2
Glibenklamid Glibenklamid merupakan obat generasi dua golongan sulfonylurea yang berpotensi sebagai antihiperglikemik. Golongan obat ini sering disebut sebagai insulin secretagogues dengan mekanisme kerjanya merangsang sekresi insulin dari sel beta langerhans. Farmakokinetik golongan ini absorbsinya melalui saluran cerna yang cukup efektif. Potensi glibenklamid yang merupakan golongan dua dari sulfonylurea lebih kuat 200 kali daripada tolbutamid yang merupakan golongan satu sulfonylurea. Waktu paruh obat sekitar empat jam yang metabolismenya terjadi di hepar. Efek hipoglikemik dari obat ini berlangsung 12 – 24 jam sehinngga sering cukup diberikan satu kali sehari. Pada pemberian dosis tunggal hanya 25% metabolitnya diekskresi melalui urin dan sisanya melalui empedu (Syarif A, et all, 2007). Efek samping dari glibenklamid yaitu peningkatan nafsu makan dan berat badan, sehingga pasien dengan pengobatan glibenklamid yang tidak menjaga pemasukan makanan dan olahraga teratur akan mengalami obesitas. Keadaan hipoglikemia yang berat sangat berbahaya jika diberikan pada orang tua. Selain itu terdapat gangguan pencernaan dan ruam

Glibenklamid

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Glibenklamid

Glibenklamid

Glibenklamid merupakan obat generasi dua golongan sulfonylurea

yang berpotensi sebagai antihiperglikemik. Golongan obat ini sering disebut

sebagai insulin secretagogues dengan mekanisme kerjanya merangsang

sekresi insulin dari sel beta langerhans. Farmakokinetik golongan ini

absorbsinya melalui saluran cerna yang cukup efektif. Potensi glibenklamid

yang merupakan golongan dua dari sulfonylurea lebih kuat 200 kali

daripada tolbutamid yang merupakan golongan satu sulfonylurea. Waktu

paruh obat sekitar empat jam yang metabolismenya terjadi di hepar. Efek

hipoglikemik dari obat ini berlangsung 12 – 24 jam sehinngga sering cukup

diberikan satu kali sehari. Pada pemberian dosis tunggal hanya 25%

metabolitnya diekskresi melalui urin dan sisanya melalui empedu (Syarif A,

et all, 2007).

Efek samping dari glibenklamid yaitu peningkatan nafsu makan dan

berat badan, sehingga pasien dengan pengobatan glibenklamid yang tidak

menjaga pemasukan makanan dan olahraga teratur akan mengalami

obesitas. Keadaan hipoglikemia yang berat sangat berbahaya jika diberikan

pada orang tua. Selain itu terdapat gangguan pencernaan dan ruam kulit

reaksi alergi banyak dilaporkan. Kerusakan sumsum tulang juga dapat

terjadi akan tetapi jarang dilaporkan dan termasuk efek samping berat

(Throp MC, 2008).

Indikasi pemberian obat harus tepat untuk suksesnya terapi dan

berdampak buruk hanya sedikit. Penentuan keberhasilan bukanlah melalui

umur pasien waktu terapi dimulai melainkan usia pasien saat mulai timbul

penyakit diabetes mellitus. Kegagalan terapi obat ini disebabkan oleh

perubaahan farmakokinetik obat misalnya penghancuran yang sangat cepat

(Syarif A, et all, 2007).

Glibenklamid dalam pasaran tersedia dalam bentuk tablet. Dosis

yang diberikan pada awal biasanya 2,5 mg/hari atau kurang, dan rata-rata

dosis pemeliharaan 5 – 10 mg/hari yang diberikan sebagai dosis tunggal

Page 2: Glibenklamid

pada pagi hari. Dosis pemeliharaan tidak dianjurkan memberikan dosis

sampai 20 mg/hari (Katzung, 2002).