45
1 Gambaran Umum UU No. 28-2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Disampaikan oleh: drs. Haryanto Kadi, MSc Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI Tahun 2010

Gambaran umum uu 28 2009

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Gambaran umum uu 28 2009

1

Gambaran UmumUU No. 28-2009 Tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Disampaikan oleh:drs. Haryanto Kadi, MSc

Direktorat Jenderal PerbendaharaanKementerian Keuangan RI

Tahun 2010

Page 2: Gambaran umum uu 28 2009

2

LATAR BELAKANG

• OTONOMI DAERAH daerah mampu menggali sumber keuangan dlm rangka pembiayaan pembangunan

• Sumber-sumber pendapatan daerah potensial harus digali

Page 3: Gambaran umum uu 28 2009

3

DASAR HUKUM

1. UU No. 32/2004 (UU No. 22/1999) : Pemerintahan Daerah

2. UU No. 33/2004 (UU No. 25/1999) : Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

3. UU No. 28/2009 (UU No.34/2000) : Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

4. (PP No. 65 tahun 2001 : Pajak Daerah)

5. (PP No. 66 tahun 2001 : Retribusi Daerah)

6. (Kepmendagri No. 43 tahun 1999 : Sistem dan Prosedur Adm. Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Penerimaan Pendapatan Lain-Lain)

7. (Kepmendagri No. 27 tahun 2002 : Alokasi Biaya Pemungutan Pajak Daerah)

Page 4: Gambaran umum uu 28 2009

4

TATA URUTAN TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGANPERUNDANG-UNDANGAN

UUD 1945UUD 1945 Ketetapan MPR RIKetetapan MPR RI Undang-Undang (UU)Undang-Undang (UU) Peraturan Pemerintah Pengganti UU Peraturan Pemerintah Pengganti UU

(Perpu)(Perpu) Peraturan Pemerintah (PP)Peraturan Pemerintah (PP) Peraturan Presiden (Perpres)Peraturan Presiden (Perpres) Peraturan Daerah (Perda)Peraturan Daerah (Perda)

TAP MPR RI NO. III/MPR/2000TAP MPR RI NO. III/MPR/2000TANGGAL 18 AGUSTUS 2000 Ps. 2 :TANGGAL 18 AGUSTUS 2000 Ps. 2 :

Page 5: Gambaran umum uu 28 2009

5

Surat Menteri Kehakiman dan HAM Nomor M.UM.01.06-27

tanggal 23 Pebruari 2000

Keputusan Menteri (Kepmen) tetap mempunyai kedudukan lebih tinggi dari

Perda sepanjang materi muatan Kepmen (substansi) adalah merupakan

pendelegasian dari UU, PP maupun Keppres.

Page 6: Gambaran umum uu 28 2009

6

UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 20042004

PENERIMAAN

Pendapatan Daerah

Pembiayaan Daerah

PAD•Pajak Daerah

•Retribusi Daerah

•Hasil Pengelolaan Keayaan Daerah yg

Dipisahkan

•Lain-lain PAD yg Sah

Dana Perimbangan

•DBH

•DAU

•DAK

Lain-lain Pendapatan

•Pendapatan Hibah

•Pendapatan Dana Darurat

•SILPA

•Pinjaman Daerah

•Cadangan Daerah

•Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yg Dipisahkan

•Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yg Tidak Dipisahkan

•Jasa Giro

•Pendapatan Bunga

•Keuntungan Selisih

Kurs

•Komisi,Potongan

dan sejenisnya

Ps 5 - 6

Page 7: Gambaran umum uu 28 2009

7

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi

Jumlah keseluruhan DAU sampai dengan tahun 2007 ditetapkan sekurang-kurangnya 25,5%, dan mulai tahun 2008 ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari Pendapatan Dalam Negeri Neto yang ditetapkan dalam APBN (Pasal 107)

DANA ALOKASI UMUM ( DAU )DANA ALOKASI UMUM ( DAU )

Ps 27 - 37

Page 8: Gambaran umum uu 28 2009

8

POTENSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN NASIONAL

AUSTRIA 19% * BELGIUM 28% *CZEH REPUBLIK13% DENMARK 31%FINLANDIA 22% GERMANY 29% *HUNGARY 6% ICELAND 20%JAPAN 24% MEXICO 20% *NEW ZEALAND 5% NORWAY 20%SWEDEN 32% SWITZERLAND 38% *

INDONESIA ± 4%

* Sistem Federal

Page 9: Gambaran umum uu 28 2009

9

UPAYA PENINGKATAN PAD

• INTENSIFIKASI, adalah suatu tindakan atau usaha-usaha untuk memperbesar penerimaan dengan cara melakukan pemungutan yang lebih giat, ketat, dan teliti.

