30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan terhadap kualitas pelayanan kebidanan semakin meningkat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan era globalisasi. Pemahaman yang baik mengenai etika profesi merupakan landasan yang kuat bagi profesi bidan agar mampu menerapkan dan memberikan pelayanan kebidanan yang profesional dalam melakukan profesi kebidanan, dan dalam berkarya di pelayanan kebidanan, baik kepada individu, keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, para bidan maupun calon bidan, harus mampu memahami kondisi masyarakat yang semakin kritis dalam memandang kualitas pelayanan kebidanan, termasuk pula ketidakpuasan dalam pelayanan. Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses dari berbagai dimensi. Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan praktik berdasarkan /evidence based /Etika adalah penerapan dan proses dan teori filsafat moral pada situasi nyata. Etilka dibagi 1

fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanankunjungi http://warungbidan.blogspot.com/

Citation preview

Page 1: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan terhadap kualitas pelayanan kebidanan semakin meningkat

seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan era globalisasi.

Pemahaman yang baik mengenai etika profesi merupakan landasan yang kuat

bagi profesi bidan agar mampu menerapkan dan memberikan pelayanan

kebidanan yang profesional dalam melakukan profesi kebidanan, dan dalam

berkarya di pelayanan kebidanan, baik kepada individu, keluarga dan

masyarakat.

Oleh karena itu, para bidan maupun calon bidan, harus mampu

memahami kondisi masyarakat yang semakin kritis dalam memandang

kualitas pelayanan kebidanan, termasuk pula ketidakpuasan dalam pelayanan.

Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai

tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi

pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses dari

berbagai dimensi.

Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan praktik

berdasarkan /evidence based /Etika adalah penerapan dan proses dan teori

filsafat moral pada situasi nyata. Etilka dibagi menjadi tiga bagian, meliputi:

Metaetika (etika); Etika atau teori moral; Etika praktik.

Etika atau teori moral untuk memformulasikan prosedur atau

mekanisme untuk memecahkan masalah etika. Etika praktik merupakan

penerapan etika dalam praktik sehari-hari, dimana dalam situasi praktik

ketika kecelakaan terjadi keputusan harus segera dibuat.

Guna etika adalah memberi arah bagi perilaku manusa tentang: apa

yang baik atau buruk, apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban moral

(akhlak), apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan.

1

Page 2: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan

oleh setiap anggota didalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam

hidupnya di masyarakat.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui pengertian etika, etiket, moral dan hukum.

2. Memahami sistematika etika.

3. Mengetahui fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.

C. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :

1. Mengetahui arti dari Etika, Etiket, moral serta tanggung jawab profesional

seorang bidan.

2. Mengetahui arti tentang hukum dalam profesional kebidanan.

3. Mengetahui fungsi dan tanggung jawab seoarng bidan profesional.

2

Page 3: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika, Etiket, Moral dan Hukum

1. Etika

Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos

dalam bentuk tunggal mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku

manusia, adat, akhlak, waktu, perasaan, sikap dan cara berfikir. Dalam

bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan.

Menurut filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk

menunjukkan filsafat moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka

etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang

adat kebiasaan. Etika berasal dari bahasa Inggris Ethics, artinya

pengertian, ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang baik, yakni

tindakan yang tepat yagn harus dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan

moral pada umumnya.

Etika berasal dari bahasa Latin Mos atau Mores (jamak), artinya

moral, yang berarti juga adat, kebiasaan, sehingga makna kata moral dan

etika adalah sama, hanya bahasa asalnya berbeda. Menurut Kamus

Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1953), Etika artinya ilmu

pengetahuan tentang azas-azas akhlak (moral). Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia. (Depdikbud, 1988) etika mengandung arti:

a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan

kewajiban moral.

b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau

masyarakat.

Sedangkan Bertens merumuskan arti kata etika sebagai berikut:

a. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral

yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam

3

Page 4: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

mengatur tingkah lakunya, arti ini bisa dirumuskan sebagai sistem

nilai. Sistem nilai bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan

maupun pada taraf sosial.

b. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini

adalah kode etik.

c. Etika mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik atau buruk.

