Upload
rus-ikuyz
View
2.977
Download
30
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanankunjungi http://warungbidan.blogspot.com/
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuntutan terhadap kualitas pelayanan kebidanan semakin meningkat
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan era globalisasi.
Pemahaman yang baik mengenai etika profesi merupakan landasan yang kuat
bagi profesi bidan agar mampu menerapkan dan memberikan pelayanan
kebidanan yang profesional dalam melakukan profesi kebidanan, dan dalam
berkarya di pelayanan kebidanan, baik kepada individu, keluarga dan
masyarakat.
Oleh karena itu, para bidan maupun calon bidan, harus mampu
memahami kondisi masyarakat yang semakin kritis dalam memandang
kualitas pelayanan kebidanan, termasuk pula ketidakpuasan dalam pelayanan.
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai
tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi
pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses dari
berbagai dimensi.
Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan praktik
berdasarkan /evidence based /Etika adalah penerapan dan proses dan teori
filsafat moral pada situasi nyata. Etilka dibagi menjadi tiga bagian, meliputi:
Metaetika (etika); Etika atau teori moral; Etika praktik.
Etika atau teori moral untuk memformulasikan prosedur atau
mekanisme untuk memecahkan masalah etika. Etika praktik merupakan
penerapan etika dalam praktik sehari-hari, dimana dalam situasi praktik
ketika kecelakaan terjadi keputusan harus segera dibuat.
Guna etika adalah memberi arah bagi perilaku manusa tentang: apa
yang baik atau buruk, apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban moral
(akhlak), apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan.
1
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan
oleh setiap anggota didalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam
hidupnya di masyarakat.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian etika, etiket, moral dan hukum.
2. Memahami sistematika etika.
3. Mengetahui fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.
C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Mengetahui arti dari Etika, Etiket, moral serta tanggung jawab profesional
seorang bidan.
2. Mengetahui arti tentang hukum dalam profesional kebidanan.
3. Mengetahui fungsi dan tanggung jawab seoarng bidan profesional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika, Etiket, Moral dan Hukum
1. Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos
dalam bentuk tunggal mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku
manusia, adat, akhlak, waktu, perasaan, sikap dan cara berfikir. Dalam
bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan.
Menurut filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata, maka
etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang
adat kebiasaan. Etika berasal dari bahasa Inggris Ethics, artinya
pengertian, ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang baik, yakni
tindakan yang tepat yagn harus dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan
moral pada umumnya.
Etika berasal dari bahasa Latin Mos atau Mores (jamak), artinya
moral, yang berarti juga adat, kebiasaan, sehingga makna kata moral dan
etika adalah sama, hanya bahasa asalnya berbeda. Menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1953), Etika artinya ilmu
pengetahuan tentang azas-azas akhlak (moral). Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia. (Depdikbud, 1988) etika mengandung arti:
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan
kewajiban moral.
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Sedangkan Bertens merumuskan arti kata etika sebagai berikut:
a. Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
3
mengatur tingkah lakunya, arti ini bisa dirumuskan sebagai sistem
nilai. Sistem nilai bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan
maupun pada taraf sosial.
b. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini
adalah kode etik.
c. Etika mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik atau buruk.
2. Moral
Moral adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Moral
juga berarti mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat
dalam suatu kurun waktu tertentu sesuai perkembangan atau perubahan
norma atau nilai. Moralitas berasal dari bahasa Latin Moralis, artinya:
a. Segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya.
b. Sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang berkenaan dengan
baik buruk.
3. Etiket
Etiket berasal dari bahasa Inggris Etiquette. Etika berarti moral,
sedangkan etiket berarti sopan santun. Persamaan etika dengan etiket
adalah:
a. Sama-sama menyangkut perilaku manusia.
b. Memberi norma bagi perilaku manusia, yaitu menyatakan tentang
apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Untuk meningkatkan pemahaman kita tentang etika dan etiket,
maka berikut ini digambarkan mengenai perbedaan antara etiket dengan
etika:
a. Menyangkut cara suatu perbuatan yang harus dilakukan.
b. Tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan, memberi
nilai tentang perbuatan itu sendiri.