• EKSTENSIFIKASI, adalah usaha-usaha untuk menggali sumber-sumber PAD yang baru, namun tidak bertentangan dengan kebijakan pokok nasional.

Page 10: Gambaran umum uu 28 2009

10

Bagaimana Keuangan Daerah yg Berhasil ?

• (dari sisi pendapatan):

Keuangan daerah yang mampu meningkatkan penerimaan daerah secara berkesinambungan seiring dengan perkembangan perekonomian tanpa memperburuk alokasi faktor-faktor produksi dan keadilan serta dgn sejumlah biaya administrasi tertentu

Page 11: Gambaran umum uu 28 2009

11

Indikator Keberhasilan Keuangan Daerah

1. Daya Pajak (Tax Effort)

2. Efektivitas (Effectivity)

3. Efisiensi (Efficiency)

4. Elastisitas (Elasticity)

Page 12: Gambaran umum uu 28 2009

12

Tax Effort

• Rasio antara penerimaan pajak dgn kapasitas atau kemampuan bayar pajak di suatu daerah

• Tax Effort = penerimaan pajak x 100 % (Daya Pajak) kemampuan bayar pajak atau (penerimaan pajak)t x 100 % PDRB t

• Jika PDRB suatu daerah meningkat, maka kemampuan daerah dalam membayar pajak juga meningkat

• Jika rasio ini meningkat tentu menunjukkan keadaan semakin baik

Page 13: Gambaran umum uu 28 2009

13

Effectivity

• Mengukur hubungan hasil pajak dengan potensi pajak

• Efektivitas = Penerimaan pajak x 100 %

potensi pajak

• Jika rasio ini meningkat tentu menunjukkan keadaan yang lebih baik

Page 14: Gambaran umum uu 28 2009

14

Efficiency

• Mengukur bagian dari hasil pajak yg digunakan utk menutup biaya pemungutan pajak yang bersangkutan

• Efisiensi = biaya pemungutan x 100 %

penerimaan pajak yg dipungut

• Jika rasio menurun tentu menunjukkan keadaan yang makin baik

Page 15: Gambaran umum uu 28 2009

15

• Tingkat kepekaan perubahan PAD terhadap perubahan PDRB dan atau jumlah penduduk

• Elasticity thd PDRB = % PAD x 100 % % PDRB

• Elasticity thd Pddk = % PAD x 100 % % Pddk

• Jika rasio meningkat tentu menunjukkan keadaan yang semakin baik

Elasticity

Page 16: Gambaran umum uu 28 2009

16

STANDAR INDIKATOR KEUANGAN

Oleh karena belum ada standar indikator keuangan secara nasional, maka upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan benchmarking, yaitu membandingkan indikator keuangan Pemda yang di mapping dengan Pemda lain yang dianggap : - lebih baik indikator keuangannya - memiliki struktur perekonomian yang sama

Page 17: Gambaran umum uu 28 2009

17

DEFINISI

Menurut UU No. 28 tahun 2009 :

Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Retribusi Daerah adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.

Page 18: Gambaran umum uu 28 2009

JENIS – JENIS PAJAK DAERAHMenurut UU No 28 tahun 2009

NO Pajak Provinsi Pajak Kabupaten/Kota

1 Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Hotel

2 BBN Kendaraan Bermotor Pajak Restoran

3 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

Pajak Hiburan

4 Pajak Air Permukaan Pajak Reklame

5 Pajak Rokok Pajak Penerangan Jalan

6 - Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

7 - Pajak Parkir

8 - Pajak Air Tanah

9 - Pajak Sarang Burung Walet

10 - Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

11 - Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

18

Page 19: Gambaran umum uu 28 2009

19

LARANGAN PEMUNGUTAN PAJAK

Daerah dilarang memungut pajak selain jenis Pajak sebagaimana telah diatur dalam UU No. 28-2009.

