3
Gangguan saluran pencernaan dapat secara serius mempengaruhi kekurangan magnesium dalam beberapa cara. Muntah yang persisten, keram dan nyeri abdominal dapat secara serius mengganggu asupan magnesium. Muntahan yang berasal dari saluran cerna bagian atas tidak secara signifikan mempengaruhi kehilangan magnesium, namun muntahan yang berasal dari usus akan secara signifikan berhubungan dengan kehilangan magnesium. Gangguan metabolik yang berpengaruh terhadap pembuangan magnesium melalui ginjal antara lain hiperkalsemia (akibat hiperparatiroidisme dan keganasan), penyakit genetik, alkoholisme, dan diabetes mellitus (Shills, 1999). Kekurangan magnesium telah diketahui berhubungan dengan alkoholisme kronis dengan frekuensi yang tinggi. Beberapa penyebab hubungan keduanya adalah asupan gizi yang kurang (kalori dari alkohol mengganti asupan makanan bergizi melalui pilihan makanan dan kebutuhan), dan permasalahan saluran cerna seperti mual, muntah, gastritis dan diare serta peningkatan kehilangan melalui urine sebagai akibat dari efek diuresis alkohol (Flink, 1986). Magnesium berperan dalam sintesis hormon paratiroid melalui aktivasi cAMP (Shills, 1999). Individu yang kekurangan magnesium akan mengalami gangguan sintesis dan sekresi hormon paratiroid (Anast et al., 1972). Defisiensi magnesium dapat mempengaruhi morfologi dan komposisi tulang yang dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan tulang, susunan tulang abnormal, dan osteopenia (Wallach, 1990). Kekurangan magnesium kemungkinan akan menghambat efek rangsangan hormon paratiroid pada hidroksilasi calsitrol dan calcidiol (Fettemi et al., 1991). Namun masih diperlukan lagi studi mengenai penyebab penurunan calcidiol dan calcitriol pada individu yang kekurangan magnesium. Pasien yang mengalami defisiensi magnesium akan secara bermakna mengalami peningkatan reabsorbsi sitrat pada tubulus ginjal (Rudman et al., 1980). Ekskresi sitrat yang rendah merupakan faktor resiko pembentukkan batu ginjal pada pasien hyperoxaluric hypomagnesemia. Pada tikus, defisiensi magnesium berhubungan dnegan peningkatan serum fosfolipid (Cunnane et al., 1985) kadar trigliserida (Geuex et al., 1991), total koleterol (Cunnane et al., 1985), menurunkan kolesterol bebas, meningkatnya asam oleat dan linoleat, penurunan asam stearat dan arakidonat dan modifikasi konsentrasi lipopotein (Rayssiguler et al., 1993). Ketika kadar magnesium berada di atas normal maka akan merelaksasi otot halus pembuluh darah in vitro dan mengurangi respon terhadap tekanan (Shils, 1999). Pada manusia saat serum magnesium berada dua kali di atas normal tekanan darah sistolik dan diastolik akan turun 10 dan 8 mm, sehingga aliran darah ke ginjal akan meningkat secara signifikan dan efek tekanan dari angiostensin II akan menjadi tumpul (Rude et al., 1989). Magnesium dapat memiliki efek toksis yaitu diawali dengan penurunan tekanan darah yang berlangsung sejalan dengan hipermegnesemia, hal ini akan menghambat aliran kalsium dan aksi vasokonstriksi dari epinefrin dan angiotensin II (Rude et al., 1989). Efek selanjutnya adalah kelesuan, kebingungan dan gangguan fungsi ginjal yang mungkin berhubungan dengan hipotensi. Selain itu terjadi perubahan ECG, tachycardia atau bradychardia, kelemahan otot dan hyporeflexia. Terjadinya hypocalcemia dan hypokalemia mungkin berkontribusi pada kelemahan otot yang progresif dan kesulitan bernafas. Pada tahap akhir terjadi complete heart block dan cardiac arrest saat kadarnya mencapai 15mEq/L (Shils, 1999).