2. Moral

Moral adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi

seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Moral

juga berarti mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat

dalam suatu kurun waktu tertentu sesuai perkembangan atau perubahan

norma atau nilai. Moralitas berasal dari bahasa Latin Moralis, artinya:

a. Segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya.

b. Sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang berkenaan dengan

baik buruk.

3. Etiket

Etiket berasal dari bahasa Inggris Etiquette. Etika berarti moral,

sedangkan etiket berarti sopan santun. Persamaan etika dengan etiket

adalah:

a. Sama-sama menyangkut perilaku manusia.

b. Memberi norma bagi perilaku manusia, yaitu menyatakan tentang

apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

Untuk meningkatkan pemahaman kita tentang etika dan etiket,

maka berikut ini digambarkan mengenai perbedaan antara etiket dengan

etika:

a. Menyangkut cara suatu perbuatan yang harus dilakukan.

b. Tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan, memberi

nilai tentang perbuatan itu sendiri.

4

Page 5: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

c. Hanya berlaku dalam pergaulan, bila tidak ada orang lain tidak

berlaku.

d. Selalu berlaku, tidak tergantung hadir atau tidaknya seseorang.

e. Bersifat relatif, tidak sopan dalam satu kebudayaan, sopan dalam

kebudayaan lain.

f. Bersifat absolut, contoh jangan mencuri, jangan berbohong.

g. Memandang manusia dari segi lahiriah.

h. Memandang manusia dari segi batiniah.

4. Kode Etik

Pengertian kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan

oleh setiap profesi didalam melaksanakan tugas profesinya dan didalam

hidupnya di masyarakat.

Kode etik juga diartikan sebagai suatu ciri profesi yang bersumber

dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan

pengetahuan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi

anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

5. Hukum

Hukum berhubungan erat dengan moral. Hukum membutuhkan

moral. Hukum tidak mempunyai arti, kalau tidak dijiwai oleh moralitas.

Sebaliknya moral juga berhubungan erat dengan hukum. Moral hanya

sebatas hal yang abstrak saja tanpa adanya hukum. Contoh bahwa

mencuri itu adalah moral yang tidak baik, supaya prinsip etis ini berakar

di masyarakat maka harus diatur dengan hukum.

Menurut Bertens, ada beberapa perbedaan antar hukum dan moral:

a. Hukum ditulis sistematis, disusun dalam kitab undang-undang,

mempunyai kepastian lebih besar dan bersifat obyektif.

b. Moral bersifat subyektif, tidak tertulis dan mempunyai

ketidakpastian lebih besar.

5

Page 6: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

c. Hukum membatasi pada tingkah laku lahiriah saja dan hukum

meminta legalitas.

d. Moral menyangkut sikap batin seseorang.

e. Hukum bersifat memaksa dan mempunyai sanksi.

f. Moral tidak bersifat memaksa, sanksi moral adalah hati nurani tidak

tenang, sanksi dari Tuhan.

g. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan negara,

masyarakat atau negara dapat merubah hukum. Hukum tidak menilai

moral.

h. Moral didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi

masyarakat dan negara, masyarakat dan negara tidak dapat merubah

moral. Moral menilai hukum.

B. Sistematika Etika

1. Etika Umum

a. Hati Nurani

Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau

buruk berhubungan dengan tingkah laku nyata kita. Hati nurani

memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu

sekarang dan disini. Ketika kita tidak mengikuti hati nurani berarti

kita menghancurkan integritas kepribadian kita dan mengkhianati

martabat terdalam kita. Hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan

bahwa manusia mempunyai kesadaran.

Berikut ini ada beberapa contoh-contoh pengalaman hati nurani

sesuai lingkup pengalaman tugas sebagai bidan. Contoh kasus:

