10
A. GASTRITIS KRONIS Definisi Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis adalah salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit dalam pada umumnya. Disebut gastritis Kronis apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel kolor rubur(radang) kronik, yaitu limfosit dan neutrofil pada daerah tersebut menandakan adanya aktifitas yang membuat kerja lambung. Tipe gastritis kronis sering tidak memperlihatkan tanda atau gejala. Namun, gastritis kronis merupakan faktor risiko ulkus peptikum, polip lambung, serta kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung. Menurut data WHO (2005), kanker lambung merupakan jenis kanker penyebab kematian terbanyak kedua setelah kanker paru yaitu mencapai lebih dari 1 juta kematian pertahun. Selain itu, gastritis juga merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas dan bila tidak ditangani dengan baik dapat juga berakibat fatal. Penyebab Gastritis Terjadinya gastritis disebabkan karena produksi asam lambung yang berlebih. Asam lambung yang semula membantu lambung malah merugikan lambung. Dalam keadaaan normal lambung akan

Gastritis Kronis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis adalah salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit dalam pada umumnya.Disebut gastritis Kronis apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel kolor rubur(radang) kronik, yaitu limfosit dan neutrofil pada daerah tersebut menandakan adanya aktifitas yang membuat kerja lambung.Tipe gastritis kronis sering tidak memperlihatkan tanda atau gejala. Namun, gastritis kronis merupakan faktor risiko ulkus peptikum, polip lambung, serta kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung. Menurut data WHO (2005), kanker lambung merupakan jenis kanker penyebab kematian terbanyak kedua setelah kanker paru yaitu mencapai lebih dari 1 juta kematian pertahun. Selain itu, gastritis juga merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas dan bila tidak ditangani dengan baik dapat juga berakibat fatal.

Citation preview

Page 1: Gastritis Kronis

A. GASTRITIS KRONIS

Definisi

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara

histopologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.

Gastritis adalah salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit dalam

pada umumnya.

Disebut gastritis Kronis apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina propria dan

daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel kolor rubur(radang) kronik, yaitu limfosit

dan neutrofil pada daerah tersebut menandakan adanya aktifitas yang membuat kerja

lambung.

Tipe gastritis kronis sering tidak memperlihatkan tanda atau gejala. Namun, gastritis kronis

merupakan faktor risiko ulkus peptikum, polip lambung, serta kanker lambung, terutama jika

terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di

dinding lambung. Menurut data WHO (2005), kanker lambung merupakan jenis kanker

penyebab kematian terbanyak kedua setelah kanker paru yaitu mencapai lebih dari 1 juta

kematian pertahun. Selain itu, gastritis juga merupakan penyakit yang sangat mengganggu

aktivitas dan bila tidak ditangani dengan baik dapat juga berakibat fatal.

Penyebab Gastritis

Terjadinya gastritis disebabkan karena produksi asam lambung yang berlebih. Asam lambung

yang semula membantu lambung malah merugikan lambung. Dalam keadaaan normal

lambung akan memproduksi asam sesuai dengan jumlah makanan yang masuk. Tetapi bila

pola makan kita tidak teratur, lambung sulit beradaptasi dan lama kelamaan mengakibatkan

produksi asam lambung yang berlebih.

Penyebab asam lambung tinggi adalah aktivitas padat sehingga telat makan, stress yang

tinggi, yang berimbas pada produksi asam lambung berlebih, makanan dan minuman yang

memicu tingginya sekresi asam lambung, seperti makanan dan minuman dengan rasa asam,

pedas, kecut,

berkafein tinggi, mengandung vitamin C dosis tinggi, termasuk buah-buahan.

Kejadian Gastritis kronis, terutama Gastritis kronis antrium meningkat sesuai dengan

peningkatan usia. Di negara Barat, populasi yang usianya pada dekade ke-6 hampir 80%

menderita Gastritis kronis dan menjadi 100% pada saat usia mencapai dekade ke-7. Selain

mikroba dan proses imunologis, faktor lain juga berpengaruh terhadap patogenesis Gastritis

Page 2: Gastritis Kronis

adalah refluks kronis cairan penereatotilien, empedu dan lisolesitin.

