301

Geger Kalijodo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisa Penanganan Konflik Sosial Oleh Polisi Dengan Pendekatan Sosial dan Budaya Pada Masyarakat Majemuk di Wilayah Kalijodo Penjaringan Jakarta Utara. Sebuah Kisah Nyata dengan oleh praktisi kepolisian yang memadukan kemampuan kepolisian dan kemampuan keilmuan dan mampu merubah sebuah wilayah paling rawan konflik di jakarta menjadi sebuah area baru yang lebih aman.

Citation preview

Page 1: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Page 2: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Page 3: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Di Indonesia hidup berbagai ragam etnikdan suku bangsa, yang mendiami pulau-pulauyang membujur dari Sabang sampai Merauke.Keberadaaan dan keragaman etnik inimerupakan warisan kerajaan-kerajaan lama.Harsya Bachtiar (1976) menyebutkan, Indone-sia sebenarnya terdiri dari nation-nation lamayang kemudian terintegrasi ke dalam nasionIndonesia. Berbagai kelompok etnik dan sukubangsa merupakan tulang punggung bagikeberadaan nation Indonesia.

Sependapat dengan Bachtiar, AntropologParsudi Suparlan, berpendapat bahwa sebagaisebuah bangsa, Indonesia merupakan sebuahsatuan masyarakat terdiri atas masyarakat sukubangsa yang secara bersama-sama

he founding father mencoba merumuskan ciri kebangsaandari berbagai teori yang ada. Beberapa pemikir barat yang sering

dikutip mereka dalam ruang-ruang diskusi dan perdebatan...

T

ASejarah Singkat PemikiranKebangsaan Indonesia

3

Page 4: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

mewujudkan diri sebagai satu bangsa atau na-tion. Suparlan (1979) menjelaskan mengenaisuku-suku bangsa yang ada di Indonesiasebagai berikut:

Suku-suku bangsa di Indonesia, telah ada sejaksebelum tercetusnya Proklamasi Kemerdekaan In-donesia, yang menandai keberadaan bangsa Indo-nesia. Masing-masing suku bangsa menempatiwilayah yang secara turun-temurun mereka akuisebagai wilayah tempat sumber-sumber kehidupanmereka yang menjadi haknya dan yang mana haktersebut diakui oleh suku bangsa lainnya.

Masing-masing suku bangsa mengem-bangkan kebudayaannya sesuai dengan corakpotensi-potensi sumberdaya dalam lingkunganhidup masing-masing dan sesuai dengan tema-tema budaya atau pandangan hidup dan etosyang dipunyai. Oleh karena itu, masing-masingsuku bangsa mempunyai corak kebudayaanyang berbeda satu dengan lainnya.

Perbedaan kebudayaan antara satu sukubangsa dengan suku bangsa lainnya bukanhanya terwujud secara horisontal, yang artinyasatu sama lain berbeda dan tidak dapat salingmemahami. Akan tetapi perbedaan kebudayaantersebut juga dapat dilihat secara vertikal, yangberarti ada yang masih hidup dengan sistemekonomi dan teknologi sederhana dengan hidupdari mengumpulkan dan memanfaatkan hasilhutan serta bertani di ladang berpindah secararotasi. Di pihak lain, sudah ada masyarakat-

4

Page 5: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

masyarakat suku bangsa yang sudah mengenalsistem feodal atau kerajaan yang terpusatkekuasaannya di daerah perkotaan.

Pola hubungan antarsuku bangsa bergeraksecara dinamis, terutama di kawasan-kawasanperdagangan, di daerah pesisir pantai. Di kota-kota inilah beragam etnik bertemu. Selain dalambidang perdagangan, interaksi yang semakinintensif berlangsung dalam berbagai kegiatansosial. Hal inilah yang membuat tempat-tempatumum menjadi penting keberadaanya sebagaiwadah untuk mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang ada, serta sebagai perantarayang menjembatani hubungan antarsukubangsa.

Interaksi berlangsung lebih erat dengankesamaan bahasa yang mereka gunakansehari-hari, yaitu bahasa Melayu. Bahasa inisecara efektif menjadi meditor perbedaanbahasa ibu masing-masing etnik, khususnyadalam beragam transaksi di pasar, karenaitulah kemudian bahasa melayu disebutsebagai lingua franca. Dalam masa pergerakannasional, saat semangat kebangsaan, menjadiideologi baru untuk bersatu. Dipelopori olehpara pemuda terpelajar dari berbagai etnis dinegeri jajahan Belanda, pada 28 Oktober 1928,lahir satu kontrak sosial pertama antarkelompoksuku bangsa, dalam satu ikatan tanah air,bangsa, dan bahasa, yaitu Indonesia. Momen-

5

Page 6: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

tum penting yang sangat menentukan perjalanansosial politik bangsa itu, kemudian dikenalsebagai Sumpah Pemuda.

Para pendiri bangsa ini menyadari, bahwarakyat Indonesia terdiri dari keanekaragamanetnis dan suku bangsa. Karena itulah jauh-jauhhari The founding father mencoba merumuskanciri kebangsaan dari berbagai teori yang ada.Beberapa pemikir barat yang sering dikutipmereka dalam ruang-ruang diskusi danperdebatan, salah satunya pendapat pemikirPerancis, Ernest Renan, adalah yang palingpopuler di kalangan kaum pergerakan. Renan,memberikan gambaran tentang bangsa dalamsatu pertanyaan Qu’est ce qu’une nation?Pertanyaan yang ia ajukan itu kemudiandijawabnya sendiri, bahwa bangsa itu dibentukatas keinginan bersatu: Le desir d’etreensamble, serta kesediaan untuk bersama-sama berkorban. Pernyataan Renan yangmasyur itu, ia sampaikan di muka sidangAkademia Perancis pada tanggal 11 Maret1882.

Agar bangsa baru segera lahir, makaharuslah ada sifat yang mendorong persatuanitu. Misalnya: segala fakta kepahlawanan dimasa silam, penderitaan bersama dankesediaan berkorban di hari depan. Dengansyarat-syarat ini, maka Renan merumuskan apayang dinamainya negara-negara atau nation:

6

Page 7: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Suatu setia kawan yang luas mendalam danberdasarkan pengorbanan dan kesadaran yangtelah ditaburkan serta selanjutnya bersedia pulaakan ditaburkan. Oleh karena itu, bangsa-negaraialah suatu ikatan jiwa.

Pikiran Renan hidup sampaiakhir abad ke-19 dan diikuti olehpemikir abad ke-20, di antaranyaLothrop Stodard. Stodard adalahpenulis buku “Kebangkitan RasKulit Berwarna,” yang terkenalmampu mengilhami bangsa-bangsa di Asia dan Afrika lepasdari belenggu kolonialisme barat.

Pendapat lain, adalah daripemikir Jerman, Otto Bauer. Iamendefinisikan suatu bangsa denganmengatakan Was ist eine Nation? Pertanyaanini dijawab Eine Nation ist eine ausSchicsagemeinschaft erwachsene Chakterge-meinshcaft, suatu bangsa ialah suatumasyarakat ketertiban yang muncul darimasyarakat yang senasib.

Sementara itu, seorang sejarahwan yangahli mengenai nasionalisme, Hans Kohnmemberikan definisi tentang nasionalismesebagai berikut:

Nasionalisme adalah satu tata pikir dan tata rasa,yang meresapi mayoritas terbesar sesuatu rakyatdan menganggap dirinya meresapi semua anggotarakyat itu. Nasionalisme mengakui negara nasional

7

PernyataanRenan yangmasyur itu, iasampaikan dimuka sidangAkademiaPerancis padatanggal 11Maret 1882.

Page 8: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

sebagai bentuk ideal organisasi politik danmenganggap nasionalitas sebagai sumber bagitenaga budaya yang kreatif serta kesentosaanekono-mi. Karena itu kesetian tertinggi manusiaharus ditunjukkan kepada nasionalitasnya, karenahidupnya itu sendiri disangka berakar di dalam-nyadan kemungkinan oleh kesejahteraannya.1

Dari berbagai teori dan pemikiran yangberkembang, para pendiri bangsa kemudianmerumuskan sendiri kriteria tentang bangsa,sebagai berikut: “Bangsa ditentukan olehkeinsafan sebagai ‘suatu persekutuan yangtersusun jadi satu’, yaitu keinsafan yang terbitkarena percaya atas persamaan nasib dantujuan. Keinsafan itu bertambah besar olehkarena, sama seperuntungan, malang yangsama diderita, mujur yang sama didapat, olehkarena jasa bersama, kesengsaraan bersama,pendeknya oleh karena peringatan kepadariwayat bersama yang tertanam di dalam hatidan otak.”2

Di masa lalu, kesadaran baru itu belumlahdapat diterima dan dimengerti oleh segenappenghuni nusantara. Namun, peristiwa lahirnyaproklamasi pada 17 Agustus 1945 telahmemunculkan kesadaran baru di kalangankelompok-kelompok etnis yang ada, yaknikesadaran akan sebuah bangsa yang bersatudan berdaulat. Itu pun hanya pada kalangantertentu atau para pemimpin golongan etnis.Sementara di kalangan masyarakat

8

Page 9: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

kebanyakan kesadaran akan persatuan sebagaisebuah bangsa belum sepenuhnya lahir.

Baru setelah pengakuan kedaulatan olehBelanda tahun 1949, proses pembentukanmasyarakat Indonesia mulai berjalan lancar.Suasana saling mengenal antar berbagaigolongan etnis atau proses akulturasi budayasemakin nampak sejalan dengan usaha-usahapemerintah ketika itu untuk menyatukanmasyarakat Indonesia dengan budayanya yangkhas.

Namun, pada kenyataannya, perjalananmenjadi satu bangsa itu tidak berjalan mulus,beragam friksi sosial terjadi. Tanpa terusdipelihara, semangat kebangsaan yang kuatdan keadilan di bidang ekonomi, akan menjadipotensi pertentangan.

Pertentangan bisa cepat menjalar jika adaketidakserasian pandangan tentang nilai-nilaipersatuan yang terjadi antara para elit atautokoh golongan dengan masyarakat yangdipimpinnya. Apalagi pada dasarnya, sepertidikatakan Bachtiar, “Bahwa masyarakat daerahyang berbasis etnis itu masih merupakan apayang pada zaman pra-kemerdekaan disebutsebagai nation-nation tersendiri.”

Realitas itu pada gilirannya menghambatusaha-usaha ke arah persatuan, sehinggatidak jarang ketidakseragaman emosional dikalangan elit politik saat itu melahirkan

9

Page 10: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

perselisihan di antara kelompok. Bahkankadang-kadang menimbulkan konflik-konflikyang berujung pada gerakan pemberontakanseparatis.

***

10

Page 11: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Keberadaan kelompok etnik dan sukubangsa merupakan tulang punggung bagikeberadaan nation Indonesia. Konflik antar etnikdan melemahnya nation Indonesia sebagaifaktor pengikat merupakan masalah besar bagieksistensi Indonesia. Beberapa pernyataandaerah atau sebagian komunitas etnik sepertiAceh, Riau, dan Irian Jaya mengindikasikan,bahwa nation Indonesia cenderung melemah,baik sebagai acuan nilai maupun sebagai pusatadministratif.3

Berbagai pihak menyoroti masalahkerusuhan dan konflik sosial di atas, dianggapsebagai akibat pembangunan di masa OrdeBaru yang salah dalam menerapkan kebijakanekonomi, politik, sosial, dan budaya, sehingga

i masa lalu, pemerintah kolonial mengupayakanpengelompokan tempat tinggal berdasarkan etnis sebagai bagiandari strategi politik pecah belah (devide et impera), ini dilakukan

untuk mempertahankan kekuasaan-nya di tanah jajahannusantara.

BBerbagai ProblemMenjadi Indonesia

D

11

Page 12: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

menimbulkan berbagai masalah pembangunanseperti kemiskinan, kesenjangan ekonomi danpendapatan, marginalisasi dan lainsebagainya. Sumber-sumber kerusuhan dimasa Orde Baru sering dianggap sebagaidampak dari masalah kecemburuan sosial danekonomi antara penduduk asli dan pendatang.

Kurun waktu dua tahun 1998 hingga 2000,struktur masyarakat Indonesia kembalimengalami “pembelahan” sosial, maupunpolitik atas dasar suku, agama, ras, maupungolongan. Pembelahan ini diperlihatkan olehkecenderungan kembalinya politik aliran padamasa transisi politik sebagai sebuah identitas,baik politik maupun sosial.

Akibat kerapuhan hubungan sosial dibeberapa daerah terjadi, bahkan ada yangberkeinginan merdeka. Sementara di daerah-daerah lainnya, kerapuhan hubungan sosialberubah menjadi kerusuhan seperti yangterjadi di Situbondo (1996), Tasikmalaya(1997), Rengasdengklok (1997), Sanggauledo(1997), Karawang-Bekasi (1997), Kupang(1997), Sambas (1999), Mataram (2000), danlain-lain.4

Berbagai pandangan pun berkembanguntuk mengungkap konflik-konflik sosial yangmembakar berbagai daerah di Indonesiaselama lima tahun terakhir. Misalnya, teorikultur dominan yang dikembangkan oleh

12

Page 13: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Bruner (Suparlan, 1999), mengasumsikanadanya budaya yang kuat di satu tempat,sehingga budaya-budaya lain yang dibawapara pendatang tunduk dan menyesuaikan diriterhadap kultur dominan. Model kultur dominanini dapat digunakan untuk menganalisis potensikonflik antaretnik di suatu tempat, terutama bilakultur dominan tersebut tidak ada. Melaluipendekatan ini, Bruner menganalisis potensikonflik beberapa suku bangsa di Bandung danMedan.

Dalam kasus Bandung, etnik Sundamerupakan kelompok dominan yang menempatiposisi-posisi tertentu, baik dalam birokrasimaupun lembaga pendidikan. Para pendatang,seperti Jawa, menurut Suparlan menyesuaikandiri dengan kultur dominan. Konflik yang terjadiantara pendatang dengan penduduk asli tidakmenyebabkan diaktifkannya suku bangsa(Jawa) sebagai acuan dalam menggalangsolidaritas sosial.

Hal demikian terutama terjadi pada sukuJawa kelas menengah ke bawah. Sebaliknya,suku Jawa kelas menengah ke atas cenderungmempertahankan kultur Jawa. Mereka dapatmempertahankan kultur Jawa karena posisi-posisi sosial, ekonomi, dan politik mereka,sehingga terbebas dari keharusan tunduk padakultur dominan. Di samping itu, kelompok kelasmenengah Jawa di Bandung lebih kosmopolit

13

Page 14: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

dan modern.Kasus Medan, menurut Bruner, seperti

dikutip Suparlan, berbeda dengan Bandung. DiMedan tidak terdapat kultur dominan. OrangJawa, sekalipun secara kuantitas mayoritas,bukan merupakan kelompok dominan, karenamereka berada pada posisi kelas menengah kebawah, sehingga tidak mempunyai kekuatansosial, ekonomi, dan politik. Dengan tidakadanya kultur dominan di Medan, Brunermenggambarkan, masing-masing suku bangsamenciptakan keteraturan sosial dalamlingkungan masyarakat suku bangsanya.Sedangkan di tempat-tempat umum merekacenderung saling berkompetisi denganmengaktifkan masing-masing suku bangsasebagai instrumen untuk menggalangsolidaritas sosial.

Seperti halnya Medan, di Jakarta tidakterdapat kultur lokal yang dominan. EtnikBetawi yang merupakan penduduk asli Jakartabukan merupakan kultur dominan. Sebaliknya,kultur Betawi menghadapi ‘serangan’ dariberbagai etnik pendatang, sehingga seringdikatakan, kultur Betawi terancam mengalamikepunahan. Karena itu, tidak mengherankanjika MT Arifin seperti dikutip dalam penelitianIndonesian Institute for Civil Society (INCIS),mengkhawatirkan beberapa kelompok etnik diJakarta akan mengaktifkan solidaritas etnik.

14

Page 15: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Mereka mengelompok dalam berbagai etnik,dengan orientasi etnisitas yang cukup tinggi,cenderung eksklusif, dan memiliki stereotip(terhadap kelompok lain). Yang menarik ialah,persaingan antarkelompok etnik dan orientasietnisitas merupakan faktor potensial bagiterjadinya konflik antarkelompok etnik di Jakarta.

Potensi konflik bukan hanyafaktor kultural dan orientasietnisitas yang tinggi, melainkandipengaruhi oleh berbagaivariabel lain, terutama variabelsosial ekonomi. Alqadari (1999)dalam menganalisis konflik etnikdi Ambon dan Sambasmengemukakan, bahwa variabelutama yang mendorong konflikyakni variabel ekonomi. Konflikakibat faktor ekonomi di Jakarta,terutama antara penduduk asli denganpendatang, sangat potensial, seperti nampakdalam laporan Habsjah (1999).5

Penelitian INCIS tentang “HubunganAntaretnik dan Malasah Kebangsaan di Jakarta,dengan mengambil sampel dari 10 kelompokpaguyuban dari berbagai etnik di Indonesia,menunjukkan hanya etnis Aceh dan Papua yangmemang terus-menerus bergolak, menunjukkanmelemahnya rasa kebangsaan, ini ditunjukkandengan melemahnya perasaan sebagai bagian

15

....kultur Betawimenghadapi“serangan” dariberbagai etnikpendatang,sehingga seringdikatakan, kulturBetawi terancammengalamikepunahan.

Page 16: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Indonesia.Penelitian INCIS, seperti berbagai

penelitian tentang masalah kebangsaan di Indo-nesia, memang tidak ditujukan untuk melihatkonflik antaretnik dalam skala mikro. Sepertiinteraksi antar komunitas di lingkungan yangsemakin sempit di Jakarta, serta bagaimanapertarungan antarkelompok memperebutkansumber daya, menjadi pemicu terjadinya konfliksosial.

Jakarta dihuni oleh berbagai kelompoketnik yang datang dari berbagai penjuru Indo-nesia. Karena itu, Jakarta merupakan ‘miniatur’yang menggambarkan hubungan antaretnik.Selain itu, berbagai kelompok etnik yang adadi Jakarta secara teoritis akan lebih kosmopolitserta memiliki keterikatan yang lebih tinggiterhadap nation Indonesia. Karena itu, berbagaikelompok etnik di Jakarta dapat menjadi tolokukur bagi keberadaan berbagai kelompok etnikdi daerah lain.

Keberadaan suku bangsa di berbagaiwilayah di Jakarta, jika ditelusuri sejarahnya,setua dengan keberadaan kota Jakarta itusendiri. Namun, secara administratif,pengelompokan masyarakat berdasarkan sukubangsa, baru dilakukan oleh pemerintah kolonialBelanda. Ditandai dengan keberadaankampung-kampung yang didasarkan olehkesamaan daerah asal, misalnya Kampung

16

Page 17: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Melayu, Kampung Bali, Kampung Bugis,Kampung Ambon, Arab, dan lain-lain. Sampaisaat ini jejak-jejak peninggalan itu masih terlihatdi berbagai pelosok Jakarta.

Di masa lalu, pemerintah kolonialmengupayakan pengelompokan tempat tinggalberdasarkan etnis sebagai bagian dari strategipolitik pecah belah (devide et impera). Inidilakukan untuk mempertahankankekuasaannya di tanah jajahan nusantara.Sejalan dengan berputarnya waktu,perkembangan sebagai akibat dari asmilasidan akulturasi, yang berjalan secara alamiah,pembaruan pun berlangsung. Walaupun masihada upaya mempertahankan tradisi dari setiapkomunitas warga, namun hubungan sosialmereka dengan komunitas etnis lain berjalandengan baik dan dapat hidup berdampingandengan rukun.

Walaupun demikian, kehidupan antar etnisdi Jakarta, bukan tanpa riak-riak. Beberapakasus menunjukkan adanya pertentanganantarkelompok warga yang berbeda asaldaerahnya. Walaupun dari sekian banyakperistiwa tersebut, jarang kerusuhanantarkelompok di Jakarta dipicu oleh perbedaanetnis.

Perkelahian antarkelompok masyarakatyang berbeda etnik sering kali disebabkan olehperebutan sumber daya ekonomi. Jumlah

17

Page 18: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

penduduk Jakarta yang sangat padat sedangkanjumlah sumber daya yang diperebutkan semakinmenipis, membuat gesekan lebih sering terjadi.Hal ini dapat dilihat dari seringnya konflik yangterjadi di sentra-sentra bisnis seperti pasar,sekitar mall, dan di dekat tempat hiburan, sepertibar, karaoke.

Namun, dari sekian banyak kasusperkelahian dalam skala besar, biasanyakasus-kasus tawuran warga yang berbedaetnik selalu diawali dengan tindakpenganiayaan. Kasus yang awalnya adalahpersoalan kecil ini ditangani dengan baik,terutama oleh aparat keamanan, niscayakasusnya tidak akan menjadi besar dan rumit.

Dari pandangan psikologi sosial,berkumpulnya manusia dalam tempat yangsempit, dapat menyebabkan gesekan sosialyang tak terelakan. Apalagi gejala komunitaskota adalah adanya kecenderungan masyarakatmassa (mass society), di mana individukehilangan identitas pribadinya; individu tidaklagi mampu membuat putusan-putusan secarapribadi, melainkan bertindak menurut doronganmassa; individu cenderung kehilangan cipta,rasa, dan karsa sendiri, atau seperti dikatakanoleh Daldjoeni, terjadi “kekosongan budaya.”6

Hal ini dapat disimpulkan denganmenganalisa berbagai keributan yangmelibatkan etnis yang berbeda di Jakarta, yang

18

Page 19: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

dikumpulkan berdasarkan analisa isipemberitaan media. Dalam 10 tahun terakhir,kecuali kerusuhan 13-14 Mei 1998, kerusuhanantarwarga di Jakarta, lebih banyak didasarioleh perebutan lahan penghidupan olehkelompok-kelompok preman di kawasan bisnis,pasar, dan tempat hiburan di Jakarta.

Hanya saja, kelompok preman yangterorganisir berdasarkan asal daerah inilahyang memperumit konflik.7 Hal ini terjadisebagai akibat dari adanya stereotip darimasing-masing kelompok masyarakat.Terutama pandangan negatif satu kelompokterhadap kelompok lain.

Contoh kasus bentrokan antarwarga diTanah Abang dengan kelompok preman asalTimor-timur sepanjang tahun 1995-1997.Keberadaan kelompok itu membuat konfliksempat berlarut-larut. Anatomi konflik sosialantaretnis dalam skala besar jika dikupas lebihmendalam biasanya muncul dari kasus kriminalbiasa. Misalnya kelompok preman Ambondengan warga di kawasan Ketapang, JakartaBarat, akhir tahun 1998.

Perselisihan yang pecah pada 21 Novem-ber 1998 itu berawal dari masalah sepele. Adaseorang anak baru gede (ABG), warga sekitarJalan Ketapang, persis di belakang GedungGajah Mada Plaza, mengintip permainan bolatangkas yang terletak di Jalan Zainul Arifin, yang

19

Page 20: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

diduga menjadi arena perjudian terselubung.Ketika sedang mengintip itulah para “centeng”memergoki dan menganiaya ABG tadi. Orangtua korban yang ingin menyelesaikan masalahpun mengalami perlakuan yang sama. Wargapun bereaksi atas perlakuan para centeng.Perkelahian dengan menggunakan berbagaisenjata tajam pun tak bisa dihindari.

Seketika solidaritas warga semakinmeluas. Jika pada awalnya korban hanyadibantu oleh warga di Gang IV, JalanPembangunan, segera mereka mendapatbantuan dari warga Jalan Tanah Sereal. Dalamwaktu tak lebih dari 24 jam setelah kejadianpertama, sudah berseliweran isu bahwa adamushola yang dibakar kelompok preman.Akibatnya solidaritas semakin meluas, termasukkedatangan Front Pembela Islam (FPI) yangberasal dari Tanah Abang.

Menghadapi lawan yang bertambahbanyak, para preman mulai terdesak. Sebagaiakibat dari perkelahian tak seimbang itu, jatuhkorban enam orang tewas dari kalangan pre-man. Situasi sudah tak bisa dikendalikan,bahkan ada korban di kalangan aparat.Komandan Kodim Jakarta Pusat dan ajudannyamengalami luka-luka akibat bacokan massayang kalap. Kerusuhan pun semakin meluas, takhanya di daerah Ketapang saja, beberapabangunan gereja, sekolah di Jalan Samanhudi,

20

Page 21: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Kartini, Hasyim Asyari dibakar massa.8

Beberapa media massa kemudianmenyimpulkan, peristiwa Ketapang sebagaikonflik antaragama. Hal mana terjadi pula didaerah lain seperti di Kupang.

Sementara kasus Ambon lebih kompleks,lantaran tidak hanya terkait dengan isu etnik,tetapi juga telah merembet menjadi persoalanagama. Apalagi ada kecemburuan pendudukasli yang kebetulan mayoritas Kristen denganetnik Bugis pemeluk Islam sebagai pendatang.Tak hanya di Ambon, di Kupang pun konflikantara orang Bugis Makassar dan penduduklokal telah bergeser menjadi konflik antarapenganut agama Kristen melawan penganut Is-lam. Karena itu yang menjadi korban adalahsimbol agama, seperti masjid dan gereja.

Dari berbagai konflik yang terjadi,keterlibatan aparat keamanan, lebih seringhanya sebagai ‘pemadam kebakaran’. Padahaldi awal kerusuhan, keberadaan aparat-aparatkeamanan yang langsung menangani masalahsangat efektif untuk meredam konflikberkembang menjadi masalah besar.Keberadaan aparat sebagai ujung tombakteritorial—istilah yang sering digunakan olehmiliter— dilupakan. Kiprahnya sebagaipemadam kebakaran bisa diamati denganpemberitaan media massa, misalnya, di kirimdua batalyon ke Ambon, segera disiapkan

21

Page 22: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

pasukan dari Jakarta untuk mengatasi konflik diKupang, dan lainnya.

Buku ini merupakan hasil penelitian yangmembandingkan dua kawasan, KelurahanMuara Baru dan kawasan Kalijodo, KelurahanPejagalan, Kecamatan Penjaringan, JakartaUtara. Dua kawasan yang dihuni oleh beragametnis, dan memiliki potensi konflik yang sama.Namun, Muara Baru menjadi satu kawasanaman dari konflik antaretnis, sedangkan Kalijodomenjadi daerah yang sepanjang tiga tahun,antara 1999-2002, terus-menerus menjadi pusatpemberitaan media massa, karena pertempuranantardua etnis yang berbeda, yaitu antaraMandar dan Makassar.

***

22

Page 23: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

23

Page 24: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Page 25: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Penjaringan, salah satu kecamatan diJakarta Utara, adalah salah satu sabuk darikota tua Jakarta. Keberadaannya sudahdikenal sejak awal pembentukan kota Jakartaatau Batavia pada pemerintah kolonial HindiaBelanda. Hal ini tak lain karena letaknya yangstrategis, tak jauh dari pelabuhan lama, SundaKelapa.9

Pembagian wilayah Jakarta, dalamadministrasi modern berdasarkan beberapadistrik (setingkat kecamatan) sudah dimulaioleh pemerintah kolonial Hindia Belanda padaAbad ke-19. Saat itu, “Stad (kota) Batavia”dengan daerah-daerah di sekelilingnyamerupakan suatu karesidenan, yang dipimpinoleh seorang residen.

emasyuran Kalijodo sebagai tempat mencari cinta sesaat,tak lekang oleh waktu. Di era setelah kemerdekaan, di tahun

1950-an, tempat ini masih dikenal sebagai kawasan pinggir kali,tempat orang mencari pasangan.

K

AKalijodo

dari Masa ke Masa

25

Page 26: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

26

Sampai awal abad ke-20, karesidenanJakarta itu terdiri dari wilayah-wilayah yangdisebut sebagai afdeling. Wilayah Jakartadibagi menjadi enam afdeling. Afdeling Stad enVoorsteden van Batavia (kota dan pinggirankota) wilayahnya meliputi distrik Penjaringan,Pasar Senen, Mangga Besar, dan TanahAbang.10

Dalam distrik Penjaringan inilah terletakkawasan Kalijodo. Kawasan yang diapit olehKali Angke, dan Sungai Banjir Kanal yangmerupakan sungai buatan untuk mengurangibanjir di wilayah Jakarta. Kalijodo inilah satukawasan yang melahirkan banyak legenda diJakarta.

Sesuai dengan namanya, Kalijodo, sejakmasa-masa penjajahan Belanda dikenalsebagai tempat orang mencari cinta. Dengansetting sejarah di tahun 1930-an, Novel Ca-Bau-Kan, seperti ditulis oleh Remy Sylado,mengisahkan kawasan bantaran sungai yangsudah kesohor oleh para pedagang-pedagangTionghoa. Di sini tempat para gadis pribumimendendangkan lagu-lagu klasik Tiongkok diatas perahu-perahu yang ditambat di pinggir kali.

Lebih dari sekedar cerita tentang ketenaranpara perempuan penghibur, novel Cau-Bau-Kan, juga syarat dengan nilai tentang hubunganantar etnis secara lebih realistis. Remymengisahkan kehidupan masyarakat keturunan

Page 27: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Tionghoa di Indonesia dalam kurun waktu 1918-1951, dengan menonjolkan peranan merekadalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indo-nesia. Dengan novelnya tersebut Remy Syladoseperti ingin membantah pandangan stereotipyang menyebutkan, bahwa keturunan Tionghoatidak memiliki andil dalam sejarah kemerdekaanIndonesia.11

Kemasyuran Kalijodosebagai tempat mencaricinta sesaat, tak lekang olehwaktu. Di era setelahkemerdekaan, di tahun 1950-an, tempat ini masih dikenalsebagai kawasan pinggirkali, tempat orang mencaripasangan. Bahkan sampaiabad ke-21, Kalijodo selainmenjadi tempat perjudianilegal, juga berkembangsebagai tempat prostitusi liar.Dari sini pernah terungkap,untuk pertama kali praktekperdagangan wanita olehPolsek Metro Penjaringan,pada September tahun 2001.

Praktek penjualan wanita terungkap setelahsalah seorang korban, sebut saja Sari, 22 tahun(bukan nama sebenarnya), melarikan diri darisebuah bar, di jalan Kepanduan, kawasan Gang

27

Pada awalnya, olehpetugas piket yangmenerima laporantersebut, dianggapkasus biasa, lantaranBar Cempaka, tempatSari disekap memangdikenal sebagaitempat pelacuran.Namun, setelah sayamembaca laporantersebut, sayakatakan bahwa kasusini kasus serius,tentang PENJUALANWANITA ....

Page 28: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Kambing, Kelurahan Pejagalan. Dalam kondisisakit, dia melaporkan perlakuan biadab yangjuga menimpa 16 kawannya yang masih disekapdi Bar Cempaka milik Iskandar.

Sari sendiri mengaku harus berjuang kerasuntuk bisa lolos dari bar itu. Berikut berbagaiusaha yang telah dia lakukan untuk bisa keluardari cengkeraman mucikari dan tukang pukulyang selalu mengawasi gerak-geriknya.

Saya ingin lari karena dibohongi, rasa sakit padaperut juga membuat semakin ingin melarikan diridari Bar Cempaka. Sebenarnya niat itu sudah lamaada, namun selalu gagal karena gerak-geriknyadiawasi Mami Sri, pengelola Bar Cempaka. “Sayapernah beberapa kali minta kepada tamu saya untukmembawa saya pergi dari tempat itu, tetapi merekasendiri juga takut dengan centeng-centeng mamiyang bertampang sangar. Namun, ada seoranglangganan yang bersedia menelepon bibi saya diCirebon,” ujarnya. Kesempatan untuk lari dari tempatitu, lanjut Sari, akhirnya tiba ketika dia sedangmenemani tamu, dan duduk di luar bar. Beberapakali, gerak-geriknya diawasi mami, tetapi begituperhatian mami beralih ke rekan-rekan lain, Sarilangsung kabur. Dia kemudian ditolong seorangwarga yang lalu mengantarkannya ke MapolsekPenjaringan, untuk melaporkan peristiwa yangmenimpa dirinya.12

Pada awalnya, oleh petugas piket yangmenerima laporan tersebut, dianggap kasusbiasa, lantaran Bar Cempaka, tempat Saridisekap memang dikenal sebagai tempatpelacuran. Namun, sebagai Kapolsek Metro

28

Page 29: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Penjaringan, setelah membaca laporan tersebut,saya katakan bahwa kasus ini kasus serius,tentang penjualan wanita di bawah umur atauyang dikenal dalam dunia internasional sebagaiwomen trafficking. Satu jenis kejahatanterorganisir, seperti halnya sindikat narkotika.

Betul juga, setelah kami menelusuri kasusini, ternyata para tersangka, memang dijebakoleh kelompok sindikat. Dari pengakuan Sariyang dikuatkan keterangan awan-kawannyasetelah kami menggerebek bar tersebut.Mereka dipaksa untuk menjual diri, setelahsebelumnya datang ke Jakarta untuk mencaripekerjaan sebagai pembantu rumah tangga.

Modus para tersangka menjerat parakorban relatif seragam. Setiba mereka diJakarta, dari kampung halamannya di Cirebon,Pekalongan, Garut, Tasikmalaya, di kawasanstasiun Senen, Jakarta Pusat, dan di terminalKampung Rambutan, mereka didekatiseseorang. Anggota sindikat inilah yangmenebar jaring, membujuk calon korba0,berdalih akan mencarikan pekerjaan. Jikakorban menolak, mulailah mereka memasangtaring. Mereka mengancam dan menyekapkorban di rumah kos-kosan milik pelaku.

***

29

Page 30: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Puing-puing sisa pertarungan dua kelom

pok di Kalijodo (F

oto : KO

MPA

S)

Page 31: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Di Kawasan Kalijodo, terdapat dua etnisbesar yang mendominasi kawasan tersebut.Selain jumlahnya yang melebihi kelompokmasyarakat lain, mereka juga memilikipengaruh yang luas. Mereka adalah kelompokmasyarakat Sulawesi Selatan. Namun,masyarakat ini terbagi lagi dalam dua kelompok,yaitu suku Mandar dan Bugis Makassar.

Walaupun sama-sama dari Makassarkedua kelompok mempunyai latar belakangkultural yang berbeda. Mereka mempunyaikepercayaan dan keyakinan agama serta politikyang tak seragam. Perbedaan ini tampaknyatidak terlepas dari ikatan kekerabatan dankelompok keluarga masing-masing.

Perbedaan sosio-kultural ini ternyata

31

hetto adalah pemukiman yang dihuni oleh suatu etnistertentu yang dipandang sebagai etnis yang kurang disenangi

oleh kelompok mayoritas masyarakat lainnya, karena dipandangjorok dan mempunyai cara hidup yang aneh.

G

BGang, Ghetto,

dan Preman Kalijodo

Page 32: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

mereka bawa juga, ketika mereka berada di satutempat yang jauh dari asal lingkungan hidupmereka, di perantauan. Seperti juga paraperantau dari daerah lain, Jakarta menjaditempat hidup mereka yang kedua, setelahtanah kelahiran.

Kota Jakarta sebagai ibu kota negara,merupakan kota metropolitan yang modern.Sebagai kota besar, Jakarta memiliki berbagaiorganisasi modern, seperti partai politik,beragam asosiasi, koperasi dan lain-lainnya.Dalam organisasi modern tersebut terdapatdeferensiasi dan spesialisasi, yang dapatmenampung dan menyalurkan kepentingan dankeinginan anggotanya. Walau demikian,organisasi kekerabatan dan kekeluargaanmasih tetap mempunyai peranan penting dalammengendalikan dan mempengaruhi tingkah lakudan tindakan-tindakan anggotanya.

Organisasi modern dengan berbagaipranata, norma, konvensi, dan hukum turutmengontrol tingkah laku profesional dan formalpara anggota masyarakat. Tetapi tingkah lakukultural mereka tetap dikontrol oleh organisasi-organisasi kelompok kerabat dan keluarga ataudaerah. Fenomena inilah yang nampak dariadanya organisasi kerukunan, yang di sampingberfungsi sebagai mengawasi tingkah lakukultural para anggotanya, turut membantumereka dalam situasi-situasi yang mendesak.13

32

Page 33: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Sayangnya, dua kelompok masyarakatMakassar dan Mandar, yang hidup di kawasanKalijodo, dalam sejarahnya memiliki akarkonflik yang panjang. Walaupun di tempatasalnya, seperti diceritakan oleh tokoh-tokohmasyarakat Sulawesi Selatan yang saya temui,mereka mengatakan, bahwa di Sulawesihampir tak pernah terjadi konflik antarakelompok masyarakat Bugis Makassar dengansuku Mandar.

Rupanya, persaingan hidup, untuk dapateksis di tempat perantauan seringkalimelupakan tata aturan. Kedua kelompok iniharus bersaing untuk memperebutkan sumberdaya kehidupan. Perjudian memicu merekauntuk saling bertarung. Kehidupan yang keras,melahirkan orang-orang kuat di kawasan ini.Mereka inilah jagoan-jagoan yang berkuasa ataslahan-lahan kosong di bantaran Sungai BanjirKanal maupun Kali Angke, yang mereka bangunsebagai lapak judi.

Pertarungan yang sengit dari duakelompok masyarakat itu, jelas mengganggukelompok masyarakat lain. Hal ini mengingatkankita pada kisah Ghetto di Amerika latin. Ghettoadalah pemukiman yang dihuni oleh suatu etnistertentu yang dipandang sebagai etnis yangkurang disenangi oleh kelompok mayoritasmasyarakat lainnya, karena dipandang jorok danmempunyai cara hidup yang aneh.14

33

Page 34: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Berbagai studi antropologi perkotaan diAmerika, khususnya bagi para pendatang dariMeksiko dan Amerika Latin lainnya, yangberhasil direkam oleh Whyte menunjukankehidupan Ghetto dan Slum, serta geng-gengyang terstruktur dan beraturan secara mantap.15

Kemiripan ini terjadi pada dua kelompok yangbertikai di Kalijodo. Inilah sekelumit kisah-kisahpertarungan antarkelompok masyarakattersebut.

***

34

Page 35: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Udara basah masih menyelimuti KompleksKalijodo, Kelurahan Pejagalan, KecamatanPenjaringan. Menjelang tengah malam, 22Januari 2002, di kawasan lokalisasi judi danwanita tuna susila (WTS) ilegal, gerimis belumberhenti. Becek menggenangi Jalan Kepanduanyang membelah kawasan padat penduduk.Sebuah sepeda motor yang ditumpangi olehUdin, seorang jagoan setempat melintasperlahan.

Searah dengan motor, tiga pemuda, Jalal,31 tahun (bukan nama sebenarnya), Amad, 22tahun, dan Yanto, 20 tahun, berjalan beriringan,memenuhi gang. Mereka baru saja menyaksikanluapan Sungai Banjir Kanal dari atas jembatanTrading. Di jalan yang sempit itu Udin yang

35

awasan Kalijodo selama ini dikuasai oleh dua kelompokgeng yang menguasai lahan-lahan, tempat perjudian

berdasarkan sistem kekerabatan.

K

CMatinya Seorang Jagoan

Page 36: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

mengendarai sepeda motor berpapasandengan iring-iringan tadi. Becek membuat Udinmemilih jalan yang lebih aman, namun akibatnyamotornya nyaris menyenggol Jalal. Jalal yanghampir terserempet itu pun mendelik tajamkepada si pengendara motor yang nyarismencelakainya.

Namun, mata si pengendara motormembalas lebih galak. Dengan mata melotot,Udin membentak Jalal, “Kamu tidak kenal saya!”Mendengar ancaman itu, Jalal pun menyahutdengan takut, “Saya kenal Daeng, kita sama-sama kenal, maafin saya Daeng,” mendengarjawaban itu, bergegaslah motor meninggalkanketiga orang tersebut.

Rupanya masalah tak selesai sampai disitu. Permintaan maaf tak membuat amarahjagoan itu reda. Ketika ketiga orang sampai didepan rumah Jalal, Udin yang masih geramberbalik menghampiri Jalal. Kali ini dengansebilah badik di tangan. Dengan nadamengancam, kerah baju Jalal ditarik,“Sekarang loe tau gua, gua mati’in loe!” kataUdin. Saat itu sebuah bogem mentah mendaratdi tengkuk jalal.

Jalal tak kalah cekatan, lepas daricengkeraman ia kabur ke dalam rumah.Diambilnya sebuah parang dari balik kasur dikamarnya. Kali ini keduanya siap bertarung,sama-sama menghunus senjata. Namun, Parang

36

Page 37: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Jalal lebih panjang ketimbang badik Udin, duelmenjadi tidak imbang.

Udin sebelumnya di atas angin kinikewalahan. Tiga kali bacokan mengenai tangan,kuping, dan leher Udin. Tebasan ketiga itulahyang membuat jagoan jatuh tersungkur. Darahpun menetes di jalan dari luka menganga. Darahbercampur air hujan yang masih menggenang.16

Melihat lawannya roboh, Jalal ambillangkahseribu. Ia pun nekad melompat keSungai Banjir Kanal yang saat itu tengah meluapkarena banjir. Golok dan sarungnya ia lemparke arus deras. Pembunuh itu pun lenyap ditelankegelapan malam. Dua kawan Jalal yang sedaritadi menonton hanya terkesima. Kemudianmereka juga ikut lari meninggalkan tempatkejadian. Mereka ngeri kena balasan kawan-kawan Udin.

Oleh warga sekitar Udin yang terkaparkemudian dilarikan ke Rumah Sakit Atmajaya,Pluit. Namun lantaran banyak mengeluarkandarah,nyawa Udin pun tak tertolong. MendengarUdin mati, gemparlah seluruh kawasan Kalijodo.Dalam sekejab massa yang kebanyakan kawandan kerabat Udin pun sudah berkumpul di tempatkejadian dengan berbagai senjata tajam sepertitombak dan pedang terhunus. Mereka mencarisi pembunuh.

Situasi pun bertambah genting, mengingatUdin berasal dari kelompok Makassar dan

37

Page 38: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

kebetulan adik dari Bedul—bukan namasebenarnya—bos pemilik rumah perjudian yangpunya banyak pengikut. Sedangkan tersangkaberasal dari Mandar, dua kelompok yang selalumembuat keributan di Kalijodo.

Malam yang dingin oleh hembusan anginlaut tak meredakan amarah kelompok yang telahkehilangan jagoannya. Bedul yang mendengaradiknya tewas oleh anak Mandar, langsungmenghambur ke lokasi kejadian. Padahal, saatmendapat kabar adiknya tewas, Bedul sedangmenikmati mimpi. Namun mimpi berakhir burukketika ia terjaga oleh kerabatnya yangmengabarkan kejadian tragis itu. Naik pitamlahdarah orang Bugis itu. Ia pun berlari ia darirumahnya.

Saat itu di tempat kejadian, sudah hadirbeberapa anggota polisi dari Polsek Penjaringanyang sedang meredam massa. Saat itusebagian massa hendak merusak rumah Jalal.Rupanya, Bedul tidak dengan tangan kosongdatang ke tempat kejadian. Sebuah pistol iatenteng dengan wajah merah padam. Pada saatbersamaan di lokasi nampak Amrul (sebut sajademikian), salah satu tokoh dari kelompokMandar, yang saat itu sedang bersama polisiberpakaian preman, Bedul pun langsungmerangsek, dipukulnya Amrul dengan gagangpistol. Dua pukulan lain menghantam pipi danmembuat bibir Amrul terluka.

38

Page 39: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Kejadian itu begitu cepat, membuatpetugas tak sempat bereaksi. Melihatpenyerangnya membawa senjata api, Amrultakut alang kepalang. Ia kabur menyelamatkandiri. Saat itulah Bedul menarik pelatuk dor, dor,dua kali suara menggema di udara. Namun,Amrul lolos dan selamat dari maut.

Saat itu, saya sedang berada tak jauh darilokasi kejadian. Saya kaget mendengar suaraletusan, tadinya saya berpikir itu suara senjataanak buah saya. Saya sempat bertanya, suarasenjata siapa? Namun, saat melihat Bedulmasih menggenggam pistol, saya langsungmemerintahkan kepadanya untuk segeramenyerahkan pistol itu. Namun, bukannya takutBedul malah balik menggertak, “Jangan adayang mendekat!” teriaknya sambilmenodongkan pistol ke arah saya.

Nampak mata Bedul merah menyalamenahan marah dan todongan pistol membuatsuasana seketika menjadi sangat tegang,semua mata warga tertuju kepada Bedul. Jikapelatuk itu ditarik tamat juga riwayat saya. Kalaupun melawan dengan mencabut pistol, pasti ialebih cepat menarik pelatuk. Dalam hitungansepersekian detik, sambil menatap tajammatanya, saya katakan, “Saya ini Kapolsek. Jikakamu tembak saya, saya mati tidak masalahkarena saya sedang bertugas demi bangsa dannegara. Namun, kalau saya mati Anda semua

39

Page 40: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

akan habis!”Rupanya kata-kata itu mengena, tensi

amarah Bedul sedikit mereda. Sambilmenurunkan senjata, Bedul sempatmengucapkan, “Saya tahu Bapak Kapolsek, tapisaya minta Bapak jangan ambil senjata saya,”katanya. Setelah itu ia pun ngeloyormeninggalkan tempat kejadian.

Sehari kemudian media massa pun ramaimenuliskan kejadian itu. Harian Kompas yangwalaupun terlambat satu hari, paling lengkapmenuliskan kejadian tersebut dengan judul,“Tukang Ojek Dibunuh di Kalijodo.” Kompasdalam awal tulisan melukiskan, keributan terjadidi tempat perjudian dan sentra lokalisasi wanitatuna susila (WTS) Kalijodo.

Sedangkan cerita penodongan ditulisharian Kompas sebagai berikut:

Bahkan, menurut seorang saksi mata yang tidakmau disebutkan namanya, Bedul malam itu sempatmenodongkan pistolnya ke Kepala Polsek MetroPenjaringan, mungkin karena tidak mengenalKepala Polsek Penjaringan dan kebetulan KepalaPolseknya tidak mengenakan seragam. “Namun,setelah berdialog akhirnya Kepala Polsek bisameredakan suasana,” ungkap saksi yang enggandisebut namanya.17

Rupanya pemberitaan yang jugamengisahkan drama penodongan itu, menarikperhatian para pimpinan Polda Metro Jaya.Banyak pertanyaan dari teman-teman dan para

40

Page 41: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

pimpinan di Polda,seputar penodongan itu.“Saya katakan, saya lebihm e m e n t i n g k a nperedaman keadaanketimbang menangkapBedul saat itu juga.”

