225
GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING PADA PT PINDAD (PERSERO) BANDUNG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Oleh DIAN ARDIKA SITANGGANG 1110101000006 PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2015 M

GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

  • Upload
    vannhan

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING PADA PT PINDAD

(PERSERO) BANDUNG TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh

DIAN ARDIKA SITANGGANG

1110101000006

PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H/2015 M

Page 2: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

i

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN,

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

KESEHATAN& KESELAMATAN KERJA

Skripsi, Maret-Desember 2014

Dian Ardika Sitanggang, NIM : 111010100006

GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM PENGENDALIAN BISING PADA PT

PINDAD (PERSERO) BANDUNG TAHUN 2014

xvii + 263 halaman + 2 bagan + 11 tabel + 5 lampiran

ABSTRAK

Industri di negara maju maupun berkembang tersebut memakai mesin sebagai alat

dalam proses pekerjaannya. Sebagai akibatnya timbul bising lingkungan kerja yang dapat

berdampak buruk terhadap kesehatan pendengaran pekerja, sehingga diperlukannya program

untuk mengendalikan kebisingan. Akan tetapi pada kenyataannya, masih belum terlaksana

secara komprehensif di PT. Pindad (Persero) Bandung.

Penelitian ini bersifat kualitatif untuk menggambarkan bagaimana pelaksanaan

program pengendalian bising yang dilakukan di PT. Pindad (Persero) Bandung tahun 2014.

Penelitian dilakukan mulai Maret hingga Desember 2014. Untuk mendapatkan keabsahan

data, maka digunakanlah triangulasi metode dan triangulasi sumber. Triangulasi data terdiri

dari wawancara, telaah dokumen dan observasi. Triangulasi sumber terdiri dari informan

utama yaitu para pengawas, informan kunci yaitu K3LH dan informan pendukung yaitu

pekerja.

Hasil penelitian menunjukkan elemen pengendalian bising diperusahaan diantaranya

survey kebisingan, pengendalian teknis dan administratif, APT, pemantauan audiometri, dan

pencatatan dan pelaporan. Indikator tersebut terlaksana dan perlu perbaikan sesuai dengan

ketentuan yang ada, Agar dapat diketahui hal-hal yang harus diperbaiki untuk mewujudkan

program pengendalian bising yang komprehensif.

Untuk memastikan program pengendalian bising ini dilaksanakan dengan tepat,

disarankan kepada perusahaan untuk mencantumkan pada instruksi pengendalian bising pada

pendidikan dan motivasi, evaluasi program dan audit program dari serangkaian pengendalian

bising.

Daftar bacaan: 37 (1994-2014)

Kata kunci ; Gangguan pendengaran, kebisingan, program pengendalian bising.

Page 3: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

ii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH PROGRAM

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY

Undergraduate Thesis, March-December 2014

Dian ArdikaSitanggang, NIM : 111010100006

DESCRIPTIVE NOISE CONTROL PROGRAM IN PT PINDAD (PERSERO)

BANDUNG, 2014

xvii + 263 pages + 2 charts + 11 tables + 5 attachments

ABSTRACT

Most workplace have processes which emit high noise level from machine.Exposure

to noise at work can cause hearing loss. Employers must deal with noise exposure which

include of implementation of a noise control program.

The purpose of this qualitative research is to describe noise control program in PT

Pindad (Persero) Bandung, 2014. This paper illustrates how interview, literature review and

observation were used to enhance confidence in the ensuing finding.

The result showed that the application of noise control program element hasn’t well

done between noise survey, engeneering and administrative control, PPE, audiometry, report

and recorded. PT Pindad should consider this finding to improvement the implementation of

noise control program.

PT Pindad Persero should be develop training program, program evaluation, audit

program, for exposure worker and yearly evaluation about the implementation of noise

control program.

Reference: 37 (1994-2014)

Keyword; hearing loss, noise, noise control program.

Page 4: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

iii

Page 5: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

iv

Page 6: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

v

Page 7: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

vi

RIWAYAT HIDUP

Personal Details

Name : Dian Ardika Sitanggang

Sex : Man

Place, Date of Birth : Medan, 15 Juni 1992

Nationality : Indonesia

Marital Status : Single

Height, Weight : 167 cm, 60 kg

Health : Perfect

Religion : Moeslem

Address : Jl. Tarumanegara Pisangan Cipuat Timur Tanggerang Selatan

Mobile : 081315664803

E-mail : [email protected]

Father’s Name : Novardi Sitanggang. Alm

Job : -

Mother’s Name : Huriah Ekawati

Job : Civil Servants

Educational Background

1998 – 2004 : 010005 Elementary School, Kisaran

2004 – 2007 : Mts.N kisaran

2007 – 2010 : MAN Kisaran

2010 – Now : Occupational Safety and Health, Public Health

Islamic State University Syarif Hidayatullah, Jakarta Indonesia

Organization Experience

2008 – 2009 : Member Organisasi Intra Madrasah (OSIM)

2010 – 2011 : Member Badan Eksekutif Mahasiswa

2010 - 2011 : Member of KSR, UIN Jakarta

Qualifications

1. Computer Literate (MS Word, MS Excel, MS Power Point, MS Access, MS Outlook,

SPSS, Epi Data, Photoshop).

2. Internet Literate

Page 8: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

vii

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi ALLAH S.W.T yang selalu memberikan kenikmatan Iman dan Islam

serta Shalawat dan salam semoga tercurah kepada baginda besar Nabi Muhammad S.A.W.

Syukur senantiasa terucapkan atas segala Nikmat dan Bimbingan-Nya hingga skripsi yang

berjudul ” Gambaran Program Pengendalian Bising Pada PT Pindad (Persero) Bandung

Tahun 2014 ini dapat tersusun dengan rapi dan baik.

Rasa terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya saya ucapkan kepada semua

pihak yang tidak dapat saya sebut secara rinci atas bantuan dan bimbingan dalam

penyelesaikan skripsi ini

1. DR.H.Arif Sumantri M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Jakarta.

2. Staf dan seluruh Dosen Kesehatan Masyarakat UIN Jakarta yang telah membekali

penulis dengan ilmu selama mengikuti perkuliahan.

3. Terimakasih dan Rasa Hormat yang setinggi-tingginya kepada dosen penguji skripsi

Ibu Dewi Utami Iriani Ph.D. Semoga ilmu yang bapak ibu dosen berikan menjadi

amal ibadah dan bermanfaat bagi penulis.

4. Terimakasih dan Rasa Hormat yang setinggi-tingginya kepada dosen penguji skripsi

Bapak DR. M. Farid Hamzhens M.Si. Semoga ilmu yang bapak ibu dosen berikan

menjadi amal ibadah dan bermanfaat bagi penulis.

5. Terimakasih dan Rasa Hormat yang setinggi-tingginya kepada dosen penguji skripsi

Ibu Meilani Anwar SKM., MT. Semoga ilmu yang bapak ibu dosen berikan menjadi

amal ibadah dan bermanfaat bagi penulis.

6. Terima kasih kepada Ibu Yuli Amran SKM, MKM selaku dosen pembimbing skripsi

1 yang telah memberikan bantuan semangat dan bimbingannya. Semoga Ibu selalu

dalam keadaan sehat dan ilmu yang diberikan menjadi amal ibadah serta menjadi

barokah untuk penulis.

7. Terima kasih kepada Ibu DR. Iting Shofwati ST, MKKK selaku dosen pembimbing

dan dosen akademik yang telah memberikan bantuan semangat, bimbingan selama

perkuliahan dan bimbingannya. Semoga Ibu selalu dalam keadaan sehat dan ilmu

yang diberikan menjadi amal ibadah serta menjadi barokah untuk penulis.

8. Terima kasih kepada seluruh Staf K3LH dan seluruh pekerja di PT. Pindad (Persero)

Bandung yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian.

Page 9: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

viii

9. Terima kasih kepada seluruh keluarga terutama kedua orang tua saya “Alm. Novardi

Sitanggang SH dan ummi HJ. Huriah Ekawati S.Kep” yang turut memfasilitasi dan

memotivasi anak tersayangmu sampai memperoleh gelar sarjana ini.

10. Terimakasih kepada seluruh teman-teman seperjuangan K3 2010 “Kalian Luar Biasa”

terkhusus untuk KM K3 2010 “Agung Raharjo SKM”. Semoga Bro Agung Selalu

dalam keadaan sehat dan persahabatan kita semua untuk selamanya.

11. Terima kasih kepada orang-orang terdekat dan tersayang yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang telah memberikan waktu dan semangatnya bersama-sama

berjuang dalam pencapaian gelar sarjananya.

12. Terimakasih juga kepada My Heart “Amalia Putri Suherman” yang bersama sama

mengejar gelar sarjana di UIN Jakarta. Semoga kita terus berjuan bersama sama

sampai waktu yang akan ditunggu dan selamanya. Aamiin.

Jakarta, September 2015

Dian Ardika Sitanggang

Page 10: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 Intensitas dan sumber bising ...................................................................... 11

2.2 Intensitas Kebisingan Dan Waktu Paparan ................................................ 16

2.3 Derajat Ketulian (WHO 1992) ................................................................... 20

2.4 Indikator Setiap Elemen Hearing Loss Prevention Program (HLPP) ...... 44

menurut NIOSH, OSHA, dan Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan

5.1 Pengukuran bising PT.Pindad (Persero) Bandung .................................... 71

5.2 Indikator Survey Kebisingan ...................................................................... 75

5.5 Indikator Elemen Pengendalian Teknik dan Administrative ..................... 84

5.6 Indikator Alat Pelindung Telinga (APT) ................................................... 93

5.7 Indikator Pemeriksaan Audiometri ............................................................ 102

5.8 Indikator Pencacatan Dan Pelaporan ......................................................... 104

Page 11: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Lembar Wawancara .............................................................................. 149

2. Lembar Observasi ................................................................................... 152

3. Matriks Elemen Pengendalian bising .................................................... 154

4. Matriks Wawancara ............................................................................... 164

5. Gambar Observasi .................................................................................. 193

6. Instruksi Kerja Pengendalian Bising .................................................... 203

7. Hasil audiometri ...................................................................................... 204

Page 12: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

xii

DAFTAR ISTILAH

APT : Alat Pelindung Telinga

dB : Decobel

HLPP : Hearing Loss Prevention Program

NIHL : Noise Induced Hearing Loss

NAB : Nilai Ambang Batas

OBA : Octave Band Anayzer

SLM : Sound Lavel Mater

Page 13: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

5.1 jadwal perawatan mesin ………………………………………………..193

5.2 pemberian plumas mesin ………………………………………………..195

5.3 pemeliharaan mesin ……………………………………………………..195

5.4 pekerja dengan pukulan ………………………………………………..196

5.5 peredam dengan karet mesin …………………………………………..196

5.6 tanda kebisingan ………………………………………………………..197

5.7 shift kerja ……………………………………………………………….197

5.8 pamakaian apt ………………………………………………………...198

5.9 jenis apt ………………………………………………………………...200

5.10 medical check up ……………………………………………………….201

Page 14: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

xii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................................ i

ABSTRACT ............................................................................................................................ 1i

PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ x

DAFTAR ISTILAH ................................................................................................................ xi

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 16

B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 6

C. Pertanyaan Penelitian ..................................................................................................... 7

D. Tujuan ............................................................................................................................ 7

1. Tujuan Umum ............................................................................................................ 7

2. Tujuan Khusus............................................................................................................ 7

E. Manfaat .......................................................................................................................... 8

1. PT. Pindad (Persero) Bandung ................................................................................... 8

2. Peneliti ........................................................................................................................ 8

F. Ruang Lingkup ............................................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 10

Page 15: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

xii

A. Kebisingan ................................................................................................................... 10

B. Noise Induced Hearing Loss (NIHL) ........................................................................... 19

C. Hearing Loss Prevention Program (HLPP) ................................................................ 24

D. Gambaran Pelaksanaan Pengendalian Bising .............................................................. 51

E. Kerangka Teori ............................................................................................................ 52

BAB III KERANGKA BERFIKIR DAN DEFINISI ISTILAH ....................................... 53

A. Kerangka Berfikir ........................................................................................................ 53

B. Definesi istilah ............................................................................................................. 54

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 58

A. Jenis Penelitian ............................................................................................................. 58

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................................... 58

C. Informan ....................................................................................................................... 58

D. Instrumen Penelitian .................................................................................................... 59

E. Metode Pengumpulan Data .......................................................................................... 59

F. Validasi Data ................................................................................................................ 62

G. Analisa Data ................................................................................................................. 66

BAB V ................................................................................................................................. 67

HASIL ................................................................................................................................. 67

A. Implementasi Pengendalian Kebisingan ...................................................................... 67

1. Survei Kebisingan .................................................................................................... 68

2. Pengendalian Teknis Bising ..................................................................................... 75

3. Alat pelindung telinga .............................................................................................. 85

4. Pemeriksaan audiometri ........................................................................................... 94

5. Pencatatan dan pelaporan ....................................................................................... 103

BAB VI ............................................................................................................................... 106

PEMBAHASAN .................................................................................................................. 106

A. Keterbatasan Penelitian .............................................................................................. 106

Page 16: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

xii

B. Implementasi Pengendalian Kebisingan .................................................................... 106

1. Survei Kebisingan .................................................................................................. 112

2. Pengendalian teknis dan administratif bising ......................................................... 121

3. Alat pelindung telinga (APT) ................................................................................. 127

4. Pemantauan audiometri .......................................................................................... 134

5. Pencatatan dan pelaporan ....................................................................................... 139

BAB VII ............................................................................................................................... 142

SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................. 142

A. Simpulan .................................................................................................................... 142

B. Saran .......................................................................................................................... 144

1. Perusahaan ................................................................................................................. 144

2. Peneliti Selanjutnya ................................................................................................... 145

Lampiran ............................................................................................................................. 149

Page 17: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam memasuki era industrialisasi, masalah keselamatan kerja

semakin menjadi perhatian penting, terutama setelah dikeluarkannya

Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Seperti

diketahui bahwa era industrialisasi membutuhkan dukungan penggunaan

teknologi maju dan peralatan canggih. Pada industri di negara maju maupun

berkembang tersebut memakai mesin sebagai alat dalam proses

pekerjaannya. Indonesia dapat disebut sebagai negara industri yang sedang

berkembang, sehingga dalam upaya peningkatan pembangunan banyak

menggunakan peralatan industri yang dapat membantu dan mempermudah

pekerjaan.

Sebagai akibatnya timbul bising lingkungan kerja yang dapat

berdampak buruk terhadap pekerja (Bashiruddin, 2002; Chairani, 2004;

Tana, 1998). Gangguan pendengaran akibat pajanan bising yang disebut

Noise Induced Hearing Loss (NIHL) sering dijumpai pada pekerja industri

di negara maju maupun berkembang, terutama negara industri yang belum

menerapkan sistem perlindungan pendengaran dengan baik (Bashiruddin,

2002). Pada tahun 1995 WHO memperkirakan hampir 14% dari total tenaga

kerja negara industri terpajan bising melebihi 90 dB di tempat kerjanya.

WHO dalam publikasinya “Preventing Of Noise Induce Hearing Loss” di

Page 18: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

2

tahun 1997 memperkirakan bahwa di seluruh dunia diperkirakan terdapat

441 sampai 580 juta orang mengalami gangguan pendegaran sensori neural

ringan, 127 juta orang mengalami gangguan pendengaran sedang, dan 39

juta orang mengalami gangguan pendengaran berat.

Laporan WHO tahun 1998 sebagaimana yang disampaikan oleh

Ditjen PPM &PLP, Depkes RI, menyatakan bahwa 8-12% penduduk dunia

telah menderita dampak kebisingan dalam berbagai bentuk dan diperkirakan

angka tersebut terus meningkat. WHO memperkirakan bahwa di tahun 2001

terdapat 120 juta penduduk dunia yang mengalami gangguan pendengaran

(Hutabarat, 2012). Dari hasil “WHO Multi Center Study” dalam Rencana

Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengran Dan Ketulian

Untuk Mencapai Sound Hearing 2030 Menteri Kesehatan Republik

Indonesia (2006) menyatakan bahwa pada tahun 1996, Indonesia termasuk 4

(empat) negara di Asia Tenggara dengan prevalensi ketulian yang cukup

tinggi (4.6%), 3 (tiga) negara lainnya adalah Srilangka (8,8%), Myanmar

(8,4%) dan India (6,3%).

Penelitian yang dilakukan oleh Sardewi (1998) kebisingan yang

terdapat di perusahaan “P” yang bergerak di industri mesin kapal adalah 86-

110 dB. Menurut Davis (1994) dalam Tana (1998) diperkirakan sedikitnya 7

juta orang (35% dari total industri) terpajan dengan bising 85 dB atau lebih.

Penelitian yang dilakukan Fajar (2012) bahwa kebisingan di platform kakap

yang bergerak di industri migas yang memiliki kegitatan produksi diberi

nama Star Energy (Kakap) Ltd dengan kebisingan mencapai 95 dB. Pada

Page 19: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

3

penelitian Arista (2014) bahwa kebisingan di PT Pertamina (Persero)

Refinery Unit VI Balongan antara 77-91,4 dB. Berdasarkan hasil

pengukuran kualitas udara dan lingkungan kerja tahun 2013, PT Pindad

(Persero) Bandung sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri

pembuatan senjata memiliki tingkat kebisingan pada devisi senjata 121 dB,

kemudian pada devisi kendaraan khusus berkisar 83-93.8 dB, pada devisi

mesin industri dan jasa tingkat kebisingannya 76.1 dB, devisi tempa dan cor

memiliki tingkat kebisingan berkisar 73-102.3 dB. Berdasarkan hasil

pengukuran tersebut maka tingkat kebisingan melebihi nilai ambang batas

(NAB) yaitu > 85 dBA.

Menurut Frank (1996) dalam Tana (1998) bahwa kehilangan fungsi

pendengaran akibat pekerjaan (Occupational Hearing Loss) merupakan

permasalahan yang sangat buruk yang terjadi di lingkungan kerja pada saat

ini. Gangguan pendengaran akibat bising merupakan masalah utama yang

diterima pekerja di tempat yang terpajan bising, kebisingan itu sendiri telah

terpajan kepada pekerja di berbagai tempat kerja di dunia. Kebisingan yang

terjadi di lingkungan kerja merupakan masalah yang perlu mendapatkan

perhatian yang memadai untuk kesehatan para pekerja (Adikusumo, 1994).

Berdasarkan batasan terhadap pajanan yang ada saat ini, satu dari

empat pekerja yang terpajan bising mengalami kehilangan fungsi

pendengaran akibat pajanan bising di tempat kerjanya hal ini terdapat pada

pekerja di Petrochina tahun 2003. Tenaga kerja sebagai sumber daya

manusia mempunyai peran yang sangat penting bagi perusahaan oleh karena

Page 20: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

4

itu perlu dilindungi agar tidak terjadi hilangnya fungsi pendengaran akibat

kebisingan (Herman, 2003).

Mengingat dampak yang dapat ditimbulkan maka timbul suatu

upaya dalam menangani permasalahan kebisingan tersebut. Salah satu upaya

menangani permasalahan tersebut adanya program pengendalian kebisingan.

HLPP atau lebih dikenal dengan program pengendalian kebisingan

pendengaran yang bertujuan untuk mengetahui status kesehatan

pendengaran tenaga kerja yang terpajan bising berdasarkan data Bashiruddin

(2009), HLPP adalah program yang bertujuan untuk mencegah atau

mengurangi kerusakan atau kehilangan pendengaran tenaga kerja akibat

kebisingan di tempat kerja (Bashiruddin, 2002). Serangkaian kegiatan dan

aktivitas yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehilangan pendengaran

(Noise Induced Hearing Loss) pada pekerja yang terpajan bising tinggi.

Elemen dari HLPP adalah identifikasi kebisingan dan sumber bising,

kontrol kebisingan dan kontrol administrasi, tes audiometri berkala alat

pelindung diri, motivasi dan edukasi pekerja, pencatatan dan pelaporan data,

evaluasi program serta audit program (Malaka, 2010).

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di PT Pindad

(Persero) Bandung pada bulan Juni tahun 2014 bahwa perusahaan telah

melakukan pengendalian kebisingan melalui surat keputusan PT. Pindad

(Persero) Bandung Tahun 2012 tentang instruksi kerja pengendalian

kebisingan Nomor : Skep/29/P/BD/IV/2012. Surat keputusan tersebut

merupakan pembaharuan dari instrurksi kerja pengendalian kebisingan yang

Page 21: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

5

dikeluarkan pada tahun 2010 Nomor : Skep/54/P/BD/IX/2010.

Pembaharuan instruksi kerja pengendalian kebisingan ini dilakukan untuk

meningkatkan efektifitas pelaksanaan dari program pengendalian

kebisingan.

Pada pengendalian kebisingan yang dilakukan diantaranya survey

kebisingan, pengendalian teknik dan administratif, penggunaan alat

pelindung telinga (APT), pencatatan dan pelaporan. Berdasarkan

pengendalian kebisingan yang dilakukan bahwa terdapat hasil tes audiometri

yang dilakukan Balai Keselamatan dan Kesehatan (K3) Bandung tahun

2013 bahwa 53 pekerja yang mengikuti tes hanya 3 orang tidak mengalami

gangguan pendengaran. Pengukuran kebisingan yang dilakukan

menunjukkan bahwa nilai kebisingan melebihi nilai ambang batas (NAB)

yaitu > 85 dBA.

Kebisingan serta besaran masalah gangguan pendengaran yang ada

di PT Pindad serta hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Juni

tahun 2014, menunjukkan tingkat pajanan kebisingan tinggi yang diterima

pekerja dari alat yang digunakan PT Pindad (Persero) Bandung. Hal ini

merupakan faktor risiko terjadinya gangguan pendengaran pada pekerja

yang bekerja di tempat tersebut. Berdasarkan pengendalian bising tersebut

terdapat beberapa elemen yang pelaksanaannya belum terpenuhi dengan

baik seperti elemen survei / pengukuran kebisingan dan audiometri. Oleh

karena itu, peneliti bermaksud untuk mengetahui tingkat pemenuhan dari

pelaksanaan pengendalian kebisingan mulai dari survey kebisingan,

Page 22: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

6

pengendalian teknik dan administratif, penggunaan alat pelindung telinga

(APT), pencatatan dan pelaporan

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan studi pendahuluan di PT Pindad (Persero) Bandung

bahwa pajanan bising yang diterima pekerja cukup tinggi, serta

pengendalian bising yang dilakukan perusaahaan belum berjalan dengan

baik, sehingga merupakan faktor risiko terjadinya gangguan pendengaran

pada pekerja yang bekerja di tempat tersebut. Berdasarkan elemen

pengendalian bising terdapat beberapa elemen yang belum terlaksana

dengan baik seperti elemen survey kebisingan dan tes audiometri. Terkait

penelitian pengendalian kebisingan di PT Pindad (Persero) belum pernah

dilakukan, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui

gambaran pelaksanaan dari pengendalian bising yang sesuai surat

keputusan di PT Pindad (Persero) Bandung tahun 2012 dengan tujuan

mengetahui gambaran pengendalian kebisingan mulai dari survey

kebisingan, pengendalian teknik dan administratif, penggunaan alat

pelindung telinga (APT), pencatatan dan pelaporan.

Page 23: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

7

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran pelaksanaan dari pengendalian kebisingan di PT

Pindad (Persero) Bandung Tahun 2014 berdasarkan elemen-elemen

sebagai berikut :

a. Survei / pengukuran kebisingan

b. Pengendalian teknis dan Pengendalian administratif

c. Alat Pelindung Telinga (APT)

d. Tes audiometri

e. Pencatatan dan pelaporan

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan

pengendalian bising di PT Pindad (Persero) Bandung Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

Evaluasi dari pelaksanaan dari pengendalian bising di PT

Pindad (Persero) Bandung Tahun 2014 berdasarkan elemen-elemen

sebagai berikut diketahuinya :

a) Hasil survei / pengukuran kebisingan

b) Hasil pengendalian teknis dan Pengendalian administratif

c) Hasil Alat Pelindung telinga

d) Hasil tes audiometri

e) Hasil pencatatan dan pelaporan

Page 24: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

8

E. Manfaat

1. PT. Pindad (Persero) Bandung

Memberikan informasi kepada PT Pindad (Persero) Bandung

dan sebagai bahan evaluasi program pengendalian kebisingan dalam

upaya pengendalian kebisingan di lingkungan kerja.

2. Peneliti

Penelitian ini dapat menjadi salah satu tolak ukur untuk

melakukan identifikasi program yang tepat sasaran dan menciptakan

zero accident. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi pengembangan

dari aplikasi ilmu yang telah didapat di perkuliahan untuk menambah

wawasan mahasiswa dan sebagai bahan pengembangan untuk

penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian mengenai

pengendalian bising.

F. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember tahun 2014 di PT

Pindad (Persero) yang terletak di Jl. Jend. Gatot Subroto No. 517 Bandung

Jawa Barat. Objek yang diteliti adalah pengendalian kebisingan yang

terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut :

1. Survei / pengukuran kebisingan

2. Pengendalian teknis dan Pengendalian administratif

3. Alat Pelindung telinga

4. Tes audiometri

Page 25: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

9

5. Pencatatan dan pelaporan

Berdasarkan elemen pengendalian kebisingan dibahas

berdasarkan standar NIOSH, kemudian dilakukan perbaikan dan

masukan saran dalam pelaksanaan pengendalian kebisingan di PT

Pindad (Pesero) Bandung tahun 2014.

Page 26: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebisingan

1. Definisi Kebisingan

Bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan pada sel saraf

pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang

ditimbulkan oleh getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang

tersebut merambat melalui media udara atau penghantar lainnya, dan

manakala bunyi atau sura tersebut tidak dikehendaki oleh karena

menganggu atau timbul diluar kemauan orang yang bersangkutan,

maka bunyi-bunyian atau suara demikian dinyatakan sebagai

kebisingan (Suma’mur, 2009).

2. Sumber Kebisingan

Tedapat dua karakteristika utama yang menentukan kualitas

suatu bunyi atau suara, yaitu frekuensi dan intensitasnya. Frekuensi

dinyatakan dalam jumlah getaran per detik dengan satuan Herz (Hz),

yaitu jumlah gelombang bunyi yang sampai ditelinga setiap detiknya.

Intensitas atau arus energy per satuan luas biasanya dinyatakan dalam

suatu satuan logaritmis yang disebut decibel (dB) dengan

membandingkannya dengan kekuatan standar 0,0002 dine (dyne)/cm2

Page 27: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

11

yaitu kekuatan bunyi dengan frekuensi 1.000 Hz. Kebisingan dalam

perusahaan dengan intensitas dan sumber bisingnya sebagai berikut :

Tabel 2.1

Intensitas Dan Sumber Bising

Intensitas Bising

(dB)

Sumber Kebisingan

Kerusakan alat

pendengar

120 (Batas dengar

tertinggi)

Menyebabkan tuli 110

100

Halilintar

Mariam

Mesin uap

Sangat hiruk 90 Jalan hiruk pikuk

Perusahaan sangat

gaduh

Peluit polisi

Kuat 80

70

Kantor bising

Jalan pada umumnya

Radio

Perusahaan

Sedang 60

50

Rumah gaduh

Kantor pada

umumnya

Percakapan kuat

Radio perlahan

Tenang 40

30

Rumah tenang

Kantor perorangan

Auditorium

Percakapan

Sangat tenang 20

10

0

Suaran daun

Berbisik

(batas dengar

terendah)

Sumber : Suma’mur, 2009

3. Instrumen Bising

Pemilihan Instrumen kebisingan ditentukan oleh jenis

kebisingan yang akan diukur. Adapun beberapa jenis Instrumen

kebisingan diantarnya adalah sound level meter. Octave band

Page 28: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

12

analyzer, dan narrow band noise. Namun kebanyakan pengukuran

kebisingan kebanyakan menggunakan Sound Lavel Meter dan

Octave Band Analyzer.

a. Sound lavel meter (SLM)

Sound lavel meter adalah alat utama dalam pengukuran

kebisingan. alat ini mengukur kebisingan diantara 30-130 dB

dan dari frekuensi 20-20.000 Hz.

b. Octave Band Analyzer(OBA)

Octave Band Analyzer adalah alat untuk menganalisis

frekuensi terhadap suatu kebisingan yang memiliki sejumlah

saringan (filter) berdasarkan oktaf. Jika spektrumnya sangat

curam dan kandungan frekuensinya berbeda banyak, dapat

dipakai skala 1/3 oktaf. Untuk filter oktaf disukai frekuensi-

frekuensi tengah 31,5; 63; 125; 250; 500; 1000; 2000; 4000;

8000; 16.000; dan 31.500 Hz (Suma’mur, 2009).

4. Nilai Amabang Batas Kebisingan (NAB)

Nilai ambang batas (NAB) kebisingan sebagai faktor

bahaya di tempat kerja adalah standar sebagai pedoman

pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa

mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan

sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 (delapan) jam sehari dan 5

(lima) hari kerja seminggu atau 40 jam seminggu. Sebagaimana

telah dinyatakan dalam Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Page 29: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

13

Republik Indonesia (2011) nomor 13 tahun 2011 tentang Nilai

Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kerja dan merupakan

Standar Nasional Indonesia (SNI) 16-7063-2004 yaitu 85 dB.

5. Pengendalian Kebisingan

a. Eliminasi (Elimination)

Eliminasi merupakan suatu pengendalian risiko yang

bersifat permanen dan harus dicoba untuk diterapakan

sebagai perioritas utama (Setyorini, 2010). Pengendalian

eleminasi harus dilakukan untuk dapat mengurangi

kebisingan serendah mungkin untuk mencegah atau

meminimalisasi seluruh risiko baik kesehatan maupun

keselamatan yang timbul akibat pajanan kebisingan

(Shofwati, 2009). Pengalaman membuktikan bahwa

modifikasi mesin yang telah beroperasi dan juga bangunan

yang telah jadi untuk maksud pengurangan tingkat kebisingan

sangat mahal biayanya dan hasilnya kurang efektif. Maka

dari itu perencanaan sejak semula dengan perhatian yang

memadai dalam pengendalian kebisingan merupakan upaya

paling utama dan akan berhasil baik (Suma’mur, 2009).

b. Subsitusi (substitution)

Pengendalian ini dimaksudkan untuk mengganti

bahan-bahan dan peralatan yang lebih berbahaya dengan

Page 30: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

14

bahan-bahan dan peralatan yang kurang berbahaya atau lebih

aman, sehingga pemaparannya selalu dalam batas yang masih

dapat diterima (Setyorini, 2010). Adapun mesin-mesin yang

sudah lama beroperasi pada perusahaan semestinya dapat

diganti dengan mesin yang baru dengan tingkat kebisingan

mesin yang lebih rendah dari pada mesin yang lama.

c. Rekayasa Teknik (Engineering Control)

Pengurangan kebisingan pada sumbernya dapat

dilakukan misalnya dengan menempatkan peredam, tatapi

umumnya hal itu dapat dilakukan dengan melakukan riset

dan membuat perencanaan mesin atau peralatan kerja baru.

Membuat disain dan memproduksi mesin baru dengan

standar intensitas kebisingan yang lebih baik sangat

tergantung pada permintaan para usahawan sebagai pengguna

mesin terebut kepada pabrik produsennya dengan

memintakan persyaratan kebisingan terhadap mesin serupa

yang telah digunakan (Suma’mur, 2009).

d. Isolasi (Isolation)

Isolasi tenaga kerja atau mesin atau unit operasi adalah

upaya segera dan baik dalam upaya mengurangi kebisingan.

untuk itu perencaaan harus matang dan material yang dipakai

untuk isolasi harus mampu menyerap suara. Penutup atau

pintu ke ruang isolasi harus mempunyai bobot yang cukup

Page 31: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

15

berat, menutup pas lobang yang ditutupnya dan lapisan

dalamnya terbuat dari bahan yang menyerap suara agar tidak

terjadi getaran yang lebih hebat sehingga merupakan sumber

kebisingan (Suma’mur, 2009).

e. Pengendalian administrasi (Administratif Control)

Pengendalian administrasi dilakukan dengan

menyediakan suatu sistem kerja yang dapat mengurangi

kemungkinan seseorang terpajan potensi bahaya (Setyorini,

2010). Berikut ini adalah tindakan pengendalian kebisingan

secara administrasi di tempat kerja :

a) Rotasi kerja

Rotasi kerja melibatkan perubahan tugas atau

pekerjaannya yang dilakukan oleh pekerja sehingga

mereka tidak berisiko terpajan kebisingan tinggi.

Untuk intensitas kebisingan yang melebihi NAB nya

telah ada standar waktu pajanan yang diperkenankan

sehingga masalahnya adalah pelaksanaan dari pengaturan

waktu kerja sehingga memenuhi ketentuan tersebut.

Page 32: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

16

Tabel 2.3

Intensitas Kebisingan Dan Waktu Pajanan

Intensitas kebisingan

dalam (dB)

Waktu Pajanan

85 8 jam

88 4 jam

91 2 jam

94 1 jam

97 30 menit

100 15 menit

103 7,5 menit

106 3,75 menit

109 1.88 menit

112 0.94 menit

115 28.12 detik

118 14.06 detik

121 7.03 detik

124 3.52 detik

127 1.76 detik

130 0.88 detik

133 0.44 detik

136 0.22 detik

139 0.11 detik

140 0detik.*

*catatan : walaupun sesaat tidak boleh terpajan. Sumber (Menteri

Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia, 2011)

Pengendalian pada penerima pengendalian

administratif, yaitu dengan merubah jadwal produksi,

mengatur waktu bekerja mesin, merotasi petugas,

memindahkan tenaga kerja ke lokasi kerja dengan bising

yang lebih rendah dan pemakaian alat pelindung telinga

(Suma’mur, 2009).

Page 33: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

17

b) Program Pemeliharaan Peralatan

Penurunan kebisingan mesin hingga 10 dB dapat

dicapai dengan cara pemeliharaan peralatan. Penurunan

kebisingan lebih besar dapat dicapai tergantung pada tipe

mesin dan peralatan. Program pemeliharaan harus

menyertakan modifikasi dan atau tambahan, misalnya

noise mufflers, vibration isolators, duct silencers. Tingkat

kebisingan dapat meningkat karena kurangnya

pemeliharaan, perubahan pengaturan mesin atau

operasional mesin (Shofwati, 2009).

c) Program Buy Quiet

Kesempatan untuk melakukan program “Buy

Quiet” timbul ketika:

a) Rencana sedang dibuat untuk bangunan dan

pengaturan tempat kerja.

b) Perluasan atau Refurbishment tempat kerja sedang

dipertimbangkan.

c) Pabrik dan peralatan baru akan dibeli.

Produksi dan penanganan material yang tenang

harus dipertimbangkan ketika pabrik atau peralatan baru

akan dibeli. Calon pemasok harus diminta untuk

memenuhi persyaratan-persyaratan tingkat kebisingan

yang diharapkan dari operasional pabrik, serta

Page 34: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

18

kemungkinan untuk mengurangi kebisingan disamping

pengurangan biaya. Tingkat kebisingan maksimum yang

dapat diterima untuk pabrik dan peralatan seharusnya

dijelaskan dalam dokumen tender. Tingkat kebisingan dari

peralatan baru sedapat mungkin tidak meningkatkan

tingkat kebisingan di tempat kerja. pengendalian lainnya

yang dapat diterapkan adalah area perlindungan

pendengaran (Hearing Protection Areas), inspeksi dan

pemeliharaan, informasi dan pelatihan (Shofwati, 2009).

f. Alat Pelindung Telinga (Hear Protective Equipment)

Tutup telinga (ear muff) biasanya lebih efektif dari pada

sumbat telinga (ear plug) dan dapat lebih besar menurunkan

intensitas kebisingan yang sampai ke saraf pendengar. Alat

perlindungan diri tutup atau sumbat telinga harus diseleksi,

sehingga di pilih yang tepat ukurannya bagi pemakainya. Alat-

alat ini dapat mengurangi intensitas kebisingan sekitar 10-25 dB,

dengan memakai tutup atau sumbat telinga perbaikan cara

komunikasi harus diperbaiki sebgai akibat teredamnya intensitas

suara pembicaraan yang masuk ke dalam telinga. Problematik

utama pemakaian alat proteksi pelindung pendengaran adalah

mendidik tenaga kerja agar konsisten patuh menggunakannya.

(Suma’mur, 2009)

Page 35: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

19

B. Noise Induced Hearing Loss (NIHL)

American college of occupational medicine (ACOM)

mendefinisikan NIHL karena pekerjaan sebagai ketulian yang berambah

secara perlahan-lahan setelah waktu yang lama sebagai akibat terpajan

bising dengan intensitas tinggi yang terus menerus atau terputus-putus

(Sataloff, 1994).

Menurut Seotirto (1994), memberikan batasan untuk NIHL sebagai

kurang pendengaran yang tibul akibat terpajan bising yang cukup keras

dalam jangka waktu yang cukup lama, biasanya disebabkan oleh bising

lingkungan kerja, sifat ketuliannya adalah tuli saraf koklea dan biasanya

terjadi pada kedua telinga.

Apabila terpajan bising terus menerus maka akan berakibat

kehilangan daya dengar yang menetap, tidak terjadi pemulihan, mulai pada

frekuensi tinggi sekitar 4.000 Hz, kemudian meluas ke frekuensi-frekuensi

lain yang lebih rendah, dan akhirnya menyebar ke frekuensi lebih rendah

(2 Khz) maka kesukaran mendengar mulai terasa. Perkiraan hubungan

antara pajanan bising tinggi yang berkepanjangan dengan ketulian secara

tepat sangat sulit, karena perubahan pajanan bising di tempat kerja,

pergantian mesin-mesin, perubahan tugas dan pemakaian alat pelindung

telinga.

