1
28 Suara Pembaruan Sabtu-Minggu, 29-30 April 2017 [JAKARTA] Aksi preman- isme kembali merajalela di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara. Lokasi ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Kalijodo yang merupakan fasilitas umum dan sosial bagi masyarakat, kini dipenuhi dengan berba- gai pungutan liar serta tin- dakan premanisme. Kapolsek Metro Penjaringan, AKBP Bismo Teguh Prakoso mengatakan pihaknya hingga kini masih terus melakukan penyelidikan terhadap pelaku premanisme. "Kasus premanisme ini ada tiga jenis atau modus di RPTRA Kalijodo, yang per- tama mereka berpura-pura menjadi juru parkir dan me- minta uang parkir dengan tarif mahal, kedua meminta uang sewa dari stan pamer- an yang sedang berjalan, dan yang ketiga adalah me- mungut uang kebersihan," ujar Bismo, Sabtu (29/4). Ia menyebutkan, pihak- nya memang sudah menda- patkan laporan dari masya- rakat, baik para peserta fes- tival bazar maupun warga yang dimintai uang parkir tidak sesuai dengan keten- tuan tarif resmi Dishub DKI Jakarta. Saat ini, di Kalijodo memang tengah digelar bazar. "Kita sedang telusuri apakah para pelaku preman- isme ketiga jenis modus ini merupakan satu komplotan dengan otak yang sama atau tidak," katanya. Camat Penjaringan, Muhammad Andri menye- butkan, pihaknya masih menunggu penyelidikan ke- polisian terkait para oknum warga yang melakukan tin- dakan premanisme di RPTRA Kalijodo. "Iya kita tidak bisa sem- barangan merekrut warga untuk menjadi pengelola RPTRA, apalagi kalau pe- nyelidikan dari pihak kepo- lisian nanti menetapkan mereka jadi tersangka. Artinya kita lihat perkem- bangan terlebih dahulu," kata Andri. Dikatakannya, bila para oknum warga itu dinyata- kan tidak bersalah, bisa saja mereka dilatih untuk men- jadi juru parkir atau juru bersih. Namun, harus tetap mematuhi aturan yang ber- laku dan tidak bisa begitu saja meminta-minta uang untuk imbalan layanan jasa yang diberikan. "Kita koordinasi dengan instansi terkait untuk meru- muskan teknik yang paling ideal dan minim gesekan untuk mencegah premanis- me di Kalijodo," tambah- nya. Salah satu warga Pluit, Agnes, heran dengan sema- kin maraknya premanisme di Jakarta semenjak Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat tidak terpilih dalam Pilgub 2017. "Semoga saja pemerin- tah yang baru bisa benar -benar tegas terhadap pung- li dan premanisme seperti ini, kalau tidak yang ada Jakarta bukannya semakin maju tapi malah mundur ke belakang," katanya. Sebelumnya, sebanyak 30 personel dari Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jakarta Utara, dibantu 10 per- sonel TNI dan 20 polisi mela- kukan penertiban parkir di kawasan RPTRA Kalijodo. Kepala Sudinhub Jakarta Utara, Benhard Hutajulu mengatakan, pe- nertiban kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua dilakukan di se- panjang Jalan Kepanduan. Tujuannya, agar parkir ken- daraan tidak semrawut. "Kami tertibkan agar parkir kendaraan tidak mengganggu kenyamanan pengunjung itu sendiri," ujar Benhard. Pihaknya, sambung Benhard, tidak melakukan penindakan dalam penertiban ini. Sebab, penertiban ini si- fatnya hanya penataan parkir. "Penertiban ini juga se- bagai upaya mencegah ada- nya oknum yang mengutip uang parkir di luar ketentu- an," jelasnya. Menurut Benhard, pe- ningkatan jumlah pengun- jung pada Jumat hingga Minggu diantisipasi dengan penambahan personel jaga. [C-7] Pemesan Karangan Bunga Basuki-Djarot dari Berbagai Kota Polisi: Tiga Modus Premanisme di Kalijodo S eorang pemuda te- ngah sibuk merangkai kerangka untuk mem- buat karangan bunga di Toko Romance Florist, di kawasan Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Sabtu (29/4) pagi. Opik (30), pemuda itu, mengatakan, kerangka-ke- rangka yang dibuatnya akan dipakai untuk pesanan karangan bunga wedding dan ucapan terima kasih buat Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, hari ini. "Kemarin banyak pe- sanan buat Pak Ahok. Kalau sekarang cuma ada tiga, itu buat nanti sore. Pesannya kebanyakan da- dakan. Sejak Senin kemarin mulai banyak pesanannya