36
Geopolitik di Indonesia Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel . Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. Geopolitik berasal dari kata geo dan politik . [1] Geo berarti bumi dan politik berasal dari bahasaYunani politeia. [1] Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia artinya urusan. [1] Geopolitik biasa juga di sebut dengan wawasan nusantara . [1] Daftar isi [sembunyikan ] 1 Latar Belakang, Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara o 1.1 Latar Belakang Wawasan Nusantara o 1.2 Kedudukan Wawasan Nusantara o 1.3 Fungsi Wawasan Nusantara o 1.4 Tujuan Wawasan Nusantara 2 Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara 3 Bentuk Wawasan Nusantara 4 Pemikir Geopolitik (Wawasan Nusantara) 5 Wadah Wawasan Nusantara o 5.1 Batas Ruang Lingkup o 5.2 Tata susunan pokok o 5.3 Tata susunan pelengkap 6 Implementasi Wawasan Nusantara o 6.1 Implementasi dalam Kehidupan Politik o 6.2 Implementasi dalam Kehidupan Ekonomi o 6.3 Implementasi dalam Kehidupan Sosial o 6.4 Implementasi dalam Kehidupan Pertahanan dan Keamanan 7 Referensi 8 Lihat Pula 9 Pranala Luar [sunting ]Latar Belakang, Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara Pandangan geopolitik Indonesia berlandaskan pada pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. [2] Wawasan nusantara mempunyai latar belakang, kedudukan, fungsi, dan tujuan filosofis sebagai dasar pengembangan wawasan nasional Indonesia. [2] [sunting ]Latar Belakang Wawasan Nusantara Falsafah Pancasila

Geopolitik Di Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

geopolitik

Citation preview

Page 1: Geopolitik Di Indonesia

Geopolitik di IndonesiaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar WikipediaMerapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Geopolitik berasal dari kata geo dan politik.[1] Geo berarti bumi dan politik berasal dari bahasaYunani politeia.[1] Poli artinya kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia artinya urusan.[1]Geopolitik biasa juga di sebut dengan wawasan nusantara.[1]

Daftar isi

 [sembunyikan]

1 Latar Belakang, Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantarao 1.1 Latar Belakang Wawasan Nusantarao 1.2 Kedudukan Wawasan Nusantarao 1.3 Fungsi Wawasan Nusantarao 1.4 Tujuan Wawasan Nusantara

2 Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara3 Bentuk Wawasan Nusantara4 Pemikir Geopolitik (Wawasan Nusantara)5 Wadah Wawasan Nusantarao 5.1 Batas Ruang Lingkupo 5.2 Tata susunan pokoko 5.3 Tata susunan pelengkap

6 Implementasi Wawasan Nusantarao 6.1 Implementasi dalam Kehidupan Politiko 6.2 Implementasi dalam Kehidupan Ekonomio 6.3 Implementasi dalam Kehidupan Sosialo 6.4 Implementasi dalam Kehidupan Pertahanan dan

Keamanan7 Referensi8 Lihat Pula9 Pranala Luar

[sunting]Latar Belakang, Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Wawasan Nusantara

Pandangan geopolitik Indonesia berlandaskan pada pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia.[2] Wawasan nusantara mempunyai latar belakang, kedudukan, fungsi, dan tujuan filosofissebagai dasar pengembangan wawasan nasional Indonesia.[2]

[sunting]Latar Belakang Wawasan Nusantara

Falsafah Pancasila

Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut adalah:[2]

1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadahsesuai dengan agama masing- masing.[2]

2. Mengutamakan kepentingan masyarakat daripada individu dan golongan.[2]

3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.[2]

Page 2: Geopolitik Di Indonesia

Aspek Kewilayahan Nusantara

Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.[2]

Aspek Sosial Budaya

Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing - masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar.[2]

Aspek Kesejarahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan wawasan nasional Indonesia yang diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia.[2] Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri.[2] Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.[2]

[sunting]Kedudukan Wawasan Nusantara

1. Wawasan nusantara sebagai ajaran yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat dalam mencapai dan mewujudkan tujuan nasional.[3]

2. Wawasan nusantara dalam paradigma nasional memliki spesifikasi:[3]

Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idiil.

Undang - Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara, berkedudukan sebagai landasan idiil.

Wawasan nasional sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional. Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional, berkedudukan sebagai landasan konsepsional. GBHN  sebagai politik dan strategi nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.[sunting]Fungsi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.[3]

[sunting]Tujuan Wawasan Nusantara

Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:[4] :

Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahIndonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dankeadilan sosial".[4]

Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah maupunsosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.[4]

[sunting]Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara

Kedudukan (status) wawasan nusantara adalah posisi, cara pandang, dan perilaku bangsa Indonesia mengenai dirinya yang kaya akan berbagai suku bangsa, agama, bahasa, dan kondisi lingkungan geografis yang berwujud negara kepulauan, berdasarkan pancasila dan UUD 1945.[5] Secara hierarki, posisi atau status wawasan nusantara menempati urutan ketiga setelah UUD 1945.[5] Urutan sistem kehidupan nasional Indonesia adalah:[5]

1. Pancasila sebagai filsafat, ideologi bangsa, dan dasar negara.[5]

2. UUD 1945 sebagai konstitusi negara.[5]

Page 3: Geopolitik Di Indonesia

3. Wawasan nusantara sebagai geopolitik Indonesia.[5]

4. Ketahanan nasional sebagai geostrategi bangsa dan negara Indonesia.[5]

5. Politik  dan strategi nasional sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pembangunan nasional.[5]

[sunting]Bentuk Wawasan Nusantara

Gambaran dari isi Deklarasi Djuanda

Wawasan nusantara sebagai landasan konsepsi ketahanan nasional

Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional berarti bahwa wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan.[5]

Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan

Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai arti cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri serta lingkungannya selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mencakup:[5]

1. Perwujudan kepuluan nusantara sebagai satu kesatuan politik.[5]

2. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi.[5]

3. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan ekonomi.[5]

4. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan politik.[5]

5. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan.[5]

Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara

Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara mempunyai arti pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.[5]

Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan

Wilayah nasional perlu ditentukan batasannya, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.[5]Batasan dan tantangan negara Republik Indonesia adalah:[5]

Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara Republik Indonesia dari beberapa pendapat para pejuang nasional.[5] Dr. Soepomo menyatakan Indonesia meliputi batasHindia Belanda, Muh. Yamin menyatakan Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Sunda Kecil,Borneo, Selebes, Maluku - Ambon, Semenanjung Melayu, Timor, Papua, Ir. Soekarno menyatakan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.[5]

Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar laut sepanjang 3 mil laut dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau / darat.[5] Ketentuan ini membuat Indonesia bukan sebagai negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut terdapat laut bebas yang berada di luar wilayah yurisdiksi nasional.[5]

Page 4: Geopolitik Di Indonesia

Deklarasi Juanda , 13 Desember 1957 merupakan pengumuman pemerintah RI tentang wilayah perairan negara RI, yang isinya:[5]

1. Cara penarikan batas laut wilayah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut (low water line), tetapi pada sistem penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur dari garis yang menghubungkan titik - titik ujung yang terluar dari pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.[5]

2. Penentuan wilayah lebar laut dari 3 mil laut menjadi 12 mil laut.[5]

3. Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)  sebagai rezim Hukum Internasional, di mana batasan nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal wilayah laut Indonesia.[5] Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal, Indonesia menjadi utuh dan tidak terpecah lagi.[5]

[sunting]Pemikir Geopolitik (Wawasan Nusantara)

Friederich Ratzel  (1844 - 1904) dengan Teori Ruang.[1] Ia menyatakan "bangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan sumber daya manusia yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang primitif".[1] Pendapat ini dipertegas oleh Rudolf Kjellen (1864 - 1922) dengan Teori Kekuatan yang mengatakan bahwa "negara adalah kesatuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektualitas.[1]

Karl Haushofer  (1869 - 1946) dengan Teori Pan Region, berpendapat bahwa pada hakikatnya dunia dapat dibagi dalam empat kawasan benua (pan region) dan dipimpin oleh negara unggul.[1] Isi teoripan regional adalah:[1]

1. Lebensraum (ruang hidup) yang cukup.[1]

2. Autarki (swasembada).[1]

3. Dunia dibagi empat Pan Region, yaitu Pan Amerika, Pan Asia Timur, pan Rusia India, dan PanEropa Afrika.[1]

Sir Halford Mackinder  (1861 - 1947) dengan Teori Daerah Jantung (Heartland).[1]

Teorinya berbunyi "siapa pun yang menguasai Heartland maka ia akan menguasai World Island".[1]Heartland (Jantung Bumi) merupakan sebutan bagi kawasan Asia Tengah, sedangkan World Islandmengacu pada kawasan Timur Tengah.[1] Kedua kawasan ini merupakan kawasan vital minyak bumidan gas dunia.[1]

Sir Walter Raleigh  (1554 - 1618) dan Alfred T. Mahan (1840 - 1914) dengan Teori Kekuatan Maritim.[1] Isi teorinya adalah:[1]

1. Sir Walter Raleigh mengatakan "siapa yang menguasai laut akan menguasai perdagangandunia dan akhirnya akan menguasai dunia".[1]

2. Alfred T. Mahan mengatakan "laut untuk kehidupan, sumber daya alam banyak terdapat di laut.[1] Oleh karena itu, harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya".[1]

Giulio Douhet  (1869 - 1930) dan William Mitchel (1879 - 1936) dengan Teori Kekuatan di Udaramengatakan, "kekuatan udara mampu beroperasi hingga garis belakang lawan serta kemenangan akhir ditentukan oleh kekuatan udara".[1].

