Upload
others
View
28
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM PENANGANAN
TERSEDAK ASI PADA BAYI DI POSYANDU MAWAR 2
DUSUN TEGALSARITUBAN GONDANGREJO
KARANGANYAR
SKRIPSI
“Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”
Disusun Oleh :
LINA ANI SUFIANA
NIM S10023
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atasrahmat
dan karunia-Nya, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi denganjudul
“Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Penanganan Tersedak ASI pada Bayi di
Posyandu Mawar 2 Desa Tegalsari Gondangrejo Karanganyar”. Dalam
penyusunanskripsi ini, peneliti banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari
berbagaipihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima
kasih danpenghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep,selakuKetua Program studi S-
1 Keperawatan
3. Ibu Siti Rahayu, SST., M.Kes, selaku Pembimbing I yang telah memberikan
masukan dan arahan selama penyusunan proposal skripsi.
4. Bapak Aria Nurahman Hendra Kusuma, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku
Pembimbing II yang juga telah memberikan masukan dan arahan selama
penyusunan proposal skripsi.
5. Ibu anita istiningtyas,S.Kep.,Ns., M.Kep,yang telah menguji saya dan
memberikan masukan untuk skripsi saya.
6. Seluruh dosen dan staf akademik Program Studi S-1 Keperawatan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
7. Kepala Puskesmas Gondangrejo Karanganyaryang memberikan ijin dan
arahan untuk peneliti dalam melakukan penelitian.
8. Orang tua tercinta, yaitu Bapak Budi Setiawan, Ibu Kanti, seluruh keluarga
besar, yang selalu memberikan dukungan, motivasi, doa dan kasih sayangnya
sepanjang waktu.
9. Rudi Ariyantoyang selalusenantiasamemberikansemangatsehingga proposal
skripsiini bias selesai.
10. Kalyca Dinda Cantika Ramadhani yang membuat saya semangat
mengerjakan skripsi ini sampai akhir.
11. Teman-teman S111 yangmemberikan semangat dan bantuan untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan
mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT.
Selanjutnya peneliti sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik demi
perbaikan skripsi ini sehingga dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dan
pelayanan keperawatan.
Surakarta, 07 September 2015
Lina Ani Sufiana
NIM.S10023
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANSTIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2015
Lina Ani Sufiana
Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Penanganan Tersedak ASI pada Bayidi Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo
Karanganyar
ABSTRAK
Tersedak merupakan kondisi tersumbatnya saluran pernapasan baik olehbenda asing, muntah, darah atau cairan lain.Berdasarkan hasil observasi diposyandu mawar 2 jumlah ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan adalah 26 ibudan usia bayi yang paling banyak mengalami tersedak ASI adalah usia 2 bulansebanyak 16 bayi.Hasil wawancara dengan 5 ibu,4 ibu mengatakan belummengetahui penanganan tersedak ASI dan 1 ibu mengatakan sudah mengetahuipenanganan tersedak ASI dan dari kee 5 ibu mengatakan bila bayinya tersedak asitidak pernah membawanya ke tempat pengobatan terdekat.
Tersedak merupakan kondisi gawat darurat yang harus cepat ditangani.Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen(hipoksia).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibudalam penanganan tersedak ASI pada bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun TegalsariTuban Gondangrejo Karanganyar.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental dengandesain penelitian ini adalah deskriptif survey. Populasi dalam penelitian iniberjumlah 28 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakanteknikpurposive samplingdan didapatkan 26 responden.Gambaran pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi diPosyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar padakategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (23,1%), pengetahuan cukupsebanyak 15 responden (57,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden(13,3%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalahgambaran pengetahuan ibu dalampenanganan tersedak ASI pada bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari,Tuban Gondangrejo Karanganyar pada kategori pengetahuan cukup sebanyak 15responden (57,7%).
Kata Kunci : Pengetahuan, Tersedak ASIDaftar Pustaka :35 (2004-2014)
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANSTIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2015
Lina Ani Sufiana
Description of mother’s Knowledge in breast milk (ASI) ChokingTreatment For Infant at Posyandu Mawar 2 Tegalsari Tuban Gondangrejo
Karanganyar
ABSTRACT
Choking is a blockage of the respiratory tract conditions either by aforeign object, vomiting, blood or other fluid. Based on the observation results atthe Posyandu mawar 2 the number of mothers with infants aged 0-6 months were26 mothers and infants’ age who most experienced choking of breast milk(ASI)were the age of 2 months 16 babies. The result of interview to 5 mothers, 4of them said did not know how to handle ASI choking and one mother said shewas aware of ASI choking treatment and allthe 5 mothers said when the babychoked ASI, they never brought their baby to the nearest treatment place(clinic).This research aims to know the mother's knowledge in the ASI chokingtreatment for infants in Posyandu Mawar 2 Tegalsari Tuban GondangrejoKaranganyar.
This research is a quantitative non-experimental by using descriptivesurvey design. The population of this study was 28 respondents. Samplingtechnique used in this study was purposive sampling technique and it wasobtained 26 respondents.Description of mother's knowledge in breast milk (ASI) Choking treatment forInfant at Posyandu Mawar 2 Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar for eachcategory are good knowledge 6 respondents (23.1%), sufficient knowledge 15respondents (57.7%) and lack of knowledge 5 respondents ( 13.3%).
The conclusion of this study is the description of mother's knowledge inbreast milk (ASI) Choking treatment for Infant at Posyandu Mawar 2 Tegalsari,Tuban Gondangrejo Karanganyar is in the sufficient knowledge category with 15respondents (57.7%).
Keywords: Knowledge, ASI Choking
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................. vii
DAFTAR ISI.................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori ..................................................................... 6
2.1.1 Pengetahuan .............................................................. 6
2.1.2 ASI ............................................................................ 12
2.1.3 Tersedak .................................................................... 18
2.2 Kerangka Teori .................................................................... 27
2.3 Kerangka Konsep ................................................................ 27
2.4 Keaslian Penelitian .............................................................. 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................... 29
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 29
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........... 30
3.4 Variabel Penelitian .............................................................. 32
3.5 Definisi Operasional ............................................................ 33
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................ 33
3.7 Teknik Pengumpulan Data .................................................. 37
3.8 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................ 38
3.9 Etika Penelitian ................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Demografi Tempat Penelitian ............................................. 43
4.2 Karakteristik Responden ...................................................... 43
4.3 Gambaran Pengetahuan Ibu Dalam Penanganan Tersedak
ASI ............................................................................................. 45
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan.......................................................................... 47
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan .......................................................................... 54
6.2 Saran .................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Tabel Halaman
2.1 Keaslian Penelitian 28
3.1 Definisi Operasional 33
3.2 Kisi-kisi Kuesioner 34
4.1 Karakteristik Responden berdasarkan
Umur 44
4.2 Karakteristik Responden berdasarkan
Tingkat Pendidikan 44
4.3 Karakteristik Responden berdasarkan
Pekerjaan 45
4.4 Gambaran Pengetahuan Ibu dalam
Penanganan Tersedak ASI pada Bayi 46
DAFTAR GAMBAR
NomorGambar Keterangan Halaman
2.1 Ibu Menyusui dengan Duduk 14
2.2 Ibu Memegang Payudara 15
2.3 Memegang Kepala Bayi 16
2.4 Melepas Isapan Bayi 17
2.5 Menyendawakan Bayi 17
2.6 Teknik Chest Thrust atau Tekanan Dada 22
2.7 Teknik Back Slaps atau Tepuk Punggung 22
2.8 Kerangka Teori 27
2.9 Kerangka Konsep 27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 2 Surat Rekomendasi Studi Pendahuuan
Lampiran 3 Ijin Studi Penelitian
Lampiran 4 Surat Rekomendasi IjinPenelitian
Lampiran 5 Informed Consent
Lampiran 6 Lembar Kuesioner
Lampiran 7 Dokumentasi
Lampiran 8 Hasil Uji spss
Lampiran 9 Lembar Konsultasi
Lampiran 10 Jadwal Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik pada awal usia kehidupan
bayi. ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam
anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan
bagi bayinya (Ahmad & Hayu, 2010). ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja
sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan. ASI mengandung antibodi yang
diperlukan bayi untuk melawan penyakit-penyakit yang menyerangnya. Karena
ASI mengandung berbagai zat kekebalan antara lain immunoglobulin (Soekirman,
2006). Delapan puluh persen perkembangan otak anak dimulai sejak dalam
kandungan sampai usia 3 tahun yang dikenal dengan periode emas oleh karena itu
diperlukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dapat diteruskan sampai
anak berusia 2 tahun (Depkes, 2011).