“Seorang bidan menjalankan praktek pelayanan kebidanan di klinik

atau rumah bersalin, kemudian ada seorang remaja datang diantar

oleh ibunya. Kemudian diperoleh data hasil anamnese bahwa remaja

tersebut hamil di luar nikah atau unwanted pregnancy, kemudian atas

permintaan si ibu dari remaja tersebut meminta untuk menggugurkan

janin yang dikandung anaknya. Dengan menawarkan sejumlah besar

6

Page 7: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

uang yang menggiurkan bila si bidan bersedia menggugurkan

kandungan anaknya. Bidan tersebut pada dasarnya menyadari bahwa

perbuatan tersebut melanggar kode etik profesi bidn dan aspek legal

dalam pelayanan kebidanan. Tapi bidan tersebut tergiur oleh uang

yang begitu besar. Bidan tersebut akhirnya memutuskan untuk

menggugurkan kandungan si remaja tersebut. Ia mendapat uang yang

banyak, namun dalam batinnya merasa gelisah. Ia merasa malu pada

dirinya sendiri, batinnya tidak tenang.” Kisah tersebut diatas

merupakan contoh yang dapat digunakan sebagai bahan refleksi

perenungan mengenai seperti apa hati nurani itu.

Dalam hati nurani ada suatu kesadaran bahwa ada yang turut

mengetahui tentang perbuatan-perbuatan kita. Hati nurani

merupakan semacam saksi terhadap perbuatan moral kita. Hati

nurani bisa merupakan penilaian terhadap perbuatan yang

berlangsung di masa lampau (retrospektif). Hati nurani juga bisa

merupakan penilaian perbuatan yang sedang dilaksanakan saat ini

atau penilaian terhadap perbuatan kita di masa yang akan datang

(prospektif).

b. Kebebasan dan Tanggung Jawab

Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung

jawab, sehingga pengertian manusia bebas dengan sendirinya

menerima juga bahwa manusia itu bertanggung jawab. Tidak

mungkin kebebasan tanpa tanggung jawab dan tidak mungkin

tanggung jawab tanpa kebebasan. Batas-batas kebebasan meliputi:

1) Faktor internal

2) Lingkungan

3) Kebebasan orang lain

4) Generasi penerus yang akan datang

7

Page 8: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

Tanggung jawab dalam arti sempit berarti bahwa seseorang

harus mampu menjawab, tidak boleh mengelak bila dimintai

penjelasan tentang perbuatannya. Tanggung jawab meliputi

tanggung jawab terhadap perbuatan yang telah berlangsung dengan

segala konsekuensinya, tanggung jawab terhadap perbuatan yang

sedang dilaksanakan dan tanggung jawab terhadap perbuatan yang

akan datang.

c. Nilai dan Norma

Nilai merupakan sesuatu yang baik, sesuatu yang menarik,

sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yan

disukai, sesuatu yang diinginkan. Menurut filsuf Jerman Hang Jones

nilai adalah the addressee of a yes, sesuatu yang ditujukan dengan ya

kita. Sesuatu yang kita iyakan. Nilai mempunyai konotasi yang

positif. Nilai mempunyai tiga ciri:

1) Berkaitan dengan subyek.

2. Tampil dalam suatu nilai yang praktis karena subyek ingin

membuat sesuatu.

2) Nilai menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subyek pada

sifat yang dimiliki obyek.

Norma berasal dari bahasa Latin Norma, artinya aturan atau

kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur menilai sesuatu. Norma

umum meliputi tiga hal:

1) Norma kesopanan atau etiket.

2) Norma hukum.

3) Norma moral, adalah norma yang tertinggi, dan norma moral

tidak dapat dilampau oleh norma yang lain tetapi menilai norma-

norma yang lain.

4) Norma merupakan hal yang terpenting bagi martabat manusia.

8

Page 9: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

Sumber dari nilai dan norma adalah agama, kebudayaan,

nasionalisme dan lain-lain.

d. Hak dan Kewajiban

Hak berkaitan dengan manusia yang bebas, terlepas dari segala

ikatan dengan hukum obyektif. Hak merupakan pengakuan yang

dibuat oleh orang atau sekelompok orang terhadap orang atau

sekelompok orang lain. Ada beberapa macam hak, antara lain hak

legal, hak moral, hak individu, hak social, hak positif, dan hak

negatif. Hak legal merupakan hak yang didasarkan atas hukum. Hak

moral adalah hak yang didasarkan pada prinsip atau etis.

Setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain dan

setiap hak seseorang berkaitan dengan kewajiban orang lain untuk

memenuhi hak tersebut. Menurut John Stuart Mill bahwa kewajiban

meliputi kewajiban sempurna dan kewajiban tidak sempurna.