Nicholas J. Spykman (1869 - 1943) dengan Teori Daerah Batas(Rimland Theory). Dalam teorinya tersirat:[1]

1. Dunia terbagi empat, yaitu daerah jantung (Heartland), bulan sabit dalam (rimland), bulan sabit luar, dan dunia baru (benua Amerika).[1]

2. Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, dan udara untuk menguasai dunia.[1]

3. Daerah bulan sabit dalam (Rimland) akan lebih besar pengaruhnya dalam percaturan politik dunia daripada daerah jantung.[1]

4. Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat.[1]

5. Bangsa Indonesia.[1]

Para Pemikir Geopolitik

Page 5: Geopolitik Di Indonesia

Karl Haushofer

 

Sir Halford Mackinder

 

Sir Walter Raleigh

 

Giulio Douhet

[sunting]Wadah Wawasan Nusantara

[sunting]Batas Ruang Lingkup

Wawasan nusantara mempunyai bentuk sebagai:[6]

Page 6: Geopolitik Di Indonesia

Nusantara

Batas - batas negara ditentukan oleh lautan yang di dalamnya pulau - pulau serta gugusan pulau yang saling berhubungan, tidak dipisahkan oleh air, baik yang berupa laut, maupun selat.[6]

Manunggal - utuh menyeluruh, meliputi:[6]

1. Wilayah Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau besar maupun kecil dan dipisahkan serta dihubungkan oleh lautan, pulau, dan selat yang harus dijaga serta diusahakan tetap menjadi satu kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya.[6]

2. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa, berbicara dalam berbagai macambahasa daerah, dan agama.[6] Oleh karena itu, harus diusahakan terwujudnya satu kesatuan bangsa yang bulat.[6]

[sunting]Tata susunan pokok

Sumber pokok wawasan nusantara adalah UUD 1945, yang menyangkut:[6]

Bentuk dan kedaulatan Bab I Pasal (1)

1. Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk republik.:/[6]

2. Kedaulatan ada di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut UUD.[6]

Kekuasaan  pemerintah negara, Bab III Pasal (4) dan (5), Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD 1945.[6]

Sistem pemerintahan dalam UUD 1945:[6]

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka.[6]

2. Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi dan tidak berdasarkan absolutisme.[6]

[sunting]Tata susunan pelengkap

Aparatur negara

Aparatur negara harus mampu mendorong, mengerakkan, serta mengarahkan usaha pembangunan ke sasaran yang telah ditetapkan, untuk kepentingan rakyat banyak.[6]

Kesadaran politik masyarakat dan kesadaran bernegara

Dalam pemantapan stabilitas nasional diperlukan kesadaran politik seluruh masyarakat, setiap orang, organisasi, juga seluruh komponen pemerintahan.[6]

Pers

Pers yang bebas bertanggung jawab, jujur, dan efektif dengan tulisan - tulisan yang memberikan penjelasan yang jujur, dedikatif, dan bertanggung jawab.[6]

[sunting]Implementasi Wawasan Nusantara

Imlementasi wawasan nusantara bertujuan untuk menerapkan wawasan nusantara dalam kehidupan sehari-hari yang mencakup bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, serta pertahanan nasional.[7]

[sunting]Implementasi dalam Kehidupan Politik

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan nusantara, yaitu:[7]

1. Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang - undang, seperti UU Partai Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan Presiden.[7] Pelaksanaan undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan mementingkan persatuan bangsa.[7] Contohnya seperti dalam pemilihan presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan prinsip demokratis dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa.[7]

Page 7: Geopolitik Di Indonesia

2. Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus sesuai denga hukum yang berlaku.[7] Seluruh bangsa Indonesia harus mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturan daerah (perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara nasional.[7]

3. Mengembagkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk mempersatukan berbagai suku, agama, dan bahasa yamg berbeda, sehingga menumbuhkan sikap toleransi.[7]

4. Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga pemerintahan untuk menigkatkan semangat kebangsaan dan kesatuan.[7]

5. Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan memperkuat korps diplomatikebagai upaya penjagaan wilayah Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.[7]

[sunting]Implementasi dalam Kehidupan Ekonomi

1. Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti posisi khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar, hasil tambang dan minyak yang besar, serta memeliki penduduk dalam jumlah cukup besar.[7] Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan ekonomi harus berorientasi pada sektor pemerintahan, pertanian, danperindustrian.[7]

2. Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan keseimbangan antardaerah.[7] Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilanekonomi.[7]

3. Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti dengan memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha kecil.[7]

[sunting]Implementasi dalam Kehidupan Sosial

Tari pendet dari Bali merupakan budaya Indonesia yang harus dilestarikan sebagai implementasi dalam kehidupan sosial.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sosial, yaitu :[7]

1. Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah.[7]Contohnya dengan pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.[7]

2. Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional maupun daerah.[7] Contohnya dengan pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.[7]

[sunting]Implementasi dalam Kehidupan Pertahanan dan Keamanan

Page 8: Geopolitik Di Indonesia

Membagun TNI Profesional merupakan implementasi dalam kehidupan pertahanan keamanan.l

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan pertahanan dan keamanan, yaitu :[7]

1. Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan disiplin, melaporkan hal-hal yang menganggu keamanan kepada aparat dan belajarkemiliteran.[7]

2. Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau juga menjadi ancaman bagi daerah lain.[7] Rasa persatuan ini dapat diciptakan dengan membangun solidaritas dan hubungan erat antara warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.[7]

3. Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah Indonesia, terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.[7]

[sunting]Referensi

1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab Suradinata,Ermaya. (2005). Hukum Dasar Geopolitik dan Geostrategi dalam Kerangka Keutuhan NKRI.. Jakarta: Suara Bebas. Hal 12-14.

2. ^ a b c d e f g h i j k Sunardi, R.M. (2004). Pembinaan Ketahanan Bangsa dalam Rangka Memperkokoh Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta:Kuaternita Adidarma. ISBN 979-98241-0-9,9789799824103.Hal 179-180.

3. ^ a b c Srijanti.,Rahman A.,K.S,Purwanto. (2006). Etika Berwarga Negara. Jakarta: Salemba Empat. Hal 137-139.

4. ^ a b c Hidayat, I. Mardiyono, Hidayat I.(1983). Geopolitik, Teori dan Strategi Politik dalam Hubungannya dengan Manusia, Ruang dan Sumber Daya Alam. Surabaya:Usaha Nasional.Hal 85-86.

5. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa Alfandi, Widoyo. (2002). Reformasi Indonesia: Bahasan dari Sudut Pandang Geografi Politik dan Geopolitik. Yogyakarta:Gadjah Mada University. ISBN 979-420-516-8, 9789794205167.

6. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Harsawaskita, A.(2007). Great Power Politics di Asia Tengah Suatu Pandangan Geopolitik, dalam Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional. Bandung:Graha Ilmu. Hal 17-19.

7. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y Sumarsono, S, et.al. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal 12-17.

[sunting] Indonesia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Untuk kegunaan lain dari Indonesia, lihat Indonesia (disambiguasi).

Untuk kegunaan lain dari Indonesia, lihat Id (disambiguasi).

"RI" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari RI, lihat RI (disambiguasi).

Republik Indonesia

Page 9: Geopolitik Di Indonesia

Bendera Lambang

Motto: Bhinneka Tunggal Ika(Bahasa Jawa Kuno: "Berbeda-beda tetapi tetap Satu")

Ideologi nasional: Pancasila

Lagu kebangsaan: 

Indonesia Raya

Ibu kota(dan kota terbesar)

Jakarta

6°10.5′S 106°49.7′E

Bahasa resmi Bahasa Indonesia

Pemerintahan Republik presidensial

 -  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Page 10: Geopolitik Di Indonesia

 -  Wakil Presiden Boediono

 -  Ketua MPR Taufiq Kiemas

 -  Ketua DPR Marzuki Alie

 -  Ketua DPD Irman Gusman

Kemerdekaan dari Belanda 

 -  Diproklamasikan 17 Agustus 1945 

 -  Diakui (sebagai RIS) 27 Desember 1949 

 -  Kembali ke RI 17 Agustus 1950 

Luas

 -  Total 1,904,569 km2 (15)

 -  Air (%) 4,85%

Penduduk

 -  Perkiraan 19 Juni 2009

230.472.833[1] (4)

 -  Sensus 2010 237.556.363[2] 

 -  Kepadatan 124/km2 (84)

PDB (KKB) Perkiraan 2009

 -  Total Rp. 8,576 triliun(AS$ 909 miliar)[3] 

 -  Per kapita Rp. 37,538 juta(AS$ 3,979)[3] 

PDB (nominal) Perkiraan 2009

 -  Total Rp. 4,821 triliun(AS$ 511 miliar)[3] 

 -  Per kapita Rp. 21.113 juta(AS$ 2,238)[3] 

IPM (2006) ▲0.734[4] (menengah) (111)

Page 11: Geopolitik Di Indonesia

Mata uang Rupiah (Rp) (IDR)

Zona waktu WIB (+7), WITA (+8), WIT(+9)

Lajur kemudi Kiri

Ranah Internet .id

Kode telepon +62

lihat • bicara • sunting

Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesiaadalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi gariskhatulistiwa dan berada di antara benua Asia danAustralia serta antara Samudra Pasifik danSamudra Hindia. Indonesia adalah negarakepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau, oleh karena itu ia disebut juga sebagaiNusantara (Kepulauan Antara).[5] Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006,[6] Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslimterbesar di dunia, meskipun secara resmi bukanlahnegara Islam. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat,Dewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan denganTimor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobardi India.

Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembangmenjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu danBuddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.

Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang berbeda.Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan. Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda tetapi tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.

Daftar isi

 [sembunyikan]

1 Etimologi2 Sejarah3 Politik dan pemerintahan4 Pembagian administratif5 Geografio 5.1 Sumber daya alam

6 Pendidikan

Page 12: Geopolitik Di Indonesia

7 Ekonomi8 Peringkat internasional9 Demografi10 Kebudayaano 10.1 Pertunjukano 10.2 Busanao 10.3 Arsitekturo 10.4 Olahragao 10.5 Seni musiko 10.6 Bogao 10.7 Perfilmano 10.8 Kesusastraan

11 Lingkungan hidup12 Lihat Pula13 Rujukan14 Pranala luar

[sunting]Etimologi

Lihat pula: Sejarah nama Indonesia

Kata "Indonesia" berasal dari kata dalam bahasa Latin yaitu Indus yang berarti "Hindia" dan kata dalam bahasa Yunani nesos yang berarti "pulau".[7] Jadi, kata Indonesia berarti wilayah Hindia kepulauan, atau kepulauan yang berada di Hindia, yang menunjukkan bahwa nama ini terbentuk jauh sebelum Indonesia menjadi negara berdaulat.[8] Pada tahun 1850, George Earl, seorang etnologberkebangsaan Inggris, awalnya mengusulkan istilah Indunesia dan Malayunesia untuk penduduk "Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu".[9] Murid dari Earl, James Richardson Logan, menggunakan kata Indonesia sebagai sinonim dari Kepulauan India.[10] Namun, penulisan akademik Belanda di media Hindia Belanda tidak menggunakan kata Indonesia, tetapi istilah Kepulauan Melayu(Maleische Archipel); Hindia Timur Belanda (Nederlandsch Oost Indië), atau Hindia (Indië); Timur (de Oost); dan bahkan Insulinde (istilah ini diperkenalkan tahun 1860 dalam novel Max Havelaar (1859), ditulis oleh Multatuli, mengenai kritik terhadap kolonialisme Belanda).[5]

Sejak tahun 1900, nama Indonesia menjadi lebih umum pada lingkungan akademik di luar Belanda, dan golongan nasionalis Indonesia menggunakannya untuk ekspresi politik.[5] Adolf Bastian dariUniversitas Berlin memasyarakatkan nama ini melalui buku Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipels, 1884–1894. Pelajar Indonesia pertama yang menggunakannya ialah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), yaitu ketika ia mendirikan kantor berita di Belanda yang bernamaIndonesisch Pers Bureau di tahun 1913.[8]

[sunting]Sejarah

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Indonesia

Lihat pula: Sejarah Nusantara

Peninggalan fosil-fosil Homo erectus, yang oleh antropolog juga dijuluki "Manusia Jawa", menimbulkan dugaan bahwa kepulauan Indonesia telah mulai berpenghuni pada antara dua juta sampai 500.000 tahun yang lalu.[11] Bangsa Austronesia, yang membentuk mayoritas penduduk pada saat ini, bermigrasi ke Asia Tenggara dari Taiwan. Mereka tiba di sekitar 2000 SM, dan menyebabkan bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan.[12] Kondisi tempat yang ideal bagi pertanian, dan penguasaan atas cara bercocok tanam padi setidaknya sejak abad ke-8 SM,[13] menyebabkan banyak perkampungan, kota, dan kerajaan-kerajaan kecil tumbuh berkembang dengan baik pada abad pertama masehi. Selain itu, Indonesia yang terletak di jalur perdagangan laut internasional dan antar pulau, telah menjadi jalur pelayaran antara India dan Cina selama beberapa abad.[14] Sejarah Indonesia selanjutnya mengalami banyak sekali pengaruh dari kegiatan perdagangan tersebut.[15]

Page 13: Geopolitik Di Indonesia

Sejak abad ke-1 kapal dagang Indonesia telah berlayar jauh, bahkan sampai ke Afrika. Sebuah bagian dari relief kapal di candiBorobudur, k. 800 M.

Di bawah pengaruh agama Hindu dan Buddha, beberapa kerajaan terbentuk di pulau Kalimantan, Sumatra, dan Jawasejak abad ke-4 hingga abad ke-14. Kutai, merupakan kerajaan tertua di Nusantara yang berdiri pada abad ke-4 di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Di wilayah barat pulau Jawa, pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M berdiri kerajaan Tarumanegara. Pemerintahan Tarumanagara dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda dari tahun 669 M sampai 1579 M. Pada abad ke-7 muncul kerajaan Malayu yang berpusat di Jambi, Sumatera. Sriwijaya mengalahkan Malayu dan muncul sebagai kerajaan maritim yang paling perkasa di Nusantara. Wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Jawa, semenanjung Melayu, sekaligus mengontrol perdagangan di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Cina Selatan.[16] Di bawah pengaruh Sriwijaya, antara abad ke-8 dan ke-10 wangsa Syailendradan Sanjaya berhasil mengembangkan kerajaan-kerajaan berbasis agrikultur di Jawa, dengan peninggalan bersejarahnya seperti candi Borobudur dan candi Prambanan. Di akhir abad ke-13,Majapahit berdiri di bagian timur pulau Jawa. Di bawah pimpinan mahapatih Gajah Mada, kekuasaannya meluas sampai hampir meliputi wilayah Indonesia kini; dan sering disebut "Zaman Keemasan" dalam sejarah Indonesia.[17]

Kedatangan pedagang-pedagang Arab dan Persia melalui Gujarat, India, kemudian membawa agamaIslam. Selain itu pelaut-pelaut Tiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho (Zheng He) yang beragama Islam, juga pernah menyinggahi wilayah ini pada awal abad ke-15.[18] Para pedagang-pedagang ini juga menyebarkan agama Islam di beberapa wilayah Nusantara. Samudera Pasai yang berdiri pada tahun 1267, merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Ketika orang-orang Eropa datang pada awal abad ke-16, mereka menemukan beberapa kerajaan yang dengan mudah dapat mereka kuasai demi mendominasi perdagangan rempah-rempah. Portugis pertama kali mendarat di dua pelabuhan Kerajaan Sunda yaitu Banten dan Sunda Kelapa, tapi dapat diusir dan bergerak ke arah timur dan menguasai Maluku. Pada abad ke-17, Belanda muncul sebagai yang terkuat di antara negara-negara Eropa lainnya, mengalahkan Britania Raya dan Portugal (kecuali untuk koloni mereka, Timor Portugis). Pada masa itulah agama Kristen masuk ke Indonesia sebagai salah satu misi imperialisme lama yang dikenal sebagai 3G, yaitu Gold, Glory, and Gospel.[19]Belanda menguasai Indonesia sebagai koloni hingga Perang Dunia II, awalnya melalui VOC, dan kemudian langsung oleh pemerintah Belanda sejak awal abad ke-19.

Johannes van den Bosch, pencetusCultuurstelsel.

Di bawah sistem Cultuurstelsel (Sistem Penanaman) pada abad ke-19, perkebunan besar dan penanaman paksa dilaksanakan di Jawa, akhirnya menghasilkan keuntungan bagi Belanda yang tidak dapat dihasilkan VOC. Pada masa pemerintahan kolonial yang lebih bebas setelah 1870, sistem ini

Page 14: Geopolitik Di Indonesia

dihapus. Setelah 1901 pihak Belanda memperkenalkan Kebijakan Beretika,[20] yang termasuk reformasi politik yang terbatas dan investasi yang lebih besar di Hindia-Belanda.

Pada masa Perang Dunia II, sewaktu Belanda dijajah oleh Jerman, Jepangmenguasai Indonesia. Setelah mendapatkan Indonesia pada tahun 1942, Jepang melihat bahwa para pejuang Indonesia merupakan rekan perdagangan yang kooperatif dan bersedia mengerahkan prajurit bila diperlukan. Soekarno, Mohammad Hatta, KH. Mas Mansur, dan Ki Hajar Dewantara diberikan penghargaan oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943.

Soekarno, presiden pertama Indonesia.

Pada Maret 1945 Jepang membentuk sebuah komite untuk kemerdekaan Indonesia. Setelah perang Pasifik berakhir pada tahun 1945, di bawah tekanan organisasi pemuda, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah kemerdekaan, tiga pendiri bangsa yakni Soekarno,Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir masing-masing menjabat sebagai presiden, wakil presiden, dan perdana menteri. Dalam usaha untuk menguasai kembali Indonesia, Belanda mengirimkan pasukan mereka.

