9
Tugas Vulkanik GUNUNG SALAK Gambar 1. Pemandangan Gunung Salak dari kota Bogor Gunung Salak merupakan kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta, di Pulau Jawa. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai Taman Nasional Gunung Halimun- Salak. Gunung Salak merupakan salah satu gunung berapi dengan letak astronomis puncak gunung pada 643' LS dan 10644'BT. Berdasarkan buku Almanak Sejarah Indonesia Peristiwa dan Tokoh, Salak sudah enam kali meletus. Rangkaian letusan itu terjadi antara 1668- 1899, 1780, 1902, 1903 dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada Nama: Pratty Montreana Utami NIM: 111110056 Kelas : A Page 1

GUNUNG SALAK (Vulkano Kelas)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gunung

Citation preview

Page 1: GUNUNG SALAK (Vulkano Kelas)

Tugas Vulkanik

GUNUNG SALAK

Gambar 1. Pemandangan Gunung Salak dari kota Bogor

Gunung Salak merupakan kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta, di Pulau

Jawa. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten

Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di

bawah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 menjadi

wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai Taman Nasional

Gunung Halimun-Salak.

Gunung Salak merupakan salah satu gunung berapi dengan letak astronomis puncak gunung

pada 643' LS dan 10644'BT. Berdasarkan buku Almanak Sejarah Indonesia Peristiwa dan Tokoh,

Salak sudah enam kali meletus. Rangkaian letusan itu terjadi antara 1668-1899, 1780, 1902,

1903 dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah

Cikuluwung Putri.

Gunung Salak berusia relatif tua sehingga memiliki beberapa puncak. Geoposisi puncak tertinggi

gunung ini ialah 6°43' LS dan 106°44' BT dan dinamakan Puncak Salak I dengan ketinggian

puncak 2.211 m dari permukaan laut (dpl.).

Nama: Pratty Montreana UtamiNIM: 111110056Kelas : A Page 1

Page 2: GUNUNG SALAK (Vulkano Kelas)

Tugas Vulkanik

Banyak yang mengira asal nama "Salak" adalah dari tanaman salak, akan tetapi sesungguhnya

berasal dari kata bahasa Sanskerta, salakayang berarti "perak".

Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Puncak tertinggi (Puncak Salak I) menurut

Hartmann (1938) adalah puncak berusia tertua. Puncak Salak II berketinggian 2.180 m dpl.

dianggap yang tertua kedua. Selanjutnya muncul Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.

Gambar 2. Ilustrasi puncak I,II, dan III

Terdapat sejumlah kawah aktif yang tidak berasa di puncak. Kawah terbesar, Kawah Ratu,

merupakan kawah termuda. Kawah Cikuluwung Putri dan Kawah Hirup merupakan bagian dari

sistem Kawah Ratu.

Semenjak tahun 1600-an tercatat terjadi beberapa kali letusan, di antaranya rangkaian letusan

antara 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1938,

berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri.

Secara morfologi, Gunung Salak memiliki banyak jurang curam dan dalam. Karena seluruh

tubuh gunung sampai puncak tertutup hutan lebat, kontur gunung ini tidak mudah terlihat. Hal ini

sering kali menipu pendaki maupun penerbang yang melewati kawasan pegunungan ini.

Hutan-hutan di Gunung Salak terdiri dari hutan pegunungan bawah (submontane forest)

dan hutan pegunungan atas (montane forest).

Bagian bawah kawasan hutan, semula merupakan hutan produksi yang ditanami Perum

Perhutani. Beberapa jenis pohon yang ditanam di sini adalah tusam (Pinus merkusii)

dan rasamala(Altingia excelsa).

Nama: Pratty Montreana UtamiNIM: 111110056Kelas : A Page 2

Page 3: GUNUNG SALAK (Vulkano Kelas)

Tugas Vulkanik

Kemudian, sebagaimana umumnya hutan pegunungan bawah di Jawa, terdapat pula jenis-jenis

pohon puspa (Schima wallichii), saninten (Castanopsis sp.), pasang (Lithocarpussp.) dan aneka

jenis huru (suku Lauraceae).

Di hutan ini, pada beberapa lokasi, terutama di arah Cidahu, Sukabumi, ditemukan pula jenis

tumbuhan langka yang bernama Rafflesia rochussenii yang menyebar terbatas sampai Gunung

Gededan Gunung Pangrango di dekatnya.

Pada daerah-daerah perbatasan dengan hutan, atau di dekat-dekat sungai, orang menanam jenis-

jenis kaliandra merah (Calliandra calothyrsus), dadap cangkring (Erythrina variegata), kayu

afrika(Maesopsis eminii), jeunjing (Paraserianthes falcataria) dan berbagai macam bambu.

Aneka margasatwa ditemukan di lereng Gunung Salak, mulai dari kodok dan

katak, reptil, burung hingga mamalia.