sampai ratusan," ujar Opik. Sudah lima hari bela- kangan ini, Opik dan ka- wan-kawan begadang kare- na kebanjiran pesanan ka- rangan bunga buat Basuki- Djarot. "Kita pada begadangan. Waktunya tidak dibatasin. Ada 15 kirim, pokoknya seadanya dikirim. Ini pagi barusan kirim juga ke Balai Kota," ungkapnya. Pemilik Toko Romance Florist, Tuti Syamsuri (45) mengatakan, peningkatan pemesanan cukup signifi- kan mulai Senin (24/4) hingga hari ini. "Banyak pesanannya. Sampai seratusan. Dadakan semua pesannya. Kebanyakan perorangan. Beda-beda orang yang pe- san. Kalau perusahaan ng- gak ada," katanya. Ia menambahkan, baru pertama kali tokonya keban- jiran pesanan terkait Pilkada DKI Jakarta. "Mungkin ka- rena pertama kali ada peja- bat yang kalah yang mung- kin dicintai rakyatnya. Ya mungkin cara mengungkap- kan ucapan terima kasih ma- syarakat," jelasnya. Menurutnya, tokonya tidak begitu kesulitan keti- ka mendapatkan pesanan cukup banyak, karena me- mang bahan-bahan sudah distok. "Tidak begitu kesulitan. Sudah biasa barang distok. Paling kerangka bambunya agak sedikit kurang. Enggak ada kendala. Tetapi, sudah empat malam ini begadang terus, soalnya mintanya bu- ru-buru," katanya. Ia mengungkapkan, pe- mesanan karangan bunga ucapan selamat buat Ahok- Djarot kebanyakan ukuran standar 1 meter x 20 senti- meter. Harganya sekitar Rp 500.000. "Ada juga yang pesan ukuran besar tapi hanya 10 persen lah. Kebanyakan ukuran standar," ucapnya. Tuti yang meneruskan bisnis suaminya sejak 29 tahun lalu itu mengaku, se- tiap hari biasanya menda- patkan pesanan hingga 20 karangan bunga. "Rata-rata 15-20 ka- rangan bunga. Buat orang meninggal atau wedding. Jumat, Sabtu, Minggu pa- ling banyak. Ini pas ada pe- sanan buat Pak Ahok bisa 40 sampai 50 pesanan," tandasnya. Salah satu pegawai Tuti, Cipoy (39) menutur- kan, pemesan karangan bu- nga untuk Basuki-Djarot berbeda-beda orang. "Macam-macam, ba- nyak orang. Ada yang dari daerah sini, luar kota juga ada. Sudah diantar semua. Dari PT (perusahaan) eng- gak ada, partai enggak ada. Perorangan aja, mungkin simpatisan," terangnya. 30 Menit Ia menjelaskan, untuk membuat karangan bunga, paling cepat membutuhkan waktu 30 menit sampai dua jam. Bergantung ukuran dan banyaknya tulisan. "Bergantung ukuran dan tulisannya. Kalau Pak Ahok tulisannya banyak. Beda-beda juga ucapannya. Paling cepat setengah jam jadi. Kalau wedding kan sudah ada polanya, tapi ka- lau Ahok tulisannya beda. Macam-macam pesanan- nya. Ada 1 meter x 20 sen- timeter, ada 1,5 x 2 meter, ada yang panjangnya sam- pai 6 meter kemarin. Itu harganya bisa sampai Rp 5 juta. Kalau standar harga- nya Rp 500.000. Standarnya pakai 4 jenis bunga," tukasnya. Di Balai kota, beberapa warga mencabuti bunga di papan dukungan semangat untuk Ahok dan Djarot. Mereka membawanya un- tuk hiasan di rumah. Salah seorang warga, Atikah (34), Jumat, menga- ku datang ke Balai Kota untuk berfoto dengan latar belakang karangan-karang- an bunga. Namun, setelah itu, mencabut beberapa ba- tang bunga untuk dibawa pulang. "Ini saya sekalian saja ambil bunganya karena ke- lihatannya bagus. Namun, saya cuma petik beberapa batang, untuk hiasan di ru- mah," kata Atikah. Selain Atikah, ada juga seorang mahasiswi berna- ma Rahma (20). Dia datang ke Balai Kota bersama ibu- nya untuk mengantre berfo- to bersama Ahok. Sambil mengantre, dia memetik bunga-bunga di papan ucapan, kemudian merangkainya untuk dipa- jang di ruang tamunya. "Saya membuat rangkai- an bunga sendiri bersama ibu saya. Rangkaian bunga ini kami buat dari bunga-bu- nga yang menempel di ka- rangan bunga. Nanti mau kami bawa pulang ke rumah untuk pajangan di ruang ta- mu," ungkap Rahma. Sampai kemarin, karang- an bunga untuk Ahok dan Djarot mencapai lebih dari 4.000 buah. [BAM/W-11] ANTARA/APRILLIO AKBAR Pedagang merapikan karangan bunga untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat di Pasar Rawa Belong, Jakarta, Jumat (28/4). ANTARA/APRILLIO AKBAR Petugas parkir mengatur kendaraan bermotor di kawasan RPTRA dan RTH Kalijodo, Jakarta, Senin (24/4).

