24
09/06/22 1 Gangguan Panik: diagnosis dan farmakoterapi

Gangguan Panik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ringkasan diagnosis dan penatalaksanaan gangguan panik

Citation preview

Page 1: Gangguan Panik

22/04/23 1

Gangguan Panik: diagnosis dan farmakoterapi

Page 2: Gangguan Panik

Kriteria Diagnosis Gangguan Panik (DSM-V)

2

1. Palpitasi, bunyi jantung keras, akselerasi denyut jantung

2. Berkeringat

A. Berulangnya serangan panik yang tak diharapkan. Serangan panik yaitu ketakutan berlebihan yang muncul dengan tiba-tiba dan mencapainya puncaknya dalam beberapa menit, selama periode waktu tersebut empat (atau lebih) terjadi gejala berikut:

American Psychiatric Association. DSM-IV, hal 208-221

3. Menggigil atau gemetar4. Nafas terasa pendek5. Rasa tercekik6. Rasa tidak enak atau

nyeri di dada

• Berulangnya : 1 serangan panik yang tak diharapkan

Page 3: Gangguan Panik

Kriteria Diagnosis Gangguan Panik (DSM-V)

3

7. Mual atau nyeri perut8. Pusing atau rasa melayan atau kepala terasa

ringan atau pingsan9. Merasa dingin atau sensasi panas10. Parastesia (mati rasa atau sensasi 11. Derealisasi, depersonalisasi12. Takut hilang kontrol atau “ menjadi gila”13. Takut mati

American Psychiatric Association. DSM-IV, hal 208-221

• Tak diharapkan: tidak adanya pencetus atau isyarat yang nyata dalam terjadinya serangan panik (dapat terjadi sedang istirahat atau bangun tidur)

Page 4: Gangguan Panik

(lanjutan)

4

• Diharapkan: serangan panik terdapat isyarat atau faktor pencetus

Catatan: • simtom-simtom khas budaya (tinitus, sakit leher, sakit kepala,

menjerit atau menangis yang tak bisa dikontrol) dapat ditemui. Simtom-simtom ini tidak dapat dimasukkan ke dalam empat simtom yang dibutuhkan

American Psychiatric Association. DSM-IV, hal 208-221

Page 5: Gangguan Panik

(lanjutan)

5

7. Mual / nyeri perut8. Pusing / rasa melayang (96%)9. Derealisasi, depersonalisasi10. Takut hilang kontrol/jadi gila11. Takut mati mendadak12. Mati rasa (parestesia) (73%)13. Aliran panas-dingin (kepala, dada dan

leher)1,2

• Kekhawatiran menetap tentang akan terjadinya kembali serangan panik atau konsekuensinya (misalnya, hilang kontrol, mengalami serangan jantung atau “menjadi gila”)

• Perubahan maladaptif yang significan pada perilaku terkait serangan (misalnya, perilaku yang didisain untuk menghindari mengami serangan panik, misalnya menghindari aktivitas atau situasi yang tak biasa

American Psychiatric Association. DSM-IV, hal 208-221

B. Paling sedikit satu serangan diikuti oleh satu bulan (atau lebih) satu atau dua yang berikut:

Page 6: Gangguan Panik

(lanjutan)

6

7. Mual / nyeri perut8. Pusing / rasa melayang (96%)9. Derealisasi, depersonalisasi10. Takut hilang kontrol/jadi gila11. Takut mati mendadak12. Mati rasa (parestesia) (73%)13. Aliran panas-dingin (kepala, dada dan

leher)1,2

American Psychiatric Association. DSM-IV, hal 208-221

C. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologik zat (misalnya, penyalahgunaan zat atau medikasi) atau kondisi medik lain (hipertiroid atau gangguan kardiopulmonar)

D. Gangguan bukanlah gangguan jiwa lainnya (misalnya, serangan panik tidak hanya terjadi hanya dalam berespons terhadap situasi sosial yang menakutkan, seperti dalam gangguan ansietas sosial, dalam berespons terhadap objek atau situasi terbatas, seperti dalam fobia spesifik, dalam berespons terhadap obsesi, seperti dalam obsesif-kompulsif, dalam berespons ketika teringat peristiwa-peristiwa traumatik, seperti dalam gangguan stres pasca trauma atau dalam berespons terhadap perpisahan dengan orang-orang yang sangat lekat, seperti dalam gangguan cemas perpisahan)

Page 7: Gangguan Panik

Gambaran Diagnostik

7

Tenang

Tenang

Panik

waktu

Panik

Cemas

Tenang

waktu

Serangan panik terjadi dari kondisi tenang atau cemas dan dapat kembali lagi tenang atau cemas