4
c. Hanya berlaku dalam pergaulan, bila tidak ada orang lain tidak
berlaku.
d. Selalu berlaku, tidak tergantung hadir atau tidaknya seseorang.
e. Bersifat relatif, tidak sopan dalam satu kebudayaan, sopan dalam
kebudayaan lain.
f. Bersifat absolut, contoh jangan mencuri, jangan berbohong.
g. Memandang manusia dari segi lahiriah.
h. Memandang manusia dari segi batiniah.
4. Kode Etik
Pengertian kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan
oleh setiap profesi didalam melaksanakan tugas profesinya dan didalam
hidupnya di masyarakat.
Kode etik juga diartikan sebagai suatu ciri profesi yang bersumber
dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan
pengetahuan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi
anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
5. Hukum
Hukum berhubungan erat dengan moral. Hukum membutuhkan
moral. Hukum tidak mempunyai arti, kalau tidak dijiwai oleh moralitas.
Sebaliknya moral juga berhubungan erat dengan hukum. Moral hanya
sebatas hal yang abstrak saja tanpa adanya hukum. Contoh bahwa
mencuri itu adalah moral yang tidak baik, supaya prinsip etis ini berakar
di masyarakat maka harus diatur dengan hukum.
Menurut Bertens, ada beberapa perbedaan antar hukum dan moral:
a. Hukum ditulis sistematis, disusun dalam kitab undang-undang,
mempunyai kepastian lebih besar dan bersifat obyektif.
b. Moral bersifat subyektif, tidak tertulis dan mempunyai
ketidakpastian lebih besar.
5
c. Hukum membatasi pada tingkah laku lahiriah saja dan hukum
meminta legalitas.
d. Moral menyangkut sikap batin seseorang.
e. Hukum bersifat memaksa dan mempunyai sanksi.
f. Moral tidak bersifat memaksa, sanksi moral adalah hati nurani tidak
tenang, sanksi dari Tuhan.
g. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan negara,
masyarakat atau negara dapat merubah hukum. Hukum tidak menilai
moral.
h. Moral didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi
masyarakat dan negara, masyarakat dan negara tidak dapat merubah
moral. Moral menilai hukum.
B. Sistematika Etika
1. Etika Umum
a. Hati Nurani
Hati nurani akan memberikan penghayatan tentang baik atau
buruk berhubungan dengan tingkah laku nyata kita. Hati nurani
memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu
sekarang dan disini. Ketika kita tidak mengikuti hati nurani berarti
kita menghancurkan integritas kepribadian kita dan mengkhianati
martabat terdalam kita. Hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan
bahwa manusia mempunyai kesadaran.
Berikut ini ada beberapa contoh-contoh pengalaman hati nurani
sesuai lingkup pengalaman tugas sebagai bidan. Contoh kasus:
“Seorang bidan menjalankan praktek pelayanan kebidanan di klinik
atau rumah bersalin, kemudian ada seorang remaja datang diantar
oleh ibunya. Kemudian diperoleh data hasil anamnese bahwa remaja
tersebut hamil di luar nikah atau unwanted pregnancy, kemudian atas
permintaan si ibu dari remaja tersebut meminta untuk menggugurkan
janin yang dikandung anaknya. Dengan menawarkan sejumlah besar
6
uang yang menggiurkan bila si bidan bersedia menggugurkan
kandungan anaknya. Bidan tersebut pada dasarnya menyadari bahwa
perbuatan tersebut melanggar kode etik profesi bidn dan aspek legal
dalam pelayanan kebidanan. Tapi bidan tersebut tergiur oleh uang
yang begitu besar. Bidan tersebut akhirnya memutuskan untuk
menggugurkan kandungan si remaja tersebut. Ia mendapat uang yang
banyak, namun dalam batinnya merasa gelisah. Ia merasa malu pada
dirinya sendiri, batinnya tidak tenang.” Kisah tersebut diatas
merupakan contoh yang dapat digunakan sebagai bahan refleksi
perenungan mengenai seperti apa hati nurani itu.
