18
Guru Sebagai Agen Pembaharu Diposkan oleh KAMPUS TEKNOLOGI PENDIDIKAN VIRTUAL on Minggu, 21 November 2010 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan adalah sesuatu yang niscaya dalam kehidupan. Perbahan terjadi dari waktu ke waktu dalam hidup ini. Perubahan terjadi disemua aspek kehidupan manusia, baik aspek ekonomi, politik maupun budaya dan pendidikan. Disadari atau tidak, perubahan dapat terjadi begitu saja pada diri kita maupun di sekeliling kita. Perubahan itu erat kaitannya dengan dinamika lingkungan yang dinamis, yang dapat berubah kapan saja, tanpa memandang waktu maupun tempat. Perubahan merupakan fenomena global yang tidak bisa dibendung, sehingga terkadang mengejutkan kita semua, tidak terkecuali organisasi besar sekalipun, baik nirlaba maupun laba. Itulah perubahan, betapa dahsyatnya dia mengguling dan menggulung siapa saja yang tidak siap menghadapinya, tanpa pengecualian. Perubahan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena perubahan akan selalu ada dan bergulir terus menerus. Bahkan ada yang mengatakannya sebagai sesuatu yang abadi. Perubahan dapat terjadi secara alami, misalnya pertumbuhan dan perkembangan manusia, dan perubahan yang dilakukan secara sdar untuk mencapai tujuan tertentu atau perubahan yang direncanakan. Salah satu factor penyebab adanya perubahan adalah adanya inovasi. Inovasi baik berupa invention maupun discovery . Inovasi atau innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru. Inovasi kadang pula diartikan sebagai penemuan, namun berbeda maknanya dengan penemuan dalam arti discovery atauinvention (invensi). Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu telah ada sebelumnya, tetapi belum diketahui. Sedangkan invensi adalah penemuan yang benar-benar baru isebagai hasil kegiatan manusia. Jadi Inovasi diartikan penemuan dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik berupa discovery maupun invensi untuk mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalah tertentu. Dalam inovasi tercakup discovery dan invensi Salah satu perubahan yang terjadi akibat adanya inovasi adalah perubahan dalam pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain: dalam hal manajemen pendidikan, metode pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum, dan sebagainya. Pendidikan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dalam proses perubahan pendidkan tergantung pada apa yang dilakukan dan dipikirkan guru. Guru merupakan pemeran utama dalam proses belajar mengajar di sekolah, peran guru di sekolah memiliki peran ganda, di pundak merekalah terletak mutu pendidikan. Guru adalah seorang manajer yang mengelola proses pembelajaran, merencanakan, mendesain pembelajaran,

Guru Sebagai Agen Pembaharu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Guru Sebagai Agen Pembaharu

Guru Sebagai Agen PembaharuDiposkan oleh KAMPUS TEKNOLOGI PENDIDIKAN VIRTUAL on Minggu, 21 November 2010

BAB I. PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah

Perubahan adalah sesuatu yang niscaya dalam kehidupan. Perbahan terjadi dari waktu ke waktu dalam hidup ini. Perubahan terjadi

disemua aspek kehidupan manusia, baik aspek ekonomi, politik maupun budaya dan pendidikan. Disadari atau tidak, perubahan dapat

terjadi begitu saja pada diri kita maupun di sekeliling kita. Perubahan itu erat kaitannya dengan dinamika lingkungan yang dinamis, yang

dapat berubah kapan saja, tanpa memandang waktu maupun tempat. Perubahan merupakan fenomena global yang tidak bisa dibendung,

sehingga terkadang mengejutkan kita semua, tidak terkecuali organisasi besar sekalipun, baik nirlaba maupun laba. Itulah perubahan,

betapa dahsyatnya dia mengguling dan menggulung siapa saja yang tidak siap menghadapinya, tanpa pengecualian. Perubahan adalah

sesuatu yang tidak dapat dihindari, karena perubahan akan selalu ada dan bergulir terus menerus. Bahkan ada yang mengatakannya

sebagai sesuatu yang abadi.

Perubahan dapat terjadi secara alami, misalnya pertumbuhan dan perkembangan manusia, dan perubahan yang dilakukan

secara sdar untuk mencapai tujuan tertentu atau perubahan yang direncanakan.

Salah satu factor penyebab adanya perubahan adalah adanya inovasi. Inovasi baik berupa invention maupun discovery . Inovasi

atau innovation berasal dari kata to innovate yang mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang baru. Inovasi

kadang pula diartikan sebagai penemuan, namun berbeda maknanya dengan penemuan dalam

arti discovery atauinvention (invensi). Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu telah ada sebelumnya,

tetapi belum diketahui. Sedangkan invensi adalah penemuan yang benar-benar baru isebagai hasil kegiatan manusia. Jadi  Inovasi diartikan

penemuan dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik berupa discovery maupun invensi untuk

mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalah tertentu. Dalam inovasi tercakup discovery dan invensi

Salah satu perubahan yang terjadi akibat adanya inovasi adalah perubahan dalam pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang

pendidikan tersebut, antara lain: dalam hal manajemen pendidikan, metode pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru,

implementasi kurikulum, dan sebagainya.

Pendidikan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dalam proses perubahan pendidkan tergantung pada apa yang dilakukan

dan dipikirkan guru. Guru merupakan pemeran utama dalam proses belajar mengajar di sekolah, peran guru di sekolah memiliki peran

ganda, di pundak merekalah terletak mutu pendidikan. Guru adalah seorang manajer yang mengelola proses pembelajaran, merencanakan,

mendesain pembelajaran, melaksanakan aktivitas pembelajaran bersama siswa, dan melakukan pengontrolan atas kecakapan dan prestasi

siswa . Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan sosok yang sangat berpengaruh dalam proses belajar

mengajar di sekolah. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun

efeknya di luar kelas. Guru adalah sebagai fasilitator (guide in the side) yang harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak

dicapai, dengan cara yang lebih baik.

Page 2: Guru Sebagai Agen Pembaharu

Dengan demikian, dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan

pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Degan kata lain dalam

pembahruan atau perubahan pendidikan guru berperan sebagai change agent (agen pembaharu).

Dari uraian diatas didapat mesalah-masalah sebagai berikut :

1.      Apa yang dimaksud dengan perubahan ?

2.      Bagaimana proses sebuah perubahan dapat terjadi ?

3.      Apakah yang dimaksud dengan inovasi pendidikan ?

4.      Bagaimana peran guru sebagai agen pembaharu dalam pendidikan disekolah ?

B.    Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas dapat rumuskan masalahnya yaitu “Bagaimana peran guru sebagai agen pembaharu

dalam pendidikan di sekolah ?”

