Upload
hoangthuy
View
220
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
0 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
Geologi Rekayasa & Mektan II
Tugas 1 Alat Pemadatan Tanah
Disusun oleh : BENGAWEN TANJUNG NANANG KURNIA WAHABSARJU
KATA PENGANTAR
Diawali dengan niat dan kesungguhan hati, kami membuat kumpulan daftar alat berat terutama
yang di tugaskan kepada kami adalah menyusun daftar alat untuk pemadatan tanah beserta
spesifikasinya, dan kami telah dapat untuk menyelesaikan tugas yang di berikan kepada kami.
Daftar ini di dapat dari sumber - sumber yang dapat di percaya mulai dari kumpulan buku bahkan
dari media internet yang kami rangkum, tujuan kliping ini kami buat bertujuan bukan hanya semata –
mata tugas yang di berikan kepada kami melainkan untuk mempermudah dan membantu bagi yang
belum mengetahui fungsi dan cara kerja alat tersebut.
Dan harapan kami kliping ini dapat bermanfaat dan berfungsi sebagaimana mestinya, demikian
dari kami akhiru kata saya ucapkan salam.
Jakarta, 25 Maret 2013
Penyusun
1 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................ 0
Kata Pengantar ................................................................................ 1
Daftar Isi ................................................................................ 2
1. Alat Pemadatan Tanah ................................................................................ 32. Jenis Alat Pemadat ................................................................................ 5
a. Tamping roller ................................................................................ 6b. Modified tamping roller ................................................................................ 7c. Smooth-wheel roller ................................................................................ 8d. Pneumatic-tired roller ................................................................................ 9e. Vibrating compactor, termasuk tamping, smooth-wheel dan pneumatic f. Vibrating plate secara manual
g. Compactor manual
3. Kontrol Kepadatan Di Lapangan ................................................................... 114. Pemadatan Tanah Organik ................................................................... 145. Pemadatan Dalam (DEEP COMPACTION) ........................................................ 146. Perubahan Volume Akibat Pengembangan Tanah ............................................. 16
6.1 Kembang Susut Tanah Lempung ........................................................ 166.2 Uji Pengembangan ............................................................................... 17
7. Sumber - sumber ............................................................................... 18
1. ALAT PEMADATAN TANAH
2 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
Tujuan pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan memperbaiki sifat-sifat
teknisnya. Oleh karena itu, sifat teknis timbunan sangat penting di perhatikan, tidak hanya kadar air
dan berat volume keringnya.
Terdapat dua kategori spesifikasi untuk pekerjaan tanah :
1.Spesifikasi hasil akhir dari pemadatan
2.Spesifikasi untuk cara pemadatan
Untuk spesifikasi hasil akhir, kepadatan relative atau persen kepadatan tertentu di spesifikasikan
(Kepadatan Relatif : adalah nilai banding dari berat volume kering dilapangan dengan berat volume
kering maksimum dilaboratorium menurut percobaan standar, seperti Percobaan Standar Proctor atau
Modeifikasi Proctor). Dalam spesifikasi hasil akhir ( Banyak digunakan pada proyek-proyek jalan raya
dan pondasi bangunan).
Perlu diingat bahwa memadatkan tanah pada sisi basah optimum (wet side of optimum), umumnya menghasilkan kuat geser tanah hasil pemadatan lebih rendah bila dibandingkan dengan
kadar air pada sisi kering optimum (dry side of optimum), Sifat-sifat tanah yang lain seperti
permeabilitas dan potensi kembang susut juga dipengaruhi oleh kadar air saat pemadatan. Karena itu,
selain persen kepadatan ditentukan, rentang kadar air tanah yang akan dipadatkan sebaiknya juga
ditentukan.
Untuk spesifikasi cara pemadatan, macam dan berat mesin pemadat, jumlah lintasan serta
ketebalan setiap lapisan juga ditentukan. Hal ini banyak dipakai untuk proyek pengerjaan tanah yang
besar seperti bendungan.
