22
GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : NIDA ROIHATUL JANNAH J210160083 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

  • Upload
    others

  • View
    36

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA

DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1

pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

NIDA ROIHATUL JANNAH

J210160083

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

i

Page 3: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

ii

Page 4: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

iii

Page 5: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

1

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA

DIABETES MELITUS DI WIILAYAH KERJA PUSKESMAS

MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

Abstrak

Peningkatan usia harapan hidup di Indonesia pada tahun 2018 menyebabkan jumlah

lansia meningkat dengan jumlah 24,49 juta lansia. Provinsi Jawa Tengah berada

pada urutan kedua dengan jumlah lansia terbanyak di Indonesia dengan presentase

lansia sebesar 12,34%. Penuaan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh

sehingga lansia rentan terkena penyakit. Penyakit terbanyak yang diderita lansia

adalah diabetes melitus. Adanya penyakit diabetes melitus dapat mempengaruhi

kualitas hidup lansia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran

kualitas hidup pada lansia penderita diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas

Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu

deskriptif survei. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2019 hingga

Januari 2020 dengan jumlah sampel 83 lansia yang diambil menggunakan teknik

proportional random sample. Penelitian ini menggunakan kuesioner DQLCTQ-R

(Diabetes Quality of Life Clinical Trial Questioner- Related) dengan 34 pertanyaan.

Analisa data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Hasil penelitian diperoleh

bahwasanya kualitas hidup yang baik berada pada kelompok usia 60-74 tahun,

berjenis kelamin laki-laki, pendidikan SMA, kelompok petani, lama menderita

diabetes melitus selama >10 tahun, kelompok tidak memiliki penyakit lainnya, dan

tinggal dengan keluarga. Domain yang paling berpengaruh adalah domain

kekhawatiran biaya dan domain dengan nilai yang paling rendah adalah kesehatan

umum. Maka dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup lansia penderita diabetes

melitus di wilayah kerja Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo sebagian

besar memiliki kualitas hidup yang baik.

Kata Kunci : Kualitas Hidup, Lansia, Diabetes Melitus

Abstract

An increase in life expectancy in Indonesia in 2018 has caused the number of

elderly to increase by 24.49 million elderly. Central Java Province ranks second

with the largest number of elderly in Indonesia with an elderly percentage of

12.34%. Aging causes a decrease in endurance so (that) the elderly are susceptible

to diseases. Most diseases suffered by the elderly is diabetes mellitus. The presence

of diabetes mellitus can affect the quality of life of the elderly. The purpose of this

study was to draw an overview of the quality of life in elderly patients with diabetes

mellitus in the working area of Mojolaban Health Center in Sukoharjo. The method

used in this research is descriptive survey. This study was conducted in December

2019 until January 2020 with a total sample of 83 elderly taken using the

proportional random sample technique. This study used a DQLCTQ-R (Diabetes

Quality of Life Clinical Trial Questioner- Related) questionnaire with 34 questions.

The data analysis used was descriptive statistics. The results of the study showed

that good quality of life is in the age group of 60-74 years old, male, (with) high

Page 6: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

2

school education, the farmer group, has been suffering from diabetes for >10 years,

do not have other diseases, and stay with family. The most influential domain is

cost concerns domain and the domain with the lowest value is public health. Hence,

it can be concluded that the quality of life of elderly patients with diabetes mellitus

in the working area of Mojolaban Health Center in Sukoharjo mostly have a good

quality of life.

Keywords : Quality of Life, Elderly (people), Diabetes Mellitus

1. PENDAHULUAN

Pengertian lanjut usia (lansia) berdasarkan peraturan pemerintah Republik

Indonesia Nomor 43 Tahun 2004 adalah seseorang yang usianya telah mencapai 60

(enam puluh) tahun keatas (Kemenkes RI, 2017). Proses yang dialami seluruh

makhluk hidup yang bersifat alami disebut proses menua, sedangkan usia lanjut

adalah istilah yang digunakan pada tahap akhir dari sebuah proses penuaan

(Suardiman, 2011).

Kesuksesan pemerintah dalam pembangunan nasional telah memajukan

ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terutama dibidang kesehatan

yang telah memajukan kualitas kesehatan masyarakat serta meningkatkannya usia

harapan hidup bagi masyarakat. Jumlah lanjut usia (lansia) di Indonesia pada tahun

2018 sebanyak 9,27% atau setara dengan 24,49 juta lansia, jumlah ini mengalami

peningkatan dari tahun 2017 yang hanya 8,97% atau setara dengan 23,4 juta lansia

(Badan Pusat Statistik, 2018).

Data Susenas 2018 memperlihatkan provinsi dengan presentase penduduk

lansia terbanyak kedua adalah Provinsi Jawa Tengah dengan presentase 12,34

persen setelah DI Yogyakarta dengan presentase 12,37 persen (Badan Pusat

Statistik, 2018). Kabupaten Sukoharjo menunjukan presentase lansia pada tahun

2018 sebesar 13,97 persen berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)

kabupaten Sukoharjo.

