Dengan bit set, ALE dapat
diaktifkan selama instruksi M0VX atau MOVC. Dengan mensetting ALE
28
disabled, tidak akan mempengaruhi jika mikrokontroler pada mode
eksekusi eksternal.
Port Pin Alternate Functions.
P3.0 RXD (serial input port).
P3.1 TXD (serial output port).
P3.2 INT0 (eksternal interupt 0).
P3.3 INT1 (eksternal interup 1).
P3.4 T0 (timer 0 eksternal input).
P3.5 T1 (timer 1 eksternal input).
P3.6 WR (eksternal data memori write strobe).
P3.7 RD (eksternal data memori read strobe).
PSEN.
Program store enable merupakan sinyal yang digunakan untuk membaca
program pada memori eksternal. Ketika 8951 mengeksekusi kode dari
program memori eksternal, PSEN diaktifkan 2 kali setiap siklus mesin,
kecuali bahwa 2 aktifasi PSEN terlewati selama pembacaan ke memori
data eksternal.
EA/VPP.
Eksternal Access enable. EA harus diposisikan ke GND untuk
mengaktifkan divais untuk mengumpankan kode dari program memori
yang dimulai pada lokasi 0000H sampai dengan FFFFH. EA harus
diposisikan ke VCC untuk eksekusi program internal. Pin ini juga
29
menerima tegangan pemrograman 12 Volt (VPP) selama pemrograman
flash.
2.3.3. Rangkaian display LCD Karakter 2X16
LCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk
menampilkan tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan
(sesuai dengan program yang digunakan untuk mengontrolnya). Pada tugas akhir
ini penulis menggunakan LCD dot matrix dengan kharakter 2 x 16, sehingga kaki-
kakinya berjumlah 16 pin.
LCD yang penulis gunakan adalah M1632, yang mana digunakan
untuk menampilkan hasil proses pada Mikrokontroller AT89S52. LCD ini hanya
memerlukan daya yang sangat kecil, tegangan yang dibutuhkan juga sangat
rendah yaitu +5 VDC. Panel TN LCD untuk pengaturan kekontrasan cahaya pada
display dan CMOS LCD drive sudah terdapat di dalamnya. Semua fungsi display
dapat dikontrol dengan memberikan instruksi dan dapat dengan mudah dipisahkan
oleh MPU. Ini membuat LCD berguna untuk range yang luas dari terminal
display unit untuk mikrokomputer dan display unit measuring gages.
Tabel 2.1. Fungsi Pin Pada LCD
No. Symbol Level Keterangan
1 Vss - Dihubungkan ke 0 V (Ground)
2 Vcc -Dihubungkan dengan tegangan supply +5V dengan
toleransi ± 10%.
3 Vee - Digunakan untuk mengatur tingkat kontras LCD.
4 RS H/L Bernilai logika ‘0’ untuk input instruksi dan bernilai
30
logika ‘1’ untuk input data.
5 R/W H/LBernilai logika ‘0’ untuk proses ‘write’ dan bernilai
logika ‘1’ untuk proses ‘read’.
6 E HMerupakan sinyal enable. Sinyal ini akan aktif pada
failing edge dari logika ‘1’ ke logika ‘0’.
7 DB0 H/L Pin data D0
8 DB1 H/L Pin data D1
9 DB2 H/L Pin data D2
10 DB3 H/L Pin data D3
11 DB4 H/L Pin data D4
12 DB5 H/L Pin data D5
13 DB6 H/L Pin data D6
14 DB7 H/L Pin data D7
15 V+BL -Back Light pada LCD ini dihubungkan dengan
tegangan sebesar 4 – 4,2 V dengan arus 50 – 200 mA
16 V-BL -Back Light pada LCD ini dihubungkan dengan
ground
Cara kerja menjalankan LCD :
Langkah 1 : Inisialisasi LCD.
Langkah 2 : Arahkan pada alamat yang dikehendaki (lihat tabel
alamat).
Langkah 3 : Tuliskan data ke LCD, maka karakter akan tampil
pada alamat tersebut.
Beberapa fungsi instruksi dari LCD, yaitu :
1. Display Clear.
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
31
Display Clear membersihkan semua tampilan dan mengembalikan cursor
pada posisi semula (address 0). Ruang kode 20 (heksadesimal) ditulis ke semua
alamat dari DD RAM, dan alamat 0 dari DD RAM diset ke AC (Address
Counter). Jika diubah, display akan kembali ke posisi semula. Setelah perintah
eksekusi pada Display Clear, mode entry akan ditambahkan.
2. Cursor Home.
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 *
* : invalid bit
Cursor Home mengembalikan cursor ke posisi semula (address 0). DD
RAM alamat 0 diset ke AC dan cursor kembali ke posisi semula. Isi
DD RAM jangan dirubah. Jika cursor sedang ON, maka akan kembali ke sebelah
kiri.
3. Entry Mode Set.
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 0 0 1 I/D S
Entry Mode Set diset untuk menunjukkan perpindahan cursor dan apakah
display akan dirubah.
I/D : ketika I/D = 1, alamat akan ditambah satu dan cursor
berpindah ke kanan. Ketika I/D = 0, alamat akan dikurangi satu dan
cursor berpindah ke kiri.
S : ketika S = 1 dan I/D = 1, display berpindah ke kiri.
ketika S = 1 dan I/D = 0, display berpindah ke kanan.
ketika S = 0 , display tak berpindah.
4. Display ON/OFF Control.
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 0 1 D C B
32
Display ON/OFF Control mengembalikan total dispay dan cursor
ON dan OFF, dan membuat posisi cursor mulai berkedip.
D : ketika D = 1, display ON
ketika D = 0, display OFF
C : ketika C = 1, cursor ditampilkan
ketika C = 0, cursor tidak ditampilkan
B : ketika B = 1, karakter pada posisi cursor berkedip.
ketika B = 0, karakter pada posisi cursor tidak berkedip.
