Upload
anie-saftiani-anie
View
174
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kasus
Citation preview
GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH
Orang yang tampaknya cemas patologis mengenai hampir semua hal cenderung digolongkan
memiliki gangguan ansietas menyeluruh. Revisi edisi Diagnostic and statistical manual of
mental disorder (DSM-IV-TR) mendefinisikan gangguan ansietas menyeluruh sebagai ansieas
dan kekhawatiran yang berlebihan mengenai beberapa peristiwa atau aktivitas hampir sepanjang
hari selama sedikitnya 6 bulan. Kekhawatiran ini sulit dikendalikan dan berkaitan dengan gejala
somatic seperti otot tegang, iritabilitas, sulitbtidur dan gelisah.ansietas tidak terfokus pada
gambaran gangguan aksis 1 lain, tidak disebabkan penggunaan zat atau keadaan medis
umum,serta tidak hanya terjadi selama gangguan mood atau psikiatri. Ansietas ini sulit
dikendalikan, secara subjektif menimbulkan penderitaan dan mengakibatkan hendaya pada area
penting kehidupan seseorang.
EPIDEMIOLOGI
Gangguan ansietas menyeluruh adalah suatu keadaan yang lazim, perkiraan yang masuk akal
untuk prevalensi 1 tahun berkisar antara 3 dan 8 persen. Rasio perempuan banding laki - laki
pada gangguan ini sekitar 2 banding 1 tetapi rasio perempuan banding laki- laki yang di rawat
inap di rumah sakit untuk gangguan ini sekitar 1 banding 1. Prevalensi seumur hidupnya adalah
45 persen.
KOMORBIDITAS
Gangguan ansietas menyeluruh nungkin adalah gangguan yang paling sering muncul bersamaan
dengan gangguan jiwa lain, biasanya fobia sosial, fobia spesifik, gangguan panic atau gangguan
depresif. Mungkin 50 hingga 90 persen pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh memilki
gangguan jiwa lain. Sebanyak 25 persen pasien akhirnya mengalami gangguan panic. Suatu
tambahan persentase pasien yang tinggi cenderung memilki gangguan depresif berat. Gangguan
lazim lain yang terkait gangguan ancietas menyeluruh adalah gangguan distimik, fobia sosial dan
spesifik, serta gangguan terkait zat.
ETIOLOGI
Seperti pada kebanyakan gangguan jiwa, penyebab gangguan jiwa, penyebab gangguan ansietas
menyeluruh tidak diketahui. Sebagaimana yang baru ini didefinisikan, gangguan ansietas
menyeluruh mungkin mempengaruhi suatu kelompok yang heterogen. Mungkin karena suatu
derajat ansietas tertentu bersifat normal dan adaptif, membedakan ansietas normal dan adaptif,
membedakan ansietas normal dan ansietas patologis serta membedakan factor penyebab biologis
dan factor psikologis sulit dilakukan. Factor biologis dan psikologis mungkin bekerja bersama.
Faktor Biologis
Efektivitas terapeutik benzodiazepine dan azaspiron contohnya buspiron telah
memfokuskan upaya riset biologis pada asam ɣ-aminobutirat dan system neurotransmitter
serotonin. Benzodiazepine (yang merupakan agonis reseptor benzodiazepine) diketahui
mengurangi ansietas sedangkan flumazenil (romazicon) (suatu antagonis reseptor
benzodiazepine) dan β-karbolin (suatu agonis kebalikan reseptorbenzodiazepin) diketahui
mencetuskan ansietas. Walaupun tidak ada data meyakinkan yang menunjukkan bahwa reseptor
benzodiazepine abnormal pada pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh. Beberapa peneliti
telah terfokus pada lobus oksipitalis yang memiliki konsentrasi reseptor benzodiazepine paling
banyak diotak. Area otak lain yang didalilkan terlibat dalam gangguan ansietas menyeluruh
adalah ganglia basalis, system limbic dan korteks frontalis. Karena buspiron adalah agonis
reseptor serotonin 5-HT1A, terdapat hipotesis bahwa pengaturan system serotonergik pada
gangguan ansietas menyeluruh adalah abnormal. System neurotransmitter lain yang menjadi
subjek penelitian gangguan ansietas menyeluruh mencakup system neurotransmitter
norepinefrin, glutamate dan kolesistokinin. Sejumlah bukti menunjukkan bahwa pasien dengan
gangguan ansietas menyeluruh mungkin memiliki subsensitivitas reseptor α2- adrenergic, seperti
yang ditunjukkan dengan pelepasan hormone pertumbuhan yang tumpul setelah infuse klonidin
(catapres).