Suasana saat itumemang sangatemosional, juga setelahkejadian. Keduakelompok yang sebelumnya pernah bertikai,sama-sama menyiagakan para pengikutnya.Kawasan Kalijodo selama ini dikuasai oleh duakelompok geng yang menguasai lahan-lahan,tempat perjudian berdasarkan sistemkekerabatan. Kelompok pertama adalahkelompok Bedul berasal dari Makassar dankelompok kedua Asman —bukan namasebenarnya— berasal dari Mandar.

Jalal, merupakan anggota kelompok “AnakMacan”, sebuah organisasi preman yangdiorganisir oleh Asman. Sedangkan Udin adalahkeponakan dari kelompok pesaing Asman,Bedul. Pembunuhan Udin kami prediksikandapat memantik perkelahian besar, antarduakelompok yang memang sudah lama berseteru.

Prediksi ini didasari oleh keberadaankelompok Mandar di bawah pimpinan Asmanyang sudah memiliki organisasi yang rapi.

41

Rupanya kata-kata itumengena, tensi amarahBedul sedikit mereda.Sambil menurunkansenjata, Bedul sempatmengucapkan, “Sayatahu Bapak Kapolsek,tapi saya minta Bapakjangan ambil senjatasaya, ....

Page 42: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Organisasi para pemuda penganggur menjadialat untuk mengamankan lapak-lapak judi. Jugamengamankan para “bandot” istilah untuk parabandar judi. Dalam organisasi tersebut terdapatkekuatan cadangan sekitar seribu anak-anakmuda yang bisa menjadi pasukan pemukul.Kelompok inilah yang kemudian menamakandirinya sebagai “Anak Macan”.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh IdhamAzis tentang “Organisasi ‘Arkan Malik’ dalamPengelolaan Judi di Kelurahan ‘X’ Jakarta.Disebutkan bahwa “Anak Macan” adalah strukturpaling bawah dari organisasi judi milik Asman.Namun walaupun menduduki tempat palingbawah, grup ini memiliki peranan besar sebagaipasukan khusus.

Masih menurut penelitian tersebut, “AnakMacan” tidak memiliki tugas khusus sepertikaryawan lainnya. Mereka bukan karyawanatau petugas operasional dari kegiatanperjudian. Tenaga mereka sewaktu-waktudibutuhkan seperti pasukan cadangan, untukmenjaga lokasi perjudian. Namun jumlah merekapaling banyak dibanding karyawan yang lain,bahkan ada yang menyebut jumlahnya sampaiseribu orang.

Mereka ditampung dalam pos-pos ataudivisi yang ada. Antara lain di bangunan yangbelum digunakan oleh organisasi tersebut. Yangtidak kebagian “barak” tinggal di rumah-rumah

42

Page 43: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

kontrakan dekat lokasi judi. Menurut penelitiantersebut, mereka “dipelihara” denganpertimbangan agar tidak menjadi “preman liar”.Dengan koordinatornya Arkan Malik. Walaupundalam organisasi, mereka memiliki aturan-aturan seperti tidak boleh membuat onar, mabuk,atau minum obat-obatan terlarang di sekitarlokasi perjudian, namun pada kenyataannyabanyak juga “Anak Macan” yang seringmembuat onar.18

Ketangguhan kelompok ini pernah terujiketika mereka berhasil menghalau serbuanpasukan berjubah dari Front Pembela Islam(FPI) yang hendak menganggu lokasi perjudianKalijodo. Saat itu, FPI lari tunggang-langgangmasuk jalan tol setelah kewalahan menghadapipasukan bersenjata tajam itu. Bahkan daripenelitian tersebut, didapatkan informasi bahwakelompok ini berhasil menyusupkan beberapaanggotanya ke dalam tubuh FPI, sehinggagerakan kelompok bersorban itu selaluterpantau, khususnya jika ada rencanapenyerangan ke Kalijodo.

Berbeda dengan Asman, kelompok Bedulwalaupun tidak terorganisir serapi saingannya,tapi tetap tak bisa dianggap remeh. Kelompokini memiliki ratusan pengikut setia yang selamaini menumpang hidup dengan keberadaantempat perjudian dan hiburan malam. Merekaterikat oleh perasaan senasib sebagai

43

Page 44: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

perantauan asal satu kampung halaman.Berdasarkan hubungan kekerabatan tadi,

munculah pola hubungan semacam patron andclient relationship. Para pemilik lapak yangmenyewakan lahan kepada para “bandot” ataubandar judi, menjadi induk semang. Merekadikitari oleh kelompok inti yang masihmerupakan bagian keluarga atau karib dekatsebagai pengelola bisnis. Sedangkan lingkaranluar, sebagai penjaga, tukang pukul, pengantarpenjudi, diisi anak-anak muda pengangguran.Mereka semua menggantungkan penghidupankepada perputaran meja judi.

Hanya saja, jika Asman mengandalkankelompok “Anak Macan” untuk mengamankantempat usahanya, Bedul mengamankan lahanjudinya dengan menjadikan para pengangguransebagai “Hansip”.

Pada puncak-puncak ketegangan antar duakelompok setelah pembunuhan Udin oleh Jalal,kami menempatkan pasukan penuh dari PolsekMetro Penjaringan, dibantu pasukan bantuandari Polres Jakarta Utara. Keputusan untukmeminta bantuan kekuatan yang lebih besar,kami putuskan mengingat jumlah personil Polsekyang hanya 200 personil jelas tidak akan mampumengatasi keadaan, jika pecah konflik terbukayang melibatkan ribuan massa. Rupanyakeberadaan polisi dalam jumlah besar danbersenjata lengkap di lokasi, sebelum

44

Page 45: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

pertempuran meletus, sangat efektif. Suasanaberangsur-angsur tenang. Sehingga dalamwaktu relatif singkat, keadaan memang sudahdapat dikendalikan.

Suasana itu juga didukung oleh kesigapananggota kami yang dalam waktu tak lebih dari24 jam setelah kejadian, berhasil menangkapJalal. Sehingga kami bisa meredakan kelompokyang marah setelah kehilangan seoranganggotanya.

Bagaimana kami menangkap Jalal? Untukmengejar Jalal, Kepala Unit Reserse danIntelejen, Polsek Metro Penjaringan, Inspektur I,Rony Samtana, memerintahkan satu Tim BuruSergap yang saat kejadian sedang berada diCikampek, Jawa Barat, sedang menanganimasalah pencurian kendaraan bermotor, segeraditarik ke Penjaringan untuk menangani kasusini.

Kami jelas tidak mau menunggu terlalulama. Gerak cepat diperlukan sebelummasalahnya berkembang terlalu jauh. Kamiseakan berkejaran dengan waktu, dalam situasiyang panas oleh konflik. Isu dan rumors biasanyaberdesingan secepat peluru. Berita dari mulutke mulut seringkali mengipasi bara yang sudahmenyala, sehingga dapat memancing masalahmenjadi lebih besar. Jadi kami ingin segeramenyelesaikan masalah sebelum masalahnyamenjalar ke mana-mana dan semakin sulit

45

Page 46: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

dikendalikan.Tindakan cepat bukan tanpa alasan.

Beberapa kasus kerusuhan di berbagai daerahseperti kerusuhan di Tasikmalaya akhir tahun1996, Sanggauledo, Kalimatan Barat, danKetapang, Jakarta Pusat yang menjalar sampaike Ambon, Maluku 1999-2002. Peristiwa ituberawal dari penganiayaan biasa yangterlambat ditangani.

Kasus ini dengan cepat berubah menjadiperkelahian antarkelompok, muncul provokasi-provokasi dari kelompok tertentu yang inginmengail di air keruh. Sehingga masalah yangpada awalnya sederhana bisa menjadi runyam.Bagi aparat keamanan, khususnya polisi, yangtidak menginginkan kasus ini menjadi besar,tentu akan lebih mudah mematikan api rokokketimbang memadamkan kebakaran besar.

Bukankah ada nasihat bijak dari filsufTiongkok, Lao Tze, “Selesaikan soal ketikamasih kecil. Siapa yang mahir mengatasi soalkecil, tidak akan terpaksa mengurus soal besar.Yang bangga karena mengurus soal besar,sebenarnya telah alpa mengurus soal kecil,” katafilsof ini.19

Saya tidak ingin Kalijodo menjadi arenapertentangan antaretnis. Pelajaran mahal telahkita dapatkan dari kasus bentrokan antarakelompok preman yang menjaga tempat hiburandan perjudian bola tangkas di Ketapang, Jakarta

46

Page 47: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Pusat. Kebetulan para preman tersebut berasaldari Indonesia Timur (baca, Ambon).

Bentrokan yang berujung pada pengusirankelompok preman Ambon di Jakarta tersebut,ternyata mempunyai ekor yang panjang.Kelompok yang terusir kemudian melebarkanfront pertempuran di daerah asalnya di Ambon.Dan, Ambon terbakar dalam waktu yang lama,hampir tiga tahun konflik berlarut-larut tanpapenyelesaian.

Pelajaran mahal itu selalu terngiang dalampemikiran saya. Tidak bisa dibayangkan jikaperseteruan antara kelompok Mandar danMakassar di Kalijodo juga melibatkan kelompokRoni—bukan nama sebenarnya—yang beretnisSerang, Banten. Kelompok Roni menguasaiwilayah sebelah barat Kalijodo, KecamatanTambora. Namun, karena letaknya di perbatasankecamatan, jarak antarkelompok tak lebih dariselemparan batu dan hanya dipisahkan olehsungai.

Bagaimana jika konflikterjadi dan sampai membuatkelompok Serangmengerahkan massanya dariBanten. Bukankah kelompokini tinggal nglurug dari arahbarat Jakarta dan dalamsekejab kawasan sempit danpadat penduduk itu bisa rata

47

Berita dari radiodengkul seringkalimengipasi barayang sudahmenyala, sehinggadapat memancingmasalah menjadilebih besar.

Page 48: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

dengan tanah.Sementara satu kelompok yang kalah

perang terusir pulang ke kampunghalamannya, membawa dendam-dendamkebencian dengan etnis tertentu. Lebihberbahaya lagi jika dendam itu diperlebar takhanya kepada etnis Serang, tetapi kepada or-ang Jawa di Sulawesi Selatan. Jika itu terjadi,sungguh sulit di-bayangkan, masalahnyamenjadi sangat runyam dam sulit diselesaikan.Karena itulah kecepatan untuk menuntaskanmasalah menjadi sangat penting. Kecepataninilah kunci utama yang akan menutupkemungkinan munculnya provokasi-provokasidari luar, mencegah desas-desus yangberpotensi memperkeruh keadaan.

Polsek sebagai bagian organisasikepolisian, yang berada di garis depan,berhadapan langsung dengan masyarakat,memang memiliki kewenangan otonom,sehingga bisa bertindak cepat untukmenyelesaikan kasus-kasus kriminal dilingkungan yang menjadi kewenangannya.Tulisan para pakar di media massa banyakmemberi inspirasi untuk bertindak cepat dalamkasus-kasus kriminal yang berpotensi menjadikerusuhan sosial dalam skala yang luas. Dalamsatu tulisannya, sosiolog Parakitri Simbolonmemberikan penjelasan:

Dulu penjajah tahu urgensi bertindak cepat dan

48

Page 49: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

otonom. Seperti diceritakan Pangeran Aria AchmadDjajadiningrat, seorang putra Banten yang amatterkemuka dalam birokrasi Belanda dulu. Pada tahun1880-an, kakek Achmad Djajadiningrat, AriaNatadiningrat, diganjar dengan jabatan Demang Patihdi daerah Banten karena sukses menyelesaikankerusuhan sosial, yaitu culik. Banyak desa diBanten ketika itu ditinggalkan penduduk karenatakut culik.

Belanda meminta Natadiningrat mengatasimasalah itu. Natadiningrat bukannya mengirimpolisi atau serdadu. Penduduk percaya, penculikbertubuh besar, berjanggut panjang, denganpedang panjang dan pentungan besar. Dahsyat.Setelah kerja keras memeriksa keadaan,Natadiningrat paham, penculik adalah parajawara yang mula-mula menakut-nakuti anak-anak gembala dengan tampang seram,sehingga anak-anak itu lari ketakutan kekampung mereka. Setelah seluruh kampung larimengungsi, para jawara bebas menguras hartayang ditinggal.

Dengan bantuan beberapa polisi,Natadiningrat segera menangkap beberapapenculik, lalu mengurung mereka. Mereka laludiikat pada tonggak-tonggak di pintu pasar. Iamenyediakan rotan pemukul, lalu mengizinkansemua pengunjung pasar memukulkan rotansekuat tenaga di punggung tiap tangkapan,tetapi hanya boleh sekali saja. Akibatnya pasarmenjadi amat ramai, dan peristiwa culik lenyap

49

Page 50: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

(KOMPAS, 29 April 2001)

Page 51: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

seluruhnya hanya dalam beberapa hari, dantidak pernah muncul lagi selama Natadiningratmemangku jabatannya sebagai Demang Patih.20

Ketepatan dan kecepatan itu, kata kuncipenyelesaian masalah. Setelah Tim Buser tibadi kantor dan segera mempelajari kasus,menggali informasi dan menganalisanya,kesimpulannya, tim segera diperintahkanmeluncur ke Serang, Banten. Pagi-pagi butaanggota kami sudah mengejarnya ke sana.Mengapa tim berangkat ke Serang? WalaupunJalal berasal dari kelompok Mandar, ia telahberistri gadis Serang. Menurut informasi, iakerap mengunjungi nenek isterinya di daerahtersebut. Namun dari pengejaran ke rumahnenek dan mertua Jalal, tim tak menemukan sipelaku yang memiliki nama samaran Rizal.

Walaupun demikian, jejak Jalal telahterendus. Tim mendapatkan informasi pentingyang menyebutkan Jalal pergi ke rumahpamannya untuk mengobati lukanya, di daerahLabuan. Tepatnya di ujung Serang, jauh melewatiPantai Anyer. Ternyata benar, ia ada di sana.Lewat pengepungan pada senja hari menjelangmagrib, tim berhasil meringkus Jalal.21

Keberhasilan menangkap pelakupembunuhan dalam waktu yang singkat cukuppenting, terutama untuk meredam amarahkelompok yang telah kehilangan anggotanya.Akan timbul kepercayaan dari kelompok yang

51

Page 52: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

marah bahwa polisi tidak tinggal diam dan telahbergerak cepat.

Penegakan hukum yang tegas juga berlakupada Bedul. Ia kami tangkap dengan dasarpenganiayaan dan kepemilikan senjata apiilegal. Ini untuk menunjukkan kepadakelompoknya bahwa tidak bisa seseorang mainhakim sendiri dan bergaya koboi menentengsenjata api.

Penangkapan Beduldiawali oleh adanya laporanpengaduan dari Amrul, korbanpemukulan Bedul, ke Polsek.Pemukulan dengan gagangpistol itu ternyata membuatbengkak di pipi dan bibirAmrul. Hal ini dikuatkan olehVisum et Repertum yangdikeluarkan Dokter JohannesGunawan dari Rumah SakitPluit. Dokter menyimpulkanyang menyebabkan lukaAmrul adalah akibat

kekerasan benda tumpul.22

Bedul ditangkap oleh Tim Reserse PolresJakarta Utara, sehari setelah kejadian. DariBedul juga disita sepucuk pistol jenis FN merkFegarmy, berikut dua butir peluru. Selain itu, turutdisita pula surat tugas dari sebuah perusahaandistributor dan penjualan senjata api dan bela

52

Mereka lalu diikatpada tonggak-

tonggak di pintupasar. Ia

menyediakan rotanpemukul, lalu

mengizinkan semuapengunjung pasarmemukulkan rotan

sekuat tenaga dipunggung tiaptangkapan, ....

Page 53: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

diri. Menurut pengakuan Bedul, ia memukulAmrul, karena ia menduga anak buah Amrul yangmelakukan pembunuhan terhadap adiknya.Amrul memang salah satu tokoh “Anak Macan”.Sebenarnya pada saat kejadi-an, Amrul beradadi dekat TKP setelah ia diminta oleh anggotaPolsek mencari si pembunuh yang termasukanggota kelompoknya.

Sedangkan pengakuan Bedul, soalkepemilikan senjata api yang ada di tangannyasudah sah. Ia mengaku memiliki izin membawasenjata, dan sudah mendapatkan izinkepemilikan senjata api yang dikeluarkan olehMabes Polri. Walaupun demikian, tentu sajapenggunaan senjata ada aturannya. Dalamketerangan pihak PT. Budiman Maju Megah,perusahaan yang mengeluarkan senjata Bedul,diperoleh informasi bahwa ia hanya rekananperusahaan importir senjata tersebut dan tidakdiperbolehkan menggunaan senjata berbahayaitu secara serampangan.

Apalagi ternyata, surat tugas yangdikeluarkan perusahaan tersebut bersifatsementara untuk membawa, selama prosesmenunggu surat izin resmi dari Mabes Polri.Selama izin belum keluar, senjata masih menjadimilik PT Budiman Maju Megah. Pada akhirketerangannya, pihak perusahaan tersebutmenyatakan, perbuatan yang dilakukan Bedulapabila melanggar hukum dan ketentuan yang

53

Page 54: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

berlaku, patut diberikan sanksi sesuai bobotpelanggarannya.

Soal penodongan terhadap Kapolsek,menurut pengakuan Bedul di depan penyidik,ia tidak tahu menahu ada petugas di tempatkejadian. Ia menodongkan senjata kepadaKapolsek, mengingat saat kejadian malam haridan Kapolsek tidak berpakaian dinas.23

Penangkapan terhadap dua pelakukejahatan dari dua kelompok yang berseterupenting sekali untuk menunjukkan keseriusanaparat keamanan. Ini penting dilakukan agarkelompok yang tadinya sudah mengasahsenjata, percaya kepada aparat danmenyerahkan penyelesaian kepada petugas,tidak bertindak main hakim sendiri.

Atas tindakannya, belakangan Bedulmendapat ganjaran dari pengadilan selamatiga bulan. Secara jujur, saya kecewa denganputusan pengadilan yang terlalu ringan atas or-ang yang telah melawan petugas dan hampirsaja menimbulkan keributan dalam skala yangluas di Kalijodo.

Pembunuhan Udin memang menambahdaftar panjang aksi-aksi kekerasan antarduakelompok di Kalijodo. Peristiwa yang lebihtragis sebenarnya pernah terjadi pada tahun1993. Cerita dari para tetua dan petugas polisiyang lama bertugas di daerah tersebutmenyebutkan, saat itu dari kelompok Makassar

54

Page 55: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

ada jagoan yang terkenal bernama DaengLeang, yang juga membuka usaha perjudian didaerah tersebut.

Di puncak konflik Daeng Leang dibunuholeh kelompok pesaingnya. Cerita pembunuhantersebut dilukiskan oleh Majalah Tempo, sepertisebuah drama yang berujung pada tragedi:

Di tengah malam itu rumah judi kelompok Asman,sekitar 200 meter dari rumah judi kelompok Leangkebanjiran petaruh. Lalu terjadi perang mulut antarapetaruh dan bandar judi. Buntutnya, meja judidibalikkan. Seorang oknum aparat, yang didugamembekingi kelompok Leang, menarik pelatuksenapannya, “dor”. Tidak ada korban, kecualipetaruhnya lari tunggang langgang. Para pelacurmenjerit ketakutan, di tengah bau minuman.Kelompok Asman menduga ulah itu datang dariLeang. Selasa malam, kedua kelompok salinglempar batu bata. Tujuh rumah rusak ringan.Bentrokan reda setelah aparat Polsek dan KoramilPenjaringan datang mengamankan. Rabu malamakhir September, Leang dan rekannya, Akongmengira situasi sudah aman. Mereka datang kerumah judi kelompok Asman. Ternyata, Leangmengantar nyawanya. Akong berhasil kaburmenyelamatkan diri. Leang ditusuk anak buahAsman. Ayah dua anak yang berusia 36 tahun itudihajar sampai tewas. Ususnya terburai. Kemudian,mayat Leang diseret sejauh dua puluh meter untukdiceburkan ke kali.24

Walaupun jenazah Leang akhirnyamenyembul ke atas kali, namun versi lain daricerita lisan yang beredar di kalangan

55

Page 56: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

masyarakat sekitar menyebutkan, mayat Leangtak pernah ditemukan. Cerita inilah yang sampaisekarang melegenda di kalangan wargaKalijodo.

Cerita permusuhan antarkelompok inilahyang kemudian diturunkan dari generasi kegenerasi lewat tradisi cerita lisan antarkomunitas. Salah satu pihak memandang Leangsebagai tokoh panutan, sedangkan kelompoklain melihatnya sebagai orang jahat yang berhasildisingkirkan.

Seperti virus yang menyerang tubuh,dendam tidak bisa dimusnakan seketika,dendam sudah tertanam di alam bawah sadarmereka. Kenyataan inilah yang mudahmeletupkan persoalan sepele, sebagai akibatmabuk-mabukan dan percekcokan.

Walaupun demikian, sepeninggal DaengLeang, bentrokan antar kelompok semakinjarang terjadi. Hal ini lantaran hanya ada satutokoh yang disegani oleh kedua kelompok.Tokoh tersebut adalah Kamilong, seorangpensiunan tentara yang sudah lama menetapdi kawasan tersebut.

Kamilong adalah perintis usaha perjudiandi kawasan tersebut. Berdasarkan penelitianIdham Azis, pada tahun 1980, Kamilong mulaimerintis tempat perjudian dengan membuka judikoprok tradisional. Judi jenis ini memang sedangdigemari oleh kalangan masyarakat bawah,

56

Page 57: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

termasuk kelompok masyarakat Betawi yangtinggal di sekitar Kalijodo.

Selama menjalankan bisnis perjudiannya,tidak banyak gangguan didapatkan. Baik dariulah para preman liar, maupun aparat keamananyang sering ikut permainan tetapi lebih seringmemeras. Untuk kelangsungan hidup usahanyaitulah kemudian Kamilong mengorganisirkelompoknya, yang pada awalnya hanyadikelola oleh keluarga dekat dan kemudiandiperluas keanggotaannya berdasarkankesamaan asal daerah.

Bisnis yang terus berputar, membuatusahanya makin dikenal di kalangan pecandujudi di Jakarta. Untuk menggaet para penjudidari etnis Tionghoa, digelar jenis permainan TaShiao, yang digemari warga keturunan. Dari TaShiao inilah perkembangan judi kemudiansemakin besar. Apalagi kawasan Kalijodosangat strategis dan diapit oleh kawasan-kawasan Pecinan. Seperti Pluit, Muarakarang,di sebelah timur dan utara. Benteng Tangerangdi sebelah barat dan lain-lain. Jadi bisa disebutperjudian itu dapat tumbuh besar karenamemang ada pasarnya.

Perjudian di Kalijodo semakin besarkarenatempatnya yang terbuka. Banyak lorong-lorongdan gang sempit yang memudahkan para‘bandot’ dan petaruh lari jika ada penggrebekanpolisi. Apalagi, kawasan itu dikenal secara

57

Page 58: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

turun-temurun sebagai daerah tempat perjudian.Berbagai fasilitas menarik juga diberikanpengelola lapak untuk memanjakan parapenjudi, seperti pengawalan bagi mereka yangmenang sampai di rumah.

Sedangkan upaya yang dilakukan parapengelola lapak untuk melestarikan usahanyaadalah dengan melakukan pendekatan kepadaaparat keamanan. Itu sudah dilakukan olehKamilong yang mengadakan pendekatandengan pihak aparat keamanan, aparatPemda, dan juga membantu warga masyarakatdi sekitar lokasi perjudian. Hal inilah yangmembuat ia semakin disegani.

Namun, sepeninggal Kamilong pada tahun1990-an, kelompok-kelompok judi yang semakinbesar, seperti kehilangan induk semang.Persaingan antar kelompok sering terjadi.Sementara tokoh yang bisa meredamperselisihan tidak ada. Akibatnya, perselisihanyang pada awalnya hanya masalah sepele, danakhirnya menjadi keributan antarkelompokdalam skala besar.

***

58

Page 59: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Page 60: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

60

Page 61: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

elama laut belum mengering mereka masih akan tetapdapat mencari makan.”

S

AAwal Penanganan

Sampai akhir tahun 2000, di kawasanKalijodo sudah bisa dibilang sepi dari pertikaianantarkelompok. Di tahun itu, pertikaian hanyaterjadi di awal tahun. Walaupun demikian, setiapperkembangan terus dimonitor dari kawasanrawan tersebut.

Bentrokan baru terjadi pada akhir Mei2001. Kejadian itu, persis pada minggu pertamasaya menjabat sebagai Kapolsek MetroPenjaringan. Saya sempat berpikir, barangkaliini ujian pertama menjadi Kapolsek, menanganikasus tawuran massal dua kelompok etnis yangberbeda.

Dari pengamatan atas kasus-kasuskeributan di daerah Kalijodo pada khususnya,dan di wilayah Kecamatan Penjaringan pada

61

Page 62: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

62

umumnya, sebagian besar keributan dipicu olehmasalah sepele. Berawal dari mabuk-mabukkan, adu mulut, dan kemudian berujungpada perkelahian massal. Ini terkait dengankharakteristik masyakarat nelayan yang tem-peramental.

Bisa dikatakan, bahwa pemicu keributanadalah persoalan salah paham dan adu mulut,bensinnya adalah minuman keras, dan jeramikering yang tersedia adalah dendam persainganantarkelompok. Sebagai salah satu ciri darimasyarakat nelayan, kebiasaan menenggakminuman keras sudah menjadi budaya.Terutama di kalangan anak-anak muda. Merekarela menghamburkan uang untuk minuman keras,lantaran mereka memiliki prinsip, “Selama lautbelum mengering mereka masih akan tetapdapat mencari makan.”

Setelah mabuk itulah segala sesuatu bisaterjadi. Berawal percekcokan, pemukulan, danpenganiayaan. Ujung-ujungnya, masing-masing pihak membawa kelompoknya masing-masing. Maka semakin membesarlah frontpertikaian. Apalagi masing-masing pihak sama-sama memiliki senjata tajam, dari tombak,panah, pedang samurai, badik, dll.

Karena hampir sebagian besar perkelahianantar pemuda dipicu oleh minuman keras, makagaris besar kebijakan polsek adalah terusmelakukan razia terhadap miras. Hal ini perlu

Page 63: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

63

untuk meminimalisir peredaran minumanmemabukan ini. Untuk itu, kami melakukanpenggerebekan secara berkala, bagiperdagangan minuman keras tanpa izin.

Bentrokan antardua kelompok pada akhirMei 2001, yang berlangsung selama dua hari,mengakibatkan 16 rumah lapak judi dan WTSterbakar. Serta rumah-rumah penduduk setem-pat terbakar. Perkelahian massal ini melibatkanribuan warga setempat. Akibat kejadiantersebut, telah membuat sejumlah wargamengungsi ke tempat yang jauh dari pusatkonflik.

Untuk meredakan perkelahian massal saatitu, Polsek Penjaringan jelas tidak mampu. Untukitu didatangkan bantuan dari Polres Jakarta Utaradan Polda Metro Jaya. Bahkan polisi sampaiharus melumpuhkan peserta tawuran denganmenembak mereka. Ada empat orang terlukakarena tembakan polisi. Polisi juga bertindakcepat dan segera menangkap provokator. Padahari kedua, Joni orang yang diduga kuat sebagaibiang kerok kejadian, dapat ditangkap. Untukpemeriksaan, Joni digiring ke Polda Metro Jaya.

Sejumlah kesatuan ditempatkan untukmenjaga kawasan itu, agar kerusuhan tidakterulang lagi. Di bagian utara dijaga satu peletonSatuan Polisi Air dan Udara (Satpol Airud).Sedangkan di sisi barat, penjagaannyadilaksanakan secara bergantian antara anggota

Page 64: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

64

Brigadir Mobil (Brimob) dan anggota PolsekMetro Tambora. Saat itu yang menjabat sebagaiKapolsek Tambora adalah teman satu angkatansaya di akademi, Ajun Komisaris Merdisyam.

Keberadaan pasukan polisi dalam jumlahbesar sebenarnya ada ceritanya tersendiri.Menjelang bulan Agustus 2001, situasikeamanan nasional, khususnya Jakarta, mulaimemanas. Saat itu, kepemimpinan PresidenAbdurrahman Wahid (Gus Dur) terus digoyangoleh DPR, yang kemudian menimbulkan reaksiperlawanan sengit dari kalangan wargaNahdlatul Ulama (NU) yang menjadi pendukungGus Dur. Waktu itu muncul ancaman warga NUJawa Timur akan datang ke Jakarta untukmelancarkan aksi demonstrasi besar-besaranke DPR.

Menghadapi situasi keamanan Jakartayang tidak menentu, Kapolri yang saat itu dijabatJenderal Pol. Drs. Bimantoro, sejak awal Junitelah menempatkan pasukan cadangan dariBrimob dan pasukan lain yang tidak melakukantugas-tugas pelayanan masyakat, seperti PolisiLaut dan Udara di Jakarta Utara. Pasukan inidisiagakan untuk menghadapi situasi yang tidakmenentu.

Keberadaan pasukan cadangan yangdisiagakan di kawasan Jakarta Utara, membuatkerusuhan di Kalijodo dengan cepat dapatdipadamkan, karena faktor kecukupan pasukan.

Page 65: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Prosedur permintaan bantuanpasukan cadangan Brimob yangsebelumnya berada di bawahkendali operasi (BKO) PolresJakarta Utara, atas permintaanPolsek, diperintahkan untuk bisamembantu kami di Penjaringan.Sehingga, Brimob yang ditarikuntuk memadamkan Kalijodo,dalam istilah militer lazim disebutpasukan yang diperbantukanatau disebut di bawah perintahPolsek Metro Penjaringan.

Keberadaan polisi di tempat pertikaiandengan tujuan untuk mendinginkan suasana,ternyata efektif. Akhirnya, kedua kelompoksepakat berdamai. Mereka membuatkesepakatan dan berjanji tidak akan melakukantindakan pembalasan. Saat itu tetua dan tokoh-tokoh kedua belah pihak sudah mengeluarkanmaklumat bersama untuk mengakhiri konflik.

Untuk meredakan kekhawatiran warga,terutama kepada keluarga yang yang sempatmengungsi, lewat media massa, saya tegaskanbahwa masyarakat sekitar tidak perlu cemaslagi. “Kedua kelompok yang terlibat tawuransudah berjanji tidak akan melakukan suatu apapun yang bersifat pembalasan. Kedua kelompokitu juga sudah saling berdamai. Jadi, warga tidakperlu khawatir lagi,” kata saya.25

65

Karena hampirsebagian besarperkelahianantarpemudadipicu olehminuman keras,maka garis besarkebijakan polsekadalah terusmelakukan raziaterhadap miras.

Page 66: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Sedangkan sebagai upaya pencegahandini dan pendinginan suasana di Kalijodo, secarabergiliran dalam waktu satu minggu masih teruskami tempatkan pasukan Brimob di kawasantersebut. Ada dua Kompi Brimob yangdisiagakan di tempat kejadian.

***

66

Page 67: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Pengelompokan masyarakat di Kalijodolebih didasarkan oleh kelompok asal daerah.Dua komunitas besar, Suku Mandar, SukuMakassar, dan satu komunitas Serang. Tentusaja masih ada kelompok masyarakat lain yangberasal dari Jawa dan Sumatera. Namun, ketigakelompok inilah yang banyak menguasai lahan-lahan kosong di bantaran sungai, sebagaitempat perjudian. Lahan mereka kuasai dengancara menempatkan para preman untuk menjagalahan yang mereka patok.

Di atas tanah itulah mereka mendirikanlapak-lapak judi. Penguasan lapak judi danpermainan judi itu sendiri yang syarat denganpersaingan membuat antar kelompok semakinkental. Masing-masing kelompok memperbesar

67

erjudian di Kalijodo sering dianggap perjudian “kelas teri”,padahal sebenarnya omset judi di sini cukup besar. Beberapainformasi menyebutkan bahwa perputaran uang dari meja judi

dalam setiap harinya mencapai 500 juta rupiah.

P

BMenemukan

Akar Permasalahan

Page 68: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

jumlah anggota berdasarkan sistemkekerabatan. Kelompok Makassar menambahanggotanya asal Makassar, kelompok Mandarpun demikian juga. Hal berkait denganmeningkatnya pengangguran akibat krisismoneter.

Berdasarkan lingkungan sosial, yangterpolarisasi sedemikian rupa, saya pelajari,setiap kasus tawuran antarwarga selalu dipicuoleh kasus penganiayaan. Karena itulah polsekmemberikan atensi khusus untuk kasus 170dan 351. Penyebutan kasus itu berdasarkanpasal pada Kitab Undang-Undang HukumPidana (KUHP). Pasal 170 adalah tindakpengeroyokan dan pasal 351 penganiayaanmenyebabkan luka berat atau ringan sampaimeninggal. Biasanya kasus akan cepat meluasdan melibatkan massa dalam jumlah besar, jikapenganiayan dilakukan oleh dua kelompok gangatau dari etnis yang berbeda.

Biasanya, setelah terjadi konflik, khususnyadi Kalijodo, akan diikuti upaya perdamaian.Dalam pernyataan perdamaian itu, masing-masing kelompok diminta untuk menertibkananak buah mereka. Sehingga pernah ada butirperdamaian yang meminta, jika ada satuanggota kelompok A membuat ulah di tempatB, maka kewajiban kelompok B untukmengembalikan kepada kelompoknya danmenjadi tugas ketua kelompok untuk

68

Page 69: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

menghukum anak buah mereka yang sukamembuat ulah.

Tetapi model hukuman ini tidak efektif,seringkali muncul ketidapuasan, terutama ketikaada anak buah kelompok yang membuat ulah,ternyata tidak dihukum oleh ketua kelompoknya.Walaupun kematian Udin tidak menimbulkankeributan massal antardua kelompok, karenakecepatan antisipasi kami, namun bibitpermusuhan yang dari kedua kelompok tetapmenjadi potensi kerawanan yang sewaktu-waktudapat meledak. Ini kemudian terbukti, satu bulansetelah peristiwa pembunuhan, perkelahianantarkelompok terjadi lagi.

Kejadian pada pertengahan bulan Februari2002, diawali oleh kasus mabuk-mabukanbeberapa pemuda. Mereka mabuk di depanwartel di samping sebuah bar. Tanpa diketahuidengan pasti, pemuda yang mabuk kemudianmembuat onar, akibatnya timbulah perkelahian.Dan, seperti biasanya, setiap perkelahian selaludisertai dengan aksi pembakaran.

Pembakaran wartel dan bar membuatpemiliknya kaget, dan meninggal dunia akibatserangan jantung. Pemilik bar dan wartel tersebutbernama Daeng Subuh, salah satu tokoh darikelompok yang sering bertikai. Dalam waktusekejab, ada 27 tempat tinggal dan sebuahwartel terbakar, apalagi bangunan yangsebagian besar berupa bangunan semi

69

Page 70: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

parmanen, sehingga mudah dilalap si jagomerah.

Polisi yang diturunkan di tempat kejadian,ternyata mengalami kesulitan menghalauperkelahian yang terjadi di malam hari danberlangsung di gang-gang sempit. Aksiperkelahian yang sudah keterlaluan ini,membuat kami tak segan-segan untukbertindak tegas. Malam itu kami mengerahkanpasukan dalam jumlah yang besar, dan berhasilmenangkap 49 orang, 45 di antaranyamembawa senjata tajam.

Selain itu, perkelahian itu juga menjadialasan buat kami untuk melakukan sweepingsenjata tajam. Jika sebelumnya aksi perlucutansenjata tidak pernah dilakukan, mungkin hal itudisebabkan karena keterbatasan pasukan, dan

seringnya kejadian tawuranyang berlangsung padamalam hari, sehinggamenyulitkan petugas untukmelakukan razia. Tetapi,malam itu saya turun tangansendiri. Selain menangkappara pelaku perkelahianyang membawa senjata,kami juga masuk ke rumah-rumah penduduk.

Penggeledahan kamilakukan ketika perkelahian

70

Di suatu rumah yangdihuni oleh seorang

ibu rumah tangga,bernama Yatmi, 40

tahun, warga Jln.Kepanduan, RT 03

RW 05, kamimenemukan hampir

300 batang matatombak yang terbuat

dari pipa besi.

Page 71: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

sempat berhenti. Hasilnya sungguhmencengangkan. Di suatu rumah yang dihunioleh seorang ibu rumah tangga, bernama Yatmi,40 tahun, warga Jalan Kepanduan, RT 03 RW05, kami menemukan hampir 300 batang matatombak yang terbuat dari pipa besi. Matatombak inilah yang kemudian dipasangkandengan pipa-pipa besi sepanjang hampir duameter dengan cara dilas. Selain mendapatratusan tombak, kami juga menyita 4 senjata apidengan 269 butir peluru, 20 samurai, 8 golok,14 badik, 10 palu, 7 linggis, 14 ganco pemecahbatu es, 1 kapak, dan 1 ketapel. Barang-barangberbahaya itu sebenarnya hampir tidak pernahkami temukan ketika dalam kondisi damai.

Walaupun hampir 50 orang sebagai biangkerok sudah kami tangkap, perkelahian masihterjadi lagi pada pagi harinya. Perkelahian pagiitulah yang membawa korban anggota polisi,Brigadir Dua Ronald Sianipar dari kesatuanSabhara Polda Metro Jaya, yang pagi ituditempatkan di Kalijodo dalam upayapendinginan situasi. Namun dengan cepat kamiberhasil menangkap pelaku pemanahan, yangbernama Abdul Kahar.

Akibat dari perkelahian yang disertai aksipembakaran rumah dan lapak-lapak judi,puluhan keluarga mengungsi meninggalkantempat yang tidak aman tersebut. Selain itu,sekitar 10 orang yang terlibat perkelahian,

71

Page 72: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

mengalami luka akibat kena bacok atau sabetansenjata tajam. Tempat perjudian ilegal yangdimaksud adalah bangunan lapak-lapak judiyang dibangun di atas badan kali sudetan dariKali Banjir Kanal ke Kali Muara. Bangunantersebut sebenarnya sudah menyalahi aturanperuntukan lahan, karena daerah sudetan sungaitermasuk dalam jalur hijau. Tapi, pembangunantempat-tempat judi tersebut jelas di luarkewenangan polisi, melainkan wewenangpemerintah setempat.

Jajaran pimpinan Polda Metro Jaya sendirisudah berkali-kali memberikan warning kepadaPemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta untuklebih memperhatikan kawasan rawan kejahatantersebut. Hal itu seperti dikatakan oleh KepalaDinas Penerangan waktu itu, Kombes AntonBachrul Alam, Polda akan sesegera mungkinmeminta Pemerintah Daerah Propinsi DKIJakarta dan DPRD untuk bersama-samamenangani kawasan Kalijodo secarakomprehensif. Bahkan Pak Anton menekankan,“Kami lebih senang kawasan prostitusi danperjudian Kalijodo itu ditutup, sebagaimanadilakukan terhadap Kramat Tunggak,” katanya.

Sikap tegas para pimpinan Polda MetroJaya, memberi kemudahan bagi kami untukmeminta bantuan pasukan pengamanan.Terlebih penting lagi, pendelegasian wewenangkepada kami untuk secara “otonom” mencari

72

Page 73: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

73

jalan yang terbaik untuk menyelesaikanpermasalahan. Hal ini membuat kami yangberada di garis depan lebih leluasa dalambertindak. Apalagi keberadaan lokalisasiperjudian yang disinyalir menjadi pemantikkeributan antarkelompok memang sudah sangatmeresahkan. Keresahan ini terbukti, seminggusetelah kejadian sebelumnya, kerusuhan besarterjadi lagi. Padahal upaya pendinginan dansweeping senjata sudah dilakukan. Lagi-lagi duakelompok pembuat onar bertikai. Mereka salingmelakukan penyerangan. Akibat dari pertikaianitu tiga orang mengalami luka berat akibat kenasabetan golok. Selain itu, sekitar 225 rumahhangus terbakar.

Kerusuhan antarwarga yang terakhir terjadipada bulan April 2002. Kejadian itu telahmengakibatkan lima orang pelaku perkelahianterkena panah. Dalam kejadian tersebut, kamimenangkap 29 orang yang terlibat perkelahian.Selain itu, kami juga menemukan 67 anakpanah, 4 golok, sejumlah pisau, tombak,ketapel, dan sebuah bom molotov.

Setelah pertikaian dapat dikendalikan, paratokoh dari kedua kelompok kemudiandikumpulkan untuk membuat perjanjian tidakakan melakukan perkelahian lagi. Walaupunmemang ada nada pesimisme dari warga,setidaknya ada janji dari para pentolankelompok untuk tidak mengulangi pertarungan

Page 74: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

lagi.Lantas mengapa perkelahian antar

kelompok judi bisa terjadi? Seperti yang sayauraikan di atas, persaingan yang tajam antarapenguasa lapak-lapak judi inilah yang palingdominan menimbulkan keribuatan antarkelompok. Jika salah satu di antaranya lebihramai dikunjungi penjudi, maka lapak yang sepiakan kekurangan omset pemasukan. Hal inilahyang membuat anak-anak muda yang iri hatimembuat onar.

Perjudian di Kalijodo sering dianggapperjudian “kelas teri”, padahal sebenarnya omsetjudi di sini cukup besar. Beberapa informasimenyebutkan bahwa perputaran uang dari mejajudi dalam setiap harinya mencapai 500 juta ru-piah. “Uang 100 ribu rupiah di lapak judi Kalijodotidak ada artinya. Orang sekali main bisa pasang10 jutaan. Memang gila-gilaan. Tapi sebenarnyaperjudian ilegal bukan hanya di Kalijodo. Ditempat lain di Jakarta, juga ada pusat perjudian,akan tetapi tak membuat keributan,” ujar seorangwarga.26

Para bandar judi dan para pemainnyamemang kebanyakan berasal dari kelompokmasyarakat Tionghoa. Sedikit, atau bahkan bisadikatakan jarang, pemain judi dari kalanganpribumi. Namun, para pemilik lapak inilah yangmenyediakan tempat untuk disewakan, bahkanjuga jasa pengamanan sampai mengantar

74

Page 75: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

75Berbagai senjata yang digunakan dalam tawuran antar kelompok di Kalijodo

Page 76: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

bandar dan para pemenang taruhan ke tempattujuan. Para bandar dan pemenang, sepertidimanjakan dengan pelayanan para pemiliklapak.

Untuk mengamankan usaha perjudian ini,para pemilik lapak bersikap “baik” kepadaaparat. Karena itulah saya menyebut kawasanjudi ini dengan istilah “ATM nasional”. Parapengelola judi tak segan-segan memberikansedikit keuntungannya kepada oknum polisi,tentara, maupun aparat pemda. Ibaratnya,semua lapisan ikut menikmati “uang panas”tersebut.27

Namun kebijakan saya selaku KapolsekMetro Penjaringan, melarang keras anggotapolsek mengambil “jatah mel” dari tempat judiKalijodo. Garis kebijakan ini saya keluarkansetelah kerusuhan pertama yang saya tangani.Atau kurang lebih, sekitar satu bulan setelahsaya menjabat Kapolsek.

Di awal-awal saya menjabat KapolsekMetro Penjaringan, saya perhatikan memangada anggota saya yang sering datang keKalijodo. Mereka tidak datang ke lokasiperjudian, tapi hanya mampir di mulut GangKambing. Gang ini terletak di antara Jalan RayaAngke, Jalan Bidara Raya, yang menjadi pintumasuk ke lokasi-lokasi judi. Jadi di dalam lokasiperjudian sendiri tidak pernah ada polisi.

Setelah mengamati, saya memiliki

76

Page 77: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

77

kesimpulan bahwa anggota Sabhara yangpunya tugas pengaturan, penjagaan,pengawalan, dan patroli, sering mengalamikekurangan uang dinas untuk patroli. Di mulutGang Kambing itulah mereka sering mendapatjatah. Uang itulah yang mereka gunakan untukmenambah biaya patroli atau uang tambahankopi dan rokok.

Aparat yang datang ke Gang Kambing,tidak hanya dari polsek. Dulu ada oknum daripolda, tramtib, Pom TNI, koramil. Merekamampir di mulut gang. Memang tidak besarjumlah yang mereka dapatkan, satu mobil danmotor paling kurang mendapat bagian Rp 5000.

Belajar dari pengalaman, walaupun adabanyak aparat yang sering mampir di dekatlokasi judi, namun jika ada kerusuhan di tempattersebut, tidak ada satu pun aparat keamananyang membantu memadamkan. Kecuali,anggota Polsek Penjaringan. Jadi bolehdikatakan, rezeki banyak dibagi, tetapi polsekketiban sampur.

Mengapa saya melarang anggota sayamengambil jatah mel? Karena itu sangatmerusak martabat aparat dan anak buah saya.Tindakan mereka seperti pengemis saja.Jumlahnya tidak seberapa tetapi merusak moralanggota. Mereka seperti kehilangan daya untukbertindak tegas jika sewaktu-waktu diperlukan.

Pada saat perkelahian antarkelompok

Page 78: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

merebak, memang sempat tersiar kabar di me-dia massa, bahwa ada oknum polisi yangmenjadi backing yang memiliki lapak judi diKalijodo. Ternyata, informasi itu memang akurat.Ada oknum polisi berpangkat brigadir polisi(sersan) yang membuka kapling judi di sana.Menurut informasi, pada awalnya ia hanyakeluyuran saja, lalu menjadikan Kalijodo sebagaidaerah pantauannya. Namun dengan motifasiekonomi untuk mencari keuntungan, ia membukalapak judi. Lapak judi yang ia bangun beradapersis di antara lapak milik Bedul, Asman, danRoni. Belakangan saya ketahui bahwa daritempat itulah keributan sering berawal. Lapakoknum tadi, seharusnya menjadi buffer zone,kawasan penyanggah atau garis demarkasi,yang menjadi pembatas antarkelompok,sehingga konflik dapat dikendalikan.