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan ada 170 juta anak
mengalami gizi kurang di seluruh dunia. Sebanyak 3 juta anak di antaranya
meninggal tiap tahun akibat kurang gizi dan berdasarkan studi kedokteran yang
dilakukan di salah satu negara maju yaitu Eropa menunjukkan angka kesakitan
dan kematian bayi yang diberikan ASI lebih rendah daripada yang diberi susu
formula, dengan angka kematian mencapai 5 per 1.000 kelahiran hidup
(Yuniardono, 2007). Data dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang tahun
2011 cakupan ASI eksklusif di Kota Semarang pada tahun 2011 yaitu 45,09%
2
terjadi peningkatan sebesar 7,83 % dibandingkan pada tahun 2010 yaitu 37,26
(Dinkes, 2011). Laporan dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013
menunjukkan cakupan pemberian ASI Eksklusif sekitar 58,4 %, total jumlah bayi
yaitu 294.312 bayi (Dinkes, 2013).Cakupan tersebut masih sangat rendah bila
dibandingkan dengan target nasional pencapaian ASI eksklusif tahun 2010, yaitu
sebesar 80% akan tetapi pada tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan.
Pengalaman ibu dalam pemberian ASI dipengaruhi oleh faktor pekerjaan,
pengetahuan, dan budaya (Astuti, 2012). Pengetahuan ibu yang kurang dalam
teknik yang tepat dalam pemberian ASI dapat beresiko pada bayi. Banyak studi
menunjukan bahwa dengan tidur satu tempat tidur dengan orang tua (bed sharing)
saat menyusui dapat beresiko bayi tersedak (Liu et al, 2005). Posisi menyusui
yang tidak tepat akan menyebabkan tersedak, pada ASI yang memancar (penuh),
bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi
dengan posisi ini maka bayi tidak akan tersedak (Handayani, 2007).
Tersedak merupakan kondisi tersumbatnya saluran pernapasan baik oleh
benda asing, muntah, darah atau cairan lain. Penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di antara anak-anak, terutama mereka yang 3 tahun atau lebih muda.
Hal ini terutama karena kerentanan perkembangan saluran napas bayi serta
kemampuan terbelakang untuk mengunyah dan menelan (Smith & Norris, 2005).
Perkembangan seorang bayi mampu menghisap, menelan serta memiliki refleks
involunter (batuk dan penutupan glotis) yang membantu melindungi terhadap
aspirasi saat menelan (Reilly et al, 2007). Tersedak merupakan kondisi gawat
darurat yang harus cepat ditangani. Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa
3
mengalami kekurangan oksigen (hipoksia) (Kalcare, 2014). Meski tidak terlihat
berbahaya, nyatanya tersedak bukanlah kondisi yang bisa diremehkan. Bahkan
jika tak segera ditangani, tersedak juga bisa menyebabkan kematian (Sativa,
2013). Kejadian tersedak pada bayi di Australia sebanyak 61% (Cyr. 2012).
Berdasarkan hasil observasi rata-rata usia ibu yang mempunyai bayi usia
0-6 bulan adalah 26-35 tahun dan usia bayi rata-rata yang mengalami tersedak
ASI adalah usia 2 bulan. Hasil wawancara dengan 5 ibu mengatakan belum tahu
cara menangani tersedak ASI yang benar. Dari 5 ibu, 2 ibu mengatakan bila
bayinya tersedak hanya meniup ubun-ubunnya, dan 2 ibu mengatakan bila
bayinya tersedak menepuk-nepuk punggungnya dan memiringkannya, 1 ibu
mengatakan bila bayinya tersedak hanya mengelus-elus dada bayinya dan dari ke-
5 ibu bila bayinya tersedak tidak pernah membawanya ke bidan atau tempat
pengobatan terdekat.
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk lebih lanjut melakukan penelitian,
oleh karena itu penulis menyimpulkan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu dalam
Penanganan Tersedak ASI pada Bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari
Tuban Gondangrejo Karanganyar” dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu di
Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar tentang
penanganan tersedak ASI.
1.2 Rumusan Masalah
Tersedak merupakan kondisi gawat darurat yang harus cepat ditangani.
Apabila dibiarkan terlalu lama, tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen
4
(hipoksia). Berdasarkan masalah dari uraian pendahuluan di atas penulis
ingin meneliti“Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Penanganan
Tersedak ASI pada Bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban
Gondangrejo Karanganyar?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahuigambaranpengetahuan ibu dalam penanganan
tersedak ASI pada bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban
Gondangrejo Karanganyar.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik ibu di Posyandu Mawar 2 Dusun
Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar.
2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu pada tingkat baik, cukup
dan kurang di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo
Karanganyar dalam penanganan tersedak ASI pada bayi.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat bagi masyarakat
Sebagai informasi yang berguna untuk menambah wawasandan
pengetahuan masyarakat tentang penanganantersedak ASI pada bayi.
5
1.4.2 Manfaat bagi institusi pendididkan
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi tentang
gambaranpengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi .
1.4.3 Manfaat bagi peneliti lain
Penelitian ini berguna sebagai rujukan bagi penelitian lain untuk
meneliti tentang tersedak menggunakan variabel independen yang lain.
1.4.4 Manfaat bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, wawasan tentang gambaran pengetahuan
ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi 0-6 bulan.
6
BAB II
TINAJUAN TEORI
2.1 Tinjauan Teori
2.1.1 Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini
terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui
panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
di pengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga (Wawan dan Dewi, 2011).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011), ada 6 tingkat pengetahuan
yang dicapai dalam domain kognitif yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya.
7
2) Memahami(comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih di dalam suatu organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Mubarak dkk (2007), faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:
8
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada
orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.
Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan
seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi,
dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun secara tidak langsung.
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan
pada aspek fisik dan psikologis (mental). Umur dikategorikan
menjadi masa remaja akhir yaitu 17-25 tahun, masa dewasa
awal 26-35 tahun, masa dewasa akhir 36-45 tahun, masa lansia
awal 46-55 tahun, masa lansia akhir 56-65 tahun dan masa
manula 65 – sampai atas. Jadi usia sangat berpengaruh
terhadap pengetahuan seseorang dalam berbagai kegiatan
(Depkes, 2008).
9
4) Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba
dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkunganya. Ada kecenderungan
pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk
melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut
menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang
sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaanya, dan
akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam
kehidupanya.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila
dalam mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan
lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya
mempunyai sikap slalu menjaga kebersihan lingkungan,
karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan
sikap pribadi atau sikap seseorang.
10
7) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat
membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh
pengetahuan yang baru.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh
pengetahuan adalah sebagai berikut:
1) Cara memperoleh kebenaran nonilmiah
a) Cara coba salah (trial and error)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang
pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh
pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau dengan
kata yang lebih dikenal “trial and error”. Metode ini telah
digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama
untuk memecahkan berbagai masalah.
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi
karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Para pemegang otoritas, baik pemimpin
pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu
pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme
yang sama di dalam penemuan pengetahuan.
11
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian
bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa
pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan.
e) Cara akal sehat
Akal sehat atau common sense kadang-kadang
dapat menemukan teori atau kebenaran.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran
yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi.
Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-
pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah
kebenaran tersebut rasional atau tidak.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat
sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui
proses penalaran atau berpikir.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat
manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari
12
sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya
dalam memperoleh pengetahuannya.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang
dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan
yang bersifat umum.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan umum yang ke khusus.