Peningkatan penduduk lansia membawa konsekuensi pada meningkatnya

penyakit dan masalah kesehatan yang timbul akibat dampak penuaan. Penyakit

terbanyak yang diderita lansia adalah penyakit tidak menular diantaranya adalah

Page 7: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

3

diabetes melitus (DM) (Kemenkes, 2016). Peringkat pertama prevalensi DM

berdasarkan diagnosis dokter tahun 2018 berada pada rentang umur 55-64 tahun

yakni sebesar 6,3%, peringkat kedua berada pada rentang 65-75 tahun yakni sebesar

6,0%, dan pada rentang 75 tahun keatas sebesar 3,3% (Kemenkes, 2018).

Data international Diabetes Federation (IDF) tahun 2017 menyatakan bahwa

penderita diabetes di dunia sebanyak 425 juta orang yang diantaranya berasal dari

usia 65-79 tahun sebanyak 98 juta orang (Cho et al., 2017). Menurut Kemenkes

(2018), terdapat peningkatan prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia,

penyakit diabetes melitus mengalami peningkatan menjadi 8,5% yang awalnya

6,9% menurut hasil pemeriksaan glukosa darah. Prevalensi penyakit tidak menular

diabetes melitus berada pada urutan kedua tertinggi di Provinsi Jawa Tengah

sebesar 19,22% (Dinkes Jateng, 2017). Sedangkan kasus penyakit diabetes melitus

di kabupaten Sukoharjo terdapat 4.964 kasus (Dinkes, 2018).

Penderita diabetes melitus dalam kehidupannya harus melakukan berbagai

macam terapi yang dapat mengakibatkan dampak secara fisik dan juga psikologis.

Dampak secara fisik yang dirasakan penderita adalah sering mengalami nyeri,

penurunan nafsu makan, perubahan berat badan, sering mengalami letih, dan

gangguan tidur. Sedangkan dampak secara psikologis berupa permasalahan

emosional yaitu perasaan tidak berguna, cemas, putus asa, stress, dan tidak

memiliki harapan hidup (Tjokroprawiro, 2011 dalam PH, Sari, & Hermanto, 2018).

Kualitas hidup menurut WHO adalah persepsi setiap individu mengenai

keberadaan mereka dalam kehidupan dalam sistem nilai dan budaya dimana mereka

hidup yang berkaitan dengan harapan, tujuan, kekhawatiran dan standar mereka

(Kashi et al., 2018). Kualitas hidup terkait dengan kesehatan adalah keadaan

dimana setiap individu merasakan kesejahteraan atau kebahagiaan meskipun

memiliki penyakit atau cacat (Rugbeer et al., 2017).

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas hidup berdasarkan Diabetes

Quality Of Life (DQOL) terdiri dari status perkawinan, hubungan sosial, adanya

masalah kesehatan lainnya, tingkat pengetahuan penderita, kemampuan untuk

Page 8: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

4

mengontrol penyakit, dan kepuasan terhadap pengobatan. Serta terdiri dari tiga

domain yaitu kepuasaan, dampak, dan khawatir tentang efek diabetes (Bujang et

al., 2018).

Hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 di

Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo berdasrkan hasil dari kuesioner

kualitas hidup yang di lakukan secara subjektif pada tujuh lansia yang menderita

diabetes melitus ditemukan hasil tiga lansia menunjukkan kualitas hidup yang baik

dan empat lansia menunjukkan kualitas hidup yang kurang baik. Berdasarkan

fenomena diatas peneliti tertarik meneliti lebih lanjut mengenai gambaran kualitas

hidup pada lansia penderita diabetes melitus.

2. METODE

Jenis penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan rancangan metode

deskriptif survei dengan tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kualitas

hidup pada lansia penderita diabetes melitus di wilayah Kerja Puskesmas

Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas

Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dengan jumlah sampel sebanyak 83 lansia

penderita diabetes melitus. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat

(deskriptif) yang bertujuan untuk mendeskriptifkan setiap variabel penelitian yaitu

karakteristik responden dan domain kualitas hidup.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Karakteristik Responden

Tabel 1 Karakteristik responden

No. Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

1. Usia

a. Usia 60-74 tahun

b. Usia >74 tahun

79

4

95,2

4,8

2. Jenis Kelamin

a. Laki-Laki

b. Perempuan

21

62

25,3

74,7

Page 9: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

5

3. Pendidikan

a. Tidak Sekolah

b. SD

c. SMP

d. SMA

e. Perguruan Tinggi

19

31

12

16

5

22,9

37,3

14,5

19,3

6

4. Pekerjaan

a. Tidak bekerja/

IRT/ Pensiunan

b. Buruh

c. Wiraswasta

d. Petani

46

12

22

3

55,4

4,5

26,5

3,6

5. Lama Menderita

a. 1-5 tahun

b. 6-10 tahun

c. >10 tahun

54

22

7

65,1

26,5

8,4

6. Penyakit Lain

a. Tidak ada

b. 1 penyakit lain

c. 2 penyakit lain

d. > 2 penyakit lain

41

27

11

4

49,4

32,5

13,3

4,8

7. Status Tinggal

a. Tinggal sendiri

b. Dengan keluarga

0

83

0

100

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan karakteristik responden sebanyak 79

