1
JUMAT, 12 JULI 2013 4 REDAKTUR : DEWI YUHANA, LAYOUTER : ABDEE REDAKTUR : DEWI YUHANA, LAYOUTER : ABDEE REDAKTUR : DEWI YUHANA, LAYOUTER : ABDEE REDAKTUR : DEWI YUHANA, LAYOUTER : ABDEE REDAKTUR : DEWI YUHANA, LAYOUTER : ABDEE Tawarkan Paket Katering yang Fleksibel WARUNG Bromo selama ini menjadi spesialis penyedia menu nasi goreng. Namun Agus Nur Rahmad berencana untuk menambah variasi menu yang akan disajikan pada pelanggan. Salah satu yang sedang disiapkannya adalah sop kaki kambing. “Saya belum tahu kapan akan mulai memperkenalkan menu ini, mungkin dua minggu ke depan ya,” kata pria yang juga dikenal dengan nama Chef Jabrik ini. Ia optimis menu baru tersebut dapat diterima dengan baik oleh para pelanggan karena menawarkan cita rasa yang unik dan lezat. “Yang jelas, patokan harganya juga terjangkau,” kata Agus. Alumnus Tata Boga SMKK Probolinggo ini tidak hanya bersiap untuk menambah menu, tapi juga semakin meningkatkan layanan catering. Salah satunya, dengan menawarkan paket fleksibel sesuai dengan bujet pelanggan. Saat ini, Agus mematok harga paket katering mulai Rp 17.500 per pax, Rp 20 ribu dan seterusnya dengan kelipatan Rp 2500. “Kami benar-benar menyesuaikan dengan bujet, sehingga menu yang ditawarkan dalam paket pun dapat disesuaikan, tidak saklek. Hanya selama ini, pelanggan pasti minta ada menu nasi goreng, bakmi, capjay. Menu lainnya berbeda-beda,” tandasnya. Agus sengaja membuat paket fleksibel dengan harga terjangkau untuk menarik minat pelanggan, supaya mereka tidak lepas dan berpindah tempat. Sebab ia menyadari saat ini persaingan di bisnis kuliner, khususnya katering, cukup tinggi. “Karena itu, saya dituntut untuk kreatif dan mampu memahami keinginan konsumen. Untuk pemesanan di atas 200 pax, ada tes food. Mereka bisa mencicipi paket menu yang akan dibeli,” ucapnya.(han) Geliat UMKM di Kios Wisata Ampeldento Dari Warung Bromo, Ekspansi ke Katering KESEMPATAN tidak hanya bisa ditunggu dengan diam tanpa melakukan apa-apa. Kesempatan harus diciptakan melalui usaha keras yang konsisten, dibumbui sabar dan keyakinan untuk berhasil. Itu pula lah yang saat ini sedang dilakukan para pelaku UMKM yang menempati Kios Wisata Ampeldento, yang terletak di belakang kampus UMM. Kios Wisata Ampeldento memang berada di lokasi tengah sawah, namun berada di jalan yang cukup ramai. Tak heran jika 14 pelaku UMKM yang ada di sana pun optimis bisa me- ngembangkan usaha dan menjangkau pasar lebih luas. Ada yang menggeluti usaha spa melalui Putri Spa, ada rent car Putra Sang Fajar, Celluler Shop, Warnet Hardcrock, Teman Kopi yang mem- produksi aneka kue dan brownies, Warung Bromo, Soto Banjar, Mapanda, Laundry, Pijat refleksi Mahkota Prabu, hingga So Laris yang menyediakan bakso lele. Agus Nur Rahmad, pemilik Warung Bromo di Kios Wisata Ampeldento, mulai mengais rezeki di tempat ini sejak 1,5 tahun lalu. “Bisa dikatakan, saya senior di sini. Dari mulai membuka per- tama kali, mencari pelanggan sampai sekarang alhamdulillah sudah ada pelanggan tetap,” kata pria yang juga chef Hotel Sahid Montana 2 ini tersenyum. Warung Bromo milik Agus menyedia- kan aneka menu nasi goreng (Nasgor) yang disajikan dalam ragam modifikasi. Ada Nasgor Bromo, Nasgor Soto, Nasgor Rawon dan Nasgor Terbang yang masing-masing menawarkan cita rasa berbeda. Suami Ema Salamah ini sengaja memilih nasgor sebagai sajian utama karena menu ini cukup populer, disukai berbagai kalangan dari ber- macam-macam usia. Mulai anak-anak, remaja, hingga dewasa. “Hanya, selama ini sajian nasgor ya begitu-gitu saja. Saya menawarkan dengan kreasi yang lain namun harga tetap terjangkau,” ucapnya sembari menambahkan Nasgor di Warung Bromo, dipatok dengan harga kampung, Rp 7000 dan termahal Rp 8500 untuk menu nasgor spesial. Agus mengakui dirinya dan pelaku UMKM lain di Kios Wisata Ampeldento harus berjuang keras saat memulai usaha dulu. Namun mereka bertahan dengan satu keyakinan, usaha yang dirintis akan semakin dikenal