Pemadatan tanah merupakan proses untuk mengurangi adanya rongga antar-partikel tanah
sehingga volume tanah menjadi lebih kecil. Pada umumnya proses ini dilakukan oleh alat pemadat
khusus yang berupa roller. Akan tetapi, dengan adanya lalu lintas di atas suatu permukaan maka
secara tidak langsung material dipermukaan tersebut menjadi lebih padat, apalagi jika yang melewati
permukaan tersebut adalah alat berat. Roda crawler pada alat berat memberikan tekanan terhadap
permukaan tanah yang cukup besar, demikian juga roda ban. Dapat ditarik suatu kesimpulan dari
pengalaman yang ada bahwa alat-alat berat yang melewati proyek telah memberikan kontribusi sekitar
75% terhadap kepadatan yang diinginkan.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi proses pemadatan yaitu berikut ini.
1. Gradasi material yang akan dipadatkan
2. Kadar air dari material (moisture content)
3 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
3. Usaha pemadatan (compactive effort)
Pemadatan juga dilakukan dengan memberikan getaran, khususnya pada partikel-partikel yang
kering dan seragam. Sedangkan pada jenis material yang liat dan banyak mengandung air, pemadatan
dilakukan dengan memberikan tekanan diatasnya. Pada kebanyakan tanah yang mengandung partikel
halus dan sedikit lembab, pemadatan dilakukan dengan memberikan tekanan dengan berat yang tetap
(static weight), getaran (vibrating) atau keduanya.
2. JENIS ALAT PEMADATJenis alat berat yang umum dipakai didalam proyek konstruksi terdiri atas tujuh jenis yang
pemakaiannya tergantung dari kebutuhan jenis-jenis tersebut adalah berikut ini.
a. Tamping rollerb. Modified tamping roller
4 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
c. Smooth-wheel rollerd. Pneumatic-tired rollere. Vibrating compactor, termasuk tamping, smooth-wheel dan pneumaticf. Vibrating plate secara manual
g. Compactor manual
Sedangkan energi yang diberikan oleh alat terhadap permukaan tanah adalah dengan metode
sebagai berikut.
a. Kneeding atau peremasan
Tanah diremas oleh gigi pada roda sehingga udara dan air yang terdapat diantara partikel material
dapat dikeluarkan.
b. Static weight atau pemberat
Permukaan tanah ditekan oleh suatu berat tertentu secara perlahan-lahan.
c. Vibration atau getaran
Tanah dibawah alat pemadat diberikan getaran yang berasal dari alat tersebut sehingga partikel
tanah yang kecil dapat masuk diantara partikel-partikel yang lebih besar untuk mengisi rongga yang
ada.
d. Impact atau tumbukan
Proses yang dilakukan dengan metode ini adalah dengan menjatuhkan benda dari suatu ketinggian.
Selain tanah menjadi lebih padat, dengan proses ini partikel tanah yang lebih besar menjadi pecah
sehingga butiran partikel menjadi seragam.
Tabel 1. Alat pemadat yang cocok untuk jenis tanah tertentu
Material Steel Wheel
Pneumatic Vibratory Tamping foot
Grid
Batuan 1 3 1 1 1
Kerikil, bersih atau berlumpur 1 2 1 1 1
Kerikil, berlempung 1 2 2 1 2
Pasir, bersih atau berlumpur 3 3 1 3 2
Pasir, berlempung 3 2 2 1 3
5 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
Lempung, berpasir atau
berlumpur
3 1 2 1 3
Lempung, berat 3 1 2 1 3
Keterangan :
1 = direkomendasikan
2 = dapat dipakai
3 = kurang direkomendasikan
(Sumber : Construction Methods and Management, 1998)
a. Tamping Roller
Yang disebut dengan tamping roller adalah alat pemadat yang berupa sheep’s foot roller. Tamping roller ada yang dapat bergerak sendiri maupun ditarik oleh alat lain dalam melakukan
pekerjaannya. Jenis alat pemadat ini mempunyai roda baja yang permukaannya terdapat gigi-gigi.
Setiap roller atau rodanya mempunyai lebar dan keliling yang bervariasi. Setiap unit alat pemadat ini
terdiri dari satu atau lebih roda. Metode pemadatan yang digunakan oleh alat ini adalah kneading action atau peremasan. Dengan pemadatan metode ini permukaan tanah diharapkan dapat dilalui
tanpa mengalami banyak hambatan. Jika permukaan tanah tidak sesuai dengan apa yang ingin
dicapai, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa roller yang digunakan terlalu berat atau tanah terlalu
lembek untuk dipadatkan dengan metode ini. Tamping roller baik digunakan untuk jenis tanah lempung
berpasir dengan kedalaman efektif pemadatan sekitar 15 sampai 25 cm. Pada penggilas ini, 40% dari
luas keseluruhan tanah yang tertutup roda tertekan. Tekanan kontak pada tanah berkisar diantara 1400
sampai 8400 kPa bergantung pada ukuran roda dan pengisian air pada drum.