Atas tindakannya itulah oknum polisitersebut kemudian dimutasikan. Dia memangbukan anggota Polsek Penjaringan, jadi bukananak buah saya. Memang ada yang menyebut,bahwa dia bekerja baik. Tetapi, jika dia memangbekerja dengan baik, mengendap di kawasanitu, menggali informasi di daerah tersebut, makasetiap kejadian kecil seharusnya bisa dimonitorolehnya. Apalagi dia bekerja di wilayah saya,maka sudah seharusnya lapor kepada sayasejak awal mula saya menjadi kapolsek. Tetapihal itu tidak dia lakukan. Kalau ada

78

Page 79: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

permasalahan, dia tidak pernah turun, dan sayatidak pernah mendapatkan informasi sedikit pundari dia, tentang adanya kasus perkelahian, ataupengeroyakan. Dengan adanya dia di sana,serta mau memberikan informasi secara cepat,maka keributan yang mulanya masih berskalakecil, mungkin bisa cepat kami kendalikan.

Berdasarkan fakta-fakta bahwapenganiayaan yang selalu memicu konflikantar kelompok, maka kami dari jajaran PolsekPenjaringan, menaruh atensi khusus kepadakasus penganiyaan dan pengeroyokan, yangkemudian saya jabarkan ke dalam beberapalangkah dan prosedur operasional yang mudahdipahami oleh seluruh anggota Polsek MetroPenjaringan. Prosedur penanganan kasuspenganiayaan ini sebelumnya kamisosialisasikan secara intensif kepada seluruhanggota yang ada di setiap pospol, sehinggamenjadi satu prosedur baku bagi setiapanggota.

Langkah pertama, jika sudah terjadi aksipenganiayaan ialah membawa korban terlebihdahulu ke rumah sakit untuk diobati. Polseklahyang biasanya menalangi biaya perawatankorban. Biasanya korban penganiayaan beratmenghabiskan biaya sebesar 3 juta hingga 5 jutarupiah. Hal ini perlu dilakukan, agar pihakkeluarga dan kerabat korban tahu, bahwa polisiserius menangani kasus tersebut. Hal tersebut

Page 80: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

terbukti dari kecepatan para anggota dalambertindak. Jika mulai muncul perasaan percayakepada polisi, apalagi dalam kenyataannyapolisilah yang membayar biaya perawatan,maka kami tinggal meyakinkan anggotakeluarga, bahwa polisi juga akan segeramenangkap pelakunya. “Urusan mengejar danmenangkap pelaku serahkan kepada kami,polisi.”

Dampak positif dari langkah ini, akanmuncul kepercayaan kepada polisi, danketenangan dari keluarga korban, kerabat, ataukelompoknya. “Ya Pak, urusan ini sepenuhnyakami percayakan kepada Bapak,” itulahbiasanya jawaban keluarga korban. Jika sudahdemikian, kami sudah meredakan amarahkeluarga korban, sehingga tak akan terjadi aksipembalasan, atau tindak main hakim sendiri.

Bagi anggota kami, sudah ada ketenangandalam bekerja untuk menuntaskan kasustersebut. Jika kami mengalami kesulitan untukmenangkap pelaku penganiayaan, sehinggamemakan waktu yang lama, keluarga korban dankelompoknya sudah lebih dahulu diredakanemosinya, sehingga tidak bertindak sendiri.Namun, keadaan dapat berubah sebaliknya, jikamereka melihat penanganan polisi lambat,terlebih lagi jika belum apa-apa sudah munculprejudis polisi tidak akan bertindak apa-apa.Jika sudah ada penilaian seperti itu, para

80

Page 81: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

korban akan mencari keadilan dengan caranyasendiri. Keadilan bagi mereka biasanya denganmembalas dendam kepada tersangka ataukeluarga tersangka.

Jika sudah demikian kejadiannya, makakami para polisi hanya berperan sebagaipenonton dari aksi balas dendam. Saya tidakingin polisi bertindak seperti polisi dalam film-film India. Karena itulah anggota polsek,termasuk yang bertugas di setiap pos polisi(pospol) yang ada di tiap kelurahan, sudah hapaldengan langkah-langkah yang harus dilakukan.Di polsek, selama periode 2001-2002, kamisudah menghadapi puluhan kasuspenganiayaan yang tidak berujung padakerusuhan atau perang antarkelompok, karenakecepatan kami dalam mengusai keadaan.

Langkah ini tidak kamikhususkan kepada warga didaerah Kalijodo. Tetapi di seluruhwilayah Penjaringan, apalagi diKecamatan Penjaringan terdapatbanyak lokasi bisnis yangmelibatkan banyak orang, sepertitempat pelelangan ikan di Muara Karang,kawasan nelayan di Muara Baru, pelabuhanSunda Kelapa, di mana terdapatpengelompokan masyarakat secara turun-temurun berdasarkan kesamaan suku bangsa.

Bagaimana kami bisa membiayai korban

81

Kalau adapermasalahan,dia tidakpernah turun,....

Page 82: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

penganiayaan? Biasanya uang yangdikeluarkan polsek diganti oleh pelaku, ataukeluarga pelaku yang datang. Mereka biasanyaketakutan karena ada keluarga atau kerabatnyayang dicari-cari polisi. Mereka kemudianbersedia mengganti uang perawatan. Cara danprosedur ini sudah teruji dalam beberapa kasus.Misalnya kasus pembacokan tukang becak olehpreman pada pertengahan 2001. Tukang becakyang marah kemudian mengerahkan kawan-kawannya, apalagi rumah preman diketahuiberada di kawasan Tanah Pasir.

Saat itu, para tukang becak hendakmembakar rumah di sekitar Tanah Pasir. Setelahkami redakan, saya menarik para tukang becakitu ke polsek, dengan berjalan kaki sekitar 1 km.Saya mengajak mereka meninggalkan rumahpelaku, karena kami ingin memisahkan, manatukang becak, mana yang menonton, dan manayang provokator. Saat itu situasi memang panas,tidak hanya di Penjaringan, tetapi situasinasional yang tidak kondusif karena situasi politikzaman pemerintahan Presiden AbdurrahmanWahid yang kurang stabil.

Untuk meredam amarah para tukang becakyang juga belum reda, sesampainya di polseksaya berikan mereka makan. Saya membelikanmereka nasi padang. Kepada teman-temankorban saya tawarkan untuk berdamai. Padaawalnya mereka menawar dengan sangat tinggi,

82

Page 83: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

mereka minta ganti rugi 60 jutarupiah. Lantas terjadi tawar-menawar, saya katakan kepadaorang tua pelaku, “Jika tawaransampai di bawah 10 juta, ataupaling tinggi 10 juta, kamuterima saja, biar saya nantiyang bayar”. Rupanya orang tuapelaku cukup mempercayaiomongan saya, lantas terjadikecocokan pada angka 10 jutarupiah. “Itu uang saya”, begitukilahnya.

Uang itu kemudian dipakaibuat pengobatan, sebagainuntuk dibagikan kepada paranegosiatornya, dan selebihnyadipake buat mabuk-mabukan para tukang becakyang ikut serta dalam penyerbuan. Buat saya,lebih baik meredamkan suasana ketimbangterjadi keributan besar yang akan banyakmemakan korban. Sampai-sampai muncul ru-mors di Polres Jakarta Utara, “Kapolsek di 86-kan para tukang becak,” tapi buat saya hal itutidak menjadi masalah.

Kasus lain terjadi pada akhir tahun 2001.Waktu itu terjadi pemukulan tukang bajaj olehSatpam Perumahan Pantai Indah Kapuk. Begitusaya mendengar kasus itu, anggota langsungsaya apelkan di sana, karena saya sudah

83

Jika mulai munculperasaan percayakepada polisi,apalagi dalamkenyataannyapolisilah yangmembayar biayaperawatan, makakami tinggalmeyakinkananggota keluarga,bahwa polisi jugaakan segeramenangkappelakunya.

Page 84: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

menduga akan ada perkelahian massal sebagaiakibat dari kasus penganiayaan tersebut. Untukmengantisipasi keadaan, anggota sayakumpulkan di Cafe Taman Pantai Indah Kapuk.Tiba-tiba datang ratusan bajaj dengan suaraknalpotnya yang meraung-raung. Satu bajajberisi rata-rata lima hingga enam penumpang,menyerbu masuk perumahan Pantai IndahKapuk. Padahal kasus ini sebelumnya sudahdidamaikan Wakapolsek, dengan memberiganti rugi sebesar 100 ribu rupiah kepadakorban pemukulan. Tetapi rupanya para tukang

bajaj itu tidak puas, merekadatang dengan membawabensin siap untuk membakarapa saja. Saat itu sempat terjadiaksi dorong-dorongan, antararatusan tukang bajaj dengananggota kami.

Ketika saya datang, sayaajak mereka bicara. Masalahnyamenjadi jelas. Ternyata intipermasalahannya, para tukangbajaj meminta tambahan uangganti rugi. Uang 100 ribu rupiahyang sebelumnya diberikansebagai ganti rugi, rupanya tidakcukup untuk dibagikan kepadateman-temannya. Apalagi yangdatang adalah kumpulan tukang

84

Bagi saya,mencegah

keributan, lebihbaik dari pada

menjadi“pemadam

kebakaran”.Lebih baik

mengeluarkanuang 3 juta untuk

mencegahkeributan

ketimbang harusmembayarnya

lebih mahal jikasudah terjadi ribut

massal,

Page 85: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

bajaj se-Jakarta.Saat itulah saya perintahkan Komandan

Satpam untuk mengumpulkan uang, langsungdari dompet anggotanya. Saya inginmenunjukkan kepada para sopir bajaj bahwapara satpam itu, juga orang kecil yang hanyamemiliki uang recehan. Kasus ini pun kemudianselesai, tanpa menimbulkan keributan yangberarti.

Bagi saya, mencegah keributan, lebih baikdari pada menjadi “pemadam kebakaran”.Lebih baik mengeluarkan uang 3 juta untukmencegah keributan ketimbang harusmembayarnya lebih mahal jika sudah terjadi ributmassal, tawuran antarwarga. Karena jika itusudah terjadi tawuran, untuk meredakannya kamiharus mendatangkan pasukan dari Polda MetroJaya. Bantuan yang diberikan tentu saja tidakgratis, kami dari polsek harus mengeluarkanuang untuk pasukan yang berjaga, uang saku,uang rokok, apalagi jika mereka harusditempatkan selama berhari-hari.

Tidak itu saja, dalam keadaan siaga satu,seluruh anggota polsek harus standby, itusebabnya kami semua tidak bisa tidur nyenyak.Mungkin uang yang dikeluarkan sama juga, yaitu3 juta. Tetapi banyak pekerjaan yang tidak perludilakukan pada masa damai. Hal itu tidak bisakami lakukan jika terjadi kerusuhan massal.Dampak lain, anggota kami yang jumlahnya

85

Page 86: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

terbatas, harus terfokus pada satu titik, padahalpada kondisi normal, mereka tersebar padapospol masing-masing. Akibatnya, jika adamasalah di titik lain, terutama tugas pelayananmasyarakat, menjadi terganggu.

Kasus Kalijodo merupakan pengalamanpahit. Kami harus siaga 24 jam. Jumlah personilpolsek yang hanya 140 orang, harus kami bagisiang dan malam. Belum lagi ada yang izin atausakit. Tugas jaga tahanan dikurangi, dan mini-mal harus ada 30 anggota di lokasi kejadian.Ini jelas tidak mampu untuk menghadapi massayang jumlahnya bisa mencapai ribuan orang.Walaupun kami mendapat back-up dari polres,paling banter mendapat tambahan 30 personil,jelas tidak cukup, maka kami minta tambahanpasukan dari polda.

Jadi yang paling baik adalah mencegahterjadinya kerusuhan, karena kalau sudah terjadi,tenaga kami akan benar-benar diperas.Berdasarkan pengalaman inilah, kami jajaranPolsek Penjaringan, bertekad untukmenyelesaikan persoalan kerusuhan warga diKalijodo sampai ke akar-akarnya.

***

86

Page 87: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Masalah perkelahian antarkelompok diKalijodo merupakan bagian dari problematikasosial masyarakat urban. Di Jakarta, adabeberapa tempat yang menjadi titik rawanperkelahian antarkelompok. Di Jakarta Timur,titik rawan perkelahian berada di daerahManggarai dan Kramatjati. Di Jakarta Pusat,kawasan Berlan. Dan di Jakarta Barat, wilayahKetapang, dll.

Hasil penelitian Dinas Penelitian danPengembangan (Dislitbang) Mabes Polri padatahun 1996 menyebutkan, bahwa dimensikriminalitas maupun konflik sosial sudahsedemikian jauh berkembang. Walaupundemikian, ada pola umum, bahwa faktor-faktorekonomilah yang seringkali menjadi trigger

87

ulu ketika di sini cuma menjadi tempat hiburan lelaki hidungbelang, tidak pernah ada perkelahian sampai bakar-bakaran seperti

ini. Bakar-bakaran baru terjadi belakangan sejak perjudianmenjamur”,...

D

CMemadamkanSumber Api

Page 88: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

munculnya konflik sosial.Persoalan kriminalitas yang semakin

kompleks, mewajibkan polisi memilikipengetahuan yang multidisipliner. Selainpengetahuan tentang proses penegakan hukum,polisi juga harus memiliki pengetahuan tentangciri dan karakteristik sosial, yang melandasiseseorang untuk berbuat sesuai ciri lingkungansosialnya itu.

Pelajaran kriminologi, memberikanpengetahuan untuk menemukan sebab-sebabterjadinya aksi kriminalitas atau etiology ofcrime. Berdasarkan data-data tersebut, kami(baca polisi) dapat berusaha menemukan cara-cara penanggulangan dengan pusat perhatianpada orang yang berbuat, di samping terhadaplingkungannya.28

Kesimpulan bahwa perjudianlah sumbermelapetaka warga Kalijodo, sebenarnya sudahdiketahui banyak orang. Pernyataan wargaseperti yang ditulis oleh media massamenguatkan sinyalemen tersebut. Pada kasuspembunuhan Daeng Leang, media massamenuliskan komentar warga sebagai berikut:

Menurut Matulessy, Ketua RW 05 yangwilayahnya meliputi tempat pelacuran danperjudian tadi, sejak koprok bercokol di sanaselalu timbul keributan. Awal tahun lalu,memang ada razia judi. “Warga di sini sudahlama menginginkan perjudian dihapuskan dan

88

Page 89: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

dibasmi,” katanya.Apa yang disampaikan Matulessy terbukti

pada hampir 10 tahun kemudian. Persainganantar pemilik lapak judi, menjadi dasarperkelahian antar kelompok pada tahun 2002.Hal tersebut seperti dituliskan sebagai judulharian Kompas, 17 Februari 2002. “Perjudian,Pemicu Perkelahian dan Pembakaran Kalijodo”.

Tulisan kompas tersebut didasari olehketerangan dari warga sekitar yang sebenarnyamengalami keresahan sebagai akibatpertarungan antardua kelompok tersebut.Namun, keresahan ini juga seringkali tersamar,karena dalam situasi damai, warga sekitar jugamengambil keuntungan dari ramainyapengunjung lapak-lapak judi. Mereka bisamenjual berbagai keperluan, seperti makanan,minuman, rokok, dll yang menjadi kebutuhanpara petaruh yang bisa berjudi hingga seharipenuh.

Di sisi lain, keresahan warga mampudirekam media massa. Bahkan media langsungmenunjuk perjudian sebagai biang keladiperselisihan kelompok itu, seperti ditulissebagai berikut, “Dulu ketika di sini cumamenjadi tempat hiburan lelaki hidung belang,tidak pernah ada perkelahian sampai bakar-bakaran seperti ini. Bakar-bakaran baru terjadibelakangan sejak perjudian menjamur”, katawarga seperti dikutip media massa.

89

Page 90: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

90

Penyelesaian masalah perjudian memangmenjadi pekerjaan rumah kami yang harusdituntaskan. Berbagai tanggapan yang dimuatdalam berbagai media massa, yang menuliskanpersoalan Kali Jodo, memang memberikanporsi yang cukup besar dan sekaligusmemberikan banyak masukan bagi kami selakuaparat penegak hukum. Bagi kami yanglangsung berhadapan dengan masalah tersebut,pemberitaan media itu, memberi banyakreferensi untuk mencari jalan keluar yang palingbaik. Tentu saja, kami tidak ingin kejadiantersebut menjadi salah satu bentuk impuniti,karena ketidakberdayaan aparat.

Tulisan media massa dengan nada yangmenyindir aparat, tapi tepat untuk memberigambaran apa yang sebenarnya terjadi dikawasan kumuh tersebut.

Memang, seandainya tidak terjadi kerusuhan antarpreman dalam bentuk bakar-bakaran rumah, 22Februari 2002 dinihari itu, perjudian dan pelacuranilegal di Kalijodo, Penjaringan Jakarta Utara, agaknyaakan berjalan terus hingga akhir zaman. Tetapikarena kekerasan fisik yang dipertontonkan parapreman, aparat pemda dan aparat keamanan“tepaksa” turun tangan. (Kasus Kali Jodo: ContohImpunitas yang Bisa Membakar Jakarta, Kompas 4Maret 2002).

Jelas bagi saya, masalah perjudian Kalijodoitu tidak akan menjadi semacam impuniti. Sejakawal saya menjadi Kapolsek Penjaringan,

Page 91: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

berbagai ikhtiar kami lakukan untukmenyelesaikan konflik. Namun, penyelesaianyang sifatnya sporadis memang tidak menjaminperkelahian itu berhenti. Beberapa resep diawal-awal penanganan, ternyata bersifatsimtomatik, hanya mengobati gejalanya saja,sedangkan penyakit utama warga Kalijodo taksembuh juga.

Sejak saya menjabat sebagai kapolsek,saya sudah melarang beroperasinya perjudianilegal di kawasan Kalijodo. Apalagi sejakkerusuhan besar yang membakar ratusan rumahpada Februari 2002. Namun, secara diam-diamkelompok judi tersebut membuka kembali.Perkelahian pada April 2002 itulah yang menjadicontoh, betapa perjudian memang aspekdeterminan terjadinya kerusuhan antargengberbeda etnis itu.

Apalagi, perjudian sebagai sumber dayayang diperebutkan, penyelesaiannya berada diluar pranata sosial, pranata bisnis. Karenasumber nafkah yang diperebutkan merupakansumber nafkah ilegal. Sehingga, oleh parapelakunya, hanya dengan jalan siapa kuat dialahyang berkuasa. Maka, berlomba-lombalahkelompok-kelompok pemilik lapakmengorganisir dan merekrut anggota-anggotageng dalam jumlah besar.

Hal ini terlihat dari berbagai pengalamanuntuk menyelesaikan masalah. Saya

91

Page 92: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

berkesimpulan, para penguasa lapak judimemang tidak memiliki niat baik untukmemberikan ketentraman kepada warga sekitar.Mereka lebih memilih mencari untung yangsebesar-besarnya dari pembukaan tempatperjudian. Sementara rumah-rumah wargasekitar hangus terbakar.

Memang ada reaksi ketika sayamemberikan perintah larangan perjudian. Wajarmuncul reaksi perlawanan. Hal ini sudahdiperhitungkan, karena yang kami hadapiadalah kemapanan yang sudah berlangsungpuluhan tahun. Dari informasi yang kami peroleh,penutupan kawasan judi, membuat para pemiliklapak dan para bandar gelisah. Mereka punmencoba mendekati kami, dengan dalihpertimbangan kemanusian, mereka mencobamempengaruhi kami untuk mengizinkan judidibuka kembali. Mereka datang ke polsek danmengatakan banyak anak buahnya yang perlumakan, padahal sejatinya, bos-bos merekalahyang menangguk keuntungan besar jika judidibuka kembali.

Ada juga yang kemudian membuka secaradiam-diam. Tetapi kemudian kami hantamdengan melakukan penggrebekan. Karenareaksi keras kami, mereka sampai mengancamakan mendemo polsek dengan 3000 massa.Saya katakan kepada mereka, untukpenegakkan hukum, kami jalan terus. Kalau

92

Page 93: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

kamu mendemo dengan 3000 orang, kami bisadatangkan Brimob sekian ratus orang untukmenghadapi kalian, karena apa yang sayalakukan benar, ini penegakkan hukum.

Selain cara kekerasan, mereka jugamencoba mendekati kami dengan memberikaniming-iming akan menyetor 15 juta sebulan danlain-lain. Mereka berani memberi iming-imingnya cukup besar, agar kami tidakmengganggu mereka. Padahal, mereka adalahorang yang tidak bisa diajak kerja sama untukmenegakkan hukum. Ibarat macan, ketikamereka kecil, masih bisa dielus-elus. Tetapiketika mereka besar, mereka akan menggigitkami.

Bos-bos hiburan dan judi yang sekarang inibesar, pada awalnya juga pemain kecil. Namun,ketika mereka sudah menjadi besar dan kuat,mereka dapat denganmudah mengatur orang. Jadiini seperti permainan besarkecil, selagi mereka masihbisa dikontrol, janganmemberi kesempatanmereka menjadi besar.

Sudah menjadi watakmereka, ketika mereka dalam posisi terjepit,karena kami larang, saat itulah mereka akanberusaha mengelus-elus kami. Ketika saya takbisa mereka taklukan, mereka mencoba lewat

93

Kesimpulan bahwaperjudianlah sumbermelapetaka wargaKalijodo, sebenarnyasudah diketahuibanyak orang.

Page 94: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

polres. Kalau lewat polres tak bisa, merekamempengaruhi polda. Saya merasa beruntungkarena diberi kepercayaan oleh para pimpinanuntuk mengurus masalah Kalijodo.

Pemegang kunci itu pemegang kekuasaan.Walaupun demikian, polisi hanya memilikikewenangan untuk menutup. Kewenangan ituseperti diatur di dalam undang-undang,khususnya pada KUHP Pasal 303. Walaupunsudah ada larangan, dalam prakteknya perjudianterkait pula dengan kultur masyarakat, terutamabagi kalangan Thionghoa, yang menganggapperjudian sebagaian dari hidup mereka.Walaupun demikian, membiarkan perjudiansama artinya dengan membiarkan pelakukejahatan menjadi besar, jika sudah besar,mereka akan semakin sulit dikendalikan.

Bisa saja saya mengambil sikap tutupmata, membiarkan perjudian itu tetapberlangsung. Toh tidak selamanya saya menjadipimpinan di Polsek Penjaringan. Jika itudilakukan, saya akan meninggalkan bom waktubuat kapolsek pengganti saya.

Selain meningkatkan bujuk rayu denganiming-iming akan meningkatkan imbalan, yangtetap tidak kami pedulikan, mereka kemudianmencoba cara lain dengan mengajak tokoh-tokoh yang mereka hormati ke polsek. Sayasendiri menghormati mereka, mereka orang-or-ang tua, daeng-daeng. Kepada mereka yang

94

Page 95: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

95

Mej

a ju

di y

ang

rusa

k te

rbak

ar o

leh

pert

ikai

an (

Fot

o :

KO

MPA

S)

Page 96: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

masih bisa diajak dialog, saya berikangambaran permasalahannya. Kalau perjudiankembali dibuka, maka kelompok lain jugamenuntut hak yang sama. Dan, jika perjudian itukembali dibuka, maka akan timbul tawuran yangterus-menerus. Karena berdasarkanpengalaman yang sudah-sudah, mereka tidakbisa hidup berdampingan. Akan munculkebakaran lagi. Konflik terjadi karena ada prinsipdalam dunia gangs’ter tidak boleh ada duamacan dalam satu gunung.

***

96

Page 97: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

97

Sejarah pertempuran kedua kelompok yangsangat panjang harus segera diakhiri. Jakarta,sebagai ibu kota negara Indonesia, harusdiamankan dari konflik antargeng yangkebetulan berbeda secara etnis. ApalagiJakarta dihuni oleh berbagai kelompok etnikyang datang dari berbagai penjuru Indonesia.Karena itu, Jakarta merupakan “miniatur” yangmenggambarkan hubungan yang mesraantaretnik.

Sosiolog Jack Rothman mengatakan,bahwa untuk mengatasi berbagai konflik yangada di dalam masyarakat, maka perlu dilakukanberbagai tindakan yaitu: (1) Tindakan koersif(paksaan), perlu ada pengaturan administratif,penyelesaian hukum, sosial ekonomi. (2)

ewat serangkaian pertemuan-pertemuan dengan paratokoh dari kedua kelompok, kami mengusahakan adanya

peredupan jati diri suku bangsa, asal mereka.

L

DPerdamaian,

“Membunuh” Jati Diri Kesukuan

Page 98: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

98

BUKAN main! Dengan omzet sedikitnya Rp 500 juta setiap malam, aparatpemerintah daerah dan keamanan, cuma menganggap kasus di Kalijodo,Jakarta Utara, sebuah pertentangan antarpreman yang secara kebetulan pulaberbeda antar etnis. Dalam kegiatan itu terlibat sedikitnya 1.000 preman sebagaipenjaga keamanan, lima sampai seribu pemain judi, ratusan penjaja makanandan minuman. Dan sepertinya tidak lepas dari kegiatan judi, setiap malamKalijodo diramaikan sedikitnya 700 wanita tuna susila (WTS) yang menerimatamu dengan tarif Rp 50.000 di kamar-kamar yang pengap dan panas. Dansemua itu sudah berlangsung aman tanpa gangguan selama puluhan tahun….

Memang, seandainya tidak terjadi kerusuhan antarpreman dalam bentukbakar-bakaran rumah, 22 Februari 2002 dini hari itu, perjudian dan pelacuranilegal di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, agaknya akan berjalan terushingga akhir zaman. Tetapi, karena kekerasan fisik yang dipertontonkan parapreman –selain ratusan rumah terbakar dan seorang anggota polisi matanyaditembus anak panah– aparat pemda dan keamanan “terpaksa” turun tangan.Namun justru itulah satu soal besar yang dipertanyakan masyarakat, mengapaselama puluhan tahun itu Kalijodo dibiarkan “dikuasai” oleh orang-orang dansecara terang-terangan melakukan pelanggaran.

Perjudian di Kalijodo tidak ditutup-tutupi. Digelar begitu saja di alam terbukadengan berbagai jenis permainan judi. Seperti “besar-kecil” , bola setan, danrolet. Pelacuran juga sama. Bedanya, pada jam kerja. Menurut sejumlahwarga yang ditemui Kompas dalam tiga hari pengamatan pada minggu terakhirFebruari, permainan judi mulai dibuka sekitar pukul 11.00 dan berlangsunghingga pagi. Sementara pelacuran berlangsung 24 jam penuh.

***Kalijodo bukanlah daerah terpencil. Diapit dua jalan besar, Tubagus Angke

dan Teluk Gong, Kalijodo yang dialiri dua sungai itu, Banjir Kanal dan KaliAngke adalah salah satu kawasan yang padat penduduk dan ramai lalulintasnya. Berbaur di situ, kegiatan ilegal dan usaha-usaha produktif, sepertipabrik bihun, sandal, dan pakaian jadi.

Sehingga kalau aparat pemerintah daerah dan keamanan berdalih, merekatidak pernah tahu apa yang telah terjadi di situ, sungguh suatu pernyataanyang amat munafik. Agaknya jawaban Nazar –karyawan pabrik sandal, yangditanya mengapa perjudian dan pelacuran berlangsung aman saja selama ini–bisa menjelaskan duduk soal. “Bahkan, setiap hari ada mobil patroli polisidatang ke sini,” katanya. Artinya, dia mau menjelaskan, tidak mungkin polisitidak tahu.

Untuk apa? Nazar tidak mau menjawab karena memang dia tidak tahu.“Tetapi, setiap kali datang, salah seorang penumpang dari mobil patroli itu

Kasus KalijodoKasus KalijodoKasus KalijodoKasus KalijodoKasus KalijodoContoh Impunitas yContoh Impunitas yContoh Impunitas yContoh Impunitas yContoh Impunitas yang Bisaang Bisaang Bisaang Bisaang Bisa

Membakar JMembakar JMembakar JMembakar JMembakar Jakarakarakarakarakartatatatata

Page 99: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

99

turun, menemui seseorang dan kemudian pergi lagi. Kawasan itu juga lamadikenal sebagai “ATM Nasional” untuk menggambarkan betapa banyak oknumaparat yang mendapat keuntungan dari keberadaannya. Dan itu sudahberlangsung puluhan tahun. Mungkin orangnya saja yang berbeda.

Lembaganya tetap sama. Semisal yang dipergunjingkan warga Kalijodotentang seorang oknum polisi anggota Polres Jakarta Barat berpangkat BrigadirPolisi Kepala (Bripka). Warga mengatakan selama 16 tahun terakhir dialahyang selalu datang mengutip uang bulanan. Dari setiap lapak perjudian danpelacuran sebesar Rp 2 Juta.

Oleh karena sudah sedemikian lama, warga mengatakan mereka lalumengenalnya. Apalagi oknum polisi itu datang tidak sembunyi-sembunyi. KepalaPolda Metro Jaya Inspektur Jendaral Makbul Padmanagara yang dimintakonfirmasinya, mengatakan, secara langsung dia tidak mengenal oknum polisitersebut. Tetapi katanya, bagi dir inya setiap anggota polisi yangmenyalahgunakan tugas dan wewenangnya pasti ditindak tegas.

Oleh karena itu, dia akan menyelidiki kebenaran tuduhan terhadap adanyaseorang Bripka yang selalu mengutip uang bulanan di Kalijodo itu. KepadaMakbul Padmanagara juga diminta konfirmasinya tentang Bripka Budi Sasongkoyang disebut-sebut juga membagi-bagikan uang pungutan tersebut antara lainkepada Kapolres Jakarta Barat.

Sementara Kepala Polsek Penjaringan Ajun Komisaris Krishna Murti yangditanya soal uang pungutan tersebut, mengatakan dirinya dan anggotanyatidak pernah menerima uang dari kegiatan ilegal di Kalijodo. Polsek Penjaringanberada di bawah Polres Jakarta Barat. Dalam kasus perjudian dan pelacuran diKalijodo, ikhwal perjudian terbesar berada di wilayah hukum Polres JakartaBarat. Di wilayah hukum Polres Jakarta Utara, ikhwal pelacurannya justruterbesar. Artinya lagi, Kalijodo, sebagian berada di wilayah hukum JakartaUtara dan sebagian lagi di Jakarta Barat.

Cuma, kata Krishna Murti, dia tidak menolak kemungkinan pelanggaranyang terjadi di Kalijodo itu dimanfaatkan oleh oknum–oknum. Termasuk oknumwartawan, yang menerima uang mingguan atau bulanan.

***MAIN Bakar! itulah ciri yang selalu dipertontonkan para pelaku tindak

kekerasan setiap kali terjadi perang antargeng di Kalijodo. Peristiwa 22 Februaridini hari itu, bukanlah yang pertama. Sebelumnya, skalanya memang kecil,hanya satu dua rumah. Agaknya karena jumlah rumah yang terbakar kali inimencapai ratusan, barulah aparat pemerintah daerah dan keamanan tampakpeduli.

Itupun sebatas membongkar semua bangunan yang setiap orang tahujelas melanggar peraturan karena didirikan di atas bantaran dan tanggul BanjirKanal dan Kali Angke yang masih berlangsung hingga Kamis (28/2). Dengantindakan itu, aparat berharap, Kalijodo “bersih” dari pelanggaran-pelanggaranlainnya, yakni perjudian dan pelacuran. Pelanggaran tanpa pernah atau memangtidak bisa ditindak.

Page 100: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

100

Mengapa? Soalnya, Kalijodo telah memiliki penguasa sendiri. “Mirip mafia”,kata Krishna Murti yang baru saja mempertahankan tesisnya yang berjudul“Hubungan Antarsuku Bangsa dalam Masyarakat di Wilayah Muara Baru,Penjaringan Jakarta Utara,” dalam rangka Program S2 di Universitas Indonesia(UI). Sedikitnya, katanya lagi terdapat lima bos besar di situ. Yakni Riri yangbergandengan dengan Agus, H Usman, Aziz, Bakri, dan Ahmad Resek. Merekamengapling-kapling Kalijodo sebagai daerah kekuasaan mereka.

Menurut Krishna Murti, para bos itu tidak mengelola perjudian. Merekahanya menyediakan tempat dan menerima sewa dari operator judi yang adalahetnis Cina. Sekaligus menjamin keamanan berlangsungnya perjudian. Artinyatidak diganggu oleh siapapun, aparat apalagi organisasi massa.

Untuk menjamin keamanan di lapangan, setiap bos mempekerjakan “tenagakeamanan” dalam jumlah yang cukup besar. Menurut catatan PolsekPenjaringan, paling banyak adalah “anak buah” H.Usman, sedikitnya 500orang. Lainnya antara 200-300 orang. Maka, di Kalijodo terdapat 1.000 “tenagakeamanan” yang siap melakukan apa saja, bila ada yang mencoba menggangguperjudian di situ. Upah rata-rata setiap “anggota keamanan” sebesar Rp 30.000/malam.

Menurut Krishna Murti, para “tenaga keamanan” itu umumnya datang dariluar Jakarta. Semisal dari Banten dan Makassar atau daerah lain di Sulawesi.Ke Jakarta mencari pekerjaan. Tetapi setelah lama tidak mendapatkan pekerjaan,mereka akhirnya “melapor” ke Kalijodo, kepada teman-teman mereka satudaerah yang terlebih dulu bergabung dengan bos dari daerah yang sama.“Tidak ada sistem rekrutmen di situ” kata Khrisna.

Mereka yang mau bergabung diterima saja, tanpa ikatan dan mendapatbayaran. Bila satu saat salah satu orang memutuskan untuk berhenti –bisakarena mendapatkan pekerjaan lain atau pulang ke kampungnya– dia tidakakan dihalang-halangi. “Begitulah terjadinya pengumpulan massa di Klaijodo”.Kata Krishna Murti.

Sewa kapling berikut keamanannya antara 10 juta hingga 20 juta permalam. Tergantung luas kapling dan jumlah “tenaga keamanan” yang menjadisatu paket dalam sistem sewa-menyewa tersebut. Sewa tertinggi diterima HUsman, yakni 20 juta/malam.

Dengan penghasilan sebesar itu salah satu bos, Aziz sejak tiga bulan lalumembangun satu gedung permanen empat lantai di tepi kali Angke. Bangunanitu hampir rampung tetapi Aziz keburu ditangkap Polisi karena menodong KrishnaMurti di lokasi saat Kepala Polsek Penjaringan itu memimpin anak buahnyamelakukan penertiban. Aziz saat ini ditahan di Polres Jakarta Utara.

Belum Jelas apa kegunaan gedung itu. Tetapi menurut sejumlah wargayang ditemui di lokasi, gedung itu rencananya dipakai sebagai lokasi perjudian.Kini bangunan itu di bawah pengawasan Polsek Penjaringan.

***CARA menguasai satu kawasan dengan pengkaplingan itu, agaknya bukan

hanya terjadi di Kalijodo. Pengkaplingan yang diikuti tindakan menempatkan

Page 101: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

101

“tenaga kemanan” sehingga mereka bisa menentukan apa saja di kawasantersebut agaknya juga terjadi di wilayah lain di DKI Jakarta. Ini artinya penguasa-penguasa wilayah itu telah menggantikan peran penyelenggara negara,utamanya di bidan penegakan hukum yang semestinya dilakukan oleh aparatkeamanan.

Situsai semacam itu oleh Nicolas Simanjuntak SH MH –advokat danpengajar Hukum dan HAM di Universitas Atmajaya, Jakarta– dikatakanmerupakan impunitasi di dalam konteks HAM. “Tenaga keamanan” yangsebetulnya adalah preman-preman itu, telah berhasil meruntuhkan eksistensikekuasaan yang diperoleh Pemerintah dari kedaulatan negara. Pemerintahtidak lagi sebagai the single authority. Telah bermunculan semacam organisasi-organisasi kekuasaan yang mengatasi “kuasa negara”. Contoh yang masihbelum hilang dari ingatan masyarakat, adalah kasus Mei 1998. Contoh lain yangterjadi setelah Kalijodo adalah kasus pasar Kramat Jati.

Praktisi Hukum Luhut MP Pangaribuan SH, menambahkan, impunitas terjadikarena telah terjadi kolusi antara oknum aparat pemerintah dan keamanan.Maka, meski hukum itu masih ada, tetapi tidak lagi berdaya karena tidak lagimemiliki sayap. Dan celakanya penegak hukum ikut membuat burung itu tidaklagi bersayap.

Dan akibat lebih jauh, kata Pangaribuan, para pelanggar peraturan yangtelah merasa “membayar” aparat, menjadi marah apabila mereka ditertibkan.“Setidaknya mereka merasa berhak untuk marah” kata Pangaribuan.

Celakanya, kata Pangaribuan dan Simanjuntak, ihwal seperti itu telah danakan terjadi di segala aspek dan kehidupan Jakarta. Contoh yang dirasakanwarga sehari-hari, semisal penguasaan wilayah oleh sekelompok premanatas perparkiran di kawasan Pasar Baru. Mereka menetapkan sendiri besarnyauang parkir yang harus dibayar warga, yakni Rp 2000/jam pertama. Padahalperaturan Pemda DKI Jakarta hanya Rp 500. Tidak pake jam-jaman seperti dimal-mal. Contoh lain, kasus Pak Ogah yang pernah ditangani Pemda DKIJakarta, tetapi karena tidak konsisten lalu kambuh lagi. Persoalan pada PakOgah bukan besar uangnya –umumnya Rp 200– tatapi ikhwal penguasaankapling dan membuat peraturan sendiri di setiap perputaran. Maka hasilnyaadalah kesemrawutan dan kemacetan karena Pak Ogah memang tidakmemikirkan hal itu. Baginya yang penting adalah mendahulukan pengendarayang mau memberikan uang, tidak peduli apakah tindakannya itu bisamembahayakan pengendara lainnya.

“Kasus Kramat Jati yang jelas merupakan tindakan pidana, malahdidamaikan. Berdamai boleh, tetapi kasus pemilikan berbagai senjata tajamyang dipertontonkan pada kasus Kramat Jati, harus diproses secara hukum”,kata Luhut Pangaribuan. Bila suatu saat semua kasus impunitas itu meletus,bukan tidak mungkin Jakarta habis terbakar, apalgi bila cirinya adalah mainbakar seperti kasus di Kalijodo”, kata Pangaribuan dan Simanjuntak. (LOM)

(KOMPAS, METROPOLITAN. Senen, 4 Maret 2002, hal.27.)

Page 102: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Memberikan intensif, seperti penghargaankepada suatu komunitas akan keberhasilannyamenjaga ketertiban dan keharmonisan. (3)Tindakan persuasif, terutama terhadapketidakpuasan yang dihadapi masyarakat dalammenghadapi realitas sosial, politik, danekonomi. (4) Tindakan normatif, yaknimelakukan proses pembangunan persepsi dankeyakinan masyarakat akan sistem sosial yangakan dicapai.29

Polisi, biasanya hanya memilih langkahpertama, dalam menangani kerusuhan sosial,dan proses penegakkan hukum. Padahal,langkah berikutnya, sebenarnya juga bisadilakukan. Dan dalam prakteknya, polisi dapatberperan sebagai mediator konflik. Karena tidaksemua persoalan sosial akan selesai hanyadengan satu pendekatan hukum saja, aspek lainyang tidak tertangani dengan baik, aspeksosiologis misalnya, jika tidak tertangani bisasaja menimbulkan kerawanan baru.

Misalnya, masalah dendam, tidak akanselesai dengan menghukum satu pihak. Apalagidalam mengatasi dua kelompok yang telah lamaberseteru. Salah satu langkah mematikan apidendam dalam hati kedua kelompok yangbertikai, adalah dengan membuka komunikasi.Hal ini bermanfaat untuk mengurangi danmeniadakan sentimen dan pelabelan negatif diantara kelompok sebagai akibat tidak adanya

102

Page 103: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

komunikasi yang sehat.Hal ini seperti apa yang dikatakan oleh

Fisher & Ury sebagai konsep getting to yes.Karena, ketertutupan interaksi di antarakelompok-kelompok sosial akan menimbulkansaling curiga. Dan perasaan curiga inilah salahsatu wujud nyata dari konfliklaten yang sewaktu-waktu bisameledak secara terbuka.Apalagi setelah langkah-langkah keras, denganpenutupan lahan judi danpengawasan secara ketat. Halini berarti menutup panggungyang menjadi alasan mereka bertempur, makausaha selanjutnya adalah melakukan reedukasikepada kedua kelompok dan warga sekitar.

Lewat serangkaian pertemuan-pertemuandengan para tokoh dari kedua kelompok, kamimengusahakan adanya peredupan jati diri sukubangsa, asal mereka. Dengan membuat satueksperimen sosial, dengan menarik batas yanglebih lebar kepada akar budaya mereka yanglebih tinggi. Maka ditekankan kebersamaanmereka sebagai satu bagian warga SulawesiSelatan yang hidup di Jakarta. Tidak lagimenonjolkan sebagai bagian subkultur Mandarmaupun Makassar.

Untuk memperlancar proses dialogantardua kelompok, dan menghindari munculnya

103

Pengertian darianggota kelompokinilah yangmemudahkan kamimelakukan raziasenjata tajam

Page 104: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

kesan proses dialog menuju perdamaian itudirekayasa oleh polisi, maka dibutuhkan pihakketiga yang netral. Maka dipilihkan sebuahlembaga swadaya masyarakat yang bergerakdi bidang kepedulian warga asal SulawesiSelatan, yaitu Yayasan Sosial MasyarakatSulawesi atau YSMS. YSMS inilah yang kamiminta untuk lebih berperan aktif sebagaifasilitator, dengan tujuan agar upaya damaimemang datang dari masyarakat, bukanpemaksaan dari aparat.

Upaya YSMS melakukan pendekatankepada dua kelompok ini memang berlangsungcepat. Tak lebih dua bulan sudah menunjukkanadanya tanda-tanda kesepahaman duakelompok. Apalagi mereka berasal dari satudaerah yang sama, sehingga interaksiberlangsung lebih mudah dan tidak menimbulkankecurigaan. Selain itu, faktor lain adalah adanyatokoh-tokoh YSMS tersebut yang disegani olehkedua kelompok, sehingga benar apa yangdikatakan sosiolog terkemuka Max Weber,dalam keadaan chaos kepemimpinankharismatik diperlukan.

Pertemuan tersebut pada intinya sepakatbahwa kedua kelompok harus mengakhiripertikaian, meletakkan senjata tajam, danmenyerahkannya kepada polisi. Pengertian darianggota kelompok inilah yang memudahkankami melakukan razia senjata tajam menjelang

104

Page 105: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

kesepakatan perdamaian dilakukan. Makasehari sebelum perdamaian, anggota PolsekMetro Penjaringan dan sejumlah tokoh keduakubu melakukan penggeledahan dari pintu kepintu. Hal tersebut dilakukan guna menyitaberbagai jenis senjata tajam yang masihdisimpan warga Kalijodo. Hasilnya ada puluhanbambu runcing, tombak dari pipa besi, golok,badik, serta puluhan anak panah yang terbuatdari paku, dapat kami sita.

Razia senjata tajam berlangsung mulus, halini tak lepas dari peran para tokoh yangsebelumnya sudah mensosialisasikan kepadakedua belah pihak. Padahal, senjata-senjatatajam itu sebelumnya sangat sulit ditemukan dimasa damai. Senjata itu hanya muncul di masaperang. Senjata-senjata itu juga masih tetap sajaada, walaupun sudah pernah dilakukan razia,karena adanya keengganan wargauntuk menyerahkan senjata tersebut.

Acara perdamaian dilakukan diaula Polsek Penjaringan, denganmengundang para tokoh keduakelompok. Termasuk mengundangBedul dari kelompok Makassar, yangsaat itu sedang berada di tahananSalemba, untuk kasus penodongandengan senjata api. Kami“meminjam” Bedul yang saat itudalam tahanan kejaksaan, untuk ikut

105

..sebelumnyamereka inginmenyelipkanpasal yangmemberikemungkinanmasih bisamembukausahaperjudian.

Page 106: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

dalam acara kerukunan dan penandatangannota damai.

Acara perdamaian itu memang diliputbanyak media, terutama media cetak yangsering menulis terjadinya kerusuhan warga.Harian Kompas yang selalu meliput peristiwa diKalijodo menuliskan laporannya sebagai berikut:

Kesepakatan yang diprakarsai Polsek Penjaringandan Yayasan Sosial Masyarakat Sulawesi (YSMS)itu berlangsung di halaman Kantor Polsek MetroPenjaringan, Jalan Pluit Selatan, Jakarta Utara.Hadir dalam acara tersebut Asman dankelompoknya berikut kelompok Bedul, hadir jugaKepala Kepolisian Resor (Polres) Metro JakartaUtara Komisaris Besar Andi Chairuddin.30

Pengertian dari anggota kelompok inilahyang memudahkan kami melakukan raziasenjata tajam

Selain acara penandatangan, acaratersebut juga dimeriahkan dengan hiburan khasSulawesi. Acara hiburan ini sempat diliputsecara live oleh SCTV. Hal ini berdampak positif,terutama bagi kedua kelompok yang bertikai,bahwa ada kesepakatan untuk melakukanperdamaian. Apalagi dalam perdamaian ituseluruh warga dan kelompok yang bertikai hadir,tidak hanya pimpinannya saja.

Dengan harapan, inilah perdamaianterakhir, setelah beberapa waktu sebelumnyaada perdamaian kecil, namun kemudiandilanggar oleh kedua belah pihak. Sehingga

106

Page 107: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

keributan tetap saja terjadi.Ada lima butir pokok perdamaian yang

ditandatangani malam itu. Selain itu, secarasimbolis, kedua belah pihak yang bertikai jugamenyerahkan senjata kepada Kapolres MetroJakarta Utara, Komisaris Besar Polisi AndiChaeruddin dan Polsek Metro Penjaringan danunsur Pimpinan Kecamatan Penjaringan.Kelima butir perjanjian itu antara lain:

Bahwa Kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiripertikaian yang selama ini terjadi. Bahwa keduabelah pihak tidak menginginkan adanya rasa iri hatidan dengki yang dapat mengakibatkan pertikaianbaru dalam menjalankan roda usaha dan sepakatuntuk hidup berdampingan saling bahu-membahudalam rangka menciptakan suasana aman, damai,dan tidak mengganggu komunitas masyarakatsekitar khususnya dan masyarakat lain padaumumnya.Kedua belah pihak menjamin dan bertanggungjawabtidak akan mengulangi dan mengungkit peristiwa-peristiwa di masa lalu yang akan menimbulkanmasalah baru. Kedua belah pihak sepakat menerimasanksi dan tindakan tegas sesuai dengan prosedurhukum yang berlaku. Apabila salah satu dari keduabelah pihak melanggar kesepakatan perdamaian ini,pihak YSMS akan menyerahkan hal tersebutkepada aparat yang berwajib (polisi). Bahwa keduabelah pihak bersungguh-sungguh dari hati nuraniyang paling dalam untuk mensosialisasikan seluruhisi Nota Kesepakatan Perdamaian tersebut di atassampai ke tingkat bawah.31

Ada penekanan dalam butir perdamaian,terutama jika ada anggota mereka yang

107

Page 108: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

melanggar hukum, penegakkan hukum tetapakan kami jalankan. Bukan berarti setelahperdamaian mereka bisa berbuat sesuka hati.Karena yang kami selenggarakan adalah ritualbudayanya saja. Yang lain tetap normatif, tidakboleh ada lagi pertikaian, semua pimpinankelompok mengendalikan kelompoknya.