Gastritis dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : Gastritis Tipe A dan Gastritis Tipe B. Tipe A

sering disebut sebagai Gastritis auto imun diakibatkan dari perubahan dari sel parietal, yang

menimbulkan atropi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit auto imun

seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B kadang

disebut sebagai Helicobacter Pylory mempengaruhi antrum dan pilorus (ujung bawah dekat

dedenum).Ini dihubungkan dengan bakteri Helicobacter Pylory (H. Pylory). Faktor lain

seperti diet makanan bergas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refleks isi

usus ke

dalam lambung.Tipe A biasanya meliputi asimtomatik kecuali untuk gejala defisiensi B 12

dan pada Gastritis Tipe B pasien mengeluh anoreksia, sakit ulu hati setelah makan,

bersendawa, rasa pahit atau mual dan muntah.

Kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri hati,

anoreksia, nusea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.

Gejala – gejala Gastritis

Menurut (Dr.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,2011) gastritis pada umumnya

merupakan hal yang banyak dijumpai pada masyarakat dari berbagai usia, jenis klamin,

maupun profesi. Sebagian besar masyarakat pernah mendengar dan mengetahui

pencetus terjadinya sakit gastritis seperti terlambat makan, makan tidak teratur, makanan atau

minuman yang merangsang produksi asam lambung, serta stress. Meski demikian, mungkin

banyak dari masyarakat yang belum sepenuhnya memahami gejala-gejala sakit gastritis. Rasa

Perih pada lambung/pada ulu

hati merupakan hal yang sering disebut sebagai sakit gastritis/mag.

Faktanya, gejala sakit gastritis/mag tersebut tidak harus terasa perih, akan tetapi rasa tidak

nyaman pada lambung/ulu hati yang dibarengi dengan mual atau kembung dan sering

sendawa atau cepat merasa kenyang juga merupakan gejala sakit gastritis/mag. Serta Gejala

lainya adalah rasa pahit yang dirasakan di mulut. Rasa pahit ini timbul karena asam lambung

yang berlebihan mendorong naik ke kerongkongan sehingga kadang kala timbul rasa asam

ataupun pahit pada kerongkongan dan mulut. Berikut penjelasan lebih dalam tentang gejala2

tersebut :

Sendawa

Sendawa (burping/belching) adalah keluarnya gas dari saluran cerna (kerongkongan dan

lambung) ke mulut yang disertai adanya suara dan kadang-kadang bau.

Page 3: Gastritis Kronis

Kembung

Untuk memahami kembung ada 2 hal yang harus diketahui:

1. Gejala/bloating: merupakan perasaan (subyektif) perut seperti lebih besar dari normal,

jadi merupakan suatu tanda atau gejala ketidaknyamanan, merupakan hal yang lebih

ringan dari distention.

2. Tanda/distention: merupakan hasil pemeriksaan fisik (obyektif) dimana didapatkan

bahwa perut lebih besar dari normal, bisa didapatkan dari observasi saat

menggunakan baju jadi kesempitan dan lambung jelas lebih besar dari biasanya.

Flatus/Kentut

Flatus merupakan keluarnya gas dalam saluran cerna melalui anus yang bersumber dari udara

yang tertelan atau hasil produksi dari bakteri. Namun terjadinya flatus lebih sering

diakibatkan oleh produksi dari bakteri di saluran cerna atau usus besar berupa hydrogen atau

methan pada keadaan banyak mengkonsumsi kandungan gula dan polisakarida. Contoh gula

adalah seperti laktosa (gula susu) , sorbitol sebagai pemanis rendah kalori, dan fruktosa

pemanis yang biasanya digunakan pada permen.