Gambar 2.3. Rangkaian LCD 2 x 16
Operasi dari LCD M1632 terdiri dari empat kondisi, yaitu instruksi
mengakses proses internal, instruksi menulis data dan instruksi membaca
kondisi sibuk dan instruksi membaca data.
5. Cursor/ Display Shift.
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 0 1 S/C R/L * *
* : invalid bit
Cursor Disply Shift memindah cursor dan mengubah display tanpa
merubah isi dari DD RAM. Berikut ini tabel penunjukan cursor, yaitu
U 3
LCD
V S S1
VC
C2
V E E3
R / W5
V +1 5
V -1 6
D O7
D 18
D 29
D 31 0
D 41 1
D 51 2
D 61 3
D 71 4
R S4
E N6
D 5 I N 4 1 4 8
V R
1 0 K
V C C
CHARACTER 2 X 16
33
Tabel 2.2. Penunjukkan cursor
S/C R/L Operasi
0 0 Posisi cursor dipindah ke kiri
0 1 Posisi cursor dipindah ke kanan
1 0 Semua display dipindah ke kiri dengan cursor
1 1 Semua display dipindah ke kanan dengan cursor
6. Function Set.
RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0
0 0 0 0 1 DL 1 * * *
* : invalid bit
Function Set digunakan untuk mengeset pemisahan data length.
DL : ketika DL =1, data length diset untuk 8 bit (DB7 sampai DB0).
Ketika DL =0, data length diset untuk 4 bit (DB7 sampai DB4). Untuk bit
atas ditransfer lebih dulu, kemudian dilanjutkan bit bawah.
Tabel 2.3. Posisi Karakter Pada LCD Karakter 2 X 16
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 8a 8b 8c 8d 8e 8f
C0 C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 Ca Cb Cc Cd Ce Cf
34
2.3.4 Keypad 4X4
Gambar 2.4. Rangkaian Interface Keypad 4x4
Keypad serig digunakan sebagi suatu input pada beberapa peralatan yang
berbasis mikroprosessor atau mikrokontroller. Keypad sesungguhnya terdiri
dari sejumlah saklar, yang terhubung sebagai baris dan kolom dengan
susuan seperti yang ditunjukkan pada gambar 7.2. Agar mikrokontroller
dapat melakukan scan keypad, maka port mengeluarkan salah satu bit dari 4
bit yang terhubung pada kolom dengan logika low “0” dan selanjutnya
membaca 4 bit pada baris untuk menguji jika ada tombol yang ditekan pada
kolom tersebut. Sebagai konsekuensi, selama tidak ada tombol yang ditekan,
maka mikrokontroller akan melihat sebagai logika high “1” pada setiap pin
yang terhubung ke baris.
2.3.5 Rangkaian Saklar
Salah satu fungsi transistor adalah digunakan sebagai saklar. Syaratnya
adalah daerah kerja transistor harus pada daerah jenuh (saturasi) dan daerah
sumbat (cut off). Transistor sebagai saklar mempunyai kondisi
R 61 k
D 1
L E DR 51 0 0 k
13
2
o p t o c o p le r
1
V C C
m o n o
1
V 1+
-
U 1
L M 3 1 1
2
37
5 6
4 1
8
V 4
R 21 0 k
R 72 2 0
V 2
V C C
35
bergantian yaitu kondisi tertutup pada saat saturasi dan kondisi terbuka pada
saat cut off.
re la y
12
1 K
V C C
o p t o c o p le r
1b d 1 3 9
2
3
1
Gambar 2.5. Rangkain Trasistor Sebagai Saklar
2.3.6 Rangkaian Komparator
Seri LM311 memiliki empat buah penguat terpisah dalam satu keping
IC. Dioperasikan dengan satu supply (single supply) dengan tegangan 3 –
32V. IC LM 311 pada modul ini digunakan sebagai generator penghasil
gelombang kotak, sawtooth, dan lurus serta sebagai komparator antara signal
gelombang sawtooth dengan input tegangan analog atau gelombang lurus.
Gambar 2.6. Rangkaian Komparator
Dengan mensetting tegangan referensi pada kaki non inverting maka
akan diperoleh outputan yang sesuai.dengan yang diinginkan, yaitu jika
kaki komparator pin 2 (V1) pada LM 311 mendapat tegangan lebih besar
dari pada pin no 3 (V4) maka , out putan dari komparator adalah bernilai
36
high. Dan sebaliknya apabila pin 2 lebih kecil dari pada pin 3 maka
outputan pin 7 (V2) akan berlogika low.
2.3.7 Rangkaian optocopler sebagai Sensor RPM
Optocoupler merupakan piranti elektronik yang berfungsi sebagai
pemisah antara rangkaian power dan rangkaian control. Optocoupler
memanfaatkan sinar sebagai pemicu on/ off. Opto sebagai optic dan coupler
sebagai pemicu. Optocoupler terdiri dari transmiter dan receiver. Bagian
transmiter dibangun oleh led infra merah, receiver dibangun oleh transistor.
R 1
1 0 0 k
13
2
V C C
P C 8 1 6
12
54
V C C
R 42 2 0
To C o m p .
Gambar 2.7. Rangkaian Sensor RPM
2.3.8 Rangkaian Counter Monostabil NE555
Pada Friability ini menggunakan rangkaian monostabil agar
mikrokontroller dapat mengitung dari perpindahan low atau high.
Output dari rangkaian monostabil diinputkan pada P1.0 pada T0.
Selanjutnya akan disimpan pada TL0 sebagai penerima data 8 bit. Dari
TL0 akan dipindah ke akumulator untuk diolah dan ditampilkan. IC 555
mempunyai dua cara kerja yaitu sebagai multivibrator astabil dan
monostabil, disini IC 555 digunakan sebagai monostabil.