Dalam hati nurani ada suatu kesadaran bahwa ada yang turut
mengetahui tentang perbuatan-perbuatan kita. Hati nurani
merupakan semacam saksi terhadap perbuatan moral kita. Hati
nurani bisa merupakan penilaian terhadap perbuatan yang
berlangsung di masa lampau (retrospektif). Hati nurani juga bisa
merupakan penilaian perbuatan yang sedang dilaksanakan saat ini
atau penilaian terhadap perbuatan kita di masa yang akan datang
(prospektif).
b. Kebebasan dan Tanggung Jawab
Terdapat hubungan timbal balik antara kebebasan dan tanggung
jawab, sehingga pengertian manusia bebas dengan sendirinya
menerima juga bahwa manusia itu bertanggung jawab. Tidak
mungkin kebebasan tanpa tanggung jawab dan tidak mungkin
tanggung jawab tanpa kebebasan. Batas-batas kebebasan meliputi:
1) Faktor internal
2) Lingkungan
3) Kebebasan orang lain
4) Generasi penerus yang akan datang
7
Tanggung jawab dalam arti sempit berarti bahwa seseorang
harus mampu menjawab, tidak boleh mengelak bila dimintai
penjelasan tentang perbuatannya. Tanggung jawab meliputi
tanggung jawab terhadap perbuatan yang telah berlangsung dengan
segala konsekuensinya, tanggung jawab terhadap perbuatan yang
sedang dilaksanakan dan tanggung jawab terhadap perbuatan yang
akan datang.
c. Nilai dan Norma
Nilai merupakan sesuatu yang baik, sesuatu yang menarik,
sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yan
disukai, sesuatu yang diinginkan. Menurut filsuf Jerman Hang Jones
nilai adalah the addressee of a yes, sesuatu yang ditujukan dengan ya
kita. Sesuatu yang kita iyakan. Nilai mempunyai konotasi yang
positif. Nilai mempunyai tiga ciri:
1) Berkaitan dengan subyek.
2. Tampil dalam suatu nilai yang praktis karena subyek ingin
membuat sesuatu.
2) Nilai menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subyek pada
sifat yang dimiliki obyek.
Norma berasal dari bahasa Latin Norma, artinya aturan atau
kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur menilai sesuatu. Norma
umum meliputi tiga hal:
1) Norma kesopanan atau etiket.
2) Norma hukum.
3) Norma moral, adalah norma yang tertinggi, dan norma moral
tidak dapat dilampau oleh norma yang lain tetapi menilai norma-
norma yang lain.
4) Norma merupakan hal yang terpenting bagi martabat manusia.
8
Sumber dari nilai dan norma adalah agama, kebudayaan,
nasionalisme dan lain-lain.
d. Hak dan Kewajiban
Hak berkaitan dengan manusia yang bebas, terlepas dari segala
ikatan dengan hukum obyektif. Hak merupakan pengakuan yang
dibuat oleh orang atau sekelompok orang terhadap orang atau
sekelompok orang lain. Ada beberapa macam hak, antara lain hak
legal, hak moral, hak individu, hak social, hak positif, dan hak
negatif. Hak legal merupakan hak yang didasarkan atas hukum. Hak
moral adalah hak yang didasarkan pada prinsip atau etis.
Setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain dan
setiap hak seseorang berkaitan dengan kewajiban orang lain untuk
memenuhi hak tersebut. Menurut John Stuart Mill bahwa kewajiban
meliputi kewajiban sempurna dan kewajiban tidak sempurna.
Kewajiban sempurna artinya kewajiban didasarkan atas keadilan,
selalu terkait dengan hak orang lain. Sedangkan kewajiban tidak
sempurna, tidak terkait dengan hak orang lain tetapi bisa didasarkan
atas kemurahan hati atau niat berbuat baik.
