Upload
hoangngoc
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GREEN GOLD for 9 out of 17 Goals
Oleh : Muhaimin Iqbal
Seluruh negara-negara di dunia yang bernaung dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) sepakat untuk mencapai target bersama pada tahun 2030, yaitu apa yang disebut
Sustainable Development Goals (SDGs). Dari 17 pencapaian yang menjadi target tersebut ,
setidaknya ada 9 target diantaranya bisa dicapai melalui perantaraan satu tanaman saja. Satu
tanaman yang bias sebut Emas Hijau atau Green Gold ini adalah kekayaan negeri ini yang
terabaikan selama ini, dialah BAMBU ! Bagaimana bisa ?
Dari ratusan jenis bambu yang kita miliki, sebagian besar bisa hidup di seluruh wilayah
negeri ini – baik di wilayah yang paling basah seperti Bogor maupun wilayah-wilayah yang
paling kering seperti NTT.
Bambu memiliki kegunaan yang sangat beragam, dia bisa menjadi food – makanan yang
lezat dan bernutrisi ketika dia masih muda yang disebut rebung. Menjadi fiber – bahan kertas
ramah lingkungan dan bahan serat tekstil berkwalitas tinggi. Dia menjadi biofuel yang sangat
fleksibel, dibakar langsung bisa, dijadikan arang bisa, dan bahkan ada dua bahan bakar masa
depan yang bahan terbaiknya antara lain adalah bambu.
Lantas apa hubungannya bambu ini dengan target pencapian negara-negara di dunia
dengan apa yang disebut SDGs tersebut di atas ?
Setidaknya ada 9 dari 17 target SDGs yang bisa difasilitasi oleh tanaman bambu ini.
Berikut Penjelasannya :
SDGs Table
SDG no 1 – NO POVERTY (Tidak Ada Kemiskinan)
daerah-daerah miskin di pedesaan umumnya disebabkan tanahnya yang kurang fit untuk
tanaman pangan. Padahal tanaman tidak harus untuk pangan, tanaman seperti bambu bisa
memberikan hasil netto yang bahkan lebih tinggi dari tanaman padi yang hanya bisa ditanam di
tanah terbaik.
Bila desa-desa gersang dan tertinggal ditanami bambu secara massif dengan pasar yang sangat
luas tersebut di atas, maka desa miskin-pun bisa menjadi makmur oleh bambu. Ketika desa-
desa menjadi makmur, kemiskinan kota juga akan menghilang dengan sendirinya – karena
orang miskin kota akan deurbanisasi ke desa-desa yang telah menjadi makmur lebih dahulu.
SDG no 6 – CLEAN WATER AND SANITATION (Air Bersih dan Sanitasi)
Bambu memfasilitasi akses masyarakat terhadap air bersih melalui dua cara. Pertama
keberadaan tanaman bambu akan memaksimalkan tanah untuk menahan airnya, bahkan akan
memancarkan mata air-mata air setelah rumpun bambu subur pada usia tertentu.
Daerah yang tadinya minim mata air akan berubah menjadi daerah dengan jumlah mata air
yang melimpah. Air tidak lagi menjadi problem bahkan untuk daerah yang semula gersang
sebelum hadirnya tanaman bambu.
Kedua, untuk daerah yang belum juga mendapatkan air dari mata airnya setelah beberapa
tahun menanam bambu, masyarakat bisa menjernihkan air yang ditampungnya dari hujan,
sungai dan lain sebagainya menggunakan arang aktif yang dibuat dari bambu. Air bersih tetap
menjadi murah dan bisa disaring sendiri dengan material yang diproduksi dari tanaman mereka
sendiri - yaitu bambu.
SDG no 7 - AFFORDABLE AND CLEAN ENERGY (Energy Terjangkau dan Bersih)
Selama ini supply energy di seluruh dunia umumnya menggunakan pendekatan sentralisasi. Di
Indonesia supply energy mayoritasnya hanya dari tiga BUMN saja yaitu PLN, Pertamina dan PN
Gas. Akan baik untuk seluruh stakeholder negeri ini, ketika rakyat punya pilihan energi-nya
sendiri.
