41
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan semua gigi asli beserta bagian jaringan gusi yang hilang, karena apabila seseorang telah hilang semua gigi geliginya, maka dapat menghambat fungsi pengunyahan, fungsi fonetik, fungsi estetik dan dapat mempengaruhi keadaan psikis. Tujuan pembuatan GTL adalah : a. Merehabilitasi seluruh gigi yang hilang sehingga dapat memperbaiki atau mengembalikan fungsi bicara, pengunyahan, estetis dan psikis. b. Memperbaiki kelainan, gangguan dan penyakit yang disebabkan oleh keadaan edentulous. Bagi seseorang yang telah kehilangan gigi geligi, maka prosessus alveolaris akan mengalami penyusutan yang disebut residual ridge. Penyusutan alveolaris biasanya berjalan 2-3 minggu, tetapi ada yang sampai berbulan-bulan. Pembuatan GTL akan mencegah pengerutan ( atropi processus ) Alveolaris (residual ridge), mencegah berkurangnya vertikal dimensi yang disebabkan turunnya otot-otot pipi karena tidak ada penyangga dan hilangnya oklusi sentrik. Selama berfungsi rahang bawah (RB) berusaha berkontak dengan rahang atas (RA) sehingga 1

Gtl

Embed Size (px)

DESCRIPTION

@choardes

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan semua gigi

asli beserta bagian jaringan gusi yang hilang, karena apabila seseorang telah hilang semua gigi

geliginya, maka dapat menghambat fungsi pengunyahan, fungsi fonetik, fungsi estetik dan dapat

mempengaruhi keadaan psikis. Tujuan pembuatan GTL adalah :

a. Merehabilitasi seluruh gigi yang hilang sehingga dapat memperbaiki atau

mengembalikan fungsi bicara, pengunyahan, estetis dan psikis.

b. Memperbaiki kelainan, gangguan dan penyakit yang disebabkan oleh keadaan

edentulous.

Bagi seseorang yang telah kehilangan gigi geligi, maka prosessus alveolaris akan mengalami

penyusutan yang disebut residual ridge. Penyusutan alveolaris biasanya berjalan 2-3 minggu,

tetapi ada yang sampai berbulan-bulan. Pembuatan GTL akan mencegah pengerutan ( atropi

processus )

Alveolaris (residual ridge), mencegah berkurangnya vertikal dimensi yang disebabkan

turunnya otot-otot pipi karena tidak ada penyangga dan hilangnya oklusi sentrik. Selama

berfungsi rahang bawah (RB) berusaha berkontak dengan rahang atas (RA) sehingga dengan

tidak adanya gigi-gigi RA dan RB akan menyebabkan hilangnya oklusi sentrik. Mandibula

menjadi protusif dan hal ini menyebabkan malposisi pada temporo-mandibula joint. 

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari GTL ?

2. Apa fungsi dari GTL ?

3. Jelaskanlah indikasi dan kontraindikasi dari GTL?

4. Apakah yang perlu dipersiapkan sebelum pembuatan Gigi Tiruan Penuh?

5. Bagaimana retensi dan stabilisasi dari GTL ?

6. Bagaimana prosedur mencetak dari GTL ?

1

7. Bagaimana prosedur penentuan gigitan?

8. Bagaimana penentuan dan pemilihan gigi?

9. Jelaskan prosedur pembuatan gigi tiruan penuh?

10. Bagaimana Prosedur Try-In Gigi Tiruan Penuh?

11. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Pada Gigi Tiruan Lengkap?

12. Bagaimana cara Reparasi Gigi Tiruan Penuh jika terdapat masalah?

13. Apa saja instruksi yang diberikan kepada psien GTL?

14. Jelaskan denture stomatis akibat pemakaian GTL?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menerangkan bagaimana pembuatan gigi

tiruan lengkap yang baik serta - masalah yang dihadapai pada pasien yang memakai gigi tiruan

penuh.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu gigi tiruan

penuh pada umumnya.

2. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang bagaimana membuat gigitiruan

penuh yang baik.

3. Memberikan gambaran masalah-masalah yang sering terjadi pada pemaikaian

gigitiruan penuh dan bagaimana caramengatsi masalah tersebut.

15.

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Gigi Tiruan Lengkap

Gigi Tiruan Lengkap adalah gigi tiruan yang menggantikan kehilangan seluruh gigi pada

rahang atas dan bawah (edontolus) serta jaringan pendukung atau mukosa serta memperbaiki

system stomatogonatik.

Gigi tiruan lengkap merupakan pengganti gigitiruan asli yang sudah hilang dan hilangnya

jaringan lunak dan tulang, yang dibuat untuk merestorasi fungsi yang tidak seimbang dan hilang

serta untuk penampilan. Pembuatan gigitiruan penuh mencakup prosedur klinis dan labor,

dimana penghitungan cermat merupakan hal sangat penting untuk mencapai keberhasilan pada

pembuangan gigitiruan. Keberhasilan juga sangat dipengaruhi oleh profil psikososial pasien.

2.2 Fungsi Gigi Tiruan lengkap

1. Memperbaiki fungsi bicara

2. Memperbaiki fungsi pengunyahan

3. Memperbaiki estetis

4. Memperbaiki fungsi stomatognatik

5. Mempertahankan jaringan pendukung

2.3 Indikasi dan kontra indikasi GTL

Indikasi pembuatan GTL

1. Individu yang seluruh giginya telah tanggal atau dicabut.

2. Individu yang masih punya beberapa gigi yang harus dicabut karena kerusakan gigi yang

masih ada tidakmungkin diperbaiki.

3

3. Bila dibuatkan GTS gigi yang masih ada akan mengganggu keberhasilannya.

4. Keadaan umum dan kondisi mulut pasien sehat.

5. Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosis yang akan diperoleh. 

Kontra indikasi pembuatan GTL

1. Tidak ada perawatan alternatif

2. Pasien belum siap secara fisik dan mental,

3. Pasien alergi terhadap material gigi tiruan penuh

4. Pasien tidak tertarik mengganti gigi yang hilang

Persiapan Sebelum Pembuatan Gigitiruan Penuh

Sebelum melakukan prosedur pembuatan gigi tiruan maka diperlukan persiapan dalam

mulut (mouth preparation) yang dapat berakibat patologis terhadap jaringan karena

penggunaan gigitiruan. Sehingga diperlukan pemeriksaan terlebih dahulu dan melakukan

perawatan yang terdiri atas dua hal yang mempengaruhi keadaan rongga mulut yaitu terkait

mukosa oral dan tulang.

