21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan, sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan mampu mencetak generasi bangsa yang pintar dan bermoral. Guru merupakan ujung tombak keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah terlibat langsung dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan sangat bergantung pada perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk mewujudkan munculnya generasi bangsa yang pintar, kreatif dan bermoral, maka guru diharapkan memiliki kompetensi yang tinggi dalam mendidik di sekolah. Guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bahan ajar yang diajarkan dan gurus harus meningkatkan mutunya sendiri, Nasution (1982 :16). Pada saat sekarang ini, telah diterapkan kurikulum 2013 sehingga pada pelaksanaannya sangat diperlukan guru yang profesional. Mutu pendidikan yang baik dapat dicapai dengan guru yang profesional dengan segala kompetensi yang dimiliki. Untuk menjadi guru yang professional harus memiliki 1

Guru profesional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Guru profesional

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan,

sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang

yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia

membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal

tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan mampu

mencetak generasi bangsa yang pintar dan bermoral.

Guru merupakan ujung tombak keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah terlibat

langsung dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kualitas kegiatan

pembelajaran yang dilakukan sangat bergantung pada perencanaan dan pelaksanaan proses

pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk mewujudkan munculnya generasi bangsa yang

pintar, kreatif dan bermoral, maka guru diharapkan memiliki kompetensi yang tinggi dalam

mendidik di sekolah. Guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bahan ajar

yang diajarkan dan gurus harus meningkatkan mutunya sendiri, Nasution (1982 :16).

Pada saat sekarang ini, telah diterapkan kurikulum 2013 sehingga pada

pelaksanaannya sangat diperlukan guru yang profesional. Mutu pendidikan yang baik dapat

dicapai dengan guru yang profesional dengan segala kompetensi yang dimiliki. Untuk

menjadi guru yang professional harus memiliki syarat khusus yang harus menguasai betul

seluk beluk pendidikan dan pengajaran. Tugas dan peran guru tidakalah terbatasi dalam

masyarakat, bahkan guru pada hakekatnya guru merupakan komponen strategis yang memilih

peran penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. 

Profesi guru mempunyai tugas sebagai fasilitator dan komunikator untuk mendidik,

mengajar dan melatih anak didiknya. Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada

guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu

profesi. Tugas guru sebagai pendidik, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup

kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti

mengembangkan ketrampilan dan menerapakannya dalam kehidupan demi masa depan anak

didik.

1

Page 2: Guru profesional

Guru juga mempunyai kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetinsi

profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk

menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar

mengajar, sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai

pendidik dan pengajar. Kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Pada makalah ini

akan dibahas tentang guru profesional baik tentang peran dan karakteristiknya.

2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa itu guru profesional?

2. Bagaimana karakteristik guru profesional?

3. Bagaimana kompetensi guru profesional?

4. Bagaimana peran guru berkaitan dengan kompetensi guru?

2.3. Tujuan

Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian guru profesional

2. Mengetahui dan memahami karakteristik guru profesional

3. Memahami kompetensi guru profesional

4. Bagaimana peran guru berkaitan dengan kompetensi guru

2

Page 3: Guru profesional

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Guru Profesional

Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas

utamanya adalah: mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik. Guru juga dapat diartikan dengan digugu dan ditiru setiap

ucapan, tindakan ataupun tingkah lakunya sebagai suatu pedoman atau penuntun pada setiap

peserta didik baik dilingkungan sekolah ataupun lingkungan keluarga dan juga masyarakat.

Para ahli memberikan pengertian guru profesional dengan berbeda-beda. Menurut

Suyatno (2013: 3), Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup;

mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan; melatih berarti

mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk kehidupan siswa. Profesional adalah

pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang

memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma

tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Menurut Rusman (2012:19) “ Guru profesional adalah orang yang memiliki

kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga dia mampu melakukan

tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal”. Guru profesional akan

tercermin dalam penampilan pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan

keahlian baik dalam materi maupun metode.

Keahlian yang dimiliki oleh guru profesional adalah keahlian yang diperoleh melalui

suatu proses pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan secara khusus untuk itu. Keahlian

tersebut mendapat pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi, akreditasi,

dan lisensi dari pihak yang berwenang (dalam hal ini pemerintah dan organisasi profesi).