(95,2%) merupakan lansia berusia 60-74 dan sebanyak 4 (4,8%) lansia

berusia >74 tahun. Menurut jenis kelamin didapatkan bahwa responden

perempuan merupakan responden terbanyak dengan 62 (74,7%) responden,

sedangkan jenis kelamin laki-laki dengan 21 (25,3%) responden. Tingkat

pendidikan terbanyak yang dienyam oleh responden adalah SD dengan 31

(37,3%), sedangkan yang paling sedikit adalah Perguruan tinggi dengan 5

(6%) responden. Berdasarkan kelompok pekerjaan terbanyak merupakan

kelompok tidak bekerja, ibu rumah tangga dan pensiunan yaitu dengan 46

(55,4%) responden, sedangkan kelompok pekerjaan terendah adalah petani

dengan 3 (3,6%) responden. Berdasarkan lamanya menderita penyakit

diabetes melitus paling banyak responden menderita penyakit selama 1

hingga 5 tahun yaitu 54 (65,1%), sedangkan yang paling sedikit dialami

Page 10: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

6

selama >10 tahun yaitu 7 (8,4%) responden. Responden yang digunakan

sebagai sampel kebanyakan tidak mempunyai penyakit lain yaitu 41 (49,4%)

responden dan yang paling sedikit berada pada kelompok yang memiliki lebih

dari 2 penyakit lainnya yaitu 4 (4,8%). Responden yang digunakan sebagai

sampel pada penelitian ini terkait status tinggal sebanyak 83 (100%)

responden hidup dengan keluarga.

3.1.2 Kualitas Hidup Lansia Penderita Diabetes Melitus

Tabel 2 Deskripsi skor diabetes quality of life clinical trial questioner

related

Domain Mean Median Standar

Deviasi Maks Min

Kesehatan Fisik

ketahanan fisik

Kesehatan Umum

Kepuasan Terhadap Pengobatan

Gejala yang Mengganggu

Kekhawatiran Biaya

Kesehatan Emosional

Kepuasan Diet

68,95

46,74

44,58

62,50

52,73

70,81

65,66

65,07

70,75

50

50

68,75

50

75

65

66,75

14,15

23,04

13,74

13,84

22,09

12,71

6,14

12,93

95,75

100

66,75

81,25

100

100

75

91,75

20,75

0

8,25

18,75

0

25

50

25

Total 60,08 61,03 10,05 77,94 25,74

Dari tabel diatas dapat dilihat dari skala 0-100, skor setiap domain dari quality

of life memiliki mean antara 70,81 – 44,58. Skor terbesar diperoleh oleh

domain kekhawatiran biaya dengan nilai mean 70,81dan nilai terendah oleh

domain kesehatan umum dengan nilai mean 44, 58. Sedangkan untuk total skor

didapatkan nilai mean sebesar 60,08 yang dibulatkan menjadi 60. Sehingga

dapat dikatakan kualitas hidup yang baik apabila mempunyai skor ≥ 60 dan

dikatakan kualitas hidup kurang baik apabila mempunyai skor < 60.

Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan kualitas hidup

Kualitas Hidup Frekuensi Persentase (%)

a. Baik

b. Kurang Baik

43

40

51,81

48,19

Total 83 100

Berdasarkan tabel diatas responden pada penelitian ini yang mempunyai

kualitas hidup yang baik sebanyak 43 lansia (51,81%), yang mana hasilnya

Page 11: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

7

tidak terlalu tinggi dan hanya berbeda sedikit dengan kualitas hidup yang

kurang baik.

3.1.3 Gambaran Kualitas Hidup Berdasarkan Karakteristik Responden

3.1.3.1 Usia

Tabel 4 Gambaran usia dengan kualitas hidup

Usia

Kualitas

Hidup

Total

Kurang Baik Baik

N % N % N %

60-74

>74

38

2

48,1

50

41

2

51,9

50

79

4

100

100

Total 40 48,19 43 51,81 83 100

Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa gambaran usia dengan kualitas

hidup didapatkan bahwa responden dengan kelompok usia 60-74 tahun

kebanyakan mempunyai kualitas hidup yang baik yaitu 41 lansia atau 51,9%.

Responden dengan usia >74 tahun memiliki kualitas hidup yang setara antara

baik dan kurang baik yaitu masing-masing sebesar 2 lansia atau 50%.

