92
GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DAN KEJADIAN HEPATITIS A PADA SISWA DI PESANTREN DAARUL MUTTAQIEN CADAS TANGERANG Skripsi Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Disusun Oleh: DEWI SULISTIANI NIM: 1111104000030 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H

GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE

DAN KEJADIAN HEPATITIS A PADA SISWA

DI PESANTREN DAARUL MUTTAQIEN

CADAS TANGERANG

Skripsi

Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Disusun Oleh:

DEWI SULISTIANI

NIM: 1111104000030

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H

Page 2: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Juli 2015

Dewi Sulistiani

Page 3: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

NURSING STUDY PROGRAM

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA

Bachelor’s Thesis, July 2015

Dewi Sulistiani, NIM : 1111104000030

Student’s behavior toward Personal Hygiene and the Occuring of Hepatitis A

At Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang

xvi + 65 pages + 12 tables + 2 charts + 5 attachments

ABSTRACT

Hepatitis A is one type of hepatitis infecting many of Indonesia's population and

often appear in outbreak (KLB). Hepatitis A can be transmitted through fecal oral

(food or drinks that contain the virus Hepatitis A), making it one of the forms of

prevention that can break the chain of transmission of Hepatitis A by maintaining

personal hygiene.

This research aims to determine the behavior of personal hygiene and the

incidence of Hepatitis A of Students in Pondok Pesantren Daarul Muttaqien

Cadas Tangerang. The method used in this research is quantitative research design

descriptive retrospective analysis of the incidence of Hepatitis A. Data were

collected using a questionnaire randomly assigned to 103 respondents in

Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang.

The results showed that as many as 48.5% of respondents have less personal

hygiene behavior, 47.6% of respondents have sufficient personal hygiene and 3.9

respondents have good personal hygiene. Respondents have had hepatitis A in the

past year, while as many as 13.6% of respondents who were never exposed to

Hepatitis A in the past year 86.4%.

Researchers suggest students need to raise awareness of the importance of

implementing a hygienic behavior such as hand washing and tooth brush ones’s

own to prevent transmission of Hepatitis A.

Keywords : Behaviour, personal hygiene, incidence hepatitis A

Page 4: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juli 2015

Dewi Sulistiani, NIM : 1111104000030

Gambaran Perilaku Personal Hygiene dan Kejadian Hepatitis A pada Siswa

di Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang

xvi+65 halaman+12 tabel+2 bagan +5 lampiran

ABSTRAK

Hepatitis A merupakan salah ssatu jenis Hepatitis yang banyak menginfeksi

penduduk Indonesia dan sering muncul dalam Kejadian Luar Biasa (KLB).

Hepatitis A dapat menular melalui fecal oral (makanan atau minuman yang

mengandung tinja yang mengandung virus Hepatitis A), sehingga salah satu

bentuk pencegahan yang dapat memutuskan rantai penularan Hepatitis A dengan

menjaga personal hygiene.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku personal hygiene dan kejadian

Hepatitis A pada Siswa di Pondok Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain

penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan retrospektif pada kejadian

Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103

responden di Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang dengan teknik random

sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 48,5% responden memiliki

perilaku personal hygiene kurang, 47,6 % responden meiliki personal hygiene

cukup dan 3,9 responden memiliki personal hygiene baik. Responden yang pernah

mengalami Hepatitis A pada satu tahun terakhir sebanyak 13,6% sedangkan

responden yang tidak pernah terkena Hepatitis A pada satu tahun terakhir

sebanyak 86,4%.

Peneliti menyarankan siswa perlu meningkatkan kesadaran pentingnya

menerapkan Perilaku hidup bersih seperti cuci tangan dan sikat gigi milik sendiri

untuk mencegah terjadinya penularan Hepatitis A.

Kata kunci :

Perilaku, personal hygiene, kejadian Hepatitis A

Page 5: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul

GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DAN

KEJADIAN HEPATITIS A PADA SISWA DI

PESANTREN DAARUL MUTTAQIEN CADAS

TANGERANG

Disusun oleh:

DEWI SULISTIANI

NIM. 1111104000030

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Mardiyanti, S.Kep, M.Kep, MDS Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep,M.KM

NIP. 19801002 201101 2 011 NIP. 19790520 200901 1 012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H

Page 6: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

vi

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DAN

KEJADIAN HEPATITIS A PADA SISWA DI PONDOK

PESANTREN DAARUL MUTTAQIEN CADAS

TANGERANG

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

Dewi Sulistiani

NIM: 1111104000030

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Mardiyanti, S.Kep, M.Kep, MDS Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep,M.KM

NIP. 19801002 201101 2 011 NIP. 19790520 200901 1 012

Penguji I Penguji II

Ns.Eni Nur’aini Agustini, S.Kep,M.Sc Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep.,M.KM

NIP. 19800802 200604 2 001 NIP. 19790520 200901 1 012

Penguji III

Ns. Mardiyanti, S.Kep, M.Kep, MDS

NIP. 19801002 201101 2 011

Page 7: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

vii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DAN

KEJADIAN HEPATITIS A PADA SISWA DI PONDOK

PESANTREN DAARUL MUTTAQIEN CADAS

TANGERANG

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh:

Dewi Sulistiani

NIM: 1111104000030

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Maulina Handayani, S.Kp, MSc

NIP. 19790210 200501 2 002

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Arief Sumantri, S.KM., M. Kes

Page 8: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

viii

RIWAYAT HIDUP

Nama : Dewi Sulistiani

Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 31 Mei 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. H. Ridan 1 RT 03 RW 01 NO.47

Kel: Poris Plawad Indah, Kec: Cipondoh,

Kota Tangerang-Banten

Telepon : 085711199924

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. 1997 – 1999 : TK Islam Asy-syukriyyah Kota Tangerang

2. 1999 – 2005 : SDN Plawad 1 Kota Tangerang

3. 2005 – 2008 : SMPN 16 Kota Tangerang

4. 2008 – 2011 : SMAN 7 Kota Tangerang

5. 2011 – 2015 : S-1 Ilmu Keperawatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Riwayat Organisasi :

1. Pramuka SMPN 16 Tangerang

2. OSIS SMPN 16 Tangerang

3. Pramuka SMAN 7 Tangerang

4. BEM PSIK tahun 2012-2013

5. BEM PSIK tahun 2013-2014

Page 9: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Gambaran Perilaku Personal Hygiene dan Kejadian

Hepatitis A pada Siswa Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang” yang

disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang penulis

hadapi. Namun berkat pertolongan dari Allah SWT serta bantuan, bimbingan, dan

kerjasama dari berbagai pihak sehingga kesulitan tersebut dapat diatasi. Untuk itu,

tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Arief Sumantri, S.KM., M. kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Maftuhah, M.Kep, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Maulina Handayani, S.Kp.,MSc selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memotivasi sehingga membuat semangat

bagi penulis

4. Ns. Mardiyanti, S.Kep,M.Kep , MDS selaku dosen pembimbing I dan Ns.

Waras Budi Utomo, S.Kep,M.KM selaku dosen pembimbing II yang telah

bersedia membimbing dan memotivasi penulis serta sabar, tekun, tulus,

ikhlas, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam penyelesaian skripsi

ini

Page 10: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

x

5. Nia Damiati S. Kp., MSN selaku dosen pembimbing akademik yang

selalu memberi arahan dan motivasi dari awal perkuliahan hingga saat ini

6. Segenap Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang

telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan selama

mengikuti perkuliahan.

7. Seluruh staf karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Ucapan terimakasih peneliti haturkan secara istimewa untuk Ayahanda

Sultoni dan Ibunda Alm.Juariah yang telah mencurahkan kasih sayang dan

memberikan dukungan baik moril maupun materil.

9. Pondok Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang yang telah memberi

izin peneliti untuk melakukan penelitian ini.

10. Sahabat terbaikku “Cacalita” (Andika, Dayang, Audy, Ilyati), “MT

PERMATA” (Adul, Anggi, Sholeh, Amar, Gofur, Gina, Indah),

Mustafiqotun, Trisna, Alfian, Susi, Mia,Ka lili,Teh Alip, Arief yang

membantu dan memberikan support.

11. Teman-teman PSIK angkatan 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Akhir kata semoga kita semua diberikan rahmat, hidayah serta karunia

dari Allah SWT dan apa yang telah penulis peroleh selama pendidikan dapat

bermanfaat dan diamalkan dengan baik.

Ciputat, Juni 2015

Penulis

Page 11: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

xi

DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii

ABSTRACT .......................................................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................................... v

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ..............................................................................................xiv

DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MSALAH .............................................................................. 4

1.3 PERTANYAAN PENELITIAN................................................................ 5

1.4 TUJUAN PENELITIAN ............................................................................ 5

1.4.1 Tujuan Umum .................................................................................. 5

1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 5

1.5 MANFAAT PENELITIAN ....................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hepatitis A ................................................................................................. 7

2.1.1 Pengertian Hepatitis ......................................................................... 7

2.1.2 Epidemiologi .................................................................................... 7

2.1.3 Etiologi ............................................................................................. 8

2.1.4 Cara Penularan ................................................................................. 8

2.1.5 Tanda dan Gejala ............................................................................. 9

2.1.6 Diagnosis ......................................................................................... 10

Page 12: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

xii

2.1.7 Pencegahan ...................................................................................... 10

2.1.8 Faktor Resiko ................................................................................... 13

2.1.9 Penatalaksanaan .............................................................................. 14

2.2 PERSONAL HYGIENE ............................................................................. 15

2.2.1 Definisi Personal Hygiene ............................................................... 15

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Praktik Hygiene .................................. 15

2.2.3 Macam-macam Personal Hygiene ................................................... 17

2.3 PERILAKU ............................................................................................... 20

2.3.1 Definisi Perilaku .............................................................................. 20

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang ............................. 21

2.3.3 Pengukuran Perilaku ........................................................................ 23

2.3.4 Proses Adopsi Perilaku ..................................................................... 24

2.4 PESANTREN ............................................................................................ 25

2.5 PENELITIAN TERKAIT .......................................................................... 27

2.6 KERANGKA TEORI ................................................................................ 29

BAN III. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 KERANGKA KONSEP ............................................................................ 30

3.2 DEFINISI OPERASIONAL ...................................................................... 31

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 DESAIN PENELITIAN ............................................................................ 34

4.2 LOKASI dan WAKTU PENELITIAN ..................................................... 34

4.2.1 Lokasi Penelitian .............................................................................. 34

4.2.2 Waktu Penelitian .............................................................................. 34

4.3 POPULASI dan SAMPEL ........................................................................ 34

4.3.1 Populasi Penelitian ........................................................................... 34

4.3.2 Sampel Penelitian ............................................................................. 35

4.4 INSTRUMEN PENELITIAN ................................................................... 37

4.5 HASIL UJI VALISITAS DAN RELIABILITAS ..................................... 39

Page 13: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

xiii

4.6 TAHAPAN PENGAMBILAN DATA ...................................................... 40

4.7 ANALISIS DATA ..................................................................................... 43

4.8 ETIKA PENELITIAN ............................................................................... 44

BAB V. HASIL PENELITIAN

5.1 GAMBARAN TEMPAT PENELITIAN .................................................. 46

5.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN .......................................................... 47

5.2.1 Jenis Kelamin ................................................................................... 47

5.2.2 Usia .................................................................................................. 48

5.2.3 Kelas ................................................................................................ 48

5.3 PERILAKU PERSONAL HYGIENE ......................................................... 49

5.4 KEJADIAN HEPATITIS A ...................................................................... 51

5.5 TABULASI SILANG PERSONAL HYGIENE DAN HEPATITIS A ...... 51

BAB VI. PEMBAHASAN

6.1 GAMBARAN KARAKTERISTIK RESPONDEN .................................. 53

6.1.1 Jenis Kelamin ................................................................................... 53

6.1.2 Usia ................................................................................................... 53

6.1.3 Kelas ................................................................................................. 54

6.2 GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE ................................ 55

6.3 GAMBARAN KEJADIAN HEPATITIS A .............................................. 58

6.4 KETERBATASAN PENELITIAN ........................................................... 59

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 KESIMPULAN ......................................................................................... 60

7.2 SARAN ..................................................................................................... 61

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 62

Page 14: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

xiv

Lampiran-lampiran

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................ 31

Tabel 4.1 Daftar jumlah santri Pondok Pesantren Daarul Muttaqien Cadas

Tangerang tingkat 1 sampai V Tahun 2014-2015 ................................ 35

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian .......................................... 40

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di Pondok

Pesantren Daarul Muttaqien ................................................................. 47

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia di Pondok Pesantren

Daarul Mutaqien Cadas Tangerang ...................................................... 48

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkatan Kelas di Pondok

Pesantren Daarul Mutaqien Cadas Tangerang...................................... 48

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Personal Hygiene di Pesantren Daarul

Muttaqien Cadas Tangeran ................................................................... 49

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi pada beberapa item pernyataan prilaku personal

hygiene .................................................................................................. 49

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi personal hygiene berdasarkan jenis kelamin ........ 50

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi personal hygiene berdasarkan usia ....................... 50

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Kejadian Hepatitis A selama satu tahun terakhir di

Pondok Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang Tahun ............ 51

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Kejadian Hepatitis A berdasarkan Perilaku

Personal Hygiene ................................................................................. 51

Page 15: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ................................................................................... 29

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................. 30

Page 16: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2. Penjelasan Penelitian

Lampiran 3. Informed Consent

Lampiran 4. Kuesioner

Lampiran 5. Hasil uji validitas dan reliabilitas

Lampiran 6. Hasil analisis data

Page 17: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di

negara berkembang di dunia, termasuk di Indonesia (Kemenkes, 2012).