Hanya saja, ada saja keinginan nakalmereka. Misalnya dalam butir mereka bolehusaha, namun sebelumnya mereka inginmenyelipkan pasal yang memberi kemungkinanmasih bisa membuka usaha perjudian. Dengankalimat, mereka masih diperbolehkan membukausahanya masing-masing. Usaha judi pun boleh.Karena saya tahu bahwa kalimat itumengambang, maka penekanan tidak boleh adapelanggaran hukum menjadi penting.

Mereka memang cerdik, kecerdikan itusebenarnya bukan para pentolan keduakelompok, melainkan para mediator-mediatoryang di antaranya ada mahasiswa. Hal ini terlihatseiring perjalanan waktu, ada juga mediator yangkemudian menyempal menjadi anak buah Bedul.Mereka ini anak kuliahan atau mahasiswa yangbisa membuat surat-surat dengan baik.

Belakangan saya ketahui dari YSMS, adabeberapa mahasiswa yang sebelumnya aktif diyayasan tersebut kemudian tidak lagi aktif diyayasan dan menjadi bagaian dari salah satukelompok. Mereka ingin mengambil keuntungan

108

Page 109: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

jika judi di buka kembali. Beberapa kali merekameminta bertemu dengan saya, namun sayatetap menolaknya. Mungkin mereka berpikirkapolseknya tidak punya otak.

Jadi, draf pernyataan sebelum ditandatangani harus diserahkan kepada saya untuksaya baca. Saya tegas-tegas katakan, sayatidak bisa mengadakan perdamaian tanpa sayatahu lebih dahulu isi pernyataan yang kalian buat.Draf itulah yang kemudian saya coret-coretkarena ada banyak perubahan. Akhirnya merekamenjadi segan kepada saya. Jadi mereka inginmem-fait acomly kapolsek. Mereka pikir itu bisadilakukan kepada saya, ternyata tidak.

Ketika situasi sudah tenang mereka jugadatang kepada saya, dengan bahasa yang halusmereka membujuk saya agar bisa membukakembali lokasi perjudian, dengan alasan banyakorang yang tidak bisa makan. Itulah alasan-alasan mereka, tetapi saya selalu memberikangambaran lain, jadi kami selalu beraduargumentasi.

Suara di lingkungan sekitar kawasantersebut juga terbelah dua. Kesan yang munculadalah ambigu. Jika terjadi kerusuhan banyaksuara yang sangat menentang perjudian.Tetapi dalam situasi damai, mereka menanggukkeuntungan dari perjudian tersebut, mereka bisahidup dengan berdagang di dekat lokasi judi, dll.

Terakhir satu kelompok menyatakan diri

109

Page 110: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

tidak akan membuka lagi lahan perjudian. Selainkarena secara meteri sebenarnya sudah kaya,ada faktor lain, yaitu pengaruh keluarga. Pernahkasus keributan dan kerusuhan massal disiarkantelevisi, dan salah satu anak mereka tahu bahwaorang tua mereka adalah bandar judi. Sejak saatitu dia sangat terpukul, sehingga mulai munculkeinginan untuk bertobat.

Namun masalah lain muncul. Tetapi adamasalah lain, ia secara de facto masih memilikikekuasaan atas lokasi judinya. Jadi kalaupunAsman tidak buka, dari berbagai informasi adausaha dari kerabatnya untuk membuka kembali.Kalau mereka membuka judi, setiap hari merekabisa meraup keuntungan setiap harinya puluhanjuta. Dan mereka buka 24 jam setiap hari, karenalebaran pun mereka masih membuka tempatjudi.

Para pemilik lapak biasanyanya bergayagoodfather, dia tidak secara langsung turuntangan. Dia tidak secara langsung masuklokasi, tetapi semua orang tahu bahwa lokasijudi itu milik Bedul, Asman, dan Roni. Jadimereka itu cuma bos di situ.

***

110

Page 111: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Gelagat adanya pembelotan dari oknum-oknum yayasan yang sebelumnya menjadipenengah mulai terlihat. Mereka lebih intensifdengan salah satu pemilik lapak judi, darikelompok Bedul. Bedul sendiri memang tidakpernah dapat bertemu saya. Saya selalumenolak untuk bertemu dengannya. Namun, iamulai bergerilya dengan mengutus orang-orangnya untuk bertemu dengan saya.

Suatu hari, ada beberapa orang datangkepada saya dan meminta bertemu. Selainmereka menyatakan diri dari YSMS, ada jugayang menyebut perwakilan sebuah partai politik.Sebelum kedatangan mereka, seorang perwiratinggi di Mabes Polri sempat menelpon saya,bahwa akan datang kepada saya orang dari

111

M emang, untuk membuka bisnis perjudian,dengan karakteristik daerah seperti Panjaringan ini,

ada pasarnya atau demand-nya.

EUsaha MembukaKembali Perjudian

Page 112: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

partai politik.Namun dalam pembicaraan, ternyata

mereka membawa misi dari Kalijodo untuk bisamembuka kembali tempat perjudian. Tidakhanya berbekal hubungan pertemanan denganpetinggi di mabes, mereka pun berani menyebuttokoh petinggi partai politik yang sedangberkuasa yang sudah memberikan izin untuk bisamembuka kembali arena perjudian.

Alasannya, untuk membina warga di sana.Selain itu, alasan lain menyangkut periuk nasi,karena sudah banyak yang nganggur setelahpenutupan Kalijodo. Karena itulah merekameminta dengan hormat agar kapolsekmengizinkan agar Kalijodo dibuka. Apalagimereka beralasan bahwa perjudian yangberada di wilayah Tambora, Jakarta Barat jugadibuka.

Menanggapi arah pembicaraan mereka,saya katakan berterima kasih telah menghadapkepada saya. Soal Kalijodo, langsung sayakatakan, “Kalian bohong kalau alasan perutwarga, Kalijodo minta dibuka kembali,” katasaya. Soal perjudian adalah soal keuntunganpribadi, sehingga sampai kapan pun, selamasaya menjadi Kapolsek Penjaringan perjudiandi Kalijodo tidak akan saya buka.

Selain menggunakan oknum yayasanyang pernah terlibat dalam perdamaian dananggota partai, mereka juga menggunakan

112

Page 113: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

113

tokoh warga Sulawesi Selatan yang lain untukmembujuk saya. Misalnya saja, Daeng Lala(bukan nama sebenarnya) yang pernah menjadiKetua RW di satu kelurahan di Penjaringan.

Setelah kami menyelidiki siapa orang ini,ternyata ia memiliki track record yang kurangbaik. Ia pernah dipecat dari kepengurusan RWlantaran korupsi dana koperasi. Dia menghadapsaya dan membawa surat yang isinyapernyataan warga, dan memuat 800 tandatangan warga yang isinya meminta agar tempathiburan bisa dibuka kembali.

Lewat anggota polsek dan informan-informan, kami mengetahui bahwa tanda tanganitu banyak yang dipalsu. Yang di depan memangmasih benar, tetapi yang belakangan sudahbanyak dipalsukan. Karena saya tahu pendudukyang bermukim di Kalijodo itu kebanyakan butahuruf, sehingga mereka tidak bisa tanda tangan,biasanya mereka hanya bisa cap jempol. Di KTPmereka biasanya hanya ada cap jempol, dankalau mereka membuat tandatangan tidak serumit tandatangan yang ada di dalam suratpernyataan

Setelah gagal membujuksaya, Bedul kemudianmendatangi tokoh masyarakatMuara Baru, orang Makassar, Daeng Maman,dengan permintaan untuk mengerahkan

“Kalian bohongkalau alasan perutwarga, Kalijodominta dibukakembali.”

Page 114: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

massanya ke Kalijodo. Padahal sebagain besarorang Muara Baru itu pro polisi, karena sayasudah lama membina mereka. Apalagi sayasering keluar masuk kawasan itu selamapenelitian tesis. Sehingga atas ajakan Bedul itumereka melaporkan kepada saya.

Bedul menawarkan uang Rp 5 juta, kepadatokoh Makassar itu untuk datang ke Kalijodo danmemberikan dukungan akan dibuka kembalitempat hiburan tersebut. Berkat pembinaan yangkami lakukan terhadap warga, mereka lebih dulumemberikan informasi kepada kami, danmereka menyatakan keberatan untukmendukung pembukaan lahan judi.

Ada juga cara-cara fait accomply, ketikatokoh warga datang kepada saya, pada sekitarakhir Oktober 2002 lalu, namun di lapangan, sayamemperoleh informasi ada pembukaan lapakjudi. Jadi, mereka ingin memberikan kesanketika saya menerima tokoh tersebut, berarti izinpembukaan judi sudah dilakukan. Menghadapicara-cara main belakang seperti ini, saya tidakkehabisan akal. Anggota polsek saya siagakan,tinggal menunggu perintah saya untukmelakukan penggerebekan. Begitu si tokohmeninggalkan polsek, anggota saya perintahkanuntuk mengerebek. Hasilnya, saya menangkapbeberapa penjudi, dan penggerebekan itu puntanpa ada perlawanan.

Memang, untuk membuka bisnis perjudian

114

Page 115: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

115

Pen

anda

tang

anan

not

a pe

rdam

aian

dua

kel

ompo

k ya

ng b

erti

kai

(Dok

. P

olse

k P

enja

ring

an)

Page 116: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

116

dengan karakteristik daerah seperti Panjaringanini, ada pasarnya atau demand-nya. Kalaupunkami menutup tempat-tempat perjudian terbuka,mereka, khususnya kelompok masyarakatTionghoa yang berpandangan bahwa judi adalahbagian dari hidup, dapat diibaratkan bahwapada saat mereka baru bangun tidur pun, sudahada keinginan untuk berjudi. Kelompok gengyang menguasai tempat-tempat perjudian itumemang memanfaatkan pasar tersebut.

Setelah tidak kenal lelah bergerilya untukmengusahakan dibukanya lahan judi, pada saatBedul datang ke Polsek Penjaringan untukmembuat laporan, tentang aksi penipuan yangmenimpa dirinya, dalam laporan kepada polisitersebut, Bedul mengaku sudah mentransferuang sebesar Rp 300 juta kepada seseorangyang katanya datang dari Makassar. OrangMakassar itu menjamin bahwa perjudian diwilayah Kalijodo bisa dibuka dengan aman, takakan ada gangguan dari polisi. Dari kasuspenipuan yang menimpa Bedul itulah yangkemudian muncul guyonan, “Uang jin dimakansetan.”

***

Page 117: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Tak dipungkiri bahwa perjudian di Kalijodotelah membuat laju perputaran uang di kawasantersebut sangat tinggi. Hal ini mengakibatkanbanyak ribuan orang hidup dan menggantungkandiri dari usaha tersebut. Jika satu kelompok sajamemiliki tenaga keamanan sampai 1000 orang,dan jika mereka tidak memiliki pekerjaan tetap,berati ada ribuan orang menganggur di kawasanpadat itu. Dalam kondisi seperti ini, maka kamimengkalkulasi kriminalitas akan semakinmeningkat.

Kelompok Bedul, banyak anak buahnyayang menjadi hansip dan hidup dari uangsetoran. Sedangkan kelompok Asman, merekayang tergabung dalam anak-anak macan,sebagian di antaranya memang ada yang pulang

117

ebagai konsekuensi penutupan Kalijodo dalambulan-bulan pertama, tindak kriminalitas biasa terlihat

adanya peningkatan.

S

FDampak Penutupan

Lokasi Judi

Page 118: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

kampung. Namun tidak sedikit dari kelompokanak macan ini menjadi pelaku tindak kejahatan.

Hal ini dapat terjadi karena mereka terbiasahidup enak di Kalijodo. Uang dengan cepat bisamereka dapatkan hanya dengan menjagatempat perjudian, sementara keterampilan untukbekerja tidak mereka miliki. Dalam situasiseperti itu, mereka yang biasa bekerjamengandalkan otot, kemudian menjadi begal.Banyak kasus penodongan di kawasan JakartaUtara dan Jakarta Barat, pelakunya kebanyakanjebolan anak macan. Banyak sekali kasus yangterungkap. Ada juga kasus yang belumterungkap. Namun berdasarkan informasi yangkami dapatkan, selalu mengarah kepadakelompok itu. Kami dapat memetakan, kejahatansering terjadi di atas jembatan Kali Trading.Biasanya kejadian itu terjadi pada taksi yangberangkat dari Citraland, kemudian turun diJembatan Trading, ditodong sudah tiga kali.Penodongan motor, curanmor, malak, dan lain-lain.

Sebagai konsekuensi penutupan Kalijododalam bulan-bulan pertama, tindak kriminalitasbiasa terlihat adanya peningkatan. Dari 131pengungkapan berbagai kasus kejahatan daritahun 2001-2002, terlihat adanya peningkatansekitar 10 persen atau 18 kasus kejahatandengan kekerasan, berupa perampasan barang,penodongan dengan senjata tajam khususnya

118

Page 119: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

badik, di sekitar kawasan Kalijodo ataupun didaerah lain di Penjaringan, yang pelakunyamengarah kepada bekas anggota geng diKalijodo.

Tetapi ini masalah pertimbangan, kejahatanitu seperti efek balon. Ditekan di sini akan munculdi sana. Selama kejahatan itu masih berupatindak kriminalitas biasa, maka penyelesaiancukup dengan tindakan kepolisian biasa.Dibandingkan dengan kejadian kerusuhanmassal. Perkelahian massal jelas membutuhkantreatment khusus, perlu pasukan dalam jumlahbesar, juga harus ada pasukan yang sengajadisiagakan di tempat kejadian.

Jika seluruh Polsek Penjaringan disiagakansecara fisik di satu lokasi, maka wilayah lainakan terus kebobolan. Jika dengan tindakankriminal, kami tinggal memantau daerah-daerahrawan, cukup dengan operasi rutin, dan anggotakami siap melakukan tindakan preventif, danrepresif. Dengan cara seperti itu, daerah-daerahlain juga masih akan terus bisa kami pantau.Karena daerah tersebut sebenarnya ada dalampengawasan satu pospol. Tetapi jika adakeributan, kami harus menarik anggota daripospol-pospol lain. Padahal anggota itu sudahmemiliki pekerjaan sendiri-sendiri, pelayananmasyarakat, pengungkapan kasus-kasuskriminal yang lain akan terbengkalai.

***

119

Page 120: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

120

Ratapan w

arga sekitar yang terkena imbas pertikaian (F

oto : KO

MPA

S)

Page 121: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Kawasan Kalijodo yang luasnya kuranglebih lima hektar merupakan kawasan padatpenduduk. Kawasan ini merupakan bagian dariRukun Warga (RW) 05, Kelurahan Pejagalan.Dari data di kepala RW, tercatat wargasebanyak 2000 kepala keluarga. Jumlah inihanya di atas kertas, karena jumlahsesungguhnya bisa lebih dari 10 kali lipat. Halini disebabkan oleh banyaknya warga yangmerupakan pendatang tidak terdata. Hal iniseperti dikatakan oleh Ketua RW 05, Kunarso.

“Para pendatang itu datang begitu saja dan mendiamirumah-rumah penduduk yang merupakan sanaksaudaranya, kerabat, atau sekedar teman. Kalaupunya uang, tinggal di kos-kosan. Mereka ini tidakmemiliki KTP Jakarta, kalaupun ada hanya KTPmusiman. Bahkan jika mereka anggota preman,

121

emiskinan akan menciptakankebudayaannya sendiri dan elemen-elemennyaadalah sama bagi kaum miskin di mana saja.

K

GKalijodo

Potret Kemiskinan Kota

Page 122: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

122

jika didekati ketua RT, mereka bisa lebih galak.Ndak ada urusan sama RT,” demikian mereka seringmengatakan.32

Pendatang yang tak terdata, sebagianbesar hidup di lapak-lapak atau rumah kos-kosan yang dibangun di atas tanah di pinggirsungai, bahkan di atas badan sungai. Bangunanliar mereka dirikan atas dasar penguasaanlahan, dengan cara memasang patok. Untukmenghindari gangguan dari orang ataukelompok lain, mereka menempatkan beberapapreman yang siap menjaga. Jika mereka sudahmemiliki modal, mereka akan membangunlapak atau tempat kos-kosan yang merekasewakan kepada para buruh yang bekerja dipabrik sekitar Kalijodo. Bangunan yang merekadirikan biasanya terbuat dari papan kayu atautriplek. Hal inilah yang membedakan parapendatang dengan warga, yang merupakanpenduduk yang sudah turun-temurun hidup dikawasan Kalijodo.

Antropolog Universitas Indonesia, ParsudiSuparlan memberikan batasan yang jelas antaraperkampungan kumuh dengan perkampunganliar. Perkampungan kumuh menurut Parsudimasih secara langsung atau tidak langsungberada di bawah pengendalian pejabatkelurahan. Sedangkan pemukiman liarpengendalian sosial dan keamanan darikelurahan sama sekali tidak ada.33

Page 123: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Pesatnya jumlah penduduk, rupanya tidaksebanding dengan ketersediaan sarana danprasara umum. Seperti jaringan air minum,sanitasi, dll. Hal ini terutama disebabkan karenapara pendatang itu datang dan mendiami tanah-tanah yang tidak diperuntukan sebagai tempattinggal. Mereka menempati lahan-lahan milikpemerintah yang merupakan jalur hijau, disepanjang bantaran sungai.

Pemerintah pun sudah berulang kalimelakukan pembokaran terhadap pemukimanliar di kawasan ini. Sepanjang tahun 2002tercatat sudah beberapa kali Pemerintah DaerahDKI Jakarta, melakukan penggusuran ataskawasan ini. Penggusuran terbesar atas lapak-lapak judi dan tempat hiburan malam yangdibangun di atas bantaran-bantaran sungai, baikSungai Banjir Kanal, maupun Kali Angke pernahterjadi pada 25 Januari 2002, setelahpertempuran hebat terjadi di kawasan itu.34

Setiap kali terjadi penggusuran, perlawanansengit dilakukan oleh warga penghuniperumahan liar. Perlawanan dilakukan olehanggota geng, sampai ibu-ibu, mereka biasanyamemblokade jalan masuk dengan perabotanrumah tangga seperti kursi, tangga dll. Namun,setelah perjudian dilarang, dan tidak beroperasilagi, pembongkaran lapak-lapak liar,berlangsung damai. Hal ini seperti yang terjadipada Maret 2003 lalu. Ketika itu, penggusuran

123

Page 124: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

yang menggunakan alat berat belco,berlangsung tanpa ada aksi penghadanganseperti yang terjadi sebelumnya. Padahal,seperti diberitakan berbagai media massa,aparat Tramtib Jakarta Utara, bahkan sempatmempersiapkan dukun-dukun yang didatangkankhusus dari Jawa Timur untuk menghalau parapengacau.

Penggusuran terhadap hunian liar,sebenarnya hanyalah upaya simtomatik. Karenawarga pendatang yang tak memiliki tempattinggal itu hanya berpindah dari satu lokasi kelokasi lain. Ketika Kalijodo digusur, merekaberpindah ke bawah jembatan layang menujuBandara Soekarno Hatta. Penyebab utamanyaadalah pertambahan jumlah penduduk itu,terutama disebabkan oleh arus urbanisasi yangmeningkat pesat sejalan dengan semakinlancarnya sarana transportasi. Bagi pendudukdari luar Pulau Jawa, daerah Penjaringan,menjadi tempat strategis, mengingat letaknyayang tak jauh dari Pelabuhan Tandjung Priok,tempat mereka pertama kali menginjakkan kakidi Jakarta.

Adanya banyak faktor pencetus kedatanganpenduduk dari desa-desa ke kota. Faktor utama,biasanya karena masalah ekonomi. Namun adajuga faktor lain seperti politik, keamanan, sertamotifasi sosio-kultural lainnya. Apalagi, sepertipandangan umum di negara-negara sedang

124

Page 125: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

berkembang, kota merupakan pusat peradaban.Hal ini telah menjadi satu faktor kuat yang menarikorang-orang desa bermigrasi ke kota(urbanisasi).

Penelitian dari Hans Dieters Evers tentangurbanisasi di beberapa negara di AsiaTenggara, memberikan kesimpulan, bahwaperkembangan dan kemajuan ekonomi yangterpusat di ibu kota negara, telah memancingeksodus penduduk dari kota-kota kecil ke ibukota.35

Namun, kehadiran kaum pendatang ituterkadang tanpa mempertimbangkan akibat-akibat yang disebabkan oleh menumpuknya or-ang-orang di kota dalam ruang tempat tinggal,sumber hidup dan nafkah yang sempit danlangka. Hal inilah yang pada akhirnya membuathidup menjadi lebih sulit, dan kualitas maupunharkat manusia menurun.

Lambannya mobilitasvertikal, atau perbaikan hidupdari kelompok masyarakatmiskin perkotaan, menjadi salahsatu penyebabnya, karena tidaksemua orang miskin itu merasakecewa dan tidak puas. Orangmiskin yang terbenam dalamperkampungan miskin di kota,banyak yang merasa puas hidupdalam lingkungan busuk itu.

125

Bagi pendudukdari luar PulauJawa, daerahPenjaringan,menjadi tempatstrategis,mengingatletaknya yangtak jauh dariPelabuhanTandjung Priok,

Page 126: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

126

Mereka merasa ngeri membayangkanbagaimana hidup di luar perkampungan miskinmereka. Bahkan orang miskin yang terhormatsekalipun, bila sudah lama jatuh miskincenderung diam di tempat. Mereka terpukauoleh kekekalan tata kehidupan yang ada. Hanyamalapetaka—serbuan wabah, penyakit, ataubencana alam—yang akan menyadarkankehidupan mereka.36

Hal inilah yang memunculkan apa yangdisebut oleh Oscar Lewis tentang “kebudayaankemiskinan.” Oscar Lewis adalah antropologkenamaan Amerika yang banyak melakukanpenelitian seputar kemiskinan di kota-kota diAmerika maupun di Amerika Latin. Hasilpenelitiannya itu membuahkan pemikiran tentangthe culture of poverty atau kebudayaankemiskinan. Dalam bukunya The Children ofSanches dan La Vida, ia berkisah tentangkehidupan orang Puerto Rico, di New York dandi negerinya.

Menurut Lewis, kemiskinan akanmenciptakan kebudayaannya sendiri danelemen-elemennya adalah sama bagi kaummiskin di mana saja. Jadi “kebudayaan” ituadalah self generating (bergerak dengansendirinya). Lewis mengemukakan bahwakebudayaan kemiskinan itu (culture of poverty)mempunyai ciri-ciri:

Tingkat mortalitas yang tinggi dan harapan hidup yang

Page 127: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

rendah, Tingkat pendidikan yang rendah, Partisipasiyang rendah dalam organisasi seperti buruh, partaipolitik, dll. Tidak atau jarang ambil bagian dalamperawatan medis dan program-programkesejahteraan lainnya. Sedikit saja memanfaatkanfasilitas-fasilitas kota, seperti toko-toko, museum,atau bank. Upah yang rendah dan keamanan kerjayang rendah. Tingkat keterampilan kerja yangrendah. Tidak memiliki tabungan atau kredit. Tidakmemiliki persediaan makanan di rumah untuk hariesok. Kehidupan mereka tanpa kerahasian pribadi(privacy). Sering terjadi tindak kekerasan termasukpemukulan terhadap perempuan dan anak-anak.Perkawinan sering berdasarkan konsensus,sehingga sering terjadi perceraian dan pembuangananak. Keluarga bertumpu pada ibu. Kehidupankeluarga otoriter. Bergantung pada nasib ataufatalisme. Besarnya hipermasculinity complex dikalangan pria dan martyr complex di kalanganwanita.37

Apa yang dikatakan Lewis memang terjadidi pelbagai kawasan miskin perkotaan. Didaerah kumuh di Kecamatan Penjaringan,kekerasan terhadap wanita dan anak-anakmerupakan kasus yang menonjol. Hal yang kasatmata, adalah eksploitasi anak-anak, bahkanbayi, oleh orang tua38 mereka di perempatan-perempatan jalan dan bawah-bawah jembatanlayang, anak-anak dipaksa menjadi pengemis.Ini memang tidak monopoli Penjaringan, tetapijuga ada di sebagian tempat di Jakarta.Kelompok anak inilah yang sering menjadi objekkekerasan.

127

Page 128: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Beberapa kasus kekerasan terhadapperempuan juga menonjol. Kasus kekerasanyang paling dramatis dalam tiga tahun terakhirdialami Sri (bukan nama sebenarnya), pada Juni2002. Ia dianiaya oleh suaminya yang jengkel,melihat isterinya kembali menjadi pelacur disebuah bar di kawasan Kalijodo. Sang isterisendiri berdalih, kembali menekuni profesilamanya, lantaran si suami yang pedagangpakaian di kapal-kapal yang merapat dipelabuhan Sunda Kelapa, tak mencukupikebutuhan sehari-hari, apalagi ibu muda ini jugaharus menanggung kehidupan keluarganya dikampung.

Si Suami, Parno (bukan namasebenarnya), yang mendapati isterinya ditempat pelacuran kalap. Ia mengamuk di sebuahbar tempat biasa Sri mangkal. Akibatnya, tidakhanya Sri, tapi dua teman wanita lain juga ikutterluka oleh amukan Parno. Lelaki yang hanyatamatan SD ini mengaku tidak sadar menikamisterinya sendiri dan lantaran mabuk setelahmenenggak empat botol anggur cap Rajawali.Akibatnya, Sri dan Dewi terpaksa harus dibawake rumah sakit, setelah menderita beberapaluka, akibat tikaman senjata tajam.

Menurut Parno, tindakannya itu dilakukanlantaran amarahnya memuncak. Ketika menikahiSri, pada tahun 1997, isterinya pernah berjanji,tak akan melanjutkan profesi lamanya sebagai

128

Page 129: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

wanita penghibur di kompleks pelacuran danperjudian Kalijodo. “Waktu akan menikah, iaberjanji tidak akan menjadi pelacur lagi. Tetapi,kenyataannya ia masih selingkuh dan empat kalisaya memergokinya praktik lagi,” tutur Parno,yang lulusan sekolah dasar. “Yang tiga kali lalusaya maafkan.”39

Kisah Parno dan Sri, adalah salah satupersoalan dari sekian kompleksitas masalahmasyarakat urban di perkotaan. Kehadiran parapendatang yang tidak disertai pendidikan yangmemadai. Dengan tingkat pendidikan minimal,semakin rendah pula keterampilan danpengetahuan seseorang. Akibatnya, kecil jugakompetensi seseorang untuk dapat diserapdalam sektor-sektor kerja formal. Tiadanyaketerampilan yang mendukung untuk bisaditerima bekerja, sementara kebutuhan hidup dikota yang terus mendesak, membuat pikiranorang seperti Sri, tidak memiliki pilihan selainmenjual tubuhnya sebagai pekerja sekskomersial.

Ketika para pendatang itu harusmenghadapi tantangan hidup yang keras, makamau tidak mau secara naluriah, mereka mencariperlindungan dalam kelompok sedaerah.Memang ada juga sedikit orang yang berjuangsendiri dengan segala konsekuensinya,membentuk kelompok-kelompok senasib dansebagainya.

129

Page 130: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Parsudi Suparlan, yang melakukanpenelitian tentang proses kedatangan “OrangGelandangan” pada tahun 1960-1961 dandilanjutkan pada tahun 1979-1980, di KelurahanPenjaringan, Jakarta Utara, memberikankesimpulan bahwa kaum pendatang ke Jakartamengikuti pola-pola sebagai berikut:

Datang secara individual langsung dari tempatasalnya ke Jakarta dan di Jakarta mereka menemuirelasi, kerabat, teman untuk menumpang menginapsementara. Datang secara individual, langsung daritempat asalnya ke Jakarta, tanpa mempunyaiseseorang yang dituju yang akan ditumpangi untukmenginap sementara. Datang langsung ke Jakartabersama keluarga (isteri atau isteri dan anak) dengantujuan tempat pekerjaan yang telah dijanjikan atauke tempat di mana dia tadinya telah menetap danbekerja di Jakarta. Datang langsung ke Jakarta,bersama dengan keluarga tanpa ada satu tempatyang dituju atau seseorang yang akan dimintai tolong.Datang ke Jakarta, baik secara individual maupundalam satuan keluarga setelah terlebih dahulu tinggaldi kota-kota lainnya: Jakarta adalah tujuan terakhirdari pengembaraan mereka.Datang langsung ke Jakarta dalam rombongan or-ang-orang seasal (dari desa atau kampung yangsama), secara individual (tanpa keluarga) yang diJakarta sudah ada yang akan menampung merekasebagai buruh. Datang langsung ke Jakarta dalamrombongan orang-orang yang seasal: yang di Jakartahanya samar-samar diketahui akan ada yangmenampung mereka sebagai buruh, sebagaipembantu berdagang, atau sebagai magangberdagang, atau sama sekali tidak ada seseorang

130

Page 131: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

yang dituju yang akan menolong mencarikan kerjabuat mereka. Datang ke Jakarta secara langsungdari tempat asalnya dalam satu rombongan yangdiorganisir oleh calo kerja.40

Di sinilah fenomena sosial terjadi danmenjadi kebalikan dari temuan antropologperkotaan terkemuka Amerika Ralph Linton.Linton mengemukakan pendapatnya tentangterbentuknya masyarakat kota industri terhadapkelompok kekerabatan. Menurut Linton, semakinbesar kemungkinan bagi individu, dalam suatusituasi sosial, untuk memperoleh keuntunganekonomi bagi dirinya, semakin lemah ikatankelompok kerabat.41

Sedangkan yang terjadi di Jakarta dankota-kota besar lainnya di Indonesia, prosesindustrialisasi tidak serta merta menyerapkelompok masyarakat pendatang. Dalamkondisi ini, keberadaan sektor informal menjadipenopang kebutuhan para urban.

Soetjipto Wirosardjono, memberikandefinisi tentang sektor informal. Menurut Soetjiptosektor informal adalah kegiatan ekonomi mar-ginal (kecil-kecilan) yang mempunyai ciri-cirisebagai berikut:

Pola kegiatannya tidak teratur, baik dalam artiwaktu, permodalan, maupun penerimaannya. Tidaktersentuh oleh peraturan dan ketentuan olehpemerintah. Modal, peralatan dan perlengkapanmaupun omzetnya kecil dan diusahakan atasperhitungan harian. Umumnya tidak memiliki tempat

131

Page 132: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

132

usaha permanen dan terpisah dari tempat tinggalnya.Tidak mempunyai keterikatan (linkages) denganusaha lain yang besar. Umumnya dilakukan olehdan melayani golongan masyarakat yangberpendapatan rendah. Tidak membutuhkankeahlian dan ketrampilan khusus, sehingga secaraluwes dapat menyerap bermacam-macam tingkatpendidikan ketenagakerjaan. Umumnya tiap-tiapsatuan usaha memperkerjakan tenaga yang sedikitdan dari lingkungan hubungan keluarga, kenalan,atau berasal dari daerah yang sama. Tidak mengenalsystem perbankan, pembukuan, perkreditan, danlain sebagainya.42

Sektor informal dalam bentuknya yangsederhana, berupa toko-toko kecil, di sekitarperkampungan kumuh, pedagang makanan,pelayan jasa kendaraan ojek, ikut andilmenopang kehidupan masyarakat miskinperkotaan. Karena, kelompok masyarakat,mungkin tidak pernah memenuhi hidupnyadengan mengandalkan hasil perdaganganbesar, yang tentunya harga barang yang dijuallebih mahal.

Apa yang terjadi di berbagai kota di Indo-nesia, memiliki kemiripan dengan terbentuknyamasyarakat kota di Amerika Latin. Di sanahubungan-hubungan kekerabatan di pusat-pusatmasyarakat kota tidak berkurang artinya.Keadaan ini juga diperlihatkan oleh Oscar Lewisdalam studinya atas orang-orang yang pindahdari Desa Tepoztecan dan menetap di MexicoCity. Kehidupan kekeluargaan di antara

Page 133: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

133

penduduk kota cukup stabil, dan keluargamereka tidak bertambah kecil, malah bertambahbesar. Demikian pula dengan sistemkekerabatan fiktif atau ikatan pertemanan(compadrazgo) tetap ada, meskipun sedikit adaperubahan.

Lewis kemudian merumuskan dua pola,semakin lengketnya dan meluasnya sistemkekerabatan dari kaum pendatang di kota.Pertama, dalam masyarakat kota,industrialisasi belum berperan sepenuhnya.Hal ini menyebabkan fungsi-fungsi yang pentingdalam organisasi kekerabatan masih berjalanterus. Kedua, masyarakat industri belummenemukan organisasi sosialnya sendiri.

Dalam berbagai situasi sosial, fungsi-fungsipenting kekerabatan masih dimanfaatkan,misalnya untuk mengelola perusahaan,kekuasaan, ataupun permodalan. Juga dalamsituasi-situasi tertentu, misalnya dalammenghadapi ancaman terhadap kedudukan,dalam usaha untuk memperoleh pekerjaan atauperumahan, dan fasilitas-fasilitas lainnya,ataupun jaminan hukum, maka kekerabatandapat berfungsi sebagai penolong.

***

Page 134: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

134

Page 135: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

135

Page 136: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

136

Page 137: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

137

Seperti tersentak, Muara Baru, yangbiasanya ramai oleh transaksi perdaganganikan, tiba-tiba menjadi sepi. Tak ada teriakanpelele yang menawarkan tangkapan nelayan,sementara lapak-lapak tak menggelardagangan. Saat itu Mei 2001, dua kelompokwarga yang berbeda suku, Serang danMakassar saling berhadapan. Perkelahianmassal yang melumpuhkan roda perekonomiandi kawasan itu dipicu oleh matinya Suding,warga asal Serang, Banten, yang dibantai olehkelompok pemuda Makassar persis di depanpintu Pelabuhan Muara Baru.

Suding tewas dengan kepala nyaristerpenggal, setelah terlibat cekcok denganbeberapa pemuda Makassar di lapak ikan.

alam beberapa kali konflik di Muara Baru, sering kaliterjadi keributan yang bermula dari Kafe Angin Mamiri,...D

AMasa Berdarahdi Muara Baru

Page 138: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

138

Suding yang naas siang itu mendatangikelompok anak muda yang telah melakukanpemukulan kepada anaknya. Suding marahbukan kepalang, akibat pukulan yang diterimaanaknya tulang punggung anaknya patah.Namun, bukan kata maaf yang dia terima, tetapiayunan badik, dari sekawanan pemuda. Sudingpun tersungkur dan tewas.

Kabar matinya Suding, segera menyebarke seantero warga Serang di kawasan padattersebut. Dalam waktu tak lama, segeraterkonsentrasi ratusan warga dari duakelompok yang berbeda suku tersebut. Keduakelompok mempersiapkan diri untuk terlibatdalam pertarungan yang kejam. Masing-masingkekuatan siap dengan senjata tajam terhunus ditangan. Bentrokan pun sempat terjadi, untungnyabelum menjatuhkan korban susulan.

Aparat polisi dengan pemuka masyarakatsegera bertindak melerai dua kelompok yangsedang dibakar amarah. Apalagi, KepalaPolsek Penjaringan saat itu, Komisaris Pol. DrsEdi Setyo Budi, dikenal dekat dengan tokohdari kedua kelompok tersebut, sehinggaamarah bisa segera dipadamkan, sehinggabentrokan tidak berlarut-larut. Dan rodaekonomi di sentra perikanan Jakarta takterganggu dalam waktu yang lama.

Masih di tahun 2001, kawasan itu kembalidibuat membara. Namun kali ini bukan bentrokan

Page 139: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

139

antarwarga, melainkan bentrokan antarapetugas keamanan dan ketertiban (tramtib)Pemerintah Kotamadya Jakarta Utara, denganratusan tukang becak yang dibantu olehsimpatisan warga sekitar. Operasi pembersihanbecak yang dirancang mirip operasi militer,melibatkan aparat dari tramtib, kepolisian, danTNI. Operasi digelar, lantaran dari catatanpemda, jumlah becak di kawasan padatpenduduk itu paling besar dibandingkankecamatan lain di Jakarta.

Para tukang becak yang rata-rata berasaldari Indramayu, Jawa Barat, rupanya tak kalahpersiapannya menghadapai serangan dariaparat. Apalagi mereka sudah mendengarinformasi becak yang menjadi sandaran hidupmereka akan disita dan diganti hanya denganuang sebesar Rp. 250 ribu. Apalagi,sebelumnya, rekan-rekan tukang becak diKelurahan Pademangan, sudah lebih dahulukena razia. Mereka tidak terima dan menyiapkanjebakan bagi aparat yang akan masuk kekawasan padat itu.

Iring-iringan kendaraan aparat dan ratusanpetugas tramtib dengan penuh percaya dirimemasuki kawasan tersebut. Mereka mendugaoperasi akan berjalan dengan sukses. Ternyata,justru sebaliknya. Operasi gagal total, ratusanaparat terjebak dalam “ladang pembantaian”lantaran ketika semua aparat sudah berada di

Page 140: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

140

dalam kawasan, semua jalan keluar ditutupwarga dengan sebuah kontainer yangdilintangkan di tengah jalan.

Sedangkan di ujung jalan yang lain, ribuanwarga berbaur dengan tukang becak yangmarah, menghunus senjata tajam dan melemparipara petugas yang terjebak. Tak menyangkamendapat serangan mendadak, aparatkeamanan khususnya petugas tramtib laritunggang langgang. Tercatat tiga mobil dariSatuan Pelaksana (Satlak) Tramtib dan PolsekPenjaringan rusak berat akibat kena lemparanbatu, beberapa petugas tramtib pun nampakterluka.

Saat itu, Kapolsek Metro Penjaringan,Komisaris Krishna Murti juga terjebak dalamkerumunan warga. Untuk membubarkan amukanwarga, polisi pun harus menembakkan gas airmata. Tercatat dua warga terluka akibat terkenalemparan batu. Sedangkan salah seorang sopirmobil operasional Tramtib Jakarta Utara, yangbernama Eko, sempat ditawan oleh para tukangbecak dan baru dua jam kemudian bisaditemukan oleh anggota polsek dan bisadibebaskan.43

Gambaran lain situasi konflik juga terjadidari warga asal Cirebon yang mempunyai tokohpreman karismatik dan mempunyai banyakmassa pendukung dan terkenal sering membuatkericuhan, yaitu Saleh Jongge. Dia termasuk

Page 141: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

141

warga RT 19, Kampung Muara Baru. Setahunsebelumnya, di sebuah gudang di Jalan GedungPompa ditemukan 6000 buah bahan peledak.Saleh Jonge yang ketika itu mabuk berhasilmengumpulkan ratusan warga Cirebon Bedulanuntuk menjarah gudang tersebut sehinggamembuat warga asal suku lain menjadi tidaksenang dan hampir menyebabkan terjadinyabentrokan.

Pihak-pihak yang dituakan, seperti tokohmasyarakat baik dari tokoh agama, suku,maupun pihak pengurus RW mendatangi tokoh-tokoh yang bertikai dan mereka selalu maudidamaikan dan mendengar para tokohmasyarakat itu. Namun hal itu juga tak lepas dariantisipasi pihak Polsek Metro Penjaringan yangbertindak cepat dalam mendamaikan warga.

Dalam beberapa kali konflik di Muara Baru,sering kali terjadi keributan yang bermula dariKafe Angin Mamiri, bahkan pada tahun 2001, dibelakang kafe tersebut seorang premandipenggal kepalanya oleh sekelompok orangbertopeng ala ninja hingga keadaan saat itumenjadi ricuh. “Padahal keributan itu bukan dariKafe Angin Mamiri, mereka juga menenggakminuman keras di luar Kafe Angin Mamiri, sudahitu nongkrongnya di sini,” kata Daeng Badipemilik Kafe Angin Mamiri.

Konflik antarkelompok biasanya dapatdiselesaikan oleh para sesepuh warga Muara

Page 142: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

142

Baru, masih ada kepercayaan di sebagianbesar warga, bahwa perselisihan dapatdiselesaikan oleh mereka sendiri. Namun, jikamasalahnya serius, apalagi menyangkut nyawaseseorang, warga dan aparat kepolisian punsegera bertindak. Ini bukan lagi soal yang bisadiselesaikan dengan musyawarah para tetua.Pihak kepolisian, termasuk pihak pengurus RWsegera mengamankan lokasi kejadian danmencari tahu asal korban, yang ternyata bukanberasal dari suku mayoritas, sehingga takmenimbulkan ekses yang berkepanjanganantarwarga.

Seperti kasus Daeng Ibrahim yangmembunuh Ustad Bana di sebuah mushola diRT 16 C, malamnya Ibrahim minum-minum dibelakang Kafe Angin Mamiri. Dalam keadaanmabuk, Ibrahim memarahi orang yang tengahmengaji dan membunuhnya. Warga yangmengetahui hal tersebut mengeroyoknya danmendatangi rumah Ibrahim, sehingga keluargaIbrahim terpaksa diamankan pihak kepolisianuntuk menghindari amukan warga.

“Pihak kepolisian pada waktu kejadiantersebut sangat berpengaruh untuk meredamkonflik lebih luas,” kata Brigadir Slamet anggotaPos Polisi Muara Baru. Daeng Ibrahim tegamembunuh Ustad Bana karena sudah dirasukiminuman keras, padahal anak Daeng Ibrahimsendiri mengaji kepada Ustad Bana. Daeng

Page 143: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

143

Ibrahim yang merasa taksenang dinasehati UstadBana lalu membunuhnya.“Daeng Ibrahim lari, namuntak lama ia dapat ditangkap petugas di salahsatu rumah saudaranya,” kata Slamet.

Sudah bisa diduga, terbunuhnya UstadBana segera menyulut kemarahan wargaSerang, asal guru ngaji itu. Kemarahan wargasulit dibendung. Beberapa warga Serangbahkan sudah menyerang rumah Daeng Ibrahim.Namun, berkat antisipasi dari PolsekPenjaringan, petugas dapat mengantisipasimenyelamatkan keluarga Daeng Ibrahim dariamarah warga asal Serang. “Petugas sendirikala itu dipimpin langsung Kapolseknya KompolEdi Setyo Budi untuk meredam warga denganmengirim Daeng Ibrahim ke Polres JakartaUtara, warga juga dihimbau kalau DaengIbrahim sudah dihukum sesuai denganperbuatannya,” kata Slamet. Saat itu, Slametpun sibuk bukan main, ia harus mondar-mandirmemberitahu warga asal Serang, bahwa sipembunuh sudah ditangkap polisi.Pemberitahuan ini penting, mengingat adanyadesas-desus warga Serang akan menyerbuwarga Makassar di Muara Baru. Cara ini efektifmenghindari konflik antarsuku di Muara Baru.Dengan menunjukkan bukti polisi berbuat cepatdan netral.

..., ratusan aparatterjebak dalam“ladang pembantaian”

Page 144: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

144

Itulah sekelumit berbagai peristiwa yangterjadi di tahun 2001. Kejadian tewasnya Suding,ujung dari konflik antarsuku, merupakan kasusterakhir yang pernah mendera kawasan MuaraBaru. Setelah itu tidak ada lagi kejadianbentrokan antarwarga yang berbeda etnis dikawasan tersebut. Bahkan, kawasan ini bisadibilang jauh dari kerusuhan, ketika tempat lainseperti di Cakung, terjadi bentrokan antarwargaBetawi dan Madura, atau antar warga Serangdengan Madura, di kawasan Pasar Kramat Jati,pada 2002.

Namun, walau terbebas dari gejolak, dalamkurun waktu damai, Kampung Muara Baru bukannol dari gejolak. Namun, berbagai peristiwa yangmenjurus pada konflik terbuka antarkelompoklebih sering bisa diselesaikan antarwargasendiri di kantor RW. Seperti contoh kejadiantanggal 1 Juni 2002, dua preman Muara Barudibacok hingga perut keduanya terkoyak olehtokoh preman bernama Alfian. Penyebabnyaadalah dua preman tersebut sebelumnyamengadakan pesta minuman keras dengankawannya bernama Rages. Kedua premanterlibat cekcok mulut hingga Rages dikejar-kejardan mengadukan hal itu ke Alfian hingga keduapreman itu sekarat. Pihak kepolisian sendiridalam hal ini melakukan pengejaran terhadapAlfian yang melarikan diri. Namun pihak tokohwarga seperti pengurus RW melakukan

Page 145: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

pendekatan terhadap keluarga preman tersebutdan membiayai pengobatan kedua preman yangmencapai Rp 8 juta. “Perdamaian sendiri antarakeluarga preman dengan pihak Alfian dan Ragestelah diselesaikan oleh sesepuh warga di sini,”kata Adi, warga setempat yang menyaksikanperdamaian di Kantor RW 17. Kedua belahkeluarga tidak saling menuntut. Prosesperdamaian tersebut disaksikan langsung olehKetua RW 17 Umas Husen. Namun pihak jajaranserse Polsek Metro Penjaringan dipimpin KanitBuser Bripka Suyatno tetap melakukanpengejaran terhadap tersangka Alfian untukmemproses secara hukum.

Selain soal perselisihan antarpemuda,masih ada potensi-potensi konflik di Muara Baru.Seperti konflik perebutan lahan, ketika wargamenempati dan mematok lahan kosong milik PTGajah Tunggal. Lokasi tanah perusahaan ban ituletaknya membujur di RT 6 sampai RT 8. Olehwarga yang mematok tanah itu, kemudiandidirikan bangunan semi permanen. Akibatnya,perusahaan yang merasa asetnya diserobotunjuk gigi.