orang, menjadi besar dan dapat dijadikan sandaran untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kepada Malang Post, bapak dari Muhammad Deva Nur Rachmad dan Muhammad Tegar Nur Rachmad ini mengaku ia memulai usaha Warung Bromo setelah melakukan pemikiran yang cukup lama. “20 tahun saya bekerja sebagai chef di hotel, saya berpikir apa akan terus bekerja dengan orang lain. Karena itu, ketika Kios Wisata Ampel- dento ini dibuka, saya memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri,” tuturnya. Modal yang dikeluarkannya untuk membuka Warung Bromo kala itu sebesar Rp 3 juta, hasil dari pinjam ke koperasi. Dengan modal minimalis, tak banyak barang yang bisa dibeli oleh Agus saat itu, hanya meja dan kursi untuk pelanggan. Seiring dengan berkembangnya usaha dan semakin dikenalnya Kios Wisata Ampeldento, Agus mulai mampu memutar omzet penjualannya untuk mempercantik tampilan kiosnya. Ia membeli kanopi dan counter, sehingga membuat pelanggan semakin nyaman saat makan di Warung Bromo. “Dulu ya hanya tenda biasa, pakai terpal,” ungkapnya. Keyakinan Agus untuk terus mem- besarkan usaha sedikit demi sedikit membuahkan hasil. Ibarat tanaman, apa yang sudah ia tanam sejak 1,5 tahun lalu mulai menghasilkan buah yang siap dipanen. Sejak Maret 2013, Agus mulai mengembangkan usaha dengan membuka layanan katering. Ekspansi tersebut bermula dari permintaan salah satu pelanggan yang meminta Agus untuk menyiapkan menu makanan dalam pernikahan putranya. “Saya saat itu memasak untuk 1000 orang lebih tamu undangan,” pungkasnya.(han) Door to Door, Tembus 400 Toko Se Jawa Timur MEMASAK: Agus serius memasakkan nasi goreng MEMASAK: Agus serius memasakkan nasi goreng MEMASAK: Agus serius memasakkan nasi goreng MEMASAK: Agus serius memasakkan nasi goreng MEMASAK: Agus serius memasakkan nasi goreng untuk pelanggannya. untuk pelanggannya. untuk pelanggannya. untuk pelanggannya. untuk pelanggannya. Banyak motivator yang menyarankan pebisnis pemula untuk segera action membuka usahanya, meski dengan modal minim. Dan itulah yang dilakukan Joe Nugroho dan keponakannya, Isdiyanti 1,5 tahun lalu. Tanpa persiapan panjang dan bertele-tele, Joe waktu itu menantang sang keponakan untuk memulai bisnis produksi cake dan bread dengan merek ‘Teman Kopi’. “Prosesnya sangat cepat. Waktu itu saya tanya keponakan, apa dia siap membuat kue, siap kerja keras, yang kemudian dijawab siap. Ya sudah, kee- sokan harinya kami langsung mem- produksi kue dan memasarkannya,” kata Joe pada Malang Post di Kios Wisata Ampeldento, beberapa waktu lalu. Di hari pertama tersebut, Joe dan Isdiyanti membuat sekitar 20 loyang brownies dan bolu ceres yang langsung didistribusikan ke toko-toko dengan sistem titip jual. Ia sengaja memproduksi dua macam kue tersebut supaya diterima oleh pemilik toko. Pemilihan toko ala Joe cukup unik, di hari pertama ia sengaja mendis- tribusikan kue buatannya ke toko-toko yang berlokasi di sebelah utara rumahnya. Ada 20 toko yang dituju Joe kala itu. “Waktu itu kami tinggal di Sigura- gura Residence. Jika hari pertama kami menitipkan kue ke toko-toko di sebelah utara, maka di hari kedua giliran ke arah barat, lalu hari ketiga ke timur dan hari keempat ke selatan. Jadi total selama empat hari, kami sudah menitipkan produk ke 80-an toko,” jelas alumnus ITN Malang ini. Di hari kelima, Joe kembali pada rute pertama, yaitu menitipkan kue ke toko- toko yang berada di jalur utara sekaligus mengambil hasil penjualan dari kue yang dititipkan sebelumnya. “Konsepnya sederhana, tapi harus terus berputar untuk menciptakan pasar, saya menawarkan door to door. Memilih toko untuk dititipi produk kami,” tandasnya. Dari konsistensi dalam pemasaran door to door tersebut, jangkauan pemasaran produk Teman Kopi terus meluas. Dari 80an toko di Malang, berkembang dan merambah ke daerah lain di Jawa Timur hingga menembus sekitar 400 toko. Maklum saja, cita rasa brownies buatan Joe mampu bersaing dengan produk sejenis