Hanya studi pencitraan otak dalam jumlah terbatas telah dilakukan pada pasien dengan
gangguan ansietas menyeluruh. Satu studi positron emission tomography (PET) melaporkan laju
metabolic di ganglia basalis dan substansia alba pasien gangguan ansietas menyeluruh yang lebih
rendah daripada subjek kontrol normal. Sejumlah kecil studi genetic juga telah dilakukan
dilapangan. Satu studi menemuka bahwa hubungan genetic bisa terdapat antara gangguan
ansietas menyeluruh dan gangguan depresif berat pada perempuan. Studi lain menunjukkan
komponen genetic yang khas, tetapi sulit diukur pada gangguan ansietas menyeluruh. Sekitar 25
persen kerabat derajat pertama pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh juga mengalami
gangguan yang sama. Kerabat laki- laki cenderung memiliki gangguan penggunaan alcohol.
Sejumlah studi kembar melakukan adanya angka kejadian bersama 50 persen pada
kembarmonozigot dan 15 persen pada kembar dizigot.
Berbagai kelainan elektroensefalogram (EEG) telah diperhatikan pada ritme alfa dan
evoked potential. Studi EEG tidur melaporkan diskontinuitas tidur yang meningkat, penurunan
tidur delta, berkurang nya ridur tahap I dan berkurang nya tidur REM. Perubahan struktur tidur
ini berbeda dengan perubahan yang terlihat pada gangguan depresif.
Faktor Psikososial
Dua kelompok pikiran utama mengenai factor psikosial yang menyebabkan timbulnya
gangguan ansietas menyeluruh adalah kelompok perilaku- kognitif dan kelompok psikoanalitik.
Menurut kelompok perilaku- kognitif, pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh memberikan
respon pada hal- hal yang secara tidak benar dan tidak akurat dianggap sebagai bahaya.
Ketidakakuratn ini ditimbulkan melalui perhatian selektif tehadap hal kecil negative
dilingkungan dengan distorsi pemprosesan informasi dan pandangan yang sangat negative
terhadap kemampuan beradaptasi diri sendiri. Kelompok psikoanalitik mengendalikan bahwa
ansietas adalah gejala konflik yang tidak disadari dan tidak terselesaikan teori psikologis ini
pertama kali disampaikan Sigmund freud pada tahun 1909 dengan deskripsi mengenai Little
Hans; sebelumnya Freud telah melakukan konseptualisasi ansietas yaitu memiliki dasar
fisiologis.
Tingkatan ansietas berkaitan dengan berbagai tingkat perkembangan. Pada tingkat yang
paling primitive, ansietas dapat berkaitan dengan rasa takut dikalahkan atau bergabung dengan
orang lain. Pada tingkat yang lebih matur, ansietas dapat berkaitan dengan perpisahan dengan
objek yang dicintai. Pada tingkat yang lebih matur, ansietas berhubungan dengan hilangnya cinta
ddari objek yang penting. Ansietas kastrasi berkaitan dengan fase Oedipus pada perkembangan
dan dipertimbangkan sebagai salah satu tingkat ansietas yang paling tinggi. Ansietas superego,
rasa takut seseorang untuk mengecewakan idealism dan nilai- nilainya ( berasal dari orang tua
yang diinternalisasikan ) adalah bentuk ansietasyang paling matur.
DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis DSM-IV-TR memasukkan kriteria yang membantu klinisi membedakan
gangguan ansietas menyeluruh, ansietas normal dan gangguan mental lain. Perbedaan antara
gangguan ansietas menyeluruh dan ansietas normal adalah melalui penekanan pada penggunaan
kata “berlebihan” dan “sulit dikendalikan” dalam kriteria dan melalui spesifikasi bahwa gejala
dapat menyebabkan hendaya atau distress yang signifikan.