Faktor-faktor yang melandasi etika adalah meliputi hal-hal
tersebut di bawah ini:
1) Nilai-nilai atau value.
2) Norma
3) Sosial budaya, dibangun oleh konstruksi sosial dan dipengaruhi
oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4) Religius.
- Agama mempunyai hubungan erat dengan moral.
- Agama merupakan motivasi terkuat perilaku moral atau etik.
- Agama merupakan salah satu sumber nilai dan norma etis
yang paling penting.
9
- Setiap agama mengandung ajaran moral yang menjadi
pegangan bagi perilaku para anggotanya.
5) Kebijakan atau policy maker, siapa stake holdersnya dan
bagaimana kebijakan yang dibuat sangat berpengaruh atau
mewarnai etika maupun kode etik.
2. Etika Sosial
Seorang bidan adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi
pasien, seorang bidan harus mempunyai etika, karena yang dihadapi
bidan adalah juga manusia.
Bidan harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan
pasien. Ini dilakukan karena bidan adalah membantu proses
penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang
baik diharapkan seorang bidan bisa menjalin hubungan yang lebih akrab
dengan pasien.
Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling
menghormati dan menghargai di antara keduanya. Etika dapat membantu
para bidan mengembangkan kelakuan dalam menjalankan kewajiban,
membimbing hidup, menerima pelajaran, sehingga para bidan dapat
mengetahui kedudukannya dalam masyarakat dan lingkungan perawatan.
Dengan demikian, para bidan dapat mengusahakan kemajuannya secara
sadar dan seksama.
Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan budi
pekerti saling memperoleh, maka 2 hal ini tidak dapat dipisah-pisahkan.
Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa nama
baik rumah sakit antara lain ditentukan oleh pendapat/kesan dari
masyarakat umum.
Kesehatan masyarakat terpelihara oleh tangan dengan baik, jika
tingkatan pekerti perawat dan pegawai-pegawai kesehatan lainnya luhur
10
juga. Sebab akhlak yang teguh dan budi pekerti yang luhur merupakan
dasar yang penting untuk segala jabatan, termasuk jabatan bidan.
C. Fungsi Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan
Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issu utama diberbagai
tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi
pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses dari
berbagai dimensi. Hal tersebut membutuhkan bidan yang mampu menyatu
dengan ibu dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan
pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, screening antenatal,
pelayanan intrapartum, perawatan intensive pada neonatal, dan pengakhiran
kehamilan.
Mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di rumah,
kelahiran SC dan sebagainya. Bidan sebagai pemberi pelayanan harus
menjamin pelayanan yang professional dan akutabilitas serta aspek legal
dalam pelayanan kebidanan. Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga
perkembangan praktik berdasarkan evidence based. Sehingga disini berbagai
dimensi etik dan bagaimana pendekatan tentang etika merupakan hal yang
penting untuk digali dan dipahami. Moralitas merupakan suatu gambaran
manusiawi yang menyeluruh, moralitas hanya terdapat pada manusia serta
tidak terdapat pada makhluk lain selain manusia.
Moralitas berasal dari bahasa latin moralis, artinya pada dasarnya sama
dengan moral, moralitas suatu perbuatan artinya segi moral suatu perbuatan
atau baik buruknya. Moralitas adalah sifat moral atau seluruh asas dan nilai
yang menyangkut baik dan buruk. Kaitan antara etika dan moralitas adalah,
bahwa etika merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku moral
atau ilmu yang membahas tentang moralitas.
Moral adalah mengenai apa yang dinilai seharusnya oleh masyarakat.
Etika adalah penerapan dari proses dan teori filsafat moral pada situasi nyata.