Usaha-usaha berdarah untuk meredam pergerakan kemerdekaan ini kemudian dikenal oleh orang Belanda sebagai 'aksi kepolisian' (Politionele Actie), atau dikenal oleh orang Indonesia sebagai Agresi Militer.[21] Belanda akhirnya menerima hak Indonesia untuk merdeka pada 27 Desember 1949 sebagai negara federal yang disebutRepublik Indonesia Serikat setelah mendapat tekanan yang kuat dari kalangan internasional, terutama Amerika Serikat. Mosi Integral Natsir pada tanggal 17 Agustus 1950, menyerukan kembalinya negara kesatuan Republik Indonesia dan membubarkan Republik Indonesia Serikat. Soekarno kembali menjadi presiden dengan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden dan Mohammad Natsir sebagai perdana menteri.

Pada tahun 1950-an dan 1960-an, pemerintahan Soekarno mulai mengikuti sekaligus merintis gerakan non-blok pada awalnya, kemudian menjadi lebih dekat dengan blok sosialis, misalnya Republik Rakyat Cina dan Yugoslavia. Tahun 1960-an menjadi saksi terjadinya konfrontasi militer terhadap negara tetangga, Malaysia ("Konfrontasi"),[22] dan ketidakpuasan terhadap kesulitan ekonomi yang semakin besar. Selanjutnya pada tahun 1965 meletus kejadian G30S yang menyebabkan kematian 6 orang jenderal dan sejumlah perwira menengah lainnya. Muncul kekuatan baru yang menyebut dirinyaOrde Baru yang segera menuduh Partai Komunis Indonesia sebagai otak di belakang kejadian ini dan bermaksud menggulingkan pemerintahan yang sah serta mengganti ideologi nasional menjadi berdasarkan paham sosialis-komunis. Tuduhan ini sekaligus dijadikan alasan untuk menggantikan pemerintahan lama di bawah Presiden Soekarno.

Page 15: Geopolitik Di Indonesia

Hatta, Sukarno, dan Sjahrir, tiga pendiri Indonesia.

Jenderal Soeharto menjadi presiden pada tahun 1967 dengan alasan untuk mengamankan negara dari ancaman komunisme. Sementara itu kondisi fisik Soekarno sendiri semakin melemah. Setelah Soeharto berkuasa, ratusan ribu warga Indonesia yang dicurigai terlibat pihak komunis dibunuh, sementara masih banyak lagi warga Indonesia yang sedang berada di luar negeri, tidak berani kembali ke tanah air, dan akhirnya dicabut kewarganegaraannya. Tiga puluh dua tahun masa kekuasaan Soeharto dinamakan Orde Baru, sementara masa pemerintahan Soekarno disebut Orde Lama.

Soeharto menerapkan ekonomi neoliberal dan berhasil mendatangkan investasi luar negeri yang besar untuk masuk ke Indonesia dan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar, meski tidak merata. Pada awalrezim Orde Baru kebijakan ekomomi Indonesia disusun oleh sekelompok ekonom lulusan Departemen Ekonomi Universitas California, Berkeley, yang dipanggil "Mafia Berkeley".[23] Namun, Soeharto menambah kekayaannya dan keluarganya melalui praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang meluas dan dia akhirnya dipaksa turun dari jabatannya setelah aksi demonstrasi besar-besaran dan kondisi ekonomi negara yang memburuk pada tahun 1998.

Dari 1998 hingga 2001, Indonesia mempunyai tiga presiden: Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie,Abdurrahman Wahid dan Megawati Sukarnoputri. Pada tahun 2004 pemilu satu hari terbesar di dunia[24] diadakan dan dimenangkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono.

Indonesia kini sedang mengalami masalah-masalah ekonomi, politik dan pertikaian bernuansa agama di dalam negeri, dan beberapa daerah berusaha untuk mendapatkan kemerdekaan, terutama Papua.Timor Timur akhirnya resmi memisahkan diri pada tahun 1999 setelah 24 tahun bersatu dengan Indonesia dan 3 tahun di bawah administrasi PBB menjadi negara Timor Leste.

Pada Desember 2004 dan Maret 2005, Aceh dan Nias dilanda dua gempa bumi besar yang totalnya menewaskan ratusan ribu jiwa. (Lihat Gempa bumi Samudra Hindia 2004 dan Gempa bumi Sumatra Maret 2005.) Kejadian ini disusul oleh gempa bumi di Yogyakarta dan tsunami yang menghantamPantai Pangandaran dan sekitarnya, serta banjir lumpur di Sidoarjo pada 2006 yang tidak kunjung terpecahkan.

[sunting]Politik dan pemerintahan

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Politik Indonesia

Gedung MPR-DPR

Page 16: Geopolitik Di Indonesia

Istana Negara, bagian dari Istana Kepresidenan Jakarta.

Indonesia menjalankan pemerintahan republik presidensial  multipartai yang demokratis. Seperti juga di negara-negara demokrasi lainnya, sistem politik di Indonesia didasarkan pada Trias Politikayaitu kekuasaanlegislatif, eksekutif danyudikatif. Kekuasaan legislatif dipegang oleh sebuah lembaga bernama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

MPR pernah menjadi lembaga tertinggi negara unikameral, namun setelah amandemen ke-4 MPR bukanlah lembaga tertinggi lagi, dan komposisi keanggotaannya juga berubah. MPR setelah amandemen UUD 1945, yaitu sejak 2004 menjelma menjadi lembaga bikameral yang terdiri dari 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang merupakan wakil rakyat melalui Partai Politik, ditambah dengan 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang merupakan wakil provinsi dari jalur independen.[25] Anggota DPR dan DPD dipilih melalui pemilu dan dilantik untuk masa jabatan lima tahun. Sebelumnya, anggota MPR adalah seluruh anggota DPR ditambah utusan golongan danTNI/Polri. MPR saat ini diketuai oleh Taufiq Kiemas. DPR saat ini diketuai oleh Marzuki Alie, sedangkan DPD saat ini diketuai oleh Irman Gusman.

Lembaga eksekutif berpusat pada presiden, wakil presiden, dan kabinet. Kabinet di Indonesia adalahKabinet Presidensial sehingga para menteri bertanggung jawab kepada presiden dan tidak mewakili partai politik yang ada di parlemen. Meskipun demikian, Presiden saat ini yakni Susilo Bambang Yudhoyono yang diusung oleh Partai Demokrat juga menunjuk sejumlah pemimpin Partai Politik untuk duduk di kabinetnya. Tujuannya untuk menjaga stabilitas pemerintahan mengingat kuatnya posisi lembaga legislatif di Indonesia. Namun pos-pos penting dan strategis umumnya diisi oleh menteri tanpa portofolio partai (berasal dari seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya).

Lembaga Yudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945 dijalankan olehMahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah Konstitusi, termasuk pengaturan administrasi para hakim. Meskipun demikian keberadaan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tetap dipertahankan.

[sunting]Pembagian administratif

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Provinsi Indonesia

Page 17: Geopolitik Di Indonesia

AcehSumateraUtaraSumateraBaratRiauKep.RiauKep. BangkaBelitungJambiSumateraSelatanBengkuluLampungBantenDKI JakartaJawaBaratJawaTengahDI YogyakartaJawaTimurBaliNusa TenggaraBaratNusa TenggaraTimurKalimantanBaratKalimantanTengahKalimantanTimurKalimantanSelatanSulawesiUtara

Page 18: Geopolitik Di Indonesia

MalukuUtaraSulawesiTengahGorontaloSulawesiBaratSulawesiSelatanSulawesiTenggaraMalukuPapuaBaratPapua

Indonesia saat ini terdiri dari 33 provinsi, lima di antaranya memiliki status yang berbeda. Provinsi dibagi menjadi 399 kabupaten dan 98 kota yang dibagi lagi menjadi kecamatan dan lagi menjadikelurahan, desa, gampong, kampung, nagari, pekon, atau istilah lain yang diakomodasi oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Tiap provinsi memiliki DPRD Provinsi dan gubernur; sementara kabupaten memiliki DPRD Kabupaten dan bupati; kemudian kota memiliki DPRD Kota dan walikota; semuanya dipilih langsung oleh rakyat melaluiPemilu dan Pilkada. Bagaimanapun di Jakarta tidak terdapat DPR Kabupaten atau Kota, karena Kabupaten Administrasi dan Kota Administrasi di Jakarta bukanlah daerah otonom.