3.1.3.2 Jenis Kelamin

Tabel 5 Gambaran jenis kelamin dengan kualitas hidup

Jenis

Kelamin

Kualitas

Hidup

Total

Kurang Baik Baik

N % N % N %

Laki-Laki

Perempuan

7

33

33,33

53,23

14

29

66,67

46,77

21

62

100

100

Total 40 48,19 43 51,81 83 100

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa gambaran jenis kelamin lansia

penderita diabetes melitus dengan kualitas hidup ditemukan bahwa responden

dengan jenis kelamin laki-laki kebanyakan mempunyai kualitas hidup yang

baik yaitu dengan jumlah 14 responden atau 66,67%. Responden dengan

kelompok perempuan kebanyakan memiliki kualitas hidup kurang baik

dengan jumlah 33 responden atau setara 53,23%.

Page 12: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

8

3.1.3.3 Pendidikan

Tabel 6 Gambaran pendidikan responden dengan kualitas hidup

Pendidikan

Kualitas Hidup Total

Kurang Baik Baik

N % N % N %

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan

Tinggi

12

18

7

0

3

63,16

58,06

58,33

0

60

7

13

5

16

2

36,84

41,94

41,67

100

40

19

31

12

16

5

100

100

100

100

100

Total 40 48,19 43 51,81 83 100

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kelompok pendidikan tidak

sekolah kebanyakan mendapatkan kualitas hidup yang kurang baik dengan

jumlah 12 responden atau 63,16%. Kelompok pendidikan SD kebanyakan

mempunyai kualitas hidup yang kurang baik dengan jumlah 18 responden

atau 58,06%. Kelompok pendidikan SMP kebanyakan mempunyai kualitas

hidup yang kurang baik dengan jumlah 7 responden atau 58,33%. Kelompok

pendidikan SMA mempunyai kualitas hidup yang baik dengan jumlah 16

responden atau 100%. Kelompok pendidikan perguruan tinggi kebanyakan

mempunyai kualitas hidup yang kurang baik dengan jumlah 3 responden atau

60%.

3.1.3.4 Pekerjaan

Tabel 7 Gambaran pekerjaan responden dengan kualitas hidup

Pekerjaan

Kualitas Hidup Total

Kurang

Baik

Baik

N % N % N %

Tidak Bekerja/

IRT/ Pensiunan

Buruh

Wiraswasta

Petani

22

5

12

1

47,83

41,67

54,55

33,33

24

7

10

2

52,17

58,33

45,45

66,67

46

12

22

3

100

100

100

100

Total 40 48,19 43 51,81 83 100

Page 13: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

9

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa kelompok tidak bekerja/ IRT/

Pensiunan kebanyakan mempunyai kualitas hidup yang baik dengan jumlah

24 responden atau 52,17%. Kelompok buruh kebanyakan mempunyai

kualitas hidup yang baik dengan jumlah 7 responden atau 58,33%. Kelompok

wiraswasta kebanyakan mempunyai kualitas hidup yang kurang baik dengan

jumlah 12 responden atau 54,55%. Kelompok petani kebanyakan mempunyai

kualitas hidup yang baik dengan jumlah 2 responden atau 66,67%.

3.1.3.5 Lama Menderita

Tabel 8 Gambaran lama menderita diabetes melitus dengan kualitas hidup

Lama

Menderita

Kualitas

Hidup

Total

Kurang Baik Baik

N % N % N %

1-5 tahun

6-10 tahun

>10 tahun

24

14

2

44,44

63,64

28,57

30

8

5

55,56

36,36

71,43

54

22

7

100

100

100

Total 40 48,19 43 51,81 83 100

Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil penderita yang mengalami diabetes

melitus selama 1-5 tahun kebanyakan mempunyai kualitas hidup yang baik

dengan jumlah 30 responden atau 55,56%. Responden yang mengalami

diabetes melitus selama 6-10 tahun kebanyakan mempunyai kualitas hidup

yang kurang baik dengan jumlah 14 responden atau 763,64% dan responden

yang mengalami diabetes melitus selama > 10 tahun kebanyakan mempunyai

kualiatas hidup yang baik dengan jumlah 5 responden atau 71,43%.

3.1.3.6 Penyakit Lainnya

Tabel 9 Gambaran penyakit lain dengan kualitas hidup

Penyakit Lainnya

Kualitas Hidup Total

Kurang Baik Baik

N % n % N %

Tidak ada

1 Penyakit Lain

2 Penyakit Lain

>2 Penyakit lain

17

13

7

3

41,46

48,15

63,64

75

24

14

4

1

58,54

51,85

36,36

25

41

27

11

4

100

100

100

100

Total 40 48,19 43 51,81 83 100

Page 14: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

10

Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa responden yang tidak mempunyai

penyakit penyerta paling banyak berada pada kualitas hidup yang baik

dengan jumlah 24 responden atau setara dengan 58,54%. Responden yang

memiliki 1 penyakit penyerta paling banyak berada pada kualitas hidup yang

baik dengan jumlah 14 responden atau 51,85%. Responden yang memiliki 2

penyakit penyerta paling banyak berada pada kualitas hidup yang kurang baik

yaitu sebanyak 7 responden atau 63,64% dan responden yang memiliki > 2

penyakit penyerta paling banyak berada pada kualitas hidup yang kurang baik

dengan jumlah 3 responden atau 75%.