Etika berpusat pada prinsip dasar dan konsep bahwa manusia dalam berfikir
11
dan tindakannya didasari nilai-nilai. Etika dibagi menjadi tiga bagian,
meliputi:
1. Mete etika (nilai);
2. Etika atau teori moral;
3. Etika praktik.
Metaetika berasal dari bahasa Yunai meta, artinya melebihi, yang
dipelajari disini adalah ucapan-ucapan kita di bidang moralitas atau bahasa
yang digunakan di bidang moral. Metaetika mengenai status moral ucapan
dan bahasa yang digunakan dalam batasan pengertian baik, buruk atau
bahagia. Etika atau teori moral untuk memformulasikan prosedur atau
mekanisme untuk memecahkan masalah etika. Teori praktik.
Etika praktik merupakan penerapan etika dalam praktik sehari-hari,
dimana dalam situasi praktik ketika kecelakaan terjadi keputusan harus segera
dibuat. Bagaimana menjaga prinsip moral, teori nilai dan penentuan suatu
tindakan. Etika pada hakekatnya berkaitan dengan falsafah dan moral, yaitu
mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam kurun
waktu tertentu, karena etika bisa berubah dengan lewatnya waktu. Etika
khusus adalah etika yang dikhususkan bagi profesi tertentu, misalnya etika
kedokteran, etika rumah sakit, etika kebidanan, etika keperawatan, dll.
Guna etika adalah memberi arah bagi perilaku manusia tentang: apa
yang baik atau buruk, apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban moral
(akhlak), apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan.
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan
oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan di masyarakat. Norma-norma
tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus
menjalankan profesinya, dan larangan-larangan, termasuk ketentuan-
ketentuan apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh
anggota profesi, tidak hanya dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan
berkaitan juga dengan tingkah lakunya secara umum dalam pergaulan sehari-
hari di masyarakat.
12
Secara umum tujuan merumuskan kode etik adalah untuk kepentingan
anggota dan organisasi, meliputi :
1. Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi;
2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota;
3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi;
4. Meningkatkan mutu profesi.
Dimensi kode etik meliputi:
1. Anggota profesi dan klien;
2. Anggota profesi dan system;
3. Anggota profesi dan profesi lain;
4. Semua anggota profesi.
Prinsip kode etik terdiri dari:
1. Menghargai otonomi;
2. Melakukan tindakan yang benar;
3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan;
4. Memperlakukan manusia secara adil;
5. Menjelaskan dengan benar;
6. Menepati janji yang telah disepakati;
7. Menjaga kerahasiaan.
D. Sumber Etika
Pancasila adalah sumber sumber nilai, maka nilai dasar Pancasila dapat
dijadikan sebagai sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai pancasila
adalah nilai moral. Oleh karena itu, nilai pancasila juga dapat diwujudkan
kedalam norma-norma moral (etik). Norma-norma etik tersebut selanjutnya
dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam bersikap dan bertingkah
laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
13
Pancasila memegang peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika
yang baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita
diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila
ke dua “ kemanusian yang adil dan beadab” tidak dapat dipungkiri bahwa
kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar.
E. Kode Etika Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan oleh
layanan kesehatan. Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana struktur sosial
budaya masyarakat dan termasuk kondisi sosial ekonomi, sosial demografi.
Parameter sosial demografi dalam pelayanan kebidanan, antara lain :
perbaikan status gizi bayi, cakupan pertolonggan persalinan, menurut angka
kematian Ibu, menurunnya angka kelahiran bayi, cakupan penanganan kasus
beresiko, meningkatkan cakupa pemeriksaan antenatal.
Bidan sebagai tenaga pemberi jasa pelayanan harus menyiapkan diri
untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan masyarakat atau pelayanan
kebidanan.
Keadilan dalam sumber daya pelayanan dimulai dari : pemenuahan
kebutuhan klien sesuai, sumber daya pelayanan dalam kebidanan untuk
meningkatkan pelayan kebidanan, dan keterjangkauan tempat pelayanan.
Tingkat ketersediaan ini merupaka syarat utama untuk terlaksananya pelayan
kebidanana. Sikap bidan harus tanggap terhadap klien, sesuai kebutuhan
klien, tidak membedakan pelayanan siapapun.