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1.      Mengetahui proses perbahan terjadi disebuah institusi / lembaga

2.      Mengetahui difusi  inovasi khususnya dalam pendidikan

3.      Mengetahui peranan guru dalam proses perubahan dalam pendidkan.

D.    Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan ini adalah untuk mengetahi lebih jauh tentang teori konsep dan praktek dari perubahan dan divusi inovasi

pendidikan yang dituangkan dalam betuk makalah sebagai tugas pribadi matakuliah Difusi Inovasi Pembelajaran.

BAB II. PEMBAHASAN

A.     Perubahan dan Inovasi

Perubahan terjadi dalam dua bentuk, yaitu perubahan alami dan perubahan terencana. Untuk memahami perubahan terencana terlebih

dahualu kita memahami arti dari kata tersebut. Perubahan berasal dari kata ubah yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya

adalah lain atau beda, perubahan dapat kiata artikan sebagai upaya yang dilakukan untuk menjadikan suatu keadaan pada saat tertentu

berbeda atau berlainan dari keadaan saat itu. Rencana adalah rancangan atau buram.  Jadi perubahan terencana adalah suatu upaya yang

dilakukan untuk menjadikan suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan saat itu dengan terlebih dahulu membuat suatu perencanaan

dengan baik dan matang.

            Selo soemardjan memberi rumusan tentang perubahan yaitu segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu

masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok

dalam masyarakat.[1] Sedangkan menurut pendapat Bennis, Benne dan Chin, mengemukakan pengertian perubahan terencana sebagai

berikut :Planned change is the application of systematic and appropriate knowledge of human affairs for the purpose of creating intelligent action and change (Bennis & Mische, 1995)[2]

Page 3: Guru Sebagai Agen Pembaharu

Rumusan  yang lebih baru berasal dari kelompok ahli yang berasal dari bidang ilmu sosial, Lippit, Watson, dan Wetsey, misalnya,

mengemukakan bahwa terdapat beberapa macam perubahan yaitu development change (perubahan karena perkembangan),  furtuitous or

accidental change (perubahan secara tiba-tiba) dan planned change (perubahan terencana). Baik perubahan karena perkembangan

maupun perubahan secara tiba-tiba, semua merupakan perubahan yang tidak direncanakan. Keduanya merupakan bentuk perubahan yang

terjadi bukan atas kemauan sendiri atau karena tekanan dari luar yang memaksa suatu sistem untuk melakukan perubahan. Sebaliknya,

perubahan terencana adalah perubahan yang dilakukan secara sengaja lebih banyak atas kemauan sendiri, sehingga proses perubahan itu

lebih banyak diusahakan oleh sistem sendiri.

Teori-teori tentang perubahan terencana banyak sekali dipengaruhi oleh pendapat yang dikemukakan oleh Kurt Lewin. Kurt Lewin

pernah mengemukakan bahwa:Any planned social change will have to consider a multitude of factors characteristic for the particular case. The change may require more or less unique combination of educational and organizational measures; It may depend upon quite different treatments of ideology expectation and organization. Still, certain general formal principles always have to be considered.[3]

           

Selanjutnya Kurt Lewin mengemukakan bahwa suatu proses perubahan sosial terencana selalu meliputi tiga tahapan, yaitu

tahapan unfreezing  atau pencairan dari keadaan yang ada sekarang, tahapan moving atau pembentukan prilaku/pola baru dan terakhir

tahapan freezing atau tahapan pemantapan atau pembekuan dari prilaku atau pola yang akan dilembagakan. Ketiga tahapan tersebut oleh

Lipit, Watson dan westley dirinci menjadi tujuh tahapan, yaitu pengembangan kebutuhan perubahan, membangun hubungan, diagnosis

masalah klien, pengujian alternative tujuan dan tujuan pelaksanaan, penerapan tindakan, generalisasi dan stabilitasi, mengakhiri hubungan

dengan agen perubahan dan evaluasi.

            Perbahan terencana merupakan salah satu dari perubahan sosial yang juga dapat diterapkan dalam perubahan organisasi. Suatu

perubahan terencana selalu mempunyai ciri utama yaitu usaha tersebut merupakan usaha perubahan yangyang dilakukan secara bersama-

sama dan terus menerus berdasarkan persoalan-persoalan yang dihadapi. Ciri tersebutlah yang membedakan antara perubahan terencana

dengan berbagai bentuk perubahan yang lain, baik pada individu, organisasi atau masyarakat. Proses perubahan terencana yang

berdasarkan konsepsi Kurt Lewin, kemudian diperkaya dengan pendapat-pendapat dari Lipit, Watson dan Westley.

            Konsepsi yang dikemukakan oleh Kurt Lewin dengan istilah action research merupakan pondamen dalam mengadakan suatu  usaha

perubahan terencana. Keberhasilan suatu usaha perubahan terencana yang dimaksudkan untuk memperbaiki apa yang berlaku sekarang

sangat dipengaruhi oleh bagaimana data dan informasi dikumpulkan, diolah dan digunakan dalam metode teknik intervensi terhadap

baerbagai macam prilaku yang terdapat dalam suatu system, seperti organisasi. Action Research merupakan suatu teknik menggabungkan

unsure pelaksanan dan penilaian terhadap suatu usaha perubahan terencana, sebagai sutu persyaratan utama bagi keberhasilan dari

penggunaan konsepsi, proses dan teknologi dari perubahan terencana.

Jadi perubahan terencana selalu mempunyai ciri untuk melibatkan langsung para penggunanya dala proses perubahan. Hal ini

berarti bahwa suatu perubahan terencana bukanlah suatu progaram yang dilaksanakan dari atas, atau hanya diprogram oleh para ahli tanpa

keinginan dan keterlibatan dari mereka yang nantinya terkena akan akibat dari perubahan itu. Ia selalu harus merupakan suatu kolaborasi

antara agen pembaharu dengan pengunanya.