Apabila potensinya kurang memadai dan/atau disesuaikan dengan kebijakan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

JENIS PAJAK DAPAT TIDAK DIPUNGUT

Page 20: Gambaran umum uu 28 2009

20

JENIS – JENIS RETRIBUSI DAERAH

Menurut UU No 28 tahun 2009

1. Retribusi Jasa Umum

2. Retribusi Jasa Usaha

3. Retribusi Perizinan Tertentu

Page 21: Gambaran umum uu 28 2009

21

I. I. RETRIBUSI JASA UMUMRETRIBUSI JASA UMUM

PENGERTIANPENGERTIAN

Retribusi atas jasa yg disediakan atau diberikan oleh Pemda untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan

OBJEKOBJEK

Pelayanan yg disediakan atau diberikan Pemda untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan

Page 22: Gambaran umum uu 28 2009

22

SUBJEKSUBJEKOrang pribadi atau badan yg menggunakan/

menikmati pelayanan jasa umum ybs.JENIS RETRIBUSI JASA UMUMJENIS RETRIBUSI JASA UMUM

1. Retribusi Pelayanan Kesehatan

2. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akte Catatan Sipil

4. Retribusi Pelayanan Pemakaman & Pengabuan Mayat

5. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

6. Retribusi Pelayanan Pasar

7. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

8. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran

9. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta

10. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus

11. Retribusi Pengolahan Limbah Cair

12. Retribusi Pelayanan Tera atau Tera Ulang

13. Retribusi Pelayanan Pendidikan

14. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

Page 23: Gambaran umum uu 28 2009

23

Jenis Retribusi sebagaimana dimaksud dapat tidak dipungut apabila potensi penerimaannya kecil dan/atau atas kebijakan nasional/daerah untuk memberikan pelayanan tersebut secara cuma-cuma.

Page 24: Gambaran umum uu 28 2009

24

II. RETRIBUSI JASA USAHAII. RETRIBUSI JASA USAHA

PENGERTIAN

Retribusi atas jasa yg disediakan oleh Pemda dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swastaOBJEKOBJEK

Pelayanan yg disediakan oleh Pemda dgn menganut prinsip komersial yang meliputi:a.pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan/ataub.pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta.

Page 25: Gambaran umum uu 28 2009

25

SUBJEKSUBJEK

Orang pribadi atau badan yang menggunakan/

menikmati pelayanan jasa usaha ybs.

JENIS RETRIBUSI JASA USAHA

1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

2. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan

3. Retribusi Tempat Pelelangan

4. Retribusi Terminal

5. Retribusi Tempat Khusus Parkir

Page 26: Gambaran umum uu 28 2009

26

6. Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa

7. Retribusi Rumah Potong Hewan

8. Retribusi Pelayanan Kepelabuhan

9. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga

10.Retribusi Penyeberangan di Air

11.Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah

Page 27: Gambaran umum uu 28 2009

27

III. RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTUIII. RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

PENGERTIANRetribusi atas kegiatan tertentu Pemda dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yg dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan Pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkunganOBYEKpelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Page 28: Gambaran umum uu 28 2009

28

JENIS RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTUJENIS RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

2. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol

3. Retribusi Izin Gangguan

4. Retribusi Izin Trayek

5. Retribusi Izin Usaha Perikanan

Page 29: Gambaran umum uu 28 2009

29

RETRIBUSI LAIN-LAINRETRIBUSI LAIN-LAIN

Selain jenis retribusi yang ditetapkan dalam UU ini, dengan Peraturan Daerah dapat ditetapkan jenis retribusi lainnya sesuai kriteria:Retribusi Jasa Umum:1.Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Usaha atau Retribusi Perizinan Tertentu;2.jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi;3.jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau Badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum;

Page 30: Gambaran umum uu 28 2009

4. jasa tersebut hanya diberikan kepada orang pribadi atau Badan yang membayar retribusi dengan memberikan keringanan bagi masyarakat yang tidak mampu;

5. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya;

6. Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu sumber pendapatan Daerah yang potensial; dan

7. pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang lebih baik.

30

Page 31: Gambaran umum uu 28 2009

31

Retribusi Jasa Usaha:1.Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Umum atau Retribusi Perizinan Tertentu; dan2.jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya disediakan oleh sector swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai Daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah.