Page 8: Gangguan Panik

Gambaran Diagnostik(lanjutan)

8

Tenang

Cemas

Panik

waktu waktu

Tenang

Panik Panik

Cemas

Tenang

Page 9: Gangguan Panik

Serangan “hampir panik”

9

o Limited symptom attacks (LSA) hampir panik

o Tidak memenuhi empat simtom yang harus dipenuhi u/GP menurut DSM-IV

o Prevalensi di komunitas 2.2%-8.5%

o LSA tidak begitu berat, jarang, durasinya lebih pendek

o LSA 40% pada pasien dengan GP + Agorafobia

o Simtom kognitif menetapnya ketakutan agorafobik

o Setelah satu tahun 19% berkembang menjadi GP.

o 50% dari semua serangan panik adalah LSA

o LSA ditemui pada fase residual GP (19%)

1. Katerndahl D. Am J Pychiatry 1993; 150: 246-2492. Rosenbaum J. Psychosomatics 1987;28: 407-41

Page 10: Gangguan Panik

Tiga Kelompok Simtom Panik (dengan Instrumen Panic Attack Questionnaire)

10Cox B, dkk. Compr Psychiatry 1994; 35: 349-

553

• Pusing, vertigo, perasaan tak stabil, merasa mau jatuh pingsan

• Takhikardia dan palpitasi

Distres Kardiorespirasi

Simtom terkait pusing

• Takut menjadi gila

• Takut kehilangan kontrol

Simtom Kognitif/psikologi

Page 11: Gangguan Panik

Panik Nokturnal

11

o Gejalanya tiba-tiba terbangun, teror, aktivasi fisiologik

o Terjadi pada tidur non-REM, pada stadium 2 dan 3, biasanya antara 24-225 menit setelah awitan tidur

o Sekitar 70% pasien GP pernah menglami panik nokturnal

o Frekuensi panik nokturnal lebih jarang vs panik di siang hari

o Kelompok panik diurnal lebih sering mengalami nyeri dada dan ketakutan mati mendadak

o Gejala serangan panik di siang hari lebih berat dan durasi sakitnya lebih lama pada kelompok dengan riwayat panik nokturnal

o Komorbiditas dengan ansietas lain dan depresi mayor sering terjadi

o Ada riwayat gangguan cemas masa kanak (74% vs 25% tidak ada)

1. Krystal J, dkk. Comp Psychiatry 1991; 32: 474-4802. Labatte l, dkk. Biol psychiatry 1994; 36; 57-60.

Page 12: Gangguan Panik

12

Prevalensi Gangguan Panik

o Rerata usia awitan adalah 20-24 tahun (USA)

o Prevalensi 12 bulan, di US dan Eropa, pada remaja dan dewasa 2%-3%

o Rasio perempuan : lelaki (2:1)

o Prevalensi pada anak 14 tahun adalah (0.4%)

o Risiko relatif untuk bersamaan dengan agorafobia dan depresi berkisar 7.5-21.4 dan 3.8-20.1.

Weissman MM, dkk. Arch Gen Psychiary 1997; 54: 305-309.

Page 13: Gangguan Panik

13

Epidemiologi (lanjutan)

• Pasien dengan SP gangguan jiwa lainnya (fobia sosial, fobia spesifik, OCD, GAD, PTSD).1

• Seseorang yang memperlihatkan simtom panik ketika mengalami trauma dikaitkan dengan tingginya gangguan stres akut atau PTSD vs yang tidak memperlihatkan serangan panik

• Studi kohor, 21 tahun, SP tiga tahun sebelumnya meningkatkan risiko terjadinya MDD (bulan lalu).

1. Goodwid RD, dkk. Acta Psychiatr Scand 2004; 109: 216-221

Page 14: Gangguan Panik

Epidemiologi; gangguan panik & depresi

14

• Sering berkomorbiditas dengan depresi mayor

• Komorbiditas berpengaruh terhadap pejalanan klinik, respons terapi dan prognosis, disabilitas