37
Monostable Operation
R 54 7 0
V C C
J 1
p 1 . 1
1
R 12 2 K
R 3
1 0 0 k
13
2
V 3
R 21 K
V C C
V C C
C 21 u F
C 31 0 4
V 2
U 1
N E 5 5 5
2
53
76
4 81
TR
C VQ
D I STH R
R
VC
CG
ND
D 2
I N D I K A TO R
Gambar 2.8 Rangkaian Monostable Pada LM 555
Ekternal kapasitor pada awalnya ter-discharge oleh transistor yang
ada dalam timer. Untuk menjalankan aplikasi ini diperlukan sebuah negative
trigger pulse tidak kurang dari 1/3 VCC pada pin 2, maka flip-flop akan aktif
karena pengaruh short circuit pada kapasitor dan mengeluarkan output high.
Rumusnya adalah :
T = 1,1 RC
= 1,1 x 117K Ω x 1 uF
= 1,1 x 117.103 x 10-6
= 1,1 x 117 . 10-3
= 1,1 x 0,117
= 0,1287 s = 128,7 ms
T = 1,1 R. C
38
Gambar 2.9 Bentuk Gelombang Monostable
Tegangan pada kapasitor akan meningkat secara eksponensial dengan
periode T = 1,1 RA.C, pada akhir periode ini tegangan yang terjadi sebesar 2/3
VCC. Komparator akan me-reset flip-flop pada saat kapasitor menjadi discharge,
dan output yang dihasilkan menjadi low. semuanya tergantung pada power supply
yang digunakan.
39
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Diagram Mekanik
Tampak Depan
3.2 Blok Diagram
Gambar 3.1 Gambar blok diagram
LCD
Chamber
Keyped
MikrokontrolerAT89S52
Setting waktu
Setting kecepatan
Start
LCD
Driver Motor
Motor
monostabil Komparator
keyped
Buzzer
optocopler
40
3.3. Cara Kerja Blok Diagram
Pada saat keadaan awal kita setting waktu, kita dapat menentukan berapa
lama alat akan bekerja, setelah menentukan waktu lama alat bekerja maka kita
menentukan putaran berapa banyak dalam 1 menit pada chamber. selanjutnya
tekan tombol enter dan akan memberikan perintah pada mikrokontroller. sehingga
mikrokontroller akan memberikan perintah kepada rangkain driver motor yang
akan menjalankan motor untuk memutar chamber, setelah chamber berputar maka
optoclopler akan menyensor putaran dari chamber tersebut kemudian di
komparator untuk memastikan tegangan yang masuk pada rangkain monostabil
yang berfungsi sebagai reset pada tiap-tiap sinyal yang masuk pada
mikrokontroller, yang akan diolah mikrokontroller dan ditampilkan pada display,
apabila waktu yang ditentukan telah habis maka mikontroller akan memberikan
logika pada rangkian driver motor agar motor berhenti, dengan berhentinya motor
maka proses dari alat ini telah selesai dan buzzer akan berbunyi menandakan akhir
dari friability.
41
3.4.Diagram Alir
BEGIN
Inisialisasi LCD
STARTNo
Yes
Motor OnTimer On
END
Timer habis ? No
Yes
time : ….. : …..
Setting rpm25rpm atau 30rpm
Deteksi rpm motor
42
3.5. Cara kerja Diagram Alir
Dari jala-jala PLN tengangan telah disearahkan oleh rangkain power
supply, kemudian ditombol on/off, maka tangangan akan menyapply pada
rangkain mikrokontroller, kemudian setting waktu pada keypad, setting waktu
sesuai dengan yang telah ditentukan, keypad ini bekerja dengan dikontrol oleh
mikrokontroller, setelah waktu ditentukan maka tentukan kecepatan pada motor,
setting sesuai dengan yang telah ditentukan dalam proses fiarbility tester, setelah
setting waktu selesai dan kedua setting ini akan dikontrol oleh mikrokontroller,
langkah selanjutnya adalah tekan tombol enter, mikrokontroller akan memberikan
logika pada driver-driver dan motor mulai bekerja dan timer juga bekerja, dengan
berputarnya motor maka chamber akan berputar sesuai dengan setting yang telah
ditentukan, lalu optocopler akan menyensor tiap-tiap putaran pada chamber
tersebut, dari optocopler tersebut dikomparator yang berfungsi untuk memastikan
tengangan yang masuk pada rangkaian monostabil yang berfungsi sebagai reset
pada tiap-tiap sinyal yang masuk pada mikrokontroller, sehingga dapat
difungsikan sebagai counter untuk dikonversikan dari berapa putaran per
menitnya dalam display, alat ini akan mengulangi perintah sebelumnya apabila
timer belum habis dan apabila timer habis maka motor akan berhenti dan buzzer
akan berbunyi menandakan proses telah selesai.
43
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 URUTAN KEGIATAN
Urutan kegiatan dalam pelaksanaan tugas akhir ini meliputi :
1. Mempelajari teori – teori yang berhubungan dengan
permasalahan yang dibahas melalui studi kepustakaan.
2. Mempelajari dan merancang teknis pembuatan modul tersebut.
3. Merencanakan anggaran biaya pembuatan modul.
4. Membuat diagram blok.
5. Membuat diagram alir.
6. Menyiapkan bahan berupa komponen, box dan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembuatan modul.
7. Membuat jadwal kegiatan untuk mengatur waktu pembuatan
modul.
8. Membuat modul.
9. Melakukan pengukuran dan kalibrasi.
10. Membuat laporan.
4.2 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian untuk tugas akhir ini yaitu penelitian ekperimental.