Page 4: Guru Sebagai Agen Pembaharu

Untuk memahami Perubahan Terencana, tidaklah cukup dengan memahami proses yang mendorong perubahan, namun ada

apresiasi tahap yang dilalui organisasi untuk pindah dari keadaan yang tidak memuaskan ke masa depan yang diinginkan.  Bullock dan

Batten menggambarkan Perubahan Terencana menjadi dua dimensi[4]:

1.      Tahap – tahap perubahan : tingkatan keadaan yang dilalui organisasi ketika menerapkan Perubahan Terencana

2.      Proses – proses perubahan : metode yang dipergunakan untuk menggerakkan organisasi dari keadaan satu ke lainnya.

Tahap perubahan dan proses perubahan yang menyertainnya :

1.      Fase Eksplorasi yaitu Organisasi meninmbang dan memutuskan membuat perubahan Spesifik dalam operasinya dan mengalokasikan

sumber – sumber daya untuk merencanakan perubahan dalam membantu pemecahan perubahan.Tumbuhnya kesadaran dan perlunya

perubahan guna membantu perencanaan serta penerapan perubahan.

2.      Fase Perencanaan yaitu Proses perubahan yang terkait adalah mengumpulkan informasi agar dapat ditetapkan diagnosa masalah secara

tepat, tujuan perubahan dan tindakan yang diperlukan guna mencapai tujuan

3.      Fase Tindakan yaitu tahap ini organisasi mengimplementasikan perubahan hasil perencanaan. Proses perubahan dirancang untuk

menggerakkan organisasi dari keadaan sekarang menuju ke masa depan

4.      Fase Integrasi yaitu tahapan ini segera dimulai begitu perubahan telah sukses diimplementasikan. Proses perubahan meliputi

konsolidasi dan stabilisasi perubahan guna menguatkan perilaku baru melalui umpan balik dan sistem imbalan serta mengatur para manajer

dan karyawan secara terus - menerus memonitor perubahan dan upaya – upaya perbaikan

Adanya sebuah perubahan diawali dengan adanya sebuah inovasi. Perubahan seperti itu bukanlah sekedar berubah saja, tetapi

perubahan yang disertai dengan pembaruan dalam berbagai hal berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya, dan hal inilah

yang sering dimaknai sebagai pembaruan atau inovasi. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud inovasi adalah

“pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru; penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya

(gagasan, metode, atau alat)” (Depdikbud, 1990: 333). Sedangkan Menurut Rogers, inovasi adalah ide-ide, praktik yang dianggap baru oleh

seorang individu atau kelompok lain yang mengadopsinya.  Sebuah inovasi akan mendatangkan sebuah perubahan apabila inovasi ini

didifusikan kepada individu atau kelompok lain.

B.    Difusi Inovasi

Secara Teori Difusi Inovasi dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1903, ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde,

memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya menggambarkan bagaimana suatu inovasi

diadopsi seseorang atau sekolompok orang dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu

menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya menggambarkan dimensi waktu.

Pemikiran Tarde menjadi penting karena secara sederhana bisa menggambarkan kecenderungan yang terkait dengan proses

difusi inovasi. Rogers (1983) mengatakan, Tarde’s S-shaped diffusion curve is of current importance because “most innovations have an S-

shaped rate of adoption”. Dan sejak saat itu tingkat adopsi atau tingkat difusi menjadi fokus kajian penting dalam penelitian-penelitian

sosiologi

Difusi inovasi menurut Rogers adalah :Diffussions is the process in which an innovation is communicated through certain channels over time among the members of a social systems[5].

Difusi adalah proses suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu antara individu pada suatu system sosial. Difusi

merupakan bagian dari perubahan sosial , dalam konteks ini difusi didefinisikan sebagai proses terjadinya perubahan pada stuktur dan

fungsi system sosial.

Dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:

Page 5: Guru Sebagai Agen Pembaharu

1.        Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif

menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu.

Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.

2.          Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi,

sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan

untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat

dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal,

maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.

3.        Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan

pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses

pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan

pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.

4.        Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka

mencapai tujuan bersama.[6]   

Lebih lanjut teori yang dikemukakan Rogers memiliki relevansi dan argumen yang cukup signifikan dalam proses pengambilan

keputusan inovasi. Teori tersebut antara lain menggambarkan tentang variabel yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu inovasi

serta tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi. Variabel yang berpengaruh terhadap tahapan difusi inovasi tersebut mencakup

(1) atribut inovasi (perceived atrribute of innovasion), (2) jenis keputusan inovasi (type of innovation decisions), (3) saluran komunikasi

(communication channels), (4) kondisi sistem sosial (nature of social system), dan (5) peran agen perubah (change agents). 

Sementara itu tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup:

1.        Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami

eksistensi dan keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi

2.        Tahap Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik

3.         Tahap Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah

pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi.

4.        Tahapan Implementasi (Implementation), ketika sorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu

inovasi.

5.        Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan

penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.

Anggota sistem sosial dapat dibagi ke dalam kelompok-kelompok adopter (penerima inovasi) sesuai dengan tingkat

keinovatifannya (kecepatan dalam menerima inovasi). Salah satu pengelompokan yang bisa dijadikan rujuakan adalah pengelompokan

berdasarkan kurva adopsi, yang telah duji oleh Rogers.   Gambaran tentang pengelompokan adopter dapat dilihat sebagai berikut:

1.  Innovators: Sekitar 2,5% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi. Cirinya: petualang, berani mengambil resiko,  mobile, cerdas,

kemampuan ekonomi tinggi.

2.    Early Adopters (Perintis/Pelopor): 13,5% yang menjadi para perintis dalam penerimaan inovasi. Cirinya: para teladan (pemuka pendapat),

orang yang dihormati, akses di dalam tinggi.

Page 6: Guru Sebagai Agen Pembaharu

3.    Early Majority (Pengikut Dini): 34% yang menjadi pera pengikut awal. Cirinya: penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi.

4.    Late Majority (Pengikut Akhir): 34% yang menjadi pengikut akhir dalam penerimaan inovasi. Cirinya: skeptis, menerima karena pertimbangan

ekonomi atau tekanan social, terlalu hati-hati.

5.    Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional): 16% terakhir adalah kaum kolot/tradisional. Cirinya: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan

opinion leaders,sumberdaya terbatas.

Proses difusi inovasi  terjadi dalam system sosial dipengaruhi oleh struktur

Sosial (social structure) , norma sosial (system norms), peran pemimpin

(opinion Leader ) dan agen perubahan (change agent).

