FUNGSI BAHASA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sosiolinguistik

Citation preview

Microsoft Word - TITI RIANSARI _A2B307037_.doc

16

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dengan bahasa kita dapat mengetahui informasi yang kita butuhkan, selain itu kita dapat menyampaikan ide dan gagasan kita melalui bahasa, Bahasa muncul dan berkembang karena interaksi antar individu dalam suatu masyarakat, Sehubungan dengan peran penting bahasa sebagai sarana yang digunakan olaeh sekelompok anggota masyarakat untuk berinteraksi dan mengidentifikasikan diri. Abdul Chaer, Psikolinguistik: Kajian Teoretik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h. 30.Sosiolinguistik menempatkan kedudukan bahasa dalam hubungannya dengan pemakainya di dalam masyarakat, Ini berarti bahwa sosiolinguistik memandang bahasa pertama-tama sebagai system sosial dan sitem komunikasi, serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu. Disini ada penegasan, bahwa bahasa tidak hanya merupakan bagian dari kebudayaan (language in culture) dan sesuatu yang berdiri sendiri (language and culture). Tetapi juga merupakan system sosial dan sitem komunikasi dalam masyarakat. Sumarsono, Sosiolinguistik, (Jogjakarta: Sabda, 2007), Cet. III, h. 2.Di dalam masyarakat seseorang tidak lagi dipandang sebagai individu yang terpisah dari yang lain. Ia merupakan anggota dari kelompok sosialnya. Oleh karena itu bahasa dan pemakaian bahasanya tidak hanya diamati secara individual, tetapi selalu dihubungkan dengan kegiatannya di dalam masyarakat. Atau dengan kata lain, bahasa tidak saja dipandang sebagai gejala individual tetapi juga sebagai gejala sosial. Sebagai gejala sosial, bahasa dan pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik tetapi juga oleh faktor-faktor nonlinguistik, antara lain adalah faktor-faktor sosial, Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi pemakaian bahasa. Misalnya status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin dan sebagainya. Di samping itu pemakaian bahasa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional, yaitu siapa bicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana dan mengenai masalah apa.Dari fenomena bahasa yang telah diuraikan di atas, maka penulis akan memaparkan peran sosiolinguistik sebagai studi interdisipliner yang menggarap masalah-masalah kebahasaan dalam hubungannya dengan masalah-masalah sosial mengenai pengertian bahasa, fungsi-fungsi bahasa, karakteristik bahasa, serta perbedan fungsi dan pemakaian bahasa dalam melakukan interaksi di dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian Bahasa ? 2. Apa saja karakteristik Bahasa ?3. Apa saja fungsi Bahasa ?4. Bagaimana pemakaian Bahasa ?