Seperti dituturkan Ny. Bati Mustamin, wargadiusir oleh puluhan orang dari lokasi denganmengahancurkan tenda serta merobohkan tiang-tiang rumah. Mendapat perlakuan itu wargamarah dan malah membangun kembali secarapermanen. “Kita dulu beli dengan yang pertama

145

Page 146: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

tinggal di sini sampai empat juta, tapi malahdiperlakukan begitu yah kita bangun, kalaumereka ngajak ribut kita nggak takut,” kata Bati.Masalahnya menjadi lebih rumit, lantaran pihakPT Gajah Tunggal, dalam upayanya mengusirwarga mengerahkan massa dari satu kelompoksuku yang dipimpin Daeng Tuju.

Akibatnya, kedua kelompok yang salingmenghunus senjata tajam berhadap-hadapandengan warga yang membawa parang sertatombak. Saat itu, antara kedua kelompok wargasudah sempat terjadi saling lempar batu dananak panah. Untung saja, aparat Pospol MuaraBaru serta aparat Polsek Metro Penjaringansegera menengahi kedua kelompok itu.

“Mereka semua mau menyelesaikan,karena warga di sini disuruh oleh pengacara daripemilik tanah untuk mengontrak, sedangkanmereka punya surat tanah demikian juga denganPT Gajah Tunggal,” kata Slamet yang menyebutmasalah lahan itu sampai sekarang masihterkatung-katung dan pihak yang bertikai olehaparat kepolisian diminta untuk menempuh jalurhukum.

Dari beberapa contoh kasus yang telahdipaparkan di atas, dapat tergambar, bahwamunculnya pengaktifan jati diri suku bangsamengalami eskalasi ketika muncul kontak-kontak dalam ruang geografi dan sosial di antaraanggota suku bangsa yang berbeda, terutama

146

Page 147: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

147

dalam kaitan hubungannya dengan kepentinganekonomi dan adanya kompetisi antarsukubangsa. 44

Frederik Barth menyebut, bahwa secarahipotesis, konflik antarsuku bangsa dapatdicegah jika dalam kompetisi untukmemperebutkan sumber-sumber daya yang adasetempat—yang melibatkan anggota-anggotasuku bangsa yang berbeda itu—terdapat aturanmain yang adil dan beradab dan adanyapenegak hukum sebagai pihak ketiga yangnetral atau tidak memihak serta dipercaya wargamasyarakat setempat, serta betul-betulmenerapkan aturan-aturan main tersebut. 45

Dalam beberapa kali terjadi konflikantarsuku bangsa inilah Polsek Penjaringanterlihat sebagai salah satu pihak yang berperansebagai pihak ketiga (mediator), bukan hanyasebagai pihak yang menangani masalahkeamanan warga, tapi juga sebagai pihak netralyang dapat menerapkan aturan-aturan mainberdasarkan hukum yang berlaku. Hal itu jugauntuk membatasi budaya penyelesaian konflikyang mengandung unsur pidana di Muara Baruataupun di Kantor RW. Walaupun penyelesaianlewat musyawarah cukup baik, namun hukumharus ditegakkan agar keadilan bisa dirasakanoleh semua kelompok warga, dan membuat jerapara pelakunya.

***

Page 148: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

148

Page 149: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

149

Page 150: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

150

Page 151: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

151

Secara kebetulan, warga yang mendiamiKampung Muara Baru, berasal dari kelompokmasyarakat pesisir, yang terkenal berperangaikeras dan terbuka. Sebut saja, kelompok wargaBugis, dikenal sebagai pelaut ulung danpemberani. Juga warga Madura, yangmengenal budaya carok untuk membela hargadiri. Juga warga asal pesisir Pantai Utara PulauJawa, dari Tegal, Cirebon, Indramayu, sampaiSerang, dikenal sebagai warga yang ulet danpantang menyerah dalam mengaduperuntungan di Jakarta.

Berbagai komunitas, antarsuku tersebutselain memperkaya kebudayaan yang ada,juga menciptakan suatu interaksi dalamkehidupan sehari-harinya. Interaksi atau

P erekat utama kehidupan warga Kampung Muara Barutercipta, berkat adanya pusat kegiatan ekonomi, yang berantaidan menafkahi ribuan penduduk dari berbagai suku bangsa.

Page 152: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

hubungan yang tercipta dilakukan oleh parapelaku yang menjadi warga dari suku-sukuyang berbeda. Biasanya mereka hidup salingbertetangga atau bersama-sama membentukterwujudnya sebuah masyarakat yang lebihluas daripada masing-masing suku bangsanya.

Parsudi Suparlan dalam bukunyaHubungan Antarsuku Bangsa menyebutkan,bahwa hubungan antarsuku bangsa masing-masing suku bangsa tersebut menciptakan danmemantapkan batas-batas sosial.46 Atas dasarbatas-batas sosial tersebut merekamembedakan diri sebagai saya dengan diayang berbeda, dan menggolongkan sejumlahorang yang tergolong kami dari satu sukubangsa yang dibedakan dari mereka yang bukantergolong bukan suku bangsa saya. Batas-batassosial ini berguna dalam menunjukkanperbedaan antara mereka yang tergolong dalamsatu suku bangsa yang lain, yaitu yang berbedasuku bangsanya.

Melalui batas-batas sosial ini, stereotipyang dipunyai oleh masing-masing suku bangsamengenai satu sama lainnya menjadi lestari,karena melalui dan di dalam stereotip inilahperbedaan-perbedaan suku bangsa yangberbeda tersebut terwujud. Dalam interaksi yangterjadi antara warga yang berbeda sukubangsanya tidak selamanya stereotip-stereotipyang mereka punyai masing-masing itu

Page 153: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

153

digunakan sebagai acuan dalam salingberhubungan. Interaksi antarsuku bangsaseperti ini biasanya terwujud dalam suatuinteraksi di mana masing-masing pihak salingmembutuhkan, memperoleh manfaat dankeuntungan, dan hubungan yang terwujudtersebut bersifat hubungan komplementer yangsimbiotik.

Hubungan di antara warga yang berbedasuku bangsanya, yang terjalin adalahhubungan saling menguntungkan. Beranjakdari hal ini mereka telah membuat jembatanpenghubung di atas batas-batas sosialtersebut. Jembatan ini berupa hubungan pribadiyang terwujud sebagai persahabatan atauperkawinan, atau saat hubungan sosial dalamhubungan kerja atau ekonomi dan hubunganpolitik.

Apalagi, perekat utama kehidupan wargaKampung Muara Baru tercipta, berkat adanyapusat kegiatan ekonomi, yang berantai danmenafkahi ribuan penduduk dari berbagai sukubangsa, yakni Pusat Pelelangan Ikan MuaraBaru. Mekanisme pasar dan mata rantai yangpanjang dari denyut nadi ekonomi di kawasanini memberi penghidupan bagi warga.Sehingga, tergores dalam-dalam dari segenaptokoh dan warga, jika ketentraman dankeamanan mereka terusik, roda ekonomi dikawasan itu akan macet. Pada gilirannya,

Page 154: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

154

mereka warga sekitar juga yang menuaikerugian.

Pada awalnya, Kampung Muara Baru,yang terletak di RW 17, Kelurahan Penjaringan,Kecamatan Penjaringan ini, yang kini dihuni olehhampir delapan belas ribu jiwa. Angka ini pundiyakini tidak sahih, lantaran bisa lebih besarjumlah aslinya, mengingat banyak wargapendatang yang tak terdata. Padahal luasKampung Muara Baru hanya 169,5 ha.

Hampir sebagian besar lahan Muara Barusebelumnya adalah empang atau rawa-rawa.Jalan yang menuju Muara Baru di sisi wadukditanami tebu oleh warga di awal tahun 1980,memanjang menuju Pelabuhan SamudraJakarta. Lambat laun penggunaan lahan diwilayah Muara Baru tak terawasi pemerintah.Pagar-pagar dirusak dan warga mendirikanrumah dan bangunan. Pemerintah kecamatanmenuding penjaga waduklah yang memulaiadanya pembangunan rumah-rumah, karenamereka yang mengelola lahan yang luas. Hal itudiikuti warga lainnya.

Kepemilikan tanah di Muara Baru bolehdikata cukup unik. Ketua RT/RW dapat menge-luarkan surat jual-beli tanah garapan di atassegel seharga Rp 500 - Rp 700 ribu. Hargabisa naik berlipat-lipat jika pemilik menjualsekaligus rumahnya. Harganya bisa men-capaiRp 2 sampai Rp 3 juta untuk ukuran 2,5 x 3 m.

Page 155: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Jelas, surat yang diperjualbelikan itu olehpara Ketua Rukun Warga, tentu saja bukansurat kepemilikan sah atas tanah sepertisertifikat atau dokumen girik. Di atas tanahyang kemudian merasa dimiliki warga, denganbukti surat RW, warga kemudian mendirikanbangun-bangunan. Jika padaawalnya rumah semi permanenyang terbuat dari papan-papankayu, kemudian lama-kelamaan menjadi bangunanpermanen.

Penambahan jumlahpenduduk, yang diikuti denganpenambahan rumah petak,lama-kelamaan membuatkawasan itu menjadi padat.Sampai saat ini, jumlah pastiwarga Muara Baru belumdapat diketahui secara pasti. Secara resmibelum ada data aparat pemerintah, baik ditingkat kelurahan maupun sampai levelKotamadya Jakarta Utara. Bahkan, adakecenderungan pemerintah daerah tidakmengakui mereka sebagai warga Jakarta. Halini bisa dimaklumi, lantaran banyak warga takmemiliki tanda identitas seperti kartu tandapenduduk (KTP), atau Kartu Keluarga (KK) yangditerbitkan oleh kantor kelurahan setempat.

Akibatnya, pendatang baru yang keluar

155

Kepemilikantanah di MuaraBaru boleh dikatacukup unik. KetuaRT/RW dapatmenge-luarkansurat jual-belitanah garapan diatas segelseharga Rp 500 -Rp 700 ribu.

Page 156: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

dan masuk ke wilayah Muara Baru tak terpan-tau, hal itu diakui juga oleh Ketua RW 17, A.Rahman. Meski pihak kelurahan tak maumendata pendatang baru. Jumlah penduduk dikawasan itu hanya dimiliki oleh pengurus RW,yang didapat dari masing-masing pengurus RT.Data di tingkat RT inilah satu-satunya catatanyang bisa dipakai untuk menghitung jumlahwarga di sana.

Kehidupan warga Muara Baru sangatterkait dengan keberadaan Pelabuhan SamudraJakarta, yang diperluas dengan melakukanreklamasi seluas 100 Ha pada tahun 1984. Takjauh dari pelabuhan, berlangsung pembangunanWaduk Pluit, lantaran banyak lahan kosong disekitar proyek, maka para pekerja melirik lahankosong itu sebagai tempat tinggal mereka.

Hampir 75 persen warga Muara Baruadalah pengontrak dan bekerja sebagai buruhdi pabrik-pabrik di sekitar Pelabuhan MuaraBaru. Selain itu banyaknya nelayan asal Losari,Cirebon dan Surabaya yang berdatanganuntuk menjual hasil tangkapannya. Rata-ratamereka membeli lahan kosong itu untukditempati selama menjual hasil tangkapannya,lama-kelamaan keluarga dan istri dibawa untuktinggal di Muara Baru.

Penduduk Muara Baru didominasi berbagaisuku bangsa, seperti suku Bugis, Makasar,Serang Banten, dan Indramayu, Cirebon yang

156

Page 157: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

157

menyebar di kawasan tersebut. Berbagai sukubangsa memiliki berbagai macam pekerjaan,mulai pedagang ikan, buruh nelayan, danpengayuh becak berada di wilayah Muara Baru.Mengingat letaknya yang berada di pesisirpantai, maka sebagian besar penduduk yangmenempati wilayah ini bergantung pada laut.Hasil laut adalah sumber mata pencaharianutama mereka. Untuk itu tidak mengherankanjika berbagai suku bangsa berinteraksi danmembentuk tata susunan masyarakat yangsecara umum diadopsi dari masing-masingdaerah asal.

Etnis terbesar yang mendominasi, padaumumnya mempunyai tokoh-tokoh panutan.Misalnya dari etnis Makasar, Daeng Bali, DaengNasir Nile, Daeng Kebo, Daeng Saleh Jongke,Daeng Mansur, Daeng Eric, Daeng Ata, DaengTiju, Daeng Tuan Muda, Jamaludin, dan H.Rahim. Sedangkan dari etnis Serang, antaralain: Raman M, Chusnul, Dulhadi, Ustadz AbdulMutalib, Uyung, dan Jaeni. Dan dari etnisIndramayu, Cirebon ada Rosdullah,47 Kosim, danWarsi.

Berdasarkan keterangan Ketua RW,Rahman, saat ini telah ada pembauran etnis diwilayahnya, dengan perkawinan maupunpekerjaan mereka saling terkait. Namundemikian, peran para tokoh tetap besar. Bila adapermasalahan atau perselisihan di antara

Page 158: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

158

warga, mereka bisa didamaikan oleh para tokohdengan musyawarah warga.

Kehidupan Muara Baru tergolong keras,namun lingkungan sekitar relatif aman. Berbagaikonflik bisa diatasi. Pihak kepolisian sendiriberperan aktif di dalamnya, sehingga terjadinyakonflik yang meluas bisa diredam. Selama tahun2001 ada tiga kali konflik. Sedangkan di tahun2002 hanya ada dua kali konflik, dan perselisihanitu hanya dalam waktu dua hari bisadiselesaikan.

Biasanya, masalah muncul, seperti ributanak kecil berlanjut ke orang tuanya, rebutanwanita, rebutan lapak preman di wilayah pasarpelelangan ikan Muara Baru. Di pasar tersebutsempat terjadi bentrok massal antara premandengan pedagang ikan atau buruh pelelanganikan, namun tak sampai berkepanjangan.

Di Muara Baru, terdapat dua pasar sebagaipusat kegiatan warga sekitar. Pertama, PasarTradisonal Muara Baru dan Pasar PelelanganIkan Muara Baru. Pelelangan ikannya berada diJalan Muara Baru Ujung, sedangkan pasartradisional yang memiliki kode di WalikotamdyaJakarta Utara, JU-II-06, tercatat sebagai pasaryang menjadi tempat usaha bagi 90 pedagangresmi. Masing-masing kelompok suku bangsamempunyai lapak dan langganan sendiri dalamberinteraksi dengan pedagang. Sepertikegiatan bongkar muat sudah ada beberapa

Page 159: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

159

Pen

yera

han

senj

ata

oleh

war

ga k

epad

a K

apol

res

Jaka

rta

Uta

ra,

sim

bol

peny

eles

aian

kon

flik

(F

oto

: K

OM

PAS)

Page 160: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

kelompok koperasi yang menangani. ContohnyaA. Rahman mengaku mempunyai 2000 anggotatersebar di Pasar Muara Baru, ada yang menjaditenaga bongkar muat, keamanan pasar,pedagang ikan dll.

***

160

Page 161: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

161

Mengacu pada teori Clayton (1979),mengenai di manakah pasangan menetapsetelah menikah dapat dijelaskan dari beberapapola yang berbeda-beda tentang pola menetap.Antara lain, pola patrilokal, pola matri-patrilokal,pola matrilokal, pola patri-matrilokal, pola bilokal,pola neolokal, serta pola avunkulokal.

Pada pola patrilokal berarti pasangan yangbaru menikah bersama pada pihak pria, polamatri-patrilokal, suami mula-mula menetapbersama keluarga wanita, tetapi kemudianpindah ke keluarga pihak pria. Pola matrilokalpasangan menetap bersama pihak wanita. Polapatri-matrilokal pasangan yang baru menikahsemula menetap di keluarga pihak pria dankemudian pindah ke keluarga pihak wanita. Pola

eranekaragamnya pola menetap warga MuaraBaru tersebut disebabkan beragamnya warga yang

tinggal dan terdiri dari berbagai suku.

B

APola Menetap

Warga Muara Baru

Page 162: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

bilokal adalah pola yang di dalamnya pasanganbaru menikah dapat memilih untuk menetap dikeluarga pria maupun keluarga pihak wanita.Untuk pola avunkulokal, merupakan suatu polamatrilineal yang di dalamnya seorang priamenetap di desa paman dari pihak ibu. Untukpola neolokal, pola yang di dalamnya pasangansuami istri setelah menikah bebas untuk memilihtempat di luar tempat keluarga pria ataupunpihak wanita.

Untuk warga Muara Baru yang di dalamnyaterdiri dari berbagai suku bangsa, tentunya polamenetap yang ada pun beranekaragam.Beranekaragamnya pola menetap warga MuaraBaru tersebut disebabkan beragamnya wargayang tinggal dan terdiri dari berbagai suku.

Berbeda dengan kawasan lain di Jakarta,yang dengan mudah ditemukan penduduk asli,Betawi, di Muara Baru, warga asli sulitditemukan, karena hampir semua warga MuaraBaru adalah pendatang. Begitu mereka sampaidi Muara Baru, biasanya langsung mendirikanrumah dengan seenaknya, sehingga bangunan-bangunan yang muncul tersebut bangunan liardan penduduknya pun juga disebut sebagaipenduduk liar.

Ini mungkin bisa ditelusuri dari asal-muasalkawasan ini yang sesungguhnya tidakdiperuntukan sebagai kawasan pemukiman. Halitu mereka sadari bahwa tanah yang mereka

162

Page 163: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

163

dirikan bangunan merupakan tanah negara danmereka tidak memiliki hak kepemilikan.

Karena itulah di kawasan ini tidak adapenduduk aslinya, semua yang tinggalmerupakan warga pendatang. Keterangan yangdidapat penulis di lapangan menyebutkan,banyak warga yang menghunidi wilayah Muara Baru datangdengan tak berpekerjaan,seperti diceritakan oleh Erwin,bahwa kakeknya datang keMuara Baru sekitar tahun1970.48 “Dulu kakek nelayandan sering menjual ikan diMuara Baru atau pasar ikan diSunda Kelapa. Lama-lamasetelah terbiasa danmempunyai kontrakan,membawa istri dan anaknya.Setelah usaha ikan maju dapatmembeli tanah sertamendirikan rumah,” ucap Erwinsaat memengobrol denganpenulis di sebuah warung.

Mirip dengan hasilpenelitian Parsudi Suparlan diawal tahun 1970-an, terdapatkecocokan, yaitu datang keJakarta bersama keluarga(istri atau istri dan anak-anak)

.... warga asli sulitditemukan, karenahampir semuawarga Muara Baruadalahpendatang. Begitumereka sampai diMuara Baru,biasanyalangsungmendirikan rumahdenganseenaknya,sehinggabangunan-bangunan yangmuncul tersebutbangunan liar danpenduduknya punjuga disebutsebagaipenduduk liar.

Page 164: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

dengan tujuan tempat kerjaan yang telahdijanjikan, atau tempat ke mana dia tadinyamenetap dan bekerja di Jakarta. Lebih jauhErwin mengatakan, bahwa kakeknya yangbernama Saefuddin membawa istrinya denganempat belas anaknya ke Jakarta, tepatnya diMuara Baru. Sampai ia kemudian pensiun danusahanya kemudian dilanjutkan oleh anak-anaknya sebagai nelayan serta pelele di Muara

Baru. Saat ini Saefuddintinggal dengan ketiga anaknya.Sedang sebelas anak lainnyasudah berumah tangga danmemilih tinggal di sekitarMuara Baru bersamakeluarganya masing-masing.

Cerita Erwin dikuatkanoleh Adi Sulaiman, “Saya lahirdi sini, saya nggak tahulah,penduduk aslinya yang mana.Yang jelas ketika saya lahir di

sini semuanya pendatang. Karena mereka,datang dan langsung mendirikan gubuk untuktempat tinggal. Untuk urusan pernikahan,keluarga saya masih mengikuti budayaMakassar. Kebetulan istri saya juga dariMakassar. Sekarang istri dan satu anak sayatelah mengontrak sendiri.”49 Dari kisah Adi, rata-rata warga asal Makassar datang ke Muara Barumengikuti jejak orang tuanya atau keluarga

164

“Saya lahir disini, sayanggak tahulah,pendudukaslinya yangmana. Yangjelas ketikasaya lahir disini semuanyapendatang.

Page 165: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

lainnya.Badrun yang asal Indramayu dan

Muhamadin asal Bugis yang beristrikan Sutinahasal Tegal dengan empat anaknya yang tinggaldi RT 10, keluarga Erwin yang kakeknyaSaepudin adalah nelayan dan keterampilannyamelaut, sewaktu datang ke kawasan itu, hampirsemua membawa keluarganya dengan modaluang, pengetahuan yang memadai serta tujuanrelasi di Muara Baru.

“Kakek yang menggalang warga Indramayuuntuk datang ke Muara Baru dan termasuk tokohIndramayu di sini. Sebagai nelayan kakekdatang dari Indramayu dan mempunyai modalserta menjual ikan hasil tangkapannya di pasarikan, sekarang masih berdagang di Muara Baru.Dengan itu kakek bisa membeli tanah danmendirikan rumah, termasuk menyekolahkananak-anaknya di sini,” ujar Badrun.

Sedangkan keluarga Muhamadin atau biasadisapa Madin mengatakan, pada tahun 1960 diadatang ke Muara Baru, tanpa modal dan tujuanmenetap maupun relasi. Bapak empat anak inisampai sekarang menarik becak dari awal tahun1970 sampai becaknya dijual dan sekaranghanya menyewa kepada kawannya.50 “DariBugis saya datang, karena di sini banyakperkampungan Bugis, saya akhirnya bergaul dandulu bekerja sebagai buruh bongkar muat dikapal. Lama-lama jadi tukang becak sampai

165

Page 166: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

sekarang,” kata Madin yang anak-anaknyasudah bekerja di pabrik yang berada di kawasanMuara Baru .

***

166

Page 167: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

1. Suku Bangsa Makassar (Bugis)Sejak dibangunnya pelelangan ikan di

Pelabuhan Samudera Jakarta dan ditutupnyaPelabuhan Ikan Kali Baru, mulai nampakperpindahan warga suku Makassar dan sukuBugis dari Kalibaru pada tahun 1984.Kepindahan mereka yang sebagian besarbekerja sebagai pedagang ikan atau pemilikkapal penangkap ikan, berhubungan dengantempat tinggal yang disesuaikan dengankedekatan tempat bekerja.

Awal 1986—seiring dibukanya PelabuhanSamudera Jakarta dan pelelangan ikan di MuaraBaru—eksodus besar dari masyarakatMakassar ke Muara Baru terjadi. Salah seorangwarga Makassar, M. Djalil mengatakan, dirinya

167

aktor lain yang membuat pola menetap menjadisemakin sulit dipetakan adalah budaya asal masing-

masing suku bangsa.

F

BKelompok Etnisdi Muara Baru

Page 168: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

168

mempunyai dua tempat tinggal, yaitu di Kalibarudan Muara Baru. Alasan utamanya memilihtempat tinggal di Muara Baru karena kedekatandengan tempat kerja.

Lebih lanjut menurut Djalil, dalamhubungan kekerabatan di antara wargasesuku, ada kecenderungan mementingkankelompok atau saudara sendiri. Ini tercermindalam kepemilikan rumah di Muara Baru yangberdekatan satu sama lain, juga lapak-lapakikan di pasar pelelangan ikan Muara Baru.Kalaupun mereka hidup ketetanggaan dengansuku Serang ataupun Jawa, terbatas dalamurusan jual-beli ikan atau bisnisnya .

Ciri-ciri kebudayaan Makassar–Bugissendiri di antaranya: menggunakan bahasaMakassar atau bahasa Bugis, beragama Islam,berprofesi sebagai pelaut (nelayan), pengaruhlingkungan hidup membentuk tipikal yangkeras. Di Muara Baru, suku bangsa Makassardan Bugis adalah suku yang mendominasi,selain suku Banten. Corak kehidupan wargasuku Makassar dan Bugis adalah sebagainelayan dan pedagang ikan atau pelele, buruh,penjual kayu, dan pemilik kapal.

Berdasarkan data-data yang ditemukandapat ditarik kesimpulan, kedatangan sukubangsa Makassar-Bugis di Muara Baru terjadisejak 1986, saat selesai dibangunnyaPelabuhan Samudera Perikanan Jakarta

Page 169: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

(PSPJ). Namun demikian, seperti kebanyakansuku lainnya, mereka mengklaim sebagaigenerasi penerus dari sukunya yang lebih dulutelah menempati wilayah Muara Baru. Hal iniseperti dikatakan Adi Sulaiman. “Saya generasiketiga yang menempati wilayah ini, saat ini usiasaya 35 tahun. Ayah saya sudah ada di sinisejak tahun 60-an, kalau kakek saya lebih lamalagi, kira-kira pada tahun 1930,” katanya. 51

Pernyataan semacam ini akan sangatsering dijumpai dalam setiap suku. Padahalmenurut data resmi yang ada, wilayah inihingga tahun 1986 saja masih berupa lahankosong dan rawa-rawa. Seperti ada keinginandari setiap suku untuk mengklaim, kelompokmerekalah yang pertama menjamah “tanah takbertuan” itu. Ini berarti, mereka punya hak yanglebih ketimbang pendatang lainnya. Sepertipada penguasaan tanah yang terjadi juga diKalijodo, berlaku anggapan, “Ku patok, makainilah tanahku. Pendatang kemudian harusmembayar untuk menyewa.”

Memang jika dilihat dari pola kedatangansuku bangsa Makassar secara umum, merekahadir di Muara Baru mengikuti jejakkeluarganya yang sudah terlebih dahulumenetap di Muara Baru. Keluarga yang sudahmenetap di wilayah ini sering dijadikan sebagaitujuan utama saat warga daerah asal yanglainnya menginjakan kaki di Jakarta.

169

Page 170: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Jadi sangat wajar jika kondisi ini jugaberpengaruh pada pola menetap masing-masing suku bangsa. Kebanyakan keluargasuku bangsa Makassar awalnya berada dikawasan Luar Batang, khususnya RW 03,Penjaringan. Karenanya, kebanyakan wargaLuar Batang, masih kerabat dekat dan memilikihubungan darah dengan suku bangsaMakassar. Saat itu hanya segelintir orang sajayang menempati wilayah Muara Baru. Namunsejak adanya program reklamasi pantai tahun1984 dan peresmian PSPJ, lambat launmereka mulai merambah wilayah RW 17 MuaraBaru. Belakangan pola menetap ini semakinsulit dipetakan berdasarkan kesukuan. Sebabpertambahan penduduk di wilayah tersebutberlangsung begitu cepat.

Faktor lain yang membuat pola menetapmenjadi semakin sulit dipetakan adalah budayaasal masing-masing suku bangsa. Seperti didaerah asalnya dalam setiap keluargaMakassar, jika ada pasangan yang barumenikah, maka mereka harus mengikuti pihakmertua dari istri. Setelah tinggal beberapa lama,biasanya didasarkan pada kemampuan untukmandiri atau waktu, mereka segera pindah kepihak keluarga laki-laki.

Tradisi ini berlaku mutlak bagi setiappasangan baru suku bangsa Makassar.Mengingat tujuan dasarnya adalah untuk

170

Page 171: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

mengenali karakter masing-masing keluarga,sehingga pasangan itu mampu menjunjung tinggisetiap nilai dan norma-norma yang berlaku dimasing-masing keluarga. Ketika dipandangsudah cukup mampu berdiri sendiri, baik dalamukuran ekonomi maupun pemahaman atas tatanilai tadi, mereka diperkenankan untukmembangun rumah tangganya sendiri.

Ciri khas yang menonjol lainnya dari sukubangsa Makassar adalah saat menghadapairitual-ritual tertentu yang berhubungan denganperubahan fase hidup anggota keluarganya.Misalnya saja hajatan pernikahan maupun padasaat acara ritual kematian. Pada dua peristiwaini umumnya suku bangsa Makassar di MuaraBaru masih menggunakan pakaian adat. Untukyang wanita, mereka memakai kain atau bajuyang bernama Baju Bodo, yang bercirikanlengan pendek dan warna kontras. Pakaian laki-lakinya sendiri baju renda dan kopiah soko guru,tampak menghiasi mereka saat menghadiripesta pernikahan maupun ungkapanbelasungkawa atas kematian kerabatnya atausesama sukunya. Senjata khas yang merupakanperlengkapan pakaian pria Makasaar yaitusenjata Badik. Suku bangsa lain akanmengenal seseorang bahwa mereka berasaldari Makassar, hanya melihat dengan senjatabadik yang dibawa orang itu. Maka dalamkondisi tertentu, senjata badik akan selalu

171

Page 172: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

ditenteng suku bangsa Makassar untukmenunjukkan jati diri atau identitas kesukuannya.Hal negatif dari penggunaan senjata ini akanterlihat sewaktu konflik, baik individual sesamasuku maupun lain suku yang berjumlah besar,mereka akan mengacungkan senjata badiknyake lawan-lawannya.

Ciri lain dari mereka yaitu memasak nasijagung, yang juga merupakan makanan pokoksuku Makassar, tak lupa disertai lauk-pauknyaikan laut. Mereka beranggapan, darikepercayaan asal, bahwa dengan memakanjagung akan menambah energi. Selain itu, rata-rata orang Makasar sebagain besar merupakanpenganut agama Islam yang taat, dengankarakter keras karena secara geografis merekahidup di pantai.

Ekses dari faktor geografis ini juga memilikipengaruh pada profesi mereka. Sebagaimasyarakat daerah pesisir, orang-orangMakassar memiliki talenta alami untuk menjadipelaut. Dulu saat jumlah mereka masih sedikitumumnya memilih profesi ini sebagai sumbermata pencaharian. Kalau pun mereka tidakmenjadi awak kapal, pilihan alternatif adalahmenjadi buruh bongkar muat atau sejenisnyayang masih berhubungan dengan aktivitaspelayaran. Namun demikian, setelah jumlahmereka semakin banyak, sementara lapanganpekerjaan yang menyempit, perlahan-lahan

172

Page 173: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

mereka mulai melirik aktivitas porefesi lain.Mengingat tardisinya yang keras dan sebagianbesar sebagai buruh, akhirnya kebanyakan or-ang Makassar memilih profesi itu sebagaipekerjaan sehari-hari. Oleh karenanya, sukubangsa lain lambat-laun memberikanpengakuan, bahwa orang-orang Makassar yangberada di Muara Baru adalah buruh yang lebihbanyak mengandalkan tenaga.

2. Orang Serang, BantenSeperti halnya dengan suku bangsa

Makassar, komunitas Sunda, Banten yangdidominasi orang asal daerah Serang jugamengklaim sebagai suku bangsa pertama yangmenginjakkan kaki di wilayah Muara Baru.Waktu dan pola kedatangan mereka pun samaseperti halnya orang-orang Makassar, datangpertama kali mengikuti jejak keluarganya ataukerabatnya.

Salah satu ciri keluarga nelayan Muara Baruasal Serang, biasanya tidak pernah mengajakanak dan istrinya tinggal di perkampungannelayan tersebut. Istri dan anak mereka ditinggaldi kampung halaman, sementara mereka tinggaldi Muara Baru khusus untuk mencari nafkahsebagai nelayan. Salah satu alasanmeninggalkan keluarga, dengan tujuan untukpenghematan. Mereka berpendirian, daripadamengeluarkan biaya mengontrak di Muara Baru,

173

Page 174: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

lebih baik istri dan anak ditinggal di kampunghalaman. Dengan begitu semua penghasilanmencari ikan dapat dimanfaatkan untukmenutupi seluruh kebutuhan sehari-hari.

Selain itu, jarak antara Serang dan MuaraBaru relatif tak begitu jauh, sehingga para suamidapat pulang kapan saja. Biasanya merekapulang setiap dua minggu sekali, namun kadangkala bisa lebih cepat atau lambat. Ukuranpastinya bergantung pada hasil jerih payahsetiap harinya, atau adanya urusan keluarga,seperti pesta, sakit, atau kematian. Jikadirasakan cukup hasil yang bisa mereka bawakepada sanak keluaga, mereka segera pulangke Serang.

Selain alasan ekonomis, meninggalkananak-anak di kampung halaman, juga berkaitandengan soal pendidikan agama anak. Sudahmenjadi budaya tersendiri bagi masyarakatBanten yang menanamkan pendidikan agamasecara ketat kepada anaknya. Mereka biasanyamemasukkan anaknya ke sebuah madrasahatau pesantren untuk memperdalam ilmu agamaIslam, di samping pendidikan umum. Denganpertimbangan di Muara Baru pendidikan agamasulit untuk diberikan, mereka tetapmempercayakan pendidikan anak-anak merekadi wilayah Banten (Serang), tepatnya diKecamatan Sontrol.

Hal itu seperti diungkapkan Asman yang

174

Page 175: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

tinggal di Rt 17/17, Kelurahan Penjaringan. Anakpertamanya tinggal di Serang, sementara iamengontrak di Muara Baru bersama istri dan tigaanaknya.

“Saya tinggal di sini mengontrak bersamaistri saya Siti dan 3 anak saya. Anak pertamasaya taruh tetap di Serang karena saya kuatirapabila tinggal di Muara Baru tak mendapatkanpendidikan agama. Di Serang pendidikanagamanya bagus, itulah pertimbangan saya.Kehidupan sehari-hari di dalam keluargadipegang istri. Karena saya jarang pulang kerumah. Makanya dialah yang mengatursegalanya, termasuk soal mengurusi anak-anak,” 52

Dari keterangan Asman, selaku kepalakeluarga, ia menjadi tulang punggungkeluarganya. Sedangkan istrinya memiliki fungsimengatur kehidupan keluarga mulai darimengurus anak sampai pada pendidikannya.Pembagian tugas iniberlangsung secara alamiahmengikuti profesi kaum lelakisebagai pencari nafkah.

Ciri menonjol lain darikomunitas suku bangsa Sundamasyarakat Serang yaknidalam adat kematian. Dalamadat kematian biasanyamereka melakukan tahilan

175

Salah satu cirikeluarga nelayanMuara Baru asalSerang, biasanyatidak pernahmengajak anakdan istrinya tinggaldi perkampungannelayan tersebut.

Page 176: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

selama tujuh hari. Tahlilan itu akan berlanjut pada40 hari, 100 hari. Pada hari ketiga sampai hariketujuh, secara adat mereka mengadakanjamuan makan di samping mengadakan tahlilanbaik di rumah maupun di kuburan. Demikian jugapada hari keempat puluh dan hari keseratus.Budaya tersebut sudah menjadi kebiasaan turun-temurun sesuai dengan ajaran agama yangdianut secara mayoritas.

Acara perkawinan juga menggunakan ritualIslam. Di mana pasangan mempelai pria danwanita di hadapan penghulu mengikat taliperkawinan. Selanjutnya baru diadakan pestaperkawinan. Budaya mereka cenderungmengikuti budaya perkawinan Jawa. Bagikeluarga baru, secara adat kaum laki-lakimengikuti pihak mertua dari istri. Maka sudahmenjadi suatu aturan bahwa dari pihak istrilahyang mengajukan lamaran. Selain itu,masyarakat Serang secara turun-menurunmempunyai anggapan kalau seorang perjakaatau pemuda itu belum sempurna apabila belummendapatkan seorang istri. Seorang pemudaakan merasa rendah diri apabila belummendapatkan pasangan hidup.

Khusus komunitas Serang yang tinggal diMuara Baru, mayoritas mereka berprofesisebagai pelele. Dan hal itu sudah diakui olehsuku bangsa lain yang berada di wilayahMuara Baru, bahwa orang yang berasal dari

176

Page 177: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Serang berprofesi sebagai pelele.

3. Suku MaduraSuku minoritas yang tinggal di Muara

Baru, salah satunya adalah suku bangsaMadura. Kedatangan mereka di wilayah MuaraBaru pada awal tahun 1990, mengikuti jejaksuku lainnya. Dari 17 Rukun Keluarga yangada di wilayah Muara Baru, penyebaranmereka sendiri berdasarkan kekerabatanmaupun individual masing-masing. Junaedi,Salah satu Ketua RT 18 menyebutkan, kalauwarganya banyak didominasi oleh wargaMadura dan mempunyai kegiatan berdagangseperti menjual kayu, berdagang sate, bahkanwanitanya menjadi pelele atau pedagang ikan.

“Warga Madura yang datang ke sini rata-rata pengontrak dan belum memiliki rumahsendiri, paling hanya satu dua seperti tokohnyaHaji Mukhri yang menjadi bandar kayu danmempunyai anak buah bisa sepuluh orang yangberasal dari Madura,”53

Pelele asal Madura yang berada dilingkungan Muara Baru, rata-rata adalahperempuan yang menjalin hubungan dengan laki-laki asal Serang atau Makassar yang sudahmenjadi pelele lebih dahulu. Jika hubungan itudiakhiri dengan perkawinan, aktivitasperempuan Madura di Muara Baru biasanyaberubah menjadi ibu rumah tangga atau

177

Page 178: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

membuka warung kopi. Sedangkan laki-lakiyang menjadi suami, mereka biasanya bekerjasebagai pedagang kayu, pelele ikan, ataupedagang ayam.

Sedangkan laki-laki Madura, di MuaraBaru, biasanya mempunyai pekerjaan sebagaipedagang kayu, penjual sate, dan pembuat petikayu (valet). Para tokoh Madura itu tersebar diRT 18, 14, 13, 06, 04. Beberapa di antaranya,Haji Mukhlis, warga RT 14; Yamin, warga RT 06;serta Haji Amirullah, Haji Mukhri, dan Haji Roji,warga RT 18, mereka mempunyai kios kayuyang terletak di sepanjang Jalan Muara Baru.

Di sepanjang kanan dan kiri jalan menujupelabuhan dapat terlihat tumpukan kayu miliksuku Serang dan Makassar. Namun sukuMadura juga mempunyai bisnis serupa sepertiyang dimiliki H. Mukhri dengan perusahaan UDJaya, yang merupakan tokoh pelopor keluargaMadura yang berada di Muara Baru sejak tahun1990.

Awalnya H. Mukhri berjualan kayu darikenalannya asal Bugis, di Pelabuhan SundaKelapa. Rata-rata kayu yang dibeli denganharga murah atau kayu sisa yang berasal dariKalimantan, Bogor, atau Banten. Pembelinyasendiri kebanyakan berasal dari Madura yangtinggal di bawah tol Rawa Bebek, Penjaringan,atau pembeli Madura di Ancol yang membuatusaha valet untuk papan kayu-kayu yang dipakai

178

Page 179: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

pada perusahaan kontainer. “Saingan memangbanyak, tetapi kami sudah punya banyakpelanggan, karena pelanggan itu kami bisabertahan jualan kayu di Muara Baru ini,” ujarDjunaedi salah satu warga Madura yangberjualan kayu.

Warga Madura di Muara Baru sendiriterbilang minoritas, namun para pelele di pasar-pasar yang tersebar di seluruh Jakarta, Bogor,Depok, Tangerang, dan Bekasi, rata-rataberasal dari suku Madura. Mereka memangtidak tinggal di Muara Baru, tetapi menjalinhubungan baik dengan pelele Madura di MuaraBaru. Mereka yang tinggal di Muara Baru,mempunyai kekerabatan yang sangat kental satudengan yang lain. Namun hubungan kegiatandengan suku-suku lain tak mengalami gangguan,karena mereka mempunyai agama yang sama,yaitu Islam. Hal ini dapat terlihat dari pengajianrutin mereka yang tidak hanya mengikutikelompok sukunya, tetapi membaur denganwarga lain di Muara Baru.

“Orang Madura di sini sudah menyatudengan warga Muara Baru yang lain. Tak adayang kami tonjolkan dari suku kami, apalagiberbuat onar di sini, tak pernah. Memang pernahterjadi, pada Mei tahun 2001, terjadi bentrokanantara Madura dibantu Serang denganMakassar, tetapi kami bisa menyelesaikannyabaik-baik,” ujar Junaedi Ketua RT 18/17 yang di

179

Page 180: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

wilayahnya banyak suku Madura tinggal.Sebuah keluarga Madura lain yang ditemui

penulis, bernama Siti dan suaminya Rus asalPamekasan, mereka berdua menjadi pelele diPasar Muara Baru, dan tinggal di RT 10, dekatpabrik kaleng Jalan Kebun Tebu. Kegiatankeduanya dimulai sejak subuh. Setiap pagi Sitidibantu kedua anaknya yang pada pukul 06.00WIB pergi ke pasar. Sebagai pedagang ikan,Rus membeli ikan dari bos di Pasar Muara Baruberkisar antara 20 sampai 40 ember. Tiapembernya berisi macam-macam ikan, sepertibawal, bandeng, cumi, udang, tongkol, dan ikanlainnya. Ikan yang biasanya ia beli, adalah jenisyang laku di pasaran. Pada malam harinya,pada pukul 20.00 WIB dia bawa ember-emberikan itu dengan colt bak terbuka ke PasarKramatjati, Jakarta Timur. Di situ pelanggan akandatang sampai menjelang pagi. Untuk setiapkiloggramnya dia hanya mengambil keuntungansebesar Rp 2.500. Setelah ikan-ikan tersebuthabis terjual, barulah siang harinya diamembayar ke bos ikan.

Ciri yang paling terkenal berkaitan denganadat suku bangsa Madura yaitu budaya carok.Carok atau duel satu lawan satu denganmenggunakan senjata khas Madura, clurit,sampai salah satu pihak mati. Budaya carok inibagi mereka terjadi apabila kehormatannyatelah dilecehkan. Kehormatan di sini meliputi

180

Page 181: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

kehormatan atau harga diri berkaitan denganpersoalan wanita, rebutan harta benda. Seoranganggota suku Madura, apabila telah merasaharga dirinya dilecehkan, akan melakukanbudaya carok sampai tujuh turunan. Hal ituterjadi apabila belum ada perdamaian di antarakedua belah pihak yang bersengketa. Sehinggadalam budaya carok ini sangat kental denganmoto: “lebih baik putih tulang daripada putihmata”. Yang berarti lebih baik mati daripada maludi muka masyarakat lainnya. Sehingga merekaakan terus berseteru walau nyawa taruhannya.

Oleh karenanya peranan seorang tokohmasyarakat—dalam hal ini seorang Kiai—sangatlah dominan, sehingga peranan seorangkiai akan lebih besar daripada perananpemerintah setempat. Dari gambaran tersebutterlihat, bahwa pengaruh kepemimpinan informallebih besar dan lebih dipercaya atau lebihdihormati daripada pengaruh kepemimpinanpemerintah resmi atau kepemimpinan formal.Dan hal itu sampai sekarang masih lekat ditengah kehidupan mereka.

Hal lain yang mencerminkan komunitas sukubangsa Madura adalah adanya “TanianLenceng” yang berarti halaman panjang yangluas di mana ada sebuah mushola di tengah-tengahnya. Seluruh anggota keluarga, mulai darikakek hingga beberapa keturunannya tinggal disitu. Dan tradisi Tanian Lenceng sampai

181

Page 182: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

sekarang masih berkembang di dalamkehidupan suku bangsa Madura, di Muara Baru.

Sedangkan khusus masyarakat sukubangsa Madura yang berada di wilayah MuaraBaru, dilihat dari jenis pekerjaannya, masyarakatMadura diakui oleh suku bangsa lain mayoritassebagai pembeli dan distributor ikan hampir diseluruh Jabotabek. Jadi gambaran tersebut bisadilihat dari Rus sebagai pelele yangmendistribusikan ke Pasar Kramatjati. Selain itumereka juga dikenal sebagai pemilik armadaangkutan, oleh karenanya setiap truk yangmasuk ke wilayah Muara Baru bisa dipastikanarmada milik orang Madura, termasuk Rus yangmenyewa angkutan menuju Pasar Kramatjati.Suku lain secara otomatis memberikanpengakuan, bahwa orang Madura identikdengan pembeli karena jumlahnya mencapai 90persen. Dalam sebulan, Rus bisa mendapatkankeuntungan yang bervariasi. Namun dalam satuharinya ia menyisihkan tabungan darikeuntungan penjualan ikan sebesar Rp 25 ribuuntuk keluarganya.

Ada orientasi penting dari warga Maduradalam hal pendidikan untuk anak-anaknya, yaitupendidikan agama Islam. Biasanya, orang tuadari komunitas ini mengajarkan sendiri, ilmumembaca Al-Qur’an atau mengaji. Sedangkanuntuk pendidikan umum, ia menyekolahkananak-anaknya di sekolah negeri di Penjaringan.

182

Page 183: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Di hari libur, seperti saat penulis datang kekomunitas Madura, anak-anak Rus berada diMadura, mengikuti kakek dan neneknya. Jugakegiatan keagamaan seperti salat ataupunmengaji hampir dilakukan setiap hari.Sedangkan di hari Minggu, warga mengadakanpengajian rutin mingguan.

Sebagai usaha menambah penghasilansuaminya, Siti mempunyai lapak kopi di PasarPelelangan Ikan Muara Baru, yang dibukanyasejak pukul 18.00 WIB. Dengan meja ukuran 1 x0,5 m, yang penuh ia isi dengan botol minumanringan dan makanan kecil, seperti kerupuk,kacang, dan permen. Tak lupa juga ia jual rokokyang menjadi langganan para kuli danpedagang ikan. Sebagai peralatan tambahan,Siti menyediakan kompor minyak untukmenggoreng pisang, merebus air untukmenyeduh kopi, dan memasak mie instan. Didepan lapak kopi, ia menyediakan sebuahbangku untuk para pembeli menikmati mie re-bus, pisang goreng, sambil menghisap rokok.

Biasanya warung Siti ramai dikunjungipelanggannya pada pukul 20.00WIB sampai pukul 23.00 WIB.Saat itu para kuli atau peleleyang berasal dari sukuMakassar, beristirahat setelahmelakukan aktivitas jual-beli.Selanjutnya ia kembali ke

183

Seluruh anggotakeluarga, mulaidari kakek hinggabeberapaketurunannyatinggal di situ.

Page 184: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

184

rumah kontrakan berukuran 3 x 6 m2 hinggamereka tertidur pada sekitar pukul 24.00 WIB.Suaminya sendiri baru pulang pada sekitar pukul06.00 WIB, dan baru tidur menjelang sore,sekitar pukul 15.00 WIB. Jika ada pertemuandengan kerabatnya di wilayah Rawa Bebek,Penjaringan—yang biasanya pada hariMinggu—Rus bersama Siti berusaha untukselalu menghadiri acara tersebut. “Di sanamembahas keadaan keluarga di tempat tinggalmasing-masing serta kesulitannya. Sekalianacara arisan dan uang tabungan untuk kelompokkalau ada salah satu keluarga membutuhkan ituakan diambil dan seterusnya begitu,” kata Rus.