Menurut WHO (1992) dalam Seotirto (1994) untuk menentukan

derajat ketulian dapat dikatagorikan sebagai berikut ini :

Page 36: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

20

Tabel 2.3

Derajat Ketulian (WHO 1992)

Penampilan Nilai Ketulian Nilai Audiometri

Kedua telinga tidak dapat

mendengar kata yang diucapkan

5 = tuli sangat

berat bilateral

>81 dB

Dapat mendengar beberapa kata

yang diteriakkan pada sisi telinga

yang lebih mendengar

4 = tuli berat

bilateral

61-80 dB

Dapat mendengar kata-kata yang

diteriakkan dari jarak 3 meter.

3 = tuli sedang

bilateral

41-60 dB

Agak sulit mendengar tetapi

biasanya dapat mendengar kata-

kata yang diucapakan dengan

kekerasan suara yang normal

2 = tuli ringan

bilateral

26-40 dB

Ketulian hanya terjadi pada satu

telinga

1 = tuli ringan

unilateral

Telinga yang sehat

mempunyai nilai

audiometri normal

(<25 dB)

Tidak ada masalah pendengaran 0= normal Kedua telinga

dengan nilai

audiometri normal

(<25 dB)

Sumber : WHO (1992) dalam Seotirto (1994)

1. Kecacatan pada NIHL

Dalam menghitung cacat akibat bising diperlukan

audiogram nada murni pada saat mulai bekerja di lingkungan

bising dan audiogram nada murni yang terakhir dibuat. Bila

audiogram nada murni pada saat mulai bekerja pada lingkungan

bising tidak ada, maka dianggap ambang pendengaran dulu adalah

25 dB, diperlukan umur pekerja untuk korelasi terhadap penurunan

ambang pendengaran 0,5 dB tiap tahun setelah umur 40 tahun.

Menurut American Medical Association (AMA)

menyatakan bahwa cacat total pendengaran terjadi apabila ambang

Page 37: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

21

dengar di atas 92 dB. Jadi batas ambang tertinggi untuk tuli adalah

93 dB dan terendah adalah 25 dB.

a) Ketulian monoaural dinilai sebagai berikut :

Periksa pendengaran pada frekuensi 500-1000-2000

Hz, kemudian ambil rata-ratanya. Kurangi dengan 25 dB.

Perkalian sisanya dengan 1,5. Hasilnya ialah presentasi

ketulian dari satu telinga (monoaural)

b) Ketulian binaural (kedua telinga) dihitung sebagai berikut :

Perkalian monoaural dari telinga yang lebih baik

dengan 5. Tambahkan nilai ketulian monoaural dari telinga

yang lebih buruk pendengarannya dengan hasil perhitungan

tadi. Bagi jumlah ini dengan 6. Hasilnya ialah prosentasi

ketulian binaural.

c) Tuli hantar dan tuli campur, tambahan nilai hantaran udara

pada hantaran tulang pada 500, 1000 dan 2000 Hz, kemudian

dibagi 6 (enam) selanjutnya perhitungan sama dengan tuli

akibat bising (Chairani, 2004).

Page 38: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

22

2. Patofisiologi NIHL

Menurut Lim, (1979) dalam Bashiruddin (2002) bahwa

mekanisme yang mendasari NIHL diduga berupa adanya stres

mekanis dan metabolic pada organ sensorik audiotorik bersamaan

dengan kerusakan sel sensorik atau bahkan kerusakan total organ

corti didalam koklea Frekuensi kebisingan. kehilangan sel sensorik

pada daerah yang sesuai dengan frekuensi yang terlibat adalah

penyebab NIHL yang paling penting. Kepekaan terhadap stress

pada sel rambut luar ini berada dalam kisaran 0-58 dB, sedangkan

untuk sel rambut dalam di atas 50 dB. Biasanya dengan terjadinya

TTS, ada kerusakan bermakna pada sel rambut luar. Frekuensi

yang sangat tinggi lebih dari 8 kHz memengaruhi dasar koklea.

Proses mekanis yang dapat menyebabkan kerusakan sel

rambut akibat pajanan terhadap bising meliputi :

a) Aliran cairan yang kuat pada sekat koklea dapat menyebabkan

robeknya membrane Reissner sehingga dalam endolimfe dan

perilimfe bercampur yang mengakibatkan kerusakan sel

rambut.

b) Gerakan membran basilar yang kuat dapat menyebabkan

gangguan organ Corti dengan pencampuran endolimfe dan

kortilimfe yang mengakibatkan kerusakan sel rambut.

Page 39: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

23

c) Aliran cairan yang kuat pada sekat koklea dapat langsung

merusak sel rambut dengan melepaskan organ Corti atau

merobek membrane basilar.

Proses metabolik yang dapat merusak sel rambut akibat

pajanan bising meliputi :

a) Pembentukan vesikel dan vakuol di dalam retikulum

endoplasma sel rambut serta pembengkakan mitikondria dapat

berlanjut menjadi robeknya membrane sel dan hilangnya sel

rambut.

b) Kehilangan sel rambut mungkin disebabkan kelelahan

metabolic akibat gangguan sistem enzim yang esensial untuk

produksi energi, biosintesis protein dan pengkutan ion.

c) Cidera stria vakularis menyebabkan gangguan kadar Na, K

dan ATP. Hal ini menyebabkan hambatan proses transpor aktif

dan pemakaian energi oleh sel sensorik. Kerusakan sel

sensorik menumbulkan lesi kecil pada membrane reticular

bersamaan dengan percampuran cairan endolimfe dan

kortilimfe serta perluasan kerusakan sel sensorik lain.

d) Sel rambut luar lebih mudah terangsang suara dan

membutuhkan energi besar sehingga menjadi lebih rentan

terhadap cedera akibat iskemia.

e) Mungkin dapat terjadi interaksi sinergis antara bising dengan

pengaruh lain yang merusak telinga.

Page 40: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

24

C. Hearing Loss Prevention Program (HLPP)

Di tempat kerja yang bising (melebihi NAB), pengendalian perlu

dilakukan untuk mencegah terjadinya dampak auditory maupun non-

auditory. Menurut OSHA, Nilai Ambang Batas untuk kebisingan selama 8

jam kerja adalah 85 dBA (OSHA, 1983). Di Indonesia NAB yang

ditetapkan pun sama berdasarkan Permenaker No. 13/MEN/X/2011

tentang NAB Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja. Untuk

mengendalikan bahaya kebisingan tersebut, regulasi berdasarkan OSHA

mengatur untuk implementasi (HLPP) secara efektif untuk mengendalikan

dampak kebisingan dari pekerja (OSHA, 1983).

OSHA menyebutkan bahwa terdapat beberapa elemen dari (HLPP)

yaitu survei kebisingan, pengendalian teknis dan administratif, evaluasi

audiometri, alat pelindung telinga, pendidikan dan motivasi, pelaporan,

evaluasi program (Franks, 1996).

Menurut Royster dan Royster (1990) dalam Hutabarat (2012)

(HLPP) adalah suatu program yang tujuan utamanya adalah untuk

mencegah dan melindungi tenaga kerja terhadap timbulnya kehilangan

daya dengar Noise Induced Hearing Loss (NIHL) akibat terpajan

kebisingan yang melebihi NAB yang ditetapkan yaitu 85 dB selama

melakukan pekerjaan.

Berikut adalah penjabaran dari elemen HLPP menurut (NIOSH,

1999), OSHA dalam Franks (1996) dan Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Page 41: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

25

Departemen Kesehatan (2006) dalam Pujiriani (2008) mengemukakan

elemen dari Hearing Loss Prevention Program (HLPP) sebagai berikut :

1. Survei Kebisingan

Monitoring papran bising merupakan pengukuran pajanan bising di

lingkungan kerja dan pemantauan pajanan yang diterima oleh pekerja untuk

mengidentifikasi area yang terdapat potensi bising melebihi nilai ambang

batas yang telah ditentukan. (NIOSH, 1999) dalam menentukan monitoring

pajanan bising ini terdapat prinsip atau indikator untuk mengetahui

terlaksananya monitoring ini sebagai berikut :

a) Sudah terdapat hasil pengukuran kebisingan.

b) Pengukuran kebisingan dilakukan secara rutin.

c) Pengukuran kebisingan dilakukan saat ada perubahan proses produksi.

d) Sudah tersedia Noise Mapping/ kontur pada lokasi dengan tingkat

kebisingan yang tinggi.

e) Adanya penetapan pekerja yang terpajan pada dosis pajanan <0,5 atau

0,5-1.

f) Penggolongan pekerja dalam hal perioritas APT.

g) Tanaga pengukur yang telah bersertifikat

h) Penggunaan alat pengukuran yang telah dikalibrasi

i) Hasil pengukuran kebisingan dikomunikasikan kepada semua pihak yang

berkepentingan, termasuk supervisor dan pengawas.

Menurut OSHA dalam Berger (2003) elemen dari Survei Kebisingan

Dan Analisis Data yang merupakan elemen pertama dari HLPP. Dalam

Page 42: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

26

elemen ini terdapat pengukuran pajanan bising di lingkungan kerja dan

pemantauan pajanan yang diterima oleh pekerja untuk mengidentifikasi area

yang terdapat potensi bising melebihi nilai ambang batas yang telah

ditentukan. Pada kegiatan survei kebisingan dan analisis data ini terdapat

beberapa indikator untuk mengetahui survei kebisingan telah dilakukan

diantaranya :

a) Penentuan kriteria dalam mengidentifikasi dan jadwal kegiatan

pemantauan untuk mengetahui pajanan bising

b) Mengkalibrasi alat yang digunakan untuk melakukan pemantauan area

bising

c) Melakukan pengukuran bising di area kerja dan pekerja

d) Melakukan penghitungan dosis bising yang diterima pekerja

e) Membuat laporan dari perhitungan dosis bising yang diterima pekerja

f) Mendokumentasikan seluruh laporan hasil pengukuran baik kebisingan di

area kerja dan pajanan bising yang diterima pekerja.

Berdasarkan pedoman HLPP yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina

Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan (2006) dalam Pujiriani, (2008)

elemen monitoring pajanan bising (Noise Survei/Monitoring) memiliki

beberapa tujuan untuk mengetahui monitoring pajanan bising dilaksanakan,

yaitu:

a. Memperoleh informasi spesifik mengenai tingkat kebisingan yang ada

pada setiap tempat kerja.

Page 43: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

27

b. Menetapkan kontrol bising (teknis maupun administratif).

c. Menetapkan tempat-tempat yangakan diharuskan menggunakan alat

pelindung diri.

d. Menetapkan pekerja yang harus menjalani pemeriksaan audiometri secara

periodik.

e. Menilai apakah perusahaan telah memenuhi persyaratan undang-undang

yang berlaku.

Dalam melakukan survei dan monitoring kebisingan, beberapa jenis

survei yang dapat dilakukan adalah:

a. Survei Kebisingan Dasar

Survei kebisingan jenis ini dapat mengidentifikasi lokasi kerja

dimanakebisingan tidak merupakan masalah atau berpotensi memberikan

gangguan kepada para pekerja.

b. Survei Kebisingan Detail

Survei detail dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sound

Level Meter (SLM) untuk menetapkan tingkat pemaparan rerata berbobot

(TLVTWA). Peralatan lain yang dapat digunakan pada survei kebisingan

ini adalah Octave Band Analyzer dan Noise Dosimeter.

Survei kebisingan harus dapat memberikan gambaran kebisingan

(noise map) pada seluruh lokasi kerja. Noise mapping menggambarkan

lantai kerja dimana dapat diketahui pembagian lokasi kerja berdasarkan

kriteria keanggotaan HLPP dan perioritas pemakaian Alat Pelindung

Page 44: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

28

Telinga (APT). Ringkasan tertulis hasil survei kebisingan harus

disampaikan kepada pimpinan perusahaan dan kepala departemen terkait.

Sementara hasil pengukuran dari tiap lokasi kerja harus diberitahukan

kepada pekerja pada saat pelatihan dan juga diinformasikan melalui

papan pengumuman atau di ruangan kerja (Pujiriani, 2008).

2. Pendidikan dan motivasi

Pendidikan dan motivasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

memberikan informasi dan edukasi kepada pekerja mengenai bising dan

efek yang di timbulkan serta bagaimana cara mencegah terjadinya gangguan

akibat bising. Elemen Pendidikan dan motivasi menurut NIOSH bermanfaat

untuk melindungi pendengaran tenaga dan mendeteksi perubahan ambang

pendengaran akibat pajanan bising. Tujuan pendidikan ini untuk

menenkankan keuntungan tenaga kerja jika mereka memelihara

pendengaran dan kualitas hidupnya.

a) Pendidikan telah diberikan kepada pekerja yang terpajan bising ≥ 85

dBA.

b) Pelatihan dilakukan minimal sekali dalam setahun.

c) Pelatihan dilakukan minimal sekali dalam setahun.

d) Pelatihan disampaikan oleh instruktur yang kompeten.

e) Pelatihan mencakup :

1) Efek kebisingan pada pendengaran.

Page 45: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

29

2) Tujuan dan manfaat, kerugian, instruksi, seleksi, kesesuaian, kegunaan

dan perawatan APT.

3) Tujuan dan prosedur audiometri.

Lebih lanjut penyuluhan tentang hasil audiogram pekerja, sehingga

tenaga kerja termotivasi untuk berpartisipasi melindungi pendengarannya

sendiri, juga melalui penyuluhan diharapkan tenaga kerja mengetahi alasan

melindungi telinga serta cara penggunaan alat pelindung telinga.

Dalam elemen pendidikan dan motivasi menurut OSHA ini

dilakukan pendidikan kepada pekerja dan manajemen serta

mempresentasikan bahaya bising yang terdapat di area kerja, kemudian

dengan pendidikan dan motivasi ini dapat menurunkan bahkan mencegah

terjadinya Noise Induce Hearing Loss (NIHL). Program pendidikan dan

motivasi ini juga akan memberikan dukungan terlaksananya HLPP. Adapun

indikator untuk mengetahui elemen pendidikan dan motivasi dilaksanakan

diantaranya :

f) Pendidikan telah diberikan kepada pekerja yang terpajan bising ≥ 85

dBA.

g) Pelatihan dilakukan minimal sekali dalam setahun.

h) Pelatihan disampaikan oleh instruktur yang kompeten.

i) Pelatihan mencakup :

4) Efek kebisingan pada pendengaran.

5) Tujuan dan manfaat, kerugian, instruksi, seleksi, kesesuaian,

kegunaan dan perawatan APT.

Page 46: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

30

6) Tujuan dan prosedur audiometri.

Program pendidikan dan pelatihan menurut Direktorat Bina

Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan (2006) dalam Pujiriani (2008)

menekankan bahwa program Hearing Loss Prevention Program (HLPP)

sangat bermanfaat untuk melindungi pendengaran tenaga kerja, dan

mendeteksi perubahan ambang pendengaran akibat pajanan bising. Tujuan

pendidikan adalah untuk menekankan keuntungan tenaga kerja jika mereka

memelihara pendengaran dan kualitas hidupnya. Lebih lanjut penyuluhan

tentang hasil audiogram mereka, sehingga tenaga kerja termotivasi untuk

berpartisipasi melindungi pendengarannya sendiri. Juga melalui

penyuluhan diharapkan tenaga kerja mengetahui alasan melindungi telinga

serta cara penggunaan alat pelindung telinga (Pujiriani, 2008).

3. Kontrol engineering dan administratif

Kontrol engineering dan administratif merupakan pengendalian

yang dilakukan dalam mengendalikan potensi pajanan bising. Menurut

NIOSH dalam Kontrol engineering terdapat prinsip atau indikator untuk

mengetahui terlaksananya sebagai berikut :

a) Pemeliharaan mesin (maintenance) yaitu mengganti, mengencangkan

bagian mesin yang longgar, member pelumas secara teratur.

b) Mengganti mesin bising tinggi ke bising kurang.

c) Mengubah proses kerja misal komperesi diganti dengan pukulan.

Page 47: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

31

d) Mengurangi transmisi bising yang dihasilkan benda padat dengan

menggunakan lantai berpegas, menyerap suara pada dinding dan langit-

langit kerja.

e) Melakukan isolasi operator dalam ruang yang relatif kedap suara.

Pada pengendalian administratif terdapat indikator sebagai berikut :

a) Adanya tempat istirahat bagi pekerja setelah bekerja di tempat yang

bising

b) Terdapat tanda-tanda peringatan pada area kerja yang memiliki

intensitas bising ≥85 dBA.

c) Terdapat rotasi kerja di area kerja yang memiliki kebisingan ≥85 dBA.

d) Dilakukannya transfer pekerja dengan keluhan pendengaran.

Menurut OSHA dalam pengendalian Bising dapat dilakukan

penerapan pengendalian teknik yang idealnya dapat mengendalikan potensi

bahaya bising secara efektif. Selain itu, pengendalian administratif juga

dapat dilaksanakan oleh perusahaan, seperti pengaturan jadwal kerja

sehingga dapat meminimalisir pajanan bising yang diterima pekerja,

kemudian menyediakan area istirahat jauh dari area bising. Pada tahapan ini

dilakukan pengendalian kebisingan secara teknis dan administratif dalam

mengendalikan dan mereduksi pajanan bising di area kerja. adapun indikator

untuk mengetahui pelaksanaan dari elemen pengendalian bising

diantaranya:

a) Melakukan identifikasi bahaya sumber bising terbesar di area kerja

yang diterima pekerja

Page 48: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

32

b) Melakukan tinjauan kelayakan dalam pengendalian bising baik teknis

maupun administratif

c) Penerapan pengendalian teknis yang sesuai

d) Melakukan penilaian setelah diterapkan pengendalian yang sesuai untuk

mengkaji keberhasilan pengendalian yang diterapkan

e) Melakukan penilaian yang efektif dalam pengendalian yang telah

diterapkan

f) Menentukan spesifikasi dari mesin sesuai dengan kebisingan yang

dikeluarkan

g) Mendokumentasikan kegiatan pengendalian teknis dan administratif

serta hasil penerapannya

Berdasarkan pedoman HLPP yang dikeluarkan oleh Direktorat

Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan (2006) dalam Pujiriani

(2008) pengendalian secara teknik (Engineering Control) dapat

dikendalikandengan meredam berbagai peralatan yang bising sehingga

menurunkan pemaparan pada pekerja. Beberapa alternatif yang dapat

dilakukan dalam mengendalikan sumberbising antara lain desain

akustik, substitusi peralatan dengan peralatan lain yang memiliki

tingkat kebisingan lebih rendah, serta mengganti atau memodifikasi

proses produksi. Menurut Roestam (2004) mengemukakan beberapa

cara lain yang dapat digunakan sebagai usaha pengendalian secara

teknik, yaitu:

Page 49: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

33

a. Pemeliharaan mesin (Maintenance), yaitu mengganti,

mengencangkan bagian mesin yang longgar, memberi pelumas

secara teratur, dan lain-lain.

b. Mengurangi getaran dengan cara mengurangi tenaga mesin,

kecepatan putaran atau isolasi.

c. Mengurangi transmisi bising yang dihasilkan benda padat

dengan menggunakan lantai berpegas, menyerap suara pada

dinding dan langit-langit kerja.

d. Mengurangi turbulensi udara dan mengurangi tekanan udara.

e. Melakukan isolasi operator ke dalam ruang yang relatif kedap

suara.

4. Alat Pelindung Telinga

Alat pelindung telinga merupakan alat yang dapat memeberikan

perlindungan dari potensi bising. Dalam elemen menurut NIOSH pengguaan

alat pelindung telinga ada beberapa indikator yang mempengaruhi alat

pelindung telinga :

1) Kecocokan : alat pelindung telinga tidak akan memberikan

perlindungan bila tidak dapat menutupi liang telinga dengan rapat.

2) Nyaman dipakai ; tenaga kerja tidak akan menggunakan APD ini bila

tidak nyaman dipakai.

3) Penyuluhan khusus ; terutama tentang cara memakai dan merawat APD

tersebut.

Page 50: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

34

Terdapat beberapa jenis alat pelindung telinga diantaranya :

a. Sumbat telinga (earplugs/insert device/aural insert protector)

alat pelindung telinga ini dapat mengurangi bising hingga 30 dB,

kemudian alat pelindung ini dimasukkan ke dalam liang telinga

sampai menutup rapat sehingga suara tidak mencapat membran

timpani. Beberapa tipe sumbat telinga diantaranya formable type,

costume molded type dan premolded type.

b. Tutup telinga (earmuff/protectiave caps/circumaural protector)

Jenis tutup telinga ini dapat menetupi seluruh teling eksternal dan

dipergunakan untuk mengurangi bising s/d 40-50 dB pada

frekuensi 100-800hz

c. Helmet/enclosure Helmet ini dapat menutupi seluruh kepala dan

digunakan untuk mengurangi bising maksimum 35 pada 250 Hz

sampai 50 dB pada frekuensi tinggi.

4) Pemeriksaan APT secara priodik dalam hal pemakaian, cacat/sempurna,

pergantian bila diperlukan.

5) Monitoring dampak pemakaian APT (iritasi atau infeksi pada telinga

pekerja)

6) Tersedianya APT untuk semua yang bekerja dengan bising ≥85 dBA.

7) APT yang disediakan oleh perusahaan digunakan oleh pekerja pada saat

terpajan dengan bising ≥85 dBA.

8) Perusahaan melakukan pengawasan dalam penggunaan APT.

Page 51: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

35

Dalam elemen Alat Pelindung Telinga menurut OSHA ini dilakukan

pemilihan alat pelindung telinga (APT) sesuai dengan NRR dan penggunaan

APT yang nyaman, dapat meriduksi bising yang diterima, serta dalam upaya

melaksanakan HLPP secara efektif. Adapun indikator untuk mengetahui

elemen alat pelindung telinga dilakukan diataranya :

1) Penilaian kebutuhan pemakaian APT yang sesuai dengan pajanan yang

ada di area kerja

2) Penilaian kenyamanan dan ketepatan APT dengan kondisi lingkungan

kerja

3) Penentuan APT di area kerja yang khusus

4) Pemeliharaan invetarisasi APT yang telah dipilih

5) Pemasangan APT yang tepat pada telinga pekerja

6) Pelatihan dan Motivasi pengguna APT

7) Pengecekan kondisi APT secara rutin

8) Penerapan dalam menggunakan APT yang efektif

9) Melakukan audit pemenuhan penggunaan APT

10) Menentukan spesifikasi pekerja dengan pembatasan penggunaan APT

11) Pelatihan dan pengawasan pengguna APT

12) Membantu pekerja dalam penggunaan APT

13) Mendokumentasikan seluruh kegiatan penggunaan, pelatihan dan

kelayakan APT.

Elemen HLPP yang keempat menurut Direktorat Bina Kesehatan

Kerja Departemen Kesehatan (2006) dalam Pujiriani (2008) adalah

Page 52: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

36

pengendalian perorangan (Personal Control). Pada umumnya pengendalian

tingkat ini dilakukan dengan menggunakan alat pelindung diri (dalam hal

ini adalah alat pelindung telinga). Alat pelindung telinga yang biasanya

dipakai antara lain:

a. Sumbat telinga (earplugs/insertdevice/auralinsertprotector)

Alat ini dimasukkan ke dalam liang telinga sampai menutup rapat

sehingga suara tidak mencapai membran timpani dan dapat

menguranagi bising sampai dengan 30 dB. Sumbat telinga (earplugs)

memiliki beberapa tipe, yaitu formable type, custommolded type, dan

premolded type.

b. Tutup telinga (earmuff / insertdevice / auralinsertprotector)

Earmuff dapat menutupi seluruh telinga eksternal dan digunakan

untuk mengurangi bising sebesar 40 – 50 dB.

c. Helmet atau enclosure

APT jenis ini dapat menutupi seluruh kepala dan digunakan

untuk mengurangi bising maksimum 35 dBA pada 250 Hz dan 50 dBA

pada frekuensi tinggi.Penggunaan alat pelindung telinga dipengaruhi

oleh beberapa faktor, menurut Roestam (2004) dalam Pujiriani (2008),

antara lain:

a. Kecocokan. Alat pelindung telinga tidak akan memberikan

perlindungan apabila tidak dapat menutupi liang telinga dengan

rapat.

Page 53: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

37

b. Nyaman dipakai. Para pekerja tidak akan mau menggunakan APT

apabila alat tersebut tidak nyaman dipakai.

c. Penyuluhan khusus, terutama tentang cara pemakaian dan

perawatan alat tersebut. APT harus tersedia di tempat kerja tanpa

harus membebani pekerja dari segi biaya. Atau dengan kata lain,

perusahaan harus menyediakan APT-APT ini.

5. Pemantauan Audiometer

Pemantauan audiometri merupakan kegiatan pengukuran

kemampuan mendengar dengan pemeriksaan audiometer. Menurut NIOSH

bahwa dalam elemen evaluasi audiometer dapat dilakukan dengan indikator

sebagai berikut :

1) Pre- employment, yaitu pemeriksaan audiometri kepada pekerja disaat

pertama berkerja disuatu perusahaan.

2) Penempatan karyawan ke tempat bising, yaitu pekerja dilakukan tes

audiometri bilamana di tempat kerja terdapat bising.

3) Saat pindah tugas keluar dari tempat bising saat pensiun/purna tugas,

pemeriksaan audiometri ini dilakukan oleh perusahaan terhadap pekerja

bilamana pekerja sudah memasuki masa pensiun atau pindah dari

pekerjaan dengan kebisingan yang tinggi kebagian dengan kebisingan

yang normal.

4) Data jelas, tingkat/singkat, lengkap dan terjadwal/terdapat tanggalnya

pelaksanaannya.

5) Adanya tindakan lebih lanjut dari dokumen audiometri.

Page 54: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

38

6) Adanya perbandingan hasil tes pekerja sebagai baseline data untuk

identifikasi keseuaian NAB dengan standar

7) Hasil tes audiometri secara keseluruhan dikomunikasikan kepada para

pengawas dan manajer dan begitupula engan pekerja sendiri.

Menurut OSHA Dalam elemen Pemantauan Audiometri ini terdapat

pelaksanaan tes audiometri, dilakukan terhadap tenaga kerja secara rutin,

berkala dan khusus misalnya pada tenaga kerja yang berisiko tinggi, dan

juga kepada calon tenaga kerja untuk menyeleksi konsisi pendengaran yang

akan disesuaikan dengan tuntutan pekerjaan serta menindaklanjuti bila

ditemukan adanya penurunan ambang dengar oleh pekerja. Adapun

indikator untuk mengetahui elemen pemantau audiometri dilakukan

diantaranya :

1) Melakukan pelatihan bagi petugas pemantauan audiometri

2) Adanya sertifikasi bagi petugas pemantauan audiometri

3) Adanya pengawasan petugas pemantauan adiometri secara professional

4) Pemilihan peralatan tes audiometri yang sesuai

5) Kalibrasi peralatan tes audiometri

6) Pemilihan tempat atau area yang tepat untuk pelaksanaan tes audiometri

7) Mendokumentasikan hasil pengujian background noise pada area

pemeriksaan tes audiometri sesuai dengan kriteria yang berlaku

8) Adanya jadwal pelaksanaan pemeriksaan audiometri

9) Memastikan partisipasi semua pekerja terlibat dalam HLPP mengikuti

program audiometri secara berkala

Page 55: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

39

10) Mencatat kuesioner pajanan kebisingan, kondisi kesehatan pekerja, dan

riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pekerja

11) Melaksanakan inspeksi atau pemeriksaan otoscopic

12) Review hasil audiogram secara professional dan berkala

13) Mengkomunikasikan kepada pekerja

14) Rekomendasi tindak lanjut berdasarkan hasil review audiogram

15) Adanya konseling kepada kepada pekerja dengan temuan hasil

audiogram

16) Pelaksanaan orang yang mereview audiogram secara professional

sesuai dengan kriteria yang berlaku

17) Adanya perencanaan untuk tindakan follow up pekerja

18) Melaksanakan rekomendasi yang dibuat oleh petugas yang

berwewenang

19) Mendokumentasikan kegiatan dan data-data audiometri, review dan

tindak lanjut.

Berdasarkan pedoman HLPP yang dikeluarkan oleh Direktorat

Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan (2006) dalam Pujiriani

(2008) elemen audiometri bahwa :

a) Pre employment/preplacement/Baseline, bagi para karyawan yang

baru mulai bekerja di tempat bising.

b) Annualmonitoring, yaitu pemeriksaan berkala bagi para pekerja yang

terpajan bising lebih dari nilai ambang batas.

Page 56: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

40

c) Exit, bagi pekerja yang pindah/keluar dari tempat kerja yang bising,

dan saat pensiun (purnatugas).

6. Pencacatan dan pelaporan

Pencacatan dan pelaporan merupakan pencacatan hasil dari

serangkaian pelaksanaan program HLPP. Pencatatan dan pelaporan menurut

NIOSH ini terdapat beberapa indikator untuk mengetahui dilaksanakannya

program tersebut sebagai berikut :

1) Hearing loss prevention audit, yaitu pencacatan mengenai audit

pencegahan kehilangan pendengaran yang dilakukan oleh pihak internal

maupun eksternal perusahaan.

2) Monitoring hearing hazards, yaitu pencacatan dan pelaporan mengenai

pelaksanaan pemantauan bising di tempat kerja.

3) Engineering and administratif controls, yaitu pencacatan mengenai

kontrol yang dilaksanakan perusahaan terkait dengan kontrol

administrative dan kontrol mesin untuk meminimalisir bising yang

diterima pekerja.

4) Audiometri evaluation, yaitu pencacatan mengenai pelaksanan

audiometri dan penyimpanan catatan tes audiometri yang dilakukan

oleh perusahaan untuk mengetahui sejauhmana pekerja dengan kondisi

pendengarannya.

Page 57: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

41

5) Personal hearing protective, yaitu pencacatan mengenai alat pelindung

telinga yang diterapkan oleh perusahaan dalam mencegah terjadinya

gangguan pendengaran pada pekerja.

6) Program evaluation, yaitu pencacatan mengenai evaluasi yang

dilakukan oleh pihak terkait dengan program yang telah terlaksana

untuk memberikan perbaikan dalam upaya mencegah gangguan

pendengaran.

Menurut OSHA dalam Franks (1996) elemen (Pencatatan Dan

Penyimpanan Data), pencatatan dan penyimpanan data yang efektif

memliki tujuan diantaranya untuk mendorong pihak manajemen agar

selalu memeperhatikan karyawannya, memastikan HLPP dilaksanakan

secara tepat dan akurat, dan menjaga agar data karyawan tetap valid.

Adapun indikator untuk mengetahui dilaksanakannya sebagai berikut :

a) Hearing loss prevention audit

b) Monitoring hearing hazards

c) Engineering and administratif controls

d) Audiometri evaluation

Sedangkan pencacatan dan pelaporan menurut direktorat bina

kesehatan kerja dimasukkan ke dalam elemen evaluasi dan

dokumentasi.

Page 58: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

42

7. Evaluasi program

Evaluasi program merupakan kegiatan mengevaluasi dari

serangkaian program HLPP. Menurut NIOSH dalam Evaluasi program

ditujukan untuk mengevaluasi hasil program yang telah dilaksanakan.

Adapun indikator untuk mengetahui evaluasi program ini berjalan adalah

sebagai berikut :

1) Review program dari sisi pelaksanaan (palatihan dan penyuluhan,

kesertaan supervisor)

2) Hasil pengukuran kebisingan, identifikasi apakan ada daerah yang

perlu dikontrol lebih lajut.

3) Controlengineering dan administratif

4) Hasil pemantauan audiometri dan pencatatannya

5) APT yang digunakan

Menurut OSHA Elemen evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui

efektifitas dari pelaksanaan semua komponen program HLPP. Dua

pendekatan yang menjadi indikator dalam evaluasi program adalah penilaian

terhadap pemenuhan dan kualitas dari pelaksanaan kemponen program dan

mengevaluasi data audiometri (Franks, 1996).

Menurut Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan

(2006) dalam Pujiriani (2008) evaluasi program dan dokumentasi ditujukan

untuk mengevaluasi hasil Hearing Loss Prevention Program (HLPP),

dengan sasaran :

Page 59: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

43

a. Review program dari sisi pelaksanaan serta kualitasnya, misalnya

pelatihan dan penyuluhan, kesertaan supervisordalam program,

pemeriksaan masingmasing area untuk meyakinkan apakah semua

komponen program telah dilaksanakan.

b. Hasil pengukuran kebisingan, identifikasikan apakah ada daerah lain

yang perlu dikontrol lebih lanjut.

c. Control engineeringdan administratif.

d. Hasil pemantauan audiometrik dan pencatatannya; bandingkan data

audiogram dengan baselineuntuk mengukur keberhasilan pelaksanaan

program.

e. APD yang digunakan

8. Audit program

Audit program merupakan kegiatan audit dari pelaksanaan program

HLPP. Audit program pada elemen NIOSH dapat diketahui pelaksanaanya

dengan dilakukannya :

a) Audit Eksternal, dapat dilakukan oleh tim auditor yang kompeten,

independent dan dengan sisitem audit yang jelas serta form HLPP.

b) QC program (Quality Control Program) dilakukan secara internal, terus

menerus untuk menilai efektivitas HLPP.

selanjutnya dibuat tabel dari beberapa peraturan mengenai

HLPP berdasarkan NIOSH, OSHA, dan Direktorat Bina Tenaga Kerja

Departemen Kesehatan.

Page 60: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

44

Tabel 2.4 Indikator Setiap Elemen HLPP menurut NIOSH, OSHA, dan Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen

Kesehatan

No NIOSH OSHA Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan

1 Monitoring pajanan bising

a) Sudah terdapat hasil pengukuran

kebisingan.

b) Pengukuran kebisingan dilakukan

secara rutin.

c) Pengukuran kebisingan dilakukan saat

ada perubahan proses produksi.

d) Sudah tersedia Noise Mapping/ kontur

pada lokasi dengan tingkat kebisingan

yang tinggi.

e) Adanya penetapan pekerja yang

terpajan pada dosis pajanan <0,5 atau

0,5-1.

f) Penggolongan pekerja dalam hal

perioritas APT.

g) Tanaga pengukur yang telah

bersertifikat

h) Penggunaan alat pengukuran yang

telah dikalibrasi

i) Hasil pengukuran kebisingan

dikomunikasikan kepada semua pihak

yang berkepentingan, termasuk

supervisor dan pengawas.

Survei Kebisingan dan Analisis Data

a) Penentuan kriteria dalam

mengidentifikasi dan jadwal kegiatan

pemantauan untuk mengetahui pajanan

bising

b) Mengkalibrasi alat yang digunakan untuk

pemantauan area bising

c) Melakukan pengukuran bising di area

kerja dan pekerja

d) Melakukan penghitungan dosis bising

yang diterima pekerja

e) Membuat laporan dari perhitungan dosis

bising yang diterima pekerja

f) Mendokumentasikan seluruh laporan

hasil pengukuran

Monitoring pajanan bising (Noise

Survei/ Monitoring)

a) Memperoleh informasi spesifik

mengenai tingkat kebisingan

yang ada pada setiap tempat

kerja.

b) Menetapkan kontrol bising

(teknis maupun administratif).

c) Menetapkan tempat-tempat yang

akan diharuskan menggunakan

alat pelindung diri.

d) Menetapkan pekerja yang harus

menjalani pemeriksaan

audiometri secara periodik.

e) Survei Kebisingan Dasar

f) Survei Kebisingan Detail

g) hasil survei kebisingan harus

disampaikan kepada pimpinan

perusahaan dan kepala

departemen terkait

h) diinformasikan melalui papan

pengumuman atau di ruangan

kerja

Page 61: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

45

Tabel 2.4 Lanjutan

NIOSH OSHA Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan

2 Pendidikan dan motivasi

a) Pendidikan telah diberikan kepada

pekerja yang terpajan bising ≥ 85 dBA.

b) Pelatihan dilakukan minimal sekali

dalam setahun.

c) Pelatihan dilakukan minimal sekali

dalam setahun.

d) Pelatihan disampaikan oleh instruktur

yang kompeten.

e) Pelatihan mencakup :

7) Efek kebisingan pada pendengaran.

8) Tujuan dan manfaat, kerugian,

instruksi, seleksi, kesesuaian, kegunaan

dan perawatan APT.

9) Tujuan dan prosedur audiometri.

Pendidikan dan Motivasi

a) Konsep pelatihan yang sesuai dan

mudah diterima oleh pekerja

b) Pelaksanaan kegiatan secara rutin

c) Partisipasi dari seluruh pekerja dan

d) Menetukan pekerja yang terlibat dalam

program pelatihan

e) Melakukan up-date matari pelatihan dan

melakukan refreshing pendidikan sesuai

dengan kebutuhan

f) Mendokumentasikan seluruh kegiatan

pelatihan

Pelatihan dan Pendidikan Pekerja

(Employee Training and Education)

a) penyuluhan tentang hasil

audiogram mereka,

b) cara penggunaan alat pelindung

telinga

3 Kontrol engineering dan administratif

a) Pemeliharaan mesin (maintenance)

yaitu mengganti, mengencangkan

bagian mesin yang longgar, member

pelumas secara teratur.

b) Mengganti mesin bising tinggi ke

bising kurang

c) Mengubah proses kerja misal

komperesi diganti dengan pukulan.

Pengendalian Bising

a) Melakukan identifikasi bahaya sumber

bising terbesar di area kerja yang diterima

pekerja

b) Melakukan tinjauan kelayakan dalam

pengendalian bising baik teknis maupun

administratif

c) Penerapan pengendalian teknis yang

sesuai

Pengendalian secara Teknik

(Engineering Control)

a) Pemeliharaan mesin

(Maintenance), yaitu mengganti,

mengencangkan bagian mesin

yang longgar, memberi pelumas

secara teratur.

b) Mengurangi getaran dengan cara

mengurangi tenaga mesin,

kecepatan putaran atau isolasi.

c) Mengurangi transmisi bising

dengan menggunakan lantai

berpegas

Page 62: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

46

Tabel 2.4 Lanjutan

NIOSH OSHA Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan

d) Mengurangi transmisi bising yang

dihasilkan benda padat dengan

menggunakan lantai berpegas,

menyerap suara pada dinding dan

langit-langit kerja.