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Bahasa.2. Untuk mengetahui karakteristik Bahasa.3. Untuk mengetahui fungsi Bahasa.4. Untuk mengetahui pemakaian bahasa. BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian BahasaDalam bukunya, Abdul Chaer menyatakan bahwa bahasa diartikan sebagai alat atau instrumen untuk menjalin interaksi atau alat berkomunikasi, dalam arti kata bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, ide, konsep, bahkan juga perasaan. Abdul Chaer, Sosiolinguistik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 15. Sedangkan Ibn Jiny mengemukakan bahasa adalah (lafadz yang diungkapkan oleh sekelompok orang untuk mengutarakan maksudnya). Ibn Jiny, Al-Khashish, (Beirt: Dr al-Kitb al-Arabiyah, 1952),Jilid I, h. 33. atau sistem lambang berupa bunyi atau ucapan yang dikeluarkan seseorang dari daerah artikulasinya. Saidun Fiddaroini,Bahasa dan Sastra dalam Penelitian, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 1998), h. 4. Menurut Bloch dan Trager sebagaimana dikutip oleh Hidayat bahwa bahasa merupakan suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh suatu kelompok masyarakat sosial untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), h. 22.Fodor (1974) mengatakan bahwa bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem tanda adalah bahwa hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud.Dalam pengertian sempit bahasa adalah sarana komunikasi antar individu yang diucapkan. Dalam pengertian luas bahasa ialah sarana komunikasi antar individu yang pada umumnya mencakup tulisan, isyarat, dan kode-kode lainnya. Sedangkan Acep Hermawan mensinyalir bahasa adalah alat untuk mendeskripsikan ide, gagasan, pikiran dan tujuan melalui struktur kalimat yang dapat dipahami oleh orang lain. Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001), h. 9.Ratner Gleason dan Narasimhan mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol vokal yang arbitrer sebagai sarana interaksi dan kerjasama antarmanusia. Kata-kata dalam sebuah bahasa merupakan simbol-simbol yang menggantikan sesuatu misalnya kata meja. Mengapa disebut meja? Hal itu dimungkinkan dengan adanya konvensi arbitrer (manasuka) oleh pemakai bahasa itu sendiri. Mereka menambahkan bahasa manusia dicirikan oleh struktur hirarkinya. Itu berarti bahwa pesan dapat dilihat dalam unit-unit analisis yang lebih kecil. Ratner, N.B, J.B Gleason, dan B. Narasimhan, AnIntroduction to Psycholinguistics: What Do Language Users Know? Psycholinguistics, (New York: Harcourt Brace College Publishers, 1998), h. 5.Adanya bahasa memungkinkan manusia memikirkan sesuatu dalam benak kepalanya meskipun objek yang sedang dipikirkannya itu tidak berada di dekatnya. Manusia dengan kemampuan berbahasanya memungkinkannya untuk memikirkan sesuatu masalah secara terus menerus. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1983), h. 177.Dengan bahasa bukan saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang ia pikirkan kepada orang lain. Dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan sikap dan perasaan. Dengan adanya bahasa, hidup dalam dunia yakni dunia pengalaman yang nyata dan dunia simbolik dinyatakan dengan bahasa.

Dari defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi. dimana setiap simbol bunyi memiliki ciri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata tulang dalam bahasa Batak artinya paman, sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kerangka. Tulisan adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.

B. Karakteristik BahasaTelah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam, manusiawi dan unik. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di antara karakteristik bahasa adalah abitrer, produktif, dinamis, beragam, manusiawi serta unik.Bahasa Bersifat Abritrer

Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret, alasan kuda melambangkan sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai adalah tidak bisa dijelaskan. Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), h. 45.Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang buku hanya digunakan untuk menyatakan tumpukan kertas bercetak yang dijilid, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain. Sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.Bahasa Bersifat Produktif

Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 60.000 kosa kata, tetapi dengan 60.000 buah kata bukan tidak mustahil dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas. Ibid., h. 49-50. Bahasa Bersifat Dinamis

Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon, Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi. Ibid., h. 53.Bahasa Bersifat Beragam

Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.Bahasa Bersifat Manusiawi

Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis. Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Ringkasnya manusialah yang mempunyai bahasa sedangkan hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu manusia dikatakan sebagai homo gramaticus artinya makhluk yang bertata bahasa. Acep Hermawan, Op. Cit., h. 14.Bahasa Itu Unik

Unik, artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki oleh yang lain. Dengan kata lain setiap bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya. Ciri khas ini bisa menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan kalimat, atau sistem yang lainnya. Misalnya dalam bahasa batak kata bontar artinya darah kalau tekanan diberikan pada suku kata pertama sedangkan kalau tekanannya diberikan pada suku kata yang kedua maka maknanya akan berbeda seperti kata bontar artinya putih. Abdul Chaer, Op. Cit., h. 51.