Keadaan yang mempengaruhi mukosa oral

a. Denture stomatitis

b. Palatal infl ammatory papillary hyperplasia

c. Angular stomatitis (angular cheilitis)

d. Shallow sulci

e. Denture-induced hyperplasia

f. Prominent frena.

Keadaan yang mempengaruhi tulang

a. Patologis tulang

b. Tulang yang tajam dan tidak teratur

c. Undercut ridge

d. Prominent maxillary tuberosities

4

Retensi dan Stabilitas Gigitiruan Penuh

RETENSI

Retensi dapat didefinisikan sebagai kekuatan menahan dari suatu gigitiruan terhadap

daya lepas pada saat gigi tiruan tersebut dalam keadaan diam. Gaya-gaya fisik yang

berhubungan dengan retensi GTL adalah :

o Tekanan Permukaan

o Gaya-gaya dalam Cairan

o Tekanan Atmosfer

Retensi terutama dipengaruhi oleh tiga factor dalam desain gigi tiruan :

1. Ketepatan kontak antar basis gigi tiruan dan mukosa mulut

2. Perluasan basis gigi tiruan

3. Pengap perifer (peripheral seal)

Stabilisasi pada gigi tiruan lengkap merupakan kekuatan menahan darisuatu gigi tiruan

terhadap kekuatan daya lepas pada saat gigi tiruan berfungsi(adanya tekanan fungsional).

Prosedur Mencetak Anatomis dan Fisiologis

Cetak Anatomis

Prosedur mencetak:

Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan

Instruksi pada pasien

Persiapan pasien seperti preparasi dan profilaksis, control saliva, dan control pasien

hipersensitif

Posisi pasien dan operator untuk rahang atas operator berada di belakang kanan pasien,

kepala pasien setinggi dada operator, mulut pasien setinggi siku operator, dan kalau

rahang bawah operator berada sebelah kanan depan pasien, mulut pasien setinggi antara

bahu dan siku operator

Try in sendok cetak ke mulut pasien

Aduk bahan cetak dengan perbandingan 1 : 2 hingga homogen (halus dan mengkilat)

Masukkan bahan ke sendok cetak

Masukkan sendok cetak ke dalam mulut pasien

Mengisi daerah undercut

5

Sentering

Mengangkat bibir atas atau menurunkan bibir bawah

Menekan sendok cetak, ditekan bagian tengah palatum supaya bahan mengalir secara

merata kemudian baru tekan bagian posterior dan anterior

Melepas sendok cetak dari rahang

Mengeluarkan sendok cetak dari dalam mulut

Pengecoran dengan dental stone (gips tipe III)

Cetak Fisiologis

Membuat sendok cetak buatan/individuil

Border molding/muscle trimming

Membuat lubang pada sendok cetak

Boxing dan Beading

Prosedur Penentuan Gigitan (Record Block)

Pembuatan oklusi jika oklusi tidak ada

Dengan basis dan galangan gigit pada rahang atas dan rahang bawah:

1. Tentukan DV istirahat

2. Dapatkan DV oklusal

3. Tentukan relasi sentris

4. Fixasi galangan gigit rahang atas dan bawah

Pemilihan dan Penyusunan Gigi Artifisial

Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan gigi:

Penyusunan gigi anterior : inklinasi,tonjol gigi,dan sebaginya

Penyusunan gigi posterior didasarkan oleh berbagai kurva antara lain:

Kurva spee

Obliq

Kurva manson

6

Pemasangan gigi anterior:

• axisnya bersudut 85° kea rah distal dengan bidang oklusal

• inklinasi terlihat garis lurus dengan garis yang ditarik dqari servik ke

insisall

• bagian 1/3 permukaan labial agak depresi

• axisnya bersudut 80 terhadap mid line

• incisalnya berjarak 1-2 mm dari bite rim RB

• permukaan labial agak ke palatal dan mengikuti lengkung bite rim

• axisnya tegak lurus/ hampir sejajar dengan garis median

• incisalnya menyentuh bite RB

• bagian 1/3 labioservikal lebih ke labial

• bagian insisal lebih ke labial dan bagian sevik lebih ke lingual

• axisnya membenyuk sudut 85 derajat dengan bidang oklusal

• perhatikan overjet dan overbite

• axisnya sedikit miring ke mesial dengan permukaan labial tegak lurus

bidang insisal membentuk sudut 85derajat

• bagian servikal dan labial nya lurus terhadap bidang oklusal

Tepi insisal sama jaraknya 1-2mm diatas bisang oklusi

• axisnya miring , tepi distal tegak lurusdengan bidang oklusal

• bagian servikal permukaan labial lebih ke labial

• letak tonjolnya diatas bidang oklusal

Pemasangan gigi posterior, didahului dengan pemasangan gigi rahang atas kemudian

pemasangan rahang bawah:

7

• axis tegak lurus bite rim RB dan bidang oklusal

• tonjol bukal dan lingual menyentuh bite rim RB, tonjol palatinal

menggantung 1 mm

• axis tegak lurus bite rim RB

• kedua tonjol menyentuh bite rim RB

• sumbu gigi condong ke distal

• tonjol mesiopalatinal menyentuh bite rim, tonjol lainnya menggantung

• axis lebih miring daripada

• semua tonjol menggantung

Gigi posterior RB yang harus dipasang pertama adalah gigi

• tonjol mesiopalatinal tepat pada fossa sentral

• relasi terhadap neutrooklusi

(Klas I Angle)

• axisnya tegak lurus bite rim

• letaknya di antara dengan tonjol bukal terletak di fossa sentral

antara P1 dan Caninus RA

• axisnya tegak lurus bite rim

• letaknya di antara dengan tonjol bukal terletak di fossa sentral antara

P1 dan P2 RA

• axisnya tegak lurus bite rim

• tonjol mesiobukal berada di antara tonjol mesiodistal dan

tonjol mesio-bukal

8

Prosedur Pembuatan Gigi tiruan Penuh

KUNJUNGAN I

a. Anamnesa dan pemeriksaan obyektif

b. Membuat cetakan studi model

• Sendok cetak : stock tray

• Bahan cetak : elastic impression (alginat)

• Metode mencetak : mucostatic

c. Membuat studi model

KUNJUNGAN II

a. Membuat dan mencoba sendok individual

• Stabilisasi : dengan menghindari muscular attachment

• Relief area : tercakup semua baik rahang atas maupun rahang bawah

• Cara membuat :

