Upload
putrierlindakusuma
View
44
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara histopologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis adalah salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit dalam pada umumnya.Disebut gastritis Kronis apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel kolor rubur(radang) kronik, yaitu limfosit dan neutrofil pada daerah tersebut menandakan adanya aktifitas yang membuat kerja lambung.Tipe gastritis kronis sering tidak memperlihatkan tanda atau gejala. Namun, gastritis kronis merupakan faktor risiko ulkus peptikum, polip lambung, serta kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung. Menurut data WHO (2005), kanker lambung merupakan jenis kanker penyebab kematian terbanyak kedua setelah kanker paru yaitu mencapai lebih dari 1 juta kematian pertahun. Selain itu, gastritis juga merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas dan bila tidak ditangani dengan baik dapat juga berakibat fatal.
Citation preview
A. GASTRITIS KRONIS
Definisi
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Secara
histopologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.
Gastritis adalah salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di klinik penyakit dalam
pada umumnya.
Disebut gastritis Kronis apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina propria dan
daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel kolor rubur(radang) kronik, yaitu limfosit
dan neutrofil pada daerah tersebut menandakan adanya aktifitas yang membuat kerja
lambung.
Tipe gastritis kronis sering tidak memperlihatkan tanda atau gejala. Namun, gastritis kronis
merupakan faktor risiko ulkus peptikum, polip lambung, serta kanker lambung, terutama jika
terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di
dinding lambung. Menurut data WHO (2005), kanker lambung merupakan jenis kanker
penyebab kematian terbanyak kedua setelah kanker paru yaitu mencapai lebih dari 1 juta
kematian pertahun. Selain itu, gastritis juga merupakan penyakit yang sangat mengganggu
aktivitas dan bila tidak ditangani dengan baik dapat juga berakibat fatal.
Penyebab Gastritis
Terjadinya gastritis disebabkan karena produksi asam lambung yang berlebih. Asam lambung
yang semula membantu lambung malah merugikan lambung. Dalam keadaaan normal
lambung akan memproduksi asam sesuai dengan jumlah makanan yang masuk. Tetapi bila
pola makan kita tidak teratur, lambung sulit beradaptasi dan lama kelamaan mengakibatkan
produksi asam lambung yang berlebih.
Penyebab asam lambung tinggi adalah aktivitas padat sehingga telat makan, stress yang
tinggi, yang berimbas pada produksi asam lambung berlebih, makanan dan minuman yang
memicu tingginya sekresi asam lambung, seperti makanan dan minuman dengan rasa asam,
pedas, kecut,
berkafein tinggi, mengandung vitamin C dosis tinggi, termasuk buah-buahan.
Kejadian Gastritis kronis, terutama Gastritis kronis antrium meningkat sesuai dengan
peningkatan usia. Di negara Barat, populasi yang usianya pada dekade ke-6 hampir 80%
menderita Gastritis kronis dan menjadi 100% pada saat usia mencapai dekade ke-7. Selain
mikroba dan proses imunologis, faktor lain juga berpengaruh terhadap patogenesis Gastritis
adalah refluks kronis cairan penereatotilien, empedu dan lisolesitin.
Gastritis dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : Gastritis Tipe A dan Gastritis Tipe B. Tipe A
sering disebut sebagai Gastritis auto imun diakibatkan dari perubahan dari sel parietal, yang
menimbulkan atropi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit auto imun
seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B kadang
disebut sebagai Helicobacter Pylory mempengaruhi antrum dan pilorus (ujung bawah dekat
dedenum).Ini dihubungkan dengan bakteri Helicobacter Pylory (H. Pylory). Faktor lain
seperti diet makanan bergas, penggunaan obat-obatan dan alkohol, merokok atau refleks isi
usus ke
dalam lambung.Tipe A biasanya meliputi asimtomatik kecuali untuk gejala defisiensi B 12
dan pada Gastritis Tipe B pasien mengeluh anoreksia, sakit ulu hati setelah makan,
bersendawa, rasa pahit atau mual dan muntah.
Kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri hati,
anoreksia, nusea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.
Gejala – gejala Gastritis
Menurut (Dr.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,2011) gastritis pada umumnya
merupakan hal yang banyak dijumpai pada masyarakat dari berbagai usia, jenis klamin,
maupun profesi. Sebagian besar masyarakat pernah mendengar dan mengetahui
pencetus terjadinya sakit gastritis seperti terlambat makan, makan tidak teratur, makanan atau
minuman yang merangsang produksi asam lambung, serta stress. Meski demikian, mungkin
banyak dari masyarakat yang belum sepenuhnya memahami gejala-gejala sakit gastritis. Rasa
Perih pada lambung/pada ulu
hati merupakan hal yang sering disebut sebagai sakit gastritis/mag.