C.    Agen Pembaharu (Change Agent)

Dari uraian tentang perubahan terencana dan proses difusi inovasi menuntut adanya agen pembaharu. Agen perubah, adalah bentuk

lain dari orang berpengaruh. Mereka sama-sama orang yang mampu mempengaruhi sikap orang lain untuk menerima suatu inovasi. Tapi,

agen perubah lebih bersifat formal yang ditugaskan oleh suatu agen tertentu untuk mempengaruhi kliennya. Agen perubah adalah orang-

orang professional yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan tertentu untuk mempengaruhi kliennya. Dengan demikian,

kemampuan dan keterampilan agen perubah berperan besar terhadap diterima atau ditolaknya inovasi tertentu. Sebagai contoh, lemahnya

pengetahuan tentang karakteristik strukstur sosial, norma dan orang kunci dalam suatu sistem social (misal: suatu institusi pendidikan),

memungkinkan ditolaknya suatu inovasi walaupun secara ilmiah inovasi tersebut terbukti lebih unggul dibandingkan dengan apa yang

sedang berjalan saat itu.

                   Willis H. Griffin dan Uday Pareek telah mendefinisikan agen perubahan. Mereka menyatakan bahwa: agen perubahan tersebut

telah muncul sebagai seorang professional yang tugas-tugasnya adalah membantu komunitas-komunitas dan kelompok-kelompok untuk

merencanakan pembangunan atau merumuskan kembali tujuan-tujuan, memusatkan perhatian pada situasi-situasi bermasalah, mencari

pemecahan-pemecahan yang mungkin, mengatur bantuan, merencanakan tindakan yang bermaksud untuk memperbaiki situasi-situasi

tersebut, untuk mengatasi kesukaran-kesukaran menurut tindakan yang produktif, dan mengevaluasi hasil-hasil dari usaha yang

direncanakan.[7]

                   Dalam melakukan proses difusi inovasi masalah yang dihadapi agen perubahan adalah: sebagai penengah antara agensi

perubahan dan klien dan  kemungkinan kesulitan mengolah informasi yang cenderung melimpah; sementara itu, masalah aide lebih parah

lagi karena kredibiltas kompetensi atau profesionalismenya diragukan. Menurut Roger ada

Tujuh  langkah  kegiatan  agenpembaharu  dalam  pelaksanaan tugasnya inovasi pada system klien, sebagai berikut.

1.      Membangkitkan kebutuhan untuk berubah. Biasanya agen pembaharu pada awal tugasnya

diminta  untuk  membantukliennya  agar  mereka  sadar  akan  perlunya  perubahan.Agen pembaharu            mulai dengan

mengemukakan        berbagaimasalah yang ada, membantu

menemukan masalah yang penting dan mendesak, serta meyakinkan klienbahwa mereka

mampu  memecahkan  masalah  tersebut.  Pada  tahap  ini  agen  pembaharu  menentukan

kebutuhan klien  dan   juga  membantu  caranya  menemukan  masalah  atau  kebutuhan dengan cara konsultatif.

Page 7: Guru Sebagai Agen Pembaharu

2.      Memantapkan  hubungan pertukaran  informasi. Sesudah  ditentukannya  kebutuhan  untuk

berubah,  agen  pembaharuharus  segera  membina  hubungan  yang  lebih  akrab  dengan klien.  Agen  pembaharu  dapat  meningkatkan 

hubungan  yang  lebih  baik  kepada  klien

dengan  cara  menumbuhkan kepercayaan klien pada  kemampuannya,saling  mempercayai dan juga agen pembaharu harus menunjukan 

empati pada  masalah dan kebutuhan klien.

3.      Mendiagnosa  masalah  yang   dihadapi.   Agen   pembaharu   bertanggung   jawab   untuk

menganalisa   situasi  masalah yang   dihadapi   klien,   agar   dapat  menentukan   berbagai

alternatif  jika tidak sesuai kebutuhan klien. Untuk sampaipada kesimpulan diagnosa agen

pembaharu  harus  meninjau  situasi  dengan  penuh  emphati.  Agen  pembaharu melihat

masalah  dengan  kacamata  klien,  artinya  kesimpulan  diagnosa  harus  berdasarkan  analisa situasi danpsikologi klien, bukan

berdasarkan pandangan pribadi agen pembaharu.

4.      Membangkitkan  kemauan  klien  untuk  berubah.  Setelah  agen   pembaharu            menggali berbagai macam carayang mungkin dapat

dicapai oleh klien untuk mencapai tujuan, maka agen  pembaharu  bertugas  untuk  mencari  caramemotivasi  dan  menarik  perhatian  agar

klien  timbul  kemauannya untuk berubah   atau  membuka dirinya  untukmenerima inovasi.

Namun demikian cara yang digunakan harus tetap berorientasi pada klien, artinya berpusat pada

kebutuhan klien jangan terlalu menoinjolkan inovasi.

5.      Mewujudkan  kemauan dalam perbuatan. Agen pembaharu berusaha untuk mempengaruhi tingkah 

laku  klien  dengan persetujuan  dan  berdasarkan  kebutuhan  klien  jadi  jangan

memaksa. Dimana komunikasi interpersonal akan lebihefektif kalau dilakukan antar teman

yang  dekat  dan  sangat  bermanfaat  kalau  dimanfaatkan  pada  tahap  persuasidan  tahap keputusan  inovasi. Oleh kerena itu dalam hal 

tindakan agen pembaharu yang paling tepat menggunakan  pengaruh   secara   tidak   langsung,   yaitu   dapat   menggunakan   pemuka

masyarakat agar mengaktifkan kegiatankelompok lain.

6.      Menjaga

kestabilan penerimaan  inovasi  dan  mencegah  tidak  berkelanjutannya  inovasi. Agen  pembaharu  harusmenjaga  kestabilan  penerimaan 

inovasi  dengan  cara  penguatan kepada  klien  yang  telah  menerapkan  inovasi.Perubahan  tingkah  laku  yang  sudah  sesuai

dengan  inovasi  dijaga  jangan  sampai  berubah  kembali  pada  keadaansebelum  adanya inovasi.

7.      Mengakhiri hubungan ketergantungan.  Tujuan akhir tugas agen pembaharu adalah dapat menumbuhkan

kesadaran unrtukberubah dan kemampuan untuk merubah dirinya, sebagai anggota system social yang selalu mendapat 

tantangankemajuan jaman. Agen pembaharu

harus  berusaha  mengubah  posisi  klien  dari   ikatan  percaya  pada  kemampuan  agen pembaharu menjadi bebasdan percaya kepada

kemampuan sendiri[8].