merek lain. “Sebelumnya, malah lebih banyak lagi tokonya. Hanya saja, saya kemudian melakukan seleksi. Jika penjualan di toko tertentu tidak sesuai dengan target, maka pengiriman ke toko itu distop,” jelasnya. Saat ini, Joe tak lagi sendirian dalam mengirimkan kue dan roti produksinya, namun dibantu oleh sales khusus. “Salesnya belum banyak. Saya juga masih harus bekerja lebih keras lagi, tapi saya optimis masyarakat akan semakin mengenal dengan brand Teman Kopi, sebab patokan harganya sangat terjangkau namun cita rasa tetap lezat,” tandas pria yang sempat menekuni dunia wartawan selama 16 tahun ini.(han) Teman Kopi Ide Berawal dari Starbucks SAAT masih aktif sebagai wartawan TV di Jakarta, Joe Nu- groho sering nongkrong bersama teman-temannya di Starbucks, untuk sekadar ngobrol sambil ngopi. “Waktu itu, kami enjoy saja nongkrong di sana. Meski sempat kepikiran, satu cangkir kopi dibandrol cukup mahal, coba dengan harga segitu pelanggan juga mendapat bonus kue. Pemikiran iseng inilah yang menjadi cikal bakal nama Teman Kopi,” urai pria asal Lumajang ini. Mewujudkan pikirannya saat nongkrong dulu, Joe yang sudah mempunyai kios Teman Kopi di Ampeldento kemudian membuka satu kios So Laris yang menyediakan aneka makanan dan minuman. Salah satunya, kopi yang dibandrol Rp 2500 berbonus brownies. “Harganya tentu jauh berbeda dengan Starbucks,” ucapnya tesenyum. Tak hanya itu, Joe juga menyajikan aneka menu masakan unik di So Laris. Misalnya saja, menthog gemes dan bakso lele. “Saya memilih menthog karena olahan daging unggas ini sangat jarang di Malang, padahal rasanya enak. Sementara untuk bakso lele, saya ingin menyajikan bakso dengan bahan rendah lemak, ya lele ini solusinya,” jelas Joe panjang lebar. Sejauh ini, peminat dari dua menu uniknya itu cukup banyak. Dari sekadar coba-coba, mereka kembali lagi ke Kios Wisata Ampeldento demi untuk menyantap makanan itu di So Laris. “Perkembangannya cukup bagus, tapi memang harus tetap disosialisasikan. Maklum saja, masyarakat kan terbiasa dengan bakso daging ya,” kata Joe. Selain terus mengembangkan Teman Kopi dan Kedai So Laris, Joe dan Isdiyanti juga menerima pesanan kue setiap hari. Mulai dari kue basah, roti, sampai kue tart untuk ulang tahun dan pengantin. Khusus untuk pesanan harian, lanjut Isdiyanti, kuenya menyesuaikan dengan permintaan pelanggan. Saat Malang Post berkunjung ke Teman Kopi beberapa waktu lalu, perempuan berambut ikal ini sedang sibuk menyiapkan 250 roti isi selai, yang dijual Rp 1000 per biji. “Biasanya, mahasiswa juga memesan kue kotak-an untuk acara seminar di kampus. Mereka senang karena harga kue di sini terbilang murah,” kata Isdiyanti.(han) HARGA TERJANGKAU TART PENGANTIN: TART PENGANTIN: TART PENGANTIN: TART PENGANTIN: TART PENGANTIN: Joe dengan salah Joe dengan salah Joe dengan salah Joe dengan salah Joe dengan salah satu tart pesanan satu tart pesanan satu tart pesanan satu tart pesanan satu tart pesanan pelanggan. pelanggan. pelanggan. pelanggan. pelanggan. Aneka Produk Teman Kopi NASI GORENG NASI GORENG NASI GORENG NASI GORENG NASI GORENG ANDALAN: ANDALAN: ANDALAN: ANDALAN: ANDALAN: Agus Nur Agus Nur Agus Nur Agus Nur Agus Nur Rahmad Rahmad Rahmad Rahmad Rahmad dan istri dan istri dan istri dan istri dan istri dengan nasi dengan nasi dengan nasi dengan nasi dengan nasi goreng goreng goreng goreng goreng andalan andalan andalan andalan andalan Warung Bromo Warung Bromo Warung Bromo Warung Bromo Warung Bromo GRATIS: GRATIS: GRATIS: GRATIS: GRATIS: Pelanggan Teman Pelanggan Teman Pelanggan Teman Pelanggan Teman Pelanggan Teman Kopi mendapatkan Kopi mendapatkan Kopi mendapatkan Kopi mendapatkan Kopi mendapatkan brownies gratis brownies gratis brownies gratis brownies gratis brownies gratis untuk setiap untuk setiap untuk setiap untuk setiap untuk setiap pembelian satu pembelian satu pembelian satu pembelian satu pembelian satu cangkir kopi. cangkir kopi. cangkir kopi. cangkir kopi. cangkir kopi.