Pada pengendalian administratif

terdapat indikator sebagai berikut :

e) Adanya tempat istirahat bagi pekerja

setelah bekerja di tempat yang bising

f) Terdapat tanda-tanda peringatan pada

area kerja yang memiliki intensitas

bising ≥85 dBA.

g) Terdapat rotasi kerja di area kerja yang

memiliki kebisingan ≥85 dBA.

h) Melakukan isolasi operator dalam ruang

yang relatif kedap suara.

i) Dilakukannya transfer pekerja dengan

keluhan pendengaran.

d) Melakukan penilaian setelah diterapkan

pengendalian yang sesuai untuk mengkaji

keberhasilan pengendalian yang

diterapkan

e) Melakukan penilaian yang efektif dalam

pengendalian yang telah diterapkan

f) Menentukan spesifikasi dari mesin sesuai

dengan kebisingan yang dikeluarkan

g) Mendokumentasikan kegiatan

pengendalian teknis dan administratif

serta hasil penerapannya

d) menyerap suara pada dinding dan

langit langit kerja.

e) Mengurangi turbulensi udara dan

mengurangi tekanan udara.

Melakukan isolasi operator ke dalam

ruang yang relatif kedap suara.

Pengendalian Administratif

(Administratif Control)

a) mengatur jarak pekerja dan

menutup sumber bising

b) pengaturan jam kerja,

4 Penggunaan alat pelindung diri

a) Kecocokan : alat pelindung telinga tidak

akan memberikan perlindungan bila

tidak dapat menutupi liang telinga

dengan rapat.

Alat Pelindung Telinga

a) Penilaian kebutuhan pemakaian APT

sesuai dengan pajanan di area kerja

b) Penilaian kenyamanan dan ketepatan

APT dengan kondisi lingkungan kerja

Pengendalian Perorangan

(Personal Control)

a) Jenis APT yang digunakan

b) Kecocokan. Alat pelindung

telinga

c) kenyaman dipakai.

d) Penyuluhan khusus, (pemakaian

dan perawatan APT)

Page 63: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

47

Tabel 2.4 Lanjutan

NIOSH OSHA Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan

b) Nyaman dipakai ; tenaga kerja tidak

akan menggunakan APD ini bila tidak

nyaman dipakai.

c) Penyuluhan khusus ; terutama tentang

cara memakai dan merawat APD

tersebut.

d) Jenis alat pelindung telinga :

Sumbat telinga (earplugs/insert

device/aural insert protector)

Tutup telinga (earmuff/protectiave

caps/circumaural protector

Helmet/enclosure

e) Pemeriksaan APT secara priodik dalam

hal pemakaian, cacat/sempurna,

pergantian bila diperlukan.

f) Monitoring dampak pemakaian APT

(iritasi atau infeksi pada telinga

pekerja)

g) Tersedianya APT untuk semua yang

bekerja dengan bising ≥85 dBA.

h) APT yang disediakan oleh perusahaan

digunakan oleh pekerja pada saat

terpajan dengan bising ≥85 dBA.

i) Perusahaan melakukan pengawasan

dalam penggunaan APT.

c) Penentuan APT di area kerja yang khusus

d) Pemeliharaan invetarisasi APT yang telah

dipilih

e) Pemasangan APT yang tepat pada telinga

pekerja

f) Pelatihan dan Motivasi pengguna APT

Pengecekan kondisi APT secara rutin

g) Penerapan dalam menggunakan APT

yang efektif

h) Melakukan audit pemenuhan penggunaan

APT

i) Menentukan spesifikasi pekerja dengan

pembatasan penggunaan APT

j) Pelatihan dan pengawasan pengguna

APT

k) Membantu pekerja dalam penggunaan

APT

l) Mendokumentasikan seluruh kegiatan

penggunaan, pelatihan dan kelayakan

APT.

Page 64: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

48

Tabel 2.4 Lanjutan

NIOSH OSHA Direktorat Bina

Kesehatan Kerja

Departemen

Kesehatan

5 Pemantauan audiometer

a) Pre- employment

b) Penempatan karyawan ke tempat bising

c) Saat pindah tugas keluar dari tempat bising

saat pensiun/purna tugas

.

d) Data jelas, tingkat/singkat, lengkap dan

terjadwal/terdapat tanggalnya pelaksanaannya.

e) Adanya tindakan lebih lanjut dari dokumen

audiometri.

f) Adanya perbandingan hasil tes pekerja sebagai

baseline data untuk identifikasi keseuaian

NAB dengan standar

Pemantauan Audiometri

a) Melakukan pelatihan bagi petugas

b) Adanya sertifikasi bagi petugas

c) Adanya pengawasan petugas secara

professional

d) Pemilihan peralatan tes audiometri yang sesuai

e) Kalibrasi peralatan tes audiometri

f) Pemilihan tempat atau area yang tepat untuk

pelaksanaan tes audiometri

g) Mendokumentasikan hasil pengujian

background noise pada area pemeriksaan tes

audiometri

h) Adanya jadwal pelaksanaan pemeriksaan

audiometri

i) Memastikan partisipasi semua pekerja terlibat

j) Mencatat kuesioner pajanan kebisingan, kondisi

kesehatan pekerja, dan riwayat penyakit yang

pernah diderita oleh pekerja

k) Melaksanakan inspeksi atau pemeriksaan

otoscopic

l) Review hasil audiogram secara professional dan

berkala

m) Mengkomunikasikan kepada pekerja

Audiometri

(Audiometry)

a) Pre-

employment/prepl

acement/Baseline,

bagi para

karyawan yang

baru mulai bekerja

di tempat bising.

b) Annualmonitoring,

yaitu pemeriksaan

berkala bagi para

pekerja yang

terpajan bising

lebih dari nilai

ambang batas.

c) Exit, bagi pekerja

yang

pindah/keluar dari

tempat kerja yang

bising, dan saat

pensiun

(purnatugas).

Page 65: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

49

Tabel 2.4 Lanjutan

NIOSH OSHA Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan

g) Hasil tes audiometri secara

keseluruhan dikomunikasikan kepada

para pengawas dan manajer dan

begitupula engan pekerja sendiri.

n) rekomendasi tindak lanjut berdasarkan

hasil review audiogram

o) Adanya konseling kepada kepada

pekerja dengan temuan hasil audiogram

p) Pelaksanaan orang yang mereview

audiogram secara professional

q) Adanya perencanaan untuk tindakan

follow up pekerja

r) Melaksanakan rekomendasi yang dibuat

oleh petugas yang berwewenang

s) Mendokumentasikan kegiatan dan data-

data audiometri, review dan tindak

lanjut.

6 Pencatatan dan pelaporan

a) Hearing loss prevention audit

b) Monitoring hearing hazards

c) Engineering and administratif

controls

d) Audiometri evaluation

e) Personal hearing protective, and

f) Program evaluation.

Pencatatan dan pelaporan

a) Hearing loss prevention audit

b) Monitoring hearing hazards

c) Engineering and administratif controls

d) Audiometri evaluation

Digabungkan dengan elemen evaluasi

7 Evaluasi program

a) Review program dari sisi pelaksanaan

(palatihan dan penyuluhan, kesertaan

supervisor)

a) Data audiometri. Evaluasi dan Dokumentasi

(Evaluation and Documentation)

a) pelatihan dan penyuluhan,

kesertaan supervisor

Page 66: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

50

Tabel 2.4 lanjutan

NIOSH OSHA Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan

b) Hasil pengukuran kebisingan,

identifikasi apakan ada daerah yang

perlu dikontrol lebih lajut.

c) Kontrol engineering dan

administratif>

d) hasil pemantauan audiometri dan

pencatatannya

e) APT yang digunakan

b) pemeriksaan masing masing area

untuk meyakinkan apakah semua

komponen program telah

dilaksanakan.

c) Hasil pengukuran kebisingan,

identifikasikan perlu dikontrol lebih

lanjut.

d) Kontrol engineering dan

administratif.

e) Hasil pemantauan audiometrik dan

pencatatannya.

f) APD yang digunakan

8 Audit program

a) Audit Eksternal, dapat dilakukan oleh

tim auditor yang kompeten,

independent dan dengan sisitem audit

yang jelas serta form Hearing Loss

Prevention Program (HLPP).

b) QC program (Quality Control

Program) dilakukan secara internal,

terus menerus untuk menilai

efektivitas Hearing Loss Prevention

Program (HLPP).

- -

Sumber : NIOSH (1999), OSHA dalam Franks (1996), Berger (2003) dan Direktorat Bina Tenaga Kerja Departemen Kesehatan

dalam (Pujiriani, 2008)

Page 67: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

51

Dari teori yang memaparkan elemen-elemen dari pengendalian kebisingan ini,

maka peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan teori yang dikeluarkan dari

NIOSH dengan mempertimbangkan bahwa teori yang dikeluarkan NIOSH lebih lengkap

dengan delapan elemen program bila dibandingkan dengan OSHA, sedangkan elemen

program yang dikeluarkan oleh peraturan pemerintah itu mengacu kepada teori yang

dikeluarkan oleh NIOSH namun pada elemen pencacatan digabungkan dengan elemen

evaluasi program. Pada elemen pengendalian kebisingan elemen control engineering dan

administratif dipisahkan menjadi perelemen. Kemudian peraturan yang dikeluarkan oleh

pemerintah terkait dengan pengendalian kebisingan ini memiliki kesamaan dari teori

NIOSH.

D. Gambaran Pelaksanaan Pengendalian Bising

Dalam pelaksanaan pengendalian bising terdapat elemen program untuk

mengetahui kemajuan dari pelaksanaan program tersebut. Peneliti dalam hal ini akan

melihat pelaksanaan dari pengendalian kebisingan, yang bertujuan untuk mengetahui

program sudah berjalan efektif. Adapun beberapa standar dan pedoman teknis telah

ditetapkan dalam memberikan indikator pemenuhan dari evaluasi program tersebut

dengan menggunakan standar NIOSH. HLPP yang dilaksanakan oleh PT Pindad

(Persero) Bandung akan dilihat dan dideskripsikan sejauh mana pelaksanaan dari HLPP

tersebut.

Page 68: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

52

E. Kerangka Teori

Berdasarkan Standar NIOSH tentang elemen dari pengendalian kebisingan yang

terdiri dari komponen-komponen elemen sebagai berikut.

PENGENDALIAN KEBISINGAN

1. Survei kebisingan

2. Pendidikan dan motivasi

3. Pengendalian teknis dan

administratif

4. Alat pelindung telinga

5. Pemantauan audiometri

6. Pencacatan dan pelaporan

7. Program evaluasi

8. Audit program

Pelaksanaan Program

Pengendalian NIOSH

Page 69: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

53

BAB III

KERANGKA BERFIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Berfikir

PENGENDALIAN KEBISINGAN

1. Survei kebisingan

2. Pengendalian teknis dan administratif

3. Alat pelindung telinga

4. Pemantauan audiometri

5. Pencacatan dan pelaporan

Menurut NIOSH (1999) bahwa elemen HLPP meliputi survei kebisingan, pendidikan

dan pelatihan, pengendalian teknis bising, alat pelindung telinga (APT), pemantauan audiometri,

pencatatan dan pelaporan, evaluasi dan audit. Sehingga elemen pendidikan dan motivasi,

evaluasi program dan audit program tidak dilakukan penelitian, karena berdasarkan instruksi

program pengendalian bising perusahaan hanya meliputi elemen survei kebisingan, pengendalian

teknis bising, alat pelindung telinga (APT), pemantauan audiometri, pencatatan dan pelaporan.

Pelaksanaan Program

Pengendalian

Kebisingan PT. Pindad

(Persero) Bandung

Tahun 2012

Page 70: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

54

B. Definesi istilah

1. Survei kebisingan

Adalah pengukuran pajanan bising di lingkungan kerja dan pemantauan pajanan

yang diterima oleh pekerja untuk mengidentifikasi area yang terdapat potensi bising

melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan. Menurut surat keputusan yang

dikeluarkan bahwa survey kebisingan meliputi identifikasi sumber kebisingan,

melakukan pengukuran tingkat kebisingan pada sumber bising, hasil pengukuran

kebisingan dan evaluasi pengendalian kebisingan.

Tabel 3.1 Definisi istilah survei kebisingan

No Variabel Definisi istilah Metode Instrumen

1 Identifikasi

sumber bising.

Kegiatan yang dilakukan untuk

mengidentifikasi sumber

penyebab kebisingan di area

kerja.

Telaah

dokumen dan

wawancara

Dokumen

perusahaan dan

pedoman

wawancara,

recorder.

2 Pengukuran

pada sumber

kebisingan

Kegiatan yang dilakukan untuk

mengukur berapa tingkat

kebisingan dari sumber bising di

sekitar area kerja operator

Telaah

dokumen dan

wawancara

Dokumen

perusahaan dan

pedoman

wawancara,

recorder

3 Hasil

pengukuran

kebisingan

Kegiatan membandingkan hasil

pengukuran kebisingan dengan

Nilai Ambang Batas (NAB)

Telaah

dokumen dan

wawancara

Dokumen

perusahaan dan

pedoman

wawancara,

recorder

4 Evaluasi

pengendalian

kebisingan

Kegiatan menganalisis metode

pengendalian yang tepat dan

aplikatif untuk mengurangi

tingkat kebisingan

Telaah

dokumen dan

wawancara

Dokumen

perusahaan dan

pedoman

wawancara,

recorder

Page 71: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

55

2. Pengendalian kebisingan

Kontrol engineering dan administratif merupakan pengendalian yang dilakukan

dalam mengendalikan potensi pajanan bising. Berdasarkan surat keputusan yang

dikeluarkan perusahaan bahwa kegiatan pengendalian kebisingan meliputi eliminasi,

subsitusi, engineering control, pengendalian administratif.

Tabel 3.2 Pengendalian Kebisingan

No Variabel Defenisi istilah Metode Instrumen

1 Eliminasi

kebisingan

Tindakan untuk

menghilangkan apa saja

yang menjadi sumber bising

di suatu area kerja

Observasi dan

wawancara,

telaah

dokumen

Lembar checklist,

pedoman

wawancara,kamera

digital, dokumen

perusahaan

2 Substitusi Tindakan untuk mengganti

apa saja yang bisa menjadi

sumber bising dengan

sesuatu yang tidak bising di

area kerja, asalkan

fungsinya sama.

Observasi dan

wawancara,

telaah

dokumen

Lembar checklist,

pedoman

wawancara,kamera

digital, dokumen

perusahaan

3 Engineering

control

Tindakan untuk

memodifikasi sumber bising

agar tingkat kebisingan

dapat diturunkan dari

sebelumnya agar tidak

melebihi NAB

Observasi dan

wawancara,

telaah

dokumen

Lembar checklist,

pedoman

wawancara,kamera

digital, dokumen

perusahaan

4 Pengendalian

administratif

Tindakan untuk menetapkan

tindakan administrasi dan

standar perlindungan

pendengaran bagi siapa saja

di area kerja

Observasi dan

wawancara,

telaah

dokumen

Lembar checklist,

pedoman

wawancara,kamera

digital, dokumen

perusahaan

Page 72: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

56

3. Alat pelindung telinga

Alat pelindung telinga merupakan alat yang dapat memberikan perlindungan dari

potensi bising. Berdasarkan surat keputusan perusahaan bahwa kegiatan alat pelindung

telinga ini meliputi penggunaan APT (earplug/earmuff) pada operator di area kebisingan

dan penggantian APT.

Tabel 3.4 Alat Pelindung Telinga

No Variabel Definisi Istilah Metode Instrumen

1 Penggunaan

APT

Instruksi dalam

pemakaian APT

(earplug/earmuff) bagi

seseorang yang

sedang berada di area

kerja bising

Observasi dan

wawancara,

telaah dokumen

Lembar checklist,

pedoman

wawancara, rerorder

hp,kamera digital

dan dokumen

perusahaan

2 Penggantian

APT

Instruksi untuk

Mengganti

earplug/earmuff bila

rusak/tidak aman

digunakan

Observasi dan

wawancara,

telaah dokumen

Lembar checklist,

pedoman

wawancara, rerorder

hp,kamera digital

dan dokumen

perusahaan

4. Pemantauan audiometri

Pemantauan audiometri merupakan kegiatan pengukuran kemampuan mendengar

dengan pemeriksaan audiometer. Berdasarkan surat keputusan perusahaan mengenai

pemantauan audiometri meliputi pemeriksaan kesehatan pendengaran pekerja.

Tabel 3.4 Pemantauan Audiometri

No Variabel Definisi istilah Metode Instrumen

1 Pemeriksaan

kesehatan

pendengaran

pekerja

Memeriksa kesehatan

pendengaran secara

berkala bagi seseorang

yang bekerja di area

bising terus menerus

Wawancara

dan Telaah

dokumen

Pedoman

wawancara, kamera

digital, recorder hp

dan dokumen

perusahaan

Page 73: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

57

5. Pencacatan dan Pelaporan

Pencacatan dan pelaporan merupakan pencacatan hasil dari serangkaian

pelaksanaan program pengendalian kebisingan. Berdasarkan surat keputusan perusahaan

mengenai pengendalian kebisingan bahwa kegiatan pelaporan meliputi melaporkan hasil

tindakan yang dilaksanakan kepada departemen K3LH dan kepada pihak terkait.

Tabel 3.5 Pelaporan

No Variabel Definisi istilah Metode Instrumen

1 Pelaporan hasil

tindakan

kedepartemen

K3LH

Penyampaian laporan hasil

tindakan yang

dilaksanakan kepada

departemen K3LH

Telaah dokumen,

wawancara

kamera digital,

Pedoman wawancara,

dokumen perusahaan,

recorder hp

2 Pelaporan

kepada pihak

Penyampaian hasil

pengendalian kebisingan

ke fungsi terkait

(MR.SMK3LH Pusat,

Kadiv/Ka Unit)

Telaah dokumen,

wawancara

kamera digital,

Pedoman wawancara,

dokumen perusahaan,

recorder hp

Page 74: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

58

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Disain dalam penelitian ini adalah studi kualitatif untuk mengetahui gambaran

pelaksanaan pengendalian kebisingan di PT Pindad (Persero) Bandung Tahun 2014. Hasil

observasi kemudian dibahas kesesuaian dengan standar sebagai acuan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT Pindad (Persero) Bandung yang terletak di Jl. Jend.

Gatot Subroto Kota Bandung Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember

Tahun 2014.

C. Informan

Pemilihan informan untuk penelitian kualitatif ini dilakukan secara purposive

sampling, yaitu peneliti mempunyai pertimbangan dan kriteria tertentu untuk pengambilan

informan sesuai dengan tujuan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan informan

terbagi menjadi 3, yaitu informan kunci, informan utama, dan informan pendukung.

1. Informan Kunci dalam penelitian ini adalah K3LH bidang keselamatan kerja

2. Informan Utama

a. Informan utama adalah orang yang paling mengetahui informasi mengenai objek

yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan utama adalah

Penanggung jawab program pengendalian kebisingan.

Page 75: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

59

3. Informan Pendukung

Informan pendukung dalam penelitian ini adalah orang yang secara struktural terlibat

dengan objek penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi informan pendukung adalah

Kepala operator setiap unit.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat (Instrument) pengumpul data

utama, karena peneliti adalah manusia dan hanya manusia yang dapat berhubungan dengan

informan atau objek lainnya, serta mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di

lapangan. Oleh karena itu, peneliti juga berperan serta dalam pengamatan atau Participant

Observation (Moleong, 1994). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat-alat bantu

untuk mengumpulkan data, diantaranya :

1. Lembar checklist, yang digunakan untuk melakukan pengamatan terhadap pengendalian

kebisingan.

2. Pedoman wawancara, yang berisi daftar pertanyaan untuk informan utama dan informan

pendukung.

3. Kamera digital, yang digunakan untuk mendokumentasikan hasil observasi dari elemen

ada.

4. Recorder HP, yang digunakan untuk merekan suara informan penelitian pada saat

melakuakan wawancara.

E. Metode Pengumpulan Data

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode,

diantaranya sebagai berikut.

Page 76: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

60

1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa lembar

checklist dan kamera digital untuk mendokumentasikan hasil pengamatan. Observasi

dilakukan dengan mengamati langsung kondisi dilapangan dari setiap pelaksanan

pengendalian kebisingan di PT Pindad (Persero) Bandung. Adapun elemen yang akan

diobservasi diantaranya :

a. Pengendalian kebisingan meliputi kegiatan eliminasi, substitusi, engineering

control, APT.

b. Alat pelindung telinga meliputi kegiatan penggunaan APT dan penggantian APT.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keakuratan informasi

dan keabsahan data yang merupakan hasil observasi atau pengamatan terhadap

pengendalian kebisingan. Instrumen penelitian yang digunakan saat wawancara yaitu

pedoman wawancara dan recorder hp. Wawancara dilakukan kepada informan terkait

dengan penelitian yaitu balai K3 Bandung, penanggung jawab program pengendalian

kebisingan, Staff K3LH bidang keselamatan kerja, dan Kepala operator bagian unit

terlampir pada lampiran 4 matriks wawancara.

3. Telaah dokumen

Telaah dokumen pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan

penyelidikan, kajian dan pemeriksaan terhadap dokumen perusahaan terkait

pengendalian kebisingan. Dokumen tersebut terlampir pada lampiran 5 dokumen

perusahaan.

Page 77: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

61

a. Dokumen hasil survei kebisingan

Adapun dokumen terkait dengan hasil survei kebisingan diantaranya :

1) Daftar identifikasi sumber bising

2) Dokumen identifikasi dan penilaian risiko bahaya

3) Hasil pengukuran bising

4) Dokumen evaluasi hasil kebisingan

b. Pengendalian kebisingan

Adapun dokumen yang terkait dengan pengendalian teknik dan administratif

diantaranya :

1) Dokumen pemeliharaan mesin (maintenance)

2) Dokumen rotasi pekerja yang terpajan bising

c. Alat pelindung telinga (APT)

Adapun dokumen yang terkait dengan (APT) diantaranya :

1) Dokumen pemeriksaan APT secara periodik dalam hal pemakaian,

cacat/sempurna pergantian bila diperlukan.

2) Lembar korektif pengendalian APT

d. Pemantauan audiometri

Adapun dokumen terkait dengan pemantauan audiometri yaitu hasil

pemeriksaan kesehatan berkala karyawan / medical check up.

e. Pencatatan dan pelaporan

Adapun dokumen yang terkait dengan pencatatan dan pelaporan diantaranya :

Page 78: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

62

1) Laporan hasil tindakan perbaikan / pencegahan terhadap pengendalian

kebisingan

2) Laporan hasil pengendalian kebisingan.

F. Validasi Data

Untuk menjaga keabsahan dan keakuratan data yang diperoleh, peneliti melakukan

validasi data. Dalam penelitian ini validasi data yang dilakukan dengan melakukan

triangulasi sumber dan triangulasi metode.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam

kepada beberapa informan yang berbeda kemudian mengecek balik derajat kepercayaan

suatu informasi yang didapatkan tersebut, hal in dilakukan dalam upaya menjaga

kebasahan data yang telah diperoleh pada penelitian ini. Pada penelitian ini terdapat

beberapa elemen pengendalian kebisingan yang datanya dengan wawancara kepada

informan penelitian menggunakan pedoman wawancara. Penggunaan pedoman

wawancara disesuaikan dengan keterlibatan informan terhadap delapan elemen yang

dinilai tersebut. Berikut ini adalah tabel triangulasi sumber.

Page 79: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

63

Tabel 4.1 Validasi Data Dengan Triangulasi Sumber

Elemen Pengendalian

Kebisingan

Triangulasi Sumber

Penanggung jawab

program kebisingan

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

Kepala operator

bagian unit

Survei kebisingan √ √ √

Pengendalian kebisingan √ √ √

Alat pelindung telinga √ √ √

Pemeriksaan audiometri √ √ √

Pencatatan dan pelaporan √ √ √

Page 80: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

64

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode adalah memperoleh informasi dengan metode yang berbeda,

diantaranya observasi secara langsung, elemen pengendalian kebisingan di PT Pindad

(Persero), kemudian melakukan wawancara mendalam untuk memperoleh data yang

tepat, akurat serta melakukan telaah dokumen terhadap data sekunder yang didapatkan

dari perusahaan untuk menjadi keabsahan data yang diperoleh. Maka dibawah ini adalah

tabel triangulasi metode.

Page 81: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

65

Tabel 4.2 Validasi data dengan triangulasi metode

No.

Elemen

Pengendalian

Kebisingan

Pengumpulan Data Triangulasi

Observasi Wawancara Telaah

dokumen

Penanggung jawab

program kebisingan

Staff K3LH Bidang

keselamatan kerja

Kepala

operator

bagian unit

1 Survei kebisingan √ √ √ √ √

2 Pengendalian

bising √ √ √

√ √ √

3 Alat pelindung

telinga (APT) √ √ √

√ √ √

4 Pemantauan

audiometri √ √

√ √ √

5 Pencatatan dan

pelaporan √ √

√ √ √

Page 82: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

66

G. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian kualitatif ini setelah mendapatkan data yang sudah

terkumpul selanjutnya dideskripsikan berdasarkan pelaksanaan pengendalian kebisingan

berdasarkan surat keputusan yang dikeluarkan perusahaan tahun 2012. Selanjutnya dari hasil

pengumpulan data tersebut apabila kondisi sesuai dengan indikator maka diberikan

keterangan “sesuai”, dan keterangan “tidak sesuai” diberikan apabila kondisi data

dilapangan tidak sesuai dengan indikator. Kegiatan analisa ini untuk menentukan apakah

suatu program terlaksana sesuai dengan pengaturan yang telah direncanakan dan apakah

diterapkan secara efektif untuk mencapai tujuan dari program pengendalian kebisingan.

Page 83: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

67

BAB V

HASIL

A. Implementasi Pengendalian Kebisingan

Sebagai perusahaan yang telah berkomitmen untuk menjaga kesehatan dan

keselamatan karyawan serta lingkungan kerja. PT.Pindad (Persero) Bandung telah

mengeluarkan kebijakan dalam surat keputusan Nomor : Skep/29/P/BD/IV/2012

tentang instruksi pengendalian kebisingan. Keputusan yang dikeluarkan menggantikan

surat keputusan yang dikeluarkan pada tahun 2010 tentang pengendalian kebisingan

Nomor : Skep/54/P/BD/IX/2010. PT.Pindad (Persero) Bandung adalah suatu

perusahaan yang telah mengeluarkan kebijakan mengenai Keselamatan dan kesehatan

kerja (K3), pengendalian kebisingan telah ada sebagai salah satu program dalam

keselamatan dan kesehatan kerja. Adapun pengendalian kebisingan yang dilakukannya

survei kebisingan, pemeriksaan audiometri, Alat Pelindung Telinga (APT),

pengendalian teknis dan administratif dan pelaporan.

Berdasarkan hasil pengukuran kebisingan diketahui pada tabel 5.1 bahwa

tingkat kebisingan melebihi nilai ambang batas (NAB). Tingkat kebisingan yang ada ini

didapatkan dari proses kerja dengan mesin utama dengan kebisingan tinggi. Mesin yang

digunakan tersebut digunakan untuk mencetak bahan baku besi dan baja menjadi

bentuk sesuai dengan disain yang ditentukan. Kemudian kebisingan tersebut juga

dihasilkan dari pemotongan dari bahan cetakan tersebut menjadi bagian yang utuh. Oleh

Berikut disampaikan hasil penelitian pada masing-masing elemen pengendalian

kebisingan di PT. Pindad (Persero) Bandung.

Page 84: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

68

1. Survei Kebisingan

Pekerja yang terpajan kebisingan yang ditimbulkan dari proses mesin yang

bekerja diperlukan survei pajanan bising. Identifikasi seluruh pekerja dan

lingkungan dengan kebisingan tinggi haruslah direncanakan dan dilakukan oleh

perusahaan. Perusahaan dalam hal ini melakukan tahapan survei kebisingan yang

kegiatannya antara lain identifikasi sumber bising, melakukan pengukuran sumber

bising, hasil pengukuran bising dan evaluasi hasil pengukuran bising. Hasil

wawancara dengan informan dan telaah dokumen perusahaan menunjukkan

kecendrungan hasil pengukuran kebisingan yang cukup tinggi dapat diidentifikasi

dan mengoptimalkan pelaksanaan pengendalian kebisingan.

a. Identifikasi kebisingan

Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen perusahaan dapat

tergambarkan bahwa pengukuran kebisingan dilakukan dalam dua tahun

sekali. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sumber kebisingan yang

disebabkan dari mesin di area kerja. Namun dalam mengidentifikasi

kebisingan yang ada perusahaan belum melakukan disemua area kerja. Hal ini

dapat di lihat dari pernyataan informan sebagai berikut.

Informan 1

“Baik, jadi begini ya dek, kita telah melakukan pengukuran

bising di area yang ditentukan, kami belum dapat melakukan

pengukuran bising disemua area, dikarenakan dalam

pengukuran itu kami menggunakan jasa luar, dikarenakan

biaya yang tidak sedikit untuk melakukan pengukuran...”

Pernyataan penanggung jawab Program pengendalian kebisingan

didukung dari pernyataan Staff K3LH bidang keselamatan kerja dan kepala

operator bagian unit tempa dan cor II.

Page 85: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

69

Informan 2

“...untuk melakukannya, namun titik pengukuran yang

dilakukan kita yang menunjukkan mana yang harus di ukur”

Informan 4

“...namun titik pengukuran yang dilakukan perusahaan yang

menunjukkan mana yang harus di ukur...”

Sejalan pernyataan informan, dari dokumen terdapat form dokumen

identifikasi pengukuran kebisingan pada saat perubahan proses produksi yang

dapat dilihat pada lampiran 6.1. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas

dapat terlihat bahwa identifikasi kebisingan belum dilakukan secara

menyeluruh area kerja.

b. Melakukan pengukuran bising

Pengukuran bising dalam perencanaan PT.Pindad telah dilakukan

setahun dua kali pengukuran, sedangkan pada pengukuran dosis pajanan

individu pekerja belum dilakukan. Berikut kutipan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti terhadap informan penelitian.

Informan 1

“jadwal pengukuran bising kita lakukan setahun dua sekali,

dan kami telah membuat jadwal pengukuran bising dalam

setahun, pada tahun 2014 ini kami menjadwalkan pada

bulan Mei dan Oktober..”

“…dikarenakan dalam pengukuran itu kami menggunakan

jasa luar, dikarenakan biaya yang tidak sedikit untuk

melakukan pengukuran…”

Pernyataan penanggung jawab pengendalian kebisingan didukung dari

pernyataan Staff K3LH bidang keselamatan kerja dan kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

Page 86: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

70

Informan 2

“kegiatan pengukuran dalam setahun dua kali pengukuran,

kita jadwalkan kok”

Informan 4

“kegiatan pengukuran yah, pernah sih dilakukan dalam

setahun dua kali pengukuran”

Sejalan dengan pernyataan informan mengenai pengukuran bising,

dokumen perusahaan terkait dengan hasil pengukuran yang dilakukan pada

tahun 2014 pengukuran dilakukan setahun dua kali, ini disebabkan pada tahun

ini pengeluaran perusahaan tidak sedikit dikarenakan menggunakan jasa pihak

luar. Hal ini ditunjukkan oleh adanya hasil pengukuran kebisingan pada bulan

Mei dan Oktober 2014 pada tabel 5.1. Mengenai dokumen jadwal pengukuran

bising dalam hal ini sudah terdapat dokumen tersebut.

Berdasarkan pernyataan dan dokumen perusahaan dapat disimpulkan

bahwa pengukuran bising yang dilakukan perusahaan setahun dua kali

pengukuran pada lingkungan kerja sudah dapat terlaksana namun tidak

melakukan pengukuran bising individu.

c. Terdapat hasil pengukuran kebisingan

Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen perusahaan dapat

tergambarkan bahwa hasil pengukuran bising di lingkungan telah dilakukan.

Hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut.

Informan 1

“...hasil pengukuran itu telah kita buat,nanti kita akan taruh

di setiap area yang telah di ukur..”

“…hasil pengukuran itu telah kita buat,nanti kita akan taruh

di setiap area yang telah di ukur, kita kasih hasilnya kepada

setiap kepala operator unit…”

Page 87: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

71

Pernyataan penanggung jawab pengendalian kebisingan didukung dari

pernyataan Staff K3LH bidang keselamatan kerja dan kepala operator bagian

unit tempa dan cor II.

Informan 2

“ada kok didokumentasikan dan kita juga ikut menemani

saat pengukuran itu”

Informan 4

“kalau pendokumentasian ada kok didokumentasikan hasil

pengukurannya”

“saya dapat hasil pengukuran bising itu nanti dek dari

kepala departemen, ya sampai sekarang seperti adek liat di

tempa dan cor II ini belum ada di tempelkan kalau bising

disini berapa”

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat terlihat bahwa hasil

pengukuran bising telah dilakukan oleh perusahaan. Dari telaah dokumen

perusahaan hasil pengukuran tersebut tergambarkan pada tabel berikut.

Tebel 5.1 Pengukuran bising PT. Pindad (Persero) Bandung Devisi Tempa dan Cor I

dan II pada Bulan Mei dan Oktober 2014

Bulan Devisi Lokasi Hasil Pengukuran

(dBA)

NAB

(dBA)

Keterangan

Oktober

Tempa

dan cor I

Furan >100 dBA

85 dBA

Melebihi NAB

Finishing

(shoot

blasting)

90,4 dBA Melebihi NAB

Tempa

dan cor II

Steel scarp 61.5 dBA

85 dBA

Sesuai NAB

Melting area 98 dBA Melebihi NAB

Sand

Moulding area

97 dBA Melebihi NAB

Blasting Area 87,6 dBA Melebihi NAB

Ferting area 97 dBA Melebihi NAB

Finishing 97 dBA Melebihi NAB

Page 88: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

72

Lanjutan tabel 5.1

Bulan Devisi Lokasi Hasil

Pengukuran

(dBA)

NAB (dBA) Keterangan

Mei

Tempa dan

cor I

Furan >100 dBA

85 dBA

Tidak

memenuhi

standart

Finishing

(shoot

blasting)

90,2 dBA Melebihi

NAB

Tempa dan

cor II

Steel scarp 61 dBA

85 dBA

Sesuai NAB

Melting area 90 dBA Melebihi

NAB

Sand

Moulding

area

97 dBA Melebihi

NAB

Blasting Area 87 dBA Melebihi

NAB

Ferting area 95 dBA Melebihi

NAB

Finishing 95 dBA Melebihi

NAB

Sumber : Data skunder hasil pengukuran kebisingan di PT.Pindad (Persero) Bandung

Sejalan dengan pernyataan informan dan dokumen perusahaan,

pengukuran bising yang dilakukan perusahaan masih sebatas pengukuran

bising lingkungan kerja, belum terdapat pengukuran bising individu pekerja.

Hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut.

Informan 1

“pengukuran yang kita lakukan sebatas area kerja, belum

ada kita lakukan pengukuran secara individu dengan bising

yang diterima pekerja itu”

Pernyataan penanggung jawab pengendalian kebisingan didukung dari

pernyataan Staff K3LH bidang keselamatan kerja dan kepala bagian unit tempa

dan cor II sebagai berikut.

Informan 2

“kalau pengukuran yang dilakukan secara personal pekerja

belum ada, belum sampai kesana pengukurannya”

Page 89: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

73

Informan 4

“kalau “pengukuran yang dilakukan secara satu persatu

pekerja belum ada, belum”

Berdasarkan pernyataan informan dan dokumen perusahaan dapat

disimpulkan bahwa pengukuran bising yang dilakukan masih sebatas

pengukuran bising lingkungan kerja, belum dilakukannya pengukuran bising

individu pekerja.

d. Evaluasi Hasil Pengukuran Bising

Berdasarkan hasil wawancara dan telaah dokumen perusahaan dapat

tergambarkan bahwa hasil pengukuran yang dilakukan telah dilakukan dan

dapat dilihat pada tabel 5.1. berdasarkan identifikasi sumber bising dan

pengukuran bising di area kerja bahwa perusahaan melakukan evaluasi

terhadap hasil yang didapatkan. Apabila hasil pengukuran yang dilakukan

melebihi NAB maka perlu dilakukan evaluasi terhadap kebisingan yang

ditimbulkan. Dalam hal ini perusahaan dalam surat keputusannya

melakukan evaluasi terhadap kebisingan tersebut, evaluasi tersebut dapat

dilihat pada dokumen 6.1 yang terlampir. Hal ini dapat dilihat dari

pernyataan berikut.

Informan 1

“kemudian pengukuran itu akan ada tindakan koreksi dari

pihak k3lh dek”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan staff K3LH dan kepala operator bagian unit

tempa dan cor II sebagai berikut.

Page 90: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

74

Informan 2

dari pengukuran yang kita lakukan selanjutnya akan kita

lakukan koreksi dari hasil bising tersebut”

Informan 4

dari hasil tersebut kita akan melakukan koreksi apakah

harus dilakukan tindak lanjut dari kebisingan itu dek”

Sejalan dengan pernyataan informan diatas, dokumen perusahaan yang

menunjukkan bahwa hasil pengukuran bising yang dilakukan kemudian

dilakukan koreksi terhadap hasil kebisingan tersebut dan telah

dikomunikasikan sebatas pada distribusi hasil pengukuran ke departemen,

akan tetapi belum adanya pembuatan safety sign dari hasil pengukuran

bising kepada pekerja di area yang terpajan bising. Dari pernyataan-

pernyataan informan penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil

pengukuran yang dilakukan telah dikomunikasikan kepada pihak terkait,

namun masih sebatas pendistribusian hasil pengukuran kebisingan, akan

tetapi belum adanya pembuatan safety sign dari hasil pengukuran bising

kepada pekerja di area yang terpajan bising.