Adapun  factor-faktor  yang  mempengaruhi  keberhasilan  agen  pembaharu, berkenaan dengan hal-hal sebagai berikut:

1).  Usaha  agen  pembaharu  ,

Sebagai  indicator  untuk  mengetahui  kegigihan  usaha  yang

dilakukan agen pembaharu. Sebagai  indikator untukmengetahui kegigihan (besarnya) usaha

agen pembeharu ialah :  jumlah klien yang dihubungi untuk berkomunikasi,banyaknya waktu

Page 8: Guru Sebagai Agen Pembaharu

yang  digunakan  untuk  berpartisipasi  di  desa  (tempat  tinggal)  klien  dibandingkan  dengan

waktu  dikantor  atau  di  rumah  sendiri,  banyaknya  keaktifan  yang  dilakukan  dalam  proses difusi  inovasi,  ketepatan  memilihwaktu 

untuk  berkomunikasi  dengan  klien  dan  sebagainya.

Makin  banyak  jumlah  klien  yang  dihubungi,  makin  banyakwaktu  yang  digunakan  di  tempat

tinggal  klien,  makin  banyak  keaktifan  yang  dilakukan  dalam  proses  difusi  danmakin  tepat

agen  pembeharu  memilih  waktu  untuk  berkomunikasi  dengan  klien,  dikatakan  makin  gigih atau  makin besar  usaha  klien  untuk 

kontak  dengan  klien.  Dari berbagai  bukti  dirumuskan

generalisasi  bahwa  Keberhasilan  agenpembaharu  berhubungan positif  dengan  besarnya usaha mengadakan kontak dengan klien.

2).  Orientasi  pada  klien.  Sebagaimana  telah  kita  ketahui  posisi  agen  pembaharu  berada ditengah-

tengah  antarapengusaha  pembeharuan  dan  sistem  klien.  Agen  pembeharu  harus

mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepadapengusaha pembaharuan, tetapi dilain pihak

ia juga harus bekerja bersama dan untuk memenuhi kepentingan

klien. Agenpembaharu akan mengalami kesukaran jika apa yang diminta oleh pengusaha pembaharu tidak sesusai dengan

kebutuhanklien. Namun demikian agen pembaharu akan berhasil melaksanakan tugasnya jika ia mampu untuk mengambil 

kebijakandengan  lebih berorientasi pada klien. Agen pembaharu

harus   menunjukan   keakraban   dengan   klien,   memperhatikan  kebutuhan   klien,   sehingga

memperoleh  kepercayaan yang  tinggi  dari  klien.  Dengan  dasar  hubungan yang  baik  ituagen pembaharu  dapat  mengambil  kebijakan 

menyesuaikan  kebutuhan  klien  dengan  kemauan pengusahaPembaharuan.

Tetapi jika agen pembeharu tampat berorientasi pada pengusaha pembaharuan, maka akan dianggap lawanoleh klien dan sama

sekali tidak dapat mengadakan kontak  atau  komunikasi.  Dari  berbagai  bukti  hasil  pengamatandan  penelitian  dirumuskan

bahwa.keberhasilan  agen pembaharu berhubungan positif  dengan  orientasi pada klien daripada orientasi pada pengusaha pembaharuan.

3.   Sesuai dengan kebutuhan klien. Salah satu tugas agen pembaharu yang sangat penting dan sukar  melaksanakannya

ialah mendiagnosa  kebutuhan  klien.  Banyak  terbukti  usaha  difusi inovasi  gagal 

karena  tidak  mendasarkan  kebutuhanklien,  tetapi  lebih  mengutamakan  pada target  inovasi sesuai kehendak pengusaha 

pembaharuan.

4. 

Emphati. Seperti telah kita ketahui bahwa emphati akan mempengaruhi Efektifitas komunikasi. Komunikasi  yang  efektifakan 

mempercepat  diterimanya  inovasi.  „Keberhasilan agen pembaharu berhubungan positif dengan emphatic terhadapatklien.

Perlu diperhatikan bahwa makin banyak perbedaan antara agen pembaharu dengan klien makin

sukar  agenpembaharu  menunjukan  emphatic.  Untuk  mengatasi  hal  ini  biasanya  diadakan pemilihan  calon  agen 

pembaharudipilihkan  orang  yang  mempunyai  latar  belakang  kehidupan sesuai dengan klien dimana agen pembaharu akan bekerja.

5.   Homophily. Sebagaimana  telah  kita  ketahui  yang dimaksud dengan  homophily  ialah pasangan

individu  yang berinteraksidengan mimiliki  ciri-ciri atau   karakteristik  yang sama (sama bahasa, kepercayaan,   adat   istiadat   dan  

sebagainya).  Heterophily   ialah   pasangan   individu   yang berinteraksi dengan memiliki ciri-

ciri atau karakteristik yang berbeda.Biasanya agen pembaharu

yang  berbeda  dengan  klien  lebih  disegani,  dan  lebih  suka  mengadakan  dengan  klienyang memiliki persamaan dengan dia. Dari 

Page 9: Guru Sebagai Agen Pembaharu

pernyataan umum ini melahirkan serangkaian generelisasi yang ditunjangdengan bukti-

bukti  berdasarkan  pengalaman  para ahli,  komunikasi antara agen pembaharu dengan klien akan lebihefektif jika homophily‟.

6.  Kontak  agen pembaharu dengan  klien yang berstatus  lebih rendah. Sebenarnya  klien

yang kurang mampuekonominya, rendah pendidikannya, harus mendapat lebih banyak bantuan

dan bimbingan dari agen pembaharu. Tetapisesuai dengan prinsip homophily maka justru agen

pembaharu lebih banyak kontak dengan klien yang berstatus lebihtinggi baik pendidikan maupun

ekonominya.  Sehingga  dapat  timbul  pendapat  yang  kurang  benar  dari  agenpembaharu  yang

menyatakan  bahwa  klien  yang  berstatus  lebih  rendah  tidak  termasuk  tanggungjawabnya  dalam

pelaksanaan  difusi  inovasi.  Jika  ini  terjadi  maka  akibatnya  makin  parah,  karena  makin  terbuka

kemungkinan  klienyang  berstatus  lebih  rendah  tidak  terjamah  sama  sekali  oleh  bantuan  agen

pembaharu.  Salah  satu  cara  untukmengatasi  dengan  jalan  memilih  pembaharu  yang  sedapat

mungkin  sama  dengan  klien  atau  paling  tidakmendekati,  misalnya  sama  daerahnya,  sama

bahasanya,   sama   kepercayaannya   dan   sebagainya.