Dari study model dibuat sendok cetak individual dari bahan sellac base plate, dengan

batas 2 mm lebih pendek dari batas GTP, agar tersedia ruang yang cukup untuk

memanipulasi bahan pembentuk tepi (border material). Sellac dilunakkan dengan cara

memanaskan di atas lampu spiritus lalu ditekan diatas study model. Sellac dipotong sesuai

batas-batas yang telah digambar pada study model. Sellac dipotong dengan menggunakan

gunting saat masih lunak. Pada daerah molar dan kaninus kanan dan kiri dibuat stop

vertikal dari wax sebagai batas penekanan saat mencetak sedangkan untuk rahang atas

ditambah dengan pembuatan postdam area yang juga dari wax untuk menahan bahan cetak

agar tidak mengalir ke belakang. Selanjutnya dibuat lubang-lubang pada sendok cetak

untuk mengurangi tekanan pada waktu mencetak. Lubang dibuat dengan mengunakan bur

bulat no 8 dengan jarak masing-masing lebih dari 5 mm.

b. Membuat cetakan model kerja

• Sendok cetak : Sendok cetak individual

• Bahan cetak : Elastomer (Exaflec)

• Metode mencetak : mucodynamic

• Cara mencetak:

9

Rahang Atas

Bahan cetak diaduk kemudian dimasukkan ke dalam sendok atas

Masukkan sendok cetak ke dalam mulut dengan posisi operatordisamping kanan belakang.

Pasien mengucapkan “ah” untuk mencetak vibrating line.

Pasien mengucapkan “oh” untuk mencetak frenulum buccalis,frenulum labialis superior.

Posisi dipertahankan sampai bahan cetak setting

Cetakan dilepas dan dicuci

Rahang Bawah

Bahan cetak diaduk kemudian dimasukkan ke dalam sendok bawah

Masukkan sendok cetak ke dalam mulut dengan posisi operatordisamping kanan depan.

Pasien diminta menjulurkan lidah untuk mencetak frenulumlingualis.

Pasien mengucapkan “oh” untuk mencetak frenulum buccalis,frenulum labialis inferior.

Posisi dipertahankan sampai bahan cetak setting

Cetakan dilepas, dan dicuci

c. Membuat base plate

Setelah diperoleh cetakan yang akurat, kemudian diisi dengan gips stone.

Setelah diperoleh model kerja, ditentukan batas tepi, relief area juga dibuatpostdam.

Kemudian menurut batas-batas tersebut dibuat base plate dariwax yang kemudian diganti

dengan akrilik. Base plate yang diperolehdihaluskan dan di atasnya dibuat bite rim dari

wax.

Batas tepi untuk rahang bawah adalah peripheral seal dibatasi fornik,posterior seal dibatasi

oleh 2/3 bagian trigonum retromolar dan media/linguadibatasi oleh linea mylohyoidea.

Sedangkan untuk rahang atas adalah:peripheral seal dibatasi fornik dan posterior seal

dibatasi vibrating line danhamular notch.

KUNJUNGAN III

Tahap Klinis

a. Insersi base plate, retensi dan stabilisasi diperhatikan.

Retensi adalah dayatahan gigi tiruan terhadap upaya pelepasan, sedangkan stabilisasi

adalahdaya tahan gigi tiruan untuk tetap di tempat ketika fungsi pengunyahanberlangsung.

10

Retensi dapat di amati dengan memberikan tekanan padasalah satu sisi gigi tiruan (jika gigi

tiruan terungkit, maka gigi tiruantersebut tidak retentif) atau dengan memberikan usaha

pelepasan (gigitiruan yang retentif adalah gigi tiruan yang sulit dilepas). Stabilisasi

dapatdiamati dengan menggerakkan otot-otot pipi, lidah dan mengucapkan ‘ah’.Gigi tiruan

yang stabil merupakan gigi tiruan yang tidak berubah tempatketika difungsikan.

Retensi gigi tiruan ditentukan oleh letak seal dan adhesi / kohesi saliva.Kesesuaian

letak seal dilakukan dengan menggerakkan otot pipi. Jika alatterjatuh ketika otot

digerakkan, berarti terdapat over extension plat. Solusikeadaan ini adalah dengan

mengurangi plat. Sebaliknya, jika seal padaunder extension plat, maka kohesi dan adhesi

saliva berkurang, dan alatmenjadi tidak retentif. Solusi keadaan ini adalah dengan membuat

platyang baru.

b. Penentuan profil pasien. Profil pasien disesuaikan dengan ras pasientersebut. Dalam kasus

ini, pasien termasuk ras mongoloid yang memilikiciri khas profil cembung. Kecembungan

profil dibuat dengan tonus ototlabial sebagai parameternya. Profil yang ideal, terbentuk jika

otot bibirdalam keadaan isotonus. Apabila bibir tampak hipertonus, maka bagiananterior

bite rim terlalu cembung sehingga harus dikurangi. Sebaliknya,jika bibir tampak hipotonus,

maka bite rim kurang cembung sehinggaperlu ditambah dengan malam merah.

c. Pencatatan Maxillo-mandibular relationship (MMR), caranya:

Mula-mula pasien dipersilakan duduk pada dental chair, dataran oklusaldiusahakan sejajar

dengan lantai. Tentukan garis chamfer dari titik dibawah ini :

4 mm dari meatus acusticus externus

telinga kanan dan kiri

spina nasalis anterior

Kemudian ketiga titik tersebut ditandai dengan benang dandiisolasi. Selanjutnya

record blok dipasang dengan posisi bite rim RA danRB harus tertutup secara sempurna

(tidak boleh ada celah dan merupakansuatu garis lurus).

Kemudian dicari dimensi vertical (inter occlusal distance),didapatkan dengan cara

mengukur jarak pupil dengan sudut mulut samadengan jarak hidung sampai dagu (PM =

HD). Pada keadaan rest posisiPM = HD.

Pengecekkan dimensi vertikal dapat dilakukan denganmengucapkan huruf M. Huruf

M terdengar jelas jika dimensi vertikalcukup. Free way space dicek dengan pengucapan

11

huruf S (huruf Sterdengar mendesis). Jika free way space kurang, maka huruf S

sulitterucap, demikian halnya jika free way space berlebihan (terasa semburansaliva ketika

pengucapan huruf S).