3.1.3.7 Status Tinggal

Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa semua responden tinggal

bersama keluarga dengan kualitas hidup yang baik sebanyak 43 responden

atau 51,81% dan kualitas hidup yang kurang baik sebesar 40 responden atau

48,19%.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil analisis, responden terbanyak berada pada kelompok usia

60 hingga 74 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia seseorang berpengaruh

terhadap kualitas hidup. Jenis kelamin responden paling banyak adalah jenis

kelamin perempuan. Responden menurut tingkat pendidikan terbanyak berada

pada kelompok responden dengan pendidikan SD atau sekolah dasar.

Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan paling banyak adalah

kelompok tidak bekerja/ IRT/ Pensiunan. Distribusi frekuensi lama menderita

diabetes melitus paling banyak dimiliki responden selama 1-5 tahun.

Kemudian hasil penelitian didapatkan bahwa kebanyakan responden tidak

mempunyai penyakit penyerta dan diketahui bahwa semua responden tinggal

dengan keluarga.

Page 15: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

11

3.2.2 Kualitas Hidup Lansia Penderita Diabetes Melitus

Berdasarkan hasil yang diperoleh disebutkan bahwa domain yang paling

berpengaruh dan mendapatkan posisi pertama diantara domain yang lain

adalah domain kekhawatiran biaya dengan mean 70,81 yang mana

dikategorikan domain dengan kualitas hidup yang baik. Hal ini selaras dengan

penelitian Sari (2017) kekhawatiran biaya erat kaitannya dengan lama

menderita dan juga komplikasi penyakit yang sangat berpengaruh terhadap

kualitas hidup, dikatakan bahwa semakin banyak biaya yang dikeluarkan

maka semakin baik juga kualitas hidupnya.

Domain yang berpengaruh selanjutnya adalah domain kesehatan fisik

dengan kategori kualitas hidup yang baik dengan mean 68,95, yang mana hal

ini selaras dengan penelitian Pozzo dan kawan-kawan (2016) bahwa kesehatan

fisik berpengaruh terhadap aktivitas fisik, yang mana aktivitas fisik yang baik

akan mengurangi mortalitas, morbiditas, dan komplikasi penyakit diabetes.

Domain selanjutnya adalah kesehatan emosional yang masuk dalam

kategori kualitas hidup yang baik dengan nilai mean 65,66. Hal ini didukung

oleh penelitian Febriyani dan Derliana (2017) yang menyebutkan bahwa

kesehatan emosional mempengaruhi kualitas hidup penderita diabetes melitus,

apabila kesehatan emosional kurang atau memiliki emosi yang negatif akan

memberikan efek pada kualitas hidup yang semakin menurun.

Domain kepuasaan diet memberikan pengaruh terhadap kualitas hidup

dengan kategori kualitas hidup yang baik dengan nilai mean 65,07. Hal ini

sependapat dengan penelitian sari dan kawan-kawan (2011) yang

menyebutkan bahwa kepuasan seseorang terhadap dietnya dapat

mempengaruhi kualitas hidupnya, responden yang puas terhadap dietnya

kualitas hidup yang didapatkan lebih tinggi dari pada responden yang tidak

puas dengan dietnya.

Page 16: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

12

Domain kepuasaan terhadap pengobatan mempunyai pengaruh akan

kualitas hidup seseorang dengan kategori kualitas hidup yang baik dengan

nilai mean 62,50. Hal ini didukung oleh penelitian Yanto dan Setyawati (2017)

yang dilakukan di kota Semarang dengan hasil penelitian menyebutkan bahwa

kepuasaan pengobatan akan mempengaruhi seseorang untuk mematuhi

program pengobatan yang mana jika merasa puas dan patuh terhadap

pengobatan akan memperbaiki kualitas hidup penderita diabetes melitus.

Domain gejala yang mengganggu mempunyai pengaruh terhadap kualitas

hidup seseorang dengan kategori kualitas hidup yang kurang baik karena

hasilnya berada dibawah mean total dengan nilai mean 52,73. Hal tersebut

selaras dengan penelitian yang dilakukan Simanjuntak dan kawan-kawan

(2018) bahwa gejala yang mengganggu dapat mempengaruhi psikologis

penderita diabetes melitus serta dapat mempengaruhi kualitas tidur penderita.

Sehingga apabila menderita gejala yang mengganggu dalam waktu yang

sering dapat mengurangi kualitas hidup penderita.