4. Wong TegalKebanyakan keluarga asal Tegal, Jawa

Tengah, yang merantau ke kota besar biasanyaberprofesi sebagai pedagang nasi. Demikianpula halnya dengan mereka yang kemudianmenentukan pilihannya untuk hidup di MuaraBaru. Mereka datang dengan bermodalkan uanguntuk mendirikan Warung Tegal (warteg). Hal ituseperti tercermin dari kehidupan keluargapasangan Tanuri dan Kumalasari, serta seoranganak gadisnya Fitri. Dengan usaha warteg itu,Tanuri menghidupi keluarganya.

Rutinitas hidup mereka dimulai sebelumfajar menyising. Saat itu, Kumalasari yangberbelanja di pasar pada sekitar pukul 05.30

Page 185: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

185

WIB. Usai berbelanja, bahan-bahan yangdibelinya, ia bersama anak dan suaminya,mereka mengolah menjadi makanan yang siapdijual kepada kuli angkut, tukang becak, danpedagang ikan yang menjadi pelanggannya.Ketika sajian telah tersedia, pada jam sarapan,Fitri dengan sigap menjadi pelayanmenyediakan sarapan pagi,nasi hangat dan lauk, sertaseduhan teh atau kopi kentalmanis. Di warung inilahberbagai kelompok wargasering bertemu, mereka salingberbagi cerita, mengatasiperbedaan satu sama lain,dalam hubungan yang sangatcair.

Selain sebagai tempatberdagang, keluarga inimenjadikan warung sebuahkios yang disewa, sekaligus juga sebagaitempat tinggal. Mereka tidur bersama dengankarung-karung beras, kiloan gula, sebagaipersedian jualan untuk beberapa minggu.Walaupun demikian, fungsi keluarga tetapberjalan, di mana seorang ayah seperti Tanurimenjadi panutan keluarganya.

Soal pendidikan terhadap anaknya, Fitri,Tanuri sudah tidak begitu memperhatikannya.Pasalnya, Fitri dianggapnya telah cukup dewasa

Mereka tidurbersama dengankarung-karungberas, kiloan gula,sebagai persedianjualan untukbeberapa minggu.Walaupundemikian, fungsikeluarga tetapberjalan, ....

Page 186: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

186

dan telah lulus SMEA di Tegal. Soal pendidikanagama pun, menurutnya Fitri sudah tahukewajibannya. Hal itu terlihat dari shalatnya yangrajin dan kerudung yang dikenakan setiapharinya. “Anak saya memang sudah besar, jadimendidiknya tidak seperti anak kecil lagi.Urusan agama memang yang nomor satu.Beruntung dia saya sekolahkan di Tegal sana.Dia ke sini setelah lulus SMEA,” kata lelaki yangbersahaja itu.54

5. Keluarga IndramayuSama seperti kelompok Madura dan Tegal,

kelompok warga asal Indramayu, Jawa Barat,di Muara Baru juga merupakan suku minoritas.Pasalnya jumlah mereka lebih sedikitdibandingkan dengan suku-suku lain sepertiBanten (Serang), atau Makassar. Keunikan-nya,keluarga Indramayu yang tinggal di Muara Baru

biasanya hanya suaminya saja.Sedangkan anak dan istrinyaditinggal di kampungnya.

Para suami asalIndramayu yang bekerja dikawasan Muara Baru biasanyahanya mengontrak sepetak duapetak saja. Kesehariannya,pagi bekerja dan sorenyapulang ke kontrakannya, atausebaliknya malam bekerja,

.... keluargaIndramayu yangtinggal di Muara

Baru biasanyahanya suaminya

saja. Sedangkananak dan istrinya

ditinggal dikampungnya.

Page 187: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

siang ada di kontrakan untuk istirahat. Suamiasal Indramayu merupakan tulang punggungkeluarga, seperti diungkapkan Kasim.55

Dikatakannya, bahwa bagi masyarakatIndramayu, suami merupakan tulang punggungkeluarga, seperti juga dirinya. Ia bekerjasebagai tukang es di Muara Baru, denganpenghasilan perhari rata-rata antara Rp 30 ribuhingga Rp 50 ribu untuk mencukupi kebutuhankeluarganya. Sedangkan istri bertugasmengatur kehidupan keluarganya di kampunghalaman. Di sinilah peran istri terlihat besar untukmendidik anak-anaknya. “Istri saya yangmengatur keluarga, mulai dari mendidik anak danlainnya. Karena dialah yang ada di rumah. Tapibila saya pulang kampung, tugas sebagai kepalakeluarga ada pada saya,” katanya.

Lebih lanjut Kasim juga mengatakan bahwarata-rata suami asal Indramayu yang bekerja diMuara Baru, mengkontrak rumah antara sepetakatau dua petak kamar saja. Seminggu sekalimereka pulang ke kampung halamannya untukmenjenguk keluarga.

***

187

Page 188: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

188

Page 189: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

189

Page 190: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

190

Page 191: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

191

Interaksi antarkomunitas suku dalam batas-batas sempit, terjadi melalui blok-blok wilayahsetingkat rukun tetangga, bahkan terkadangbatasan itu kabur, karena ada pembauran. Halini membuat dinamika sosial yang unik dikampung Muara Baru. Atribut serta jati diri sukubangsa yang berbeda-beda dengan sendirinyamenimbulkan pergeseran terhadap budaya asalmereka dari daerah asal. Pergeseran budayaitu terjadi akibat hubungan kemasyarakatan yangmeliputi bidang agama (bercampurnyakeragaman tradisi lama), sosial (ketetanggan),ekonomi (hubungan buruh-juragan, pelanggandan pembeli) dan politik (organisasi massa danpartai politik).

Pengaruh masing-masing budaya ini makin

ujud dari hubungan baik tersebut misalnya terlihat dariadanya hubungan persahabatan atau perkawinan. Adanyahubungan persahabatan atau perkawinan itu akan mampu

menjembatani perbedaan di antara mereka.

W

Page 192: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

192

kental terlihat saat interaksi antarindividuberlangsung di tempat umum. Awalnyapengaruh-pengaruh ini hanya berlangsung saatinteraksi terjadi. Namun, lambat laun bentuk barudari pengaruh tersebut diakui dan diyakinisebagai norma yang berlaku bagi semua pihak.Pengaruh paling jelas dari masing-masingbudaya ini sangat terlihat dari penggunaanbahasa di tempat-tempat umum, seperti pasar.Di tempat inilah mereka meninggalkan atributbahasa daerah mereka masing-masing yangbiasa mereka gunakan di rumah atau dalampercapakan dengan sanak famili dan wargasesuku, kemudian diganti dengan bahasa Indo-nesia yang dipengaruhi oleh dialek Betawisebagai bahasa yang berlaku. Hal itu terjadikarena bahasa dari masing-masing suku sangatjauh berbeda, sehingga bahasa Indonesiadigunakan untuk mempermudah komunikasi diantara mereka.

Selain itu, pengaruh dari interaksi antarsukubangsa adalah menguatnya prinsip-prinsip egali-tarian di antara masing-masing suku. Kondisi inidisebabkan tidak adanya salah satu suku yangmendominasi kehidupan masyarakat, sehinggahubungan yang tercipta adalah hubunganekonomi dengan prinsip untuk salingmenguntungkan. Begitu pula pada bentuktransaksi yang berlaku atau prinsip tawar-menawar. Dalam konteks ini, umumnya

Page 193: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

mekanisme pasar sangat tergantung padastandar harga yang telah ditetapkan olehpemerintah. Namun begitu mengingat prosesinteraksi antarsuku yang ada, kadang harga-harga standar nasional itu bisa dipatahkandengan pengaruh yang dimiliki oleh seorangpembeli atau karakter dasar salah satu sukubangsa. Orang Madura misalnya, secara umumpara pelele Madura kerap menetapkan hargaberdasarkan kehendaknya sendiri. Merekaberpengaruh karena jumlahnya yang besar, jikasudah berkumpul dari berbagai penjuruJabotabek di Muara Baru. Harga dipatoksetinggi-tingginya. Namun begitu mereka tidakkeberatan jika si pembeli menawar denganharga yang sangat rendah, sampai akhirnyaterjadi kesepakatan di antara mereka.

Begitu pula jika pembeli adalah tokoh yangberpengaruh atau orang yang mereka kenal.Tanpa peduli para pedagang sudi untukmenurunkan harganya atau malah menaikanharga barang dagangannya hingga jauh di atasrata-rata. Dalam hal ini, masing-masing pelaku,baik sadar atau pun tidak, telah mengaktifkansimbol-simbol yang dimilikinya untuk dapatsaling menilai dan dinilai. Semua keadaanyang terjadi saat itu akhirnya akan diberipermakluman sedemikian rupa dan akandiakhiri dalam situasi saling menguntungkan.

Dalam hal kehidupan sosial, kebudayaan

193

Page 194: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

suku bangsa berpengaruh pada hubungankekuatan atau lebih tepatnya hubungan sosial.Hubungan-hubungan pribadi dan sosial yangbaik di antara suku bangsa yang berbeda akanterwujud. Wujud dari hubungan baik tersebutmisalnya terlihat dari adanya hubunganpersahabatan atau perkawinan. Adanyahubungan persahabatan atau perkawinan ituakan mampu menjembatani perbedaan diantara mereka.

Hal itu terurai manakala tercipta sebuahperkawinan silang. Dalam kondisi seperti ini,biasanya salah satu pihak akan menonjolkanjati diri kesukuannya dan satu pihak lainnyaakan meredupkan jati diri kesukuannya.Sehingga kesukubangsaannya tak lagidijadikan acuan dalam berinteraksi. Atasterjadinya perkawinan silang tersebut, salahsatu suku bangsa akan mengikuti aturan maindari pihak lainnya yang menjadi pasangannya.Sebagai contoh, seorang laki-laki Serang yangmenikahi seorang gadis Indramayu. Makabelum tentu pihak laki-laki akan menonjolkankesukuannya, tetapi bisa jadi akan mengikutiaturan main dari pihak perempuan asalIndramayu.

Pengaruh dari kebudayaan suku bangsaterhadap kehidupan kemasyarakatan yanglain, yakni terciptanya sebuah solidaritassosial. Solidaritas sosial sendiri dapat tercipta

194

Page 195: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

manakala sentimen kesukubangsaan diaktifkan.Hal itu akan muncul seandainya terjadipersaingan dalam memperebutkan suatusumber rezeki dan pengalokasian,pendistribusian, atau untuk mempertahankanserta memperjuangkan kehormatan sukubangsanya yang dirusak oleh suku bangsa lain.

Sebagai contoh dalam kasus ini dapatdilihat pada bab sebelumnya yangmenggambarkan situasi terciptanya solidaritassosial suku bangsa Madura saat konflik dengansuku bangsa Makassar, yang dipicu olehterkoyaknya harga diri salah seorang wargadari suku Madura.

Unsur lainnya yang tidak kalah pentinguntuk dibicarakan dalam kaitan ini adalahmasalah keagamaan. Pada masyarakat MuaraBaru, secara kebetulan dipenuhi oleh sukubangsa yang menganut ajaran Islam, hinggatidak terlalu memiliki persoalan mendasar.Namun begitu menarik untuk disimak caramasing-masing suku bangsamenginterpretasikan ajaran tersebut. Misalnyasaja seperti yang terlihat pada masyarakatMadura yang begitu taklid (rasa hormat danpatuh yang berlebihan) kepada kiai atau pemukaagamanya. Tak jarang mereka didaulat sebagaipemimpin informal mereka, sehingga merasaperlu untuk dijaga harga diri dan martabatnya.Pelecehan pada sang kiai kerap dimaknai

195

Page 196: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

sebagai perusakan harga diri atau kehormatanorang Madura secara menyeluruh.

Tradisi semacam ini suka atau tidak,akhirnya juga merambah pada sikap sukubangsa lainnya di wilayah tersebut. Dilandasirasa kesadaran menjaga kehidupanbertetangga, suku bangsa lainnya juga ikut-ikutan memberi penghormatan seperti yangdilakukan oleh orang-orang Madura pada sangkiai, meski tidak taklid buta seperti suku bangsaMadura.

Begitu pula dalam memaknai ritualkematian seorang anggota masyarakat MuaraBaru. Adanya tradisi ritual 1 hari, 7 hari, 40hari, serta 100 hari dengan membaca tahlilanseperti pada masyarakat Madura dan Serang,ternyata juga mempengaruhi masyarakat sukubangsa lain yang tinggal di Muara Baru.Budaya tersebut saat ini tidak hanya digunakanatau dijalani oleh kedua suku bangsa tersebut,tetapi juga suku bangsa yang lainnya, sepertisuku bangsa Makassar dan lainnya, yangakhirnya juga telah mengikuti budaya itu. Danitu seolah sudah memasyarakat.

Pengaruh lain yang terjadi yakni dalampendidikan agama terhadap anak. Di dalammasyarakat suku bangsa Serang maupunMadura, pendidikan agama terhadap anakmerupakan sebuah keharusan secara turun-menurun dan biasanya pendidikan agama yang

196

Page 197: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

diberikan bersifat ketat. Padaperkembangannya, yang terjadi di dalammasyarakat Muara Baru, pendidikan agamaterhadap anak yang dilakukan oleh orang tuasecara ketat tersebut mempengaruhi polamendidik orang tua suku bangsa lainnya.

Orang tua dari suku bangsa lain yang tinggaldi Muara Baru pun mendidik anaknya dalambidang agama secara ketat. Hal itu merekalakukan karena menurut mereka, memangpendidikan agama bagi anak-anak sangatlahpenting sebagai pondasi nilai moral, ahlak, danpengetahuan agama. Sehingga anak-anakmereka, dimasukkan ke lembaga-lembagapendidikan informal, seperti pengajian-pengajianatau ke sekolah Madrasah.

Sedangkan pengaruh kebudayaan sukubangsa terhadap kehidupan kemasyarakatan,khususnya di bidang politik dapat terlihat bahwakebanyakan warga masih menganut budayapolitik berdasarkan pola patron-klien. Dalamurusan politik, kecenderungan masing-masingsuku bangsa yang ada di Muara Baru sangatterpaku pada tokoh atau panutan masyarakat.Atau dengan kata lain, secara streotip dapatdigambarkan kalau masing-masing sukubangsa ini terlihat kecenderungan tersendiridalam memilih suatu partai politik dalam Pemilu1999.

Adanya budaya patron-klien yang dibawa

197

Page 198: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

oleh masing-masing etnis tersebut berpengaruhterhadap kehidupan politik warga Muara Barudalam hal perilaku politiknya. Perilaku politiktersebut terbentuk mengikuti patron yangmempengaruhi kliennya lewat janji-janjinya. Pa-tron di sini identik dengan seorang tokoh darimasyarakat tertentu maupun secara organisasikeprofesian. Tokoh secara etnis, seperti DaengNasir Mile dari etnis Makassar atau A. Rahmandari etnis Banten. Sedangkan tokoh secaraorganisasi keprofesian seperti Rasdullah selakuKetua Urban Poor Consortium (UPC), yangmengorganisir para tukang becak di Muara Baru.

Dapat disebutkan beberapa stereotippolitik yang umumnya berlaku terhadap suku-suku tersebut. Yaitu, suku Makassar yangkecenderungan pilihan partai politiknya kepadaPartai Golkar, hal ini bila mengacu kepada hasilPemilu 1999, di mana wilayah Sulawesi Selatanmerupakan salah satu basis kuat partai tersebut.Atau suku Madura yang cenderung akan memilihPartai Kebangkitan Bangsa (PKB), karenamayoritas suku tersebut adalah warga NahdlatulUlama (NU), sebuah organisasi keagamaanyang melahirkan partai tersebut.

Di luar masalah stereotip politik tersebut,sebagian warga Muara Baru ada yangmengelompok dalam satu wadah organisasiprofesi, seperti Himpunan Nelayan Nasional In-donesia (HNSI) Muara Baru, Tenaga Kerja

198

Page 199: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Bongkar Muat Indonesia (TKBMI), dan KoperasiAngkutan Ikan (Kopakin) Muara Baru.

Dari pengamatan penulis di lapangan,ditemukan hal-hal yang berkaitan dengankecenderungan massauntuk memilih suatu partaipolitik berdasarkan tokohpanutan dari sukunyamasing-masing. Namun disisi lain lain, ditemukan jugakecenderungan, massamemilih partai politiknyakarena keterikatannyadengan tokoh-tokoh wargasuku bangsa yangmendirikan organisasikemasyarakatan macamHNSI, TKBMI maupunkoperasi lain dengan bentukhubungan terhadappimpinannya dalam polapatron-klien.

Dapat penulis sebutkan beberapa contohdari pola tersebut yang akhirnya mengaburkanstereotip politik yang umum berlaku tentangkecenderungan pilihan partai politik dari sukubangsa tertentu. Sebagai contoh, A. Rahmanyang berasal dari suku bangsa Banten (Serang).Ia memimpin HNSI dan TKBMI dengananggotanya yang mencapai sekitar 2000-an or-

199

.... bos-bos ikan darisuku bangsa masing-masing mempunyaimassa yaitu anakbuah yang begitusetia denganjuragannya, karenaada keterkaitandengan janjinya akanmasalah pekerjaanatau jugakesejahteraan yangmenarik massatersebut dalammemilih suatu partai.

Page 200: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

ang, yang mempunyai pilihan politik terhadapPartai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P). Karena itu kemudian ia mempunyaikekuasaan untuk mempengaruhi anggotanyayang berasal dari berbagai suku untuk memilihPDI-P karena mereka secara organisatoris atauekonomi mempunyai ketergantunganterhadapnya. Janji itu kemudian diwujudkannyadalam bentuk pemberian surat tanah kepadaanggotanya, walaupun surat tanah itu hanyamendapatkan stempel dari kantor RW.

Selain itu, bos-bos ikan dari suku bangsamasing-masing mempunyai massa yaitu anakbuah yang begitu setia dengan juragannya,karena ada keterkaitan dengan janjinya akanmasalah pekerjaan atau juga kesejahteraanyang menarik massa tersebut dalam memilihsuatu partai. Massa dari suku bangsa yangberbeda tersebut dapat berpindah pilihannyaterhadap partai politik lain, ketika merekamenganggap bahwa partai politik yang dipilihnyaitu tidak menguntungkan mereka dari berbagaiaspek, atau aspirasi mereka yang dianggap taktersalurkan dalam janji atau program politik yangdidengungkan sebelum pemilu dilaksanakan.Hal ini berkaitan dengan rasionalitas atau bisajuga oportunitas dari warga Muara Baru yangumumnya memandang segala sesuatuberdasarkan untung atau rugi terhadap diri dankelompoknya.

200

Page 201: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Hal lain yang tak kalah menarik di dalampengerahan massa juga dikaitkan dengan tokoh-tokoh yang terkait di dalam suatu organisasimacam TKBMI. Di situ tampak pengaruh tokohpendamping seperti H. Damam dan Joned.Posisi mereka sebagai pendamping A. Rahmanuntuk pengerahan massa demi tujuankelompoknya atau suku bangsa Serang.

Seperti ketika reformasi terjadi di Indone-sia, masyarakat Muara Baru juga terkenaimbasnya dalam hal-hal yang berkaitan denganmasalah politik. Di tengah-tengah derasnya arusreformasi tahun 1998, warga Muara Baruternyata mempunyai kesadaran politik yang tinggipula, terutama dalam hal memilih figur pemimpin.Ketika secara nasional pemimpin dari militeratau ABRI (TNI/Polri) terpojok posisinya karenahujatan mahasiswa dan masyarakat, beberapawarga Muara Baru memanfaatkan momenttersebut untuk tujuan politis di wilayahnya.Contohnya, pada tahun 1998 ketika H. Jaafar,warga RT 13, berpangkat mayor polisi,memenangkan pemilihan ketua RW 17 danhanya selisih satu suara dengan A. Rahman.

Ketika Jaafar menjabat ketua RW baru satubulan lamanya, A. Rahman dengan H. Damamdan Joned mengadakan pendekatan politiskepada warga dan tokoh-tokoh warga MuaraBaru. Dengan dalih reformasi, merekamenyatakan bahwa ketua RW tidak sepantasnya

201

Page 202: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

dari anggota ABRI. Posisi ABRI yang saat itusedang dalam kondisi dihujat masyarakatmembuat Jaafar terdesak, dan ia akhirnyamengundurkan diri. Posisinya sebagai ketua RW17 saat itu kemudian digantikan oleh A.Rahman, hingga kemudian ia digantikan olehUmar Husein lewat pemilihan langsung ketuaRW 17 pada 10 Juni 2002.

***

202

Page 203: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Untuk dapat memahami pola hubunganpada masyarakat Muara Baru, maka harusdilihat dalam dua keadaan yang selaluberlangsung silih berganti di kawasan ini.Mengikuti pemikiran Parsudi Suparlan, dalamsemua masyarakat majemuk, pola hubunganyang secara rutin dapat terjadi, yaitu dalamkondisi normal dan kondisi konflik. Kondisikonflik telah kita ulas di bagian sebelumnya.Suparlan dalam hal ini membentuk tiga ukurandasar yang dapat dijadikan sebagai patokan,antara lain kegiatan ekonomi masyarakat,hubungan sosial non-kegiatan ekonomi dankondisi politik lokal, khususnya dalam kontekshubungan dengan masing-masing patron.

***

203

AHubungan AntarSuku Bangsa

ebuah suku bangsa tertentu akan memiliki perantersendiri yang menjadi ciri suku bangsa dalam aktivitas

jual-beli ikan di Muara Baru.

S

Page 204: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

204

(KO

MPA

S, 29 Februari 2002)

Page 205: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Pola kehidupan warga yang terbentuk diMuara Baru dalam kegiatan ekonomi terlihat diPasar Pelelangan Ikan Muara Baru, di manaaktivitas berjalan sesuai dengan peran masing-masing dan sudah menjadi kebiasaan. Kegiatanjual-beli ikan di pelelangan ikan, dimulai pukul06.00 WIB sampai dengan pukul 09.00 WIB.Begitu pula dengan kegiatan bongkar muat ikanyang dimulai dengan datangnya truk dari luardaerah, sekitar pukul 12.00 WIB.

Dari kegiatan gambaran yang telahdipaparkan sebelumnya, dapat terlihat poladistribusi yang terbentuk, di mana barang yangmasuk ke pelabuhan lewat kapal, berlanjut keaktivitas bongkar muat yang dilanjutkan olehburuh bongkar muat, dan kemudian masuk pada

205

BDalam Kehidupan

Sehari-hari

alah satu Pola dalam kehidupan kemasyarakatan,tercermin dari kesetiaannya terhadap seorang patronS

Page 206: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

206

proses pelelangan. Setelah itu, barang berupaikan dikemas dengan peti atau kresek (kotakplastik untuk penyimpanan ikan). Selanjutnyadinaikkan ke atas truk dan dikrim ke pasar ikandan sebagian lagi diditribusikan ke pasar-pasartradisional. Begitu pun truk-truk dari daerah yangberisi ikan, mulai dari ikan tawar maupun lautdibongkar di depan pasar ikan Muara Baru.Biasanya ikan yang di dalam truk disimpandalam peti, blong, kress, atau kotak yang berisidaun jati disertai es serta garam untukmengawetkan ikan, sesuai dengan jarakpengiriman truk agar tak busuk.

Ikan-ikan yang sudah ada penampungnya,macam bos ikan, diturunkan dari atas truk olehburuh bongkar muat dan disimpan di sekitarlapak-lapak pelelangan ikan dalam blongbesar, selanjutnya pada malam hari baru dijualdi pasar tersebut.

Berangkat dari adanya aktivitas tersebutakan mempengaruhi pola hubungan antarsukuyang ada. Sebuah suku bangsa tertentu akanmemiliki peran tersendiri yang menjadi ciri sukubangsa dalam aktivitas jual-beli ikan di MuaraBaru. Contohnya, aktivitas buruh bongkar muatyang dikuasai oleh suku bangsa Makassar,karena jumlahnya dapat dikatakan mayoritas.Sedangkan aktivitas berdagang ikan atau peleleyang berada di Pasar Ikan Muara Baru, banyakdilakukan oleh suku bangsa Serang, Banten,

Page 207: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

207

Makassar, dan Jawa. Hal seperti itu diakui olehsuku bangsa lain, bahwa mayoritas peleleberasal dari komunitas suku bangsa Sunda asalSerang. Untuk pembeli ikan yangmendistribusikan sendiri, secara mayoritasdikuasai oleh suku bangsa Madura, karenapembeli-pembeli dari Madura sudah turun-temurun menguasai penjualan ikan di pasar-pasar tradisional se-Jabotabek. Pola sepertiyang terbentuk di atas sudah menjadi sebuahciri khas yang diakui oleh masing-masing pihakyang ada, dalam hal ini suku-suku bangsa yangada dan telah memasyarakat.

Sedangkan dalam pola penentuan harga,aktivitas jual-beli di Pasar Ikan Muara Barumeliputi tiga hal, yakni:

Pertama, pola penentuan hargaberdasarkan mekanisme pasar. Yang berarti,pola penentuan harga tergantung dari kondisipermintaan pasar. Harga tinggi ditentukan olehsemakin tingginya permintaan, dan pembelisemakin besar. Biasanya permintaan semakinbesar ini terjadi berkaitan dengan hari-haribesar seperti hari raya Idul Fitri, Natal, ataupada bulan-bulan puasa. Dalam waktu-waktuseperti ini permintaan pasar tinggi.

Kedua, pola penentuan harga terjadiakibat adanya penimbunan ikan oleh paraspekulan. Saat harga ikan jatuh, dan pasokanberjumlah banyak, sementara permintaan tak

Page 208: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

sebanding dalam arti lebih kecil. Untukmendongkrak agar harga ikan tinggi dan parapedagang tidak mengalami kerugian, biasanyamereka melakukan penimbunan. Penimbunan inibiasa dilakukan dengan cara ikan dimasukkanke dalam gudang cold castoride. Di Muara Baruada dua buah gudang cold castoride, di manaikan ditimbun sampai beberapa waktu lamanyahingga menunggu permintaan pasar bertambah.Karena jika tidak dilakukan dengan cara itu, parapedagang akan mengalami kerugian.

Ketiga, Pola penentuan harga denganmengikuti musim ikan. Yang berarti, saat-saatpenghasilan ikan kecil, karena musim melauttidak bersahabat, harga ikan akan melonjaktinggi. Hal itu terjadi saat musim angin barat,dan musim setelah angin barat. Namundemikian, patokan waktu seperti itu sekarangsudah berubah, karena musim saat iniwaktunya sudah tak menentu.

Selain kegiatan ekonomi masyarakat, polahubungan masyarakat Muara Baru dalamkondisi normal, juga tercermin dari sikapmasing-masing individu dalam kesehariannya.Umumnya dalam keadaan keseharian, atribut-atribut suku bangsa meredup dan bergantidengan atribut yang diakui bersama, sepertipenggunaan bahasa Indonesia yangdipengaruhi oleh dialek Betawi. Selain itu,tingkat toleransi juga tergolong tinggi, seperti

208

Page 209: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

aktivitas-aktivitas yang diselenggarakan olehpemerintah lokal (RT, RW, hingga kelurahan)akan dipahami sebagai kepentingan bersamayang harus didahulukan. Jika seorang individutidak terlibat dalam acara-acara itu, maka akanmerasa dirinya sebagai tidak toleran atau tidakmampu hidup bertetangga dengan baik. Olehkarena itu, biasanya mereka akan menggantidengan materi jika memang tidak sempat ikutserta.

Pola lain dalam kehidupankemasyarakatan, tercermin dari kesetiaannyaterhadap seorang patron. Seorang patron diwilayah Muara Baru biasanya identik denganseseorang yang memiliki anak buah. Beberapaanak buah itu dengan sendirinya memilikikesetiaan karena ketergantungan merekasecara ekonomi. Dalam arti, merekamempunyai penghasilan dari majikannyatersebut, sehingga selain mereka tergantungsecara ekonomi, mereka pun akan mengikutisegala perintah majikannya. Di sinilahpengaruh seorang patron sangat besarterhadap anak buahnya atau kliennya.

Seorang patron biasanya memiliki profesitertentu, seperti pelele atau pedagang, bosvalet, dan sejenisnya. Anak buah merekadalam kesehariannya tunduk terhadap perintahsang bos. Bahkan dalam hal tertentu, sepertipenentuan sikap terhadap partai politik tertentu,

209

Page 210: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

anak buah pun ikut dengan pilihan majikan. Jadidapat dilihat mengenai keadaan normalhubungan antarsuku bangsa dalam hal-halpenguasaan kegiatan ekonomi, dapatmewujudkan saling ketergantungan dalamkehidupan masyarakat itu sendiri. Kondisisemacam itu mampu menjembatani hubunganantarsuku bangsa menjadi lebih mantapberkembang. Kesadaran mengenai hal itu akanmembuat peredaman jati diri suku bangsaapabila terjadi konflik.

***

210

Page 211: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Dalam hubungan antarsuku bangsa ditempat-tempat umum menjadi penting, karenapara warga suku bangsa yang berbeda,biasanya bertemu di tempat-tempat umum, misaluntuk bekerja, berbelanja, atau berjualan,melakukan kegiatan hiburan, kegiatan-kegiatansosial dan rekereasi, atau kegiatan politik. Ditempat-tempat umum, batas-batas suku bangsadapat dipertajam atau diperlonggar sesuaidengan tujuan kegiatan dan kepentinganmasing-masing warga suku bangsa yangbersangkutan. Melalui hubungan di tempat-tempat umum, warga dari suku bangsa-sukubangsa yang bersangkutan mengembangkanstereotip dan prasangka satu sama lainnya.

Pola hubungan yang terjadi di tempat-

211

erlihat jelas bahwa identitas kesukuan akan diredupkandengan sendirinya dalam aktivitas ekonomi

T

CHubungan

di Tempat Umum

Page 212: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

tempat umum, dalam hal ini di Pasar Ikan MuaraBaru, masing-masing suku bangsamenanggalkan identitas atau jati dirikesukuannya. Karena apabila jati diri kesukuandiaktifkan akan menimbulkan benturan-benturan,dan bahkan menimbulkan konflik massal, karenadi tempat tersebut sterotip menjadi kabur karenapedoman bertindak di Pasar Ikan Muara Barubercorak akulturatif yang menolak atribut-atributsuku bangsa dari para pelaku.

Terlihat jelas bahwa identitas kesukuan akandiredupkan dengan sendirinya dalam aktivitasekonomi seperti tersebut di atas. Di tempatumum, dalam hal ini pasar, mereka berhubunganberlandaskan atas orientasi mencarikeuntungan dan adanya saling ketergantungansatu sama lainnya.

Contoh lainnya, di Pasar Ikan Muara Barumasing-masing pihak akan menggunakanbahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Halitu mereka lakukan untuk memudahkan dalambertransaksi. Karena apabila salah satu sukubangsa menggunakan bahasa sukunya saatmelakukan transaksi dengan suku bangsa lain,jelas mereka akan mengalami kesulitan secarakomunikasi.

Sehingga yang berlaku adalah adanyasaling menghargai dan tanpa memandang darisuku bangsa mana berasal. Karena merekaberfikir, bahwa saat kegiatan ekonomi

212

Page 213: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

213

berlangsung, maka yang berlaku adalah hal-halyang sejalan dengan meredupnya jati dirikesukuan. Hal ini juga ditopang oleh sistemsosial, seperti ketetanggaan, yang di dalamnyaterdapat berbagai aktifitas, seperti mengobrol,kegiatan arisan ibu-ibu, sehingga terjalin salingkenal, juga acara menjenguk keluarga yang sakitatau melayat mengantarkan sanak famili yangmeninggal.

***

Page 214: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

214

Walaupun umumnya warga Muara Baruberasal dari tipe masyarakat tradisional, namunmereka cukup kritis dalam menentukanpemimpinnya. Contohnya ketika terjadipemilihan Ketua Rukun Warga (RW) 17 untuktahun 2002, yang terlihat cukup unik. Pada saatitu, jabatan Ketua RW 17 dipegang oleh A.Rahman selama hampir empat tahun, yaitu dari1998 sampai 2002, sehingga wargamenginginkan pergantian ketua RW-nya, karenameng-anggap jabatan yang dipegang A.Rahman harusnya sudah selesai sejak tahun2001. Yang menarik, pemilihan ketua RWpengganti A. Rahman oleh warga tidak lagimengacu kepada mekanisme lama, di manapemilihan dilakukan oleh para ketua RT, akan

ergantian ketua RW, bisa diartikan pemilihan pemimpin.Semua budaya suku bangsa yang terbentuk di masyarakat Muara

Baru tercermin di dalam pertemuan warga dengan sesepuh.

T

DPola Kepemimpinandi Muara Baru

Page 215: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

215

tetapi dipilih langsung oleh warga lewat jalurpemilihan, layaknya pemilu.

Ketua RT 02, Khonedi, yang juga salahseorang panitia pemilihan menyatakan, bahwaide tentang adanya pemilihan ketua RW secaralangsung itu merupakan keinginan warga MuaraBaru sendiri yang dilakukan lewat musyawarahwarga, yang dilakukan sejak awal Mei 2002.“Dari musyawarah tersebut akhirnya terbentukpanitia independen dari perwakilan masing-masing RT sekitar 60 orang,’’ tuturnya.

Pemilihan ketua RW yang diadakanlangsung oleh warga RW 17 itu dilangsungkanpada tanggal 9 Juni 2002, diikuti oleh 3.424warga yang sudah memiliki hak pilih dari 22 RT,termasuk dari RT perwakilan. Dalam pemilihantersebut peserta juga memilih kandidat melaluikertas suara di Tempat Pemungutan Suara(TPS) layaknya pemilu. Sebanyak 12 TPStersebar di wilayah tersebut dengan melibatkansebanyak 30 personel polisi dan 60 orangtenaga Pam Swakarsa untuk mengamankanjalannya pemilihan tersebut.

Dari hasil pemilihan tersebut, Umar Huseinterpilih sebagai Ketua RW 17 baru. Iamengantongi suara sebanyak 1.023 suara danmengungguli 7 orang kandidat lainnya. Posisikedua disusul oleh Mulyoto dengan 527 suara.Sedangkan posisi ketiga ditempati oleh M. NasirMile dengan jumlah pemilih sebanyak 407 suara.

Page 216: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

216

Secara lebih jelasnya posisi kandidat dan jumlahpemilihnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:

TABEL IXHASIL PEMILIHAN KETUA RW 17

MUARA BARU, KELURAHANPENJARINGAN PERIODE 2002-2005

No Nama Kandidat Jumlah Pemilih1 Umar Husein 1.023 suara2 Mulyoto 527 suara3 M. Nasir Mile 407 suara4 Abdul Rachim 396 suara5 Daeng Sapo 210 suara6 Mustamin 107 suara7 Hadi S. 91 suara

Jumlah Suara Sah 2.893 suaraJumlah Suara Batal 531 suaraJumlah Total Pemilih 3.424 suara

Sumber: Panitia Pemilihan Ketua RW 17Kelurahan Penjaringan

Gambaran menarik dalam pemilihan KetuaRW 17 tersebut, adalah masa kampanye yangdilakukan oleh para kandidat, layaknya politikusyang sedang menggalang dukungan. Parakandidat tersebut melalui kampanye berusahamelobi para tokoh pemuda dan tokoh

Page 217: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

masyarakat melalui janji-janji politiknya. Bahkan,sehari sebelum pemilihan ketua RWdilaksanakan, para kandidat melakukan debatterbuka di Balai RW 17, Kelurahan Penjaringan.Dalam debat antarkandidat tersebut UmarHusein, yang sehari-harinya berprofesi sebagibos ikan, mengaku tidak mencalonkan dirisebagai kandidat ketua RW, namun uniknya iamalah dicalonkan oleh kerabat dekatnya sendiri,yaitu ayah kandungnya sendiri. Dalam janjipolitiknya, ia menyatakan akan memprioritaskanpembangunan akhlak warga Muara Baru.‘’Muara Baru selama ini sering dikenal karenabanyaknya usaha perjudian dan prostitusi. Jikasaya terpilih, hal ini akan menjadi prioritas sayauntuk memberantasnya,” janjinya saat itu.

Upaya saling menjatuhkan lawanantarkandidat pun terjadi dalam kampanye yangdilakukan menjelang pemilihan. Contohnya,ketika Mustamin berkampanye kepada wargaRT 08/17. “Nanti kalau warga InsyaAllah memilihsaya, akan saya bantu fasilitas olahraga bagipemuda di sini, juga tokoh masyarakat di siniakan saya giatkan pengajian dan pembangunanmesjid,” seperti dikutip salah seorang warga RT08 bernama Darus.

Sedangkan lawan politik Mustaminmengadakan kampanye tandingan kepadawarga RT 08 melalui pendukungnya yangmengatakan, bahwa Mustamin sangat tidak

217

Page 218: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

layak menjadi ketua RW. Hal itu dikaitkan denganposisinya sebagai pemilik Kafe Angin Mamiri,di Jalan Kebun Tebu. Mereka menjadikannyasebagai tolok ukur moral Mustamin sebagaipemimpin. “Masak kalian mau memilih penjualminuman keras yang kafenya menjadi sarangkeributan sebagai ketua RW. Itu jelas melanggarkaidah agama Islam,” kata Abdullah, seorangwarga yang menjadi pendukung lawan politikMustamin kepada sejumlah warga dan berusahameyakinkannya, bahwa Mustamin menggunakanuang sebagai alat kampanyenya.

Dari pihak warga sendiri sebenarnya cukupbanyak yang menduga jika ada politik uangdalam pemilihan RW, karena fasilitas sertakepemimpinan RW Muara Baru sangatberpengaruh bagi kehidupan bermasyarakatdari mata pencaharian, pekerjaan, sampai kemasalah pertanahan. Untuk setiap kandidatharus menyediakan uang sebesar Rp 10 jutauntuk penyelenggaraan pemilu sebagai uangadministrasi, untuk menggelar pemilihan tersebutkarena ada kebutuhan seperti konsumsi dantransportasi.

Di Muara Baru, ketua RW dianggapsebagai pemimpin warga yang bisamenentukan segala aturan, seperti soal jual-beli tanah layaknya pejabat pembuat aktatanah (PPAT) atau bisa mengatur polahubungan dagang. Selain itu, ketua RW berhak

218

Page 219: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

mendapat fasilitas khusus, seperti monopolitempat usaha, contohnya bangku, lori di PasarPelelangan Ikan Muara Baru dikuasakan penuhkepada TKBMI yang diketuai oleh A. Rahman.Selain itu, hansip RW dapat mengutip uang daripabrik-pabrik untuk RW sebagai sumberpemasukan uang terbesar.

Pergantian ketua RW, bisa diartikanpemilihan pemimpin. Semua suku bangsabudaya yang terbentuk di masyarakat MuaraBaru tercermin di dalam pertemuan wargadengan sesepuh, ketua RT, warga, dan lurahdi Kelurahan Penjaringan pada 6 Mei 2002.Dalam pertemuan itu warga saling mengajukancalon dan meminta secepatnya pergantianketua RW tanpa memandang asal suku bangsabakal calon ketua RW. Para wakil warga adayang mengkritik ketua RW lama disertaisorakan dan cemohaan, namun terlihatdemokratis karena masing-masing perwakilandiberi waktu untuk berbicara.

Seperti dilontarkan salah satu wargabernama Hamid Nasution yang menyatakan,bahwa pemilihan harus segera dipercepatkarena jabatan ketua RW yang lama sudahberakhir. “Bisa dikatakan kalau warga di siniingin pemilihan secara langsung oleh warga,karena kalau para ketua RT yang memilih jelaskeberpihakan dengan ketua RW jadi nggakfair,” kata Hamid yang menunjuk banyak tokoh

219

Page 220: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

yang menginginkan calon ketua RW, disertaitepukan tangan warga Muara Baru padapertemuan tersebut.

Hamid menambahkan, bahwa posisi ketuaRW di Muara Baru sangat strategis.Menurutnya, menjadi Ketua RW 17, secaramateri dapat lebih besar dibandingkan posisilurah, hal itu dikarenakan potensi Muara Barusangat kaya. Seandainya ketua RW itu pandaimengolah dan membina hubungan baik dikalangan pengusaha ikan atau pedagang ikandi Muara Baru, disertai berbagai kutipan-kutipanuang oleh hansip kepada pengusaha, maka iaakan mendapat banyak penghasilan dari hal-haltersebut. Karena itulah jabatan ketua RWmenjadi sangat diinginkan sebagian besar tokohmasyarakat, namun warga sangat menginginkanketua RW-nya bersih dan mempunyai wibawa.

Pola pemilihan RW Muara Baru cenderungkontroversial dilihat dari beberapa aspek,terutama ketika bakal calon ketua RW yang akanmenggalang dukungannya itu berusaha untukmenarik simpati massa agar memilihnya sebagiketua RW baru, dan cenderung manjadipersaingan yang tidak sehat. Bahkan menurutKapospol Muara Baru Aiptu Endarwin, ada calonRW yang menyiapkan uang dukungan mencapaiRp 100 juta, dan itu didapatkannya dari parapengusaha.

Dalam pemilihan ketua RW periode 2002-

220

Page 221: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

2005, warga tampaknya tak sekedar mencarifigur pemimpin, tetapi mereka harus segeramemilih ketua RW yang seharusnya sudahdiganti tahun lalu. Suara tersebut tentu sajamembuat gusar para pendukung mantan KetuaRW 17, A. Rahman, yang saat itu masihmemegang jabatan ketua RW. Tapi A. Rahmanhanya boleh gusar, karena suara itu terusmembesar menjadi tuntutan sebagian besarwarga.

Suara keras yang mendesak A. Rahmanmenanggalkan jabatannya, muncul dari wargayang bernama Sobirin, juga salah satu kandidatketua RW. Dalam kampanyenya ia kembalimenegaskan, bahwa A. Rahman seharusnyasudah diganti tahun lalu. Sobirin bahkan lebihjauh melangkah, ia membuat pengaduankepada Lurah Penjaringan.

Dalam suratnya kepada lurah, tertanggal6 Mei 2002, intinya menyatakan bahwa,peremajaan RW dan berakhirnya masa jabatanketua RW periode 2001. Warga menudingkalau kelambatan tersebut ada hubungannyadengan proyek lurah yang bekerja samadengan ketua RW dalam pengukuran rumah-rumah di Muara Baru. Surat tersebut menyebutnama Sobirin sebagai penegak realita keadilandan demokrasi di wilayahnya.

Selain membawa surat, ia juga datang kekantor kelurahan dan menui A. Mukhlis, Lurah

221

Page 222: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Penjaringan. Rupanya, langkah Sobirin inidiketahui oleh A. Rahman, sehingga salahseorang pendukungnya, Lukman melakukanancaman hingga pukul 22.00 WIB. Sobirinakhirnya diantarkan pulang ke rumahnya olehPak Lurah. Keesokan harinya, Sobirinmengadukan hal tersebut ke Mapolsek MetroPenjaringan dengan bukti lapor No.Pol 580/K/V/SEK.PENJ. Tanggal 7 Mei 2002. Pihakkepolisian diminta untuk menindak hal itu sertamenjamin keselamatan Sobirin.

Pihak kepolisian di sini juga turut andildalam pengamanan jalannya pemilihan ketuaRW, seperti Babinkamtibmas KelurahanPenjaringan Aiptu Mulyono, diperintahkanlangsung oleh Kapolsek Penjaringan, AKPKrishna Murti, untuk melakukan hal-hal yangberkaitan dengan tindakan oknum-oknumtertentu yang akan mengacaukan jalannyapemilihan. Jika dalam proses pemilihan itu adatindakan-tindakan dengan unsur pidana, polisiakan melakukan tindakan prefentif atautindakan tegas lainnya.

Namun A. Rahman yang mendapatsorotan tersebut mengundurkan diri dari bursapencalonan ketua RW, nama-nama yang munculdari warga sendiri sebagai kandidat ketua RWadalah Mulyoto asal Semarang, Sukri asalCirebon, Umar Husein asal Serang, Mustaminasal Makassar, Daeng Nasir Mille asal

222

Page 223: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Makassar, Hadi Sucipto asal Jakarta, DaengSapo asal Makassar dan H.A. Rahim asalSerang.

Sebagai ketua pantia pemilihan langsungketua RW, ditunjuk secara aklamasi olehwarga, yakni Daeng Baso Bali sebagai orangyang dituakan di Muara Baru. Setelah ituDaeng membentuk panitia induk yanganggotanya terdiri dari masing-masing ketuaRT, sedangkan panitia wilayah sebagaipenanggung jawab tempat pemungutan suara(TPS), adalah dari warga masing-masing RT,sebanyak 12 TPS yang tersebar di Muara Baru.

Para kandidat ketua RW bersaingmelakukan kampanye dengan caranya masing-masing. Ada yang bersifat terbuka dan adayang tertutup. Seperti diceritakan Ketua RT 02,Khonedi, yang menyebutkan bahwakemungkinan para kandidat melakukan cara-cara seperti politik uang, serangan fajar, ataumembeli kartu pemilih sangat mungkin. “DiMuara Baru sangat beragam, warga kita dariberbagai macam suku, kalau pas memilihadalah hak warga itu sendiri tanpa intervensilawan-lawan politik ketua RW. Yang jelaspemilihan kita di sini adalah disyukuri warga danditerima oleh yang kalah,” tutur Khonedi.

Pengamatan langsung penulis di lapanganmelihat persiapan warga. Setiap TPSdisediakan dana sebesar Rp 200 ribu untuk

223

Page 224: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

224

membangun TPS serta dana logistik panitia.Masing-masing wakil dari para kandidatsebanyak 12 orang sudah berada di TPS sejakpukul 08.00 WIB. Warga sendiri berdatangan keTPS mulai dari pukul 09.00 WIB. Setelahmengambil lembaran kartu pemilih yang berisigambar dari kandidat yang dipilih, wargamasuk ke dalam TPS dan menusuk foto yangdipilihnya dengan paku, mirip dengan Pemiluyang memilih anggota DPR.

