2
Patofisiologi Terdengar Gargling, Auskultasi Paru Terdengar Ronkhi Basah di Kedua Hemithoraks, Abdomen Tampak Distensi Proses tenggelam merupakan suatu kejadian kontinyu yang dimulai ketika saluran pernapasan korban di bawah permukaan cairan, di mana korban secara sadar menahan napasnya. Menahan napas biasanya diikuti periode involuntir dari laryngospasme sekunder karena adanya cairan di oropharinx ataupun larynx (Miller, 2000). Selama periode menahan napas dan laryngospasme ini, korban tidak mendapatkan udara untuk bernapas. Hasilnya kadar oksigen tidak tercukupi dan karbon dioksida tidak bisa dikeluarkan. Korban menjadi hiperkarbia, hipoksemia, dan asidosis (Modell et.al, 1966). Pada saat ini korban akan menelan banyak air (Modell, 1976). Pergerakan sistem pernapasan korban menjadi sangat aktif, tapi tidak ada pertukaran gas karena sumbatan pada larynx. Sumbatan ini nantinya dapat diketahui dengan adanya suara gargling. Cairan yang masuk ke dalam paru pada auskultasi akan menghasilkan suara ronkhi basah. Selain cairan masuk ke dalam saluran pernapasan, cairan juga masuk ke dalam sistem pencernaan. Masuknya cairan ini dapat mengakibatkan adanya distensi abdomen ada korban.

Gargling, Ronkhi, Distensi - KDM - 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gargling, ronkhi, distensi

Citation preview

Page 1: Gargling, Ronkhi, Distensi - KDM - 2

Patofisiologi Terdengar Gargling, Auskultasi Paru Terdengar Ronkhi Basah di

Kedua Hemithoraks, Abdomen Tampak Distensi

Proses tenggelam merupakan suatu kejadian kontinyu yang dimulai ketika saluran

pernapasan korban di bawah permukaan cairan, di mana korban secara sadar

menahan napasnya. Menahan napas biasanya diikuti periode involuntir dari

laryngospasme sekunder karena adanya cairan di oropharinx ataupun larynx (Miller,

2000). Selama periode menahan napas dan laryngospasme ini, korban tidak

mendapatkan udara untuk bernapas. Hasilnya kadar oksigen tidak tercukupi dan

karbon dioksida tidak bisa dikeluarkan. Korban menjadi hiperkarbia, hipoksemia, dan

asidosis (Modell et.al, 1966). Pada saat ini korban akan menelan banyak air (Modell,

1976). Pergerakan sistem pernapasan korban menjadi sangat aktif, tapi tidak ada

pertukaran gas karena sumbatan pada larynx. Sumbatan ini nantinya dapat diketahui

dengan adanya suara gargling. Cairan yang masuk ke dalam paru pada auskultasi

akan menghasilkan suara ronkhi basah. Selain cairan masuk ke dalam saluran

pernapasan, cairan juga masuk ke dalam sistem pencernaan. Masuknya cairan ini

dapat mengakibatkan adanya distensi abdomen ada korban.

Miller RD, ed. Anesthesia. 5th ed. Philadelphia, Pa: Churchill Livingstone; 2000:

1416–1417.

Modell JH, Gaub M, Moya F, et al. Physiologic effects of near drowning with

chlorinated fresh water, distilled water, and isotonic saline. Anesthesiology. 1966; 27:

33–41.

Modell JH, Graves SA, Ketover A. Clinical course of 91 consecutive near-drowning

victims. Chest. 1976; 70: 231–238.