28 Polisi: Tiga Modus Premanisme di Kalijodo - Gelora45gelora45.com/news/SP_2017042928.pdf · 28 Sua ra Pme baur an Sabtu-Minggu, 29-30 April 2017 [JAKARTA] Aksi preman-isme kembali

  • Upload
    phamnga

  • View
    221

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 28 Polisi: Tiga Modus Premanisme di Kalijodo - Gelora45gelora45.com/news/SP_2017042928.pdf · 28 Sua ra Pme baur an Sabtu-Minggu, 29-30 April 2017 [JAKARTA] Aksi preman-isme kembali

28 Sua ra Pem ba ru an Sabtu-Minggu, 29-30 April 2017

[JAKARTA] Aksi preman-isme kembali merajalela di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara. Lokasi ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Kalijodo yang merupakan fasilitas umum dan sosial bagi masyarakat, kini dipenuhi dengan berba-gai pungutan liar serta tin-dakan premanisme.

K a p o l s e k M e t r o Penjaringan, AKBP Bismo Teguh Prakoso mengatakan pihaknya hingga kini masih terus melakukan penyelidikan terhadap pelaku premanisme.

"Kasus premanisme ini ada tiga jenis atau modus di RPTRA Kalijodo, yang per-tama mereka berpura-pura menjadi juru parkir dan me-minta uang parkir dengan tarif mahal, kedua meminta uang sewa dari stan pamer-an yang sedang berjalan, dan yang ketiga adalah me-mungut uang kebersihan," ujar Bismo, Sabtu (29/4).

Ia menyebutkan, pihak-nya memang sudah menda-patkan laporan dari masya-rakat, baik para peserta fes-tival bazar maupun warga yang dimintai uang parkir tidak sesuai dengan keten-tuan tarif resmi Dishub DKI Jakarta. Saat ini , di Kalijodo memang tengah digelar bazar.

"Kita sedang telusuri apakah para pelaku preman-isme ketiga jenis modus ini merupakan satu komplotan dengan otak yang sama atau tidak," katanya.

Camat Penjaringan, Muhammad Andri menye-butkan, pihaknya masih menunggu penyelidikan ke-polisian terkait para oknum warga yang melakukan tin-dakan premanisme di RPTRA Kalijodo.

"Iya kita tidak bisa sem-barangan merekrut warga untuk menjadi pengelola RPTRA, apalagi kalau pe-

nyelidikan dari pihak kepo-lisian nanti menetapkan mereka jadi tersangka. Artinya kita lihat perkem-bangan terlebih dahulu," kata Andri.