Kriteria doagnostik DSM-IV-TR untuk gangguan ansietas menyeluruh
a. Ansietas dan kekhawatiran berlebihan (perkiraan yang menakutkan), terjadi hampir setiap
hari selama setidaknya 6 bulan, mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas (seperti
bekerja atau bersekolah)
b. Orang tersebut merasa sulit mengendalikan kekhawatiran nya
c. Ansietas dan kekhawatiran dikaitkan dengan tiga atau lebih dari keenam gejala berikut
(dengan beberapa gejala setidaknya muncul hampir setiap hari selama 6 bulan).
Perhatikan: hanya satu gejala yang diperlukan pada anak- anak.
1. Gelisah atau merasa terperangkap atau terpojok
2. Mudah merasa lelah
3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
4. Mudah marah
5. Otot tegang
6. Gangguan tidur (sulit tidur atau tetap tidur atau tidur yang gelisah dan tidak puas)
d. Focus dari ansietas dan kekhawatiran tidak terbatas hanya pada gambaran gangguan
Aksis 1, misalnya ansietas atau cemas bukan karena mengalami serangan panic (seperti
pada gangguan panik), merasa malu berada dikeramaian (seperti pada fobia sosial),
merasa kotor ( seperti pada gangguan obsesif kompulsif), jauh dari rumah atau kerabat
dekat (seperti pada gangguan ansietas perpisahan), bertambah berat badan (seperti pada
anoreksia nervosa), mengalami keluhan fisik berganda (sepeti pada gangguan
somatisasi), atau mengalami penyakit serius (seperti pada penyakit hipokondriasis) juga
ansietas dan kekhawatiran tidak hanya terjadi selama gangguan stress pasca trauma.
e. Ansietas, kekhawatiran atau gejala fisis menyebabkan distress yang secara klinis
bermakna atau hendaya sosial, pekerjaan atau areapenting fungsi lain nya.
f. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (mis :
penyalahgunaan obat, obat-obatan) atau keadaan medis umum (mis : hipertiroidisme) dan
tidak terjadi gangguan mood, gangguan psikotik,atau gangguan perkembangan pervasive.
GAMBARAN KLINIS
Gejala utama gangguan ansietas menyeluruh adalah ansietas, ketegangan motorik,
hiperaktivitas otonom, dan kesiagaan kognitif. Ansietasnya berlebihan dan menganggu aspek
kehidupan lain. Ketegangan motorik paling sring tampak sebagai gemetar, gelisah, dan sakit
kepala. Hiperaktivitas otonom sring bermanifestasi sebagai nafas pendek, keringat berlebihan,
palpitasi, dan berbagai gejala gastrointestinal. Kesiagaan kognitif terlihat dengan adanya
iritabilitas dan mudahnya pasien merasa terkejut.
Pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh biasanya mencari dokter umum atau
dokter penyakit dalam untuk membantu gejala somatik mereka. Selain itu pasien pergi ke dokter
spesialis untuk gejala spesifik. Contohnya diare kronis.gangguan medis spesifik nonpsikiatri
jarang ditemukan dan perilaku asien bervariasi saat mencari dokter. Sejumlah pasien menerima
diagnosis sebagai gangguan ansietas menyeluruh dan terapi yang sesuai; lainnya mencari
konsultasi medis tambahan untuk masalah mereka.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding gangguan ansietas menyeluruh mencakup semua gangguan medis
yang daat menyebabkan ansietas. Pemeriksaan medis harus mencakup uji kimia darah standar,
elektrokardiogram, dan uju fungsi tiroid. Klinis harus menyingkirkan adanya intoksikasi kafein,
penyalahgunaan stimulan, putus alkohol dan putus obat sedatif hipnotik atau ansiolitik.