4.3 ANALISA DATA
4.3.1 Variabel Bebas
Sebagai variabel bebas adalah tablet sebagai sampel.
4.3.2 Variabel Terikat
44
Sebagai Variabel terikat adalah Motor DC.
4.3.2 Variabel Terkendali
Sebagai variabel terkendali adalah LCD karakter.
4.4 DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Dalam kegiatan operasionalnya, variabel – variabel yang digunakan
dalam perencanaan pembuatan modul, baik variabel terkendali, terikat dan
bebas memiliki fungsi-fungsi antara lain :
Tablet berfungsi sebagai sampel.
Motor DC berfungsi sebagai penggerak chamber.
LCD karakter berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran
kecepatan dan waktu proses terjadinya pemutaran chamber.
4.4.1 Perencanaan Pembuatan Modul
Pembuatan Box
Pembuatan box dirancang sedemikian rupa sehingga alat dapat
bekerja dengan baik dan dirancang sesuai dengan mekanik yang
digunakan. Sehingga terdapat keseimbangan dan mekaniknya dapat
bekerja dengan baik.
45
Bagian chamber
Gambar 4.1. Desain chamber
4.5 DAFTAR KOMPONEN
Adapun komponen-komponen penting yang akan kami gunakan dalam
pembuatan modul, antara lain :
Motor DC NE 555 IC LM311 PC816 keypad Transistor LCD 2X16
4.6 PERALATAN YANG DIPERGUNAKAN
Sebagai sarana pendukung dalam pembuatan tugas akhir ini dapat
kami sebutkan sebagai berikut :
Solder listrik Soldering pump Bread board Tool set
46
Multimeter 4.7 JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan penulis susun menurut jadwal kalender Akademik
yang ada di Politeknik Kesehatan Jurusan Teknik Elektromedik Surabaya.
Tabel 4.1. Jadwal Kegiatan
Kegiat
an
Se
p
Ok
t
No
v
De
s
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
M
ei
Ju
n
Ju
l
I √ √
II √
III √ √ √ √ √ √ √
IV √ √ √
V √
Keterangan:
I. Penentuan judul
II. Studi Literatur dan Pembuatan Proposal
III. Pembuatan Modul
IV. Seminar Awal
V. Ujian Sidang dan Pengumpulan Karya Tulis Ilmiah (KTI).
47
BAB V
HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS
5.1 PENGUJIAN DAN PENGUKURAN MODUL
Setelah membuat modul maka perlu diadakan pengujian dan
pengukuran. Untuk mengetahui seberapa tepat pembuatan modul ini, maka
penulis melakukan pendataan melalui pengukuran dan pengujian. Tujuannya
adalah untuk apakah masing – masing komponen dapat berjalan sesuai
dengan fungsinya yang telah direncanakan.
Langkah- langkah pengukuran dan pengujian modul ini
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Menyiapkan peralatan – peralatan yang dibutuhkan terutama alat
ukur
2. Mencatat hasil pengukuran.
3. Melakukan pengecekan terhadap masing – masing jalur rangkaian
pada PCB tentang ketepatan komponen, koneksi pin – pin pada IC.
4. Menguji alat dengan mengadakan pengukuran terhadap output
masing – masing bagian sesuai pengukuran yang dibutuhkan.
5. Mencatat hasil pengukuran dalam table yang telah kita sediakan.
48
5.2 PENGUKURAN RPM
5.2.1 SETTING RPM 25
5.2.1 Hasil pengukuran RPM 25 dengan Tachometer sebagai acuan
Tabel 5.1 TACHOMETER sebagai acuan
Rerata Koreksi Error % SD Ua(Ketidak pastian)
U95(Kelayakan)
24,78 0,22 0,99 0,148 0,056 0,143
Tabel 5.2 Hasil perhitungan rpm 25 rpm dengan Tahcometer
Analisis perhitungan rpm 25 dengan TACHOMETER sebagai acuan :
1. Rpm setting = 25 rpm
2. Rata – Rata ( ) =
= 24,78
3. Koreksi = Rpm setting – Rerata
= 25 – 24,78
= 0,22
NOrpm
setting
PENGUKURAN ( rpm
)
1 2 3 4 5 6 7
1 Tachometer 24,2 25 24,6 25 25 24,7 25
49
4. Kesalahan (Error%) =
= 0,99 %
* Dari hasil pengukuran pada rpm 25 dengan TACOMETER sebagai acuan
maka diperoleh hasil perhitungan Error atau rata-rata simpang sebesar
0,99%.
5. Standart Deviasi =
= 0,148
6. Ua (Ketidak pastian) =
= 0,056
7. U95 (Kelayakan) = Ua x 2,57
= 0,056 * 2,57
= 0,143
5.2.2 Hasil Pengukuran RPM 25 Dengan Optocopler Sebagai Acuan
Tabel 5.3 Optocopler sebagai acuan
Rerata Koreksi Error % SD Ua(Ketidak pastian)
U95(Kelayakan)
25 0 0 0 0 0
Tabel 5.4 Hasil perhitungan rpm 25 rpm dengan Optocopler Analisis Perhitungan Rpm 25 Dengan Optocopler Sebagai Acuan :
NOrpm
setting
PENGUKURAN ( rpm
)
1 2 3 4 5 6 7
1 lcd 25 25 25 25 25 25 25
50
1. Rpm setting = 25 rpm
2. Rata – Rata ( ) =
= 25
3. Koreksi = Rpm setting – Rerata
= 25 – 25
= 0
4. Kesalahan (Error%) =
= 0 %
* Dari hasil pengukuran pada rpm 25 dengan Optocopler sebagai acuan maka
diperoleh hasil perhitungan Error atau rata-rata simpang sebesar 0%.
