5
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gel kadang-kadang disebut Jelly, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorgnik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase ( misalnya Gel Alumnium Hidroksida ). Dalam sistem dua fase, jika ukuran dari fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang- kadang dinyatakan sebagai magma ( misalnya Magma Bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, artinya massa akan mengental jika didiamkan dan akan mencair kembali jika dikocok. Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organic yang tersebar serba sama dalam suatu cairan sedemkian hingga tidak terlihat adanya ikatan antar molekul makro yang terdispersi kedalam cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetk ( misalnya Karbomer) atau dari gom alam ( misalnya Tragakan ). Gel umumnya mengandung air, etanol dan minyak yag dapat digunakan sebagai fase pembawa. Gel dapat diberikan untuk penggunaan topikal atau dimasukkan kedalam lubang tubuh. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui langkah-langkah cara pembuatan sediaan Gel yang baik dan tepat. 1.3 Manfaat 1. Dapat memahami langkah-langkah dalam pembuatan sediaan Gel. 2. Untuk dapat mengaplikasikan di dunia kerja. 3. Untuk menambah wawasan dan ketrampilan.

FTS SemiSolid Gel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FORMULASI SEDIAAN STREIL

Citation preview

Page 1: FTS SemiSolid Gel

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gel kadang-kadang disebut Jelly, merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorgnik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase ( misalnya Gel Alumnium Hidroksida ). Dalam sistem dua fase, jika ukuran dari fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma ( misalnya Magma Bentonit). Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, artinya massa akan mengental jika didiamkan dan akan mencair kembali jika dikocok.

Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organic yang tersebar serba sama dalam suatu cairan sedemkian hingga tidak terlihat adanya ikatan antar molekul makro yang terdispersi kedalam cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetk ( misalnya Karbomer) atau dari gom alam ( misalnya Tragakan ). Gel umumnya mengandung air, etanol dan minyak yag dapat digunakan sebagai fase pembawa.

Gel dapat diberikan untuk penggunaan topikal atau dimasukkan kedalam lubang tubuh.

1.2  Tujuan1. Mengetahui langkah-langkah cara pembuatan sediaan Gel yang baik dan

tepat.1.3  Manfaat

1. Dapat memahami langkah-langkah dalam pembuatan sediaan Gel.2. Untuk dapat mengaplikasikan di dunia kerja.3. Untuk menambah wawasan dan ketrampilan.

Page 2: FTS SemiSolid Gel

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Gel

Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli. (Farmakope Indonesia edisi IV, hal 7)

Gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawaan organik atau makromolekul senyawa organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan (Formularium Nasional, hal 315)

2.1.2 Keuntungan dan Kekurangan Sediaan Gel

1. Keuntungan sediaan gel Untuk hidrogel : efek pendinginan pada kulit saat digunakan;

penampilan sediaan yang jernih dan elegan; pada pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film tembus pandang, elastis, daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan pori tidak terganggu; mudah dicuci dengan air; pelepasan obatnya baik; kemampuan penyebarannya pada kulit baik.

2. Kekurangan sediaan gel Untuk hidrogel : harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air

sehingga diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel tetap jernih pada berbagai perubahan temperatur, tetapi gel tersebut sangat mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat, kandungansurfaktan yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal.

Penggunaan emolien golongan ester harus diminimalkan atau dihilangkan untuk mencapai kejernihan yang tinggi.

Untuk hidroalkoholik : gel dengan kandungan alkohol yang tinggi dapat menyebabkan pedih pada wajah dan mata, penampilan yang buruk pada kulit bila terkena pemaparan cahaya matahari, alkohol akan menguap dengan cepat dan meninggalkan film yang berpori atau pecah-pecah sehingga tidak semua area tertutupi atau kontak dengan zat aktif.

Page 3: FTS SemiSolid Gel

2.1.3 Penggolongan Gel1. Berdasarkan sifat fasa koloid :

a. Gel anorganik,  contoh : bentonit magmab. Gel organik, pembentuk gel berupa polimer

2. Berdasarkan sifat pelarut :a. Hidrogel (pelarut air). Contoh : bentonit magma, gelatinb. Organogel (pelarut bukan air/pelarut organik). Contoh : plastibase

(suatu polietilen dengan BM rendah yang terlarut dalam minyak mineral dan didinginkan secara  shock cooled), dan dispersi logam stearat dalam minyak.

c. Xerogel. Contoh : gelatin kering, tragakan ribbons dan acacia tears, dan sellulosa kering dan polystyrene.

3. Berdasarkan bentuk struktur gel:a. Kumparan acakb. Heliksc. Batangd. Bangunan kartu

4. Berdasarkan jenis fase terdispersi (FI IV, ansel):a. Gel fase tunggal, terdiri dari makromolekul organik yang tersebar

serba sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misal karbomer) atau dari gom alam (misal tragakan). Molekul organik larut dalam fasa kontinu.

b. Gel sistem dua fasa, terbentuk jika masa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah. Dalam sistem ini, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar, masa gel kadang-kadang dinyatakan sebagai magma. Partikel anorganik tidak larut, hampir secara keseluruhan terdispersi pada fase kontinu.

2.1.4 Dasar-Dasar Salep yang sering digunakan1. Dasar gel hidrofobik

Dasar gel hidrofobik umumnya terdiri dari partikel-partikel anorganik, bila ditambahkan ke dalam fase pendispersi, hanya sedikit sekali interaksi antara kedua fase. Berbeda dengan bahan hidrofilik, bahan hidrofobik tidak secara spontan menyebar, tetapi harus dirangsang dengan prosedur yang khusus (Ansel, 1989).

2. Dasar gel hidrofilik Dasar gel hidrofilik umumnya terdiri dari molekul-molekul organik

yang besar dan dapat dilarutkan atau disatukan dengan molekul dari fase pendispersi. Istilah hidrofilik berarti suka pada pelarut. Umumnya daya tarik menarik pada pelarut dari bahan-bahan hidrofilik kebalikan dari tidak adanya daya tarik menarik dari bahan hidrofobik. Sistem koloid hidrofilik biasanya lebih mudah untuk dibuat dan memiliki stabilitas yang lebih besar (Ansel, 1989). Gel hidrofilik umummnya mengandung komponen bahan pengembang, air, humektan dan bahan pengawet (Voigt, 1994).

Page 4: FTS SemiSolid Gel