7. Pembantu para-profesional. Pembantu para-

propesional  ialah orang yang bertugas membantu agen  pembaharu  agar  terjadikontak  dengan klien  yang  berstatus  lebih  rendah. 

Pembantu  para- propesional  dari  segi  pengetahuan  tentang  inovasidan  teknik  penyebaran  inovasi,  kurang  dari agen  pembaharu.  Tet

api  dengan  mengangkat  pembantu  para-propesionalada  keuntungannya yaitu  biaya  lebih  rendah 

dapat  kontak  dengan  klien  yang  berstatus  lebih  rendah  dari  agenpembaharu, karena para pembantu para-

propesional lebih dekat dengan klien (homophily).

8.      Kepercayaan klien  terhadap agen  pembaharu  (credibility).  Pembantu  agen  pembaharu (aide) kurang memperolehkepercayaan dari 

klien , jika ditinjau dari segi kompentensi professional karena   ia memang     kurang           profesional     .           Tetapi pembantu       agen 

pembaharu,     memiliki

kepercayaandari  klien  karena  adanyahubungan  yang  akrab  sehingga  tidak  timbul  kecurigaan. Klien  percaya  pada  pembantu  agen 

pembaharu  karenakeyakinannya  akan  membawa  kebaikan bagi dirinya, yang dise but: kepercayaan, keselamatan (Savety, credibility) .P

ada umumnya agen pembaharu   (professional   dan   hetrophily)   memiliki   kepercayaan       kompetensi   (   competency

credibility),  sedangkan  pembantu  agen  pembaharu  (  tidak  professional  dan  homophily)  memiliki

kepercayaankeselamatan  (savety,  credibility).  Seharusnya  agen  pembaharu  yang  ideal  harus memiliki kedua kepercayaantersebut 

secara seimbang. Tetapi hal  ini sukar diperoleh, karena jika

agen pembaharu itu professional berarti  ia sarjanayang menguasai  ilmu dan teknik, maka timbul

perbedaan   dengan   klain   yang   berpendidikan   rendah   (heterophily).  Salah   satu   cara   untuk

mengatasi  ini  dengan  jalan  mengangkat      orang  yang  telah  menerima  dan  menerapkaninovasi,

sebagai pembantu agen pembaharu mempengaruhi teman-temannya ( anggota system klien yang

lain) untukmenerima inovasi. Cara ini telah terbukti berhasil di India dalam difusi inovasi keluarga

berencana  dengan  carapasektomi.  Pengusahaq  pembaharu  memberi  upah  kepada  orang  yang

sudah melaksanakan vasektomi yang maudijadikan Canvasser ( membantu mencari  pengikut KB)

Ternyata  canvasser  di  India  ini  memiliki  keseimbangan  antara kepercayaan  kompetensi  dan

Page 10: Guru Sebagai Agen Pembaharu

kepercayaan  keselamatan.  Ia  dimata  klien  telah  memiliki  kopetensi  karena  telahberpengalaman manjalani  operasi  vasektomi. 

Canvasser  juga  memperoleh  kepercayaan  keselamatan,  karena  ia

memiliki  banyak  persamaan  dengan  klien  (homophiliy),  sama  dari  status  ekonomi  lemah,  sama

tingkat pendidikannya,sama asal daerahnya, sama bahasanya dan sebagainya. Jadi canvasser di

India   berhasil   karena  pembantu  agen pembaharu  memiliki   keseinbangan  kepercayaan  baik

kompetensi maupun keselamatan, dan ditambah lagi biayahonorariumnya lebih murqah dari pada

agen   pembaharu   yang   professional.  Keberhasilan   agen   pembeharu berhubung  positif  dengan   kepercayaan  (credibility)

dari  sudut pandang. 

9.      Profesional  semu.  Sebagaimana   kita   ketahui   bahwa   pembantu   agen   pembaharu   dapat

memberikan  beberapakeuntungan  seperti  biaya  operasional  rendah,  dan  dapat  menjebatani

kesenjangan  heterophily,  namum  tidakberarti  bahwa  agen  pembaharu  lalu  sama  sekali  tidak

diperlukan.   Agen   pembaharu   tetap   masih   sangat dibutuhkan   untuk   menatar   atau  mamilih

pembantu agen pembaharu, mengadakan super visi, dan  juga membantumencegah masalah yang tidak  dapat  diselesaikan  oleh 

pembantu  agen  pembaharu.  Satu  masalah  yang  seringdijumpai

pembantu  agen  pembaharu  aialah  timbulnya  professional  semu  yang  terjadi  karena  pembantu

agenpembaharu  bergaya  seperti  agen  pembaharu  professional.   Ia  memakai  pakaian,  cara

bertindak,   dan  sebagainya   yang   menyamai   tenaga   agen   pembaharu   professional.   Secara psikologis hal ini 

wajar , karena iamengagumi kehebatan kopetensi professional agen pembaharu, sehingga  berusaha  meniru  agar  menambah  wibawa.Te

tapi  sebenarnya  yang  diperoleh  justru terbalik, karena dengan bergaya seperti tenaga professional akanmenghilangkan fungsinya untuk

menjebatani   kesenjangan  heterophily.  Biasanya   jika   pembantu   agen   pembaharu  menyadari

adanya  masalah  professional  semu,  mereka  akan  berusaha  dan  berhati-hati  dalam  bertindaksehingga terhindar dari hambatan 

terjadinya professional semu tersebut.

10.  Pemuka   pendapat.  Dimuka   masyarakat   atau   system   social   sering   terdapat   orang   yang pendapat-pendapatnya        mudah diikuti

oleh     teman-teman sekelompoknya.        Orang memiliki

kemampuan  untukmempengaruhi  perubahan  pengetahuan,  sikap,  dan  tingkah  laku  orang  lain

secara  informal,  dengan  tujuan  tertentu,disebut  pemuka  pendapat.