Dari hasil telaah dokumen dan wawancara yang dilakukan terdapat

indikator dengan menggunakan standar acuan yang dikeluarkan perusahaan

dalam elemen survei kebisingan yang dapat dilihat sebagai berikut :

Page 91: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

75

Tabel 5.2 Indikator Survei Kebisingan

No

Indikator Survei

Kebisingan menurut

NIOSH (1999)

Implementasi Kesesuaian

1 Identifikasi kebisingan Sudah dilakukan identifikasi bising,

namun pelaksanannya surah semua area

kerja dilakukan identifikasi bising.

sesuai

2 Melakukan pengukuran

bising

Pengukuran dilakukan dua kali dalam

setahun, namun sudah terdapat

dokumen jadwal pelaksanaan

pengukuran bising akan tetapi belum

pada pengkuran bising individu pekerja

Belum

Sesuai

3 Hasil pengukuran

kebisingan

Sudah terdapat hasil pengukuran

kebisingan lingkungan kerja, akan tetapi

belum dilakukan pembuatan safety sign

mengenai kebisingan ditempat kerja.

Belum

Sesuai

4 Evaluasi hasil pengukuran

bising

Evaluasi hasil pengukuran bising

dilakukan perusahaan yang dapat dilihat

dari lembar tindakan korektif pada

lampiran 6. Akan tetapi akan tetapi

belum dilakukan pembuatan safety sign

mengenai kebisingan ditempat kerja.

Belum

Sesuai

Berdasarkan tabel indikator survei kebisingan beberapa indikator yang

belum sesuai adalah identifikasi kebisingan, melakukan pengukuran bising dan

hasil pengukuran kebisingan, evaluasi hasil pengukuran bising,.

2. Pengendalian Teknis Bising

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen dapat

tergambarkan bahwa pengendalian kebisingan PT.Pindad (Persero) dilakukan

melalui tahapan eliminasi / menghilangkan sumber bising, substitusi / mengganti

sumber bising dengan sesuatu yang tidak bising asal fungsinya sama, engineering

control / pengendalian mesin dan pengendalian administratif. Hal ini dapat dilihat

dari pernyataan sebagai berikut.

Page 92: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

76

a. Eliminasi / Menghilangkan sumber bising

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat tergambarkan bahwa

setiap unit dengan proses kerja menggunakan mesin yang bising, komperesi

mesin yang menyebabkan bising tinggi tidak bisa dihilangkan dikarenakan

mesin tersebut adalah alat utama dalam proses kerja yang dilakukan, dan

kemudian melakukan proses kerja dilakukan dengan pukulan yang lebih

rendah kebisingannya. Namum dalam proses setiap unit terdapat proses kerja

manual dengan pukulan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut.

Informan 1

“yah perlu adek tahu disini ada pekerjaan yang dilakukan

mesin, nah disitu kebsiingan yang cukup tinggi, dengan

dentuman itu, ada juga yang pekerjaannya secara manual

dek, nanti kita liat ya”

“...mesin-mesin yang digunakan disini bising dan mesin ini

sudah lama jadi tidak ada penggantian mesin apalagi

menghilangkan mesin itu,”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan staff K3LH sebagai berikut.

Informan 2

“…dalam proses produksi di setiap unit menggunakan mesin

dan ada yang manual dengan pukulan, mesin yang bising

kami melakukan perawatan dan membuat peredam bising…”

Sejalan dengan pernyataan informan, dari dokumen perusahaan tidak

terdapat dokumen terkait dengan upaya mengilangkan mesin yang berpotensi

bising tinggi tersebut, dikarenakan mesin tersebut merupakan alat utama

dalam proses kerja yang dilakukan. berdasarkan proses produksi dari

komperesi tersebutlah dilakukan pekerjaan dengan pukulan, hal ini

Page 93: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

77

dikarenakan pekerjaan diperusahaan tidak terlepas dari kompresi mesin yang

potensi bising tinggi dan pukulan secara manual. Hasil observasi yang

dilakukan bahwa mesin yang bergerak menimbulkan bising tidak dapat di

hilangkan, namun ada juga yang menggunakan manual seperti menggunakan

pukulan yang bisa dilihat dari lampiran gambar 5.6.

Berdasarkan pernyataan informan, dokumen perusahaan dan observasi

penelitian diketahui bahwa proses kerja dari mesin yang bising tidak bisa

dihilangkan dikarenakan komperesi mesin yang menyebabkan bising tinggi

tersebut merupakan alat utama dalam melakukan pekerjaan, namun demikian

dalam proses pekerjaannya terdapat pekerjaan dengan pukulan yang lebih

rendah kebisingannya.

b. Substitusi / penggantian mesin berpotensi bising tinggi

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen dapat

tergambarkan bahwa mengganti mesin dengan potensi bising tinggi tidak

dapat dilakukan oleh perusahan. Namun diadakan upaya untuk meredam

bising yang ditimbulkan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut.

Informan 1

“…mesin-mesin yang digunakan disini bising dan mesin ini

sudah lama jadi tidak ada penggantian mesin, dari

perusahaan hanya mengadakan upaya membuat peredam

untuk mesin tersebut agar bising bisa terkendali…”

Berdasarkan pernyataan penanggung jawab program pengendalian

kebisingan didukung oleh pernyataan kepala tempa dan cor II, sebagai

berikut.

Page 94: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

78

Informan 4

“mesin yang kita gunakan di sini selama saya bekerja disini

belum ada penggantian mesin, terus mesin lama kan

biasanya bising, nah kita buat peredam mesin dek, seperti

ini”

Hasil observasi yang dilakukan bahwa mesin-mesin yang digunakan

tidak membuat disain atau memproduksi/mengganti mesin baru dengan

standar bising yang rendah, namun dilakukan pemeliharaan mesin

sebagaimana bisa dilihat pada lampiran gambar 5.5. Dari pernyataan

informan, hasil observasi dan telaah dokumen perusahaan dapat ditarik

kesimpulan bahwa tidak ada penggantian mesin yang dilakukan perusahaan

c. Engineering control / pengendalian mesin

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen dapat

tergambarkan bahwa engineering control dilakukan diantaranya dengan

perawatan mesin (maintenance) dan peralatan kerja yang dilakukan secara

rutin oleh petugas yang telah ditunjuk oleh kepala unit, baik dalam

pemeliharaan mesin, mengganti dan mengencangkan bagian mesin serta

member pelumas. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut.

Informan 1

“…kalau pengendalian teknik yang kita kalukan begini dek,

setiap mesin yang bekerja itu kita rawat, mesin itu

dikontrol, dan ada jadwal pengecekanya juga …”

“…nah, pengecekan itu bisa adek liat di jadwal rutin kami

yang sudah dibuat namanya pemeliharaan mesin

priodik…”

Dari pernyataan didukung oleh pernyataan staff K3LH dan

kepala tempa dan cor II, sebagai berikut.

Page 95: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

79

Informan 2

“semua mesin kita jaga dan kita kontrol, nanti bisa dilihat

di jadwal pemeliharaannya”

Informan 4

“semua mesin kita jaga dan kita kontrol, nanti bisa dilihat

dikantor ya dek di jadwal pemeliharaannya

Sejalan dengan pernyataan informan adapun dokumen terkait dengan

jadwal perawatan mesin dapat dilihat pada lampiran gambar 5.3.Hasil

observasi terkait dengan pemeliharaan mesin yang dilakukan adalah

mengganti/menggencangkan bagian mesin yang longgar, dan memberi

pelumas dapat dilihat pada lampiran gambar 5.4.

Berdasarkan pernyataan informan, dokumen perusahaan dan

observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan mesin

sudah dilakukan yaitu dengan mengencangkan, memberi pelumas dan sudah

memiliki jadwal dan work order sebagai pedoman pemantauan dan

pemeriksaan mesin.

Sejalan dengan melakuan perawatan mesin, engineering control

dalam mengurangi bising yang ditimbulkan mesin unit tidak menggunakan

lantai berpegas dan dinding yang menyerap suara/kedap suara. Hal ini dapat

dilihat dari pernyataan berikut.

Informan 1

“…dalam mengurangi bising yang ditimbulkan mesin, kami

tidak menggunakan lantai berpegas dan dinding yang

menyerap suara, namun kami melakukan perawatan dan

meredam pukulan dari mesin terebut dengan menggunakan

karet dibagian mesin…”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan kepala operator tempa dan cor II sebagai berikut.

Page 96: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

80

Informan 4

“nah, begini dek kita nanti liat di lapangan kita ada bentuk

pengendalian untuk bising bisa berkurang, kita kasih karet

ditengah-tengah antara besi-besi yang beradu”

Sejalan dengan pernyataan informan, dokumen terkait pengendalian

bising bisa dilihat dalam kebijakan pengendalian kebisingan. Hasil observasi

terkait dengan mengurangi bising yang dilakukan adalah dengan

menggunakan peredam karet diantara besi yang saling berbenturan dapat

dilihat pada gambar berikut.

Berdasarkan pernyataan informan, dokumen perusahaan dan

observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengendalian teknik

sudah dilakukan dalam mengurangi bising yang ditimbulkan.

d. Pengendalian administratif

Berdasarkan hasil observasi, telaah dokumen dan wawancara yang

dilakukan pengendalian pengendalian administratif yang dilakukan

diantaranya:

1) Adanya tempat istirahat bagi pekerja

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat tergambarkan

bahwa Perusahaan menyediakan tempat istirahat bagai pekerja setelah

bekerja di tempat bising. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut.

Informan 1

“…tempat istirahat mah sudah ada yah, sekalian kantin

makan siang, lokasinya cukup jauh dari bising…”

Page 97: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

81

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian

kebisingan didukung oleh pernyataan Staf K3LH dan kepala operator

tempa dan cor II sebagai berikut.

Informan 2

“kalau pengendalian administratif kita sudah lakukan,

upaya kita melakukan shift kerja, istrirahat cukup dan jauh

dari lokasi kerja, dan melakukan penempelan sign di setiap

produksi kita”

Informan 4

“tempat istirahat sudah ada dan cukup diberikan

perusahaan, dari jam 11.30 sampai 12.30 WIB, dan tempat

istirahat kita juga bagus, jauh dari bising”

Berdasarkan hasil observsi yang dilakukan diketehui bahwa tempat

untuk berisitrahat bagi pekerja ada dan lokasinya cukup jauh dari tempat

produksi. Maka dari pernyataan dan observasi yang dilakukan dapat

disimpulkan bahwa tempat istirahat pekerja sudah ada dan lokasinya cukup

jauh dari tempat produksi.

2) Terdapat tanda peringatan bising

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat tergambarkan bahwa

hanya safety sign/tanda-tanda keselamatan memakai Alat Pelindung Diri

(APD) pada area kerja yang memiliki potensi bising tinggi, belum terdapat

mapping kebisingan di area tersebut. Berikut kutipan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti kepada informan penelitian.

Informan 1

“tanda-tanda peringatan bising sudah ada, tapi masih

belum di tempelkan dek, hehe… kita akan tempel nanti kok

dek,”

Page 98: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

82

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan Staf K3LH sebagai berikut.

informan 2

”iya, sudah kita buat sign yang ada termasuk kebisingan,

namun upaya ini masih dalam pembuatan, belum ada kita

tempelkan di area kerja”

Hasil observasi di lapangan ditemukan bahwa belum terdapat tanda

kebisingan di area kerja seperti pada lampiran gambar 5.8. Berdasarkan

pernyataan informan dan observasi penelitian dapat di tarik kesimpulan

bahwa sudah tardapat sign/tanda peringatan terkait anjuran memakai APD,

namun belum terdapat sign kebisingan seperti di area tersebut berapa

kebisingannya belum ada ditempelkan.

3) Terdapat rotasi kerja yang memiliki kebisingan ≥85 dBA

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat tergambarkan bahwa

sudah terdapat rotasi kerja/shift kerja bagi pekerja dengan kebisingan tinggi.

Berikut kutipan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan

penelitian. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan berikut.

Informan 1

“kalau pengengendalian administratif mah kayak pekerja

kita ada sift kerja, ada tanda peringatan kayak yang

tertempel disana, harus pake helm, sarung tangan yah

disitulah”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan Staf K3LH dan kepala operator tempa dan cor II

sebagai berikut.

Informan 2

“…kita melakukan shift kerja, istrirahat cukup dan jauh dari

lokasi kerja, dan melakukan penempelan sign di setiap

produksi kita”

Informan 4

Page 99: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

83

“pengendalian administratif bisa adek liat, kita ada sift

kerja, kemudian disini kita pasang tanda tanda kalau wajib

apd”

Hasil observasi tergambarkan bahwa di area kerja sudah dilakukan

shift dengan menempelkan jadwal rotasi kerja. Hal ini dapat dilihat pada

lampiran gambar 5.9. Berdasarkan pernyataan informan dan observasi yang

dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaturan shift sudah dilakukan

dan dibuat jadwal. Lebih lanjut akan dibuat tabel indikator elemen

pengendalian kebisingan sebagai berikut.

Page 100: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

84

Tabel 5.5 Indikator Elemen Pengendalian Kebisingan

No Indikator

perusahaa

Implementasi kesesuaian

1 Eliminasi /

menghilangkan

sumber bising

Tidak menghilangkan sumber bising

yang ditimbulkan mesin, dikarenakan

itu mesin utama dalam proses

pekerjaan.

Sesuai

2 Substitusi /

mengganti

sumber bising

dengan yang

tidak bising

asal fungsinya

sama

Penggantian mesin tidak dilakukan

perusahaan. Namun perusahaan

menggunakan peredam dari karet

untuk mengurangi bising yang

ditimbulkan.

Sesuai

3 Engineering

control /

mengatur mesin

Mengurangi transmisi bising yang

dihasilkan benda padat dengan

menggunakan lantai berpegas,

menyerap suara pada dinding dan

langit-langit kerja

Sesuai

Pengendalian administratif

a. Adanya tempat

istirahat bagi

pekerja setelah

bekerja di

tempat bising

Terdapat tempat istirahat bagi pekerja

yang cukup terjangkau dan jauh dari

bising.

Sesuai

b Terdapat tanda-

tanda

peringatan pada

area kerja

bising

Belum terdapat tanda peringatan di

unit produksi dengan intensitas bising

≥85 dBA.

Belum sesuai

c Terdapat

rotasi/shift

kerja di area

kerja yang

memiliki

kebisingan ≥85

dBA.

Sudah terdapat rotasi/shift kerja yang

dilakukan.

Sesuai

Berdasarkan indikator pada elemen pengendalian kebisingan terdapat indikator

yang sesuai yaitu Eliminasi, substitusi, engineering control, tempat istirahat dan shift

kerja. Adapun indikator yang belum sesuai adalah tanda peringatan di area kerja bising.

Page 101: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

85

3. Alat pelindung telinga

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan tergambarkan

bahwa pada elemen Alat Pelindung Telinga (APT) pekerja dapat dilihat sebagai

berikut.

a. Penggunaan APT

Penggunaan APT merupakan alat yang dapat memberikan

perllindungan dari potensi bising. Berikut akan dibahas mengenai

penggunaan APT sebagai berikut.

1) Kecocokan Alat Pelindung Telinga (APT)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan

tergambarkan bahwa aspek kecocokan Alat Pelindung Telinga yang

digunakan belum sesuai pada pekerja dengan kebisingan di setiap unit.

Dari Hasil pengukuran kebisingan yang dilakukan perusahaan bahwa

tingkat kebisingan yang diterima cukup tinggi pada tabel 5.1. Observasi

di area kerja menggambarkan pemakaian APT pada pekerja adalah Jenis

plug yang digunakan adalah triple-flarge dengan NRR (Noise Reduction

Rating) atau kemampuan untuk mereduksi sebesar 21 dB serta

disposable-plug dengan NRR sebesar 32 dB.Berikut dapat dilihat pada

lampiran gambar 5.10 pekerja dengan penggunaan APT.

Jenis pekerjaan yang dilakukan pekerja pada gambar dilampiran

adalah salah satu pada bagian finishing shoot dengan tingkat kebisingan

90.4 dBA. Pemakaian APT tersebut seharusnya dipakai oleh pekerja.

Tingkat kebisingan yang demikian serta lingkungan kerja yang cukup

Page 102: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

86

panas, penggunaan APT yang cocok sangat dibutuhkan bagi pekerja. Hal

ini dapat dilihat dari pernyataan berikut.

Informan 1

“untuk kecocokan alat pelindung telinga yang dipakai kami

menggunakan earplug dan ada yang dikasih earmuff…”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan Staf K3LH sebagai berikut.

Informan 2

“..mengenai cocok apa tidaknya ya pekerja akan

memberikan keluhan ke kita dek, alat pelindung telinga yang

dipakai kami menggunakan earplug dan ada yang dikasih

earmuff…”

Berdasarkan pernyataan informan dan hasil observasi yang dilakukan

dapat ditarik kesimpulan bahwa kecocokan APT pada pekerja belum

terlaksana, hal ini dikarenakan pekerja sudah terbiasa dengan bising yang

diterima di area kerja.

2) Kenyamanan APT

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan

tergambarkan bahwa aspek kenyamanan dalam pemakaian APT pekerja

masih banyak yang tidak menggunakan karena merasa terganggu

memakainya.Berikut kutipan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

kepada informan penelitian.

Informan 1

”kalau soal nyaman atau tidak dalam memakai APT mah,

pekerja akan melapor kalau ada yang kurang nyaman, atau

rusak gitu dek”

Page 103: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

87

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian

kebisingan didukung oleh pernyataan kepala operator tempa dan cor II

sebagai berikut.

Informan 4

“…kalau saya memakai earplug atau earmuff saya merasa

terganggu dan tidak nyaman, saya sudah terbiasa tidak

menggunakannya...”

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di ketahui bahwa

pekerja masih terdapat yang tidak memakai APT seperti pada lampiran

gambar 5.11. Melihat lingkungan sekitar pekerja yang tidak hanya

terpajan oleh bising, lingkungan sekitar juga berdebu dan

panas.Berdasarkan pernyataan informan dan observasi yang dilakukan

dapat disimpulkan bahwa kenyamanan dalam pemakaian APT masih

belum terlaksana.

3) Jenis Alat Pelindung Telinga (APT)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan

tergambarkan bahwa jenis APT yang di sediakan PT. Pindad berupa

penyumbat telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear muff). Jenis plug

yang digunakan adalah triple-flarge dengan NRR (Noise Reduction

Rating) atau kemampuan untuk mereduksi sebesar 21 dB serta

disposable-plug dengan NRR sebesar 32 dB. Bila dilihat dengan keadaan

lingkungan yang bising dansekitar pekerja yang berdebu dan panas,

maka jenis APT yang digunakan dapat disesuaikan dengan lingkungan

dan tingkat kebisingan yang diterima pekerja. Berikut kutipan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan penelitian.

Page 104: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

88

Informan 1

“semua pekerja telah kita berikan earplug untuk bekerja di

kebisingan ≥85 dBA”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian

kebisingan didukung oleh pernyataan staff K3LH dan kepala operator

tempa dan cor II sebagai berikut.

Informan 2

“kita sih pakai earplug sama earmuff, ya kalau pekerja

dengan bising tinggi kita kasih earmuff yang ketutup semua

telinga, kalau yang biasa kebisingannya earplug cukup dek”

Informan 4

“…earplug dan earmuff sudah disediakan oleh perusahaan

bagi semua pekerja…”

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa APT sudah

tersedia bagi pekerja namun masih belum dipakai oleh pekerja itu sendiri

yang bisa dilihat pada lampiran gambar 5.12. Sejalan dengan itu,

dokumen dalam penyediaan APT masih belum ada.

Berdasarkan pernyataan, observasi dan dokumen perusahaan

yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa tersedianya APT sudah

dilakukan perusahaan, namun tidak di indahkan oleh pekerja dengan

memakai APT tersebut.

4. Tersedianya APT pekerja dengan bising ≥ 85 dBA.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan tergambarkan bahwa

tersedia APT untuk semua pekerja dengan kebisingan ≥85 dBA. Berikut

kutipan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan penelitian.

Page 105: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

89

Informan 1

“…semua pekerja telah kita berikan earplug untuk bekerja di

kebisingan ≥85 dBA...”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan staff K3LH dan kepala operator tempa dan cor II

sebagai berikut.

Informan 2

“bagi pekerja kita sudah kasih dan kalau mereka apalagi

yang bising area kerjanya”

Informan 4

“earplug dan earmuff sudah disediakan oleh perusahaan

bagi semua pekerja”

Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa APT yang tersedia

pada pekerja belum secara keseluruhan ada dan dipakai oleh pekerja.

Berdasarkan pernyataan informan dapat ditarik kesimpulan bahwa APT sudah

disediakan oleh perusahaan, namun dalam hal ini pekerja masih saja ada yang

tidak memakai APT dengan kebisingan ≥85 dBA.

5. Penggunaan APT pada bising ≥85 dBA.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan tergambarkan bahwa

APT yang disediakan perusahaan masih belum dipakai pada saat proses kerja

dengan bising ≥85 dBA. Berikut kutipan hasil wawancara yang dilakukan

peneliti kepada informan penelitian.

Informan 1

“kalau ada pekerja yang tidak memakai nanti akan kena saat

safety patrol dan audit”

Page 106: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

90

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan staff K3LH dan kepala operator tempa dan cor II

sebagai berikut.

Informan 2

“ya memang kadang susah memberikan pengertian sama

pekerja buat memakai APT, ya paling tidak disaat audit kita

akan suruh lagi buat pemakaian APD lengkap.

Informan 4

“memakai earplug atau earmuff saya merasa terganggu dan

tidak nyaman, saya sudah terbiasa tidak menggunakannya,

kalau menggunakan sedang ada audit internal atau eksternal

perusahaan”

Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa pemakaian APT

belum secara keseluruhan dipakai oleh pekerja yang dapat dilihat pada

lampiran gambar 5.11. Berdasarkan pernyataan informan dan observasi yang

dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa APT yang disediakan belum

digunakan oleh pekerja yang bekerja dengan bising ≥85 dBA.

B. Penggantian APT

Indikator perlindungan telinga berikut yaitu penggantian APT sebagai

berikut.

1) Pemeriksaan periodik APT.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan tergambarkan bahwa

pemeriksaan APT secara priodik dalam hal pemakaian, kerusakan dan

penggantian bila diperlukan masih belum dilakukan. Berikut kutipan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan penelitian.

Informan 1

“kalau penggantian itu setiap tahun kita ganti APT nya,

terus kalau ada permintaan dari kepala departemen minta

penggantian ya kita ganti”

Page 107: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

91

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian

kebisingan didukung oleh pernyataan staff K3LH dan kepala operator

tempa dan cor II sebagai berikut.

Informan 2 ya kita sudah kasih tau buat dijaga, tapi masih ada yang

kadang hilang gitu, ya kita siapkan stok APTnya untuk

mengganti yang hilang itu”

Informan 4

“…pemeriksaan APT secara priodik belum dilakukan,

earplug yang rusak dan perlu diganti itu pekerja yang

memberitahu kepada pihak kepala unit agar

menggantinya…”

Dokumen yang menunjukkan bahwa adanya dilakukan bentuk

pemeriksaan APT secara periodik tidak terdapat diperusahaan.

Berdasarkan pernyataan informan dan observasi yang dilakukan dapat

ditarik kesimpulan bahwa pemeriksaan APT secara periodik belum

dilakukan, adapun APT yang sudah rusak dan perlu diganti pekerja akan

memberitahu kepada pihak K3LH melalui kepala departemen.

2) Monitoring dampak pemakaian APT

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dapat tergambarkan

bahwa masih belum terlaksana monitoring dampak pemakaian APT, dan

terdapat keluhan terhadap pekerja dalam pemakaian APT. Berikut

kutipan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan

penelitian.

Informan 1

“pengawasan kita lakukan, pas jadwal safety patrol. Kita

paling ingatkan pekerja yang kadang tidak memakai earplug

atau earmuff nya”

Page 108: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

92

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian

kebisingan didukung oleh pernyataan kepala operator tempa dan cor II

sebagai berikut.

Informan 4

“…belum ada kita memonitoring dampak dari pemakaian

APT, baik keluhan pekerja, paling pekerja yang ingin

mengganti earplug akan member tahu kepada kepala unit

agar diganti dan jarang biasanya pekerja melaporkan

adanya keluhan dari pemakaian APT…”

Monitoring yang dilakukan dalam safety patrol tersebut sebatas

memeriksa pekerja secara luar memakai atau tidak memakai APT dalam

bekerja. Sejalan dengan itu dokumen monitoring dampak dari pemakaian

APT tidak tersedia. Berdasarkan pernyataan informan dan dokumen yang

dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa belum dilakukan monitoring

adanya dampak dari pemakaian APT tersebut.

3. Pengawasan dalam penggunaan APT

Berdasarkan hasil wawancara dapat tergambarkan bahwa

pengawasan terhadap penggunaan APT masih sudah terlaksana. Berikut

kutipan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada informan

penelitian.

Informan 1

“…ohh pasti kita awasi pekerja, kanada safety patrol dek,

kita cek pekerja yang belum patuh akan pemakaian alat

pelindung diri..”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian

kebisingan didukung oleh pernyataan staff K3LH dan kepala operator

tempa dan cor II sebagai berikut.

Page 109: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

93

Informan 2

“ohh pasti kita awasi pekerja, ka nada safety patrol dek, kita

cek pekerja yang belum patuh akan pemakaian alat

pelindung, padahal itu mah buat dirinya sendiri atuh”

Informan 4

“…kebanyakan pekerja memakai pada saat akan ada

penilaian dari K3LH yang dilakukan perusahaan…”

Sejalan dengan pernyataan informan, dokumen dalam melakukan

safety patrol juga tersedia seperti pada lampiran 5. Dengan demikian

bahwa dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti

terhadap pengawasan pemakaian APT pada pekerja sudah terlaksana,

namun terlihat bahwa banyak pekerja tidak memakai alat pelindung

telinga. Lebih lanjut akan dibuat tabel indikator elemen Alat Pelindung

Telinga (APT).

Tabel 5.6 Indikator Alat Pelindung Telinga (APT)

No Indikator Alat Pelindung Telinga

(APT) menurut NIOSH (1999) Implementasi

Kesesu

aian

A PENGGUNAAN APT

1) Kecocokan : alat pelindung telinga

tidak akan memberikan perlindungan

bila tidak dapat menutupi liang

telinga dengan rapat.

Melihat kecocokan APT yang

diterima pekerja bahwa belum

terdapat kecocokan pemakaian

APT bagi perlindungan telinga

pekerja dengan baik.

Belum

Sesuai

2) Nyaman dipakai ; tenaga kerja tidak

akan menggunakan APD ini bila

tidak nyaman dipakai.

APT dirasakan mengganggu

pekerja dalam melakukan

aktifitas.

Belum

sesuai

3) Jenis alat pelindung telinga :

Sumbat telinga (earplugs/insert

device/aural insert protector)

Tutup telinga

(earmuff/protectiave

caps/circumaural protector

Helmet/enclosure

APT yang dipakai adalah jenis

sumbat telinga (earplugs)dan

tutup telinga (earmuff).

Sesuai

4 Tersedianya APT untuk semua yang

bekerja dengan bising ≥85 dBA.

Tersedianya APT bagi semua

pekerja yang terdapat bising ≥

85dB.

Sesuai

5 APT yang disediakan oleh

perusahaan digunakan oleh pekerja

saat terpajan dengan bising ≥85 dBA.

APT bagi sebagian pekerja tidak

memakai APT yang memiliki

pajanan bising ≥85 dBA.

Belum

sesuai

Page 110: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

94

Tabel 5.6 lanjutan

No

Indikator Alat Pelindung

Telinga (APT) menurut NIOSH

(1999)

Implementasi Kesesuaian

B PENGGANTIAN APT

1 Pemeriksaan APT secara priodik

dalam hal pemakaian,

cacat/sempurna, pergantian bila

diperlukan.

Dalam hal pemakaian dan

penggantian belum dilakukan

secara priodik.

Belum sesuai

2 Monitoring dampak pemakaian

APT (iritasi atau infeksi pada

telinga pekerja)

Tidak terlaksananya

monitoring dampak

pemakaian APT terhadap

pekerja dan pekerja

mengeluh dalam memakai

APT..

Belum sesuai

3 Perusahaan melakukan

pengawasan dalam penggunaan

APT.

Pengawasan penggunaan

APT sudah dilakukan dengan

Safety Patrololeh K3LH

Sesuai

Berdasarkan tabel indikator APT tersebut, terdapat indikator yang telah

sesuai yaitu jenis APT (earplug, earmuff), dan tersedianya APT untuk pekerja

dengan bising ≥85 dBA. Terdapat beberapa indikator yang belum sesuai

diantaranya kecocokan APT, kenyamanan APT, penyuluhan APT, pemeriksaan

APT secara periodik, monitoring dampak pemakaian APT, APT yang disediakan

saat perpapar bising ≥85 dBA, dan pengawasan dalam penggunaan APT.

4. Pemeriksaan audiometri

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen perusahaan dapat tergambarkan

bahwa pemeriksaan kesehatan pendengaran telinga pekerja dilakukan melalui

medical chek up pemeriksaan berkala audiometri yang dilakukan perusahaan sudah

terlaksana dua tahun sekali. Akan tetapi pemeriksaan audiometri masih sebatas

Page 111: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

95

pekerja yang ditentukan. namun masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya.

Hal ini dapat dilihat dari indikator berikut.

a. Pemeriksaan audiometri yang dilakukan Pre-Employment

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen perusahaan dapat

tergambarkan bahwa pemeriksaan audiometri yang dilakukan Pre-

Employment tidak dilakukan. Berikut kutipan hasil wawancara yang

dilakukan peniliti kepada informan penelitian.

Informan 1

“…pemeriksaan audiometri pre-employment belum

dilakukan, pemeriksaan dilakukan pekerja pada saat medical

check up saat ditetapkan sebagai karyawan…”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan staff K3LH dan kepala operator tempa dan cor II

sebagai berikut.

Informan 2

“pemeriksaan audiometri pre-employment belum dilakukan,

pemeriksaan dilakukan pekerja pada saat medical check up

saat ditetapkan sebagai karyawan, yah paling pas saat

melamar kan kita ajukan surat kesehatan pribadi dek”

Informan 4

“pemeriksaan audiometri pre-employment belum dilakukan,

pemeriksaan dilakukan pekerja pada saat medical check up

setelah jadi karyawan dek, mungkin kan biayanya mahal

yah,…”

Sejalan dengan pernyataan informan, dokumen yang menunjukkan

bahwa adanya pemeriksaan pre-employment audiometritidak ada, pekerja

hanya melakukan pemeriksaan kesehatan pada saat bekerja. Dapat ditarik

kesimpulan dari pernyataan dan dokumen perusahaan bahwa pemeriksaan

pre-employment audiometri belum dilakukan.

Page 112: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

96

b. Penempatan karyawan ke tempat bising

Pemeriksaan audiometri pada saat penempatan karyawan ke tempat

bising ≥85 dBA dilakukan pada saat pekerja sudah menjadi karyawan, yaitu

pemeriksaan dalam dua tahun sekali. Berikut kutipan hasil wawancara yang

dilakukan peniliti kepada informan penelitian.

Informan 1

“…pemeriksaan audiometri dilakukan dua tahun sekali baik

pekerja yang bekerja di area bising ≥85 dBA…”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan staff K3LH dan kepala operator tempa dan cor II

sebagai berikut.

Informan 2

“ya, kalau pemeriksaan itu kita lakukan, dan sudah berjalan”

Informan 4

“…pemeriksaan audiometri disini sudah ada, bapak pun

pernah ikut kok dek…”

Sejalan dengan pernyataan informan, dokumen yang menunjukkan

bahwa pemeriksaan audiometri pada pekerja ke tempat bising belum

dilakukan, hal ini ditunjukkan tidak terdapat dokumen perusahaan terkait

dengan pemeriksaan pada saat penempatan pekerja ketempat bising.

Pemeriksaan audiometri yang dimaksudkan informan ke dua dan empat

adalah pemeriksaan yang biasa dilakukan dalam dua tahun sekali.

Berdasarkan pernyataan informan dan dokumen perusahaan bahwa

pemeriksaan audiometri pada pekerja saat penempatan ke area bising belum

dilakukan.

Page 113: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

97

c. Pemeriksaan audiometri pada pekerja yang purna tugas

Pemeriksaan audiometri pada pekerja yang purna tugas tidak

dilakukan. Pekerja hanya menerima hasil tes terakhir pada jangka waktu

pemeriksaan yang ditentukan perusahaan. Dokumentasi pemeriksaan

audiometri pada pekerja yang purna tugas dilihat dari pemeriksaan medical

checkup. Berikut akan ditampilkan hasil pemeriksaan kesehatan pekerja

berdasarkan medical check up pada lampiran gambar 5.13.

Berdasarkan hasil medical check up tersebut didukung oleh pernyataan

dari informan penelitian sebagai berikut.

Informan 1

“…pada pemeriksaan audiometri pekerja yang akan keluar

dari perusahaan hanya dilakukan medical checkup

didalamnya,..”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan staff K3LH dan kepala operator tempa dan cor II

sebagai berikut.

Informan 2

“…kalau pada pemeriksaan audiometri pekerja yang akan

keluar kita dari perusahaan hanya dilakukan medical check

up didalamnya, untuk melihat status kesehatan pekerja

tersebut,..”

Informan 4

“…kalau pada pemeriksaan audiometri pekerja yang akan

keluar, bapak pernah Tanya sama temen bapak dia tes

kesehatan yang biasanya, nah medical checkup namanya

kalau gak salah bapak”

Berdasarkan pernyataan informan dan dokumen perusahan di atas dapat

disimpulkan bahwa pemeriksaan audiometri pekerja yang purna tugas belum

dilakukan, pemeriksaan dilakukan secara umum dalam medical check up

pekerja.

Page 114: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

98

d. Data audiometri jelas, lengkap dan terjadwal dan terdapat tanggal

pelaksanaannya.

Berdasarkan hasil wawancara dan dokumen perusahaan bahwa data

audiometri jelas, lengkap, dan terdapat tanggal pelaksanaannya. Akan tetapi

jadwal pelaksanan tes audiometri belum terjadwal. Hal ini dapat dilihat dari

pernyataan berikut.

Informan 1

“menganai waktu juga, kita sudah ada hasil data

pemeriksaannya kok dek”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan staff K3LH sebagai berikut.

Informan 2

“ohh kalau data hasil audiometri tahun ini ada dek, nanti

bisa dilihat yah”

Sejalan dengan pernyataan informan, hasil audiometri dapat dilihat dari

dokumen perusahan pada lampiran audiometri. Dokumen tersebut sudah

terdapat data yang jelas mengenai hasil pengukuran audiometrinya, namun

dokumen dalam penjadwalan pemeriksaan audiometri perusahaan belum

membuat jadwal secara tertulis yang menjadi agenda dalam pemeriksaan

audiometri.

Berdasarkan pernyataan dan dokumen perusahaan dapat disimpulkan

bahwa hasil audiometri jelas, namun jadwal pemeriksaan audiometri belum

dibuat oleh perusahaan yang dapat dilihat pada lampiran audiometri.

Page 115: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

99

e. Tindak lanjut dari hasil pemeriksaan audiometri

Berdasarkan pernyataan informan dan dokumen perusahaan bahwa

Tindak lanjut dari hasil pemeriksaan audiometri masih belum dilakukan

perusahaan. Berikut kutipan hasil wawancara yang dilakukan peniliti kepada

informan penelitian.

Informan 1

“…kalau hasil dari tes audiometri belum sampai kita

evaluasi bagaimana ini bisa terjadi pada pekerja,tindak

lanjutnya pekerja kita pindahkan kebagian yang tidak

bising…”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan staff K3LH sebagai berikut.

Informan 2

“terkait tindak lanjut kita masih dalam proses dek, soalnya

kita harus membuka data awal pemeriksaan, nah itu menjadi

persoalan yang kita lagi kerjakan”

Sejalan dengan pernyataan informan, dokumen perusahaan terkait

dengan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan audiometri belum dilakukan

perusahaan. Maka dari pernyataan dan dokumen perusahaan dapat disimpulkan

bahwa tindak lanjut perusahaan terkait dengan hasil audiometri belum

dilakukan.

f. Perbandingan hasil tes pekerja sebagai baseline data

Berdasarkan pernyataan dan dokumen perusahaan bahwa perbandingan

hasil tes pekerja sebagai baseline data untuk identifikasi kesesuaian NAB

dengan standar masih belum terlaksana. Berikut kutipan hasil wawancara

yang dilakukan peniliti kepada informan penelitian.

Page 116: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

100

Informan 1

“…baseline data pemeriksaan audiometri masih ada, tapi

kita sampai sekarang tidak tau dimana diletakkan, tapi ada

kok…”

“kalau perbandingan dari tahun ke tahun mengenai data

pertama pekerja yang ikut tes sampai sekarang masih dalam

rencana kita dek”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan staff K3LH sebagai berikut.

Informan 2

“…kita harus membuka data awal pemeriksaan, nah itu

menjadi persoalan yang kita lagi kerjakan”

Sejalan dengan pernyataan informan bahwa dokumen perusahaan

terkait data awal pemeriksaaan audiometri tidak dapat ditunjukkan, hal ini

diketahui bahwa data baseline pemeriksaan audiometric tidak terdapat pada

pemeriksaan pre employmentyang merupakan baseline dari pemeriksaan

audiometri.