Faktor Pemicu kekambuhan Gastritits

a. Faktor makan (pola makan)

b. Frekuensi makan adalah berapa kali makan dalam sehari-hari baik kualitatif dan

kuantitatif (Persagi, 2006). Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-

alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung

tergantung sifat dan jenis makanan.

c. Jumlah makanan adalah berapa banyak makanan yang dikonsumsi oleh individu

setiap harinya (Persagi, 2006).

d. Jenis makanan adalah macam bahan makanan yang di konsumsi oleh individu setiap

hari.

e. Faktor obat-obatan

f. Faktor psikologis

Stres baik primer maupun sekunder dapat menyebabkan peningkatan produksi asam

lambung dan gerakan peristaltik lambung. Stres juga akan mendorong gesekan antar

makanan dan dinding lambung 7menjadi bertambah kuat (Coleman,1995). Hal ini

dapat menyebabkan terjadinya luka dalam lambung. Penyakit maag (gastritis) dapat

ditimbulkan oleh berbagai keadaan yang pelik sehingga mengaktifkan

Page 4: Gastritis Kronis

rangsangan/iritasi mukosa lambung semakin meningkat pengeluarannya, terutama

pada saat keadaan emosi, ketegangan pikiran dan tidak teraturnya jam makan.

g. Infeksi bakteri

Gastritis akibat infeksi dari luar tubuh jarang terjadi, sebab bakteri tersebut akan

terbunuh oleh asam lambung. Kuman penyakit/infeksi bakteri gastritis umumnya

berasal dari dalam tubuh penderita yang bersangkutan.Keadaan ini sebagai wujud

komplikasi penyakit yang telah diderita sebelumnya (Uripi, 2002).

Diet Makan Pada Penderita Gastritis Kronis

Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung

bersifat ad libitum, yang artinya adalah bahwa diet lambung dilaksanakan berdasarkan

kehendak pasien dan pasien dianjurkan untuk makan secara teratur, tidak terlalu berlebihan

dan juga tidak boleh kekurangan makan. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung

cukup kalori dan protein (TKTP) namun kandungan lemak/minyak, khususnya yang jenuh

harus dikurangi. Makanan pada diet lambung harus mudah dicerna dan rendah serat, terutama

serat tidak larut dalam air yang ditingkatkan secara bertahap. Makanan tidak boleh

mengandung bahan yang merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam, dan yang bersifat

melekat. Selain itu, makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin menurut (DR.sunita

Almatsier 2007)

Sedangkan pengertian dari serat makanan(diatery fiber) merupakan bahan tanaman yang

tidak dapat dicerna oleh enzim dalam saluran pencernaan manusia. Di dunia tanaman

ditemukan berbagai macam serat dengan berbagai tipe yang berbeda-beda dan jumlah yang

berlainan terdapat dalam segala struktur tanaman. Serat tersebut berada di dalam dinding sel

dan di dalam sel-sel akar, daun, batang, biji serta buah(Mary E.back,1993)

Pengaruh serat makanan terhadap saluran pencernaan. Makanan yang kaya akan serat dan

tidak digiling halus akan terasa kasar dan penuh sehingga harus dikunyah lebih lama daripada

makanan yang digiling halus. Sedangkan pada umumnya makanan yang kasar dan banyak

mengandung serat akan tinggal lebih lama di dalam lambung di bandingkan bentuk halus

makanan yang sama. Perlambatan pengosongan lambung ini menyababkan seseorang merasa

kenyang setelah makan dengan demikian makan lebih sedikit. Ini juga berarti bahwa

makanan masuk lebih lambat ke dalam usus halus sehingga proses pencernaan dan

penyerapan oleh usus halus juga diperlambat (Mary E.back,19).

Page 5: Gastritis Kronis

Penyembuhan gastritis membutuhkan pengaturan makanan selain upaya untuk memperbaiki

kondisi pencernaan. Perlu diketahui bahwa kedua unsur ini mempunyai hubungan yang erat.