Kewajiban sempurna artinya kewajiban didasarkan atas keadilan,

selalu terkait dengan hak orang lain. Sedangkan kewajiban tidak

sempurna, tidak terkait dengan hak orang lain tetapi bisa didasarkan

atas kemurahan hati atau niat berbuat baik.

Faktor-faktor yang melandasi etika adalah meliputi hal-hal

tersebut di bawah ini:

1) Nilai-nilai atau value.

2) Norma

3) Sosial budaya, dibangun oleh konstruksi sosial dan dipengaruhi

oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4) Religius.

- Agama mempunyai hubungan erat dengan moral.

- Agama merupakan motivasi terkuat perilaku moral atau etik.

- Agama merupakan salah satu sumber nilai dan norma etis

yang paling penting.

9

Page 10: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

- Setiap agama mengandung ajaran moral yang menjadi

pegangan bagi perilaku para anggotanya.

5) Kebijakan atau policy maker, siapa stake holdersnya dan

bagaimana kebijakan yang dibuat sangat berpengaruh atau

mewarnai etika maupun kode etik.

2. Etika Sosial

Seorang bidan adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi

pasien, seorang bidan harus mempunyai etika, karena yang dihadapi

bidan adalah juga manusia.

Bidan harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan

pasien. Ini dilakukan karena bidan adalah membantu proses

penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang

baik diharapkan seorang bidan bisa menjalin hubungan yang lebih akrab

dengan pasien.

Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling

menghormati dan menghargai di antara keduanya. Etika dapat membantu

para bidan mengembangkan kelakuan dalam menjalankan kewajiban,

membimbing hidup, menerima pelajaran, sehingga para bidan dapat

mengetahui kedudukannya dalam masyarakat dan lingkungan perawatan.

Dengan demikian, para bidan dapat mengusahakan kemajuannya secara

sadar dan seksama.

Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan budi

pekerti saling memperoleh, maka 2 hal ini tidak dapat dipisah-pisahkan.

Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa nama

baik rumah sakit antara lain ditentukan oleh pendapat/kesan dari

masyarakat umum.

Kesehatan masyarakat terpelihara oleh tangan dengan baik, jika

tingkatan pekerti perawat dan pegawai-pegawai kesehatan lainnya luhur

10

Page 11: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

juga. Sebab akhlak yang teguh dan budi pekerti yang luhur merupakan

dasar yang penting untuk segala jabatan, termasuk jabatan bidan.

C. Fungsi Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan

Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issu utama diberbagai

tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi

pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses dari

berbagai dimensi. Hal tersebut membutuhkan bidan yang mampu menyatu

dengan ibu dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan

pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, screening antenatal,

pelayanan intrapartum, perawatan intensive pada neonatal, dan pengakhiran

kehamilan.

Mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di rumah,

kelahiran SC dan sebagainya. Bidan sebagai pemberi pelayanan harus

menjamin pelayanan yang professional dan akutabilitas serta aspek legal

dalam pelayanan kebidanan. Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga

perkembangan praktik berdasarkan evidence based. Sehingga disini berbagai

dimensi etik dan bagaimana pendekatan tentang etika merupakan hal yang

penting untuk digali dan dipahami. Moralitas merupakan suatu gambaran

manusiawi yang menyeluruh, moralitas hanya terdapat pada manusia serta

tidak terdapat pada makhluk lain selain manusia.

Moralitas berasal dari bahasa latin moralis, artinya pada dasarnya sama

dengan moral, moralitas suatu perbuatan artinya segi moral suatu perbuatan

atau baik buruknya. Moralitas adalah sifat moral atau seluruh asas dan nilai

yang menyangkut baik dan buruk. Kaitan antara etika dan moralitas adalah,

bahwa etika merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku moral

atau ilmu yang membahas tentang moralitas.

Moral adalah mengenai apa yang dinilai seharusnya oleh masyarakat.

Etika adalah penerapan dari proses dan teori filsafat moral pada situasi nyata.