Berdasarkan pernyataan informan dan dokumen perusahaan dapat

disimpulkan bahwa data awal pemeriksaaan audiometri untuk identifikasi

kesesuaian dengan standar belum dilakukan.

g. Pemberian hasil tes audiometri kepada pihak yang mengikuti tes

Berdasarkan pernyataan dan dokumen perusahaan dapat tergambarkan

bahwa Hasil tes audiometri diberikan kepada pihak yang mengikuti tes

audiometri dan kepada pengawas. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan

berikut.

Page 117: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

101

Informan 1

“…kalau setiap tes audiometri selalu kita dokumentasikan

yaitu dalam bentuk laporan, dimana setiap pekerja yang ikut

tes akan mengetahui hasilnya dan akan diberikan kepada

kepala departemen baru diberikan kepekerjanya, di laporan

itu lengkap terdapat data jelas pekerja, tanggal pelaksanaan

dan hasil audiometri nya…”

Dari pernyataan penanggung jawab program pengendalian kebisingan

didukung oleh pernyataan staff K3LH dan kepaka operator bagian tempa dan

cor II sebagai berikut.

Informan 2

“setiap kegiatan kita dokumentasikan kok, termasuk hasil tes

audiometri ini, kita bikin laporan hasil tesnya, lalu K3LH

akan menyampaikan kepada setiap kepala departemen untuk

memberikan kepada pekerja yang mengikuti tes.”

Informan 4

“ya kalau bapak ada tes begituan bapak ikut dek, ya

hasilnya sudah ada tapi bagaimana tindak lanjutnya sampai

sekarang belum diketahui”

Sejalan dengan pernyataan informan bahwa dokumen perusahaan

terkait dengan hasil tes audiometri diberikan kepada para pengawas pada

lampiran 5, manajer dan pekerja sudah diberikan dan dikomunikasikan.

Berdasarkan pernyataan informan dan dokumen perusahaan dapat

disimpulkan bahwa komunikasi hasil tes audiometri yang dilakukan kepada

pihak terkait sudah dilakukan.

Page 118: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

102

Tabel 5.7 Indikator Pemeriksaan Audiometri

No Indikator Pemantauan Audiometri

menurut NIOSH (1999) Implementasi Kesesuaian

1 Pre- employment Pemeriksaan audiometri

belum dilaksanakan pada

saat Pre-employment.

Belum sesuai

2 Penempatan karyawan ke tempat

bisingsetiap tahun, bila bising > 85

dB

pemeriksaan karyawan

dilakukan setiap dua tahun

sekali.

Belum Sesuai

3 Saat pindah tugas keluar dari tempat

bising saat pensiun/purna tugas

Pemeriksaan saat pindah

tugas keluar dari tempat

bising dan saat

pensiun/purna tugas belum

dilakukan.

Belum sesuai

4 Data jelas, tingkat/singkat, lengkap

dan terjadwal/terdapat tanggalnya

pelaksanaannya

Terdapat data pemeriksaan

audiometri pekerja, namum

jadwal belum dibuat secara

tertulis.

Sesuai

5 Adanya tindakan lebih lanjut dari

dokumen audiometri

Tindak lanjut dari hasil

audiometri belum

dilakukan.

Belum sesuai

6 Adanya perbandingan hasil tes

pekerja sebagai baseline data untuk

identifikasi keseuaian NAB dengan

standar

Belum ada perbandingan

hasil tes sebagai baseline

data untuk identifikasi

kesesuaian NAB dengan

standar.

Belum sesuai

7 Hasil tes audiometri secara

keseluruhan dikomunikasikan

kepada para pengawas dan manajer

dan begitupula engan pekerja sendiri.

Bahwa hasil tes audiometri

dikomunikasikan kepada

pihak yang bersangkutan.

Sesuai

Berdasarkan indikator pemantauan audiometri bahwa terdapat indikator yang

sudah sesuai yaitu adanya data jelas dan hasil audiometri dikomunikasikan kepada

pihak terkait. Adapun indikator yang belum sesuai yaitu audiometri pre employment,

penempatan karyawan ke tempat bising bila bising >85 dBA, pemeriksaan saat purna

tugas, tindak lanjut dari hasil audiometri, perbandingan hasil audiometri dengan

baseline data.

Page 119: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

103

5. Pencatatan dan pelaporan

Elemen pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan

terdapat beberapa indikator yang sudah terlaksana dan masih ada yang belum

terlaksana. Hasil telaah dokumen dan wawancara yang dilakukan di dapatkan

bahwa dari Monitoring hearing hazard, engineering and administratif controls,

personal hearing protective, program evaluation, hearing loss prevention audit

sudah terlaksana, namun pada pencatatan dan pelaporan audiometri masih belum

terlaksana. Hal ini disebabkan tidak tertata rapi dokumen hasil pemeriksaan

audiometri yang dilakukan dari pertama dilakukan tes terhadap pekerja sampai

pemeriksaan audiometri terakhir. Berikut kutipan hasil wawancara yang

dilakukan peniliti kepada informan penelitian.

Informan 1

“semua yang dilakukan di dicatat dan dilaporkan kebagian

top manajemen, kemudian kepala departemen K3LH akan

mengecek laporan tersebut sebelum diberikan kepada top

menajement…”

Dari pernyataan penanggung jawab program HLPP didukung oleh

pernyataan staff K3LH dan kepada operator bagian tempa dan cor II sebagai

berikut.

Informan 2

“…kalau mengenai pencatatan hasil tes audiometri dari

awal pemeriksaan saya tidak tahu kemana diletakkan, pada

saat itu bukan saya yang menanganinya, yaa lagi pula kita

kan sudah beberapa kali pindah gedung disini, mungkin

masih ada tapi saya sudah tidak tahu dimana diletakkan…”

Page 120: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

104

Informan 4

“memang semua akan kita catat dan laporkan, karena itu

sebagai acuan kami untuk atasan, ya semua lah kita catat

dan laporkan dek”

Sejalan dengan pernyataan informan ketehui bahwa dari hasil telaah

dokumen perusahaan di ketahui bahwa dokumen terkait dengan hasil

pencatatan dan pelaporan yang sudah terdapat dalam lampiran gambar 5.14

sampai 5.17.

Berdasarkan pernyataan dan dokumen perusahaan dapat disimpulkan

bahwa perusahaan telah melakukan pencatatan dan pelaporan dalam

Monitoring hearing hazard, engineering and administratif controls, personal

hearing protective, namun dalam pencatatan hasil audiometric, program

evaluation, hearing loss prevention audit, masih perlu perbaikan dalam

pencatatan dan penyimpanan data tersebut. Berikut akan dibuat tabel indikator

dalam elemen pencacatan dan pelaporan sebagai berikut.

Tabel 5.8 Indikator Pencacatan Dan Pelaporan

No

Indikator Pencacatan Dan

Pelaporan menurut NIOSH

(1999)

Implementasi Kesesuaian

Pelaporan Hasil Tindakan Departemen K3LH

1 Monitoring hearing hazards Pencatatan pemantauan bising sudah

terlaksana.

Sesuai

2 Engineering and

administratif controls

pencatatan sudah terlaksana, terdapat

pencatatan pengendalian teknis dan

administratif.

Sesuai

3 Audiometric Pencacatan dan penyimpanan hasil tes

audiometri belum terlaksana dengan

baik.

Belum

Sesuai

4 Personal hearing protective, Pencacatan penggunaan APT pada

safety patrol.

Sesuai

Page 121: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

105

Berdasarkan indikator elemen pencatatan dan pelaporan bahwa terdapat

indikator yang sesuai yaitu, pencatatan Monitoring hearing hazards, Engineering and

administratif controls, Personal hearing protective, Indikator yang belum sesuai yaitu

pencatatan audiometric.

Page 122: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

106

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan penelitian ini, terlebih dahulu penulis menyampaikan keterbatasan

dari penelitian adalah keterbatasan dalam data yang dikumpulkan adalah data sekunder

yang terdapat diperusahaan dan dokumen-dokumen terkait penelitian ini yang tidak

tersedianya semua dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Diantaranya dokumen

dokumen pemeriksaan APT, lembaran korektif pengendalian APT.

B. Implementasi Pengendalian Kebisingan

Secara umum PT. Pindad (Persero) Bandung dalam melindungi pekerja dari

gangguan kesehatan kerja telah mengupayakan program-program untuk menciptakan zero

accident. PT. Pindad (Persero) Bandung telah mengeluarkan komitmen dalam

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Implementasi dari komitmen tersebut perusahaan

secara sepesifik telah mengeluarkan surat keputusan Nomor : Skep/29/P/BD/IV/2012

mengenai program pengendalian kebisingan di PT.Pindad (Persero) Bandung. Keputusan

yang dikeluarkan ini adalah pembaharuan dari surat keputusan tahun 2010 nomor :

Skep/54/P/BD/IX/2010. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah memberikan

kebijakan untuk lebih meningkatkan dan efektifitas dari program pengendalian

kebisingan. Berdasarkan hasil pengukuran kebisingan diketahui bahwa tingkat kebisingan

diperusahaan melebihi NAB.

Page 123: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

107

Menurut Royster (1990) dalam Hutabarat (2012) pengendalian kebisingan ini

merupakan suatu program yang tujuan utamanya adalah untuk mencegah dan melindungi

tenaga kerja terhadap timbulnya kehilangan daya dengar akibat terpajan kebisingan yang

melebihi NAB yang ditetapkan yaitu 85 dBA selama melakukan 8 jam. Tenaga kerja

berhak dalam menerima perlindungan dari bahaya yang terdapat di tempat kerja. Hal ini

sesuai Peraturan Menteri Tenga Kerja Dan Transmigrasi tahun (2011) bahwa dalam

rangka perlindungan tenaga kerja terhadap risiko-risiko bahaya akibat pemaparan faktor

fisika dan kimia, sekaligus meningkatkan derajat kesehatan pekerja di tempat kerja.

Potensi bahaya yang ditimbulkan dari perusahaan diantaranya adalah kebisingan yang

berasal dari mesin yang bekerja seperti mesin pres besi dan baja.

Potensi bahaya kebisingan yang ditimbulkan dari proses kerja dengan alat maupun

secara manual akan memberikan dampak negatif kepada pekerja, diantaranya dapat

menghilangkan daya dengar dari pekerja. Dengan demikian potensi kebisingan yang ada

semestinya dikendalikan dan dicegah agar penyakit akibat kerja dari kebisingan tersebut

tidak dialami oleh pekerja. Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Tahun (2006) bahwa telah ditetapkan upaya strategi nasional dalam

penanggulangan gangguan pendengaran dan ketulian.

Secara umum pelaksanaan elemen-elemen instruksi pengendalian bising yang

terdapat di PT. Pindad adalah elemen survei kebisingan, pengendalian teknis dan

administratif, alat pelindung telinga (APT), pemantauan audiometri, pencatatan dan

pelaporan. Maka dari itu dengan tingkat kebisingan yang rata-rata melebihi NAB 85 dBA

pada tabel 5.1. Kebisingan ini didapatkan dari proses kerja dengan mesin utama dengan

kebisingan tinggi. Mesin yang digunakan tersebut digunakan untuk mencetak bahan baku

besi dan baja menjadi bentuk sesuai dengan disain yang ditentukan. Kemudian kebisingan

Page 124: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

108

tersebut juga dihasilkan dari pemotongan dari bahan cetakan tersebut menjadi bagian

yang utuh.

Berdasarkan fakta dilapangan bahwa elemen survei kebisingan terdiri dari

beberapa indikator diantaranya identifikasi kebisingan, melakukan pengukuran bising,

hasil pengukuran bising, evaluasi hasil pengukuran bising. Indikator identifikasi

kebisingan sudah dilakukan, namun pelaksanaan survei kebisingan ini belum belum

dilakukan disemua area kerja bising, dikhawatirkan terdapat area dengan kebisingan

tinggi belum teridentifikasi berapa tingkat kebisingannya.

Indikator melakukan pengukuran kebisingan telah dilakukan namun, pengukuran

kebisingan dilakukan pada area kerja belum terdapat pengukuran individu yang terpajan

bising. Indikator evaluasi hasil pengukuran bising telah dilakukan, hal ini dapat dilihat

dari dokumen lembar tindakan korektif pada lampiran 6 didalam instruksi kerja

pengendalian bising perusahaan. Namun, belum dilakukan pembuatan safety sign

seberapa besar tingkat kebisingan disuatu area kerja bising.

Elemen selanjutnya adalah pengendalian teknis dan administratif yang terdiri dari

indikator pengendalian teknis yaitu eliminasi, substitusi, engineering control, sedangkan

indikator pengendalian administratif yaitu adanya tempat istirahat, adanya tanda

peringatan pada area bising, terdapat shift kerja. Pelaksanaan indikator eliminasi tidak

dilakukan dikarenakan mesin yang berpotensi kebisingan adalah alat utama dari proses

kerja. Kemudian indikator substitusi bahwa penggantian mesin dengan kebisingan tinggi

tidak dapat diganti dikarenakan mesin yang digunakan sudah dari pertama dan tidak

pernah melakukan penggantian mesin yang digunakan diperusahaan.

Elemen selanjutnya adalah pengendalian administratif pada indikator adanya

tempat istirahat bagi pekerja setelah bekerja ditempat bising. Kemudian indikator

Page 125: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

109

selanjutnya tanda-tanda peringatan di area bising. Tanda-tanda peringatan yang terdapat

di area bising sebatas instruksi penggunaan alat pelindung diri, namun belum terdapat

seberapa besar tingkat kebisingan di area tersebut. Indikator selanjutnya shift kerja yang

dilaksanakan perusahaan dapat dilihat dari dokumen penggantian shift kerja pada

lampiran 5.6.

Elemen selanjutnya adalah APT yang terdiri dari penggunaan dan penggantian

APT. Penggunaan APT terdiri dari beberapa indikator yaitu kecocokan, kenyamanan,

jenis APT, tersedianya APT, APT digunakan pekerja. Penggantian APT terdiri dari

beberapa indikator yaitu pemeriksaan APT, monitoring dampak dan pengawasan

penggunaan APT.

Fakta dilapangan diketahui bahwa belum terdapat kecocokan APT yang digunakan

pekerja. Indikator kenyamanan APT yang digunakan masih belum sesuai dan pekerja

merasa terganggu dalam melakukan pekerjaan. Indikator jenis APT telah terdapat

diperusahan. Indikator tersedianya APT diperusahaan sudah disediakan perusahaan untuk

semua pekerja dengan bising ≥ 85 dBA.

Fakta dilapangan menunjukkan bahwa pada pengendalian administratif dengan

indikator pemeriksaan APT secara periodik dalam hal pemakaian, cacat/sempurnya APT

dan pergantian bila diperlukan belum dilakukan. Namun pergantian dari APT yang

dilakukan perusahaan dalam jangka satu tahun sekali. Pergantian ini belum didasari pada

pemantauan secara periodik, namun pergantian tersebut dilakukan atas dasar pekerja yang

melaporkan kepada pihak K3LH bahwa APT yang digunakan tidak layak pakai.

Kemudian indikator pengawasan telah dilakukan, hal ini dapat dilihat dari dokumen safety

patrol yang dilakukan perusahaan.

Page 126: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

110

Fakta dilapangan pada elemen pemeriksaan audiometri dilakukan dalam dua tahun

sekali dengan data jelas, lengkap, namun belum terdapat jadwal secara tertulis. Kemudian

fakta dilapangan pada indikator pencatatan dan pelaporan bahwa pencatatan yang belum

dilakukan secara lengkap adalah audiometri yaitu pada pencatatan pre-employment,

program evaluasi dan audit program.

Secara umum regulasi yang dikeluarkan oleh NIOSH tentang Hearing Loss

Prevention Program (HLPP) menyebutkan bahwa dalam mencegah dan mengendalikan

terjadinya gangguan pendengaran akibat bising terdapat beberapa elemen pengendalian,

seperti survei kebisingan, pengendalian teknis dan administratif, tes audiometri, alat

pelindung telinga, pendidikan dan motivasi, pencatatan dan pelaporan, evaluasi program

dan audit program. Sementara itu pelaksanaan program pengendalian kebisingan yang

dilakukan perusahaan melalui surat keputusan Nomor : Skep/29/P/BD/IV/2012, bahwa

elemen pengendalian kebisingan adalah survey kebisingan yang kegiatannya meliputi

identifikasi kebisingan, melakukan pengukuran bising, hasil pengukuran bising dan

evaluasi hasil pengukuran bising. Elemen pengendalian kebisingan yang kedua adalah

pengendalian kebisingan yang kegiatannya meliputi eliminasi, substitusi, engineering

control dan control administratif. Elemen yang ketiga adalah Alat Pelindung Telinga

(APT), elemen yang keempat adalah pemeriksaan audiometri dan elemen yang terakhir

pelaporan. Berdasarkan regulasi yang dikeluarkan oleh NIOSH terhadap elemen

pengendalian kebisingan yang dilaksanakan perusahaan terdapat kekurangan pada elemen

pendidikan dan pelatihan, evaluasi progran serta audit program.

Elemen pendidikan dan motivasi merupakan salah satu upaya dalam memberikan

pengetahuan kesehatan telinga pekerja dan mencegah terjadinya gangguan dengar pekerja.

Hal ini seharusnya dapat dilakukan penyuluhan, dikarenakan penyuluhan dan pendidikan

ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dalam melindungi pendengaran dan

Page 127: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

111

memotivasi untuk berperan secara aktif dalam program tersebut (Tana, 1998). Pendidikan

elemen pendidikan dan motivasi bila tidak dilaksanakan akan memberikan dampak

kepada pengetahuan pekerja kemudian berpengaruh terhadap pekerja dalam melindungi

pekerja dari bahaya bising di area kerja. Menurut NIOSH (1999) bahwa pendidikan dan

motivsi HLPP merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memberikan informasi dan

edukasi kepada pekerja mengenai bising dan efek yang ditimbulkan serta bagaimana cara

mencegah terjadinya gangguan akibat bising. Oleh karena itu disarankan untuk

pencapaian program pengendalian kebisingan sebaiknya perusahaan menambahkan

elemen pendidikan dan motivasi kedalam instruksi program pengendalian kebisingan.

Sementara itu menurut NIOSH (1999) pada elemen evaluasi program merupakan

kegiatan mengevaluasi dari serangkaian program HLPP yang bertujuan untuk

mengevaluasi hasil program yang telah dilaksanakan. Apabila evaluasi tersebut belum

dilaksanakan maka tidak dapat mengevaluasi keberhasilan dan keefektifan pelaksanaan

program pengendalian kebisingan, kemudian sebagai saran dalam membuat program yang

akan datang. Menurut Fajar (2011) evaluasi program dilakukan untuk mengetahui

efektifitas dari pelaksanaan semua komponen program HLPP. Menurut Direktorat Bina

Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan (2006) bahwa sasaran dari evaluasi program ini

ditujukan untuk mengevaluasi hasil-hasil program dalam HLPP yaitu review program dari

sisi pelaksanaan hasil pengukuran kebisingan, pengendalian teknis dan administratif, hasil

tes audiometri dan pencatatannya yang dibandingkan dengan baseline, dan penggunaan

APT.

Elemen selanjutnya audit program menurut NIOSH (1999) adalah kegiatan audit

dari pelaksanaan program HLPP dan merupakan kunci untuk melihat kesuksesan HLPP.

Menurut (Roestam, 2004) bahwa program audit yang dilakukan harus terus menerus

untuk menilai efektivitas HLPP Jika dari hasil evaluasi dan audit diketahui bahwa

Page 128: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

112

terdapat banyak kekurangan, petugas harus menganalisa kembali, mengubah

pengendalian yang telah dilaksanakan serta memperketat pengawasan dan pelaksanaan

program. Demikian seterusnya sehingga tercapai perbaikan yang berkesinambungan.

Oleh karena itu disarankan untuk pencapaian program pengendalian kebisingan

dimasukkan ketiga elemen pendidikan dan motivasi, evaluasi program dan audit program

yang belum terdapat dalam surat keputusan yang dikeluarkan perusahaan. Adapun

implementasi elemen dari program pengendalian bising yang dilaksanakan berdasarkan

surat keputusan perusahaan Nomor : Skep/29/P/BD/IV/2012 yaitu survei kebisingan,

pengendalian teknis dan administratif, alat pelindung telinga (APT), audiometri dan

pencatatan pelaporan akan dibahas sebagai berikut.

1. Survei Kebisingan

Survei kebisingan merupakan elemen pertama dalam pengendalian

kebisingan (Berger, 2003). Pengukuran pajanan bising di lingkungan kerja dilakukan

untuk mengidentifikasi area yang memiliki tingkat kebisingan di atas NAB. Hasil

dari pengukuran tersebut kemudian menjadi dasar dalam penentuan tindakan

pengendalian yang akan dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan surat keputusan

perusahaan bahwa kegiatan survei kebisingan meliputi identifikasi kebisingan,

melakukan pengukuran kebisingan, hasil pengukuran bising, dan evaluasi hasil

pengendalian bising.

Identifikasi sumber bising merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengidentifikasi sumber penyebab kebisingan di area kerja. Berdasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa PT Pindad telah melakukan identifikasi kebisingan,

namun dari wawancara yang dilakukan bahwa identifikasi kebisingan belum semua

area kerja dilakukan, hal ini dikarenakan keterbatasan dana untuk mengidentifikasi

Page 129: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

113

pengukuran kebisingan yang pengukuran tersebut menggunakan jasa dari luar

perusahaan. Oleh karena itu perusahaan hanya melakukan pengukuran kebisingan

secara rutin pada area yang sudah teridentifikasi memiliki potensi bising.

Berdasarkan tabel 5.1 hasil pengukuran kebisingan pada area tempa dan cor I

dan II dibulan mei dan oktober. Diketahui bahwa terdapat dua titik pengukuran di

area tempa dan cor I yaitu furan, finishing (shoot blasting). Titik pengukuran pada

tempa dan cor II terdapat enam titik pengukuran diantaranya steel scarp, melting

area, sand moulding area, blasting area, ferting area dan finishing. Sementara itu

tidak terdapat area pengukuran bising yang tidak dilakukan pengukuran. Namun,

yang belum dilakukan perusahaan adalah membuat map dari area pengukuran.

Pada kegiatan survei kebisingan selanjutnya adalah melakukan pengukuran

bising. Berdasarkan hasil pengukuran kebisingan pada tabel 5.1 bahwa area tempa

dan cor I dengan titik pengukuran furan dengan kebisingan > 100 dBA dan hasil

pengukuran di tempa dan cor II dengan kebisingan 60 dBA. Jadi, terdapat perbedaan

kebisingan antara tempa cor I dengan bising tinggi sedangkan tempa cor II dengan

kebisingan rendah. Hal ini, agar memudahkan untuk melakukan program

pengendalian bising dibutuhkan noise mapping. Pengukuran kebisingan dilakukan

oleh bagian K3LH setahun dua kali pengukuran bising di area yang terdapat sumber

bising. Pengukuran bising lingkungan yang terjadwalkan pada bulan Mei dan

Oktober 2014 telah terlaksana. Pengukuran terakhir yang dilaksanakan PT. Pindad

pada bulan oktober 2014 yang bisa dilihat pada tabel 5.1. Hal ini menunjukkan

bahwa perusahaan telah melakukan pengukuran kebisingan secara rutin dan

terjadwal disetiap sumber bising. Dokumen jadwal pengukuran bising sudah

terdapat, hal ini diperlukan penjadwalan untuk memantau kebisingan manakala ada

perubahan dari kebisingan di area kerja. Menurut NIOSH (1999) mengenai

Page 130: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

114

menentukan survei kebisingan adalah satunya adalah melakukan pengukuran secara

rutin dan terjadwal.

Sementara itu perusahaan hanya melakukan pengukuran kebisingan secara

rutin pada area yang sudah teridentifikasi memiliki potensi bising namun pengukuran

kebisingan belum dilakukan pada individu pekerja yang dalam melakukan

pekerjaannya terpajan oleh bising. Pengukuran potensi bising individu yang diterima

pekerja dilakukan bertujuan untuk mengetahui berapa besar potensi kebisingan yang

diterima pekerja selama bekerja. Apabila pengukuran kebingan individu pekerja

tidak dipantau dan diukur seberapa besar pajanan bising yang diterima, maka akan

tidak dapat diketahui berapa dosis pajanan bising yang diterima pekerja.

Menurut McTague et al (2013) pekerja yang memonitoring pajanan

kebisingannya setiap hari mampu mengurangi pajanan yang diterima. Pemantauan

kebisingan secara kontinyu melalui noise dosimeter dapat memberikan indikasi bagi

safety officer untuk segera mengambil tindakan intervensi (Michael, Tougaw, &

Wilkinson, 2011). Intervensi bisa dalam bentuk warning untuk menggunakan APT

lebih baik lagi keesokan harinya. Sehingga disarankan bagi perusahaan untuk

melakukan pengukuran kebisingan secara personal khususnya pada pekerja dengan

mobilitas yang tinggi

Indikator selanjutnya dalam survei kebisingan adalah tedapat hasil

pengukuran bising. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan PT.Pindad

diperoleh nilai-nilai tingkat bising di beberapa titik pengukuran, namun belum

terdapat noise mapping / kontur pada lokasi dengan bising tinggi yang merupakan

salah satu indikator dalam survey kebisingan (NIOSH 1999). Hal ini dikarenakan

penyusunan noise mapping masih dalam perencanaan. Hasil pengukuran yang telah

dilakukan disarankan segera dibuat peta kontur bising. Noise Mapping

Page 131: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

115

menggambarkan lantai kerja dimana dapat diketahui pembagian lokasi berdasarkan

tingkat kebisingan dari area kerjanya. Hutabarat (2012) menyatakan bahwa dari

survei bising yang dilakukan dapat dibuat gambar (Noise Map) sehingga diketahui

pada area mana saja yang diperlukan pengendalian untuk mengurangi tingkat bising.

Sedangkan menurut OSHA perusahaan wajib untuk memberikan notifikasi

kepada setiap pekerjanya yang terpajan kebisingan lebih dari NAB berdasarkan hasil

survey kebisingan. Hal ini diperkuat oleh McReynoolds (2005) yang menyebutkan

bahwa hasil pengukuran harus di simpan dengan baik serta pekerja wajib diberitahu

pajanan kebisingan yang diterima pekerja. Sehingga saran bagi perusahaan adalah

dengan memberikan sign berupa noise mapping guna meningkatkan kesadaran

pekerja mengenai bahaya kebisingan.

Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan kesadaran pekerja terhadap

bahaya kebisingan yang memapar mereka di tempat kerja. Kesadaran pekerja

terhadap bahaya kebisingan dan konsekuensi negatif yang dapat ditimbulkan dapat

mendorong pekerja untuk berperilaku selamat menggunakan APT. Hal ini sejalan

dengan penelitian (Fernández, Quintana, Chavarría, & Ballesteros, 2009) yang

mengatakan bahwa pekerja menolak memakai APT karena mereka tidak menyadari

bahaya yang dihadapi sehingga aspek kesehatan dan keselamatan pun diabaikan.

Indikator selanjutnya adalah evaluasi hasil pengukuran kebisingan.

Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pada tabel 5.1, diketahui bahwa masih

ada area kerja yang tingkat kebisingan tinggi melebihi nilai ambang batasnya. Oleh

karena itu disediakan sign di area kerja dengan kebisingan tinggi. Evalusi yang

dilakukan di perusahaan berupa koreksi terhadap hasil pengukuran yang dilakukan

kemudian hasil koreksi tersebut dikomunikasikan kepada pihak terkait. Hasil

pengukuran dilakukan sebatas pendistribusian kepada kepala departemen, namun

Page 132: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

116

belum adanya pemasangan hasil pengukuran di area kerja kebisingan. Menurut

NIOSH (1999) bahwa hasil pengukuran yang dilakukan di evaluasi dan

dikomunikasikan kepada semua pihak yang berkepentingan, termasuk supervisor

dan pengawas serta pemberian sign di area dengan kebisingan tinggi.

PT. Pindad telah melakukan pengukuran bising namun belum membuat

tanda keselamatan mengenai tingkat bising di atas 85 dBA pada area dengan pajanan

kebisingan yang dapat menimbulkan gangguan hingga terjadinya kehilangan

pendengaran. Hal ini berdasarkan dari hasil observasi lapangan ditemukan bahwa

tanda keselamatan tesebut belum terpasang di area kerja disetiap unit tentang anjuran

pemakaian alat pelindung telinga (APT) bagi pekerja, belum terdapat tanda bahwa di

area bising dan berapa tingkat kebisingannya. Oleh karena itu disarankan untuk

segera memberikan sign tingkat kebisingan di area kerja.

Hasil pengukuran tersebut berguna untuk mengetahui seberapa besar tingkat

bising di area kerja tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Tana (1998) bahwa

dengan dilakukan pengukuran bising area kerja, hasil pengukuran tersebut berguna

untuk menilai besar pajanan bising pada tenaga kerja di area kerja. Sejalan dengan

itu menurut Pujiriani (2008) bahwa ringkasan tertulis hasil survei kebisingan harus

disampaikan kepada pimpinan perusahaan dan kepada kepala departemen terkait.

Sementara hasil pengukuran dari setiap unit area kerja harus diberitahukan kepada

pekerja pada saat pelatihan dan juga diinformasikan melalui papan pengumuman

atau di area kerja.

Menurut NIOSH (1999) dalam program pengendalian kebisingan bahwa

pelaksanaan survey kebisingan tidak hanya mencakup pada keempat indikator

indentifikasi kebisingan, melakukan pengukuran bising, hasil pengukuran

Page 133: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

117

kebisingan, evaluasi hasil pengukuran kebisingan. Namun terdapat terdapat indikator

lain yaitu pengukuran kebisingan dilakukan saat adanya perubahan proses produksi,

tersedianya noise mapping, adanya penetapan pekerja pada pajanan <0.5-1,

penggolongan pekerja dalam perioritas APT, tenaga pengukur yang bersertifikasi

dan penggunaan alat pengukuran yang terkalibrasi.

Pelaksanaan survey kebisingan perusahaan yang tidak terdapat menurut

NIOSH (1999) adalah pengukuran kebisingan saat adanya perubahan proses

produksi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa PT Pindad tidak mengalami

perubahan proses produksi. Oleh karena itu perusahaan hanya melakukan

pengukuran kebisingan secara rutin pada area yang sudah teridentifikasi memiliki

potensi bising. Untuk itu perusahaan perlu melengkapi instruksi pengendalian bising

dengan menambahkan kapan saja pengukurankebisingan harus dilakukan termasuk

didalamnya ketika terjadi perubahan proses.

Indikator selanjutnya adalah noise mapping yaitu gambaran secara umum

mengenai hasil pengukuran kebisingan. Berdasarkan hasil pengukuran yang

dilakukan PT.Pindad diperoleh nilai-nilai tingkat bising di beberapa titik

pengukuran, namun belum terdapat noise mapping/kontur pada lokasi dengan bising

tinggi. Hal ini dikarenakan penyusunan noise mapping masih dalam perencanaan.

Hasil pengukuran yang telah dilakukan disarankan segera dibuat peta kontur bising.

Noise Mapping menggambarkan lantai kerja dimana dapat diketahui pembagian

lokasi berdasarkan tingkat kebisingan dari area kerjanya. Menurut Direktorat Bina

Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan (2006) dalam Pujiriani (2008) bahwa dari

hasil survei kebisingan dapat memeberikan gambaran kebisingan (noise mapping)

pada seluruh area kerja.

Page 134: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

118

Sejalan dengan itu Hutabarat (2012) menyatakan bahwa dari survei bising

yang dilakukan dapat dibuat gambar (Noise Map) sehingga diketahui pada area mana

saja yang diperlukan pengendalian dan perioritas dalam pemakaian APT untuk

mengurangi tingkat bising. Ringkasan hasil survei kebisingan harus disampaikan

kepada pimpinan perusahaan dan kepala departemen terkait. Sementara hasil dari

pengukuran kebisingan ditempelkan tanda keselamatan yang berisi tentang nilai

tingkat bising di area tersebut serta penggunaan APT.

Indikator selanjutnya adalah yaitu penetapan pekerja pada dosis pajanan

<0.5-1. Menurut NIOSH (1999) bahwa dalam menentukan survei kebisingan salah

satunya adalah dengan adanya penetapan pekerja yang terpajan pada dosis pajanan

<0.5-1. Pengukuran kebisingan yang dilakukan oleh PT.Pindad hanya sebatas

pengukuran area kerja. Sehingga penetapan pekerja yang terpajan pada dosis

pajanan <0.5-1 belum terlaksana. Dengan demikian PT.Pindad sebaiknya melakukan

pengukuran pajanan bising secara personal.

Indikator selanjutnya adalah penggolongan pekerja dalam APT. Menurut

Hutabarat (2012) bahwa ketentuan dalam penetapan pekerja yang terpajan bising

sesuai dengan tingkat kebisingan disesuaikan dengan Alat Pelindung Telinga (APT)

yang dapat mengurangi bising secara efektif. Penggolongan pekerja dalam perioritas

APT dapat ditentukan setalah adanya niose mapping dan penetapan pekerja yang

terpajan kebisingan dengan dosis pajanan <0.5-1 yang berkaitan dengan indikator

sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa prioritas pemakaian APT

pada pekerja didasari pada pengalaman pekerja.

Hal ini dikarenakan pekerja yang memakai APT bila bising dirasa tinggi ada

yang memakai dua alat pelindung telinga. Penggolongan pekerja dalam perioritas

Page 135: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

119

pemakaian APT dapat membantu pekerja mencegah bising yang ditimbulkan di area

kerja. Namun, perlu diperhatikan bahwa penggolongan APT ini dapat disesuaikan

dengan tingkat kebisingan dan kondisi lingkungan kerja. Maka tindak lanjut yang

harus dilakukan adalah penggolongan pekerja dalam pemakaian APT. Menurut

NIOSH (1999) bahwa salah satu indikator dalam survei kebisingan adalah

penggolongan pekerja dalam hal prioritas Alat Pelindung Telinga (APT). Sejalan

dengan itu menurut Tana (1998) menyatakan bahwa dari hasil pengukuran bising

dapat diketahui bagaimana tindak lanjut yang dilakukan dalam mengurangi bising

tersebut, diantaranya menetapkan tempat-tempat dimana alat pelindung telinga

diperlukan.

Indikator selanjutnya adalah tenaga pengukur yang telah bersertifikasi.

Berdasarkan pernyataan informan bahwa tenaga pengukur yang melakukan

pengukuran kebisingantelah bersertifikat dan berkompeten dibidangnya yaitu

pengukuran yang dilakukan dengan bekerjasama dengan balai K3 Bandung. Menurut

NIOSH (1999) dalam pelaksanaan survei bising alat pengukur kebisingan telah

terkalibrasi dan tenaga pengukur telah bersertifikasi. Sertifikat yang menunjukkan

bahwa petugas sudah tersertifikasi tidak dapat diperlihatkan untuk kepentingan

peneliti. Sebaiknya perusahaan hendaknya melampirkan sertifikat tenaga pengukur

dalam melakukan pengukuran tersebut. Hal ini sejalan dengan Tana (1998) bahwa

pengukuran bising yang dilakukan oleh ahli teknik yang berpengalaman dan ahli

kesehatan dan keselamatan kerja.

Indikator yang selanjutnya yaitu pengukuran yang dilakukan dengan alat

yang telah terkalibrasi. Tergambarkan bahwa penggunaan Instrumen dalam

kebisingan yang terkalibrasi, namun kelengkapan dokumen yang menunjukkan alat

terkalibrasi tidak dapat diperlihatkan oleh peneliti. Kondisi di perusahaan bahwa alat

Page 136: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

120

pengukuran bising digunakan dari pihak yang telah berkompeten dengan alat yang

sudah terkalibrasi. Terdapat beberapa alat pengukuran kebisingan, antara lain sound

survei meter, sound level meter, octave band analyzer, narrow band analyzer, dan

lain-lain (Hutabarat, 2012).

Dengan alat yang telah terkalibrasi dan tenaga pengukur yang bersertifikasi

maka hasil pengukuran kebisingan akan secara valid dapat diketahui seberapa besar

tingkat kebisingan di area tersebut.Sejalan dengan kelengkapan dokumen dalam

kalibrasi alat pengukuran disarankan untuk disertakan. Menurut NIOSH (1999)

dalam pelaksanaan survei bising harus menggunakan alat pengukur kebisingan telah

terkalibrasi dan tenaga pengukur telah bersertifikasi.

Dengan demikian pelaksanaan Survei Bising telah dilakukan sebagai tahap

pertama untuk mengetahui dan mengidentifikasi adanya bahaya bising. Terdapat

beberapa indikator yang sudah sesuai diantaranya elemininasi, substitusi,

engineering control, adanya tempat istirahat dan shift kerja. Kemudian terdapat

indikator yang belum terdapat di NIOSH (1999) yaitu pengukuran kebisingan saat

ada perubahan proses produksi, noise mapping, penetapan pekerja pada dosis

pajanan <0,5-1, penggolongan kerja dalam APT, tenaga pengukur yang bersertifikat,

kalibrasi alat pengukuran bising.

Maka dari itu dapat diberikan saran untuk melakukan pengukuran kebisingan

secara personal khususnya pada pekerja dengan mobilitas yang tinggi, perlu

dilakukan penjadwalan agar dapat memantau kebisingan manakala ada perubahan

dari kebisingan di area kerja, hasil pengukuran yang telah dilakukan disarankan

segera dibuat peta kontur bising, untuk melakukan penetapan pekerja yang terpajan

bising pada dosis pajanan <0.5-1, dilakukan penggolongan pekerja dalam pemakaian

APT, dan segera memberikan sign tingkat kebisingan di area kerja.