Ada berbagai virus yang dapat menyebabkan hepatitis, yaitu hepatitis A,

B, C, D dan E (Cahyono, 2009). Di Indonesia diperkirakan 28 juta

penduduk terinfeksi Hepatitis B dan C, 14 juta diantaranya berpotensi

untuk menjadi kronis, dan 1,4 juta orang berpotensi menderita kanker hati

(Kemenkes RI, 2014). Selain itu, jenis Hepatitis yang banyak menginfeksi

penduduk Indonesia adalah Hepatitis B (21,8%) dan Hepatitis A (19,3%)

dibandingkan dengan Hepatitis C (2,5%) dan Hepatitis D,E (1,8 %)

(Riskesdas, 2013). Namun penyakit Hepatitis A sering muncul dalam

bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa tempat di Indonesia

(Kemenkes, 2012).

Di Indonesia, Hepatitis A muncul dalam Kejadian Luar Biasa

(KLB). Tahun 2010 tercatat 6 Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan jumlah

penderita 279, sedangkan tahun 2011 tercatat 9 Kejadian Luar Biasa

(KLB), jumlah penderita 550. Tahun 2012 sampai bulan Juni, telah terjadi

4 Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan jumlah penderita 204 (Kemenkes,

2012).

Prevalensi Hepatitis di Banten yaitu 0,5%. Prevalensi Hepatitis di

Tangerang menempati urutan ketiga (0,5%) setelah Pandeglang (0,9%)

dan Lebak (0,9%) (Depkes RI, 2009). Berdasarkan Balai Besar Teknik

Page 18: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

2

Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Jakarta

(2013) menyatakan bahwa pada Tahun 2012 pernah terjadi Kejadian Luar

Biasa (KLB) Hepatitis A di Banten yaitu sebanyak 3 kejadian.

Penyakit Hepatitis A dapat memberikan kerugian ekonomi dan sosial

karena lamanya masa penyembuhan. Penyakit ini juga tidak memiliki

pengobatan spesifik yang dapat mengurangi lama penyakit, sehingga

dalam penatalaksanaan Hepatitis A, tindakan pencegahan adalah yang

paling diutamakan. Karena penularannya melalui fecal oral (melaui

makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja yang mengandung virus

Hepatitis A), salah satu bentuk pencegahan yang dapat memutuskan rantai

penularan Hepatitis A dengan menjaga personal hygiene (Kemenkes,

2012).

Salah satu bentuk personal hygiene yang dapat mencegah penularan

Hepatitis A yaitu dengan mencuci tangan dan sikat gigi (Sari,2008). Hal

tersebut sesuai dengan penelitian Firdous (2005) bahwa cuci tangan

sebelum makan dapat menurunkan risiko kejadian hepatitis akut klinis.

Menyikat gigi perlu dijaga dalam pencegahan Hepatitis A yaitu dengan

menggunakan sikat gigi milik sendiri atau tidak bertukar alat. Berdasarkan

penelitian Sumarni (2012) bahwa tukar menukar alat berhubungan dengan

Kejadian Hepatitis A.

Pada kenyataannya, kebiasaan mencuci tangan umumnya jarang

dilakukan pada siswa di sekolah sehingga Hepatitis A lebih sering terjadi

pada anak – anak sekolah dan dewasa muda (Kemenkes, 2012). Seorang

anak yang tinggal di asrama atau pesantren memiliki resiko yang lebih

Page 19: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

3

besar dalam penularan Hepatitis A karena memiliki kedekatan yang begitu

erat antar santri. Berdasarkan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan

dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta (2014) menyatakan

bahwa pernah terjadi Kejadian Luar Biasa Hepatitis A di Kabupaten

Banyumas, Jawa Tengah yaitu terdapat peningkatan kasus Hepatitis A

pada 8 siswa SDN 3 Sumpiuh dan 3 orang pondok Pesantren Al-Falah.

Santri kemungkinan beresiko terkena Hepatitis A apabila memiliki

personal hygiene yang buruk. Hal tersebut sesuai berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Alvira (2014) tentang faktor risiko Hepatitis A di

Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau

menunjukkan bahwa personal hygiene merupakan fakto risiko tertinggi

Hepatitis A setelah hygiene penjamah makanan, riwayat kontak dengan

penderita hepatitis A, dan sanitasi mandi, cuci, kakus. Sedangkan tingkat

pengetahuan dan pekerjaan bukan faktor risiko kejadian Hepatitis A.

Pada umumnya personal hygiene di pondok pesantren kurang

mendapatkan perhatian dari santri karena dipengaruhi oleh faktor

kebiasaan dari santri sebelum datang di pesantren seperti sosial budaya,

keadaan lingkungan yang kurang memadai dan faktor individual seperti

kurangnya pengetahuan (Badri, 2007). Penelitian Heryanto (2004)

menunjukkan bahwa kondisi sanitasi Pondok Pesantren secara umum

masih belum baik, sehingga penyakit penular masih banyak ditemukan.

Berdasarkan studi pendahuluan di Pondok Pesantren Daarul

Muttaqien pada bulan Desember didapatkan hasil bahwa jumlah santri

yang menderita Hepatitis dalam enam bulan terakhir adalah 20 orang.

Page 20: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

4

Beberapa penyakit yang sering diderita oleh santri adalah skabies, sakit

mata, sakit magh, dan hepatitis. Data tersebut didapatkan dari pengasuh

pondok pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang. Hasil observasi

pada santri di pesantren Daarul Muttaqien menunjukkan bahwa mereka

tidak mencuci tangan sebelum makan dan kuku terlihat panjang.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

gambaran perilaku personal hygiene dan kejadian Hepatitis A pada siswa

di Pesantren Modern Daarul Muttaqien, Cadas, Tangerang.

1.2 Rumusan Masalah

Hepatitis A dapat menular pada lingkungan yang lebih padat

penduduknya sehingga populasi didalamnya lebih mudah untuk

berinteraksi satu sama lain terutama dalam aktivitas sehari-hari. Pesantren

merupakan tempat yang mudah menjadi persebaran Hepatitis A, karena

personal hygiene santri yang kurang baik untuk mencegah terjadinya

Hepatitis A dan kegiatan sehari-hari yang dilakukan bersama seperti

makan dalam satu nampan secara bersamaan.

Dari uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui

bagaimana gambaran perilaku personal hygiene dan kejadian Hepatitis A

pada siswa di Pesantren Modern Daarul Muttaqien, Cadas, Tangerang.

Page 21: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

5

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian ini

adalah :

a. Bagaimana gambaran karakteristik responden pada siswa di

Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang?

b. Bagaimana gambaran perilaku personal hygiene siswa di

Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang?

c. Bagaimana gambaran kejadian hepatitis A di pesantren Daarul

Muttaqien Cadas Tangerang?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran perilaku personal hygiene dan kejadian

Hepatitis A pada siswa di Pesantren Daarul Muttaqien Cadas

Tangerang.

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik responden pada siswa di

Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang

b. Mengetahui gambaran perilaku personal hygiene siswa di

pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang

c. Mengetahui kejadian hepatitis A di pesantren Daarul Muttaqien

Cadas Tangerang

Page 22: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

6

1.5 Manfaat Penelitian

a. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini menjadi bahan ilmu pengetahuan tambahan bagi

pendidikan ilmu keperawatan terutama keperawatan komunitas pada

tingkat sekolah.

b. Bagi Pondok Pesantren

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan gambaran bagi para pengasuh

pondok pesantren Daarul Muttaqien terhadap penyakit Hepatitis A

apabila terdapat santri yang terkena Hepatitis A agar tidak menjadi

kejadian luar biasa di pesantren.

c. Bagi Santri

Diharapkan setelah dilakukan penelitian ini, santri mengetahui personal

hygiene yang baik untuk mencegah terjadinya Hepatitis A agar tidak

terjadi kejadian luar biasa.

d. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan

dalam pembentukan program Poskestren ( Pos kesehatan pesantren).

Page 23: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hepatitis A

2.1.1 Pengertian Hepatitis

Hepatitis adalah semua jenis peradangan sel-sel hati, yang bisa

disebabkan oleh infeksi (virus), obat-obatan, konsumsi alkohol, lemak

yang berlebih dan penyakit autoimmune (Kemenkes RI, 2014).

Sedangkan menurut Smeltzer (2001), Hepatitis A adalah infeksi oleh

virus dengan cara penularan melalui fekal-oral, terutama lewat

konsumsi makanan atau minuman yang tercemar virus tersebut. Virus

Hepatitis A ditemukan dalam tinja pasien yang terinfeksi sebelum

gejalanya muncul dan selama beberapa hari pertama menderita sakit.

Secara khas, pasien dewasa muda akan terjangkit infeksi di sekolah

dan membawanya ke rumah dimana kebiasaan sanitasi yang kurang

sehat menyebarkannya ke seluruh anggota keluarga.

2.1.2 Epidemiologi

Hepatitis virus merupakan sebuah fenomena gunung es, dimana

penderita yang tercatat atau yang datang ke layanan kesehatan lebih

sedikit dari jumlah penderita sesungguhnya. Menurut hasil Riskesdas

tahun 2013 bahwa jumlah orang yang terdiagnosis Hepatitis di fasilitas

pelayanan kesehatan berdasarkan gejala-gejala yang ada, menunjukan

peningkatan 2 kali lipat apabila dibandingkan dari data tahun 2007 dan

2013. Pada tahun 2007, lima propinsi dengan prevalensi Hepatitis

Page 24: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

8

tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Aceh,

Gorontalo, dan Papua Barat sedangkan pada tahun 2013 lima propinsi

dengan prevalensi tertinggi yaitu Nusa Tenggara Timur, Papua,

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Namun

Kejadian Luar Biasa Hepatitis A pada tahun 2014 terjadi di 3 propinsi

(Bengkulu, Sumatera Barat, dan Kalimantan Timur) dan di 4

kabupaten/kota sejumlah 282 kasus (Kemenkes RI, 2014). Di

Indonesia, Hepatitis A muncul dalam Kejadian Luar Biasa (KLB).

Tahun 2010 tercatat 6 KLB dengan jumlah penderita 279, tahun 2011

tercatat 9 KLB, jumlah penderita 550. Tahun 2012 sampai bulan Juni,

telah terjadi 4 KLB dengan jumlah penderita 204 (Kemenkes, 2012).

2.1.3 Etiologi

Hepatitis A, yang dahulu dinamakan hepatitis infeksiosa,

disebabkan oleh virus RNA dari family enterovirus. Masa inkubasi

virus Hepatitis A diperkirakan berkisar dari 1 hingga 7 minggu dengan

rata-rata 30 hari. Perjalanan penyakit dapat berlangsung lama, dari 4

minggu hingga 8 minggu. Virus Hepatitis A hanya terdapat dalam

waktu singkat di dalam serum, pada saat timbul ikhterik kemungkinan

pasien sudah tidak infeksius lagi (Smeltzer, 2001).

2.1.4 Cara Penularan

Cara Penularan dan penyebaran Hepatitis A terjadi melalui

fekal-oral, terutama melaui makanan atau minuman yang

Page 25: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

9

terkontaminasi oleh virus Hepatitis A (VHA) (Sari, 2008). Virus ini

masuk kedalam saluran pencernaan melalui makanan dan minuman

yang tercemar tinja penderita virus Hepatitis A (VHA). Virus

kemudian masuk ke hati melalui peredaran darah untuk selanjutnya

menginvasi sel-sel hati (hepatosit) dan melakukan replikasi di

hepatosit. (Kemenkes RI, 2012). Konsentrasi virus Hepatitis A (VHA)

tertinggi terdapat di tinja, yang dikeluarkan pendeita 2 minggu sebelum

dan sampai 1 minggu setelah timbul gejala kuning, dan konsentrasi

virus masih tetap tinggi 2-3 mg setelah gejala kuning timbul.