Geliat UMKM di Kios Wisata Ampeldento Dari Warung Bromo ...Laundry, Pijat refleksi Mahkota Prabu, hingga So Laris yang menyediakan bakso lele. Agus Nur Rahmad, pemilik Warung Bromo

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Geliat UMKM di Kios Wisata Ampeldento Dari Warung Bromo ...Laundry, Pijat refleksi Mahkota Prabu, hingga So Laris yang menyediakan bakso lele. Agus Nur Rahmad, pemilik Warung Bromo

JUMAT, 12 JULI 2013 4

REDAKTUR : DEWI YUHANA, LAYOUTER : ABDEEREDAKTUR : DEWI YUHANA, LAYOUTER : ABDEEREDAKTUR : DEWI YUHANA, LAYOUTER : ABDEEREDAKTUR : DEWI YUHANA, LAYOUTER : ABDEEREDAKTUR : DEWI YUHANA, LAYOUTER : ABDEE

Tawarkan PaketKatering yang

FleksibelWARUNG Bromo selama ini menjadi spesialis penyediamenu nasi goreng. Namun Agus Nur Rahmad berencana untukmenambah variasi menu yang akan disajikan pada pelanggan.Salah satu yang sedang disiapkannya adalah sop kaki kambing.“Saya belum tahu kapan akan mulai memperkenalkan menuini, mungkin dua minggu ke depan ya,” kata pria yang jugadikenal dengan nama Chef Jabrik ini.

Ia optimis menu baru tersebut dapat diterima dengan baik olehpara pelanggan karena menawarkan cita rasa yang unik dan lezat.“Yang jelas, patokan harganya juga terjangkau,” kata Agus.

Alumnus Tata Boga SMKK Probolinggo ini tidak hanyabersiap untuk menambah menu, tapi juga semakin meningkatkanlayanan catering. Salah satunya, dengan menawarkan paketfleksibel sesuai dengan bujet pelanggan. Saat ini, Agus mematokharga paket katering mulai Rp 17.500 per pax, Rp 20 ribu danseterusnya dengan kelipatan Rp 2500. “Kami benar-benarmenyesuaikan dengan bujet, sehingga menu yang ditawarkandalam paket pun dapat disesuaikan, tidak saklek. Hanya selamaini, pelanggan pasti minta ada menu nasi goreng, bakmi, capjay.Menu lainnya berbeda-beda,” tandasnya.