5. Standart Deviasi =
= 0
6. Ua (Ketidak pastian) =
= 0
7. U95 (Kelayakan) = Ua x 2,57
= 0 * 2,57
= 0
5.3 SETTING RPM 30
51
5.3.1 Hasil pengukuran RPM 30 dengan TACHOMETER sebagai acuan
Tabel 5.5. TACHOMETER sebagai acuan
Rerata Koreksi Error % SD Ua(Ketidak pastian)
U95(Kelayakan)
29,51 0,49 1,63 0,323 0,122 0,313
Tabel 5.6 Hasil perhitungan Rpm 30 dengan TACHOMETER sebagai acuan
Analisa perhitungan Rpm 30 dengan TACOMETER sebagai acuan :
1. Rpm setting = 30
2. Rata – Rata ( ) =
= 29,51
3. Koreksi = Rpm setting – Rerata
= 30 – 29,51
= 0,49
4. Kesalahan (Error%) =
= 1,63%
* Dari hasil pengukuran pada rpm 30 dengan TACOMETER sebagai acuan
maka diperoleh hasil perhitungan Error atau rata-rata simpang sebesar 1,63.
NOrpm
setting
PENGUKURAN
1 2 3 4 5 6 7
1 Tachometer 29,3 29,1 30 29,2 29,0 30 30
52
5. Standart Deviasi =
= 0,323
6. Ua (Ketidak pastian) =
= 0,122
7. U95 (Kelayakan) = Ua x 2,57
= 0,122 * 2,57
= 0,313
5.3.2 Hasil pengukuran RPM 30 dengan Optokopler sebagai acuan
Tabel 5.7. Optokopler sebagai acuan
Rerata Koreksi Error % SD Ua(Ketidak pastian)
U95(Kelayakan)
30 0 0 0 0 0
Tabel 5.8. Hasil perhitungan rpm 30 rpm dengan Optokopler
Analisis perhitungan rpm 30 dengan Optocopler sebagai acuan :
1. Rpm setting = 30 rpm
NOrpm
setting
PENGUKURAN ( rpm
)
1 2 3 4 5 6 7
1 lcd 30 30 30 30 30 30 30
53
2. Rata – Rata ( ) =
= 30
3. Koreksi = Rpm setting – Rerata
= 30 – 30
= 0
4. Kesalahan (Error%) =
= 0 %
* Dari hasil pengukuran pada rpm 25 dengan TACOMETER sebagai acuan
maka diperoleh hasil perhitungan Error atau rata-rata simpang sebesar 0%.
5. Standart Deviasi =
= 0
6. Ua (Ketidak pastian) =
= 0
7. U95 (Kelayakan) = Ua x 2,57
= 0 * 2,57
= 0
5.4 PENGUKURAN WAKTU DENGAN STOPWACHT
54
tabel 5.9. hasil pengukuran waktu dengan stopwacht
5.4.1 Analisis perhitungan waktu 4 menit :
1. Setting waktu = 4 menit
2. Rata – Rata ( ) =
= 242 detik
= 4,03 menit
3. Koreksi = Setting waktu – Rerata
= 240 – 242
= 2 detik
= 0,03 menit
4. Kesalahan (Error%) =
= 0,83%
* Dari hasil pengukuran pada waktu 4 menit diperoleh hasil perhitungan Error
atau rata-rata simpang sebesar 0,83 %.
NO Setting waktu
PENGUKURAN waktu
I II III IV V
1 04.00 04.02 04.02 04.02 04.02 04.02
2 03.00 03.01 03.01 03.01 03.01 03.02
55
5. Standart Deviasi =
= 0
6. Ua (Ketidak pastian) =
= 0
7. U95 (Kelayakan) = Ua x 2,57
= 0 x 2,57
= 0
5.4.2 Analisis perhitungan waktu menit :
1. Setting waktu = 3 menit
2. Rata – Rata ( ) =
= 181,2 detik
= 3,02 menit
3. Koreksi = Setting waktu – Rerata
= 180 – 181,2
= 1,2 detik
= 0,02 menit
4. Kesalahan (Error%) =
= 0,67 %
56
* Dari hasil pengukuran pada waktu 3 menit diperoleh hasil perhitungan Error
atau rata-rata simpang sebesar 0,67%.