Gangguan Saluran Pencernaan Dapat Secara Serius Mempengaruhi Kekurangan Magnesium Dalam Beberapa Cara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

saluran pencernaan

Citation preview

Page 1: Gangguan Saluran Pencernaan Dapat Secara Serius Mempengaruhi Kekurangan Magnesium Dalam Beberapa Cara

Gangguan saluran pencernaan dapat secara serius mempengaruhi kekurangan magnesium dalam beberapa cara. Muntah yang persisten, keram dan nyeri abdominal dapat secara serius mengganggu asupan magnesium. Muntahan yang berasal dari saluran cerna bagian atas tidak secara signifikan mempengaruhi kehilangan magnesium, namun muntahan yang berasal dari usus akan secara signifikan berhubungan dengan kehilangan magnesium. Gangguan metabolik yang berpengaruh terhadap pembuangan magnesium melalui ginjal antara lain hiperkalsemia (akibat hiperparatiroidisme dan keganasan), penyakit genetik, alkoholisme, dan diabetes mellitus (Shills, 1999). Kekurangan magnesium telah diketahui berhubungan dengan alkoholisme kronis dengan frekuensi yang tinggi. Beberapa penyebab hubungan keduanya adalah asupan gizi yang kurang (kalori dari alkohol mengganti asupan makanan bergizi melalui pilihan makanan dan kebutuhan), dan permasalahan saluran cerna seperti mual, muntah, gastritis dan diare serta peningkatan kehilangan melalui urine sebagai akibat dari efek diuresis alkohol (Flink, 1986).

Magnesium berperan dalam sintesis hormon paratiroid melalui aktivasi cAMP (Shills, 1999). Individu yang kekurangan magnesium akan mengalami gangguan sintesis dan sekresi hormon paratiroid (Anast et al., 1972). Defisiensi magnesium dapat mempengaruhi morfologi dan komposisi tulang yang dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan tulang, susunan tulang abnormal, dan osteopenia (Wallach, 1990). Kekurangan magnesium kemungkinan akan menghambat efek rangsangan hormon paratiroid pada hidroksilasi calsitrol dan calcidiol (Fettemi et al., 1991). Namun masih diperlukan lagi studi mengenai penyebab penurunan calcidiol dan calcitriol pada individu yang kekurangan magnesium. Pasien yang mengalami defisiensi magnesium akan secara bermakna mengalami peningkatan reabsorbsi sitrat pada tubulus ginjal (Rudman et al., 1980). Ekskresi sitrat yang rendah merupakan faktor resiko pembentukkan batu ginjal pada pasien hyperoxaluric hypomagnesemia. Pada tikus, defisiensi magnesium berhubungan dnegan peningkatan serum fosfolipid (Cunnane et al., 1985) kadar trigliserida (Geuex et al., 1991), total koleterol (Cunnane et al., 1985), menurunkan kolesterol bebas, meningkatnya asam oleat dan linoleat, penurunan asam stearat dan arakidonat dan modifikasi konsentrasi lipopotein (Rayssiguler et al., 1993).

Ketika kadar magnesium berada di atas normal maka akan merelaksasi otot halus pembuluh darah in vitro dan mengurangi respon terhadap tekanan (Shils, 1999). Pada manusia saat serum magnesium berada dua kali di atas normal tekanan darah sistolik dan diastolik akan turun 10 dan 8 mm, sehingga aliran darah ke ginjal akan meningkat secara signifikan dan efek tekanan dari angiostensin II akan menjadi tumpul (Rude et al., 1989). Magnesium dapat memiliki efek toksis yaitu diawali dengan penurunan tekanan darah yang berlangsung sejalan dengan hipermegnesemia, hal ini akan menghambat aliran kalsium dan aksi vasokonstriksi dari epinefrin dan angiotensin II (Rude et al., 1989). Efek selanjutnya adalah kelesuan, kebingungan dan gangguan fungsi ginjal yang mungkin berhubungan dengan hipotensi. Selain itu terjadi perubahan ECG, tachycardia atau bradychardia, kelemahan otot dan hyporeflexia. Terjadinya hypocalcemia dan hypokalemia mungkin berkontribusi pada kelemahan otot yang progresif dan kesulitan bernafas. Pada tahap akhir terjadi complete heart block dan cardiac arrest saat kadarnya mencapai 15mEq/L (Shils, 1999).