C. Fungsi Fungsi BahasaPada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu sebuah bangsa mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Menurut Sunaryo tanpa adanya bahasa iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa di dalam struktur sosial dan budaya ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar atau esensi pikiran seseorang.Adapun fungsi bahasa secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus :Fungsi bahasa secara umum

Sebagai Alat Untuk Berekspresi

Bahasa digunakan untuk menyatakan atau mengekspresikan perasaaan, emosi, harapan, keinginan, cita-cita, dan pikiran seseorang. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada dan pikiran kita, sekurang-kurangnya dapat memaklimkan keberadaan kita. Misalnya seperti seorang penulis buku, mereka akan menuangkan segala seseuatu yang mereka pikirkan ke dalam sebuah tulisan tanpa memikirkan si pembaca, mereka hanya berfokus pada keinginan mereka sendiri. Acep Hermawan, Op. Cit., h. 23.

2. Sebagai Alat KomunikasiBahasa sebagai alat verbal yang digunakan untuk komunikasi merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. Abdul Chaer, Op. Cit., h. 30. Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli atau menanggapi hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.Demikian juga halnya saat kita menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan laku untuk dijual. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah bahasa yang komunikatif. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum. Dengan kata lain, kata besar atau luas, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata makro akan memberikan nuansa lain pada bahasa kita. Misalnya, nuansa keilmuan, nuansa intelektualitas, atau nuansa tradisional.

3. Alat Untuk Mengadakan Integrasi Dan Adaptasi SosialPada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.Dalam mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Dalam hal ini, bahasa merupakan salah satu faktor yang terpenting yang dapat mempererat hubungan dan menciptakan saling pengertian suatu bangsa. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut. Acep hermawan, Op. Cit., h. 23.Sebagai Alat Kontrol Sosial

Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa, Buku-buku pelajaran, buku-buku instruksi, ceramah agama (dakwah), orasi ilmiah atau politik adalah contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Selain itu, kita juga sering mengikuti diskusi atau acara talk show di televisi dan radio, iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.http://aldyforester.wordpress.com/2013/03/24/pengertian-dan-fungsi-bahasa/, diakses pada tanggal 20 September 2014.Fungsi bahasa secara khusus

Mengadakan Hubungan Pergaulan Sehari-Hari

Manusia adalah mahkluk sosial yang tak akan pernah mungkin dapat terlepas dari hubungan (komunikasi) dengan mahluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat mempergunakan dialeg resmi (baku) atau dialeg santai (tidak menghiraukan pemakaian bahasa resmi, biasanya saat berkomunikasi dengan teman).Mewujudkan Seni (Sastra)

Bahasa yang dipakai untuk menyampaikan atau mengungkapkan perasaan melalui media seni. Misalnya puisi, syair, prosa, dll. Terkadang bahasa yang dipergunakan merupakan bahasa yang memiliki makna artau arti denotasi atau memiliki makna yang tersirat. Dalam hal ini, kita memerlukan pemahaman yang lebih mendalam agar bisa mengetahui apa makna atau apa yang ingin disampaikan kepada kita.

Mempelajari Bahasa-Bahasa Kuno

Dengan kita mempelajari bahasa-bahasa kuno ini, kita akan dapat mengetahui kejadian atau peristiwa yang sudah di masa lampau, untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi di masa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya saja untuk mengetahui keberadaan atau asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah-naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.Mengeksploitasi IPTEK

Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu akan didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri. Bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki kedudukan yang urgen dalam upaya memajukan peradaban ilmu pengetahuan dan teknologi.Sejalan dengan itu, Abdul Chaer dan Leonie Agustina melihat konsep bahasa sebagai alat atau berfungsi untuk menyampaikan pikiran dianggap terlalu sempit, sebab yang menjadi persoalan sosiolinguistik adalah who speak what language to whom, when and to what end. Oleh karena itu fungsi-fungsi bahasa harus dilihat dari berbagai sudut penutur, pendengar, topik, kode dan pesan pembicaraan. Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 1.