Page 137: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

121

2. Pengendalian teknis dan administratif bising

Pengendalian teknis dan administratif merupakan salah satu pengendalian yang

dilakukan dalam mengendalikan potensi pajanan bising. Pengendalian teknis dan

administratif sudah dilakukan oleh perusahaan untuk menjalankan program

pengendalian bising. Pengendalian teknis ini merupakan pengendalian bising yang

efektif untuk dilakukan, akan tetapi ini merupakan langkah pengendalian yang paling

mahal untuk dilakukan (Hutabarat, 2012). PT. Pindad merupakan sebuah perusahaan

yang proses kerjanya secara keseluruhan menggunakan mesin, namun ada juga

pekerjaan dengan menggunakan secara manual.

PT. Pindad banyak menggunakan mesin dengan tingkat kebisingan yang cukup

tinggi, sehingga perusahaan melakukan rekayasa teknis pada mesin-mesin yang

menimbulkan bising tersebut. Beberapa jenis pengendalian teknis yang dilakukan

perusahaan ialah dengan perawatan mesin secara berkala, perbaikan mesin dan

komponen mesin. Berdasarkan indikator pada elemen pengendalian kebisingan yang

dilakukan perusahaan secara teknik dan administratif. Pengendalian teknik tersebut

mencakup indikator elliminasi sumber bising, substitusi, engineering control.

Sedangkan pengendalian administratif mencakup indikator adanya tempat istirahat bagi

pekerja, terdapat tanda peringatan pada area bising dan terdapat shit/rotasi kerja yang

memiliki kebisingan 85 dBA. Terdapat indikator yang sesuai yaitu eliminasi /

menghilangkan sumber bising. Perusahaan tidak dapat menghilangkan sumber bising

yang ditimbulkan dari mesin utama dalam proses pekerjaan.

Page 138: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

122

Indikator yang pertama dalam pengendalian teknik adalah eliminasi. Pada

pengendalian teknis bising eliminasi merupakan suatu pengendalian kebisingan yang

bersifat permanen dan harus dicoba untuk diterapkan sebagai perioritas utama

(Setyorini, 2010). Menurut NIOSH (1999) bahwa terdapat pengendalian teknis dengan

menghilangkan sumber bising ≥ 85 dBA merupakan bentuk pengendalian yang utama.

Hal ini dikarenakan dengan menghilangkan potensi kebisingan tersebut dapat

memberikan efek positif bagi pekerja yang bekerja dengan kebisingan. Secara umum

perusahaan memiliki mesin yang bekerja dengan potensi kebisingan tinggi. Maka dari

itu perusahaan tidak bisa menghilangkan mesin tersebut hal ini dikarenakan bahwa

mesin yang digunakan sudah dari awal ada, dan untuk penggantian mesin belum

pernah dilakukan dengan pertimbangan bahwa penggantian mesin membutuhkan

banyak biaya.

indikator yang selanjutnya yaitu substitusi / mengganti mesin dengan potensi

bising tinggi. Pengendalian substitusi ini dimaksudkan untuk mengganti bahan-bahan

dan peralatan dengan kebisingan tinggi, sehingga pajanan bising selalu dalam batas

yang aman yaitu 85 dBA (Setyorini, 2010). Berdasarkan hasil penelitian bahwa

PT.Pindad memiliki proses kerja yang dilakukan dengan komperesi mesin dan dengan

pukulan secara manual. Komperesi mesin tersebut tidak dapat dihilangkan dan

kemudian diganti secara manual dengan pukulan. Menurut NIOSH (1999) bahwa salah

satu indikator dalam pengendalian teknik kebisingan adalah mengubah proses kerja

dengan mesin yang berpotensi bising tinggi. Dikarenakan proses kerja diperusahaan

menggunakan mesin dan manual secara pukulan, maka indikator yang menunjukkan

bahwa salah satu upaya mengurangi bising dari mesin dengan mengganti proses kerja

secara manual tidak dapat dilakukan. Hal ini dikarenakan proses kerja yang dilakukan

secara manual sudah termasuk salah satu bagian dalam proses tersebut.

Page 139: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

123

Indikator pada pengendalian teknik selanjutnya adalah engineering control.

Engineering control merupakan tindakan untuk memodifikasi sumber bising agar

tingkat kebisingan dapat diturunkan dari sebelumnya agar tidak melebihi NAB .

Diantara cara untuk mengurangi kebisingan yang ditimbulkan meisn adalah

menggunakan lantai berpegas, dinding dan langit-langit yang menyerap suara. Menurut

Hutabarat (2012) bahwa apabila pengendalian bising pada sumber sura sulit dilakukan

maka teknis berikutnya adalah dengan memberi pembatas atau melapisi dinding,

platfon dan lantai dengan bahan yang menyerap suara. Upaya yang dilakukan

selanjutnya dalam memodifikasi mesin dengan membuat peredam dari karet yang

melapisi bagian mesin yang berbenturan.

Pengendalian kebisingan pada engineering control yang dilakukan selanjutnya

dengan adanya maintenance. Berdasarkan hasil penelitian bahwa perawatan

(Maintenance) yang dilakukan oleh PT. Pindad dari perawatan mesin dilakukan secara

berkala dengan mengencangkan, memberi pelumas dan sudah terdapat jadwal

perawatan mesin. Kegiatan ini dilakukan secara berkala dengan tujuan utamanya untuk

kelancaran produksi.

Menurut NIOSH (1999) dan Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen

Kesehatan (2006) dalam Pujiriani (2008) bahwa salah satu indikator dalam

pengendalian teknis bising adalah melakukan pemeliharaan mesin dengan mengganti,

mengencangkan bagian mesin yang longgar dan memberi pelumas secara teratur.

Sejalan dengan itu Benyamin (2005) dalam Kusumawati (2012) bentuk pencegahan dan

pengendalian bising dapat dilakukan dengan melakukan pelumasan pada bagian mesin

yang bergesekan. Selanjutnya dilakukan pengencangan bagian-bagian mesin yang

mulai longgar, terutama bagian yang dihubungkan dengan sambungan baut.

Page 140: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

124

Menurut NIOSH (1999) terdapat tambahan elemen isolasi pekerja kedalam

ruang kedap sura dan transfer pekerja dengan keluhan pendengaran. Indikator

pengendalian teknis tersebut adalah mengisolasi operator dalam ruangan yang

relatif kedap suara. Berdasarkan hasil penelitian bahwa PT. Pindad juga belum

menyediakan ruang kerja yang kedap suara bagi pekerja. Namun ruang yang terdapat di

area kerja tersebut teruntuk kepala unit dan staff, bukan terhadap pekerja yang

berhadapan langsung dengan mesin yang potensi bisingnya tinggi. Menurut Roestam

(2004) bahwa salah satu upaya dalam pengendalian bising adalah melakukan isolasi

operator dalam ruangan yang relatif kedap suara.

Menurut NIOSH (1999) bahwa pengendalian teknis yang dilakukan diantaranya

melakukan isolasi pekerja ke ruang kedap suara. Hal ini sejalan dengan (Roestam,

2004) bahwa salah satu indikator dalam melakukan pengendalian kebisingan adalah

dengan melakukan isolasi operator kedalam ruangan yang relatif kedap suara. Dengan

demikian perusahaan belum melakukan isolasi kepada pekerja ke ruang kedap suara,

dampak yang akan ditimbulkan bila pekerja tidak di isolasi kedalam ruang kedap suara

akan terjadi pajanan bising yang tinggi kepada pekerja dan mengakibatkan penurunan

atau gangguan pendengaran. Oleh karena itu disarankan untuk pencegahan yang

dilakukan pekerja bila tidak disediakan ruang kedap suara adalah menggunakan APT

saat berhadapan langsung dengan mesin yang potensi bising tinggi.

Selanjutnya adalah pengendalian administratif dengan indikator adanya

tempat istirahat bagi pekerja setelah bekerja ditempat bising. Perusahaan telah

menyediakan tempat istirahat bagi pekerja yang jauh dari area bising. Dengan begitu

pekerja setalah melakukan aktifitas dengan pajanan bising di area kerja dapat

beristirahat tanpa adanya bising yang mengganggu. Menurut NIOSH (1999) bahwa

Page 141: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

125

pengendalian administratif yang dilakukan diantaranya adanya tempat istirahat pekerja

setelah dari sumber bising.

Indikator selanjutnya adalah terdapat tanda peringatan pada area kerja

bising. Perusahaan dalam hal ini belum memberikan tanda peringatan terkait

kebisingan di area kerja, Menurut NIOSH (1999) bahwa salah satu pengendalian

administratif yang dilakukan adalah adanya tanda peringatan di area kerja bising ≥ 85

dBA. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tanda-tanda peringatan yang terdapat di area

kerja hanya kepada perioritas pemakaian alat pelindung kepala (Helm), pemakaian

sarung tangan, pemakaian masker, pemakaian ear plug dan ear muff . Belum terdapat

tanda-tanda peringatan untuk area kerja dengan intensitas bising bising ≥ 85 dBA.

Menurut Pujiriani (2008) bahwa tanda peringatan harus terpasang di area kerja terkait

kebisingan tinggi di area kerja tersebut.

Maka dari itu, untuk memberikan peringatan kepada pekerja yang bekerja di

area kebisingan ≥ 85 dBA hendaknya dilengkapi dengan tanda peringatan di setiap area

dengan kebisingan ≥ 85 dBA. Sehingga pekerja dapat memberikan perlindungan diri

yang tepat dalam mengurangi penurunan pendengaran dari kebisingan yang

ditimbulkan.

Indikator selanjutnya yaitu shift / rotasi kerja di area kerja yang memiliki

kebisingan ≥85 dBA yang telah sesuai dengan indikator. Salah satu pengendalian

kebisingan yang dilakukan perusahaan adalah dengan merotasi kerja dengan

kebisingan ≥ 85 dBA. Hal ini ditunjukkan oleh adanya dokumen yang mengatur jadwal

pergantian shift bagi pekerja tersebut. Maka dari itu waktu kerja harus diatur

sedemikian rupa sehingga intensitas kebisingan yang diterima oleh pekerja tidak

melebihi Nilai Ambang Batas (NAB). Menurut NIOSH (1999) bahwa pengendalian

Page 142: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

126

administratif yang dilakukan diantaranya adalah terdapat shift / rotasi kerja di area

bising. Sejalan dengan itu, menurut Hutabarat (2012) bahwa dalam pengendalian

administratif dengan mengatur rotasi kerja antara tempat yang bising dengan tempat

yang lebih nyaman yang didasarkan pada intensitas kebisingan yang diterima. Menurut

(Direktorat bina kesehatan kerja departemen kesehatan, 2006) dalam (Pujiriani, 2008)

Adanya rotasi kerja yang dilakukan perusahaan, maka dapat mencegahan penurunan

pendengaran pekerja.

Menurut NIOSH (1999) bahwa pengendalian administratif dalam upaya

pengendalian bising dengan rotasi pekerja dengan pajanan kebisingan ≥ 85 dBA. Hal ini

ditunjukkan oleh adanya dokumen yang mengatur rotasi pekerja. Oleh karena itu waktu

kerja harus diatur sedemikian rupa sehingga intensitas kebisingan yang diterima oleh

pekerja tidak melebihi Nilai Ambang Batas (NAB). Menurut (Direktorat bina kesehatan

kerja departemen kesehatan, 2006) dalam (Pujiriani, 2008). Adanya rotasi kerja yang

dilakukan perusahaan, maka dapat mencegahan penurunan pendengaran pekerja.

Indikator selanjutnya menurut NIOSH (1999) adalah dengan melakukan

transfer pekerja dengan keluhan pendengaran. Berdasarkan hasil penelitian bahwa

pekerja yang ditransfer dengan keluhan pendengaran belum dilakukan. Transfer pekerja

yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan hasil medical check up yang dilakukan

pekerja. Semestinya pekerja dengan keluhan pendengaran diakibatkan bising di area

kerja dilakukan pemeriksaan audiometri. Menurut Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan (2006) dalam Pujiriani (2008) bahwa transfer pekerja dilakukan

apabila menurut hasil tes audiometri pekerja terlihat adanya penurunan ambang

pendengaran.

Page 143: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

127

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pernyataan informan bahwa pekerja

yang ditransfer ke bagian lain dilihat dari hasil medical check up. Hal ini Semestinya

pekerja dengan keluhan pendengaran melakukan tes audiometri, agar mengetahui

pekerja mengalami penurunan daya dengar yang diakibatkan dari bising di area

kerja.Pernyataan ini didukung oleh Roestam (2004) bahwa diantara upaya yang

dilakukan dalam pengendalian kebisingan adalah dengan dilakukannya transfer pekerja

dengan keluhan pendengaran berdasarkan hasil tes audiometri pekerja. Oleh karena itu

pekerja yang mengalami keluhan pendengaran segara melakukan pemeriksaan serta

dapat di tindak lanjuti oleh perusahaan sesuai dengan hasil pemeriksaannya. Dengan

demikian, indikator yang belum terdapat dalam instruksi program pengendalian bising

sebaiknya dapat dimasukkan kedalam instruksi kerja pengendalian bising perusahaan

selanjutnya.

3. Alat pelindung telinga (APT)

Alat Pelindung Telinga (APT) merupakan alat yang dapat memberikan

perlindungan dari potensi bising. Pelindung telinga dipakai di area kerja dengan potensi

kebisingan tinggi, bahkan setelah pengendalian teknik dan administratif dilakukan

(Tana, 1998). Berdasarkan pelaksanaan elemen indikator APT terbagi atas penggunaan

APT dan Penggantian APT. Penggunaan APT merupakan instruksi dalam pemakaian

earplug / earmuff bagi seseorang yang sedang berada di area kerja bising. Sedangkan

penggantian APT merupakan instruksi untuk mengganti earplug / earmuff bila rusak

atau tidak aman digunakan.

Diketahui bahwa indikator penggunaan APT diperusahaan hanya pada jenis alat

pelindung telinga yang di instruksikan kepada pekerja untuk memakai di area bising.

Berdasarkan hasil penelitian, APT yang disediakan di PT. Pindad berupa penyumbat

Page 144: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

128

telinga (ear plug) dan penutup telinga (ear muff). Jenis plug yang digunakan adalah

triple-flarge dengan NRR (Noise Reduction Rating) atau kemampuan untuk mereduksi

sebesar 21 dB serta disposable-plug dengan NRR sebesar 32 dB. Menurut Anizar

(2009) dalam Hutabarat (2012) bahwa earplug dapat mereduksi bising 25-30 dBA

dengan (NRR efektif 25%), sedangkan earmuff dapat mereduksi bising 30-40 dBA

dengan (NRR efektif 50%).

Menurut Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan (2006) dalam

Pujiriani (2008) bahwa alat pelindung telinga yang biasanya dipakai antara lain,sumbat

telinga (earplug), alat ini dimasukkan ke dalam liang telinga sampai menutup rapat

sehingga dapat mengurangi bising sampai 30 dBA,kemudian tutup telinga (earmuff)

yaitu alat yang dapat menutupi seluruh telinga dan dapat mengurangi bising sebesar 40-

50 dBA, kemudian Helm (enclosure) APT jenis ini dapat menutupi seluruh kepala dan

digunakan untuk mengurangi bising maksimum 35-50 dBA. Hal ini sejalan dengan

Fajar (2011) bahwa penggunaan APT yaitu seperti ear plug, ear canal caps, dan ear

muff untuk digunakan tenaga kerja dan memberikan pelatihan cara penggunaan yang

baik dan efektif.

Menurut Chairani (2004) bahwa berdasarkan tipe-tipe APT yang digunakan

pekerja bahwa masing-masing tipe tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan

dilihat dari aktivitas pekerja. Menurut (NIOSH, 1999) bahwa terdapat beberapa jenis

alat pelindung telinga yaitu sumbat telinga (earplugs), tutup telinga (earmuff),

Helmet/enclosure yang dapat mengurangi bising maksimum 35 dBA. Dengan demikian

jenis APT yang terdapat di perusahaan dapat mereduksi kebisingan yang diterima

pekerja.

Page 145: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

129

Indikator selanjutnya adalah penggantian APT yang terdapat pada instruksi

pengendalian bising yang dilakukan perusahaan. Diketahui bahwa penggantian APT

yang di instruksikan bila adanya pekerja yang melapor ke kepala departemen bahwa

APT yang digunakan sudah tidak layak pakai. Namun pemeriksaan APT secara

periodik belum dilakukan, sedangkan yang dilakukan sebatas pengawasan dalam

penggunaan APT itu sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pemeriksaan APT secara periodik dalam hal

pemakaian, cacat/tidak sempurna bahkan adanya pergantian bila diperlukan belum

dilakukan. Peneliti tidak menemukan adanya dokumen terkait dengan pemeriksaan

secara periodik dalam hal pemakaian, dan juga berdasarkan pernyataan informan bahwa

pemeriksaan secara periodik tidak ada. Adapun pergantian yang dilakukan perusahaan

setahun sekali. Menurut NIOSH (1999) bahwa pelaksanaan pengawasan APT

diantaranya pemeriksaan APT secara priodik.

Pengawasan secara periodik ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana kondisi

dari APT yang digunakan oleh pekerja. Bila terdapat kerusakan atau sudah tidak layak

dipakai maka akan penggantian oleh perusahaan. Oleh karena itu sebaiknya perusahaan

melakukan pengawasan secara periodik dalam hal dalam hal pemakaian, cacat / tidak

sempurna. Agar kemampuan reduksi APT dapat bekerja dengan baik untuk melindungi

telinga pekerja dari bising tinggi. Menurut NIOSH (1999) dalam program pengendalian

kebisingan bahwa elemen APT tidak hanya berdasarkan penggunaan dan penggantian

APT, namun terdapat indikator lain yaitu kecocokan APT, kenyamanan APT,

tersedianya APT, APT digunakan pekerja, monitoring dampak pemakaian APT, dan

pengawasan dalam penggunaan APT.

Indikator yang pertama yaitu kecocokan APT. Berdasarkan hasil penelitian

bahwa kecocokan dalam pemakaian APT masih belum terlaksana. Menurut Direktorat

Page 146: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

130

Bina Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan (2006) bahwa penggunaan APT

dipengaruhi beberapa faktor agar pekerja memakai APT diantaranya adalah kecocokan

APT yang dapat memberikan perlindungan apabila tidak dapat menutupi liang telinga

dengan rapat. Menurut Jhon J Standart dalam buku Fundamental of Industrial Hygiene

5th

Edition, APT merupakan penghalang akustik yang dapat mengurangi jumlah energi

suara yang melewati lubang telinga menuju ke reseptor di dalam telinga. Standart

(2002) mengatakan bahwa penggunaan APT yang tidak cocok dalam memberikan

perlindungan telinga pekerja akan mengakibatkan APT tidak dapat bekerja secara

maksimal dalam meredam bising yang ditimbulkan di area kerja.

Indikator selanjutnya adalah kenyamanan APT. Berdasarkan hasil penelitian

bahwa kenyamanan dalam menggunakan APT pada pekerja masih belum terlaksana.

Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya pernyataan informan mengenai kenyamanan

dalam pemakaian APT bahwa pekerja tidak memakai APT dikarenakan sudah terbiasa

dengan pajanan bising saat bekerja. Menurut penelitian yang dilakukan Syaff,

kenyamanan akan timbul apabila seseorang membiasakan diri melakukan sesuatu hal

(Syaff, 2008). Sejalan dengan itu menurut NIOSH (1999) bahwa pelaksanaan APT

diantaranya adalah kenyamanan dalam pemakaian APT. Hal ini sejalan dengan

penelitian Sardewi (1998) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi program HLPP

tidak efektif adalah sikap pekerja terhadap pemakaian Alat Pelindung Telinga (APT).

Oleh karena itu, kenyamanan APT pada pekerja hendaknya selain

memperhatikan aspek dari kebisingan yang diterima, tetapi juga dari lingkungan kerja.

Lingkungan kerja sendiri merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan

APT oleh manajemen (Brueck, 2009). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan

bahwa lingkungan kerja di PT Pindad memiliki karakteristik berdebu dan suhu yang

Page 147: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

131

panas. Menurut Brueck (2009), kondisi lingkungan yang panas dan berdebu dapat

membuat earmuff sulit digunakan dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi pekerja.

Hal ini dipertegas dari hasil observasi lapangan dimana banyak pekerja yang

tidak menggunakan APT. Ketika menggunakan earmuff di lingkungan yang panas,

keringat dapat berkumpul di sekitar liang telinga sehingga dapat menyebabkan iritasi di

telinga. Kenyamanan sendiri merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam

pemilihan APT demi mendorong suksesnya pemakaian APT oleh pekerja (NIOSH,

1998). Pekerja mempercayai APT yang terbaik adalah salah satu yang dapat

memberikan kenyamanan sehingga mereka ingin menggunakannya sepanjang waktu

selama bekerja di area yang bising (Gerges, 1999). Dengan demikian kenyamanan APT

semestinya dimasukkan kedalan instruksi pengendalian bising, karena apabila

kenyamanan APT diabaikan akan berdampak terhadap pekerja yang semakin banyak

tidak memakai APT di area kerja bising.

Indikator selanjutnya mengenai ketersediaan APT bagi pekerja dengan

pajanan bising ≥85 dBA. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tersedianya APT bagi

semua pekerja pekerja dengan bising ≥85 dBA yaitu sumbat telinga (earplug) dan tutup

telinga (earmuff). Sejalan dengan indikator sebelumnya dikatakan bahwa masing-

masing APT memiliki tingkat mereduksi yang berbeda.Sumbat telinga (earplug)

memiliki tingkat reduksi 21 dBA dan tutup telinga (earmuff) 32 dBA.

Menurut NIOSH (1999) bahwa pelaksanaan APT diantaranya mencakup

tersedianya APT bagi pekerja. Sejalan dengan itu menurut Hutabarat (2012)

penggunaan APT dengan bekerja di kebisingan ≥85 dBA dapat melindungi

pendengaran pekerja. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 pasal

14 butir c dikatakan pengurus (pengusaha) diwajibkan mengadakan secara cuma-cuma

semua Alat Pelindung Diri (APD) termasuk di dalamnya Alat Pelindung Telinga (APT)

Page 148: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

132

yang diwajibkan pada tenaga kerja dibawah pimpinannya. Hal ini juga serupa dalam

PERMENAKERTRANS NO.8/VII/2010 dalam pasal 2 ayat 1 yang mengatakan

pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh ditempat kerja.

Indikator yang selanjutnya melihat penggunaan APT oleh pekerja pada saat

terpajan bising >85dBA. Berdasarkan hasil penelitian bahwa APT telah disedikan oleh

perusahaan namun belum digunakan oleh pekerja saat terpajan dengan bising ≥85 dBA.

Semestinya pekerja dengan kebisingan ≥85 dBA menggunakan APT sebagai pelindung

bagi pendengaran pekerja. Kesadaran pekerja dalam memakai APT yang telah

disediakan oleh perusahaan masih kurang. Pekerja yang sudah terbiasa dengan pajanan

bising yang diterima dianggap tidak menjadi masalah kalau tidak memakai APT.

Hal ini sejalan pada penelitian Arini (2005), Iqbal (2014) bahwa rendahnya

kesadaran pekerja tidak menggunakan APT. Dapat dikatakan bahwa kesadaran akan

bahaya kebisingan yang diterima dengan tidak memakai APT masih kurang.

Sebagaimana yang telah di atur dalam PERMENAKERTRANS No.08/MEN/VII/2010

pasal 6 ayat 1 dikatakan bahwa pekerja/buruh wajib memakai atau menggunakan APD

sesuai dengan potensi bahaya dan risiko. Jelaslah bahwa pekerja wajib memakai APD

dalam hal ini potensi kebisingan tinggi dengan memakai APT memberikan risiko

gangguan kesehatan pendengaran bagi pekerja.

Indikator selanjutnya yang membahas mengenai monitoring dampak

pemakaian (iritasi atau infeksi). Berdasarkan hasil penelitian bahwa monitoring

dampak pemakaian APT belum dilakukan. informasi dari sumber penelitian bahwa

pengawasan yang dilakukan perusahaan sebatas pengawasan dalam hal pemakaian dari

APT pekerja. Menurut NIOSH (1999) bahwa pelaksanaan APT mencakup diantaranya

mencakup monitoring dampak dari pemakaian APT pekerja. Semestinya perusahaan

melakukan pemantauan dampak dari pemakaian APT terhadap pekerja, sehingga dapat

Page 149: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

133

mengetahui pekerja yang mengalami gangguan dari pemakaian APT tersebut. mesin

dan tingkat kebisingan serta lingkungan kerja untuk itu perlu dilakukan pemantauan

dampak dari pemakaian APT tersebut.

Indikator selanjutnya adalah pengawasan dalam penggunaan APT.

Penggunaan APT sejauh ini dianggap cukup dalam mengatasi bahaya pajanan bising

yang diterima pekerja.. Perusahaan telah memberikan kontrol terhadap pemakaian APT

dengan menerbitkan safety patrol. Menurut NIOSH (1999) bahwa pelaksanaan APT

diantaranya perusahaan melakukan pengawasan terhadap penggantian APT.

Meskipun pekerja setuju bahwa menggunakan APT merupakan suatu keharusan,

faktanya mayoritas pekerja tidak menggunakan APT pada saat bekerja. Hal ini mungkin

saja terjadi bila pekerja hanya memakai APT sebatas akan adanya pengawasan tersebut.

oleh karena itu, untuk meningkatkan penggunaan APT sebaiknya perusahaan

memperbaiki dan meningkatkan sistem pengawasan terkait penggunaan APT pada saat

bekerja, dan untuk menumbuhkan motivasi, perusahaan dapat memberikan beberapa

perlakukan seperti pemberian hukuman bagi pekerja yang tidak menggunakan APT

pada saat bekerja dan pemberian penghargaan bagi pekerja yang secara taat memakai

APT pada saat bekerja dan tidak dikarenakan adanya pengawasan dari perusahaan.

Dengan demikian, indikator yang belum terdapat dalam instruksi APT

diantaranya penggunaan dan penggantian APT, namun terdapat indikator lain yaitu

kecocokan APT, kenyamanan APT, tersedianya APT, APT digunakan pekerja,

monitoring dampak pemakaian APT, dan pengawasan dalam penggunaan APT dapat

dimasukkan kedalam instruksi pengendalian bising perusahaan.

Page 150: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

134

4. Pemantauan audiometri

Pemantauan audiometri merupakan kegiatan pengukuran kemampuan

mendengar dengan pemeriksaan audiometer. Pemeriksaan audiometri sangat penting

peranannya dalam menunjang deteksi dini gangguan pendengaran. Dalam industri,

audiometri sebenarnya mutlak diperlukan terutama bagi pekerja yang terpajan bising.

Menurut Harrington dan Gill dalam Herman (2003) menyebutkan beberapa

keuntungan penerapan audiometri dalam industri, antara lain berupa adanya rekam

medis baseline audiogram yang diperoleh pada waktu pekerja mulai memasuki

lapangan kerja. Mengetahui situasi / kondisi pendengaran dan upaya kebisingan

lainnya, memperlihatkan pengaruh kebisingan pada pekerja dan menentukan secara

dini kemungkinan terjadinya gangguan pendengaran.

Indikator yang pertama dalam pemeriksaan audiometri yaitu pemeriksaan

pekerja baru (pre employment). Berdasarkan hasil penelitian bahwa PT. Pindad telah

melakukan pemeriksaan kesehatan awal bagi pekerjanya dalam medical check up,

terutama pada saat penerimaan pekerja baru (pre employment), namun belum termasuk

di dalamnya pemeriksaan ketajaman pendengaran (audiometric) bagi pekerja yang

berpotensi terpajan bising. Menurut NIOSH (1999) bahwa salah satu indikator dalam

pemantauan audiometri adalah dengan pemeriksaan audiometri disaat pertama bekerja

disuatu perusahaan. Sejalan dengan itumenurut Hutabarat (2012) bahwa pengukuran

audiometri sebaiknya dilakukan pada saat penerimaan pekerja baru (pre employment).

Pengukuran awal tersebut berguna sebagai base-line untuk mengevaluasi terhadap

pekerja yang terpajan bising.

Demikian didukung oleh pernyataan Harrington dan Gill dalam Herman (2003)

bahwa pemeriksaan audiometri merupakan data dasar yang dipakai sebagai

pembanding terhadap hasil audiometri pada pemeriksaan berkala. Data ini sangat

Page 151: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

135

berguna untuk menilai adanya penurunan daya dengar atau menentukan terjadinya

ketulian akibat kerja. Sejalan dengan itu menurut Fajar (2011) bahwa untuk dapat

melindungi pekerja secara maksimal, pemeriksaan pendengaran harus dilakukan mulai

dari calon pekerja baru (pre employment). Oleh karena itu, pemeriksaan audiometri

dibutuhkan bagi pekerja yang baru memasuki tempat kerja dengan potensi bising

tinggi. Pemeriksaan awal ini bertujuan sebagai data awal mengenai kondisi

pendengaran pekerja agar dapat memonitoring perkembangan dari kesehatan

pendengaran pekerja.

Hal ini sejalan menurut penelitian Adikusumo (1994) mengatakan bahwa

monitoring audiometri pada tahap awal dapat membantu mengidentifikasi pekerja yang

mengalami risiko kerusakan pendengaran tingkat awal, sehingga mereka dapat

dimutasi/ditempatkan di luar tempat kerja yang bising. Pada pemeriksaan audiometri

calon pekerja baru (pre employment) pemeriksaan ulang dilakukan setelah 9-12 bulan

kemudian. Apabila tidak terdapat perubahan ambang batas pendengaran yang

bermakna bila dibandingkan dengan hasil sebelumnya, pemeriksaan dilakukan dengan

interval 1 tahun, kalau pajanan bising relatif rendah, maka pemeriksaan diperpanjang

lebih dari 1 tahun Tana (1998).

Indikator yang selanjutnya yaitu pemeriksaan audiometri pada pekerja ke

tempat bising. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pemeriksaan audiometri pada saat

penempatan karyawan ke tempat bising belum dilakukan. pemeriksaan audiometri

hanya dilakukan secara berkala pada dua tahun sekali. Data terakhir tes audiometri

yang dilakukan pada tahun 2013. Dengan tingkat kebisingan yang cukup tinggi di area

kerja semestinya pengukuran dilakukan dilakukan setahun sekali. Menurut Herman

(2003) bahwa pemeriksaan berkala dilakukan setiap satu tahun sekali atau enam bulan,

bergantung dari tingkat intensitas kebisingan yang diterima. Hal ini sejalan menurut

Page 152: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

136

Harrington dan Gill dalam Herman bahwa keuntungan melakukan pemeriksaan

audiometri dapat mengetahui situasi / kondisi pendengaran pekerja.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pemeriksaan audiometri saat pindah tugas

dari tempat bising atau saat pensiun belum dilakukan. Pekerja mengetahui status

kesehatan saat pindah tugas/pensiun melalui hasil medical check up yang dilakukan.

Menurut NIOSH (1999) bahwa salah satu indikator pelaksanaan audiometri dilakukan

pada saat keluar atau pindah dari tempat dengan kebisingan yang tinggi dengan

kebisingan yang normal dan saat pensiun/purna tugas.

Hal ini sejalan menurut OSHA (1983) dan Direktorat Bina Kesehatan Kerja

Departemen Kesehatan (2006) dalam Pujiriani (2008) bahwa salah satu indikator

dalam pemeriksaan audiometri dilakukan pada saat pekerja keluar dari tempat kerja

dengan potensi bising tinggi dan pada saat pensiun. Pengukuran pada saat pekerja

pensiun ini dapat memperlihatkan pengaruh bising yang diterima pekerja selama

bekerja diperusahaan tersebut dan mengetahui kemungkinan terjadinya gangguan

pendengaran dari bising yang ditimbulkan dari pekerjaannya Herman (2003).

Berdasarkan hasil audiometri yang dilakukan saat keluar/purna tugas ini bertujuan

untuk memberikan informasi dan penjelasan mengenai status kesehatan pendengaran

pekerja (Chairani, 2004). Fase pemeriksaan pasca kerja ini merupakan tahap hasil

pengujian audiometri terhadap seorang pekerja yang sudah tidak lagi bekerja di tempat

yang memiliki tingkat kebisingan melebihi NAB/purna tugas (Kusumawati, 2012)..

Indikator yang selanjutnya mengenai data audiometri jelas, terdapat tanggal

pelaksanaannya. Berdasarkan hasil penelitian bahwa data mengenai pemeriksaan

audiometri sudah terlaksana, terdapat tanggal dan hasil pemeriksaannya dapat dilihat

pada lampiran 6 hasil audiometri. Menurut NIOSH (1999) bahwa dalam pelaksanaan

Page 153: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

137

tes audiometri memiliki data yang jelas dan terdapat tanggal pelaksanaannya. Sejalan

dengan itu menurut OSHA (1983) bahwa dalam tes audiometri yang dilakukan terdapat

data jelas dan terdapat tanggal pelaksanaanya. Menurut Herman (2003) bahwa

pemeriksaan audiometri dilakukan dengan melengkapi data yang lengkap seperti

tanggal pelaksanaan dan data pemeriksaannya. Selanjutnya dari hasil pemeriksaan

audiometri tersebut dapat diambil tindak lanjut atau pengendalian dari pekerja yang

mengalami gangguan dengar akibar bising di area kerja.

Indikator selanjutnya mengenai tindak lanjut dari dokumen audiometri.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa tindakan lebih lanjut dari dokumen audiometri

belum dilakukan. Jika terdapat kelainan atau gangguan dengar dari hasil pemeriksaan

audiometri maka PT. Pindad wajib melakukan tindak lanjut jika ditemukan kelainan

atau gangguan-gangguan kesehatan pada tenaga kerja pada pemeriksaan berkala,

pengurus wajib mengadakan tindak lanjut terhadap kalainan atau gangguan tersebut

dan sebab-sebabnya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja.

Menurut NIOSH (1999) bahwa dari hasil pemeriksaan audiometri selanjutnya

dilakukan tindak lanjut mengenai pekerja yang mengalami penurunan/gangguan

pendengaran. Seiring dengan itu OSHA menyatakan bahwa hasil pemeriksaan

audiometri pekerja harus ditindak lanjuti untuk mengetahui tindakan yang harus

dilakukan oleh perusahaan. Tindak lanjut dari temuan berdasarkan pemeriksaan

audiometri yang diakibatkan oleh kebisingan, harus disesuaikan dengan tingkat

gangguan pendengaran yang di derita pekerja. Apabila tingkat keparahan gangguan

pendengaran serius sebaiknya pekerja dipindahkan dari tempat kerja tersebut. Namun

jika jenis gangguan pendengaran baru sebatas tinnitus, pengobatan ataupun tindak

lanjut yang dilakukan adalah dengan istirahat di ruang khusus yang tenang dan

terhindar dari kebisingan serta mengkonsumsi makanan yang cukup dan bergizi

Page 154: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

138

(Kusumawati, 2012). Oleh karena itu semestinya perusahaan melakukan evaluasi

terhadap hasil audiometri pekerja, sehingga dapat menjamin keselamatan dan

kesehatan pekerja serta, dapat memberikan pemindahan tugas dari tempat dengan

potensi bising ke tempat yang lebih rendah potensi bisingnya.

Indikator selanjutnya yang membahas mengenai perbandingan hasil

pemeriksaan pekerja sebagai baseline data untuk mengidentifikasi kesesuaian

NAB. Pemeriksaan audiometri berkala dilakukan untuk melihat adanya perubahan

pada fungsi pendengaran. Penurunan atau bahkan kehilangan pendengaran dapat dilihat

dari hasil analisis perbedaan audiogram data awal dibandingkan dengan audiogram

pemeriksaan berikutnya. Berdasarkan hasil penelitian bahwa perbandingan hasil tes

pekerja sebagai baseline data untuk identifikasi kesesuaian NAB dengan standar belum

dilakukan. Hal ini menjadi salah satu kendala dalam menindak lanjut hasil pemeriksaan

audiometri. Menurut NIOSH (1999) bahwa dari pemeriksaan (pre employment)

dilakukannya perbandingan hasil tes pekerja sebagai baseline data untuk identifikasi

kesesuaian NAB dengan standar.

Sejalan dengan itu menurut Herman (2003) bahwa dari hasil pemeriksaan

audiometri (pre employment) dapat menjadi dasar sebagai pembanding dan berguna

untuk menentukan terjadinya gangguan pendengaran akibat kerja. Dapat dikatakan

bahwa adanya identifikasi dan tindak lanjut dari perbandingan hasil pemeriksaan

pekerja baseline data tidak dapat memberikan gambaran kondisi pendengaran pekerja

pada saat awal masuk dengan pemeriksaan pre-employment sampai pekerja

keluar/purna tugas dari perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dalam hal ini harus

melakukan pemeriksaan pre-employment untuk dapat membandingkan hasil

pemeriksaan audiometri pekerja, sehingga dapat memberikan tindak lanjut dari

gangguan yang dialami pekerja. Setelah hasil pemeriksaan audiometri dibandingkan

Page 155: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

139

dengan kesesuaian NAB akan terlihat bahwa pekerja yang mengalami gangguan

pendengaran akan melewati nilai Standard Threshold Shift (STS) kemudian

dikomunikasikan dan diberikan peringatan secara tertulis kepada pekerja yang

bersangkutan agar pekerja dapat mengetahui penurunan pendengaran yang dialaminya.

Indikator yang selanjutnya mengenai hasil tes audiometri secara keseluruhan

dikomunikasikan kepada pihak yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian

bahwa hasil tes audiometri telah dikomunikasikan kepada pihak yang mengikuti tes

audiometri dan pengawas. Hasil tes audiometri secara keseluruhan dapat menjelaskan

informasi yang jelas kepada pekerja Chairani (2004). Namun bentuk komunikasi dari

hasil tes audiometri hanya sebatas hasil pemeriksaan audiometri, belum ada

komunikasi lebih lanjut mengenai hasil pemeriksaan tersebut kepada pekerja. Sejalan

dengan itu menurut NIOSH (1999) bahwa hasil pemeriksaan audiometri secara

keseluruhan dikomunikasikan kepada pihak yang bersangkutan.