5. Standart Deviasi =
= 0,74 detik
= 0,01 menit
6. Ua (Ketidak pastian) =
= 0,04 menit
7. U95 (Kelayakan) = Ua x 2,57
= 0,04 x 2,57
= 0,10
SettingWaktu
Rerata Koreksi Error % SD Ua(Ketidak pastian)
U95(Kelayakan)
04.004,03
0,03 0,83 0 0 0
03.00 3,02 0,02 0,67 0,01 0,04 0,10
TABEL 5.10. hasil perhitungan pengukuran waktu dengan stopwacht
57
5.5. Timing Diagram RPM
5.11. Tabel kecepatan 25 RPM
Bentuk Gelombang Tegangan(vpp)Ton
(ms)
Toff
(ms)
Periode
(ms)
V1compPin 2
2,2 20 172 196
V2compPin 7
4,6 30 144 176
V3Mono pin3
3,4 124 32 156
V4Comp pin3
0,3 - - -
58
Bentuk Gelombang Tegangan(vpp)
Ton
(ms)
Toff
(ms)
Periode
(ms)
V1compPin 2
2,2 16 160 180
V2compPin 7
4,6 22 124 152
V3Mono pin3
3,5 144 30 180
V4Comp pin3
0,3 - - -
2.4. Tabel kecepatan 30RPM
59
Kecepatan 25 :
T = LEBAR KOTAK x TIME/DIV
V1 : Ton = 1 x 20 ms
= 20 ms
Toff = 8,6 x 20 ms
= 172 ms
T = 9,8 x 20 ms
= 196 ms
Vpp = 1,1 x 2= 2,2
V2 : Ton = 1,5 x 20 ms
= 30 ms
Toff = 7,2 x 20ms
= 144 ms
T = 8,8 x 20 ms
= 176 ms
Vpp = 2,3 x 2= 4,6
V3 : Ton = 6,2 x 20 ms
= 124 ms
Toff = 1,6 x 20 ms
= 32 ms
T = 7,8 x 20 ms
= 156 ms
Vpp = 1,7 x 2= 3,4
V4 : Vpp = 2,2 x 2 = 4,4 Vpp
Kecepatan 30 :
T = LEBAR KOTAK x TIME/DIV
V1 : Ton = 0,8 x 20 ms
= 16 ms
Toff = 8 x 20 ms
= 160 ms
T = 9 x 20 ms
= 180 ms
Vpp = 1,1 x 2= 2,2
V2 : Ton = 1,1 x 20 ms
= 22 ms
Toff = 6,2 x 20ms
= 124 ms
T = 7,6 x 20 ms
= 152 ms
Vpp = 2,3 x 2= 4,6
V3 : Ton = 7,2 x 20 ms
= 144 ms
Toff = 1,5 x 20 ms
= 30 ms
T = 8,4 x 20 ms
= 168 ms
Vpp = 1,7 x 2= 3,4
V4 : Vpp = 2,2 x 2 =4,4
Keterangan pengukuran
N : Jumlah Data
Rata-rata
Rata-rata dalam perkataan sehari-hari, orang sudah menafsirkan dengan rata-
rata hitung. Dan arti sebenarnya adalah bilangan yang didapat dari hasil
pembagian jumlah nilai data oleh banyaknya data dalam kumpulan tersebut.
Rata – rata adalah nilai atau hasil pembagian dari jumlah data yang diambil atau
diukur dengan banyaknya pengambilan data atau banyaknya pengukuran.
Rumus rata-rata adalah
Rata – Rata ( ) :
Standart deviasi
Standart deviasi adalah suatu nilai yang menunjukan tingkat (derajat) variasi
kelompok data atau ukuran standart penyimpangn dari meanya.
Rumus diviasi
Standart Deviasi (SD) :
Error (rata-rata simapangan)
Error (rata-rata simpangan) adalah selisih rata-rata nilai dari harga yang
dikehendaki dengan nilai yang diukur.
Rumus error :
Error =
Persen error adalah nilai persen dari simpangan (error) terhadap nilai yang
dikehendaki.
Rumus % error :
%Error : x 100%
UA : ketidakpastian
adalah nilai disekitar hasil pengukuran yang didalamnya diharapkan terdapat
nilai sebenarnya dari nilai ukur
Rumus dari ketidak pastian adalah sebagai berikut :
Ketidak pastian =
U95
adalah tingkat kenyakinan akan keberadaan nilai sebenarnya pada suatu tindakan
pengukuran.U95 menunjukkan data yang dianggap benar adalah 95%.
Rumus U95 : UA x 2,57
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 PEMBAHASAN RANGKAIAN
6.1.1 RANGKAIAN KESELURUHAN
R 3
5 k
13
2
C 20 , 1 u F
C 3
3 0 p
J 4
m o t o r
12
p c 8 1 7
12
65
t ip 1 2 2
2
3
1
R 2
0 . 1 5
U 1
N E 5 5 5
2
53
76
4 81
TR
C VQ
D I STH R
R
VCC
GND
R 12 4 0
4 1 4 8
21
54
1 K
1 0 K
13
2
K 1 A
R E L A Y S P D T H E
34
5
J 4
m o t o r
12
re la y
12
R 61 k
J 1
C O N 1
1
R 12 4 0
V C C
+C 11 uC 2
0 . 5 6 u
R 21 K
V C C
V C C
D 2
D I O D E
V C C
U 1L M 3 1 7
123
A D JV I NV O U T
+C 3
2 2 0 0
C 20 . 5 6 u
V C C
t ip 1 2 2
2
3
1
R 21 0 k
V C C
R 2
0 . 1 5R 42 2 0
V C C
Q 1TI P 3 0 5 5 1
23
p c 8 1 71
2
65
U 1L M 3 1 7
123
A D JV I NV O U T
V C C
J 6
lcd 2
x 1
61234567891 01 11 21 31 41 51 6
K 1 A
R E L A Y S P D T H E
34
5
C 40 . 1
R 3
5 0 K
13
2
R 3
5 k
13
2
D 1
D I O D E
1 K
R 51 0 0 k
13
2
J 1
C O N 1
1
R 11 0 K
R 72 2 0
D 1
L E D
D 1
D I O D E
Q 1TI P 3 0 5 5 1
23
re la y
12
1 K
D 2
D I O D E
C 23 0 p
J 2
C O N 3
123
R 54 7 0
J 3
1 2
J 3
C O N 2
1 2
U 1
A T8 9 S 8 2 5 2
91 81 9 2 9
3 0
3 1
4 0
12345678
2 12 22 32 42 52 62 72 8
1 01 11 21 31 41 51 61 7
3 93 83 73 63 53 43 33 2
R S TXTA L 2XTA L 1 P S E N
A L E / P R O G
E A / V P P
V C C
P 1 . 0 / T2P 1 . 1 / T2 -E XP 1 . 2P 1 . 3P 1 . 4 / S SP 1 . 5 / M O S IP 1 . 6 / M I S OP 1 . 7 / S C K
P 2 . 0 / A 8P 2 . 1 / A 9
P 2 . 2 / A 1 0P 2 . 3 / A 1 1P 2 . 4 / A 1 2P 2 . 5 / A 1 3P 2 . 6 / A 1 4P 2 . 7 / A 1 5
P 3 . 0 / R XDP 3 . 1 / TXD
P 3 . 2 / I N TOP 3 . 3 / I N T1
P 3 . 4 / TOP 3 . 5 / T1
P 3 . 6 / W RP 3 . 7 / R D
P 0 . 0 / A D 0P 0 . 1 / A D 1P 0 . 2 / A D 2P 0 . 3 / A D 3P 0 . 4 / A D 4P 0 . 5 / A D 5P 0 . 6 / A D 6P 0 . 7 / A D 7