Dengan keahliannya itu seorang guru mampu menunjukkan otonominya, baik secara pribadi

maupun sebagai pemangku profesinya.

3

Page 4: Guru profesional

2.2. Karakteristik Guru Profesional

Karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru baik di

sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya, sikap guru dalam meningkatkan

pelayanan, meningkatkan pengetahuan, memberi arahan, bimbingan dan motivasi kepada

peserta didik, cara berpakaian, berbicara, dan berhubungan baik dengan peserta didik, teman

sejawat, serta anggota masyarakat lainnya.

Guru yang efektif dan profesional tentulah memiliki karakter sebagai berikut:

1. Memiliki kadar pengetahuan yang maju di mata pelajaran spesialisasinya. Guru yang

pengetahuannya sudah maju menghasilkan siswa yang nilainya lebih bagus dalam tes

standar. Guru yang menguasai wilayah mata pelajarannya, lebih siap menjawab

pertanyaan-pertanyan siswa dan menjelasakan konsep secara lebih baik. Tidak gugup

dan penjelasannya tidak membingungkan.

2. Berpengalaman mengajar (paling sedikit tiga tahun). Guru yang berpengalaman

cenderung tahu lebih baik apa aktivitas dan praktik mengajar yang harus dipakai saat

mengajarkan konsep-konsep tertentu. Dia juga lebih mampu mengindividualisir

pelajaran agar cocok dengan kebutuhan setiap siswa.

3. Ucapannya jelas. Guru dengan kemampuan verbal tinggi dan punya kosakata luas

cenderung menghasilkan siswa yang dapat mengerjakan tes standar secara lebih baik.

4. Antusias. Jika anda menunjukkan antusiasme saat mengajar, maka akan memotivasi

siswa untuk belajar. Antusiasme dapat ditandai dengan penyampaian vokal secara

cepat dan bersemangat., dengan gerak tangan, kontak mata yang bervariasi dan tingkat

energi tinggi. Antusiasme guru juga diikuti dengan meningkatnya penyimpanan

memori di kalangan siswa.

5. Peduli. Tunjukkan kepedulian yang tulus. Benar-benar memperhatikan kesehatan dan

kehidupan pribadi siswa. Bersikap ramah dan mau mendengarkan masalah siswa

maupun orang tuanya. Sehingga suasana kelas terbangun menjadi hangat dan siswa

berani ikut terlibat mengambil keputusan. guru peduli sering menghadiri

ekstrakurikuler siswa, melihat kegiatan konser atau pertandingan olah raga.

6. Ceria dan santai. Kepribadiannya amat baik karena menikmati kegembiraan dari

pekerjaannya sebagai pengajar. Ia berpartisipasi dalam kegiatan dengan siswa, punya

rasa humor yang baik dan akan sering tertawa bersama siswa.

7. Siap bekerjasama dengan guru lain maupun orang tua siswa.

8. Berniat memperbaiki kecakapan mengajarnya dan memajukan pendidikannya.

4

Page 5: Guru profesional

9. Kelasnya secara struktural teratur baik untuk memaksimalkan waktu mengajar.

10. Menjaga waktu transisi antar kegiatan sesedikit mungkin.

11. Masuk kelas dalam keadaan siap.

12. Dorongan positif.

13. Memonitor dan menangani gangguan di kelas.

14. Mendisiplinkan siswa secara adil dan wajar

15. Menyampaikan harapan akademik yang tinggi.

16. Menunjukkan suatu tingkat perencanaan dan organisasi yang tinggi.

2.3 Kompetensi Guru

Glesser (dalam Rusman, 1998) menyatakan bahwa ada empat hal yang harus dikuasai

guru, yaitu menguasai bahan pelajaran, mampu mendiagnosa tingkah laku siswa, mampu

melaksanakan proses pembelajaran, dan mampu mengevaluasi hasil belajar.