Perusahaan hendaknya mengkomunikasikan secara umum dan jelas mengenai

pemeriksaan audiometri kemudian bagaimana tindak lanjut dari pengujian tersebut,

agar pekerja mendapatkan informasi yang sejelas jelasnya. Sehingga pekerja lebih

memberikan perlindungan diri secara lebih baik dalam bekerja dengan kebisingan yang

diterima di tempat kerjanya. Menurut direktorat bina kesehatan kerja departemen

kesehatan (2006) bahwa hasil tes audiometri secara keseluruhan dikomunikasikan

kepada pengawas dan pekerja yang mengikuti tes audiometri tersebut.

5. Pencatatan dan pelaporan

Elemen pencatatan dan pelaporan merupakan pencatatan hasil dari serangkaian

pelaksanaan program pengendalian kebisingan. Berdasarkan elemen pencatatan dan

pelaporan bahwa terdapat indikator yang sesuai yaitu, pencatatan Monitoring hearing

Page 156: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

140

hazards, engineering and administratif controls, personal hearing protective, Indikator

yang belum sesuai yaitu pencatatan audiometric yang dokumennya dapat dilihat pada

lampiran 5.14.

Pencatatan audiometri semestinya dokumentasi disimpan menjadi satu kesatuan

dari setiap indikator program yang dijalankan. Namun dalam Pelaksanaan dokumen

audiometri ini masih tidak rapi dalam menyimpan hasil pemeriksaan audiometri pekerja

dari pertama pemeriksaan yang dilakukan sampai akhir.

Berdasarkan pencatatan dokumen audiometri yang perlu perbaikan maka yang

harus dilakukan adalah mencari dokumen yang terdahulu dalam pemeriksaan audiometri

bagi pekerja yang masih aktif dan telah mengikuti pemeriksaan audiometri untuk

melindungi data pekerja. Sejalan dengan itu pencatatan dan penyimpanan data yang

efektif memliki tujuan diantaranya untuk mendorong pihak manajemen agar selalu

memperhatikan karyawannya, memastikan pengendalian kebisingan dilaksanakan secara

tepat dan akurat, dan menjaga agar data karyawan tetap valid (Fajar, 2012). Dokumen ini

berguna untuk memudahkan petugas yang bertanggung jawab untuk menganalisa jika

terdapat adanya perbedaan atau perubahan kemudian akan ditindak lanjuti oleh

perusahaan.

Menurut NIOSH (1999) indikator yang belum terdapat pada elemen pencatatan

dan pelaporan adalah pencatatan evaluasi dan pencatatan audit. Pencatatan evaluasi

dan audit belum dilakukan dikarenakan elemen evaluasi dan audit pada instruksi

pengendalian kebisingan. Menurut NIOSH (1999) dalam pelaksanaan pencatatan harus

dilakukan yaitu pencacatan dan pelaporan audit, pencatatan monitoring bising,

pencatatan pengendalian teknis dan administratif, pencatatan audiometric dan pencatatan

program evaluasi dan audit. Pencatatan dan penyimpanan data yang efektif memliki

Page 157: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

141

tujuan diantaranya untuk mendorong pihak manajemen agar selalu memperhatikan

karyawannya, memastikan HLPP dilaksanakan secara tepat dan akurat, dan menjaga agar

data karyawan tetap valid (Fajar, 2012).

Page 158: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

142

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. PT.Pindad (Persero) Bandung adalah suatu perusahaan yang telah mengeluarkan

kebijakan mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja (K3), pengendalian kebisingan

telah ada sebagai salah satu program dalam keselamatan dan kesehatan kerja.

Dengan demikian, PT.Pindad (Persero) Bandung telah melaksanakan beberapa

langkah untuk mengetasi masalah kebisingan seperti dilakukannya survei

kebisingan, pengendalian kebisingan, Alat Pelindung Telinga (APT), pengendalian

pemeriksaan audiometri dan pencatatan pelaporan.

2. Pelaksanaan survei bising telah dilakukan sebagai tahap pertama untuk mengetahui

dan mengidentifikasi adanya bahaya bising. Terdapat beberapa indikator yang sudah

sesuai diantaranya elemininasi, substitusi, engineering control, adanya tempat

istirahat dan shift kerja. Kemudian terdapat indikator yang belum terdapat di NIOSH

(1999) yaitu pengukuran kebisingan saat ada perubahan proses produksi, noise

mapping, penetapan pekerja pada dosis pajanan <0,5-1, penggolongan kerja dalam

APT, tenaga pengukur yang bersertifikat, kalibrasi alat pengukuran bising.

3. Elemen pengendalian kebisingan secara teknis terdapat indikator yang sesuai yaitu

engineering control dan administratif control yang meliputi pemeliharaan mesin,

mengurangi transmisi bising dengan bahan yang meredam suara, adanya tempat

istirahat, tanda/sign dengan intensitas tinggi, dan terdapat shift kerja. Indikator pada

elemen ini yang belum sesuai diantaranya adalah eliminasi dan substitusi yang

meliputi menghilangkan sumber utama bising dari mesin, mengganti mesin bising

Page 159: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

143

tinggi ke bising kurang, melakukan isolasi operator dalam ruang kedap suara, dan

transfer pekerja dengan keluhan pendengaran.

4. Elemen Alat Pelindung Telinga (APT) terdapat indikator yang telah sesuai yaitu

jenis APT (earplug, earmuff), dan tersedianya APT untuk pekerja dengan bising ≥85

dBA. Terdapat beberapa indikator yang belum sesuai diantaranya kecocokan APT,

kenyamanan APT, pemeriksaan APT secara periodik, monitoring dampak pemakaian

APT, APT yang disediakan saat perpapar bising ≥85 dBA, dan pengawasan dalam

penggunaan APT.

5. Elemen audiometri terdapat indikator yang sudah sesuai yaitu adanya sertifikasi

petugas audiometri, petugas melakukan dengan prosedur standar pemeriksaan, data

jelas dan hasil audiometri dikomunikasikan kepada pihak terkait. Adapun indikator

yang belum sesuai yaitu audiometri pre employment, penempatan karyawan ke

tempat bising bila bising >85 dBA, pemeriksaan saat purna tugas, tindak lanjut dari

hasil audiometri, perbandingan hasil audiometri dengan baseline data, peringatan

secara tertulis jika melewati standar dan adanya evaluasi jika STS lebih besar dari

5% setiap tahun.

6. Elemen pencacatan dan pelaporan terdapat indikator yang sesuai yaitu, pencatatan

monitoring hearing hazards, engineering and administratif controls, Personal

hearing protective. Indikator yang belum sesuai yaitu pencatatan audiometri

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengendalian kebisingan

yang belum terdapat elemen pendidikan dan pelatihan, evaluasi program dan audit

program. Elemen yang sudah sesuai namun masih perlu kelengkapan dalam

pemenuhan indikator pada elemen tersebut diantaranya elemen survei kebisingan,

pengendalian teknis dan administratif, APT, tes audiometri, pencatatan dan

pelaporan.

Page 160: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

144

B. Saran

1. Perusahaan

Adapun saran dalam elemen pengendalian yang lebih rinci seperti berikut :

a) Pada instruksi program pengendalian bising sebaiknya menambahkan elemen

pendidikan dan motivasi, evaluasi program dan audit program dalam

pengendalian kebisingan.

b) Pada elemen survey kebisingan melakukan pengukuran kebisingan secara

personal khususnya pada pekerja dengan mobilitas yang tinggi, perlu

dilakukan penjadwalan agar dapat memantau kebisingan manakala ada

perubahan dari kebisingan di area kerja, hasil pengukuran yang telah

dilakukan disarankan segera dibuat peta kontur bising, untuk melakukan

penetapan pekerja yang terpajan bising pada dosis pajanan <0.5-1, dilakukan

penggolongan pekerja dalam pemakaian APT, dan segera memberikan sign

tingkat kebisingan di area kerja.

c) Pengendalian teknis dan administratif tidak dilakukan penggantian mesin

dengan bising tinggi upaya selanjutnya yang dapat dilakukan setelah

melakukan maintenance untuk mengurangi bising yang ditimbulkan mesin,

pada pengendalian administratif adalah hendaknya dilengkapi dengan tanda

peringatan di setiap area dengan kebisingan ≥ 85 dBA, bila tidak disediakan

ruang kedap suara adalah menggunakan APT saat berhadapan langsung

dengan mesin yang potensi bising tinggi, pekerja dengan keluhan

pendengaran segara melakukan pemeriksaan serta dapat di tindak lanjuti oleh

perusahaan sesuai dengan hasil pemeriksaannya.

d) Pada elemen APT tidak hanya sebatas menggunakan APT dan penggantian

APT, sebaiknya dimasukkan kedalam instruksi pengendalian kebisingan

Page 161: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

145

yaitu kecocokan APT, kenyamanan APT, tersedianya APT untuk semua

pekerja bising, APT digunakan pekerja, monitoring dampak pemakaian,

pengawasan pemakaian APT.

e) Pada elemen pemeriksaan audiometri melakukan pemeriksaan pre

employment, penempatan karyawan ke tempat bising bila bising >85 dBA,

pemeriksaan saat purna tugas, tindak lanjut dari hasil audiometri,

perbandingan hasil audiometri dengan baseline data, peringatan secara

tertulis jika melewati standar dan adanya evaluasi jika STS lebih besar dari

5% setiap tahun.

f) Program dari sisi pelaksanaan survey kebisingan dan pengendalian

kebisingan menjadi bahan identifikasi apakah ada daerah yang perlu

dikontrol lebih lajut, hasil pemantauan audiometri dan pencatatannya,

evaluasi APT yang digunakan

2. Peneliti Selanjutnya

Adapun saran dari penulis sebagai peneliti selanjutnya sebaiknya tidak hanya

melihat pelaksanaan program pengendalian dalam waktu yang singkat saja, melainkan

juga perlu melakukan beberapa jangka waktu tertentu serta terhadap tingkat kefektifan

dari program tersebut.

Page 162: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

146

DAFTAR PUSTAKA

Adikusumo, S. (1994). Pengaruh kebisingan Lingkungan Kerja Terhadap Gangguan

Pendengaran Pekerja Pabrik Keramik. Universitas Indonesia.

Bashiruddin, J. (2002). Pengaruh Bising Dan Getaran Pada Fungsi Keseimbangan Dan

Pendengaran. Universitas Indonesia.

Berger, E. H., Layne, M., Driscoll, D.P., Royster, L.H., . (2003). The Noise Manual (5 ed.)

Chairani, S. M. (2004). Prevalensi Dan Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Gangguan Pendengaran Akibat Bising Pada Tenaga Kerja Yang Terpajan Bising

Lebih Dari 85 dB Di Pabrik Sepatu X Banten 2003. Program Pasca Sarjana Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Fajar, A. (2011). Evaluasi Tingkat Pendengaran Pekerja PLATFORM Unit Bisnis Star

Energy (KAKAP) Ltd. Tahun 2011. DeparteMEN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

INDONESIA.

Fernández, M. D., Quintana, S., Chavarría, N., & Ballesteros, J. A. (2009). Noise exposure of

workers of the construction sector. Applied Acoustics, 70(5), 753-760. doi:

http://dx.doi.org/10.1016/j.apacoust.2008.07.014

Franks, A. H. S. a. J. R. (1996). A Practical Guide To Effective Hearing Conservation

Programs In The Workplace.

Griest, S. E., Folmer, R. L., & Martin, W. H. (2007). Effectiveness of "Dangerous Decibels,"

a School-Based Hearing Loss Prevention Program. [Article]. American Journal of

Audiology, 16(2), S165-S181. doi: 10.1044/1059-0889(2007/021)

Page 163: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

147

Herman, M. (2003). Studi Tentang Hubungan Antara Kebisingan Dengan Gangguan

Pendengaran Pekerja Di Petrochina Tahun 2002. Program Studi Magister

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia.

Hutabarat, M. M. (2012). EVALUASI HEARING CONSERVATION PROGRAM DI PT. X

PADA TAHUN 2009-2011. KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

INDONESIA.

ILO. (1998). Noise In Encyclopaedia Of Occupational Healt And Safety. Vol. 2.

Kusumawati, I. (2012). Hubungan Tingkat Kebisingan Di Lingkungan Kerja Dengan

Kejadian Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Di PT X 2012. Universitas

Indonesia, Jakarta.

Mahfudz, I. (2005). Ilmu Perilaku dan Aplikasinya dalam Masyarakat

Malaka, T. d. I. M. (2010). Analisis program konservasi pendengaran studi kasus di pabrik

PT Pupuk Sriwidjaja IV Palembang 2009. program pasca sarjana kesehatan

masyarakat STIK BINA HUSADA, PALEMBANG.

McTague, M. F., Galusha, D., Dixon-Ernst, C., Kirsche, S. R., Slade, M. D., Cullen, M. R., &

Rabinowitz, P. M. (2013). Impact of daily noise exposure monitoring on occupational

noise exposures in manufacturing workers. Int J Audiol, 52 Suppl 1, S3-8. doi:

10.3109/14992027.2012.743047

Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia, K. (2011). Peraturan Menteri

Tenaga Kerja Dan Transmigrasi NOMOR PER. 13/MEN/X/2011 TAHUN 2011.

Michael, K., Tougaw, E., & Wilkinson, R. (2011). Role of continuous monitoring in a hearing

conservation program. Noise & Health, 13(51), 195-199. doi: 10.4103/1463-

1741.77204

Page 164: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

148

Moleong, l. J. (1994). Metodelogi Penelitian Kualitatif T. Surjaman (Ed.)

NIOSH. (1999). Best Practices in Hearing Loss Prevention.

Notoatmodjo, s. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan

OSHA, O. S. a. H. A. (1983). Occupational Noise Exposure; Hearing Conservation

Amendment; Final RuleFederal Register, vol. 48 ( pp. 9738 – 9785). washitongton,

DC

Pujiriani. (2008). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Keluhan Pendengaran

Subyektif Yang Dirasakan Oleh Masinis Kereta Api Dipo Lokomotif Jatinegara

Tahun 2008. program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Departemen Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Roestam, A. W. (2004). Program Konversi Pendengaran di Tempat Kerja. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta.

Sataloff, R., Sataloff J. (1994). Diagnosing occupational hearing loss M. d. lnc (Ed.)

ŞChiopu, N., & Bardac, D. I. (2013). HEARING CONSERVATION PROGRAMME.

[Article]. Acta Medica Transilvanica, 18(2), 193-195.

Seotirto, i. (1994). Aspek klinik dan evaluasi kecacatan pada Noise Induced Hearing Loss

(NIHL).

Setyorini, r. (2010). Gambaran kebisingan area ammonia ia dan pengaruhnya terhadap tenaga

kerja di PT Pupuk Kujang Cikampek

Shofwati, i. Y. p. s. (2009). Hygine industri.

Suma’mur, P. K. (2009). Hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes)

Tana, L. (1998). Gangguan Pendengaran Akibat Bising Pada Tenaga Kerja Di Perusahaann

PLYWOOD PT. X Jawa Barat. Program pasca sarjana kesehatan dan Keselamatan

Kerja Kekhususan Hiperkes Medis Universitas Indonesia.

Page 165: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

149

Lampiran

1. Lembar wawancara

Hari / tanggal wawancara :

Durasi wawancara :

Identitas Informan :

Nama :

Jenis kelamin :

Jabatan/devisi :

Masa kerja :

A. Survei Pajanan Bising

1. Bisakah bapak/ibu ceritakan bagaimana survei / pengukuran pajanan bising ditempat

kerja yang dilakukan oleh perusahaan?

a. Bagaimana bisa dipaparkan dengan metode apa melakukan pengukurannya

b. Bagaimana dengan Noise Mapping/pemetaan bising di tempat kerja?

c. Bagaimana dengan jadwal kegiatan pemantauan bising?

d. Bisa dipaparkan di devisi mana saja di ukur?

2. Bisa dipaparkan bagaimana dilakukannya pemeriksaaan dosis pajanan kebisingan

terhadap pekerja?

a. Jelaskanlah bagaimana proses pemeriksaannya?

b. Siapa yang melakukan pemeriksaan dosis pajanan bising tersebut?

c. Bagaimana dengan waktu pengukurannya?

3. Bisa diceritakan bagaimana hasil pengukuran di dokumentasikan?

a. Dimasukkan ke dalam dokumen medis kesehatan pekerja?

4. Bisa dipaparkan bagaimana Hasil kebisingandikomunikasikan/disosialisasikan?

a. Kepada siapa saja hasil itu dikomunikasikan?

Page 166: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

150

B. Pengendalian teknik dan administratif

1. Bisa dipaparkan bagaimana upaya pengendalian teknik telah dilakukan perusahaan

untuk mengurangi bising?

a. Bisa dipaparkan pengendalian seperti apa yang dilakukan?

b. Bisa dipaparkan bagaimana pemantauan terhadap pengendalian teknik yang sudah

dilakukan?

2. Bisa dipaparkan bagaimana upaya pengendalian adminstratif yang sudah dilakukan

oleh perusahaan?

a. Seluruh pekerja yang terpajan bising memiliki waktu istirahat yang cukup?

b. Bagaimana dengan tanda-tanda peringatan pada area bising?

c. Terdapat rotasi kerja di area kerja yang memiliki kebsingan >85 dB?

d. Bagaimana dengan transfer pekerja yang mengalami keluhan pendengaran?

C. Alat pelindung telinga

1. Bisa dipaparkan bagaimana perusahaan dalam menyediakan dan memberikan serta

mencukupi alat pelindung telinga bagi seluruh pekerja ?

2. Bisa dipaparkan bagaimana jenis APT yang diberikan oleh perusahaan?

a. Bagaimana dengan standar APT yang digunakan?

b. Bagaimaan dengan APT yang digunakan dengan intensitas kebisingan di area

kerja telah memeperhitungkan Noise Reduction Rate (NRR)?

3. Bisa dipaparkan bagaimana pekerja diberikan pelatihan cara penggunaan dan

pemeliharaan APT?

4. Bisa dipaparkan bagaimanaproses pengawasan di tempat kerja tentang penggunaan

APT bagi seluruh pekerja yang bekerja di area bising?

a. Siapa yang bertanggung jawab melakukan pengawasan tersebut?

b. Bagaimana dengan waktu pengawasan pemakaian APT ditempat kerja?

5. Bagaimana proses pemeliharaan dan penggantian APT yang dilakukan perusahaan?

D. Pemeriksaaan audiometri

1. Bagaimana proses pemeriksaan audiometri yang dilakukan perusahaan?

a. Bagaimana dengan pemilihan pekerja untuk tes audiometrinya?

b. Bagaimana dengan waktu pemeriksaannya

c. Bagaimana dengan petugas yang melakukan pemeriksaan audiometri?

d. Bagaimana dengan alat audiometri yang digunakan?

e. Bisa dipaparkan bagaimana Pemilian tempat pemeriksaan audiometri?

Page 167: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

151

2. Bisa dipaparkan bagaimanadengan hasil tes audiometri dievaluasi oleh pihak

perusahaan?

a. Bagaimana tindak lanjut oleh perusahaan mengenai hasil audiometri?

b. Bagaimana dengan baseline data pemeriksaan audiometri?

c. Bagaimana dengan pekerja yang mengalami jika STS lebih besar 5% setiap

tahun?

3. Bisa dipaparkan bagaimana pendokumentasian hasil periksanan audiometri

perusahaan dari tahun ketahun?

a. Bisa dipaparkan bagaimana hasil audiometridi informasikan kepada pekerja?

E. Pencacatan dan Pelaporan

1.Bisa dipaparkan bagaimana proses pencacatan dan penyimpanan data atau file

tentang HLPP diterapkan?

a. Bisa dipaparkan apa saja dokumen yang di dokumentasikan mengenai HLLP

2.Bisa dipaparkan bagaimana proses pengomunikasian mengenai HLPP kepada

manajemen perusahaan?

Page 168: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

152

2. Lembar observasi

A. Pengendalian teknik dan administrative

No Elemen pengendalian teknik

Penerapan Keterangan

Ya Tidak

1.

Pemeliharaan mesin (Maintenance)

a. Mengganti/mengencangkan bagian mesin yang

longgar

b. Memberi pelumas

2. Mengurangi getaran dengan mengurangi tenaga mesin

3. Melakukan isolasi operator ke dalam ruang yang relative

kedap suara

4. Mesin yang bising sudah dimodifikasi dengan

menggunakan lantai berpegas.

5. Membuat disain atau memproduksi mesin baru dengan

standar kebisingan lebih rendah.

Page 169: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

153

B. Alat pelindung telinga

No Elemen Alat Pelindung Telinga (APT)

Penerapan

Keterangan

Ya Tidak

1. Pemakaian APT pada pekerja sesuai jenis APT dengan pajanan

bising di area kerja untuk mereduksi kebisingan yang diterima

:

a. Earplugs

b. Earmuff

c. Helm atau enclosure

2. Ketepatan pemasangan, dan kenyamanan pemakaian APT pada

telinga pekerja.

3. Pemasangan APT yang tepat pada telinga

4. Pengecekan kondisi APT secara rutin

5. Kondisi APT baik dan layak digunakan

Page 170: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

154

3. Matriks Elemen Pengendalian Kebisingan

Elemen

Pengendalian

Kebisingan

Poin

Informan

Kesimpulan Informan 1 Informan 2 Informan 3

1. Survei

kebisingan

a. Sudah terdapat hasil

pengukuran

kebisingan

Sudah terdapat hasil

pengukuran

kebisingan

Sudah terdapat hasil

pengukuran

kebisingan

Sudah terdapat hasil

pengukuran

kebisingan

Sudah terdapat hasil

pengukuran

kebisingan

b. Pengukuran

kebisingan di

lakukan secara rutin

Pengukuran bising

dilakukan secara

rutin dalam dua

tahun sekali, namun

pada tahun ini

terkendala biaya

perusahaan yang

dikeluarkan

sehingga tidak

melakukan

pengukuran.

Pengukuran bising

dilakukan secara

rutin dalam dua

tahun sekali, namun

pada tahun ini

terkendala biaya

perusahaan yang

dikeluarkan

sehingga tidak

melakukan

pengukuran.

Pengukuran bising

dilakukan secara

rutin dalam dua

tahun sekali, namun

pada tahun ini

terkendala biaya

perusahaan yang

dikeluarkan

sehingga tidak

melakukan

pengukuran.

Sudah dilakukan

penguran secara

rutin, namun masih

belum terlaksana

disebabkan biaya

untuk pengeluaran

yang lain cukup

banyak.

c. Pengukuran

kebisingan

dilakukan saat ada

perubahan proses

produksi

Pengukuran

kebisingan tidak

dilakukan karena

tidak adanya

perubahanproses

produksi.

Pengukuran

kebisingan tidak

dilakukan karena

tidak adanya

perubahanproses

produksi.

Pengukuran

kebisingan tidak

dilakukan karena

tidak adanya

perubahanproses

produksi.

Pengukuran

kebisingan tidak

dilakukan karena

tidak adanya

perubahanproses

produksi.

d. Sudah tersedia

Noise

Mapping/kontur

Belum terdapat

noise mapping /

kontur pada lokasi

Belum terdapat

noise mapping /

kontur pada lokasi

Belum terdapat

noise mapping /

kontur pada lokasi

Belum ada noise

mapping / kontur

pada bising di area

Page 171: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

155

Elemen

Pengendalian

Kebisingan

Poin

Informan

Kesimpulan Informan 1 Informan 2 Informan 3

pada lokasi dengan

tingkat kebisingan

yang tinggi.

dengan tingkat

kebisingan yang

tinggi.

dengan tingkat

kebisingan yang

tinggi.

dengan tingkat

kebisingan yang

tinggi.

dengan kebisingan

tinggi.

e. Adanya penetapan

pekerja yang

terpajan pada dosis

pajanan <0,5 atau

0,5-1.

Belum ada

penetapan pekerja

yang terpajan pada

dosis pajanan <0,5

atau 0,5-1.

Belum ada

penetapan pekerja

yang terpajan pada

dosis pajanan <0,5

atau 0,5-1.

Belum ada

penetapan pekerja

yang terpajan pada

dosis pajanan <0,5

atau 0,5-1.

Belum adanya

penetapan pekerja

dengan pajanan

dosis pajanan <0,5

atau 0,5-1.

f. Penggolongan

pekerja dalam hal

perioritas APT.

Belum adanya

penggolongan

pekerja dalam

perioritas APT

Belum adanya

penggolongan

pekerja dalam

perioritas APT

Belum adanya

penggolongan

pekerja dalam

perioritas APT

Belum adanya

penggolongan

pekerja dalam

perioritas APT

g. Tenaga pengukur

yang telah

bersertifikat

Tenaga pengukur

yang melakukan

pengukuran sudah

tersertifikasi.

Tenaga pengukur

yang melakukan

pengukuran sudah

tersertifikasi.

Tenaga pengukur

yang melakukan

pengukuran sudah

tersertifikasi.

Tenaga pengukur

yang melakukan

pengukuran sudah

tersertifikasi.

h. Penggunaan alat

pengukuran yang

telah dikalibrasi

Alat pengukuran

yang digunakan

telah dikalibrasi.

Alat pengukuran

yang digunakan

telah dikalibrasi.

Alat pengukuran

yang digunakan

telah dikalibrasi.

Alat pengukuran

yang digunakan

telah dikalibrasi.

i. Hasil pengukuran

kebisingan

dikomunikasikan

kepada semua pihak

yang

berkepentingan,

Hasil pengukuran

sudah

dikomunikasikan

kepada semua pihak

yang berkepentikan

termasuk supervisor

Hasil pengukuran

sudah

dikomunikasikan

kepada semua pihak

yang berkepentikan

termasuk supervisor

Hasil pengukuran

sudah

dikomunikasikan

kepada semua pihak

yang berkepentikan

termasuk supervisor

Hasil pengukuran

sudah

dikomunikasikan

kepada semua pihak

yang berkepentikan

termasuk supervisor

Page 172: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

156

Elemen

Pengendalian

Kebisingan

Poin

Informan

Kesimpulan Informan 1 Informan 2 Informan 3

termasuk supervisor

dan pengawas.

dan pengawas. dan pengawas. dan pengawas. dan pengawas.

2. Pengendalia

n teknik dan

administratif

Pemeliharaan mesin

(maintenance) yaitu

mengganti,

mengencangkan bagian

mesin yang longgar,

member pelumas

secara teratur

Pemeliharaan mesin

(maintenance)

sudah dilakukan

yaitu mengganti,

mengencangkan

bagian mesin yang

longgar, member

pelumas secara

teratur.

Pemeliharaan mesin

(maintenance)

sudah dilakukan

yaitu mengganti,

mengencangkan

bagian mesin yang

longgar, member

pelumas secara

teratur.

Pemeliharaan mesin

(maintenance)

sudah dilakukan

yaitu mengganti,

mengencangkan

bagian mesin yang

longgar, member

pelumas secara

teratur.

Sudah dilakukan

Pemeliharaan mesin

(maintenance)

dalam bentuk

mengganti,

mengencangkan

bagian mesin yang

longgar, member

pelumas secara

teratur.

Mengganti mesin

bising tinggi ke bising

kurang

Penggantian mesin

tidak dilakukan

perusahaan. Namun

perusahaan

menggunakan

peredam dari karet

untuk mengurangi

bising yang

ditimbulkan.

Penggantian mesin

tidak dilakukan

perusahaan. Namun

perusahaan

menggunakan

peredam dari karet

untuk mengurangi

bising yang

ditimbulkan.

Penggantian mesin

tidak dilakukan

perusahaan. Namun

perusahaan

menggunakan

peredam dari karet

untuk mengurangi

bising yang

ditimbulkan.

Penggantian mesin

tidak dilakukan

perusahaan. Namun

perusahaan

menggunakan

peredam dari karet

untuk mengurangi

bising yang

ditimbulkan.

Mengubah proses kerja

misal komperesi

diganti dengan pukulan

Tidak terdapat

perubahan proses

kerja di unit

produksi. Namun

pengendalian teknik

tetap dilakukan.

Tidak terdapat

perubahan proses

kerja di unit

produksi. Namun

pengendalian teknik

tetap dilakukan.

Tidak terdapat

perubahan proses

kerja di unit

produksi. Namun

pengendalian teknik

tetap dilakukan.

Tidak terdapat

perubahan proses

kerja di unit

produksi. Namun

pengendalian teknik

tetap dilakukan.

Page 173: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

157

Elemen

Pengendalian

Kebisingan

Poin

Informan

Kesimpulan Informan 1 Informan 2 Informan 3

Mengurangi transmisi

bising yang dihasilkan

benda padat dengan

menggunakan lantai

berpegas, menyerap

suara pada dinding dan

langit-langit kerja

Diketahui bahwa

pada salah satu alat

menggunakan karet

pada bagian bawah

alat untuk meredam

suara bising yang

ditimbulkan.

Diketahui bahwa

pada salah satu alat

menggunakan karet

pada bagian bawah

alat untuk meredam

suara bising yang

ditimbulkan.

Diketahui bahwa

pada salah satu alat

menggunakan karet

pada bagian bawah

alat untuk meredam

suara bising yang

ditimbulkan.

Diketahui bahwa

pada salah satu alat

menggunakan karet

pada bagian bawah

alat untuk meredam

suara bising yang

ditimbulkan.

Pengendalian

administrative

Adanya tempat istirahat

bagi pekerja setelah

bekerja di tempat

bising

Terdapat tempat

istirahat bagi

pekerja yang cukup

terjangkau dan jauh

dari bising.

Terdapat tempat

istirahat bagi

pekerja yang cukup

terjangkau dan jauh

dari bising.

Terdapat tempat

istirahat bagi

pekerja yang cukup

terjangkau dan jauh

dari bising.

Terdapat tempat

istirahat bagi

pekerja yang cukup

terjangkau dan jauh

dari bising.

Terdapat tanda-tanda

peringatan pada area

kerja yang memiliki

intensitas bising ≥85

dBA

Belum terdapat

tanda peringatan di

unit produksi

dengan intensitas

bising ≥85 dBA.

Belum terdapat

tanda peringatan di

unit produksi

dengan intensitas

bising ≥85 dBA.

Belum terdapat

tanda peringatan di

unit produksi

dengan intensitas

bising ≥85 dBA.

Belum terdapat

tanda peringatan di

unit produksi

dengan intensitas

bising ≥85 dBA.

Terdapat rotasi/shift

kerja di area kerja yang

memiliki kebisingan

Sudah terdapat

rotasi/shift kerja

yang dilakukan.

Sudah terdapat

rotasi/shift kerja

yang dilakukan.

Sudah terdapat

rotasi/shift kerja

yang dilakukan.

Sudah terdapat

rotasi/shift kerja

yang dilakukan.

Page 174: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

158

Elemen

Pengendalian

Kebisingan

Poin

Informan

Kesimpulan Informan 1 Informan 2 Informan 3

≥85 dBA.

Melakukan isolasi

operator dalam ruang

yang relatif kedap

suara.

Isolasi pekerja di

unit produksi yang

kedap suara hanya

pada kantor yang

berada dalam unit

tersebut.

Isolasi pekerja di

unit produksi yang

kedap suara hanya

pada kantor yang

berada dalam unit

tersebut.

Isolasi pekerja di

unit produksi yang

kedap suara hanya

pada kantor yang

berada dalam unit

tersebut.

Isolasi pekerja di

unit produksi yang

kedap suara hanya

pada kantor yang

berada dalam unit

tersebut.

Dilakukannya transfer

pekerja dengan keluhan

pendengaran

Transfer pekerja

dilakukan bukan

berdasarkan keluhan

pendengaran, tetapi

sesuai kebijakan top

manajement.

Transfer pekerja

dilakukan bukan

berdasarkan keluhan

pendengaran, tetapi

sesuai kebijakan top

manajement.

Transfer pekerja

dilakukan bukan

berdasarkan keluhan

pendengaran, tetapi

sesuai kebijakan top

manajement.

Transfer pekerja

dilakukan bukan

berdasarkan

keluhan

pendengaran, tetapi

sesuai kebijakan top

manajement.

3. Alat

Pelindung

Telinga

Kecocokan : alat

pelindung telinga tidak

akan memberikan

perlindungan bila tidak

dapat menutupi liang

telinga dengan rapat.

APT sudah

melindungi telinga

pekerja dengan baik.

APT sudah

melindungi telinga

pekerja dengan baik.

APT sudah

melindungi telinga

pekerja dengan baik.

APT yang

digunakan pekerja

sudah melindungi

telingadengan baik.

Nyaman dipakai ;

tenaga kerja tidak akan

menggunakan APD ini

bila tidak nyaman

Penggunaan APT

terasa mengganggu

aktifitas pekerja.

- Penggunaan APT

terasa mengganggu

aktifitas pekerja.

Penggunaan APT

terasa mengganggu

aktifitas pekerja.

Page 175: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

159

Elemen

Pengendalian

Kebisingan

Poin

Informan

Kesimpulan Informan 1 Informan 2 Informan 3

dipakai.

Penyuluhan khusus ;

terutama tentang cara

memakai dan merawat

APD tersebut.

Belum dilakukan

penyuluhan khusus

mengenai cara

pemakaian APT dan

merawatnya.

Belum dilakukan

penyuluhan khusus

mengenai cara

pemakaian APT dan

merawatnya

Belum dilakukan

penyuluhan khusus

mengenai cara

pemakaian APT dan

merawatnya.

Belum dilakukan

penyuluhan khusus

mengenai cara

pemakaian APT

dan merawatnya.

Jenis alat pelindung

telinga :

Sumbat telinga

(earplugs/insert

device/aural insert

protector)

Tutup telinga

(earmuff/protectiave

caps/circumaural

protector

Helmet/enclosure

APT yang dipakai

adalah jenis sumbat

telinga

(earplugs)dan tutup

telinga (earmuff).

APT yang dipakai

adalah jenis sumbat

telinga

(earplugs)dan tutup

telinga (earmuff).

APT yang dipakai

adalah jenis sumbat

telinga

(earplugs)dan tutup

telinga (earmuff).

APT yang dipakai

adalah jenis sumbat

telinga

(earplugs)dan tutup

telinga (earmuff).

Pemeriksaan APT

secara priodik dalam

hal pemakaian,

cacat/sempurna,

pergantian bila

diperlukan.

Pemeriksaan dalam

hal pemakaian dan

penggantian belum

dilakukan secara

priodik.

Pemeriksaan dalam

hal pemakaian dan

penggantian belum

dilakukan secara

priodik.

Pemeriksaan dalam

hal pemakaian dan

penggantian belum

dilakukan secara

priodik.

Pemeriksaan dalam

hal pemakaian dan

penggantian belum

dilakukan secara

priodik.

Monitoring dampak

pemakaian APT (iritasi

atau infeksi pada

Tidak terlaksananya

monitoring dampak

pemakaian APT

terhadap pekerja

- Tidak terlaksananya

monitoring dampak

pemakaian APT

terhadap pekerja

Tidak terlaksananya

monitoring dampak

pemakaian APT

terhadap pekerja

Page 176: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

160

Elemen

Pengendalian

Kebisingan

Poin

Informan

Kesimpulan Informan 1 Informan 2 Informan 3

telinga pekerja) dan pekerja

mengeluh dalam

memakai APT.

dan pekerja

mengeluh dalam

memakai APT.

dan pekerja

mengeluh dalam

memakai APT.

Tersedianya APT untuk

semua yang bekerja

dengan bising ≥85

dBA.

Tersedianya APT

bagi semua pekerja

yang terpajan bising

≥ 85dB.

Tersedianya APT

bagi semua pekerja

yang terpajan bising

≥ 85dB.

Tersedianya APT

bagi semua pekerja

yang terpajan bising

≥ 85dB.

Tersedianya APT

bagi semua pekerja

yang terpajan bising

≥ 85dB.

APT yang disediakan

oleh perusahaan

digunakan oleh pekerja

pada saat terpajan

dengan bising ≥85

dBA.

Sebagian pekerja

tidak memakai APT

saat terpajanbising

≥85 dBA.

Sebagian pekerja

tidak memakai APT

saat terpajanbising

≥85 dBA.

Sebagian pekerja

tidak memakai APT

saat terpajanbising

≥85 dBA.

Sebagian pekerja

tidak memakai APT

saat terpajanbising

≥85 dBA.

Perusahaan melakukan

pengawasan dalam

penggunaan APT.

Pengawasan

penggunaan APT

sudah dilakukan

dengan Safety

Patrololeh K3LH,

namun masih belum

maksimal.

Pengawasan

penggunaan APT

sudah dilakukan

dengan Safety

Patrololeh K3LH,

namun masih belum

maksimal.

Pengawasan

penggunaan APT

sudah dilakukan

dengan Safety

Patrololeh K3LH,

namun masih belum

maksimal.

Pengawasan

penggunaan APT

sudah dilakukan

dengan Safety

Patrololeh K3LH,

namun masih belum

maksimal.

4. Pemantauan

audiometri

Pre- employment Pemeriksaan

audiometri belum

dilaksanakan pada

saat Pre-

Pemeriksaan

audiometri belum

dilaksanakan pada

saat Pre-

Pemeriksaan

audiometri belum

dilaksanakan pada

saat Pre-

Pemeriksaan

audiometri belum

dilaksanakan pada

saat Pre-

Page 177: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

161

Elemen

Pengendalian

Kebisingan

Poin

Informan

Kesimpulan Informan 1 Informan 2 Informan 3

employment. employment. employment. employment.

Saat pindah tugas,

pensiun/purna tugas

Pemeriksaan saat

pindah tugas keluar

dari tempat bising

dan saat

pensiun/purna tugas

belum dilakukan.

