Upload
filologus-siwabessy
View
137
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Definisi Peritonitis
Peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga lapisan membran serosa rongga abdomen dan dinding perut
Merupakan penyulit berbahaya yang terjadi dalam bentuk akut maupun kronis
Kumpulan tanda atau gejala : nyeri tekan, nyeri lepas, defence muscular
Etiologi Peritonitis
Penyebab utamanya : Tuberkulosis abdominal
Ada beberapa penyebab lainnya :Penyebaran infeksi dari organ perut yang
terinfeksiPenyakit radang panggulInfeksi dari rahim dan saluran telurKelainan hati atau gagal jantungTerjadi setelah suatu pembedahanDialisa peritonealIritasi tanpa infeksi
Penyebab lainnya Sumber internal Penyebab eksternal
epidemiologi
Di Asia dan Afrika Tuberkulosis masih banyak ditemukan seiring dengan bertambahnya kasus Tuberkulosis.
Indonesia masih menempati peringkat ke-5 sebagai negara dengan kasus Tuberkulosis terbanyak.
Patofisiologi
tuberkulosisPenyebab : m.tuberculosisAda 2 macam tipe: basil tipe bovin &
humanAda 4 fase dalam perjalanan penyakitnya:
Tuberculosis primerPenyebaran hematogenFase dormanPenyebaran ektrapulmonary atau infeksi
pumoner
peritonitis
Peritonitis TBDapat terjadi melalui beberapa cara
Penyebaran hematogen.Kelenjar limfe mesenterium.Tuba falopii.Infeksi dinding usus.
Terjadi akibat reaktifasi proses laten yang terjadi pada peritoneum yang terjadi karena proses hematogen terdahulu.
DIAGNOSA
AnamnesisNyeri perutSesak napasNausea dan vomitusDemamDehidrasiTidak bisa Buang Air BesarPenderita biasanya diam untuk mengurangi
rasa sakit
Pemeriksaan FisikKeadaan umum tampak sakit sedang beratNadi dan suhu Pernapasan cepat dan dangkalAbdomen
Inspeksi : Distensi abdomenAuskultasi : Bising usus melemahPalpasi : Nyeri tekan (+), Nyeri lepas (+),
Defense muscularPerkusi : Pekak hepar (-), Nyeri ketok (+)Rektal toucher : Ampula recti tidak kolaps
Nyeri di seluruh lingkaran
Pemeriksaan PenunjangUSGLaboratoriumFoto Polos ( Rontgen) AbdomenCT-ScanPeritoneoskopiPemeriksaan sputum
Pemeriksaan PenunjangUSG : terlihat cairan dalam rongga
peritoneum yang bebas dan terfiksasi.
Pemeriksaan PenunjangLaboratorium :
1. Leukositosis ringan, trombosis dan LED2. Cairan elektrolit3. Urin4. Hb, Ht, eritrosit2. Cairan asites3. Perbandingasn glukosa asites dan darah
Pemeriksaan PenunjangFoto polos ( Rontgen) Abdomen 3 posisi :
Tidur terlentang ( supine ) Duduk atau setengah duduk Tiduran miring kekiri (Left Lateral
Decubitus=LLD) Pemotretan dibuat dengan memakai kaset film yang dapat mencakup seluruh abdomen beserta dindingnya.
Pemeriksaan PenunjangCT Scan : Ditemukan gambaran peritoneum
yg berpasir
Pemeriksaan PenunjangPeritoneoskopi :
1. Tuberkel kecil / besar pada dinding peritoneum / organ lain dlm peritoneum2. Penebalan peritoneum3. Perlengketan diantara usus, omentum, hati, kantung empedu dan peritoneum4. Adanya cairan eksudat
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan sputum : ditemukan
Mycobacterium tuberculosis
Diagnosis Banding
ApendisitisPaling sering terjadi pada dewasa muda dan
remajaMerupakan peradangan apendix yang mengenai
semua lapisan dinding organ apendixPatogenesis: adanya obstruksi lumen yang
disebabkan fekalit sehingga terjadi penyumbatan pengeluaran mukus mengakibatkan pembengkakan, infeksi, dan ulserasi. Ulserasi bs jg disebabkan oleh virus Yersinia Enterobalitica
Peningkatan tekanan intraluminal dapat menyebabkan terjadinya oklusi arteria terminalis apendikularis
Gejala awal: nyeri di sekitar umbilikus kemudian ke kuadran kanan bawah disertai anoreksia, mual, muntah, nyeri tekan di sekita titik Mc Burney, spasme otot, nyeri tekan lepas, demam ringan dan leukositosis
Penundaan operasi dapat menyebabkan ruptur apendiks dan peritonitis
Kolelitiasis dan KolesistitisKolelitiasis (pembentukan batu)Kolesistitis (radang kronis penyerta)Faktor risiko: Obesitas, multiparitas,
pertambahan usis, jenis kelamin perempuan, pola makan kalori atau lemak rendah
Etiologi: gangguan metabolisme yang menyebabkan terjadinya perubahan komposisi empedu, stasis empedu, dan infeksi kandung empedu
Bentuk akut ditandai nyeri hebat mendadak pada epigastrium, atau abdomen kuadran kanan atas, nyeri dapat menyebar ke punggung dan bahu kanan. Keringat banyak, nausea dan muntah
Kolesistitis akut dan kronik mempunyai gejala yang sama, tetapi beratnya nyeri dan tanda fisik kurang nyata