Ketika rakyat yang ada di kepulauan dan daerah terpencil bisa memproduksi listriknya sendiri
dengan bahan bakar BioCoal, menjelankan power generator, traktor-traktor pertanian dan
kendaraan niaganya dengan BioDME - maka pemerintah dapat menghemat subsidi energinya
untuk kemudian digunakan untuk keperluan pembangunan lainnya. Bagi para BUMN yang
selama ini mengemban tugas sosial, juga bisa fokus untuk kegiatan komersial-nya sehingga bisa
bersaing dengan para pemain global di bidangnya.
BioCoal adalah produk antara untuk produksi Syngas dan BioDME. Mesin ini adalah produksi bersama antara After Oil dan Igrow
Seandainya saja dari kebutuhan domestik batu bara Indonesia yang sekitar 100 juta ton per
tahun, 10 %nya saja digantikan oleh BioCoal ini, maka diperlukan sekitar 357,000 hektar
bambu. Sekali merangkuh dayung, pekerjaan yang massive akan tumbuh di desa-desa yang
menanamnya dan di pulau-pulau akan menjadi produktif. pencemaran udara juga dapat
ditekan.
Bila entah kapan, kita ingin mengganti semua pembangkit dan industri yang menggunakan batu
baru berganti dengan energi bersih - seperti target PBB untuk tahun 2030 tersebut - maka kita
butuh sekitar 3,570,000 hektar tanaman bambu. Ini kurang lebih setara dengan 1/3 luas
tanaman sawit di Indonesia saat ini. Artinya apa ? it is doable, meskipun tidak akan ada yang
mudah.
Seandainya saja kita mau menggantikan kebutuhan bahan bakar diesel kita yang saat ini
diimpor dengan tingkat kebutuhan 16.2 juta kilo liter (2018) - dengan BioDME, maka kita akan
buth tanaman bambu sekitar 1.2 juta hektar. Apabila ini digabung dengan kebutuhan batu bara,
maka kita butuh 4.7 juta hektar tanaman bambu.
Tentu saja berat dan tidak mudah, but still doable - mengingat kita tentu juga ingin semua
menggunakan energi bersih tahun 2030 - selain minyak kita memang akan habis beberapa
tahun sebelum 2030. Cukup waktu untuk memperjuangkan SDG no 7 ini - masih sekitar 12
tahun lagi - demi ketersediaan dan keterjangkauan energi bersih bagi anak cucu kita.
SDG no 10 – REDUCED INEQUALTY (Mengurangi Ketimpangan)
Selama ini setelah 73 tahun merdeka 60% desa kita tertinggal dan sangat tertinggal.
Penyebabnya adalah antara lain ekonomi yang terpusat, semua yang digunakan oleh penduduk
desa datangnya dari pusat, desa - terutama yang tertinggal karena tanahnya kurang produktif -
nyaris tidak ada produksi yang berarti.
Bayangkan sekarang bila desa-desa menjadi produsen bahan bakarnya sendiri atau bahkan
untuk orang kota, desa menjadi 'pengekspor' produk makanan kwalitas tinggi dari rebung, desa
bahkan bisa memproduksi material masa depan nano-carbon, Maka kemakmuran-pun akan
merambah ke desa-desa yang semula tertinggal.
Orang kota yang ahli energi, ahli makanan, ahli nano material, ahli serat dlsb, tiba-tiba bisa
melihat masa depan mereka ada di desa. Akan terjadi deurbanisasi kalangan terdidik ke desa
sampai terjadi keseimbangan kemakmuran antara desa dan kota. Yang hijrah ke kota tidak lagi
lebih besar dari yang hijrah ke desa.
SDG no 11 – SUSTAINABLE CITIES AND COMMUNITIES (Kota dan Komunitas Berkelanjutan)
Masalah perkotaan terbesar untuk negara-negara berkembang umumnya adalah masalah
urbanisasi. Sumber daya kehidupan seperti udara bersih dan sumber air yang terbatas dan
bahkan berkurang karena bertambahnya bangunan - harus dikonsumsi oleh jumlah penduduk
yang bertambah pesat karena urbanisasi.