Pemeriksaan status mental dan anamnesis harus menggali kemungkinan diagnosis gangguan
panik, fobia dan gangguan obsesif-komulsif. Umumnya pasien dengan gangguan panik encari
terapi lebih dini lebih dibuat tidak mampu oleh penyakitnya, memiliki awitan gejala mendadak,
dan tidak terlalu direpotkan gejala somatik dibandingkan pasien dengan gangguan ansietas
menyeluruh. Membedakan gangguan ansietas menyeluruh dengan gangguan depresif berat serta
gangguan distimik dapat sulit dilakukaan; kenyataannya, kedua gangguan ini sering muncul
bersamaan. Kemungkinan diagnositik lain adalah gangguan penyesuaian dengan ansietas,
hipokndriasis, gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas dewasa, gangguan somatisasi, dan gangguan
kepribadian.
PERJALANAN GANGGUAN DAN PROGNOSIS
Awitan usia sulit dirinci; sebagian besar pasien dengan gangguan ini melaporkan bahwa mereka
telah cemas sepanjang yang mereka ingat. Pasien biasanya datang untuk mendapatkan perhatian
klinis pada usia 20 tahunan walaupun kontak pertama degan klinisi dapat terjaadi pada usia
betapapun. Hanya sepertiga pasien yang memiliki gangguan ansietas menyeluruhmencari terapi
psikiatri. Banyak pasien datang ke dokter umum, dokter spesialis penyakit dala,spesialis jantung,
spesialis paru, atau spesialis gastroenterologi, mencari terai untuk komponen somatik gangguan
mereka. Karena tingginya insiden adanya gangguan jiwa komorbid pada pasien dengan
gangguan ansietas menyeluruh, perjalanan klisi dan prognosis gangguan ini sulit diprediksi.
Meskipun demikian, sejumlah data menunjukkan bahwa peristiwa hidup terkait dengan awitan
gangguan ansietas menyeluruh. Terdapatnya beberapa peristiwa hidup yang negatif sangat
meningkatkan kemungkinan gangguan tersebut untuk timbul. Dengan definisi, gangguan ansietas
menyeluruh adalah suatu keadaan kronis yang mungkin akan menetap seumur hidup.
TERAPI
Terapi yang paling efektif untuk gangguan ansietas menyeluruh mungkin adalah terapi yang
menggabungkan pendekatan psikoterapetik, farmakoterapeutik, dan suportif. Terapi ini dapat
memakan waktu yang cukup lama bagi klinis yang terlibat, baik bila klinis tersebut adalah
seorang psikiater, dokter keluarga atau spesialis lain.
Psikoterapi
Pendekatan psikoterapetik utama gangguan ansietas menyeluruh adalah terapi perilaku-
kognitif, suportif, dan psikoterapi berorientasi tilikan. Data masih terbatas mengenai keuntungan
relatif pendekatan tersebut walaupun studi yang paling canggih telah menguji teknik perilaku
kognitif yang tampaknya memiliki efektivitas jangka pendek maupun panjang. Pendekatan
kognitif secara langsung ditujukan pada distorsi kognitif pasien yang didalilkan dan pendekatan
perilaku ditujukan pada gejala somatik secara langsung. Teknik utama yang digunakan pada
pendekatan perilaku adalah relaksasi dan biofeedback. Sejumlah data awal menunjukkan bahwa
kombinasi pendekatan kognitif dan perilaku lebih efektif dari pada salah satu teknik digunakan
secara tersendiri. Terapi suportif menawarkan pasien keamanan dan kenyamanan, walaupun
efektivitas jangka panjang nya diragukan. Psikoterapi berorientasi tilikan berfokus pada
membuka konflik yang tidak disadari dan mengidentifikasi kekuatan ego. Efektivitas psikoterapi
berorientasi tilikan untuk gangguan ansietas menyeluruh dilaporkan pada banyak laporan kasus
yang tidak resmi tetapi studi terkontrol ang besar hanya sedikiit. Sebagian besar pasien
mengalami berkurangnya ansietas secara nyata ketika diberikan kesempatan untuk
mendiskusikan kesulitan mereka dengan dokter yang simpatik dan peduli. Jika klinis
menemukan situasi eksternal yang mencetuskan ansietas, mereka mungkin mampu sendiri atau
dengan bantuan pasien maupun keluarganya—mengubah lingkungan sehingga mengurangi
tekanan yang menimbulkan stres. Perbaikan gejala sering memungkinkan pasien berfungsi
efektif ddalam pekerjaan dan hubungannya sehari-hari sehingga mendapatkan hadiah dan
kepuasan baru yang juga bersifat terapetik.