D 2
I N D I K A TO R
J 5
C O N 1
1
V C C
V C C
1 K
D 3
D I O D E
+C 3
2 2 0 0
R 31 0 K
V C C
V C Cb u zze r
J 5
C O N 1
1
D 3
D I O D E
keyp
ad 4
x 4
12345678
+C 11 u
V C C
V C C
C 40 . 1
C 31 0 4
+
-
U 1
L M 3 1 1
2
37
5 64 1
8
R 11 0 0 k
13
2
V C C
J 2
C O N 3
123
Gambar 6.1. Rangkaian keseluruhan
Alat bekerja saat jala-jala pln masuk pada angkain power suplly, apabila tegangan
sudah masuk maka mikrokontroller akan inisilisasi, Pada saat keadaan awal kita setting
waktu, kita dapat menentukan berapa lama alat akan bekerja, setelah menentukan waktu
lama alat bekerja maka kita menentukan putaran berapa banyak dalam 1 menit pada
chamber. selanjutnya tekan tombol enter dan akan memberikan perintah pada
mikrokontroller. sehingga mikrokontroller akan memberikan perintah kepada rangkain
driver motor yang akan menjalankan motor untuk memutar chamber, setelah chamber
berputar maka optoclopler akan menyensor putaran dari chamber tersebut kemudian di
komparator untuk memastikan tegangan yang masuk pada rangkain monostabil yang
berfungsi sebagai reset pada tiap-tiap sinyal yang masuk pada mikrokontroller, yang
akan diolah mikrokontroller dan ditampilkan pada display, apabila waktu yang
ditentukan telah habis maka mikontroller akan memberikan logika pada rangkian driver
motor agar motor berhenti, dengan berhentinya motor maka proses dari alat ini telah
selesai dan buzzer akan berbunyi menandakan akhir dari friability.
6.1.2 RANGKAIAN DRIVER MOTOR.
6.1.2.1. Rangkaian driver relay
Gambar 6.2. rangkaian driver relay
Apabila P1.2 mendapat logika 0 maka ir akan memancarkan cahaya sehingga
basis pada Q1 mendapatkan supply tengangan,dengan saturasinya Q1 maka
otomatis relay mendapatkan tegangan dan mengaktifkan variable suplly
sehingga motor akan bekerja untuk memutar chamber, begitu juga sebaliknya
jika P1.2 mendapatkan logika 1 maka ir tidak akan memancarkan cahaya
sehingga basis pada Q1 tidak mendapatkkan supply.
6.1.2.2. Rangkaian variable supply
Gambar 6.3. rangkaian driver motor
Pada rangkaian kondisi awal tidak akan bekerja,apabila kontak pada relay
berpindah dari NC ( normal close ) ke NO ( normal open ) maka otomatis input
dari IC317 mendapatkan tegangan dari trafo sehingga tegangan pada output
masuk pada motor,dimana tegangan motor untuk pemilihan kecepatan adalah
sebagai berikut :
Kecepatan (RPM) Tegangan motor
25 12.5 V
30 14,0 V
\Tabel 6.1 Tegangan pada kecepatan 25 dan 30
6.1.3 LISTING PROGRAM DRIVER MOTOR
Proses25RPM:
cjne a,#1,Proses30RPM
clr p1.2
setb P1.3
sjmp mulai_program_start
Proses30RPM:
cjne a,#2,Proses25RPM
clr p1.3
setb p1.2
sjmp mulai_program_start
program untuk menyalakan driver motor adalah dengan memanfaatkan
perintah clr (memberi logika 0) dan setb (memberi logika 1), pada saat kita pilih
kecepatan maka otmatis akan member perintah pada driver motor yaitu pc 817
yang akan aktif jika mendapatkan logika 0, apabila kita memilih kecepatan 25
maka pada port p1.2 akan mengeluarkan logika 0 sehingga driver akan aktif jika
program dijalankan dan port p1.3 mengeluarkan logika 1 sehingga akan
mematikan driver motor 30 rpm dan jika kita memilih kecepatan 30 maka pada
port p1.3 akan mengeluarkan logika 0 sehingga driver akan aktif jika program
dijalankan dan port p1.2 mengeluarkan logika 1 sehingga akan mematikan driver
motor 25 rpm.
6.1.4 RANGKAIAN COUNTER DENGAN IC NE555
V C CV C C
1 K
V C C
D 1
L E D
R 61 k
V 1
R 11 0 0 k
13
2
V 2
+
-
U 1
L M 3 1 1
2
37
5 64 1
8
V C C
V C CR 31 0 K
t o m o n o
1
R 72 2 0
21
54
R 42 2 0 V 4
R 21 0 k
R 51 0 0 k
13
2
Gambar 6.4. Rangkain komparator
R 54 7 0
V C C
J 1
p 1 . 1
1
R 12 2 K
R 3
1 0 0 k
13
2
V 3
R 21 K
V C C
V C C
C 21 u F
C 31 0 4
V 2
U 1
N E 5 5 5
2
53
76
4 81
TR
C VQ
D I STH R
R
VC
CG
ND
D 2
I N D I K A TO R
Gambar 6.5. Rangkaian Monostabil NE555
Pada Friability ini menggunakan rangkaian monostabil agar
mikrokontroller dapat mengitung dari perpindahan low atau high. Yaitu dapat
dijelaskan :
T = 1,1 RC
R = R1 + R3
= 22K + 95 K
= 117 K
T = 1,1 RC
= 1,1 x 117K Ω x 1 uF
= 1,1 x 117.103 x 10-6
= 1,1 x 117 . 10-3
= 1,1 x 0,117
= 0,1287 s = 128,7 ms
Jadi dapat disimpulkan dari hasil perhitungan teori didapatkan
hasil sebesar 128 ms dan secara praktek mendapatkan hasil 124 ms hasil
perbedaan ini disebabkan karena cara pengukuran dan toleransi pada rangkaian
yang menyebabkan perbedaan hasil.