Sedangkan air ludah dan cairan tubuh lain mempunyai konsentrasi

yang rendah dalam menularkan penyakit. Cara penularan virus

Hepatitis A (VHA) diantaranya makan atau minuman yang

terkontaminasi virus Hepatitis A (VHA), kontak langsung dengan

barang-barang milik penderita Hepatitis A, penampungan air yang

terontaminasi virus Hepatitis A (VHA) (Cahyono,dkk, 2010).

2.1.5 Tanda dan Gejala

Berdasarkan Cahyono,dkk (2010), gejala hepatitis A biasanya

dibagi dalam beberapa stadium, diantaranya :

a. Masa inkubasi Hepatitis A antara 2-6 minggu, biasanya terdapat

gejala letih, lesu, nyeri menelan, demam (38OC-39

OC),

kehilangan selera makan, mual, bahkan muntah-muntah yang

berlebihan.

Page 26: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

10

b. Stadium dengan gejala kuning. Stadium ini ditandai urin

berwarna teh tua, disertai timbulnya kuning pada mata dan kulit,

nyeri perut kanan bagian atas karena adanya pembesaran hati,

tinja berwarna teh tua, terjadi peningkatan tes fungsi hati

(bilirubin, SGOT, SGPT) dan meningkatnya antibody terhadap

virus hepatitis A, yang disebut sebagai IgM anti Virus Hepatitis A

(VHA).

c. Stadium penyembuhan. Stadium ini ditandai dengan

menghilangnya warna kuning pada sklera, kulit, dan pembesaran

hati tetap. Penyembuhan sempurna infeksi Virus Hepatitis A

(VHA) membutuhkan waktu 3-4 bulan.

2.1.6 Diagnosis

Disamping gejala dan tanda klinis yang kadang tidak muncul,

diagnosis Hepatitis A dapat ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan

IgM-antiVHA serum penderita (Kemenkes RI, 2012).

2.1.7 Pencegahan

Hepatitis A memang seringkali tidak berbahaya, namun lamanya

masa penyembuhan dapat memberikan kerugian ekonomi dan sosial.

Penyakit ini juga tidak memiliki pengobatan spesifik yang dapat

mengurangi lama penyakit, sehingga dalam penatalaksanaan Hepatitis

A, tindakan pencegahan adalah yang paling diutamakan. Pencegahan

Hepatitis A dapat dilakukan baik dengan pencegahan non-spesifik

Page 27: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

11

(perubahan perilaku) maupun dengan pencegahan spesifik (imunisasi)

(Kemenkes RI, 2012).

1) Pencegahan Non-Spesifik

Perubahan perilaku untuk mencegah Hepatitis A terutama dilakukan

dengan meningkatkan sanitasi. Petugas kesehatan bisa meningkatkan

hal ini dengan memberikan edukasi yang sesuai, antara lain:

a. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) secara benar

b. Pengolahan makanan yang benar, meliputi:

1. Menjaga kebersihan, yaitu degan mencuci tangan sebelum

memasak dan keluar dari toilet, mencuci alat-alat masak dan alat-

alat makan, dan dapur harus dijaga agar bersih.

2. Memisahkan bahan makanan matang dan mentah, yaitu dengan

menggunakan alat yang berbeda untuk keperluan dapur dan untuk

makan serta menyimpan bahan makanan matang dan mentah di

tempat yang berbeda.

3. Memasak makanan sampai matang, yaiu dengan memasak

makanan pada suhu minimal 850C (terutama daging, ayam, telur,

dan makanan laut), dan memanaskan makanan yang sudah

matang dengan benar.

4. Menyimpan makanan pada suhu aman, yaitu jangan menyimpan

makanan pada suhu ruangan terlalu lama dan memasukan

makanan yang ingin disimpan ke dalam lemari pendingin namun

jangan disimpan terlalu lama.

Page 28: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

12

5. Menggunakan air bersih dan bahan makanan yang baik, yaitu

dengan memilih bahan makanan yang segar (belum kadaluarsa)

dan menggunakan air yang bersih serta mencuci buah dan sayur

dengan baik.

6. Membuang tinja di jamban yang saniter, yaitu menyediakan air

bersih di jamban dan memastikan sistem pendistribusian air dan

pengelolaan limbah berjalan dengan baik.

2) Pencegahan Spesifik (Imunisasi)

Pencegahan spesifik Hepatitis A dilakukan dengan imunisasi.

Proses ini bisa bersifat pasif maupun aktif. Imunisasi pasif dilakukan

dengan memberikan Imunoglobulin. Tindakan ini dapat memberikan

perlindungan segera tetapi bersifat sementara. Imunoglobulin

diberikan segera setelah kontak atau untuk pencegahan sebelum

kontak dengan 1 dosis secara intra-muskular. Efek proteksi dapat

dicapai bila Imunoglobulin diberikan dalam waktu 2 minggu setelah

terpajan. Imunisasi aktif, memberikan efektifitas yang tinggi pada

pencegahan Hepatitis A. Vaksin dibuat dari virus yang diinaktivasi

(inactivated vaccine). Vaksin ini relatif aman dan belum ada laporan

tentang efek samping dari vaksin kecuali nyeri ditempat suntikan.

Vaksin diberikan dalam 2 dosis dengan selang 6 – 12 bulan secara

intra-muskular didaerah deltoid atau lateral paha (Kemenkes RI,

2012).

Page 29: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

13

2.1.8 Faktor Risiko

Perilaku berisiko terhadap Hepatitis A berdsarkan Kemenkes RI

(2012), terdapat pada :

a. Kebiasaan membeli makanan di sembarang tempat, makan

makanan mentah atau setengah matang.

b. Personal hygiene yang rendah antara lain : penerapan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat masih kurang diantaranya cuci tangan

dengan air bersih dan sabun, menkonsumsi makanan dan minuman

sehat, serta cara mengolah makanan yang tidak memenuhi

persyaratan kesehatan (Kemenkes RI, 2012). Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat di sekolah berdasarkan Depkes diantaranya cuci

tangan, menjaga kuku agar tidak panjang dan kotor,

menggunakan jamban (WC) yang sehat untuk Buang Air Kecil

dan Buang Air Besar, dan membuang sampah pada tempatnya .

Kelompok risiko tinggi tertular VHA berdasarkan Cahyono,dkk

(2010), diantaranya :

a. Tinggal di daerah dengan kondisi lingkungan yang buruk

(penyediaan air minum dan air bersih, pembuangan air limbah,

pengelolaan sampah, pembuangan tinja yang tidak memenuhi

syarat).

b. Tempat penitipan anak dan asrama (Pesantren).

c. Penyaji makanan

Page 30: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

14

2.1.9 Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Farmakologi

Tata laksana Farmakologi sesuai dengan gejala yang dirasakan

oleh pasien, (Permenkes RI, 2014) diantaranya :

Antipiretik bila demam; ibuprofen 2x400mg/hari.

Apabila ada keluhan gastrointestinal, seperti:

a. Mual : Antiemetik seperti Metoklopropamid 3x10 mg/hari atau

Domperidon 3x10mg/hari.

b. Perut perih dan kembung : H2 Bloker (Simetidin 3x200

mg/hari atau Ranitidin 2x 150mg/hari) atau Proton Pump

Inhibitor (Omeprazol 1 x 20 mg/hari).

2. Penatalaksanaan Non Faramakologi

a. Diet seimbang

Terapi bagi penderita penyakit hati adalah dengan diet

seimbang, jumlah kalori yang dibutuhkan sesuai dengan tinggi

badan, berat badan, dan aktivitas. Pada keadaan tertentu,

diperlukan diet rendah protein, banyak makan sayur dan buah.

Tujuan terapi diet pada pasien penderita penyakit hati adalah

menghindari kerusakan hati yang permanen; meningkatkan

kemampuan regenerasi jaringan hati dengan keluarnya protein

yang memadai; memperhatikan simpoannan nutrisi dalam

tubuh. Diet yang seimbang sangatlah penting. Kalori berlebih

dalam bentuk karbohidrat dapat menambah disfungsi hati dan

menyebabkan terjadinya penimbunan lemak pada hati.Jumlah

Page 31: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

15

kalori dari lemak seharusnya tidak lebih dari 30% jumlah

kalori secara keseluruhan karena dapat membayakan system

kardiovaskular (Kemenkes, 2012).

b. Tirah baring

Pengobatan tidak spesifik pada Hepatitis A yaitu

meningkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat atau tirah

baring (Kemenkes, 2012).

2.2 PERSONAL HYGIENE

2.2.1 Definisi Personal Hygiene

Personal hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri

sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara

fisik maupun psikologis. Tujuan umum perawatan diri adalah untuk

mempertahankan perawatan diri baik secara sendiri maupun dengan

bantuan; dapat melatih hidup sehat atau bersih dengan memperbaiki

gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan kebersihan; serta

menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan.

Membuat rasa nyaman dan relaksasi dapat dilakukan untuk

menghilangkan kelelahan, mencegah gangguan sirkulasi darah, dan

mempertahankan integritas pada jaringan (Hidayat, 2008).

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Praktik Hygiene

Menurut Potter dan Perry (2005) sikap seseorang melakukan

kebersihan diri dipengaruhi oleh sejumlah faktor karena setiap orang

Page 32: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

16

memiliki perawatan diri yang berbeda satu sama lain. Faktor yang

mempengaruhi praktik kebersihan diri seseorang diantaranya :

a. Citra Tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang

penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat seringkali berubah. Citra

tubuh mempengaruhi cara mempertahankan kebersihan diri.

b. Praktik sosial

Kelompok sosial dapat mempengaruhi praktek kebersihan diri

seseorang. Pada anak praktek kebersihan diri didapatkan dari orang

tua. Pada remaja kebersihan diri lebih diperhatikan ketika peningkatan

ketertarikan mereka terhadap lawan jenis. Selanjutnya dalam

kehidupan, teman-teman dan kelompok kerja membentuk harapan

orang mengenai penampilan pribadi mereka dan perawatan yang

dilakukan dalam mempertahankan kebersihan diri yang adekuat.

c. Status sosial ekonomi

Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat

praktik kebersihan yang digunakan.

d. Pengetahuan

Pengetahuan tentang pentingnya perawatan diri berimplikasi pada

kebiasaan perawatan kebersihan diri. Pengetahuan ini harus

dikombinasi dengan motivasi untuk melakukan perawatan kebersihan

diri.

Page 33: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

17

e. Budaya

Keyakinan budaya dan nilai-nilai individu berpengaruh pada

kebiasaan perawatan kebersihan diri. Dengan latar belakang budaya

yang berbeda memiliki kebiasaan yang berbeda pula.

2.2.3 Macam-macam Personal Hygiene

Menurut Potter dan Perry (2006) macam-macam personal hygiene,

diantaranya :

a. Perawatan kulit

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung, sekresi,

ekskresi, pengatur temperatur, dan sensasi. Kulit memiliki tiga

lapisan utama yaitu epidermis, dermis dan subkutan.

b. Mandi

Mandi merupakan bagian perawatan hygiene total. Karena dalam

mandi terdapat beberapa tujuan diantaranya membersihkan kulit

untuk mengurangi keringat, beberapa bakteri dan sel kulit mati,

yang meminimalkan iritasi kulit dan mengurangi kesempatan

infeksi, stimulasi sirkulasi dengan penggunaan air hangat dan

usapan yang lembut pada ekstremitas.

c. Perawatan Kaki dan Kuku

Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk

mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali

orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri.

Page 34: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

18

d. Perawatan Mulut

Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut,

gigi, gusi dan bibir. Menggosok membersihkan gigi dan partikel-

partikel makanan,plak, dan bakteri.

e. Perawatan Rambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari

cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau

ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara

perawatan rambut sehari-hari.

f. Perawatan tangan

Perawatan tangan salah satunya yaitu dengan mencuci tangan.

Mencuci tangan adalah proses menggosok kedua permukaan

tangan dengan kuat secara bersamaan menggunakan zat pembersih

yang sesuai dan dibilas dengan air untuk menghilangkan

mikroorganisme sebanyak mungkin.

Salah satu personal hygiene yang dapat mencegah terjadinya

penularan hepatitis A yaitu cuci tangan (Sari,2008).

Berdasarkan penelitian Badri (2007), beberapa tindakan dalam

melakukan personal hygiene yaitu :

a. Gosok gigi

Cara untuk menjaga kesehatan gigi diantaranya sikat gigi teratur

dan benar (minimal 2 kali sehari, pagi sesudah makan dan

malam sebelum tidur) dengan diberi pasta gigi yang

mengandung fluoride, hindari makanan yang manis dan lengket

Page 35: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

19

serta makanan yang terlalu panas dan dingin, serta banyak

makan buah-buahan yang berserat (Depkes).