Faktanya, gejala sakit gastritis/mag tersebut tidak harus terasa perih, akan tetapi rasa tidak
nyaman pada lambung/ulu hati yang dibarengi dengan mual atau kembung dan sering
sendawa atau cepat merasa kenyang juga merupakan gejala sakit gastritis/mag. Serta Gejala
lainya adalah rasa pahit yang dirasakan di mulut. Rasa pahit ini timbul karena asam lambung
yang berlebihan mendorong naik ke kerongkongan sehingga kadang kala timbul rasa asam
ataupun pahit pada kerongkongan dan mulut. Berikut penjelasan lebih dalam tentang gejala2
tersebut :
Sendawa
Sendawa (burping/belching) adalah keluarnya gas dari saluran cerna (kerongkongan dan
lambung) ke mulut yang disertai adanya suara dan kadang-kadang bau.
Kembung
Untuk memahami kembung ada 2 hal yang harus diketahui:
1. Gejala/bloating: merupakan perasaan (subyektif) perut seperti lebih besar dari normal,
jadi merupakan suatu tanda atau gejala ketidaknyamanan, merupakan hal yang lebih
ringan dari distention.
2. Tanda/distention: merupakan hasil pemeriksaan fisik (obyektif) dimana didapatkan
bahwa perut lebih besar dari normal, bisa didapatkan dari observasi saat
menggunakan baju jadi kesempitan dan lambung jelas lebih besar dari biasanya.
Flatus/Kentut
Flatus merupakan keluarnya gas dalam saluran cerna melalui anus yang bersumber dari udara
yang tertelan atau hasil produksi dari bakteri. Namun terjadinya flatus lebih sering
diakibatkan oleh produksi dari bakteri di saluran cerna atau usus besar berupa hydrogen atau
methan pada keadaan banyak mengkonsumsi kandungan gula dan polisakarida. Contoh gula
adalah seperti laktosa (gula susu) , sorbitol sebagai pemanis rendah kalori, dan fruktosa
pemanis yang biasanya digunakan pada permen.
Faktor Pemicu kekambuhan Gastritits
a. Faktor makan (pola makan)
b. Frekuensi makan adalah berapa kali makan dalam sehari-hari baik kualitatif dan
kuantitatif (Persagi, 2006). Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-
alat pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung
tergantung sifat dan jenis makanan.
c. Jumlah makanan adalah berapa banyak makanan yang dikonsumsi oleh individu
setiap harinya (Persagi, 2006).
d. Jenis makanan adalah macam bahan makanan yang di konsumsi oleh individu setiap
hari.
e. Faktor obat-obatan
f. Faktor psikologis
Stres baik primer maupun sekunder dapat menyebabkan peningkatan produksi asam
lambung dan gerakan peristaltik lambung. Stres juga akan mendorong gesekan antar
makanan dan dinding lambung 7menjadi bertambah kuat (Coleman,1995). Hal ini
dapat menyebabkan terjadinya luka dalam lambung. Penyakit maag (gastritis) dapat
ditimbulkan oleh berbagai keadaan yang pelik sehingga mengaktifkan
rangsangan/iritasi mukosa lambung semakin meningkat pengeluarannya, terutama
pada saat keadaan emosi, ketegangan pikiran dan tidak teraturnya jam makan.
g. Infeksi bakteri
Gastritis akibat infeksi dari luar tubuh jarang terjadi, sebab bakteri tersebut akan
terbunuh oleh asam lambung. Kuman penyakit/infeksi bakteri gastritis umumnya
berasal dari dalam tubuh penderita yang bersangkutan.Keadaan ini sebagai wujud
komplikasi penyakit yang telah diderita sebelumnya (Uripi, 2002).
Diet Makan Pada Penderita Gastritis Kronis
Diet pada penderita gastritis adalah diet lambung. Prinsip diet pada penyakit lambung
bersifat ad libitum, yang artinya adalah bahwa diet lambung dilaksanakan berdasarkan
kehendak pasien dan pasien dianjurkan untuk makan secara teratur, tidak terlalu berlebihan
dan juga tidak boleh kekurangan makan. Makanan yang dikonsumsi harus mengandung
cukup kalori dan protein (TKTP) namun kandungan lemak/minyak, khususnya yang jenuh
harus dikurangi. Makanan pada diet lambung harus mudah dicerna dan rendah serat, terutama
serat tidak larut dalam air yang ditingkatkan secara bertahap. Makanan tidak boleh
mengandung bahan yang merangsang, menimbulkan gas, bersifat asam, dan yang bersifat
melekat. Selain itu, makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin menurut (DR.sunita
Almatsier 2007)
Sedangkan pengertian dari serat makanan(diatery fiber) merupakan bahan tanaman yang
tidak dapat dicerna oleh enzim dalam saluran pencernaan manusia. Di dunia tanaman
ditemukan berbagai macam serat dengan berbagai tipe yang berbeda-beda dan jumlah yang
berlainan terdapat dalam segala struktur tanaman. Serat tersebut berada di dalam dinding sel
dan di dalam sel-sel akar, daun, batang, biji serta buah(Mary E.back,1993)
Pengaruh serat makanan terhadap saluran pencernaan. Makanan yang kaya akan serat dan
tidak digiling halus akan terasa kasar dan penuh sehingga harus dikunyah lebih lama daripada
makanan yang digiling halus. Sedangkan pada umumnya makanan yang kasar dan banyak
mengandung serat akan tinggal lebih lama di dalam lambung di bandingkan bentuk halus
makanan yang sama. Perlambatan pengosongan lambung ini menyababkan seseorang merasa
kenyang setelah makan dengan demikian makan lebih sedikit. Ini juga berarti bahwa
makanan masuk lebih lambat ke dalam usus halus sehingga proses pencernaan dan
penyerapan oleh usus halus juga diperlambat (Mary E.back,19).