Bite rim rahang atas dibuat sejajar dengan garis chamfer (garisyang berjalan dari ala

nasi sampai titik tertinggi dari porus acusticusexternus) untuk bagian posterior dan sejajar

garis pupil untuk bagiananterior. Tinggi bite rim rahang atas 1,5-2 mm dibawah garis bibir

atas/lower lip line (pada waktu posisi istirahat). Alat yang digunakan adalahocclusal guide

plane.

d. Centric relation record

Yaitu suatu relasi mandibula terhadap maksila pada suatu relasivertikal yang

ditetapkan pada posisi mandibula paling posterior.HD = PM – 2 mm. Pengurangan 2 mm

diperoleh dengan cara mengurangi bite rim rahang bawah dengan maksud sebagai free way

space.

Caramenentukan relasi sentrik yaitu dengan mengintruksikan pasien

untukmenengadahkan kepala pasien sedemikian rupa sehingga prosessusCondyloideus

akan tertarik pada fossa bagian belakang karena tarikan dariotot dan mengintruksikan untuk

menelan berulang-ulang. Untukmendapatkan sentrik relasi pasien disuruh melakukan

gerakan mandibulaberulang-ulang sampai pasien biasa dengan oklusi tersebut.

Setelahmendapatkan posisi sentrik, bite rim diberi tanda tempat median line dangaris

ketawa.

Median line, garis ketawa, high lip line, low lip line ditentukan kemudian dicek

dengan cara pasien dinstruksikan untuk membuka danmenutup mulut kemudian dilihat

apakah garis tersebut sudah tepat dantetap kedudukannya dalam keadaan oklusi sentrik.

Rahang atas dan rahang bawah difiksasi dengan double V-grooveshape, caranya:

dibuat V-groove pada rahang atas kira-kira P1 dan M1;pada rahang bawah daerah V-groove

dikurangi kira-kira 2 mm. Bite rimrahang bawah diberi gulungan malam kecil yang telah

dilunakkan dibawahV-groove RA. V-groove pada RA diolesi vaselin. Rahang atas dan

bawahdikatupkan, mulut dilihat apakah V-groove dan kontranya sudah tepat,kemudian

lakukan membuka dan menutup berulang-ulang.

e. Pemasangan pada artikulator

12

Jenis artikulator yang digunakan adalah anatomical type yang disebut freeplane

articulator.Bagian-bagian articulator ini adalah: upper member, lower member,incisal

guide pin dan mounting table.

Cara kerja :

Tentukan besar derajat tonjol caninus superior dan premolar superiorpertama.

Bite rim RA beserta modelnya diletakkan pada mounting table dengan pedoman: garis

tengah bite rim dan model RA berhimpit dengan garistengah mounting table, tepi luar

anterior bite rim RA menyinggunggaris incisal edge mounting table, jarum horizontal

incisal guide pinujungnya menyentuh tepi luar anterior dari bite rim model RA dantepat

pada garis tengah bite rim.

Fiksasi dengan wax pada mounting table.

Buat adonan gips.

Upper member digerakkan ke atas dan adonan gips dituang perlahanpada bagian atas

model kerja RA lalu upper member digerakkan kebawah sampai menekan gips yang ada

pada model kerja RA.

Upper member dan lower member diikat dengan karet, rapikan gipsyang memfiksir upper

member dengan model RA kemudian tunggusampai keras.

Mounting table dilepas dari artikulator kemudian artikulator dibalik.

Bite rim RB diletakkan kembali pada bite rim RA sesuai dengan oklusinya.

Buat adonan gips, lower member diangkat ke atas dan adonan gipsdituang pada model

kerja RB kemudian lower member digerakkan kebawah sampai menekan adonan gips,

setelah itu artikulator dibalik dangips dirapikan.

KUNJUNGAN IV

Dalam kunjungan ini sudah dilakukan pemasangan gigi-gigi anterior.Urutan

pemasangan gigi adalah gigi anterior rahang atas, gigi anterior rahangbawah.

Setelah pemasangan gigi anterior dilakukan try in untuk memeriksa:

1. Overbite dan overjet

2. Garis caninus (pada saat rest posisi terletak pada sudut mulut)

3. Garis ketawa (batas servikal gigi atas, gusi tidak terlihat saat ketawa)

13

4. Fungsi fonetik (pasien disuruh mengucapkan hurus s, f, t, r dan m). Selanjutnya dilakukan

sliding ke kanan dan ke kiri.

KUNJUNGAN V

Pada kunjungan ini sudah dilakukan pemasangan gigi-gigi posterior.Urutan

pemasangan adalah gigi posterior RA kemudian RB, setelah itu try inpada pasien.Untuk

pemasangan gigi-gigi posterior rahang atas ini harus diperhatikan:

a. Dataran orientasi jika dilihat dari sagital harus membentuk kurva Manson

b. Dataran orientasi jika dilihat dari arah lateral harus membentuk kurva VonSpee

Setelah pemasangan gigi posterior dilakukan try in.Perhatikan inklinasi dan kontur gusi

tiruannya. Perlu juga dilakukanpengamatan tehadap:

1. Oklusi

2. Stabilisasi gaya working dan balancing side

3. Estetis dengan garis kaninus

4. Fonetik dengan cara menyuruh pasien mengucapkan huruf S, D, O, M, R, A dan T dan

lainnya sebagainya dengan jelas dan tidak ada gangguan.

Dilakukan try in untuk mengevaluasi GTP sebelum diproses dengan caramelatih

pasien untuk memakai, merasakan dan beradaptasi dengan gigi tiruantersebut :

1. Dilatih berfungsi : bicara, menelan, mengunyah

2. Bila ada kesulitan dalam berfungsi dicoba dengan latihan berkali-kali

3. Dicek estetis, retensi, stabilisasi, fonetik, dan oklusi sentrik

KUNJUNGAN VI

Try-in seluruh gigi tiruan di atas malam dan kontur gusi tiruannya, laludilakukan

pengamatan pada :

Oklusinya

Stabilisasinya dengan working side dan balancing side

Estetis dengan melihat garis caninus dan garis ketawa

Pasien disuruh menyebut huruf-huruf p, b, t, th, d, f, v dan lain-lainsampai tidak ada

gangguan

14

KUNJUNGAN VII

Setelah diganti dengan resin akrilik, protesa diinsersikan dalam mulut dandiperhatikan

retensi, oklusi dan stabilitas. Setelah itu berikan instruksi kepada pasien mengeni

pemeliharaan dan penggunaan protesa.