2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut
“metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut
metodologi penelitian (research methodology).
2.1.2 ASI
1. Pengertian ASI Ekslusif
ASI eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu sedini
mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa
pemberian makanan lain (Purwanti, 2004). ASI eksklusif adalah
bayi hanya diberi ASI tanpa makanan atau minuman lain
termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan mineral dan ASI
yang diperas (Suradi, dkk, 2003). ASI Eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi
13
berumur 0 – 6 bulan bayi tidak diberi apa-apa, karena bayi
memperoleh nutrisi terbaiknya melalui ASI (Yuliarti, 2010).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan
terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang
dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal. Oleh sebab itu, pemberian ASI perlu diberikan secara
eksklusif sampai umur 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan
sampai anak berumur 2 (dua) tahun. Namun demikian, kendala
yang dihadapi selama ini adalah kesulitan dalam upaya
pemantauan pemberian ASI eksklusif karena belum mempunyai
sistem yang dapat diandalkan (Profil Kesehatan Jateng, 2005).
2. Teknik Menyusui
Walaupun menyusui itu merupakan suatu proses alamiah,
namun untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan
pengetahuan mengenai tehnik menyusui yang benar
(Wiknjosastro, 2005), meliputi:
a. Posisi menyusui
Ada berbagai macam posisi menyusui, yang biasa dilakukan
adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring. Ada posisi
khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti
menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti
memegang bola, dimana kedua bayi disusui bersamaan kiri
14
dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi
ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan
kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan
terdesak.
b. Langkah-langkah menyusui bayi yang benar:
1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian
dioleskan pada puting dan sekitar kalang payudara.
Cara ini mempunyai manfaat sebagi desinfektan dan
menjaga kelembaban puting susu.
2) Bayi diletakan mcnghadap perut ibu/payudara
(Ramaiah, 2006):
Gambar 2.1 Ibu Menyusui dengan Duduk
a) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk
lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar
kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi.
b) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu
lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu
15
(kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi
ditahan dengan telapak tangan).
c) Satu tangan bayi djletakkan dibelakang badan ibu,
dan yang satu didepan.
d) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara (tidak hanya membelokan
kepala bayi).
e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis
lurus.
f) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang
lain menopang dibawah, jangan menopang puting susu
atau kalang payudaranya saja.
Gambar 2.2 Ibu Memegang Payudara
4) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting
reflek) dengan cara:
(1) Menyentuh pipi dengan puting susu
(2) Menyentuh sisi mulut bayi
16
5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dan puting serta kalang
payudara dimasukkan ke mulut bayi:
Gambar 2.3 Memegang Kepala Bayi
(1) Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat
masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada
dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan
ASI keluar dari tempatpenampungan ASI yang
terletak dibawah kalang payudara. Posisi yang
salah yaitu apabila bayi hanya menghisap pada
puting susu saja, akan mengakibatkan masukan
ASI yang tidak adekuat dan puting susu lecet.
(2) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu
dipegang atau disangga lagi.
17
6) Melepas isapan bayi
Gambar 2.4 Melepas Isapan Bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa
kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang
satunya. Cara melepas isapan bayi:
(1) Jari kelingking ibu dimasukan ke mulut bayi
melalui sudut mulut.
(2) Dagu bayi ditekan kebawah.
7) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit
kemudian dioleskan pada puting susu dan disekitar
kalang payudara, biarkan kering dengan sendirinya.
8) Menyendawakan bayi
Gambar 2.5 Menyendawakan Bayi
18
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan
udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh-
jawa) setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi
adalah:
(1) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu
ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-
lahan.
(2) Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan.
(3) Lama dan frekuensi menyusui.
2.1.3 Tersedak
1 Pengertian Tersedak
Tersedak adalah suatu keadaan masuknya benda asing
(makanan, minuman, atau benda-benda kecil lainnya) ke dalam
saluran napas sehingga menimbulkan keadaan gawat napas yang
dapat mengakibatkan kematian.
Tersedak adalah sumbatan atau hambatan respirasi oleh-
benda asing obstruksi pada saluran napas internal, termasuk
faring, hipofaringdan trakea. Obstruksi jalan napas bisa
berakibat fatal jika mengarah ke saluran oksigenasi dan ventilasi
(Knapp J, Mulligan, Smith, 2005). Tersedak adalah kondisi
tersumbatnya saluran pernapasan baik oleh benda asing, muntah,
darah atau cairan lain. Anak-anak dengan refleks menelan yang
19
belum sempurna lebih mudah tersedak oleh benda-benda kecil.
Tersedak adalah kondisi gawat darurat yang harus cepat
ditangani. Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami
kekurangan oksigen (hipoksia) dan dapat mengakibatkan
kematian (Brown K, 2005).
2. Penyebab Tersedak
Penyebab tersedak pada umumnya adalah benda asing
yang tersangkut pada laring dan saluran pernafasan. Benda asing
(berupa benda cair atau padat) di dalam trachea tidak dapat
dikeluarkan, karena tersangkut di dalam rimaglotis dan akhirnya
tersangkut di laring dan akhirnya dapat menimbulkan gejala
obstruksi laring. Benda asing biasanya tersangkut pada bronkus
kanan, benda asing ini kemudian dilapisi sekresi bronskus
sehingga menjadi besar (Purwadianto, 2000).
3. Tanda dan Gejala Tersedak
Gejala yang paling sering muncul saat tersedak adalah
batuk-batuk, hal ini normal karena batuk adalah mekanisme
pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari
tenggorokan. Akan tetapi semakin besar benda yang masuk
maka gejala yang muncul lebih mirip orang yang tercekik
(choking) seperti: sesak nafas, tidak ada suara atau suara serak,
mengi, hingga tidak nafas dan ini perlu tindakan medis yang
segera untuk menghindari gawat nafas. Pada usia balita, maka
20
balita tersebut akan memegang lehernya yang merasa seperti
tercekik. Apabila tersedak dalam kategori ringan maka ditandai
dengan batuk-batuk hingga muntah. Apabila tersedak dengan
kategori berat maka ditandai dengan batuk-batuk yang semakin
lama semakin jarang dan akhirnya tidak dapat batuk sama
sekali. Wajah membiru dan kemudian pingsan (Purwadianto,
2000).
4. Mekanisme Tersedak
Kerongkongan sebagai jalan masuknya makanan dan
minuman secara anatomis terletak di belakang tenggorokan
(jalan nafas). Kedua saluran ini sama-sama berhubungan dengan
lubang hidung maupun mulut. Agar tidak terjadi salah masuk,
maka di antara kerongkongan dan tenggorokan terdapat sebuah
katup (epiglottis) yang bergerak secara bergantian menutup
tenggorokan dan kerongkongan seperti layaknya daun pintu.
Saat bernafas, katup menutup kerongkongan agar udara menuju
tenggorokan, sedangkan saat menelan makanan, katup menutup
tenggorokan agar makanan lewat kerongkongan. Tersedak dapat
terjadi bila makanan yang seharusnya menuju kerongkongan,
malah menuju tenggorokan karena berbagai sebab (Purwadianto,
2000).
21
5. Penanganan Tersedak untuk Bayi (< 1 tahun)
Penanganan tersedak untuk bayi tentunya berbeda dengan
anak yang berusia lebih dari 1 tahun. Kita tidak bisa melakukan
penekanan perut (Heimlich manuever) pada bayi karena dapat
mencederai organ dalam. Penanganan tersedak untuk bayi terdiri
atas kombinasi penekanan dada (chest thrust) dan
tepukan punggung (back slaps) (Krisyanty, 2009).