Domain ketahanan fisik berada pada kategori kualitas hidup yang kurang

baik dengan nilai mean 46,74. Hal ini didukung oleh penelitian Setiyorini &

Wulandari (2017) dengan hasil bahwa ketahanan fisik mempengaruhi fisik

serta psikologis penderita. Apabila ketahanan fisik penderita baik maka

penderita tidak merasakan keluhan-keluhan, sehingga ketahanan fisik yang

baik dapat mempengaruhi kualitas hidup menjadi lebih baik.

Domain kesehatan umum mempunyai nilai mean terendah diantara

domain-domain yang lain yaitu 44,58 dan masuk dalam kategori kualitas

hidup yang kurang baik. Penderita diabetes melitus mudah terkena mikroba

ataupun penyakit lainnya yang akan mempengaruhi kesehatan penderita.

Ketika kesehatan ini menurun ataupun terabaikan akan memberikan efek yang

besar terhadap kualitas hidup penderita (Stojanović et al., 2018).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai mean total sebesar 60, nilai

yang didapat lebih rendah dibandingkan hasil penelitian yang dilakukan di

Page 17: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

13

Puskesmas Kotagede 1 Yogyakarta dengan nilai mean total 75,84 (Faridah &

Dewintasari, 2016). Selain itu dari 83 responden pada penelitian ini yang

mempunyai kualitas hidup baik sebanyak 43 responden, hal tersebut lebih

tinggi dari responden yang memiliki kualitas hidup yang kurang baik dengan

jumlah 40 responden. Berdasarkan hasil tersebut memperlihatkan bahwa

gambaran kualitas hidup pada lansia penderita diabetes melitus di wilayah

kerja Puskesmas Mojolaban Kabupaten Sukoharjo tidak banyak perbedaan

yang signifikan antara kualitas hidup yang baik dengan kualitas hidup yang

kurang baik.

3.2.3 Gambaran Kualitas Hidup Berdasarkan Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden terbanyak yang

berada pada kategori kualitas hidup yang baik adalah responden dengan usia

60 hingga 74 tahun dengan presentase 51,9%. Hal ini selaras dengan penelitian

(Didarloo and Alizadeh 2016) yang menyebutkan bahwa usia muda lebih baik

kualitas hidupnya dibandingkan dengan responden yang lebih tua dikarenakan

ini berpengaruh terhadap keadaan fisik, mudahnya terkena komplikasi, dan

adanya peningkatan emosional.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kualitas hidup yang baik

paling banyak berada pada responden yang memiliki jenis kelamin laki-laki

dengan presentase 66,67%. Penelitian ini sependapat dengan penelitian

Juanita dan Safitri (2016) yang menyebutkan bahwa laki-laki penderita

diabetes melitus memiliki kualitas hidup yang lebih baik dikarenakan

mempunyai kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan perempuan terhadap

psikologi dan hubungan sosial serta cenderung merasakan bahwa kondisinya

baik meskipun mempunyai penyakit.

Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan tingkat pendidikan

menunjukkan bahwa kualitas hidup yang baik paling banyak berada pada

tingkat pendidikan SMA dengan presentase 100%. Penelitian ini didukung

oleh penelitian Sari dan kawan-kawan (2011) yang menunjukkan bahwa

Page 18: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

14

responden yang mengenyam pendidikan SMA keatas mempunyai kualitas

hidup yang baik. Serta tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap

kualitas hidup dikarenakan semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan

semakin berusaha untuk mengakses informasi terkait kesehatan, sehingga

pengetahuannya meningkat.

Responden penelitian berdasarkan kelompok pekerjaan pada penelitian ini

menunjukkan bahwa kelompok petani memiliki kualitas hidup yang baik yaitu

dengan presentase 66,67%. Hal ini sejalan dengan penelitian Sari dan kawan-

kawan (2011) yang menyebutkan bahwa kelompok yang bekerja mempunyai

kualitas hidup yang baik dibandingkan dengan kelompok yang tidak bekerja.

Hal ini dikarenakan kelompok yang bekerja mempunyai aktivitas yang lebih

banyak dan mempunyai peluang yang lebih besar untuk bersosialisasi,

sehingga tidak terlalu memikirkan tentang penyakitnya.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa responden yang

menderita penyakit diabetes melitus selama >10 tahun mempunyai kualitas

hidup yang baik dengan presentase 71,43%. Hal ini didukung oleh penelitian

Setiyorini dan Wulandari (2017) menyebutkan jika responden yang

mengalami diabetes melitus >5 tahun mempunyai kualitas hidup yang baik.

Lamanya menderita diabetes melitus menunjukkan bahwa penderita diabetes

melitus dapat beradaptasi dengan penyakitnya.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa kelompok yang tidak

memiliki penyakit lainnya mempunyai kualitas hidup yang baik dengan

presentase 58,54%. Adanya penyakit lain yang diderita akan meningkatkan

beban secara psikologis dan fisik sehingga dapat menurunkan kualitas hidup

serta menyebabkan penurunan harapan hidup (Hills et al. 2018).