Page 32: Gambaran umum uu 28 2009

32

Retribusi Perizinan Tertentu:1.perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah dalam rangka asas desentralisasi;2.perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum; dan3.biaya yang menjadi beban Daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi perizinan; ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Page 33: Gambaran umum uu 28 2009

33

KRITERIA KEBIJAKAN PAJAK DAN RETRIBUSI MENURUT DEVAS ( 1989 ) – ( 1 )

1. YIELD ( Hasil Pemungutan Pajak dan Retribusi )

Perlunya keseimbangan fungsi pajak sebagai Budgetair ( pengumpul pendapatan ) dan sebagai Regulerend ( pengatur )

2. EQUITY ( Keadilan )

Setiap orang harus mendapat bagian yg layak dalam kegiatan pemerintah yg mereka biaya sendiri

3. ECONOMIC EFICIENCY ( Efisiensi Ekonomi )

Pajak dan Retribusi jangan menjadi penghambat perkembangan dan pertumbuhan perekonomian

Page 34: Gambaran umum uu 28 2009

34

KRITERIA KEBIJAKAN PAJAK DAN RETRIBUSI MENURUT DEVAS ( 1989 ) – ( 2 )

4. ABILITY TO IMPLEMENT ( Kemampuan Dilaksanakan )

Kelayakan suatu daerah untuk melaksanakan pungutan pajak dan retribusi

5. SUITABILITY AS A LOCAL SOURCE ( Kesesuaian Sebagai Sumber Penerimaan Daerah )

• Dibandingkan dengan daerah sejenis

• Dibandingkan dengan daerah yang lebih tinggi

Page 35: Gambaran umum uu 28 2009

35

INTENSIFIKASI PAJAK DAN RETRIBUSI

MENURUT MACHFUD SIDIK ( 2002 )

1. Memperluas basis penerimaan

2. Memperkuat proses pemungutan

3. Meningkatkan pengawasan

4. Meningkatkan efisiensi administrasi dan menekan biaya pemungutan

5. Meningkatkan kapasitas penerimaan melalui perencanaan yang lebih baik

Page 36: Gambaran umum uu 28 2009

36

PRINSIP UMUM KEBIJAKAN PAJAK DAN RETRIBUSI

1. Memberikan pendapatan yang memadai ( penerimaan > ongkos pungut ), bersifat stabil dan elastis ( naik turun mengikuti tingkat pendapatan masyarakat )

2. Adil dan merata secara vertikal dan horisontal

3. Administrasi yang fleksibel ( sederhana, mudah dihitung dan pelayanan memuaskan )

4. Secara politis dapat diterima oleh masyarakat sehingga timbul motivasi dan kesadaran pribadi untuk membayar.

5. Non distorsi terhadap perekonomian

Page 37: Gambaran umum uu 28 2009

37

KEADILAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

Pendekatan manfaat

Pendekatan Kemampuan Membayar

Keadilan Horizontal

• Beban pajak harus sama benar antara berbagai kelompok yang berbeda ttp dgn kedudukan ekonomi yg sama

Keadilan vertikal

• kelompok yg memiliki sumber daya yg besar membayar lebih banyak daripada yg memiliki sumber daya yg kecil

Page 38: Gambaran umum uu 28 2009

38

Aspek Non Distorsi

Dapat dilihat dari rumus :

Y = C + S + T

T = Y – ( C + S )

Y = Pendapatan ( Income ) masyarakat

C = Konsumsi ( Consumption )

S = Tabungan ( Saving )

T = Pajak ( Tax )

Kebijakan pajak dan retribusi hendaknya memperhatikan efek kontraksi dan ekspansi ekonomi

survey

Page 39: Gambaran umum uu 28 2009

39

PENGAWASAN DAN PEMBATALANPERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAN RETRIBUSIPENGAWASAN DAN PEMBATALANPERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAN RETRIBUSI

1) Rancangan Peraturan Daerah provinsi tentang Pajak dan Retribusi yang telah disetujui bersama oleh gubernur dan DPRD provinsi sebelum ditetapkan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal persetujuan dimaksud.

2) Rancangan Peraturan Daerah kabupaten/kota tentang Pajak dan Retribusi yang telah disetujui bersama oleh bupati/walikota dan DPRD kabupaten/kota sebelum ditetapkan disampaikan kepada gubernur dan Menteri Keuangan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal persetujuan dimaksud.

3) Menteri Dalam Negeri melakukan evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1) untuk menguji kesesuaian Rancangan Peraturan Daerah dengan ketentuan Undang-Undang ini, kepentingan umum, dan/atau peraturan perundangundangan lain yang lebih tinggi.

4) Gubernur melakukan evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 2) untuk menguji kesesuaian Rancangan Peraturan Daerah dengan ketentuan Undang-Undang ini, kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-undangan lain yang lebih tinggi.