Dikatakannya, bila para oknum warga itu dinyata-kan tidak bersalah, bisa saja mereka dilatih untuk men-

jadi juru parkir atau juru bersih. Namun, harus tetap mematuhi aturan yang ber-laku dan tidak bisa begitu saja meminta-minta uang untuk imbalan layanan jasa yang diberikan.

"Kita koordinasi dengan instansi terkait untuk meru-muskan teknik yang paling

ideal dan minim gesekan untuk mencegah premanis-me di Kalijodo," tambah-nya.

Salah satu warga Pluit, Agnes, heran dengan sema-kin maraknya premanisme d i J a k a r t a s e m e n j a k Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat tidak terpilih dalam Pilgub 2017.

"Semoga saja pemerin-tah yang baru bisa benar-benar tegas terhadap pung-li dan premanisme seperti ini, kalau tidak yang ada Jakarta bukannya semakin maju tapi malah mundur ke belakang," katanya.

Sebelumnya, sebanyak 30 personel dari Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jakarta Utara, dibantu 10 per-sonel TNI dan 20 polisi mela-kukan penertiban parkir di kawasan RPTRA Kalijodo.

K e p a l a S u d i n h u b

Jakarta Utara, Benhard Hutajulu mengatakan, pe-nertiban kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua dilakukan di se-panjang Jalan Kepanduan. Tujuannya, agar parkir ken-daraan tidak semrawut.

"Kami tertibkan agar parkir kendaraan tidak mengganggu kenyamanan pengunjung itu sendiri," ujar Benhard.

Pihaknya, sambung Benhard, tidak melakukan penindakan dalam penertiban ini. Sebab, penertiban ini si-fatnya hanya penataan parkir.

"Penertiban ini juga se-bagai upaya mencegah ada-nya oknum yang mengutip uang parkir di luar ketentu-an," jelasnya.

Menurut Benhard, pe-ningkatan jumlah pengun-jung pada Jumat hingga Minggu diantisipasi dengan penambahan personel jaga.[C-7]

Pemesan Karangan Bunga Basuki-Djarot dari Berbagai Kota

Polisi: Tiga Modus Premanisme di Kalijodo

Seorang pemuda te-ngah sibuk merangkai kerangka untuk mem-

buat karangan bunga di Toko Romance Florist, di kawasan Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat, Sabtu (29/4) pagi.

Opik (30), pemuda itu, mengatakan, kerangka-ke-rangka yang dibuatnya akan dipakai untuk pesanan karangan bunga wedding dan ucapan terima kasih buat Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, hari ini.

"Kemarin banyak pe-sanan buat Pak Ahok. Kalau sekarang cuma ada tiga, itu buat nanti sore. Pesannya kebanyakan da-dakan. Sejak Senin kemarin mulai banyak pesanannya sampai ratusan," ujar Opik.

Sudah lima hari bela-kangan ini, Opik dan ka-wan-kawan begadang kare-na kebanjiran pesanan ka-rangan bunga buat Basuki-Djarot.

"Kita pada begadangan. Waktunya tidak dibatasin. Ada 15 kirim, pokoknya seadanya dikirim. Ini pagi barusan kirim juga ke Balai Kota," ungkapnya.

Pemilik Toko Romance Florist, Tuti Syamsuri (45) mengatakan, peningkatan pemesanan cukup signifi-kan mulai Senin (24/4)

hingga hari ini."Banyak pesanannya.

Sampai seratusan. Dadakan semua pesannya. Kebanyakan perorangan. Beda-beda orang yang pe-san. Kalau perusahaan ng-gak ada," katanya.

Ia menambahkan, baru pertama kali tokonya keban-jiran pesanan terkait Pilkada DKI Jakarta. "Mungkin ka-rena pertama kali ada peja-bat yang kalah yang mung-kin dicintai rakyatnya. Ya mungkin cara mengungkap-kan ucapan terima kasih ma-syarakat," jelasnya.

Menurutnya, tokonya

tidak begitu kesulitan keti-ka mendapatkan pesanan cukup banyak, karena me-mang bahan-bahan sudah distok.