Langkah-langkah untuk menggosok gigi diantaranya :

Bahan : sikat gigi milik sendiri, pasta gigi.

Langkah – langkah menggosok gigi :

1. Menuangkan pasta gigi ke dalam sikat gigi secukupnya.

2. Berkumur dengan air yang belum dipakai atau air mengalir.

3. Menyikat gigi dari atas ke bawah luar dan dalam geraham atas

dan bawah.

4. Berkumur dengan air mengalir.

b. Cuci tangan

Cara cuci tangan yang baik adalah dengan menggunakan

sabun dan air bersih mengalir karena kuman mudah menempel di

kedua telapak tangan, terutama di bawah kuku jari. Waktu yang

tepat untuk cuci tangan pakai sabun dan air mengalir pada saat

sebelum dan sesudah makan, sebelum memegang makanan,

sebelum melakukan kegiatan jari-jari ke dalam mulut atau mata,

sesudah melakukan kegiatan (berolahraga, memegang uang,

memegang binatang, berkebun) dan memegang sarana umum

(seperti pegangan bis, gagang pintu, dll),sesudah buang air besar

(BAB) dan buang air kecil (BAK) (Kemenkes RI). Selain itu,

mencuci tangan yang baik juga membutuhkan beberapa peralatan

yaitu sabun antiseptik, air bersih, dan handuk atau lap tangan

Page 36: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

20

bersih. Untuk hasil maksimal disarankan untuk mencuci tangan

selama 20-30 detik (PHBS-UNPAD, 2010).

Langkah - langkah mencuci tangan diantaranya :

Bahan : Sabun, Air yang belum pernah dipakai atau mengalir,

handuk atau kain bersih.

1. Menggunakan air mengalir.

2. Membasahi tangan dengan air yang mengalir.

3. Menyabuni tangan.

4. Menggosok tangan satu sama lain sampai berbusa.

5. Mengalirkan air pada tangan sampai semua sabun dibersihkan.

6. Mengeringkan tangan.

2.3 PERILAKU

2.3.1 Definisi Perilaku

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung

maupun tidak langsung. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas

manusia itu sendiri (Soekidjo, 1993:55 dalam Sunaryo, 2004). Secara

operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau

seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut (Soekidjo, N.,

1993;58 dalam Sunaryo, 2004). Perilaku manusia pada hakekatnya

adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai

manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup (Sri Kusmiyati dan

Desiminiarti, 1990:1 dalam Sunaryo, 2004). Berdasarkan beberapa

Page 37: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

21

pengertian diatas perilaku adalah aktivitas yang timbul karena adanya

stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak

langsung (Sunaryo, 2004).

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seseorang

1. Faktor genetik atau faktor endogen

Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau

modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu.

Faktor genetik berasal dari dalma diri individu (endogen), antara

lain:

a. Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik,

saling berbeda satu dengan lainnya.

b. Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat

dari cara berpakain dan melakukan pekerjaan sehari-hari. Pria

berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal,

sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional atau

perasaan.

c. Sifat fisik, kalau diamati perilaku individu akan berbeda-beda

karena sifat fisikinya, misalnya perilaku individu yang pendek

dan gemuk berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi

kurus.

2. Faktor eksogen atau faktor dari luar individu

a. Faktor lingkungan. Lingkungan disini menyangkut segala

sesuatu yang ada di sekitar individu, baik fisik, biologis maupun

sosial. Ternyata lingkungan sangat berpengaruh terhadap

Page 38: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

22

perilaku individu karena lingkungan merupakan lahan untuk

perkembangan perilaku.

b. Pendidikan. Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses

individu. Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya

melibatkan masalah perilaku individu maupun kelompok.

Kegiatan pendidikanm formal maupun informal berfokus pada

proses belajar-mengajar, dengan tujuan agar terjdai perubahan

perilaku, yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti

dan dari tidak dapat menjadi dapat.

c. Agama, merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir

atau penghabisan. Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang

masuk ke dalam konstruksi kepribadaian seseorang sangat

berpengaruh dalam cara berpikir, bersikap, bereaksi, dan

berperilaku individu. Seseorang yang mengerti dan rajin

melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan, akan berperilaku

dan berbudi luhur sesuai dengan ajaran agama yang diyakininya.

d. Sosial ekonomi. Lingkungan sosial dapat menyangkut sosial

budaya dan sosial ekonomi. Khusus menyangkut lingkungan

sosial ekonomi, sebagai contoh keluarga yang status sosial

ekonominya berkecukupan, akan mampu menyediakan segala

fasilitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

e. Kebudayaan, diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau

peradaban manusia. Ternyata hasil kebudayaan manusia akan

mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri.

Page 39: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

23

2.3.3 Pengukuran perilaku

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tindakan, yakni dengan

wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa

jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat

dilakukan secara langsung yakni dengan mengobservasi tindakan atau

kegiatan responden (Notoatmodjo, 2007). Dalam penelitian, observasi

merupakan prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi

melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah aktivitas tertentu atau

situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012).

Jenis pengukuran observasi dibedakan menjadi dua yaitu terstrukutr

dan tidak terstruktur (Nursalam, 2008).

A. Terstruktur

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara

sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana

tempatnya. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan

instrument penelitian yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya

(Sugiyono, 2012).

B. Tidak terstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan

secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Dalam

melakukan pengamatan penelitian tidak menggunakan instrument

yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan

(Sugiyono, 2012)..

Page 40: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

24

Pengukuran perilaku manusia dapat dikategorikan menjadi tiga

(Azwar, 2012) yaitu :

a. Baik : jika skor jawaban x ≥ (µ+1.0σ)

b. Cukup : jika skor jawaban (µ-1. 0σ)≤x<(µ+1.0σ)

c. Kurang : jika skor jawaban x < (µ-1. 0σ)

Dengan ketentuan : µ = ½ (Xmaks+Xmin) x total item pertanyaan

σ = 1/6 (Imaks-Imin)

Xmaks = skor tertinggi pada 1 item pertanyaan

Xmin = skor terendah pada 1 item pertanyaan

Imaks = jumlah total skor tertinggi

Imin = jumlah total skor terendah

2.3.4 Proses Adopsi Perilaku

Penelitian Rogers (1974) dalam (Efendi, Ferry & Makhfudli, 2009)

mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku yang

baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses

yang berurutan, diantaranya :

a. Timbul kesadaran (awareness), yakni orang tersebut menyadari

(mengetahui) stimulus terlebih dahulu.

b. Ketertarikan (interest), yakni orang tersebut mulai tertarik kepada

stimulus.

c. Mempertimbangkan baik tidaknya stimulus (evaluation), yakni

sikap orang tersebut sudah lebih baik lagi.

Page 41: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

25

d. Mulai mencoba (trial), yakni orang tersebut memutuskan untuk

mulai mencoba perilaku baru.

e. Mengadaptasi (adoption), yakni orang tersebut telah berperilaku

baru sesuai dengn pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap

stimulus.

2.4 PESANTREN

Pesantren berasal dari santri, yang berarti terpelajar (learned) atau

ulama (scholar). Pesantren adalah tempat belajar bagi para santri.

Pesantren disebut juga pondok pesantren. Kamus Besar Bahasa Indonesia

menyebut pondok dan pesantren dengan pengertian yang sama yaitu

asrama dan tempat murid-murid belajar mengaji. Dengan kata lain, kedua

sebutan tersebut mengandung arti lembaga pendidikan Islam yang

didalamnya terdapat unsur-unsur ‘kyai’ (pemilik sekaligus guru), ‘santri’

(murid), ‘masjid’ atau ‘mushalla’ (tempat belajar), asrama (penginapan

santri), dna kitab-kitab klasik Islam (bahan pelajaran) (Subhan, 2009).

Pesantren merupakan lembaga pendidikan agama lebih dekat

dengan nilai-nilai Islam sebagai sumber konsepsi dan motivasi (Rofiq

dkk, 2005). Pesantren adalah institusi pendidikan Islam tradisional yang

biasanya mengkhususkan diri pada pengajaran Islam. Pola pendidikan

pesantren dengan ciri khasnya telah menjadi daya tarik bagi umat Islam,

karena telah memberikan akhlak, kemandirian dan penanaman nilai-nilai

keimanan yang dibutuhkan (Afadlal dkk, 2005).

Page 42: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

26

Pada umumnya perilaku personal hygiene pondok-pesantren

kurang mendapatkan perhatian dari santri. Hal ini dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya kebiasaan santri sebelum datang di pesantren

seperti sosial budaya, hunian dan keyakinan, keadaan lingkungan yang

kurang memadai dan faktor individual seperti kurangnya pengetahuan.

Beberapa perilaku yang sering dilakukan santri dalam tindakan personal

hygiene yaitu sering bergantian sabun, bergantian handuk antar teman.

Perilaku santri tersebut disebabkan oleh faktor sosial budaya pondok

yang menjunjung tinggi kebersamaan (termasuk dalam hal mandi,

berpakaian dan sebagainya), jumlah santri yang banyak, pengawasan dari

ustadz yang kurang, fasilitas yang kurang mendukung dan faktor

kebiasaan sebelum datang ke pondok pesantren (Badri, 2007).

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap santri yang

mendalami pengetahuan agama Islam di pesantren. Tanpa pola hidup

sehat menjadikan santri rentan tertular penyakit karena santri pada

umumnya tinggal bersama dalam satu asrama yang selalu berinteraksi

satu sama lain (Hidayat, 2014).

Page 43: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

27

2.5 Penelitian Terkait

1. Penelitian yang dilakukan oleh Firdous (2005) mengenai cuci tangan

sebelum makan menurunkan risiko kejadian hepatitis akut klinis

menggunakan desain penelitian yang bersifat analitik dengan

pendekatan rancangan kasus kontrol. Penelitian ini menggunakan

populasi pada penduduk perumahan Calincing, RW 08, Cogreg

Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Hasil penelitian ini

menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara praktek cuci

tangan dengan kejadian sakit hepatitis akut klinis dengan nilai odd

ratio sebesar 3,442. Ini berarti responden yang mempunyai kebiasaan

praktek cuci tangan yang buruk mempunyai peluang sebesar 3,442 kali

untuk mengalami sakit hepatitis akut klinis dibandingkan dengan

responden yang mempunyai kebiasaan praktek cuci tangan yang baik

sebelum makan.

2. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih (2012) tentang

hubungan tingkat pengetahuan siswa terhadap Hepatitis A dengan

resiko terkena penyakit hepatitis A di SMAN 4 Depok menggunakan

metode stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan

57,9% siswa yang berpengetahuan rendah mengenai Hepatitis A

memiliki risiko terkena Hepatitis A tinggi dan 50% siswa yang

berpengetahuan tinggi mengenai Hepatitis A memiliki risiko terkena

Hepatitis A rendah. Hasil uji Chi Square menyatakan tidak ada

hubungan bermakna anatara proporsi tingkat pengetahuan dengan

risiko terkena Hepatitis A (p=0,723, α=0,126).

Page 44: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

28

3. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Alvira (2014) tentang

faktor risiko Hepatitis A di Kecamatan Bintan Timur Kabupaten

Bintan Provinsi Kepulauan Riau dengan desain penelitian

observasional analitik dengan pendekatan studi case control untuk

mengidentifikasi faktor resiko kejadian Hepatits A. Hasil analisis

bivariat didapatkan bahwa faktor resiko kejadian Hepatits A yaitu :

Personal hygiene, hygiene penjamah makanan, riwayat kontak

dengan penderita hepatitis, dan sanitasi mandi, cuci, kakus.

Sedangkan tingkat pengetahuan dan pekerjaan bukan faktor risiko

kejadian Hepatitis A.

Page 45: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

29

2.6 Kerangka Teori

S

Diteliti

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Modifikasi model agen, host, dan lingkungan (Makhfudli, 2009); (Cahyono dkk,

2010); (Badri, 2008); (Hidayat, 2008) ; (Hidayat, 2014); (Kemenkes, 2012); (Sari,

2008); (Smeltzer, 2001); (Subhan, 2009).

Host

(Perilaku personal hygiene )

Perawatan diri yang dilakukan memepertahankan

kesehatan secara fisik maupun psikologis (Hidayat, 2008).

Personal hygiene yang dapat mencegah Hepatitis A : cuci

tangan dan sikat gigi dengan alat sendiri (Sari, 2008).