Pelayanan kebidanan di suatu institusi memiliki norma dan budaya
yang unik. Setiap institusi pelayanan memiliki norma sendiri dalam
memberikan pelayanan yang terdiri dari beberapa praktisi atau profesi
kesehatan.
Walaupun demikian subjek pelayanan hanya satu, yaitu manusia atau
individu. Sehingga setiap individu harus jelas batas wewenangnya. Area
kewenangan bidan tertuang dalam Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002
14
tentang registrasi dan praktik bidan. Mengenai kejelas peran bidan diatur
dalam standar praktik kebidanan dan standar pelayanan kebidanan.
1. Etika dalam pelayanan kontrasepsi
Dalam merencanakan jumlah anak, seorang ibu telah
merundingkan dengan suami dan telah menetapkan metode kontrasepsi
yang akan digunakan. Sehingga keputusan untuk memilih kontrasepsi,
merupakan hak klien dan berada diluar kompetensi bidan. Jika klien
belum mempunyai keputusan karena disebabkan ketidaktahuan klien
tentang kontrasepsi,maka menjadi kewajiban bidan untuk memberikan
informasi tentang kontrasepsi. Yang dapat dipergunakan klien, dengan
memberikan informasi yang lengkap mengenai alat kontrasepsi dan
beberapa alternatif sehingga klien dapat memilih sesuai dengan
pengetahuan dan keyakinannya.
2. Etika dalam penelitian kebidanan
Menurut Kode Etik Bidan Internasional adalah bahwa bidan
seharusnya meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai proses
seperti dari pengalaman pelayanan kebidanan dan dari riset keidanan.
Tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kebidanan makin tinggi,
karena semakin majunya jaman, dan kita memasuki era globalisasi,
dimana akses informasi bagi masyarakat juga seamkin meningkatkan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah kumpulan asas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, sedangkan etiket adalah sopan
santun. Moral merupakan nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Hukum
berhubungan erat dengan moral. Hukum membutuhkan moral, hukum tidak
mempunyai arti, kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Etika dalam pelayanan
kebidanan merupakan issue utama di berbaai tempat, dimana sering terjadi
karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika.
Pelayanan kebidanan adalah proses dari berbagai dimensi.
Hal tersebut membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan
keluarganya. Screening antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensive
pada neonatal, dan pengakhiran yang profesional dan akuntabilitas serta
aspek legal dalam pelayanan kebidanan kode etik profesi bidan merupakan
suatu pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan
profesional bidan.
B. Saran
Melalui makalah ini, penulis berharap agar para bidan maupun calon
bidan menjalankan profesionalitas pekerjaannya sesuai kode etik kebidanan,
antara lain menjunjung tinggi martabat dan citra profesi, menjaga dan
memelihara kesejahteraan para anggota, meningkatkan pengabdian para
anggoa profesi, dan meningkatkan mutu profesi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Puji Heni, Yetty Asmar. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta, 2005.
Hadiwardoyo, Purwa, “Etika Medis”, Yogyakarta, 1989.
Heni Puji Wahyuningsih.2009. Etika Profesi Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta
17
FUNGSI ETIKA DAN MORALITAS
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etikolegal
Dosen Pengampu Ibu Hj. Ida Farida, S.ST
Disusun Oleh:
Anita Yuliana
Inggit Garninda
Lusti Nur Pratiwi
Siti Mariani Ulfah
Restu Dewi Fadilah
Vemy
Rani Ambarwati
Desy Marina
Elsa Safitri
Widi Palovi
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2013
18
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami
tentang Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan yang akan
sangat berguna terutama untuk mahasiswa kebidanan. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara
penulisan maupun dalam isi.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.
Sukabumi, Maret 2013
Penulis
19
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan .........................................................................................2
C. Manfaat Penulisan .......................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Etika, Etiket, Moral dan Hukum ...............................................3
B. Sistematika Etika .........................................................................................6
C. Fungsi Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan ...........................11
D. Sumber Etika ...............................................................................................13
E. Kode Etika Pelayanan Kebidanan ...............................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................16
B. Saran ............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
20