• 30%-60% pasien depresi mengalami GP1

Sering berkomorbiditas dengan depresi mayor

1. Keller M,dkk. J Clin Psychiatry 1995; 56: 22-292. Kessler R, dkk. Arch Gen Psychiatry 1997; 54;313-321

• 21.6% pasien dengan MDD, paling sedikit mengalami 1 x SP2

• 63% pasien dengan GP, paling sedikit 1 x mengalami depresi mayor3

• 55.6% subjek GP mempunyai riwayat depresi mayor2

3. SteinMm, dkk. J Affect Disord 1990; 19;287-296

Page 15: Gangguan Panik

Dampak Komorbiditas GP & Depresi

153. Kessler RC, dkk. Arch Gen Psychiatry 1994;54:313-321 4. Roy-Byrne P, dkk. Br J Psychiatry 2000;176: 229-235

1. Brown C, dkk. Am J Psychiatry 1996;153: 1293-13002. Scheibe G, dkk. Eur Arch Psychiatry Clin Nrurisci 1994;

244: 39-44

Page 16: Gangguan Panik

Farmakoterapi Pada Gangguan Panik

• SSRI• Benzodiazepin• TCA

22/04/23 16

Page 17: Gangguan Panik

22/04/23 17

Benzodiazepin Pada Gagguan Panik

Page 18: Gangguan Panik

Benzodiazepin Pada Gangguan Panik

18

1. Kasper S, dkk. Eur Neuropsychopharmacol 2001;11: 307-321

2. Den Boer JA, dkk. J Clin Psychiatry 1998; 59 (Suppl 8): 30-36

3. Van Balcon, dkk. J Nerv Ment Dis 1997; 185: 510-516

4. Boyer W. Int Clin Psychopharmacol 1995; 10: 45-49

Page 19: Gangguan Panik

22/04/23 19

Gejala Putus BZ Sulit Diatasi

1. Davidson JRT, dkk. J Clin Psychiatry 1998; 59 (suppl 8): 17-212. Curtis GC, dkk. J Psychiatr Res 1993; 27 (Suppl 1): 127-142

• Gangguan panik kondisi kronik perlu terapi jangka panjang1

• Lama pemberian + dosis simtom putus zat terjadi 2

• Menghentikan BZ lebih sulit pada GP vs pada gangguan cemas lainnya3

3. Schweizer E, dkk. Pharmacopsychiatry 1990; 23: 90-934. American Psychiatric Association 1998.

• Sulit mengatasi gejala putus BZ

• Berpotensi disalahgunakan

• Efikasinya pada simtom depresi

• Hendaya psikomotor

(terutama dosis )

Tidak menjadi

lini-I terapi GP4

Page 20: Gangguan Panik

22/04/23 20

Selective Serotonin Re-uptake Inhibitors pada Gangguan Panik

1. Sheehan D, dkk. Arch Gen Psychiatry 1980;37: 51-59.2. Ballenger JC, dkk. J Clin Psychiatry 1998; 59 (Supll 8): 47-54

• Mulai dengan imipramin dan MAOI pada tahun 1960 efektif untuk GP1

• BZ potensi tinggi (alprazolam dan klonazepam, juga efektif, efeknya lebih cepat, pada minggu pertama atau kedua)2

• SSRI (klomimpramin, fluvoksamin, paroksetin, fluoksetin) lebih efektif dan ditoleransi lebih baik vs TCA dan BZ SSRI lini pertama pada GP3

3. Jobson KO, dkk. Psychopharmacol Bull. 1995; 31: 457-507

4. Shear MK, dkk. Arch Gen Psychiatry 1994; 147: 507-509.

Serangan panik, cemas antisipatori, perilaku menghindar, depresi , perbaikan fungsi 4

Page 21: Gangguan Panik

22/04/2321

Tolerabilitas dan Efek Samping TCA

Efek antikolinergik, kardiovaskuler

, dll

Sangat sensitif dengan simtom mirip serangan

panik (mis. berdebar-debar,

tremor)

Eksaserbasi simtom cemas

Mulai dosis kecil, naikkan dosis bertahapKlerman GL, dkk. American Psychiatric Press, Washington DC

Page 22: Gangguan Panik

22/04/23 22

Cognitive Behavioral Treatment

• Tekniknya bervariasi• latihan relaksasi,

restrukturisasi kognitif• Terapi keterpajanan• Formatnya terstruktur, 12-

16 sesi

PR di antara sesi•Membaca materi edukasi•Mencatat dan memantau pikiran dan perilakunya•Latihan relaksasi

Latihan relaksasi Nafas di perut, lambat, ritmik, 8-

10x/menit

• simtom keterjagaan fisiologi• ansietas antisipatori dan

perilaku menghindar• memperbaiki kebiasaan

terhadap ansietas selama keterpaparan

• Meningkatkan kemampuan pengolahan informasi

Hiperventilasi SP (50%-80%).

Page 23: Gangguan Panik

22/04/23 23

Terapi Jangka Panjang

• Kronik dan rekuren

• Sedikit yang pulih• Agorafobia,

depresi dan g. kepribadian prognosis buruk

Katsching H, dkk. Br J Psychiatry 1955;167: 487-494

Waktu diskontinu tidak

ditentukan

Page 24: Gangguan Panik

24

Terima Kasih