Penyembuhan gastritis membutuhkan pengaturan makanan selain upaya untuk memperbaiki
kondisi pencernaan. Perlu diketahui bahwa kedua unsur ini mempunyai hubungan yang erat.
Menurut Uripi (2002), pemberian diet untuk penderita gastritis antara lain bertujuan untuk :
a. Memberikan makanan yang adekuat dan tidak mengiritasi lambung
b. Menghilangkan gejala penyakit
c. Menetralisir asam lambung dan mengurangi produksi asam lambung
d. Mempertahankan keseimbangan cairan
e. Mengurangi gerakan peristaltik lambung
f. Memperbaiki kebiasaan makan pasien
Adapun petunjuk umum untuk diet pada penderita gastritis antara lain :
a. Syarat diet penyakit gastritis
Makanan yang disajikan harus mudah dicerna dan tidak merangsang, tetapi dapat
memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi, jumlah energi pun harus disesuaikan dengan
kebutuhan pasien (Hembing, 2004). Sebaliknya, asupan protein harus cukup tinggi (±
20-25 % dari total jumlah energi yang biasa diberikan), sedangkan lemak perlu
dibatasi. Protein ini berperan dalam menetralisir asam lambung. Bila dipaksa
mengunakan lemak, pilih jenis lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh.
Pemberian lemak dan minyak perlu dipertimbangkan secara teliti. Lemak berlebihan
dapat menimbulkan rasa mual, rasa tidak enak diulu hati dan muntah karena tekanan
dalam lambung meningkat. Mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung asam
lemak tak jenuh secara cukup merupakan pilihan yang tepat, sebab lemak jenis ini
lebih mudah dicerna. Porsi makanan yang diberikan dalam porsi kecil tapi sering,
hindari makan secara berlebihan.
Demikian pula jumlah vitamin dan mineral yang diberikan pun harus dalam jumlah
cukup. Akan tetapi, keterbatasan bahan makanan sumber vitamin dan mineral,
biasanya pasien diberikan vitamin, mineral dan bentuk obat (Uripi, 2002).
b. Jenis makanan
Menurut Persagi (2006), sebaiknya penderita gastritis menghindari makanan yang
bersifat merangsang, diantaranya makanan berserat dan penghasil gas maupun
mengandung banyak bumbu dan rempah. Selain itu, penderita juga harus menghindari
alkohol, kopi dan soda. Dan perlu juga memperhatikan teknik memasaknya, direbus,
dikukus dan dipanggang adalah teknik memasak yang dianjurkan, sebaliknya
menggoreng bahan makanan tidak dianjurkan.
Jenis makanan yang tidak dianjurkan antara lain: beras ketan, mie bihun, jagung, ubi-
ubian, cake, dodol, kue-kue lain yang terlalu manis dari sumber karbohidrat
sedangkan dari sumber protein sarden atau daging yang diawetkan, dari sumber
sayaur, mineral dan vitamian adalah makanan yang merangsang asam lambung
diantaranya adalah kol, dan sayuran yang tidak banyak serat juga tidak menimbulkan
gas. Dari buah yang banyak serat dan menimbulkan gas misalnya nanas, kedondong,
durian, dan nangka. (Sunita Almatsir,2008)
c. Preskripsi Diet
Hindari pemakaian cabe, sambal, saus pedas, minyak, cuka yang bersifat merangsang.
Jangan berikan makanan yang melekat seperti dodol, ketan, makanan yang
menimbulkan gas seperti nangka, durian, kembang kol dan makanan yang banyak
mengandung serat kasar seperti kankung(dr. Andry Hartono,2006).
Pemberian suplemen vitamin C ( yang tidak asam seperti ester C atau jus jambu)
bersama protein diperlukan untuk mempercepat kesembuhan jaringan lambung yang
luka. Karena terapi antasid beresiko mengurangi penyerapan zat besi, maka
pemberian suplemen besi yang tidak mengiritasi lambung dapat dilakukan untuk
mencegah anemia. Bahkan pada gastritis kronis yang menggangu faktor intrinsik
diperlukan suplemen vitamin B12 untuk mencegah anemia pernisiosa (dr. Andry
Hartono,2006).