Upload
whisnu-bramastyo
View
16
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Esai
Citation preview
Generasi Muda kurang berminat ke Bidang Pertanian
Karakter masayrakat agraris di Indonesia semakin menurun, hal ini disebabkan
menurunnya minat terhadap bidang pertanian. Pertanian sejak zaman kerajaan telah
memainkan peran penting bagi kesejahteraan masyarakat nusantara. Abad ke-21 ini pertanian
di Indonesia tertinggal dibanding negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam karena
masyarakat mulai meninggalkan pekerjaan di bidang pertanian dan berkurangnya lahan-lahan
pertanian yang ada serta pengalihfungsian lahan produktif menjadi perumahan, perkantoran,
dan industri tanpa memperhitungkan dampak jangka panjangnya. Masyarakat menganggap
bahwa pertanian merupakan sektor yang tidak menjanjikan, hal ini disebabkan perhatian
Pemerintah terhadap sektor pertanian belum optimal sehingga angka kemiskinan di bidang ini
relatif tinggi. Sektor pertanian apabila dikembangkan akan menjadi suatu sektor yang
menjanjikan dan menopang ekonomi suatu negara, hal tersebut terbukti dengan terus
berkembangnya sektor pertanian di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Australia,
dan Jepang.
Petani di Indonesia mayoritas berusia di atas 50 tahun sehingga mendesak untuk
dilakukan regenerasi agar kedaulatan dan ketahanan pangan tetap terjaga. Regenerasi di
bidang pertanian di Indonesia merupakan tantangan tersendiri karena adanya mindset
generasi muda bahwa sektor pertanian bukanlah sektor yang menjanjikan sehingga membuat
mereka memilih profesi lain seperti tukang ojek, buruh pabrik, dan kuli bangunan. Mayoritas
siswa/siswi sekolah menengah atas juga enggan memilih pertanian sebagai pendidikan
lanjutan mereka di perguruan tinggi, para sarjana pertanian punbanyak yang enggan yang
bekerja di sektor pertanian dan memilih sektor lain seperti perbankan, instansi pemerintahan,
dan industri.
Menurut Kusprianto (2007) ada beberapa permasalahan yang menyebabkan
kurangnya minat generasi muda di bidang pertanian yaitu:
1. Adanya persepsi bahwa petani identik dengan kemiskinan sehingga menurunkan minat
masyarakat pedesaan di bidang pertanian.
2. Kurangnya perhatian dari pemerintah untuk mengoptimalkan bidang pertanian
sehingga menghasilkan devisa negara.
1
3. kurangnya masyarakat dalam menghargai hasil pertanian sendiri dan lebih menghargai
hasil pertanian yang dimpor dari luar negeri, sehingga hasil pertanian sendiri kurang
diminati. Perkembangan usaha dalam bidang pertanian tidak dilakukan secara optimal.
4. Adanya perubahan gaya hidup generasi muda, mereka lebih memilih pekerjaan yang
tidak berhubungan dengan alam dan meninggalkan lahan pertanian mereka di desa
dengan melakukan urbanisasi ke kota besar karena lengkapnya fasilitas yang ada di
kota besar.
5. Terjadinya pembabatan lahan-lahan pertanian dan dialihfungsikan lahan pertanian
produktif menjadi pabrik-pabrik yang dampaknya merusak lingkungan dan terjadinya
penyempitan lahan pertanian. Kurangnya pengawasan dari pemerintah terhadap lahan
pertanian yang dialih fungsikan oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab.
6. Tidak adanya pengaturan dalam harga komoditas primer pertanian yang dihasilkan
petani, dimana semakin hari semakin berkurang nilainya dibandingkan komoditas
industri, biaya pendidikan dan kesehatan;
7. Tidak adanya fasilitas yang memadai yang mendukung untuk pertanian misalnya
pembangunan irigasi yang baik, membentuk lahan-lahan baru dan pengadaan
infrastruktur yang sulit didapatkan oleh petani sehingga pertanian hanya bersifat
tradisional.
8. Upaya untuk menarik minat generasi muda di bidang pertanian perlu didorong oleh
berbagai pihak dengan implementasi program yang menarik seperti adanya keringanan
pajak bagi petani, adanya penyuluhan secara berkala, modernisasi sektor pertanian,
dan kemudahan kredit bagi petani kecil.
9. Pertanian merupakan dasar penyokong ekonomi kerakyatan di Indonesia. Sektor
pertanian merupakan salah satu faktor yang menandakan tingkat kesejahteraan dan
peradaban suatu bangsa, kedaulatan pangan akan menjadikan Indonesia sebagai
sebuah negara maju.
2