Etika berpusat pada prinsip dasar dan konsep bahwa manusia dalam berfikir

11

Page 12: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

dan tindakannya didasari nilai-nilai. Etika dibagi menjadi tiga bagian,

meliputi:

1. Mete etika (nilai);

2. Etika atau teori moral;

3. Etika praktik.

Metaetika berasal dari bahasa Yunai meta, artinya melebihi, yang

dipelajari disini adalah ucapan-ucapan kita di bidang moralitas atau bahasa

yang digunakan di bidang moral. Metaetika mengenai status moral ucapan

dan bahasa yang digunakan dalam batasan pengertian baik, buruk atau

bahagia. Etika atau teori moral untuk memformulasikan prosedur atau

mekanisme untuk memecahkan masalah etika. Teori praktik.

Etika praktik merupakan penerapan etika dalam praktik sehari-hari,

dimana dalam situasi praktik ketika kecelakaan terjadi keputusan harus segera

dibuat. Bagaimana menjaga prinsip moral, teori nilai dan penentuan suatu

tindakan. Etika pada hakekatnya berkaitan dengan falsafah dan moral, yaitu

mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam kurun

waktu tertentu, karena etika bisa berubah dengan lewatnya waktu. Etika

khusus adalah etika yang dikhususkan bagi profesi tertentu, misalnya etika

kedokteran, etika rumah sakit, etika kebidanan, etika keperawatan, dll.

Guna etika adalah memberi arah bagi perilaku manusia tentang: apa

yang baik atau buruk, apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban moral

(akhlak), apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan.

Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan

oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan di masyarakat. Norma-norma

tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus

menjalankan profesinya, dan larangan-larangan, termasuk ketentuan-

ketentuan apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh

anggota profesi, tidak hanya dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan

berkaitan juga dengan tingkah lakunya secara umum dalam pergaulan sehari-

hari di masyarakat.

12

Page 13: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

Secara umum tujuan merumuskan kode etik adalah untuk kepentingan

anggota dan organisasi, meliputi :

1. Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi;

2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota;

3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi;

4. Meningkatkan mutu profesi.

Dimensi kode etik meliputi:

1. Anggota profesi dan klien;

2. Anggota profesi dan system;

3. Anggota profesi dan profesi lain;

4. Semua anggota profesi.

Prinsip kode etik terdiri dari:

1. Menghargai otonomi;

2. Melakukan tindakan yang benar;

3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan;

4. Memperlakukan manusia secara adil;

5. Menjelaskan dengan benar;

6. Menepati janji yang telah disepakati;

7. Menjaga kerahasiaan.

D. Sumber Etika

Pancasila adalah sumber sumber nilai, maka nilai dasar Pancasila dapat

dijadikan sebagai sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai pancasila

adalah nilai moral. Oleh karena itu, nilai pancasila juga dapat diwujudkan

kedalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik tersebut selanjutnya

dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan bertingkah

laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

13

Page 14: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika

yang baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita

diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila

ke dua “ kemanusian yang adil dan beadab” tidak dapat dipungkiri bahwa

kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar.

E. Kode Etika Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan oleh

layanan kesehatan. Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana struktur sosial

budaya masyarakat dan termasuk kondisi sosial ekonomi, sosial demografi.

Parameter sosial demografi dalam pelayanan kebidanan, antara lain :

perbaikan status gizi bayi, cakupan pertolonggan persalinan, menurut angka

kematian Ibu, menurunnya angka kelahiran bayi, cakupan penanganan kasus

beresiko, meningkatkan cakupa pemeriksaan antenatal.

Bidan sebagai tenaga pemberi jasa pelayanan harus menyiapkan diri

untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan masyarakat atau pelayanan

kebidanan.

Keadilan dalam sumber daya pelayanan dimulai dari : pemenuahan

kebutuhan klien sesuai, sumber daya pelayanan dalam kebidanan untuk

meningkatkan pelayan kebidanan, dan keterjangkauan tempat pelayanan.

Tingkat ketersediaan ini merupaka syarat utama untuk terlaksananya pelayan

kebidanana. Sikap bidan harus tanggap terhadap klien, sesuai kebutuhan

klien, tidak membedakan pelayanan siapapun.