Macromineral, adalah mineral yang ditemukan dalam jumlah banyakdalamtubuh, misalnya Calcium (Ca), Phosphor (P), Kalium (K), Cl(Cinlor), Mg(Magnesium), Sulfur (S).2. Micromineral adalah mineral yang ditemukan dalam jumlah sedikitdidalamtubuh, tapi sangat penting dalam proses metabolisme tubuh,misalnya : Fe(Ferum), Cu (Cuprum), Co (Cobalt), Mn (Mangan), Zn(Zimcum), dan I, Se, F

Fungsi Magnesium

Magnesium memegang peranan penting dalam lebih dari 300 jenis sistem enzim didalam tubuh.Magnesium bertindak dalam semua sel jaringan lunak sebagai katalisator dalam reaksi-reaksibiologik termasuk reaksi yang berkaitan dengan metabolisme energi, karbohidrat, lipida, protein danasam nukleat serta dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahn gen DNA. Sebagian besar reaksi initerjadi dalam mitokondria sel.Di dalam cairan sel ekstraseluler magnesium berperan dalam transmisi saraf, kontraksi otot danpembekuan darah . Dalam hal ini peranan magnesium berlawanan dengan kalsium. Kalsiummerangsang kontraksi otot, sedangkan magnesium mengenorkan otot. Kalsium mendorongpenggumpalan darah sedangkan magnesium mencegah. Kalsium menyebabkan ketegangan saraf,sedangkan magnesium melemaskan saraf.Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium di dalam email gigi

Page 2: Gangguan Saluran Pencernaan Dapat Secara Serius Mempengaruhi Kekurangan Magnesium Dalam Beberapa Cara

Akibat kekurangan Magnesium

Kekurangan magnesium jarang terjadi karena makanan. Kekurangan magnesium bisa terjadi pada kekurangan protein dan energi serta sebagai komplikasi penyakit-penyakit yang menyebabkangangguan absorpsi dan atau penrunan fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat makanantidakmelalui mulut (intavena). Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah, diare, penggunaan diuretika(perangsang pengeluaran urin) juga dapat menyebabkan kekurangan dalam pertumbuhan, mudahtersinggung, gugup, kejang/tetanus, gangguan sistem saraf pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung.

Akibat kelebihan MagnesiumAkibat kelebihan magnesium belum diketahui dengan pasti. Kelebihan magnesium biasanya terjadipada penyakit gagal ginjal. Kelebihan magnesium juga dapat menyebabkan perubahan mental (akibat gangguan pada sistem saraf), kehilangan selera makan, ketidakteraturan detak jantung, dan ketegangan otot.

SumberSumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-bijian dan kacang-kacangan.Daging, susu, dan hasilnya serta cokelat, juga merupakan sumber magnesium yang baik.

1. Magnesium dan tekanan darahMagnesium berperan penting dalam pengaturan tekanan darah. Mengonsumsi makanan yang merupakan sumber magnesium dapat menurunkan tekanan darah. Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat terhadap 30.000 laki-laki penderita hipertensi menyimpulkan bahwa hipertensi disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang mengandung magnesium, kalium, dan serat pangan.

2. Magnesium dan diabetesDiabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya produksi insulin atau tidak berfungsinya insulin secara normal. Insulin berperan dalam mengubah gula menjadi energi. Magnesium memengaruhi aktivitas insulin. Hormon ini yang mengatur kadar glukosa darah. Rendahnya kadar magnesium di dalam darah dapat menurunkan kekuatan insulin. Kekurangan magnesium menyebabkan munculnya penyakit diabetes tipe-2, yaitu diabetes yang disebabkan oleh menurunnya sensitivitas insulin, biasanya terjadi pada orang dewasa.

3. Magnesium dan osteoporosisZat gizi utama yang penting untuk kesehatan tulang adalah mineral kalsium dan vitamin D. Keberadaan magnesium juga memegang peran penting. Sebab, defisiensi magnesium akan mengganggu metabolisme kalsium dan kerja hormon yang mengatur kalsium. Karena itu, defisiensi magnesium sering dikaitkan dengan risiko terjadinya osteoporosis, terutama pada wanita yang sudah mengalami menopause.

4. Magnesium dan konstipasiBahan pangan sumber magnesium umumnya juga merupakan sumber serat pangan. Serat pangan tersebut bermanfaat untuk mencegah sembelit karena mampu menyerap air dalam jumlah cukup besar di dalam saluran pencernaan, sehingga feses menjadi lunak dan tekanan dalam usus besar akan berkurang.

Karena kelarutan garam magnesium umumnya rendah, garam magnesium sulfat sering digunakan sebagai obat pencuci perut. Magnesium sulfat dapat meningkatkan tekanan osmotik dan menarik air ke dalam usus kecil, sehingga menjadi lebih mudah untuk buang air besar.

Angka Kecukupan Magnesium yang Dianjurkan Per Hari

Rata-rata kecukupan magnesium per hari yang dianjurkan adalah 4,5 mg/kg berat badan. Berarti kecukupan untuk orang dewasa laki-laki adalah 300 mg/hari, dan untuk wanita dewasa adalah 270 mg/hari. Lebih rinci