Agent

(Virus Hepatitis A)

Virus penyebab Hepatitis A yang

ditemukan pada tinja penderita

(Smeltzer, 2001).

Cara penularan :

Secara fekal-oral melalui makanan atau

minuman yang terkontaminasi visus

Hepatitis A (Sari, 2008).

Faktor resiko Hepatitis A

- Kebiasaan membeli makann di

sembarang tempat

- Personal hygiene rendah (Kemenkes,

2012)

- Tempat penitipan anak dan asrama

(Pesantren) (Cahyono dkk, 2010)

Environtment

(Pesantren)

Institusi pendidikan Islam yang

mengajarkan pendidikan Islam yang

didalamnya terdapat santri (Subhan,

2009).

Page 46: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

31

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2008).

Tabel 3.1 Definisi Operaasional

No. Variabel

Penelitian

Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1. Jenis kelamin Karakteristik seksual yang dimiliki

oleh responden

Mengisi

kuesioner

Kuesioner

1 = Laki-laki

2 = Perempuan

Nominal

2. Usia Lama hidup responden yang

terhitung sejak lahir hingga ulang

tahun terakhir

Mengisi

kuesioner

Kuesioner 1= 10-14 Tahun

2= 15-20 Tahun

(Sarlito (1994) dalam

Aisyah (2015))

Interval

3. Kelas Tingkatan pendidikan yang sedang Mengisi Kuesioner 1= 1 MTS Nominal

Page 47: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

32

ditempuh di pondok pesantren oleh

responden pada saat dilakukan

penelitian

kuesioner 2 =2 MTS

3 = 3MTS

4 = 1 MA

5 = 2 MA

4. Perilaku

personal

hygiene

Tindakan siswa dalam menjaga

kebersihan diri dengan cuci tangan

dan sikat gigi.

Mengisi

kuesioner

Kuesioner personal

hygiene.

Kuesioner ini terdiri dari

12 pertanyaan.

Pemberian skor

menggunakan skala likert

untuk pernyataan positif:

Selalu = 4

Sering = 3

Kadang-kadang = 2

Tidak Pernah = 1

Pernyataan negatif :

Selalu = 1

1. Baik = jika skor

jawaban ≥ 36

{ x ≥ (μ+1.0σ)}

2. Cukup = jika

skor jawaban 24

≤ x < 36

{(μ-1.0σ) ≤ x <

(μ+1.0σ)}

3. Kurang = jika

skor jawaban x

< 24

{ x < (μ-1.0σ)}

Ordinal

Page 48: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

33

Sering = 2

Kadang-kadang = 3

Tidak Pernah = 4

(Azwar, 2012)

5 Kejadian

Hepatitis A

Seseorang yang terinfeksi virus

Hepatitis A dalam 4 bulan terakhir.

Mengisi

kuesioner

Kuesioner kejadian

Hepatitis A.

Kuesioner ini terdiridari

dua pertanyaan.

Pemberian skor

menggunakan skala

Guttman :

Jawaban pernah 1=1

Jawaban tidak pernah =0

1 = pernah

0 = tidak pernah

Nominal

Page 49: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

34

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif

dengan desain penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan retrospektif

pada kejadian Hepatitis A. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui gambaran perilaku personal hygiene dan kejadian Hepatitis A

pada siswa di Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang.

4.2 Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Daarul Muttaqien

Kampus 1 Jl. Raya Mauk Km.7 Cadas Sepatan, Tangerang-Banten.

4.2.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan

Mei 2015

4.3 Populasi Dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah

santri putra dan putri yang tinggal di Pesantren Daarul Muttaqien yaitu

Page 50: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

35

santri MTs yang berjumlah 818 santri dan MA berjumlah 526 santri.

Santri pada pesantren Daarul Muttaqien terdiri dari 6 tingkatan

pendidikan.

Tabel 4.1

Daftar jumlah santri Pondok Pesantren Daarul Muttaqien Cadas dari

tingkat I sampai tingkat VI Tahun 2014-2015.

No. Tingkatan Pendidikan Jumlah Santri

1. Tingkat I/ Kelas I MTs 330 Orang

2. Tingkat II/ Kelas II MTs 280 Orang

3. Tingkat III/ Kelas III MTs 208 Orang

4. Tingkat IV/ Kelas I MA 271Orang

5. Tingkat V/ Kelas II MA 255 Orang

Jumlah 1344 Orang

Sumber: Pondok Pesantren Daarul Muttaqien Cadas, Tangerang

4.3.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian populasi yang akan ditetili atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2008).

Penentuan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus

besar sampel dengan data proporsi (Lemeshow, 1997) :

Keterangan :

n = jumlah sampel minimum

= 1,96 (derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan

Page 51: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

36

α sebesar 5%)

= Proporsi suatu kasus tertentu terhadap suatu populasi. : 54%

= derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan : 10%

Berdasarkan rumus di atas maka besar sampel yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah 96 orang. Untuk mengantisipasi kemungkinan

adanya data yang tidak lengkap maka sampel yang didapatkan

ditambahkan 10%. Jumlah sampel yang didapat sebanyak 96 ditambah

10% atau 96 ditambah 9, maka total sampel yang digunakan adalah

105 santri. Sedangkan cara pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan simple random sampling dengan melakukan undian

menggunakan Microsoft excel. Pada penelitian ini peneliti

membagikan kuesioner kepada 105 responden, namun terdapat 2

kuesioner yang tidak diisi secara lengkap oleh responden sehingga

peneliti hanya menggunakan 103 kuesioner untuk pengolahan data.

Dalam penelitian keperawatan, kriteria sampel meliputi kriteria

inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan

dapat dan tidaknya sampel tersebut digunakan (Hidayat, 2008).

Kriteria dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi

1. Santri putra dan putri yang tinggal di Pesantren Daarul

Muttaqien Cadas Tangerang

Page 52: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

37

2. Bersedia menjadi responden

3. Santri pada tingkat pendidikan I sampai dengan V di

pondok pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang.

b. Kriteria eksklusi

1. Santri yang sedang pulang atau berada di luar Pondok

Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang

2. Santri yang sedang sakit

3. Santri pada tingkat pendidikan VI di Pondok Pesantren

Daarul Muttaqien

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dengan menggunakan

kuesioner yang mengacu pada teori yang dibuat oleh peneliti. Instrumen

pada penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Kuesioner A : lembar karakteristik responden yang meliputi inisial

nama,umur, kelas dan jenis kelamin.

2. Kuesioner B : digunakan untuk mengukur kejadian Hepatitis A yang

terdiri dari 2 pertanyaan. Kuesioner ini menggunakan skala guttman

dinilai dengan skor pernah adalah 1 dan tidak pernah adalah 0.

3. Kuesioner C: digunakan untuk mengukur perilaku personal hygiene

siswa yang terdiri dari 12 pernyataan, dimana terdapat 11 pernyataan

positif (2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12) dan 1 (1) pertanyaan negative.

Pernyataan positif diukur dengan skor (4) selalu, sering (3), kadang-

kadang (2), tidak pernah (1). Sedangkan pernyataan negatif diukur

Page 53: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

38

dengan skor tidak pernah (4), kadang-kadang (3), sering (2), selalu (1).

Pengukuran perilaku personal hygiene dikatagorikan menjadi

(Azwar,2012) :

a. Baik : jika skor jawaban x ≥ (µ+1.0σ)

x ≥ (30+1.6)

x ≥ 36

b. Cukup : jika skor jawaban (µ-1. 0σ)≤x<(µ+1.0σ)

(30-6) )≤x<(30+6)

24 ≤x< 36

c. Kurang : jika skor jawaban x < (µ-1. 0σ)

x < (30-6)

x < 24

Dengan ketentuan :

µ = ½ (Xmaks+Xmin) x total item pertanyaan

= ½ (4+1) x 12 = 30

σ = 1/6 (Imaks-Imin)

= 1/6 (48-12) = 6

Xmaks = skor tertinggi pada 1 item pertanyaan (4)

Xmin = skor terendah pada 1 item pertanyaan (1)

Imaks = jumlah total skor tertinggi (48)

Imin = jumlah total skor terendah (12)

Page 54: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

39

4.5 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas

Alat ukur atau instrument penelitian yang dapat diterima sesuai standar

adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reabilitas data

(Hidayat, 2011).

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Uji validitas

instrument penelitian ini berupa kuesioner perilaku personal hygiene

teridir dari 12 pernyataan yang dilakukan di Pondok Pesantren Daarul

Muttaqien Cadas Tangerang pada bulan Mei 2015 sebanyak 30 siswa.

Lokasi uji validitas sama dengan lokasi penelitian sehingga responden

yang telah diteliti dalam uji coba instrumen tidak termasuk responden

penelitian.

Metode yang digunakan pada pengujian validitas instrument

menggunakan pendekatan korelasi pearson product moment dengan

menggunakan software komputer, SPSS 20. Hasil uji validitas pada

kuesioner perilaku personal hygiene ini seluruh pernyataan dinyatakan

valid. Ketentuan kevalidan instrument dengan melihat hasil

perhitungan r hitung. Apabila r hitung > r tabel maka pernyataan

tersebut valid sedangkan apabila r hitung < r tabel (0,361) pada N 30

atau nilai taraf signifikansi 5% (Sugiyono, 2010).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012).

Page 55: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

40

Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren

Daarul Muttaqien Cadas Tangerang menggunakan rumus Alpha

Cronbach dengan software komputer, SPSS 20. Suatu variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach >0,60

(Hidayat, 2007). Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 4.2

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Hasil Alpha

Cronbach

Keputusan

Perilaku Personal

Hygiene

α = 0,873 Reliabel

4.6 Tahapan Pengambilan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Beberapa langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam

pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti meminta

izin melakukan penelitian sesui judul skripsi kepada Fakultas

Kedoteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Peneliti mendatangi Pondok Pesantren Daarul Muttaqien untuk

meminta izin dan meminta data dalam menentukan calon

responden penelitian.

c. Setelah ijin penelitian disetujui oleh pihak sekolah,peneliti terlebih

dahulu melakukan uji validitas dan reliabilitas.

d. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel peneliti

menyeleksi calon responden sesuai kriteria dan membagi

Page 56: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

41

responden menggunakan random sampling dengan Microsoft

excel.

e. Responden yang terpilih dikelompokkan tiap kelas untuk mengisi

kuesioner.

f. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang maksud

dan tujuan serta informed consent.

g. Setelah mendapatkan persetujuan dari responden peneliti

membagikan kuesioner pada responden dan menjelaskan cara

pengisian kuesioner serta tiap itempernyataan pada kuesioner .

h. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada

peneliti apabila ada yang tidak jelas dengan pernyataan pada

kuesioner.

i. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.

j. Kuesioner yang telah diisi secara lengkap selanjutnya diserahkan

kepada peneliti untuk pengolahan data.

k. Setelah pengisian kuesioner selesai, responden dikumpulkan di

aula untuk diberikan pendidikan kesehatan mengenai Hepatitis A

dan personal hygiene.

2. Metode Pengolahan Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan

tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistic, informasi

yang diperoleh digunakan untuk proses pengambilan keputusan,

terutama dalam pengujian hipotesis. Dalam proses pengolahan data

terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh (Hidayat,2008)

diantaranya :

Page 57: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

42

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemderian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode

ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan

computer. Pengkodean untuk karakteristik responden terdiri dari

jenis kelamin, usia dan kelas. Koding untuk responden berjenis

kelamin laki-laki diberi kode 1 sedangkan untuk perempuan diberi

kode 2. Koding untuk responden dengan usia 10-14 tahun diberi

kode 1 dan usia 15-20 tahun diberi kode 2. Koding untuk

responden pada kelas 1 MTS diberi kode 1, kelas 2 MTS diberi

kode 2, pada kelas 3 MTS diberi kode 3, kelas 1 MA diberi kode 1,

dan kelas 2 MA diberi kode 2. Variabel kejadian Hepatitis A diberi

kode 1 pada jawaban pernah kode 2 pada jawaban tidak pernah.

Sedangkan untuk variabel perilaku personal hygiene diberi kode 1

untuk jawaban tidak pernah, 2 jawaban kadang-kadang, 3 jawaban

sering, dan 4 jaban selalu untuk pernyataan positif. Pada

pernyataan negatif diberi kode 1 untuk jawaban selalu, 2 jawaban

sering, 3 jawaban kadang-kadang, dan 4 untuk jawaban tidak

pernah.

Page 58: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

43

3. Entry data

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master table atau database computer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bias juga

dengan membuat tabel kontingensi.

4.7 Analisis Data

Tujuan dilakukan analisis data adalah memeperoleh gambaran dari hasil

penelitian yang telah dirumuskan dalam tujuan penelitian, membuktikan

hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, dan memperoleh

kesimpulan secara umum dari penelitian yang merupakan kontribusi dalam

pengembangan ilmu yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2012).

