2
Ilmu kimia pada hakekatnya mempelajari tentang komposisi dan struktur materi, sifat materi, perubahan materi, dan energi yang menyertai perubahan materi. Konsep ilmu kimia pada umumnya merupakan konsep yang berjenjang, berkembang dari konsep sederhana ke arah konsep yang lebih kompleks. Sebagai contoh adalah konsep reaksi redoks yang dibangun oleh konsep bilangan oksidasi, reaksi reduksi-oksidasi, reduktor-oksidator dan identifikasi reaksi. Kesulitan dalam memahami konsep yang sederhana akan mengalami kesulitan dalam memahami konsep yang lebih kompleks. Kesulitan dapat diartikan sebagai kondisi dalam proses yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui persentase dan letak kesulitan yang dialami siswa pada soal materi redoks yang diberikan sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Penelitian termasuk penelitian deskriptif, dimana peneliti hanya melakukan survei terhadap pemahaman siswa tentang materi redoks. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I Kesamben yang berjumlah enam kelas. Sampel penelitian diambil secara random, yaitu dengan mengundi secara kelompok dan didapat 2 kelas yaitu kelas X-D dan X-F. Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam memahami konsep reaksi redoks berupa tes berbentuk pilihan ganda. Hasil uji coba instrumen dari 30 soal yang diujicobakan diperoleh 25 soal yang digunakan untuk mengambil data. Data yang diperoleh dianalisis dengan menentukan besarnya persentase siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep reaksi redoks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas X SMA Negeri I Kesamben masih mengalami kesulitan dalam memahami konsep reaksi redoks dengan persentase rata-rata untuk: (1) reaksi redoks (33,32%); (2) bilangan oksidasi (41,41%); (3) oksidator dan reduktor(42,32%); dan (4) identifikasi reaksi (54,83%). Letak kesulitan siswa dalam memahami materi redoks dengan persentase kesalahan lebih besar dari 40% yaitu pada: (a) konsep reaksi redoks berdasakan konsep pengikatan dan pelepasan oksigen; (b) definisi bilangan oksidasi; (c) pengertian oksidator reduktor berdasarkan konsep pengikatan dan pelepasan oksigen; (d) pengertian oksidator reduktor berdasarkan konsep transfer elektron; (e) pengertian oksidator reduktor berdasarkan konsep perubahan bilangan oksidasi; (f) identifikasi reaksi redoks. Berdasarkan hasil penelitian, maka guru disarankan dapat meningka tkan hasil belajar siswa pada materi reaks i redoks denga n cara memilih pende katan atau metode mengajar yang tepat, sehingga faktor-faktor yang menyebabkan timbilnya kesulitan dapat dikurangi semaksimal mungkin dan memberikan soal-soal yang bervariasi. Identifikasi kesulitan belajar siswa kelas X dalam memahami konsep reaksi redoks di SMA Negeri 1 Kesamben Blitar tahun ajaran 2007/2008 / Chyntia Fris Author : Kumalasari, Chyntia Fristika Page 1

Ggg

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ggg

Citation preview

Page 1: Ggg

7/15/2019 Ggg

http://slidepdf.com/reader/full/ggg55cf9d57550346d033ad36af 1/1

Ilmu kimia pada hakekatnya mempelajari tentang komposisi dan struktur materi, sifat materi, perubahan

materi, dan energi yang menyertai perubahan materi. Konsep ilmu kimia pada umumnya merupakan konsep

yang berjenjang, berkembang dari konsep sederhana ke arah konsep yang lebih kompleks. Sebagai contoh

adalah konsep reaksi redoks yang dibangun oleh konsep bilangan oksidasi, reaksi reduksi-oksidasi,

reduktor-oksidator dan identifikasi reaksi. Kesulitan dalam memahami konsep yang sederhana akan

mengalami kesulitan dalam memahami konsep yang lebih kompleks. Kesulitan dapat diartikan sebagai kondisi

dalam proses yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Tujuanpenelitian adalah untuk mengetahui persentase dan letak kesulitan yang dialami siswa pada soal materi redoks

yang diberikan sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

Penelitian termasuk penelitian deskriptif, dimana peneliti hanya melakukan survei terhadap pemahaman siswa

tentang materi redoks. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri I Kesamben yang

berjumlah enam kelas. Sampel penelitian diambil secara random, yaitu dengan mengundi secara kelompok dan

didapat 2 kelas yaitu kelas X-D dan X-F. Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa

dalam memahami konsep reaksi redoks berupa tes berbentuk pilihan ganda. Hasil uji coba instrumen dari 30

soal yang diujicobakan diperoleh 25 soal yang digunakan untuk mengambil data. Data yang diperoleh

dianalisis dengan menentukan besarnya persentase siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep

reaksi redoks.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas X SMA Negeri I Kesamben masih mengalami kesulitan

dalam memahami konsep reaksi redoks dengan persentase rata-rata untuk: (1) reaksi redoks (33,32%); (2)

bilangan oksidasi (41,41%); (3) oksidator dan reduktor(42,32%); dan (4) identifikasi reaksi (54,83%). Letak 

kesulitan siswa dalam memahami materi redoks dengan persentase kesalahan lebih besar dari 40% yaitu pada:

(a) konsep reaksi redoks berdasakan konsep pengikatan dan pelepasan oksigen; (b) definisi bilangan oksidasi;

(c) pengertian oksidator reduktor berdasarkan konsep pengikatan dan pelepasan oksigen; (d) pengertian

oksidator reduktor berdasarkan konsep transfer elektron; (e) pengertian oksidator reduktor berdasarkan konsep

perubahan bilangan oksidasi; (f) identifikasi reaksi redoks. Berdasarkan hasil penelitian, maka guru disarankan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi reaksi redoks dengan cara memilih pendekatan ataumetode mengajar yang tepat, sehingga faktor-faktor yang menyebabkan timbilnya kesulitan dapat dikurangi

semaksimal mungkin dan memberikan soal-soal yang bervariasi.

Identifikasi kesulitan belajar siswa kelas X dalam memahami konsep reaksi redoks di SMA Negeri 1 Kesamben Blitar tahun ajaran 2007/2008 / Chyntia Fris

Author : Kumalasari, Chyntia Fristika

Page 1