Hasil penelitian D.M. Nasir (2003) dari Jurusan KSH Fakultas Kehutanan IPB, mendapatkan 11

jenis kodok dan katak di lingkungan S. Ciapus Leutik, Desa Tamansari, Kab. Bogor. Jenis-jenis

itu ialah Bufo asper, B. melanostictus, Leptobrachium hasseltii, Fejervarya limnocharis, Huia

masonii, Limnonectes kuhlii, L. macrodon, L. microdiscus, Rana chalconota, R. erythraea dan R.

hosii. Hasil ini belum mencakup jenis-jenis katak pohon, dan jenis-jenis katak pegunungan

lainnya yang masih mungkin dijumpai. Di Cidahu juga tercatat adanya jenis bangkong

bertanduk (Megophrys montana) dan katak terbang (Rhacophorus reinwardtii).

Berbagai jenis reptil, terutama kadal dan ular, terdapat di gunung ini. Beberapa contohnya

adalah bunglon Bronchocela jubata dan B. cristatella, kadal kebun Mabuya

multifasciata dan biawak sungai Varanus salvator. Jenis-jenis ular di Gunung Salak belum

banyak diketahui, namun beberapa di antaranya tercatat mulai dari ular tangkai (Calamaria sp.)

yang kecil pemalu, ular siput(Pareas carinatus) hingga ular sanca kembang (Python reticulatus)

sepanjang beberapa meter.

Gunung Salak telah dikenal lama sebelumnya sebagai daerah yang kaya burung, sebagaimana

dicatat oleh Vorderman (1885). Hoogerwerf (1948) mendapatkan tidak kurang dari 232 jenis

burung di gunung ini (total Jawa: 494 jenis, 368 jenis penetap). Beberapa jenis yang cukup

penting dari gunung ini ialah elang jawa (Spizaetus bartelsi) dan beberapa jenis elang lain, ayam-

hutan merah(Gallus gallus), Cuculus micropterus, Phaenicophaeus javanicus dan P.

Nama: Pratty Montreana UtamiNIM: 111110056Kelas : A Page 3

Page 4: GUNUNG SALAK (Vulkano Kelas)

Tugas Vulkanik

curvirostris, Sasia abnormis, Dicrurus remifer, Cissa thalassina, Crypsirina temia, burung

kuda Garrulax rufifrons,Hypothymis azurea, Aethopyga eximia dan A. mystacalis,

serta Lophozosterops javanica.

Sebagaimana halnya reptil dan kodok, catatan mengenai mamalia Gunung Salak pun tidak terlalu

banyak. Akan tetapi di gunung ini jelas ditemukan beberapa jenis penting seperti macan

tutul(Panthera pardus), owa jawa (Hylobates moloch), surili (Presbytis comata)

dan trenggiling (Manis javanica).

Tanah yang terletak di KP Sukamantri merupakan tanah andosol yang terbentuk dari bahan

induk volkan yang terdapat dikaki gunung salak dengan formasi geologi QVA ( Quartery

volcanic aluvial ). Ciri – ciri dari tanah andosol adalah terletak di daerah yang memiliki curah

hujan antara 2500- 7500 mm/tahun, peka terhadap erosi, dan produktifitas tanah ini sedang

hingga tinggi.

Tanah yang terletak di KP Cikabayan dan di Kebun salak daerah kampus IPB Darmaga

merupakan tanah latosol dengan ciri- ciri terbebtuk dari pelapukan induk batuan tufa volkan,

biasanya berada di wilayah beriklim basah dengan curah hujan antara 2000- 7000 mm/tahun,

tahan terhadap erosi, dan memiliki produktifitas sedang hingga tinggi.

Morfologi tanah yang terdapat di KP Sukamantri dan di KP Cikabayan memiliki karakteristik

yang sangat berbeda ditinjau dari segi ketebalan top soil,kedalaman efektif, batas horizon tanah,

warna tanah, tekstur, struktur tanah serta tingkat perkembangan struktur tanah, perakaran, relief,

lereng, fisiografi tanah. Tentunya jenis tanah ini berbeda karena pengaruh dari batuan induk yang

membentuk tanah. Batuan induk berasal dari sekitar lingkungan tempat tanah yang diamati. Ada

yang berasal dari batuan alluvial hasil pelapukan dan pencucian. Kedua jenis tanah ini bisa

dikatakan subur walau ada jenis tanah tertentu yang sudah lama mengalami pelapukan sehingga

kandungan bahan organiknya lebih rendah. Akan tetapi tanah ini sangat potensial untuk lahan

produksi pertanian di indonesia.

 Gunung Salak mempunyai peranan penting dalam penyedian jasa-jasa lingkungan bagi

masyarakat di Jawa Barat terutama di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek),

dan Sukabumi. Gunung Salak juga merupakan kawasan yang secara ekonomi penting bagi

peningkatan pendapatan daerah. Kelestarian manfaat ekonomi tersebut sangat tergantung pada

Nama: Pratty Montreana UtamiNIM: 111110056Kelas : A Page 4

Page 5: GUNUNG SALAK (Vulkano Kelas)