Analisis penelitian ini menggunakan analisis univariate yang

bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap

variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Analisis univariate pada

penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi dan persentase. Analisis

ini dilakukan dengan cara menggambarkan setiap variable yang digunakan

penelitian, Analisis univariate pada penelitian ini dilakukan pada variable

penelitian meliputi : karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin,

umur,kelas, perilaku personal hygiene siswa Pondok Pesantren Daarul

Muttaqien, dan kejadian Hepatitis A pada siswa Pondok Pesantren Daarul

Muttaqien.

Page 59: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

44

4.8 Etika Penelitian

Etika penelitian dalam keperawatan merupakan masalah yang

penting dalam penelitian, karena penelitian keperawatan berhubungan

langdung dengan manusia, maka segi etik penelitian harus diperhatikan.

Beberapa masalah etik yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai

berikut (Hidayat, 2008) :

a. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan Informed consent adalah agar responden mengerti maksud dan

tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia,

maka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak

responden.

b. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity bertujuan untuk memberikan jaminan dalam penggunaan

responden penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian

yang disajikan.

Page 60: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

45

c. Kerahasiaan (confidentiality)

Kerahasiaan merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporlkan pada hail riset.

Page 61: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

46

BAB V

HASIL PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian yang dilakukan di Pesantren

Daarul Muttaqien Cadas Tangerang, yang terdiri dari gambaran tempat penelitian,

gambaran karakteristik responden (jenis kelamin, usia dan kelas), gambaran

perilaku personal hygiene dan kejadian Hepatitis A serta tabulasi silang antara

personal hygiene dan Hepatitis A.

5.1 Gambaran Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 di Pondok Pesantren

Daarul Muttaqien Kampus 1 Cadas Tangerang. Sekolah ini beralamat di Jalan

Raya Mauk Km.7 Cadas Sepatan, Tangerang-Banten yang dipimpin oleh

KH.Drs.Ahmad Sonhaji Cholili. Jenjang pendidikan di Pesantren Daarul

Muttaqien adalah MTS (Madrasah Tsanawiyah) dan MA (Madrasah Aliyah).

Jumlah siswa untuk tingkat MTS (Madrasah Tsanawiyah) tahun 2014/2015

adalah 818 siswa. Dengan rincian kelas 1 MTS berjumlah 330 siswa, kelas 2

MTS berjumlah 280 siswa, dan kelas 3 MTS berjumlah 208 siswa.

Sedangkan jumlah siswa untuk tingkat MA (Madrasah Aliyah) tahun

2014/2015 adalah 749 siswa. Dengan rincian kelas 1 MA berjumlah 271

siswa, kelas 2 MA berjumlah 255 siswa, dan kelas 3 MA berjumlah 223

siswa.

Fasilitas atau sarana penyediaan air yang digunakan untuk mencuci

tangan yaitu keran air yang letaknya berada dekat masjid pada asrama Putra.

Pada asrama putri keran air yang digunakan untuk mencuci tangan dan

Page 62: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

47

berwudhu terletak dekat dapur umum. Asrama dan ruang kelas Pondok

Pesantren Daarul Muttaqien ini terdiri dari tiga lantai . Di setiap lantai

terdapat fasilitas kamar mandi untuk siswa. Namun tidak terdapat wastafel

atau keran air untuk mencuci tangan yang letaknya strategis atau berdekatan

dengan ruang kelas dan kamar siswa.

5.2 Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, karakteristik responden yang dianalisis adalah sebagai

berikut :

5.2.1 Jenis Kelamin

Pengelompokan responden berdasarkan kategori jenis kelamin

digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis kelamin di Pondok

Pesantren Daarul Mutaqien Cadas Tangerang

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Laki-laki 54 52,4

Perempuan 49 47,6

Total 103 100

Pada tabel 5.1 menunjukan responden dengan jenis kelamin laki-laki

memperoleh jumlah tertinggi yaitu sebesar 54 responden (52,4%).

Sedangkan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 49

responden (47,6%).

5.2.2 Usia

Pengelompokan responden berdasarkan kategori usia digambarkan

pada tabel berikut :

Page 63: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

48

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia di Pondok

Pesantren Daarul Mutaqien Cadas Tangerang

Usia Frekuensi Presentase (%)

10-14 49 47,6

15-20 54 52,4

Total 103 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang memiliki usia

pada rentang 15-20 tahun lebih banyak yaitu 54 (52,4%) dibandingkan

dengan responden yang memiliki rentang usia 10-14 tahun yaitu 49

responden (47,6%).

5.2.3 Kelas

Pengelompokan responden berdasarkan kategori kelas

digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkatan Kelas di

Pondok Pesantren Daarul Mutaqien Cadas Tangerang

Kelas Frekuensi Presentase (%)

1 MTS

2 MTS

3 MTS

1 MA

2 MA

29

20

16

19

19

28,2

19,4

15,5

18,4

18,4

Total 103 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden pada kelas 1 MTS

memiliki hasil terbesar yaitu 29 responden (28,2%), diikuti kelas 2

MTS berjumlah 20 responden (19,4%), kelas 1 MA dan 2 MA

masing- masing berjumlah 19 responden (18,4%), dan kelas 3 MTS

berjumlah 16 responden (15,5%).

Page 64: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

49

5.3 Perilaku Personal Hygiene

Perilaku responden yang diamati oleh peneliti digambarkan pada tabel

berikut :

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Perilaku Personal Hygiene di Pesantren Daarul

Muttaqien Cadas Tangerang

Skor Frekuensi Presentase (%)

Baik

Cukup

Kurang

4

49

50

3,9

47,6

48,5

Total 103 100

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki

perilaku personal hygiene kurang sebanyak 50 responden (48,5%),

sedangkan responden yang memiliki perilaku personal hygiene cukup

sebanyak 49 responden (47,6%) dan baik sebanyak 4 responden (3,9%).

Tabel 5.5

Distribusi frekuensi pada beberapa item pernyataan perilaku

personal hygiene

No Item Pernyataan

Skor

Selalu

Sering Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

N % n % n % n %

2 Saya mencuci tangan

menggunakan air mengalir dan

sabun

10 9,7 19 18,4 65 63,1 9 8,7

4 Saya mencuci tangan pakai

sabun sebelum makan

9 8,7 11 10,7 60 58,3 23 22,3

7 Saya mencuci tangan pakai

sabun setelah buang air kecil

13 12,6 11 10,7 52 50,5 27 26,2

8 Saya mencuci tangan pakai

sabun setelah buang air besar

40 38,8 30 29,1 26 25,2 7 6,8

12 Saya menyikat gigi

menggunakan sikat gigi milik

sendiri

67 65,0 17 16,5 19 18,4 0 0

Pada tabel 5.5 pada item pernyataan nomor 2,4,dan 7 sebagian

besar responden memilih jawaban kadang kadang. Item pernyataan nomor

2 sejumlah 63,1 %, item pernyataan nomor 4 sejumlah 58,3% dan item

Page 65: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

50

nomor 7 sejumlah 50,5%. Pada item pernyataan nomor 8 dan 12 sebagian

besar responden memilih jawaban selalu. Pada item nomor 8 sejumlah

38,8% dan item nomor 12 sejumlah 65,0%.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Personal Hygiene berdasarkan Jenis

Kelamin

Perilaku

Personal

Hygiene

Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

n % n %

Baik 3 5,5 1 2,04 4

Cukup 21 11,3 28 57,14 49

Kurang 30 55,5 20 40,8 50

Total 54 49 103

Pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa responden yang berjenis

kelamin laki-laki mayoritas memiliki personal hygiene yang kurang

sebanyak 55,5%. Sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan

mayoritas memiliki perilaku personal hygiene cukup 57,14 %.

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Personal Hygiene berdasarkan Usia

Perilaku

Personal

Hygiene

Usia Total

10-14 15-20

n % n %

Baik 3 6,12 1 1,85 4

Cukup 24 48,9 25 46,29 49

Kurang 22 44,8 28 51,8 50

Total 49 54 103

Pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa responden yang berusia

10-14 tahun mayoritas memiliki perilaku personal hygiene cukup 48,9%,

sedangkan responden yang berusia 15-20 tahun mayoritas memiliki

perilaku personal hygiene kurang sebanyak 51,8%.

Page 66: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

51

5.4 Kejadian Hepatitis A

Kejadian Hepatitis A yang diamati oleh peneliti digambarkan pada

tabel berikut :

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Kejadian Hepatitis A selama satu tahun

terakhir di Pondok Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang

Tahun 2015

Kejadian

Hepatitis A

Frekuensi Presentase (%)

Tidak Pernah

Pernah

89

14

86,4

13,6

Total 103 100

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa responden yang tidak pernah

terkena Hepatitis A selama satu tahun terakhir sebanyak 89 orang (86,4%)

sedangkan responden yang pernah terkena Hepatitis A selama satu tahun

terakhir sebanyak 14 orang (13,6%).

5.5 Tabulasi Silang Antara Personal Hygiene dan Hepatitis A

Hasil tabulasi silang antara personal hygiene dan Hepatitis A digambarkan

pada tabel berikut :

Tabel 5.9

Distribusi Frekuensi Kejadian Hepatitis A berdasarkan

Perilaku Personal Hygiene

Perilaku Personal

Hygiene

Kejadian Hepatitis A Total

Pernah Tidak Pernah

Baik 0 4 4

Cukup 5 44 49

Kurang 9 41 50

Total 14 89 103

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa responden yang pernah mengalami

kejadian Hepatitis A memiliki perilaku personal hygiene yang cukup

sejumlah 5 responden dan kurang sejumlah 9 responden. Sebagian besar

Page 67: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

52

yang tidak pernah mengalami Hepatitis A memiliki perilaku personal

hygiene yang kurang sejumlah 41 responden, perilaku personal hygiene

cukup sejumlah 44 responden, dan perilaku personal hygiene yang baik

hanya 4 responden.

Page 68: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

53

BAB VI

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas hasil penelitian pada bab lima disertai

dengan penelitian dan teori terkait, yang terdiri dari gambaran karakteristik

responden yaitu jenis kelamin, usia, dan kelas, gambaran perilaku personal

hygiene dan kejadian hepatitis A pada Siswa di Pesantren Daarul

Muttaqien Cadas Tangerang.

A. GAMBARAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin responden

didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 52,4%. Pada hasil tabulasi

silang antara perilaku personal hygiene dan jenis kelamin menunjukkan

bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki lebih memiliki personal

hygiene yang kurang (55,5%) dibandingkan dengan perempuan (40,8%).

Berdasarkan teori Notoatmodjo (2007) menyatakan jenis kelamin

merupakan faktor genetik yang mempengaruhi perilaku seseorang. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian Hidayat (2011) yang juga

menyatakan bahwa santri laki-laki kurang memiliki kecenderungan

berperilaku bersih dan sehat dibandingkan santri perempuan.

2. Usia

Sebagian besar responden berada pada rentang usia 15-20 tahun

yaitu sebanyak 52,4%, sedangkan responden pada rentang usia 10-14

tahun sebesar 47,6%. Hal ini terjadi karena teknik pengambilan sampel

Page 69: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

54

yang digunakan adalah teknik random sampling, dimana sampel dipilih

secara acak menggunakan Microsoft excel. Berdasarkan hasil tabulasi

silang antara perilaku personal hygiene dan usia responden didapatkan

hasil bahwa responden dengan usia 15-20 tahun lebih memiliki perilaku

personal hygiene yang kurang dibandingkan dengan responden yang

berusia 10-14 tahun. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Hidayat

(2011) menyatakan bahwa remaja akhir atau pada usia 15-20 tahun

memiliki kecenderungan untuk berperilaku bersih dan sehat yang lebih

besar dibandingkan dengan remaja awal atau pada usia 10-14 tahun.

3. Kelas

Karakteristik selanjutnya adalah kelas. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa responden pada kelas 1 MTS berjumlah 29

responden (28,2%), responden pada kelas 2 MTS berjumlah 20

responden (19,4%), responden pada kelas 3 MTS berjumlah 16

responden (15,5%). Responden pada kelas 1 dan 2 MA masing-masing

berjumlah 19 responden (18,4%). Hal ini terjadi karena teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling.

Sampel dipilih secara acak menggunakan Microsoft excel. Peneliti hanya

mengambil responden pada kelas 1,2, 3 MTS dan kelas 1,2 MA karena

masih aktif dalam kegiatan di Pondok Pesantren Daarul Muttaqien Cadas

Tangerang. Kelas 3 MA tidak dimasukkan dalam responden karena

sedang mengikuti program pengabdian pesantren di luar sekolah.