Pelayanan kebidanan di suatu institusi memiliki norma dan budaya

yang unik. Setiap institusi pelayanan memiliki norma sendiri dalam

memberikan pelayanan yang terdiri dari beberapa praktisi atau profesi

kesehatan.

Walaupun demikian subjek pelayanan hanya satu, yaitu manusia atau

individu. Sehingga setiap individu harus jelas batas wewenangnya. Area

kewenangan bidan tertuang dalam Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002

14

Page 15: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

tentang registrasi dan praktik bidan. Mengenai kejelas peran bidan diatur

dalam standar praktik kebidanan dan standar pelayanan kebidanan.

1. Etika dalam pelayanan kontrasepsi

Dalam merencanakan jumlah anak, seorang ibu telah

merundingkan dengan suami dan telah menetapkan metode kontrasepsi

yang akan digunakan. Sehingga keputusan untuk memilih kontrasepsi,

merupakan hak klien dan berada diluar kompetensi bidan. Jika klien

belum mempunyai keputusan karena disebabkan ketidaktahuan klien

tentang kontrasepsi,maka menjadi kewajiban bidan untuk memberikan

informasi tentang kontrasepsi. Yang dapat dipergunakan klien, dengan

memberikan informasi yang lengkap mengenai alat kontrasepsi dan

beberapa alternatif sehingga klien dapat memilih sesuai dengan

pengetahuan dan keyakinannya.

2. Etika dalam penelitian kebidanan

Menurut Kode Etik Bidan Internasional adalah bahwa bidan

seharusnya meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai proses

seperti dari pengalaman pelayanan kebidanan dan dari riset keidanan.

Tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kebidanan makin tinggi,

karena semakin majunya jaman, dan kita memasuki era globalisasi,

dimana akses informasi bagi masyarakat juga seamkin meningkatkan.

15

Page 16: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah kumpulan asas

atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, sedangkan etiket adalah sopan

santun. Moral merupakan nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi

seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Hukum

berhubungan erat dengan moral. Hukum membutuhkan moral, hukum tidak

mempunyai arti, kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Etika dalam pelayanan

kebidanan merupakan issue utama di berbaai tempat, dimana sering terjadi

karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika.

Pelayanan kebidanan adalah proses dari berbagai dimensi.

Hal tersebut membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan

keluarganya. Screening antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensive

pada neonatal, dan pengakhiran yang profesional dan akuntabilitas serta

aspek legal dalam pelayanan kebidanan kode etik profesi bidan merupakan

suatu pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan

profesional bidan.

B. Saran

Melalui makalah ini, penulis berharap agar para bidan maupun calon

bidan menjalankan profesionalitas pekerjaannya sesuai kode etik kebidanan,

antara lain menjunjung tinggi martabat dan citra profesi, menjaga dan

memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian para

anggoa profesi, dan meningkatkan mutu profesi.

16

Page 17: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

DAFTAR PUSTAKA

Puji Heni, Yetty Asmar. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta, 2005.

Hadiwardoyo, Purwa, “Etika Medis”, Yogyakarta, 1989.

Heni Puji Wahyuningsih.2009. Etika Profesi Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta

17

Page 18: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

FUNGSI ETIKA DAN MORALITAS

DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etikolegal

Dosen Pengampu Ibu Hj. Ida Farida, S.ST

Disusun Oleh:

Anita Yuliana

Inggit Garninda

Lusti Nur Pratiwi

Siti Mariani Ulfah

Restu Dewi Fadilah

Vemy

Rani Ambarwati

Desy Marina

Elsa Safitri

Widi Palovi

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI

2013

18

Page 19: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang

diridhoi Allah SWT.

Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami

tentang Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan yang akan

sangat berguna terutama untuk mahasiswa kebidanan. Penulis menyadari bahwa

dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara

penulisan maupun dalam isi.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis

yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, Maret 2013

Penulis

19

Page 20: fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................1

B. Tujuan Penulisan .........................................................................................2

C. Manfaat Penulisan .......................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Etika, Etiket, Moral dan Hukum ...............................................3

B. Sistematika Etika .........................................................................................6

C. Fungsi Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan ...........................11

D. Sumber Etika ...............................................................................................13

E. Kode Etika Pelayanan Kebidanan ...............................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................16

B. Saran ............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

20