"Tidak begitu kesulitan. Sudah biasa barang distok. Paling kerangka bambunya agak sedikit kurang. Enggak ada kendala. Tetapi, sudah empat malam ini begadang terus, soalnya mintanya bu-ru-buru," katanya.

Ia mengungkapkan, pe-mesanan karangan bunga ucapan selamat buat Ahok-Djarot kebanyakan ukuran standar 1 meter x 20 senti-meter. Harganya sekitar Rp

500.000."Ada juga yang pesan

ukuran besar tapi hanya 10 persen lah. Kebanyakan ukuran standar," ucapnya.

Tuti yang meneruskan bisnis suaminya sejak 29 tahun lalu itu mengaku, se-tiap hari biasanya menda-patkan pesanan hingga 20 karangan bunga.

"Rata-rata 15-20 ka-rangan bunga. Buat orang meninggal atau wedding. Jumat, Sabtu, Minggu pa-ling banyak. Ini pas ada pe-sanan buat Pak Ahok bisa 40 sampai 50 pesanan," tandasnya.

Salah satu pegawai Tuti, Cipoy (39) menutur-kan, pemesan karangan bu-nga untuk Basuki-Djarot berbeda-beda orang.

"Macam-macam, ba-nyak orang. Ada yang dari daerah sini, luar kota juga ada. Sudah diantar semua. Dari PT (perusahaan) eng-gak ada, partai enggak ada. Perorangan aja, mungkin simpatisan," terangnya.

30 MenitIa menjelaskan, untuk

membuat karangan bunga, paling cepat membutuhkan waktu 30 menit sampai dua jam. Bergantung ukuran dan banyaknya tulisan.

"Bergantung ukuran dan tulisannya. Kalau Pak Ahok tulisannya banyak. Beda-beda juga ucapannya. Paling cepat setengah jam jadi. Kalau wedding kan sudah ada polanya, tapi ka-lau Ahok tulisannya beda. Macam-macam pesanan-nya. Ada 1 meter x 20 sen-timeter, ada 1,5 x 2 meter, ada yang panjangnya sam-pai 6 meter kemarin. Itu harganya bisa sampai Rp 5 juta. Kalau standar harga-nya Rp 500.000. Standarnya pakai 4 jenis bunga," tukasnya.

Di Balai kota, beberapa warga mencabuti bunga di papan dukungan semangat

untuk Ahok dan Djarot. Mereka membawanya un-tuk hiasan di rumah.

Salah seorang warga, Atikah (34), Jumat, menga-ku datang ke Balai Kota untuk berfoto dengan latar belakang karangan-karang-an bunga. Namun, setelah itu, mencabut beberapa ba-tang bunga untuk dibawa pulang.

"Ini saya sekalian saja ambil bunganya karena ke-lihatannya bagus. Namun, saya cuma petik beberapa batang, untuk hiasan di ru-mah," kata Atikah.

Selain Atikah, ada juga seorang mahasiswi berna-ma Rahma (20). Dia datang ke Balai Kota bersama ibu-nya untuk mengantre berfo-to bersama Ahok.

Sambil mengantre, dia memetik bunga-bunga di papan ucapan, kemudian merangkainya untuk dipa-jang di ruang tamunya.

"Saya membuat rangkai-an bunga sendiri bersama ibu saya. Rangkaian bunga ini kami buat dari bunga-bu-nga yang menempel di ka-rangan bunga. Nanti mau kami bawa pulang ke rumah untuk pajangan di ruang ta-mu," ungkap Rahma.

Sampai kemarin, karang-an bunga untuk Ahok dan Djarot mencapai lebih dari 4.000 buah. [BAM/W-11]

ANTARA/APRILLIO AKBAR

Pedagang merapikan karangan bunga untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Syaiful Hidayat di Pasar Rawa Belong, Jakarta, Jumat (28/4).

ANTARA/APRILLIO AKBAR

Petugas parkir mengatur kendaraan bermotor di kawasan RPTRA dan RTH Kalijodo, Jakarta, Senin (24/4).