Pemeriksaan saat

pindah tugas keluar

dari tempat bising

dan saat

pensiun/purna tugas

belum dilakukan.

Pemeriksaan saat

pindah tugas keluar

dari tempat bising

dan saat

pensiun/purna tugas

belum dilakukan.

Pemeriksaan saat

pindah tugas keluar

dari tempat bising

dan saat

pensiun/purna tugas

belum dilakukan.

Adanya sertifikasi

petugas audiometri

(internal dan eksternal)

Petugas telah

tersertifikasi dalam

melakukan tes

audiometri, namun

dokumen terkait

sertifikat tersebut

tidak bisa diberikan

kepada peneliti.

Petugas telah

tersertifikasi dalam

melakukan tes

audiometri, namun

dokumen terkait

sertifikat tersebut

tidak bisa diberikan

kepada peneliti.

- Petugas telah

tersertifikasi dalam

melakukan tes

audiometri, namun

dokumen terkait

sertifikat tersebut

tidak bisa diberikan

kepada peneliti.

Petugas melakukan tes

audiometri sesuai

dengan prosedur

standar pemeriksaan,

memberikan instruksi

dan konsultasi pada

pekerja dan

menyimpan data-data

tersebut.

Pelaksanaan tes

audiometri sesuai

dengan prosedur

dan menyimpan

data tersebut.

Pelaksanaan tes

audiometri sesuai

dengan prosedur

dan menyimpan

data tersebut.

- Pelaksanaan tes

audiometri sesuai

dengan prosedur

dan menyimpan

data tersebut.

Page 178: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

162

Elemen

Pengendalian

Kebisingan

Poin

Informan

Kesimpulan Informan 1 Informan 2 Informan 3

Data jelas,

tingkat/singkat,

lengkap dan

terjadwal/terdapat

tanggalnya

pelaksanaannya

Terdapat data

pemeriksaan

audiometri pekerja.

Terdapat data

pemeriksaan

audiometri pekerja.

- Terdapat data

pemeriksaan

audiometri pekerja

Adanya tindakan lebih

lanjut dari dokumen

audiometri

Tindak lanjut dari

hasil audiometri

belum dilakukan.

Tindak lanjut dari

hasil audiometri

belum dilakukan.

- Tindak lanjut dari

hasil audiometri

belum dilakukan.

Adanya perbandingan

hasil tes pekerja

sebagai baseline data

untuk identifikasi

keseuaian NAB dengan

standar

Belum ada

perbandingan hasil

tes sebagai baseline

data untuk

identifikasi

kesesuaian NAB

dengan standar.

Belum ada

perbandingan hasil

tes sebagai baseline

data untuk

identifikasi

kesesuaian NAB

dengan standar.

- Belum ada

perbandingan hasil

tes sebagai baseline

data untuk

identifikasi

kesesuaian NAB

dengan standar.

Peringatan secara

tertulis jika nilai

STS/shift kerja

melewati standar

Belum terdapat

peringatan secara

tertulis jika terdapat

nilai STS melewati

standar.

Belum terdapat

peringatan secara

tertulis jika terdapat

nilai STS melewati

standar.

- Belum terdapat

peringatan secara

tertulis jika terdapat

nilai STS melewati

standar.

Adanya evaluasi jika

STS lebih besar dari

5% setiap tahun.

Belum terdapat

evaluasi yang

dilakukan.

Belum terdapat

evaluasi yang

dilakukan.

- Belum terdapat

evaluasi yang

dilakukan.

Page 179: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

163

Elemen

Pengendalian

Kebisingan

Poin

Informan

Kesimpulan Informan 1 Informan 2 Informan 3

Hasil tes audiometri

secara keseluruhan

dikomunikasikan

kepada para pengawas

dan manajer dan

begitupula dengan

pekerja sendiri.

Hasil tes audiometri

dikomunikasikan

kepada pihak yang

bersangkutan.

Hasil tes audiometri

dikomunikasikan

kepada pihak yang

bersangkutan.

Hasil tes audiometri

dikomunikasikan

kepada pihak yang

bersangkutan.

Hasil tes audiometri

dikomunikasikan

kepada pihak yang

bersangkutan.

5. Pencatatan

dan

pealporan

Monitoring hearing

hazards

Pencatatan

pemantauan bising

sudah terlaksana.

Pencatatan

pemantauan bising

sudah terlaksana.

Pencatatan

pemantauan bising

sudah terlaksana.

Pencatatan

pemantauan bising

sudah terlaksana.

Engineering and

administratif controls

Pencatatan

Engineering and

administratif

controlssudah

terlaksana.

Pencatatan

Engineering and

administratif

controls sudah

terlaksana.

Pencatatan

Engineering and

administratif

controls sudah

terlaksana.

Pencatatan

Engineering and

administratif

controls sudah

terlaksana.

Audiometri Pencacatan dan

penyimpanan hasil

tes audiometribelum

terlaksana dengan

baik.

Pencacatan dan

penyimpanan hasil

tes audiometribelum

terlaksana dengan

baik.

Pencacatan dan

penyimpanan hasil

tes audiometribelum

terlaksana dengan

baik.

Pencacatan dan

penyimpanan hasil

tes

audiometribelum

terlaksana dengan

baik.

Personal hearing

protective,

Pencacatan

penggunaan APT

sudah terlaksana.

Pencacatan

penggunaan APT

sudah terlaksana.

Pencacatan

penggunaan APT

sudah terlaksana.

Pencacatan

penggunaan APT

sudah terlaksana.

Program evaluation Pencacatan evaluasi Pencacatan evaluasi Pencacatan evaluasi Pencacatan evaluasi

Page 180: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

164

Elemen

Pengendalian

Kebisingan

Poin

Informan

Kesimpulan Informan 1 Informan 2 Informan 3

sudah terlaksana sudah terlaksana sudah terlaksana sudah terlaksana

Hearing loss

prevention audit

Pencatatan audit

terlaksana.

Pencatatan audit

terlaksana.

Pencatatan audit

terlaksana.

Pencatatan audit

terlaksana.

4. Matriks Hasil Wawancara

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

1.Survey

kebisinga

n

Bisakah bapak/ibu

ceritakan bagaimana

survey / pengukuran

pajanan bising ditempat

kerja yang dilakukan oleh

perusahaan?

“Baik, jadi begini ya

dek, kita telah

melakukan pengukuran

bising di area yang

ditentukan, kami belum

dapat melakukan

pengukuran bising

“pengukuran bising telah

kita lakukan,hasilnya pun

ada, kita bekerja sama

dengan balai k3 bandung

untuk melakukannya,

namun titik pengukuran

yang dilakukan kita yang

“pengukuran bising sudah

kita lakukan, kita kalau

tidak salah ada orang luar

yang mengukurnya, dari

balai k3 bandung

sepertinya, namun titik

pengukuran yang dilakukan

Page 181: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

165

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

e. Bagaimana bisa

dipaparkan dengan

metode apa

melakukan

pengukurannya

f. Bagaimana dengan

Noise

Mapping/pemetaan

bising di tempat

kerja?

g. Bagaimana dengan

jadwal kegiatan

pemantauan bising?

h. Bisa dipaparkan di

devisi mana saja di

ukur?

i. Bagaimana penetapan

pekerja yang terpajan

pada dosis <0,5-1

disemua area,

dikarenakan dalam

pengukuran itu kami

menggunakan jasa luar,

dikarenakan biaya yang

tidak sedikit untuk

melakukan pengukuran,

perlu adek ketahui, jasa

dari luar yang kita

gunakan telah

bersertfikasi baik dari

petugasnya yang

berkompeten, serta alat

yang digunakannya,

kalau tempat

pengujiannya kita

lakukan disini, orang

yang dari luar kita

datangkan kemari.”

menunjukkan mana yang

harus di ukur”

“mengenai alat yang

dipakai mengukur bising

itu, kita sudah percayakan,

dan tentulah sudah

terkalibrasi dek”

“pemetaan bising belum

ada, masih dalam

perencanaan kita”

“kegiatan pengukuran

dalam setahun dua kali

pengukuran, kita

jadwalkan kok”

“kalau perubahan proses

perusahaan yang

menunjukkan mana yang

harus di ukur”

“disini belum ada dek

pemetaan, masih dalam

perencanaan kayaknya”

“proses produksi kita ya

beginilah dek, pengukuran

bising kalau ada proses

produksi ya tidak ada dek”

“kegiatan pengukuran yah,

pernah sih dilakukan dalam

2 tahun ada sekali lah

pengukuran”

“kemudian pengukuran itu

Page 182: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

166

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

“Metode yang dilakukan

itu sudah pihak luar

yang mengatur

bagaimana, dari kami

hanya menunjukkan titik

mana yang akan di ukur

tingkat kebisingannya,

belum ada dilakukannya

pengukuran bising saat

perubahan proses

produksi, ya ini kan dek

prosesnya begini-gini

aja kok, begitu”

“kami belum membuat

pemetaan bising, itu

masih dalam rencana

kami kedepannya”

produksi kita ya beginilah

dek, pengukuran bising

kalau ada proses produksi

ya tidak ada dek”

“dari pengukuran yang

kita lakukan selanjutnya

akan kita lakukan koreksi

dari hasil bising tersebut”

akan ada tindakan koreksi

dari pihak k3lh dek”

“ya semua pekrja memakai

APT dek, tapi kalau di

perioritaskan untuk

pemakaiannya belum ada

tuh dek”

Page 183: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

167

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

“jadwal pengukuran

bising kita lakukan

setahun dua kali

pengukuran, dan kami

telah membuat jadwal

pengukuran bising dalam

setahun, pada tahun

2014 ini kami

menjadwalkan pada

bulan Mei dan

Oktober..”

“devisi yang kita ukur

semua telah kita

lakukan pengukuran,

terutama yang bising

tinggi, kemudian dari

hasil tersebut kita akan

melakukan koreksi

Page 184: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

168

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

apakah harus dilakukan

tindak lanjut dari

kebisingan itu dek”

“pengukuran yang kita

lakukan sebatas area

kerja, belum ada kita

lakukan pengukuran

secara individu dengan

bising yang diterima

pekerja itu”

Bisa dipaparkan

bagaimana dilakukannya

pemeriksaaan dosis

pajanan kebisingan

terhadap pekerja?

d. Jelaskanlah bagaimana

proses

“pengukuran yang kita

lakukan sebatas area

kerja, belum ada kita

lakukan pengukuran

secara individu dengan

bising yang diterima

pekerja itu”

“kalau pengukuran yang

dilakukan secara personal

pekerja belum ada, belum

sampai kesana

pengukurannya”

“kalau “pengukuran yang

dilakukan secara satu

persatu pekerja belum ada,

belum”

Page 185: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

169

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

pemeriksaannya?

e. Siapa yang melakukan

pemeriksaan dosis

pajanan bising

tersebut?

f. Bagaimana dengan

waktu pengukurannya?

“…semuapekerja sudah

diberikan Alat Pelindung

Diri dari perusahaan,

untuk semua pekerja

kami berikan Alat

Pelindung Telinga (APT)

ditempat kerja yaitu kami

memberikan earplug dan

earmuff…”

“pekerja sudah kita

berikan Alat Pelindung

Telinga seperti earplug ya

dek, ada juga earmuff, ya

pekerja memakai

tergantung kebutuhan

mereka saja, bila bising

yang dirasa tinggi ya ada

yang memakai dua

duanya”

Bisa diceritakan

bagaimana hasil

pengukuran di

dokumentasikan?

a. Dimasukkan kedalam

dokumen medis

kesehatan pekerja?

“setiap pengukuran area

kerja kita

dokumentasikan, kan tadi

pengukuran bising

pekerja belum ada jadi

dalam dokumen medis

nanti diperiksa saat

pemeriksaan kesehatan”

“ada kok

didokumentasikan dan kita

juga ikut menemani saat

pengukuran itu”

“kalau

pendokumentasianada kok

didokumentasikan hasil

pengukurnnya”

2.Pengen

dalian

Bisa dipaparkan

bagaimana upaya

“kalau pengendalian

teknik yang kita kalukan

“semua mesin kita jaga

dan kita kontrol, nanti bisa

“semua mesin kita jaga dan

kita kontrol, nanti bisa

Page 186: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

170

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

teknik

dan

administr

atif.

pengendalian teknik telah

dilakukan perusahaan

untuk mengurangi bising?

c. Bisa dipaparkan

pengendalian seperti

apa yang dilakukan?

d. Bisa dipaparkan

bagaimana pemantauan

terhadap pengendalian

teknik yang sudah

dilakukan?

begini dek, setiap mesin

yang bekerja itu kita

rawat, mesin itu

dikontrol, dan ada

jadwal pengecekanya

juga, kalau dalam

mengurangi bising yang

ditimbulkan mesin, kami

tidak menggukan lantai

berpegas dan dinding

yang menyerap suara,

namun kami melakukan

perawatan dan meredam

pukulan dari mesin

terebut dengan

menggunakan karet

dibagian mesin, agar

dentuman tidak terlalu

keras, kalau ada yang

menimbulkan sisa produk

kecil seperti ini kita kasih

pembatas antara mesin

dilihat di jadwal

pemeliharaannya”

“…dalam proses produksi

di setiap unit

menggunakan mesin dan

ada yang manual dengan

pukulan, mesin yang

bising kami melakukan

perawatan dan membuat

peredam bising…”

dilihat dikantor ya dek di

jadwal pemeliharaannya”

“mesin yang kita gunakan

di sini selama saya bekerja

disini belum ada

penggantian mesin, terus

mesin lama kan biasanya

bising, nah kita buat

peredam mesin dek, seperti

ini”

“nah, begini dek kita nanti

liat di lapangan kita ada

bentuk pengendalian untuk

bising bisa berkurang, kita

kasih karet ditengah-tengah

antara besi-besi yang

beradu”

Page 187: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

171

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

dengan pekerja agar

tidak membahayakan

begitu”

“yah perlu adek tahu

disini ada pekerjaan

yang dilakukan mesin,

nah disitu kebsiingan

yang cukup tinggi,

dengan dentuman itu,

ada juga yang

pekerjaannya secara

manual dek, nanti kita

liat ya”

“mesin-mesin yang

digunakan disini bising

dan mesin ini sudah lama

jadi tidak ada

Page 188: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

172

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

penggantian mesin

apalagi menghilangkan

mesin itu, dari

perusahaan hanya

mengadakan upaya

membuat peredam untuk

mesin tersebut agar

bising bisa terkendali”

“kalau disana kantor

yang disiapkan bagi

pekerja, itu ruangannya

tidak bising seperti

diluar dek”

“nah, pengecekan itu

bisa adek liat di jadwal

rutin kami yang sudah

dibuat namanya

Page 189: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

173

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

pemeliharaan mesin

priodik”

Bisa dipaparkan

bagaimana upaya

pengendalian adminstratif

yang sudah dilakukan oleh

perusahaan?

e. Seluruh pekerja yang

terpajan bising

memiliki waktu

istirahat yang cukup?

f. Bagaimana dengan

tanda-tanda peringatan

pada area bising?

g. Terdapat rotasi kerja di

area kerja yang

memiliki kebsingan

>85 dB?

h. Bagaimana dengan

transfer pekerja yang

mengalami keluhan

“kalau pengengendalian

administratif mah kayak

pekerja kita ada sift

kerja, ada tanda

peringatan kayak yang

tertempel disana, harus

pake helm, sarung

tangan yah disitulah”

“tempat istirahat mah

sudah ada yah, sekalian

kantin makan siang,

lokasinya cukup jauh

dari bising”

“kalau pengendalian

administratif kita sudah

lakukan, upaya kita

melakukan shift kerja,

istrirahat cukup dan jauh

dari lokasi kerja, dan

melakukan penempelan

sign di setiap produksi

kita”

”iya, sudah kita buat sign

yang ada termasuk

kebisingan, namun upaya

ini masih dalam

pembuatan, belum ada kita

tempelkan di area kerja”

“pengendalian administratif

bisa adek liat, kita ada sift

kerja, kemudian disini kita

pasang tanda tanda kalau

wajib apd”

“itempat istirahat sudah

ada dan cukup diberikan

perusahaan, dari jam 11.30

sampai 12.30 WIB, dan

tempat istirahat kita juga

bagus, jauh dari bising”

“kalau transfer pekerja itu

sesuai dengan medical

Page 190: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

174

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

pendengaran? “tanda-tanda peringatan

bising sudah ada, tapi

masih belum di

tempelkan dek, hehe…

kita akan tempel nanti

kok dek,”

“yah pekerja disini mah

sudah terbiasa dengan

bising, jadi nanti kalau

ada pekerja yang dirotasi

bisa diliat dari hasil

medical check upnya

dek”

“…pekerja dengan bising

di unit akan diberikan

alat pelindung diri yaitu

earplug dan ada yang

“isolasi pekerja sampai

saat ini kita belum ada,

pekerja masih kita berikan

APT”

“kalau transver pekerja

kita sesuaikan dengan

medical check upnya dek”

check up nya, dan yang

berhak mengatur itu kepala

departemen masing masing

dek”

“isolasi pekerja belum ada

dek, kan kita ada kantor

diatas, ya disana pekerja

yang setelah bekerja bisa

kesana, tapi saat bekerja

yang berhadapan dengan

mesin belum ada isolasi

pekerjanya”

Page 191: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

175

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

diberikan earmuff, belum

ada isolasi pekerja

ketempat yang kedap

suara…”

3.alat

pelindung

telinga

(APT)

Bisa dipaparkan

bagaimana perusahaan

dalam menyediakan dan

memberikan serta

mencukupi alat pelindung

telinga bagi seluruh

pekerja ?

“Untuk alat pelindung

telinga, kita lakukan

pembelian berdasarkan

kebutuhan dilapangan,

nanti setiap kepala

departemen akan

mengajukan butuh

berapa alat pelindung

untuk pekerjanya, sejauh

ini cukup terpenuhi”

“untuk kecocokan alat

pelindung telinga yang

dipakai kami

menggunakan earplug

dan ada yang dikasih

“ohh tentu alat pelindung

diri itu kita utamakan, dan

wajib pekerja

memakainya”

“mengenai cocok apa

tidaknya ya pekerja akan

memberikan keluhan ke

kita dek, alat pelindung

telinga yang dipakai kami

menggunakan earplug dan

ada yang dikasih earmuff

tapi persediaan earmuff

terbatas dan kita juga

“ohh tentu alat pelindung

diri itu kita utamakan, dan

wajib pekerja memakainya,

adek bisa lihat disitu kita

pasang tanda wajib helm,

dan bagi tamu yang datang

dan pekerja pkl juga wajib

memakai apd”

“mengenai kecocokan alat

pelindung telinga yang

dipakai kami menggunakan

earplug dan ada yang

dikasih earmuff tapi

persediaan earmuff

terbatas”

Page 192: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

176

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

earmuff tapi persediaan

earmuff terbatas dan kita

juga melihat biaya yang

harus dikeluarkan”

melihat biaya yang harus

dikeluarkan”

Bisa dipaparkan

bagaimana jenis APT yang

diberikan oleh

perusahaan?

c. Bagaimana dengan

standar APT yang

digunakan?

d. Bagaimaan dengan

APT yang digunakan

dengan intensitas

kebisingan di area

kerja telah

memeperhitungkan

Noise Reduction Rate

(NRR)

“yah, kalau alat

pelindung itu tentu sudah

kita sesuaikan dengan

standar yang berlaku

dek, kalau pekerja di

kebisingan tinggi kita

kasih earmuff, kalau

yang pekerja yang biasa

earplug juga cukup”

“semua pekerja telah

“kita sih pakai earplug

sama earmuff, ya kalau

pekerja dengan bising

tinggi kita kasih earmuff

yang ketutup semua

telinga, kalau yang biasa

kebisingannya earplug aja

dek”

“bagi pekerja kita sudah

kasih dan kalau mereka

apalagi yang bising area

kerjanya”

“kita sih pakai earplug

sama earmuff, ya kalau

pekerja dengan bising tinggi

kita kasih earmuff yang

ketutup semua telinga, kalau

yang biasa kebisingannya

earplug cukup dek”

“earplug dan earmuff sudah

disediakan oleh perusahaan

bagi semua pekerja”

Page 193: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

177

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

kita berikan earplug

untuk bekerja di

kebisingan ≥85 dBA”

“kalau ada pekerja yang

tidak memakai nanti

akan kena saat safety

patrol dan audit”

“Untuk alat pelindung

telinga, kita lakukan

pembelian berdasarkan

kebutuhan dilapangan,

nanti setiap kepala

departemen akan

mengajukan butuh

berapa alat pelindung

untuk pekerjanya, sejauh

“ya memang kadang susah

memberikan pengertian

sama pekerja buat

memakai APT, ya paling

tidak disaat audit kita

akan suruh lagi buat

pemakaian APD lengkap.

“mengenai kecocokan alat

pelindung telinga yang

dipakai kami menggunakan

earplug dan ada yang

dikasih earmuff tapi

persediaan earmuff

terbatas”

“kalau saya memakai

earplug atau earmuff saya

merasa terganggu dan tidak

nyaman, saya sudah

terbiasa tidak

menggunakannya, kalau

menggunakan sedang ada

audit internal atau eksternal

perusahaan”

Page 194: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

178

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

ini cukup terpenuhi”

”kalau soal nyaman atau

tidak dalam memakai

APT mah, pekerja akan

melapor kalau ada yang

kurang nyaman, atau

rusak gitu dek”

“kalau memperhitungkan

NRR nya mah saya belum

tau bagaimana dek, yang

sudah sudah kita minta

kebagian K3LH earplug jika

sudah habis atau rusak”

Bisa dipaparkan

bagaimana pekerja

diberikan pelatihan cara

penggunaan dan

pemeliharaan APT?

“pelatihan cara memakai

kita paling memberi tahu

secara personal,

mungkin nanti yah disaat

training, nanti disitu

dijelaskan cara memakai

dan merawatnya, tapi

setahu saya belum

disosialisasikan

bagaimana cara

merawat dan cara pakai

“kita kasih tau kepada

pekerja bagaimana cara

memakai dan merawatnya,

terutama saat ada

pelatihan-pelatihan”

“saya kasih tau kepada

pekerja bagaimana cara

memakai dan merawatnya,

dan masih ada juga pekerja

yang bertanya kepada saya

langsung bagaimana cara

pemakaian apt tersebut”

“dan penyuluhan dalam

pemakaian APT dan

perawatannya belum

Page 195: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

179

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

yang benar tuh dek” dilakukan, pemakaian

earplug berdasarkan

pengalaman”

Bisa dipaparkan

bagaimana proses

pengawasan di tempat

kerja tentang penggunaan

APT bagi seluruh pekerja

yang bekerja di area

bising?

“pengawasan kita

lakukan, pas jadwal

safety patrol. Kita paling

ingatkan pekerja yang

kadang tidak memakai

earplug atau earmuff

nya”

“ohh pasti kita awasi

pekerja, ka nada safety

patrol dek, kita cek pekerja

yang belum patuh akan

pemakaian alat pelindung,

padahal itu mah buat

dirinya sendiri atuh”

“ohh pasti kita awasi

pekerja, ka nada safety

patrol dek, kita cek pekerja

yang belum patuh akan

pemakaian alat pelindung,

padahal itu mah buat

dirinya sendiri atuh, ini

saya juga aneh pekerja

disini takutnya hanya kalau

ada pengawasan dari atas,

belum ada kesadaran untuk

dirinya sendiri bagaimana

melindungi dirinya sendiri

dek,”

”untuk pengawasan masih

mengandalkan audit, dan

Page 196: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

180

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

safety patrol yang dilakukan

internal perusahaan,

kebanyakan pekerja

memakai pada saat audit

dan akan ada penilaian ISO

yang dilakukan

perusahaan”

“ya begitulah, disini pekerja

ada yang memakai dan

kebanyakan memakai

earplug kalau ada audit

saja”

“belum ada kita

memonitoring dampak dari

pemakaian APT, baik

keluhan pekerja, paling

pekerja yang ingin

Page 197: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

181

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

mengganti earplug akan

member tahu kepada kepala

unit agar diganti dan jarang

biasanya pekerja

melaporkan adanya keluhan

dari pemakaian APT,

monitoring itu dilakukan

pada saat medical check up

keseluruhan yang dilakukan

departemen K3LH”

Bagaimana proses

pemeliharaan dan

penggantian APT yang

dilakukan perusahaan?

“paling perawatan

tergantung pekerja yah,

kadang pekerja lupa

taruh dimana trus ilang

besoknya tidak pakai

APT nya, ya harus

dipertegas lagi buat

pekerja ini, padahal

sudah sering diingatkan,

kalau penggantian itu

setiap tahun kita ganti

“pemeliharaan ya

tergantung pekerjanya, ya

kita sudah kasih tau buat

dijaga, tapi masih ada

yang kadang hilang gitu,

ya kita siapkan stok

APTnya untuk mengganti

yang hilang itu”

“pemeliharaan ya

tergantung pekerjanya, ya

kita sudah kasih tau buat

dijaga, tapi masih ada yang

kadang hilang gitu, ya kita

siapkan stok APTnya untuk

mengganti yang hilang itu”

“pemeriksaan APT secara

priodik belum dilakukan,

Page 198: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

182

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

APT nya, terus kalau ada

permintaan dari kepala

departemen minta

penggantian ya kita

ganti”

earplug yang rusak dan

perlu diganti itu pekerja

yang memberitahu kepada

pihak kepala unit agar

menggantinya…”

4.pemeri

ksaan

audiomet

ri

Bagaimana proses

pemeriksaan audiometri

yang dilakukan

perusahaan?

f. Bagaimana dengan

pemilihan pekerja

untuk tes

audiometrinya?

g. Bagaimana dengan

waktu pemeriksaannya

h. Bagaimana dengan

petugas yang

melakukan

pemeriksaan

audiometri?

i. Bagaimana dengan alat

“kalau pemeriksaan

audiometri kita sudah

lakukan, biaya yang

dikeluarkan buat

pemeriksaan audiometri

ini tidak sedikit, jadi

perusahaan

melakukannya dalam dua

tahun sekali, seharusnya

tahun ini ada

pemeriksaan audiometri,

tapi tidak dilakukan

karena masih ada

pembiayaan lain yang

dikeluarkan

“ya, kalau pemeriksaan itu

kita lakukan, dan sudah

berjalan, dan petugas

tentu sudah berkompeten

dek”

“pemeriksaan audiometri

pre-employment belum

dilakukan, pemeriksaan

dilakukan pekerja pada

saat medical check up saat

ditetapkan sebagai

“…pemeriksaan audiometri

disini sudah ada, bapak pun

pernah ikut kok dek…”

“ya, bapak pernah

mengikuti tes audiometri itu,

tapi sampai sekarang bapak

belum ada keterangan

apakah dari hasil itu telinga

bapak ada bermasalah apa

bagaimana, tikalau

pemeriksaan itu sudah

Page 199: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

183

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

audiometri yang

digunakan?

j. Bisa dipaparkan

bagaimana Pemilian

tempat pemeriksaan

audiometri?

perusahaan.”

“menganai waktu juga,

kita sudah ada hasl data

pemeriksaannya kok

dek”

“pemeriksaan audiometri

pre-employment belum

dilakukan, pemeriksaan

dilakukan pekerja pada

saat medical check up

saat ditetapkan sebagai

karyawan”

“pemeriksaan audiometri

dilakukan dua tahun

sekali baik pekerja yang

karyawan, yah paling pas

saat melamar kan kita

ajukan surat kesehatan

pribadi dek”

“ohh kalau data hasil

audiometri tahun ini ada

dek, nanti bisa dilihat

yah”

“…kalau pada

pemeriksaan audiometri

pekerja yang akan keluar

kita dari perusahaan

hanya dilakukan medical

check up didalamnya,

untuk melihat status

kesehatan pekerja

tersebut,..”

dilakukan, dan sudah

berjalan”

“pemeriksaan audiometri

pre-employment belum

dilakukan, pemeriksaan

dilakukan pekerja pada saat

medical check up setelah

jadi karyawan dek, mungkin

kan biayanya mahal yah”

“kemarin pas pemeriksaan

semua pekerja yang

diperiksa di tempat kan di

dekat kantin yang

menpunyai ruang kosong,

disana kita di tes untuk

menekan tombol jika

mendengarkan suara begitu

Page 200: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

184

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

bekerja di area bising

≥85 dBA”

“pada pemeriksaan

audiometri pekerja yang

akan keluar dari

perusahaan hanya

dilakukan medical check

up didalamnya”

“pemilihan pekerja

didasari dari hasil

pemeriksaan kesehatan,

jika pekerja itu

bermasalah pada

telinganya baru kita

lakukan pemeriksaan

audiometri, pekerja yang

“aturan yang dilakukan

untuk tes itu kita

sesuaikan dek, siapa saja

yang ikut, dan sudah

sesuai prosedur kita juga”

dek”

“…kalau pada pemeriksaan

audiometri pekerja yang

akan keluar, bapak pernah

Tanya sama temen bapak

dia tes kesehatan yang

biasanya, nah medical

check up namanya kalau

gak salah bapak”

Page 201: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

185

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

akan masuk akan diminta

cek kesehatan, dari situ

bisa dilihat apa nanti

pekerja ada bermasalah

dengan kesehatannya,

kita tidak ada cek

audiometri kepada

pekerja yang akan

masuk, kan percuma

buang duit yang belum

pasti bekerja dengan

perusahaan”

“petugas yang

melakukan kita

bekerjasama dari pihak

luar, yang tentu sudah

bersertifikasi”

Page 202: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

186

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

“kami bekerjasama

dengan balai K3

Bandung dalam

melakukan tes

audiometri dan rumah

sakit PT Pindad dengan

petugas yang sudah

berserfitikasi tentunya”

“kalau alat yang

digunakan pasti sudah

baiklah, kan kita

bekerjasama dengan

pihak yang berserfitikasi

dan tempatnya kita

lakukan disini, kita buat

di tempat ruang makan

yang cukup jauh dari

bising, disitu ada ruang

yang kosong kita jadikan

Page 203: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

187

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

tempat pemeriksaannya”

“pemeriksaan audiometri

dilakukan dengan

prosedur yang telah

ditentukan, bagi pekerja

yang akan mengikuti tes

akan ditentukan oleh

pihak K3LH.”

Bisa dipaparkan

bagaimana dengan hasil

tes audiometri dievaluasi

oleh pihak perusahaan?

d. Bagaimana tindak

lanjut oleh

perusahaanmengena

i hasil audiometri?

e. Bagaimana dengan

baseline data

pemeriksaan

“kalau hasil dari tes

audiometri belum sampai

kita evaluasi bagaimana

ini bisa terjadi pada

pekerja,tindak lanjutnya

pekerja kita pindahkan

kebagian yang tidak

bising”

“baseline data

”ya begini dek, kita masih

dalam penyempurnaan,

sebenarnya tentang

audiometri ini masih

banyak yang perlu

dibenahi, mulai dari data

base pertama kali

dilakukan pemeriksaan,

pemelihan pekerja yang

seharusnya dari pekerja

dengan pajanan bising,ini

“ya kalau bapak ada tes

begituan bapak ikut dek, ya

hasilnya sudah ada tapi

bagaimana tindak

lanjutnya sampai sekarang

belum diketahui”

“kalau itu bapak kurang

tahu dek bagaimana, kan

bapak menurut jika ada

Page 204: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

188

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

audiometri?

f. Bagaimana dengan

pekerja yang

mengalami jika STS

lebih besar 5%

setiap tahun?

pemeriksaan audiometri

masih ada, tapi kita

sampai sekarang tidak

tau dimana diletakkan,

tapi ada kok”

“kami hanya memberikan

hasil medical check up

kepada pekerja yang

bersangkutan, kalau

peringatan tertulis belum

ada”

“kalau itu kita belum

lakukan

pengevaluasiannya

dek…”

yang sekarang pekerja

dipilih untuk pemeriksaan

hanya kepala dan staff

departemen, gimana mau

bener”

“terkait tindak lanjut kita

masih dalam proses dek,

soalnya kita harus

membuka data awal

pemeriksaan, nah itu

menjadi persoalan yang

kita lagi kerjakan”

“dari K3LH hanya

memberikan hasil medical

check up kepada pekerja

yang bersangkutan, kalau

peringatan tertulis dari

perwakilan yang ikut tes

audiometri bapak ikut dan

informasi selanjutnya ke

bapak mah ya begitulah

dek,”

Page 205: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

189

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

hasil tes audiometri yang

sudah lewatin standar

belum ada”

Bisa dipaparkan

bagaimana

pendokumentasian hasil

periksanan audiometri

perusahaan dari tahun

ketahun?

b. Bisa dipaparkan

bagaimana hasil

audiometridi

informasikan kepada

pekerja?

“kalau setiap tes

audiometri selalu kita

dokumentasikan yaitu

dalam bentuk laporan,

dimana setiap pekerja

yang ikut tes akan

mengetahui hasilnya dan

akan diberikan kepada

kepala departemen baru

diberikan kepekerjanya,

di laporan itu lengkap

terdapat data jelas

pekerja, tanggal

pelaksanaan dan hasil

audiometri nya”

“setiap kegiatan kita

dokumentasikan kok,

termasuk hasil tes

audiometri ini, kita bikin

laporan hasil tesnya, lalu

K3LH akan

menyampaikan kepada

setiap kepala departemen

untuk memberikan kepada

pekerja yang mengikuti

tes.”

“ya kalau bapak ada tes

begituan bapak ikut dek, ya

hasilnya sudah ada tapi

bagaimana tindak

lanjutnya sampai sekarang

belum diketahui”

Page 206: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

190

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

“kalau perbandingan

dari tahun ke tahun

mengenai data pertama

pekerja yang ikut tes

sampai sekarang masih

dalam rencana kita dek”

5.pencaca

tan dan

pelapora

n

Bisa dipaparkan

bagaimana proses

pencacatan dan

penyimpanan data atau file

tentang HLPP diterapkan?

Bisa dipaparkan apa saja

dokumen yang di

dokumentasikan mengenai

HLL

“semua yang dilakukan

di dicatat dan dilaporkan

kebagian top manajemen,

termasuk HLPP ini dek,

pelaporan akan dibuat

oleh penanggung jawab

HLPP kemudian kepala

departemen K3LH akan

mengecek laporan

tersebut sebelum

diberikan kepada top

“memang semua akan kita

catat dan laporkan, karena

itu sebagai acuan kami

untuk atasan, ya semua lah

kita catat dan laporkan

dek”

“kalau mengenai

pencatatan hasil tes

audiometri dari awal

pemeriksaan saya tidak

“memang semua akan kita

catat dan laporkan, karena

itu sebagai acuan kami

untuk atasan, ya semua lah

kita catat dan laporkan

dek”

Page 207: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

191

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

menajement,”

“yah, dokumen itu yang

terkait pelaksanaan

pengukuran bising,

perawatan mesin, hasil

audiometri, pemakaian

apt pekerja, hasil

evaluasi yang kita

lakukan, dan hasil audit

baik perusahaan yang

mengauditnya ataupun

pihak luar, begitu dek”

tahu kemana diletakkan,

pada saat itu bukan saya

yang menanganinya, yaa

lagi pula kita kan sudah

beberapa kali pindah

gedung disini, mungkin

masih ada tapi saya sudah

tidak tahu dimana

diletakkan”

Bisa dipaparkan

bagaimana proses

pengomunikasian

mengenai HLPP kepada

manajemen perusahaan?

“yah kan tadi saya

katakana laporan yang

dibuat sebagai salah satu

bentuk komunikasi

kepada top manajement

perusahaan, itu berguna

utnuk meningkatkan

“ya laporan yang kita buat

itu sebagai bentuk

komunikasi kepada

perusahaan dan itu

menjadi tugas kami di

K3LH”

“ya laporan yang kita buat

itu sebagai bentuk

komunikasi kepada

perusahaan dan itu menjadi

bentuk tugas saya sebagai

kepala operator unit dek,

kadang saya juga yang

Page 208: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

192

Elemen

Pengenda

lian

kebisinga

n

Pertanyaan

Informan Penelitian

Penanggung jawab

Program Pengendalian

Kebisingan

(Informan 1)

Staff K3LH bidang

keselamatan kerja

(informan 2)

Kepala operator bagian

unit tempa dan cor II

(informan 4)

proper nantinya dan saat

diaudit dari luar”

mengerjakan sendiri dari

semua laporan yang diminta

perusahaan, belum saya

mengontrol anak buah ya

disini saya seperti

mengemban semuanya dek,

hehe..”

Page 209: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

193

Lampiran 5

Gambar observasi

Gambar 5.1 Jadwal Perawatan Mesin

Page 210: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

194

Gambar 5.1 lanjutan Jadwal Perawatan Mesin

Page 211: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

195

Gambar 5.2 Pemberian Pelumas Mesin

Gambar 5.3 Pemeliharaan Mesin

Page 212: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

196

Gambar 5.5 Peredam Karet Mesin

Gambar 5.4 Pekerja Dengan Pukulan

Page 213: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

197

Gambar 5.6 Tanda Kebisingan

Gambar 5.7 Shift Kerja

Page 214: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

198

Gambar 5.8 Pemakaian APT

Page 215: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

199

Gambar 5.8 Lanjutan Pemakaian APT Pekerja

Page 216: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

200

Gambar 5.9 Jenis APT

Page 217: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

201

Gambar 5.10 Medical Check up

Page 218: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

202

Gambar 5.11 Pencatatan Monitoring Hazard

Page 219: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

203

Page 220: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

204

Page 221: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

205

Page 222: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

206

Page 223: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

207

Page 224: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

208

Page 225: GAMBARAN PELAKSANAAN PENGENDALIAN BISING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29676/1/DIAN... · GAMBARAN PELAKSANAAN . PENGENDALIAN BISING. PADA PT PINDAD (PERSERO)

209