Page 70: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

55

B. GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE

Perilaku adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon

serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 103 responden, 48,5% memiliki

perilaku personal hygiene yang kurang, sedangkan yang memiliki perilaku

personal hygiene yang cukup sebanyak 47,6 % dan baik sebanyak 3,9%. Hal

tersebut sesuai dengan Badri (2007) yang menyatakan bahwa perilaku

personal hygiene pada pondok pesantren pada umumnya kurang

mendapatkan perhatian dari santri. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan

Desmawati (2015) sebagian besar santri memiliki personal hygiene yang baik

yaitu 61% sedangkan santri yang memiliki personal hygiene yang kurang

baik sebanyak 39%.

Penelitian ini menggambarkan beberapa item pernyataan perilaku

personal hygiene. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pada item

pernyataan “saya mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun”,

sebagian besar responden memilih jawaban kadang-kadang 63,1%. Namun

terdapat juga responden yang memilih jawaban tidak pernah sebanyak 8,7%.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden kurang melakukan cuci

tangan dengan air mengalir dan sabun.. Jika dilihat dari segi fasilitas

disediakan keran air untuk mencuci tangan yang juga digunakan untuk

berwudhu karena terletak dekat masjid dan dapur, namun tidak terdapat sabun

di keran tersebut sehingga membutuhkan kesadaran pada setiap siswa

membawa sabun miliknya untuk mencuci tangan. Berdasarkan penelitian

Page 71: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

56

Hidayat (2012) bahwa cuci tangan pakai sabun dan air mengalir dapat

mengurangi resiko terkena Hepatitis A.

Pada pernyataan “saya mencuci tangan pakai sabun sebelum makan”,

sebagian besar responden memilih jawaban kadang-kadang 58,3 % dan

jawaban tidak pernah sejumlah 22,3%. Hal ini menjelaskan bahwa sebagian

besar responden masih kurang melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum

makan. Hal ini mungkin disebabkan responden malas mengambil sabun

karena letak kamar yang berjauhan dengan keran air. Selain itu tidak

disediakan ruangan khusus atau aula sebagai ruangan untuk makan, biasanya

responden makan di ruang kelas, kamar atau di pelataran depan kelas yang

sudah berlantaikan keramik. Pada penelitian Firdous (2005) menyatakan

bahwa cuci tangan sebelum makan dapat menurunkan resiko kejadian

Hepatitis Akut klinis.

Pada pernyataan “saya mencuci tangan pakai sabun setelah buang air

kecil”, sebagian besar responden memilih jawaban “kadang-kadang” 50,5%

dan tidak pernah 26,2%. Hal ini menjelaskan bahwa sebagian besar

responden kurang melakukan cuci tangan pakai sabun setelah buang air kecil

karena letak kamar yang berjauhan untuk mengambil sabun dengan letak

kamar mandi.

Pada pernyataan “saya mencuci tangan pakai sabun setelah buang air

besar”, sebagian besar responden memilih jawaban selalu 38,8 %, namun

terdapat respondan yang menjawab kadang-kadang sejumlah 25,2% dan tidak

pernah 6,8%. Hal ini menjelaskan bahwa sebagian besar responden sudah

mencuci tangan pakai sabun setelah buang air besar. Pada penelitian Afudin

Page 72: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

57

(2003) menyatakan bahwa cuci tangan setelah buang air besar dapat

mengurangi resiko terserang virus Hepatitis A.

Item pernyataan “saya menyikat gigi menggunakan sikat gigi milik

sendiri”, sebagian besar responden memilih jawaban selalu 65,5%, namun

terdapat responden yang menjawab kadang-kadang 18,4%. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden menggunakan sikat gigi milik

sendiri. Namun terdapat beberapa responden yang tidak menggunakan sikat

gigi milik sendiri atau memakai sikat gigi orang lain yang biasanya dilakukan

oleh responden laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian Hidayat (2011)

yang menyatakan bahwa santri laki-laki kurang memiliki kecenderungan

berperilaku bersih dan sehat dibandingkan santri perempuan. Air liur dapat

menularkan Hepatitis A dalam konsentrasi yang rendah (Cahyono,dkk 2010),

sehingga penggunaan sikat gigi milik sendiri merupakan salah satu perilaku

yang dapat mencegah Hepatitis A (Dwiastuti, 2008).

Berdasarkan hasil beberapa item pernyataan yang telah dijelaskan di

atas sesuai dengan teori Lawrence Green (1980) dalam Maulana (2009)

bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi

adalah faktor yang ada dalam diri individu (pengetahuan, budaya,

kepercayaan), faktor pemungkin adalah factor yang memungkinkan

terjadinya perilaku (sarana dan prasarana), dan factor penguat adalah faktor

yang memperkuat terjadinya perilaku.

Jika dilihat berdasarkan faktor predisposisi, santri memiliki

kepercayaan yang sama, dalam Islam mengajarkan untuk selalu menjaga

kebersihan jasmani salah satunya menjaga kebersihan diri (Budiarti, 2012).

Page 73: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

58

Selain itu responden juga mempelajari bahwa menjaga kebersihan adalah

wujud iman mereka sebagai muslim. Hal tersebut dikuatkan oleh tulisan yang

biasanya terdapat di pesantren “Anna Zhofatu Minnal Iman” yang

menjelaskan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Namun hal

tersebut tidak dapat diterapkan apabila santri tidak memiliki kesadaran untuk

menjaga kebersihan diri sehingga masih terddapat perilaku yang kurang

dalam menjaga kebersihan diri (Fitrina, 2008).

Sedangkan jika dilihat berdasarkan sarana dan prasarana , masih

kurangnya fasilitas yang memadai untuk siswa dalam melakukan personal

hygiene seperti tidak tersedianya sabun untuk mencuci tangan dan

penempatan keran air di tempat yang strategis (dekat kamar tidur dan ruang

kelas). Sedangkan faktor penguat seperti teman dapat mempengaruhi hygiene

seseorang (Umairoh, 2013).

C. GAMBARAN KEJADIAN HEPATITIS A

Hasil penelitian mengenai kejadian Hepatitis A menunjukkan bahwa

sebanyak 14 responden (13,6 %) pernah mengalami Hepatitis A selama

satu tahun terakhir dan 89 responden (86,4%) tidak pernah mengalami

Hepatitis A dalam satu tahun terakhir. Hepatitis A adalah infeksi oleh

virus dengan cara penularan melalui fekal-oral, terutama lewat konsumsi

makanan yang tercemar virus tersebut (Smeltzer,2001). Hepatitis A adalah

penyakit yang mudah menyebar (Anggraini, 2014) terutama di pesantren

atau asrama (Cahyono, 2010). Oleh Karena itu penatalaksanaan yang

terpenting adalah dengan menjaga Personal Hygiene (Kemenkes 2011).

Page 74: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

59

Hasil penelitian ini sesuai dengan literature diatas, jika dilihat dari

personal hygiene, terdapat 9 responden yang memiliki perilaku yang

kurang menjaga kebersihan dirinya, sehingga mereka pernah terkena

hepatitis A. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Alvira (2014) bahwa

personal hygiene yang rendah beresiko terkena Hepatitis A. Berdasarkan

letak geografis di lingkungan pesantren Daarul Muttaqien banyak terdapat

pabrik yang dekat dengan Pondok Pesantren Daarul Muttaqien dan juga

sungai letaknya tidak jauh dari pondok. Selain itu masih terdapat warga

yang tinggal di sekitar pondok yang memakai jamban di sungai, sehingga

kemungkinan terjadinya Hepatitis A di Pesantren Daarul Muttaqien

disebabkan karena faktor dari lingkungan di sekitar Daarul Muttaqien

Cadas Tangerang. Pondok Pesantren Daarul Muttaqien ini terdapat UKS

(Usaha Kesehatan Sekolah) yang dikelola oleh siswa Daarul Muttaqien,

namun tidak adanya kunjungan dari puskesmas setiap satu bulan sekali

untuk memantau mengenai kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah yang ada di

Pesantren Daarul Muttaqien.

D. KETERBATASAN PENELITIAN

1. Tidak adanya rekam medis atau riwayat kesehatan santri di pesantern

Daarul Muttaqien Cadas Tangerang untuk memvalidasi penyakit yang

pernah diderita siswa salah satunya Kejadian Hepatitis A pada

responden yang pernah terkena.

2. Suasana yang kurang kondusif sehingga memungkinkan responden

tidak berkonsentrasi saat mengisi kuesioner.

Page 75: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

60

BAB VII

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan data yang

diperoleh di Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Gambaran karakteristik siswa Pesantren Modern Daarul Muttaqien

Cadas Tangerang yang menjadi responden dalam penelitian ini, yaitu :

persentase jenis kelamin laki-laki sebesar 52,4% dan perempuan

sebesar 47,6%, untuk usia responden sebagian besar berusia antara 15-

20 tahun (52,4%), dan sebagian besar responden berada pada kelas 1

MTS yaitu sebesar 28,2 %.

2. Sebagian besar responden memiliki perilaku personal hygiene kurang

yaitu sebesar 48,5 %. Hal in bisa disebabkan karena adanya faktor

pemungkin seperti minimnya fasilitas yang disediakan yaitu letak

keran air di tempat yang strategis dan penyediaan sabun. Sementara

faktor predisposisi (pengetahuan dan budaya) dan faktor penguat

belum terkaji.

3. Sebagian responden pernah mengalami Hepatitis A dalam satu tahun

terakhir yaitu sebesar 13,6 %. Sebagian besar responden yang terkena

hepatitis A adalah mereka yang memiliki Personal Hygiene kurang

(8,7%) dan yang memiliki Personal Hygiene yang cukup (4,8%).

Page 76: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

61

B. SARAN

1. Bagi Pondok Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang

Diharapkan pesantren menyediakan fasilitas untuk mendorong

perilaku hidup bersih dan sehat, seperti fasilitas untuk cuci tangan,

penyediaan leaflet atau media untuk mendorong perilaku hidup bersih

dan sehat. Selain itu diharapkan pesantren dapat bekerja sama dengan

instansi kesehatan seperti puskesmas dalam mempromosikan PHBS

dan pengelolaan UKS.

2. Bagi Siswa Pondok Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang

Siswa perlu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk

mencegah penularan penyakit, khususnya penyakit hepatitis A.

3. Bagi Keperawatan

Usaha Kesehatan Sekolah pada pesantren merupakan bagian dari

tugas preventif pada keperawatan komunitas PSIK UIN Jakarta tidak

hanya untuk sekolah umum.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya perlu meminta pengajuan waktu khusus

untuk menguji kuesioner, melakukan pengukuran perilaku personal

hygiene dengan cara yang berbeda dan menggali lebih dalam langkah

menuci tangan responden serta penambahan variabel mengenai

pengetahuan responden terhadap Hepatitis A.

Page 77: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

62

DAFTAR PUSTAKA

Afadhal. (2005). Islam dan Radikalisme diIndonesia.Jakarta : LIPI Press.

Afudin. (2003). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi

Hepatitis A Virus (HAV) di Kabupaten Kebumen Tahun 2001. Jakarta

Anggraini, dkk. (2014). Analisis Model SIR dengan Imigrasi dan Sanitasi pada

Penyakit Hepatiits A di Kabupaten jember. Universitas Jember

Aini, R., & Susiloningsih, J. (2013). Faktor Resiko yang Berhubungan dengan

Kejadian Hepatitis B pada Pondok Pesantren Putri Ibnul Qoyyim

Yogyakarta. Sains Medika, Vol.5, No.1, 30-33

Alvira, L . (2014). Faktor Risiko Hepatitis A Di Kecamatan Bintan Timur

Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Undergraduate Thesis,

Diponegoro University.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas Edisi 4. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Badri, M. (2007). Hygiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren Walisongo

Ngabar Ponorogo. Media Litbang Kesehatan, Vol.XVII, No.2

BBTKLP Jakarta. (2013). Profil BBTKLPP Jakarta. Jakarta : Direktorat Jenderal

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

BBTKLPP Yogyakarta. (2014). Profil BBTKLPP Jakarta. Yogyakarta :

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Budiarti. (2012). Tingkat Keimanan Islam dan Status Karies Gigi. Poltekkes

Jakarta 1

Cahyono, SB.(2009). Hepatitis A. Yogyakarta : Kanisisus.

Page 78: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

63

Cahyono, SB., dkk. (2010). Vaksinasi, Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi.

Yogyakarta : Kanisius.