11.  Kemampuan klien untuk menilai inovasi. Salah satu keunikan agen pembaharu dalam proses difusi  inovasi,  ialah memiliki  kompetensi  

teknik,  yang  menyebabkan  ia  berwewenang  untuk

bertindak  sesuai  dengan  keahliannyadalamengaruhi  klien  untuk  menerima  inovasi.  Tetapi  jika

agen pembaharu melakukan pendekatan jangka panjang dalammencapai tujuan inovasi, maka ia harus  berusaha  membangkitkan  klien 

agar  memiliki  kemampuan  teknik  dankemampuan  menilai

potensi  inovasi  yang  dicapainya  sendiri.  Dengan  kata  lain  agen  pembaharu  harus  berusaha menjadikan

klien menjadi agen pembaharu dirinya sendiri. Bahwa keberhasilan agen pembaharu

berhubungan  positifdengan  meningkatnya  kemampuan klien  untuk  menilai  inovasi.  Tetapi  pada

umumnya  agen  pembaharu  hanya  bekerjadalam  jangka  pendek,  terutama  untuk  melancarkan

proses  kecepatan  diterimanya  inovasi.  Kesadaran  dankemempuan  memperbaharui  diri  dengan

Page 11: Guru Sebagai Agen Pembaharu

percaya  kepada  kemempuan  sendiri  menjadi  tujuan  dari  pengusahapembaharuan,  sedangkan seberapa

kadar yang dapat dicapai tergantung pada usaha agen pembaharu.[9]

                    Salah satu agen pembaharu, khususnya dalam perubahan dalam pendidikan adalah guru.

D.    Perubahan Terencana Dalam Pendidikan

Perubahan dalam pendidikan dipicu adanya bebarapa hal, diantaranya adanya tantangan zaman dimana saat ini kita berada di abad

21 yang menuntut adanya perubahan-perubahan, perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, demografi, sosial dan cultural, kebutuhan

masyarakat akan pendidikan yang lebih baik, kurang sesuaianya antara pendidikan dan dunia usaha/industry dan kurangnya sarana dan

prasarana pendidikan. Beberapa contoh inovasi dalam pendidikan diantaranya adalah :

1.      Inovasi kurikulum. Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya

rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada

1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar

mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang

diutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari,

perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. RENCANA PELAJARAN TERURAI 1952. Kurikulum ini lebih merinci setiap mata

pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. KURIKULUM 1968. Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana

Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968

menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah

pelajarannya 9. KURIKULUM 1975. Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Metode, materi, dan

tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu

rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi

pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa

yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. KURIKULUM 1984.Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski

mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang

disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga

melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). KURIKULUM 1994 dan SUPLEMEN

KURIKULUM 1999. Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin

mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses KURIKULUM 2004. Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila

dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target

kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar

pemahaman dan kompetensi siswa. KTSP 2006. Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis

evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk

merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar

(KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan

Page 12: Guru Sebagai Agen Pembaharu

pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem

penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.[10]

2.      Inovasi metode pembelajaran. Diantara metote pembelajaran inovatif yang saat ini dikembangakan adalahpembelajaran berbasis proyek

(project work), Quantum Teaching and Learning (QTL), Contextual teaching and Learning (CTL), Problem Based Learning (PBL), Model

Mengajar Inquiry Training, Model bermain peran (role play) dan lain-lain.

3.      Pengajaran dengan Sistem Modul. Sistem pengajaran ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas belajar mengajar di sekolah,

terutama yang berkaitan dengan penggunaan waktu, dana, fasilitas, dan tenaga secara tepat guna dalam mencapai tujuan secara optimal.

4.      Inovasi Pembelajaran berbasis teknologi computer. Penggunaan computer bukan hanya sebagai alat belajar, namun dengan perkembangan

teknologi komunikasi yang begitu pesat terutama teknologi internet, menjadikan computer sebagai sumber belajar. Saat ini dikebangkan

adanya e-learning dan  pendidkan jarak jauh (distance Learning).

5.      Inovasi pembiayaan, yaitu dengan adanya kebijakan pemerintah akan adanya BOS (Biaya Operasional Sekolah), memungkinkan adanya

pendidikan gratis, terutama pada tingkat dasar.

6.      Inovasi Sarana dan Prasarana Inovasi sarana dan prasarana harus mengacu pada mengacu pada tupoksi lembaga dan peraturan

perundangan yang berlaku yaitu UU NO. 20 tahun 2003 dan Standar Nasional Pendidikan PP 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan kriteria

minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat

berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran (termasuk diklat) termasuk

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan

pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran

Perubahan pendidikan dibagi  menjadi dua, yaitu perubahan secara makro, dan mikro. Perubahan pendidikan secara makro dilakukan

oleh pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional. Sedangkan perubahan secara mikro dilaksanakan pada tingkatan lembaga

pendidikan yaitu sekolah. Dalam makalah ini lebih lanjut akan dibahas perubahan / inovasi dalam pendidikan skala mikro. Inovasi yang

terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain: dalam hal manajemen pendidikan, metode pengajaran, media, sumber belajar,

pelatihan guru, implementasi kurikulum, dan sebagainya.

Inovasi harus berlangsung di sekolah guna memperoleh hasil yang terbaik dalam mendidik siswa.  Ujung tombak keberhasilan

pendidikan di sekolah adalah guru. Oleh karena itu guru harus mampu menjadi seorang yang inovatif guna menemukan strategi atau

metode yang efektif untuk mendidik Inovasi yang dilakukan guru pada intinya berada dalam tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas.

Kunci utama yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau produk inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu

kepada kepentingan siswa.

E.     Peranan Guru Sebagai Agen Pembaharu

Dalam perubahan pendidikan diskala mikro (sekolah) guru memiliki peranan yang penting, hal ini karena dalam proses perubahan itu

guru berperan sebagai agen pembaharu. Dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan

sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan.Dalam suatu

Page 13: Guru Sebagai Agen Pembaharu

inovasi pendidikan, gurulah yang utama dan pertama terlibat, karena guru mempunyai peran yang luas sebagai pendidik, sebagai orang tua,

dan sekaligus sebagai teman.