6 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
Gambar 1 : Tamping roller
b. Modified tamping roller/ Grid roller
Sering disebut juga sebagai grid roller yang dapat memadatkan sampai 40% area dengan
tekanan roda 1400 sampai 6200 kPa. Dengan memberikan pemberat berupa balok beton, tekanan
yang diberikan alat pada tanah menjadi lebih besar. Jika tanah mengandung batuan, grid roller yang
diberi pemberat dapat membantu alat untuk memecahkan batuan sehingga permukaan tanah relatif
lebih rata.
7 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
Gambar 2 : Grid roller
c. Smooth-wheel Roller
Jenis pemadat tipe ini dibagi berdasarkan tipe dan beratnya. Berat alat pemadat ini ditentukan
dalam ton. Kadang-kadang berat alat ini ditingkatkan dengan cara diberi pemberat dari air atau pasir.
Jika spesifikasi sebuah alat adalah 8 - 14 ton maka berat alat tanpa pemberat adalah 8 ton dan berat
maksimum pemberat adalah 6 ton. Smooth-wheel roller sangat baik digunakan untuk memadatkan
material berbutir seperti pasir, kerikil, dan batuan pecah. Permukaan tanah yang telah dipadatkan
dengan tamping roller akan menjadi lebih licin dan rata jika dipadatkan dengan alat ini. Kedalaman
efektif lapisan yang dipadatkan dengan alat ini sekitar 10 cm sampai 20 cm. Penggilas roda halus
(Smooth wheel, Smooth drum roller) dapat memadatkan tanah 100% di bawah rodanya, dengan
tekanan kontak 380 kPa dan dapat digunakan hampir untuk semua jenis tanah.
8 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
Gambar 3 : Smooth-wheel roller
d. Pneumatic-tired Roller
Umumnya alat ini digunakan untuk pemadatan aspal hotmix. Proses pemadatan alat ini
menggunakan gabungan antara metode kneading action dan static weight. Alat ini ada yang kecil
dengan jumlah as roda tandem dua buah yang terdiri dari empat sampai sembilan roda pada setiap
asnya. Roda belakang dan depan letaknya tidak sejajar, sehingga rongga antar roda dapat tetap
dipadatkan dengan roda belakang. Tekanan pada roda yang sangat besar serta berat dari alat yang
cukup besar membuat alat ini mampu memadatkan tanah sampai ke kedalaman yang lebih besar
daripada alat yang kecil. Alat pemadat yang kecil baik digunakan untuk memadatkan lapisan dengan
kedalaman berkisar antara 10 cm sampai 20 cm, sedangkan alat yang besar dapat mencapai
kedalaman 60 cm. Penggilas pneumatic atau penggilas roda karet dapat menggilas 80 % dari total
area yang tertutup oleh rodanya dan tekanan ban dapat mencapai 700 kPa. Seperti penggilas roda
halus, penggilas roda karet dapat digunakan pada tanah granuler dan kohesif pada timbunan jalan raya
atau pembangunan bendungan.
9 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
Gambar 4: Pneumatic tire roller
3. KONTROL KEPADATAN DILAPANGAN
10 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
Ada dua macam untuk mengontrol kepadatan tanah dilapangan, yaitu dengan pemindahan
tanah dan cara langsung.
Cara dengan pemindahan tanah :
1. Digali lubang pada permukaan tanah timbunan yang dipadatkan
2. Ditentukan kadar airnya
3. Diukur volume dari tanah yang digali. Cara yang biasa dipakai untuk ini adalah metode kerucut
pasir (Sand Cone), dan balon karet (rubber balon). Dalam cara kerucut pasir, pasir kering yang
telah diketahui berat volumenya dituangkan keluar lewat kerucut pengukuran kedlam lubang
permukaan tanah. Volume lubang dapat ditentukan dari berat pasir dialam lubang dan berat
volume keringnya. Dalam cara balon karet, volume ditentukan secara langsung dari
pengembangan balon yang mengisi lubang galian.