Tugas Vulkanik

kelestarian ekosistem Gunung Salak. Dalam pengelolaan kawasan konservasi seringkali

menglami kendala-kendala, baik internal maupun eksternal, seperti: gangguan dari pencurian

kayu, perburuan liar, dan lain-lain. Masyarakat lokal (masyarakat yang tinggal di sekitar

kawasan Gunung Salak) maupun masyarakat Jawa Barat secara keseluruhan, berperan penting

dalam pelestarian ekosistem Gunung Salak. Tujuan dari penelitian ini adalah; 1) Mengetahui

potensi social-ekonomi, sosial-budaya masyarakat lokal kawasan Gunung Salak dan potensi

sumberdaya alam ekosistem Gunung Salak; 2) Mengetahui peranserta/partisipasi masyarakat

lokal dalam pengelolaan kawasan Gunung Salak; 3) Mengetahui persepsi, sikap dan prilaku

masyarakat terhadap pengelolaan kawasan Gunung Salak, sebagai dasar pengembangan

partisipasi masyarakat lokal dalam kegiatan pengelolaan kawasan Gunung Salak untuk menekan

dan mengendalikan kerusakan ekosistem kawasan Gunung Salak; 4) Mengembangkan

model/konsep partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan kawasan Gunung Salak. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Pengambilan data

masyarakat dilakukan dengan menggunakan model Rapid Rural Appraisal (RRA). Pemilihan

responden sebagai unit terkecil penelitian dilakukan secara acak sederhana / Simple Random

sampling. Partisipasi masyarakat lokal sekitar kawasan dalam kegiatan pengelolaan kawasan

Gunung Salak telah dilaksanakan oleh masyarakat kampung Tapos, Desa Sukaharja, Kecamatan

Cijeruk, Kabupaten Bogor, dengan program tumpangsari yang mereka lakukan di areal hutan

Perum Perhutani KPH Bogor atas dasar kesepatan bersama. Program tumpangsari tersebut

berhasil mengalihkan kegiatan/aktivitas masyarakat lokal yang bersifat destruktif (berburu

burung, menebang potion, dan lain sebagainya) menjadi kegiatan yang bersifat konstruktif, selain

itu masyarakat lokal juga memantau dan menjaga kelestarian ekosistem kawasan Gunung Salak

pada umumnya, dan Elang Jawa khususnya. Dengan diterapkannya sistem agroforestri tersebut

dalam pengelolaan kawasan Hutan Lindung Gunung Salak, masyarakat dan Perum Perhutani

dapat sama-sama merasakan hasilnya untuk kesejahteraan hidup mereka bersama, dalam

hubungan yang sating diuntungkan satu sama lainnya. Pengembangan partisipasi masyarakat

lokal sekitar kawasan dalam kegiatan pengelolaan kawasan Gunung Salak merupakan hal yang

perlu diwujudkan dalam suatu tindakan pengelolaan terpadu demi terwujudnya kelestarian

ekosistem Gunung Salak yang selaras dengan pembangunan yang berkelanjutan. Dari hasil

analisis dan pembahasan dalam tesis ini, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai

berikut: 1) Masyarakat lokal sekitar kawasan Gunung Salak memiliki potensi sosial, ekonomi

Nama: Pratty Montreana UtamiNIM: 111110056Kelas : A Page 5

Page 6: GUNUNG SALAK (Vulkano Kelas)

Tugas Vulkanik

dan budaya yang baiklpositif, yang dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan dan pelestarian

ekosistem kawasan Gunung Salak; 2) Partisipasi masyarakat lokal sekitar kawasan Gunung

Salak yang bersifat destruktif (penangkap burung) dapat diubah menjadi bersifat konstruktif

(menjaga dan melestarikan Elang Jawa). Partisipasi tersebut masih dapat ditingkatkan dan

dikembangkan, dad yang bersifat pasif menjadi aktif; 3) Masyarakat lokal sekitar kawasan

Gunung Salak memiliki persepsi, sikap dan prilaku yang balk terhadap sumberdaya hutan

ekosistem kawasan Gunung Salak, juga memiliki motivasi yang tinggi untuk ikut berpartisipasi

dalam kegiatan pengelolaan kawasan Gunung Salak; dan 4) Model/konsep partisipasi yang

sesuai dan tepat untuk diterapkan dan dikembangkan pada masyarakat lokal sekitar kawasan

Gunung Salak adalah sistem agroforestri kompleks. Saran penulis dalam tesis ini, adalah sebagai

berikut:

1) Pengelolaan paradigma baru yang menerapkan sistem agroforestri kompleks perlu

ditumbuhkembangkan dalam sistem pengelolaan di seluruh kawasan Gunung Salak khususnya

dan di seluruh kawasan konservasi umumnya;

2) Pihak pengelola kawasan Gunung Salak harus mampu mengakomodasi kepentingan semua

pihak (kepentingan bersama), tidak hanya mementingkan kepentingannya sendiri.

Pelaksanaan pengelolaan tersebut harus berjalan pada alur yang sesuai dengan kaidah-kaidah

ekonomi kerakyatan dan kaidah ekologis, demi terwujudnya kelestarian ekosistem kawasan

Gunung Salak dan kesejahteraan masyarakat yang selaras dengan pembangunan yang

berkelanjutan.

Nama: Pratty Montreana UtamiNIM: 111110056Kelas : A Page 6