Berikut ini adalah fungsi-fungsi bahasa menurut Finocchiaro sebagaimana dikutip oleh Hidayat dalam Filasafat Bahasa yaitu :Fungsi Personal

Dilihat dari sudut penutur, bahasa berfungsi personal. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedang sedih, marah atau gembira.Fungsi Direktif

Dilihat dari sudut pendengar atau lawan bicara, bahasa berfungsi direktif, yaitu mengatuf tingkah laku pendengar. Di sini bahasa itu tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dikehendaki pembicara.Fungsi Fatik

Bila dilihat segi kontak antara penutur dan pendengar, maka bahasa bersifat fatik. Artinya bahasa berfungsi menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti pada waktu pamit, berjumpa atau menanyakan keadaan. Oleh karena itu, ungkapan-ungkapan ini tidak dapat diterjemahkan secara harfiah.Ungkapan-ungkapan fatik ini biasanya juga disertai dengan unsur paralinguistik, seperti senyuman, gelengan kepala, gerak gerik tangan, air muka atau kedipan mata. Ungkapan-ungkapan tersebut jika tidak disertai unsure paralinguistik tidak mempunyai makna.

Fungsi Referensial

Dilihat dari topik ujaran bahasa berfungsi referensial, yaitu berfungsi untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada disekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi referensial ini yang melahirkan paham tradisional bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana si penutur tentang dunia di sekelilingnya.Fungsi Metalingual atau Metalinguistik

Dilihat dari segi kode yang digunakan, bahasa berfungsi metalingual atau metalinguistik. Artinya, bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Biasanya bahasa digunakan untuk membicarakan masalah lain seperti ekonomi, pengetahuan dan lain-lain, Tetapi dalam fungsinya di sini bahasa itu digunakan untuk membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran bahasa di mana kaidah-kaidah bahasa dijelaskan dengan bahasa.Fungsi Imajinatif

Jika dilihat dari segi pesan (message) yang disampaikan maka bahasa itu berfungsi imajinatif, Bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan; baik yang sebenarnya maupun yang hanya imajinasi (khayalan) saja. Fungsi imaginasi ini biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng dan sebagainya) yang digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya. Asep Ahmad Hidayat, Op. Cit., h. 27-28.Di atas telah disebutkan bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Jika kita mengkaji fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dalam masyarakat secara lebih terperinci, kita dapat membedakan empat golongan fungsi bahasa: (1) fungsi kebudayaan, (2) fungsi kemasyarakatan, (3) fungsi perorangan, dan (4) fungsi pendidikan, Keempat macam fungsi itu tentu berkaitan juga, sebab perorangan adalah anggota masyarakat yang hidup dalam masyarakat itu sesuai dengan pola-pola kebudayaannya yang diwariskan dan dikembangkan melalui pendidikan. Nababan, Sosiolinguistik: Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Gramedia, 1984), h. 38.

D. Pemakaian BahasaAdanya berbagai macam dialek dan ragam bahasa menimbulkan masalah, bagaimana kita harus menggunakan bahasa itu dalam kehidupan sosial atau masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan pemakaian bahasa (language use) disini adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi kongkret. Sosiolinguistik menyoroti keseluruhan masalah yang berhubungan dengan organisasi sosial perilaku bahasa, tidak hanya mencakup pemakaian bahasa saja, melainkan juga sikap-sikap bahasa, perilaku terhadap bahasa serta pemakaian bahasa dalam kehidupan sosial. Sumarsono, Op. Cit., h. 2.Hymes (1974) seorang pakar sosiolinguistik mengemukakan pendapatnya sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Chaer, bahwa suatu komunikasi dengan menggunakan bahasa haruslah memperhatikan delapan unsur, yang diakronimkan menjadi S.P.E.A.K.I.N.G yaitu :Setting and Scene

Yaitu unsur yang berkenaan dengan tempat dan waktu terjadinya percakapan. Umpamanya percakapan yang terjadi di kantin sekolah pada waktu istirahat tentu berbeda percakapannya dengan yang berlangsung di forum kuliah. Tentu berbeda pula dengan percakapan di rumah duka ketika jenazah belum dikebumikan. Abdul Chaer, Op. Cit., h. 63.