4. Dihitung berat volume basah.Karna berat dari tanah yang digali dapat ditentukan dan volumenya
telah diperoleh dari butir. Maka volume basah dapat ditentukan. Dengan kadar air yang telah
ditentuklan dalam labolatorium, berat volume kering dilapangan dapat ditentukan.
5. Bandingkan berat volume kering lapangan dengan berat volume kering maksimumnya, kemudian
kepadatan relatifnya.
11 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
12 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
4. PEMADATAN TANAH ORGANIK
13 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
Adanya material organic didalam tanah cenderung mereduksi kekuatan tanah. Karena itu,tanah –
tanah yang mengandung bahan organic sebaiknya tidak dipakai sebagai bahan timbunan. Kadar
organic (Organik Conten) , OC ,didefinisikan oleh Franklin dkk.(1973) sebagi berikut :
OC = Kehilangan berat oleh pemanasan oven dari 1050
sampai 4000
Berat ker ing tan ah pada suhu 1050
Franklin dkk, melakukan penelitian dilaboratorium untuk meneliti pengaruh kandungan
organic pada karakteristik tanah yang dipadatkan.
5. PEMADATAN DALAM (DEEP COMPACTION)
a. Vibroflotation
Vibroflotation banyak dipakai untuk pemadatan tanah granular (pasir) yang tebal dan
longgar. Proses pemadatan dilakukan melalui vibroflot atau unit pengetar (Vibrating unit), dengan panjang lebih kurang 6 ft diameter 17 in.dan berat 4000 lb.Unit penggetar berupa beban
eksentris didalamnya dan dapat mengembangkan gaya-gaya sentrifugal. Alat ini pentrasi
kedalam tanah dengan kecepatan diantara 1 sampai 2 m/menit melalui semprotan air dan
penggetaran. Pada lokasi tertentu, vibroflot dapat melakukan penetrasi dengan kecepatan 5 – 8
per menit.
Proses Pemadatan Vibroflotation adalah sbb :
1. Vibroflot (Vibrating Unit), diurunkan dengan bantuan semprotan air dibagian bawahnya.
2. Akibat berat sendiri vibriflot ditambah dengan semprotan air yang menyebabkan kondisi
pembuburan (quik condition), tanah , maka tercipta lubang yang dapat dimasuki oleh vibroflot.
3. Tanah granuler (pasir), dimasukkan dari atas lubang (permukaan tanah). Air dari pintu
penyempot bawah dipindahkan ke bagian penyemprot atas vibroflot, Air ini mendorong tanah
urug (pasir), ke bawah lubang.
4. Vibroflot perlahan-lahan ditarik bertahap keatas pada tiap 30 cm dan dilakukan penggetaran
selama lebih kurang 30-60 detik pada tiap penarikan sambil dimasukkan taah uug pasir.
Proses ini memadatkan tanah sehingga membentuk kolom-kolom padat pada tingkat
kepadatan tanah yang diinginan.
Zone tanahyang dapat dipadatkan , bergantung pada macam vibroflotnya. Alat
vibroflotation dapat digunakan dalam tanh kohesif lunak dengan memasukkan kolom tanah
granuler untuk menaikkan kekuatan dan kekakuan tanah.