KUNJUNGAN VIII

Setelah pemasangan GTP selama 1 minggu, pasien datang untuk kontrol. Yang perlu

diperhatikan pada saat kontrol adalah:

a. Pemeriksaan subyektif: Ditanyakan apakah ada keluhan atau tidak,ditanyakan apakah ada

gangguan atau tidak, dan ditanyakan apakah adarasa sakit.

b. Pemeriksaan obyektif: Dilihat keadaan mukosa apakah ada peradanganatau perlukaan dan

diperiksa retensi dan stabilisasi

081271204205

2.10 Prosedur Try-In Gigi Tiruan Penuh

Prosedur try-in meliputi beberapa tahap pada bebrapa kali kunjungan, yaitu dari

kunjungan keempat hingga keenam. Berikut urutannya:

Setelah pemasangan gigi anterior dilakukan try in untuk memeriksa:

Overbite dan overjet

Garis caninus (pada saat rest posisi terletak pada sudut mulut)

Garis ketawa (batas servikal gigi atas, gusi tidak terlihat saat ketawa)

Fungsi fonetik (pasien disuruh mengucapkan hurus s, f, t, r dan m). Selanjutnya dilakukan

sliding ke kanan dan ke kiri.

Setelah pemasangan gigi-gigi posterior rahang atas dilakukan try-in pada pasien

dengan memeriksa:

Dataran orientasi jika dilihat dari sagital harus membentuk kurva Manson

Dataran orientasi jika dilihat dari arah lateral harus membentuk kurva Von Spee

Setelah pemasangan gigi posterior dilakukan try in. Perhatikan inklinasi dan kontur gusi

tiruannya. Perlu juga dilakukan pengamatan tehadap:

Oklusi

Stabilisasi gaya working dan balancing side

15

Estetis dengan garis kaninus

Fonetik dengan cara menyuruh pasien mengucapkan huruf S, D, O, M, R, A dan T dan

lainnya sebagainya dengan jelas dan tidak ada gangguan.

Dilakukan try in untuk mengevaluasi GTP sebelum diproses dengan cara melatih

pasien untuk memakai, merasakan dan beradaptasi dengan gigi tiruan tersebut :

Dilatih berfungsi: bicara, menelan, mengunyah

Bila ada kesulitan dalam berfungsi dicoba dengan latihan berkali-kali

Dicek estetis, retensi, stabilisasi, fonetik, dan oklusi sentrik

Try-in seluruh gigi tiruan di atas malam dan kontur gusi tiruannya, lalu dilakukan

pengamatan pada :

Oklusinya

Stabilisasinya dengan working side dan balancing side

Estetis dengan melihat garis caninus dan garis ketawa

Pasien disuruh menyebut huruf-huruf p, b, t, th, d, f, v dan lain-lain sampai tidak ada

gangguan

2.11 Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Pada Gigi Tiruan Lengkap

Sebelum Insersi

Yaitu tahap persiapan pemasangan gigitiruan penuh, faktor yang harus diperhatikan adalah

pengamatan terhadap gigiruan berupa:

1. Permukaan polis/permukaan mekanis

Tidak ada bagian yang tajam/kasar

Dipakai untuk menghindari:

Terhindarnya penumpukan plak

Terhindar dari iritasi pada lidah, bibir, pipi

2. Permukaan anatomis/permukaan yang menghadap jaringan

Pada saat insersi

a. Arah pemasangan

b. Hambatan saat pemasangan

Setelah Insersi

Setelah protesa diinsersikan dalam mulut dan diperhatikan:

16

a. Retensi

Di cek dengan menggerak-gerakkan pipi dan bibir, protesa lepas atau tidak.

b. Oklusi

Di cek ada tidaknya prematur kontak. Apabila oklusinya terganggu, dilakukan grinding.

Gangguan diketahui dengan kertas artikulasi yang diletakkan pada oklusi, kemudian pasien

disuruh menggerakkan gigi seperti mengunyah. Pengurangan menggunakan hukum BULL

dan MUDL (pengurangan pada permukaan bukal dan mesial pada rahang atas dan

pengurangan permukaan lingual dan distal pada rahang bawah). Gangguan diketahui

dengan kertas artikulasi yang diletakkan pada oklusi, kemudian pasien disuruh

menggerakkan gigi seperti mengunyah.

c. Stabilisasi

Di cek saat mulut berfungsi, tidak boleh mengganggu mastikasi, penelanan, bicara, ekspresi

wajah dan sebagainya. Apabila sudah tidak ada gangguan, maka protesa dapat dipolis.

2.12 Reparasi Gigi Tiruan Penuh

Reparasi gigi tiruan terdiri atas:

a. Relining/pelapisan kembali

Melapik (relining) suatu gigi tiruan adalah menempatka bahan baru pada permukaan basis

gigi tiruan tanpa mengambil bahan basis gigi tiruan dalam jumlah yang berarti.

b. Rebasing/Penggantian basis

Mengganti basis (rebasing) membutuhkan teknik yang lebih rumit, melibatkan

pengambilan seluruh basis gigi tiruan dan menggantinya dengan bahan yang baru

c. Rekonstruksi/ membuat baru

d. Repair / menyatukan basis yang patah

e. Reconturing / membentuk permukaan

Teknik dan Bahan Reparasi

Cara Langsung

Berbagai daerah ceruk pada permukaan dalam basis gigi tiruan diambil dan dibuat cetakan

pada bagian dalam gigi tiruan. Untuk ini digunakan bahan cetak fungsional, yang

didiamkan di dalam mulut selama satu atau dua hari; atau cetakan dibuat dengan

17

menggunakan compound cetak (tracing stick) dan pasta cetak. Sejumlah bahan pelapik

dapat digunakan langsung di dalam mulut. Bahan-bahan ini tidak membutuhkan pekerjaan

laboratorium selain pemolesan atau pengasahan tepi-tepinya, tetapi sebagian besar dari

bahan ini memburuk atau berubah warna setelah beberapa bulan, dan biasanya kurang

memuaskan dibandingkan dengan bahan-bahan yang diproses di laboratorium.

Teknik Mencetak

Langkah Pertama :

a. Terlepas dari macam bahan cetak yang digunakan , langkah pertama pada setiap pelapikan

adalah mempersiapkan gigi tiruan agar mudah dilepas dari model.

b. Sayap gigi tiruan yang terlalu panjang dikurangi, dan daerah ceruk diambil dari permukaan

basis gigi tiruan tanpa mengurangi kelebihan sayap secara berlebihan.

c. Kemudian bentuk tepid an postdam gigi tiruan disesuaikan dengan menggunakan kompoun

batang hingga retensinya baik.

d. Setelah memperbaiki bentuk perifer, dibuat sebuah lubang dengan diameter 3 mm di

lengkung langit-langit gigi tiruan, dan setelah dikeringkan ditempatkan selapis tipis pasta

cetak pada seluruh permukaan basis. Gigi tiruan dimasukkan ke dalam mulut sambil

ditekan kuat-kuat sampai bahan cetak mengeras.