Berikut ini merupakan langkah-langkah penanganan
tersedak terhadap bayiyang masih sadar (Krisyanty, 2009):
a) Gendonglah bayi dengan posisi duduk atau berlutut
b) Buka pakaian bayi
c) Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah telungkup di
atas pangkuantangan. Buat kepala bayi lebih rendah dari
kakinya. Sangga kepala danrahang bawah bayi
menggunakan tangan (hati-hati untuk tidak menekanleher
bayi, karena ini akan menyebabkan tersumbatnya saluran
napas).
d) Berikan 5 kali tepukan di punggung (tepuklah
dipunggung,antara2tulang belikat bayi, jangan menepuk di t
engkuk).Gunakanpangkal telapak tangan ketika
memberikan tepukan.
e) Setelah memberikan 5 kali tepukan punggung, sanggalah
leher
22
belakangbayidengantangandanbalikkantubuhbayisehinggad
alam posisi terlentang. Buat posisi kepala bayi lebih rendah
dari kakinya
f) Lakukan 5 kali penekanan dada (lokasi penekanan sama
denganposisipenekanandadapadaprosesCPRyaituditengah-
tangah tulang dada/ di bawah garis imajiner antara 2 puting
susu bayi). Hanya gunakan 2 jari saja yaitu jari telunjuk dan
jari tengah untuk melakukanchest thrust yaitu jari telunjuk
dan jari tengah untuk melakukan chest thrust.Ulangi
langkah di atas sampai benda asing keluar dari mulut bayi.
Gambar 2.6 Teknik chest thrust atau tekanan dada
Gambar 2.7 Teknik back slaps atau tepuk punggung
23
Jika benda asing belum bisa keluar dan bayi menjadi
tidak sadar (bayi terkulai lemas, tidak ada pergerakan, bibir
membiru, tidak dapat menangis atau mengeluarkan suara)
penanganannya adalah sebagai berikut (Krisyanty, 2009):
(1) Baringkan bayi di atas permukaan yang rata dan keras
(2) Buka jalan napas bayi (mulut bayi) dan lihat apakah
benda asing terlihat atau tidak. Jika terlihat ambil
dengan menggunakan sapuan jari. Jika benda asing
tidak terlihat jangan lakukan “blind finger swab”/
mengkorek-korek mulut bayi dengan tujuan untuk
mencari benda asing tersebut.
(3) Jika benda asing tidak terlihat lakukan langkah
selanjutnya yaitu lakukanlah CPR yang terdiri dari 30
kali penekanan dada diikuti 2 kali napas. Tetapi,
perbedaan CPR korban tersedak dengan korban biasa
adalah setiap selesai melakukan 30 kali penekanan dada
periksalah dahulu mulut bayi sebelum memberikan 2
kali bantuan napas.Jika setelah 5 kali siklus CPR,
benda asing masih belum dapat keluar dan bayi masih
belum sadar. Panggil bantuan medis segera, kemudian
lanjutkan CPR sampai bantuan medis datang atau
benda asingnya keluar.
24
6. Penanganan Tersedak pada Bayi Tidak Sadar
Menurut Krisyanty (2009), menyatakan penanganan bayi
tersedak yang tidak sadar, sebagai berikut:
a) Bila bayi menjadi tidak sadar, tempatkan bayi dipermukaan
datar yang keras dan cari bantuan.
b) Periksa bagian dalam mulut bayi untuk melihat apakah ada
benda asing didalamnya.
c) Buka mulut bayi dengan ibu jari dan jari-jari anda untuk
memegang lidah dan rahang bawah dan tengadah denga
perlahan.
d) Bila anda melihat adanya benda asing, lakukan penyapuan
dengan jari. Hati-hati agar tidak mendorongnya lebih jauh
Q2 kedalam tenggorok. Bila tidak ada benda asing yang
terlihat, jangan membersihkan mulut.
e) Bila bayi juga tidak bernafas, posisikan kepala bayi dengan
tepat dan buka jalan nafasnya.
f) Jika terjadi muntah, bersihkan dulu mulut bayi sebelum
anda memberi nafas buatan.
g) Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
7. Pencegahan Tersedak
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk
mencegah tersedak antara lain adalah sebagai berikut
Krisyanty (2009):
25
a) Meletakkan semua benda berbahaya di tempat yang tidak
terjangkau anak, misalnya: kancing baju, kacang atau biji
bijian yang logam, tulang ikan.
b) Memangku bayi saat diberi makan.
c) Sesaat setelah makan, anak-anak atau bayi harus didudukkan
dulu selama 10 menit untuk mengeluarkan udara dari
lambung sehingga resiko muntah dan masuk dalam saluran
nafas mengecil.
d) Tak membiarkan bayi sendiri ketika diberi susu botol.
e) Hindari memberi susu atau makanan saat anak lagi menangis
atau tertawa karena lebih mudah tersedak.
f) Terutama pada anak kecil hindari menyusu atau makan
dengan posisi berbaring.
g) Juga tidak memaksa bayi makan ketika sedang menangis
ataumemperlihatkan sikap tak mau makan.
h) Hindari makan terlalu kenyang terutama pada bayi sehingga
resiko dimuntahkan kembali dan tersedak jadi kecil.
i) Menggunakan dot yang tidak dapat dibongkar dengan
mudah oleh bayi.
j) Tidak menggunakan dot yang dikalungkan dengan rantai
atau tali padalehernya.
k) Tidak meninggalkan kantong plastik didekat bayi karena
kecendrungan mereka untuk menutupi kepala mereka
26
dengan kantong tersebut sehingga menyebabkan terjadinya
kesukaran bernapas.
l) Tidak menggunakan bantal dan meletakkan boks bayi jauh
dari peralatanlain atau pemanas (menghindarkan bayi
memanjat dan demikian jatuh sertamenimbulkan cidera
kepala).
m) Mainan tidak boleh terdiri dari potongan kecil yang mudah
dimasukkankedalam mulut.
n) Jangan tinggalkan bayi sendiri didalam bak mandi
(walaupun hanyasedikit mengandung air).
27
2.2 Kerangka Teori
Gambar 2.8 Kerangka Teori
Sumber: Krisyanty (2009); Brown K., (2005)
2.3 Kerangka Konsep
Gambar 2.9 Kerangka Konsep
Faktor-faktor yangmempengaruhipengetahuan:1. Pendidikan2. Pekerjaan3. Umur4. Minat5. Pengalaman6. Kebudayaan
lingkungansekitar
7. Informasi
PengetahuanTersedak
Penyebabtersedak:1. Benda
asing2. Benda
cair3. Benda
padat
Penanganan tersedak:1. Pembebasan airway
atau jalan napas2. Tepuk/ goyang
pundak bayi denganhati-hati
3. Perintahkan anakuntuk membatukkanbenda yangmenyebabkantersedak
4. Batuk sambilmembungkuk atauposisi kepala lebihrendah
Pengetahuan Ibutentang penanganan
tersedak
28
2.4 Keaslian Penelitian
Berdasarkan pengetahuan peneliti melalui penelusuran jurnal,
didapatkan penelitian yang mendukung penelitian yang akan dilakukan
peneliti, sebagai berikut:
Tabel 2.1
Keaslian Penelitian
Nama Peneliti Judul PenelitianMetode
PenelitianAlat Ukur Hasil Penelitian
Riskiyah, PujiatiSetyaningsih,MokhamadArifin (2013)
Gambaranpengetahuan dansikap orangtuadalam upayamencegah tersedakpadabayi di KelurahanMedono KotaPekalongan Tahun2013
DeskriptifKuantitatif
Kuesioner Dari hasil analisisstatistik Hasil penelitiandiperoleh lebih dari 50%(56,1%) orangtua bayimemiliki pengetahuancukup dan lebih dari 50%(62,1%) memiliki sikapkurang. Penyebab daribayi tersedakdiantaranyasalah posisi saatmenyusui, dan produksiASI yang berlebihan.