Berdasarkan UU NO. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal 10 ayat 1, guru

disebut profesional jika sudah memiliki 4 kompetensi. Kompetensi tersebut antara lain:

1. Kompetensi Pedagogik,  Yaitu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.2. Kompetensi Kepribadian, Yaitu kemampuan guru yang mencerminkan sebuah kepribadian yang

mantap, berbudi pekerti   luhur, wibawa dan bisa menjadi tauladan yang baik bagi siswa-siswanya.3. Kompetensi Sosial, Yaitu kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan siswa, sesama guru, orang

tua siswa dan masyarakat.4. Kompetensi Profesional, Yaitu kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan

mendalam.

Kemampuan guru profesional akan lebih dijelaskan lebih spesifik sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

Kompetensi ini meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik unutk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan

pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis.

Secara substantif, kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta

didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya. Kemudian Daryanto (2013) menyatakan bahwa Kompetensi pedagogik

merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang

sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

5

Page 6: Guru profesional

1. Pemahaman wawasan/landasan kependidikan

2. Pemahaman terhadap peserta didik  

3. Pengembangan kurikulum / silabus  

4. Perancangan pembelajaran 

5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis  

6. Pemanfaatan tekhnologi pembelajaran  

7. Evaluasi hasil belajar (EHB) 

8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya

Kemudian Suyatno (2013: 49) mengungkapkan bahwa Secara rinci setiap

subkompetensi pedagogik dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut;

Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami

peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif;

memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan

mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.

Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk

kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan

kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi

pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai,

dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang

dipilih.

Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting)

pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial:

merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara

berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan

hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan

memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program

pembelajaran secara umum.

Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya,

memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan

berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan

berbagai potensi nonakademik.

2. Kompetensi Kepribadian

6

Page 7: Guru profesional

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang

mantap,berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

Dalam standar nasional pendidikan, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,

arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.

Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat besar

pengaruhnya terhadap pertumbuhana dan perkembangan pribadi para peserta didik.

Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam

membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya

manusia (SDM) serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara, dan bangsa

pada umumnya.

Suyatno (2013: 50) mengungkapkan Secara rinci subkompetensi tersebut

dapat dijabarkan sebagai berikut:

Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai

dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru;

dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.

Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian

dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang

didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta

menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang

berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.

Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak

sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan

memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk

berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial

merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang - kurangnya

memiliki kompetensi untuk:

1. Berkomunikasi secara lisan dan informasi secara fungsional  

7

Page 8: Guru profesional

2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional 

3. Bergaul efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

tua/wali peserta didik 

4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar

Sedangkan menurut Suyatno (2013: 51) kompetensi sosial memiliki subkompetensi

dengan indikator esensial sebagai berikut:

a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki

indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik; guru bisa

memahami keinginan dan harapan siswa;

b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga

kependidikan; misalnya berdiskusi tentang masalah-masalah yang dihadapi anak didik

serta solusinya.

c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik

dan masyarakat sekitar. Contohnya guru bisa memberikan informasi tentang bakat,

minat dan kemampuan peserta didik kepada orang tua peserta didik.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi, pembelajaran

secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi

standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Adapun ruang

lingkup kompetensi profesional sebagai berikut:

1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofis, psikologis,

sosiologis, dan sebagainya.  

2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik 

3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung

jawabnya.  

4. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi  

5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar

yang relevan  

6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran  

7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik  

8. Mampu menumbuhkan kepribadian

Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja

guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta

didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content)

8

Page 9: Guru profesional

maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c) penyelenggaraan pembelajaran yang

mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan

hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan

kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan.

2.3 Peranan Guru Berkaitan dengan Kompetensi Guru

Peranan guru yang dimaksud adalah berkaitan dengan peran guru dalam

pembelajaran. Adapun peranan guru yang berkaitan dengan kompetensi guru adalah

a. Guru melakukan diagnosa terhadap perilaku awal siswa

b. Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c. Guru melaksanakan proses pembelajaran

d. Guru sebagai pelaksana administrasi sekolah

e. Guru sebagai komunikator

f. Guru sebagai mediator dan fasilitaor

g. Guru sebagai evaluator

h. Guru sebagai pengembang kurikulum

BAB III

PEMABAHASAN

9

Page 10: Guru profesional

3.1 Indikator dari Kompetensi yang Harus Dikuasai Guru

Berikut ini ditampilkan beberapa indikator dari kompetensi yang harus dikuasai guru terlihat

pada tabel 1.