Provinsi Aceh, Daerah Istimewa Yogyakarta, Papua Barat, dan Papua memiliki hak istimewa legislatur yang lebih besar dan tingkat otonomi yang lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya. Contohnya, Aceh berhak membentuk sistem legal sendiri; pada tahun 2003, Aceh mulai menetapkan hukumSyariah.[26] Yogyakarta mendapatkan status Daerah Istimewa sebagai pengakuan terhadap peran penting Yogyakarta dalam mendukung Indonesia selama Revolusi.[27] Provinsi Papua, sebelumnya disebut Irian Jaya, mendapat status otonomi khusus tahun 2001.[28] DKI Jakarta, adalah daerah khusus ibukota negara. Timor Portugis digabungkan ke dalam wilayah Indonesia dan menjadi provinsiTimor Timur pada 1979–1999, yang kemudian memisahkan diri melalui referendum menjadi NegaraTimor Leste.[29]

Provinsi di Indonesia dan ibukotanya

Sumatera

Aceh  - Banda Aceh Sumatera Utara  - Medan Sumatera Barat  - Padang Riau  - Pekanbaru Kepulauan Riau  - Tanjung Pinang Jambi  - Jambi Sumatera Selatan  - Palembang Kepulauan Bangka Belitung  - Pangkal Pinang Bengkulu  - Bengkulu Lampung  - Bandar Lampung

Jawa

Daerah Khusus Ibukota Jakarta Banten  - Serang Jawa Barat  - Bandung Jawa Tengah  - Semarang Daerah Istimewa Yogyakarta  - Yogyakarta Jawa Timur  - Surabaya

Kepulauan Sunda Kecil

Kalimantan

Kalimantan Barat  - Pontianak Kalimantan Tengah  - Palangka Raya Kalimantan Selatan  - Banjarmasin Kalimantan Timur  - Samarinda

Sulawesi

Sulawesi Utara  - Manado Gorontalo  - Gorontalo Sulawesi Tengah  - Palu Sulawesi Barat  - Mamuju Sulawesi Selatan  - Makassar Sulawesi Tenggara  - Kendari

Kepulauan Maluku

Maluku  - Ambon Maluku Utara  - Sofifi

Papua bagian barat

Papua Barat  - Manokwari Papua  - Jayapura

Page 19: Geopolitik Di Indonesia

Bali  - Denpasar Nusa Tenggara Barat  - Mataram Nusa Tenggara Timur  - Kupang[sunting]Geografi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Geografi Indonesia

Lihat pula: Peta Asia dan Jumlah pulau di Indonesia

Sebuah air terjun, di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Lumbang, Probolinggo, Jawa Timur.

Indonesia adalah negara kepulauan di Asia Tenggara [30]  yang memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni[31], yang menyebar disekitar khatulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BB - 141°45'BT serta terletak di antara duabenua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania.

Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia bermukim. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas 132.107 km², Sumatera dengan luas 473.606 km², Kalimantan dengan luas 539.460 km², Sulawesi dengan luas 189.216 km², dan Papua dengan luas 421.981 km². Batas wilayah Indonesia diukur dari kepulauan dengan menggunakan territorial laut: 12 mil laut serta zona ekonomi eksklusif: 200 mil laut,[32] searah penjuru mata angin, yaitu:

UtaraNegara Malaysia dengan perbatasan sepanjang 1.782 km[31], Singapura, Filipina, dan Laut Cina Selatan

Selatan

Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra Indonesia

Barat Samudra Indonesia

TimurNegara Papua Nugini dengan perbatasan sepanjang 820 km[31], Timor Leste, dan Samudra Pasifik

Page 20: Geopolitik Di Indonesia

[sunting]Sumber daya alam

Sumber daya alam Indonesia berupa minyak bumi, timah, gas alam, nikel, kayu, bauksit, tanah subur,batu bara, emas, dan perak dengan pembagian lahan terdiri dari tanah pertanian sebesar 10%,perkebunan sebesar 7%, padang rumput sebesar 7%, hutan dan daerah berhutan sebesar 62%, dan lainnya sebesar 14% dengan lahan irigasi seluas 45.970 km[33]

[sunting]Pendidikan

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pendidikan di Indonesia

Sesuai dengan konstitusi yang berlaku, yaitu berdasarkan UUD 1945 pasal 31 ayat 4 dan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, bahwa pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah mesti mengalokasikan anggaran untuk pendidikan sebesar 20% dari APBN danAPBD diluar gaji pendidik dan biaya kedinasan. Namun pada tahun 2007 alokasi yang disediakan tersebut baru sekitar 17.2 %, jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara Malaysia, Thailand danFilipina yang telah mengalokasikan anggaran untuk pendidikan lebih dari 28 %[34].

[sunting]Ekonomi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ekonomi Indonesia

Peta yang menunjukkan Produk Domestik Regional Bruto per kapita provinsi-provinsi Indonesia pada tahun 2008 atas harga berlaku. PDRB per kapita provinsi Kalimantan Timurmencapai Rp.100 juta manakala PDRB per kapita Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur kurang dari Rp.5 juta.

██ Lebih dari Rp.100 juta██ Rp.50 juta ++ - Rp.100 juta██ Rp.40 juta ++ - Rp.50 juta██ Rp.30 juta ++ - Rp.40 juta

██ Rp.20 juta ++ - Rp.30 juta██ Rp.10 juta ++ - Rp.20 juta██ Rp.5 juta ++ - Rp.10 juta██ Kurang dari Rp.5 juta

Sistem ekonomi Indonesia awalnya didukung dengan diluncurkannyaOeang Repoeblik Indonesia (ORI)yang menjadi mata uang pertama Republik Indonesia, yang selanjutnya berganti menjadi Rupiah.

Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum berpengalaman, masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan pada ekonomi negara.[35]

Page 21: Geopolitik Di Indonesia

Uang rupiah.

Pemerintahaan Orde Baru segera menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan menekan inflasi, menstabilkan mata uang, penjadualan ulang hutang luar negeri, dan berusaha menarik bantuan dan investasi asing.[35] Pada era tahun 1970-an harga minyak bumi yang meningkat menyebabkan melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata yang tinggi sebesar 7% antara tahun 1968 sampai 1981.[35] Reformasi ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun 1980-an, antara lain berupa deregulasi sektor keuangan dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali,[35]selanjutnya mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada industri-industri berorientasi ekspor pada antara tahun 1989 sampai 1997[36] Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir tahun 1990-an akibat krisis ekonomi yang melanda sebagian besar Asia pada saat itu,[37] yang disertai pula berakhirnya masa Orde Baru dengan pengunduran diri Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998.

Gedung pusat Bank Indonesia.

Saat ini ekonomi Indonesia telah cukup stabil. Pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2004 dan 2005 melebihi 5% dan diperkirakan akan terus berlanjut.[38] Namun demikian, dampak pertumbuhan itu belum cukup besar dalam memengaruhi tingkat pengangguran, yaitu sebesar 9,75%.[39][40] Perkiraan tahun 2006, sebanyak 17,8% masyarakat hidup di bawah garis kemiskinan, dan terdapat 49,0% masyarakat yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS$ 2 per hari.[41]

Indonesia mempunyai sumber daya alam yang besar di luar Jawa, termasuk minyak mentah, gas alam, timah, tembaga, dan emas. Indonesia pengekspor gas alam terbesar kedua di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk beras, teh, kopi, rempah-rempah, dankaret.[42] Sektor jasa adalah penyumbang terbesar PDB, yang mencapai 45,3% untuk PDB 2005. Sedangkan sektor industrimenyumbang 40,7%, dan sektor pertanian menyumbang 14,0%.[43]Meskipun demikian, sektor pertanian mempekerjakan lebih banyak orang daripada sektor-sektor lainnya, yaitu 44,3% dari 95 juta orang tenaga kerja. Sektor jasa mempekerjakan 36,9%, dan sisanya sektor industri sebesar 18,8%.[44]

Rekan perdagangan terbesar Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara jirannya yaitu Malaysia, Singapura dan Australia.

Page 22: Geopolitik Di Indonesia

Meski kaya akan sumber daya alam dan manusia, Indonesia masih menghadapi masalah besar dalam bidang kemiskinan yang sebagian besar disebabkan oleh korupsi yang merajalela dalam pemerintahan. Lembaga Transparency International menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke-143 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi, yang dikeluarkannya pada tahun 2007.[45]

[sunting]Peringkat internasional

Organisasi Nama Survey Peringkat

Heritage Foundation/The Wall Street Journal

Indeks Kebebasan Ekonomi

110 dari 157[46]

The Economist Indeks Kualitas Hidup71 dari 111[47]

Reporters Without Borders Indeks Kebebasan Pers103 dari 168[48]

Transparency International Indeks Persepsi Korupsi143 dari 179[49]

United Nations Development Programme

Indeks Pembangunan Manusia

108 dari 177[50]

Forum Ekonomi DuniaLaporan Daya Saing Global

51 dari 122[51]

[sunting]Demografi

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Demografi Indonesia

Kepadatan penduduk Indonesia menurut Sensus 2010

Menurut sensus penduduk 2000, Indonesia memiliki populasi sekitar 206 juta,[52] dan diperkirakan pada tahun 2006 berpenduduk 222 juta.[6] 130 juta (lebih dari 50%) tinggal di Pulau Jawa yang merupakan pulau berpenduduk terbanyak sekaligus pulau dimana ibukota Jakartaberada.[53] Sebagian besar (95%) penduduk Indonesia adalah Bangsa Austronesia, dan terdapat juga kelompok-kelompok

Page 23: Geopolitik Di Indonesia

suku Melanesia, Polinesia, dan Mikronesiaterutama di Indonesia bagian Timur. Banyak penduduk Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai bagian dari kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah, misalnya Jawa,Sunda, Madura, Batak, dan Minangkabau.

Selain itu juga ada penduduk pendatang yang jumlahnya minoritas di antaranya adalah etnisTionghoa, India, dan Arab. Mereka sudah lama datang ke Nusantara melalui perdagangan sejak abad ke 8 M dan menetap menjadi bagian dari Nusantara. Di Indonesia terdapat sekitar 4 juta populasi etnis Tionghoa.[54] Angka ini berbeda-beda karena hanya pada tahun 1930 dan 2000 pemerintah melakukan sensus dengan menggolong-golongkan masyarakat Indonesia ke dalam suku bangsa dan keturunannya.

Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 85,2% penduduk Indonesia, yang menjadikan Indonesia negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.[42] Sisanya beragama Protestan(8,9%), Katolik (3%), Hindu (1,8%), Buddha (0,8%), dan lain-lain (0,3%). Selain agama-agama tersebut, pemerintah Indonesia juga secara resmi mengakui Konghucu.[55]

Kebanyakan penduduk Indonesia bertutur dalam bahasa daerah sebagai bahasa ibu, namun bahasa resmi negara, yaitu bahasa Indonesia, diajarkan di seluruh sekolah-sekolah di negara ini dan dikuasai oleh hampir seluruh penduduk Indonesia.

 l • b • s 

Kota-kota besar di Indonesia

  KotaProvinsi

Populasi

    KotaProvinsi

Populasi

1 JakartaDKI Jakarta

9.588.198

Indonesia

7 DepokJawa Barat

1.751.696

2Surabaya

Jawa Timur

2.765.908

8Semarang

Jawa Tengah

1.553.778

3Bandung

Jawa Barat

2.417.584

9Palembang

Sumatera Selatan

1.452.840

4 BekasiJawa Barat

2.336.489

10

Makassar

Sulawesi Selatan

1.339.374

5 MedanSumatera Utara

2.109.339

11

Tangerang Selatan

Banten

1.303.569

6Tangerang

Banten

1.797.715

12

BogorJawa Barat

952.406

[sunting]Kebudayaan

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Budaya Indonesia

[sunting]Pertunjukan

Page 24: Geopolitik Di Indonesia

Wayang kulit warisan budaya Jawa.

Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi oleh kebudayaan India, Arab, Cina, Eropa, dan termasuk kebudayaan sendiri yaitu Melayu. Contohnya tarian Jawa dan Bali tradisional memiliki aspek budaya dan mitologi Hindu, seperti wayang kulit yang menampilkan kisah-kisah tentang kejadian mitologis Hindu Ramayanadan Baratayuda. Banyak juga seni tari yang berisikan nilai-nilai Islam. Beberapa di antaranya dapat ditemukan di daerah Sumatera seperti tariRatéb Meuseukat dan tari Seudati dari Aceh.

Seni pantun, gurindam, dan sebagainya dari pelbagai daerah seperti pantun Melayu, dan pantun-pantun lainnya acapkali dipergunakan dalam acara-acara tertentu yaitu perhelatan, pentas seni, dan lain-lain.

[sunting]Busana

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar busana daerah Indonesia

Seorang gadis Palembangtengah mengenakan Songket, salah satu busana tradisional Indonesia.

Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia adalah kerajinan batik. Beberapa daerah yang terkenal akan industri batik meliputi Yogyakarta, Surakarta, Cirebon, Pandeglang, Garut,Tasikmalaya dan juga Pekalongan. Kerajinan batik ini pun diklaim oleh negara lain dengan industri batiknya.[56] Busana asli Indonesia dariSabang sampai Merauke lainnya dapat dikenali dari ciri-cirinya yang dikenakan di setiap daerah antara lain baju kurung dengan songketnyadari Sumatera Barat (Minangkabau), kain ulos dari Sumatra

Page 25: Geopolitik Di Indonesia

Utara(Batak), busana kebaya, busana khas Dayak di Kalimantan, baju bododari Sulawesi Selatan, busana berkoteka dari Papua dan sebagainya.

[sunting]Arsitektur

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Arsitektur Indonesia

Lukisan Candi Prambananyang berasal dari masa pemerintahan Raffles.

Arsitektur Indonesia mencerminkan keanekaragaman budaya, sejarah, dangeografi yang membentuk Indonesia seutuhnya. Kaum penyerang, penjajah, penyebar agama, pedagang, dan saudagar membawa perubahan budaya dengan memberi dampak pada gaya dan teknik bangunan. Tradisionalnya, pengaruh arsitektur asing yang paling kuat adalah dari India. Tetapi, Cina, Arab, dan sejak abad ke-19 pengaruh Eropa menjadi cukup dominan.

Ciri khas arsitektur Indonesia kuno masih dapat dilihat melalui rumah-rumah adat dan/atau istana-istana kerajaan dari tiap-tiap provinsi.Taman Mini Indonesia Indah, salah satu objek wisata di Jakarta yang menjadi miniatur Indonesia, menampilkan keanekaragaman arsitektur Indonesia itu. Beberapa bangunan khas Indonesia misalnya Rumah Gadang, Monumen Nasional, dan Bangunan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan di Institut Teknologi Bandung.

[sunting]Olahraga

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Olahraga Indonesia

Maria Kristin Yulianti(merah), peraih medali perunggu  pada Olimpiade Beijing 2008.

Olahraga yang paling populer di Indonesia adalah bulu tangkis dansepak bola; Liga Super Indonesia adalah liga klub sepak bola utama di Indonesia. Olahraga tradisional termasuk sepak takraw dan karapan sapi di Madura. Di wilayah dengan sejarah perang antar suku, kontes pertarungan diadakan, seperti caci di Flores, dan pasola di Sumba.Pencak silat adalah seni bela diri yang unik yang

Page 26: Geopolitik Di Indonesia

berasal dari wilayah Indonesia. Seni bela diri ini kadang-kadang ditampilkan pada acara-acara pertunjukkan yang biasanya diikuti dengan musik tradisional Indonesia berupa gamelan dan seni musik tradisional lainnya sesuai dengan daerah asalnya. Olahraga di Indonesia biasanya berorientasi pada pria dan olahraga spektator sering berhubungan dengan judi yang ilegal di Indonesia.[57]

Di ajang kompetisi multi cabang, prestasi atlet-atlet Indonesia tidak terlalu mengesankan. Di Olimpiade, prestasi terbaik Indonesia diraih pada saat Olimpiade 1992, dimana Indonesia menduduki peringkat 24 dengan meraih 2 emas 2 perak dan 1 perunggu. Pada era 1960 hingga 2000, Indonesia merajai bulu tangkis. Atlet-atlet putra Indonesia sepertiRudi Hartono, Liem Swie King, Icuk Sugiarto, Alan Budikusuma, Ricky Subagja, dan Rexy Mainakymerajai kejuaraan-kejuaraan dunia. Rudi Hartono yang dianggap sebagai maestro bulu tangkis dunia, menjadi juara All England terbanyak sepanjang sejarah. Selain bulu tangkis, atlet-atlet tinju Indonesia juga mampu meraih gelar juara dunia, seperti Elyas Pical, Nico Thomas [58] , dan Chris John.[59]

[sunting]Seni musik

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Musik Indonesia

Seni musik di Indonesia, baik tradisional maupun modern sangat banyak terbentang dari Sabanghingga Merauke. Setiap provinsi di Indonesia memiliki musik tradisional dengan ciri khasnya tersendiri. Musik tradisional termasuk juga keroncong yang berasal dari keturunan Portugis di daerahTugu, Jakarta,[60] yang dikenal oleh semua rakyat Indonesia bahkan hingga ke mancanegara. Ada juga musik yang merakyat di Indonesia yang dikenal dengan nama dangdut yaitu musik beraliran Melayu modern yang dipengaruhi oleh musik India sehingga musik dangdut ini sangat berbeda dengan musik tradisional Melayu yang sebenarnya, seperti musik Melayu Deli, Melayu Riau, dan sebagainya.

Seperangkat gamelan

Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam dari pelbagai daerah di Indonesia, namun banyak pula dari alat musik tradisional Indonesia 'dicuri' oleh negara lain[61] untuk kepentingan penambahan budaya dan seni musiknya sendiri dengan mematenkan hak cipta seni budaya dari Indonesia. Alat musik tradisional Indonesia antara lain meliputi:

Angklung Bende Calung Dermenan Gamelan Gandang Tabuik Gendang Bali

Gondang Batak Gong Kemada Gong Lambus Jidor Kecapi Suling Kulcapi Batak Kendang Jawa

Kenong Kulintang Rebab Rebana Saluang Saron Sasando

Serunai Seurune Kale Suling Lembang Sulim Batak Suling Sunda Talempong Tanggetong Tifa, dan

sebagainya[sunting]Boga

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Masakan Indonesia

Page 27: Geopolitik Di Indonesia

Beberapa makanan Indonesia: soto ayam, satekerang, telor pindang, perkedel dan es teh manis.

Masakan Indonesia bervariasi bergantung pada wilayahnya.[62] Nasi adalah makanan pokok dan dihidangkan dengan lauk daging dan sayur. Bumbu (terutama cabai), santan, ikan, dan ayam adalah bahan yang penting.[63]

Sepanjang sejarah, Indonesia telah menjadi tempat perdagangan antara dua benua. Ini menyebabkan terbawanya banyak bumbu, bahan makanan dan teknik memasak dari bangsa Melayu sendiri, India, Timur tengah, Tionghoa, dan Eropa. Semua ini bercampur dengan ciri khas makanan Indonesia tradisional, menghasilkan banyak keanekaragaman yang tidak ditemukan di daerah lain. Bahkan bangsa Spanyol danPortugis, telah mendahului bangsa Belanda dengan membawa banyak produk dari dunia baru ke Indonesia.