Software untuk menghitung monostabil:
InitTimer2:
mov pencacah21,#20
mov Tmod,#00010001b
mov tl1,#0afh
mov th1,#03ch
setb ET1
setb EA
setb TR1
ret
Mov pencacah 21,#20h merupakan isi alamat pencacah 21 dengan nilai # 20h,
dimana fungsinya untuk mengalikan 0,05 detik menjadi 1 detik. 0,05 detik berasal dari
timer yang dihasilkan oleh Register Timer / Conter.
Mov Tmod,#00010001 menginisialisasi Register Timer Conter atau dari Timer
Conter 0. Mov tl1,#0afh dan th1,#03ch difungsikan untuk menghasilkan timer sebesar
0,05 detik yang akan dikalikan dengan 20 yang dihasilnya timer 1 detik. Setb ET1
merupakan enable T1, setb EA enable ad intrupsi, dan setb TR1 merupakan enable pada
TR1.
timerinterrupt2:
mov tl1,#0afh
mov th1,#03ch
djnz pencacah21,Endinterupsi2
mov pencacah21,#20
acall Oflow
;
Endinterupsi2:
reti
;
OFlow: inc r2
mov data_countA,TL2
cjne r2,#12,Load
acall count
mov r2,#0
Ret
load: ret
;
count: mov b,#5
mov a,data_countA
mul ab
acall konversi
clr a
acall reset_counter
ret
subrutin diatas berfungsi untuk mendeteksi rpm, mov tl1 dan th1
menghasilkan timer 1 detik kemudian kurangi nilai di pencacah 21 dengan 1 jika
tidak nol lompat ke Endinterupsi2. inc r2 adalah menambah r2 dengan 1 bit
selanjutnya perhitungan disimpan di Conter TL2 dibawa ke data_conter. Data ini
diambil selama 12 detik, setelah data diambil selama 12 detik data tersebut
dikalikan 5. Sehingga jika hasil conter dalam 1 detik 1xputaran maka dalam 12
detik menghasilkan 12xputaran yang akan dikalikan dengan 5 sehingga
menghasilkan nilai 60 putaran/RPM .
Count disini berfugsi sebagai proses perkalian data konter dengan
konstanta yang sudah diisikan pada b. Jadi berapapun hasil dari deteksi pada
data_count akan dikalikan 5.lalu hasil tersebut dikonversi dan ditampilkan pada
lcd.
Software untuk ditampilkan pada lcd :
konversi: mov b,#100d
div ab
mov Ratusan,a
mov a,b
mov b,#10d
div ab
mov Puluhan,a
mov Satuan,b
ret
Printoutchar: mov r1,#0c7h
acall write_inst
mov a,Ratusan
add a,#30h
mov r1,a
acall write_data
mov r1,#0c8h
acall write_inst
mov a,puluhan
add a,#30h
mov r1,a
acall write_data
mov r1,#0c9h
acall write_inst
mov a,satuan
add a,#30h
mov r1,a
acall write_data
ret
Subrutin konversi adalah untuk menampilkan data counter rpm ke lcd, dimana
konversi ini digunakan untuk mengubah bilangan biner ke desimal yang
kemudian akan di tampilkan ke LCD. Isi b dengan 100d nilai dari conter tadi di
simpan di , di bagi dengan 100 hasil disimpan di a. sisa disimpan di b. di b di
pindah lagi ke a dibagi dengan 10d. hasil di simpan di a sebagai puluhan, sisa di
b sebagai satuan.
Subrutin Printoutchar adalah untuk pengalamatan pada LCD, dimana akan di
tampilkan RPM satuan pada alamat #0c9h, untuk RPM puluhan #0c8h, dan
untuk RPM ratusan #0c7h.
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan pengukuran terhadap alat Friability Tester berbasis
Mikrokontroller yang telah dilengkapi dengan Timer, dan Tampilan RPM ini, maka
penulis dapat menentukan suatu kesimpulan, bahwa :
1. Hasil pengukuran rpm, menunjukkan kesalahan untuk rpm yang di
kehendaki tidak melebihi 5% untuk pemilihan kecepatan atau pemilihan rpm
pada putaran chamber tingkat kesalahan sebesar 1.3%, sehingga dapat dikatakan
alat friability tester ini layak untuk di gunakan.
2. pengukuran rpm akan lebih baik dilakukan jika tachometer
digunakan sebagai acuan, terlihat dari hasil tabel perbandingan antara
tachometer sebagai acuan dengan optokopler sebagai acuan.
3. Hasil pengukuran waktu menunjukan tingkat kesalahan timer
mikrokontroler AT 89s52 cukup kecil, dengan melihat nilai kesalahan yang di
dapat 0,75% , Dari nilai kesalahan yang di dapat untuk waktu treatment kurang
dari 5% maka dapat dikatakan alat ini layak untuk digunakan.
7.2. Saran
Selain itu penulis juga akan memberi saran yang berhubungan dengan alat
yang penulis buat.
Alat ini bisa diteruskan atau diperbaiki yaitu dengan diberikan penyimpanan
data agar tablet yang telah kita tester bisa kita ambil datanya sewaktu-waktu untuk
dibandingkan, ditambahkan dari referensi penulis.