Berdasarkan hasil penelitian responden pada penelitian ini terkait status

tinggal sebanyak 83 lansia (100%) hidup dengan keluarga dengan kualitas

hidup yang baik sebanyak 43 responden. Hal ini didukung dengan penelitian

Ratnawati, Wahyudi, dan Zetira (2019) dengan hasil penelitian, responden

Page 19: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

15

yang hidup dengan keluarga mendapatkan dukungan sosial yang dapat

meningkatkan maupun menurunkan kualitas hidup. Hal tersebut tergantung

pada penatalaksanaan penyakit oleh lansia dan keluarga.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dan dianalisis maka dapat

disimpulkan:

1) Penderita diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Mojolaban

Kabupaten Sukoharjo memiliki karakteristik yaitu Paling banyak

responden berada pada rentang usia 60-74 tahun, perempuan,

pendidikan SD (Sekolah Dasar), kelompok tidak bekerja/ IRT/,

mengalami penyakit diabetes melitus terdapat pada rentang 1-5 tahun,

tidak memiliki penyakit penyerta lainnya dan semua penderita tinggal

dengan keluarganya.

2) Penderita diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Mojolaban

Kabupaten Sukoharjo sebagian besar berada pada kualitas hidup yang

baik. Domain kualitas hidup yang berada pada kategori kualitas hidup

yang baik diurutkan dari nilai yang paling tinggi yaitu domain

kekhawatiran biaya, kesehatan fisik, kesehatan emosional, kepuasan

diet, dan kepuasan terhadap pengobatan. Sedangkan domain kualitas

hidup yang berada pada kategori kualitas hidup kurang baik diurutkan

dari nilai yang paling tinggi yaitu domain gejala yang mengganggu,

ketahanan fisik, dan kesehatan umum.

3) Penderita diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Mojolaban

Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai kualitas hidup yang baik

berdasarkan karakteristik yaitu usia 60-74 tahun, berjenis kelamin

perempuan, pendidikan SMA, kelompok petani, lama menderita

diabetes melitus selama >10 tahun, tidak memiliki penyakit penyerta

lainnya, dan tinggal dengan keluarga.

Page 20: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

16

4.2 Saran

1) Lansia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi lanisa

penderita diabetes melitus sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup

dengan menjaga kondisi kesehatannnya dengan menjaga asupan

makanan, olah raga, mengontrol gulu darah, dan mengikuti program-

program lansia.

2) Keluarga

Dukungan yang diberikan keluarga dapat membantu dalam

meningkatkan kualitas hidup lansia penderita diabetes melitus,

hendaknya keluarga memperhatikan asupan makanan lansia penderita

diabetes melitus, dengan menyediakan makanan yang rendah gula agar

kondisi kesehatan lansia tidak semakin parah dan kualitas hidup lansia

dapat terjaga.

3) Dinas Kesehataan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan informasi bagi

dinas kesehatan serta memberikan masukan dengan memberikan

program-program kesehatan pada penderita diabetes melitus.

4) Peneliti Selanjutnya

Menambah referensi peneliti selanjutnya agar meneliti hubungan setiap-

setiap domain kualitas hidup dengan karakteristik responden seperti

hubungan antara kekhawatiran biaya dengan pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Sukoharjo. (2018). "Sukoharjo Dalam Angka 2018". Badan

Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo BPS - Statistics of Regency Sukoharjo

https://sukoharjokab.bps.go.id/publication/2018/08/16/6eb8bc73394a271a80

3e66c4/kabupaten-sukoharjo-dalam-angka-2018.html

Badan Pusat Statistik. (2018). “Statistik Penduduk Lanjut Usia 2018”. Badan Pusat

Statistik,4104001https://www.bps.go.id/publication/2018/12/21/eadbab6507c

06294b74adf71/statistik-penduduk-lanjut-usia-2018.html

Bujang, M. A., Adnan, T. H., Mohd Hatta, N. K. B., Ismail, M., & Lim, C. J. (2018).

Page 21: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

17

A Revised Version of Diabetes Quality of Life Instrument Maintaining

Domains for Satisfaction, Impact, and Worry. Journal of Diabetes Research,

2018, 5804687. https://doi.org/10.1155/2018/5804687

Cho et al. (2017). Eighth edition 2017. In IDF Diabetes Atlas, 8th edition.

http://fmdiabetes.org/wp-content/uploads/2018/03/IDF-2017.pdf

Didarloo, A., & Alizadeh, M. (2016). Health-Related Quality of Life and its

Determinants Amongst Women With Diabetes Mellitus: A Cross-Sectional

Analysis. Nursing and Midwifery Studies, InPress(InPress), 1–7.

https://doi.org/10.17795/nmsjournal28937

Dinkes Jateng. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2017. Dinkes

Jateng, 3511351(24), 1–62. https://doi.org/10.5606/totbid.dergisi.2012.10

Dinkes. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo 2017. Dinkes Sukoharjo

Retrieved from http://dkk.sukoharjokab.go.id/download/profil/Tabel Profil

Kab. Sukoharjo 2017.pdf

Faridah, Noor Imaniniar & Dewintasari, Venty (2016). Hubungan Usia dan

Penyakit Penyerta terhadap Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

di Puskesmas Kotagede 1 Yogyakarta. Prosiding Rakernas Dan Pertemuan

Ilmiah Tahunan, 123–126.