Penganan kecil semisal kue-kue banyak dijual di pasar tradisional. Kue-kue tersebut biasanya berbahan dasar beras, ketan, ubi kayu, ubi jalar, terigu, atau sagu. Nasi rames yang berisi nasi beserta lauk atau sayur pilihan dijual di tempat-tempat umum, seperti stasiun kereta api, pasar, dan terminal bus. Di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya dikenal nasi kucing sebagai nasi rames yang berukuran sangat minimalis dengan harga murah, nasi kucing sering dijual di atas angkringan, sejenis warung kaki lima.

Terdapat pula aneka makanan yang dijual oleh para pedagang keliling menggunakan gerobak atau tanggungan. Pedagang keliling ini menyajikan mie ayam, mi bakso, soto, siomay, roti burger, nasi goreng, nasi uduk, dan lain-lain.

[sunting]Perfilman

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Perfilman Indonesia

Poster film Tjoet Nja' Dhien (1988), film tentang pahlawan nasional Indonesia asal Aceh.

Film pertama yang diproduksi pertama kalinya di nusantara adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp pada zaman Hindia Belanda. Film ini dibuat dengan aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung. Setelah itu, lebih dari 2.200 film diproduksi. Di masa awal kemerdekaan, sineas-sineas Indonesia belum banyak bermunculan. Di antara sineas yang ada, Usmar Ismail merupakan salah satu sutradara paling produktif, dengan film pertamanya Harta Karun (1949). Namun kemudian film pertama yang secara resmi diakui sebagai film pertama Indonesia sebagai negara berkedaulatan adalah film Darah dan Doa (1950) yang disutradarai Usmar Ismail. Dekade 1970 hingga 2000-an, Arizal muncul sebagai sutradara film paling produktif. Tak kurang dari 52 buah film dan 8 judul sinetron dengan 1.196 episode telah dihasilkannya.

Popularitas industri film Indonesia memuncak pada tahun 1980-an dan mendominasi bioskop di Indonesia,[64] meskipun kepopulerannya berkurang pada awal tahun 1990-an. Antara tahun 2000 hingga 2005, jumlah film Indonesia yang dirilis setiap tahun meningkat.[64] Film Laskar Pelangi (2008)

Page 28: Geopolitik Di Indonesia

yang diangkat dari novel karya Andrea Hiratamenjadi film dengan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah perfilman Indonesia saat ini.

[sunting]Kesusastraan

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sastra Indonesia

Bukti tulisan tertua di Indonesia adalah berbagai prasasti berbahasa Sanskerta pada abad ke-5Masehi. Figur penting dalam sastra modern Indonesia termasuk: pengarang Belanda Multatuli yang mengkritik perlakuan Belanda terhadap Indonesia selama zaman penjajahan Belanda; Muhammad Yamin dan Hamka yang merupakan penulis dan politikus pra-kemerdekaan;[65] dan Pramoedya Ananta Toer, pembuat novel Indonesia yang paling terkenal.[66] Selain novel, sastra tulis Indonesia juga berupa puisi, pantun, dan sajak. Chairil Anwar merupakan penulis puisi Indonesia yang paling ternama. Banyak orang Indonesia memiliki tradisi lisan yang kuat, yang membantu mendefinisikan dan memelihara identitas budaya mereka.[67] Kebebasan pers di Indonesia meningkat setelah berakhirnya kekuasaan Presiden Soeharto. Stasiun televisi termasuk sepuluh stasiun televisi swasta nasional, dan jaringan daerah yang bersaing dengan stasiun televisi negeri TVRI. Stasiun radio swasta menyiarkan berita mereka dan program penyiaran asing. Dilaporkan terdapat 20 juta pengguna internet di Indonesia pada tahun 2007.[68] Penggunaan internet terbatas pada minoritas populasi, diperkirakan sekitar 8.5%.

[sunting]Lingkungan hidup

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Flora Indonesia dan Fauna Indonesia

Rafflesia arnoldii bunga terbesar di dunia, diameternya mencapai 1,3 meter.

Komodo, hewan reptil langka khas dari Nusa Tenggara.

Wilayah Indonesia memiliki keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi sehingga oleh beberapa pihak wilayah ekologi Indonesia disebut dengan istilah "Mega biodiversity" atau "keanekaragaman mahluk hidup yang tinggi"[69][70] umumnya dikenal sebagaiIndomalaya atau Malesia bedasarkan penelitian bahwa 10 persen tumbuhan, 12 persen mamalia, 16 persen reptil, 17 persen burung, 25 persen ikan yang ada di dunia hidup di Indonesia, padahal luas Indonesia hanya 1,3 % dari luas Bumi. Kekayaan makhluk hidup Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Brasil dan Republik Demokratik Kongo. [71]

Page 29: Geopolitik Di Indonesia

Meskipun demikian, Guinness World Records pada 2008 pernah mencatat rekor Indonesia sebagai negara yang paling kencang laju kerusakan hutannya di dunia. Setiap tahun Indonesia kehilangan hutan seluas 1,8 juta hektar. Kerusakan yang terjadi di daerah hulu (hutan) juga turut merusak kawasan di daerah hilir (pesisir).[72] Menurut catatan Down The Earth, proyek Asian Development Bank (ADB) di sektor kelautan Indonesia telah memicu terjadinya alih fungsi secara besar-besaran hutan bakau menjadi kawasan pertambakan. Padahal hutan bakau, selain berfungsi melindungi pantai dari abrasi, merupakan habitat yang baik bagi berbagai jenis ikan. Kehancuran hutan bakau tersebut mengakibatkan nelayan harus mencari ikan dengan jarak semakin jauh dan menambah biaya operasional mereka dalam mencari ikan. Selain itu, hancurnya hutan bakau juga mengakibatkan semakin rentannya kawasan pesisir Indonesia terhadap terjangan air pasang laut dan banjir, terlebih di musim hujan.[73]

[sunting]Lihat Pula

Sejarah Indonesia Garis waktu sejarah Indonesia Gerakan 30 September 1965 [sunting]Rujukan

1. ̂  Jam penduduk Indonesia2. ̂  "Hasil Sensus Penduduk 2010 Data Agregrat per Provinsi" (PDF). Badan Pusat Statistik. 11 Juni 2010.

Diakses pada 21 Agustus 2010.3. ^ a b c d International Monetary Fund (October 2009). World Economic Outlook Database. Rilis pers.

Diakses pada 30 November.4. ̂  HDR Stats5. ^ a b c Justus M. van der Kroef (1951). "The Term Indonesia: Its Origin and Usage". Journal of the American

Oriental Society 71 (3): 166–171. doi:10.2307/595186.6. ^ a b Badan Pusat Statistik Indonesia (1 September 2006). Tingkat Kemiskinan di Indonesia Tahun 2005–

2006 (PDF) (dalam Bahasa Indonesia). Rilis pers. Diakses pada 26 September 2006.7. ̂  Tomascik, T (1996). The Ecology of the Indonesian Seas - Part One. Hong Kong: Periplus Editions

Ltd.. ISBN 962-593-078-7.8. ^ a b Anshory, Irfan, "Asal Usul Nama Indonesia", Pikiran Rakyat, 16 Agustus 2004. Diakses pada5

Oktober 2006.9. ̂  Earl, George S. W. (1850). "On The Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-

Polynesian Nations". Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA): 119.10. ̂  Logan, James Richardson (1850). "The Ethnology of the Indian Archipelago: Embracing Enquiries into

the Continental Relations of the Indo-Pacific Islanders". Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA): 4, 252–347.; Earl, George S. W. (1850). "On The Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations". Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA): 254, 277–278.

11. ̂  Pope (1988). "Recent advances in far eastern paleoanthropology". Annual Review of Anthropology17: 43–77. doi:10.1146/annurev.an.17.100188.000355. cited in Whitten, T (1996). The Ecology of Java and Bali. Hong Kong: Periplus Editions Ltd. hlm. 309–312.; Pope, G (15 Agustus, 1983)."Evidence on the Age of the Asian Hominidae". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America 80 (16): 4,988–4992. doi:10.1073/pnas.80.16.4988. PMID 6410399.cited in Whitten, T (1996). The Ecology of Java and Bali. Hong Kong: Periplus Editions Ltd. hlm. 309.;de Vos, J.P. (9 Desember 1994). "Dating hominid sites in Indonesia" (PDF). Science Magazine 266(16): 4, 988–4992. doi:10.1126/science.7992059. cited in Whitten, T (1996). The Ecology of Java and Bali. Hong Kong: Periplus Editions Ltd. hlm. 309.

12. ̂  Taylor (2003), hal. 5–713. ̂  Taylor, Jean Gelman. Indonesia. New Haven and London: Yale University Press. hlm. 8–9. ISBN 0-300-

10518-5.14. ̂  Taylor, Jean Gelman. Indonesia. New Haven and London: Yale University Press. hlm. 15–18. ISBN 0-300-

10518-5.15. ̂  Taylor (2003), hal. 3, 9, 10–11, 13, 14–15, 18–20, 22–23; Vickers (2005), hal. 18–20, 60, 133–13416. ̂  Taylor (2003), hal. 22–26; Ricklefs (1991), hal. 317. ̂  Peter Lewis (1982). "The next great empire". Futures 14 (1): 47–61. doi:10.1016/0016-3287(82)90071-

4.18. ̂  *Kong Yuanzhi, Muslim Tionghoa Cheng Ho, Misteri Perjalanan Muhibah di Nusantara.Penyunting: HM.