Agus sengaja membuat paket fleksibel dengan hargaterjangkau untuk menarik minat pelanggan, supaya merekatidak lepas dan berpindah tempat. Sebab ia menyadari saat inipersaingan di bisnis kuliner, khususnya katering, cukup tinggi.“Karena itu, saya dituntut untuk kreatif dan mampu memahamikeinginan konsumen. Untuk pemesanan di atas 200 pax, adates food. Mereka bisa mencicipi paket menu yang akan dibeli,”ucapnya.(han)

Geliat UMKM di Kios Wisata Ampeldento

Dari Warung Bromo,Ekspansi ke Katering

KESEMPATAN tidak hanya bisaditunggu dengan diam tanpa

melakukan apa-apa. Kesempatanharus diciptakan melalui usahakeras yang konsisten, dibumbui

sabar dan keyakinan untukberhasil. Itu pula lah yang saat ini

sedang dilakukan para pelakuUMKM yang menempati Kios

Wisata Ampeldento, yang terletakdi belakang kampus UMM.

Kios Wisata Ampeldento memangberada di lokasi tengah sawah, namunberada di jalan yang cukup ramai.

Tak heran jika 14 pelaku UMKMyang ada di sana pun optimis bisa me-ngembangkan usaha dan menjangkaupasar lebih luas. Ada yang menggelutiusaha spa melalui Putri Spa, ada rent carPutra Sang Fajar, Celluler Shop, WarnetHardcrock, Teman Kopi yang mem-produksi aneka kue dan brownies,Warung Bromo, Soto Banjar, Mapanda,Laundry, Pijat refleksi Mahkota Prabu,hingga So Laris yang menyediakanbakso lele.

Agus Nur Rahmad, pemilik WarungBromo di Kios Wisata Ampeldento,mulai mengais rezeki di tempat ini sejak1,5 tahun lalu. “Bisa dikatakan, sayasenior di sini. Dari mulai membuka per-tama kali, mencari pelanggan sampaisekarang alhamdulillah sudah adapelanggan tetap,” kata pria yang juga chefHotel Sahid Montana 2 ini tersenyum.

Warung Bromo milik Agus menyedia-kan aneka menu nasi goreng (Nasgor)yang disajikan dalam ragam modifikasi.Ada Nasgor Bromo, Nasgor Soto,Nasgor Rawon dan Nasgor Terbangyang masing-masing menawarkan citarasa berbeda. Suami Ema Salamah inisengaja memilih nasgor sebagai sajianutama karena menu ini cukup populer,disukai berbagai kalangan dari ber-macam-macam usia. Mulai anak-anak,remaja, hingga dewasa.

“Hanya, selama ini sajian nasgor yabegitu-gitu saja. Saya menawarkandengan kreasi yang lain namun hargatetap terjangkau,” ucapnya sembarimenambahkan Nasgor di WarungBromo, dipatok dengan harga kampung,

Rp 7000 dan termahal Rp 8500 untukmenu nasgor spesial.

Agus mengakui dirinya dan pelakuUMKM lain di Kios Wisata Ampeldentoharus berjuang keras saat memulai usahadulu. Namun mereka bertahan dengansatu keyakinan, usaha yang dirintis akansemakin dikenal orang, menjadi besardan dapat dijadikan sandaran untukmeningkatkan kesejahteraan keluarga.

Kepada Malang Post, bapak dariMuhammad Deva Nur Rachmad danMuhammad Tegar Nur Rachmad inimengaku ia memulai usaha WarungBromo setelah melakukan pemikiran yangcukup lama. “20 tahun saya bekerjasebagai chef di hotel, saya berpikir apa

akan terus bekerja dengan orang lain.Karena itu, ketika Kios Wisata Ampel-dento ini dibuka, saya memberanikan diriuntuk membuka usaha sendiri,” tuturnya.

Modal yang dikeluarkannya untukmembuka Warung Bromo kala itusebesar Rp 3 juta, hasil dari pinjam kekoperasi. Dengan modal minimalis, takbanyak barang yang bisa dibeli olehAgus saat itu, hanya meja dan kursiuntuk pelanggan. Seiring denganberkembangnya usaha dan semakindikenalnya Kios Wisata Ampeldento,Agus mulai mampu memutar omzetpenjualannya untuk mempercantiktampilan kiosnya. Ia membeli kanopidan counter, sehingga membuat

pelanggan semakin nyaman saat makandi Warung Bromo. “Dulu ya hanyatenda biasa, pakai terpal,” ungkapnya.