Ismanti, Riffa(2012)
Pengalaman Ibudalam MemberiNutrisi pada Anakdengan MalformasiFasial di RumahSakit UmumSerang
Kualitatif Kuesioner Hasil yang didapatkandari proses pengumpulandan analisis data adalahpeneliti mengidentifkasi4 tema terkaitpengalaman ibu dalampemberian nutrisi padaanak dengan malformasifasial. Tema tersebutmeliputi: 1) Kendaladalam pemberian nutrisi,2) Upaya orang tua, 3)Pemenuhan nutrisi padaanak dan 4) Tantanganyang dihadapi selama 2minggu pasca operasi.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah jenis
penelitiandeksriptifkuantitatif. Menurut Arikunto (2013), deskriptif yang
berarti memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan,
kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain. Kuantitatif adalah data yang
dipaparkan dalam bentuk angka-angka (Riwidikdo, 2012). Deskriptif
kuantitatif adalah mendiskripsikan data menggunakan angka-angka (Setiawan
dan Saryono, 2010). Penelitian ini mendiskripsikan tentang gambaran
pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi.
Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survey
yaitu suatu rancangan yang digunakan untuk menyediakan informasi yang
berhubungan dengan pravelensi,distribusi dan hubungan antar variable dalam
suatu populasi(Nursalam,2014).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan oleh peneliti
dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini
dilaksanakan di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo
Karanganyar.
30
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rentang jadwal yang dilakukan oleh peneliti
dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2007). Penelitian
akan dilaksanakan pada tanggal 18 – 19 Agustus 2015.
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dari penelitian yang diambil adalah
jumlah ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 6 bulan di Dusun Tegalsari
Tuban Gondangrejo Karanganyar pada bulan Agustus yaitu 28 orang.
2. Sampel penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012;
Sugiyono, 2013). Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan
jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
`2)(1 eN
Nn
Dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
N = 28 / 1 + 28 (0,05)2
= 28 / 1 + 0,07
= 28 / 1,07
31
= 26 responden
Berdasarkan hasil perhitungan rumus Slovin maka diperoleh sampel
penelitian sebanyak 26 responden. Untuk menggunakan rumus ini,
pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas toleransi
kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi
kesalahan, maka semakin akurat sample yang menggambarkan populasi.
Misalnya, penelitian ini menggunakan kesalahan 5% berarti memiliki
tingkat akurasi 95%.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain,
sampel harus representatif (Arikunto, 2013).
Pengambilan sampel menggunakanpurposive sampling. Menurut
Nursalam (2008), purposive sampling adalah suatu teknik penetapan
sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili
karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karaktersitik umum subyek penelitian dari
populasi yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2008). Kriteria
inklusi sampel dalam penelitian ini yaitu:
1) Ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 6 bulan
32
2) Ibu yang dapat membaca dan menulis
3) Ibu yang bersedia menjadi responden
4) Ibu yang mempunyai bayi yang pernah mengalami tersedak.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan subyek yang memenuhi
kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008).
Kriteria eksklusi sampel dalam penelitian ini yaitu:
1) Ibu yang mempunyai anak yang sakit dan yang sedang dalam
perawatan di rumah sakit.
2) Ibu yang tidak kooperatif selama penelitian dilakukan
3) Ibu dengan kondisi ASI belum keluar.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,
atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
suatu konsep pengertian tertentu (Notoadmodjo, 2012). Dalam penelitian ini
hanya menggunakan variabel tunggal yaitu gambaran pengetahuan ibu dalam
penanganan tersedak ASI pada bayi.
33
3.4 Definisi Operasional
Menurut Hidayat (2007), definisi operasional berdasarkan karakteristik
yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau
pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena.
Tabel. 3.1. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala KategoriGambaranpengetahuanibu dalampenanganantersedak ASIpada bayi
Kemampuan respondenuntuk menjawabpertanyaan tentangpengetahuan ibu dalampenanganan tersedak asipada bayi meliputi:1. Definisi tersedak ASI2. Cara menyusui yang
benar3. Penyebab tersedak ASI4. Tanda dan gejala
tersedak ASI5. Pencegahan tersedak
ASI6. Penanganan tersedak
ASI7. Dampak tersedak ASI
Kuesioner(tentang
pengetahuan ibu dalampenanganan
tersedakASI) berisi
17pertanyaan
denganjawaban
benar, salah
Ordinal 1. Baik, bila nilairesponden yangdiperoleh adalah (x) >mean + 1 SD
2. Cukup, bila nilairesponden yangdiperoleh adalahmean – 1 SD ≤ x ≤mean + 1 SD
3. Kurang, bila nilairesponden yangdiperoleh adalah (x) <mean – 1 SD
(Riwidikdo, 2012)
3.5 Instrumen Penelitian
Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2012), kuesioner adalah daftar pernyataan
yang sudah tersusun dengan baik, matang dan responden tinggal memberikan
jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu.
Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, terdiri dari 17
pertanyaan dengan pola Guttman yang berbentuk pernyataan dimana dalam
pernyataan tersebut disediakan pilihan jawaban “benar” atau “salah” tentang
34
pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi dan responden
diminta memilih salah satu jawaban tersebut. Cara penskoran untuk
pernyataan positif (favourabel) bila responden menjawab “benar” skornya 1
dan menjawab “salah” skornya 0. Pernyataan negatif (unfavourabel) bila
responden menjawab “benar” skornya 0 dan menjawab “salah” skornya 1.
Adapun pengisian kuesioner ini dengan cara memberikan tanda centang (√)
pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.
Dalam instrumen ini terdapat 17 pertanyaan.
Tabel. 3.2.Kisi-kisi Kuesioner
Variabel Sub VariabelPernyataan Jumlah
SoalFavorable UnfavorableGambaranpengetahuan ibudalampenanganantersedak ASIpada bayi
1. Definisi tersedak 1 2 22. Cara menyusui yang
benar3 4 2
3. Penyebab tersedak 5,6 7 34. Tanda dan gejala
tersedak8 10 2
5. Pencegahan tersedak 11,12 13 36. Penanganan tersedak 14,16 17 37. Dampak tersedak 19 20 2Jumlah 10 7 17
Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu akan dilakukan uji validitas dan
reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Uji coba instrumen
akan dilakukan di Posyandu Mawar 1 Dusun Wonorejo Tuban Gondangrejo
Karanganyar, hal ini dikarenakan banyak ibu yang kurang mengetahui
tentang cara dan penangaan tersedak ASI pada bayi. Jumlah responden yang
akan digunakan ialah 26 responden dan jumlah item pertanyaan pada uji
validitas dan reliabilitas adalah 17 item pertanyaan.
35
1. Uji Validitas
Menurut Riwidikdo (2012), validitas didefinisikan sebagai ukuran
seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurannya. Jadi validitas
adalah yang menunjukan sejauh mana instrumen pengukur mampu
mengukur apa yang ingin diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas
dengan rumus korelasi PearsonProduct Moment dengan bantuan program
komputer SPSS for Windows.
Rumus product moment adalah:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pernyataan
y : Skor total
xy : Skor pernyataan dikalikan skor total
Data yang diperoleh diolah dengan bantuan program komputer SPSS
for Windows.Intrumen dinyatakan valid jika nilai rhitung > rtabel dengan
taraf signifikansi 0,05. Nilai rtabel ditentukan dari jumlah responden
(Riwidikdo, 2010). Setelah dilakukan uji validitas dengan bantuan
program komputer SPSS for Windows, dari 20 item pertanyaan variabel
pengetahuan menunjukkan hasil bahwa terdapat 3 item pertanyaan
dinyatakan tidak valid, yaitu nomor 9, 15 dan 18 dengan rhitung masing-
}Y-Y{N}XX{
YX.-XY.N2222
Nrxy
36
masing 0,092, 0,048 dan 0,098 < 0,444, untuk selanjutnya nomor
pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitia dan jumlah
pertanyaan yang valid ada 17 nomer adalah no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11,
12, 13, 14, 16, 17, 19, 20.
2. Uji Reabilitas
Menurut Notoadmodjo (2012), reliabilitas artinya sejauh mana hasil
pengukuran itu tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang
sama.