Menjelang pukul 14.00 WIB semua kotakberisi kartu pemilih diangkut ke kantor RW dandihitung jumlah suaranya dan disaksikan olehpara kandidat. Panitia menghitung hinggapukul 16.00 WIB. Dari penghitungan suaratersebut Umar Husein berhasil meraup suaraterbanyak sebagai pemenang. Kemenanganini pun diakui oleh kandidat yang lain, sehinggatidak terjadi bentrokan antarpendukung.Kampung Muara Baru pun bergeliat sepertibiasa dalam kesibukan dan bau amis ikan,sambil tersenyum dengan tampilnya ketua RWyang baru.

***

Page 225: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

227

Page 226: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

226

Page 227: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

227

onvensi sosial di antara pelanggan dengan pelele ataupola tawar-menawar inilah yang kemudian memunculkan

keteraturan hubungan antarwarga yang saling menguntungkan

K

AKonvensi Sosialdi Muara Baru

Berbagai ragam suku bangsa yangmendiami kawasan padat penduduk MuaraBaru, ternyata tak menghalangi upayamasyarakat untuk menciptakan suasana hidupyang damai dan toleran. Ini berbeda, kondisinyadi kawasan Kalijodo, di mana ada kelompokyang tak ingin menciptakan perdamaian,sehingga aparat keamanaan harus turun tangandi dalamnya. Lantas, mengapa Muara Baru bisaberdamai di tengah tarikan kepentingan darisumber daya ekonomi yang melimpah dikawasan tersebut?

Ragam dari uraian sebelumnya, dapatdiketahui, bahwa keteraturan sosial yang adadalam kehidupan masyarakat Muara Baru dapatditinjau dari konvensi maupun pranata-pranata

Page 228: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

228

sosial yang di dalamnya berisi upayamemantapkan keteraturan sosial. Denganpranata sosial, menjadi bingkai dari setiapdinamika yang tumbuh di masyarakat. Ataudengan kata lain, pranata menjadi batasansetiap individu, maupun masing-masingkelompok agar tercipta keharmonisan. Dalamsuasana seperti itulah kegiatan-kegiatan yangproduktif warga dapat menghidupi diri merekamasing-masing dan keluarganya sertamasyarakatnya. Ada jaminan, mereka yangberproduksi memperoleh haknya atas jerihpayah yang telah mereka keluarkan.

Dari hasil pengamatan penulis di lokasipenelitian ditemukan beberapa hal yangmerupakan hasil dari kesepakatan bersamayang sudah menjadi kebiasaan, hidup dari wargayang terpusat pada kegiatan jual-beli padaPasar Pelelangan Ikan Muara Baru. Bagi yangmelanggar akan ada sebuah konsekuensi,misalnya pelanggan akan meninggalkanpelelenya. Sehingga hal semacam itu sudahmenjadi kesepakatan bersama, demi menjagapelanggan di antara sesama pelele atau dengankata lain menjadi sebuah aturan yang tak tertulistetapi di sepakati di antara mereka.

Konvensi sosial di antara pelanggandengan pelele seperti yang telah dipaparkan diatas atau pola tawar-menawar inilah yangkemudian memunculkan keteraturan hubungan

Page 229: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

antarwarga yang saling menguntungkan(simbiotik mutualisme), baik dalam situasi yangrelatif stabil maupun situasi konflik. Di sinilahmekanisme pasar berlaku, di manaketergantungan antara penjual dan pembelimenjadi jelas, yaitu penjual akan menyediakanbarang (supply) sesuai dengan kebutuhan ataupermintaan (demand) dari si pembeli. Namunketika barang yang disediakan oleh si penjualdapat disediakan dalam jumlah yang lebihbanyak dan lebih murah oleh penjual lain, sipembeli dapat berpindah membeli kepadapenjual lain.

Kegiatan yang dilakukan antara pelele danpelanggan ini, batas-batas suku bangsa dapatdipertajam atau diperlonggar sesuai dengankebutuhan atau tujuan kegiatan dan kepentinganmasing-masing warga suku bangsa yangbersangkutan.

Hal-hal yang telah disebutkan di atas yangkemudian berlaku secara umum di Pasar MuaraBaru dikenal dalam teori ekonomi sebagaimekanisme pasar yang berhubungan eratdengan sistem kapitalisme. Dalam pandanganAdam Smith, prinsip-prinsip dasar suatumasyarakat kapitalis terdiri atas milik pribadi(private property), motif mencari laba (the profitmotive), dan persaingan bebas (free competi-tion).56 Selanjutnya dikemukanan bahwa sistemkapitalisme modern menganut pula asumsi-

229

Page 230: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

asumsi lain, yaitu pemupukan modal (capital ac-cumulation), penciptaan kekayaan (the creationof wealth), dan ekspansionisme.

Dapat penulis jelaskan beberapa konvensiantara pelele dengan pelanggan yang berlakudi Pasar Muara Baru sebagai berikut:

Ketetapan Pelele Muara Baru yang menjadiperantara pelele daerah lain. Adanya pelele ataupedagang di Muara Baru yang menjadi perantaratetap oleh pelele daerah lain dalam jual-beli ikantampak pada pelele bandeng, tenggiri, dan udang.Seperti apa yang telah dijelaskan dalam babsebelumnya, pelele H. Astaria dari Serangmenguasai perdagangan ikan bandeng. H. Astariamenjadi perantara tetap dari pelele asal Lamongan,Jawa Timur, H. Seger. Kemampuan dari H. Astariatidak diragukan oleh H. Seger, ini dapat dilihat darikepercayaannya, karena dalam setiap harinya H.Seger mampu mengirim ikan bandeng hampir 100ton. Kepercayaan itu terbentuk karena keduanyatelah menjalin hubungan yang lama dan sudahmenjadi kesepakatan pelele lain, bahwa pelele akanmengambil ikan bandeng dari H. Astaria.

Apabila konvensi atau kesepakatan itudilanggar, semisal ada pelele dengan modalyang sangat besar memotong jalur perdaganganH. Astaria dengan memborong ikan bandengdari distributor lain asal daerah dengan hargayang tinggi, itu tak akan mudah dan langgeng,karena pelele di pasar ikan Muara Baru, hanyamengenal H. Astaria. Di samping itu H. Segerselaku pemasok ikan bandeng pun hanyamemiliki kepercayaan terhadap H. Astaria,

230

Page 231: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

sehingga pelele baru yang memotong jalurdistribusi ikan bandeng dari daerah akan merugi.

Demikian halnya dengan jual-beli udang.Dalam jual-beli udang dikuasai H. Amsil asalMakassar. H. Amsil menerima kiriman daripelele asal Sungai Lumbu, Lampung. Parapelele pun mengambil udang dari H. Amsil yangomset setiap harinya mencapai 1 hingga 2 ton.Dan apabila ada pelele baru yang memotongpengiriman untuk disalurkan ke pasar ikan punakan mengalami kerugian. Karena kondisinyasama seperti halnya dengan perdagangan ikanbandeng atau tenggiri serta ikan yang lainnya diPasar Ikan Muara Baru.

Selain konvensi yang meliputi penguasaandistribusi produk perikanan, juga terdapatkonvensi lain dalam sistem pembayaran. Di siniada empat sistem pembayaran yang berlaku,seperti sekilas telah disampaikan dalam babsebelumnya.

Pertama, sistem jual beli ikan denganmelandaskan saling kepercayaan antarapengirim barang dengan pelele. Dalam sistemini para pelele biasanya telah lama mengenalpelele yang ada di Muara Baru, yang akanmenjualkan ikan kirimannya. Demikian halnyadengan pelele sendiri, ia pun telah mengenalpemasok ikannya dengan baik dan bertahunlamanya, baik yang ada di daerah setempatmaupun luar daerah.

231

Page 232: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Dalam sistem saling kepercayaan,biasanya seorang pelele baru akan membayarkiriman ikan dari pengirim setelah ikan kirimanitu terjual habis. Semisal saja kiriman ikanbandeng dari Lamongan yang mencapai sekianton perharinya. Pembayarannya dapat dilakukandalam tenggang waktu sehari itu juga ataupunsebulan dan bisa jadi setiap triwulan. Para peleledalam melakukan pembayaran terhadap uangtanggungan atas kiriman ikan itu, merekamemanfaatkan jasa bank. Dengan caramenstranfernya melalui rekening bank tertentuyang telah disepakati bersama. Besar dari uangyang ditransfer tentunya sesuai dengan hargadari banyaknya ikan yang dikirim. Bahkan parapelele juga dapat membayar uang ikan kirimansebagian saja dulu. Sisanya menyusul bulanberikutnya.

Kedua, sistem pembayaran kedua yangbiasa berlaku di Pasar Pelelangan Ikan MuaraBaru, yakni sistem bayar kontan. Dalam sistembayar kontan di sini seorang pelele harusmemenuhi tanggung jawabnya untuk segeramenyediakan uang begitu barang kirimandatang. Sistem bayar kontan berarti, ada uang,ada barang (namun hal ini sangat jarangdilakukan para pelele, karena kebiasaan yangberlaku di Muara Baru berhutang dulu barubayar). Hal ini dilakukan sebagian pemasok,karena mereka tak mau mengambil resiko

232

Page 233: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

apabila terjadi kebohongan di antara merekaberdua. Selain itu dilakukan oleh pemasokkarena tak mau terlilit dalam kerugian. Hal inisudah barang tentu pemasok barang tak maumemikirkan apa yang terjadi terhadap pelele,baik dalam kondisi untung maupun akan merugi.

Ketiga, sistem saldo, pelele dapatmelakukan pembayaran terhadap pemasokbarangnya, apabila adakeuntungan yang diperoleh.Pemasok mengirim barangkepada pelele dengan jumlahsekian ton berupa jenis ikantertentu. Pemasok sepakatmenerima uang pembayaran diwaktu mendatang. Meskikirimannya telah terjual habis, diatak menuntut untuk langsungdibayar, tetapi pembayarantergantung dari situasi yang dialami pelele. Saatrugi maka pembayaran dapat ditunda dansebaliknya, saat untung pembayaran dapatdilakukan. Meski kondisi rugi dan pelele taksegera membayar barang yang telah dikirim,pemasok tetap akan mengirim barang.

Keempat, sistem pelanggan. Dalam sistempelanggan identik dengan sistem kepercayaan.Di mana pelele hanya bermodalkan dengkulatau tanpa modal saja. Pemasok akanmemberikan sejumlah barang kepada pelele,

233

.... ini dapatdilihat darikepercayaannya,karena dalamsetiap harinya H.Seger mampumengirim ikanbandeng hampir100 ton.

Page 234: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

dengan terlebih dulu menetapkan harga. Barangyang telah diserahkan atau yang dikirimpenjualannya diserahkan kepada pelele, bagidia, asal harga yang telah ditetapkan terpenuhi,maka sudah tak ada masalah lagi. Dan dia takikut campur dalam hal penentuan harga, itusemua diserahkan kepada pelele maumengambil keuntungan berapa dari barang yangdikirim pemasok tersebut.

Keempat sistem pembayaran tersebut diatas bagi para pelele sudah menjadikesepakatan bersama di antara mereka.Apabila kesepakatan tersebut dilanggar, makaakan berpengaruh terhadap kegiatan jual-beliselanjutnya. Bisa jadi pemasok ikan akanberpaling ke pelele lain yang bersediamenjualkan ikannya. Sehingga sistempembayaran yang telah disepakati itu, akandijaga betul. Mereka pun secara moral merasatak enak seandainya melanggar kesepakatanpembayaran yang telah ditentukan bersama itu.

Keteraturan sosial dalam hal sangsi lainnyaadalah konvensi yang telah disepakati olehwarga Muara Baru, seperti ketika salah seorangwarga berbuat sesuatu yang menurut wargadianggap janggal atau tabu. Perbuatan wargatersebut juga bisa dikategorikan ringan danberat, hingga hukuman secara adat oleh wargajuga dilihat dari tingkat perbuatan warga tersebuttanpa memperdulikan asal suku bangsa. Namun

234

Page 235: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

ini bisa dikatakan hukum adat karena berisikanaturan-aturan berikut sangsi-sangsinyaberkenaan dengan pelarangan untuk melakukansesuatu perbuatan yang melanggar ataumengambil hak orang lain atau merugikanmasyarakat yang bersangkutan. Fungsinyasendiri untuk menjaga keteraturan sosial dalammasyarakat dan kelestarian masyarakattersebut dari gangguan-ganggguan yangmerusakkannya dari perbuatan benalu ataumerugikan atas hak-hak warganya danmasyarakatnya.

Berkaitan dengan hukum adat yang telahmelembaga lewat konvensi sosial, ParsudiSuparlan mengatakan:

“Dalam keadaan dimana yang bersangkutan didakwapelanggaran berat, yaitu membunuh anggotakeluarga atau sesama masyarakatnya ataumelakukan perbuatan yang dianggap akanmenghancurkan tatanan kehidupan masyarakatnya,maka hukuman yang terberat adalah diusir darimasyarakatnya, dan bila masih terlihat dalamlingkungan masyarakat tersebut dia akan dibunuh.Dengan cara ini, hukum adat fungsional dalammenegakan keteraturan moral, dan keteraturanmoral mendorong terwujudnya keteraturan sosial-keteraturan sosial mendorong produktivitas bagikesejahteraan hidup warga masyarakat tersebut,”.

Hal di atas juga tercermin dalam keseharianwarga Muara Baru yang terdiri dari berbagaimacam suku bangsa, salah satu warganya yangbertempat tinggal di Jalan Kebun Tebu, bernama

235

Page 236: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Ibrahim, pada bulan Mei 2001mendapat sangsitersendiri, keluarga diusir dan Ibrahim masukpenjara, termasuk rumahnya dirusak dan ratadengan tanah oleh warga yang mengamuk.Permasalahannya sendiri adalah Ibrahim yangberasal dari suku Makassar melakukanpenganiayaan berat, hingga korbannyameninggal dunia. Ceritanya berawal ketikaIbrahim yang bekerja sebagai buruh dipelelangan ikan, sekitar pukul 04.15 WIBmelewati sebuah mushola yang dekat darirumahnya.

Saat masuk rumah Ibrahim langsungmerebahkan diri di tempat tidur. Di sebelahnya,istri Ibrahim sudah tidur nyenyak. Suara orangsedang melakukan pengajian, terdengar kerasdi telinga Ibrahim yang lelah tersebut. Amir yangtengah mengaji, kebetulan berasal dari sukuSerang. Ibrahim yang merasa terganggukemudian menghampiri Amir dan menyuruhkorban berhenti mengaji. Namun, di tanganIbrahim sebilah badik sudah dipegangnya dandi ayunkan ke tubuh Amir. Maka Amir pun tewasseketika.

Melihat Amir rubuh dan bersimbah darah,Ibrahim melarikan diri. Warga setempat gempar.Begitu mengetahui yang melakukan Ibrahim,warga dari berbagai macam suku bangsa,seperti Serang, Makassar, Jawa bergabung danmelakukan pencarian. Bahkan ketika petugas

236

Page 237: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Polsek Metro Penjaringan dapat menangkappelaku, warga belum puas. Keluarga Ibrahimdiusir keluar dan rumahnya dirusak hingga ratadengan tanah.

***

237

Page 238: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Pranata sosial merupakan suatu bentukorganisasi yang secara tetap tersusun dari pola-pola kelakukan, peranan-peranan, dan relasi-relasi sebagai cara yang mengikat gunatercapainya kebutuhan-kebutuhan mendasar.Pranata-pranata sosial terbagi di antaranyapranata keluarga, pranata ekonomi, pranatapolitik. Di dalam masyarakat Muara Barupranata-pranata tersebut dapat digambarkansebagai berikut.

Di dalam keluarga masyarakat MuaraBaru, pranata yang berkembang sesuai dengankeadaan keluarga itu sendiri. Secara umumsebuah keluarga terdiri dari suami, istri, dananak. Pranata yang terbentuk adalah berkaitandengan peran dari masing-masing anggota

238

ranata-pranata sosial terbagi di antaranya pranatakeluarga, pranata ekonomi, pranata politik.

P

BPranata-pranata Sosial

Page 239: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

239

keluarga. Sebagai seorang suami, memilikiperan sebagai kepala rumah tangga yangberkewajiban untuk memberikan penghasilanguna mencukupi kebutuhan seluruh keluarganya.Sebagai seorang istri, dia berkewajiban untukmengatur keluarga apabila sang suami tengahbekerja mencari nafkah. Perannya mulai darimemasak, mencuci dan memberikankeseimbangan terhadap peran sang suamidalam kehidupan keluarganya. Sebagai anak,akan memiliki peran tersendiri sesuai dengankondisi keluarga. Namun secara umum anakberperan untuk menjalankan perintah dari keduaorang tuanya, seperti kewajiban berbakti kepadaorang tua, sekolah ataupun membantu pekerjaanorang tua yang berada di dalam rumah.

Meski pranata keluarga yang ada dikeluarga Muara Baru secara umum demikian,tetapi ada kalanya peran-peran itu mengalamipergeseran. Pergeseran itu terjadi karena sangsuami meninggalkan anak dan istrinya dikampung halamannya, sementara suami hidupsendiri dengan cara mengontrak di MuaraBaru. Kondisi semacam itu, tentunya membuatperan sebagai kepala rumah tangga bergeserke istri. Sehingga istri yang berada di kampungbersama anak-anaknya bertanggung jawabmenjalankan peran sebagai seorang suami.

Pergeseran peran itu rata-rata dialami olehistri dari komunitas masyarakat Serang dan

Page 240: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

240

Indramayu. Karena rata-rata suami merekaberada di Muara Baru untuk mencari uang,sedangkan istri dan anak ditinggal di kampung.Kondisi semacam itu memaksa seorang istriuntuk berperan sebagai kepala rumah tanggadi samping berperan sebagai seorang iburumah tangga.

Sedangkan dalam pranata ekonomi diwilayah Muara Baru yang terjadi adalahbagaimana mereka memperoleh barang danmendapatkan keuntungan secara materi.Sehingga terciptalah hubungan dalam bentukjual-beli. Di Pasar Muara Baru jelas ada duaperan yakni peran si pembeli dan si penjual.Pembeli akan membeli barang dari penjualdemi mendapatkan barang, sedangkan penjualakan melayani pembeli untuk mendapatkanbarang yang diinginkannya, yang berorientasimencari keuntungan secara materiil. Makapranata yang ada adalah adanya uang yangdimiliki pembeli untuk ditukar dengan barangyang disediakan oleh penjual. Pembeli akanmendapatkan barangnya, sementara penjualakan mendapatkan keuntungan materi.

Pranata lain yakni pranata politik. Di dalammasyarakat Muara Baru pranata politik terlihatdari keberadaan kepala RT dan kepala RW.Secara hierarki warga setempat tundukterhadap aturan-aturan yang dikeluarkan olehketua RT ataupun ketua RW setempat. Tentunya

Page 241: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

aturan-aturan itu terbentuk setelah adakesepakatan bersama. Aturan-aturan yangditetapkan bertingkat akan diadministrasikanoleh pengurus RT dan RW. Bentuk dariadministrasi itu diantaranya adanya kartukeluarga (KK) yang diketahui dan disahkan olehRT ataupun RW setempat atau jugadikeluarkannya kartu tanda pengenal (KTP)oleh aparat setempat. Sedangkan tata tertibumumnya, akan terlihat adanya aturan sepertiwajib lapor bagi pendatang atau tamu ke ketuaRT setempat apabila menginap lebih dari 24 jamdi rumah warga Muara Baru. Tata tertibsemacam itu, selain diadministrasikan jugatertulis di papan-papan pinggir jalan atau pintumasuk gang.

Pranata lain yakni pranata hukum. Di dalammasyarakat Muara Baru pranata hukum terlihatdari adanya pamswakarsa, yang dibentuksebagai lembaga pendukung tercapainyakeamanan. Selain pamswakarsa juga adahansip yang bertugas untuk kegiatan siskamling.Kedua lembaga itu dibentuk untuk menciptakanketertiban dan keamanan masyarakat MuaraBaru. Keberadaan mereka diakui karena sudahmenjadi keputusan secara tertulis, bahwa kedualembaga tersebut bertanggungjawab terhadapkeamanan dan ketertiban di wilayah Muara Baru.

Sedangkan pranata agama yang mengaturhubungan manusia dengan Tuhan berisikan

241

Page 242: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

aturan-aturan ibadah. Karena mayoritas wargaMuara Baru memeluk agama Islam, maka ajaranyang diamalkan pun berdasarkan aturan dariAlquran dan Hadits. Aturan-aturan dari Alqurandan Hadits tersebut diyakini secara universal,sehingga diintrepetasikan serta dipahamisebagai pedoman hidup yang tak terpisahkandari kehidupan sehari-harinya.

Di samping pranata-pranata tersebut diatas, juga ada pranata dalam perkawinan.Pranata dalam hal perkawinan pada masyarakatMuara Baru pun dapat dikatakan sama denganmasyarakat lain. Untuk membentuk suatupasangan baru, melalui perkawinan harusmemenuhi unsur-unsurnya. Unsur-unsurnya yaitumempelai pria, mempelai wanita, kedua orangtua masing-masing mempelai atau wali sertapenghulu. Pranata perkawinan akan terpenuhiapabila unsur-unsur tersebut telah terpenuhi.Pasangan baru terbentuk setelah ada akad nikaholeh penghulu. Sedangkan masalah lain, sepertipesta atau bentuk acaranya mengikutikesepakatan kedua belah pihak.

***

242

Page 243: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Keteraturan sosial dalam masyarakatMuara Baru, terwujud karena adanya hubungansosial di antara warganya. Hubungan sosialtersebut berupa hubungan patron-klien,hubungan pertemanan dan hubunganketetanggaan serta hubungan perantara.Hubungan patron-klien merupakan hubunganyang terjadi antara patron dan klien.

Dalam hubungan ini, patron memberikanperanan yang besar dalam terwujudnya corakketeraturan sosial karena para patron rata-ratamemiliki kuasa dan secara ekonomi memilikikelebihan-kelebihan daripada kliennya.Sehingga mereka dapat membuat ketentuan-ketentuan yang diberlakukan kepada kliennya,karena para kliennya itu bekerja kepada patron.

243

ubungan ketetanggaan yang mereka jalin, akanmenciptakan ketentuan-ketentuan yang disepakati bersama

melalui musyawarah tingkat RT maupun tingkat RW.

H

CKeteraturan SosialYang Dicapai

Page 244: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

244

Ketentuan-ketentuan yang ditetapkan parapatron biasanya berkaitan dengan urusanpekerjaan. Oleh karenanya apabila ketentuan-ketentuan itu dilanggar oleh klien, patron akanmemberikan sangsi berupa teguran ataumungkin dikeluarkan dari pekerjaannya.

Gambaran tersebut di atas terlihat dariketentuan pelele untuk mengharuskanpekerjanya atau anak buahnya untuk bekerjasesuai dengan waktu yang ditetapkan. Semisalsaja waktu bekerja dimulai sejak pukul 18.00WIB hingga 02.00 WIB, maka apabila ada anakbuah yang melanggar ketentuan waktu dalambekerja tersebut, mereka akan mendapatkansangsi teguran atau dikurangi pendapatannya.Hal itu lama-kelamaan akan berpengaruhterhadap pola perilakunya, sehingga karenamerasa dinafkahi, mereka tunduk kepada peleletak hanya dalam urusan pekerjaan, tetapi bisatunduk dalam banyak hal.

Hubungan ketetanggaan dalam masyarakatMuara Baru memberikan pengaruh yang besarjuga terhadap corak keteraturan sosial. Karenadari hubungan ketetanggaan yang mereka jalin,akan menciptakan ketentuan-ketentuan yangdisepakati bersama melalui musyawarah tingkatRT maupun tingkat RW. Sehingga pola tindakanmereka berdasarkan ketentuan yang telahdisepakati itu. Lama kelamaan pola tindakan ituakan berkembang terhadap munculnya corak

Page 245: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

dalam hubungan sosial. Sehingga akanberpengaruh lagi terhadap corak kondisilingkungan warga Muara Baru.

Dari pengamatan penulis, corak kondisilingkungan wilayah Muara Baru bersifat kumuhdan liar. Kekumuhan itu terlihat dari bangunan-bangunan rumah yang ada karena bangunanyang ada rata-rata merupakan gubug-gubugdengan ukuran petakan. Di samping itu, sampah-sampah banyak berceceran di sekitarnya.Dikatakan liar, karena tanah yang mereka dirikanmenjadi bangunan sebagai tempat tinggalnyaitu bukan milik mereka. Mereka datang langsungmengklaim dengan mendirikan bangunan,pemerintah sendiri juga mengklaim merekasebagai penduduk liar.

Hubungan perantara di dalam masyarakatMuara Baru terlihat dalam aktivitas ekonomi. Didalam aktivitas ekonomi khususnya yang adadi pasar Ikan Muara Baru yaitu pelele di MuaraBaru sebagian merupakan pelele perantara daripelele daerah lain untuk menjualkan hasiltangkapan ikannya. Pelele perantara yang adadi Muara Baru lantas menjualkan ikan kirimandari pelele di luar daerah dan pembayarannyaberdasarkan kesepakatan bersama. Biasanyamereka memiliki kesepakatan karena telahsaling percaya dari adanya hubungan yang telahlama.

Sebagai pelele perantara, mereka pun

245

Page 246: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

memiliki anak buah. Maka dari hubunganperantara itu, akan mempengaruhi corakhubungan antar pelele di pasar Ikan Muara Baruberkaitan dengan masalah pembayaran. Lambatlaun kepercayaan itu menjadi semacam corakdalam hubungan mereka di dalam aktivitas jualbeli. Hal ini seperti yang telah dijelaskan penulisdi dalam Bab III dan IV.

Menurut, Parsudi Suparlan, “Keteraturandan ketertiban sosial dapat dilihat melaluitindakan-tindakan para warga miskin yangberpola yang merupakan konvensi-konvensisosial yang berlaku dalam kehidupan dengansesama mereka, di antara tetangga, teman, bosdalam hubungan kerja, dengan petugas ataupejabat pemerintahan, dan dengan sesamawarga RT atau RW .”

Keteraturan sosial yang terdapat dimasyarakat Muara Baru, tak jauh berbedadengan keteraturan yang terjadi padamasyarakat pada umumnya. Yaitu keteraturanyang diciptakan melalui aturan-aturan formalmaupun informal. Misalnya setiap wargamasyarakat harus memiliki KTP (Kartu TandaPenduduk) dan sebagainya. Selain itu merekajuga mengikuti aturan-aturan informal yangdisesuaikan dengan konvensi-konvensi sosialyang berlaku di dalam kehidupannya.Konvensi-konvensi tersebut merupakaninterpretasi mereka yang mengacu pada

246

Page 247: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

kebudayaan mereka dan disesuaikan denganperanan-peranan yang mereka jalankan sesuaidengan pranata yang ada. Sehingga adaketeraturan sosial di dalam kehidupan sehari-harinya. Berkaitan dengan hal itu masing-masingpihak memiliki peranan sendiri-sendiri dalamupaya memantapkan keteraturan sosial di dalamlingkungannya. Baik yang diupayakan olehwarga biasa, tokoh masyarakat, pamswakarsa,PEMDA, Pospol, dan Polsek Metro Penjaringanseperti sudah diuraikan dalam bagiansebelumnya.

***

247

Page 248: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Sebagai warga biasa di Muara Baru,mereka berupaya memantapkan keteraturansosial sesuai dengan perannya masing-masingyang disesuaikan dengan peranannya masing-masing. Sebagai seorang buruh, pedagangmaupun yang lainnya mereka berusaha untukmendukung setiap peraturan yang berlaku baiksecara tertulis maupun tak tertulis.

Ungkapan dukungan terhadap penegakkanaturan untuk menciptakan keteraturan sosial olehwarga biasa, diwujudkan mulai dari kehidupankeluarganya hingga saat berinteraksi dengansesamanya atau dengan suku bangsa lainnya.Misalnya, sebagai seorang kepala rumahtangga, tentunya peran yang dijalankan sesuaidengan corak keteraturan yang ada. Yakni

248

endidikan yang ketat tentang ilmu agama, jelasmerupakan ungkapan dukungan terhadap upaya-upaya

pemantapan keteraturan sosial.

P

DPeran Warga Biasa

Page 249: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

sebagai tulang punggung keluarga yangbertanggung jawab terhadap kehidupankeluarganya yang terdiri dari istri dan anak.Sebagai kepala rumah tangga sekaligussebagai warga biasa, upaya-upaya yangdilakukan untuk mendukung terciptanyaketeraturan sosial yang mantap di dalammasyarakatnya dilakukan mulai dari keluarga-nya sendiri. Misalnya saja memberikan nasihatkepada istri dan anaknya untuk mentaatiperaturan yang ada. Selain itu selaku orang tuasangat ketat mendidik anaknya dalam halurusan agama. Pendidikan yang ketat tentangilmu agama, jelas merupakan ungkapandukungan terhadap upaya-upaya pemantapanketeraturan sosial.

Selain itu, mereka pun menjalin hubungandengan warga lain, melalui hubunganketetanggaan. Karena dengan adanya hubunganketetanggaan itu, akan mempereratpersaudaraan dan persahabatan di antaramereka meski berasal dari sukubangsa yangberbeda. Dari hubungan ketetanggaan yang erattersebut, tentunya akan berpengaruh terhadapupaya pemantapan keteraturan sosial. Karenadari hubungan ketetanggaan itu, secara umummereka akan mengkuti aturan-aturan yangditetapkan oleh RT-nya atau RW-nya masing-masing. Sehingga aturan-aturan itu dibuat bukanuntuk dilanggar tetapi untuk ditaati. Mereka akan

249

Page 250: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

secara sadar mentaati aturan yang ditetapkanRT atau RW setempat, untuk menghindaribenturan-benturan atau konflik dengan tetanggalainnya.

Contoh lainnya, seperti yang diembanseorang pelele yang memiliki beberapa anakbuah. Karena sebagai patron dari anakbuahnya, seorang pelele pun memiliki peran danpengaruh terhadap anak buahnya dalam upayamemantapkan keteraturan sosial. Di antaranyaseorang pelele akan selalu menasehati anakbuahnya, agar tidak mudah terprovokasi apabilaada permasalah atau bersinggungan dengankelompok suku bangsa lainnya. Hal semacamini juga merupakan ungkapan tindakanpemantapan keteraturan sosial di masyarakatMuara Baru.

Demikian pula peran yang diembanseorang buruh, karena mendapat nasihatdemikian maka perilakunya pun menyesuaikandengan sang patronnya atau dalam hal ini pelelesebagai warga biasa. Seorang buruh yang jugasebagai warga biasa, akan bersikap tidakmudah terprovokasi apabila ada masalah ataubersinggungan dengan kelompok sukubangsalainnya. Dari sikap tunduk pada nasehatpelelenya itulah merupakan salah satu wujud dariupaya seorang buruh dalam memantapkanketeraturan sosial di masyarakat Muara Baru.

***

250

Page 251: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

251

Peran seorang tokoh di masyarakat MuaraBaru dalam hal upaya pemantapan keteraturansosial sangatlah besar. Pasalnya merekadijadikan panutan oleh anak buahnya.Ketokohan seseorang di Muara Baru, biasanyadilihat dari lamanya ia tinggal di Muara Baru,karena faktor keulamaannya dalam agama ataubisa juga karena faktor kepemilikan lapakikannya yang banyak. Sehingga ia banyakmemiliki anak buah. Atau juga karena iamerupakan pemimpin dari kelompok tertentu,sehingga ketiga hal itu menjadikannya diseganisebagai seorang pemimpin atau tokoh.

Seperti telah disebutkan di dalam babsebelumnya, di Muara Baru, terdapat beberapatokoh, misalnya Daeng Bali, Daeng Nasir Nile,

eberadaan tokoh-tokoh memiliki pengaruh yang besarkarena mereka memiliki anak buah serta pengaruh dari peran

yang dijalaninya.

K

EPeran Tokoh Masyarakat

Page 252: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Daeng Kebo, Daeng Saleh Jongke, DaengMansyur, Daeng Eric, Daeng Ata, Daeng Tiju,Daeng Tuan Muda, Jamaludin, H. Rahman, M.Chusnul, Dulhadi, Ustadz Abdul Mutalib, Uyung,Jaeni, Rosdullah, Kosim, dan Warsi.

Keberadaan tokoh-tokoh tersebut memilikipengaruh yang besar karena mereka memilikianak buah serta pengaruh dari peran yangdijalaninya. Sehingga selain disegani, para anakbuahnya pun akan tunduk terhadap perintah ataunasehat dari tokohnya. Dari pengaruh yangbesar itulah, para tokoh bisa berperan sebagipengayom saat terjadi keributan, bisa menjadipenengah di antara mereka yang konflik dansekaligus dapat menggalang kekuatan di antaramereka. Sehingga perilaku dari anak buahnyapun akan mengikuti perilaku dari tokohnya.

Sebagai contoh dalam hal ini yakni perandari Ustadz Abdul Mutholib. Abdul Mutholibsebagai seorang Ustadz memanfaatkanperanannya secara rapi dalam bentuk kegiatanMajlis Taklim yang ada di Muara Baru untukmembina kehidupan agama pada khususnyaserta membina kerukunan antar warga di MuaraBaru atau upaya mencegah terjadinya konflik diantara mereka. Dengan dakwah melalui majlistaklim itulah Ustadz Abdul Mutholibmempergunakannya sebagai instrumenmeredupkan jati diri kesukuan untuk mencegahterjadinya konflik, di antaranya dengan selalu

252

Page 253: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

menanamkan konsep nilaiuniversal dalam Islam.

Konsep Islam univer-sal yang disampaikanUstadz Mutholib antara lain,kesejajaran umat manusia,tak ada perbedaan dansemua satu saudara meskiberbagai suku bangsanya.Hal itu dapat ditanamkandalam kehidupan sehari-hari kepada jamaahnyapada khususnya dankepada warga Muara Baru pada umumnya.

Selain tausiah yang disampaikan olehulama, dibentuk pula suatu organisasi DaiDewan Akbar Indonesia. Keberadaanorganisasi ini berlatar belakang, memanasnyasituasi menjelang Pemilu 1999. Saat itu,menjelang pesta demokrasi, warga Muara Baruantusias menyambut dengan melakukankampanye-kampanye sesuai dengan partainyamasing-masing. Di dalam situasi seperti iniMuara Baru, sangatlah rentan konflik diantarapara pendukung partai yang berbeda.

Situasi kemudian bertambah memanasakibat warga saling mengkampanyekanpartainya. Untuk mencairkan kondisi yang sudahmemanas itulah, Ustadz Abdul Mutholibmendirikan organisasi tersebut. Organisasi itu

253

Dengan dakwahmelalui majlistaklim itulahUstadz AbdulMutholibmempergunakannyasebagai instrumenmeredupkan jatidiri kesukuanuntuk mencegahterjadinya konflik,

Page 254: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

dibentuk dengan maksud untuk mengalihkanperhatian warga dari persoalan politik Nasional.Caranya warga diarahkan untuk tidak lagimembicarakan masalah politik, tetapi diajakuntuk membicarakan masalah yang lain, sepertimasalah sosial. Sehingga warga akan sejenakmelupakan partainya, tetapi berganti kepersoalan lain. Dengan upaya tersebut, menurutUstadz Abdul Mutholib sangat efektif. Dikatakanolehnya bahwa pada PEMILU tahun 1999, caraitu sangatlah efektif dalam meredam terjadinyakonflik di dalam warga Muara Baru yang tengahmemanas akibat persoalan kepartaian. “Cara itusangat efektif, karena situasi warga sudahmemanas, tetapi karena perhatian danpembicaraan mereka saya alihkan ke persoalanlain, konflik dapat diminimalisir,” Ujar UstadzAbdul Mutholib saat ditemui penulis.

Cara lain juga ditempuh, untuk menjaganetralitas agar umatnya tidak terpecah, Ustadzmemilih bersikap netral dan tidak terlibat dalamkampanye suatu partai tertentu. Sikap tidak mauterlibat dalam kampanye untuk mendukungsebuah partai tertentu ditunjukkan oleh UstadzAbdul Mutholib demi menjaga perpecahan diantara warga. Karena apabila dirinya terlihatberkampanye dan mendukung sebuah partaitertentu akan membuat warga yang berbedapartai dengannya, tidak mau mengundangnyauntuk berceramah di RT-nya. Sehingga apabila

254

Page 255: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

terjadi seperti itu, berarti perpecahan sudahterjadi. Oleh sebab itu, dirinya tidak mau melihatwarga Muara Baru terpecah-belah gara-garadirinya terlibat dalam kampanye sebuah partai.Karena apabila perpecahan terjadi, konflikmassal sulit untuk dihindari.

Dari gambaran itu, jelaspengaruh seorang tokohamatlah besar. Maka bisadikatakan bahwa peranseorang tokoh dalam upayamemantapkan keteraturansosial sangatlah besar.Sebagai contoh lain saatterjadi konflik antarkomunitassuku bangsa Sunda asalSerang dengan suku bangsaMakassar seperti yang telahdisebutkan dalam babsebelumnya, di mana keduatokoh dari kedua belah pihak mampu bertindaksebagai penengah dalam meredamkan situasikonflik, di samping pihak aparat kepolisian.Fungsi sebagai penengah yang diemban tokohmasyarakat dalam situasi konflik tersebut, jelasmerupakan salah satu peran dalam upayamemantapkan keteraturan sosial di dalammasyarakat Muara Baru.

***

255

“Cara itu sangatefektif, karenasituasi wargasudah memanas,tetapi karenaperhatian danpembicaraanmereka sayaalihkan kepersoalan lain,konflik dapatdiminimalisir,”

Page 256: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Keberadaan pamswakarsa pun memilikiperan yang besar dalam upaya pemantapanketeraturan sosial di masyarakat Muara Baru.Hal itu karena pamswakarsa memiliki tanggungjawab dan tugas mengayomi para penggunajasa, terutama di tempat pasar pelengan ikan,dan di sekitar kawasan Muara Baru.

Dari tugas dan kewajibannya itu peran pamswakarsa menjalankan seperti halnya denganperan yang dimiliki oleh petugas polisi. Yaitumengayomi, melindungi serta menjagaketertiban setempat. Secara khusus Pamswakarsa mampu meminimalisir maraknya aksipemalakan serta pencurian yang dilakukan pre-man. Karena sebelum dibentuk pam swakarsadi kawasan Pasar Ikan Muara Baru aksi

256

am swakarsa memiliki peran yang banyak terhadap upayapemantapan keteraturan sosial yang ada.

P

FPeran Pamswakarsa

Page 257: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

pemalakan dan pencurian yang dilakukan olehpreman banyak terjadi.

Dari gambaran itu,terlihat bahwa keberadaanpam swakarsa memilikiperan yang banyak terhadapupaya pemantapanketeraturan sosial yang ada.Karena para pedagang ikandi Muara Baru tak merasatakut lagi bakal menjadisasaran pemalakan ataupencurian ikan yangdilakukan para preman.Karena pada umumnya para preman setempatmerasa segan terhadap anggota pamswakarsa.Rasa segan itu dikarenakan para premandengan anggota pamswakarsa rata-rata sudahsaling mengenal. Sehingga anggotapamswakarsa akan dengan mudah menangkappelaku pemalakan atau pencurian, karenamereka telah kenal dan tahu di mana premanbersembunyi serta dari kelompok mana.Dengan adanya penurunan kejahatan itu, aktivitasjual beli atau perdagangan di pasar Ikan MuaraBaru lebih lancar. Sehingga adanya kelancaranaktivitas perdagangan itu berpengaruh terhadapketeraturan sosial di Muara baru.

Dalam pengamatan penulis, pamswakarsamempunyai peranan penting dalam keteraturan

257

Cikal bakalnyabermula duakelompok sukubangsa yakniMakassar danSerang bentrok,pemicunya adalahpreman Makassarmemalak mobil-mobil peleleMadura.

Page 258: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

sosial di wilayah Muara Baru, seperti sebelumterbentuknya pamswakarsa pada tahun 2001.Cikal bakalnya bermula dua kelompok sukubangsa yakni Makassar dan Serang bentrok,pemicunya adalah preman Makassar memalakmobil-mobil pelele Madura. Bentrokan hebatkeduanya juga menyebabkan kerugian yangsangat besar di Muara Baru serta korban jiwabaik yang meninggal dan luka-luka akibatnyapihak kepolisian merangkul dua tokohsukubangsa tersebut yaitu Achmad Lani danDaeng Nasir Mille yang bersepakat mengakhiriperseteruan dan melebur dalam Pam Swakarsadan anggotanya diambil sebagian dari duakelompok tersebut. Apabila ada yang melanggarmasing-masing kedua tokoh tersebut akanmengadili dengan cara masing-masingkelompok tersebut.

Setelah mereka bergabung dalam PamSwakarsa kedua kelompok tersebut tampakakur, namun banyak dari preman-preman lainyayang tak tertampung dalam pam swakarsa,tetapi mereka tak berani menggangukeberadaab pelele atau pedagang ikan di pasarikan Muara Baru.

***

258

Page 259: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

Peran Pemerintah Daerah (Pemda) dalamhal ini terbagi tiga antara lain pihak Kelurahan,Kecamatan dan Walikotamadya Jakarta Utara,yang masing-masing mempunyai otorita sertaketerkaitan dengan warga Muara Baru dalam halpemerintahan. Meski demikian wargamempunyai prasangka atau seterotipemengenai aparat pemda dari lurah, camathingga walikota mengenai keberadaan tanahhunian warga yang tak diakui atau illegal (liar),menurut warga mereka mendiami lahan tersebutbertahun-tahun berdasarkan alih hak ataumembeli tanah tersebut dari tangan ketangan,karena itu haknya adalah tanah tersebut milikmereka dengan status tanah negara atau tanahgarapan.

259

eran Pemda sendiri di Muara Baru cenderung pasif dankurang pengawasan terhadap warga Muara Baru....

P

GPeran Pemerintah Lokal

Page 260: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Peran Pemda sendiri di Muara Barucenderung pasif dan kurang pengawasanterhadap warga Muara Baru dari segiadministrasi pemerintahan, pembangunan dankemasyarakatan dengan sasarannya adalahmasyarakat. Namun hal tersebut tercermindalam laporan tahunan 2001/2002, KecamatanPenjaringan, mengenai tidak tersentuhnyawarga Muara Baru. Contoh dari segiadministrasi pemerintahan mengenai jumlahwarga di Muara Baru sendiri tak pasti karenamereka berdasarkan hitungan warga yangmemilik Kartu Tanda Penduduk (KTP),sedangkan warga pendatang tak terdeteksi.Dari sisi pembangunan dalam proyek anggaran2001, terlihat pembangunan yang dibangunadalah wilayah lain macam penataan kawasanSunda Kelapa, pemeliharaan prasarana atauperbaikan pengurasan saluran PHB MuaraAngke. Gambaran lainnya dari sisikemasyarakatan, mengenai keagamaan jugajarang dikunjungi aparatur Pemda baik daripembinaan maupun kunjungan kesehatan yangmemantau kesehatan, status gizi ibu dan anakmelalui program Pusling (Pusekesmas Keliling).

Komentar Walikotamadya Jakarta UtaraDrs. Soebagio sendiri mengungkapkan kesulitanmengenai warga di Muara Baru, mulai daripenertiban bangunan liar yang tak terawasihingga ribuan warga main patok tanah dan

260

Page 261: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

aparat pemda sendiri kesulitan menggusur.Artinya disini walikota sampai aparat Kelurahantidak mampu memberikan penyuluhan bagiwarga Muara Baru. “Bantuan pengawasan dariwarga mengenai bangunan liar sangat perlu bagikita, namun kesadaran warga lebih utama untuktidak membangun di area terlarang sepertibantaran waduk Pluit, bisa menyebabkan banjir,”ujar Drs. Soebagio yang pernah memberiperintah cakra tiga (harus dilaksanakan),penertiban bangunan namun tidak berhasilsampai saat ini.

Bahkan warga mendapat pembangunandari dana luar negeri seperti Agra atau Mercyyang digunakan warga dalam membangunjembatan-jembatan penghubung sepanjangJalan Kebun Tebu. Tiap bulannya warga di berikegiatan bersih-bersih seperti menyapu ataumengakut sampah dari selokan dan di tukarberas seberat 5 Kg oleh yayasan Agra hinggawarga Muara Baru merasakan manfaatnyameski Pemda tak menyentuh mereka.

Pandangan Pemda Jakarta Utara, jugadiamini oleh jajaran aparatur dibawahnya, baikaparat kecamatan maupun kelurahan. Yaknianggapan sebagian besar warga Muara Barudianggap warga sebagai warga liar yangmenyerobot lahan milik negara. Hal itu sepertidiakui oleh Camat Penjaringan SupardanSetiabudi yang menolak melakukan

261

Page 262: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

262

pembangunan fisik di daerah tersebut karenawarga di lokasi tersebut menurutnya adalahwarga liar. “Itulah warga Muara Baru yangmendengungkan reformasi kebablasansehingga menempati areal yang bukansemestinya, masak kita mendata warga takresmi dan melegalkan. Lihat saja pembentukanRT disana mau-maunya warga sendiri,” 57

Hal yang sama dikatakan Lurah PenjaringanA. Muklis yang menyebutkan bahwa tak adakewajiban dari pihaknya untuk melakukanpembangunan fisik di Muara Baru, karenamereka adalah penduduk liar. Namun diakuinyabahhwa sebagai pamong dirinya tetap melayaniwarga dalam hal pelayanan adminstratif sepertiKTP atau Kartu Keluarga (KK) apabila syarat-syarat prosedur warga Muara Baru terpenuhi.

Padahal, dibanding sikap aparatpemerintah, warga kelurahan sendiri sangat proaktif apabila mendapat undangan dari kelurahan.Mereka sangat aktif mengikuti kegiatan yangdiberikan Kelurahan seperti penyuluhan. Wargadi Muara baru meski dilihat sangat kumuh danmiskin mereka sangatlah terpelajar sepertidikalangan anak mudanya, bahkan pendidikanmereka ada yang mencapai pasca sarjana.

Namun Lurah A. Muklis menyebutkan kalaukegagalan pemda adalah melalui pejabatpendahulunya yang membiarkan pembangunanrumah-rumah liar di sisi sungai melebihi aturan.