Keyakinan Agus untuk terus mem-besarkan usaha sedikit demi sedikitmembuahkan hasil. Ibarat tanaman, apayang sudah ia tanam sejak 1,5 tahunlalu mulai menghasilkan buah yangsiap dipanen. Sejak Maret 2013, Agusmulai mengembangkan usaha denganmembuka layanan katering. Ekspansitersebut bermula dari permintaan salahsatu pelanggan yang meminta Agusuntuk menyiapkan menu makanandalam pernikahan putranya. “Saya saatitu memasak untuk 1000 orang lebihtamu undangan,” pungkasnya.(han)

Door to Door, Tembus 400 Toko Se Jawa Timur

MEMASAK: Agus serius memasakkan nasi gorengMEMASAK: Agus serius memasakkan nasi gorengMEMASAK: Agus serius memasakkan nasi gorengMEMASAK: Agus serius memasakkan nasi gorengMEMASAK: Agus serius memasakkan nasi gorenguntuk pelanggannya.untuk pelanggannya.untuk pelanggannya.untuk pelanggannya.untuk pelanggannya.

Banyak motivator yangmenyarankan pebisnis pemulauntuk segera action membuka

usahanya, meski dengan modalminim. Dan itulah yang dilakukanJoe Nugroho dan keponakannya,

Isdiyanti 1,5 tahun lalu. Tanpapersiapan panjang dan bertele-tele,

Joe waktu itu menantang sangkeponakan untuk memulai bisnisproduksi cake dan bread dengan

merek ‘Teman Kopi’.

“Prosesnya sangat cepat. Waktu itusaya tanya keponakan, apa dia siapmembuat kue, siap kerja keras, yangkemudian dijawab siap. Ya sudah, kee-sokan harinya kami langsung mem-produksi kue dan memasarkannya,” kataJoe pada Malang Post di Kios WisataAmpeldento, beberapa waktu lalu.

Di hari pertama tersebut, Joe danIsdiyanti membuat sekitar 20 loyangbrownies dan bolu ceres yang langsungdidistribusikan ke toko-toko dengan sistemtitip jual. Ia sengaja memproduksi duamacam kue tersebut supaya diterima olehpemilik toko.

Pemilihan toko ala Joe cukup unik,di hari pertama ia sengaja mendis-tribusikan kue buatannya ke toko-tokoyang berlokasi di sebelah utararumahnya. Ada 20 toko yang dituju Joekala itu.

“Waktu itu kami tinggal di Sigura-gura Residence. Jika hari pertama kamimenitipkan kue ke toko-toko di sebelahutara, maka di hari kedua giliran ke arahbarat, lalu hari ketiga ke timur dan harikeempat ke selatan. Jadi total selamaempat hari, kami sudah menitipkanproduk ke 80-an toko,” jelas alumnusITN Malang ini.

Di hari kelima, Joe kembali pada rutepertama, yaitu menitipkan kue ke toko-toko yang berada di jalur utara sekaligusmengambil hasil penjualan dari kue yangdititipkan sebelumnya. “Konsepnya

sederhana, tapi harus terus berputar untukmenciptakan pasar, saya menawarkandoor to door. Memilih toko untuk dititipiproduk kami,” tandasnya.

Dari konsistensi dalam pemasaran doorto door tersebut, jangkauan pemasaranproduk Teman Kopi terus meluas. Dari80an toko di Malang, berkembang danmerambah ke daerah lain di Jawa Timurhingga menembus sekitar 400 toko.

Maklum saja, cita rasa browniesbuatan Joe mampu bersaing denganproduk sejenis merek lain.

“Sebelumnya, malah lebih banyaklagi tokonya. Hanya saja, saya kemudianmelakukan seleksi. Jika penjualan ditoko tertentu tidak sesuai dengan target,maka pengiriman ke toko itu distop,”jelasnya.