Participants

Yaitu orang-orang yang terlibat dalam percakapan. Umpamanya, antara Budi murid kelas dua SMA dengan pak Ahmad gurunya. Percakapan antara Budi dan pak Ahmad ini tentu berbeda kalau partisipannya bukan Budi dan pak Ahmad, melainkan antara Budi dengan teman sekelasnya. Ibid., h. 64 Ends

Yaitu maksud dan hasil percakapan, Misalnya. seorang guru bertujuan menerangkan pelajaran bahasa Arab dengan menarik; tetapi hasil yang didapat adalah malah sebaliknya; murid-murid bosan karena mereka tidak berminat dengan pelajaran bahasa Arab. Ibid., h. 64. Act Sequences

Yaitu hal yang menunjukkan pada bentuk dan isi (konten) suatu percakapan. Ibid., h. 64. Key

Yaitu hal yang menunjukkan pada cara atau semangat dalam melaksanakan percakapan atau melakukan interaksi. Ibid., h. 64.Instrumental

Yaitu hal yang menunjukkan pada jalur suatu percakapan; apakah dengan lisan atau dengan lainnya. Ibid., h. 64.Norms of Interaction and Interpretation

Yaitu hal yang menunjukkan pada norma perilaku peserta percakapan.Genres

Yaitu hal yang menunjukkan pada kategori atau ragam bahasa yang digunakan dalam suatu konteks percakapan. Ibid., h. 64.

BAB IIIPENUTUP

Simpulan

Bahasa tidak hanya sebatas seperangkat fonologi, morfologi, sintaksis, atau kategori leksikal, dan kaidah penggunaan bahasa itu atau sebuah sistem berupa bunyi, yang bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam, manusiawi dan unik. Bahasa juga merupakan ketentuan sosial dalam berbagai aspek. Bahasa memiliki kedudukan yang urgen karena dengan bahasa manusia dapat melaksanakan kehidupan sosialnya dimana mereka berinteraksi, dan hubungan - hubungan dinamis.Sosiolinguistik memandang bahasa (language) pertama-tama sebagai sisitem sosial dan sistem komunikasi serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu. Sedangkan pemakaian bahasa (language use) adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi di dalam situasi-situasi yang kongkret. Ini berarti bahwa dengan pendekatan sosiolinguistik kita pelajari bahasa dalam konteks sosio-kultural serta situasi pemakaiannya. Dengan demikian kita memandang bahasa tidak saja dari sudut penuturnya, tetapi juga dari sudut pendengarnya.Saran

Semoga makalah sederhana ini dapat memberikan kontribusi kepada kita semua dan kami sebagai pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka untuk itu kami mengharapkan kepada pembaca kritik dan saran yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010.Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2007.Chaer, Abdul. Sosiolinguistik. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010.Chaer, Abdul. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2009.Fiddaroini, Saidun.Bahasa dan Sastra dalam Penelitian. Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press. 1998. Gleason, Ratner. N.B. J.B dan B. Narasimhan. An Introduction to Psycholinguistics: What Do Language Users Know? Psycholinguistics. (New York: Harcourt Brace College Publishers. 1998.Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2001.Hidayat, Asep Ahmad. Filsafat Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2006.Jiny, Ibn. Al-Khashish. Beirt: Dr al-Kitb al-Arabiyah. 1952.Jilid I.Nababan, Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia. 1984.Sumarsono. Sosiolinguistik. Jogjakarta: Sabda. 2007. Cet. III.Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 1983.http://aldyforester.wordpress.com/2013/03/24/pengertian-dan-fungsi-bahasa/, diakses pada tanggal 20 September 2014.