Tabel 1. Indikator dari kompetensi yang harus dimiliki guru profesional

Kompetensi Subkompetensi IndikatorPedagogik Memahami peserta didik

secara mendalam1. Memahami peserta didik dengan

memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif.

2. Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian

3. Mengidentifikasi belajar awal peserta didik

Merancang pembelajajaran, termasuk memaham landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran

1. Memahami landasan pendidikan2. Menerapkan teori belajar dan

pembelajaran3. Menentukan strategi pembelajaran

berdasarkan peserta didik , kompetensi yang ingin dicapai, dan bahan ajar

4. Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih

Melaksanakan pembelajaran

1. Menata latar pembelajaran2. Melaksanakan pembelajaran yang

kondusifMerancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran

1. Merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai metode

2. Menganalisis hasil evaluasi 3. proses dan hasil belajar untuk

menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning)

4. Memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas secara umum

Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya

1. Menfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik

2. Menfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi akademik

Kepribadian Kepribadian yang mantap dan stabil

1. Bertindak sesuai dengan norma hukum

10

Page 11: Guru profesional

2. Bertindak sesuai dengan norma sosial dan bangga sebagai guru

3. Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma

Kepribadian yang arif Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaaant peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berperilaku dan bertindak.

Kepribadian yang berwibawa

Memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani

Berakhlak mulia dan dapat menjadi tauladan

Bertindak sesuai dengan norma, religius (iman, taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong, dan memiliki perilaku yang diteladani oleh pesertaa didik

Sosial Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik

Berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar

1. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan tenaga kependidikan

2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/ wali peserta didik

3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif masyarakat sekitar

Menguasai struktur dan metode keilmuan

Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan dan materi bidang studi

Profesional Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang diampu

1. Menguasai materi pembelajaran yang dipegang dengan baik

2. Menguasai konsep dengan baik3. Menguasai pola pikir keilmuwan

yang mendukung mata pelajaran yang diampu

Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran bidang pengembangan yang diampu.

1. Menguasai dan memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu dengan baik

2. Menguasai dan memahami kompetensi dasar mata pelajaran dengan baik

Memanfaatkan teknologi Mampu menmanfaakan teknologi

11

Page 12: Guru profesional

informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri

informasi dan komunikasi dalam proses penbelajaran

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

12

Page 13: Guru profesional

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa guru harus memiliki

kompetensi profesional guna meningkatkan kulitas peserta didik beserta mencerdaskan anak

bangsa. Dalam upaya pembentukan karakeristik siswa yang berlandaskan kependidikan dan

juga mempunyai kepribadian yang baik. Pembahasan tentang cara dan strategi menjadi guru

profesional yang saya sajikan beserta teori kajian ilmu pengetahuan yang melingkupinya.

Saya berharap besar akan kritikan dan saran dalam upaya peningkatan mutu kualitas

pengetahuan saya, walaupun didalamnya masih terdapat kesalahan dan kekurangan.

4.2 Saran

Berdasarkan uraian kajian teori dan pembahasan pada makalah ini maka disarankan

kepada Seorang guru yang profesional hendaknya bisa memahami dan menjalankan tugas

dan fungsinya dengan baik agar proses pembelajaran bisa berlangsung secara optimal untuk

mencapai tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran. Kemudian diharapkan peran serta

berbagai pihak (Masyarakat, Kepala Sekolah, Pengawas, Dinas Pendidikan dan Pemerintah

sangat diperlukan untuk mendukung tugas dan fungsi seorang guru agar bisa menjalankan

pembelajaran dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 14: Guru profesional

Daryanto. 2013. Bagaimana GURU PROFESIONAL itu ?. [Online]. Tersedia: www.m-edukasi.web.id/2013/03/bagaimana-guru-profesional-itu.html. diakses 20 September 2014

Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung : Bumi aksara

Rusman. 2012. Model – model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung : Raja Grafindo Persada

Suyatno dan Asep Djihad. 2013. Calon Guru dan Guru Profesional. Yogyakarta: Multi Pressindo.

14