PankreatitisProses peradangan akut yang
mengenai pankreas, dan ditandai oleh berbagai derajat edema, perdarahan, dan nekrosis pada sel-sel asinus dan pembuluh darah
Sakit pada daerah epigastrium kemudian menjalar ke daerah punggung atau daerah abdomen
Nyeri tdk terlokalisasi dengan jelasSering ada riwayat minum alkohol dan
batu empedu
Pemeriksaan fisik terdapat derajat syok, takikardia, leukositosis dan demam, timbul nyeri tekan dan defens muskular otot, bising usus menurun atau tdk ada
Diagnosis pankreatitis ditegakkkan bila kadar amilase serum meningkat
Penatalaksanaan Peritonitis
Penatalaksanaan Secara umum
Rehidrasi DekompresiAntibiotik Analgesia
Operatif
Indikasi Tindakan PembedahanA. Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
Defans muskuler dan nyeri tekan yang meluas, Distensi perut Massa yang nyeri Tanda perdarahan Tanda sepsis
B. Pada pemeriksaan radiology didapatkan : Pneumo peritoneum Distensi usus Extravasasi bahan kontras Tumor Oklusi vena atau arteri mesenterika yg menyebabkan
kongestiC. Pemeriksaan endoskopi didapatkan :
Perforasi saluran cerna dan perdarahan saluran cerna yang tidak teratasI
Persiapan Tindakan Bedah1. Mempuasakan pasien untuk
mengistirahatkan saluran cerna2. Pemasangan NGT untuk dekompresi
lambung3. Pemasangan kateter untuk diagnostik
maupun monitoring urin4. Pemberian terapi cairan melalui I.V5. Pemberian antibiotik
Terapi Bedah1. Kontrol sumber infeksi.
Tipe dan luas dari pembedahan tergantung dari proses dasar penyakit dan keparahan infeksinya
2. Pencucian rongga peritoneum Pencucian dilakukan untuk menghilangkan
pus, darah, dan jaringan yang nekrosi Dilakukan dengan lavage gastric,
debridement, suctioning,kain kassa
Terapi Post Operasi1. Pemberian cairan I.V
Dapat berupa cairan elektrolit, dan nutrisi
2. Pemberian antibiotik yang sesuai3. Oral-feeding, diberikan bila :
Sudah flatus Produk ngt minimal Peristaltic usus pulih dan tidak ada distensi abdomen
OAT
Kategori -2 (2(HRZE)S/(HRZE)/ 5(HR)3E3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya:
• Pasien kambuh
• Pasien gagal
• Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat (default)
Komplikasi & Prognosis
KOMPLIKASI
PROGNOSISPrognosis tuberkulosis peritoneal cukup
baik bila diagnosis dapat ditegakkan dan biasanya sembuh dengan pengobatan anti tuberkulosis yang adekuat.
PENCEGAHAN DAN EDUKASI PERITONITIS TUBERKULOSIS
PENCEGAHAN(Diri Sendiri)
1. OAT harus diminum secara teratur2. Makan makanan yang bergizi, tinggi
karbohidrat, dan protein3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan4. Buatlah sirkulasi dan pencahayaan yang baik
dirumah5. Hindari stress6. Istirahat yang cukup7. Olahraga teratur8. Hindari konsumsi alkohol, merokok, dll.9. Perhatikan etika batuk
PENCEGAHAN (Petugas Kesehatan)
1. Diagnosis yang cepat dan tepat2. Memberikan obat yang tepat dan efektif
terhadap pasien TB aktif3. Penerapan DOTS dan GEDURNAS TB4. Memberikan penyuluhan TB5. Pengembangan unit pelayanan
penanggulangan TB6. Eradikasi kuman TB7. Meningkatkan pengetahuan petugas
kesehatan
EDUKASI PASCA OPERASI1. Perawatan yang baik dan maksimal Mengurangi komplikasi pembedahan Mempercepat penyembuhan Mengembalikan fungsi semaksimal
mungkin seperti sebelum operasi2. Teknik relaksasi3. Latihan nafas dalam, batuk dan
pembersihan jalan nafas, serta mobilisasi dini
DERAJAT KESADARAN Sadar
Dapat berorientasi dan berkomunikasi
Somnolensdapat digugah dengan berbagai stimulasi, bereaksi secara motorik
/ verbal kemudian terlenan lagi. Gelisah atau tenang.
Stuporkantuk yang dala.masih dapat dibangunkan dengan rangsang
yang kuat, namun kesadaran segera menurun lagi.masih dapat mengikuti suruhan singkat dan masih terlihat spontan.
Semi komatidak terdapat respon terhadap rangsang verbal, gerakan timbul
sebagai respon terhadap rangsang nyeri.
Koma tidak bereaksi terhadap stimulus
Interpretasi15 normal
13-14 injuri kepala ringan
8-12 injuri kepala sedang
<8 injuri kepala berat
STATUS GIZIIndek Masa Tubuh (IMT) atau Body Mass
Index (BMI) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
IMT sebagai Alat Pemantau Berat BadanPenggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun, tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan.
KesimpulanPasien tersebut mengalami Peritonitis Tb
sesuai dengan RPD, Keluhan dan pemeriksaan