Deurbanisasi menjadi cara paling efektif untuk menyebarkan konsentrasi penduduk, dan ini
akan terjadi dengan senidirinya manakala ada 'gula' di desa. Karena dimana ada gula ada
semut, maka industri per-bambuan-an mulai dari proses menanam sampai produk-produk
turunannya bisa menjadi 'gula' yang sangat manis untuk memicu arus deurbanisasi tersebut.
SDG no 12 – RESPONSIBLE CONSUMPTION AND PRODUCTION (Konsumsi dan Produksi
Bertanggung Jawab)
Saat ini kita hidup sebagai generasi yang konsumtif terhadap sumber daya alam kita. Batu bara
kita keruk dari bumi dan tidak akan pernah bisa mengembalikannya, minyak yang kita sedot
dari sumber-sumbernya di darat maupun laut - kita tidak akan pernah bisa mengembalikannya,
demikian pula hutan-hutan yang menjadi gundul dengan alasan untuk membiayai
pembangunan.
Lantas apa yang kita berikan ke bumi ini untuk generasi yang akan datang ? Setidaknya kita
harus mulai menanam sekarang, dan bambu menjadi pilihan terbaiknya. Bila saat ini kita tanam,
bambu-bambu itu akan mulai produktif sebelum masa pemerintahan berikutnya 2024 berganti.
Selanjutnya bambu akan terus produktif sampai sekitar 12 masa pemerintahan berikutnya atau
sekitar 60 tahun. Mayoritas kita tentu tidak akan mengalami hidup selama itu, tetapi inilah yang
bisa kita wariskan ke generasi mendatang. Kita masih bisa mewariskan bumi yang subur, hijau
royo-royo dengan mata air yang menyebar di seluruh pelosok negeri.
SDG no 13 – CLIMATE ACTION (Aksi Iklim)
Ini adalah target yang sulit dipahami oleh kebanyakan masyarakat kita. Bila suhu permukaan
bumi konon tambah panas, kutub utara dan selatan bumi bergesar karena mencairnya gunung-
gunung es - apa hubungannya dengan kita ? memangnya ada yang bisa kita lakukan ?
Tidak menjadi penting apakah yang kita lakukan bener-bener bisa menghentikan mencairnya
gunung es di dua kutub, tidak menjadi penting apakah ini akan mengerem pergeseran letak
kutub utara bumi, tetapi setidaknya kita berbuat yang kita bisa. Menanam bambu adalah
menanam tanaman yang tergolong paling mudah, dan dia akan berusia 60 tahun untuk
mengerem laju pemanasan global, mengerem emisi carbon, meningkatkan produksi oksigen
untuk kita bisa terus bernafas dengan gratis.
SDG no 15 – LIFE ON LAND (Kehidupan di Permukaan Tanah)
Ketika kita menanam satu species tanaman - sejatinya kita bukan hanya turut menghidup-
hidupkan bumi dengan satu tanaman tersebut. Dari satu tanaman inilah terbangun satu
ecosystem kehidupan baru, baik di dalam tanah, di permukaan bumi maupun yang ada di
antara bumi dan langit.
Ketika kita sadar bahwa satu batang bambu yang kita hadirkan ini ikut hadir bersamanya
ecosystem kehidupan - maka inilah setidaknya bakti nyata kita di bumi pertiwi ini. Ketika satu
daun jatuh-pun tidak luput dari pandanganNya, maka dari ecosystem kehidupan yang kita
terlibat di dalamnya ini - kita berharap semoga menjadi wasilah atau jalan - agar kita selangkah
lagi lebih dekat kepadaNya, yang mengasihi kehidupan di bumi insyaAllah akan dikasihi oleh
yang di langit.
SDG no 17 – PARTNERSHIP TO ACHIEVE THE GOAL (Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan)
Seberapa keras-pun kita bekerja, kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Demikian pula
gerakan menghijaukan bumi dengan menanam bambu ini. Kami hanya bisa meng-inspirasi,
memotivasi, men-challenge, mengawali dlsb. tetapi gerakan besarnya sendiri tentu
membutuhkan seluruh pihak yang terkait.
Maka inilah saatnya untuk berbuat something big, something green , something yang begitu
berharga sehingga layak untuk kita menyebutnya sebagai GREEN GOLD !
Bila tertarik untuk bisa bersinergi, silahkan kirim email ke : [email protected]