Page 263: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

“Seperti gubug terpanjang di dunia, untukmenertibkan tingkat walikota saja tak mampu!Itu mesti tingkat DKI,” ucap Supardan Setiabudiyang merasa tak berdosa tidak memberikan pro-gram apapun untuk warga Muara Baru .

Setelah penulis melakukan pengamatandan melakukan konfirmasi dengan warga dilapangan, terutama di RW 16 yang mempunyaiRT perwakilan mencapai 10 dan warganyamencapai 1000 KK, mereka mengakui bahwaaparatur pemda baik tingkat kecamatan ataukelurahan tak satupun yang mengadakanpembinaan. “Nggak adatuh kepedulian Lurah atauCamat, kita ada di sini yamembangun rumahdengan cara membeli dariorang lama, tetapi tetapsaja dibilang warga liar,”ucap Khonedi warga RT03.

Seperti terlihat daribeberapa pertemuandengan aparat Kelurahandengan warga di KantorKelurahan Penjaringan,banyak warga yangmenghormati lurah danmemberi respon yangbaik, terutama ketika

263

Karena parapedagang ikan diMuara Baru takmerasa takut lagibakal menjadisasaran pemalakanatau pencurianikan yangdilakukan parapreman. Karenapada umumnyapara premansetempat merasasegan terhadapanggotapamswakarsa.

Page 264: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Lurah A Muklis memberi masukan kepadawarga Muara Baru. “Kita di sini saling belajardan saling kritik kepada warga yang salah yahharus dibilang salah dan jangan mau menangnyasendiri,” kata A Muklis di depan warga ketikahadir di ruang pertemuan Kantor KelurahanPenjaringan pada tanggal 26 Mei 2002 untukmembahas segala permasalahan di Muara Barudan warga akan menurut apabila ada kepastianmengenai hak kependudukan mereka di MuaraBaru .

Cerminan demokrasi warga Muara Barujuga ditanamkan aparat kelurahan yang selalumengajak diskusi warganya hingga kedewasaanberpolitik serta berorganisasi warga Muara Barudapat terlihat dalam kehidupan sehari-harinya.Dalam setiap pertemuan, mereka beranimengkritik lurah, camat atau walikota sekalipun.Dapat dikatakan warga Muara Baru dankelurahan seperti terlibat tarik ulur mengenaiurusan administrasi kependudukan. Apabila adapendatang yang menempati wilayah RW 17Muara Baru, pihak kelurahan akan mempersulitwarga tersebut dikarenakan surat pindah daridaerahnya atau lokasi tempat tinggalnya diMuara Baru, tak memenuhi syarat hinggakelurahan enggan mengeluarkan lembaran A1,untuk memproses mendapatkan KTP kepadawarga itu dengan berbagai alasan. Hal itu jugamenyebabkan sebagian besar warga

264

Page 265: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

265

pengontrak di Muara Baru enggan mengurussurat-surat atau masalah kependudukanlainnnya. Hingga ketika penulis mencari data-data mengenai jumlah persis warga pengontrakatau jumlah warga berdasarkan jenis kelamin,pekerjaan atau suku etnis pihak Kelurahanmenyatakan tak ada arsipnya.

***

Page 266: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Seperti yang telah disebutkan pada babterdahulu, Muara Baru adalah sebuah daerahyang sangat rawan konflik. Terutama sekali jikalaut, tidak dapat memberikan hasil yang cukupmemadai untuk memenuhi kebutuhan hidupmasyarakatnya. Maka kecenderungan untukpecahnya tindak kriminalitas atas nama‘kebutuhan perut’ mencuat ke permukaan.Biasanya situasi itu bisa berefek secaralangsung terhadap hubungan antarwarga.

Ekses dari rendahnya hasil penangkapanikan di laut membuat aktivitas kegiatan ekonomidi pasar ikan Muara Baru menurun, sehinggaburuh bongkar muat yang memiliki pendapatanharian menurun pula. Adanya kondisi seperti inimempengaruhi prilaku dan psikologis buruh

266

iapapun pelaku kejahatan yang melakukan tindakkejahatan akan diproses sesuai dengan jalur hukum yang

berlaku

S

HPeran Polisi

Page 267: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

bongkar muat. Akibat yang lebih jauh adalahmunculnya tindakan kriminalitas, mulai daripencurian kecil-kecilan sampai denganpemalakan. Contohnya, pencurian ikan,meminta jatah rokok, dan memeras orang asingdi jalan, pembeli di pasar dll.

Di samping itu, pertambahan pendudukyang terjadi secara cepat dan melampauipenyediaan lapangan kerja di wilayah ini jugaikut mendorong angka kriminalitas yang tidakbisa dikatakan kecil. Belakangan jumlahpengangguran dari angkatan kerja yang adajuga semakin meninggi sehubungan denganpertambahan jumlah penduduk ini. Karenanyakebutuhan akan rasa aman dari masing-masingindividu juga menguat.

Selain itu sebagaimana layaknyamasyarakat pesisir, masyarakat Muara Barujuga merupakan masyarakat dengan tipikalkeras. Artinya setiap individu memilikitemperamen yang cukup tinggi. Merekaemosinya bisa saja meledak seketika saat,misalnya, atribut-atribut kesukubangsaanmereka merasa dilangkahi. Oleh karena ituperan kambtibmas yang diusung Polri,khususnya Polsek Metro Penjaringan dan PosPolisi Muara Baru di wilayah ini dirasakansangat penting untuk membatu mengawasisituasi keamanan dan sekaligus menekan angkakriminalitas.

267

Page 268: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

Bisa dikatakan, hampir setiap tahun angkakriminalitas di kawasan ini terus bertambah.Padahal wilayah Muara Baru, sesungguhnyahanya terdiri dari satu RW dan 22 RT resmi dan20 RT perwakilan. Namun angka kriminalitasyang ada, contohnya, sepanjang tahun 2001 sajamampu menyamai angka kriminalitas yangterdapat di sebuah kecamatan kecil di wilayahJawa Tengah. Pada kurun waktu itu di Muarabaru telah terjadi 36 kasus kriminalitas. Limadiantaranya nyaris menyebabkan kerusuhanantar warga yaitu kasus pelanggaran pasal 170KUHP tentang pengeroyokan, sementara 8 dari11 kasus 351 KUHP (tentang penganiayaanberat) juga nyaris menimbulkan bentrokanantarsuku bangsa. Dengan angka-angkatersebut terlihat jelas bagaimana tingkatkerumitan yang dihadapi kepolisian setempatdalam rangka menekan angka-angka tersebut.

Dalam hal ini pihak kepolisianmengembangkan berbagai bentuk taktik danstrategi yang distandarkan tugas pokok Polri,yaitu berkewajiban menjaga kestabilankambtibmas. Selanjutnya dalam praktekkepolisian setempat juga menerapkanpendekatan kemasyarakatan yang terwujuddalam hubungan struktural (kedinasan) danhubungan personal individual.

Hubungan kedinasan berkaitan denganpendekatan hukum di wilayah Muara Baru.

268

Page 269: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

kepolisian setempat dalam upaya penegakanhukum dilaksanakan secara tegas. Artinyasegala bentuk tindakan yang dipandang telahmelanggar aturan hukum formal atau KUHPakan ditangani secara profesional, independendan berlandaskan azaspraduga tak bersalah.

Petugas tidak pandangbulu terhadap situasi ini.Siapapun pelaku kejahatanyang melakukan tindakkejahatan akan diprosessesuai dengan jalur hukumyang berlaku misalnya,kasus perbuatan cabul yangdilakukan oleh Daeng Madoterhadap Daeng Kana yangterjadi pada 18 april 2001,sesuai dengan laporankorban 205/K/IV/2001/S.Penjaringan. Penanganankasus tersebut sangatdiprioritaskan dan tergolongcepat guna menjaga hal-halyang bersifat pengadilanwarga atau ekses yangberdampak meluas sepertipengrusakan rumah atauteror warga kepada keluarga Daeng Mado.Dalam kasus ini pelaku ditangkap petugas dan

269

Muara Baru adalahsebuah daerah yangsangat rawankonflik. Terutamasekali jika laut,tidak dapatmemberikan hasilyang cukupmemadai untukmemenuhikebutuhan hidupmasyarakatnya.Makakecenderunganuntuk pecahnyatindak kriminalitasatas nama‘kebutuhan perut’mencuat kepermukaan.

Page 270: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

diproses sampai putusan pengadilan hinggawarga Muara Baru puas dengan hukuman yangdijatuhkan pengadilan selain sangsi moral dariwarga kepada keluarga Daeng Mado.

Namun adakala petugas dalam menanganisebuah kasus dilakukan dengan metodependekatan terhadap kedua belah pihak. Hal ituapabila kasus yang ditangani oleh petugas dapatdiselesaikan secara kekeluargaan. Di sinilahpengaruh peranan kepolisian yang dilakukanberdasarkan hubungan persahabatan berperan.Seperti dalam kasus Maudu yang ditusukpunggungnya oleh Udin Cs di Marlina pada 15Juni 2001. Kasus yang berdasarkan laporan248/K/V/2001/S. Diselesaikan secarakekeluargaan di antara keduanya yangdiperantarai oleh pihak kepolisian Penjaringan.Tindakan itu dilakukan oleh petugas karenaakan diperkirakan berekses pada terjadinyakonflik massal.

Petugas lantas memberikan biayapengobatan terhadap korban yang dirawat dirumah sakit hingga sembuh. Karena korbanselama dirawat di rumah sakit tidakmengeluarkan uang, maka korban pun bersediamenyelesaikan kasus tersebut secarakekeluargaan. Jadi jelas bahwa dengan carapendekatan sangat efektif dilakukan petugasuntuk meredam terjadinya konflik secara massal.Meski demikian, penanganan semacam ini

270

Page 271: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

masih juga dipilah-pilah lagi. Apabila korbannyasampai meninggal dunia, maka proses hukumterus dijalankan.

Selain berupaya menegakkan hukum yangada, aparat kepolisian juga senantiasaberupaya mencegah terjadinya konflik antarsukubangsa. Sebagai contoh di antaranya saatpemilihan ketua RW di Muara Baru. Saatpemilihan RW di wilayah Muara Baru kondisipolitiknya memanas, akibat masing-masingkubu berusaha untuk mencari pengaruh dandukungan. Dalam mencari dukungan ini, parakandidat berusaha menggunakan cara-carayang apabila ketahuan pihak lawan akanmemicu terjadinya konflik. Cara-cara itumisalnya saja, politik uang. Seorang kandidattak segan-segan akan menyebar uang demimembeli suara warga. Sehingga tindakan iniakan memicu terjadinya konflik di Muara Baru.

Maka untuk mencegahnya aparatkepolisian Polsek Metro Penjaringan,menempatkan anggotanya di Muara Baru untukmengawasi tindakan semacam itu. Penempatananggota itu jelas akan mempengaruhi paracalon RW untuk tidak main uang dalam mencaridukungan suara. Sehingga benturan atau konflikdapat dicegah. Hal itu karena memangpemilihan seorang RW di Muara Baru tak kalahmeriahnya dengan pemilihan seorang kepaladesa ataupun lurah. Mengingat pesta pemilihan

271

Page 272: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

RW sangatlah besar pengaruhnya terhadapterjadinya konflik, maka pihak aparat kepolisianPolsek Metro Penjaringan pun terlibat cukupbesar dalan rangka menjaga keamanan MuaraBaru.

Peranan Pospol Muara Baru di sini takkalah pentingnya, terutama manfaatnya bagiwarga Muara Baru dalam segi ketertiban dankeamanan. Pengamatan penulis sendiridilapangan menemukan kalau kantor Pos PolisiMuara Baru hampir setiap hari ada warga yangmendatangi. Dari warga yang membuat laporankehilangan KTP sampai warga yang menjadikantempat berkumpul, seperti para Ketua RT diMuara Baru menyebutkan kalau petugas MuaraBaru sangat ramah dan akrab denganwarganya.

“Hampir tiap hari kita duduk-duduk dipospol dan mengobrol dengan petugas disini,banyak yang dibicarakan di pospol sini mulaiwilayah yang rawan atau ada tindak kejahatan,kita pasti bicarakan dengan Pak Endarwin untukantisipasinya,” kata Junaedi Ketua RT 16 yangbersama dengan warganya tampak dudukdidepan Pospol Muara Baru.

Kepala Pospol Muara Baru, Ajun InspekturSatu M. Endarwin, mengungkapkan kalau dipospolnya ada enam anggota yang terbagi duashift, yang masing-masing jam tugasnya 24jam.” Kita selalu patroli ke pelosok kampung

272

Page 273: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

untuk memantau situasi dan waktunya sendiri taktentu, tapi sampai malam. Warga di sini kalaukita kunjungi pasti senang dari jauh saja merekasudah teriak, “Mampir Pak!,” jadi jelas keakrabanwarga dengan kita sudah terjalin dan mereka taksungkan dengan kita,” kata Endarwinmenyatakan kalau warga di Muara baru sangatmenghormati petugas di Pospol Muara Baru.

Informasi yang kecil sekalipun diberikanwarga demi keamanan lingkungan Muara Baruyang dulunya dikatakan sarang preman, artinyatindakan kejahatan serta pelaku kejahatandapat dideteksi petugas secara dini hinggakerja sama dengan warga dapat bermanfaatsekali dalam menekan angka kejahatan.

***

273

Page 274: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

274

Page 275: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

277

Page 276: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

276

Page 277: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

277

Suatu senja, ketika melintas di atas jalantol Pluit-Grogol, Jakarta Barat, nampak kali banjirkanal yang lebar beriak tenang keperakan. Disebelahnya, kampung Kalijodo, sumpeknampak damai. Aktifitas warga berjalan normal,tak ada kegaduhan apalagi aksi bakar-bakaran.Itulah gambaran Kalijodo sekarang.

Gambaran ini kontras dengan suasana duatahun lalu, tepatnya sepanjang tahun 2002. Dikawasan sempit di pinggir sungai, hingar bingarterjadi. Dua kelompok preman terlibat dalampertarungan yang kejam. Parang, samurai,tombak, anak panah, menjadi mesin pembunuhantar dua warga yang berlainan suku tersebut.Sudah puluhan nyawa melayang di kawasan itu.

Membandingkan Kalijododan Muara Baru

Page 278: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

278

Perkelahian massal, yang berlangsung berhari-hari, biasanya baru berhenti setelah aksi bakar-bakaran lapak-lapak judi yang berdiri disepanjang bantaran kali.

Di kawasan padat penghuni ini pula, lahirjagoan-jagoan yang menguasai tanah-tanah takbertuan. Di bantaran kali mereka membangungubuk-gubuk liar. Di sini hidup para jagoanmenyewakan tempat-tempat tersebut kepadapara “bandot” —sebutan untuk para bandarjudi— untuk beroperasi. Kisah dua jagoan, yangsecara kebetulan berbeda suku bangsa, yangbersaing memperbanyak jumlah petaruh,berujung pada perseteruan yang berlarut-larut.Apalagi, perseteruan itu memiliki akar sejarahyang panjang di awal tahun 1990-an.

Cerita tutur yang hidup di kedua komunitas,tentang kehebatan kelompok masing-masing,menjadi ilalang kering. Hanya persoalan sepele,keributan antar kelompok pemuda yang mabuk-mabukan bisa menjadi perkelahian massal yangberkepanjangan.

Kedua kelompok memperbesar jumlahkelompoknya seiring dengan semakinmeningkatnya, jumlah petaruh yang ikut perjudian.Judi, bagi sebagian masyarakat kita dianggapsebagai sarana membuang sial, sementara bagikelompok lain menjadi lahan mencaripenghidupan. Terutama bagi kelompokpenyewa lahan dan lapak.

Page 279: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

279

Mengapa mereka sanggup bertahan lama,dalam psikologi, ada yang disebut learningtheory. Sebuah perilaku yang mendapatkanapresiasi positif, maka perilaku ini akan seringdilakukan. Kalau sebaliknya, apresiasi itunegatif, maka perilaku ini tidak akan seringdilakukan. Judi terus-menerus dilakukanwalaupun terus mengalami kekalahan, karenaada harapan yang disertai kegembiraan kalautaruhannya kena.

Tugas kepolisian, sebagai penegak hukum,adalah memberikan pengertian bahwa perjudianadalah bentuk pelanggaran hukum. Sehinggatindakan tegas agar mencapai efek deteren,harus dilakukan. Apalagi, jika ternyata implikasilain muncul sebagai akibat suburnya usaha ilegaltersebut.

Implikasi yang lain yang lebih berbahayaadalah bangkitnya jati diri kesukubangsaan,sebagai cara untuk bertahan danmempertahankan diri masing-masing kelompokyang saling bertikai. Apalagi, pengalaman buruksepanjang periode reformasi, di mana terjadipertentangan kelompok, pecahnya ikatanpersaudaraan sesama anak bangsa, di Maluku,Kalimantan, menjadi keprihatinan yangmendalam.

Jika dibandingkan dengan kawasan lainyang juga memiliki komunitas suku bangsa yangberagam, “Geger Kalijodo” sepanjang tahun

Page 280: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

280

2002, nyaris tanpa henti. Kepemimpinan lokalyang disegani telah hilang sehingga tak adapenengah adil yang bisa menyelesaikan konflikdari warga sendiri. Ini terjadi, karena duapentolan warga yang menjadi patron dari grup-grup pemuda itu sendiri yang terlibat dalampertarungan.

Dalam situasi serba kacau, upayapenyelesaian konflik pun menjadi lebih rumit.Perlu ada pemahaman mendasar atas anatomikonflik. Tentang sebab terjadinya perseteruan,faktor pemicu keributan. Perjudian adalah faktorutama keributan dua kelompok warga yangberbeda suku bangsa. Karena kedua kelompokmasyarakat tersebut, adalah pengelola usahailegal dan pelanggaran hukum.

Keberpihakan polisi hanya pada tujuanhukum, bukan kepada pihak-pihak yangbersengketa baik secara perorangan, kelompokmaupun golongan. Untuk agar kelugasan parapelaksana operasional di lapangan bisa terjadi,maka sedari awal kebijakan Polsek adalahmelarang anggota menerima upeti, uang mel,uang kopi, uang rokok atau apa pun namanyadari komplek perjudian tersebut. Hanya dengancara itu, moral anggota bisa ditingkatkan,sehingga mereka dapat berbuat tegas dikawasan tersebut jika ada pelanggaran hukum.

Kebijakan ini secara konsisten jugadilakukan Pimpinan Polsek. Secara terbuka,

Page 281: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

281

kami sampaikan kepada dua pengelolaperjudian, bahwa kami terus merazia jikaperjudian dibuka. Razia senjata, dilakukan untukmeminimalkan korban jika terjadi pertarunganantar dua kelompok. Upaya kedua kelompokuntuk meminta agar polisi bisa membuka lahanjudi pun ditolak.

Perjudian telah membawa dampakkerawanan yang lebih besar, yakni pertentanganantar dua kelompok etnis. Jika salah satukelompok judi dibuka, maka kelompok lain jugaakan membuka usahanya, jika kedua kelompoksaling membuka usaha ilegal, mereka akansaling bersaing. Persaingan usaha ilegal yangkeras, tak bisa menggunakan norma bisnisbiasa, etika sudah lama mati di kawasan panasini. Hanya ada satu jalan untuk meningkatkanpengaruh kelompok, menganggu usaha satusama lain. Ini berarti pertarungan antar keduakelompok akan terus langgeng, sampai satukelompok menyatakan diri menyerah atau taklukkepada kelompok lain. Ini bisa terjadi karena adaprinsip dalam kehidupan gangster tidak bolehada dua macan dalam satu gunung.

Upaya untuk melenyapkan sumberkejahatan dalam bentuk usaha perjudian, tentusaja tak hanya bisa dilakukan hanya denganpenegakkan hukum saja. Ini karena kejahatansudah dilakukan secara kelompok, danmelibatkan masyarakat dalam jumlah besar.

Page 282: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

282

Usaha perjudian telah membuat sebagianmasyarakat di kawasan Kalijodo tergantung.Perputaran uang yang cepat, membuat usaha-usaha informal seperti pedagang kecil dapathidup.

Harian Kompas yang melakukanpengamatan di kawasan itu mencatat, aktivitasdi Kalijodo melibatkan sedikitnya 1000 premanyang yang tergantung hidupnya dari perputaranmeja judi, sebagai penjaga keamanan. Limasampai seribu orang petaruh, ratusan penjajamakanan dan minuman. Sepertinya tidak lepasdari kegiatan judi, setiap malam Kalijodo jugadiramaikan sedikitnya 700 wanita tuna susila(WTS) yang menerima tamu dengan tarif Rp 50ribu di kamar-kamar yang penggap dan panas.

Community Policing (CP) membekali polisiuntuk memahami denyut nadi masyarakat. CPjuga memperoleh tantangan yang sebenarnya.Seperti digambarkan oleh Satjipto Rahardjo,perkembangan CP di Amerika dimulai konsepproblem oriented policing (POP). Perpolisiantidak dilakukan untuk melawan kejahatan, tetapimencari dan melenyapkan sumber kejahatan.Sukses dari POP bukan dalam menekan angkakejahatan tetapi ukurannya adalah manakalakejahatan itu tidak terjadi.58

Dalam situasi kompleks semacam ini,upaya penyelesaian konflik tak bisa dilakukanoleh polisi secara otonom. Tindakan hukum

Page 283: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

283

normatif hanya dilakukan kepada pelaku tindakkejahatan perseorangan, sedangkan konflikmassa, hanya bisa diredam denganmengikutsertakan kekuatan masyarakat lain. Disini polisi meminta bantuan kepada LembagaSwadaya Masyarakat (LSM) yang memilikihubungan emosional dan hubungan daerahdengan kedua kelompok yang bertikai.

Pilihan untuk melibatkan Yayasan SosialMasyarakat Sulawesi (YSMS), sebagaiorganisasi sosial dan persaudaraan sesamawarga Sulawesi Selatan di Jakarta, menjadipenting. Kedua kelompok yang bertikai sama-sama berasal dari Sulawesi Selatan, walaupunberbeda suku, Mandar dan Bugis Makassar.Sehingga upaya damai, seolah bukan rekayasadari atas, melainkan inisiatif masyarakat sendiriyang datang dari bawah. Dengan kata lain, polisimenjadi mediasi tumbuhnya tokoh panutan barudari masyarakat.

Selain sebagai mediasi konflik, polisi danYSMS juga berupaya membunuh jati dirikesukubangsaan. Perananan YayasanPersaudaraan Sulawesi adalah untuk menarikkesadaran baru bagi dua kelompok bertikai,bahwa mereka adalah sama-sama wargaSulawesi Selatan, bukan lagi warga BugisMakassar atau Mandar, yang merantau keJakarta untuk mencari penghidupan. Ikatanpersaudaran menjadi inti utama untuk

Page 284: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

284

membangkitkan kepercayaan diri, bahwamereka sama bersaudara dan jika rukun danbekerjasama mereka bisa hidup di kota Jakarta.

Perdamaian juga harus diciptakan denganmembangun perasaan aman di komunitastersebut. Tak ada jalan lain, usaha perjudian yangilegal itu kemudian dinyatakan ditutup. Merekaharus bisa hidup dengan kegiatan produktif yanglegal, bukan sekedar mencari makan denganmengandalkan perputaran meja judi. Padaawalnya kondisi aman itu sulit terjadi, karenaangka kriminalitas naik tajam di kawasantersebut, pasca penutupan lokasi judi. Tetapi,kriminalitas biasa dengan mudah bisadiselesaikan dengan aksi polisional biasa.Upaya untuk menekan angka kriminalitas bisadilakukan dengan mengetatkan patrolikeamanan dan melibatkan warga sekitar untukselalu waspada pada tindak kejahatan,melakukan pengejaran dan penangkapanterhadap pelaku kejahatan.

Pada fase awal, razia senjata tajam jugadilakukan dengan melibatkan tokoh panutanbaru sangat efektif menekan tindak kejahatan.Penyuluhan kepada warga akan bahayapenggunaan senjata, dan tak ada gunanyapertarungan yang meneteskan darah,disampaikan kepada warga. Sehingga akhirnyawarga sendiri dengan sukarela menyerahkansenjata tajam yang mereka miliki. Senjata yang

Page 285: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

285

telah diserahkan kepada aparat penegak hukuminilah yang kemudian secara simbolis, diberikankepada polisi dalam suatu acara yang dihadirioleh seluruh lapisan masyarakat.

Kondisi di Kalijodo ini yang berbedadengan kampung Muara Baru. Di kawasan ini,sumber daya yang diperebutkan antar komunitasadalah legal. Pusat pelelangan ikan, sebagaisentra ekonomi dan denyut nadi kehidupanwarga Muara Baru harus dihindarkan daripertengtangan antar kelompok. Di sini, pranatasosial, konvensi yang hidup dalam lingkungankecil, hukum nasional bisa ditegakkan. Wargayang berbeda etnis, suku bangsa, membaurmenjadi satu keluarga Muara Baru. Kesadaranbaru sebagai sesama warga Kampung Muaratercipta dengan tidak perlu menanggalkan tradisiasal daerah masing-masing. Kesadaransebagai sesama pendatang yang mencarimakan di kawasan pinggir laut Jakarta itu,dengan sendirinya melunturkan jati dirikesukubangsaan antar kelompok di Muara Baru.

Para tetua, selalu memberikan kesadaranbahwa pertentangan hanya memunculkankerugian. Perkelahian di kawasan ini hanyamembuat perdagangan bubar. Jika ini terjadiroda ekonomi tak berputar, sehingga wargayang akan sulit mendapatkan nafkah bagikehidupan keluarganya.

Dalam situasi yang kondusif inilah, warga

Page 286: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

286

bisa meningkatkan kehidupannya. Matapencaharian yang tersedia, putaran uang yangcepat secara legal, sah dan halal, membuathidup warga menjadi tenang. Riak-riak kecil,bisa cepat diatasi, oleh warga sendiri dengansatu kesadaran tak ada guna pertentangan yangberlarut. Dalam kondisi seperti itu, peran polisilebih pada mensinergikan potensi-potensi sosialuntuk menciptakan rasa aman.

Kesadaran akan pentingnya kedamaianterus dipelihara. Lewat Pos Polisi di Muara Baru,warga Muara Baru yang rata-rata pendatang danberpendidikan rendah itu dengan mudah bisamengadukan berbagai persoalannya kepadapetugas polisi di Pos Polisi terdekat. Ini bisaterjadi, lantaran hubungan baik antara polisi diPospol tersebut dengan warga sekitar.Sehingga, berbagai problem dan konflik bisadiselesaikan secara kekeluargaan dan hukum.Ini meminimalisir upaya main hakim sendiri diantara warga masyarakat.

Inilah yang berbeda dengan Kalijodo.Pertentangan dan pelanggaran hukum,mengharuskan aparat hukum seperti polisiberbuat tegas. Kecepatan dan kecermatan jugadiperlukan untuk menyelesaikan persoalansecara tuntas. Kemampuan polisi diuji, untukbisa menyelesaikan masalah ini sampai selesai.Tentu saja, dalam kompleksitas persoalansosial, pengetahuan multi disiplin ilmu,

Page 287: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

287

diperlukan untuk sebagai dasar menyelesaikansoal-soal pelik ini. Saat itu, polisi tak hanyadituntut pengetahuannya tentang hukum saja,namun juga pengetahuan tentang sosiologi,antropologi dan psikologi. Sehinggapenyelesaian yang komprehensif bisadilakukan, dan out putnya, berupa suasana amanbisa diwujudkan.

Riak-riak air sungai yang membelahkawasan Kalijodo, tetap tenang. Kawasan yangmenciptakan legenda turun-temurun dari zamanpenjajahan dan cerita pertarungan dua saudaradi Kalijodo sepanjang tahun 2002, sebagaipotret kecil buramnya kerukunan antar sukubangsa harus menjadi penutup cerita. Tak harusada saling prasangka dan pertentangan antarsuku bangsa di negeri ini. Sehingga, kedamaiandi bumi nusantara bisa diwujudkan di Indonesiayang sentosa.

***

Page 288: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

288

Pertikaian hanya m

enyisakan derita dan bencana (Foto : K

OM

PAS)

Page 289: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

289

Catatan Kaki

1 Lihat Mohammad Yamin : Naskah Persiapan Undang-undang Dasar 1945 Jilid II Tahun 1960. Hal 114-115.

2 ibid, 120.3 Lihat Penelitian Indonesian Institute for Civil Society (INCIS),

20014 Sihbudi (ed), 2001.5 op cit, INCIS.6 Lihat Parsudi Suparlan : Diktat Antropologi Perkotaan.7 Idham Azis dalam penelitiannya memberikan definisi

tentang preman. Pada awalnya kata preman berasal darikata dalam bahasa Belanda Vrije Man yang berarti orangbebas. Ceritera tentang organisasi preman berasal dariMedan. Ketika penjajah Belanda masih bercokol di Medansejumlah pemuda selalu mengusik para “tuan kebon”dengan menantang para centengnya berkelahi, merusaktanaman, tembakau, kelapa dan sawit. Serta membelapara buruh kontrak yang disiksa para centeng.

8 Jenderal (Purn) Drs. Kunarto, Merenungi Kiprah PolriMenghadapi Gelora Anarkhi II, hal 77-81)

9 Menurut berita Belanda yang ditulis oleh J.H. van Linschoten,pada tahun 1596, Pelabuhan Sunda Kelapa merupakansatu-satunya pelabuhan di Jakarta yang ramai didatangioleh pedagang India, Cina, dan Portugis. Perdaganganlada adalah perdagangan utama, dengan jumlah besarmelebihi perdagangan di India atau Malabar. (Lihat, AdolfHeuken SJ, Sumber-sumber Asli Sejarah Jakarta, Jilid II,Cipta Loka Caraka, Jakarta 2000)

10 Sedangkan kelima Afdeling lainnya adalah AfdelingMeester Cornelis (sebutan sekarang Jatinegara), AfdelingTangerang, Afdeling Buitenzorg (sebutan untuk kota Bogor),dan Afdeling Karawang. (Sejarah Jakarta dalam Karya Jaya,Kenang-kenangan Lima Kepala Daerah Jakarta, 1945-1966, Pemda DKI Jakarta, 1977)

11 Lengkapnya baca Novel Cau-Bau-Kan, karya Remy Sylado,Gramedia.

12 Suara Pembaruan, 28 September 2001.13 Antropolog Koentajaraningrat menyebutkan di Indonesia

hidup sekitar 300 kelompok etnik. Dari sekian banyak

Page 290: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

290

kelompok etnik tersebut, hamper sebagian besar kelompoketnik itu di Jakarta. Untuk melestarikan kehidupan di daerahasalnya, mereka mendirikan kelompok paguyuban.

14 Munculnya istilah Gheto di Eropa oada awalnya sebagaiistilah untuk pemukiman kaum Yahudi.

15 S. Menno, Hal 63.16 Keterangan Jalal dalam pemeriksaan.17 Kompas, 24 Januari 2002.18 Idham Azis, “Organisasi “Arkan Malik” dalam Pengelolaan

Judi di Kelurahan X, Jakarta,” Thesis Magister Sains KajianIlmu Kepolisian, Program Pascasarjana, Universitas In-donesia, 2001

19 Parakitri Simbolon, Kompas, 12 Maret 2002.20 Parakitri Simbolon, Kerusuhan Sosial Kita, Salah

Penjelasan, Salah Penanganan, Kompas 12 Maret 2002.21 Dikisahkan anggota Tim Buser Polsek Metro Penjaringan

yang berhasil menangkap Jalala.22 Untuk proses projustisia, bukti terjadinya penganiayaan

dikuatkan oleh visum dokter dari Rumah Sakit Pluit.23 Keterangan Bedul disampaikan di depan penyidik yang

memeriksanya.24 TEMPO, No 33, September 199325 Kompas 1 Juni 2001, “Warga Kalijodo Masih Cemas,

Mereka yang Mengungsi Sudah Kembali.”26 Kompas 18 Februari 2002.27 Istilah ATM Nasional ini kemudian dikutip oleh media

massa seperti Kompas.28 Stephan Hurwitz, Kriminologi, Bina Aksara, Jakarta 1986.29 Riza Sihbudi, (ed) Kerusuhan Sosial di Indonesia,

Grasindo, Jakarta 2001, hal 35.30 Seusai penandatangan kesepakatan perdamaian, Polsek

Metro Penjaringan juga melepaskan 21 tahanan yangditangkap pada Kerusuhan Februari lalu. Mereka yangdilepas adalah para pelaku perkelahian yang memangtidak terbukti membawa senjata tajam. Kompas, “DuaKelompok Warga di Kalijodo Sepakat Damai,” Kompas,10 Mei 2002.

31 Nota Kesepakatan Perdamaian ditandangani pada 8 Mei2002, oleh masing-masing kelompok antara lain,Kelompok Mandar: H. Usman Nur, H. Arief, Syahrul,Malik,

Page 291: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

291

Ibrahim, Lukman, Ruswandi. Sedangkan dari kelompokMakassar antara lain Bedul, dkk.

32 Cerita ini disampaikan oleh Ketua RW 05.33 Parsudi, Masalah Pemukiman Penduduk Perkotaan, hal

3-50.34Menyusul perkelahian besar di kawasan ini, pemerintah

dalam hal ini Pemda Jakarta Utara dan Jakarta Barat,melakukan penggusuran terhadap kawasan liar Kalijodo,yang diantaranya masuk kelurahan Angke, KecamatanTambora, Jakarta Barat. Lihat Kompas, 26 Februari 2002.

35Hans Dieter Evers and Rudiger Korff, Southeast Asia Ur-banism: The Meaning and Power of Social Space, alihbahasa Yayasan Obor Indonesia, 2002.

36The True Believer, by Eric Hoffer, Alih Bahasa Yayasan Obor,Jakarta, 1993, Hal 27

37Antopologi Perkotaan, S. Menno dan Mustamin Alwi,Rajawali Pers, Jakarta, 1992.

38Beberapa kasus bahkan menunjukkan eksploitasi pada anak-anak terutama bayi-bayi, tidak dilakukan oleh orang tuamereka. Bayi-bayi mungil itu sengaja disewakan bahkandijual kepada para pengemis yang beroperasi di pinggirjalan, untuk menumbuhkan rasa iba. Beberapa kasuspernah diberitakan media massa nasional.

39Kompas 15 Juli 2002.40Parsudi Suparlan, Diktat Antropologi Perkotaan, Ciri-ciri

Masyarakat Pendatang di Jakarta, Jurusan AntopologiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indone-sia, 1996, hal 3-63

41Ibid, hal 49-50.42Soetjipto Wirosardjono, Pengertian, Batasan dan Masalah

Sektor Informal, Prisma, 1985.43Kompas, 4 Oktober 2001, “Massa Rusak Tiba Mobil Saat

Penertiban Becak.”44Frederik Barth, “Introduction” dalam Frederik Barth (ed.),

Ethnic Groups and Boundaries, hal. 9-38. (Boston, Mass:Little, Brown, & co, 1969)

45Suparlan, “Konflik Antar Sukubangsa dan UpayaMengatasinya”, (Singkawang: Makalah dalam Temu TokohSejarah dengan Generasi Muda, 2002)

46 Parsudi Suparlan, Ph.D, Hubungan Antarsuku Bangsa,

Page 292: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

292

(Jakarta: Diktat Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, 1999),hal 5

47 Rosdullah adalah tokoh tukang becak yang pernahmencalonkan diri sebagai calon gubernur DKI Jakarta.

48 Wawancara dengan Erwin warga asli Madura pada tanggal20 April 2002

49 Wawancara dengan Adi Sulaiman Selasa 16 april 200250 Wawancara dengan Madin salah satu warga di Muara Baru

pada tanggal 25 April 200251 Wawancara dengan ADI SULAIMAN, warga yang bekerja

sebagai Pam swakarsa pada 16 April 2002.52 Wawancara dengan ASMAN pada 29 April 200253 Wawancara dengan Ketua RT 18, Junaedi54 Wawancara dengan TANURI pada 16 April 200255 Kasim ditemui penulis, Selasa 16 april 200256 Lihat Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta:

Lembaga Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indone-sia, 1993), hal. 170

57 Wawancara dengan Supardan Setiabudi 9 April 200258 Satjipto Rahardjo “Pengantar Diskusi Tentang Community

Policing di Indonesia, Seminar “Polisi Antara Harapandan Kenyataan” Sespati Polri, Jakarta, 2 Februari 2001.

Page 293: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

293

Daftar Pustaka

Buku:-Barth, Frederik, Kelompok Etnik dan

Batasannya, Jakarta, Penerbit Universitas Indo-nesia, 1988.

-Bayley, David H, Police For The Future,Edisi Indonesia, “Polisi Masa Depan”, Jakarta,Penerbit Cipta Manunggal, 1998.

-Berry, David, The Principles of Sociology,Edisi Bahas Indonesia Pokok-Pokok PikiranDalam Sosiologi, Jakarta, PT Raja GrafindoPersada, 1995.

-Brouwer, MAW, Studi Budaya Dasar,Bandung, Penerbit Alumni, 1986.

-Budihardjo, Eko, Lingkungan Binaan danTata Ruang Kota, Yogyakarta, Andi 1997.

-Creswell, John W, Research Design Quali-tative Approaches, California, Copyright bySage Publications Inc, 1994.

-Dieter Evers, Hans & Rudiger Korff,Urbanisme di Asia tenggara, Makna dankekuasaan dalam Ruang-ruang Sosial,Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2002.

-Dirdjosisworo, Soedjono, Dr, SH, RuangLingkup Kriminologi, Bandung, Remaja Karya,1986.

-Earl, Babbie, The Practice of Sosial Re-search, Wadsworth Publishing Company, 1992.

-Finlay, Mark & Zvekic Ugljesa, Alternative

Page 294: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

294

Policing Styles Cross Cultural Perspectives,Disadur oleh Kunarto, “Alternatif Gaya KegiatanPolisi Masyarakat, Tinjauan Lintas Budaya”,Jakarta, PT Cipta Manunggal, 1998.

-Geertz, Clinford, Abangan, Santri, PriyayiDalam Masyarakat Jawa, Edisi Indonesia,Jakarta, Yayasan Ilmu-ilmu Sosial bekerjasamadengan PT Dunia Pustaka Jaya, 1983.

-Gidens, Anthony & David Held (Eds)Perdebatan Klasik dan Kontemporer MengenaiKelompok, Kekuasaan dan Konflik, Jakarta, CVRajawali, 1982.

-Goldthrorpe, JE, Sosiologi Dunia KetikaKesenjangan dan Pembangunan, GramediaPustaka Utama, Jakarta, 1992.

-Heuken, Adolf SJ, Sumber-sumber AsliSejarah Jakarta, Jilid II, Jakarta, Cipta LokaCaraka, 2000

-Hurwitz, Stephan, Saduran L. Moeljatna,Kriminologi, Jakarta, Bina Aksara, 1986.

-Kunarto, Jenderal (Purn) Drs, MerenungiKiprah Polri Menghadapi Gelora Anarkhi II,Jakarta, Cipta Manunggal, 1999.

-Haviland, William A, Antropology, Jilid1,4th edition, Cetakan ke-3, Edisi Bahasa Indo-nesia, Jakarta, Airlangga, 1992.

-Harris, Peter dan Ben Reilly, Demokrasidan Konflik yang Mengakar: Sejumlah PilihanUntuk Negosiator, Jakarta, LembagaPenerbitan, Pendidikan dan Pengembangan

Page 295: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

295

Pers Mahasiswa (LP4M), Interasional IDEA,2000.

-Ihromi, TO, Antrologi Suparlan SebuahBunga Rampai 1993, Jakarta, Yayasan OborIndonesia, 1993.

————--, Pokok-pokok AntropologiBudaya, Jakarta, PT Gramedia, 1990.

-Kelling, George L & Coles Chaterine M,Fixing Broken Windows, 1996, Disadur olehKunarto, PT Cipta Manunggal, 1998.

-Koentajaraningrat, Kebudayaan Jawa,Jakarta, PN Balai Pustaka, 1984.

—————, Pangantar Ilmu Antropologi,Jakarta, Rinneka Cipta, 1990.

-Parsudi, Suparlan, Manusia Kebudayaandan Lingkungan, Jakarta, CV Rajawali, 1984.

——----—, Orang Sakai di RiauMasyarakat Terasing Dalam Masyarakat Indo-nesia, Jakarta, Yayasan Obor, 1985.

-Rahardjo, Satjipto, Prof.Dr.SH, Polisi Sipildalam Perubahan Sosial di Indonesia, Jakarta,Kompas, 2002.

-Sihbudi, Riza, (ed) Kerusuhan Sosial diIndonesia, Jakarta, Grasindo, 2001.

-Surata Agus, Taufiq Andrianto Tuhana,Atasi Konflik Etnis, Yogyakarta, Global PustakaUtama Bekerjasama dengan Gharba dan UPNVeteran Yogyakarta, 2001.

-Widjaja, AW, Editorial Manusia Indonesia,Individu Keluarga dan Masyarakat, Jakarta,

Page 296: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

296

Akademika Pressindo, 1985.Karya Ilmiah Non Publikasi-Azis, Idham, “Organisasi “Arkan Malik”

dalam Pengelolaan Judi di Kelurahan X,Jakarta,” Thesis Magister Sains Kajian IlmuKepolisian, Program Pascasarjana, UniversitasIndonesia, 2001

-Suparlan, Parsudi, Kebudayaan danPembangunan, Inti Ceramah Umum Dr. ParsudiSuparlan dalam Pertemuan MGMP SosiologiAntropologi, pada tanggal 13 Oktober 1998,diperbanyak oleh MGMP Sosiologi AntropologiJakarta, 1998.

———-—, Hubungan Antar Suku Bangsa,Kumpulan Diktat Kuliah Perguruan Tinggi IlmuKepolisian, tidak diterbitkan, Jakarta, 1999.

———---—, Diktat Antropologi Perkotaan,Depok, Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986.

-Tim Pengkajian Bidang Adat BadanPembinaan Nasional, Himpunan Laporan HasilPengkajian Bidang Hukum Adat, Jakarta BadanPembinaan Hukum Nasional DepartemenKehakiman RI, 1985.

Kamus dan ensiklopediEnsiklopedi Indonesia, Jakarta, Ichtiar

Baru-Van Hoeve, 1982.Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-

3, Jakarta, PN Balai Pustaka, 2001.

Page 297: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

297

Media MassaKompasMedia IndonesiaSuara Pembaruan

Page 298: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

298

INDEKS

Aceh 11, 15

Airud 63

Algadari 15

Ambon ix, xiv, 15, 17, 19,

21, 22, 46, 47

Anderson xi

Arab 17

Aria Natadiningrat 49,

51

Arifin MT 14

Asman 41, 43, 44

Astaria 230

Bachtiar 3,9

Badik 36, 37, 62

Balkan xBandar 74, 278

Banten xv, 47, 48, 51

Bar 18, 27, 28

Barth 147

Bati 145, 146

Bedul 38, 40, 41, 39, 43,

52, 53, 54

Belanda 5, 9, 16, 25, 26

Berlan 87

Bimantoro 64

Brimob 64, 66, 93

Bruner 13, 14

Bugis xv, 17, 21, 38

Cabo 26

Cirebon 28, 29, 140

Culik 48, 49

Daeng 36, 55, 69

Dayak ix, xii

Djalil 167, 168

Ernest Renan 6, 7

Erwin 163, 164

Evers 125

Fisher 103

Fitri 184, 185

FPI 20, 43

Gang Kambing 27, 35, 77

Getho 31, 33, 34

Gus Dur 64, 84

HSNI 198, 199

Idham Azis 42

Incis 14, 15, 16

Indramayu 151, 165, 186,

187

Irian Jaya 11

Jagoan 35, 55

Jakarta xv, xvi, xviii, xx, 14,15, 16, 17, 18, 21, 22, 28,29, 32, 42, 44, 46, 47

Jalal 35, 36, 37, 38, 45, 51

Kalijodo xv, xvi, xviii, xx, 22,25, 26, 27, 31, 33, 34, 35,37, 38, 40, 41, 43, 46, 47

Kamilong 56, 57, 58

Kapolsek 28, 40, 44, 54,

53, 76

Page 299: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

299

Kapuk 83, 84

Karawang 12

Ketapang 19, 21, 46

Kohn 7Kramatjati 87

Krishna xvii, xx, xxi, xxiii,

xxiv

Kupang 12, 21

Lamongan 232

Lao Tze 46

Leang 55, 56, 88

Lewis 126, 127, 132

Linton 131

Madura ix, xii, 151

Makasar xii, xxii, 21, 22,

31, 33, 37, 41, 47

Makbul xviii

Mami 28, 29

Mamiri 141, 142

Mandar xv, xxii, 22, 31, 33,

38, 41, 47, 51

Mangga Besar 26

Mattulesy 88, 89

Medan 13, 14

Melayu ix, 5, 17

Muara Baru xv, xvi, xx, xxi,

xxii, xxiii, 22

Muhammadin 165

Mukri 178

Mutalib 252, 253, 255

NU 64, 198

Otto Baur 7Parno 128

Parsudi xvii, 3, 4, 13

PBB 8PDIP 200

Pejagalan xv, 22, 28, 35

Pekalongan 29

Penjaringan xv, xviii, xx,xxiii, 22, 25, 26, 27, 35,38, 40

Pluit 37, 52, 156, 261

Polda 40, 41, 63

Polres 44, 63

Poso xiv

Prasodjo xviii

Preman 158, 257, 258

Priok 124

Rahman 156, 157, 201,

214

Rengasdengklok 12

Riau 11

Rony 47

Rosdullah 252

Sambas ix, xii, 12, 15

Sanggauledo 12, 46

Sari 27, 28, 29

Serang xv, 47, 48, 51

Sindikat 29

Situbondo 12

Page 300: Geger Kalijodo

GEGER KALIJODO

300

Smith 229

Sri 128, 129

Stodard 7Suding 137, 138

Sulaiman 169

Sunda 25

Sylado 26

Tambora 64

Tangerang 57

Tasikmalaya xii, 12, 29,

46

Tegal 151, 184, 185, 186

Thionghoa xii, 27

Tito xTKBMI 199, 201, 219

Traffiking 29

Udin 35, 36, 37, 41

Untaes xUPC 198

Ury 103

Weber 104

Wirosardjono 131

Yanto 35

YSMS 104, 106, 111

Yugoslavia x

Page 301: Geger Kalijodo

Kisah Polisi dan Mediasi Konflik

301