Saat ini, Joe tak lagi sendirian dalam

mengirimkan kue dan roti produksinya,namun dibantu oleh sales khusus.“Salesnya belum banyak. Saya jugamasih harus bekerja lebih keras lagi, tapisaya optimis masyarakat akan semakinmengenal dengan brand Teman Kopi,sebab patokan harganya sangatterjangkau namun cita rasa tetap lezat,”tandas pria yang sempat menekuni duniawartawan selama 16 tahun ini.(han)

Teman Kopi Ide Berawaldari Starbucks

SAAT masih aktif sebagai wartawan TV di Jakarta, Joe Nu-groho sering nongkrong bersama teman-temannya diStarbucks, untuk sekadar ngobrol sambil ngopi. “Waktu itu,kami enjoy saja nongkrong di sana. Meski sempat kepikiran,satu cangkir kopi dibandrol cukup mahal, coba dengan hargasegitu pelanggan juga mendapat bonus kue. Pemikiran isenginilah yang menjadi cikal bakal nama Teman Kopi,” urai priaasal Lumajang ini.

Mewujudkan pikirannya saat nongkrong dulu, Joe yangsudah mempunyai kios Teman Kopi di Ampeldento kemudianmembuka satu kios So Laris yang menyediakan aneka makanandan minuman. Salah satunya, kopi yang dibandrol Rp 2500berbonus brownies. “Harganya tentu jauh berbeda denganStarbucks,” ucapnya tesenyum.

Tak hanya itu, Joe juga menyajikan aneka menu masakanunik di So Laris. Misalnya saja, menthog gemes dan baksolele. “Saya memilih menthog karena olahan daging unggas inisangat jarang di Malang, padahal rasanya enak. Sementarauntuk bakso lele, saya ingin menyajikan bakso dengan bahanrendah lemak, ya lele ini solusinya,” jelas Joe panjang lebar.

Sejauh ini, peminat dari dua menu uniknya itu cukup banyak.Dari sekadar coba-coba, mereka kembali lagi ke Kios WisataAmpeldento demi untuk menyantap makanan itu di So Laris.“Perkembangannya cukup bagus, tapi memang harus tetapdisosialisasikan. Maklum saja, masyarakat kan terbiasa denganbakso daging ya,” kata Joe.

Selain terus mengembangkan Teman Kopi dan Kedai SoLaris, Joe dan Isdiyanti juga menerima pesanan kue setiap hari.Mulai dari kue basah, roti, sampai kue tart untuk ulang tahundan pengantin.

Khusus untuk pesanan harian, lanjut Isdiyanti, kuenyamenyesuaikan dengan permintaan pelanggan. Saat MalangPost berkunjung ke Teman Kopi beberapa waktu lalu,perempuan berambut ikal ini sedang sibuk menyiapkan 250roti isi selai, yang dijual Rp 1000 per biji.

“Biasanya, mahasiswa juga memesan kue kotak-an untukacara seminar di kampus. Mereka senang karena harga kue disini terbilang murah,” kata Isdiyanti.(han)

HARGA TERJANGKAU

TART PENGANTIN:TART PENGANTIN:TART PENGANTIN:TART PENGANTIN:TART PENGANTIN:Joe dengan salahJoe dengan salahJoe dengan salahJoe dengan salahJoe dengan salahsatu tart pesanansatu tart pesanansatu tart pesanansatu tart pesanansatu tart pesanan

pelanggan.pelanggan.pelanggan.pelanggan.pelanggan.

Aneka Produk Teman Kopi

NASI GORENGNASI GORENGNASI GORENGNASI GORENGNASI GORENGANDALAN:ANDALAN:ANDALAN:ANDALAN:ANDALAN:Agus NurAgus NurAgus NurAgus NurAgus NurRahmadRahmadRahmadRahmadRahmaddan istridan istridan istridan istridan istridengan nasidengan nasidengan nasidengan nasidengan nasigorenggorenggorenggorenggorengandalanandalanandalanandalanandalanWarung BromoWarung BromoWarung BromoWarung BromoWarung Bromo

GRATIS:GRATIS:GRATIS:GRATIS:GRATIS:Pelanggan TemanPelanggan TemanPelanggan TemanPelanggan TemanPelanggan TemanKopi mendapatkanKopi mendapatkanKopi mendapatkanKopi mendapatkanKopi mendapatkan

brownies gratisbrownies gratisbrownies gratisbrownies gratisbrownies gratisuntuk setiapuntuk setiapuntuk setiapuntuk setiapuntuk setiap

pembelian satupembelian satupembelian satupembelian satupembelian satucangkir kopi.cangkir kopi.cangkir kopi.cangkir kopi.cangkir kopi.