Menurut Uripi (2002), pemberian diet untuk penderita gastritis antara lain bertujuan untuk :

a. Memberikan makanan yang adekuat dan tidak mengiritasi lambung

b. Menghilangkan gejala penyakit

c. Menetralisir asam lambung dan mengurangi produksi asam lambung

d. Mempertahankan keseimbangan cairan

e. Mengurangi gerakan peristaltik lambung

f. Memperbaiki kebiasaan makan pasien

Adapun petunjuk umum untuk diet pada penderita gastritis antara lain :

a. Syarat diet penyakit gastritis

Makanan yang disajikan harus mudah dicerna dan tidak merangsang, tetapi dapat

memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, jumlah energi pun harus disesuaikan dengan

kebutuhan pasien (Hembing, 2004). Sebaliknya, asupan protein harus cukup tinggi (±

20-25 % dari total jumlah energi yang biasa diberikan), sedangkan lemak perlu

dibatasi. Protein ini berperan dalam menetralisir asam lambung. Bila dipaksa

mengunakan lemak, pilih jenis lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh.

Pemberian lemak dan minyak perlu dipertimbangkan secara teliti. Lemak berlebihan

dapat menimbulkan rasa mual, rasa tidak enak diulu hati dan muntah karena tekanan

dalam lambung meningkat. Mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung asam

lemak tak jenuh secara cukup merupakan pilihan yang tepat, sebab lemak jenis ini

lebih mudah dicerna. Porsi makanan yang diberikan dalam porsi kecil tapi sering,

hindari makan secara berlebihan.

Demikian pula jumlah vitamin dan mineral yang diberikan pun harus dalam jumlah

cukup. Akan tetapi, keterbatasan bahan makanan sumber vitamin dan mineral,

biasanya pasien diberikan vitamin, mineral dan bentuk obat (Uripi, 2002).

b. Jenis makanan

Menurut Persagi (2006), sebaiknya penderita gastritis menghindari makanan yang

bersifat merangsang, diantaranya makanan berserat dan penghasil gas maupun

mengandung banyak bumbu dan rempah. Selain itu, penderita juga harus menghindari

alkohol, kopi dan soda. Dan perlu juga memperhatikan teknik memasaknya, direbus,

dikukus dan dipanggang adalah teknik memasak yang dianjurkan, sebaliknya

menggoreng bahan makanan tidak dianjurkan.

Page 6: Gastritis Kronis

Jenis makanan yang tidak dianjurkan antara lain: beras ketan, mie bihun, jagung, ubi-

ubian, cake, dodol, kue-kue lain yang terlalu manis dari sumber karbohidrat

sedangkan dari sumber protein sarden atau daging yang diawetkan, dari sumber

sayaur, mineral dan vitamian adalah makanan yang merangsang asam lambung

diantaranya adalah kol, dan sayuran yang tidak banyak serat juga tidak menimbulkan

gas. Dari buah yang banyak serat dan menimbulkan gas misalnya nanas, kedondong,

durian, dan nangka. (Sunita Almatsir,2008)

c. Preskripsi Diet

Hindari pemakaian cabe, sambal, saus pedas, minyak, cuka yang bersifat merangsang.

Jangan berikan makanan yang melekat seperti dodol, ketan, makanan yang

menimbulkan gas seperti nangka, durian, kembang kol dan makanan yang banyak

mengandung serat kasar seperti kankung(dr. Andry Hartono,2006).

Pemberian suplemen vitamin C ( yang tidak asam seperti ester C atau jus jambu)

bersama protein diperlukan untuk mempercepat kesembuhan jaringan lambung yang

luka. Karena terapi antasid beresiko mengurangi penyerapan zat besi, maka

pemberian suplemen besi yang tidak mengiritasi lambung dapat dilakukan untuk

mencegah anemia. Bahkan pada gastritis kronis yang menggangu faktor intrinsik

diperlukan suplemen vitamin B12 untuk mencegah anemia pernisiosa (dr. Andry

Hartono,2006).