Untuk menguji relitabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer Chronbach adalah sebagai
berikut: = 1 − ∑Keterangan:
r1 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal
∑s1 = Jumlah varian butir
st = Jumlah varian
Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai koefisien Alpha
Cronbachminimal 0,7, sehingga untuk mengetahui sebuah kuesioner
dikatakan reliabel atau tidak dengan melihat besarnya nilai alpha
(Riwidikdo, 2012).Uji validasi dan reliabilitas akan dilakukan di Posyandu
Mawar 1 Dusun Wonorejo Tuban Gondangrejo Karanganyar dengan
37
jumlah 20responden dan 17 soal kuesioner. Hasil uji reliabilitas dari 17
pertanyaan didapatkan hasil 0,866, sehingga r hitung> r tabel yaitu 0,866 >
0,7 maka 17 pertanyaan tersebut reliable.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Sebelum melakukan tahap penelitian, peneliti melakukan langkah awal,
yaitu antara lain:
1. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin studi pendahuluan di Prodi S1
Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Peneliti mengajukan surat surat permohonan ijin studi pendahuluan
kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten
Karanganyar.
3. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin studi pendahuluan kepada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Karanganyar.
4. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin studi pendahuluan kepada
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar.
5. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin studi pendahuluan kepada
Puskesmas Gondangrejo Karanganyar.
6. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin studi pendahuluan kepada
Posyandu Mawar II Dusun Tegalsari, Tuban, Gondangrejo Karanganyar.
38
7. Peneliti mengambil data ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan di
Posyandu Mawar II Dusun Tegalsari, Tuban, Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar.
8. Peneliti melakukan penelitian di Posyandu Mawar II Dusun Tegalsari,
Tuban, Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.
9. Peneliti mengidentifikasi sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi.
10. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan penelitian yang akan
diteliti kepada responden.
11. Peneliti meminta persetujuan kepada responden dengan lembar
persetujuan menjadi responden.
12. Peneliti menyebar kuesioner kepada responden untuk mengukur tingkat
pengetahuan responden tentang penanganan tersedak ASI.
13. Setelah kuesioner dikumpulkan menjadi satu, kemudian peneliti memulai
untuk pengolahan data.
3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, maka langkah yang dilakukan
berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut
Notoatmodjo (2012) adalah:
39
a. Editing
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan
melalui kuisioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Jika ternyata
masih ada data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin
dilakukan wawancara ulang, maka kuisioner tersebut dikeluarkan.
b. Coding
Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom
untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi
nomor responden, nomor-nomor pertanyaan dan skor pertanyaan.
c. Entry
Memasukkan data yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak
lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing
pertanyaan.
d. Tabulating
Tabulating adalah membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
e. Pembersihan data (Cleaning)
Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali untuk
melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan
sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2. Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat yaitu menganalisa
terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan
40
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Tujuannya untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel
yang diteliti, tergantung dari jenis data numerik atau kategorik, maka dapat
dilihat angka atau jumlah dan persentase masing-masing variabel. Analisa
univariat dilakukan untuk menjelaskan variabel pengetahuan ibu dalam
penanganan tersedak ASI pada bayidengan karakteristik responden yang
meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan dan usia yang disajikan dalam
bentuk tabel.
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu, ditunjukan
dengan keterangan sebagai berikut:
f. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > 16,9
g. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) 10,5 < x <16,9
h. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) < 10,5
(Riwidikdo, 2012)
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan ibu terlebih dahulu
peneliti menghitung nilai Mean dan simpangan baku. Rumus untuk
menghitung nilai Mean dan simpangan baku menurut Riwidikdo (2012),
yaitu:
a. Mean
X =n
Σ 11i
n
x
Keterangan:
X : Mean
41
n : Jumlah responden
x1 : Nilai responden
b. Simpangan Baku
SD =
1
2
2
nnxi
xi
Keterangan:
SD : Simpanganbaku
xi : Nilai responden
n : Jumlah responden
Setelah didapatkan hasil nilai Mean dan Simpangan Baku tiap
responden kemudian hasil tersebut dimasukan dalam skala pengetahuan
yang sudah tercantum di atas.
3.8 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini mendapat rekomendasi dari pihak
PRODI S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta, setelah
disetujui oleh pembimbing I selaku pembimbing penelitian, kemudian
peneliti meminta ijin kepadaKepala puskesmas gondangrejo dan
kepalaPosyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar,
setelah mendapat ijin untuk melakukan penelitian, peneliti akan melakukan
penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2007)
antara lain sebagai berikut:
42
1. Informed Consent
Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed
consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Pemberian informed consent ini bertujuan agar subjek bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak
bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut. Pada
penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan.
2. Anonimity (Kerahasiaan Nama/Identitas)
Anonymity berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data tersebut. Peneliti tidak akan mencantumkan
nama subjek pada lembar pengumpulan data dalam penelitian ini.
3. Confidentiality (Kerahasiaan Hasil)
Confidentiality ini menjelaskan masalah-masalah responden yang
harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Penelitian ini
kerahasiaan hasil atau informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subjek
yang akan dijamin oleh peneliti.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Demografi Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari, Tuban,
Gondangrejo, Karanganyar merupakan salah satu Posyandu yang berada di
Kabupaten Karanganyar. Lokasi Posyandu Mawar 2 terletak di Dusun Tegalsari,
Kelurahan Tuban Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar,Posyandu
Mawar 2 memiliki luas bangunan kurang lebih 25 m2. Kegiatan Posyandu
dilaksanakan setiap tanggal 11 dan diadakan setiap bulan. Posyandu Mawar 2
dipimpin oleh seorang Ketua Posyandu, tenaga kesehatan yang ada di Posyandu
ini adalah 2 bidan desa, kader berjumlah 3 orang, jenis pelayanan yang diberikan
antara lain kesehatan ibu dan anak yang meliputi pemeriksaan imunisasi, ibu
hamil, pemeriksaan umum serta pemenuhan kebutuhan gizi. Peneliti melakukan
penelitian di tempat ini dikarenakan di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban
Gondangrejo Karanganyar belum ada pendidikan kesehatan tentang tersedak ASI
dan ada sebagian ibu yang masih mempunyai pengetahuan kurang tentang
tersedak ASI.
4.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 0 –
6 bulan yang tercatat di Posyandu Mawar 2 berjumlah 26 responden. Penelitian
ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2015 di Posyandu Mawar 2 Dusun
Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar. Dalam hal ini karakteristik responden
44
meliputi umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Berikut akan dijelaskan satu per
satu karakteristik responden.
a. Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 4.1 Karakteristik Responden di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari TubanGondangrejo Karanganyar berdasarkan Umur (n = 26)
No.
Responden
Frekuensi
Prosentase(%)
1.2.3.
17 – 25tahun
26 – 35tahun
36 – 45tahun
5183
19,269,211,6
Total 26 100%
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 4. 1 di atas, kelompok umur responden 17 – 25
tahun sebanyak 5 responden (19,2%), 26 – 35 tahun sebanyak 18
responden (69,2%) dan 36 – 45 tahun sebanyak 3 responden (11,6%).
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa umur responden terbanyak
adalah 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 18 responden (69,2%).
b. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 4.2 Karakteristik Responden di Posyandu Mawar 2 2 Dusun Tegalsari TubanGondangrejo Karanganyar berdasarkan Pendidikan (n = 26)
No.
Responden
Frekuensi
Prosentase(%)
1.2
SMPSMAD-III
5154
19,257,715,4
45
.3.4.
S1 2 7,7
Total 26 100%
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 4.2 di atas kelompok responden berpendidikan
SMP sebanyak 5 responden (19,2%), SMA sebanyak 15 responden
(57,7%), D-III sebanyak 4 responden (15,4%) dan S1 sebanyak 2
responden (7,7%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
terakhir responden yang paling banyak adalah SMA, yaitu sebanyak 15
responden (57,7%).
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.3. Karakteristik Responden di Posyandu Mawar 2 2 Dusun Tegalsari TubanGondangrejo Karanganyarberdasarkan Pekerjaan (n = 26)
No.