5) Menteri Dalam Negeri dan gubernur dalam melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat 3) dan ayat 4) berkoordinasi dengan Menteri Keuangan.

Page 40: Gambaran umum uu 28 2009

40

PENGAWASAN DAN PEMBATALANPERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAN RETRIBUSIPENGAWASAN DAN PEMBATALANPERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAN RETRIBUSI6) Hasil evaluasi yang telah dikoordinasikan dengan Menteri Keuangan

sebagaimana dimaksud pada ayat 5) dapat berupa persetujuan atau penolakan.

7) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat 6) disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri kepada gubernur untuk Rancangan Peraturan Daerah provinsi dan oleh gubernur kepada bupati/walikota untuk Rancangan Peraturan Daerah kabupaten/kota dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak diterimanya Rancangan Peraturan Daerah dimaksud.

8) Hasil evaluasi berupa penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat 6) disampaikan dengan disertai alas an penolakan.

9) Dalam hal hasil evaluasi berupa persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 6), Rancangan Peraturan Daerah dimaksud dapat langsung ditetapkan.

10) Dalam hal hasil evaluasi berupa penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat 6), Rancangan Peraturan Daerah dimaksud dapat diperbaiki oleh gubernur, bupati/walikota bersama DPRD yang bersangkutan, untuk kemudian disampaikan kembali kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan untuk Rancangan Peraturan Daerah provinsi dan kepada gubernur dan Menteri Keuangan untuk Rancangan Peraturan Daerah kabupaten/kota.

Page 41: Gambaran umum uu 28 2009

1) Peraturan Daerah yang telah ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan.

2) Dalam hal Peraturan Daerah bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundangundangan yang lebih tinggi, Menteri Keuangan merekomendasikan pembatalan Peraturan Daerah dimaksud kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri.

3) Penyampaian rekomendasi pembatalan oleh Menteri Keuangan kepada Menteri Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat 2) dilakukan paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sejak tanggal diterimanya Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1).

41

PENGAWASAN DAN PEMBATALANPERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAN RETRIBUSI

PENGAWASAN DAN PEMBATALANPERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAN RETRIBUSI

Page 42: Gambaran umum uu 28 2009

4. Berdasarkan rekomendasi pembatalan yang disampaikan oleh Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri mengajukan permohonan pembatalan Peraturan Daerah dimaksud kepada Presiden.

5. Keputusan pembatalan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 4) ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak diterimanya Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1).

6. Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah keputusan pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat 5), Kepala Daerah harus memberhentikan pelaksanaan Peraturan Daerah dan selanjutnya DPRD bersama Kepala Daerah mencabut Peraturan Daerah dimaksud.

42

PENGAWASAN DAN PEMBATALANPERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAN RETRIBUSI

PENGAWASAN DAN PEMBATALANPERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAN RETRIBUSI

Page 43: Gambaran umum uu 28 2009

PENGAWASAN DAN PEMBATALANPERATURAN DAERAH TENTANG PAJAK DAN RETRIBUSI

7) Jika provinsi/kabupaten/kota tidak dapat menerima keputusan pembatalan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 5) dengan alasan-alasan yang dapat dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, Kepala Daerah dapat mengajukan keberatan kepada Mahkamah Agung.

8) Jika keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat 7) dikabulkan sebagian atau seluruhnya, putusan Mahkamah Agung tersebut menyatakan Peraturan Presiden menjadi batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum.

9) Jika Pemerintah tidak mengeluarkan Peraturan Presiden untuk membatalkan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 5), Peraturan Daerah dimaksud dinyatakan berlaku.

43

Page 44: Gambaran umum uu 28 2009

Sanksi Apabila penyampaian Rancangan Peraturan Daerah

provinsi tentang Pajak dan Retribusi yang telah disetujui bersama oleh gubernur dan DPRD provinsi kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan lebih dari 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal persetujuan,

Apabila penyampaian Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Pajak dan Retribusi yang telah disetujui bersama oleh bupati/walikota dan DPRD kabupaten/kota kepada Gubernur lebih dari 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal persetujuan,

44

dikenakan sanksi berupa penundaan atau pemotongan Dana Alokasi Umum dan/atau Dana Bagi Hasil atau restitusi.

Page 45: Gambaran umum uu 28 2009

45

Selesai

Terima Kasih

drs. Haryanto Kadi, MScHP. 0811 87 3935