Febriyani, & Darliana, D. (2017). Feelings of Helplessness and Quality of Life of

Diabetic. 1–8.

Hills, A. P., Arena, R., Khunti, K., Yajnik, C. S., Jayawardena, R., Henry, C. J.,

Misra, A. (2018). Epidemiology and determinants of type 2 diabetes in south

Asia. The Lancet Diabetes and Endocrinology, 6(12), 966–978.

https://doi.org/10.1016/S2213-8587(18)30204-3

Kashi, A. M., Moradi, Y., Chaichian, S., Najmi, Z., Mansori, K., Salehin, F.,

Khateri, S. (2018). Application of the world health organization quality of life

instrument, short form (WHOQOL-BREF) to patients with endometriosis.

Obstetrics and Gynecology Science, 61(5), 598–604.

https://doi.org/10.5468/ogs.2018.61.5.598

Kemenkes RI. (2017). Analisis Lansia di Indonesia. Pusat Data Dan Informasi

KementerianKesehatanRI,1–2.https://www.depkes.go.id/resource202017.pdf

Liuw, F. F., Kandou, G. D., & Malonda, N. S. H. (2017). Hubungan antara jenis

kelamin dan diabetes melitus tipe 2 dengan kualitas hidup pada penduduk di

Kelurahan Kolongan Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Media

Kesehatan, 2017 - pdfs.semanticscholar.org

PH, L., Sari, I. P., & Hermanto, H. (2018). Gambaran Tingkat Stres Pasien Diabetes

Mellitus.JurnalPerawatIndonesia..https://doi.org/10.32584/jpi.v2i1.40

Page 22: GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/82339/12/Naskah Publikasi.pdf · GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA

18

Pozzo, M. J., Mociulsky, J., Martinez, E. T., Senatore, G., Farias, J. M., Sapetti, A.,

Lemme, L. (2016). Diabetes and Quality of life: Initial Approach to

Depression, Physical Activity, and Sexual Dysfunction. American Journal of

Therapeutics, 23(1), e159-el71. https://doi.org/10.1097/01.mjt.0000433949.

Ratnawati, D., Wahyudi, C. T., Zetira, G. (2019) Dukungan Keluarga Berpengaruh

Kualitas Hidup Pada Lansia dengan Diagnosa Diabetes Melitus. Vol 9 No 02

(2019): Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia Edisi Juni 2019.

https://doi.org/10.33221/jiiki.v9i02.229

Rugbeer, N., Ramklass, S., Mckune, A., & van Heerden, J. (2017). The effect of

group exercise frequency on health related quality of life in institutionalized

elderly. Pan African Medical Journal, 26, 1–14.

https://doi.org/10.11604/pamj.2017.26.35.10518

Sari, Lusiani Septika (2017). Analisis Biaya Akibat Sakit serta Kualitas Hidup

Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Penyakit Jantung. Jurnal Ekonomi

Kesehatan Indonesia, 1(3). https://doi.org/10.7454/eki.v1i3.1777

Simanjuntak, T. D., Saraswasti, L. D., Muniroh, M. (2018). Gambaran Kualitas

Tidur Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe-2 Di Wilayah Kerja Puskesmas

Ngesrep. Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-Journal), 6(1), 328–335.

Setiyorini, Erni & Wulandari, N. A. (2017). Analisis Hubungan Lama Menderita

Diabetes Mellitus Dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus. Jurnal

Ilmu Kesehatan, 4(2), 7. https://doi.org/10.32831/jik.v4i2.84

Setiyorini, Erni & Wulandari, N. A. (2017). Hubungan Status Nutrisi Dengan

Kualitas Hidup Pada Lansia Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Yang Berobat

Di Poli Penyakit Dalam RSD Mardi Waluyo Blitar. Jurnal Ners Dan

Kebidanan, 4(2), 98–103. https://doi.org/10.26699/jnk.v4i

Stojanović, M., Cvetanović, G., Anđelković-Apostolović, M., Stojanović, D., &

Rančić, N. (2018). Impact of socio-demographic characteristics and long-term

complications on quality of life in patients with diabetes mellitus. Central

European Journal of Public Health, 26(2), 104–110.

https://doi.org/10.21101/cejph.a5022

Suardiman, Siti Partini. (2011). Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Yanto, A., & Setyawati, D. (2017). Dukungan Keluarga Pada Pasien Diabetes

Mellitus Tipe 2 Di Kota Semarang. (September), 45–49.