Langkah Kedua

e.Bila kedua gigi tiruan harus dilapik, cetakan rahang bawah dibuat lebih dahulu. Bahan

cetak akan membuat gigi tiruan bawah stabil sementara cetakan rahang atas dibuat.

f. Waktu mencetak rahang bawah, gigi tiruan bawah ditahan dengan jari kita di region

premolar, dan pasien diminta untuk mengangkat dan menjulurkan lidahnya sehingga ujung

lidah menyentuh bibir atas, dan punggung lidah menyentuh palatum saat mulut dalam

keadaan setengah tertutup. Hendaknya lidah tidak diberi kesempatan untuk melakukan

gerakan-gerakan, karena gerakan-gerakan ini akan menimbulkan lipatan-lipatan pada bahan

cetak di lingualis.

g. Gigi tiruan atas dipasang dengan menekannya kuat-kuat ke atas dan ke belakang.

h. Pasien diminta untuk menekuk lidahnya kebelakang sambil mengatupkan gigi pada

relasi sentrik sampai gigi tiruan menduduki tempatnya. Perhatikan benar-benar agar pasien

18

tidak memajukan rahang bawahnya, karena hal ini dapat mendorong gigi tiruan atas ke

depan dan gigi tiruan bawah ke belakang, dan menghasilkan oklusi yang salah.

i. Bila sudah puas bahwa oklusi sudah benar, sebaiknya gigitiruan atas di tahan di tengah-

tengah palatum dengan jari daripada percaya pada kemampuan pasien untuk

mempertahankan hubungan kedua rahang dalam relasi sentrik. Bila gigitiruan akan diganti

basisnya, sebaiknya digunakan cara yang tidak langsung.

Cara Tidak Langsung

Pada cara tidak langsung, sendok cetak digunakan untuk membuat cetakan, dan gigi

tiruannya dipasang pada model, yang kemudian dipasang pada articulator. Kemungkinan

kesalahan disini sudah tentu lebih besar, tetapi kesalahan-kesalahan ini dapat dikurangi

dengan menggunakan bahan-bahan cetak fungsional pada permukaan dalam gigi tiruan

selama satu atau dua hari sebelum menggunakan cara yang tidak langsung. Gigi tiruan akan

ditempatkan pada model dengan lebih tepat.

Bila basis kedua gigi tiruan akan diganti, kesalahan dapat diperkecil lagi dengan membuat

catatan lilin di antara gigi atas dan bawah setelah pembuatan cetakan. Bila dimensi vertical

perlu dinaikkan, tanda untuk bidang median dan bidang oklusal dapat diberikan pada

catatan lilin. Setelah model dibuat, bagian palatum dan sayap gigi tiruan dikurangi atau

dibuang agar gigi tiruan dapat ditempatkan dengan tepat di atas model. Catatan lilin

diletakkan pada tempatnya dan kedua model dipasang pada articulator.

Akrilik berbentuk tapal kuda dengan gigi-gigi diatasnya ditempelkan dengan lilin pada

model sehingga titik mesio-insisal dan bidang oklusal berimpit dengan cetakan lilin. Lilin

kemudian digunakan untuk membentuk basis gigi tiruan atas yang baru. Kemudian gigi

tiruan bawah yang sudah dikurangi dioklusikan dengan yang atas, dan basisnya

disselesaikan seperti pada rahang atas. Gigi tiruan kemudian dicobakan di dalam mulut

untuk memeriksa oklusinya sebelum diproses.

2.13 Instruksi kepada Pasien GTL

Instruksi untuk pemeliharaan protesa :

Protesa direndam dalam air sewaktu dilepas

Protesa dijaga kebersihannya

19

Protesa dijaga agar tidak mudah lepas

Diberikan instruksi kepada pasien untuk:

Beradaptasi dengan protesa tersebut sampai biasa;

Malam hari ketika tidur, protesa dilepas agar jaringan otot-otot dibawahnya dapat

beristirahat;

Pasien membersihkan protesanya setiap kali sehabis makan;

Apabila ada rasa sakit, gangguan bicara, protesa tidak stabil, pasien dianjurkan untuk

segera kembali ke klinik; dan

Kontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan guna pengecekan lebih lanjut dan bila

nantinya tidak ada gangguan, pasien bisa terus memakainya.

Menurut Boucher, ada beberapa hal yang harus disampaikan kepada pasien. Instruksi yang

harus diperhatikan tersebut adalah :

Hal-hal yang patut dijelaskan kepada pasien pengguna GTP ialah

o Individualitas masing-masing pasien

Pasien harus diingatkan bahwa keadaan fisik, mental dan oralnya bersifat sangat pribadi,

sehingga mereka tidak dapat memperbandingkan kemajuan yang dicapainya degan gigi

tiruannya yang baru dengan pengalaman orang lain.

Pasien secara berangsur-angsur akan melupakan beratnya maslaah yang dihadapinya.

Banyak pasien yang menunjukkan bahwa gigi tiruannya selalu enak dipakai walaupun

terpaksa menjalani beberapa periode yang sulit.

o Penampilan dengan gigi tiruan baru

Pasien harus mengerti bahwa penampilannya dengan gigi tiruan baru secara berangsur-

angsur akan menjadi lebih alami (wajar). Saat pertama kali gigitiruan dipasang, ia akan

merasa aneh dan terasa seolah-olah mulutnya penuh, dan pipi serta biibirnya terasa

membengkak. Hal ini akan seccara bertahap membaik setelah pasien kehilangan

ketegangan dan lebih percaya diri.

o Pengunyahan dengan Gigi Tiruan Baru

Belajar mengunyah secara memuaskan dengan gigi tiruan baru biasanya memerlukan

paling sedikit 6-8 minggu. Pasien akan menjadi bosan kecuali jika mereka menyadari

20

bahwa periode belajar ini harus dijalani. Pasien dapat diberitahu bahwa “otot-otot ini harus

mempelajari apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan.”

o Bicara dengan Gigi Tiruan Baru

Penyesuaian lidah untuk menerima perubahan begitu besar sehingga sebagian pasien

dapat berbicara lancer dengan gigi tiruanny yang baru dalam beberapa minggu.