Responden
Frekuensi
Prosentase(%)
1.2.3.4.
IRTSwastaPNSLain-lain
193-4
73,111,5
-15,4
Total 26 100%
Sumber: Data primer
46
Berdasarkan tabel 4.3 di atas kelompok responden sebagai Ibu
Rumah Tangga (IRT) sebanyak 19 responden (73,1%), yang bekerja
sebagai pekerja Swasta sebanyak 3 responden (11,5%), yang bekerja
sebagai PNS tidak ada dan lain-lain sebanyak 4 responden (15,4%). Dari
data di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan responden yang paling
banyak adalah sebagai pekerja IRT yaitu sebanyak 19 responden
(73,1%).
4.3 Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Penanganan Tersedak ASI
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, gambaran
pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi di
Posyandu Mawar 2 Desa Tegalsari, Kecamatan Gondangrejo
Karanganyardapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4 Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Penanganan TersedakASI pada Bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun TegalsariTuban Gondangrejo Karanganyar(n = 26)
No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1.2.3.
BaikCukupKurang
6155
23,157,719,2
Total 26 100%
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel di atas, gambaran pengetahuan ibu dalam
penanganan tersedak ASI pada bayi di Posyandu Mawar 2 Desa
Tegalsari, Kecamatan Gondangrejo Karanganyar pada kategori
pengetahuan baik sebanyak 6 responden (23,1%), pengetahuan cukup
47
sebanyak 15 responden (57,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5
responden (13,3%). Jadi gambaran pengetahuan ibu dalam
penanganan tersedak ASI pada bayi di Posyandu Mawar 2 Desa
Tegalsari, Kecamatan Gondangrejo Karanganyar yang paling banyak
dikategorikan dalam pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 15 responden
(57,7%).
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
5.1.1 Usia Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil
bahwa responden yang berumur 17 – 25 tahun sebanyak 5 responden
(19,2%), 26 – 35 tahun sebanyak 18 responden (69,2%) dan 36 – 45
tahun sebanyak 3 responden (11,6%). Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2012), tentang
gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang bounding attachment,
48
menyatakan bahwa mayoritas responden mempunyai umur 26 – 35
tahun, yaitu sebanyak 29 responden (96,7%), hal ini dikarenakan
responden yang didapatkan rata-rata berusia antara 26 – 35 tahun dan
usia tersebut merupakan usia yang produktif dan dapat dengan mudah
memperoleh orang pengetahuan dan memperluas pengalaman.
Penelitian dengan hasil yang sama juga pernah dilakukan oleh
Yuliana (2014), tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan
perilaku ibu, didapatkan umur terbanyak adalah 26 – 35 tahun
sejumlah 70 responden (73,7%). Usia 25 tahun keatas merupakan
kelompok umur produktif, yaitu kelompok ibu yang telah mencapai
kematangan dalam mengasuh dan membimbing anaknya (Nurjanah,
2001). Berdasarkan analisa peneliti, dengan bertambahnya umur
seseorang maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh seseorang
tersebut akan semakin baik.
5.1.2 Tingkat Pendidikan Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil
bahwa responden yang berpendidikan SMP sebanyak 5 responden
(19,2%), SMA sebanyak 15 responden (57,7%), D-III sebanyak 4
responden (15,4%) dan S1 sebanyak 2 responden (7,7%). Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fabona
(2012), tentang gambaran pengetahuan ibu tentang cara peningkatan
produksi ASI, menyatakan bahwa mayoritas responden mempunyai
47
49
tingkat pendidikan SMA, yaitu sebanyak 17 responden (50%), hal ini
dikarenakan lingkungan pada tempat penelitian sebagian besar ibu
mempunyai tingkat pendidikan menengah atau SMA dan pada saat
pengambilan sampel kebanyakan responden adalah ibu-ibu yang
mempunyai tingkat pendidikan SMA.
Penelitian dengan hasil yang sama juga pernah dilakukan oleh
Sulistyaningsih (2012), tentang tingkat pengetahuan ibu menyusui
tentang cara menyusui yang benar, menyatakan bahwa mayoritas
responden mempunyai tingkat pendidikan menengah (SMA/ SMK),
yaitu sebanyak 14 responden (53,1%). Tingkat pendidikan seseorang
mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam memahami suatu informasi
kesehatan, sebagaimana dikemukakan oleh Sadiman (2002), yang
mengemukakan bahwa status pendidikan mempengaruhi kesempatan
memperoleh informasi mengenai penatalaksanaan kesehatan. Kondisi
ini bisa menyebabkan kemampuan responden untuk memahami
tentang informasi mengenai pentingnya cara penanganan tersedak ASI
pada bayi. Berdasarkan analisa peneliti, bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima
informasi dan pada akhirnya makin banyak dan baik pula pengetahuan
yang dimilikinya.
5.1.3 Pekerjaan Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil
bahwa responden yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT)
50
sebanyak 19 responden (73,1%), yang bekerja sebagai pekerja Swasta
sebanyak 3 responden (11,5%), yang bekerja sebagai PNS tidak ada
dan lain-lain sebanyak 4 responden (15,4%). Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suratiah, dkk., (2013),
tentang gambaran pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil,
menyatakan bahwa mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah
tangga (IRT), yaitu sebanyak 48 responden (53,33%) , dalam hal ini
responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga lebih mudah untuk
ditemui dan mempunyai waktu yang banyak untuk melakukan
observasi.
Penelitian dengan hasil yang sama juga pernah dilakukan oleh
Fajarita (2014), tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
hubungan seksual selama kehamilan, menyatakan bahwa mayoritas
responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 22
responden (55%). Menurut Mubarak (2007), lingkungan pekerjaan
dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Berdasarkan analisa peneliti, lingkungan yang ditempati oleh
seseorang dapat menjadikan seseorang tersebut memperoleh
pengalaman dan pengetahuan,yaitu antara lain dengan cara
berinteraksi dengan orang atau tetangga yang mempunyai
pengetahuan yang baik, maka dapat dipastikan pengetahuan kita juga
akan semakin bertambah baik.
51
5.1.4 Gambaran Pengetahuan Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil
bahwa gambaran pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI
pada bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo
Karanganyar pada kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden
(23,1%), pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (57,7%) dan
pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (13,3%). Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014),
tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya
kehamilan trimester III, menyatakan bahwa mayoritas responden
mempunyai pengetahuan yang cukup, yaitu sebanyak 18 responden
(56,2%), hal ini dikarenakan sebagian besar responden mempunyai
tingkat pendidikan menengah, sehingga berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan yang dimiliki oleh responden, dimana pendidikan
menengah cenderung memiliki pengetahuan yang cukup.
Penelitian dengan hasil yang sama juga pernah dilakukan oleh
Ekasari (2012), tentang gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang
reaksi kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), menyatakan bahwa
mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang cukup, yaitu
sebanyak 20 responden (66,66%). Pengetahuan adalah merupakan
hasil tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap
objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,
dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
52
telinga (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan analisa peneliti, mayoritas
pengetahuan responden yang cukup dikarenakan dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan yang dimiliki responden yaitu pendidikan
menengah (SMA/ SMK), karena pendidikan menengah cenderung
memiliki pengetahuan yang cukup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan
responden antara lain adalah, responden yang memiliki tingkat
pengetahuan baik dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang tinggi, hal
ini dikarenakan pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi proses
belajar, karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan
semakin mudah seseorang itu menerima informasi yang akan
membuat pengetahuan menjadi baik pula (Mubarak dkk, 2007).
Responden yang menjawab benar paling banyak pada sub variabel
cara menyusui yang benar, yaitu sebanyak 24 responden yang
menjawab benar (92,3%), hal ini dikarenakan di Posyandu Mawar 2
sudah pernah diberikan penyuluhantentang cara menyusui yang benar.
Cara menyusui yang benar merupakan suatu teknik alamiah, namun
untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan
mengenai cara-cara menyusui yang benar (Wiknjosastro, 2005).