Dalam perspektif psikoanalitik, ansietas kadang-kadang adalah sinyal kekacauan tidak
disadari yang harus diselidiki. Ansietas tersebut dapat norma, adaptif, maladaptif, terlalu intens,
atau terlalu ringan, bergantung keadaan. Ansietas muncul dalam sejumlah situasi selama
perjalanan siklus hidup; pada banyak kasus, perbaikan gejala bukanlah perjalanan gangguan
yang paling sesuai.
Untuk pasien yang berorientasi pada psikologis dan memiliki motivasi untuk mengerti
sumber ansietas mereka, psikoterapi dapat menjadi terapi pilihan. Terapi psikodinamika
berlangsung dengan asumsi bahwa ansietas dapat meningkat dengan terapi yang efektif. Tujuan
pendekatan dinamik mungkin adalah meningkatkan toleransi pasien terhadap ansietas (kapasitas
untuk mengalami ansietas tanpa harus melepasnya), bukannya menghilangkan ansietas. Riset
empiris menunjukkan bahwa banyak pasien dengan terapi psikoterapeutik yang berhasl dapat
berlanjut mengalami ansietas setelah akhir psikoterapi, tetapi penguasaan eg mereka yang
meningkat memungkinkan mereka menggunakan gejala ansietas sebagai sinyal untuk bercermin
terhadap pengguatan internal dan memperluas tilikan seta pengertian mereka. Pendekatan
psikodinamika pada pasien dngan gangguan ansietas menyeluruh meliputi pencarian rasa takut
yang mendasaari pada pasien.
Farmakoterapi
Karena gangguan bersifat jangka panjang, suatu rencana terapi harus dilakukan dengan
teliti. Tiga obat utama yang harus dipertimbangkan untuk terapi gangguan ansietas menyeluruh
adalah: buspiron, benzodiazepin, dan selektive serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Obat lain
yang dapat berguna adalah obat trisiklik (contohnya imipramin [tofranil]), antihistamin, dan
antagonis β-adrenergik (contohnya propanolol (nideral)),
Walaupun terapi obat untuk gangguan ansietas menyeluruh kadang-kadang dilihat
sebagau terapi 6-12 bulan. Sejumlah bukti menunjukkan bahwa terapi haruslah jangka panjang
mungkin seumur hidup. Sekitar 25% pasien kambuh di bulan pertama setelah penghentian terapi
dan 60 -80% kambuh pada perjalanan tahun berikutnya. Walaupun beberapa pasien menjadi
bergantung pada benzodiazepin, tidak terjadi toleransi terhadap fek terapeutik benxodiazepin,
buspiron, atau SSRI .
Benzodiazepin.
Benzodiazepi merupakan obat pilihan untuk gangguan ansietas menyeluruh. Obat ini
diresepkan bila perlu sehinga pasien mengkonsumsu benzodiazepin utuk suatu periode waktu
yang tebatas, selama pendekatan terapeutik psikososial diterapkan.
Sejumlah masalah dikaitkan dengan penggunaan benzodazepin pada gangguan ansietas
menyeluruh. Sekitar 25-30% pasien tidak berespon, dan dapat terjadi toleransi serta
ketergantungan.sejumlah pasien juga mengalami keterjagaan saat mengkonsumsi obat sehingga
berisiko mengalami kecelakaan mobil dan mesin. Keputusan klinis untuk memulai terapi dengan
benzodiasepin haruslah spesifik dan dipertimbangkan. Diagnosis pasien, gejala target yang
spesifik, serta durasi terapi harus ditentukan dan informasi harus diberikan kepada pasien. Terapi
untuk sebagian bsar keadaan ansites berlangsung 2-6 inggu diikuti 1 atau 2 minggu untuk
menurunkan dosis obat secara bertaap sebelum dihentikan. Kesalahan klinis yang paling lazim
pada terapi dengan benzodiazepn.