Depkes. (2012). Pedoman Pengendalian Virus. Jakarta : Direktorat Jenderal

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Depkes. (2007). Pharmatical Care Untuk Penyakit Hati. Jakarta : Direktorat

Jenderal Bina Kefarmasian dan Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Depkes. (2009). Laporan Hasil Riskesdas Provinsi Banten Tahun 2007. Jakarta :

Badan Penelitrian dan Pengembangan Kesehatan.

Desmawati,dkk. (2015). Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan

Dengan Kejadian Skabies Di Pondok Pesantren Al- Kautsar Pekanbaru.

JOM, Vol.2,No.1

Dwiastuti, S. (2008). Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku dengan

Kejadian Hepatitis A pada Taruna Akademi Kepolisian Tahun

2008.Semarang : Tesis Kesehatan Lingkungan Universitas Dipenegoro

Effendy, F.,& Makhfudli. (2009). Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik

dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Firdous, U. (2005). Cuci Tangan Sebelum Makan Menurunkan Risiko Kejadian

Hepatitis Akut Klinis. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol.33, No.3, 121-

131

Heryanto.(2004). Model Peningkatan Hygiene Sanitasi Pondok Di Tangerang.

Puslitbang Ekologi Status Kesehatan.

Hidayat,T. (2011). Faktor-Faktor Yng Berhubungan Dengan Kebersihan Diri dan

Kesehatan Lingkungan Pesantren Nurul Huda Desa Cibatu Kecamatan

Cisaat Kabupaten Sukabumi Tahun 2011. Skripsi. Universitas Indonesia.

Page 79: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

64

Hidayat, M. (2014). Problematika Kesehatan Di Pesantren.

(http://jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id/index.php/jantro/article/view/19

dikutip pada 4 November 2014 jam 23.00 WIB)

Kementerian Kesehatan RI. (2012). Pedoman Pengendalian Hepatitis. Jakarta :

Direktorat Jendral PP dan PL Kemenkes RI.

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Situasi dan Analisis Hepatitis. Jakarta: Pusat

Data dan Informasi Kemenkes RI.

Kurniasih, S. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Siswa terhadap Hepatitis A

dengan Tingkat Risiko Terkena Hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok.

Skripsi . Universitas Indonesia.

Maulana, HDJ. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo,S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Oswari, H., Rahayu, T., Bisanto, J., & Soedjatmiko. (2005). Kejadian Luar Biasa

Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur. Sari Pediatri, Vol.6, No.4,172-

175

Permenkes RI. (2014). Permenkes RI No.5 Tentang Praktik Klinis Bagi Dokter di

Fasilitas Pelayanan Primer.

Potter, PA, Perry,AG. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:

EGC.

Rofiq,dkk.(2005). Pemberdayaan Pesantren. Yogyakarta : Pustaka Pesantren.

Rokib, M. (2013). Teologi Bencana : Studi Santri Tanggap Bencana. Yogyakarta

: Kanisius.

Page 80: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

65

Rubenstein,D., Wayne,D., & Bradley, J. (2005). Lecture Notes: Kedokteran

Klinis. Jakarta : Erlangga.

Sakti,AP. (2012). Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Pencegahan

Hepatitis A Pada Siswa SMAN 4 Depok. Skripsi. Universitas Indonesia.

Sari, W. (2008). Care Your Self, Hepatitis. Jakarta : 2008.

Smeltzer, S C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunmner dan

Suddarth. Jakarta : EGC.

Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.

Subhan, Arief. (2009). Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad ke-20. Jakarta

: UIN Jakarta Press.

Sugiyono. (2012). Metdologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Aalfabeta.

Sumarni, I. (2012). Kondisi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat dengan Kejadian Hepatitis A siswa/siswi di Asrama Pondok

Pesantyren X Kabupaten Ciamiis tahun 2012. Tesis. PPepustakaan

Universitas Indonesia

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

Umairoh, Cholisoh. (2013). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Perineal Hygiene Pada Remaja Putri Berbasis Precede Proceed Model Di

SMPN 45 Surabaya. UNAIR

WHO. (2009). The Global Prevalence of Hepatitis A Virus Infection and

Susceptibility: A Systematic Review. Switzerland. June.

Page 81: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

Lampiran 1

Page 82: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

Lampiran 2

PENJELASAN PENELITIAN

Judul Penelitian : Gambaran Perilaku Personal hygiene dan Kejadian Hepatitis A

pada Siswa Di Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang

Peneliti : Dewi Sulistiani

NIM : 1111104000030

Saya, mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, bermaksud

melakukan penelitian tentang Gambaran Perilaku Personal hygiene dan Kejadian

Hepatitis A pada Siswa Di Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang. Saudara

dimohon kesediannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan saudara

bersifat sukarela dan saudara boleh memutuskan atau menolak untuk tidak mengikuti

penelitian ini tanpa ada akibat apapun.

Saya menjamin bahwa penelitian ini tidak akan berdampak negative bagi

siapapun. Bila selama berpartisipasi saudara merasakan ketidaknyamanan maka saudara

mempunyai hak untuk berhenti berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya akan menjaga

kerahasiaan semua informasia yang telah diberikan dan hanya akan dipergunakan untuk

keperluan penelitian.

Setelah saya memberikan penjelasan tentang penelitian, saya sangat

mengharapkan partisipasi saudara dan selanjutnya saya mohon saudara bersedia untuk

menandatangani lembar persetujuan (informed consent) menjadi responden. Atas

perhatian dan kesediaan saudara dalam berpartisipasi, saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, Mei 2015

Peneliti

Dewi Sulistiani

Page 83: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa saya bersedia

menjadi responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh Dewi Sulistiani.

Penelitian ini berjudul “Gambaran Perilaku Personal hygiene dan Kejadian

Hepatitis A pada Siswa Di Pesantren Daarul Muttaqien Cadas Tangerang”.

Setelah saya mendapatkan penjelasan dari peneliti, maka saya memahami

prosedur penelitian yang akan dilakukan, tujuan, dan manfaat dari penelitian ini. Saya

menyadari bahwa penelitian yang akan dilakukan tidak akan menimbulkan dampak

negative bagi saya. Saya juga menyadari bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian

dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Berdasarkan pertimbagan di atas, dengan ini saya memutuskan tanpa paksaan

dari pihak manapun juga bahwa saya bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam

penelitian ini.

Demikian pernyataan persetujuan yang telah saya tanda tangani untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Jakarta, Mei 2015

Responden

Page 84: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

Lampiran 4

KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN

KEJADIAN HEPATITIS A PADA SISWA DI PESANTREN DAARUL

MUTTAQIEN CADAS TANGERANG

A. Identitas Responden

1. Inisial Nama :

2. Umur :

3. Kelas :

4. Jenis Kelamin :

B. Kuesioner Kejadian Hepatitis A

1. Apakah kamu pernah terkena Hepatitis A (penyakit kuning) dalam beberapa bulan

terakhir ?

Ya, pernah Tidak pernah

2. Pada bulan apa kamu terkena Hepatitis A?

Page 85: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

Kuesioner Perilaku Personal Hygiene

No. Pertanyaan Selalu Sering Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

1 Saya mencuci tangan menggunakan air saja

2 Saya mencuci tangan menggunakan air

mengalir dan sabun

3 Saya mencuci tangan menggunakan antiseptic

seperti antis, dettol,dll

4 Saya mencuci tangan pakai sabun sebelum

makan

5 Saya mencuci tangan pakai sabun setelah

makan

6 Saya mencuci tangan pakai sabun setelah

berolahraga

7 Saya mencuci tangan pakai sabun setelah

buang air kecil

8 Saya mencuci tangan pakai sabun setelah

buang air besar

9 Setelah mencuci tangan saya mengeringkan

tangan saya dengan tisu atau lap kering dan

bersih

10 Saya mencuci tangan pakai sabun setelah

memegang gagang pintu

11 Saya mencuci tangan pakai sabun setelah

memegang uang

12 Saya menyikat gigi menggunakan sikat gigi

milik sendiri

Page 86: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

Lampiran 5

HASIL UJI RELIABILITAS CTPS

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,873 12

tem-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P1 24,93 43,789 ,376 ,875

P2 24,70 44,976 ,387 ,873

P3 25,20 42,717 ,593 ,862

P4 25,17 41,109 ,624 ,860

P5 24,47 39,844 ,652 ,857

P6 25,30 40,562 ,667 ,857

P7 24,47 40,326 ,637 ,859

P8 23,87 39,223 ,694 ,854

P9 24,70 40,700 ,524 ,868

P10 25,63 44,171 ,541 ,866

P11 25,53 43,430 ,621 ,862

P12 23,40 43,834 ,500 ,867

Page 87: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

Hasil Uji Validitas

Pernyataan Nilai r

(pearson correlation)

Nilai α

(sig. 2 tailed)

p1

p2

p3

p4

p5

p6

p7

p8

p9

p10

p11

p12

0,490

0,476

0,664

0,702

0,733

0,738

0,718

0,767

0,635

0,607

0,679

0,579

0,006

0,008

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,000

0,001

Page 88: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

Rekapitulasi Jawaban Uji Kuesioner

No. Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12

Skor total

1 1 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 4 29

2 2 4 1 3 4 2 4 4 4 2 3 4 37

3 3 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 4 22

4 2 2 2 2 4 2 3 4 3 2 1 4 31

5 3 2 2 2 3 1 3 3 2 1 2 4 28

6 3 2 2 2 4 2 3 4 3 1 1 4 31

7 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 17

8 3 3 2 2 4 1 3 4 2 1 1 4 30

9 3 3 4 2 2 4 4 4 4 4 3 4 41

10 3 2 3 4 4 4 2 4 2 2 2 4 36

11 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 16

12 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 4 25

13 1 2 1 1 1 1 2 3 1 1 1 4 19

14 3 2 2 1 2 1 1 3 2 1 1 4 23

15 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 28

16 1 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 16

17 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 18

18 1 2 2 4 2 2 2 4 4 1 1 4 29

19 1 2 1 1 1 1 2 3 1 1 1 2 17

20 1 3 2 2 2 2 3 4 3 2 2 2 28

21 4 4 2 3 4 2 4 4 1 1 1 4 34

22 3 2 2 2 3 1 4 4 3 1 1 4 30

23 3 1 2 1 4 4 4 4 2 1 2 4 32

24 1 2 4 2 2 2 2 4 4 2 2 4 31

Page 89: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

25 2 2 1 1 2 1 2 4 4 1 1 4 25

26 1 3 2 2 3 1 4 4 2 1 1 4 28

27 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 4 17

28 3 2 1 1 2 1 2 4 4 1 1 4 26

29 3 4 2 4 4 3 4 4 3 2 3 4 40

30 1 2 2 2 3 2 3 3 2 1 2 4 27

Page 90: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

Lampiran 6

Hasil Analisis Data

Jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

laki-laki 54 52.4 52.4 52.4

perempuan 49 47.6 47.6 100.0

Total 103 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

12 11 10.7 10.7 10.7

13 14 13.6 13.6 24.3

14 24 23.3 23.3 47.6

15 34 33.0 33.0 80.6

16 11 10.7 10.7 91.3

17 7 6.8 6.8 98.1

18 2 1.9 1.9 100.0

Total 103 100.0 100.0

INTERVALUSIA2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

10-14 49 47.6 47.6 47.6

15-20 54 52.4 52.4 100.0

Total 103 100.0 100.0

Page 91: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

Kelas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 MTS 29 28.2 28.2 28.2

2 MTS 20 19.4 19.4 47.6

3 MTS 16 15.5 15.5 63.1

1 MA 19 18.4 18.4 81.6

2 MA 19 18.4 18.4 100.0

Total 103 100.0 100.0

Kejadian Hepatitis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

pernah 14 13.6 13.6 13.6

tidak pernah 89 86.4 86.4 100.0

Total 103 100.0 100.0

HASILPPH

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

BAIK 4 3.9 3.9 3.9

CUKUP 49 47.6 47.6 51.5

KURANG 50 48.5 48.5 100.0

Total 103 100.0 100.0

Page 92: GAMBARAN PERILAKU PERSONAL HYGIENErepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28926/1/DEWI... · Hepatitis A. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner kepada 103 responden

HASILPPH * Kejadian Hepatitis Crosstabulation

Count

Kejadian Hepatitis Total

pernah tidak pernah

HASILPPH

BAIK 0 4 4

CUKUP 5 44 49

KURANG 9 41 50

Total 14 89 103

HASILPPH * Usia Crosstabulation

Count

Usia Total

10-14 15-20

HASILPPH

BAIK 3 1 4

CUKUP 24 25 49

KURANG 22 28 50

Total 49 54 103

HASILPPH * Jenis Kelamin Crosstabulation

Count

Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

HASILPPH

BAIK 3 1 4

CUKUP 21 28 49

KURANG 30 20 50

Total 54 49 103