Peranan guru sebagai agen pembaharu dimulai dari internal dirinya dalam hal ini proses pembaharuan dilakukan dengan merubah

paradigm guru dalam proses pendidikan/pembelajaran. Perubahan paradigm ini dimulai dengan adanya kesadaran berubah dalam

melaksnanakan tugas dan fungsinya sebagai guru. Mengetahui inovasi-inovasi pembelajaran terbaru dan menerapkannya dalam proses

pembelajaran. Paradigma pembelajaran yang merupakan gagasan baru adalah:

1.      peran guru sebagai fasilator, pembimbing, konsultan dan kawan belajar

2.      Jadwal fleksibel.

3.      Belajar diarahkan oleh siswa sendiri,

4.      Pembelajaran berbasis masalah, proyek, dunia nyata, tindakan nyata, dan fleksibel.

5.      Perancangan dan penyelidikan

6.      Kreasi dan investigasi

7.      Kolaborasi

8.      Focus masyarakat

9.      Computer sebagai alat

10. Presentasi media dinamis

11. Penilaian kinerja yang komprehensif.

Setelah mengalami perbahan paradigma dalam dirinya guru kemudian dapat menlakukan proses perubahan dengan individu lain

( teman sjawat), kelompok guru, dan sekolah sebagai lembaga dimana guru berada. Peran guru sebagai agen pembaharu diantaranya

adalah bagaimana menerjemahkan idealime pendidikan ke dalam  praktek di kelas. Secara lebih rinci inovasi yang dapat dilakukan oleh

guru adalah sebagai berikut:

1.      Membuat perencanaan pembelajaran.

2.      Membuat desain pembelajaran

3.      Menggunakan metode pembelajaran yang lebih variatif

4.      Mengelola kelas dengan baik

5.      Melakukan Pengajaran dengan baik

6.      Menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran

7.      Melakukan penilaian yang komprehensif.

8.      Memberikan umpan balik.

Walaupun demikian bukan berarti tugas guru selaesai sampai disini, seringkali dalam proses pembelajaran timbul masalah-masalah

baru. Oleh karena itu guru dituntut mampu melakukan action research untuk menjawab masalah-maslah tersebut. Pada akhirnya proses

inovasi dan perubahan selalu terjadi dan bergulir seiring dengan waktu.

F.     Contoh Perubahan Terencana Dalam Pendidikan Oleh Guru

Contoh perubahan terencana dalam pendidikan yang dilakukan oleh guru adalah pelaksanaan penelitian tindakan kelas (class action

research). Apakah tujuan penelitian tindakan? Tujuan penelitian tindakan atau penelitian aksi (Action Research) adalah mengembangkan

ketrampilan-ketrampilan baru atau cara pendekatan dan memecahkan masalah dengan apliikasi langsung pada dunia kebidanan. Proses

Page 14: Guru Sebagai Agen Pembaharu

kerja penelitian tindakan ini terdiri atas empat langka yang berlangsung secara siklikal, yaitu, perencanan, tindakan, evaluasi, dan refleksi.

Selanjutnya, dilakukan perencanaan ulang (Replanning), tindakan ulang, evaluasi ulang, dan refleksi ulang. Proses ini terus berlanjut hingga

ditemukan sosok model layanan kebidanan yang dipandang paling baik, misalnya, pelayanan terbaik dalam hal penanganan penyandang

masalah sosial. Dari siklus ke siklus itu, terbuka kemungkinan luas untuk melakukan modifikasi atas rencana, tindakan, dan evaluasi.

Contoh penelitian tindakan kelas yang dapat dilakukan oleh guru adalah masalah –masalah seperti :

1.      Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikaitkan dengan pengelolaan kelas,  dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kegiatan belajar

mengajar, meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar, menerapkan pendekatan belajar mengajar inovatif dan mengikutsertakan pihak

ketiga dalam proses belajar mengajar.

2.      PTK yang dikaitkan dengan proses belajar mengajar dilakukan dalam rangka menerapkan berbagai metode mengajar, mengembangkan

kurikulum, meningkatkan peran siswa dalam mengaar, dan memperbaiki metode evaluasi.

3.      PTK yang dikaitkan dengan penggunaan sumber-sumber belajar dilakukan dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan model atau

peraga, sumber-sumber lingkungan, dan peralatan tertentu lainya.

4.      PTK yang dikaitkan dengan personal dan keprofesionalan guru dilakukan dalam rangka meningkatkan hubungan antara siswa, guru dan

orang tua, meningkatkan konsep diri siswa dalam belajar, meningkatkan sifat dan kepribadian siswa dan meningkatkan kompetensi guru

secara profesional.

BAB. III KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulakan beberapa hal berikut :

1.      Perubahan terjadi di semua aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan. Perubahan dapat terjadi secara alami maupun direncanakan.

2.      Salahsatu penyebab terjadinya perubahan adalah inovasi. Inovasi yang ditemukan kemudian didifusikan kepada individu atau masyarakat.

3.      Agen pembaharu dalam perubahan ataupun difusi inovasi menempati posisi kunci yang menentukan keberhasilan sebuah inovasi diadopsi

dan dilaksanaka secara kontinyu pada individu atau kelompok.

4.      Salah satu agen pembaharu dalam dunia pendidikan adalaha guru. Guru merupakn ujung tombak perubahan terencana dalam bidang

pendidikan.

5.      Peran guru sebagai agen pembaharu disekolah diawali dengan merubah paradigma lama kepada paradigma baru tantang konsep

pembelajaran dan harus mau merubah diri sendiri terlebih dahulu sebelum menularkan perubahan pada pihak lain.

6.      Contoh riil perubahan terencana dalam pendidikan yang dapat dilakukan seorang guru adalah dengan melakukan penelitian tindakan kelas.

Page 15: Guru Sebagai Agen Pembaharu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2005), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi AksaraCrombie White, Roger (1997), Pembaharuan Kurikulum, Sebuah Perayaan Praktik Ruang Kelas, Jakarta: PT. GramediaDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I. (1990). Kamus Besar Bahasa

Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

Hendra, A. (2009). “Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)”, tersedia dihttp://nyongandikahendra.blogspot.com/2009/04/cara-belajar-siswaaktif- cbsa.html

Kementrian Pendidikan Nasional (2010), Rencana Strategis KementrianPendidikan Nasional, Jakarta: Bina Darma Putra.

Moleong, Lexy J, dkk (1997), Perubahan Terencana, Jakarta: PT. Margi Hayu

Muslich Mansur (2010), Melaksnakan PTK itu Mudah, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nicholls, R. (1993). Managing Educational Innovation. London: George, Allenand Unwin.

Plomp, Tjeerd & Donald P. Ely, “International Encyclopedia of EducationalTechnology”, (Cam-bridge, UK: Elsevier Science Ltd., 1996)

Suryosubroto, B. (1990). Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan.Jakarta: Rineka Cipta.

Rogers, Everett M, 1995, Diffusions of Innovations, Fifth Edition. New York: Tree Press.

Warsita, Bambang (2008), Teknologi Pendidikan Landasan dan Aplikasinya,Jakarta: Rineka Cipta.

http://tepevirtual.blogspot.com/2010/11/guru-sebagai-agen-pembaharu_21.html