Responden yang menjawab salah paling banyak pada sub variable
penyebab tersedak, yaitu sebanyak 14 responden (53%), hal ini
dikarenakan ibu-ibu di Posyandu Mawar 2 belum mengetahui dengan
jelas tentang penyebab tersedak yang sebenarnya. Penyebab tersedak
53
pada umumnya adalah benda asing yang tersangkut pada laring dan
saluran pernafasan.Benda asing biasanya tersangkut pada bronkus
kanan, benda asing ini kemudian dilapisi sekresi bronskus sehingga
menjadi besar (Purwadianto, 2000).
Pengetahuan responden dalam hal ini ibu-ibu yang mempunyai
bayi usia 0 – 6 bulan yang mengalami tersedak di Posyandu Mawar 2
Dusun TegalsariTuban Gondangrejo Karanganyar didapatkan hasil
bahwa mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang penanganan tersedak ASI pada bayi, yaitu sebanyak 15
responden (57,7%).Responden yang memiliki tingkat pengetahuan
cukup dipengaruhi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh responden,
dalam hal ini pendidikan menengah (SMA/ SMK).
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa gambaran
pengetahuan pada responden didapatkan data yang menonjol dari
indikator pengetahuan, yaitu pekerjaan responden, hal ini dikarenakan
mayoritas ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT). Ibu rumah
tangga memiliki banyak waktu luang untuk mencari informasi dan
menambah pengetahuan agar pengetahuannya dapat menjadi baik.
54
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan yaitu
sebagai berikut:
1. Mayoritas usia responden di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban
Gondangrejo Karanganyar yang paling banyak berumur antara 26 – 35
tahun sebanyak 18 responden (69,2%).
2. Mayoritas tingkat pendidikan responden di Posyandu Mawar 2 Dusun
TegalsariTuban Gondangrejo Karanganyar yang paling banyak adalah
SMA sebanyak 15 responden (57,7%).
55
3. Mayoritas pekerjaan responden di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari
Tuban Gondangrejo Karanganyar yaitu bekerja sebagai Ibu Rumah
Tangga (IRT) sebanyak 19 responden (73,1%).
4. Gambaran pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi di
Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar
pada kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (23,1%),
pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (57,7%) dan pengetahuan
kurang sebanyak 5 responden (13,3%).
6.2 Saran
1. Bagi Responden atau Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang
penanganan tersedak ASI pada bayi dengan mengikuti penyuluhan dari
tenaga kesehatan, mencari informasi melalui media massa dan elektronik.
2. Bagi Kader Posyandu
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,
khususnya dalam pemberian penyuluhan kesehatan tentang penanganan
tersedak ASI pada bayi.
3. Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah atau melengkapi sumber bacaan
khususnya tentang penanganan tersedak ASI pada bayi.
56
4. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian gambaran
pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi dengan
metode yang berbeda, mengembangkan variabel penelitian dan kuesioner,
sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
5. Peneliti
Diharapkan peneliti dapat mengembangkan penelitian tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang penanganan
tersedak ASI pada bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad M. & Hayu P., 2010. Pemberian ASI Eksklusif dan Problematika IbuMenyusui. Pusat Studi Gender STAIN Purwokerto.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka Cipta.
Aulia, A. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang BoundingAttachment di RB Yulita Grogol Sukoharjo Tahun 2012. Karya TulisIlmiah.
Brown K., 2005. Resale of Recalled Children’s Products Online: An Examinationof The World’s Largest Yard Sale. Inj. Prev.; 13 (4): 228 –231.
Cyr. 2012. Hospitality in a Hospital. International Journal of ContemporaryHospitality Management, (In Press). Available online at:http://www.klikharry.com/2012/11/19/hospitality-in-hospital/. DiaksesJanuari 2014.
Depkes RI,2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2011. Profil Kesehatan Jawa TengahTahun 2011. Semarang.
Ekasari, S. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Reaksi KejadianIkutan Pasca Imunisasi (KIPI) DPT/ HB Combo di Posyandu DesaDoyong Kecamatan Miri Kabupaten Sragen. Karya Tulis Ilmiah.
Fabona, D. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara PeningkatanProduksi ASI di BPS Diyah Sumarmo Desa Tanjungsari KecamatanBanyudono Kabupaten Boyolali. Karya Tulis Ilmiah.
Fajarita, S. 2014. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan SeksualSelama Kehamilan Di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo. KaryaTulis Ilmiah.
Handayani, 2007. Hubungan Antara Praktik Kebersihan Diri dengan KejadianSkabies di Pondok Pesantren Nihayatul Amal Waled Kabupaten Cirebon.Available online at: http://fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&.Diakses Desember 2014.
Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan&Teknik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika.
Ismanti, R. 2012. Pengalaman Ibu dalam Memberi Nutrisi pada Anak denganMalformasi Fasial di Rumah Sakit Umum Serang. Tesis, ProgramMagister Keperawatan Depok.
Kalcare. 2014. Pertolongan Pertama Anak Tersedak. Available online at:https://mommychi.co.id/id/ViewArticle/120/pertolongan-pertama-anak-tersedak. Diakses tanggal 10 Desember 2014.
Knapp J, Mulligan, Smith, 2005. Death of a Child in the Emergency Department.American Academy of Pediatrics, 141 Northwest Point Boulevard, ElkGrove Village, Illinois, 60007.
Krisyanty, P. 2009. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarata: Salemba.
Liu et al, 2005. Sleep Patterns and Sleep Problems Among School Children in TheUnited States and China. Pediatrics.
Mubarak, dkk. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Notoadmodjo, S. 2012.Metode Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi 2012), Jakarta:Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: RinekaCipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat . Jakarta: Rineka Cipta.
Nurjanah, 2001. Psikologi Perkembangan untuk Keperawatan. Penerbit BukuKedokteran. EGC: Jakarta.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatanPedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen PenelitianKeperawatan. Jakarta: SalembaMedika.
Nursalam, 2014.Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika.
Purwadianto, 2000. Kedaruratan Medik. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Bina RupaAksara. p.122-6.
Ramaiah, 2006. ASI dan Menyusui, Panduan Praktis bagi Ibu setelah Melahirkan.Penerbit PT. Bhuana Ilmu Popular Kelompok Gramedia, Jakarta.
Reilly et al, 2007. Prevention and Management of Aerodigestive Foreign BodyInjuries in Childhood. Pediatruc Clinic North America.
Riskiyah, dkk., 2013. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Orang Tua dalamUpaya Mencegah Tersedak pada Bayi di Kelurahan Medono KotaPekalongan Tahun 2013. Karya Tulis Ilmiah.
Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan Dengan Aplikasi SPSS dalam ProsedurPenelitian. Yogyakarta: Rohima Press.
Setiawan dan Saryono, 2010. Metodologi Penelitian kebidanan. Nuha Medika.Jakarta.
Smith & Norris, 2005. Reducing the Risk of Choking Hazards: MouthingBehavior of Children Aged 1 Month to 5 Years. Inj. Control Saf. Promot.
Soekirman, 2006. Ilmu Gizi Anak. Edisi Ke-4. Fakultas Kedokteran UniversitasIndonesia. Jakarta.
Sugiyono. 2013. 14 Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sulistyaningsih, R. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang CaraMenyusui yang Benar di Dusun Lemahbang Plosokerep Karangmalang,Kabupaten Sragen. Karya Tulis Ilmiah.
Suradi, dkk, 2003. Manajemen Laktasi. Jakarta: Perinasia.
Suratiah, dkk., 2013. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Senam Hamil. JurnalKeperawatan, Politeknik Kesehatan Denpasar.
Wawan. A dan M. Dewi. 20110. Pengetahuan Sikap dan Perilaku ManusiaYogyakarta: Nuha Medika.
Wiknjosastro, 2005. Ilmu Kebidanan, Penerbit Yayasan Bina Pustaka,Yogyakarta.
Yuliarti, 2010. Keajaiban ASI. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Yuniardono, 2007. Menyusui. Available online at: http//www.menyusui.net.Diakses 10 Desember 2014