Hembing Wijayakusuma. Pustaka Populer Obor, Oktober 2000, xliv + 299 halaman19. ̂  Wright, Louis B. (11 Juni 1970). Gold, Glory, and the Gospel: The Adventurous Lives and Times of the

Renaissance Explorers. New York: Atheneum.20. ̂  Ricklefs, M.C. (11 Juni 1991). A History of Modern Indonesia since c.1300. London: MacMillan.

hlm. 151. ISBN 0-33-579690-X.

Page 30: Geopolitik Di Indonesia

21. ̂  ZWEERS, L. (11 Juni 1995). Agressi II: Operatie Kraai. De vergeten beelden van de tweede politionele actie. Den Haag: SDU uitgevers.

22. ̂  van der Bijl, Nick. Confrontation, The War with Indonesia 1962—1966, (London, 2007) ISBN 978-1-84415-595-8

23. ̂  Wibowo, Sigit, Sjarifuddin. Ekonomi Indonesia Gagal karena Mafia Berkeley, Harian Umum Sore Sinar Harapan. Copyright © Sinar Harapan 2003. Diakses: Selasa, 6 Agustus 2008.

24. ̂  Laporan dari Carter Center. The Carter Center 2004 Indonesia Election Report (PDF). Rilis pers. Diakses pada 29 Juli 2008.

25. ̂  "Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945" (dalam bahasa Indonesia) (pdf) . Diakses pada 24 Mei 2011

26. ̂  Michelle Ann Miller (2004). "The Nanggroe Aceh Darussalam law: a serious response to Acehnese separatism?". Asian Ethnicity 5 (3): 333–351. doi:10.1080/1463136042000259789.

27. ̂  Dewan Perwakilan Rakyat (1999). Bab XIV Other Provisions, Pasal 122; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah PDF  (146 ). Presiden Indonesia (1974). Bab VII Aturan Peralihan, Pasal 91

28. ̂  Dursin, Richel; Kafil Yamin, "Another Fine Mess in Papua", Editorial, The Jakarta Post, 18 November 2004. Diakses pada 5 Oktober 2006.; "Papua Chronology Confusing Signals from Jakarta", The Jakarta Post, 18 November 2004. Diakses pada 5 Oktober 2006.

29. ̂  Burr, W. (2001-12-06). "Ford and Kissinger Gave Green Light to Indonesia's Invasion of East Timor, 1975: New Documents Detail Conversations with Suharto". National Security Archive Electronic Briefing Book No. 62. National Security Archieve, Universitas George Washington, Washington, D.C.. Diakses pada 17 September 2006.

30. ̂  Dotinga, Harm (2000). International organizations and the law of the sea: documentary yearbook, Vol 14. Martinus Nijhoff Publishers. hlm. 960. ISBN 9041113452, 9789041113450.

31. ^ a b c International Monetary Fund. Estimate World Economic Outlook Database. Rilis pers. Diakses pada 5 Oktober 2006.; "Indonesia Regions". Indonesia Business Directory. Diakses pada 24 April 2007.

32. ̂  Article 55, 1982 UN Convention on the Law of The Sea.33. ̂  World Bank (1994). A World Bank country study Country Studies: Indonesia: environment and

development. World Bank Publications. ISBN 0821329502, 9780821329504.34. ̂  World Bank, (2008), Spending for development: making the most of Indonesia's new opportunities :

Indonesia public expenditure review, World Bank Publications, ISBN 978-0-8213-7320-035. ^ a b c d Schwarz, A. (1994). A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s. Westview Press. ISBN 1-86373-

635-2, halaman 52–57.36. ̂  "Indonesia: Country Brief". Indonesia:Key Development Data & Statistics. Bank Dunia. 1 September

2006.37. ̂  "Poverty in Indonesia: Always with them". The Economist. 14 September 2006. Diakses pada 26

Desember 2006.38. ̂  "Indonesia: Forecast". Country Briefings. The Economist. 3 Oktober 2006.39. ̂  Badan Pusat Statistik Indonesia (2008-12-02). Beberapa Indikator Penting Mengenai Indonesia(PDF)

(dalam Bahasa Indonesia). Rilis pers. Diakses pada 2008-03-18.40. ̂  Ridwan Max Sijabat. "Unemployment still blighting the Indonesian landscape", The Jakarta Post,23

Maret 2007.41. ̂  Bank Dunia. Making the New Indonesia Work for the Poor - Overview (PDF). Rilis pers. Diakses pada 26

Desember 2006.42. ^ a b "Indonesia - The World Factbook".43. ̂  "Official Statistics and its Development in Indonesia" (PDF). Sub Committee on Statistics: First Session

18–20 February, 2004. Economic and Social Commission for Asia & the Pacific. p. 19.44. ̂  "Indonesia at a Glance" (PDF). Indonesia Development Indicators and Data. Bank Dunia. 13 Agustus

2006.45. ̂  " Indeks Persepsi Korupsi ". Transparency International. 11 Juni 2007. Diakses pada 28 September 2007.46. ̂  "Index of Economic Freedom". The Heritage Foundation & The Wall Street Journal. Diakses pada 1 Juli

2008.47. ̂  "The Economist Intelligence Unit’s Quality-of-Life Index" (PDF). The Economist. Diakses pada 12

September 2007.48. ̂  "Worldwide Press Freedom Index 2006" (PDF). Reporters Without Borders. Diakses pada 1 Juli 2008.49. ̂  "cpi 2007 table". Transparency International. 13 Februari 2008. Diakses pada 1 Juli 2008.50. ̂  "Human Development Reports: Indonesia". United Nations Development Programme. Diakses pada 1

Juli 2008.51. ̂  "Global Competitiveness Index rankings and 2006–2007 comparisons" (PDF). World Economic Forum.

Diakses pada 1 Juli 2008.52. ̂  Indonesian Central Statistics Bureau (30 Juni 2000). 2000 Population Statistics. Rilis pers. Diakses

pada 5 Oktober 2006.53. ̂  Calder, Joshua (2006-05-03). "Most Populous Islands". World Island Information. Diakses pada 26

September 2006.

Page 31: Geopolitik Di Indonesia

54. ̂  (16 Mei 2008). "Country Profile 2008: Indonesia" (pdf). Economist Intelligence Unit. Diakses pada 31 Juli 2008.

55. ̂  Yang, Heriyanto (August 2005). "The History and Legal Position of Confucianism in Post Independence Indonesia" (PDF). Religion 10 (1): 8. Diakses pada 2 Oktober 2006.

56. ̂  "PENGERAJIN BATIK TAK PERLU RESAH", Majalah Hukum & HAM Online, 30 September 2007. Diakses pada 14 Agustus 2008.

57. ̂  Witton, Patrick (2003). Indonesia. Melbourne: Lonely Planet. hlm. hal.103. ISBN1-74059-154-2.58. ̂  Elyas Pical Dapat Penghargaan. Surya, 27 Maret 2009. Diakses pada 10 September 2010.59. ̂  Afriatni, Ami. Petinju Chris John Sukses Pertahankan Gelar Juara Dunia. Tempo, 19 Agustus 2007 .

Diakses pada 10 September 2010.60. ̂  "Kampung Tugu, Menyimpan Kenangan Sejarah", Kompas, Rabu, 28 April 2004. Diakses pada 14

Agustus 2008.61. ̂  Radhar Panca Dahana. "Perspektif: Mencuri Klaim, Itu Biasa", Gatra.Com, Kamis, 6 Desember 2007 .

Diakses pada 14 Agustus 2008.62. ̂  Witton, Patrick (2002). World Food: Indonesia. Melbourne: Lonely Planet. ISBN 1-74059-009-0.63. ̂  Brissendon, Rosemary (2003). South East Asian Food. Melbourne: Hardie Grant Books. ISBN 1-74066-

013-7.64. ^ a b Kristianto, JB, "Sepuluh Tahun Terakhir Perfilman Indonesia", Kompas, 2 Juli 2005. Diakses pada 5

Oktober 2006.65. ̂  Taylor (2003), halaman 299–30166. ̂  Vickers (2005) halaman 3 to 7; Friend (2003), halaman 74, 18067. ̂  Czermak, Karen. ""Preserving Intangible Cultural Heritage in Indonesia"" (PDF). SIL International.

Diakses pada 4 Juli 2007.68. ̂  "Internet World Stats". Asia Internet Usage, Population Statistics and Information. Miniwatts Marketing

Group. 11 Juni 2006. Diakses pada 13 Agustus 2007.69. ̂  http://www.detiknews.com/read/2009/03/08/144934/1096302/10/pemerintah-siap-dukung-dana-

pengembangan-obat-herbal-aids-kanker http://www.detiknews.com/read/ 2009/03/08/144934/1096302/10/pemerintah-siap-dukung-dana-pengembangan-obat-herbal-aids-kanker

70. ̂  http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/03/08/4070.html Dunia Sebut Indonesia Mega Biodiversity

71. ̂  http://www.cites.org/eng/prog/economics/report_mega_2001.pdf Report on the CITES workshop