14 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
b. Pemadatan Dinamik
Pemadatan dinamik adalah suatau cara pemadatan dengan menjatuhkan beban berat
secara berulang-ulangdipermukaan tanah. Berat beban dari 8 samapai 35 ton, dan tinggi jatuh
variasi dari 7,5 sampai 30 m. tingkat kepadatan yang dapat dicapai bergantung kepada beberapa
faktor , seperti :
1. Berat beban (pemukul)
2. Tinggi jatuh beban
3. jarak titik jatuh pemberat
Leonard dkk, (1980) menyarankan persamaan kedalaman tanah yang dapat dipadatkan
(D) oleh pukulan sebagi berikut :
D =
12 √W h H
Chow dkk, (2000) menyarankan hubungan kedalaman lubang dan energi kejut (Impact Energy) pada tingkat energi jenuh. Tingkat enegi jenuh terjadi pada saat tambahan kedalaman
akibat tumbukan berikutnya tidak lebih dari 5% dari tumbukan awal. Jumlah tumbukan aeal yang
dibutuhkan untuk mencapai tingkat energi jenuh ini kira-kira 10-15 pukulan. Persamaan yang
disarankan oleh Chow dkk, (2000) adalah sebagai berikut :
De =
EB31 ,2 + 0 ,39 B
− 0 ,125 atau D =
EB5 + 0 ,075 EB
Dengan :
De = Kedalaman lubng (m)
EB = Eenrgi kejut per pukulan (t.m)
D = Untuk kedalaman tanah yang dipadatkan
6. PERUBAHAN VOLUME AKIBAT PENGEMBANGAN TANAH
6.1 Kembang Susut Tanah Lempung
15 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
Dengan:
D = Kedalaman yanag dapat dipadatkan (m)
Wh = Berat pemukul (ton)
H = Tinggi jatuh (m)
Tanah-tanah yang banyak mengandung lempung mengalami perubahan volume ketika
kadar air berubah. Pengurangan kadar air menyebabkan menyebabkan lempung menyusut, dan
sebliknya bila kadar air bertambah lempung mengembang. Drajat pengembangannya
bergantung pada beberapa faktor, seperti : tipe dan jumlah mineral lempung yang ada didalam
tanah, luas spesifik lempung , susunan tanah, konsentrasi garam dalam air pori, valensi kation,
sementasi, adanyan bahan-bahan organic dan sebagainya.
Pengembangan lempung adalh hasil dari bertambahnya tebal lapisan ion diffuse ketika
ada air. Ion-ion monovalent exchangeable sodium akan menyebabkan pengembangan yang
lebih besar dari pada ion-ion kalsium divalent.
Pengaruh susut pada tanah-tanah berbutir halus menjadi masalah penting dalam
masalah teknis. Retak akibat susut dapat muncul secara local,jika tekanan kapiler melampaui
kohesi atau kuat tarik tanah. Retak-retak ini, bagian dari makrostruktur lempung dan merupakan
zone lemah yang secara signifikan mereduksi kekuatan massa tanah secara keseluruhan,
sehingga dapat mempengaruhi stabilitas lereng lempung dan kapasitas dukung pondasi.
Pada umumnya pembangunan gedung dilaksanakan pada musim panas. Bangunan
yang menutup tanah mencegah penguapan sehingga tanah dibawah bangunan bartambah
kadar airnya oleh akibat kapiler yang menyababkan tanah lempung mengembang. Jika tekanan
yang ditahan oleh bangunan kurang dari tekanan pengembangan (swelling pressure), maka
permukaan tanah akan naik dan akibatnya bangunan yang ada diatasnya rusak.
Besar dan nilai tekanan pengembangan bergantung pada banyaknya mineral lempung
didalam tanah. Tanah dengan susunan random cenderung lebih mudah mengembang dari pada
tanah dengan susunan teratur. Kation-kation monovalent dalam lempung contohnya sodium montmorillonite akan mengembang lebih besar dari pada lempung divalent contohnya, kalsium montmorillonite.
6.2 Uji Pengembangan
Cara untuk menggambarkan sifat tanah ekspansif adalah poensi pengembangan (Swell
potential) yang umumnya diuji dengan pengembangan. Uji pengembangan umumnya dilakukan
16 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
pada cicin besi berbentuk selinder. Snethen (1984) menyarankan definisi potensi
pengembangan sebagai berikut :
Potensi pengembangan adalah keseimbangan perubahan volume vertical dengan
menggunakan alat tipe konsolidometer, dinyatakan dalam persen dari tinggi awal pada contoh
tak terganggu (undisturbed), dengan kadar air dan lepadatan dialam pada kedudukan jenuh di
bawah beban yang di ekivalen dengan tekanan overburden di tempat.
7. SUMBER - SUMBER
Kami Selaku penyusun berterima kasih kepada pihak – pihak terkait yang telah membantu kami
dalam menyusun dan mengumpulkan data – data yang di perlukan adapun sumber yang kami dapat
dari :
17 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r
1. Media Elektronik yaitu blog dan kumpulan makalah di internet
2. Media cetak yaitu sumber buku yang kami dapatkan
Demikian yang bisa kami sampaikan, bila ada salah dalam menyusun kliping ini dan masih
banyak kekurangannya kami mengucapkan mohon maaf, akhiru kata wasalam.
Hormat kami
penyusun
18 | T u g a s 1 _ S e m e s t e r 2 U n i v e r s i t a s M p u T a n t u l a r