o Kebersihan Mulut dengan Gigi Tiruan

Pasien harus diyakinkan akan pentingnya mempertahankan kebersihan mulut guna

pemeliharaan kesehatan rongga mulutnya. Pasien harus dianjurkan untuk mencuci gigi

tiruan dan mulutnya jika mungkin setiap kali sesudah makan. Sekali dalam sehari gigi

tiruan perlu dikeluarkan dari mulut dan direndam dalam larutan pembersih gigi tiruan

sekurang-kurangnya 30 menit. Merendam gigi tiruan di dalam larutan itu selama satu

malam malah lebih baik. Setelah gigi tiruan dikeluarkan dari larutan pembersih, harus

disikat dulu dengan sikat yang lunak dan dicuci sampai bersih. Sebaiknya penyikatan

dilakukan di atas ember berisi air atau dilandasi dengan basah agar tidak pecah bila

terjatuh.

o Mempertahankan Sisa Alveolar

Tulang alveolar tidak diciptakan untuk menerima beban kunyah yang ditimbulkan oleh gigi

tiruan lengkap. Karena itu pasien, khususnya jika kesehatan umumnya agak terganggu,

mungkin akan mengalami iritasi pada jaringan atau rasa tidak enak pada mukosa mulutnya,

pasien disarankan untuk melepas gigi tiruannya dan mengistirahatkan mulutnya untuk

sementara waktu untuk menghindari semakin memburuknya jaringan yang teriritasi.

Namun, pasien disarankan untuk menggunakan beberapa jam sebelum berangkat ke klinik,

sehingga titik-titik yang menimbulkan sakit dapat terlihat dengan jelas,dan perbaikan dapat

dilakukan secara tepat. Yakinkan pasien bahwa hanya dokter gigilah yang bisa

memperbaiki gigitiruan yang rusak. Hal ini dilakukan untuk menghindari perbaikan sendiri

oleh pasien tersebut.

Pasien juga disarankan untuk melepas gigitiruan pada malam hari agar jaringan pendukung

dapat beristirahat dari tekanan yang jatuh pada tulang alveolar.

21

Bubungan alveolar dapat rusak karena pemakaian lem adhesive gigi tiruan dan bahan

pelapis yang dipasang sendiri.

Sebaiknya dokter juga menyiapkan instruksi tertulis atau bahan penyluhan formal yang lain

untuk pasien

2.14 Denture Stomatitis akibat pemakaian GTL

Definisi

Denture stomatitis adalah perubahan patologik pada mukosa penyangga protesa di dalam

ronga mulut. Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan adanya eritema di bawah protesa

gigi lengkap atau sebagian baik di rahang atas maupun di rahang bawah (Martin et  Micheal,

2003). Menurut Cahya (2001) C. albicans adalah mikroba yang berperan utama pada

terjadinya denture stomatitis dan adapun faktor predisposisi lain yang berperan pada denture

stomatitisantara lain trauma gigi tiruan, kebersihan gigi tiruan, pemakaian gigi tiruan dalam

jangka waktu yang lama, kesehatan mulut, kondisi sistemik dan nutrisi serta peranan saliva.

Insiden

Umumnya pada beberapa penelitian yang dilakukan di panti jompo pada pasien yang telah lama

memakai gigi tiruan, ditemukan sekitar 70%, jarang ditemukan pada pasien dalam kondisi sehat.

Usia

Penyakit ini sebagian besar terjadi pada usia pertengahan dan lansia.

22

Kelamin

Wanita sedikit lebih umum terjadi daripada laki-laki.

Faktor predisposisi

Penggunaan gigi tiruan (terutama gigi tiruan rahang atas), khususnya pada gigi tiruan yang tetap

dipakai pada malam hari atau dengan dry mouth merupakan faktor predisposisi utama. Diabetes

atau diet karbohidrat tinggi kadang-kadang mempengaruhi. HIV merupakan faktor pokok yang

jarang terjadi.

Faktor-faktor yang biasanya tidak signifikan meliputi :

Alergi terhadap bahan gigi tiruan (jika alergi, denture related stomatitis akan mempengaruhi

mukosa lain tidak hanya pada mukosa di bawah gigi tiruan).

Trauma; trauma lebih sering terjadi di bawah gigi tiruan rahang atas daripada gigi tiruan

rahang bawah. Namun trauma lebih sering terjadi di terakhir.

Agen farmakologi

Merokok

Etiologi dan Patogenesis

Gigi tiruan dapat menyebabkan perubahan jumlah ekologi, misalnya : Perubahan flora mulut.

Akumulasi plak antara permukaan mukosa dari gigi tiruan dan daerah palatal. Munculnya saliva

di antara gigi tiruan rahang atas dan mukosa dengan pH yang rendah dari biasanya. Akumulasi

dari plak mikrobial (bakteri dan/atau jamur) di atas dan di dalam permukaan gigi tiruan dan

mukosa. Pada beberapa orang, penyebab munculnya berhubungan dengan plak non spesifik. Plak

ini mengalami pertumbuhan bertahap dan berkoloni dengan organisme Candida. Meskipun tidak

ada peningkatan hasil aspartyl proteinase dari Candida, pengurangan aliran saliva dan pH rendah

di bawah gigi tiruan mungkin akan menghasilkan aktivitas enzim Candida, yang dapat

menyebabkan terjadinya inflamasi. Jamur seperti Candida, ditemukan hingga 90% pada orang

dengan denture related stomatitis namun tetap ada 66% pada orang yang memakai gigi tiruan.

Organisme yang ada dengan frekuensi paling banyak adalah Candida albicans. Jika spesies

Candida terlibat dalam denture related stomatitis, maka lebih dikenal dengan istilah ‘Candida–

associated denture stomatitis’, ‘denture-induced candidiasis’ atau ‘chronic atrophic candidiasis’.

23

Denture-related stomatitis tidak hanya berhubungan dengan Candida tetapi kadang ada faktor

lain seperti infeksi bakteri atau proliferasi atau respon degeneratif terhadap pengurangan

keratinisasi dan ephitelium lebih tipis. Bagaimanapun, tidak jelas mengapa hanya beberapa

pemakai gigi tiruan yang mengalami denture stomatitis, karena kebanyakan pasien terlihat sehat

dan hanya sedikit penelitian dilakukan tentang itu. Pasien dengan denture-related stomatitis tidak

memiliki serious cell-mediated immune defects, tapi kekurangan pada migration-inhibition factor

(MIF) dan adanya suppressor sel T yang over aktif atau limfosit T atau kerusakan fagosit.