Untuk terapi ansietas, biaa dilakukan pemberian obata yang dimulai dengan dosis
terendah dari kisaran terapeutik dan peningkatan dosis untuk mendapatkan respons terapeutik.
Penggunaaaan benxodiaxepin dengan paruh waktu intermediate (8-15 jam) cenderung
menghindari sejumlah efek smpang penggunaan benzodiazepin dengan waktu paruh panjang,
serta penggunaan dosis terbagi mencegah timbulnya efek simpang akibat tingginya kadar
plasma. Perbaikan yang dihasilkan benzodiazepin dapat melebihi efek ansietas sederhana.
Contohnya obat dapat membuatpasien memandang berbagai kejadian dengan pandangan positif.
Obat ini juga memilki aksi disinhibisi ringan, serupa dengan aksi yang diamati setelah
mengkonsumsi sejumlah kecil alkohol.
Buspiron
Buspiron adalah agonis parsial reseptor 5-HT1A dan tampaknya paling efektif pada 60-80
persen pasien dengan gangguan ansietas menyeluruh. Data menunjukkan bahwa buspiron lebih
efektif mengurangi gejala kognitif pada gangguan ansietas menyeluruh dibandingkan
mengurangi gejala somatic. Bukti juga menunjukkan bahwa pasien yang sebelumnya menjalani
terapi dengan benzodiazepine cenderung tidak berespon terhadap terapi dengan buspiron.
Kurangnya respon dapat di sebabkan tidak adanya, dengan terapi buspiron. Sejumlah efek
nonansiolitik benzodiazepine ( seperti relaksasi otot dan rasa sejahtera tambahan). Kerugian
utama buspiron adalah bahwa efeknya memerlukan waktu 2 hingga 3 minggu untuk terlihat,
dibandingkan dengan efek ansiolitik benzodiazepine yang hampir segera didapatkan. Satu
pendekatan adalah untuk memulai benzodiazepine dan buspiron secara bersamaan kemudian
menurunkan dosis benzodiazepine dan buspiron dapat lebih efektif daripada kedua obat tersebut
secara tersendiri. Buspiron bukan lah terapi yang efektifuntuk putus benzodiazepine.
Venlafaksin
Venlafaksin (effexor) efektif untuk mengobati insomnia, konsentrasi yang buruk,
kegelisahan, iritabilitas dan ketegangan otot yang berlebihan akibat gangguan ansietas
menyeluruh.
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)
SSRI dapat efektif terutama untuk pasien dengan komorbid depresi. Kerugian SSRI yang
menonjol terutama fluoxetine (Prozac) adalah bahwa obat ini meningkatkan ansietas secara
sementara. Oleh sebab itu, SSRI setralin (Zoloft) atau paroksetin (paxil) adalah pilihan yang
lebih baik. Sangatlah beralasan untuk memulai terapi dengan sertralin atau paroksetin ditambah
benzodiazepine kemudian menurunkan dosis benzodiazepine setelah 2 hingga 3 minggu. Studi
terkontrol diperlukan untuk menentukan apakah SSRI sama efektifnya untuk gangguan ansietas
menyeluruh karena SSRI digunakan juga untuk gangguan panic dan gangguan obsesif kompulsif.
Obat Lain
Jika terapi konvensional (cth dengan buspiron atau benzodiazepine) tidak efektif atau
tidak seluruhnya efektif, kemudian diindikasikan pengkajian ulang klinis untuk menyingkirkan
adanya keadaan komorbid seperti depresi atau untuk memahami lebih jauh stress lingkungan
pasien. Obat lain yang telah terbukti berguna untuk gangguanansietas menyeluruh mencakup
obat trisiklik dan tetrasiklik. Antagonis reseptor β-adrenergik dapat mengurangi manifestasi
somatic ansietas tetapi tidak keadaan yang mendasari dan penggunaan nya biasanya terbatas
pada ansietas situsional seperti ansietas penampilan. Nefazodon (serzone) yang juga digunakan
pada depresi, telah terbukti mengurangi ansietas dan mencegah gangguan panik.