Gambaran Klinis

Karakteristik denture-related stomatitis adalah :

Erythema yang kronik dan oedema pada mukosa yang kontak tepat pada permukaan gigi tiruan,

biasanya pada gigi tiruan penuh rahang atas, mukosa di bawah protesa rahang bawah jarang

muncul. Erythema terbatas pada daerah yang terkena gigi tiruan. Biasanya tanpa gejala.

Komplikasi yang jarang terjadi, seperti: Angular stomatitis Papillary hyperplasia pada palatal.

Klasifikasi

Denture-related stomatitis telah diklasifikasikan dalam 3 tipe (tipe Newton), yaitu :

Tipe 1 : inflamasi sederhana terlokalisir atau pinpoint hyperemia.

Tipe 2 : erythematous atau tipe sederhana yang umum erythema lebih tersebar meliputi sebagian

atau seluruh mukosa yang tertutup gigi tiruan.

Tipe 3 : tipe granular (inflamasi papilla hyperplasia) umumnya meliputi bagian tengah palatum

durum dan alveolar ridge.

Penanganan

Memberitahukan pasien aspek yang paling penting dalam penanganan. Beberapa

penyakit sistemik sebaiknya diobati jika memungkinkan. Plak protesa dan permukaan yang cekat

biasanya penuh dengan Candida albicans, sebaiknya dihilangkan.

Uji sensitifitas terhadap bahan anti jamur yang telah memperlihatkan bahwa isolasi dari

strains yang berbeda yaitu sensitive terhadap amphotericin dan nystatin, tapi kurang sensitive

24

terhadap miconazole. Fluconazole sama efektifnya dengan bahan baru yaitu itraconazole.

Larutan cyclodextrin dalam itraconazole dan kapsul dalam itraconazole sama efektifnya bila

ditambahkan dalam perawatan, karena adanya efek samping, kapsul lebih disukai. Oleh karena

itu untuk menyembuhkan dan mencegah munculnya kembali denture-related stomatitis :

Pada malam hari gigi tiruan sebaiknya dilepas, dibersihkan dan disinlytic enzymes,

proteolytic enzymes dan didesinfektan menggunakan hypochlorite. Bahan rendaman gigi tiruan

yang mengandung asam benzoate untuk membasmi C.albicans dari permukaan gigi tiruan seperti

C.albicans sampai ke dalam acrylic resin dan mengurangi organisme dari permukaan dalam gigi

tiruan. Obat kumur mengandung clorhexidine gluconate juga mengurangi munculnya C.albicans

dalam permukaan acrylic resin dari gigi tiruan dan mengurangi inflamasi di palatal. Protease

berisi rendaman gigi tiruan (alcalase protease) juga cara efektif untuk menghilangkan plak pada

gigi tiruan, khususnya bila dikombinasi dengan penyikatan. Hypochlorite efektif, amphotericin

lozenges atau gel miconazole atau fluconazole suspension atau tablet-tablet, diberikan bersamaan

dengan oral antiseptik seperti chlorhexidine, yang bekerja sebagai anti jamur.

Miconazole lacquer atau anti jamur seperti fluconazole dalam jaringan conditioner

dipakai pada permukaan protesa yang cekat, juga efektif.

25

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kasus

3.2 terminologi

3.3 Identifikasi Masalah

3.4 Rumusan Masalah

3.5 Analisa kasus

26

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah gigi tiruan yang dibuat untuk menggantikan semua gigi

asli beserta bagian jaringan gusi yang hilang, karena apabila seseorang telah hilang semua gigi

geliginya, maka dapat menghambat fungsi pengunyahan, fungsi fonetik, fungsi estetik dan dapat

mempengaruhi keadaan psikis, dalam hal membuat gigi tiruan dibutuhkan retensi dan stabilisasi

yang baik agar meningkatkan kenyamanan bagi pemakai gigi tiruan, retensi dan stabilisasi yang

baik akan tercapai jika operator melakukan pemeriksaan yang lengkap, diagnosa yang tepat dan

perawatan yang akurat, hingga retensi dan stabilisasi dicapai dengan baik, tak luput pula dalam

hal pencetakan karena dengan mencetak batas-batas anatomis gigi akan didapatkan sebagai

retensi dan stabilisasi. Kesalahan dari desain gigi tiruan penuh tentu saja berakibat pada

pemakaianya mulaidarirasatidaknyamansampai terjadinya komplikasi-laian yang tentu saja

meperparah keadaan pasien.

4.2 Saran

Dalam pembuatan gigi tiruan penuh seorang operator harus bekerja secara hati-hati dan

teliti agar desain yang dibuat tidak menimbulkan masalah setelah digunakan oleh pasein,

sehingga gigi yang dibuat dapat befungsi sebagaimana yang diharapkan. Untuk itu operator

harus mempunyai pengetahuan dan skil yang baik tentang gigi tiruan penuh.

27

DAFTAR PUSTAKA

Itjingningsih , W. H., 1996, Geligi Tiruan Lengkap Lepas, Cetakan III, EGC, Jakarta.

Ian E. Barnes dan Agus Walls, 2006, Perawatan Gigi Terpadu Untuk Lansia, terj., EGC,

Jakarta

Zarb GA dkk. Buku Ajar Prosthodonti untuk Pasien Tak Bergigi Menurut Boucher.alih

Bahasa MardjonoD. EGC Jakarta. 1994.

Watt, david M dan MacGregor, A. Roy. 1992. Membuat Desain gigi Tiruan Lengkap.

Jakarta: Hipokrates.

Fadriyanti O.2010 .Perawatan Pasien Edentulous dengan Gigi Tiruan Lengakap

UNBRAH: Padang

http://dentist-orin.blogspot.com/2012/11/gigi-tiruan-lengkap-gtl.html ( diakses 18 juli

2013)

http://verdyrezy.blogspot.com/2011/04/gigi-tiruan-penuh.html (diakses 18 Juli 2013)

http://pandatitit.blogspot.com/2008/05/denture-related-stomatitis.html (diakses 18 juli 2013)

http://mawarputrijulica.wordpress.com/2010/12/19/denture-stomatitis/ (diakses 18 juli 2013)

http://fera-sun.blogspot.com/2010/12/pendahuluan-gigi-tiruan-penuh-merupakan.html

(diakses 18 juli 2013)

28